• Tidak ada hasil yang ditemukan

DELGOSEA KURIKULUM & PEDOMAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DELGOSEA KURIKULUM & PEDOMAN"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

KURIKULUM

&

PEDOMAN

LEmbAGA SwAdAyA mASyArAKAT dAN PEmErINTAh dAErAh dALAm PEmbANGUNAN – KEGIATAN bErSAmA ANTAr LEmbAGA SwAdAyA mASyArAKAT dI NEGArA-NEGArA mITrA

Kurikulum dan

Pedoman Pengajaran

untuk Pertukaran

Lintas Negara dan

replikasi Praktik-praktik

Terbaik pada

Pemerintahan Lokal

di Asia Tenggara

www.DELGOSEA.eu

D

EL

(2)

The Partnership for democratic Local Governance in Southeast Asia (dELGOSEA) was launched in march 2010 and is co-funded by the European Union and the Konrad-Adenauer-Stiftung (KAS) of Germany through the German ministry of development Cooperation.

dELGOSEA aims to create a network of cities and municipalities to implement transnational local governance best practices replication across partner countries: Cambodia, Indonesia, Philippines, Thailand and Vietnam. It supports the role of Local Government Associations (LGAs) in providing and assisting the transfer and sustainability of local governance best practices replication by local governments. most importantly, through the exchange of best practices in the region, dELGOSEA intends to contribute to the improvement of living conditions of disadvantaged groups in Southeast Asia by helping increase their participation in local planning and decision-making.

(3)

Kurikulum dan Pedoman Pengajaran untuk

Pertukaran Lintas Negara dan Replikasi

Praktik - praktik Terbaik pada Pemerintahan

Lokal di Asia Tenggara

www.DELGOSEA.eu

bAb I

Kurikulum Pelatihan

bAb II

Pedoman Pelatihan

(4)

hak cipta 2011

oleh DELGOSEA Project

Semua hAK CIPTA dilindungi

Selain kutipan singkat yang menjadi bagian dari publikasi ini, tidak boleh memproduksi ulang tanpa izin dari proyek dELGOSEA, yang diwakili oleh peserta proyek Konrad-Adenauer-Stiftung e.V.

Pandangan atau pernyataan yang diajukan dalam publikasi ini semata-mata berasal dari penulis dan tidak selalu mewakili orang-orang dalam Proyek dELGOSEA. Proyek tidak bertanggung jawab terhadap kerusakan atau tindakan konsekuensial yang diambil sebagai hasil dari informasi yang diberikan oleh publikasi ini.

(5)

Daftar Isi

mengenai delgosea ... 1

mengenai Publikasi ... 2

daftar Penulis ... 3

I. Kurikulum Pelatihan ... 5

II. Pedoman Pelatihan ... 21

II.A. Pedoman Pelatihan Untuk Partisipasi masyarakat ... 24

II.b. Pedoman Pelatihan Untuk Tata Pemerintahan Institusional ... 40

II.C. Pedoman Pelatihan Untuk Lingkungan Perkotaan ... 56

II.d. Pedoman Pelatihan Untuk manajemen Fiskal ... 77

(6)
(7)

Mengenai DELGOSEA

Kerjasama untuk democratic Local Governance in Southeast Asia (dELGOSEA) diluncurkan pada bulan maret 2010 dan didanai oleh

European Commission

dan

Konrad-Adenauer-Stiftung (KAS)

dari Jerman melalui Kementrian Kerjasama Pembangunan Jerman.

dELGOSEA bertujuan untuk menciptakan jaringan kota dan kotamadya untuk menerapkan replikasi praktik - praktik terbaik pemerintahan lokal antar negara yang bermitra yaitu Kamboja, Indonesia, Filipina, Thailand, dan Vietnam. dELGOSEA mendukung peran Asosiasi Pemerintahan daerah (Local Government Association/LGA) dalam menyediakan dan membantu transfer dan keberlanjutan replikasi praktik terbaik pemerintahan lokal oleh pemerintah daerah. yang paling penting adalah melalui kerja sama praktik terbaik di bidang ini, dELGOSEA berkontribusi dalam memperbaiki kondisi kehidupan kelompok yang kurang beruntung di Asia Tenggara dengan membantu meningkatkan partisipasi mereka dalam perencanaan lokal dan pengambilan keputusan.

Pada tahap pertama penerapan proyek, penelitian intensif telah dilakukan untuk menentukan praktik - praktik terbaik (best Practice/bP) pada pemerintahan lokal di lima negara yang berpartisipasi. Sebuah konsorsium internasional para ahli pemerintahan lokal dan perwakilan dari LGA telah meninjau dan memilih 16 dari 27 bP yang diajukan.

dalam memilih contoh-contoh praktik terbaik dari lima negara, proyek terkonsentrasi pada empat bidang tema berikut ini:

1.

Partisipasi rakyat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan;

2.

Tata pemerintahan institusional;

3.

Layanan publik perkotaan ;

4.

manajemen fiskal dan perencanaan investasi.

mulai bulan Januari 2011 sampai dengan Agustus 2012, dELGOSEA terus berkolaborasi dengan LGA dan pemerintahan daerah untuk mengaktifkan replikasi Praktik - praktik terbaik. Kota/kotamadya percontohan diundang untuk memodifikasi atau memperbaiki praktik - praktik terbaik yang asli dengan konteks daerah mereka. LGA di lima negara yang berpartisipasi telah berkonsultasi dan membimbing pemerintahan daerah percontohan yang telah dipilih dalam transfer dan penerapan replikasi bP.

(8)

Mengenai Publikasi ini

Kurikulum dan pedoman pengajaran merupakan hasil dari kelompok kerja internasional yang ditugaskan untuk mengembangkan seluruh rangkaian materi pelatihan, termasuk buku, untuk digunakan oleh fasilitator yang mendukung kota-kota percontohan yang telah dipilih selama proses replikasi. Kurikulum pelatihan, pedoman pengajaran, seperti juga buku telah digunakan untuk mengajar para ahli Asosiasi Pemerintahan daerah, LSm atau kota-kota percontohan mengenai cara terbaik memfasilitasi replikasi Praktik - praktik terbaik pada pemerintahan daerah di Asia Tenggara. Selama lokakarya pelatihan ekstensif yang dilakukan di Pattaya, Thailand pada tahun 2010, materi pelatihan telah diuji, ditinjau, dan diselesaikan.

Untuk menjelaskan istilah ‘fasilitator’: dalam terminologi proyek dELGOSEA fasilitator memiliki tiga fungsi yaitu:

x

bertindak sebagai pelatih untuk melatih para pejabat lokal dalam replikasi Praktik - praktik terbaik pada pemerintahan daerah;

x

bertindak sebagai pelatih dan ahli tematik selama proses replikasi;

x

bertindak sebagai ahli pemantauan.

Proyek memutuskan untuk menerbitkan materi dalam dua edisi terpisah yaitu – satu edisi menyajikan buku pelajaran sebagai alat utama untuk semua yang terlibat dalam pemerintahan lokal. hal ini telah dikembangkan secara khusus untuk fasilitator, para ahli dari luar dan pejabat daerah yang ingin belajar lebih banyak mengenai praktik - praktik terbaik dalam empat bidang tematik yaitu 1. Partisipasi rakyat, 2. Tata Pemerintahan Kelembagaan, 3. Layanan Publik Perkotaan, dan 4. manajemen Fiskal dan Perencanaan Investasi.

Edisi kedua, yaitu publikasi ini yang berisi kurikulum pelatihan dan pedoman pengajaran. Publikasi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

x

bagian A adalah kurikulum pelatihan yang telah dirancang untuk periode tujuh hari;

x

bagian b adalah pedoman pengajaran untuk empat bidang tematik;

x

bagian C berisi informasi mengenai metodologi pelatihan.

Semua publikasi – kurikulum pelatihan/pedoman pengajaran, buku serta penjelasan terinci dari 16 Praktik - praktik terbaik yang telah dipilih – juga tersedia untuk diunduh pada situs dELGOSEA

www.delgosea.eu

. Cetakan tambahan dapat diperoleh di kantor Konrad-Adenauer-Stiftung di Filipina

(9)

Daftar Penulis

Publikasi ini dihasilkan dengan dukungan dari mitra proyek dan para ahli eksternal. dELGOSEA mengucapkan terima kasih kepada:

x

Dr. Peter Köppinger, Perwakilan Konrad-Adenauer-Stiftung (KAS) untuk

Filipina dan direktur Proyek dELGOSEA

x

Susanne Stephan, manajer Proyek dELGOSEA

x

Dr. Paul Chamniern, direktur Institut Lingkungan Thailand (TEI) dan

Konsultan Ahli Utama dari dELGOSEA

x

Dr. Gaudiso Sosmena, Konsultan Ahli Utama dELGOSEA dan Ahli dalam

Pemerintahan daerah

x

Professor Edmund Tayao, direktur Local Government development

Foundation (LOGOdEF)

x

Min Muny, Ahli dELGOSEA bidang Kelembagaan Pemerintahan dan Kordinator

Nasional untuk Kamboja

x

Ma. Zenia M. Rodriguez, Ahli dELGOSEA bidang Lingkungan Perkotaan

x

Alfredo Sureta, Ahli dELGOSEA bidang Partisipasi rakyat

x

Dr. Gilbert Llanto, Ahli bidang manajemen Fiskal

x

Antonio Alvira, Ahli bidang manajemen Fiskal

x

Ruth Gruber, Ahli Internasional bidang metodologi Pelatihan, Fasilitas dan

Koordinasi Group

x

Eri Trinurini-Adhi, Ahli dELGOSEA bidang Pemantauan dan Pengembangan

(10)
(11)
(12)

I. KuRIKuLuM PELATIhAN

dAFTAr ISI

Bagian A. Pengenalan Rancangan Proyek dan Proses Pelatihan ... 8 Bagian B. Praktik - Praktik Terbaik dari Pemerintahan Daerah ... 9

yang Demokratis

Sesi Pararel: Praktik-praktik terbaik dari Partisipasi rakyat ... 9 Sesi Pararel: Praktik-pratik terbaik Tata Pengelolaan ... 11 Kelembagaan

Sesi Pararel: Praktik-praktik terbaik di Lingkungan Perkotaan 13 Sesi Pararel: Praktik-pratik terbaik manajemen Fiskal ... 15 berbagi informasi dan pengalaman dari kelompok tematik .... 18

Bagian C. Konsep Transfer dan Manajemen Replikasi ... 19 Praktik - praktik Terbaik

(13)

I.

KuRIKuLuM PELATIhAN

1. Tujuan keseluruhan Pelatihan Fasilitator

Peserta mampu memfasilitasi dan mengawasi replikasi praktik - praktik terbaik di kota-kota percontohan dalam konteks pemerintahan daerah yang demokratis.

2. Tujuan Khusus Pelatihan

x

Peserta telah mencapai pemahaman yang lebih baik dalam konsep dasar pemerintahan daerah pada empat bidang tematik.

x

Peserta telah memiliki pemahaman yang cukup dari setidaknya dua model praktik terbaik dan mampu menilai praktik terbaik lainnya.

x

Peserta mampu menilai faktor – faktor terkait fasilitasi dan permasalahan praktik terbaik lainnya di kota asal dan kota percontohan.

x

Peserta telah memperbaiki kemampuan fasilitasi mereka untuk membantu pemerintahan kota percontohan dalam pengembangan konsep transfer (termasuk, 1. Penyesuaian atau modifikasi bP dengan mempertimbangkan latar belakang politik, ekonomi, sosial dan budaya lokal dari kota-kota masing-masing; 2. Pengembangan strategi untuk proses pelaksanaan/replikasi)

x

Peserta mampu menilai pemerintahan kota percontohan selama pelaksanaan replikasi praktik - praktik terbaik.

x

Peserta memahami alat pemantauan dan mampu memantau kemajuan replikasi bP pada pemerintahan kota percontohan.

3. Penjelasan Kurikulum Pelatihan

Program pelatihan tujuh hari terdiri dari tiga bagian yaitu:

bagian A (topik 1 sampai 4) adalah sesi pleno dan pengantar tujuan pelatihan dan presentasi negara mengenai status pemerintahan daerah dari lima negara peserta serta peran dari berbagai aktor yang berbeda. bagian ini sama untuk keempat bidang tematik.

bagian b (topik 6 sampai 7) secara khusus didedikasikan untuk empat bidang tematik dan memberikan informasi terinci mengenai praktik - praktik terbaik, isinya, tantangan dalam pelaksanaan dan elemen-elemen inovatif. Juga berisi sesi untuk berbagi informasi dan pengalaman di antara empat kelompok.

bagian C (topik 8 sampai 9) berfokus pada pengembangan transfer konsep menerjemahkan konsep praktik - praktik terbaik yang telah dipilih ke dalam kondisi setempat. bagian ini juga berisi pelatihan mengenai cara pemantauan dan pelaporan selama proses replikasi.

(14)

4. Peserta Pelatihan:

Perwakilan dari asosiasi pemerintahan daerah, pejabat pemerintah daerah, masyarakat sipil, dan akademisi

Topik Topik/Sub-Topik hasil yang Diharapkan Metode Pelatihan Alat Waktu CatatanPelatih

Bagian A. Pengenalan Rancangan Proyek dan Proses Pelatihan

1 Pengenalan Proses Pelatihan

Setelah sesi ini peserta:

x Saling mengenal satu dengan yang lain;

x memahami tujuan, pendekatan dan agenda pelatihan;

x memahami peran fasilitator;

x Setuju dengan aturan pelatihan secara keseluruhan. Kelas umum Permainan membangun tim; Presentasi; diskusi kelompok mengenai peran fasilitator Slides Flipchart Kartu 145’ hari ke-1 Kelas Umum/ Pleno 2 Pengenalan

Proses Pelatihan xSetelah sesi ini peserta: mampu mengidentifikasi harapan dan kepedulian mereka mengenai pelatihan;

x Telah mengorganisir pembentukan kelompok tematik mereka, termasuk persetujuan akan pengaturan pekerjaan (‘yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan’).

Kelas tematik diskusi mengenai fasilitasi presentasi kelompok Slide Flipchart Kartu 60’ hari ke-1 Terdapat 4 tematik atau kelas paralel 3 Pengenalan rancangan Proyek dan bidang Tematiknya

Setelah sesi ini, peserta memahami tujuan proyek dan mampu

memperlihatkan:

x Perbedaan dan persamaan status pemerintahan daerah di lima negara proyek; kebutuhan untuk berbagi informasi dan untuk saling mempelajari antara satu dengan yang lain;

x ruang lingkup dan persiapan proyek;

x 4 bidang tematik praktik - praktik terbaik;

x Praktik terbaik yang dipilih dan kota-kota percontohan. Kelas umum Presentasi, Q&A diskusi kelompok: berbagi pengalaman Slide Flipchart Kartu 90’ hari ke-2 4 Pemahaman dasar Pemerintahan daerah yang demokratis (tata pemerintahan kelembagaan, partisipasi rakyat, manajemen keuangan dan lingkungan perkotaan; profil negara).

Setelah sesi ini peserta memiliki pemahaman mengenai:

x Prinsip-prinsip pemerintahan daerah yang baik;

x Kesimpulan singkat mengenai sejarah status desentralisasi saat ini di 5 negara proyek;

x definisi dan garis besar 4 bidang tematik untuk pemerintahan daerah yang baik. Kelas umum diskusi kelompok mengenai pemerintaha n daerah yang baik dan desentralisas i di 5 negara Presentasi hasil kerja kelompok Slide Flipchart Kartu 75’ hari ke-2

(15)

Bagian B. Praktik - praktik Terbaik dari Pemerintahan Daerah yang Demokratis Sesi Paralel: Praktik - praktik Terbaik dari Partisipasi Rakyat

5 Pengenalan terhadap bidang tematik

Setelah sesi ini peserta harus memahami

x hubungan yang dinamis antara demokrasi dan partisipasi rakyat;

x demokrasi dan partisipasi rakyat di Asia Tenggara;

x Pemberdayaan sebagai prinsip utama dari partisipasi rakyat.

Kelas Tematik Presentasi Forum terbuka Tanya Jawab Presentasi kerja kelompok mengenai partisipasi rakyat Presentasi hasil kerja kelompok. Slide, Flip Chart, Kartu 120’ hari ke-3 6 6.1 Praktik - praktik terbaik sebagai studi kasus: Partisipasi rakyat dalam Partisipasi masyarakat untuk Peningkatan wilayah Perumahan Kolektif Lama di Kota Vinh, Vietnam

Setelah sesi ini, peserta mampu:

x mengidentifikasi peran para pejabat daerah dalam menerapkan Praktik - praktik terbaik;

x mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi oleh komunitas dalam menerapkan Praktik - praktik terbaik;

x mengidentifikasi konteks administratif dan legal dari Praktik - praktik terbaik

x memahami peran dewan lokal dalam mendorong partisipasi masyarakat;

x memahami bagaimana masyarakat yang terkena dampak menjadi bagian dari penyusunan rencana

pembangunan;

x memahami proses di bagian manakah CSO, dewan dan individu swasta berpartisipasi dalam Praktik - praktik terbaik;

x menganalisa proses dimana Praktik - praktik terbaik yang diterapkan dalam masyarakat;

x menilai kesuksesan Praktik - praktik terbaik dalam rangka meningkatkan partisipasi rakyat di tingkat

pemerintahan daerah;

x mampu memfasilitasi pemerintahan kota percontohan dalam mentransfer konsep;

x menilai bagaimana mengukur tingkat partisipasi masyarakat dalam bP;

x menilai peran individu, CSO dan politik lokal dalam keberhasilan menjalankan bP;

x menilai faktor-faktor penghambat dan yang memfasilitasi bP. Kelas tematik metode kasus Simulasi Kerja kelompok Slide, flip chart, kartu buku panduan 375' hari ke-3-4

(16)

6.2 People-Private-Public Partnership (PPPP) untuk meningkatkan Infrastruktur Lokal di Toul Sangke Sangkat/komune di Cambodia

x mengidentifikasi para pejabat kunci dalam Praktik - praktik terbaik;

x memahami kerangka hukum dan administratif dari Praktik - praktik terbaik;

x mengidentifikasi tantangan utama yang dihadapi oleh komunitas;

x menganalisa bagaimana masyarakat mampu berpartisipasi dalam mengembangkan solusi untuk permasalahan yang dihadapi;

x menganalisa bagaimana

kepemimpinan lokal yang bermacam-macam berinteraksi dengan berbagai CSO dan individu swasta dalam menerapkan Praktik - praktik terbaik;

x menghargai bagaimana konsep akuntabilitas dan transparansi diterapkan dalam Praktik - praktik terbaik;

x menilai keberhasilan Praktik - praktik terbaik dalam rangka memperluas partisipasi masyarakat di tingkat pemerintahan lokal;

x mampu memfasilitasi pemerintahan kota percontohan dalam mentransfer konsep;

x mampu memfasilitasi pemerintahan kota percontohan dalam mentransfer konsep

x menilai bagaimana mengukur tingkat partisipasi masyarakat dalam Praktik - praktik terbaik;

x menilai peran individu, CSO dan politik lokal dalam keberhasilan menjalankan bP;

x menilai faktor yang menghambat dan yang memfasilitasi bP. Kelas tematik buku pegangan metode Kasus Simulasi Kerja kelompok Slide, flip chart, kartu buku pegangan 375’ hari ke-3-4 6.3 Partisipasi masyarakat dalam desentralisasi dan Komunitas – Pembuatan Kebijakan Khonkaen, Thailand

x mengidentifikasi pejabat kunci dalam Praktik - praktik terbaik;

x mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat;

x memahami kerangka hukum dan administratif dari Praktik - praktik terbaik;

x memahami bagaimana kepemimpinan politik lokal mampu berinteraksi dengan CSO dan individu swasta dalam menjalankan rencana pembangunan mereka;

x menghargai interaksi antara CSO, Akademi, individu swasta dan dewan lokal dalam menyusun dan

mengevaluasi rencana pembangunan;

x menilai keberhasilan bP dalam rangka memperluas partisipasi masyarakat di tingkat pemerintahan lokal;

Kelas tematik buku Pegangan metode Kasus Simulasi Kerja kelompok Slide, flip chart, kartu buku Pegang an 375’ hari ke-4 -5

(17)

x mampu memfasilitasi pemerintahan kota percontohan dalam mentransfer konsep;

x mampu memfasilitasi pemerintahan kota percontohan dalam mentransfer konsep;

x menilai bagaimana mengukur tingkat partisipasi masyarakat dalam Praktik - praktik terbaik;

x menilai peran individu, CSO dan politik lokal dalam keberhasilan menjalankan bP;

x menilai faktor yang menghambat dan yang memfasilitasi bP.

Sesi Paralel: Praktik - praktik Terbaik Tata Pengelolaan Kelembagaan

5 Pengenalan terhadap bidang tematik: Pengenalan terhadap tema tata pengelolaan kelembagaan

Setelah sesi ini, peserta mampu memahami:

x Struktur kelembagaan dan administrasi lokal di lima negara, yaitu Kamboja, Indonesia, Pilipina, Thailand dan Vietnam;

x memandu pos-pos/elemen-elemen dalam mencapai efektivitas

kelembagaan untuk pemerintah lokal dan demokrasi;

x Pendekatan ke banyak pejabat;

x Transparansi dan akuntabilitas;

Sesi Paralel Pleno brainstormin g diikuti oleh Presentasi Forum Terbuka/disk usi Presentasi, Q&A Konsolidasi Pekerjaan rekan dari hasil pekerjaan rekan Slide buku Pegangan Flipchart Slide, buku pegangan Kartu meta Flipchart 120’ hari ke-3 6 6.1 Praktik - praktik terbaik (bP) sebagai studi kasus: E-Government sebagai Terobosan untuk meningkatkan Kinerja dan Layanan Pemerintahan di yogyakarta, Indonesia

di akhir sesi pembelajaran, peserta pelatihan diharapkan untuk:

x memahami bP, mengidentifikasi pelajaran yang dipelajari dan peluang & peluang untuk mereplikasi bP; dan

x memiliki kemampuan fasilitasi yang diperoleh. Sesi Paralel metode kasus merupakan alat pembelajar an yang dibuat yang menghasil kan imbalan yang signifi kan untuk peserta pelatihan atau peserta mengenai (a) pemahaman yang lebih baik tentang permasalah an, (b) analisis yang jelas mengenai Slide buku Pegang an praktik terbaik (kasus dan pertanya an yang membim bing) 360` hari ke-3

(18)

(c) penghargaan yang lebih baik dari alternatif atau pilihan yang mung kin diguna kan untuk menyelesaik an perma salahan dan (d) keputusan yang didu kung oleh fakta yang diketahui tentang permasalah an ini. 6.2 Inovasi Kelembagaan Umum Lang Son City, Vietnam

di akhir sesi pembelajaran, peserta pelatihan diharapkan untuk:

x memahami bP, mengidentifikasi pelajaran yang dipelajari dan peluang & peluang untuk mereplikasi bP; dan

x memiliki kemampuan fasilitasi yang diperoleh. Slide buku pegang an prak tik ter baik (kasus dan perta nyaan yang membim bing) 390` hari Ke- 3/hari ke-4 6.3 Pemerintahan melalui Kemitraan antara Kotamadya dan masyarakat di Kotamadya Prik, Thailand

di akhir sesi pembelajaran, peserta pelatihan diharapkan untuk:

x memahami bP, mengidentifikasi pelajaran yang dipelajari dan peluang & peluang untuk mereplikasi bP; dan

x memiliki kemampuan fasilitasi yang diperoleh. Slide buku pegangan praktik terbaik (kasus dan pertanya an yang membim bing) 180` hari ke-4

(19)

Sesi Paralel: Praktik - praktik Terbaik di Lingkungan Perkotaan 5 Pengenalan terhadap bidang tematik Pengenalan terhadap bidang tematik: Lingkungan Perkotaan Inklusif dengan Fokus pada Lingkungan Perkotaan

Peserta harus memiliki pengetahuan kerja berikut ini setelah sesi:

x Peran penting pemerintah daerah di lingkungan perkotaan;

x Politik, ekonomi dan dampak sosial dari lingkungan perkotaan;

x memahami tantangan dan peluang lingkungan perkotaan dalam kerangka desentralisasi;

x Pentingnya rencana komprehensif untuk pemerintahan daerah bagi faktor di lingkungan perkotaan dalam program dan kebijakannya;

x memasukkan lingkungan perkotaan dalam kebijakan lokal;

x manfaat bagi para pemangku

kepentingan (penduduk setempat dan swasta) dalam penerapan kebijakan dan program. Sesi Paralel Presentasi Pertanyaan dan Jawaban / diskusi Kerja kelompok negara-negara dengan situasi khusus dalam lingkungan perkotaan Presentasi hasil kerja kelompok Slide buku Pegangan 125’ hari ke-3 6 6.1 Praktik - praktik terbaik (bP) sebagai studi kasus: Konstruksi Lahan basah untuk Pengelolaan Air Limbah Perkotaan di Kota Udonthani, Thailand

Studi kasus ini memperlihatkan bahwa terdapat pilihan yang tersedia untuk pemerintahan daerah dan untuk pemerintah secara umum untuk

memperbaiki dan/atau mempertahankan ekosistem; pemahaman terutama dari lingkungan dan semua inisiatif dari pemerintah.

di akhir sesi pembelajaran, peserta pelatihan/peserta diharapkan memahami bP, mengidentifikasi pelajaran yang dipelajari dan kesempatan untuk

mereplikasi bP, dan pada saat yang sama mempelajari keterampilan fasilitasi. Sesi ini bertujuan untuk menanamkan hal-hal sebagai berikut:

x Pentingnya lingkungan perkotaan untuk setiap dan seluruh inisiatif dari pemerintah daerah, seperti termasuk perhatian terhadap lingkungan dalam perencanaan perkotaan merupakan prasyarat untuk keberhasilan dalam menyediakan pelayanan publik perkotaan inklusif;

x Perlunya rencana yang komprehensif dimana kepedulian terhadap

lingkungan perkotaan memainkan peranan yang signifikan;

x demonstrasi saling ketergantungan antara lingkungan perkotaan dengan tujuan yang dikembangkan serta pentingnya partisipasi inklusif dari para pemangku kepentingan.

Kelas tematik buku pegangan metode kasus Simulasi Kerja kelompok Slide Flipchart Kartu 210` hari ke-3

(20)

6.2 Kota rendah karbon, Kotamadya muangklang, Thailand

Kasus ini menunjukkan bagaimana pemerintah daerah dapat bekerja untuk lingkungan yang lebih baik dengan memastikan udara yang lebih bersih dan proses publik berkelanjutan serta

program-program dengani cara mengatur proyek-proyek yang saling bergantung satu sama lain.

di akhir sesi pembelajaran, peserta pelatihan/peserta diharapkan memahami bP, mengidentifikasi pelajaran yang dipelajari dan kesempatan untuk

mereplikasi bP, dan pada saat yang sama mempelajari keterampilan fasilitasi. Pada sesi ini, akan dibahas:

x Keandalan pendekatan terintegrasi dalam menyediakan layanan publik inklusif sambil berfokus pada lingkungan perkotaan;

x Pentingnya penghargaan tentang bagaimana sebuah inisiatif dapat berkontribusi terhadap keberhasilan dan kekuatan dari inisiatif yang lainnya;

x Presentasi inisiatif yang saling ketergantungan dalam mencapai tujuan tertentu, seperti kota rendah karbon. Kelas tematik buku pegangan metode kasus Simulasi Kerja kelompok Slide Flipchart Cards 210` hari Ke 3-4 6.3 dewan Koordinasi bencana Alam Kota Olongapo, Pilipina

Contoh praktik terbaik ini

memperlihatkan betapa pentingnya kantor yang melayani sebagai focal point selama bencana alam dalam memberikan penekanan pada kesiapan semua instansi serta kontribusi penting dari konstituen untuk mencapai tujuannya.

di akhir sesi pembelajaran, peserta pelatihan/peserta diharapkan memahami bP, mengidentifikasi pembelajaran dan kesempatan untuk mereplikasi bP, dan pada saat yang sama mempelajari keterampilan fasilitasi.

Sesi ini akan memberikan hal-hal sebagai berikut: (memberikan penekanan pada apa yang diharapkan setelah presentasi)

x Keandalan pendekatan terintegrasi dalam menyediakan layanan publik inklusif sambil memfokuskan pada lingkungan perkotaan;

x Pentingnya penghargaan tentang bagaimana sebuah inisiatif dapat berkontribusi terhadap keberhasilan dan kekuatan dari inisiatif yang lainnya;

x Presentasi inisiatif yang saling ketergantungan dalam mencapai tujuan tertentu, seperti respon bencana alam LGU.

Kelas tematik buku pegangan metode kasus Simulasi Kerja kelompok Slide Flipchart kartu 210` hari ke-4

(21)

6.4 Proyek marikina Eco Savers di Kota marikina, Pilipina

Studi kasus ini menunjukkan bahwa program dapat berdampak dalam membangun praktek tertentu sebagai bagian integral terhadap budaya masyarakat, mendidik kaum muda melalui praktek dan keuntungan yang nyata.

di akhir sesi pembelajaran, peserta pelatihan/peserta diharapkan memahami bP, mengidentifikasi pelajaran yang dipelajari dan kesempatan untuk

mereplikasi bP, dan pada saat yang sama mempelajari keterampilan fasilitasi. Studi kasus ini bertujuan untuk melihat ke dalam hal-hal berikut:

x Pengelolaan sampah yang signifikan dan peran penting semua para pemangku kepentingan dalam memberikan kontribusi bagi keberhasilan;

x Pentingnya pendidikan dalam melibatkan kaum muda tidak hanya dalam promosi kegiatan-kegiatan ramah lingkungan, namun juga dalam praktek yang sebenarnya;

x demonstrasi mengenai bagaimana setiap sektor dapat bekerja sama dalam mencapai tujuan pengelolaan sampah.

buku pegangan metode kasus Simulasi Kerja kelompok Slide Flipchart Kartu 210` hari ke-5

Sesi Paralel: Praktik - praktik Terbaik Manajemen Fiskal

5 memahami peran dasar pemerintah daerah dalam mengelola pembangungan ekonomi lokal di bawah pemerintahan desentralisasi.

Setelah sesi ini, peserta mampu memahami bagaimana pemerintah daerah memainkan peran yang signifikan dalam mengelola pembangunan ekonomi lokal, khususnya dalam hal-hal sebagai berikut:

x meningkatkan peran pemerintah daerah dalam mempromosikan inisitatif pembangunan ekonomi;

x Insentif ekonomi dan politik untuk inisiatif pembangunan ekonomi daerah;

x menciptakan inisiatif pembangunan daerag dalam rencana pembangunan regional/nasional secara keseluruhan;

x memanfaatkan para pemangku kepentingan daerah melalui pendekatan partisipatif;

x Kemitraan publik-swasta untuk pembangunan ekonomi lokal.

Kelas tematik Presentasi Terbuka Forum/disku si Kerja kelompok tentang: Peluang dan batasan dari PPP Slide Flipchart Kartu 90’ hari ke-3

(22)

6 6.1 Praktik - praktik terbaik sebagai studi kasus Proyek Tubigon marineculture : mengelola Ekonomi Lokal dan Lingkungan (Studi Kasus Pilipina)

di akhir sesi pembelajaran peserta pelatihan/peserta diharapkan memiliki (a) pengetahuan dan kemampuan penting dalam mengidentifikasi pembelajaran dan peluang dan (b) meningkatkan

kemampuan fasilitasi mereka. Sesi pembelajaran ini berusaha untuk menanamkan hal-hal berikut:

x Pentingnya pemahaman dan analisis permasalahan ekonomi daerah dan lingkungan;

x Perlunya harmonisasi beragam tujuan dan kepentingan dari berbagai kalangan para pemangku kepentingan sebagai praktik kritis terhadap solusi untuk permasalahan atau perhatian;

x menunjukkan langkah – langkah yang diperlukan untuk membangun sebuah proyek praktis yang membuat penggunaan sumber daya lokal atau adat dan berkoordinasi dengan lembaga-lembaga eksternal, yang dapat membantu para pemangku kepentingan di daerah memecahkan masalah;

x mengidentifikasi faktor-faktor yang memfasilitasi dan menghambat model bP di kota asal;

x mengidentifikasi dan menilai faktor-faktor yang memfasilitasi dan menghambat modle bP yang akan diadaptasi;

meningkatkan kemampuan fasilitasi.

Kelas tematik Kerja kelompok Presentasi hasil Kerja Kelompok metode kasus merupakan alat pembelajara n yang dibuat yang menghasilka n imbalan yang signifikan untuk peserta pelatihan atau peserta mengenai (a) pemahaman yang lebih baik tentang permasalaha n, (b) analisis yang jelas mengenai permasalaha n, Slide Flipchart Kartu Praktik - praktik terbaik versi lama 345’ hari ke-3 - 4 (c) penghargaan yang lebih baik dari alternatif atau pilihan yang mungkin digunakan untuk menyelesaik an permasalah an dan (d) keputusan yang didukung oleh fakta yang diketahui tentang permasalah an ini.

(23)

6.2 relokasi dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima di Kota Solo (Studi Kasus Indonesia)

Studi kasus ini memperlihatkan bagaimana pemerintah daerah dihadapkan dengan permasalahan pengelolaan peningkatan jumlah pedagang kaki lima sebagai konsekuensi dari krisis ekonomi, mampu memulihkan ketertiban dan mempromosikan ekonomi, budaya dan perubahan sosial dalam kota. Sesi pembelajaran ini berusaha

menanamkan hal-hal berikut:

x Pentingnya pemahaman yang hati-hati dan analisis ekonomi serta kebutuhan secara praktek dari para pedagang kaki lima yang merupakan praktik penting sebagai solusi terhadap permasalahan daerah;

x Pentingnya cetak biru yang direncanakan dengan baik dan rinci untuk mengatasi kekhawatiran multi-dimensi dari para pedagang kaki lima sebelum relokasi berhasil diterapkan;

x Sebuah demonstrasi bahwa pendekatan partisipasi berbasis budaya dapat menjadi mekanisme yang efektif untuk memobilisasi para pemangku kepentingan multi sektoral;

x mengidentifikasi faktor-faktor yang memfasilitasi dan menghambat dari model bP di kota asal;

x mengidentifikasi dan menilai faktor-faktor yang memfasilitasi dan

menghambat dari model bP yang akan diadopsi;

meningkatkan kemampuan fasilitasi.

Kelas tematik Kerja kelompok Presentasi hasil Kerja Kelompok metode kasus merupakan alat pembelajara n yang dibuat yang menghasilka n imbalan yang signifikan untuk peserta pelatihan atau peserta mengenai (a) pemahaman yang lebih baik tentang permasalaha n, (b) analisis yang jelas mengenai permasalaha n, Slide Flipchart Kartu Praktik - praktik Terbaik versi lama 385’ hari ke-4 – 5 (c) penghargaan yang lebih baik dari alternatif atau pilihan yang mungkin digunakan untuk menyelesaik an permasalah an dan (d) keputusan yang didukung oleh fakta yang diketahui tentang permasalah an ini.

(24)

6.3 melestarikan Arsitektur Kota dan menghidupkan Kembali Tradisi sebagai daya Tarik wisata dan Penggerak Ekonomi (Studi Kasus Thailand)

Studi kasus memperlihatkan bagaimana pemerintah daerah mengubah pusat kota tuanya dengan peninggalan sejarah dan arsitektur yang kaya menjadi daya tarik wisata dan memacu kegiatan-kegiatan ekonomi di wilayah tersebut.

Sesi pembelajaran ini berusaha menanamkan hal-hal berikut:

x Pentingnya mengembangkan bagian dari sejarah kota dengan

memfokuskan pada identitas kotanya dan membuat penduduk bangga dengan daerahnya sendiri, serta di waktu yang sama, menciptakan lahan ekonomi baru melalui pariwisata;

x Pemerintah, swasta, dan komunitas sipil, terutama pemilik yang

sebenarnya dan penyewa yang hidup di kota tua dapat mengambil bagian dalam konservasi dan membantu investasi benar-benar mulai dari awal sampai membangun rumah tercinta mereka secara aktif;

x Pentingnya cetak biru yang direncanakan dengan baik dan rinci untuk menghidupkan kembali kota tua melalui konservasi dan

mengembangkannya menjadi tujuan pariwisata;

x mengidentifikasi faktor-faktor yang memfasilitasi dan menghambat model bP di kota asal;

x mengidentifikasi dan menilai faktor-faktor yang memfasilitasi dan menghambat model bP yang akan diadopsi;

x meningkatkan kemampuan fasilitasi.

Kelas tematik Kerja Kelompok Presentasi hasil kerja kelompok metode kasus Slide Flipchart Kartu Praktik - praktik Terbaik versi lama 370’ hari ke-5 7 berbagi informasi dan pengalaman dari kelompok tematik untuk seluruh kelompok

x Peserta mampu memahami konsep dasar Praktik - praktik terbaik dari bidang tematik lainnya;

x Peserta memahami tantangan dan peluang bP di negara-negara asalnya;

x Peserta memahami faktor-faktor yang memfasilitasi dan menghambat untuk mengadopsi Praktik - praktik terbaik;

x Peserta menerima umpan balik dan masukan dari peserta lainnya untuk menyiapkan konsep transfer yang lebih baik. Kelas umum Pasar Pleno untuk menyimpulk an pelajaran yang sudah dipelajari Slide Flipchart Kartu 390’ hari ke-6 Persiap an tempat penjual an dilaku kan di kelas tematik, satu hari sebelum nya (sete ngah hari)

(25)

Bagian C. Konsep Transfer dan Manajemen Replikasi Praktik - praktik Terbaik

8 Praktik - praktik untuk

Pembangungan Konsep Transfer

x Peserta memahami kebutuhan dan garis besar dari konsep transfer;

x Peserta memahami proses dan Praktik - praktik penting untuk memulai sebuah proses;

x Peserta mendefinisikan praktik selanjutnya setelah melatih peserta pelatihan. Presentasi Kelas umum Pin board, Kartu, Penanda, in focus 120’ hari ke-7 9 Pemantauan dan Pelaporan selama Proses replikasi

x Peserta memahami kebutuhan untuk pemantauan proyek;

x Peserta memahami prasyarat untuk memasang sistem pemantauan;

x Peserta dilatih untuk memberikan pelaporan selama misi pemantauan.

Tematik berbasis kelompok Negara berbasis kelompok, Kelompok kerja Pin board, Kartu, Penanda, in focus 180’ hari ke-7

(26)
(27)
(28)

II. PEDOMAN PELATIhAN

dAFTAr ISI

II.A. Pedoman Pelatihan untuk Partisipasi Masyarakat ... 24 II.B. Pedoman Pelatihan untuk Tata Pemerintahan Institusional 40 II.C. Pedoman Pelatihan untuk Lingkungan Perkotaan ... 56 II.D. Pedoman Pelatihan untuk Manajemen Fiskal ... 77

(29)

II. PEDOMAN PELATIhAN

Instruksi lebih lanjut mengenai kurikulum pelatihan dapat ditemukan dalam pedoman pelatihan. Proyek membuat pedoman yang berbeda-beda untuk masing-masing empat bagian tematik.

(30)

II.A. PEDOMAN PELATIhAN uNTuK PARTISIPASI

MASyARAKAT

dAFTAr ISI

Bagian A. Pengenalan terhadap Rancangan Proyek dan ... 25 Proses Pelatihan

Topik 1: Pengenalan Proses Pelatihan (Kelas umum) ... 25 Topik 2: Pengenalan Proses Pelatihan (Kelas tematik) ... 26 Topik 3: Pengenalan rancangan Proyek dan bidang ... 27

Tematiknya

Topic 4: Pemahaman dasar Tata Pemerintahan daerah yang 29 demokratis (bidang tematik: Kelembagaan

Pemerintahan institusional, partisipasi rakyat, manajemen keuangan dan lingkungan perkotaan)

Bagian B. Praktik - praktik Terbaik dari Pemerintahan Daerah ... 30 yang Demokratis

Topik 5: Pengenalan pada partisipasi rakyat Institusional ... 30 Topik 6: Praktik - praktik terbaik sebagai Studi kasus: ... 31 Topik 6.1: Partisipasi rakyat dalam Partisipasi ... 31

masyarakat untuk Perbaikan wilayah Perumahan Kolektif di Kota Vinh, Vietnam Topik 6.2: Kemitraan rakyat – Swasta – Publik/ ... 33

People-Private-Public Partnership (PPPP) untuk memperbaiki Infrastruktur daerah di Toul Sangke Sangkat/komuni di

Kamboja

Topik 6.3: Partisipasi masyarakat dalam desentralisasi 34 dan Pembuatan Kebijakan yang terpuat di pimpin oleh rakyat dari Khonkaen, Thailand Topik 7: berbagi informasi dan pengalaman dari kelompok ... 36

tematik untuk semua kelompok

Bagian C. Konsep Transfer dan Manajemen Replikasi …...……… 38 Praktik - praktik Terbaik

Topik 8: Praktik - praktik untuk Pengembangan ... 38 Konsep Transfer

Topik 9: Pemantauan dan Pelaporan replikasi ... 39 Praktik - praktik Terbaik

(31)

Bagian A. Pengenalan terhadap Rancangan Proyek dan

Proses Pelatihan

Topik 1: Pengenalan terhadap Proses Pelatihan (Kelas umum) hasil yang diharapkan: Setelah sesi ini, peserta:

xSaling mengenal satu dengan yang lain;

xmemahami tujuan pelatihan, pendekatan dan agenda;

xmemahami peran fasilitator;

xSetuju dengan aturan pelatihan

metode pelatihan: Kelas umum, membangun tim, permainan, presentasi, Q & A

Time: 145 menit

working equipment: Slide, in focus, flip chart, penanda Langkah-langkah untuk mencapai hasil yang diharapkan:

Sesi kelas umum

1.

Fasilitator inti menyapa dan menyambut para peserta; mungkin diperlukan hiburan (ice breaking)

2.

Fasilitator inti mengenalkan tim pelatih yang dikelompokkan per bidang tematik.

3.

Fasilitator inti memfasilitasi peserta untuk saling memperkenalkan diri antara satu dengan yang lain.

Catatan: di meja pendaftaran, peserta diminta menuliskan nama panggilan dan negara asal mereka pada sebuah kartu dan menempelkannya di salah satu bagian dari tubuh mereka yang mudah dilihat oleh yang lainnya.

metode: peserta mencari pasangannya dan saling mengenalkan diri, menuliskan nama, negara, dan lembaganya pada sebuah kartu.

4.

Fasilitator inti menerangkan tujuan pelatihan.

5.

Fasilitator inti menerangkan agenda pelatihan dan pendekatan pelatihan.

6.

Fasilitator inti menerangkan peran peserta setelah pelatihan.

7.

Fasilitator inti menyapa dan menyambut para peserta; mungkin diperlukan hiburan (ice breaking)

8.

Fasilitator inti mengenalkan tim pelatih yang dikelompokkan per bidang tematik.

(Catatan untuk pelatih) 10’ 5’ 40’ 10’ 15’ 10’ 10’ 30’

(32)

1.

Fasilitator inti memfasilitasi peserta untuk saling memperkenalkan diri antara satu dengan yang lain.

Catatan: di meja pendaftaran, peserta diminta menuliskan nama panggilan dan negara asal mereka pada sebuah kartu dan menempelkannya di salah satu bagian dari tubuh mereka yang mudah dilihat oleh yang lainnya.

metode: peserta mencari pasangannya dan saling mengenalkan diri, menuliskan nama, negara, dan lembaganya pada sebuah kartu.

2.

Fasilitator inti menerangkan tujuan pelatihan.

3.

Fasilitator inti menerangkan agenda pelatihan dan pendekatan pelatihan.

4.

Fasilitator inti menerangkan peran peserta setelah pelatihan.

5.

Fasilitator inti meminta peserta untuk mengeksplorasi apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan oleh seorang fasilitator inti dalam kelompok diskusi.

6.

Kelompok pembicara mempresentasikan hasilnya dalam pleno.

7.

Fasilitator inti meminta peserta mengenai aturan

pelatihan dan setuju dengan: apa yang harus dan tidak boleh dilakukan selama pelatihan?

15’ 10’ 15’ 10’ 10’ 30’ 15’

Topik 2: Pengenalan ke dalam Proses Pelatihan (Kelas Tematik) hasil yang diharapkan: Setelah sesi ini, peserta mampu :

xmengidentifikasi harapan dan perhatian peserta terhadap pelatihan.

xmembangun kelompok tematik dan dinamika kelompok.

xmengatur aturan kerja: yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama lokakarya.

metode pelatihan: Kelas tematik, kerja kelompok, presentasi, Q &A

waktu: 60 menit

Lingkungan kerja: Slide, in focus, flip chart, penanda Langkah-langkah untuk mencapai hasil yang diharapkan:

(33)

Kelas Tematik

Sesi ini akan dimulai setelah sesi pleno di hari pertama. Ini akan menjadi saat pertama kalinya bagi peserta untuk bertemu antara satu dengan yang lain dalam empat kelas tematik.

1.

Fasilitator inti bersama-sama dengan peserta pelatihan meninjau informasi dan mempelajari isinya secara sekilas di hari pertama. menginformasikan kepada peserta bahwa tinjauan tersebut akan dilakukan setiap pagi oleh para peserta.

2.

Fasilitator inti meminta harapan dan kekhawatiran peserta pelatihan terhadap pelatihan.

3.

Fasilitator inti meminta peserta pelatihan untuk menyetujui aturan kerja. (Catatan untuk pelatih) 30’ 20’ 10’

Topik 3: Pengenalan terhadap Rancangan Proyek dan Bidang Tematiknya

hasil yang diharapkan: Setelah sesi ini, peserta memahami tujuan proyek dan mampu menunjukkan:

xPerbedaan dan persamaan dari status pemerintahan daerah di lima negara proyek; kebutuhan untuk berbagi indormasi dan untuk saling mempelajari antara satu dengan yang lain.

xruang lingkup dan pengaturan proyek.

x4 bidang tematik dari Praktik - praktik terbaik.

xPraktik - praktik terbaik yang dipilih dan kota-kota percontohan.

metode pelatihan: Presentasi, Tanya jawab, kerja kelompok

waktu: 90 menit

Peralatan kerja: Slide, flip chart, kartu

Langkah-langkah untuk mencapai hasil yang diharapkan:

bagian ini akan dipresentasikan oleh narasumber dari manajemen proyek dELGOSEA.

1. menerangkan latar belakang proyek, mengapa inisiatif jenis ini bisa muncul.

2. dukungan informasi ini dengan perhatian dari Konrad-Adenauer-Stiftung dan Komunitas Eropa pada masalah ini

(Catatan untuk pelatih)

Presentasi 5’

(34)

4. memberikan gambaran umum tentang status desentralisasi di 5 negara Asia Tenggara; membanding-kannya dengan negara-negara lain.

5. menyimpulkan informasi ini dengan menyajikan dELGOSEA:

x Tujuan dan hasil serta kegiatan proyek;

x mengimplementasikan mitra;

x Para pemangku kepentingan utama;

x Negara-negara yang berpartisipasi dalam proyek ini;

x Tinjauan Praktik - praktik terbaik dan kota-kota percontohan.

6. menjelaskan harapan ToT dari perspektif proyek.

Setelah langkah 5, acara diserahkan kembali kepada fasilitator inti yang selanjutnya memandu peserta pelatihan untuk bekerja dalam kelompok diskusi.

Tugas-tugas kelompok kerja:

Untuk mengidentifikasi situasi saat ini dari pemerintahan daerah yang baik di lima negara-negara proyek (transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi dalam proses pembangunan).

Prosedur kelompok diskusi (kerja kelompok menggunakan metode diskusi):

1.

Kelompok kecil memilih fasilitator dan presenter.

2.

bagi kelompok menjadi kelompok-kelompok kecil, 5-7 orang per kelompok, jika memungkinkan masing-masing kelompok terdiri dari peserta dari 5 negara yang berbeda.

3.

Kelompok Kerja

x menulis informasi pada kartu meta;

x batasi diskusi mengenai klarifikasi dan tujuan definisi.

4.

Presentasi hasil kerja kelompok.

5.

Setelah presentasi kelompok kerja, fasilitator ini menyimpulkan situasi umum dan perbedaan pemerintah daerah di 5 negara. 15’ 15’ 5’ Kelompok kerja 45’

(35)

Topik 4: Pemahaman Dasar Tata Pemerintah Daerah yang Demokratis Bidang Tematik: Kelembagaan pemerintahan Institusional, partisipasi masyarakat, manajemen keuangan dan lingkungan perkotaan)

hasil yang diharapkan: Setelah sesi ini peserta telah mendapatkan pengetahuan tentang:

x Prinsip-prinsip tata pemerintahan daerah yang baik;

x Kesimpulan singkat sejarah pada status desentralisasi saat ini di 5 negara proyek;

x definisi dan garis besar dari 4 bidang tematik untuk tata pemerintahan daerah yang baik.

metode pelatihan: Presentasi, Tanya Jawab

waktu: 75 menit

Peralatan kerja: Slide, flip chart

Langkah-langkah untuk mencapai hasil yang diharapkan:

1.

Presenter atau narasumber memberikan definisi mengenai pemerintahan daerah yang baik dan menyoroti pemahaman desentralisasi dalam konteks ini di lima negara.

2.

Ilustrasikan pengalaman desentralisasi dari negara yang dibangun dan simpulkan pelajaran yang dapat dipelajari.

3.

menjelaskan mengapa dELGOSEA memilih 4 bidang tema dan jelaskan setiap tema secara singkat.

4.

Presentasikan struktur pemerintahan daerah dan status desentralisasi saat ini di 5 negara.

5.

Kelompok diskusi:

Tugas-tugas kelompok diskusi:

mengidentifikasi informasi dari 5 negara mengenai

x Struktur pemerintahan daerah;

x Status desentralisasi saat ini.

6.

Presentasikan hasil diskusi kelompok dalam sebuah pleno.

7.

Fasilitator inti menyimpulkan hasilnya.

10’ 10’ 10’ 10’ 20’ 10 5’

(36)

Bagian B. Praktik - praktik terbaik Tata Pemerintahan

Daerah yang Demokratis

Topik 5: Pengenalan pada Partisipasi Masyarakat hasil yang

diharapkan: Setelah sesi ini peserta harus paham mengenai x hubungan dinamis demokrasi dan partisipasi masyarakat;

x demokrasi dan partisipasi masyarakat di Asia tenggara;

x pemberdayaan sebagai prinsip utama dalam partisipasi masyarakat.

metode pelatihan: Presentasi, diskusi, Tanya jawab.

Time: 120 minutes.

working equipment: Slides, flip chart.

Langkah-langkah untuk mencapai hasil yang diharapkan:

Pertama- membangkitkan minat dari para peserta dengan

menanyakan secara acak kepada peserta di setiap negara (5 peserta) untuk mengatakan sesuatu mengenai partisipasi rakyat seperti yang mereka alami sendiri. Kemudian fasilitator dapat meminta peserta lainnya untuk berkomentar.

Kedua- Pelatih menjelaskan poin-poin kunci berikut dalam

memahami tema.

x Pemberdayaan sebagai prinsip kunci dalam partisipasi rakyat,

x Transparansi dan akuntabilitas sebagai faktor penting dalam pemberdayaan demokrasi,

x bagaimana mengukur tingkat partisipasi rakyat dalam bP,

x Peran individu swasta, CSO dan politik lokal dalam keberhasilan menjalankan bP,

x Tantangan dalam menerapkan partisipasi rakyat.

Pelatih dapat membagi kelompok menjadi kelompok kerja yang berbeda. Setelah kelompok kerja berdiskusi akan terdapat sesi pleno untuk mempresentasikan penemuan dalam kelompok kerja. Untuk kelompok kerja ini akan merumuskan tiga pertanyaan bagi setiap kelompok.

Pertimbangan utama: Pelatih membolehkan

pertanyaan-pertanyaan diajukan saat diskusi berlangsung atau hanya pada saat dia selesai menerangkan. harus ada manajemen waktu yang ketat meskipun pada saat yang sama memastikan keterlibatan peserta. yang paling penting adalah bahwa peserta mampu untuk tetap aktif.

30’ 30’ Sebutkan program desentralisasi khusus dan reformasi pemerintah daerah di Kamboja, Indonesia, Filipina, Thailand, dan Vietnam. 60’ Q&A

(37)

Topik 6: Praktik - praktik Terbaik sebagai Studi Kasus

Topik 6.1: Partisipasi Rakyat dalam Partisipasi Masyarakat untuk PerbaikanWilayah Perumahan Kolektif Lama di Kota Vinh, Vietnam

hasil yang diharapkan: di akhir sesi pelatihan, peserta harus mampu memahami Praktik - praktik terbaik, mengidentifikasi pelajaran yang dipelajari dan peluang serta pada saat yang sama mampu memfasilitasi konsep transfer. Untuk melihat hasil rinci silakan lihat kurikulum.

metode Pelatihan: Metode kasus merupakan alat pembelajaran yang

dibuat yang menghasilkan imbalan yang signifikan untuk peserta pelatihan atau peserta mengenai (a) pemahaman yang lebih baik tentang permasalahan, (b) analisis yang jelas tentang permasalahan, (c) penghargaan yang lebih baik dari alternatif atau pilihan yang mungkin digunakan untuk menyelesaikan permasalahan, dan (d) keputusan yang didukung oleh fakta yang diketahui tentang permasalahan ini.

waktu: 345 menit

Peralatan kerja: Slide, flip chart, kartu meta Langkah – langkah untuk mencapai hasil yang diharapkan:

Presentasi Singkat

Pertama- Narasumber yang mengaitkan bP dengan konsep

tema, menyatakan fakta-fakta kunci yang memungkinkan pemahaman praktis dan kemudahan dalam mengingat bP.

Kedua- membahas Partisipasi rakyat secara rinci dalam

Perbaikan wilayah Perumahan Kolektif di Kota Vinh, Vietnam, khususnya yang mencakup hal-hal berikut:

x Penjelasan dan kesimpulan dari Praktik - praktik terbaik

x Proyek sebagai sebuah model untuk menjamin pembangun an berkelanjutan

x Proses dan cara yang digunakan oleh pemerintah daerah dalam mempromosikan partisipasi rakyat,

Ketiga- Forum Terbuka. Pertanyaan dan Klarifikasi dari

peserta akan dibahas. Setiap delegasi negara juga mungkin diminta untuk isu tertentu.

25’

60’

(38)

Keempat- Untuk memastikan bahwa peserta cukup memahami

bP, latihan kelompok menjawab pertanyaan-pertanyaan kunci yang harus dilakukan berikut ini. Pelatih dapat memilih latihan yang sesuai sehingga peserta akan terlibat lebih lebih jauh. Peserta dapat dibagi menjadi kelompok-kelompok dari negara-negara yang berbeda.

x Permasalahan khusus apa yang coba ditangani oleh proyek bP?

x Apa tujuan utama dari Proyek dan apa fitur utamanya?

x bagaimana proyek tersebut dilaksanakan?

x Apa hasil nyata dari proyek tersebut?

x Apa komponen inovatif dari proyek tersebut? bagaimana pengaruhnya terhadap keberhasilan intervensi?

x Tantangan apa yang dihadapi dalam penerapan proyek?

x Tantangan apa yang harus diantisipasi dalam menerapkan inisiatif yang serupa di pemerintah negara/daerah lain, seperti tempat anda?

x Pelajaran apa yang dapat dipelajari dari inisiatif ini yang mungkin sesuai dengan pertimbangan di masa depan?

x mengingat semua hal di atas, apa Praktik - praktik yang akan anda ambil untuk menerapkan proyek yang sama di negara atau pemerintahan daerah anda?

x hitung dan jelaskan komponen-komponen dari proyek anda

Kelima- Pelatih menyimpulkan diskusi. dalam proses ini

identifikasikan kelompok terbaik dan berikan insentif.

Prosedur dan Pertimbangan utama:

1. Narasumber/pelatih membuat presentasi singkat sekitar 30 menit.

2. diadakan latihan kelompok yang dipilih oleh pelatih, untuk mengingat poin-poin utama bP.

3. Presentasi hasil dimana pelatih menunjukkan perbedaan hasil dari setiap kelompok.

4. Fasilitator dapat mempertimbangkan untuk memberikan sebuah insentif (hadiah kecil/token)

200’

(39)

Topik 6.2: Kemitraan Rakyat – Swasta – Publik/People-Private-Public Partnership (PPPP) untuk Memperbaiki Infrastruktur Daerah di Toul Sangke Sangkat/kelompok di Kamboja

hasil yang diharapkan: di akhir sesi pembelajaran peserta pelatihan/peserta diharapkan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup dalam merumuskan proyek yang sama dan menggunakannya untuk mempromosikan pembangunan ekonomi lokal dan mempersiapkan lingkungan. hasil rinci dapat dilihat pada kurikulum.

metode pelatihan: Metode kasus merupakan alat pembelajaran yang

dibuat yang menghasilkan imbalan yang signifikan untuk peserta pelatihan atau peserta mengenai (a) pemahaman yang lebih baik tentang permasalahan, (b) analisis yang jelas tentang permasalahan, (c) penghargaan yang lebih baik dari alternatif atau pilihan yang mungkin digunakan untuk menyelesaikan permasalahan, dan (d) keputusan yang didukung oleh fakta yang diketahui tentang permasalahan ini.

waktu: 375 menit.

Perangkat kerja: Slide, flip chart, kartu meta. Langkah-langkah untuk mencapai hasil yang diharapkan:

Pertama- Narasumber menghubungkan bP dengan konsep

tema, menjelaskan fakta-fakta kunci yang memungkinkan pemahaman praktis dan kemudahan dalam mengingat bP.

Kedua- membahas rincian dari People-Private-Public Partnership (PPPP) untuk memperbaiki Infrastruktur Lokal di Toul Sangke Sangkat/kelompokdi Kamboja, terutama meliputi hal-hal sebagai berikut:

x Penjelasan dan kesimpulan dari praktik - praktik terbaik

x Proyek sebagai sebuah model untuk menjamin pembangunan berkelanjutan

x Proses dan cara yang digunakan oleh pemerintah daerah dalam mempromosikan pembangunan berkelanjutan melalui intervensi ini.

Ketiga- Forum Terbuka. Pertanyaan dan Klarifikasi dari peserta

akan dibahas. Setiap delegasi negara juga mungkin diminta untuk isu tertentu.

Keempat- Untuk memastikan bahwa peserta cukup

memahami bP, latihan kelompok menjawab pertanyaan-pertanyaan kunci yang harus dilakukan berikut ini. Pelatih dapat memilih latihan yang sesuai sehingga peserta akan terlibat lebih lebih jauh. Peserta dapat dibagi menjadi

25’

60’

60’

(40)

a. Permasalahan khusus apa yang coba ditangani oleh proyek bP?

b. Apa tujuan utama dari Proyek dan apa fitur utamanya? c. bagaimana proyek tersebut dilaksanakan?

d. Apa hasil nyata dari proyek tersebut?

e. Apa komponen inovatif dari proyek tersebut? bagaimana pengaruhnya terhadap keberhasilan intervensi?

f. Tantangan apa yang dihadapi dalam penerapan proyek? g. Tantangan apa yang harus diantisipasi dalam menerapkan

inisiatif yang serupa di pemerintah negara/daerah lain, seperti tempat anda?

h. Pelajaran apa yang dapat dipelajari dari inisiatif ini yang mungkin sesuai dengan pertimbangan di masa depan?

i. mengingat semua hal di atas, apa Praktik - praktik yang akan anda ambil untuk menerapkan proyek yang sama di negara atau pemerintahan daerah anda?

j. hitung dan jelaskan komponen-komponen dari proyek anda.

Kelima- Pelatih membangun sebuah diskusi. dalam proses

mengidentifikasi kelompok terbaik dan memberikan insentif.

Prosedur dan Pertimbangan utama:

1. Narasumber/pelatih membuat presentasi singkat sekitar 30 menit.

2. diadakan latihan kelompok yang dipilih oleh pelatih, untuk mengingat poin-poin utama bP.

3. Presentasi hasil dimana pelatih menunjukkan perbedaan hasil dari setiap kelompok.

4. Fasilitator dapat mempertimbangkan untuk memberikan insentif (hadiah kecil/token)

30’

Topik 6.3: Partisipasi Masyarakat dalam Pembuatan Kebijakan yang Terpusat dan Dipimpin oleh Rakyat dari Khonkaen, Thailand hasil yang

diharapkan: di akhir sesi pembelajaran peserta pelatihan/peserta diharapkan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup dalam merumuskan proyek yang sama dan menggunakannya untuk mempromosikan pembangunan ekonomi lokal dan mempersiapkan lingkungan. hasil rinci dapat dilihat pada kurikulum.

metode pelatihan: Metode kasus merupakan alat pembelajaran yang

dibuat yang menghasilkan imbalan yang signifikan untuk peserta pelatihan atau peserta mengenai (a) pemahaman yang lebih baik tentang permasalahan, (b) analisis yang jelas tentang permasalahan, (c) penghargaan yang lebih baik dari alternatif atau pilihan yang mungkin digunakan untuk menyelesaikan permasalahan, dan (d) keputusan yang didukung oleh

(41)

waktu : 375 menit.

Perangkat kerja: Slides, flip chart, kartu meta. Langkah-langkah untuk mencapai hasil yang diharapkan:

Pertama- Narasumber yang mengaitkan bP dengan konsep

tema, menyatakan fakta-fakta kunci yang memungkinkan pemahaman praktis dan kemudahan dalam mengingat bP.

Kedua- mendiskusikan rincian dari Pembuatan Kebijakan Terpusat dan Dipimpin oleh Rakyat dari Khonkaen, Thailand, terutama meliputi hal-hal berikut:

x Penjelasan dan kesimpulan dari Praktik - praktik terbaik

x Proyek sebagai sebuah model untuk menjamin pembangunan berkelanjutan

x Proses dan cara yang digunakan oleh pemerintah daerah dalam mempromosikan pembangunan berkelanjutan melalui intervensi ini.

Ketiga- Forum Terbuka. Pertanyaan dan Klarifikasi dari

peserta akan dibahas. Setiap delegasi negara juga mungkin diminta untuk isu tertentu.

Keempat- Untuk memastikan bahwa peserta cukup

memahami bP, latihan kelompok menjawab pertanyaan-pertanyaan kunci yang harus dilakukan berikut ini. Pelatih dapat memilih latihan yang sesuai sehingga peserta akan terlibat lebih lebih jauh. Peserta dapat dibagi menjadi kelompok-kelompok dari negara-negara yang berbeda.

a. Permasalahan khusus apa yang coba ditangani oleh proyek bP?

b. Apa tujuan utama dari Proyek dan apa fitur utamanya? c. bagaimana proyek tersebut dilaksanakan?

d. Apa hasil nyata dari proyek tersebut?

e. Apa komponen inovatif dari proyek tersebut? bagaimana pengaruhnya terhadap keberhasilan intervensi?

f. Tantangan apa yang dihadapi dalam penerapan proyek? g. Tantangan apa yang harus diantisipasi dalam menerapkan

inisiatif yang serupa di pemerintah negara/daerah lain, seperti tempat anda?

h. Pelajaran apa yang dapat dipelajari dari inisiatif ini yang mungkin sesuai dengan pertimbangan di masa depan?

i. mengingat semua hal di atas, apa Praktik - praktik yang akan anda ambil untuk menerapkan proyek yang sama di negara atau pemerintahan daerah anda?

j. hitung dan jelaskan komponen-komponen dari proyek anda.

Kelima- Pelatih membangun sebuah diskusi. dalam proses

mengidentifikasi kelompok terbaik dan memberikan insentif.

25’

60’

60’

200’

(42)

Prosedur dan Pertimbangan utama:

1. Narasumber/pelatih membuat presentasi singkat sekitar 30 menit.

2. diadakan latihan kelompok yang dipilih oleh pelatih, untuk mengingat poin-poin utama bP.

3. Presentasi hasil dimana pelatih menunjukkan perbedaan hasil dari setiap kelompok.

Fasilitator dapat mempertimbangkan untuk memberikan sebuah insentif (hadiah kecil/token)

Topik 7: Berbagi informasi dan pengalaman dari kelompok tematik untuk semua kelompok

hasil yang diharapkan: x Peserta mampu memahami konsep dasar dari Praktik - praktik terbaik dari bidang tematik lainnya;

x Peserta memahami tantangan dan peluang bP di nesara asalnya;

x Peserta memahami faktor-faktor yang memfasilitasi dan menghambat untuk mengadopsi Praktik - praktik terbaik;

x Peserta menerima umpan balik dan masukan untuk persiapan konsep transfer yang lebih baik dari peserta lainnya.

metode pelatihan: Kelas umum, pasar/pameran negara.

waktu: 390`

Perangkat kerja: Slide, in focus, flip chart, penanda. Langkah - langkah untuk mencapai hasil yang diharapkan Peserta diminta untuk mengekspose Praktik - praktik terbaik yang telah mereka tekuni selama pelatihan. Paling tidak terdapat 2 atau 3 Praktik - praktik terbaik dari setiap tema. Terdapat dua praktik dalam topik ini: (1) persiapan visualisasi dan (2) mengekspose Praktik - praktik terbaik dalam pleno, (3) menyimpulkan hasilnya.

Persiapan visualisasi

1. Jelaskan tujuan berbagi informasi.

2. minta peserta untuk memilih 3 praktik terbaik yang akan terdapat di pasar. berikan beberapa petunjuk dalam metode presentasi (menggunakan kartu, slide, flipchart dan lain-lain).

3. bagi kelompok menjadi 3 kelompok kecil, dimana setiap kelompok kecil akan menyiapkan 1 visualisasi praktik

(Catatan untuk pelatih)

Kelas tematik 120`

(43)

1. Setiap kelompok kecil menyiapkan visualisasi pada papan pin (60’).

2. Setiap kelompok kecil mempresentasikan bP dalam pleno untuk mendapatkan umpan balik dari yang lain.

3. Kelompok kecil mengembangkan rangkaian visualisasi sesuai dengan umpan balik yang diterima (apa yang tidak dapat dipahami? Apa yang hilang? Cara presentasi).

x Elemen-elemen kunci dari setiap tematik

x Visualisasi bP:

ƒ Fakta-fakta yang relevan dari bP,

ƒ Situasi sosial-ekonomi dan politik dalam bP kota asal,

ƒ Permasalahan daerah yang harus ditangani oleh Praktik - praktik terbaik,

ƒ Pendekatan proyek:

9 Para pemangku kepentingan dalam model bP

9 Tujuan proyek

9 Elemen-elemen utama?

9 Penerapan proyek

9 hasil proyek?

ƒ Peluang dan tantangan

ƒ Faktor-faktor yang memfasilitasi dan menghambat model bP di kota asal dan kota percontohan.

4. Persiapan presentasi di tempat penjualan/pasar. memutuskan siapa yang akan mempresentasikan bP dalam kelompok kecil.

Mengekspos Praktik - praktik terbaik dalam pleno

1. Papan pin akan ditempatkan di sudut yang berbeda dalam ruang pleno.

2. Presentasi berlangsung di dalam kelompok baru yang mengunjungi.

3. dalam setiap kelompok yang mengunjungi terdapat sedikitnya 1 atau 2 anggota kelompok lama.

4. Prosedur presentasi:

x Setiap kelompok yang mengunjungi akan mengunjungi rangkaian kelompok lain sesuai dengen jadwal

x dalam setiap kelompok yang mengunjungi, anggota yang mempelajari rangkaian yang dikunjunginya menerangkan ke pengunjung lain

x Kelompok yang mengunjungi membahas hasil dari kelompok yang dikunjunginya

x Umpan balik divisualisasikan dalam kartu

x Orang yang telah mempresentasikan rangkaian akan mendapatkan dan menyimpan kartu

x Setelah itu kelompok mengunjungi tempat lain

Kelas Umum 180`

60`

(44)

Bagian C. Konsep Transfer dan Manajemen Replikasi Praktik -

praktik Terbaik

Topik 8: Praktik - praktik Pengembangan Konsep Transfer

hasil yang diharapkan: x Peserta memahami kebutuhan dan garis besar dari konsep transfer dan pendekatannya;

x Peserta mengetahui praktik berikutnya, termasuk membangun kapasitas untuk pemangku

kepentingan lokal.

metode pelatihan: Kelas umum, pasar/pameran negara.

waktu: 120 menit.

Peralatan kerja: Slide, in focus, flip chart, penanda. Langkah-langkah untuk mencapai hasil yang diharapkan:

1.

definisi dari konsep transfer; ikhtisar Praktik -

praktik/pendekatan untuk pengembangan konsep transfer; dari mulai persiapan sampai implementasi.

2.

Peran fasilitator selama pengembangan konsep.

3.

Pengembangan konsep transfer:

x definisi tujuan, hasil, dan keluaran

x Pengembangan rencana tindakan;

x definisi indikator;

x Penilaian resiko dan pengelolaan resiko

x Ketahanan dan dampak

4.

Pelatihan untuk para Pemangku kepentingan lokal

x

Analisis kebutuhan pelatihan;

x

Pengembangan kurikulum.

5.

Pengungkapan pendapat mengenai praktik selanjutnya setelah ToT. 15` 10` 50` 30` 15`

(45)

Topik 9: Pemantauan dan Pelaporan Replikasi Praktik - praktik Terbaik hasil yang diharapkan: x Peserta memahami kebutuhan pemantauan

proyek;

x Peserta memahami prasyarat untuk menyiapkan sistem pemantauan;

x Peserta dilatih untuk melaporkan selama misi pemantauan.

metode pelatihan: Kelas umum, pasar/pameran negara

waktu: 180 menit.

Perangkat kerja: Slide, in focus, flip chart, penanda. Praktik - praktik untuk mencapai hasil yang diharapkan:

1. definisi dari pemantauan proyek internal dan tujuannya. 2. Kondisi awal untuk keberhasilan pemantauan.

3. menerangkan skema pemantauan.

4. Pemantauan oleh fasilitator dan dalam kota percontohan. 5. Pelaporan dan pengenalan ke dalam template.

6. Kerja kelompok: satu fasilitator dan satu wakil dari kota percontohan mensimulasikan kunjungan pemantauan; ubah rekannya setelah 25 menit

7. diskusi/catatan akhir 10` 10` 15` 15` 20` 100` 10`

(46)

II.B. PEDOMAN PELATIhAN uNTuK TATA

PEMERINTAhAN INSTITuSIONAL

dAFTAr ISI

Bagian A. Pengenalan Rancangan Proyek dan Proses ... 41 Pelatihan

• Topik 1: Pengenalan Proses Pelatihan (Kelas Umum) ... 41 • Topik 2: Pengenalan Proses Pelatihan (Kelas Tematik) ... 42 • Topik 3: Pengenalan Rancangan Proyek dan ... 43

bidang Tematiknya

• Topik 4: Pemahaman dasar Pemerintahan Daerah ... 44 yang demokratis (bidang tematik: Tata

Pemerintahan institusional, partisipasi rakyat, manajemen keuangan dan lingkungan perkotaan)

Bagian B. Praktik - praktik Terbaik dari Pemerintahan Daerah ... 45 yang Demokratis

• Topik 5: Pengenalan tematik Tata Pemerintahan Institusional 45 • Topik 6: Praktik - praktik terbaik sebagai Studi kasus ... 47 • Topik 6.1 E-Government sebagai sebuah ... 47

terobosan untuk meningkatkan Kinerja dan Layanan Pemerintah (yogyakarta, Indonesia)

• Topik 6.2 Inovasi Kelembagaan Publik di Kota 48 Lang Son, Vietnam

• Topik 6.3 Tata Pemerintahan melalui ... 50 Kemitraan antara Kotamadya

dan masyarakat (Prik, Thailand)

• Topik 7: Berbagi informasi dan pengalaman dari ... 51 kelompok tematik untuk semua kelompok

Bagian C. Konsep Transfer dan Manajemen Replikasi …...……… 54 Praktik - praktik Terbaik

• Topik 8: Praktik - praktik untuk Pengembangan ... 54 Konsep Transfer

(47)

Bagian A. Pengenalan Rancangan Proyek dan Proses

Pelatihan

Topik 1: Pengenalan Proses Pelatihan (Kelas umum) hasil yang diharapkan: Setelah sesi ini peserta:

x Saling mengenal satu dengan yang lain;

x memahami tujuan pelatihan, pendekatan dan agenda;

x memahami peran fasilitator;

x Setuju dengan aturan pelatihan

metode pelatihan: Kelas umum, pengembangan tim, permainan, presentasi, Tanya Jawab

waktu: 145 menit

Perangkat kerja: Slide, in focus, flip chart, penanda Langkah-langkah untuk mencapai hasil yang diharapkan:

Sesi Kelas Umum

1. Fasilitator utama memberikan salam dan ucapan selamat datang kepada peserta; mungkin diperlukan waktu untuk ‘ice breaking’.

2. Fasilitator utama mengenalkan tim pelatih yang dikelompokkan untuk setiap bidang tematik.

3. Fasilitator utama memfasilitasi peserta untuk saling mengenal antara satu dengan yang lain.

Catatan: di meja pendaftaran, peserta diminta untuk menulis nama panggilan dan negara asal mereka pada sebuah kartu dan disematkan di bagian tubuh mereka yang dapat dilihat dengan mudah oleh yang lain.

metode: peserta mencari pasangan dan saling mengenalkan diri, menuliskan nama, negara, dan institusi dalam sebuah kartu.

4. Fasilitator inti menerangkan tujuan pelatihan.

5. Fasilitator inti menerangkan agenda dan pendekatan pelatihan.

6. Fasilitator inti menerangkan peran peserta setelah pelatihan.

7.Fasilitator inti meminta peserta untuk mengeksplorasi apa yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan sebagai seorang fasilitator inti dalam kelompok pembicara.

(Catatan untuk pelatih) 10’ 5’ 40’ 10’ 15’ 10’ 10’

(48)

1.Kelompok pembicara mempresentasikan hasilnya dalam pleno.

2. Fasilitator inti menanyakan kepada peserta mengenai aturan pelatihan dan meminta menyetujuinya: apa yang harus dan tidak harus dilakukan selama pelatihan?

30’

15’

Topik 2: Pengenalan Proses Pelatihan (Kelas Tematik)

hasil yang diharapkan: Setelah sesi ini peserta mampu untuk :

x mengidentifikasi harapan dan kekhawatiran peserta pada pelatihan.

x membangun kelompok tematik dan kelompok dinamis.

x menyiapkan aturan kerja: yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama lokakarya.

metode pelatihan: Kelas tematik, kelompok kerja, presentasi, Tanya Jawab

waktu: 60 menit

Perangkat kerja: Slide, in focus, flip chart, marker Praktik - praktik untuk mencapai hasil yang diharapkan:

Kelas tematik

Sesi ini akan dimulai setelah sesi pleno di hari pertama. Ini akan menjadi saat pertama kalinya peserta saling bertemu dalam empat kelas tematik.

1. Fasilitator inti bersama-sama dengan peserta pelatihan mereview informasi dan wawasan pembelajaran dari hari pertama secara singkat. Informasikan kepada peserta bahwa review tersebut akan diadakan setiap pagi oleh peserta.

2. Fasilitator inti menanyakan harapan dan kepedulian peserta pelatihan mengenai pelatihan.

3. Fasilitator inti meminta peserta pelatihan untuk menyetujui aturan kerja. (Catatan untuk pelatih) 30’ 20’ 10’

Referensi

Dokumen terkait

Perubahan- perubahan yang terjadi diharapkan dalam keadaan normal.Tujuan dari penciptaan karya seni kriya ukir kayu ini adalah menjelaskan ide kreatif yang dituangkan dalam

Pembelajaran adalah suatu jenis pendidikan pembebasan, yaitu pendidikan yang membuat peserta mengembangkan analisis kritis dan menyusun gagasan tindakan yang relevan dengan

Berbagai faktor ekonomi di atas, yakni (1) perkembangan perbankan syariah, asuransi syariah, gadai syariah, dan pasar modal syariah serta (2) fenomena hukum, yakni (a) berdirinya

• Bahwa saksi mengetahui pemohon dan termohon adalah suami istri yang telah menikah sekitar bulan Desember 2006 di Kabupaten Lombok Barat karena saksi turut

ROA ( Return on Asset ) penting bagi bank karena ROA ( Return on Asset ) digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan

41 Segala sesuatu yang disediakan oleh alam yang dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk Mencukupi kebutuhan hidup manusis adalah ….. 45 Berdasarkan sifat keberadaannya

Indonesia sebagai salah satu negara di Asia Tenggara yang memiliki potensi uranium yang besar dan berkualitas baik di Kalimantan Barat, program pengembangan teknologi nuklir

Matakuliahinimemberikan pemahaman danmemperkenalkan tentang kewirausahaan ditinjau dari perspektif ilmu psikologi, aspek-aspek psikologis (kepribadian, kognisi, sikap,