Modul 1
Orientasi
Belajar
1
Kegiatan
1
Perkenalan
3
Kegiatan 2
Penjelasan Kurikulum Pelatihan/GBPP
3
Modul 2
Perencanaan Partisipatif Review PS dan PJM Pronangkis 7
Kegiatan 1
Diskusi Kelompok Analisa Hasil Pemetaan Swadaya
9
Kegiatan 2
Diskusi Kelompok Analisa
PJM
Pronangkis
10
Modul 3
Review Kegiatan Sosial (Pelatihan Fasilitator Sosial)
12
Kegiatan 1
Diskusi Kelompok Review Kegiatan Sosial
13
Modul 4
Isu MDGs Bidang Sosial (Pelatihan Fasilitator Sosial)
16
Kegiatan 1
Isu MDGs Bidang Sosial (Pelatihan Fasilitator Sosial)
17
Modul 5
Analisis Sumberdaya dan Pengembangan Kemitraan
(Penguatan Fasilitator Sosial)
19
Kegiatan 1
Analisis Sumberdaya dan Pengembangan Kemitraan
(Penguatan UPS)
20
Modul 6
Kegiatan Sosial Berkelanjutan (Pelatihan Fasilitator Sosial)22
Kegiatan 1
Kegiatan Sosial Berkelanjutan
23
Modul 7
Pengembangan dan Fasilitasi KSM Sosial (Pelatihan
Fasilitator Sosial)
24
Kegiatan 1
Pengembangan dan Fasilitasi KSM Sosial
25
Modul 8
Pengembangan Media Warga (Pelatihan Fasilitator Sosial) 28
Kegiatan 1
Pengembangan Media Warga 29
Modul 9
Merancang Buletin dan Papan Informasi untuk
Ditindaklanjuti dalam OJT
30
Kegiatan
1
Diskusi
Kelompok
31
Kegiatan 2
Diskusi Pleno
32
Kegiatan 3
Simulasi pembuatan Bulettin serta Papan Informasi dengan Topik
Kegiatan
Sosial 32
Modul 10
Perlindungan
Jaminan
Sosial
33
Kegiatan
1
Perlindungan
Jaminan
Sosial
35
Modul 1
Topik: Orientasi Belajar
1. Peserta Saling mengenal, saling memahami dan menghargai perbedaan
2. Peserta mampu menciptakan keakraban
3. Peserta memahami tujuan, Apa yang akan diperoleh dan bagaimana
pelatihan akan dilakukan
4. Membangun kesepatakan untuk melakukan pembelajaran bersama
Kegiatan 1: Perkenalan
Kegiatan 2: orientasi Belajar
1 JPL (45 Menit)
Bahan Bacaan:
x Kertas Plano, kuda-kuda untuk Flip-chart
x LCD
x Metaplan, spidol, selotip kertas dan jepitan besar
x Papan Tulis dengan perlengkapannya
Perkenalan
Buka pertemuan dengan salam singkat dan uraikan kepada peserta bahwa kita akan
memulai pelatihan ini dengan perkenalan peserta. Sebelum kegiatan ini dimulai, pemandu
kelas harus sudah memilih cara perkenalan yang akan digunakan. Cara perkenalan yang
dipilih sebaiknya menjadi proses awal membangun dinamika kelas. Jika menggunakan
permainan sebagai cara untuk melakukan perkenalan, siapkan peralatan yang akan
digunakan untuk kegiatan tersebut. Seluruh peserta (pemandu kelas, wakil pemandu,
panitia, dll) di dalam kelas ikut serta dalam permainan perkenalan ini.
Penjelasan Kurikulum Pelatihan/GBPP
1) Mintalah setiap peserta untuk menuliskan dalam kartu mepataplan harapan yang ingin
dicapai melalui pelatihan ini.
2) Kelompokan harapan harapan tersebut dalam kelompok besar, misalnya kelompok
menambah pemahaman, menambah pengalaman, menambah jaringan persaudaraan,
dan lainnya
3) Jelaskan Garis Besar Program Pembelajaran dan gunakan Bahan Bacaan – GBPP
pelatihan khusus Askot dan Fasilitator Sosial
4) Buka kesempatan tanya jawab untuk kegiatan ini
5) Jelaskan kepada peserta bahwa kita punya harapan bersama yang dirumuskan pada
awal kegiatan. Diperlukan kesepakatan bersama untuk mencapai harapan tersebut
selama pelatihan ini. Kesepakatan bersama tersebut merupakan langkah-langkah yang
perlu dilakukan dan merupakan aturan main bersama termasuk tata tertib agar dapat
tercapai harapan bersama, yang harus ditaati oleh seluruh peserta dan penyelenggara
dalam melaksanakan pelatihan.
6) Diskusikan dengan peserta hal-hal apa saja yang harus disepakati untuk diatur bersama
untuk menjaga proses pelatihan tersebut.
7) Tuliskan semua hal yang disepakati dan tata tertib yang telah disepakati tersebut pada
kertas plano dan tempelkan di dinding di tempat semua peserta dapat melihat. Bangun
kesepakatan bahwa aturan main dan tata tertib tersebut bersifat mengikat semua pihak
di kelas tersebut selama pelatihan.
8) Tutup kegiatan dan ucapkan terima kasih.
PELATIHAN BAGI KONSULTAN (ASKOT MK & FASKEL SOSIAL) (TAHUN 2012)
Kurikulum Pelatihan Khusus Askot dan Fasilitator Sosial
Tujuan :
x Fasilitator memahami dan mampu mereview kegiatan PS dan x Fasilitator mampu mereview pelaksanaan kegiatan social
x Fasilitator memahami konsep MDG’s dan mampu menganalisis PJM Pronangkis
x Fasilitator mampu menganalisis sumber daya luar sebagai potensi keberlanjutan kegiatan sosial
x Fasilitator mampu mengembangkan media warga
x Fasilitator mampu merumuskan strategi pengendalian kegiatan Sosial x Fasilitator mampu merumuskan strategi penguatan kapasitas UPS x Fasilitator mampu merumuskan strategi keberlanjutan kegiatan sosial x Fasilitator memahami tentang Jaminan Sosial
Keluaran yang diharapkan :
x Strategi pengendalian kegiatan Sosial x Kebutuhan Peningkatan kapasitas UPS
Tema Topik Tujuan Waktu
1. Peserta paham dan mampu mereview PS dan PJM Pronangkis khususnya kegiatan Sosial 2. Peserta paham dan mampu melaksanaka Perencanaan Partisipatif (PS dan PJM Pronangkis) Khusus Sosial 1. Review kegiatan PS
2. Review PJM Pronangkis yang bekaitan dengan Kegiatan Sosial
dan potensi kegiatan Sosial (terintegrasi dengan Ekonomi dan Lingkungan) Review PJM
Pronangkis Review Kegiatan Sosial 1. Peserta mampu mereview pelaksanaan kegiatan sosial (persiapan & pelaksanaan kegiatan)
2. Peserta mampu mengidentifikasi kekurangan, kelebihan dan ketepatan sasaran dan pelaksanaan kegiatan social
3. Peserta mampu merumuskan strategy perbaikan pelaksanaan kegiatan social
4. Peserta memahami Konsep dan mekanisme kegiatan social (SOP Kegiatan Sosial)
5. Peserta memahami keterkaitan kegiatan sosial dengan kegiatan ekonomi
3 JPL
Isu – Isu MDG’s Isu MDGs bidang Sosial 1. Peserta mampu menganalisis kegiatan – kegiatan yang ada pada PJM Pronangkis yang mendukung peningkatan pelayanan kepada warga miskin
2. Peserta mampu menganalisa sumber daya yang ada untuk keberlanjutan kegiatan social / potensi kemitraan
2 JPL
Keberlanjutan
Kegiatan Sosial Analisis sumberdaya dan Pengembangan Kemitraan
Peserta mampu menganalisa sumber daya yang ada untuk keberlanjutan kegiatan social /
potensi kemitraan 2 JPL Kegiatan Sosial
Berkelanjutan Peserta memahami prasyarat dan ciri program Sosial berkelanjutan 2 JPL Pengembangan dan
Fasilitasi KSM Sosial 1. Peserta memahami bagaimana mengembangkan KSM social kedepan 2. Peserta mampu untuk mengidentifikasi
potensi – potensi kegiatan social yang dapat dikembangkan
3. Peserta memahami tentang peningkatan kapasitas pelayanan social
4. Peserta mampu membuka peluang kerja sama dengan lembaga lain untuk peningkatan kapasitas pelayanan social
2 JPL
Pengelolaan
Media Warga Pengembangan Media Warga 1. Peserta memahami tentang media warga 2. Peserta mengidentifikasi media – media yang dapat dikembangkan
3. Peserta mampu membuka peluang kerja sama dengan lembaga lain dalam rangka pengembangan media warga
Merancang Buletin dan Papan Informasi Untuk ditindak lanjuti dalam OJT
1. Peserta memahami apa yang dimaksud dengan buletin dan papan informasi 2. Peserta memahami hal-hal yang
mempengaruhi minat baca dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan buletin dan papan informasi
3. Peserta memahami
keterampilan-keterampilan dasar yang dibutuhkan untuk membuat buletin dan papan informasi
4 JPL
Jaminan Sosial Perlindungan Jaminan
Sosial 1. Peserta memahami Fungsi Kebijakan Perlindungan Sosial di Indonesia 2. Peserta memahami Bagaimana
Perlindungan sosial diterapkan
3. Peserta dapat menjelaskan hubungan kebijakan perlindungan sosial dengan Penanggulangan Kemiskinan
3 JPL
Modul 2
Perencanaan Partisipatif Review PS dan PJM Pronangkis
x Peserta mampu menjelaskan konsepsi, prinsip, mekanisme dan langkah kegiatan
Pemetaan Swadaya
x Peserta mampu menjelaskan kegiatan Pemetaan Swadaya terakhir beserta hasilnya
x Peserta memahami keterkaitan kegiatan Sosial terhadap kegiatan lingkungan dan
Ekonomi
x Peserta mampu memetakan kegiatan – kegiatan Sosial yang ada di PJM Pronangkis
x Peserta memahami dan mampu menganalisa kesesuaian antara PJM Pronangkis
dengan hasil Pemetaan Swadaya bidang Sosial
x Peserta memahami dan mampu menyusun tindaklanjut perbaikan ke depan
Kegiatan 1 : Brainstorming Konsep dan pelaksanakan PS terakhir
Diskusi Kelompok analisa Hasil Pemetaan Swadaya
Kegiatan 2 : Diskusi Kelompok analisa PJM Pronangkis
4 JPL (180 ‘ )
Media Bantu :
Hasil RK
Kriteria Miskin
Hasil PS
PJM Pronangkis
Kertas plano
Kuda-kuda untuk flip chart
Papan tulis dengan perlengkapannya
Spidol, selotip kertas dan jepitan besar
Diskusi Kelompok Analisa Hasil Pemetaan Swadaya
1) Buka pertemuan dengan salam singkat dan uraikan kepada peserta bahwa kita akan
memulai Review Peta, data, informasi hasil Pemetaan Swadaya (Peserta membawa
hasil RK, Kriteria Kemiskinan, Daftar KK miskin / PS-2, Hasil PS)
2) Kemudian pemandu mengajak brainstorming dengan peserta menyangkut substansi
PS :
a. Apa yang dimaksud pemetaan swadaya ?
b. Apa yang dipetakan?
c. Untuk apa masyarakat harus melakukan proses Pemetaan Swadaya?
d. Bagaimana keterkaitan pemetaan swadaya dengan refleksi kemiskinan ? (sudah
sesuaikah antara persoalan yang dihasilkan RK dengan data, Informasi hasil
Pemetaan Swadaya ?
3) Pemandu mengajak brainstorming kepada peserta tentang pelaksanaan PS : 1)
Kapan terakhir melaksanakan Pemetaan Swadaya ?, 2) Bagaimana proses Pemetaan
Swadaya yang dilakukan ? 3) Apa saja yang dihasilkan dari kegiatan Pemetaan
Swadaya terakhir ?
4) Bagilah peserta menjadi 4 Kelompok dan tugaskan kepada setiap kelompok untuk
membahas :
Kelompok 1 dan 3 (media bantu 1 Pemetaan Swadaya) :
a. Peta, data, informasi hasil PS apa saja yang ada di BKM saat ini ?
b. Peta, data, informasi apa saja yang menujang terhadap kegiatan Sosial ?
c. Data KK Miskin PS-2
d. Apabila kelengkapan data, informasi masih dirasakan kurang lengkap, apakah
langkah2 yang harus dilakukan ?
Kelompok 2 dan 4 :
a. Apakah ada kegiatan lingkungan yang menunjang terhadap Program Sosial ?
apabila ada berupa apa ?
b. Apakah ada kegiatan sosial yang menunjang terhadap Program Sosial ? apabila
ada, berupa apa ?
c. Apakah ada kegiatan social yang menunjang kegiatan ekonomi ? Apa sajakah
kegiatan tersebut ? Bagaimana keterkaitannya ?
5) Setelah selesai diskusi kelompok, mintalah kepada setiap kelompok presentasi
hasilnya
6) Bahas bersama secara mendalam. Dalam pembahasan cermati hal – hal yang sudah
bagus dan mana yang masih kurang baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
7) Diskusikan bersama bagaimana mengatasi dan memperbaiki hal – hal yang masih
kurang
8) Beri pencerahan, jelaskan kembali konsep, prinsip, mekanisme dan output Pemetaan
Swadaya (apabila diperlukan).
Diskusi Kelompok Analisa PJM Pronangkis
1) Buka pertemuan dengan salam singkat dan uraikan kepada peserta bahwa kita akan
membahas PJM Pronangkis dengan tujuan :
Peserta mampu memetakan kegiatan – kegiatan Sosial yang ada di PJM
Pronangkis
Peserta memahami dan mampu menganalisa kesesuaian antara PJM
Pronangkis dengan hasil Pemetaan Swadaya
(peserta wajib membawa PJM Pronangkis)
2) Mari kita telaah, kegiatan – kegiatan Sosial apa saja yang ada di PJM Pronangkis
berdasarkan SIM ? (apabila perlu muncul prosentasenya) lihat Media Bantu 2
3) Bagilah peserta menjadi 4 Kelompok dan tugaskan kepada setiap kelompok untuk
membahas :
a. Apabila kita melihat table perencanaan masyarakat 2009 – 2011, kegiatan
Sosial apa yang mendominasi ?
b. Bagaimana kesesuaian kegiatan – kegiatan Sosial yang ada di PJM
Pronangkis dengan Hasil Kajian dan Peta persoalan Sosial Pemetaan
Swadaya ? (sesuai / tidak sesuai ) kenapa ?
c. Bagaimana tingkat kemanfaatannya kegiatan Sosial terhadap PS-2 ? dan
Apabila terjadi mistargeting, Apa yang akan dilakukan ?
4) Setelah selesai diskusi kelompok, mintalah kepada setiap kelompok presentasi
hasilnya
5) Bahas bersama secara mendalam. Dalam pembahasan cermati hal – hal yang sudah
bagus dan mana yang masih kurang.
6) Diskusikan bersama bagaimana mengatasi dan memperbaiki hal – hal yang masih
kurang
Modul 3
Topik: Review Kegiatan Sosial (Pelatihan Fasilitator Sosial)
1. Peserta mampu mereview pelaksanaan kegiatan sosial (persiapan & pelaksanaan kegiatan)
2. Peserta mampu mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan pelaksanaan kegiatan social
3. Peserta mampu merumuskan strategy perbaikan pelaksanaan kegiatan social
4. Peserta memahami Konsep dan mekanisme kegiatan social (POB Kegiatan Sosial)
Kegiatan 1:
Diskusi review kegiatan sosial dan Monev Pelaksanaan Kegiatan Sosial yang telah dilaksanakan Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh UPS.
3 JPL (135 ‘ )
Bahan Bacaan: POB Kegiatan Sosial
Kertas plano
Kartu-kartu (kertas A4 dibagi 8) Lem tackol kecil 5 tabung kecil Kuda-kuda untuk flip chart
Diskusi Kelompok Review Kegiatan Sosial
1) Buka pertemuan dengan salam singkat dan uraikan kepada peserta bahwa kita akan memulai mendiskusikan modul Review Pelaksanaan Kegiatan Sosial, dan apa yang menjadi tujuan modul ini, yaitu :
a) Peserta mampu mendefinisikan dan memahami ruang lingkup kegiatan sosial
b) Peserta mampu mereview pelaksanaan kegiatan sosial selama ini, baik dari aspek persiapan maupun pelaksanaannya.
c) Peserta mampu mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan pelaksanaan kegiatan social d) Peserta mampu merumuskan strategy perbaikan pelaksanaan kegiatan social
e) Peserta memahami Konsep dan mekanisme kegiatan social (Baca : POB Kegiatan Sosial) 2) Jelaskan kepada peserta bahwa kita akan memulai kegiatan 1, yaitu berdiskusi untuk mereview
pelaksanaan kegiatan sosial yang telah difasilitasi oleh UPS selama ini
3) Bagi seluruh peserta ke dalam 4 kelompok, jelaskan bahwa setiap kelompok akan membahas kegiatan sosial yang telah dilaksanakan UPS yang menunjang :
x pembukaan akses masyarakat terhadap berbagai jenis layanan publik, sejak pengurusan administratif terkait dengan identitas kependudukan (KTP) hingga dokumentasi administrasi sejenis yang berimplikasi memudahkan partisipasi dalam pengambilan kebijakan misalnya terkait pengaturan usaha dagang sektor informal, pasar dan pengelolaannya (Akses)
x pemerataan pengelolaan dan pendistribusian kepemilikan aset-aset kolektif komunitas (komunal), seperti akses terhadap air bersih, tanah, irigasi, hutan lindung, ladang, lokasi melaut (perikanan), peternakan, pertanian, penataan permukiman dsb. (Aset)
x diperolehnya akses informasi dan pelayanan program-program yang disediakan oleh Pemerintah, baik pusat maupun daerah dalam bidang pendidikan, beasiswa dan pemberian kesempatan yang sama antara anak perempuan dan laki-laki (Kebutuhan Dasar Pendidikan)
x diperolehnya akses informasi dan pelayanan program-program yang disediakan oleh Pemerintah, baik pusat maupun daerah dalam bidang kesehatan, jaminan sosial, pengobatan murah dan pencegahan penyakit menular (Kebutuhan dasar Kesehatan)
4) Aspek-aspek penting yang berkenaan dengan Kegiatan Sosial diurai lebih lanjut dalam tabel berikut :
Uraian Kelebihan Kelemahan Apa saja yang
harus diperbaiki Pelajaran yang dapat dipetik (lesson learned dan Best Practices)
Perencanaan Pelaksanaan Monev Kemanfaatan
5) Setelah semua kelompok selesai berdiskusi, mintalah mereka secara bergilir untuk menyajikan hasil diskusi kelompok masing – masing. Setiap satu kelompok selesai menyajikan hasil diskusinya beri kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya.
6) Catat pokok – pokok hasil diskusi setiap kelompok di kertas plano (papan tulis) dan ajak peserta untuk mengidentifikasi :
x Apa yang dimaksud dengan kegiatan sosial? x Bagaimana Ruang lingkup Kegiatan Sosial? x Bagaimana pelaksanaanya di lapangan? x Keberhasilan yang telah dapat dicapai ? x Apa hasilnya? Apa yang harus diperbaiki?
x Bagaimana kendala-kendala dicarikan penyelesaiannya?
x Faktor – faktor yang mempengaruhi lambannya perubahan dan timbulnya persoalan? x Siapa saja yang seharusnya berubah, pada aspek apa? (masyarakat, pemerintah
atau pihak swasta)
7) Simpulkan hasil pembahasan kelas bersama – sama, dengan penekanan pada hal hal yang tercantum dalam box berikut :
C. Telah Dianalisis Kesesuaiannya dengan PJM Pronangkis
Isu-Isu yang kerap muncul dalam pengelolaan kegiatan sosial dengan penerima manfaat keluarga miskin non produktif adalah ketepatan sasaran. Semestinya telah dilakukan inventarisasi PS 2 sebagai data inventory yang memilah produktivitas jiwa miskin.
Pengelolaan kegiatan sosial ditingkat kelurahan haruslah mengacu terhadap isi dari dokumen PJM Pronangkis berupa program dan kegiatan sehingga pelaksanaan penanggulangan kemiskinan akan terfokus terhadap permasalahan kemiskinan yang dirasakan warga. Proses pencarian persoalan tersebut dilakukan melalui penggalian kebutuhan (need assessment) melalui rangkaian aktivitas Pemetaan Swadaya.
Demikian pula kegiatan sosial diharapkan fokus pula terhadap sasaran yang tepat yaitu keluarga/jiwa miskin (PS-2) secara umum atau dengan ketentuan khusus. Indikator pelaksanaan prinsip ini dalam pelaksanaan kegiatan KSM/panitia:
a. PJM Pronangkis sudah ditinjau ulang melalui kegiatan Tinjauan Partisipatif. b. Kegiatan/program ada dalam menu rencana tahunan (renta) PJM Pronangkis. D. Sasaran/ Penerima Manfaat Kegiatan Sosial
Pedoman pelaksanaan PNPM Mandiri perkotaan menegaskan bahwa yang menjadi sasaran program adalah keluarga/individu miskin (perempuan maupun laki-laki) yang telah ditetapkan oleh rembug masyarakat kelurahan pada saat lokakarya penyusunan dokumen PJM Pronangkis (PS-2). Data keluarga/jiwa miskin yang ditetapkan (PS-2) selanjutnya dilakukan proses perankingan (wealth ranking) sehingga didapatkan beberapa kategori keluarga/jiwa miskin. Kategori tersebut misalnya mendekati miskin - miskin - sangat miskin. Untuk meningkatkan ketepatan sasaran kegiatan sosial maka tiga kategori diatas perlu dikembangkan lagi dengan penggunaan kategori lain, misalnya; miskin produktif - miskin non produktif.
Kategori miskin produktif secara umum berisikan kelompok umur usia bekerja 17-65 tahun, mempunyai kemampuan untuk menekuni suatu pekerjaan, mempunyai pekerjaan tetap/ tidak tetap. Sedangkan untuk kategori miskin non produktif secara umum berisikan kelompok umur usia dibawah 17 tahun atau diatas 65 tahun, belum/ sudah tidak mempunyai kemampuan untuk menekuni suatu pekerjaan, belum mempunyai/ sudah tidak mempunyai pekerjaan tetap/ tidak tetap.
Selain itu untuk menjamin ketepatan sasaran kegiatan kepada keluarga/individu miskin yang ada dalam daftar PS-2 maka harus dikembangkan penggunan register warga miskin. Jadi masing-masing jiwa miskin (PS-2) mempunyai nomor register tersendiri. Register ini digunakan semenjak usulan kegiatan/proposal, rapat BAPPUK BKM, sampai pada kunjungan lapang untuk menentukan kelayakkan usulan. Dengan menggunakan nomor register warga miskin maka akan mempermudah untuk mengetahui apakah penerima manfaat kegiatan adalah warga miskin PS-2.
Modul 4
Topik: Isu MDGs bidang Sosial (Pelatihan Fasilitator Sosial)
1. Peserta mampu menganalisis kegiatan – kegiatan yang ada pada PJM Pronangkis yang mendukung peningkatan pelayanan kepada warga miskin
2. Peserta mampu menganalisa sumber daya yang ada untuk keberlanjutan kegiatan social / potensi kemitraan
Kegiatan :
1) Membandingkan pelayanan dasar, target MDGs dan PJM Pronangkis Kelurahan
2) Dalam Diskusi kelompok yang sama dilakukan penggalian apa saja yang perlu diperbaiki dari PJM Pronangkis, kendala yang dihadapi dan bagaimana cara penyelesaiannya
2 JPL (90 ‘ )
Metode: Diskusi Kelompok
x PJM Pronangkis Kelurahan
x MDGs sebagai target Pembangunan
Isu MDGs bidang Sosial (Pelatihan Fasilitator Sosial)
1) Buka pertemuan dengan salam singkat dan uraikan kepada peserta bahwa kita akan memulai mendiskusikan modul yang membahas keterkaitan antara kegiatan sosial yang tertuang di dalam PJM Pronangkis dengan target-target MDGs. Pada Modul ini peserta diharapkan memiliki kemampuan untuk :
a) menganalisis kegiatan – kegiatan yang ada pada PJM Nangkis yang mendukung terhadap peningkatan pelayanan kepada warga miskin
b) menganalisis sumber daya yang ada untuk mendukung keberlanjutan kegiatan social / potensi kemitraan
2) Jelaskan kepada peserta bahwa kita akan memulai dengan mereview kembali apa saja target-target yang tercantum dalam MDGs. Lakukan brainstorming dan ajukan pertanyaan-pertanyaan terkait dengan pelayanan dasar dan target-target MDGs. Sudahkah PJM Pronangkis kita menjawab kebutuhan dasar masyarakat dan target-target MDGs?
3) Ajak para peserta untuk membandingkan ketiga hal tersebut, yaitu tentang pelayanan dasar, target MDGs dan PJM Pronangkis. Diasumsikan peserta telah membawa contoh PJM Pronangkis kelurahan. Bagi peserta ke dalam 3 kelompok. Masing-masing kelompok bertugas untuk mendiskusikan kegiatan sosial yang terkait dengan ketiga hal di atas.
4) Gunakan untuk mengisi tabel berikut sesuai dengan kelompoknya masing-masing untuk membantu menemukan target, indikator dan capaian. (Tabel ini hanya acuan, dapat dikembangkan atau disederhanakan sesuai informasi yang dimiliki)
MDGs
No Jenis
PJM Pronangkis No
Jenis
Kegiatan Indikator capaian
Target Tingkat Kota Sumber data Target (………) Pencapaian saat ini (%) Kebutuhan Dasar No Jenis Kebutuhan
Dasar Indikator capaian
Target Tingkat
Kota
Sumber
data (……….) Target saat ini (%) Pencapaian
5) Setelah selesai diskusi di masing-masing kelompok, persilakan masing-masing kelompok untuk memperesentasikan hasilnya dan saling mengevaluasi. Kembangkan diskusi dengan pertanyaan-pertanyaan berikut :
a) Bagaimana caranya agar kegiatan-kegiatan yang diprogramkan dalam PJM Pronangkis terlaksana dengan baik?
b) Apa saja kendala yang dihadapi untuk mencapai target dimaksud dan bagaimana cara mengatasi?
c) Pada bagian mana kekurangan-kekurangan PJM Pronangkis dapat dilengkapi oleh tabel MDGs dan Hak-hak dasar?
d) Siapa saja pihak-pihak yang bertanggung jawab?
6) Catat kata-kata kunci yang dapat dijadikan sebagai acuan untuk mengaitkan isu-isu MDGs dalam PJM Pronangkis.
Modul 5
Topik: Analisis sumberdaya dan Pengembangan Kemitraan
(Penguatan Fasilitator Sosial)
Peserta mampu menganalisa sumber daya yang ada untuk keberlanjutan kegiatan social / potensi kemitraan
1. Brainstorming Memetakan dan menganalisis Potensi sumberdaya eksternal untuk kepentingan kemitraan
2. Bagaimana mengembangkan Kemitraan demi keberlanjutan
2 JPL (90 ‘ )
Bahan Bacaan : Strategi Pengembangan KSM Sosial ; Membaca Contoh Hasil SWOT ; Potensi, Tantangan dan Peluang KSM
Kertas plano
Kartu-kartu (kertas A4 dibagi 8) Lem tackol kecil 5 tabung kecil Kuda-kuda untuk flip chart
Papan tulis dengan perlengkapannya Supidol, selotip kertas dan jepitan besar
Analisis sumberdaya dan Pengembangan Kemitraan (Penguatan UPS)
1) Buka pertemuan dengan salam singkat dan uraikan kepada peserta bahwa kita akan menganalisis sumber daya untuk menjaga keberlanjutan kegiatan social
2) Jelaskan bahwa salah satu cara untuk menjadikan kegiatan sosial terlaksana secara berkesinambungan adalah dengan melakukan analisis sumberdaya eksternal.
3) Analisis Sumberdaya eksternal dapat juga disebut dengan Analisis stake holders. Pemetaan semacam ini dikaitkan dengan orientasi strategisnya, bermaksud untuk membangun kemitraan. 4) Identifikasi persoalan-persoalan internal dan eksternal kegiatan sosial secara umum. Bagikan
metaplan berbeda warna, mis merah dan biru kepada para peserta. Ajak mereka untuk menuliskan persoalan yang dihadapi BKM dalam menerapkan kegiatan Sosial. Untuk Persoalan internal di metaplan merah dan persoalan eksternal di metaplan biru.
5) Kemudian mintalah mereka menempelkannya di papan tulis secara terpisah, internal di sebelah kiri, eksternal di sebelah kanan. Isu yang sama dikelompokkan menjadi satu.
6) Ajak para peserta untuk mengkritisi semua persoalan yang telah ditempel dan dikategorisasi tersebut. Kemudian ajak para peserta mengidentifikasi potensi-potensi sumberdaya luar yang dapat diajak oleh BKM untuk bermitra menyelesaikan persoalan-persoalan sosial yang muncul. 7) Perluas konteks diskusi dari kegiatan tridaya dan kaitkan dengan pemenuhan hak-hak dasar
warganegara, isu-isu kebijakan publik, lingkungan, gender, partisipasi dan MDGs. Selanjutnya diskusikan pertanyaan-pertanyaan penggerak berikut :
a. Secara umum bagaimanakah BKM membangun jaringan untuk menunjang tercapainya tujuan BKM sebagai OMW ?
b. Potensi-potensi sumberdaya seperti apa yang dapat dijadikan oleh BKM sebagai mitra strategis untuk menjalankan kegiatan sosial?
c. Apakah kegiatan-kegiatan sosial tersebut telah dialokasikan sumber-sumber pembiayaannya? dari mana saja?
d. Dengan instansi atau lembaga mana saja KSM sosial dapat bekerjasama dan mengembangkan jaringan kemitraan agar pelayanan kepada masyarakat miskin meningkat?
A. Bermitra
Pelaksanaan kegiatan harus diupayakan juga membangun sistem kerja yang terpola, teratur dengan memanfaatkan semua potensi sumber daya yang ada, baik internal maupun eksternal. Memaksimalkan jaringan kerjasama dan kemitraan, mengoptimalkan keswadayaan masyarakat, adalah beberapa upaya menuju keberlanjutan program.
B. Prasyarat
Prasyarat penting untuk menunjang pelaksanaan kegiatan Sosial adalah :
x Pembangunan KSM/panitia harus melibatkan lembaga/organisasi, individu/keluarga yang sudah aktif melakukan kegiatan sosial.
x Pelaksanaan kegiatan bekerjasama dengan lembaga/organisasi kemasyarakatan, sosial, keagamaaan, dll setempat yang telah berpengalaman.
x Menjalin kemitraan dengan pihak lain diluar komunitas: Pemda, perusahaan swasta, akademisi, untuk mendorong program agar bersinergi dengan program-program yang telah dirintis oleh lembaga-lembaga (stakeholders) tersebut.
Modul 6
Topik: Kegiatan Sosial Berkelanjutan
(Pelatihan Fasilitator Sosial)
Peserta memahami prasyarat dan ciri program Sosial berkelanjutan
a. Review Kembali pemahaman peserta mengenai apa yang dimaksud dengan Kegiatan Sosial Berkelanjutan
b. Brainstorming Prasyarat dan Ciri Program Sosial Berkelanjutan c. Diskusi Kelompok Lembar Kasus
2 JPL (90 ‘ )
Bahan Bacaan :
Kertas plano
Kartu-kartu (kertas A4 dibagi 8) Lem tackol kecil 5 tabung kecil Kuda-kuda untuk flip chart
Papan tulis dengan perlengkapannya Supidol, selotip kertas dan jepitan besar
Kegiatan Sosial Berkelanjutan (Pelatihan Fasilitator Sosial)
1) Jelaskan kepada peserta bahwa kita akan memulai mendiskusikan Kegiatan Sosial Berkelanjutan.
2) Ingatkan kepada peserta bahwa kegiatan sosial itu meskipun ditujukan kepada para penerima manfaat yang mayoritas kurang produktif namun tetap harus dijaga keberlanjutannya.
3) Review Kembali pemahaman peserta mengenai apa yang dimaksud dengan Kegiatan Sosial Berkelanjutan. Apakah kegiatan charity dapat dilaksanakan secara berkelanjutan.
4) Kegiatan charity dapat dilakukan oleh siapa saja karena esensinya adalah berderma melalui bantuan langsung. Namun merancang kegiatan sosial berkelanjutan harus penuh perhitungan, karena kegiatan sosial berkelanjutan adalah bagian dari misi penting dalam penanggulangan kemiskinan.
5) Bagi peserta ke dalam 4 kelompok. Ajaklah 2 kelompok pertama untuk membaca Lembar Kasus Pelatihan Berkelanjutan dan 2 Kelompok berikutnya untuk membaca Sekolah Master Anak Jalanan. Setelah itu diskusikan selama beberapa menit terkait :
a. Apakah kasus tersebut termasuk dalam kategori kegiatan Sosial?
b. Apakah sesuai dengan indikator kegiatan sosial yang disepakati sebelumnya? Alasannya? c. Adakah korelasi kegiatan sosial dengan pemenuhan kebutuhan dasar? Sebutkan
alasannya?
d. Seperti apa kendala-kendala yang muncul dan bagaimana mengatasinya? e. Bagaimana menggaransi bahwa kegiatan sosial akan berkelanjutan ? f. Apa saja sumberdaya internal yang mendukung?
g. Bekerjasama dan berjaringan dengan institusi mana saja agar kegiatan sosial berkesinambungan?
h. Kemudian minta mereka untuk membandingkan dengan kegiatan yang telah dilaksanakan di lokasi masing-masing
6) Seusai diskusi, masing-masing kelompok dipersilakan untuk mempresentasikan hasil diskusinya melalui jurubicara kelompoknya masing-masing dalam diskusi kelas
7) Catat beberapa kata kunci selama diskusi berlangsung dan fokuskan pada hal-hal strategis untuk diperdalam dan dieksplorasi
Modul 7
Topik: Pengembangan dan Fasilitasi KSM Sosial
(Pelatihan Fasilitator Sosial)
1. Peserta memahami Peserta memahami bagaimana mengembangkan KSM social kedepan 2. Peserta mampu untuk mengidentifikasi potensi – potensi kegiatan social yang dapat
dikembangkan
3. Peserta memahami tentang peningkatan kapasitas pelayanan social
4. Peserta mampu membuka peluang kerja sama dengan lembaga lain untuk peningkatan kapasitas pelayanan social
Diskusi Kelompok Analisis Gap untuk mencapai KSM Sosial yang ideal.
2 JPL (90 ‘ )
1. Bahan Bacaan 1 : Strategi Pengembangan KSM Sosial, Membaca Hasil SWOT Potensi, Tantangan dan Peluang KSM
2. Bahan Bacaan 2 : Pelayanan Yang Efektif Melalui KSM Sosial
Kertas plano
Kartu-kartu (kertas A4 dibagi 8) Lem tackol kecil 5 tabung kecil Kuda-kuda untuk flip chart
Pengembangan dan Fasilitasi KSM Sosial
(Pelatihan Fasilitator Sosial)
1) Buka pertemuan dengan salam singkat dan uraikan kepada peserta bahwa kita akan memulai mendiskusikan modul untuk meningkatkan kapasitas KSM dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat miskin. Pada Modul ini peserta diharapkan memiliki kemampuan untuk : a. memahami bagaimana mengembangkan KSM social kedepan
b. mampu untuk mengidentifikasi potensi – potensi kegiatan social yang dapat dikembangkan
c. memahami tentang peningkatan kapasitas pelayanan social
d. mampu membuka peluang kerja sama dengan lembaga lain untuk peningkatan kapasitas pelayanan social
2) Review kembali hasil diskusi sebelumnya yang telah berhasil mengurai kegiatan-kegiatan yang mendukung peningkatan pelayanan dasar masyarakat dan MDGs. Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana KSM sebagai pelaksana kegiatan dapat mengelola kegiatan sosial dengan baik mengacu pada PJM Pronangkis yang bervisi MDGs. Ajukan pertanyaan berikut, dan diskusikan bersama :
a) Bagaimana Membangun KSM yang baik? b) Bagaimana agar KSM berkelanjutan?
c) Bagaimana fungsi KSM sebagai wadah untuk menyelesaikan persoalan bersama? d) Bagaimana cara memfasilitasi KSM dan bagaimana melakukan monev terhadap KSM? 3) Bagi peserta ke dalam 3-4 kelompok, kemudian ajaklah berdiskusi tentang peningkatan
pelayanan KSM kepada masyarakat miskin. Selanjutnya Diskusi kelas diarahkan kepada beberapa pertanyaan kunci, yaitu :
a) KSM dalam PNPM Mandiri Perkotaan dampingan kita masing-masing berada di posisi mana?
b) Tinjau kesenjangan (gap)-nya dengan apa yang seharusnya dicapai oleh KSM yang baik, pada beberapa aspek antara lain :
SDM Dana
Ketepatan sasaran
Ketepatan manfaat kegiatan
c) Apa saja yang dapat dilakukan untuk mengatasi kesenjangan tersebut? d) Bagaimana mengembangkan KSM Sosial agar sesuai dengan tujuan idealnya? e) Adakah potensi sumberdaya internal yang dapat dapat dianalisis?
f) Standar kualitas pelayanan seperti apa yang diinginkan masyarakat miskin?
g) Bagaimana Standar Pelayanan ideal yang seharusnya dilakukan KSM dalam memfasilitasi masyarakat miskin ?
h) Dengan instansi atau lembaga mana saja KSM sosial dapat bekerjasama dan mengembangkan jaringan kemitraan?
A. Kegiatan Sosial Untuk Membangun Kepedulian
Beragam corak dan jenis kegiatan sosial yang terkait dengan penanggulangan kemiskinan hampir melekat pada rutinitas masyarakat di berbagai wilayah. Kebiasaan ini didukung oleh kegiatan ibadah sosial yang diprakarsai kelompok-kelompok keagamaan untuk berbagi kepada yang miskin, yang lemah, yang kurang beruntung, dst. Modal sosial ini telah berlangsung sekian lama dan tentu sangat mahal harganya bagi proses pembangunan masyarakat.
Pengelolaan kegiatan sosial bermaksud untuk menggalang dan memperkokoh kepedulian warga dalam penanggulangan kemiskinan. Kepedulian warga sudah tumbuh dan berkembang di masyarakat jauh hari sebelum datangnya PNPM Mandiri perkotaan, potensi yang demikian harus didentifikasi, dirangkul, dan dimanfaatkan secara optimal sehingga keberlanjutan penanggulangan kemiskinan akan semakin potensial untuk mencapai tujuannya.
B. Meningkatkan Keswadayaan
Pengelolaan kegiatan sosial dengan melibatkan masyarakat secara partisipatif diharapkan meningkatkan keswadayaan masyarakat dalam penanggulangan kemiskinan. Masyarakat berlandaskan pada potensi yang dimiliki dan meraih peluang yang ada, selama ini bergerak secara mandiri untuk membantu sesama yang sedang mengalami kesusahan, miskin, dan belum sejahtera.
Keswadayaan masyarakat ditandai dengan upaya penggalangan swadaya dalam bentuk uang, material, konsumsi, tenaga, dll. Berbagai pengalaman menunjukkan bahwa hampir tidak pernah terjadi kegagalan dalam mendapatkan swadaya in kind maupun in cash. Hal ini berarti bahwa jika kegiatan berjalan tanpa swadaya maka bisa dipastikan belum diupayakan penggalangannya secara optimal. Oleh sebab itu dalam KSM sosial harus berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut :
x Terdapat rencana (bentuk kegiatan, jadwal, target, penanggung jawab) untuk penggalangan swadaya masyarakat (uang, material, dll).
x Melibatkan partisipasi pihak lain (individu, keluarga, lembaga) diluar anggota KSM dan peserta dalam pelaksanaan kegiatan
C. Membuka Peluang kerjasama dan kemitraan
Pengelolaan kegiatan sosial juga membuka ruang seluas-luasnya bagi partisipasi dari pihak-pihak lain dalam penanggulangan kemiskinan. Untuk memperkuat dampak, memperluas jangkauan, dan menjamin keberlanjutan maka salah satu pilihan pengelolaan kegiatan sosial adalah melakukan kerjasama dan kemitraan dengan berbagai pihak.
Kerjasama tersebut mesti difasilitasi LKM/BKM atau relawan masyarakat yang telah terlebih dahulu menangkap peluangnya sejak awal. Kegiatan sosial dapat dikerjasamakan dengan lembaga sekitar (setelah dipetakan) misalnya: panti asuhan, panti jompo, Ormas, LSM/Ornop, sekolah dan perguruan tinggi, lembaga pengelola zakat, dll. Disamping itu bisa memanfaatkan peluang program dari kementrian PU atau instansi kementrian, Lembaga lainnya.
Indikator pelaksanaan prinsip ini dalam pelaksanaan kegiatan KSM/panitia:
x Ada rencana kerja untuk menjalin kerjasama dengan panti asuhan, panti jompo, Ormas, LSM/Ornop, sekolah dan perguruan tinggi, lembaga pengelola zakat, dll. x Ada rencana kerja untuk menjalin kerjasama/kemitraan dengan program internal
D. Memperkuat Pranata Sosial
Kerjasama diatas juga diperkuat dengan upaya proaktif BKM/LKM atau relawan masyarakat (KBK) untuk mencari partner kemitraan SKPD-SKPD sebagaimana telah dijalankan melalui Program PAKET, bahkan dengan pihak swasta melalui skema CSR (corporate social responsibility) atau Tanggung jawab sosial Perusahaan. Lembaga partner kemitraan ini diharapkan semakin memperkuat pranata sosial diwilayah setempat sehingga modal sosial (social capital) ikut tumbuh dan berkembang pula. Pelaksanaan kegiatan sosial dengan menu yang sudah ada dalam PJM Pronangkis tidak hanya menghabiskan alokasi dana untuk kegiatan tertentu dan selesai. Namun sebuah kegiatan sebelum dilaksanakan harus dioptimalkan untuk dicarikan pihak yang bisa diajak kerjasama, sehingga resonansi kegiatan akan lebih bagus dan berdampak lebih luas lagi. Upaya yang demikian adalah bagian dari pembangunan pranata sosial yang tangguh untuk penanggulangan kemiskinan
Modul 8
Topik: Pengembangan Media Warga
(Pelatihan Fasilitator Sosial)
1. Peserta memahami tentang media warga
2. Peserta mengidentifikasi media – media yang dapat dikembangkan
3. Peserta mampu membuka peluang kerja sama dengan lembaga lain dalam rangka pengembangan media warga
1. Identifikasi Media Warga yang akan dikembangkan
2. Kerjasama dengan Lembaga lain untuk Pengembangan Media Warga
3 JPL (135 ‘ )
Bahan Bacaan 4, Media Warga Sebagai Media Komunikasi Program
Kertas plano
Kartu-kartu (kertas A4 dibagi 8) Lem tackol kecil 5 tabung kecil Kuda-kuda untuk flip chart
Papan tulis dengan perlengkapannya Supidol, selotip kertas dan jepitan besar
Pengembangan Media Warga
(Pelatihan Fasilitator Sosial)
1. Buka pertemuan dengan salam singkat dan uraikan kepada peserta bahwa kita akan memulai mendiskusikan modul pengembangan media warga. Review kembali pemahaman peserta tentang Media Warga dengan pertanyaan-pertanyaan penggerak :
a. Apa yang dimaksud dengan Media Warga?
b. Jenis-jenis Media Warga seperti apa yang dapat dikembangkan oleh masyarakat? c. Mengapa Media warga difasilitasi pengelolaannya oleh UPS?
2. Jika telah diperoleh gambaran dan kesamaan persepsi tentang Media Warga, geser diskusi ke tema isi pesan kegiatan sosial. Pesan-pesan apa saja yang harus dicantumkan pada Media Warga yang memuat topik atau isu-isu strategiskegiatan Sosial?
3. Bagaimana mengelola media warga untuk mendiseminasikan program/kegiatan sosial kepada khalayak luas?
4. Bagaimana agar Media Warga selalu survive dan dipertahankan oleh masyarakat menjadi media yang efektif? Bagaimana mengelolanya?
5. Bekerjasama dengan siapa sajakah agar Media Warga yang memuat pesan-pesan kegiatan sosial dapat dikelola berkelanjutan?
Sejauh ini UPS sebagai penanggung jawab pengelolaan Media warga pasti tidak asing lagi dengan manajemen media warga. Sebab UPS pernah mengikuti OJT mengenai Media Warga pada siklus sebelumnya.. Namun demikian patut dicatat bahwa pemahaman terhadap pengelolaan media warga mesti direview kembali mengingat mayoritas personil UPS telah berganti.
Modul 9
Topik: Merancang Buletin dan Papan Informasi
Untuk ditindaklanjuti dalam OJT (Pelatihan Fasilitator Sosial)
1. Peserta memahami apa yang dimaksud dengan buletin dan papan informasi 2. Peserta memahami hal-hal yang mempengaruhi minat baca dan partisipasi
masyarakat dalam pengelolaan buletin dan papan informasi
3. Peserta memahami keterampilan-keterampilan dasar yang dibutuhkan untuk membuat buletin dan papan informasi
Kegiatan 1: Diskusi Kelompok Kegiatan 2: Diskusi Pleno
Kegiatan 3: Simulasi Pembuatan Buletin serta Papan Informasi
4 Jpl ( 180 ’)
Bahan Bacaan – Mengembangkan Buletin
Bahan Bacaan – Mengembangkan Papan Informasi
Diskusi Kelompok
1) Buka pertemuan dengan salam singkat dan uraikan bahwa kita akan membahas tentang pengembangan buletin dan papan informasi. Tujuan yang ingin dicapai sesi ini yaitu agar peserta memahami tentang:
x Apa yang dimaksud dengan buletin dan papan informasi
x Hal yang mempengaruhi minat baca dan partisipasi masyarakat terhadap buletin dan papan informasi
x Keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan untuk mengembangkan buletin dan papan info
2) Kemudian bagilah peserta menjadi dua kelompok besar. Tugaskan pada kelompok satu untuk membahas tentang buletin, dan kelompok dua tentang papan informasi. Kepada kelompok satu, sampaikan tugas untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
x Apa yang dimaksud dengan buletin?
x Bagaimana penggunaan bahasa dan isi tulisan yang cocok untuk buletin? x Bagaimana penggunaan gambar dan warna yang cocok dalam buletin? x Bagaimana isi tulisan yang cocok dimuat di buletin?
x Jenis informasi apa saja yang cocok dimuat dalam buletin? x Dimana saja sebaiknya cakupan wilayah peredaran buletin?
x Hal apa saja yang mempengaruhi minat baca dan partisipasi masyarakat dalam pembuatan buletin?
3) Sedangkan kepada kelompok 2, tugaskan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
x Apa yang dimaksud dengan papan informasi?
x Bagaimana penggunaan bahasa dan isi tulisan yang cocok untuk papan informasi? x Bagaimana penggunaan gambar dan warna yang cocok dalam papan informasi? x Bagaimana isi tulisan yang cocok dimuat di papan informasi?
x Jenis informasi apa saja yang cocok dimuat dalam papan informasi? x Dimana saja sebaiknya cakupan wilayah peredaran papan informasi?
x Hal apa saja yang mempengaruhi minat baca dan partisipasi masyarakat dalam pembuatan papan informasi?
4) Beri waktu kepada kedua kelompok untuk bekerja. Mintalah mereka menuliskan jawabannya di kertas plano, dan mempersiapkan perwakilannya untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok pada diskusi pleno.
Diskusi Pleno
1) Setelah masing-masing kelompok menyelesaikan diskusinya, persilakan perwakilan kelompok untuk menjelaskan hasil pembahasan kelompoknya.
2) Pandulah proses diskusi antar kelompok, dan garisbawahi hal-hal penting dari diskusi ini. 3) Setelah proses diskusi selelsai, tutup sesi dengan menyampaikan masukan sebagai berikut:
x Buletin dan papan informasi merupakan jenis media warga yang berfungsi sebagai salah satu alat komunikasi dua arah antara pengelola program dan masyarakat.
x Masyarakat dapat ikut berpartisipasi dalam buletin dan papan informasi dengan mengirimkan informasi atau tulisan berupa surat pembaca, informasi kegiatan program, artikel, dan lainnya.
x Jenis informasi yang dianggap perlu dimuat dalam buletin dan papan informasi adalah desain program, mekanisme, agenda dan laporan kegiatan, rencana dan laporan keuangan, daftar peserta program, masalah yang menghambat program dan sebagainya. x Buletin dan papan informasi harus dipastikan terbit secara berkala dan tepat waktu.
Tujuannya, agar komunikasi dua arah yang terjadi bisa tetap berjalan dengan baik.
Simulasi Pembuatan Buletin serta Papan Informasi Dengan
Topik Kegiatan Sosial
1) Sebagai pembuka sesi ini, jelaskan bahwa agar peserta memiliki keterampilan membuat buletin dan papan informasi, maka akan dilakukan simulasi. Mengingat jumlah peserta yang cukup besar, maka perlu dilakukan pembagian kelompok.
2) Bagilah peserta dalam empat kelompok. Dua kelompok diminta melakukan simulasi pembuatan buletin. Dua kelompok lainnya melakukan simulasi pembuatan papan informasi. 3) Tentukan alokasi waktu kepada peserta untuk melakukan praktek pembuatan buletin dan
papan informasi.
4) Setelah semua kelompok siap, persilakan mereka mempresentasikan hasil kerjanya masing-masing. Pandu proses tukar gagasan/pikiran antara kelompok.
5) Tutup sesi dengan membagikan bahan bacaan untuk dipelajari lebih dalam oleh masing-masing peserta.
Modul 10
Topik: Perlindungan Jaminan Sosial
(Pelatihan Fasilitator Sosial)
Peserta memahami Fungsi Kebijakan Perlindungan Sosial di Indonesia 1.
Peserta memahami Bagaimana Perlindungan sosial diterapkan 2.
Peserta dapat menjelaskan hubungan kebijakan perlindungan sosial dengan Penanggulangan Kemiskinan
3.
Brainstorming dan Diskusi Kasus LK 3 “ Jaminan Sosial : Memberi Kail”
3 JPL (135 ‘ )
Bahan Bacaan Kebijakan Perlindungan Sosial Bagi Kelompok Rentan
Kertas plano
Kartu-kartu (kertas A4 dibagi 8) Lem tackol kecil 5 tabung kecil Kuda-kuda untuk flip chart
Perlindungan Jaminan Sosial (Pelatihan Fasilitator Sosial)
1. Buka pertemuan dengan salam singkat dan uraikan kepada peserta bahwa kita akan mendiskusikan modul Kebijakan Perlindungan Sosial. Review kembali kepada para peserta apa saja yang termasuk kewajiban negara terhadap masyarakatnya.
2. Bagikan 3 buah metaplan dan mintalah kepada masing-masing peserta untuk menuliskan minimal 3 jenis program yang termasuk di dalam program penanggulangan kemiskinan yang selama ini telah digulirkan Pemerintah kepada masyarakat
3. Setelah semua metaplan diisi, mintalah kepada para peserta untuk menempelkannya di papan, dinding atau kertas plano yang telah disediakan.
4. Kemudian mintalah tiga orang relawan untuk maju ke depan membantu menempelkan metaplan-metaplan tersebut sesuai dengan kategorinya. Sebelumnya, pada kertas plano yang terpasang di depan kelas telah dikualifikasikan ke dalam tiga kelompok program penanggulangan kemiskinan, yaitu :
a. Kelompok Program Bantuan Sosial Berbasis Keluarga b. Kelompok Program Pemberdayaan Masyarakat
c. Kelompok Program Pemberdayaan Usaha Ekonomi Mikro dan Kecil
5. Terangkan kepada para peserta bahwa Pemerintah telah mengembangkan 3 kelompok program penanggulangan kemiskinan untuk merespon kompleksitas persoalan kemiskinan yang terbagi dalam 3 cluster, sebagaimana dilakukan pada langkah keempat di atas. Program Perlindungan Sosial termasuk di cluster berapa? Apakah program-program yang dituliskan oleh para peserta ada yang termasuk dalam kategori cluster di atas? Review dan jelaskan kembali apa saja program yang termasuk dalam Perlindungan Sosial?
6. Lanjutkan diskusi untuk memperdalam pemahaman peserta, dengan pertanyaan-pertanyaan kunci berikut melalui diskusi kasus Jaminan Sosial, Memberi Kail:
a. Mengapa Negara memiliki kewajiban untuk mensejahterakan masyarakatnya?
b. Di atur dimanakah landasan yuridis kewajiban negara tersebut dalam konstitusi? Pada pasal berapa sajakah?
c. Mengapa negara wajib memberikan perlindungan sosial kepada kelompok rentan dan marjinal?
d. Bagaimanakah praktek pelaksanaan program-program yang termasuk dalam bidang perlindungan sosial?
e. Mengapa wanita, fakir miskin, para pensiunan, orang jompo, anak yatim dan pengangguran tidak kentara wajib diberikan jaminan sosial?
f. Bersumber dari manakah dana untuk menyediakan jaminan sosial kepada mereka? Perlukah dialokasikan? Dan Bagaimana pemerintah harus mengaturnya?
g. Sebut dan jelaskan ketentuan peraturan perundang-undangan mana sajakah yang telah dibuat untuk memperlancar pelaksanaan program perlindungan sosial?
Perlindungan Sosial Terhadap Warga Negara
Pembukaan UUD 1945 memuat itikad untuk mewujudkan Negara Kesejahteraan yang berbunyi :…Pemerintah melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pasal 27 UUD 1945 juga menyebutkan bahwa setiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
Selanjutnya Pasal 31 menjamin hak setiap warganegara untuk mendapatkan pendidikan. Sedangkan Pasal 33 mengamanahkan pengelolaan bumi, air, dan cabang-cabang produksi yang menguasai hajat hidup orang banyak untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Kemudian Pasal 34 menegaskan bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan
Peningkatan kesejahteraan melalui penanggulangan kemiskinan adalah prioritas utama pembangunan karena di tahun 2010 jumlah penduduk miskin nasional masih sekitar 13 %. Sementara pengangguran terbuka masih 7,41%. Akses terhadap pelayanan kesehatan, pendidikan, perumahan, permukiman, infrastruktur serta permodalan untuk masyarakat miskin masih terbatas. Kawasan kumuh dan kantong kemiskinan masih luas.
Kekuatan jaminan social di Indonesia memiliki keunikan penanganannya karena dijalankan seiring dengan mainstreaming pembangunan bottom up planning yang mengandalkan kekuatan modal social yang mempermudah pelaksanaan, mentradisikan monev partisipatif, mempercepat transformasi serta memperpanjang kesinambungan program.
Perlindungan social bukan hanya kewajiban negara tetapi juga menjadi tanggung jawab komunitas dan swasta. Selama ini jaminan sosial menggunakan kekuatan modal sosial telah berjalan dengan baik. Fungsi ini dalam PNPM Mandiri Perkotaan direpresentasikan oleh KSM Sosial sebagai penghubung penyedia layanan (terutama pendidikan dan kesehatan) dengan pemanfaat (end user) agar tepat sasaran dan tepat manfaat.