• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI"

Copied!
451
0
0

Teks penuh

(1)LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR : 11 TAHUN 2011. SERI : D NOMOR : 7. PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR : 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOGIRI, Menimbang. : a. bahwa untuk memberikan arah dan tujuan dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan pembangunan daerah sesuai dengan visi dan misi Bupati, perlu disusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang; b. bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Wonogiri merupakan dasar pelaksanaan program-program pembangunan masyarakat yang akan terwujud dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah; c. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008, perlu menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2010-2015 yang merupakan perwujudan visi, misi dan Program Bupati yang memuat kebijakan penyelenggaraan pembangunan; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, huruf b dan huruf c, maka perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2010-2015;.

(2) Mengingat :. 1. 2. 3.. 4.. 5.. 6.. 7.. 8. 9. 10.. 11.. 12.. 13.. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950); Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan UndangUndang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049); Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575); Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576); Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);.

(3) 14. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan Dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan Dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 17. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663); 18. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664); 19. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pedoman Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Dan Informasi Laporan 4 Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693); 20. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 21. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negera Republik Indonesia Nomor 4741); 22. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negera Republik Indonesia Nomor 4697); 23. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4698); 24. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4826); 25. Peraturan Pemerintah 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);.

(4) 26. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan Dan Penyebarluasan Peraturan Perundangundangan; 27. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014; 28. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah Dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa Tengah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2006 Nomor 8); 29. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 Nomor 3, Tambahan LembaranDaerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9); 30. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2013 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 Nomor 4); 31. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Tahun 2009-2029 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 28); 32. Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 9 Tahun 2004 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah Kabupaten Wonogiri (Lembaran Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2008 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 85); 33. Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 10 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2011 Nomor 10, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 98); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN WONOGIRI dan BUPATI WONOGIRI MEMUTUSKAN : Menetapkan. :. PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015..

(5) BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Wonogiri. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati penyelenggara pemerintahan daerah.. dan Perangkat Daerah sebagai unsur. 3. Bupati adalah Bupati Wonogiri. 4. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang selanjutnya disingkat RPJP Daerah adalah Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2005-2025. 5. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disingkat RPJM Daerah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2010-2015. 6. Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat RKPD adalah Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Wonogiri yang disusun setiap tahun sekali. 7. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah Sekretariat DPRD, Inspektorat Daerah, Badan, Dinas, Kantor, Kecamatan, dan Kelurahan di lingkungan Pemerintah Kabupaten yang mempunyai tugas mengelola anggaran dan barang daerah. 8. Rencana Strategi Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat Renstra SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD Kabupaten Wonogiri untuk periode 5 (lima) tahun. BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH Pasal 2 RPJM Daerah merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah sebagai landasan dan pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam melaksanakan pembangunan 5 (lima) tahun terhitung sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2015 dan pelaksanaan lebih lanjut dituangkan dalam RKPD. Pasal 3 Sistematika RPJM Daerah disusun sebagai berikut : a. BAB I : Pendahuluan; b. BAB II : Gambaran Umum Kondisi Daerah; c. BAB III : Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah serta Kerangka Pendanaan; d. BAB IV : Analisis Isu-isu Strategis e. BAB V : Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran; f. BAB VI : Strategi dan Arah Kebijakan; g. BAB VII : Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah; h. BAB VIII : Indikasi Rencana Program Prioritas yang Disertai Kebutuhan Pendanaan; i. BAB IX : Penetapan Indikator Kinerja Daerah; j. BAB X : Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan..

(6) Pasal 4 RPJM Daerah beserta matrik program-program pembangunan daerah RPJM Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2010-2015 sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Pasal 5 RPJM Daerah berpedoman pada Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 10 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2005-2025, dan memperhatikan Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014 serta Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2013. Pasal 6 (1) (2). Program pembangunan daerah periode 2010-2015 dilaksanakan sesuai dengan RPJM Daerah. RPJM Daerah memuat visi, misi dan arah pembangunan jangka menengah daerah. Pasal 7. RPJM Daerah menjadi pedoman bagi SKPD dalam menyusun Renstra SKPD dan sebagai acuan bagi seluruh pemangku kepentingan di Daerah dalam melaksanakan kegiatan pembangunan selama kurun waktu 2010-2015. Pasal 8 RPJM Daerah wajib dilaksanakan oleh Bupati dalam rangka penyelenggaraan pembangunan di Daerah. BAB III PENGENDALIAN DAN EVALUASI Pasal 9 (1) (2). Bupati melakukan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPJM Daerah. Tata cara pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPJM Daerah dilaksanakan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. BAB IV KETENTUAN PERALIHAN Pasal 10. Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka RPJM Daerah menjadi pedoman penyusunan rencana pembangunan sampai dengan Tahun 2015, dan dapat diberlakukan sebagai RPJM Daerah transisi sebagai pedoman penyusunan RKPD Tahun 2016 sebelum tersusunnya RPJM Daerah Tahun 2015 – 2020 yang memuat visi dan misi Bupati terpilih..

(7) BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 11 Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku maka Peraturan Bupati Wonogiri Nomor 15 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2011-2015 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 12 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. Pasal 13 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Wonogiri. Ditetapkan di Wonogiri pada tanggal 12 September 2011 BUPATI WONOGIRI, Cap. Ttd DANAR RAHMANTO Diundangkan di Wonogiri pada tanggal 12 September 2011 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN WONOGIRI, Cap. Ttd BUDISENA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2011 NOMOR 11.

(8) PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR : 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 I. UMUM Bahwa dalam rangka memberikan arah dan tujuan dalam mewujudkan citacita dan tujuan pembangunan daerah sesuai dengan visi, misi Kepala Daerah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008, perlu disusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah kurun waktu 5 tahun mendatang. RPJM Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2010-2015 merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Bupati yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dengan memperhatikan RPJM Nasional dan RPJM Provinsi. RPJM Daerah memuat arah dan kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Penyusunan RPJM Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2010-2015 dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan pembangunan, serta mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. RPJM Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2010-2015, akan digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan RKPD Kabupaten Wonogiri pada setiap tahun anggaran. Selain itu juga dijadikan acuan bagi penyusunan dokumen perencanaan pembangunan Kabupaten wonogiri. Berdasarkan pertimbangan sebagaimana tersebut di atas, maka perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2010-2015. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2 Cukup jelas. Pasal 3 Cukup jelas..

(9) Pasal 4 Cukup jelas. Pasal 5 Cukup jelas. Pasal 6 Cukup jelas. Pasal 7 Cukup jelas. Pasal 8 Cukup jelas. Pasal 9 Cukup jelas. Pasal 10 Dokumen RPJMD Tahun 2010-2015 ini dapat diberlakukan sebagai Dokumen RPJMD Transisi untuk pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2016 sebelum RPJMD Tahun 2015-2020 disusun dan ditetapkan menjadi Peraturan Daerah. Pasal 11 Cukup jelas. Pasal 12 Cukup jelas. Pasal 13 Cukup jelas. TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 99.

(10) LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR : 11 TAHUN 2011 TANGGAL : 12 SEPTEMBER 2011. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, Pemerintah Daerah mempunyai kewenangan untuk mengatur dan mengurus pemerintahannya sendiri. Namun demikian, dalam penyusunan perencanaan pembangunan daerah,. tetap. pemerintahan. harus pusat,. memperhatikan provinsi. dan. keterkaitan. antar. antara. pemerintah. perencanaan. daerah,. sehingga. pencapaian tujuan daerah mendukung pencapaian tujuan nasional. Aspek hubungan tersebut juga harus memperhatikan kewenangan yang diberikan terkait dengan kepemilikan sumber daya alam dan sumber daya lainnya maupun terkait dengan aspek pelayanan umum dan kemampuan keuangan daerah. Pemberian otonomi itu dimaksudkan untuk mempercepat proses terwujudnya. kesejahteraan. masyarakat. melalui. peningkatan. pelayanan,. pemberdayaan dan peran serta masyarakat. Dengan adanya otonomi daerah diharapkan pemerintah daerah selain mampu meningkatkan daya saing, melalui prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan dalam pembangunan juga mampu meningkatkan daya guna potensi dan keanekaragaman sumber daya daerah. Di lain pihak, dalam Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor : 10 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2005 – 2025, dinyatakan bahwa perencanaan pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan. nasional.. Lebih. lanjut. dikatakan. bahwa. perencanaan. pembangunan daerah meliputi : Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP Daerah), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM Daerah) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). RPJP Daerah berisi Visi, Misi dan Arah Kebijakan Pembangunan Daerah selama kurun waktu 20 tahun, sedang RPJM Daerah berisikan penjabaran visi, misi dan program Kepala Daerah terpilih, sementara RKPD merupakan penjabaran RPJM Daerah untuk jangka waktu 1 tahun.. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015. I.1.

(11) Dari. penjelasan. di. atas. dapat. disimpulkan. abahwa. Rencana. Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM Daerah) adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima) tahun yang merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Bupati dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP Daerah) serta memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM Nasional). Dalam Lampiran BAB I Draft Rancangan Perda tentang RPJP Daerah Kabupaten Wonogiri juga telah dinyatakan bahwa Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP Daerah) Kabupaten Wonogiri merupakan pedoman perencanaan pembangunan daerah yang memiliki jangkauan upaya pembangunan jangka panjang selama 20 tahun. RPJP Daerah merupakan dokumen penting yang akan menjadi acuan dalam penyusunan rencana daerah dengan hierarki dan skala yang lebih rendah, yaitu Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP Daerah) dan Recana Strategis – Satuan Kerja Perangkat Daerah (RENSTRA-SKPD) selama kurun waktu 5 (lima) tahun. RPJM Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2010-2015 pada dasarnya merupakan implementasi atas visi, misi dan program Kepala Daerah yang dipilih secara langsung oleh rakyat, yang pelaksanaanya diintegrasikan dengan tahapan pembangunan dalam dokumen RPJP Daerah, khususnya dengan Tahap II Pelaksanaan RPJP Daerah tahun 2010-2014. RPJM Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2010-2015, akan dijabarkan lebih lajut ke dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang merupakan rencana pembangunan tahunan daerah, yang memuat prioritas pembangunan daerah, rancangan kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal, serta program dan indikasi kegiatan dari setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kabupaten Wonogiri. Dari penjelasan ini, maka RPJM Daerah adalah dokumen perencanaan Pemerintah Daerah untuk periode 5 (lima) tahun yang memuat penjabaran dari Visi, Misi, dan Program dari Kepala Daerah terpilih. Dalam penyusunan RPJM Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 20102015, berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional, yang di dalamnya memuat Arah Kebijakan Keuangan Daerah, Strategi Pembangunan Daerah, Kebijakan Umum, dan Program Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Program Lintas SKPD, dan Program Kewilayahan disertai dengan Rencana-rencana Kerja dalam Kerangka Regulasi dan Kerangka RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015. I.2.

(12) Pendanaan yang bersifat indikatif. Dalam dokumen RPJM Daerah juga ditekankan arti pentingnya upaya dalam menerjemahkan visi, misi dan agenda Kepala Daerah terpilih ke dalam tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan pembangunan yang mampu. merespon kebutuhan dan aspirasi masyarakat. serta kesepakatan tentang tolok ukur kinerja untuk mengukur keberhasilan maupun ketidakberhasilan pembangunan daerah selama. 5 (lima) tahun ke. depan. Penyusunan dokumen RPJM Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 20102015 diharapkan dapat dijadikan sebagai alat pemandu, pengarah dan pedoman dalam pelaksanaan program-program pembangunan daerah selama kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan, sekaligus juga dijadikan dasar dalam pertanggungjawaban atas pelaksanaan hasil-hasil pembangunan kepada masyarakat pada setiap akhir tahun anggaran maupun pada saat akhir masa jabatan. Untuk mendapatkan dukungan yang optimal pada saat implementasinya pada tahun-tahun terkait, proses penyusunan RPJMD Daerah Kabupaten Wonogiri sudah mencoba untuk membangun komitmen dan kesepakatan dari stakeholders guna mencapai tujuan RPJM Daerah melalui proses yang transparan, demokratis, dan akuntabel dengan memadukan pendekatan teknokratis, demokratis, partisipatif, dan politis. Hal ini juga sesuai dan sejalan dengan amanah Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, dimana penyusunan RPJM Daerah hendaknya memenuhi 5 (lima) prinsip/pendekatan, yaitu: (i) Pendekatan Politik, (ii) Pendekatan Teknokratik, (iii) Pendekatan Partisipatif, (iv)Pendekatan Atas-Bawah (Top-Down) dan (v) Pendekatan Bawah-Atas (Bottom-Up). Pertama, Pendekatan Politik, bermakna bahwa dalam penyusunan RPJM Daerah Kabupaten Wonogiri melibatkan proses konsultasi dengan kekuatan politis terutama antara Kepala Daerah terpilih dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Kedua, Pendekatan Teknokratik, bahwa penyusunan dokumen peren-canaan harus menggunakan pola pikir dan kerangka ilmiah yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) bidang perencanaan yaitu. Badan. Perencanaan. Pembangunan. Daerah. (Bappeda).. Ketiga,. Pendekatan Partisipatif, bermakna bahwa proses penyusunan RPJM Daerah Kabupaten Wonogiri. semaksimal mungkin sudah berusaha dilaksanakan. secara transparan, akuntabel, dan melibatkan masyarakat (stakeholders) dalam pengambilan keputusan peren-canaan, baik dalam tingkatan sektoral maupun. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015. I.3.

(13) tingkatan regional/kewilayahan, melalui penyelenggaraan Musrenbang RPJM Daerah tingkat kecamatan maupun tingkat kota. Keempat, Pendekatan AtasBawah (Top-Down) bahwa proses penyusunan RPJM Daerah Kabupaten Wonogiri. sudah diusahakan untuk bersinergi dengan rencana strategis di. atasnya, khususnya dengan dokumen RPJM Nasional dan dokumen RPJM Daerah Provinsi Jawa Tengah, serta komitmen terhadap kebijakan dari pemerintahan tingkat provinsi dan tingkat nasional. Kelima, Pendekatan BawahAtas (Bottom-Up) bermakna dalam proses penyu-sunan RPJM Daerah Kabupaten Wonogiri, sudah berusaha untuk memperhatikan aspirasi dan kebutuhan masyarakat, khususnya melalui penyelenggaaran Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) RPJM Daerah Kabupaten Wonogiri. Dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, maka penyusunan rencana pembangunan daerah baik RPJP Daerah, RPJM Daerah, maupun RKPD berpedoman pada Peraturan Pemerintah dimaksud. Sesuai dengan Pasal 15 ayat (1) dan (2) Peraturan Pemerintah ini, RPJM Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah paling lama 6 (enam) bulan setelah Kepala Daerah dilantik. Oleh karenanya, berdasar Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan juga Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, maka Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM Daerah) Kabupaten Wonogiri Tahun 20102015 harus ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Dengan berpedoman pada Pasal 14 - Pasal 19 dari Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dalam menyusun RPJM Daerah di Kabupaten Wonogiri, acuan utama yang digunakan adalah rumusan visi, misi, dan program Kepala Daerah untuk dijabarkan ke dalam Strategi Pembangunan Daerah, Kebijakan Umum, Program Prioritas Kepala Daerah dan Arah Kebijakan Keuangan Daerah. RPJM Daerah Kabupaten Wonogiri dijadikan pedoman oleh Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk menyiapkan dokumen Rencana Strategis - Satuan Kerja Perangkat Daerah (RENSTRA-SKPD) sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) SKPD. RPJM Daerah Kabupaten Wonogiri. disusun juga. berpedoman pada RPJP Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2005-2025.. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015. I.4.

(14) Dalam penyusunan dokumen RPJM Daerah di Kabupaten Wonogiri juga mengacu pada, RPJM Nasional, RPJM Daerah Provinsi Jawa Tengah, dan berbagai kebijakan dan prioritas program Pemerintah dan Pemerintah Provinsi. Tujuan merujuk semua dokumen perencanaan dimaksud adalah untuk menjamin adanya sinergitas kebijakan dan sinkronisasi program secara vertikal antar tingkat pemerintahan yang berbeda. Keberadaan RPJM Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2010-2015 pada dasarnya merupakan pelaksanaan dari program-program perencanaan selama 5 tahun tahapan kedua setelah kurun waktu 5 (ima) tahun tahapan pertama selesai dilaksanakan, yaitu periode tahapan pertama tahun 2005-2009. Pelaksanaan RPJM Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2005-2009 telah dilaporkan dalam bentuk Laporan Keterangan Pertanggungjawaban - Akhir Masa Jabatan (LKPJ - AMJ) Kepala Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 20052009 kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Wonogiri pada tahun 2010. RPJM Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2010-2015 pada dasarnya disusun. dengan. maksud. untuk. menyediakan. dokumen. perencanaan. komprehensif selama 5 (lima) tahun, yang akan digunakan sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Strategis - Satuan Kerja Perangkat Daerah (RENSTRASKPD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) sesuai dengan peraturan perundangan, khususnya: Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pemba-ngunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yang telah dijabarkan ke dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008, pada era sekarang ini juga sudah dijabarkan ke dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Berdasar pada Lampiran III, dari Permendagri Nomor 54 Tahun 2010, telah dinyatakan bahwa dalam penyusunana Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Wonogiri Tahun 2010-2015, telah dilakukan serangkaian kegiatan, yang mencakup: (i) Pengolahan data dan informasi pendukung, khususnya hasil dokumen Laporan. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015. I.5.

(15) Keterangan Pertanggungjawaban - Akhir Masa Jabatan (LKPJ - AMJ) Kepala Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2005 - 2010 kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Daerah. (DPRD). Kabupaten. Wonogiri,. untuk. menjaga. tingkat. kesinambungan pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Wonogiri; (ii) Penelaahan Draft Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Wonogiri Tahun 2010-2030; (iii) Analisis gambaran umum kondisi daerah Kabupaten Wonogiri; (iv) Analisis pengelolaan keuangan daerah dan kerangka pendanaan di Kabupaten Wonogiri; (v) Perumusan permasalahan pembangunan daerah di Kabupaten Wonogiri berdasar pada visi, misi dan program pasangan Kepala Daerah terpilih; (vi) Penelaahan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah. Nasional. (RPJMN). Tahun. 2010-2014,. dokumen. Rencana. Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2013; (vii) Analisis isu-isu strategis pembangunan jangka menengah Kabupaten Wonogiri Tahun 2010-2015; (viii) Perumusan penjelasan visi dan misi dari pasangan Kepala Daerah terpilih; (ix) Perumusan tujuan dan sasaran; (x) Perumusan strategi dan arah kebijakan; (xi) Perumusan kebijakan umum. dan. program. pembangunan. daerah. Kabupaten. Wonogiri;. (xii). Penyusunan indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan; dan (xiii) Penetapan Indikator Kinerja Kabupaten Wonogiri; (xiv) Pembahasan dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Wonogiri. Sementara serangkaian tahapan yang belum dilakukan adalah: (i) Pelaksanaan forum konsultasi publik; (ii) Pembahasan dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Wonogiri untuk memperoleh masukan dan saran; serta (iii) Penyelarasan program prioritas dan kebutuhan pendanaan.. 1.2 Dasar Hukum Penyusunan Dalam penyusunan dokumen RPJM Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2010-2015 digunakan sejumlah peraturan perundangan sebagai landasan hukum, yang meliputi: 1. Undang–Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan DaerahDaerah Kota Besar Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta;. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015. I.6.

(16) 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan; 4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008; 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah; 7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025; 8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; 9. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; 10. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah; 13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 14. Peraturan. Pemerintah. Nomor. 65 Tahun. 2005 tentang Pedoman. Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal 15. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; 16. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan; 17. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional; 18. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pedoman Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Kepala Daerah kepada DPRD dan Informasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat;. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015. I.7.

(17) 19. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota; 20. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota; 21. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah; 22. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan; 23. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,. Pengendalian. dan. Evaluasi. Pelaksanaan. Rencana. Pembangunan Daerah; 24. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan; 25. Peraturan Pemerintah 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional; 26. Peraturan. Presiden. Nomor. 1. Tahun. 2007. tentang. Pengesahan,. Pengundangan, dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan; 27. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014; 28. Peraturan. Presiden. Nomor. 15. Tahun. 2010. tentang. Percepatan. Penanggulangan Kemiskinan; 29. Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2009 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif; 30. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan; 31. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Tata. Cara. Penyusunan. Perencanaan. Pembangunan. Daerah. dan. Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa Tengah; 32. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005 – 2025;. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015. I.8.

(18) 33. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2013; 34. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2029; 35. Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 2 Tahun 2005 tentang Perencanaan Pembangunan Daerah. 36. Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 9 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah; 37. Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 11 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Wonogiri; 38. Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 9 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 – 2030; 39. Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 10 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2005 – 2025; 1.3 Hubungan Antar Dokumen Dalam penyusunan dokumen RPJM Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2010-2015 digunakan sejumlah dokumen perencanaan yang ada di tingkat nasional maupun daerah (Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Wonogiri), yaitu sebagai berikut: 1.3.1 RPJM Nasional RPJM Nasional sudah ditetapkan dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014, pada tanggal 15 Januari 2010. Ada 3 (tiga) dokumen sebagai lampiran dari Perpres Nomor 5 Tahun 2010, yaitu: (i) Buku I dengan judul: ”Terwujudnya Indonesia yang Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan”, (ii) Buku II dengan judul: ”Memperkuat Sinergi Antarbidang Pembangunan”, dan (iii) Buku III dengan judul: ”Memperkuat Sinergi Antara Pusat dan Daerah dan Antar Daerah”. Provinsi maupun kabupaten/kota bisa mengadopsi RPJM Nasional, khususnya dalam menjabarkan program-program sektoral dan program kewilayahan/regional. Program sektoral terkait dengan upaya pengentasan kemiskinan dapat mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015. I.9.

(19) 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan; sedang untuk program yang bersifat sektoral lainnya, dapat mengacu pada Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan. Inpres ini memuat program-program yang dinaungi ke dalam Program Pro-Rakyat, Program Keadilan untuk Semua (justice for all); dan Program Pencapaian Tujuan Milenium (Millenium Development Goals MDGs). 1.3.2 RPJM Daerah Provinsi Jawa Tengah RPJM Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2013 ditetapkan dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 2009. Dalam Pasal 6, huruf b dinyatakan bahwa penyusunan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM Daerah) untuk kabupaten dan kota di wilayah Jawa Tengah harus berpedoman pada RPJM Daerah Provinsi Jawa Tengah. Dalam RPJM Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2013, diprioritaskna pada masalah-masalah sebagai berikut: 1. Mewujudkan Sumber Daya Manusia dan Masyarakat yang Berkualitas, Beriman dan Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, Cerdas, Sehat, serta Berbudaya; 2. Mewujudkan Perekonomian Daerah yang Berbasis pada Potensi Unggulan. Daerah. dengan. Dukungan. Rekayasa. Teknologi. dan. Berorientasi pada Ekonomi Kerakyatan; 3. Mewujudkan Kehidupan Politik dan Tata Pemerintahan yang Baik (Good Governance), Demokratis, dan Bertanggung Jawab, Didukung oleh Kompetensi dan Profesionalitas Aparatur, Bebas dari Praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN), serta Pengembangan Jejaring; 4. Mewujudkan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup yang Optimal dengan Tetap Menjaga Kelestarian Fungsinya dalam Menopang Kehidupan; 5. Mewujudkan Kualitas dan Kuantitas Prasarana dan Sarana yang Menunjang Pengembangan Wilayah, Penyediaan Pelayanan Dasar, dan Pertumbuhan Ekonomi Daerah; dan 6. Mewujudkan Kehidupan Masyarakat yang Sejahtera, Aman, Damai dan Bersatu dalam Wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Didukung dengan Kepastian Hukum dan Penegakan HAM serta Keadilan dan Kesetaraan Gender. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015. I.10.

(20) Berkaitan. dengan. 6. (enam). prioritas. pembangunan. yang. diamanatkan oleh RPJP Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahap Pertama dan. Tahap. Kedua. tersebut. di. atas,. pendekatan. implementasi. (implementation approach) yang dipilih untuk RPJM Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2013 adalah pengembangan kawasan dan pemberdayaan masyarakat perdesaan, melalui rumusan motto “Bali Ndeso Mbangun Deso”. Dalam kaitan ini desa menjadi orientasi utama bagi aktivitas pembangunan di Jawa Tengah periode 2008 - 2013. 1.3.3 RTRW Provinsi Jawa Tengah Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2003-2018 saat ini sudah dilakukan proses review atau peninjauan kembali untuk dasar pembuatan dokumen RTRW Provinsi Jawa Tengah yang baru. Proses review ini mengacu pada Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang serta adanya visi dan misi baru Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sebagaimana yang dimuat dalam Peraturan Daerah Provinsi. Jawa. Tengah. Nomor. 4. Tahun. 2009. tentang. Rencana. Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2013. Saat ini Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sudah menetapkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Tengah Tahun 20092029. Beberapa dasar hukum dalam penyusunan RTRW Provinsi Jawa Tengah,. yaitu. ditetapkannya. Undang-Undang (UU) dan. Peraturan. Pemerintah (PP) baru, yang berkaitan Tata Ruang dan Bencana Alam seperti: (i) UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang, (ii) UU Nomor 27 Tahun 2007 tentang Kawasan Pesisir; (iii) UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana Alam; dan (iv) PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Nasional. Selain dasar hukum di atas, perubahan RTRW di Provinsi Jawa Tengah, juga didasarkan atas pertimbangan: (i) Adanya rencana pengembangan jalan tol: Semarang-Solo, Semarang-Batang, YogyakartaSolo, Solo-Mantingan, Semarang-Demak, dan Batang-Brebes; (ii) Adanya wacana pengembangan jalan tol di Selatan Jawa Tengah (RTRWN), yaitu: Cilacap-Kebumen-Purworejo-Yoyakarta-Solo; (iii) Pengembangan Blok Cepu; dan (iv) Pengembangan Jalur Lintas Selatan (JJLS).. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015. I.11.

(21) Dalam dokumen RTRW Provinsi Jawa Tengah juga disebutkan bahwa Kota Wonogiri bersama dengan beberapa kota yang lain berperan sebagai Pelayanan Kegiatan Wilayah (PKW), yang selengkapnya meliputi: Kota Kroya, Kota Kebumen, Kota Kutoarjo-Purworejo, Kota Wonosobo, Kota Magelang, Kota Kartasura, Kota Wonogiri, Kota Wonogiri, Kota Cepu, Kota Jepara, Kota Juwana-Pati, Kota Salatiga, dan Kota UngaranBawen-Ambarawa, dan Kota Tegal. Di samping itu, Kabupaten Wonogiri bersama dengan 6 (enam) daerah di Subosuka Wonosraten masuk dalam kategori Kawasan Andalan, sekaligus juga Kawasan Strategis. Kawasan Andalan yang ditetapkan di Provinsi Jawa Tengah, selengkapnya meliputi: (i) Kawasan Cilacap dan sekitarnya, (ii) Kebumen dan sekitarnya, (iii) Borobudur dan sekitarnya, (iv) Subosuka Wonosraten (Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen dan Klaten), di mana kawasan ini juga termasuk sebagai salah satu Kawasan Strategis di Jawa Tengah, (v) Wanarakuti (Juwana, Jepara, Kudus, Pati), (vi) Kedungsapur (Kendal, Demak, Ungaran, Salatiga, Semarang, dan Purwodadi), dan (viii) Bregas (Brebes, Tegal, Slawi). Dalam RTRW Provinsi Jawa Tengah Kota Wonogiri tidak masuk dalam hirarki sistem perkotaan, tetapi dalam sistem perwilayahan Provinsi Jawa Tengah Kabupaten Wonogiri masuk dalam sistem perwilayahan Surakarta dan sekitarnya (Subosuka Wonosraten), bersama dengan Kota Surakarta, Kabupaten Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen, dan Klaten, dengan fungsi pengembangan sebagai Pusat Pelayanan Lokal, Provinsi, Nasional dan Internasional.. 1.3.4 RPJP Daerah Kabupaten Wonogiri Dalam RPJP Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2005-2025 dinyatakan bahwa RPJP Daerah memuat visi, misi dan arah pembangunan jangka panjang (20 tahun), yang disusun dengan mengacu kepada dokumen RPJP Nasional dan RPJP Daerah Provinsi Jawa Tengah. RPJP Daerah Kabupaten Wonogiri. disusun berbasis Tata Ruang Wilayah. Kabupaten Wonogiri yang merupakan bagian dari Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah. RPJP Daerah Kabupaten Wonogiri dipakai sebagai pedoman dalam penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM Daerah) Kabupaten Wonogiri yang. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015. I.12.

(22) merupakan penjabaran dari visi dan misi pasangan Kepala Daerah untuk periode 5 tahun. RPJM Tahap II Tahun 2010-2014 dalam dokumen RPJP Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2005-2014, masuk ke dalam tahapan peningkatan, dengan prioritas pembangunan pada: (i) Mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, bermartabat, dan berdaya saing; (ii) Mewujudkan ekonomi kerakyatan berbasis potensi daerah dan IPTEKS serta mampu bersaing di pasar global; (iii) Mewujudkan pengelolaan Sumber. Daya. Alam. (SDA). yang. berwawasan. lingkungan. dan. berkelanjutan; (iv) Mewujudkan ketercukupan dan pelayanan sarana prasarana. yang berkualitas guna menunjang pengembangan wilayah;. serta (v). Mewujudkan kepemerintahan yang baik dengan menjunjung. tinggi supremasi hukum yang berkeadilan. 1.3.5 RTRW Kabupaten Wonogiri Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 – 2030 merupakan hasil review dari Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Wonogiri Tahun 1995/1996–2004/2005. Penyusunan review tersebut merupakan amanat Undang–Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang. Beberapa substansi yang harus termuat dalam Dokumen RTRW sesuai dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 di antaranya adalah Penyediaan Ruang Terbuka Hijau, Penyediaan ruang untuk pejalan kaki, penyediaan ruang untuk sektor informal, penetapan kawasan strategis dan penyediaan ruang untuk keperluan mitigasi bencana alam. Sebagaimana yang telah disebatkan pada bagian sebelumnya, dalam RTRW Provinsi Jawa Tengah Kota Wonogiri tidak masuk dalam hirarki sistem perkotaan, tetapi dalam sistem perwilayahan Provinsi Jawa Tengah Kabupaten Wonogiri masuk dalam sistem perwilayahan Surakarta dan sekitarnya (Subosuka Wonosraten), bersama dengan Kota Surakarta, Kabupaten Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen, dan Klaten, dengan fungsi pengembangan sebagai Pusat Pelayanan Lokal, Provinsi, Nasional dan Internasional. Oleh karena itu untuk 20 tahun ke depan sistem perkotaan di Kabupaten Wonogiri direncanakan sebagai berikut:. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015. I.13.

(23) 1. Pusat. Kegiatan. Lokal. (PKL). meliputi. Kecamatan. Wonogiri,. Pracimantoro, Purwantoro, Baturetno, Slogohimo, Jatisrono, Selogiri, Wuryantoro dan Sidoharjo. 2. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) meliputi Kecamatan Eromoko, Manyaran, Ngadirojo, Tirtomoyo, Kismantoro, Paranggupito, Giritontro, Batuwarno,. Karangtengah,. Nguntoronadi,. Jatiroto,. Bulukerto,. Puhpelem, Giriwoyo, Jatipurno dan Girimarto. 3. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) meliputi Kecamatan Selogiri dan Giritontro. Sementara dalam hal kawasan strategis yang telah ditetapkan secara nasional, harus dijabarkan penetapannya pada tingkat kedetailan Rencana Tata Ruang Wilayah kabupaten, pada Arahan Kawasan Strategis Kabupaten. Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) Wonogiri ini meliputi: 1. Kawasan Strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yang mencakup kawasan kawasan unggulan pengembangan ekonomi khusus yang meliputi kawasan pusat perdagangan terletak di ibukota Kabupaten Wonogiri, ibukota Kecamatan Ngadirojo, Pracimantoro, Jatisrono, Purwantoro dan Baturetno, kawasan pusat jasa terletak di Kecamatan Wonogiri dan Purwantoro. kawasan pusat pertumbuhan ekonomi, meliputi: Kecamatan Wonogiri, Pracimantoro, Jatisrono, Purwantoro dan Baturetno. Kawasan sekitar Terminal Type A yang berada. di Desa Singodutan. (Kecamatan. Selogiri) yang dapat. mendorong pertumbuhan aktivitas perekonomian. Kawasan pusat pertumbuhan Bulukerto,. kawasan. tertentu,. Karangtengah,. meliputi:. Kismantoro,. Kecamatan. Manyaran,. Selogiri,. Giritontro. dan. Wuryantoro. Kawasan koridor pantai Selatan dan kawasan Agropolitan, meliputi : Kecamatan Girimarto, Jatipurno, Slogohimo dan Jatisrono. 2. Kawasan Strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya dapat berupa kawasan Cagar Budaya terletak di Kecamatan Jatisrono, Kecamatan. Wonogiri,. Kecamatan. Girimarto. dan. Kecamatan. Karangtengah. Sedang untuk pinggalan sejarah terletak di Kecamatan Baturetno. 3. Kawasan Strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi adalah melalui optimalisasi teknologi. tinggi. untuk. meningkatkan. kesejahteraan. masyarakat.. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan Sumber RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015. I.14.

(24) Daya Alam dan/atau Teknologi Tinggi yaitu di Waduk Serba Guna “Gajah Mungkur” Wonogiri. 4. Kawasan Strategis dari sudut penyelamatan lingkungan hidup (antara lain adalah kawasan perlindungan dan pelestarian lingkungan hidup, termasuk kawasan yang diakui sebagai warisan dunia). Kawasan prioritas keseimbangan ekologis yang diarahkan untuk dikembangkan di Kabupaten Wonogiri adalah Kawasan Karst, SubDAS Keduang, SubDAS Wuryantoro, SubDAS Wiroko, SubDAS Temon, SubDAS Alang Ngunggahan dan SubDAS SoloHulu. 5. Kawasan strategis dari sudut kepentingan perbatasan adalah kawasan yang di dalamnya berlangsung kegiatan yang mempunyai pengaruh besar terhadap tata ruang di wilayah sekitarnya, meliputi: a. Kawasan Koridor Perbatasan Pacitan – Wonogiri- Wonosari (Pawonsari); b. Kawasan Koridor Perbatasan Surakarta – Boyolali –Sukoharjo – Karanganyar – Wonogiri – Sragen – Klaten (Subosukawonosraten); c. Kawasan Koridor Perbatasan Karanganyar – Sragen - Wonogiri – Magetan – Pacitan - Ngawi – Ponorogo (Karismapawirogo); d. Kawasan. Koridor. Pantai. Selatan. (Koridor. Pracimantoro. –. Paranggupito – Giriwoyo – Giritontro). 1.3.6 RENSTRA – SKPD Rencana Strategis – Satuan Kerja Perangkat Daerah (RENSTRA – SKPD). merupakan. dokumen. Perencanaan. Pembangunan. Jangka. Menengah (5 tahunan) dari SKPD yang akan menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja (RENJA) tahunan SKPD. Dalam menyusun RENSTRA-SKPD, masing-masing SKPD di lingkup Pemerintah Kabupaten Wonogiri harus berpedoman kepada dokumen RPJM Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2010-2015. 1.3.7 RKPD Kabupaten Wonogiri Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Wonogiri adalah. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Wonogiri. yang. disusun setiap tahun sekali. Penyusunan RKPD Kabupaten Wonogiri mengacu pada dokumen RPJM Daerah Kabupaten Wonogiri, dan menjadi pedoman untuk penyusunan dokumen RENJA-SKPD.. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015. I.15.

(25) Hubungan antar dokumen yang terkait dengan penyusunan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2010-2015 adalah sebagai berikut:. Gambar 1.1 Hubungan Lainnya RPJM. Daerah. RPJM. Daerah. Kabupaten. dengan. Wonogiri. Dokumen. Tahun. Perencanaan. 2010-2015. dalam. penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2005-2025, khususnya pada fase kedua pelaksanaan RPJP Daerah untuk periode 2010-2014. Dalam penyusunan RPJM Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2010-2015 juga memperhatikan RPJM Nasional Tahun 2010-2014, yang selanjutnya akan dijabarkan dalam dokumen perencanaan tahunan Kabupaten Wonogiri dalam bentuk dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). RPJM Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2010-2015 yang sudah ditetapkan, akan menjadi pedoman untuk penyusunan dokumen Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (RENSTRA-SKPD). Selanjutnya Renstra-SKPD akan menjadi pedoman untuk penyusunan dokumen Rencana Kerja- Satuan Kerja Perangkat Daerah (RENJA-SKPD). Dalam penyusunan RENJA-SKPD juga mengacu pada dokumen RKPD Kabupaten Wonogiri.. 1.4 Maksud dan Tujuan Sebagai dokumen perencanaan 5 (lima) tahunan, RPJM Daerah Kabupaten Wonogiri. Tahun 2010-2015 disusun dengan maksud dan tujuan. sebagai berikut:. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015. I.16.

(26) a.. Menjabarkan gambaran umum daerah, tujuan, sasaran dan arah kebijakan yang memuat program-program dan indikasi kegiatan selama 5 (lima) tahun yang dilaksanakan dalam rangka mewujudkan visi dan misi Kepala Daerah terpilih selama kurun waktu 2010-2015.. b.. Menyediakan acuan resmi bagi seluruh jajaran pemerintah daerah di Kabupaten Wonogiri (Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)) dan juga DPRD dalam menentukan prioritas program dan indikasi kegiatan tahunan, yang akan disusun dalam dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) sebagai dokumen perencanaan tahunan daerah.. c.. Memudahkan seluruh jajaran aparatur pemerintah daerah di Kabupaten Wonogiri. dan. juga. DPRD. untuk. mencapai. tujuan. dengan. cara. menyediakan payung-payung program dan indikasi kegiatan yang disusun secara terpadu, terarah dan terukur, sesuai dengan visi dan butir-butir misi dari Kepala Daerah terpilih. d.. Memberikan satu tolok ukur untuk proses pengawasan dan evaluasi kinerja, khususnya kepada setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), baik pada setiap akhir tahun anggaran maupun pada akhir masa jabatan Kepala Daerah terpilih.. e.. Memberikan arah sekaligus menjadi acuan bagi seluruh komponen pelaku pembangunan daerah (pemerintah daerah, dunia usaha dan masyarakat) dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan pembangunan daerah yang terintegrasi dengan tujuan pembangunan Provinsi Jawa Tengah dan Nasional sesuai dengan visi, misi, dan arah pembangunan daerah yang telah ditetapkan dan disepakati bersama oleh segenap komponen masyarakat di Kabupaten Wonogiri .. 1.5 Sistematika Penulisan Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang. Tahapan,. Tatacara. Penyusunan,. Pengendalian,. dan. Evaluasi. Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; sistematika penulisan RPJM Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2010-2015 dibagai ke dalam 10 (sepuluh) BAB dengan penjelasan sebagai berikut :. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015. I.17.

(27) BAB I. BAB II. BAB III. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. 1.2. Dasar Hukum Penyusunan. 1.3. Hubungan Antar Dokumen. 1.4. Maksud dan Tujuan. 1.5. Sistematika Penulisan. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1. Aspek Geografi dan Demografi. 2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat. 2.3. Aspek Pelayanan Umum. 2.4. Aspek Daya Saing Daerah. GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Pengelolaan Keuangan Daerah 3.1.1 Kebijakan Umum Anggaran 3.1.2 Penyusunan Anggaran. 3.2. Analisis Kemampuan Keuangan Daerah. 3.3. Penyajian Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Untuk Meningkatkan Transparansi dan Akuntabilitas Publik. BAB IV. BAB V. ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS 4.1. Permasalahan Pembangunan. 4.2. Isu-Isu Strategis. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi. 5.2. Misi. 5.3. Tujuan dan Sasaran. BAB VI. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN. BAB VII. KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH. BAB VIII. INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN. BAB IX. PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH. BAB X. PENUTUP 10.1 Pedoman Transisi 10.2 Kaidah Pelaksanaan. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015. I.18.

(28) BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH Kabupaten Wonogiri terletak di sebelah tenggara Provinsi Jawa Tengah, dan merupakan salah satu kabupaten yang pembentukannya ditetapkan dengan Undang–Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah. Sejalan dengan undangundang tersebut dan sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 3 Tahun 2002, pembagian wilayah administrasi di Kabupaten Wonogiri terdiri dari 25 Kecamatan serta 294 desa/ kelurahan, yang meliputi sejumlah 251 desa dan 43 kelurahan. Kabupaten Wonogiri terkenal dengan sebutan Kota Gaplek. Untuk melihat lebih jauh berbagai keberhasilan dan permasalahan yang dihadapi Kabupaten Wonogiri di berbagai bidang kehidupan, di bawah ini akan dipaparkan Gambaran Umum Kabupaten Wonogiri yang diawali dengan uraian tentang sejarah tentang lahirnya Kabupaten Wonogiri. Sejarah berdirinya Kabupaten Wonogiri dimulai dari embrio "Kerajaan Kecil" di Bumi Nglaroh Desa Pule Kecamatan Selogiri. Di daerah inilah dimulainya penyusunan bentuk organisasi pemerintahan yang masih sangat terbatas dan sangat sederhana, yang di kemudian hari menjadi simbol semangat pemersatu perjuangan rakyat. Inisiatif untuk menjadikan Wonogiri (Nglaroh) sebagai basis perjuangan Raden Mas Said, adalah dari rakyat Wonogiri sendiri (Wiradiwangsa) yang kemudian didukung oleh penduduk Wonogiri pada saat itu. Mulai saat itulah Nglaroh (Wonogiri) menjadi daerah yang sangat penting, yang melahirkan peristiwa-peristiwa bersejarah di kemudian hari. Tepatnya pada hari Rabu Kliwon tanggal 3 Rabi'ul Awal (Mulud) Tahun Jumakir, Windu Senggoro: Angrasa Retu Ngoyang Jagad atau 1666, dan apabila mengikuti perhitungan masehi maka menjadi hari Rabu Kliwon tanggal 19 Mei 1741 (Kahutaman Sumbering Giri Linuwih), Nglaroh telah menjadi kerajaan kecil yang dikuatkan dengan dibentuknya. kepala punggawa dan patih sebagai. perlengkapan (institusi pemerintah) suatu kerajaan walaupun masih sangat sederhana. Masyarakat Wonogiri dengan pimpinan Raden Mas Said selama penjajajahan Belanda telah pula menunjukkan reaksinya menentang kolonial. Jerih payah pangeran Samber Nyawa (Raden Mas Said) ini berakhir dengan hasil sukses terbukti beliau dapat menjadi Adipati di Mangkunegaran dan bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegoro I. Peristiwa tersebut diteladani dan. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015. II.1.

(29) diingat hingga sekarang karena berkat sikap dan sifat kahutaman (keberanian dan keluhuran budi) perjuangan para pemimpin dan pemuka masyarakatnya yang selalu didukung dengan semangat kerja sama dari seluruh rakyat di Kabupaten Wonogiri. Ditemukannya hari jadi Wonogiri pada tanggal 19 Mei 1741, menjadi sumber kebanggaan dan sekaligus sebagai sumber pendorong kemajuan dan pembangunan daerah Wonogiri. Hari jadi itu sendiri sebenarnya merupakan jati diri yang akan menjadi titik tolak untuk melihat ke masa depan dengan pembangunan yang berkesinambungan yang berpedoman pada Stabilitas Undang-undang Koordinasi Sasaran Evaluasi dan Semangat Juang (SUKSES) Kabupaten Wonogiri. Kondisi Kabupaten Wonogiri yang kaya akan kepemilikan gunung dan perbukitan dengan unsur tanah yang bervariasi, merupakan menyimpan kekayaan akan potensi alam, seperti: hutan, sungai, waduk dan gua yang sangat potensial sebagai salah satu Daerah Tujuan Wisata (DTW). Oleh karenanya, menjadikan Kabupaten Wonogiri sebagai Daerah Tujuan Wisata (DTW) sangatlah dimungkinkan, dengan alasan: (i) Dekat dengan Daerah Tujuan Wisata (DTW) Kota Solo dan DTW Kota Yogyakarta; (ii) Dekat dengan Bandara Adi Sumarmo Solo; (iii) Event-event pariwisata cukup potensial; (iv) Jaringan transportasi cukup lancar dari Pacitan, Ponorogo (Jawa Timur), Solo dan Yogyakarta; serta (v) Potensi alam dan fasilitas cukup memadai. Kabupaten Wonogiri juga kaya obyek wisata ritual, yang tidak bisa dilepaskan dari sejarahnya yang didirikan oleh Raden Mas Said atau Pangeran Sambernyowo atau Mangkunegoro I. Salah satu petilasan RM. Said adalah Momumen Watu Gilang di Nglaroh Selogiri, Sendang Siwani yang terletak di Kecamatan Selogiri kurang lebih 5 Km arah ke utara Kota Wonogiri dan masih banyak petilasan yang lain, sebagai wisata ritual yang banyak dikunjungi orang untuk meditasi dan ‘ngalab berkah’ pada malam Selasa Kliwon dan Jum’at Kliwon. 2.1 Aspek Geografi dan Demografi Kabupaten Wonogiri. dalam. skala. wilayah. Provinsi. Jawa. Tengah. merupakan salah satu dari 35 kabupaten dan kota yang mempunyai nilai cukup strategis dan memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pertumbuhan wilayah di Jawa Tengah Bagian Selatan pada khususnya dan di wilayah Indonesia pada umumnya. Kabupaten Wonogiri bersama dengan 6 kabupaten dan. kota. lain. di. wilayah. Subosuka. Wonosraten. merupakan. wilayah. pertumbuhan Jawa Tengah Bagian Selatan, dengan pusat pertumbuhan ada di Kota Surakarta. Kabupaten Wonogiri, menjadi salah satu daerah yang masuk sebagai kawasan andalan dan kasawasan stretegis dalam dokumen RTRW RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015. II.2.

(30) Provinsi Jawa Tengah. Untuk memberikan gambaran yang lebih luas, akan dijabarkan aspek geografi dan aspek demografi di Kabupaten Wonogiri. 2.1.1 Aspek Geografi Dari segi geografis, Kabupaten Wonogiri terletak di antara 7o32’ dan 8o15’ Lintang Selatan (LS) dan antara 110o41’ dan 111o18’ Bujur Timur (BT) dengan luas wilayah kurang lebih 182.236,0236 Hektar (atau sekitar 5,59% dari luas wilayah Propinsi Jawa Tengah). Batas Wilayah Kabupaten Wonogiri, yaitu: 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar; 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Magetan dan Ponorogo (Jawa Timur); 3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia dan Kabupaten Pacitan (Jawa Timur); dan 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Gunung Kidul (DIY). Secara administrasi, Kabupaten Wonogiri terbagi atas 25 Kecamatan dengan 251 Desa dan 43 Kelurahan serta 2.306 Dusun/Lingkungan. Letak kecamatan terjauh yaitu Kecamatan Paranggupito dari ibukota kabupaten sejauh 68 km, kecamatan terdekat dengan ibukota kabupaten adalah Kecamatan Selogiri. Kecamatan Puhpelem yang memiliki luas wilayah 3.162 ha merupakan kecamatan yang tersempit wilayahnya, sedangkan kecamatan yang paling luas adalah Kecamatan Pracimantoro dengan luas wilayah 14.214,3 ha. Sementara Kecamatan Karangtengah adalah kecamatan yang paling tinggi. lokasinya yang. berada pada ketinggian  600 m di atas. permukaan air laut dan yang paling rendah adalah Kecamatan Selogiri yang berada pada ketinggian 106 m di atas permukaan air laut. Gambaran Peta Wilayah Wonogiri, selengkapnya dapat dilihat pada Gambar berikut.. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015. II.3.

(31) Gambar 2.1 Peta Wilayah Kabupaten Wonogiri Administarsi Sumber: BAPPEDA Kabupaten Wonogiri (2010). Berdasar. Wilayah. Kecamatan yang paling luas di Kabupaten Wonogiri adalah Kecamatan Pracimantoro dengan luas wilayah 14.214,3245 Hektar, sedang Kecamatan yang paling sempit adalah Kecamatan Puhpelem yang memiliki luas wilayah 3.161,5400. Hektar.. Gambaran. luas. Kabupaten. Wonogiri. berdasar. kecamatan, selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.1 Luas Daerah Kabupaten Wonogiri Diperinci Menurut Kecamatan (dalam Hektar) No.. Kecamatan. (1). (2). 01. 02. 03. 04. 05.. Pracimantoro Paranggupito Giritontro Giriwoyo Batuwarno. Luas Wilayah (Ha). Peringkat. (3). (4). 14.214,3245 6.475,4225 6.163,2230 10.060,1306 5.165,0000. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015. -. 01 13 17 03 21. II.4.

(32) 06. 07. 08. 09. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25.. Karangtengah Tirtomoyo Nguntoronadi Baturetno Eromoko Wuryantoro Manyaran Selogiri Wonogiri Ngadirojo Sidoharjo Jatiroto Kismantoro Purwantoro Bulukerto Puhpelem Slogohimo Jatisrono Jatipurno Girimarto Kabupaten Wonogiri. 8.459,0000 9.301,0885 8.040,5175 8.910,3800 12.035,8598 7.260,7700 8.164,4365 5.017,9805 8.292,3600 9.325,5560 5.719,7045 6.277,3620 6.986,1125 5.952,7837 4.051,8455 3.161,5400 6.414,7955 5.002,7400 5.546,4090 6.236,6815. -. 182.236,0236. -. 07 05 10 06 02 11 09 22 08 04 19 15 12 18 24 25 14 23 20 16. Sumber: Peraturan Daerah No.3 Th 2002 dalam BPS Kab. Wonogiri. (2010). Wonogiri Dalam Angka Tahun 2009, hal. 9 [Tabel 1.4]. Data diolah kembali. Dari sisi jarak, jarak kecamatan dari Ibukota Kabupaten Wonogiri yang terjauh adalah Kecamatan Paranggupito yaitu sekitar 68 km dan Kecamatan yang terdekat adalah Kecamatan Selogiri dengan jarak 6 km dari Ibukota Kabupaten. Dari isi ketinggian dari permukaan laut di wilayah Kabupaten Wonogiri, secara umum berkisar antara 100 – 600 m di atas permukaan air laut (dpl) dengan ketinggian rata – rata sekitar 275 m di atas permukaan air laut. Wilayah dengan ketinggian terendah adalah Kecamatan Selogiri sedangkan ketinggian. tertinggi. adalah. Kecamatan. Karangtengah.. Gambaran. selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut.. Tabel 2.2 Tinggi Kecamatan dari Permukaan Air Laut (m dpl) No.. Tinggi Kecamatan dari Permukaan Air Laut (m dpl). RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015. Kecamatan. II.5.

(33) (1). (2). (3). 01. 02.. 0 - 100 101 - 200. 03.. 201 - 300. 04. 05.. 301 - 400 401 - 500. 06. 07.. 501 - 600 601 - ke atas. 106 141 146 154 165 166 169 171 195 235 238 243 245 250 274 296 348 411 470 497 535 +600. (4) Selogiri Wonogiri Nguntoronadi Baturetno Wuryantoro Eromoko Giriwoyo Tirtomoyo Giritontro, Paranggupito Bulukerto Manyaran Ngadirojo Jatipurno Pracimantoro Batuwarno Purwantoro Sidoharjo,Kismantoro Jatisrono Slogohimo Girimarto Jatiroto Karangtengah. Sumber: BPS Kab. Wonogiri. (2010). Wonogiri Dalam Angka Tahun 2009, hal. 10 [Tabel 1.5]. Data diolah kembali.. Kabupaten. Wonogiri. merupakan. Daerah. Aliran. Sungai. (DAS). Bengawan Solo Hulu. Terdapat 9 (sembilan) Sub DAS, yaitu: (i) Sub DAS Keduang; (ii) Sub DAS Wiroko; (iii) Sub DAS Bulu dan Temon; (iv) Sub DAS Kalialas; (v) Sub DAS Ngunggahan; (vi) Sub DAS Kali Wuryantoro; (vii) Sub DAS Kresek; (viii) Sub DAS Oya; dan (ix) Sub DAS Walikan. Dengan posisi yang demikian strategis seperti yang diutarakan di atas, Kabupaten Wonogiri menjadi jalur penghubung distribusi barang dari/dan menuju Jawa Timur, dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Di lain pihak, dengan adanya Waduk Gajah Mungkur juga akan menjadi sarana dan prasarana atau infrastruktur yang penting bagi pengembangan sektor pertanian, sektor energi dan pengembangan bidang pariwista. Di samping itu, secara bersama-sama juga bisa menjadi faktor penentu pusat pertumbuhan di Wilayah Selatan Jawa terutama Kabupaten Pacitan, Kabupaten Wonogiri dan Kabupaten Gunung Kidul (Wonosari) atau Kawasan Strategis Perbatasan Pawonsari. Dari posisi geografis tersebut, Kabupaten Wonogiri akan dapat berperan:. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015. II.6.

(34) 1. Secara Wilayah, sebagai wilayah pengembangan, pelayanan dan kawasan. andalan. bagian. selatan. Jawa. dengan. daya. dukung. sumberdaya alam yang sangat potensial, terutama produksi sektor pertanian (tanaman pangan, perikanan, peternakan, dan perkebunan); 2. Secara Regional, Kabupaten Wonogiri sangat mudah berintegrasi dengan pusat wilayah pengembangan lainnya di Provinsi Jawa Tengah, karena dukungan armada transportasi terutama bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) yang langsung ke Jakarta dan sekitarnya bahkan ke Sumatera; 3. Secara. Nasional,. Kabupaten. Wonogiri. merupakan. penyuplai. komoditas terbaik untuk sektor pertanian, diantaranya ternak sapi besar, jagung, ubi kayu, ikan, kacang mete. Produk kerajinan tatahsungging wayang kulit masyarakat Kabupaten Wonogiri banyak menyebar ke berbagai daerah di Indonesia maupun manca negara. Topografi Kabupaten Wonogiri sebagian besar tanahnya berupa perbukitan, dengan + 20% bagian wilayah merupakan perbukitan kapur, terutama yang berada di wilayah selatan Wonogiri. Sebagian besar topografi tidak rata dengan kemiringan rata-rata 300, sehingga terdapat perbedaan antara kawasan yang satu dengan kawasan lainnya yang membuat kondisi sumber daya alam saling berbeda. Hanya sebagian kecil wilayah yang memiliki kesuburan dan potensial untuk pertanian. Sacara rinci, Kabupaten Wonogiri terbagi dalam 4 wilayah topografi, yaitu: 1. Wilayah dengan topografi datar (kemiringan lahan 0 – 2%) memiliki luas wilayah 432 Hektar. Wilayah dengan topografi datar ini umumnya termasuk dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Bengawan Solo Hulu, DAS Sungai Keduwang, DAS Sungai Wiroko, DAS Sungai Temon, DAS Sungai Alang serta DAS Sungai Ngunggahan; 2. Wilayah dengan topografi bergelombang (kemiringan lahan 2 – 15%) memiliki. luas. bergelombang. wilayah ini. 7.865. Hektar.. menempati. hampir. Wilayah semua. dengan wilayah. topografi Kabupaten. Wonogiri; 3. Wilayah dengan topografi curam (kemiringan lahan 15 – 40%) memiliki luas wilayah 237 hektar. Wilayah dengan topografi curam ini menempati wilayah Kecamatan Giriwoyo, Batuwarno, Karangtengah, Tirtomoyo, Jatiroto,. Girimarto,. Jatipurno,. Slogohimo,. Bulukerto,. Puhpelem,. Purwantoro dan Kismantoro; dan RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015. II.7.

(35) 4. Wilayah dengan topografi sangat curam (kemiringan lahan > 40%) memiliki luas wilayah 96 hektar. Wilayah dengan topografi sangat curam ini menempati wilayah Kecamatan Karangtengah, Tirtomoyo, Jatiroto, Jatipurno, Slogohimo, Puhpelem, Purwantoro dan Kismantoro Penggunaan lahan untuk areal persawahan di Kabupaten Wonogiri dengan sistem irigasi relatif kecil, di mana kecenderungannya digunakan sistem budidaya pertanian yang tidak banyak membutuhkan air dalam jumlah yang relatif banyak, seperti: tegalan, sawah tadah hujan, hutan dan permukiman. Penggunaan lahan di Kabupaten Wonogiri beradasar data hingga tahun 2010 adalah sebagai berikut: 01.. 02.. 03.. Hutan - Hutan lindung - Hutan produksi tetap - Hutan produksi terbatas - Hutan rakyat. : : : :. 3.928,40 Ha 11.450,10 Ha 7.943,10 Ha 36.293,00 Ha. Lahan Sawah - Sawah teririgasi - Sawah tadah hujan - S awah pasang surut. : : :. 23.336 Ha 8.376 Ha 856 Ha. Lahan Kering - Tegal dan perkebunan - Pemukiman - Usaha lain - Belum/tidak diusahakan. : : : :. 58.236 Ha 37.306 Ha 21.658 Ha 119.338 Ha. Gambaran penggunaan tanah di Kabupaten Wonogiri, selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.3 Penggunaan Tanah di Kabupaten Wonogiri Tahun 2009 (Hektar dan persen) No. (1) 01. 02. 03. 04. S 05.u 06.m b e Sumber:. Jenis Penggunaan Tanah (2) Sawah Tegal Bangunan/Pekarangan Hutan Negara Hutan Rakyat Lain-lain Jumlah. Luas ( ha ) (3) 31.925 66.264 24.513 17.411 13.270 28.853 182.236. Persentase (%) (4) 17,52 36,36 13,45 9,55 7,28 15,83 100. BPS Kab. Wonogiri. (2010). Wonogiri Dalam Angka Tahun 2009, hal. 8 [Tabel 1.3.1]. Data diolah kembali.. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015. II.8.

(36) Penggunaan lahan untuk persawahan kebanyakan dijumpai di dataran banjir, dataran alluvial serta kaki perbukitan. Sedang penggunaan lahan untuk permukiman dan tegalan menempati hampir sebagian besar wilayah Kabu-paten Wonogiri. Penggunaan lahan tegalan umumnya ditanami dengan jenis tanaman ketela pohon, jagung, kedelai dan padi gogo. Hutan lindung, hutan produksi dan hutan rakyat menyebar secara luas pada perbukitan – perbukitan yang ada dengan berbagai macam jenis tanaman seperti pohon jati, pinus, sono keling dan mahoni. Jenis – jenis tanaman tersebut sesuai dengan kondisi iklim, tanah serta jenis batuan di wilayah Kabupaten Wonogiri. Fenomena yang menarik dari tata guna lahan ini adalah pada saat kondisi hutan semakin rentan terhadap kerusakan, muncul keberhasilan pengembangan hutan rakyat yang dari tahun ke tahun semakin meningkat luasnya mencapai 36.293,00 Hektar. Keadaan Iklim menjadi sangat penting bagi kehidupan baik untuk pertanian maupun perkebunan, oleh karena itu informasi cuaca mulai dari curah hujan, suhu, kelembaban udara dan kecepatan angin sangat diperlukan oleh pengguna lahan pertanian dalam upaya untuk meningkatkan produksi maupun dalam upaya mengurangi dampak dari perubahan cuaca. Suhu udara ideal di Kabupaten Wonogiri untuk saat ini sudah sulit tercapai. Seperti tahun 2010 (Semester I) suhu rata – rata yang tercatat adalah sebesar 29,800 C. Kondisi ini mungkin disebabkan oleh dampak pemanasan global yang saat ini terjadi. Kelembapan udara yang tercatat sebesar 82,54% dengan kecepatan angin rata – rata 0,72 knot.. Dari pencatatan stasiun penakar hujan yang ada di Kabupaten Wonogiri selama tahun 2010 dapat diketahui bahwa Kabupaten Wonogiri memiliki curah hujan 32.118 mm/th. Data tersebut menunjukkan bahwa Kabupaten Wonogiri mempunyai tipe curah hujan yang masuk klasifikasi sedang sehingga cukup bermanfaat bagi penyediaan air kebutuhan air minum masyarakat maupun kebutuhan pertanian Kabupaten Wonogiri khususnya wilayah tengah - utara. 2.1.2 Aspek Demografi. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015. II.9.

(37) Kabupaten Wonogiri yang terbagi ke dalam 25 Kecamatan memiliki luas wilayah maupun jumlah penduduk yang berbeda – beda. Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Wonogiri (Wonogiri Dalam Angka Tahun 2010) jumlah penduduk tahun 2009 menurut registrasi sebanyak 1.234.880 jiwa bertambah dari tahun sebelumnya yang besarnya 1.212.677 jiwa. Dari jumlah penduduk akhir tahun 2009 tersebut, terdiri dari 620.385 laki-laki dan 614.495 perempuan. Di lain pihak, Warga Negara Asing (WNA) yang tercatat hanya 1 orang. Penduduk terbanyak tercatat ada di Kecamatan Wonogiri (sekitar 95.802 jiwa) dan paling sedikit ada di Kecamatan Paranggupito (sekitar 21.339 jiwa). Dari jumlah penduduk akhir tahun 2009 yang tercatat, tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Wonogiri adalah sekitar 678 jiwa per km2. Tingginya jumlah penduduk di Kecamatan Wonogiri sangat dipengaruhi oleh statusnya sebagai Ibukota Kabupaten serta banyaknya sarana sosial ekonomi maupun kesehatan yang berdiri di kecamatan ini. Gambaran perkembangan jumlah penduduk di Kabupaten Wonogiri selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.4 Perkembangan Jumlah Penduduk di Kabupaten Wonogiri Hasil Rregistrasi Diperinci Beradasar Kecamatan Per Akhir Tahun 2005 – 2009 (dalam jiwa) Kecamatan (1) 01. Pracimantoro 02. Paranggupito 03. Giritontro 04. Giriwoyo 05. Batuwarno 06. Karangtengah 07. Tirtomoyo 08. Nguntoronadi 09. Baturetno 10. Eromoko 11. Wuryantoro 12. Manyaran 13. Selogiri 14. Wonogiri 15. Ngadirojo 16. Sidoharjo 17. Jatiroto 18. Kismantoro 19. Purwantoro 20. Bulukerto 21. Puhpelem 22. Slogohimo. 2005 (2). 2006 (3). 2007 (4). 2008 (5). 2009 (6). 66.791 21.013 24.782 47.138 21.541. 67.311 21.089 24.816 47.171 21.797. 73.668 20.608 24.617 49.030 21.318. 75.165 21.032 25.872 49.805 21.821. 76.088 21.339 26.511 50.437 22.048. 24.608. 24.742. 24.423. 25.289. 25.686. 56.649 27.959 51.302 49.340 31.306 41.647 54.126 87.190 59.497 47.480 43.085 39.603 58.936 36.070 21.144 53.628. 56.860 28.091 51.557 49.521 31.342 41.703 54.703 87.793 59.888 47.800 43.530 39.883 59.318 36.230 21.260 53.896. 62.013 28.832 55.680 50.858 32.584 42.915 57.558 89.885 64.918 49.265 45.391 42.842 60.748 37.139 22.385 58.288. 63.283 29.049 56.861 51,885 33.118 43.730 59.643 93.511 67.539 50.380 46.546 44.058 62.683 37.816 23.131 59.492. 64.083 29.538 57.892 52.596 33.486 44.440 61.184 95.802 68.997 51.285 47.192 44.964 63.826 38.870 23.549 60.611. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015. II.10.

(38) 23. Jatisrono 24. Jatipurno 25. Girimarto. 67.511 40.346 48.762. Kab. Wonogiri. 67.908 40.666 49.032. 70.489 43.483 52.177. 72.842 44.755 53.371. 74.100 45.773 54.583. 1.121.454 1.127.907 1.181.114 1.212.677 1.234.880. Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Wonogiri dalam BPS Kab. Wonogiri. (2010). Wonogiri Dalam Angka Tahun 2009, hal. 53 [Tabel 3.1.1]. Data diolah kembali.. Gambar 2.2 Jumlah Penduduk Kabupaten Wonogiri Hasil Rregistrasi Diperinci Beradasar Kecamatan Tahun 2009 (dalam jiwa) Sumber:. Diolah dari Tabel 2.4.. G ir im ar to Jatip u r n o Jatisr o n o Slo go h im o P u h p e le m B u lu k e r to P u r w an to r o K ism an to r o Jatir o to Sid o h ar jo Ngad ir o jo W o n o gir i Se lo gir i M an y ar an W u r y an to r o Er o m o k o B atu r e tn o Ngu n to r o n ad i Tir to m o y o K ar an gte n gah B atu w ar n o G ir iw o y o G ir ito n tr o P ar an ggu p ito P r ac im an to r o 0. 10000. 20000. 30000. 40000. 50000. 60000. 70000. 80000. 90000. 100000. Gambar 2.3 Jumlah Penduduk Kabupaten Wonogiri Hasil Rregistrasi Diperinci Beradasar Kecamatan Tahun 2009 (dalam jiwa) Sumber:. Diolah dari Tabel 2.4.. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015. II.11.

(39) Jumlah kelahiran pada tahun 2009 tercatat sebanyak 11.804 dan kematian sebanyak 4.760 jiwa. Jumlah kematian lebih tinggi dari pada tahun sebelumnya (tahun 2008). Dengan demikian pertumbuhan penduduk adalah sebesar 22.203 atau sekitar 1,83%, lebih kecil dari pertumbuhan penduduk tahun sebelumnya (tahun 2008). Gambaran selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.. Tabel 2.5 Jumlah Kepala Keluarga (KK) dan Jumlah Penduduk Hasil Registrasi Diperinci Berdasar Kecamatan Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Wonogiri Keadaan Akhir Tahun 2009 (Dalam KK dan Jiwa) Kecamatan (1) 01. Pracimantoro 02. Paranggupito 03. Giritontro 04. Giriwoyo 05. Batuwarno 06. Karangtengah 07. Tirtomoyo 08. Nguntoronadi 09. Baturetno 10. Eromoko 11. Wuryantoro 12. Manyaran 13. Selogiri 14. Wonogiri 15. Ngadirojo 16. Sidoharjo 17. Jatiroto 18. Kismantoro 19. Purwantoro 20. Bulukerto 21. Puhpelem 22. Slogohimo 23. Jatisrono 24. Jatipurno 25. Girimarto Jumlah 2009 2008 2007 2006. Kepala Keluarga (KK) (2). Penduduk Jumlah. Laki-laki. Perempuan. (3). (4). (5). 23.137 6.794 8.139 15.206 6.601. 37.626 10.402 12.985 25.152 10.939. 38.462 10.937 13.526 25.285 11.109. 76.088 21.339 26.511 50.437 22.048. 7.937. 12.881. 12.805. 25.686. 18.276 9.197 16.315 15.761 9.797 12.648 16.702 26.804 20.580 14.390 13.663 12.475 17.804 11.143 7.039 16.653 21.148 13.133 16.001. 32.547 14.979 29.040 26.183 16.521 21.986 30.916 48.130 34.978 26.005 23.688 22.701 32.069 19.540 11.618 30.625 37.702 23.402 27.770. 31.536 14.559 28.852 26.413 16.965 22.454 30.268 47.672 34.019 25.280 23.504 22.263 31.757 19.330 11.931 29.986 36.398 22.371 26.813. 64.083 29.538 57.892 52.596 33.486 44.440 61.184 95.802 68.997 51.285 47.192 44.964 63.826 38.870 23.549 60.611 74.100 45.773 54.583. 357.343. 620.385. 614.495. 1.234.880. 350.532. 609.159. 603.518. 1.212.677. 336.803. 593.089. 588.025. 1.181.114. 271.705. 563.035. 564.872. 1.127.907. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015. II.12.

(40) 245.018. 2005. 559.794. 561.660. 1.121.454. Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Wonogiri dalam BPS Kab. Wonogiri. (2010). Wonogiri Dalam Angka Tahun 2009, hal. 55 [Tabel 3.1.2]. Data diolah kembali.. Pertumbuhan jumlah penduduk yang besar juga mempengaruhi perkembangan Jumlah Kepala Keluarga (KK). Jumlah KK di Kabupaten Wonogiri pada tahun 2009 tercatat sebanyak 357.343 KK. Dengan jumlah penduduk sekitar 1.234.880 jiwa, maka rata-rata anggota keluarga per KK adalah sekitar 3,46 jiwa per KK. Gambaran, selengkapnya dapat dilihat pada tabel di atas. Selain masalah jumlah penduduk dan KK, tingkat kepadatan penduduk juga mengalami peningkatan. Kepadatan penduduk Kabupaten Wonogiri pada Tahun 2009 mencapai 678 jiwa/km2. Gambaran selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.6 Tingkat Kepadatan Penduduk Berdasar Kecamatan di Kabupaten Wonogiri Tahun 2007– 2009 (dalam Km2 Per KK dan KM2 Per Jiwa) Kecamatan (1) 01. 02. 03. 04. 05. 06. 07. 08. 09. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.. Pracimantoro Paranggupito Giritontro Giriwoyo Batuwarno Karangtengah Tirtomoyo Nguntoronadi Baturetno Eromoko Wuryantoro Manyaran Selogiri Wonogiri Ngadirojo Sidoharjo Jatiroto Kismantoro Purwantoro Bulukerto Puhpelem. Tahun 2007 KK Jiwa (2) (3). Tahun 2008 KK Jiwa (4) (5). Tahun 2009 KK Jiwa (6) (7). 157 100 122 145 123 88 187 110 174 126 114 166 310 301 206 238 206 166 279 259 208. 188 125 154 176 154 105 222 131 212 150 139 199 372 356 248 286 250 204 343 320 260. 163 105 132 151 128 94 196 114 183 131 135 155 333 323 221 252 218 179 299 275 223. 518 318 399 487 413 289 667 359 625 423 399 591 1.147 1.084 696 861 723 613 1.020 917 708. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015. 529 325 420 495 422 299 680 361 638 431 406 602 1.189 1.128 724 881 741 631 1.053 933 732. 535 330 430 501 427 304 689 367 650 437 410 612 1.219 1.155 740 897 752 644 1.072 959 745. II.13.

Referensi

Dokumen terkait

Pada hunian yang dijadikan sampel pada penelitian ini terdapat ruang-ruang pembentuk hunian yang memiliki dimensi panjang dan lebar yang membentuk besaran ruang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah menjadikan perubahan di segala bidang. Salah satu bidang yang mengalami perubahan yaitu bidang pendidikan. Pendidikan merupakan

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif.

Selain adanya faktor tersebut ada pula keterkaitan yang dapat mempengaruhi adanya peta evaluatif dari sebuah pembangunan kota antara lain keterkaitan kontras ,

Menurut Ramdhan (2016), ubi kayu tergolong polisakarida yang mengandung pati dengan kandungan amilopektin yang tinggi tetapi lebih rendah dari pada ketan yaitu mengandung

[r]

Dilihat dari letaknya yang banyak berdekatan dangan lokasi industri yang lain, sangat menguntungkan bila didirikan pabrik di daerah Riau, akan lebih memudahkan

Menurut Gillin dan Gillin, akomodasi adalah suatu pengertian yang digunakan oleh para sosiolog untuk menggambarkan suatu proses dalam hubungan-hubungan sosial yang sama