• Tidak ada hasil yang ditemukan

FREQUENTLY ASKED QUESTION (FAQ) Pedoman Uji Coba Aktivitas Jasa Sistem Pembayaran dan Perbankan Terbatas Melalui Unit Perantara Layanan Keuangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FREQUENTLY ASKED QUESTION (FAQ) Pedoman Uji Coba Aktivitas Jasa Sistem Pembayaran dan Perbankan Terbatas Melalui Unit Perantara Layanan Keuangan"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Page 1

1. Apakah yang dimaksud dengan Aktivitas layanan sistem pembayaran dan keuangan melalui UPLK?

Aktivitas layanan sistem pembayaran dan perbankan terbatas melalui agen yang selanjutnya disebut dengan UPLK (di dunia internasional umumnya dikenal dengan nama branchless banking) adalah kegiatan pemberian jasa layanan sistem pembayaran dan perbankan terbatas yang dilakukan tidak melalui kantor fisik Bank/Telco, namun dengan menggunakan sarana teknologi dan jasa pihak ketiga seperti agen, yang selanjutnya disebut Unit Perantara Layanan Keuangan (UPLK) terutama ditujukan untuk melayani unbanked dan under banked people.

2. Apa latar belakang dikeluarkannya pedoman ini.

Fakta, masih tingginya jumlah masyarakat Indonesia yang belum tersentuh jasa layanan keuangan seperti transfer, menabung ataupun kredit. Hal ini terlihat pada hasil survei World Bank (2010), tercatat hanya sebesar 47% dari total masyarakat penabung dan 17% dari total masyakarat peminjam. Sementara Global Financial Inclusion Index 2011 mengungkapkan bahwa hanya sebesar 19,6% jumlah orang dewasa yang memiliki account di bank. Rendahnya masyarakat berbank dimaksud mengakibatkan per Desember 2012 rasio deposit/GDP hanya sebesar 39,13% dan loan/GDP sebesar 32,85%, atau terendah di kawasan regional. Sementara itu, dari sisi layanan sistem pembayaran, jumlah e-money registered dan unregistered hanya sebesar 0,4 % dan 8 % dari jumlah penduduk.

3. Mengapa perlu diberlakukan uji coba untuk aktivitas jasa sistem pembayaran dan perbankan terbatas melalui unit perantara layanan keuangan?

Branchless banking merupakan upaya perluasan akses dan jangkauan layanan sistem pembayaran dan perbankan terbatas secara non konvensional merupakan hal baru dalam industri perbankan di Indonesia. Sehingga perlu dicari bentuk model yang sesuai untuk Indonesia sekaligus melihat hambatan dan risiko yang dihadapi. Atas dasar hal dimaksud, salah satu jalan yang ditempuh adalah dengan melalui uji coba.

4. Apakah tujuan dari penerbitan pedoman ini?

Penerbitan Pedoman Uji Coba Aktivitas Jasa Sistem Pembayaran dan Perbankan Terbatas Melalui Unit Perantara Layanan Keuangan (UPLK) bertujuan untuk memberikan panduan yang jelas bagi bank dan perusahaan telekomunikasi (telco) yang akan

(2)

Page 2

memberikan layanan sistem pembayaran dan perbankan kepada masyarakat melalui UPLK secara pilot project (uji coba).

Bank yang berminat tentunya harus melakukan kajian yang mendalam untuk kemudian dimasukkan dalam business plan tahunan. Selanjutnya persyaratan dan tata cara implementasinya dilakukan dengan merujuk pada Pedoman.

5. Apa saja cakupan dalam Pedoman ini?

Secara garis besar pedoman ini mengatur persyaratan dan tata cara pilot project diantaranya model bisnis, produk yang digunakan, kegiatan yang dilakukan, aspek manajemen risiko yang perlu dicermati, aspek anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme yagn harus dipatuhi, dan edukasi dan perlindungan nasabah, serta persyaratan terkait UPLK.

6. Pihak mana saja yang turut serta dalam proyek uji coba Aktivitas Jasa Sistem Pembayaran dan Perbankan Terbatas Melalui UPLK?

Pihak yang ikut serta dalam proyek uji coba Aktivitas Jasa Sistem Pembayaran dan Perbankan Terbatas Melalui UPLK adalah Bank, Telco, UPLK, dan layanan pendukung lainnya, seperti agent management network.

7. Mengapa Bank/Telco penyelenggara Aktivitas Jasa Sistem Pembayaran dan Perbankan Terbatas Melalui UPLK dipersyaratkan berbadan hukum Indonesia ?

Sasaran utama pengembangan layanan ini adalah masyarakat unbanked yang memiliki potensi sebagai pelaku ekonomi di wilayah-wilayah “remote”, yang sebagian besar belum mendapatkan akses kepada layanan keuangan dan minim pengalaman dalam bertransaksi keuangan. Sehingga Bank Indonesia mempertimbangkan penyediaan akses terhadap layanan ini hanya dapat dilakukan oleh institusi berbadan hukum Indonesia agar aspek hukum terkait perikatan hak dan tanggungjawab antara penyelenggara dengan nasabah dapat mengikuti kaidah hukum yang berlaku di Indonesia, antara lain proses pengelolaan data rekening tabungan/e-money dan transaksi, penyelesaian transaksi pembayaran dan transfer dana, serta penyelesaian permasalahan yang dihadapi oleh nasabah.

8. Apa fungsi UPLK dalam kegiatan uji coba aktivitas jasa sistem pembayaran dan perbankan terbatas ini?

Fungsi dari Unit Perantara Layanan Keuangan (UPLK) adalah bertindak untuk dan atas nama bank penerbit produk keuangan dan/atau telco penerbit e-money dalam

(3)

Page 3

memberikan layanan sistem pembayaran dan perbankan terbatas kepada nasabah yang dilakukan tidak melalui kantor fisik Bank namun menggunakan sarana teknologi dan bersifat eksklusif (satu UPLK hanya dapat melakukan kerja sama paling banyak dengan satu Bank dan/atau satu Telco).

9. Model Bisnis apa saja yang dapat digunakan dalam proyek uji coba Aktivitas Jasa Sistem Pembayaran dan Perbankan Terbatas Melalui UPLK?

Model Bisnis yang dapat dilakukan adalah Bank Led yaitu bank yang bertanggung-jawab melaksanakan kegiatan kasa perbankan dari awal sampai dengan akhir, Telco Led yaitu perusahaan telekomunikasi bertanggung-jawab terhadap kegiatan transfer dari awal sampai dengan akahir dan Hybrid yaitu kombinasi keduanya.

Khusus untuk model bisnis hybrid yang diperkenankan dalam proyek uji coba ini adalah : a. Bank bekerja sama dengan Telco sebagai penjual e-money yang diterbitkan oleh

Telco, dan UPLK Bank dapat melakukan penjualan tersebut; atau sebaliknya.

b. Bank bekerja sama dengan Telco sebagai penjual e-money yang diterbitkan oleh Telco, dan UPLK Bank dapat melakukan penjualan tersebut, namun produk e-money yang diterbitkan oleh Telco dan dijual oleh Bank melalui UPLK Bank tersebut sudah mencantumkan nama Bank.

c. E-money dan tabungan dihubungkan sehingga memungkinkan untuk melakukan transaksi antar kedua rekening tersebut, misal :

- Memindahkan sebagian saldo tabungan ke e-money (top up e-money). - Memindahkan sebagian saldo e-money ke tabungan.

10. Produk apa saja yang dapat digunakan dalam proyek uji coba?

Produk yang dapat digunakan mencakup produk yang diterbitkan oleh Bank dan/atau Telco yaitu e-money; dan produk yang diterbitkan oleh Bank berupa a) produk tabungan yang bebas biaya administrasi dan diberikan bunga, produk dan/atau aktivitas e-banking, dan penyaluran kredit mikro.

11. Berapa lama dan dimana saja pelaksaan proyek uji coba Aktivitas Jasa Sistem Pembayaran dan Perbankan Terbatas Melalui UPLK?

Proyek uji coba ini dilaksanakan antara bulan Mei sampai dengan bulan November 2013. Sementara itu, provinsi yang dijadikan wilayah operasional proyek uji coba yang dapat

(4)

Page 4

dipilih Bank adalah Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Selatan.

12. Apa saja persyaratan yang harus dipenuhi oleh Bank/Telco/UPLK untuk dapat ikut serta dalam uji coba ini?

Bank/Telco/UPLK wajib memenuhi beberapa persyaratan, yang mencakup aspek terkait: a) kinerja dan aspek keuangan, b) kelembagaan dan administratif, dan c) kesiapan infrastruktur.

13. Apa persyaratan minimal manajemen risiko yang harus dipenuhi oleh bank? Manajemen risiko yang harus dipenuhi oleh Bank paling kurang mencakup aspek: a. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi serta satker level management

terkait lainnya.

b. Kecukupan kebijakan dan prosedur

c. Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko, serta sistem informasi manajemen risiko

d. Sistem pengendalian intern

14. Dalam melaksanakan uji coba ini risiko-risiko apa saja yang menjadi fokus bank? Secara umum terdapat 2 (dua) sumber risiko yang harus difokuskan, yaitu risiko yang bersumber dari UPLK dan teknologi. Risiko-risiko tersebut antara lain :

a. Risiko terkait penggunaan jasa UPLK antara lain risiko operasional (termasuk fraud), risiko likuiditas, risiko reputasi, risiko hukum, dan risiko kepatuhan (contohnya tidak menyampaikan Laporan Transaksi Mencurigakan).

b. Risiko terkait teknologi antara lain risiko operasional yang bersumber dari kelemahan infrastruktur dan aplikasi, dan kurangnya pemahaman UPLK, penyedia jasa teknologi, user (baik nasabah maupun petugas UPLK) terhadap hal-hal yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan.

15. Apa persyaratan minimal manajemen risiko yang harus dipenuhi oleh Telco? Manajemen risiko yang harus dipenuhi oleh Telco paling kurang mencakup aspek: a. Mempunyai mekanisme pemenuhan kewajiban sebagai penyelenggara e-money. b. Mempunyai mekanisme failure to settle dalam hal penerbit mengalami gagal bayar.

(5)

Page 5

c. Menggunakan proven technology.

d. Penerapan mitigasi risiko yang bersumber dari UPLK.

16. Apakah tetap dimungkinkan bagi masyarakat unbanked yang tidak memiliki kartu identitas untuk membuka rekening?

Masyarakat unbanked tetap dapat membuka rekening dengan menggunakan dokumen lain sebagai pengganti identitas yang dapat memberikan keyakinan kepada bank tentang profil calon nasabah seperti tercantum dalam PBI APU PPT

17. Apakah pertemuan langsung (face to face) dalam prosedur CDD untuk keperluan pembukaan rekening dapat dilakukan oleh UPLK?

Kewajiban Bank/Telco melakukan face to face dengan calon nasabah pada awal melakukan hubungan usaha dapat didelegasikan kepada UPLK sepanjang petugas UPLK telah mengetahui prinsip dasar dari CDD yang antara lain diperoleh dari pelatihan APU dan PPT dari Bank.

18. Informasi apa yang wajib diberikan Bank kepada nasabah/calon nasabahnya terkait proyek uji coba Aktivitas Jasa Sistem Pembayaran dan Perbankan Terbatas Melalui UPLK?

Informasi yang diberikan antara lain mengenai:

a. Manfaat dan risiko produk yang ditawarkan serta biaya yang terkait. b. Identitas UPLK dan status kerja sama antara Bank/Telco dan UPLK.

c. Tata cara nasabah mengakses unit pelayanan nasabah (call center) dan tata cara mengajukan pengaduan ke Bank/Telco.

d. Pengamanan yang harus dilakukan oleh nasabah.

19. Apabila kegiatan uji coba ini telah berakhir, apakah bank dapat terus melanjutkan kegiatan Aktivitas Jasa Sistem Pembayaran dan Perbankan Terbatas Melalui UPLK? Ya, apabila Bank dan Telco akan melanjutkan Aktivitas Jasa Sistem Pembayaran dan Perbankan Terbatas Melalui UPLK setelah masa proyek uji coba berakhir, Bank dan Telco tetap wajib mengajukan izin kepada Bank Indonesia sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Pengajuan izin ini dilakukan selambat-lambatnya 60 hari sebelum proyek uji coba berakhir.

(6)

Page 6

20. Sanksi apa yang akan dikenakan kepada bank/telco yang melanggar pedoman ini selama masa uji coba?

Tidak ada sanksi yang akan dikenakan selama masa uji coba Aktivitas Jasa Sistem Pembayaran dan Perbankan Tertentu Melalui UPLK. Namun demikian, Bank Indonesia dapat menghentikan proyek uji coba sebelum batas waktu pelaksanaan proyek uji coba tersebut berakhir apabila Bank dan Telco tidak memenuhi hal-hal yang dicantumkan dalam pedoman umum, atau adanya kondisi tertentu yang menurut penilaian Bank Indonesia dapat meningkatkan risiko Bank dan Telco serta merugikan masyarakat. Sehubungan dengan penghentian proyek uji coba ini, Bank dan Telco tetap wajib menyelesaikan kewajiban kepada nasabah dan pihak yang terkait dalam uji coba tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

Pelaporan hasil penelitian dibagi ke dalam tiga bahasan utama, yaitu karakteristik pasien yang diuraikan menjadi jenis kelamin dan usia, derajat anemia pasien,

Mutagenesis dengan transposon yang dilakukan dalam penelitian ini menghasilkan Xoo yang resisten terhadap rifamfisin dan kanamisin, yang menunjukkan bahwa gen

Langkah yang harus diharus dilakukan dalam mengggunakan buku ini adalah cukup dengan mengetahui salah satu kata yang terdapat dalam satu Hadis, kemudian mencari kata

Disarankan kepada seluruh Guru Pendidikan Jasmani di SMA Negeri 1 Takengon diharapkan dapat menyusun dan melengkapi administrasi yang terdiri dari silabus, RPP

Tabel 4.17 menunjukkan nilai adjusted R Square sebesar 0,710 atau 71,0%, ini menunjukkan bahwa variabel kinerja auditor yang dapat dijelaskan oleh variabel

Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Pemecahan Masalah pada Materi Pokok Himpunan

Campuran Sc dan Ti dipisahkan dengan melewatkannya melalui kolom silika gel Pada penentuan pelepasan skandium dari silika gel menggunakan radioperunut Sc-46, didapatkan data