• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 2 Bantul, SMP N. Muhammadiyah Bantul, dan SMP Nasional Bantul.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 2 Bantul, SMP N. Muhammadiyah Bantul, dan SMP Nasional Bantul."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

40 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 2 Bantul, SMP N Muhammadiyah Bantul, dan SMP Nasional Bantul.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Maret sampai Mei 2014. B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Dikatakan penelitian deskriptif, karena penelitian ini ditujukan untuk mendeskripsikan suatu keadaan atau fenomena-fenomena apa adanya. Dalam penelitian deskriptif, peneliti tidak melakukan manipulasi atau memberikan perlakuan-perlakuan tertentu terhadap variabel atau merancang sesuatu yang diharapkan terjadi pada variabel, tetapi semua kegiatan, keadaan, komponen variabel berjalan seperti itu. Penelitian ini berkenaan dengan keadaan atau kejadian-kejadian yang biasa berjalan. Satu-satunya unsur manipulasi atau perlakuan yang diberikan hanyalah penelitian itu sendiri, yang dilakukan melalui observasi, wawancara, pengedaran angket atau studi dokumentasi (Nana Sayodih Sukmadinata, 2007: 72-74).

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, karena memusatkkan perhatiannya pada gejala-gejala yang mempunyai karakteristik tertentu dalam kehidupan manusia yang dinamakan variable (Burhan

(2)

41

Ashshofa, 2004: 20). Penelitian kuantitatif didasari oleh filsafat positivisme yang menekankan fenomena-fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif. Maksimalisasi objektivitas desain penelitian ini dilakukan dengan menggunakan angka-angka, pengolahan statistik, struktur dan percobaan terkontrol (Nana Sayodih Sukmadinata, 2007: 53).

C. Definisi Operasional

Definisi Operasional dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Faktor-faktor rendahnya kesadaran hukum berlalu lintas

Masalah kesadaran hukum masyarakat sebenarnya menyangkut faktor-faktor apakah suatu ketentuan hukum tertentu diketahui, dipahami, ditaati dan dihargai. Kesadaran hukum masyarakat tinggi jika masyarakat mentaati hukum karena hukum tersebut sesuai dengan nilai-nilai yang dianut dalam kehidupan bermasyarakat (Zainuddin Ali, 2007: 66-68).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa masalah kesadaran hukum berlalu lintas menyangkut faktor-faktor apakah suatu ketentuan hukum dalam berlalu lintas (dalam hal ini UU No.22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan) itu diketahui, dipahami, ditaati dan dihargai. Kesadaran hukum berlalu lintas pelajar tinggi jika pelajar mentati ketentuan hukum berlalu lintas (ketentuan hukum yang terdapat dalam UU No.22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan) dan sebaliknya, kesadaran hukum berlalu lintas pelajar rendah jika pelajar tidak mentaati/melanggar ketentuan hukum berlalu lintas (ketentuan

(3)

42

hukum yang terdapat dalam UU No.22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan).

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya kesadaran hukum berlalu lintas meliputi faktor intern (personality individu remaja sendiri) dan faktor ektern (latar belakang keluarga dan latar belakang masyarakat) yaitu sebagai berikut (Izaty, dkk, 2008, 150-151):

a. Personality individu remaja sendiri

1. Mempunyai kepribadian yang lemah (karena lingkungan pembentuk psikis yang tidak tepat)

2. Ciri-ciri kepribadian, seperti: a) Remaja terlalu PD

b) Memberontak

c) Ambivalen terhadap otoritas d) Mendendam

e) Destruktif f) Implulsif

g) Control batin kurang 3. Tidak suka mentaati norma

4. Perilaku awal, ditunjukkan dengan: a) Suka membolos

b) Merokok pada usia awal c) Pelanggaran norma sekitar 5. Sukar didik

(4)

43 b. Latar Belakang Keluarga

1. Keluarga broken home 2. Situasi yang memaksa 3. Orangtua kerja seharian

4. Kurang perhatian hanya pemenuhan kebutuhan materi 5. Orang tua terlalu melindungi (over protective)

6. Orangtua yang sangat memanjakan 7. Pengaruh Ekonomi Keluarga

8. Duplikat orangtua yang berperilaku jelek c. Latar belakang masyarakat

1. Pengaruh peer group 2. Media massa

3. Kekangan sekolah yang tidak menentu 4. Lingkungan sosial yang tidak menentu D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2011: 80), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.

(5)

44

Pada penelitian ini, yang merupakan populasi penelitian adalah pelajar SMP Se-Kecamatan Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta . Daftar SMP Se-Kecamatan Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5: Daftar SMP Se-Kecamatan Bantul Daerah Istimewa Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP NEGERI SMP SWASTA

SMP N 1 BANTUL SMP BOPKRI BANTUL

SMP N 2 BANTUL SMP MUHAMMADIYAH BANTUL SMP N 3 BANTUL SMP NASIONAL BANTUL

SMP PATRIA BANTUL SMP PUTRATAMA BANTUL SMP YP BANTUL

2. Teknik Pengambilan Sampel dan Sampel a. Teknik Pengambilan Sampel

Pada penelitian ini, teknik pengambilan sampelnya menggunakan teknik multistage random sampling. Multistage random sampling adalah sampling di mana pemilihan elemen

dilakukan secara bertahap (by stages) (Supranto, 2003: 34).

Adapun tahap-tahap dalam penelitian ini yaitu tahap pertama membagi SMP Se-Kecamatan Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu SMP Negeri dan SMP Swasta. Tahap selanjutnya yaitu memilih sampel SMP Negeri dan SMP Swasta (proportional probability sebesar 30%). Pada proportional probability, maka tiap anggota kelompok mempunyai probabilitas yang sebanding dengan besar relatif dari kelompok-kelompok yang dimasukkan dalam sub sampel (Nazir, 2011: 277). Sedangkan untuk

(6)

45

menentukan jumlah anggota sampel, peneliti dapat menentukan kurang lebih 25-30% dari jumlah subjek tersebut (jika terdapat beberapa ratus subjek dalam populasi) (Suharsimi Arikunto, 2010: 95). SMP Negeri yang terpilih yaitu SMP N 2 Bantul, sedangkan SMP Swasta yang terpilih yaitu SMP Muhammadiyah Bantul dan SMP Nasional Bantul. Kemudian, SMP Negeri dan SMP Swasta yang telah terpilih tersebut dibagi menjadi 3 (tiga) strata, yaitu kelas VII, VIII dan IX. Jumlah masing-masing siswa SMP tersebut dapat dilihat pada tebel berikut:

Tabel 6: Jumlah Siswa SMP Negeri 2 Bantul, SMP Muhammadiyah Bantul dan SMP Nasional Bantul

SMP Negeri 2 Bantul SMP Muhammadiyah Bantul

SMP Nasional Bantul VII VIII IX VII VIII IX VII VIII IX 144 144 143 179 146 135 31 31 51 Total = 433 Siswa Total = 460 Siswa Total = 113 Siswa

Selanjutnya, memilih sampel siswa kelas VII, VIII dan IX yang akan dijadikan responden dari SMP Negeri dan SMP Swasta yang telah terpilih (proportional probability sebesar 30%). Jumlah keseluruhan responden yang terpilih adalah 100 siswa. Jumlah responden dari masing-masing SMP tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 7: Daftar Responden Penelitian SMP Negeri 2 Bantul

SMP Muhammadiyah

Bantul SMP Nasional Bantul VII VIII IX VII VIII IX VII VIII IX

14 14 14 18 15 14 3 3 5

(7)

46 b. Sampel

Menurut Sugiyono (2011: 81), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pada penelitian ini, sampel yang diambil dari populasi menggunakan purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan

data dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012: 218). Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pengemudi kendaraan bermotor. Dari 100 responden yang telah diberi angket, ternyata hanya 86 responden yang memenuhi kriteria karena hanya 86 responden tersebut yang mengemudikan kendaraan bermotor. Jadi jumlah sampel keseluruhan adalah 86 responden.

E. Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa macam teknik pengumpulan data yang digunakan dalam suatu penelitian, teknik-teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Kuesioner (Angket)

Instrumen penelitian pada penelitian ini adalah kuesioner (angket). Kuesioner (angket) yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 38 butir pernyataan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi rendahnya kesadaran hukum berlalu lintas pelajar SMP Se-Kecamatan Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta .

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner dapat berupa

(8)

47

pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos, atau internet (Sugiyono, 2011: 192-193).

Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang mengharapkan responden untuk menuliskan jawabannya berbentuk uraian tentang sesuatu hal. Sedangkan, pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang megharapkan jawaban singkat atau mengharapkan responden untuk memilih salah satu alternatif jawaban dari setiap pertanyaan yang telah tersedia. Setiap pertanyaan angket yang mengharapkan jawaban berbentuk data nominal, ordinal, interval, dan ratio, adalah bentuk pertanyaan tertutup (Sugiyono, 2011: 194).

Kuesioner (angket) dalam penelitian ini berupa pernyataan tertutup yang diberikan kepada responden secara langsung dengan skala nilai yang berbeda-beda yang masing-masing mempunyai kekuatan untuk mendapat persetujuan dari responden. Pernyataan kuesioner (angket) terdiri dari 38 butir dengan dua (2) kategori jawaban yaitu “Ya” dan “Tidak” dengan “skor” 1 dan 0. Pemberian “skor” pada angket ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 8: Skor Instrumen Penelitian

Pilihan Jenis Pernyataan

Positif Negatif

Iya 1 0

(9)

48

Adapun kisi-kisi kuesioner (angket) tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 9: Kisi-Kisi Instrumen

Faktor Indikator Jumlah

butir Nomor butir pada instrumen* A. Personality remaja individu sendiri 1. Kepribadian Lemah: karena lingkungan pembentuk psikis yang tidak tepat 2 8 9 2. Ciri-ciri kepribadian seperti: - Remaja terlalu PD 1 10 - Memberontak 2 1 2 - Ambivalen terhadap otoritas 2 11 12 - Destruktif 1 13 - Impulsif 1 14

- Control batin kurang 2 15 16 3. Tidak suka mentaati

norma 1 17 4. Perilaku awal ditunjukkan dengan: - Suka membolos 1 18

- Merokok pada usia awal 1 19 - Pelanggaran norma sekitar 3 20 21 22 - Sukar didik 1 3

Jumlah Penyataan Faktor Personality Remaja Individu Sendiri

18 butir B. Latar

Belakang Keluarga

1. Keluarga broken home 1 23 2. Situasi yang memaksa 1 24 3. Orang tua kerja seharian 1 25 4. Kurang perhatian hanya

pemenuhan kebutuhan materi

1 26

5. Orang tua terlalu melidungi (over protektif)

2 27

28 6. Orang tua yang sangat 1 29

(10)

49 memanjakan

7. Pengaruh ekonomi keluarga

1 30

8. Duplikat orang tua yang berperilaku jelek

4 31

32 33 34 Jumlah Pernyataan Faktor Latar Belakang Keluarga 12 butir C. Latar

Belakang Masyarakat

1. Pengaruh peer group 3 35 36 37

2. Media massa 1 38

3. Kekangan sekolah yang tidak menentu

3 4

5 6 4. Lingkungan sosial yang

tidak menentu

1 7

Jumlah Pernyataan Faktor Latar Belakang Masyarakat

8 butir

Sebelum kuesioner (angket) digunakan untuk mengumpulkan data maka terlebbih dahulu dilakukan uji coba terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas angket tersebut.

a. Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Suharsimi Arikunto, 2010: 211).

Pengujian validitas instrumen ada tiga cara, yaitu pengujian validitas konstruksi, pengujian validitas isi dan pengujian validitas eksternal. Untuk menguji validitas konstruksi, dapat

(11)

50

digunakan pendapat dari ahli (judgment experts). Untuk pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan (untuk istrumen yang berbentuk test) dan dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan isi atau rancangan yang telah ditetapkan. Sedangkan validitas eksternal instrumen diuji dengan cara membandingkan (untuk mencari kesamaan) antara kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan (Sugiyono, 2011: 125-129).

Validitas kuesioner (angket) dalam penelitian ini didasarkan pada validitas isi yang dikonsultasikan dengan dosen pembimbing (Bapak Anang Priyanto, M.Hum) dan divalidasi oleh dosen ahli (Anang Priyanto, M.Hum) dan dosen narasumber (Ibu Pratiwi Wahyu Widiarti, M.Si) sejalan dengan pokok bahasan yang dikembangkan. Uji validitas ini direncanakan pada waktu kuesioner (angket) akan disusun. Penyusunan kuesioner (angket) ini mendasarkan pada kisi-kisi yang telah dirancang sebelumnya. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penyusunan kuesioner (angket) penelitian ini yaitu sebagai berikut (Suharsimi Arikunto, 2007: 135):

1. Mengadakan identifikasi terhadap variabel yang ada di dalam rumusan judul penelitian

(12)

51

Pada penelitian ini hanya ada satu variabel yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya kesadaran hukum berlalu lintas pelajar SMP Se-Kecamatan Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta .

2. Menjabarkan variabel menjadi sub atau bagian variabel Pada penelitian ini ada tiga sub atau bagian variabel yaitu personality individu remaja sendiri, latar belakang keluarga, dan latar belakang masyarakat.

3. Mencari indikator setiap sub atau bagian variabel

Pada penelitian ini terdapat beberapa indikator pada setiap sub atau bagian variabel. Indikator tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 10: Indikator Variabel Penelitian

Sub Variabel Indikator

A. Personality remaja individu sendiri

1. Kepribadian Lemah: karena lingkungan pembentuk psikis yang tidak tepat 2. Ciri-ciri kepribadian seperti: - Remaja terlalu PD

- Memberontak

- Ambivalen terhadap otoritas - Destruktif

- Impulsif

- Control batin kurang 3. Tidak suka mentaati norma

4. Perilaku awal ditunjukkan dengan: - Suka membolos

- Merokok pada usia awal - Pelanggaran norma sekitar 5. Sukar didik

B. Latar Belakang Keluarga

1. Keluarga broken home 2. Situasi yang memaksa 3. Orang tua kerja seharian

(13)

52

4. Kurang perhatian hanya pemenuhan kebutuhan materi

5. Orang tua terlalu melidungi (over protektif)

6. Orang tua yang sangat memanjakan 7. Pengaruh ekonomi keluarga

8. Duplikat orang tua yang berperilaku jelek

C. Latar Belakang Masyarakat

1. Pengaruh peer group 2. Media massa

3. Kekangan sekolah yang tidak menentu 4. Lingkungan sosial yang tidak menentu

4. Menderetkan deskriptor dari setiap indikator

Deskriptor dari setiap indikator yang telah diidentifikasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 11: Deskriptor Indikator Variabel Penelitian Sub Variabel Indikator Deskriptor A. Personality remaja individu sendiri 1. Kepribadian Lemah: karena lingkungan pembentuk psikis yang tidak tepat

Mengikuti lampu APILL hanya jika ada polisi yang berjaga/memantau,

padahal adanya lampu APILL sangat berguna agar kegiatan berlalu lintas lebih tertib dan aman 2. Ciri-ciri

kepribadian seperti:

- Remaja terlalu PD

Tidak memakai helm ketika mengendarai sepeda motor, padahal helm sangat berguna untuk melindungi setiap pengendara sepeda motor dari bahaya/gangguan kegiatan berlalu lintas

- Memberontak Mengemudikan

Kendaraan Bermotor tanpa SIM (Surat Izin Mengemudi) dan tanpa

(14)

53

ujian terlebih dahulu, padahal pengemudi tanpa SIM belum diperbolehkan mengemudikan kendaraan bermotor sendiri karena

belum memenuhi persyaratan-persyaratan yang berlaku - Ambivalen terhadap otoritas

Di satu sisi merasa suka dengan adanya lampu APILL karena kegiatan berlalu lintas akan lebih tertib dan aman, tetapi di sisi lain merasa tidak suka misalnya dalam keadaan terburu-buru, malas menunggu lama, dll

- Destruktif Suka membuat kerusakan (misal mencoret-coret, menempel, dll) pada alat perlengkapan jalan seperti rambu lalu lintas, marka jalan dan lainnya

- Impulsif Suka bertindak cepat tanpa tanpa memikirkan resikonya (misalnya ngebut dijalan) ketika mengemudikan kendaraan bermotor agar cepat sampai tujuan

- Control batin kurang

Suka marah atau emosi jika dia tidak suka

dinasehati atau diperingatkan (misalnya

ditilang polisi) walaupun dia telah terbukti melakukan pelanggaran lalu lintas

3. Tidak suka mentaati

norma

Sudah ada aturan baru yang berlaku (misalnya

pengemudi wajib menyalakan lampu utama

walaupun di siang hari) tetapi masih saja melanggar aturan tersebut

(15)

54 4. Perilaku awal ditunjukkan dengan: - Suka membolos

Tidak berangkat sekolah (malas pergi ke sekolah) tanpa alasan atau keterangan

- Merokok pada usia awal

Merokok pada usia yang masih muda (masih pelajar)

- Pelanggaran norma sekitar

Suka melanggar peraturan yang ada di sekitar lingkungannya, misalnya melanggar peraturan orang tua (keluarga), peraturan masyarakat, dan peraturan sekolah

5. Sukar didik Sudah dinasehati atau diperingatkan tetapi masih saja suka melanggar (misalnya melanggar peraturan lalu lintas lebih dari sekali) B. Latar Belakang Keluarga 1. Keluarga broken home Jarang berkomunikasi dengan orang tua, misalnya karena tinggal berjauhan, karena latar belakang keluarga yang kurang harmonis, dll 2. Situasi yang

memaksa

Terpaksa mengemudikan kendaraan bermotor sendiri walaupun belum punya SIM, misalnya karena ada keperluan mendesak, karena tidak ada yang bisa mengantar, dll

3. Orang tua kerja seharian

Orang tua terlalu sibuk, terkadang pulang larut malam sehingga jarang bisa bertemu atau berkomunikasi dengan baik 4. Kurang perhatian Membiarkan anaknya mengemudikan

(16)

55 hanya pemenuhan kebutuhan materi (membawa) kendaraan bermotor sendiri padahal mereka belum memiliki SIM 5. Orang tua terlalu melidungi (over protektif)

Sering melarang anaknya pergi keluar rumah

walupun sudah izin/pamit, melarang anaknya bergaul dengan teman-temannya, dan menyuruh untuk tetap dirumah

7. Orang tua yang sangat memanjakan

Apapun yang diminta/ diinginkan oleh anaknya selalu dituruti tanpa melihat itu bukan kebutuhan anaknya

8. Pengaruh ekonomi keluarga

Orang tua sering tidak

bisa mencukupi kebutuhan anaknya 9. Duplikat orang tua yang berperilaku jelek

Orang tua sering membentak/marah

dengan nada yang keras

dan kasar, menampar/memukul,

mengajari berkelahi, membanding-bandingkan anaknya dengan orang lain, dll C. Latar Belakang Masyarakat 1. Pengaruh peer group Ikut-ikutan teman melakukan pelanggaran lalu lintas misalnya menerobos lampu merah, balapan motor, bahkan memboncengkan teman lebih dari satu ketika mengendarai sepeda motor

2. Media massa Karena suka liat tayangan di media massa (misalnya liat balapan) kemudian mereka terpengaruh dan menirukannya

(17)

56

3. Kekangan sekolah yang tidak menentu

Sekolah memperbolehkan siswanya untuk membawa (mengemudikan)

kendaraan bermotor sendiri walaupun mereka belum memiliki SIM, dan sanksi yang diberikan terhadap siswa yang melanggar kurang tegas atau kadang terkesan pilih kasih

4. Lingkungan sosial yang tidak menentu

Ketika sekolah tidak memperbolehkan

siswanya membawa kendaraan bermotor sendiri justru masyarakat malah menyediakan tempat parkir untuk sisw-siswa yang membawa kendaraan bermotor sendiri

5. Merumuskan setiap deskriptor menjadi butir-butir instrumen Pada penelitian ini perumusan butir-butir kuesioner (angket) direvisi hingga lima (5) kali dengan dikonsultasikan dosen pembimbing (Bapak Anang Priyanto, M.Hum) dan divalidasi dosen ahli (Bapak Anang Priyanto, M.Hum) dan dosen narasumber (Ibu Pratiwi Wahyu Widiarti, M.Si).

6. Melengkapi instrumen dengan (pedoman atau instruksi) dan kata pengantar.

Pada kuesioner (angket) penelitian ini terdapat pedoman atau instruksi umum dan instruksi khusus untuk tiap-tiap bagian. Selain itu juga disertai “pengantar” atau

(18)

57

“kata pengantar”. Di dalam bagian ini peneliti memberikan uraian yang ditujukan kepada responden yang berisi antara lain (Suharsimi Arikunto, 2007: 149):

a. Penelitian dilakukan dalam rangka apa? b. Tujuan peneliti mengadakan penelitian. c. Data yang bagaimana yang diperlukan?

d. Kemanfaatan data bagi peneliti dan masyarakat luas. e. Kerahasiaan data yang akan diberikan oleh responden. f. Ucapan terima kasih atas bantuan responden.

b. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan (Suharsimi Arikunto, 2010: 221).

Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest (stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu (Sugiyono, 2011: 130).

(19)

58

Pengujian reliabilitas kuesioner (angket) pada penelitian ini dengan internal consistency, dilakukan dengan cara mencobakan kuesioner (angket) sekali saja kepada subjek uji coba yang berjumlah 30 siswa. Subjek uji coba dalam penelitian ini diambil dari populasi yang terpisah dari subjek penelitian. Menurut Suharsimi, jika peneliti melakukan penelitian sampel, maka subjek uji coba diambilkan dari populasi. Jika subjek dalam populasi cukup banyak maka subjek uji coba dan subjek penelitian benar-benar harus terpisah (apabila keadaan populasi cukup homogen) (Suharsimi Arikunto, 2007: 160). Kemudian data yang diperoleh dari subjek uji coba terhadap 30 siswa tersebut dianalisis dengan teknik belah dua dari Spearman Brown, di mana (Sugiyono, 2011: 131):

r

i

=

2rb

1+rb

Keterangan :

ri = reliabilitas internal seluruh instrumen

rb = korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua

Perhitungan reliabilitas instrumen ini menggunakan rumus teknik belah dua dengan bantuan SPSS 16.0. Berikut hasil perhitungan reliabilitas kuesioner (angket) tersebut:

(20)

59

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Part 1 Value .728

N of Items 19a

Part 2 Value .702

N of Items 19b

Total N of Items 38

Correlation Between Forms .593

Spearman-Brown Coefficient

Equal Length .744

Unequal Length .744

Guttman Split-Half Coefficient .743

a. The items are: Skor1, Skor2, Skor3, Skor4, Skor5, Skor6, Skor7, Skor8, Skor9, Skor10, Skor11, Skor12, Skor13, Skor14, Skor15, Skor16, Skor17, Skor18, Skor19.

b. The items are: Skor20, Skor21, Skor22, Skor23, Skor24, Skor25, Skor26, Skor27, Skor28, Skor29, Skor30, Skor31, Skor32, Skor33, Skor34, Skor35, Skor36, Skor37, Skor38.

Selanjutnya, hasil perhitungan di atas di interpretasikan dengan tingkat keadaan koefisien kolerasi tinggi sebagai berikut (Suharsimi Arikunto, 2002:75):

0,800 sampai dengan 1,000 = sangat tinggi 0,600 sampai dengan 0,799 = tinggi

0,400 sampai dengan 0,599 = cukup 0,200 sampai dengan 0,399 = rendah

(21)

60

Maka dari itu, dari hasil uji reliabilitas yang telah dilakukan, dinyatakan bahwa kuesioner (angket) dalam penelitian ini mempunyai reliabilitas yang tinggi, karena alpha > 0,7.

F. Teknik Analisis Data

Setelah data hasil penelitian dikumpulkan oleh peneliti, langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah bagaimana menganalisis data yang telah diperoleh tadi. Langkah ini diperlukan karena tujuan dari analisis data adalah untuk menyusun dan menginterpretasikan data (kuantitatif) yang sudah diperoleh (Bambang & Lina, 2011: 170).

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Terdapat dua macam statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian, yaitu statistik deskriptif, dan statistik inferensial. Statistik inferensial meliputi statistik parametris dan statistik nonparametris (Sugiyono, 2012: 147-149).

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2012: 147). Sedangkan untuk penyajian data statistik deskriptif dapat dilakukan dengan cara: mencari frekuensi mutlak, frekuensi relatif (mencari presentase) serta

(22)

61

mencari ukuran tendensi sentralnya yaitu: mode, median dan mean (Suharsimi Arikunto, 2010: 277).

Penyajian data pada penelitian ini dilakukan dengan cara mencari frekuensi relatifnya (mencari presentasenya). Frekuensi relatif adalah besarnya persentase setiap frekuensi yang menunjuk pada nilai (Suharsimi Arikunto, 2007: 296). Rumus mencari frekuensi relatif (persentase) sebagai berikut:

P (%) =

𝑛𝑛

𝑁𝑁

x 100

Keterangan:

n = Jumlah Pilihan N = Jumlah Responden

Gambar

Tabel 5: Daftar SMP Se-Kecamatan Bantul Daerah Istimewa Daerah  Istimewa Yogyakarta
Tabel 6: Jumlah Siswa SMP Negeri 2 Bantul, SMP Muhammadiyah  Bantul dan SMP Nasional Bantul
Tabel 8: Skor Instrumen Penelitian
Tabel 9: Kisi-Kisi Instrumen
+3

Referensi

Dokumen terkait

Perilaku berlawanan tersebut bial kebakaran yang terjadi berlangsung lama dengan temperatur yang tinggi menyebabkan celah atau rongga yang besar karena susutnya

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas perkenan-Nya penulis dapat menyelesaikan kegiatan penelitian dan membuat laporan penelitian dengan

Namun ketika melihat sosok beliau aku merasa malu, seorang guru yang sudah berusia lebih dari setengah abad, sudah berkeluarga dan memiliki dua orang anak yang

Hasil uji beda rerata didapatkan bahwa tidak terdapat perbedaan nilai rerata yang signifikan antara instrumen pengetahuan siswa tentang UKS tipe multiple choice

 Batch Stock / Lost Size Inventory yaitu persediaan yang diadakan karena kita membeli atau membuat bahan-bahan barang-barang dalam jumlah yang lebih besar daripada jumlah

Amati dan peragakan aktivitas latihan kekuatan otot perut untuk meningkatkan kebugaran jasmani berikut ini. 1) Berdiri menghadap ke arah bangku yang akan digunakan

Berbeda dengan mahasiswa yang mengikuti UKM cenderung memiliki tanggung jawab yang lebih individual dan tidak terbiasa berkompetisi dengan program-program lain

Pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di sekolah dasar, metode dan pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan belajar siswa akan berpengaruh terhadap