• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Mahasiswa Akper Kuliah D-III Keperawatan di Kabupaten dan Kota Cirebon

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Mahasiswa Akper Kuliah D-III Keperawatan di Kabupaten dan Kota Cirebon"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

38

Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Mahasiswa Akper Kuliah D-III

Keperawatan di Kabupaten dan Kota Cirebon

Factors Affecting Motivation Nursing Student Class D - III Nursingin the District and City of

Cirebon

Casmadi

Akademi Keperawatan Saifuddin Zuhri Indramayu Abstrak

Akademi keperawatan merupakan institusi yang mendidik tenaga keperawatan. Di Kabupaten dan Kota Cirebon sendiri terdapat empat institusi pendidikan D-III keperawatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kuliah D-III keperawatan. Penelitian ini dilakukan diempat institusi pendidikan keperawatan yang ada di wilayah Kabupaten dan Kota Cirebon tahun 2009. Penelitian ini non eksperimental dimana datanya bersifat primer dan dikumpulkan secara potong lintang (cross sectional), sedangkan sample penelitian diambil dari populasi mahasiswa tingkat satu dari empat institusi akademi keperawatan di Kabupaten dan Kota Cirebon berjumlah 170 responden. Analisis univariat dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (71,2%) responden memiliki tingkat motivasi rendah untuk kuliah D-III keperawatan di Kabupaten dan Kota Cirebon tahun 2009. Analisa bivariat didapatkan tidak adanya hubungan antara umur dengan motivasi mahasiswa (p-value = 0,900), tidak adanya hubungan jenis kelamin dengan motivasi mahasiswa (p-value = 0,702 pada alpha < 0,05), tidak adanya hubungan pekerjaan dengan motivasi mahasiswa (p-value = 0,381), dan adanya hubungan antara informasi pendidikan kesehatan dengan motivasi mahasiswa (p-value = 0,053).

Kata Kunci: Motivasi mahasiswa, Umur, Jenis Kelamin, Informasi Pendidikan

Abstrac

Nursing academy is institution that educates nursing student. In n the District and the City of Cirebon have four D-III nursing institutions. The purpose of this study was to determine and explain the factors that affect motivation D-III college of nursing. This research was conducted in four nursing institutions in the district and the city of Cirebon in 2009. This non-experimental research in which data are collected primary and cross-sectional, while samples were taken from the student population level of one to four academic institutions nursing in the county and the city of Cirebon amounted 170 respondents. Univariate analysis of the results showed that the majority (71.2%) of respondents had a low level of motivation to study nursing D-III in the county and the city of Cirebon in 2009. Analysis of bivariate no correlation between age and student motivation (p-value = 0.900) , no relationship sex with student motivation (p-value = 0.702 at alpha <0.05),

no employment relationship with student motivation (p-value = 0.381), and the relationship between health education information with student motivation (p-value = 0.053). Keyword: Motivation student, Age, Sex, Education of Information

Pendahuluan

Pendidikan sangat penting dalam kehidupan individu, keluarga, masyarakat maupun bangsa dan negara. Oleh karena itu pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga memberi hasil sesuai dengan yang diharapkan. Untuk melaksanakan pendidikan mutlak diperlukan input utama yaitu peserta didik, pendidik dan sarana pendidikan. Hal ini berlaku umum termasuk pendidikan dibidang kesehatan.1

Dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 Tentang Kesehatan, Bab I Pasal 1, tertulis bahwa tenaga kesehatan adalah orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan ketrampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan. Sedangkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan menyebutkan bahwa jenis tenaga kesehatan salah satu diantaranya tenaga keperawatan.2

Akademi Keperawatan, sebagai institusi yang ditugaskan untuk mendidik tenaga keperawatan diharapkan mampu mendidik para calon tenaga perawat yang dapat diterima oleh masyarakat dan bersaing dalam era globalisasi.3 Saat ini Akademi Keperawatan yang ada di Kabupaten dan Kota Cirebon berjumlah empat institusi pendidikan, terdiri dari satu Akademi Keperawatan milik Depertemen Kesehatan yaitu Akper Depkes Cirebon dan tiga Akper milik swasta diantaranya: Akper Buntet Pesantren, Akper Muhammadiyah, dan Akper Dharma Husada.

(2)

39 Untuk mendapatkan calon peserta didik yang memenuhi standar, maka untuk menjadi mahasiswa Akademi Keperawatan dilakukan seleksi penerimaan mahasiswa baru pendidikan tenaga kesehatan dengan persyaratan dasar pendidikan (SMA/SMU dan sederajat), dengan umur maksimal 27 tahun dan tinggi badan untuk laki-laki = 155 cm dan perempuan = 150 cm.3

Menyoroti kontribusi peserta didik sebagai salah satu faktor input yang menentukan keberhasilan belajar. Mengingat hakekat belajar sebagai aktivitas yang disadari, mempunyai tujuan dan didasarkan kebutuhan yang perlu dipuaskan.4 Oleh karena itu keputusan untuk menjadi perawat dikalangan mahasiswa baru, dirasakan perlu dipahami untuk selanjutnya dijadikan bahan masukan bagi pemerhati dan pengelola pendidikan keperawatan dalam mengoptimalkan kualitas para lulusan Akademi keperawatan.

Sampai tahun 2010, sesuai data dari Biro Perencanaan Depkes, menunjukkan bahwa kebutuhan tenaga kesehatan secara keseluruhan untuk menunjang program kesehatan berjumlah 1.305.395 orang, diantaranya kebutuhan tenaga keperawatan sebesar 203.959 orang. Apabila ditambah dengan permintaan tenaga keperawatan untuk keluar negeri sesuai proyeksi Depnaker tahun 2001, bahwa permintaan tenaga keperawatan tahun 2002, sebanyak 37.810 orang, sedangkan untuk tahun 2003 sebanyak 68.058 orang.5

Tenaga keperawatan di wilayah Kabupaten dan Kota Cirebon tahun 2009 berjumlah 2548 orang, sedangkan jumlah penduduk Kabupaten dan Kota Cirebon per Pebruari 2009 sebanyak 2.403.447 atau rasio perbandingan 1 perawat berbanding 943 atau baru sekitan 0,11 %, angka ini jauh dari nilai standar.6

Pada tahun ajaran 2007/2008 sebanyak 612 pendaftar yang diterima di Cirebon sendiri sebanyak 339 mahasiswa atau sekiatr 55,1%, pada tahun ajaran 2008/2009 jumlah pendaftar 655 orang yang diterima 354 atau sekitar 53.2%.6Adapun jumlah secara keseluruhan yang mengikuti kuliah dari ke empat akper tersebut sebanyak 966 mahasiswa hal ini dikarenakan selain daya tampung terbatas, yang ditetapkan berdasarkan hasil akreditasi dari masing-masing institusi oleh Pusdiknakes. Adanya perbedaan jumlah calon peserta didik ini. Berdasarkan data tersebut bahwa animo masyarakat terlihat masih

cukup tinggi walaupun persaingan untuk menjadi calon mahasiswa di Akademi Keperawatan cukup ketat.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis ingin mengetahui tentang faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi mahasiswa Akper terhadap kuliah DIII keperawatan di Kabupaten Cirebon serta faktor apa saja yang paling dominan berhubungan dengan motivasi mahasiswa Akper terhadap kuliah D-III keperawatan di Kabupaten dan Kota Cirebon.

Metode

Penelitian ini dilakukan di laksanakan Akademi Keperawatan di Kabupaten dan Kota Cirebon. Desain penelitian ini adalah Cross Sectional yaitu yaitu suatu rancangan penelitian dimana variabel independen dan variabel dependen diukur pada waktu penelitian berlangsung.7

Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa tingkat I sampai dengan tingkat III tahun ajaran 2008/2009 pada Akademi Keperawatan di Kabupaten dan Kota Cirebon. Dengan jumlah 966 mahasiswa. Teknik pengambilan sampel yaitu dengan cara random sampling sebanyak 170 responden.

Ada 2 variabel yang digunakan yaitu variabel dependen adalah motivasi mahasiswa Akper terhadap kuliah D-III keperawatan, sedangkan variabel independen dalam penelitian ini adalah umur, jenis kelamin, pekerjaan orang tua dan informasi pendidikan keperawatan.

Instrumen yang digunakan adalah kuisioner/angket dengan proses pengambilan data menyebarkan kuisioner/angket tersebut kepada mahasiswa Akper TK I sampai TK II di wilayah Kabupaten dan Kota Cirebon sebanyak 170 orang. Data yang peneliti kumpulkan adalah data mentah yang harus diolah agar dapat disajikan dalam bentuk tabel/grafik sehingga mudah dianalisa dan diambil kesimpulannya. Data yang telah dikumpulkan kemudian dilakukan pengolahan data dengan beberapa proses yaitu

editing (penyuntingan data), coding (pengkodean),

entry data (memasukan data), cleaning

(pembersihan data), dan mengeluarkan informasi yang dinginkan.

Analisa data dilakukan untuk menyederhanakan data dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan serta untuk menguji statistik

(3)

40 kebenaran hipotesis yang diterapkan. Analisis penelitian ini menggunakan analisis univariat untuk memperoleh gambaran masing-masing variabel, yang meliputi motivasi, umur, jenis kelamin, pekerjaan dan informasi pendidikan keperawatan. Analisis bivariat ini dilakukan dengan menggunakan uji Chi Square yaitu untuk mengetahui hubungan antara umur responden dengan motivasi mahasiswa, hubungan antara jenis kelamin responden dengan motivasi mahasiswa, hubungan antara pekerjaan orang tua responden dengan motivasi mahasiswa dan hubungan antara informasi pendidikan keperawatan dengan motivasi mahasiswa.

Hasil

Penelitian ini mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi mahasiswa akper Kuliah D-III Keperawatan di Kabupaten dan Kota Cirebon sebanyak 170 orang yang diambil dari seluruh mahasiswa TK I sampai III Akper di Kabupaten dan Kota Cirebon.

Berikut ini adalah analisis hasil penelitian yang ditampilkan dalam bentuk tabel yang menggambarkan distribusi frekuensi motivasi, umur, jenis kelamin, pekerjaan orang tua dan informasi pendidikan keperawatan

Analisis Univariat

Berikut ini hasil distribusi frekuensi tentang motivasi mahasiswa. Berdasarkan tabel 1 bahwa responden yang mempunyai motivasi terhadap kuliah D-III keperawatan dengan motivasi rendah sebesar (71,2%) dan yang memiliki motivasi tinggi sebesar (28,8%).

Berdasarkan tabel 2 bahwa analisis umur dikelompokan menjadi 2 yaitu umur ≤ 19 tahun sebanyak 129 responden (79,9%), sedangkan mahasiswa dengan umur > 19 tahun sebanyak 41 responden (24,1%). Jenis kelamin bahwa sebagian besar dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 109 responden (64,1%), dan sebagian kecil dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 61 responden (35.9%). Pekerjaan orang tua bahwa persentase terbesar pada mahasiswa dengan orang tua yang bekerja di sektor non formal, yaitu sebanyak 104 (61,2%), sedangkan mahasiswa dengan orang tua bekerja di sektor formal hanya ada sebanyak 66 (38,8%). Informasi pendidikan DIII keperawatan

bahwa persentase terbesar pada mahasiswa dengan informasi rendah, yaitu sebanyak 137 (80,6%), sedangkan mahasiswa yang memperoleh informasi tinggi hanya ada sebanyak 33 (19,4 %).

Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan motivasi dengan umur, hubungan motivasi dengan jenis kelamin, hubungan motivasi dengan pekerjaan dan hubungan motivasi dengan informasi pendidikan DIII keperawatan.

Hasil uji chi square mengenai hubungan umur dengan motivasi kuliah DIII keperawatan bahwa hasil uji statistik didapatkan p-value = 0,900 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara umur dengan motivasi mahasiswa kuliah di Akper. Analisis lebih lanjut didapatkan nilai OR = 0,88 berarti mahasiswa berumur > 19 tahun mempunyai peluang motivasi tinggi sebesar 0,88 kali lebih rendah dibandingkan mahasiswa yang berumur ≤ 19 tahun.

Hasil uji statistik untuk mengetahui hubungan jenis kelamin dengan motivasi didapatkan p-value = 0,702 pada alpha < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan jenis kelamin dengan motivasi mahasiswa Akper terhadap kuliah D-III keperawatan artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan motivasi mahasiswa kuliah di Akper. Analisis lebih lanjut didapatkan nilai OR = 1,22 berarti mahasiswa perempuan mempunyai peluang motivasi tinggi sebesar 1,22 kali lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa laki-laki.

Hasil uji statistik hubungan pekerjaan dengan motivasi didapatkan p-value = 0,381 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan orang tua dengan motivasi mahasiswa kuliah di Akper. Analisis lebih lanjut didapatkan nilai OR = 0,69 berarti mahasiswa dengan orang tua bekerja disektor formal mempunyai peluang motivasi sebesar 0,69 kali lebih rendah dibandingkan mahasiswa dengan orang tua yang bekerja di sektor non formal. Disimpulkan tidak ada hubungan antara pekerjaan orang tua dengan motivasi mahasiswa Akper terhadap kuliah D-III keperawatan.

Hasil uji statistik hubungan informasi pendidikan keperawatan dengan motivasi didapatkan p-value = 0,053 artinya ada hubungan yang signifikan antara informasi pendidikan

(4)

41 perawat dengan motivasi mahasiswa kuliah di Akper. Analisis lebih lanjut didapatkan nilai OR=0,38 berarti mahasiswa yang mendapatkan informasi yang tinggi/banyak mempunyai peluang

motivasi tinggi sebesar 0,38 kali lebih rendah dibandingkan mahasiswa yang mendapatkan informasi yang kurang/rendah.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Motivasi Mahasiswa Akper terhadap Kuliah D-III Keperawatan di Kabupaten dan Kota Cirebon

No. Variabel Kategori N %

1. Motivasi kuliah D-III keperawatan 0. Rendah 1. Tinggi 121 49 71,2 28,8

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Umur, Jenis kelamin, Pekerjaan dan Informasi Pendidikan Keperawatan Mahasiswa Akper terhadap Kuliah D-III keperawatan di Kabupaten dan Kota Cirebon

No. Variabel Kategori N %

1. Umur responden 0. ≤ 19 tahun

1. > 19 tahun

129 41

79,9 24,1

2. Jenis kelamin 0. Laki-laki

1. Perempuan

61 109

35,9 64,1 3. Pekerjaan orang tua 0. Non formal

1. Formal

104 66

61,2 38,8 4. Informasi pendidikan D-III

keperawatan 0. Rendah 1. Tinggi 137 33 80,6 19,4

Tabel 3. Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin dan Motivasi Mahasiswa Akper terhadap Kuliah D-III Keperawatan di Kabupaten dan Kota Cirebon

Umur Motivasi Total

P-value 0,900 OR 0,88 95 % CI 0,3-1,9 Rendah Tinggi F % F % ≤ 19 th 91 70,5 38 29,5 129 > 19 th 30 73,2 11 26,8 41

Tabel 3. Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin dan Motivasi Mahasiswa Akper terhadap Kuliah D-III Keperawatan di Kabupaten dan Kota Cirebon

Jenis kelamin Motivasi Total P-value 0.702 OR 1.22 95 % CI 0.6-2.4 Rendah Tinggi F % F % Pria 45 73.8 16 26.2 61 Wanita 76 69.7 33 30.3 109

Tabel 4. Distribusi Responden Menurut Pekerjaan Orang Tua dan Motivasi Mahasiswa Akper terhadap Kuliah D-III Keperawatan Kabupaten dan Kota Cirebon

Pekerjaan Orang tua Motivasi Total P-value 0,381 OR 0,69 95 % CI 0,3-1,3 Rendah Tinggi F % F % Non formal 71 68,3 33 31,7 104 Formal 50 75,8 16 24,2 66

(5)

42

Tabel 5. Distribusi Responden Menurut Informasi dan Motivasi Mahasiswa Akper terhadap Kuliah D-III Keperawatan di Kabupaten dan Kota Cirebon

Informasi pendidikan keperawatan Motivasi Total P-value 0,053 OR 0,38 95 % CI 0,13-1,04 Rendah Tinggi F % F % Rendah 93 67,9 44 32,1 19 Tinggi 28 84,8 5 15,2 151 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian bahwa responden yang mempunyai motivasi terhadap kuliah D-III keperawatan dengan motivasi rendah sebesar (71,2%) dan yang memiliki motivasi tinggi sebesar (28,8%), Mc Donald dalam Sardiman, menyebutkan bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Sedangkan motivasi kuliah merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat atau tinggi, akan memiliki banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar, akan tetapi sebaliknya seorang siswa yang tidak memiliki motivasi (motivasi rendah) atau karena paksaan/ajakan (boleh jadi) gagal dalam belajar karena kekurang motivasi.8

Hasil penelitian didapatkan bahwa proporsi umur responden ≤ 19 tahun sebesar (79,9%) dan < dari 19 tahun sebesar (24,1%), hasil analisis bivariat antara umur dengan motivasi mahasiswa terhadap kuliah di D-III keperawatan didapatkan nilai p-value 0,900 pada alpha < 0,05 dari hasil tersebut dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara umur dengan motivasi mahasiswa.

Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan Knowless ,yang menyatakan bahwa usia makin dewasa maka makin berubah konsep diri dan pengarahan dirinya, dan makin dewasa kesiapan makin dirasakan.9 Akan tetapi hal ini tidak sejalan dengan pendapat dari Sri, bahwa pendidikan sejalan dengan masa perkembangan, dimana untuk pendidikan perguruan tinggi/akademik dialami pada usia 18-24 tahun. Adapun yang menyebabkan hubungan umur ini tidak bermakna secara statistik hal ini dimungkinkan karena pada saat ini jenis pendidikan yang ditawarkan oleh pemerintah

sebagai pengambil kebijakan kepada masyarakat sangat banyak ragamnya termasuk pendidikan bidang kesehatan makin bervariasi sehingga sangat banyak pilihan mengikuti pendidikan kesehatan selain akademi keperawatan.10

Hasil analisis juga diperoleh nilai P-value 0,702 pada alpha < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan jenis kelamin dengan Motivasi mahasiswa Akper terhadap kuliah D-III keperawatan tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan motivasi kuliah di Akper. Hal ini dimungkinkan karena pada saat ini jenis pendidikan kesehatan sangat beragam sehingga sangat bayak pilihan untuk mengikuti pendidikan kesehatan selain akademi keperawatan. Tingginya jenis kelamin perempuan yang masuk Akper sangat dimungkinkan karena dianggap seseuai dengan pekerjaan perawat yang membutuhkan sifat mather insting, membutuhkan kesabaran, ketekunan dan ketelitian, dan disamping itu juga adanya sifat religius dan budaya masyarakat dimana perawat perempuan (suster) dapat lebih leluasa untuk berperan sedangkan perawat laki (bruder) terbatas merawat laki-laki.11

Hubungan pekerjaan orang tua dengan keputusan mengikuti pendidikan secara teori memang harus berhubungan karena masalah pendidikan berhubungan dengan masalah sosial ekonomi, status sosial ekonomi berkaitan dengan pendapatan yang biasanya menggunakan indikator pekerjaan orang tua.12

Analisis lebih lanjut didapatkan nilai OR= 0,33 berarti mahasiswa yang mendapatkan informasi yang tinggi/banyak mempunyai peluang motivasi tinggi sebesar 0,38 kali lebih rendah dibandingkan mahasiswa yang mendapatkan informasi yang kurang/rendah. Sehingga hipotesis adanya hubungan antara informasi pendidikan dengan motivasi mahasiswa Akper terbukti. Hal ini sesuai dengan pendapat Green dalam Notoatmodjo

(6)

43 menyatakan promosi kesehatan (penerimaan mahasiswa baru) sebagai pendekatan terhadap perilaku, maka kegiatannya tidak terlepas dari faktor-faktor yang menentukan perilaku tersebut. Dengan perkataan lain kegiatan promosi (penerimaan mahasiswa baru) harus disesuaikan dengan determinan yaitu faktor predisposisi, pemungkin dan penguat, melalui strategi ini sasaran promosi lebih terkena. Salah satu faktor deteminan terjangkaunya informasi akan berpengaruh terhadap tindakan seseorang yang akan diambil.13

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi mahasiswa D-III Keperawatan dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa D-III keperawatan di Kabupaten dan Kota Cirebon memiliki motivasi rendah sebanyak (71,2%) untuk kuliah di akademi keperawatan dan hanya sebagian kecil (28,8%) responden memiliki motivasi tinggi untuk kuliah di D-III keperawatan sehingga dari (170 responden) sudah menjadi mahasiswa akademi keperawatan tetapi secara deskriptif terbukti tidak seluruh responden memiliki motivasi yang tinggi/kuat.

Berdasarkan hasil analisis didapatkan variabel yang signifikan berhubungan dengan motivasi mahasiswa akper terhadap kuliah D-III keperawatan di Kabupaten dan Kota Cirebon tahun 2009, adalah variabel informasi pendidikan keperawatan

Daftar Pustaka

1. Undang-Undang tentang Kesehatan. 2008. UU Nomor 32 tahun 1996. Lembaran Negara RI No. 100, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 3495

2. Anonim. 2005. Kurikulum Nasional Pendidikan D-III Keperawatan.Departemen Kesehatan. Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan.

3. Muhaimin. 1999. Manajemen Perawatan Kesehatan. EGC: Jakarta.

4. Anonim. 2005. Pembimbing Klinik Keperawatan. Pusat Pengembangan Keperawatan Carolus

5. Biro Perencanaan Depkes. 2008. Arah Kebijakan dan Program Depkes. http://hpm.fk.ugm.ac.id/ 6. Dinas Kesehatan Cirebon. 2011. Profil Kesehatan

Kabupaten Cirebon. http://dinkes.cirebonkab.go.id/

7. Soekidjo Notoatmodjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta. 8. Sardiman. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar

Mengajar. PT. Rajagrafindo: Jakarta.

9. Knowless, Malcom S. 1977. The Modern Practice of Adult Education Andragogy Versus Pedagogy, Jossey-Bass Publisher. Newyork.

10. Astuti Yunani Sri. 2001. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Perawat Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Untuk Mengikuti Pendidikan: suatu studi kasus di tiga RSJP di Jawa Barat. Universitas Indonesia: Jawa Barat

11. Anonim. 2005. Direktorat Persatuan PerawatNasonal Indonesia.President Continuing

Nurse Education Centre.

http://www.president.ac.id/id/president-continuing-nurse-education-centre/

12. Sanikhan. 2009. Minat Belajar Siswa. http://sanikhan.multyply.com/journal.item.1206 13. Soekidjo Notoatmodjo. 2005. Promosi Kesehatan

Gambar

Tabel  1.  Distribusi  Frekuensi  Motivasi  Mahasiswa  Akper  terhadap  Kuliah  D-III  Keperawatan    di  Kabupaten dan Kota Cirebon

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis hubungan antara burn-up dengan temperatur yang terjadi pada pusat pelet selama iradiasi untuk variasi ukuran butir akibat penambahan dopan ditunjukkan pada

Telah dilakukan penelitian tentang Analisis Kadar Kalsium (Ca) Pada Ceker Ayam Kampung Dan Ceker Ayam Potong Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom.. Penelitian ini

Hasil penelitian pada tikus yang diberikan diet fruktosa menunjukkan kadar kolesterol total, LDL, dan trigliserida yang signifikan lebih tinggi dibandingkan kontrol, sedangkan

PENGGUNAAN SOFTWARE APLIKASI INLIS DI PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN UNTUK MENINGKATKANi.

Matriks Dampak Terhadap Komponen Sosial, Ekonomi dan Bab.VIII 53 Budaya yang diperkirakan terjadi pada Sektor Air Minum ……….

Pada penulisan tugas akhir ini percobaan yang dilakukan hanya untuk saluran transmisi jarak menengah saja, bagi para pembaca untuk melanjutkan dan melengkapi kekuranganyang

4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, dimana sanksi pidana yang diatur dalam pasal tersebut adalah penindakan kepada si pelaku atas pelanggaran terhadap

Tanggal Penjatahan 25 Juni 2013 Tanggal Distribusi Saham secara Elektronik 26 Juni 2013 Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan 26 Juni 2013 Tanggal Pencatatan Saham dan Waran