• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDENT PERCEPTIONS OF AFFORDABILITY, INFRASTRUCTURE AND ACCESSIBILITY SMP NEGERI 1 LIMBUR LUBUK MENGKUANG BUNGO, JAMBI PROVINCE.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDENT PERCEPTIONS OF AFFORDABILITY, INFRASTRUCTURE AND ACCESSIBILITY SMP NEGERI 1 LIMBUR LUBUK MENGKUANG BUNGO, JAMBI PROVINCE."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

STUDENT PERCEPTIONS OF AFFORDABILITY, INFRASTRUCTURE

AND ACCESSIBILITY SMP NEGERI 1 LIMBUR LUBUK

MENGKUANG BUNGO, JAMBI PROVINCE.

By:

Ibnu Hajar1 Slamet Rianto2 Yuherman3

1.the geography education student of STKIP PGRI Sumatera Barat. 2,3 the lecturer at geography department of STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

This study aims to get the data, analyze and discuss the students' perception of affordability, infrastructure and accessibility in SMP Negeri 1 Limbur Lubuk Mengkuang Bungo, Jambi Province of: 1) affordability, 2) accessibility and 3) infrastructure.

This type of research is classified as descriptive research. The population of this study were all students at SMP Negeri 1 Limbur Lubuk Mengkuang Bungo, amounting to 150 people. Samples were taken with a total sampling, sample amounted to 150 people. Collecting data using guided questionnaire, statistical analysis used is descriptive by using the formula percentage.

The results showed as follows; 1) students 'perceptions about affordability in SMP Negeri 1 Limbur Lubuk Mengkuang Bungo, Jambi Province, including both for the location of the school, school environment, transportation to school and communication conditions, while affordability school influence on student motivation, 2) students' perceptions about accessibility in SMP Negeri 1 Limbur Lubuk Mengkuang Bungo district in Jambi Province, including both to the distance between home and school, the suitability of the location of the school, travel time to school, road conditions while the condition of the road to the school security less secure and 3) Students' perceptions about the means and infrastructure in SMPN1 Limbur Lubuk Mengkuang Bungo, Jambi Province, including both for facilities and infrastructure of existing schools.

(3)

PENDAHULUAN

Letak dan keterjangkauan suatu wilayah sangat berpengaruh pada kondisi sosialnya. Begitu juga perkembangan potensi seseorang, jika tidak mengenal dunia luar ide-ide cemerlangnya tidak berkembang. Kemajuan teknologi semakin maju, seperti halnya komunikasi dan transportasi yang ada pada saat ini. Komunikasi lewat jaringan misalnya, kebutuhan baru yang tidak bisa di tiadakan, jika salah satu di antaranya tidak ada, perkembangan dan interaksi tidak berjalan lancar.

Salah satu permasalahan keterjangkauan adalah jarak. Jarak tempuh yang memakan waktu. Perubahan akan terjadi dengan adanya perkembangan perekonomian dan kemajuan teknologi. Tetapi sebaliknya, tempat-tempat keterjangkauan yang sangat rendah sehingga akan sukar mencapai kemajuan dan mengembangkan perekonomian.

Aksesibilitas dan keterjangkauan mempunyai kaitan sangat erat dengan kondisi jarak. Aksesibilitas adalah derajat dan tingkat kemudahan suatu lokasi dapat dicapai dari lokasi lain. Faktor jarak khususnya dari dimensi ekonomi sangat menentukan derajat aksesibilitas. Kondisi dan situasi lingkungan suatu lokasi, misalnya kondisi jalan dan daerah pegunungan akan berpengaruh terhadap jarak waktu dan jarak ekonomi yang pada gilirannya akan berpengaruh terhadap aksesibilitas. Karena aksesibilitas dipengaruhi oleh jarak, maka derajat aksesibilitas juga akan meningkat dengan pembangunan prasarana dan sarana jalan (Suharjho: 1995). Konsep keterjangkauan juga berlaku bagi individu. Bagi yang mudah kontak atau berkomunikasi dengan orang lain lazimnya akan lebih mudah maju dan menyesuaikan diri. Sebaliknya yang tertutup akan cenderung mengalami keterbelakangan.

Sarana dan prasarana diibaratkan sebagai motor penggerak yang dapat berjalan dengan kecepatan sesuai keinginan penggeraknya. Begitu pula pendidikan. Sarana dan prasarana merupakan penggerak berjalannya pendidikan. Sangat penting karena dibutuhkan. Sarana dan prasarana menunjang penyelenggraan proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu lembaga dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

Sekolah sebagai bentuk organisasi diartikan sebagai wadah dari kumpulan manusia, yang berkerja sama untuk mencapai tujuan tertentu yakni tujuan pendidikan. Pendidikan akan menghasilkan orang-orang yang jenius sebagai sumber daya untuk mengikuti perkembangan dunia.

Sebuah sekolah menengah yang lokasinya terletak di pedalaman, akan berpengaruh pada perkembangan anak. Perkembangannya sangat lambat, kecuali jika sering di adakan kunjungan atau studi tour ke luar daerah atau ke sekolah-sekolah yang berada di luar (kota kecamatan). Kebanyakan anak akan lebih minder jika bersama anak sekolah menengah lainnya yang berada di luar (ibu kota kecamatan). Hal yang paling sering mereka alami adalah tekanan mental karena ejekan dari sekolah lain. Ejekan itu berupa bahasa yang terbelakang, dan label-label sekolah pedalaman.

Pemerintah telah banyak membuat program dan berupaya untuk peningkatan pemerataan pembangunan di seluruh penjuru daerah di Indonesia. Namun, masih banyak terlihat daerah yang belum terjangkau program tersebut dan jauh dari apa yang disebut pembangunan, terutama di daerah pedesaan. Hal ini disebabkan oleh aksesibilitas dan mobilitas dalam menjangkau daerah tersebut. Sarana dan prasarana transportasi yang termasuk salah satu infrastruktur, ini berperan dalam hal aksesibilitas dan mobilitas, baik itu internasional maupun antara daerah.

Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang Kabupaten Muara Bungo merupakan daerah terisolasi, berjarak ± 50 km dari pusat pemerintahan Kabupaten Muaro Bungo. Letak kecamatan tersebut membuat akses menuju Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang agak terbatas. Sebagian penduduk Limbur Lubuk Mengkuang belum menikmati sarana dan prasarana yang memadai seperti listrik dan komunikasi (Bappeda Kabupaten Muaro Bungo, 2014).

SMP Negeri 1 Limbur Lubuk Mengkuang merupakan salah satu sekolah menengah yang ada Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang. SMP Negeri 1 Limbur Lubuk Mengkuang ini terletak di Desa Renah Sungai Ipuh yang merupakan daerah paling ujung di Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang dan berjarak ± 3,5 km dari pusat pemerintahan kecamatan yaitu Tuo Limbur. SMP Negeri 1 Limbur Lubuk Mengkuang dapat dikatakan sebagai sekolah yang terletak di daerah yang susah dijangkau. Siswa SMP Negeri 1 Limbur Lubuk Mengkuang ini berasal dari daerah sekitar, yaitu Desa Lubuk Tanah Terban, Desa Renah Sungai Besar dan Desa Sungai Ipuh (Tata Usaha SMP N 1 Limbur Lubuk Mengkuang, 2014).

Fasilitas SMP Negeri 1 Limbur Lubuk Mengkuang saat ini terdiri dari ruangan belajar tetapi fasilitas yang seharusnya menjadi

(4)

penunjang motorik siswa tidak tersedia seperti komputer, photo copy dan warnet. Jaringan komunikasi tidak terlalu berfungsi sehingga siswa yang menggunakan ponsel (telepon genggam) kurang dapat mengfungsikan peralatan komunikasi yang mereka miliki. Dari sisi akses, jalan yang tersedia menuju sekolah Negeri 1 Limbur Lubuk Mengkuang masih sangat kurang baik, karena jalan yang ada masih berupa jalan tanah ditambah dengan kerekel. Kondisi jalan ini kurang nyaman apabila ditempuh dengan kendaraan bermotor

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi tertentu atau mencoba menggambarkan fenomena secara detail.

Populasi penelitian adalah semua siswa di SMP Negeri 1 Limbur Lubuk Mengkuang Kabupaten Bungo yang berjumlah 150 siswa. Sampel penelitian diambil dengan teknik total

sampling sehingga sampel dalam penelitian ini

berjumlah 150 orang.

Variabel penelitian adalah keterjangkauan, aksesibilitas dan sarana prasarana. Data dikumpulkan melalui angket

Teknik analisa data pada penelitian ini menggunakan analisis persentase yang dikemukakan Arikunto (2006) yaitu

%

100

n

f

P

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertama, persepsi siswa tentang letak sekolah SMP Negeri 1 Limbur Lubuk Mengkuang Kabupaten Muara Bungo Provinsi Jambi sebagian besar baik (41,3%), persepsi tentang kondisi lingkungan sekolah sebagian besar menyatakan baik (54,7%), persepsi tentang pengaruh lokasi sekolah terhadap motivasi belajar sebagian sangat berpengaruh 48 orang, persepsi tentang ketersediaan sarana angkutan menuju SMP Negeri 1 Limbur Lubuk Mengkuang sangat memadai, persepsi siswa tentang kelancaran sarana angkutan menuju SMP Negeri 1 Limbur Lubuk Mengkuang sangat lancar (53.3%), persepsi siswa tentang kondisi sarana angkutan menuju SMP Negeri 1 Limbur Lubuk Mengkuang sangat baik (61,3%) dan persepsi siswa tentang kondisi komunikasi di SMP Negeri 1 Limbur Lubuk Mengkuang

Kabupaten Muara Bungo Provinsi Jambi baik (81,3%).

Hal ini sesuai dengan pendapat Soekamto dalam Wilis Skrip ( 2008 ) Persepsi merupakan proses pengamatan seseorang yang berasal dari komponen kognisi, persepsi itu di pengaruhi faktor pengalaman, proses belajar atau cekrawala dan pengaruhnya. Faktor pengalaman, proses belajar atau sosialisasi memberikan bentuk dan stuktur terhadap apa yang dilihat dalam kaitanya dengan pendidikan, persepsi pada giliranya dapat dibatasi menjadi dua persepsi yaitu persepsi positif dan persepsi negatif. Keterjangkauan dalam bahasa Inggris disebut accessibility tidak selalu berkaitan dengan jarak, tetapi lebih berkaitan dengan kondisi lingkungan atau ada tidaknya sarana angkutan atau komunikasi yang dapat dipakai. Suatu tempat dapat dikatakan dalam keadaan terasing atau terisolasi kalau t empat itu sukar di jangkau dari tempat-tempat lain, meski tempat itu relatif tidak jauh dari tempat-tempat lain. Rintangan linkungan yang berupa rangkaian pegunungan tinggi, hutan lebat, rawa-rawa atau gurun pasir yang luas merupakan contoh penyebab suatu tempat kurang dapat dijangkau dari tempat lain.

Kedua, persepsi siswa tentang jarak SMP Negeri 1 Limbur Lubuk Mengkuang Kabupaten Muara Bungo Provinsi Jambi dari rumah sangat dekat (55.3%), persepsi siswa tentang pengaruh jarak SMP Negeri 1 Limbur Lubuk Mengkuang Ka dari rumah terhadap motivasi sebagian kecil tidak berpengaruh (38,0%), persepsi siswa tentang kecocokan letak SMP Negeri 1 Limbur Lubuk Mengkuang dari tempat tinggal siswa sangat cocok (50,0%), persepsi siswa tentang waktu tempuh menuju SMP Negeri 1 Limbur Lubuk Mengkuang sangat cepat (70,7%), persepsi siswa tentang pengaruh waktu tempuh terhadap motivasi belajar siswa di SMP Negeri 1 Limbur Lubuk Mengkuang sebagian kecil kurang berpengaruh (53.3%), persepsi siswa tentang kondisi jalan menuju SMP Negeri 1 Limbur Lubuk Mengkuang sebagian besar menyatakan bagus (60.7%), persepsi siswa tentang pengaruh kondisi jalan dengan kedatangan siswa ke sekolah kurang berpengaruh (50,0%) dan persepsi siswa tentang keamanan jalan menuju SMP Negeri 1 Limbur Lubuk Mengkuang Kabupaten Muara Bungo Provinsi Jambi kurang aman (67,3%).

Tarigan (2005:140) menyatakan aksesibilitas adalah kemudahan mencapai kota dan kota/wilayah lain yang berdekatan dengan masyarakat yang disuatu kota. Selanjutnya (Bakarudin, 2010) menjelaskan bahwa

(5)

aksesibilitas berkaitan dengan kondisi medan atau ada tidaknya sarana transportasi atau komunikasi antara satu tempat ke tempat lain. Rintangan medan yang dihadapi antara lain berupa pengunungan tinggi, rawa-rawa, gurun-gurun, hutan lebat, terlalu curam/terjal, banyak sungai dan hambatan lainya, sehingga untuk menjangkau daerah tersebut amat sukar. Konsep keterjangkauan ini juga berlaku untuk perubahan individu, dengan begitu primitifnya masyarakat tersebut mengalami beberapa hambatan dalam pembaharuan pola pikirnya.

Ketiga, persepsi siswa tentang kondisi bangunan di SMP Negeri 1 Limbur Lubuk Mengkuang sebagian kecil sangat bagus (50,0%), persepsi siswa tentang suasana lingkungan sekolah di SMP Negeri 1 Limbur Lubuk Mengkuang sebagian besar kurang nyaman (42,0%), persepsi siswa tentang ketersedian saran dan prasarana pembelajaran di SMP Negeri 1 Limbur Lubuk Mengkuang sebagian besar sangat mencukupi (51.3%), persepsi siswa tentang ketersedian sarana dan prasarana kebersihan angkutan di SMP Negeri 1 Limbur Lubuk Mengkuang sebagian besar mencukupi (50,0%), persepsi siswa tentang ketersedain sarana dan prasana peribadahan di SMP Negeri 1 Limbur Lubuk Mengkuang sebagian besar mencukupi (61,3%), persepsi siswa tentang ketersedian sarana dan prasarana olahraga di SMP Negeri 1 Limbur Lubuk Mengkuang sebagian besar mencukupi (45,3%), persepsi siswa tentang kepedulian sekolah dalam menyedikan sarana dan prasarana pembelajaran sekolah sebagian besar sangat peduli 100 (66.7%) dan persepsi siswa tentang kondisi lapangan upacara di SMP Negeri 1 Limbur Lubuk Mengkuang Kabupaten Muara Bungo Provinsi Jambi baik (78,7%).

Arianto (2008)” fasilitas dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat memudahkan dan mempelancar pelaksanaan segala sesuatu usaha. Adapun yang dapat memudahkan dan melancarkan usaha ini dapat berupa benda-benda maupun uang. jadi dalam hal ini fasilitas dapat disamakan dengan serana yang ada di sekolah. Selanjutnya Drajat (dalam Arianto, 2008) fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat mempermudah upaya dan mempelancar kerja dalam rangka mencapai suatu tujuan

KESIMPULAN

1. Persepsi siswa tentang keterjangakauan di SMP Negeri 1 Limbur Lubuk Mengkuang Kabupaten Bungo Propinsi Jambi termasuk baik untuk letak sekolah, kondisi lingkungan

sekolah, sarana angkutan menuju sekolah dan kondisi komunikasi, sedangkan keterjangkauan sekolah sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa.

2. Persepsi siswa tentang aksesilibitas yang ada di SMP Negeri 1 Limbur Lubuk Mengkuang Kabupaten Bungo Propinsi Jambi, termasuk baik untuk jarak rumah ke sekolah, kecocokan letak sekolah, waktu tempuh menuju sekolah, kondisi jalan sementara kondisi keamanan jalan menuju sekolah termaasuk kurang aman.

3. Persepsi siswa tentang sarana dan prasarana yang ada di SMPN 1 Limbur Lubuk Mengkuang Kabupaten Bungo Propinsi Jambi, termasuk baik untuk sarana dan prasarana sekolah yang ada

SARAN

1. Disarankan kepada pemerintah untuk memperbaiki keterjangkauan sekolah, terutama SMP Negeri 1 Limbur Lubuk Mengkuang.

2. Diharapkan kepada pemerintah dan pihak terkait lainnya untuk memperhatikan aksesibilitas menuju sekolah.

3. Diharapkan pihak sekolah untuk lebih melengkapi lagi sarana dan prasarana sehingga siswa dapat merasa nyaman untuk belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur

penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Bakaruddin, Drs. 2008. Perkembangan

dan permasalahan kepariwisataan.

Unp Pres.padang.

Binarto. 1984 . interaksi Desa kota dan

permasalahanya. Grelia indonesia .

Jogjakarta.

Badudu, Js. 1994. Kamus Umum

Bahasa indonesia. Jakarta: Pustaka

Sinar Harapan.

(6)

Black, J.A. 1981. Urban Transport

Planning: Theory and Practice.

London, Cromm Helm.

De vito, Joseph A. 1997. Komunikasi

Antar Manusia. Agus Maullana

Penerjemah. Jakarta: Professional

Books.

Dewi,

Irma.

2008.

Kontribusi

Keberadaan

Angkutan

Angkutan

Umum Terhadap Pengembangan

Wilayah di Kota Binjai

Dimyati dkk. 2006. Belajar dan

pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Husni, Ilma. 2014. Studi Kondisi

Rusunawa

Purus

kota

padang.

Skripsi STKIP Pgri Padang.

Lubis,

Maizar.

2011.

Persepsi

Masyarakat Tentang Cagar Alam

Rimbo Panti Kabupaten Pasaman.

Skripsi STKIP PGRI: Padang.

Marliany Rosleny, 2010. Psikologi

Umum. CV PUSTAKA SETIA : 187

-188. Bandung

Rakhmat, Jaluddin. 2007. Psikologi

Komunikasi. Bandung : Remaja

Rosda Karya.

Sardiman, A.M. 2004. Interaksi &

Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada

Slameto.2010. Belajar dan faktor –

faktor yang Mempengaruhinya, Edisi

Revisi. Jakarta : Rineka Cipta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian

Kuantitatif kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabet

Sarwono, W, Sarlito.2012. Pengantar

Psikologi Umum. Jakarta.Rajawali

Press.

Sukmadinata, Syaodih Nana. 2006.

Metode

Penelitian

Pendidikan.

Bandung : Remaja Rosdakarya.

Tarigan, Robinson. 2005. Perencanaan

Pembangunan

Wilayah,

Edisi

Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.

Walgito,

Bimo.

2003.

Pengantar

Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi

Yogyakarta.

Wilis,

Wisma.

2008.Persepsi

Masyarakat

tentang

Pendidikan

anak

Studi

Kasus

Kenagarian

Alahan

Panjang

Kec

Lembah

Gumanti

Kab

Solok:

Skripsi

STKIP PGRI: Padang

Yusuf, Muri A. 2007. Metodologi

Referensi

Dokumen terkait

Melalui pendekatan tersebut ditemukan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan psikologis Faizah yaitu konflik yang dilakukan orangtuanya, sehingga perkembangan psikologis

Meskipun Hitler atau Stalin memerintah di era negara modern, tetapi jenis kekuasaan yang mereka jalankan pada hakekatnya terkonsentrasi pada satu tangan, di mana keduanya sama

Berdasarkan hal tersebut di atas pada Tahun Anggaran 2007, Balai Besar Wilayah Sungai Progo-Opak-Serang bermaksud akan melakukan penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air

Tabel 2 merupakan rekapitulasi beban emisi SO2 dan NOx dari kegiatan industri di Karang Pilang Surabaya, sedangkan Tabel 3 adalah data indusri yang mempunyai

Tetapi, kita yang terjatuh dari alam tersebut, tidak dapat mengendalikan diri karena terpikat pada kesenangan, kita yang terlahir di sini adalah tidak kekal, dapat berubah dan

(BKKBN 2012, 2016). Pernikahan dini adalah suatu pernikahan yang salah satu atau kedua pasangan berusia di bawah usia minimal untuk melakukan pernikahan, yaitu 21 tahun

Salah dalam menentukam harga yaitu menjual produk dengan harga yang tinggi akan berakibat fatal terhadap produk yang di tawarkan dan berakibat terhadap tidak lakunya