• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata-kata dan perbuatan kita akan membentuk siapa diri kita. You re What You Think, You re What You Say.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kata-kata dan perbuatan kita akan membentuk siapa diri kita. You re What You Think, You re What You Say."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

malah sebaliknya mengotori diri sendiri. Sebab kata-kata kotor itu keluar dari hati dan pikiran kita. Hanya hati dan pikiran yang kotor

mengeluarkan kata-kata yang kotor.

Menghina orang tidak membuat orang terhina melainkan membuat hina diri sendiri. Sebab hanya hati dan pikiran yang hina

akan mengeluarkan kata-kata dan perilaku menghina. Menghormati orang dengan kata-kata kasih akan membuat diri Anda dihormati dan hati Anda berbelas kasih. Sebab hanya hati yang berbelas-asih

akan mengeluarkan kata-kata kasih.

Menguatkan orang dengan kata-kata bijak akan membuat diri Anda menjadi kuat dan pikiran Anda bijak sebab hanya pikiran yang bijak

akan melahirkan kata-kata bijak.

Membahagiakan orang dengan kata-kata berpengharapan akan membuat diri Anda bahagia dan jiwa Anda penuh harapan.

Sebab hanya jiwa yang penuh harapan dapat menyampaikan kata-kata penuh harapan.

Kata-kata dan perbuatan kita akan membentuk siapa diri kita. You’re What You Think, You’re What You Say.

Semoga kita termasuk insan-insan yang selalu menumbuh kembangkan dan menjaga pikiran (Otak), perkataan (Lisan), perbuatan (Attitude), perasaan (Hati)

(3)

Semuanya diawali dengan keputusan kita. Apakah yang menjadi keputusan kita dalam menjalani kehidupan kita. Dan dari pola kehidupan yang kita lalui (pola pekerjaan, sosial, keluarga) tidak lepas dari apa yang disebut Karakter. Karakter manusia menjadi topik yang terus dibicarakan (walau bahasa yang digunakan bukanlah “karakter”). Sebenarnya saat kita “ngerasani” atau bergosip ria, kita erat dengan membicarakan karakter seseorang.

Jika ditanya bagaimana membentuk karakter? Maka cara mudahnya adalah sebutkan hal-hal yang bersifat jelek dari karakter manusia dan diawali dengan kata “hindari / jangan biasakan”, misal: hindari / jangan biasakan bersikap angkuh dan sombong, hindari bersikap marah berlebihan, jangan biasakan menyimpan amarah dan dendam dan masih banyak lagi. Capek kan? Kok hidup banyak

aturan? Lalu apakah ada cara yang lebih memberdayakan? Ada, ebook ini dibuat untuk memberdayakan anak, orangtua dan guru agar memaksimalkan kehidupan yang lebih baik. Pemahaman yang diberikan sangat mudah dicerna dan 1 yang paling penting, yaitu ”praktekkan”.

Mengenali dan memahami diri sendiri adalah langkah awal dari keberhasilan hidup seseorang, ebook ini adalah jawaban sekaligus panduan bagi kita yang ingin berkembang mencapai karakter yang maksimal dan juga membantu sesama (termasuk memberi contoh) agar bertumbuh dalam karakter yang baik.

Pendidikan Karakter

Pertempuran dan perang paling besar bukanlah

di dunia nyata, tetapi ada dipikiran manusia,

saat pertentangan antara yang baik dan jahat

sedang berlangsung

(4)

Ebook ini bukanlah ebook yang isinya “berat” dan tidak mudah dipahami. Ebook ini tidak jauh berbeda dengan artikel yang telah di tulis di website www.pendidikankarakter.com. Nuansa psikologis yang bersahabat dengan pemahaman kita menjadi menu utama di ebook ini dan juga sangat mudah diaplikasikan. Memang itulah tujuan utama kami. Kami merangkai kata dari pemahaman yang susah dicerna menjadi rangkaian tulisan yang mudah dimengerti serta di lakukan.

Setelah membaca ebook ini, maka dengan mudahnya Anda akan memahami tahapan psikologis manusia dan merancang perubahan sikap bagi manusia. Gunakan kemampuan ini untuk meningkatkan kualitas hidup Anda terlebih dahulu. Pendidikan Karakter adalah

pendidikan dari kita dan untuk kita. Anda akan dibuat terkagum-kagum dengan kemampuan Anda yang baru ini, bukankah itu sangat menarik?

Satu hal yang terpenting yang tidak boleh ketinggalan untuk disampaikan, ucapan terima

kasih kepada rekan sekerjaku yang begitu baik hatinya. Tanpa dia kita akan susah memahami apa itu Pendidikan Karakter. Penataan gambar, design serta pengaturan

website sangat bergantung kepada pribadi hebat yang satu ini, kepada Alex Hadi Prajitno, saya berterima kasih banyak buat ketulusan dan kerjasamannya. Semoga apa yang kita kerjakan bersama ini, berarti bagi NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).

Akhir kata, terima kasih buat keluargaku. Istri dan anakku, Hanna dan Joshua. Terima kasih buat doa dan dukungannya, maaf jika waktu pembuatan ebook ini jadi menyita waktu kita bersama, tapi percayalah waktu yang kuhabiskan bersama kalian jauh lebih berharga ketika diriku sedang sibuk menjalankan kewajibanku sebagai kepala keluarga kalian. I love you so much and thanks a lot.

Timothy Wibowo

(5)

Mengajar itu paling mudah, belajar itu yang lebih sulit. Kalau kita gunakan istilah begini, membelajarkan maka akan lebih bersahabat bagi kemajuan pendidikan, maksudnya? Kita sebagai

guru bukan mengajar, namun membelajarkan murid-murid kita. Kalau sebagai orangtua membelajarkan anak-anak kita. Yang namanya membelajarkan adalah kita memastikan bahwa kalau kita mengajar, maka murid atau anak kita juga belajar. Itulah yang namanya membelajarkan sebenarnya.

Itu kita bicara proses, dan bicara tentang proses itu mencangkup banyak hal. Diantaranya kurikulum, yang semakin ke bawah semakin non akademik. Dalam artian yang diajarkan bersifat non akademik yaitu meliputi sikap dan kepribadian.

Maksudnya seperti contoh berikut, bila saya mengajar mahasiswa, maka saya tidak lagi bilang, “hei sikapmu tidak baik, kamu punya karakter tidak baik”. Tidak ada hal seperti itu, karena mereka telah dewasa. Yang paling penting saya mengajar materinya dan mereka harus menguasai ini. Masalah karakter, sikap dan kepribadian menjadi urusan mereka sendiri.

Pendahuluan

(1001 belajar, pembelajaran dan pendidikan)

Sama halnya dengan pondasi bangunan,

pondasi hidup juga perlu untuk didesign

dan dibangun dengan kokoh

(6)

Namun lain halnya pada saat dia masih kecil hingga remaja. Yang kita tekankan adalah aspek non akademik. Sikap, kepribadian dan rasa percaya diri harus dibuat bagus. Bagaimana dengan pelajaran? Tidak menguasai juga tidak masalah. Yang penting pondasi yang bagus, sikap, semangat juang, rasa senang belajar dulu yang dibangkitkan.

Jadi sekali lagi, janganlah anak kita dibuat stress karena sekolah. Mengapa belajar menjadi suntuk dan tidak menyenangkan? Pertama karena kita tidak tahu proses belajar yang benar. Kita tidak pernah mengajari anak bagaimana cara belajar yang benar. Kita tidak tahu prosesnya, sebab kita tidak pernah belajar dan diajari atau tidak pernah mengajarkan cara belajar yang benar.

Baiklah para pembaca sekalian, sekarang kita fokus membahas pendidikan. Sebenarnya

apa tujuan dari pendidikan? Bisa dibilang, tujuan pendidikan adalah proses untuk memanusiakan manusia. Pendidikan itu sebenarnya memiliki keterkaitan pararel dengan

hidup kita, bukan dengan nilai sekolah kita. Kalau nilai itu bisa dengan mudah didapat, kita bisa mendapatkan nilai bagus dengan teknik-teknik belajar yang ada. Kita bisa mendapatkan nilai yang gemilang dengan belajar trik-trik menjawab soal. Namun, pendidikan yang sesungguhnya tidak sekedar bagaimana kita mendapatkan nilai yang bagus dengan mempelajari trik-trik yang ada.

Sebagai orangtua, kita memberikan pendidikan pada anak kita untuk masa depan mereka. Dan bicara mengenai value atau nilai pendidikan, banyak orangtua yang salah dalam mendidik anaknya. Selama ini orientasi kita hanyalah untuk mencapai nilai yang tinggi

Pondasi yang bagus, sikap, semangat juang,

rasa senang belajar dulu yang dibangkitkan

(7)

bahkan sempurna di lingkup akademiknya saja. Namun, faktor non akademik seperti pendidikan karakter misalnya, yang bisa mengantar kepada kesuksesan justru diabaikan. Sebelum berbicara mengenai sukses lebih lanjut, ada satu pertanyaan yang perlu kita cermati bersama. Apa yang harus kita lakukan saat kita ingin membangun rumah? Selain pondasi, kita juga mendesign rumah kita kan? Sama dengan kehidupan kita, apakah kita pernah sadar telah mendesign hidup kita? Apakah kita pernah secara sadar mendesign hidup anak kita lewat pendidikan. Biasanya cara kita mendesign kehidupan anak kita adalah dengan memasukkan mereka kedalam sekolah yang menurut kita bagus, mungkin lebih tepatnya bagus bangunan sekolahnya. Ini kita lakukan agar anak kita mendapatkan kesuksesan dalam hidupnya. Padahal belum tentu demikian.

Sama halnya dengan pondasi bangunan, pondasi hidup juga perlu untuk didesign dan dibangun dengan kokoh. Selayaknya merancang dan membangun sebuah pondasi rumah, kita minta seorang arsitek, seorang teknik sipil menghitung pondasi bisa batu kali, pondasi flat, struk cakar air, cakar bebek, dan segala macam agar terbentuk pondasi yang kuat. Begitu juga dengan membangun kesuksesan kita dan anak kita. Kita juga butuh sebuah pondasi yang bagus, kuat dan bertahan selama hidup. Jadi jangan sampai kita salah mendesign dan membangunnya.

Sekarang ini tidak jarang orangtua yang “mengkarbit” anak-anaknya. Pernah ada seorang ibu yang bertanya pada saya ”Pak, anak saya umur tiga setengah tahun tapi kok belum bisa baca seperti anak teman saya?” Saya hanya “mbatin” dan tersenyum “ ya iyalah, anak segitu belum waktunya belajar membaca, nanti dong ada tahapannya”. Ada waktunya bermain, belajar dan bekerja. Ada baiknya biarkan anak tumbuh sesuai waktunya dan menjalani proses sesuai usianya. Ada usia untuk anak bermain, usia dia belajar dan akhirnya bekerja. Hal seperti itu jangan dilakukan, karena bukan seperti itu pondasi sukses seorang anak. Ingat sekali lagi, semakin tinggi bangunannya, semakin megah gedungnya, semakin sukses anak kita, maka pondasinya juga harus semakin kokoh.

(8)

. Sebuah kata bijak yang saya kutip dari Amsal:

Yang dimaksud dengan mendidik anak muda menurut jalan yang patut baginya adalah sesuai jalan karakter, talenta, kepribadian, gaya belajar dan keunikan.

Satu lagi kutipan dari Ali bin Abi Thalib:

Didiklah anak-anakmu untuk masa yang bukan masamu.

Berarti kita menyiapkan untuk masa depan mereka. Seorang tokoh spiritual muda bilang : Education is the greatest a miracle, pendidikan adalah sebuah keajaiban yang paling besar, paling dahsyat. Karena dengan pendidikan, seseorang itu bisa berubah. It’s better to build children than repair adult. Jauh lebih baik kita membangun seorang anak daripada kita memperbaiki orangtua yang sudah “rusak”. Kenapa? Waktu masih kecil sangat mudah untuk membentuknya, memasukkan nilai-nilai positif dalam dirinya. Berbeda dengan ketika dia tumbuh dewasa, maka akan lebih sulit. Jadi kalau ada problem pada anak, maka yang pertama kali harus disalahkan dan diperbaiki adalah orangtuanya. Ketika masa kanak-kanak adalah masa-masa yang tepat untuk menentukan mental sukses anak. Lalu bagaimana menentukan mental sukses? Seperti kita memilih bibit tanaman, jadi kita harus memilih bibit-bibit yang bagus dan positif. Jika pada diri manusia, kita bicara tentang kebiasaan, kita mulai tanamkan pada diri anak kita bibit-bibit atau nilai-nilai yang positif. Setelah itu kita pelihara, kita menjaganya agar tidak terserang hama dan penyakit. Dan pastikan, jika dia sudah besar akarnya harus kuat, agar nilai-nilai positif yang kita tanamkan tidak tercabut dan hilang dalam dirinya. Ketika saya bicara tentang akar, maka saya bicara tentang spiritual. Kuncinya disitu, yaitu dasar-dasar spiritual yang bagus.

Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya,

(9)

Penelitian oleh Thomas J. Stanley, Ph.D dalam bukunya The Millionaire Mind menceritakan tentang tiga orang sukses di Amerika. Ketiganya berasal dari beragam profesi dan latar belakang. Dari situ dia menemukan 104 poin sukses. Nomor satu adalah bersikap jujur, ini merupakan pendidikan yang dimulai dari rumah. Disiplin yang baik berasal dari mana? Disiplin itu tidak sama dengan memberikan hukuman. Disiplin dari rumah, dari pembiasaan akan menjadi satu kebiasaan. Anak yang dibiasakan bersikap baik, maka hal itu akan menjadi kebiasaan dia kelak. Di samping sikap jujur dan disiplin yang baik, juga ada sikap pintar bergaul dan kemampuan komunikasi. Selain itu mempunyai pasangan hidup yang mendukung, bekerja lebih keras (fighting spirit), mencintai karier dan kepemimpinan. Lalu bagaimana dengan pendidikan?

Nah, sekarang kita bicara lagi masalah kejujuran. Pendidikan tentang kejujuran itu berawal dari rumah. Jika anak kita berbuat salah atau berbohong, tanyakan dulu baik-baik. Apa penyebabnya? Ketika dia sudah mau menjawab jujur, nasehati dia baik-baik. Jangan malah memarahinya. Sebaliknya, orangtua juga harus konsisten. Kejujuran berawal dari rumah, jadi orangtua juga memberikan contoh kepada anaknya bagaimana bersikap jujur. Janganlah, menyuruh anak kita jujur jika sebaliknya kita sebagai orangtua malah seenaknya bersikap tidak jujur.

Kemudian kita berbicara tentang disiplin. Disiplin itu tidak sama dengan memberikan hukuman. Banyak orangtua mengartikan kedisiplinan dengan memberikan hukuman pada anaknya. Sebenarnya bukan sekedar itu bentuk kedisiplinan. Disiplin adalah anak harus melakukan apa yang harus dia lakukan. Disiplin itu ada yang bersifat positif dan negatif. Disiplin positif atau yang benar adalah disiplin yang mendukung keberhasilan hidup anak. Contoh sikap disiplin itu seperti disiplin ketika pulang sekolah, dengan membiasakan mereka menaruh tas dan sepatu di tempat yang benar, melepas seragam sekolah dan ganti dengan baju rumah. Kita biasakan itu mulai dari kecil. Bibit-bibit positif yang kita ambil, kita rawat dan kita jaga.

(10)

Disiplin itu tidak sama dengan memberikan hukuman

Anak juga harus tahu apa saja yang menjadi haknya. Hak anak tentu saja mendapat makan, tempat tinggal, kasih sayang dan pendidikan. Namun selain hak, dia juga punya kewajiban. Dan ini yang harus dijelaskan orangtua sejak awal. Ini yang mereka boleh lakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan. Kita membuat semacam koridor, jadi anak boleh bermain dalam koridor itu dan tidak boleh bermain di luar. Bila dia menyimpang sedikit, kita luruskan, menyimpang lagi kita luruskan lagi dan begitu seterusnya.

Sekarang mengenai disiplin yang negatif. Anak yang nakal itu juga anak yang disiplin lho. Tidak percaya? Dia disiplin untuk bersikap nakal. Dia tidak mau mandi tepat waktu, bangun pagi selalu telat. Ini yang kita cari problem pikirannya lebih lanjut. Nah, benarkah jika kita selalu memanjakan anak? Pasti kita semua sepakat berkata “TIDAK”, pertanyaannya kenapa tidak baik memanjakan anak? Karena mereka akan berkembang menjadi anak yang mementingkan diri sendiri. Mengapa? Karena dia terbiasa mendapatkan apa yang dia mau, sehingga lama-kelamaan dia akan menjadi egois. Mudah marah bila tidak terpenuhi apa yang dia inginkan dan tidak bisa menghargai orang lain. Selain itu, karena keinginannya selalu terlayani, maka dia tidak akan punya motivasi, semangat juang alias fighting spirit. Penguasaan dirinya buruk, tidak tahan menderita, tidak siap mengembangkan diri dan buruknya lagi tidak tahu tujuan hidup.

Berbicara terntang Pendidikan Karakter, maka kita sebagai pendidik ataupun orangtua akan sangat dibuat frustasi oleh pendidikan yang satu ini. Kenapa? Menjawabnya pertanyaan ini pun, sebagai orang awam pun seringkali kita binggung, kenapa? Karena cukup sulit untuk mendidik karakter manusia? Kini kita semua tidak perlu pusing ataupun bingung lagi, jaman sudah berkembang dan informasi serta hasil riset terbaru mengenai manusia juga berkembang sangat pesat, sehingga kebingungan kita untuk menjawab tantangan Pendidikan Karakter bisa terlewati dengan mudah.

(11)

Pendidikan Karakter, lebih memfokuskan kepada perubahan. Sebenarnya tidak Pendidikan Karakter saja, semua pendidikan (Matematika, Bahasa dan sebagainya) memfokuskan pada perubahan. Nah, bedanya Pendidikan Karakter sangat membutuhkan upaya lebih dalam “transfer” ilmunya. Kenapa? Karena hasilnya berorientasi pada perilaku dan sikap. Berbeda dengan pendidikan yang lain yang mungkin sebagian besar berorientasi pada nilai, angka di selembar kertas ujian.

Kembali lagi pada “CHANGE” atau perubahan, yang merupakan fokus utama Pendidikan Karakter. Sebelum manusia berubah maka dia harus mendapatkan input terlebih dahulu, input ini akan diterima serta diproses oleh pikirannya sehingga terjadilah keputusan berubah atau tidak berubah. Pertanyaannya, input seperti apa yang dapat merubah dan membuat perubahan itu permanen pada karakter manusia?

Pertanyaan sederhana dan akan kita bahas dengan cara yang mudah dan menyenangkan.

Pendidikan Karakter yang akan kita bahas ini akan lebih menekankan pada aspek

Psikologis manusia, sehingga banyak sekali “action” yang harus dilakukan. Ya, Pendidikan Karakter bukan hanya dibicarakan dan dibahas (masuk telinga kiri,

keluar dari mulut, alias debat terus) tetapi harus dilakukan, ingat fokus Pendidikan Karakter adalah Perilaku. Berikutnya, berbicara mengenai perilaku maka akan sangat erat dengan pola pikir dan emosi manusia. Begini, misalnya: Doni memukul Agus, pertanyaanya apakah sebelum memukul Agus, Doni tidak memproses gejolak emosi di pikiran dan hatinya? Tentu ada beribu alasan dan pertimbangan sehingga yang muncul sebagai pemenang adalah keputusan untuk memukul Agus. Jadi perilaku yang muncul sebelumnya telah diproses di pikiran serta dipengaruhi oleh emosi manusia (emosi positif dan negatif).

Nah, pada ebook yang Anda baca sekarang, ebook yang kami terbitkan via on-line, kami memberikan intisari dasar dari Pendidikan Karakter. Kita akan belajar bersama bagaimana melakukan Pendidikan Karakter yang tepat dan cepat

(12)

menghasilkanpe-Fokus Pendidikan Karakter adalah Perilaku

perubahan perilaku. Satu kunci rahasia dari Pendidikan Karakter adalah Pahami dan Lakukan!

Dari berbagai lokakarya dan workshop yang kami lakukan, peserta yang mampu memperoleh hasil maksimal mengenai perubahan anak atau pasangannya adalah peserta yang mau “Action”. Kebanyakan dari peserta sudah paham (karena ini sangatlah mudah) tetapi mereka lupa kunci yang ke dua, Praktek, Lakukan, Do It, Action!

Ebook ini akan memberikan pemaham dengan sangat mudah dan sederhana, tidak perlu di baca habis sekaligus. Baca saja per bagian, resapi dan berkomitmenlah pada diri Anda untuk melakukannya. Jika Anda konsisten, maka perubahannya akan berlangsung kurang dari 2 minggu. Mudah bukan? Lakukan!

Perubahan untuk siapa dan kepada siapa? Siapa yang berubah? Itulah kelebihan ebook ini, ebook ini akan sangat bermanfaat bagi kita yang menghendaki perubahan didalam keluarga ataupun di sekolah. Bukan kepada anak didik di sekolah atau di rumah, tetapi dampak perubahan bisa terjadi bagi guru disekolah bahkan pasangan hidup Anda dirumah, atau diri Anda sendiri. Lha bisa seperti itu? Ingat kunci dari Pendidikan Karakter adalah “Action” saat kita melakukan apa yang telah kita pahami, maka perilaku kita berubah terhadap sesama dan terhadap diri sendiri. Satu sendok teh gula pada secangkir kopi akan membuat rasa manis yang berbeda, perubahan sedikit yang kita lakukan dengan tulus maka akan terjadi perubahan di lingkungan kita.

(13)

Salah satu pertanyaan yang paling umum yang sering ditanyakan kepada saya adalah “kenapa anak sewaktu kecil kalau dibilangin nurut tetapi saat ini dia selalu bandel ya, kalau dibilangin lebih nurut sama teman-temannya?” keluh seorang ibu yang memiliki anak yang

telah remaja dan banyak pertanyaan sejenis yang dilontarkan saat saya selesai memberikan pelatihan di berbagai tempat.

Kenapa Anak Tidak Mendengarkan Orangtua?

(14)

Alasan saya menulis artikel ini adalah memudahkan orangtua berkomunikasi dengan anaknya dan dapat berbagi keceriaan dengan sangat mudah serta memudahkan proses terbentuknya karakter. Lewat komunikasi, proses pembentukan karakter ini akan semakin cepat. Ya, tentu yang bertanya seperti itu hampir sebagian besar adalah “orangtua yang haus kasih sayang anak bukan?” Lha nggak kebalik? (hayo yang baca dan merasa silahkan jujur...) Coba rasakan, apa sih rasanya ngomong tapi dicuekin sama orang terdekat kita (anak)? Jengkel, marah, sebel? Itu artinya ada yang berbuat tidak adil terhadap kita. Kenapa? Karena kita mengharapkan timbal balik dari apa yang selama ini kita lakukan,

merasa punya otoritas tapi tidak bisa digunakan dan lain-lain. Nah saat anak mendengarkan dan menuruti apa yang kita katakan, maka perasaan cinta dan sayang kita

tumbuh bukan? Nah, jadi banyak dong orangtua yang haus akan kasih sayang anak. Kita akan belajar dari 1 pertanyaan diatas dan aspek apa yang dibutuhkan agar komunikasi antara orangtua dan anak terjalin dengan baik.

Secara umum ada 2 aspek yang akan saya bahas. Yang pertama adalah :

Aspek emosi anak

Penyebab anak lebih mudah dipengaruhi, nurut dan berkomitmen kuat dengan temannya adalah adanya perasaan diterima. Ketika bersama dengan teman-temannya mereka merasa bagian dari kelompok, agar diterima dalam kelompok, mereka akan menuruti apapun yang dikatakan teman-teman mereka, walaupun tidak masuk akal atau merusak. Termasuk dengan berani merokok atau menganggu teman mereka yang lain. Dengan cara itu mereka akan dikagumi dengan cara yang salah, oleh kelompok atau geng mereka sendiri. Menjadi keren dan terlihat hebat adalah hal yang sangat penting bagi remaja, karena dorongan terkuat mereka saat itu adalah merasa penting dan adanya pengakuan.

Disisi lain, banyak anak tidak suka mendengar orangtua karena orangtua mereka cenderung mendikte. Jadi dalam pikiran anak, mereka merasa dengan mendengarkan

(15)

orangtua berarti mereka kalah dan orangtua menang. Mereka merasa tidak penting dengan melakukan apa yang dikatakan oleh orangtua dan dengan membangkang maka mereka merasa lebih penting karena sudah memenangkan pertarungan.

Setelah saya mempelajari dari kasus-kasus klien saya, maka saya mengetahui bahwa anak yang berprestasi di sekolah, yang memiliki percaya diri, tidak mudah terpengaruh oleh teman sebaya adalah anak yang diterima, dicintai dan diakui oleh orangtuanya. Saat di rumah semuanya sudah terpenuhi, maka mereka tidak perlu mencari-cari pengakuan diluar sana

Nah, bagaimana cara memenuhi kebutuhan emosi anak jika berada di rumah? Model komunikasi seperti apa yang harus dilakukan? Berikut penjelasannya.

Hal yang perlukan untuk memperbaiki komunikasi kita dengan anak adalah :

Para pembaca yang bijak dan budiman, masih ada 3 point dan 6 bab lagi yang sangat sayang jika Anda lewatkan. Tahukah Anda bahwa mendidik berarti mengajarkan kepada anak-anak kita kemampuan untuk siap dan mampu menghadapi tantangan di masa depan mereka.

Ebook ini akan membantu Anda untuk menumbuhkan karakter unggul dalam diri anak, yang akan sangat bermanfaat sekali bagi Anda para orangtua dan guru untuk membantu terbentuknya generasi yang berkualitas dalam karakter.

Gunakan kata “minta” saat kita membutuhkan anak melakukan sesuatu.

Dengan menggunakan kata minta artinya kita menghargai anak, misalnya akan sangat berbeda saat kita menyuruh pembantu di rumah membuka pintu, dengan saat kita minta mertua kita untuk membukakan pintu, Anda tentu paham dengan maksud saya. Anak juga ingin dihargai dan diakui, dan ini sangat penting. 1.

(16)

“Jadi orangtua adalah berkah luar biasa dari Tuhan pada kita. Sebuah amanah yang indah sekaligus berat. Tapi ebook ini bisa banyak membantu untuk memahami amanah yang indah dan berat itu menjadi sebuah perjalanan yang menyenangkan untuk semua.”

Sangat saya rekomendasikan!!

Irma Rahayu

Soul Healer & penulis buku “Emotional Healing Therapy” www.emohealindo.com

Apa komentar mereka yang telah membaca ebook ini?

"Saya sungguh tidak habis pikir, ada panduan untuk pendidikan karakter anak selengkap ini, namun juga amat praktis dan mudah untuk diterapkan oleh siapapun!! Sebagai seorang Personal Life & Family Coach, saya memastikan ikut memakai ebook ini sebagai referensi penting untuk mendukung pekerjaan sehari-hari saya! Ebook ini adalah suatu hal yang FUNRIOUS, FUN and SERIOUS… Tools yang harus dimiliki oleh baik orangtua maupun pendidik yang memang serius dengan perihal mendidik anak."

Daniel Go

Holistic Success Coach "Empowering people in their personal life, family & business achievements"

(17)

“Kalau memang keluarga itu penting bagi Anda, inilah buku yang harus Anda miliki tahun ini. Harus!”

Ippho Santosa

Pakar Otak Kanan Penulis Mega-Bestseller 7 Keajaiban Rezeki Pemilik TK Khalifah

Jika Anda berminat mempelajari lebih serius tentang bagaimana cara membentuk karakter anak, maka Anda bisa klik link dibawah ini dan miliki ebook ini dengan cara yang mudah dan sederhana.

Referensi

Dokumen terkait

Mengetahui seberapa efektifnya filter rules dalam melakukan penyaringan paket pada sebuah firewall mikrotik RB 450G yang diciptakan terhadap delay pada suatu

Hubungan antara status vitamin D dan kejadian tuberkulosis telah banyak diteliti Banyak penelitian di berbagai belahan dunia tentang kadar vitamin D dalam darah yang

Setiap kali saya mendapatkan kesulitan unhrk mencari sonod sebuah hadib yang terdapat dalam kitab Al Joomi' Ash-Shoghir ataupun dalam kitab Az-Zigodoh'Alo AI Joami'

Penelitian untuk mengetahuikadar timbal (Pb), kadar besi (Fe) dan kadar mangan (Mn) dari beberapa depot telah dilakukan pada air minum isi ulang di kota Palu, yakni

Penjelasan dilakukan oleh Panitia Pengadaan Barang/Jasa Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan untuk menyampaikan penjelasan secara rinci pekerjaan

REHABILITASI/PEMELIHARAAN }ALAN DAN JEMBATAN PEMELIHARAAN RUTIN }ALAN PROVINSI DI KABUPATEN SLEMAN SEKTOR SLEMAN I. PENGADAAN BAHAN/MATERIAL

[r]

 Dengan kata lain, algoritma ini melakukan transpose terhadap rangkaian huruf di dalam plainteks.  Nama lain untuk metode ini adalah permutasi , karena transpose setiap karakter