• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH. MANFAAT TIRAM MUTIARA (Pinctada maxima) BAGI KEHIDUPAN MANUSIA DAN LINGKUNGAN DISERTAI DENGAN KORELASI PERSPEKTIF AGAMA ISLAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKALAH. MANFAAT TIRAM MUTIARA (Pinctada maxima) BAGI KEHIDUPAN MANUSIA DAN LINGKUNGAN DISERTAI DENGAN KORELASI PERSPEKTIF AGAMA ISLAM"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

0

MAKALAH

MANFAAT TIRAM MUTIARA (Pinctada maxima) BAGI KEHIDUPAN

MANUSIA DAN LINGKUNGAN DISERTAI DENGAN KORELASI

PERSPEKTIF AGAMA ISLAM

Diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Zoologi Invertebrata Dosen : Dr. Sumiyati Sa’adah, M.Si.

Disusun oleh : Risa Nur Alawiyah

1162060090

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

(2)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur sudah selayaknya dihaturkan kepada dzat penguasa alam Allah Subhanahuwata’ala yang Maha Aaliim. Shalawat beserta salam selalu tercurah kepada baginda Rasul Nabi Muhammad Shallallahualaihiwasallam.

Allah telah menciptakan segala sesuatu dengan baik dan tak ada cela sedikitpun. Sama halnya dengan apa yang terjadi dalam kehidupan kita, banyak sekali hal yang kita hiraukan namun memiliki menfaat luar biasa bagi kehidupan kita. Tiram mutiara salah satunya, manfaat yang dihasilkan sangatlah luar biasa bagi manusia dan lingkungan. Oleh karena itu, penulis berharap semoga dengan adanya makalah “Manfaat Tiram Mutiara (Pinctada maxima) Bagi Kehidupan Manusia dan Lingkungan Disertai dengan Korelasi Perspektif Agama Islam” dapat memberi pengetahuan mengenai manfaat apa saja yang dapat di dapat dari spesies yang akan di bahas juga semoga menjadi suatu kemanfaatan bagi semua pihak. Aamiiin.

Bandung, 7 November 2017

(3)

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1 LANDASAN TEORI ...1

1.2 RUMUSAN MASALAH ...2

1.3 TUJUAN ...2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...3

2.1. KLASIFIKASI PELECYPODA ...3

BAB III PEMBAHASAN ...6

3.1. KARAKTERISTIK TIRAM MUTIARA (Pinctada maxima) ...6

3.1.1. Klasifikasi Tiram Mutiara (Pinctada maxima) ...6

3.1.2. Habitat Tiram Mutiara (Pinctada maxima) ...8

3.1.3. Struktur dan Fungsi Tubuh Tiram Mutiara (Pinctada maxima) ...8

3.1.4. Sistem Pencernaan Pinctada maxima ...12

3.1.5. Sistem Sirkulasi Pinctada maxima ...12

3.1.6. Sistem Respirasi Pinctada maxima ...13

3.1.7. Sistem Saraf Pinctada maxima ...14

3.1.8. Sistem Reproduksi Pinctada maxima ...14

3.2. MANFAAT TIRAM MUTIARA (Pinctada maxima) BAGI KEHIDUPAN MANUSIA DAN LINGKUNGAN ...16

3.2.1. Penghasil Mutiara Terbaik di Dunia ...16

3.2.2. Menu Masakan Lezat ...19

3.2.3. Bioindikator ...20

(4)

iii

3.4. PERANAN TIRAM MUTIARA (Pinctada maxima) DALAM PERSPEKTIF AGAMA

ISLAM ...28

BAB IV PENUTUP ...31

4.1. SIMPULAN ...31

4.2. SARAN ...31

(5)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG

Saat ini, banyak sekali bentuk-bentuk pemanfaatan pada berbagai keanekaragaman hayati yang ada, baik dalam bidang pangan, industri, dan lainnya. Bila ditanya mengenai tiram dan mutiara tentunya merupakan salah satu pemanfaatan hewan yang bernilai tinggi.

Salah satu kelas yang terkenal dari mollusca adalah pelecypoda. Pelecypoda adalah salah satu kelas dalam mollusca yang mencakup kerang-kerangan. Nama lainnya adalah Lamellibranchia atau bivalva. Ke dalam kelompok ini termasuk berbagai kerang, kupang, remis, kijing, lokan, simping, tiram, serta kima; meskipun variasi di dalam Pelecypoda

sebenarnya sangat luas.1

Kerang-kerangan banyak bermanfaat dalam kehidupan manusia sejak masa purba. Dagingnya dimakan sebagai sumber protein. Cangkangnya dimanfaatkan sebagai perhiasan, bahan kerajinan tangan, bekal kubur, serta alat pembayaran pada masa lampau. Mutiara dihasilkan oleh beberapa jenis tiram. Pemanfaatan modern juga menjadikan kerang-kerangan

sebagai biofilter terhadap polutan. 2

1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana karakteristik Pinctada maxima ?

2. Bagaimana peranan Pincatan maxima bagi kehidupan manusia dan lingkungan ? 3. Bagaimana cara budidaya Pinctada maxima ?

4. Bagaimana pemanfaatan Pinctada maxima ditinjau dari perspektif Islam ? 1.3. TUJUAN

1. Mengetahui karakteristik Pinctada maxima.

2. Mengetahui peranan Pinctada maxima bagi kehidupan manusia dan lingkungan.

1 Andi Agussalim, dkk. 2013. .Komposisi dan Kelimpahan Moluska (Gastropora dan Bivalvia) di Ekosistem Mangrove Muara Sungai Musi Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan. Jurnal Maspari.ISSN 2087-0558. Vol 5 No 1.

Halaman 6

(6)

2 3. Mengetahui cara budidaya Pinctada maxima.

(7)

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1.KLASIFIKASI PELECYPODA

Pelecypoda merupakan salah satu kelas dalam Mollusca yang mencakup hewan mencakup kerang-kerangan. Pelecypoda yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu pelecys yang artinya kapak kecil dan podos yang artinya kaki. Jadi Pelecypoda berarti hewan berkaki pipih

seperti mata kapak. 3

Kelas ini selalu mempunyai cangkang katup sepasang maka disebut sebagai Bivalvia. Bivalvia berasal dari kata bi yang berarti dua, dan valve yang berarti katup. Bivalvia mempunyai dua keping atau belahan yaitu belahan sebelah kanan dan kiri yang disatukan oleh suatu engsel bersifat elastis disebut ligamen dan mempunyai satu atau dua otot adductor dalam cangkangnya yang berfungsi untuk membuka dan menutup kedua belahan cangkang tersebut. Untuk membedakan belahan kanan dan balahan kiri cangkang terkadang mengalami kesulitan, hal ini biasa terjadi pada bivalvia yang hidup menempel pada benda keras misalnya pada karang, karena pertumbuhan bivalvia ini mengikuti bentuk dari permukaan karang tersebut sehingga bentuknya tidak wajar.

Pelecypoda tidak memiliki kepala, mata serta radula di dalam tubuhnya, tubuh Pelecypoda hanya terbagi menjadi tiga bagian utama yaitu kaki, mantel,dan organ dalam. Kaki dapat ditonjolkan antara dua cangkang tertutup, bergerak memanjang dan memendek berfungsi untuk bergerak dan merayap.

Selain dikenal dengan nama bivalvia, pelecypoda juga disebut Lamellibranchiata. Pelecypoda memiliki insang berlapis-lapis. Lamellibranchiata berasal dari kata lamelli yang

berarti lembaran, dan branchia yang berarti insang. 4

Pelecypoda merupakan kelas terbesar ke dua dalam fillum mollusca. Terdapat lebih dari 20.000 spesies pelecypoda di dunia yang telah berhasil diidentifikasi. Kebanyakan hidup

3 Arsyil Mustofa. 2014. Pelecypoda. Malang : Universitas Negeri Malang Halaman 47

4 Aidil Akbar. 2015. Struktur Komunitas Pelecypoda di Kawasan Konservasi Laut Daerah Malang Rapat Kabupaten Bintan. Jurnal Kelautan. ISSN 2114-7809. Vol 2 No 1 . Halaman 17

(8)

4

di laut terutama di daerah littoral, beberapa di daerah pasang surut dan air tawar. Beberapa jenis laut hidup sampai kedalaman 5000 m .

Klasifikasi Pelecypoda terus berubah seiring perkembangan ilmu pengetahuan. Namun berdasarkan catatan World Register of Marine Spesies (WoRMS) mengakui adanya empat subkelas, yaitu Heterodonta, Palaeoheterodonta, Protobranchia, Pteriomorphia.

Terdapat pula sistematika alternatif berdasarkan morfologi insang dari ahli morfolofi yaitu Franc (1960). Adapun klasifikasi pelecypoda menurut menurut para ahli adalah sebagai berikut :

1. Subkelas Palaeotaxodonta (Protobranchia menurut Franc)

 Ordo Nuculoida

2. Subkelas Cryptodonta (Protobranchia menurut Franc)

 Praecardioida

 Solemyoida

3. Subkelas Pteriomorphia (tiram, kupang, dll., Filibranchia menurut Franc)

 Arcoida

 Cyrtodontoida

 Mytiloida

 Ostreoida – semula termasuk Pterioida

 Praecardioida

 Pterioida

4. Subkelas Paleoheterodonta (Eulamellibranchia menurut Franc)

 Trigonioida

 Unionoida (jenis-jenis kupang air tawar)

 Modiomorpha

5. Subkelas Heterodonta (mencakup remis, lokan, dan kerang-kerang yang biasa dikenal, Eulamellibranchia menurut Franc)

(9)

5  Cycloconchidae  Hippuritoida  Lyrodesmatidae  Myoida  Redoniidae  Veneroida

6. Subkelas Anomalodesmata (Eulamellibranchia menurut Franc)

 Pholadomyoida5

(10)

6

BAB III PEMBAHASAN

3.1.KARAKTERISTIK TIRAM MUTIARA (Pinctada maxima) 3.1.1. Klasifikasi Tiram Mutiara (Pinctada maxima)

Gambar 1: Pinctada maxima

Sumber : https://en.wikipedia.org

Pinctada maxima merupakan salah satu spesies terkenal dari Pelecypoda. Adapun klasifikasinya sebagai berikut :

Tabel 1 : Klasifikasi Pinctada maxima

Klasifikasi Pinctada maxima

Kingdom Animalia

Sub Kingdom Invertebrata

Fillum Mollusca

Kelas Pelecypoda

Ordo Pterioida

Famili Pteridae

Genus Pinctada

Spesies Pinctada maxima

Pinctada maxima adalah spesies terbesar dalam genus Pinctada. Pinctada maxima dikenal dengan nama tiram mutiara berbibir emas atau perak atau dalam dunia

(11)

7

internasional dikenal sebagai “silver and gold lip pearl oyster”, biasanya valvae atau

cangkang berwarna putih dan menghasilkan mutiara berwarna emas atau perak.6

Selain Pinctada maxima , terdapat berbagai pearl oyster atau tiram mutiara lainya, diantaranya adalah Pinctada margaritefera, Pinctada fucata atau Pinctada martensii, Pinctada chimnitzii, dan Pteria penguin. Untuk membedakan jenis tiram mutiara tersebut, perlu dilakukan pengamatan morfologi, seperti warna cangkang dan cangkang bagian dalam (nacre), ukuran juga bentuk.

Berikut ini disajikan tabel perbandingan dari Pinctada maxima, Pinctada margaritifera, dan Pinctada martensii sebagai tiga bintang utama dalam pearl oyster terkenal dunia :

Tabel 2 . Perbandingan Pinctada maxima, Pinctada margaritifera, dan Pinctada martensii

Sifat-Sifat Pinctada maxima Pinctada margaritifera

Pinctada martensii

Ukuran Dewasa Penuh 12 inch 7 inch 4 inch

Rata-Rata 8 inch 6 inch 3 inch

Cangkang

Kecembungan Rata Agak Cembung Cembung

Garis Cangkang

Berwarna pucat Baris titik-titik Berwarna

coklat atau

ungu

Nacre (Interior)

Nacre Putih perak Warna baja Perak

kehijauan Pinggiran Kuning emas Hijau metalik Jingga kuning Garis Engsel Panjangnya

Sedang Pendek Panjangnya Sedang Berat 60-100 cangkang tiap kan 15 cangkang tiap kan 9-1- cangkang tiap kan 1 kan = 8,267 pon

Sumber : Forek Indonesia 2001-2004

6 Ludi Parwadani Aji.2011 . A Review of Pearl Oyster (Pinctada maxima) Culturein General. Jurnal Saintek

(12)

8

3.1.2. Habitat Tiram Mutiara (Pinctada maxima)

Tiram mutiara spesies Pinctada banyak dijumpai di berbagai negara seperti Pilipina, Thailand, Australia dan perairan Indonesia. Jenis tiram mutiara sebenarnya lebih menyukai hidup di daerah batuan karang atau dasar perairan yang berpasir. Disamping itu tiram mutiara khususnya Pinctada maxima banyak dijumpai pada kedalaman antara 20 m – 60 m.

Gambar 2 : Persebaran Pinctada maxima di Indonesia Sumber: https://4.bp.blogspot.com

Pada gambar riset Direktorat Jendral Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia terdapat beberapa daerah di Indonesia dengan potensi sentra produksi Pinctada maxima, diantaranya yaitu di Sumatera Barat, Lampung, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Utara, Maluku Utara, dan

Papua Barat. 7

3.1.3. Struktur Dan Fungsi Tubuh Tiram Mutiara (Pinctada maxima)

Bentuk luar tiram mutiara tampak seperti batu karang yang tidak ada tanda-tanda kehidupan. Tetapi di balik kekokohan tersebut terdapat organ yang dapat mengatur segala

(13)

9

aktivitas kehidupan dari tiram itu sendiri. Dalam kelunakan tubuh tiram tersebut terdapat cangkang yang keras untuk melindungi bagian tubuh agar terhindar dari benturan maupun serangan hewan lain. Disamping itu, dalam cangkang yang jumlahnya satu pasang dan mempunyai bentuk yang berlainan itu terdapat mother of pearl atau lapisan induk mutiara serta nacre yang dapat membentuk lapisan mutiara.

Kulit mutiara (Pinctada maxima) ditutupi oleh sepasang kulit tiram (Shell, cangkang), yang tidak sama bentuknya, kulit sebelah kanan agak pipih, sedangkan kulit sebelah kiri agak cembung. Pinctada maxima ini mempunyai diameter dorsal-ventral dan anterior-posterior hampir sama sehingga bentuknya agak bundar. Bagian dorsal bentuk datar dan panjang semacam engsel berwarna hitam, yang berfungsi untuk membuka dan menutup cangkang.

Cangkang tersusun dari zat kapur yang dikeluarkan oleh epithel luar. Sel epitel

luar ini juga menghasilkan kristal kalsium karbonat (CaCO3) dalam bentuk kristal

argonit yang lebih dikenal sebagai nacre dan kristal heksagonal kalsit yang merupakan

pembentuk lapisan seperti prisma pada cangkang.8

Seperti pada kelas Pelecypoda pada umumnya, Pinctada maxima memiliki kedua cangkang yang diikat oleh jaringan ikat yang berfungsi sebagai engsel. Cangkang tersusun atas beberapa lapisan, yaitu sebagai berikut :

a. Periostrakum; lapisan terluar, tipis, terdiri dari zat tanduk. Periostrakum dibentuk dari zat kitin yang disebut konkiolin, berfungsi sebagai pelindung. Jika basah berwarna biru tua, jika kering berwarna coklat.

b. Prismatik; lapisan tengah, tersusun atas CaCO3 (kalsium karbonat)

c. Nakreas; lapisan terdalam, mengkilap, disebut sebagai lapisan induk mutiara.

d. Mantel; terletak di bawah nakreas yang terdiri atas sel-sel nakreas (yang sekretnya membentuk lapisan nakreas dan membentuk mutiara), jaringan ikat, dan sel-sel epitelium yang bersilia.9

8 Ludi Parwadani Aji.2011 . A Review of Pearl Oyster (Pinctada maxima) Culturein General. Jurnal Saintek

Perikanan. ISSN 2001-7908. Vol 6 No 2. Halaman 92

(14)

10

Gambar 3: Lapisan Cangkang Pada Pelecypoda

Sumber :http://missjoaquim.com

Apabila cangkang tiram dibuka, maka akan terlihat sekumpulan organ tubuh yang berfungsi sebagai pengatur segala aktivitas kehidupan tiram mutiara itu sendiri. Namun secara umum, organ tubuh tiram mutiara dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu kaki, mantel dan organ lain.

1. Kaki

Kaki tiram mutiara merupakan suatu organ tubuh yang mudah bergerak dan berbentuk seperti lidah yang dapat memanjang dan memendek. Kaki ini tersusun dari jaringan otot yang menuju ke berbagai jurusan, sehingga dapat digunakan untuk bergerak terutama waktu masih muda. Sedangkan setelah agak dewasa dan hidup menempel pada suatu substrat, kaki tidak lagi dugunakan untuk bergerak, tetapi menggunakan byssus nya untuk menempel. Selain itu, kaki tiram juga berfungsi untuk membersihkan kotoran yang mungkin menempel pada insang maupun mantel.

Gambar 4: Kaki pada Tiram Mutiara

(15)

11

2. Mantel

Gambar 4: Organ dan Mantel Tiram Mutiara

Sumber : http://ayerasin.com

Mantel merupakan jaringan yang dilindungi oleh sel-sel epithelial dan dapat membungkus organ bagian dalam. Letaknya berada di antara cangkang bagian dalam atau epitel luar dengan organ dalam atau mass viseralis. Sel-sel dari epitel luar ini

akan menghasilkan kristal kalsium kabonat (CaCO3 ) dalam bentuk kristal aroganit

yang lebih dikenal denga nama lapisan mutiara. Sel ini juga membentuk bahan organik protein yang disebut kokhialin sebagai bahan perekat kristal kapur. Apabila potongan mantel ditransplantasikan ke dalam tubuh tiram akan menghasilkan zat kapur.

3. Organ Dalam

Bagian ini letaknya agak tersembunyi setelah mantel dan merupakan pusat aktivitas kehidupannya yang terdiri dari : insang, mulut, jantung, susunan syaraf, alat

perkembangbiakan, otot, lambung, usus dan anus.10

(16)

12

Gambar 5 : Struktur Tubuh Pelecypoda

Sumber : Encarta Encyclopedi

3.1.4. Sistem Pencernaan Pinctada maxima

Seperti halnya pada spesies Pelecypoda yang lain, tiram mutiara mampu memanfaatkan phytoplankton yang terdapat secara alamiah di sekitarnya. Tiram mutiara bersifat filter feeder atau mengambil makanan dengan cara menyaring pakan yang ada di dalam air laut. Getaran silia pada insang menimbulkan arus air yang masuk ke dalam ronga mantel. Gerakan silia akan memindahkan phytiplankton yang ada di sekeliling insang dan dengan bantuan labial palp atau melalui simpul bibir yang bergerak-gerak akan membawa masuk makanan ke dalam mulut.

Mulut terletak pada bagian ujung depan saluran pencernaan atau disebelah atas kaki. Makanan yang ditelan masuk ke dari mulut kemudian melalui kerongkongan yang pendek langsung masuk perut, atau saluran kantong tipis pada perut dengan kulit luar (cuticle) kasar yang berfungsi untuk memisah-misahkan makanan. Dari perut sisa makanan (kotoran) akan dibuang melalui saluran usus yang relatif pendek dan bentuknya seperti hurus S kemudian keluar lewat anus.

3.1.5. Sistem Sirkulasi Pinctada maxima

Sistem sirkulasi pada kerang mutiara ini adalah sitem peredaran

terbuka yaitu sistem sirkulasi dari insang memasuki jantung, melewati salah satu dari dua aurikel. Jantung terbungkus dalam perikardium. Dari ventrikel darah dipompa baik ke anterior maupun melalui 2 buah aorta menuju ke bagian-bagian tubuh. Kemudian

(17)

13

darah berkumpul lagi dalam vena cava, lalu diangkut ke ginjal, terus ke insang dan kemabali lagi ke jantung.

Sistem sirkulasinya terbuka, berarti tidak memiliki pembuluh darah. Pasokan oksigen berasal dari darah yang sangat cair yang kaya nutrisi dan oksigen yang menyelubungi organ-organnya. Makanan kerang adalah plankton, dengan cara menyaring. Kerang sendiri merupakan mangsa bagi cumi-cumi dan hiu.

3.1.6. Sistem Respirasi Pinctada maxima

Insang merupakan organ yang mempunyai peran fungsional baik dalam pernapasan maupun osmoregulasi. Sel-sel yang berperan pada proses osmoregulasi adalah sel-sel khlorida yang terletak pada bagian dasar lembaran-lembaran insang. Insang berjumlah empat buah, berbentuk sabit, dua insang berada di sisi kanan dan kiri, menggantung pada pangkal mantel seperti lipatan buku.

Air masuk melalui saluran inhelan akan berhenti pada bagian mantel, lalu secara cepat dan kompak bekerjasama dengan insang sehingga dapat memanfaatkan udara yang terangkut dan air dikeluarkan kembali melalui saluran ekshalen. Air serta darah yang tidak berwarna masuk melaui beberapa filamen tunggal lalu mengalir ke luar menuju pinggir insang, kemudian melintas ke atas berputar kembali melalui filamen dan masuk ke branchial atau ctenidial.

Gambar : Organ-Organ Tiram Mutiara

(18)

14

Dengan bantuan silia-silia pada brankhial dapat menimbulkan arus yang masuk ke bilik palial dan melintas ke atas, melaui lamela branchial. Jadi selain menjalankan fungsi pernafasan, filamen pada insang dan mantel dapat memperlancar peredaran darah.

3.1.7. Sistem Saraf Pinctanda maxima

Sistem sarafnya ada tiga pasang ganglia : dikepala, dikaki, dan di alat-alat dalam. Sistem sarafnya terdiri dari 3 pasang ganglion yang saling berhubungan yaitu:

a. ganglion anterior terdapat di sebelah ventral lambung. b. ganglion pedal terdapat pada kaki.

c. ganglion posterior terdapat di sebelah ventral otot aduktor posterior.

Gambar : Sistem Saraf Pada Panctada maxima

Sumber : http://3.bp.blogspot.com 3.1.8. Sistem Reproduksi Pinctada maxima

Tiram mutiara mempunyai jenis kalamin terpisah, kecuali pada beberapa kasus tertentu ditemukan sejumlah individu hermaprodit terjadi perubahan sel kelamin (sel reversal) biasanya terjadi pada sejumlah individu setelah memijah atau pada fase awal perkembangan gonad. Fenomena seks reversal pada tiram mutiara (Pinctada maxima) menunjukan bahwa jenis kelamin pada tiram teryata tidak tetap.

Bentuk gonad tebal menggembung pada kondisi matang penuh, gonat menutupi organ dalam (seperti perut, hati, dan lain-lain). Kecuali bagian kaki pada fase awal, gonad jantan dan betina secara eksternal sangat sulit dibedakan, keduanya berwarna cream kekuningan. Namun, setelah fase matang penuh, gonad tiram mutiara (Pinctada maxima) jantan berwarna putih cream, sedangkan betina berwarna kuning tua.

(19)

15

Gambar : Daur Hidup Pelecypoda

Sumber : https://biologigonz.blogspot.co.id

Tingkat kematangan gonad tiram mutiara dikelompokkan menjadi 5 fase yaitu : 1) Fase I : Tahap tidak aktif/salin/istrahat (Inactife/spent/resting)

Kondisi gonad mengecil dan bening transparan dalam beberapa kasus, gonad berwarna oranye pucat. Rongga kosong, sel berwarna kekuningan (lemak). Pada fase ini sangat sulit untuk dibedakan.

2) Fase II : Perkembangan/pematangan (Developing/maturing)

Warna transparan hanya terdapat pada bagian tertentu, material gametogenetik (sel kelamin) mulai ada dalam gonad sampai mencapai fase lanjut, gonad mulai menyebar di sepanjang bagian posterior disekitar otot refraktor dan lebih jelas lagi dibagian anterior-dorsal. Gamet mulai berkembang disepanjang dinding katong gonad. Sebagian besar oocyt (bakal telur) bentuknya belum beraturan dan inti belum ada. Ukuran rata-rata oocyt 60 μm x 47,5 μm.

3) Fase III : Matang (Mature)

Gonad tersebar merata hampir keseluruh jaringan organ, biasanya berwarna krem kekuningan. Oocyt berbentuk seperti buah pir dengan ukuran 68 x 50 μm dan inti berukuran 25 μm.

4) Fase IV : Matang penuh/memijah sebagian (Fully maturation/partially spawned) Gonad menggembung, tersebar merata dan secara konsisten akan keluar dengan sendirinya atau jika ada sedikit-sedikit trigger (getaran). oosyt bebas dan terdapat diseluruh dinding kantong. Hampir semua oosyt berbentuk bulat dan berinti, ukuran oosyt rata-rata 51,7 μm.

(20)

16 5) Fase V : Salin (Spent)

Bagian permukaan gonad mulai menyusut dan mengerut dengan sedikit gonad (kelebihan gamet) tertinggal didalam lumen (saluran-saluran didalam organ reproduksi) pada kantong. Jika ada oosyt maka jumlahnya hanya sedikit dan bentuknya bulat, ukuran rata-rata oosyt 54,4 μm.

Fertilisasi terjadi di dalam tubuh induk betina. Hasil fertilisasi berupa zigot menetas menjadi larva. Larvanya bersilia, dapat keluar dari induknya, berenang, dan segera menempel pada insang ikan.Larva ini bersifat parasit, dapat mengakibatkan sakit dan membunuh ikan. Setelah 12 minggu, larva melepaskan diri dari tubuh ikan dan tumbuh

dewasa.11

3.2. MANFAAT TIRAM MUTIARA (Pinctada maxima) BAGI KEHIDUPAN MANUSIA DAN LINGKUNGAN

3.2.1. Penghasil Mutiara Terbaik di Dunia

Sudah menjadi rahasia umum bahwa sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki kekayaan laut yang tidak terbatas. Tidak hanya menjadi rumah bagi populasi biota – biota laut yang termashyur di dunia, namun hasil – hasil laut yang diproduksi dari Indonesia memiliki kualitas yang terbaik. Salah satunya adalah mutiara laut yang merupakan mutiara laut terbaik di dunia.

Perairan Indonesia merupakan tempat yang ideal untuk memproduksi mutiara terbaik di dunia, yaitu South Sea Pearl. Joseph Taylor, seorang ahli biota laut asal Australia menyatakan bahwa indonesia merupakan pusat mutiara laut selatan (South Sea Pearl) terbesar di dunia. South Sea Pearl adalah jenis mutiara yang secara umum berukuran lebih besar dari mutiara – mutiara lainnya dan memiliki kilau cahaya yang unik dengan pantulan yang lembut.

Karena keunikannya, mutiara South Sea Pearl dinobatkan sebagai yang terbaik di dunia, mengungguli mutiara – mutiara jenis lain yaitu Black Pearl, Akoya atau

11 Ludi Parwadani Aji.2011 . A Review of Pearl Oyster (Pinctada maxima) Culturein General. Jurnal Saintek

(21)

17

Mikimoto serta mutiara air tawar China. Para ahli mutiara mengemukakan bahwa mutiara south sea pearl memiliki keindahan seperti kilau yang abadi, namun mutiara air tawar China hanya bertahan satu hingga dua tahun kemudian warnanya berubah.

Gambar : Mutiara Pinctada maxima di Lombok

Sumber :http://missjoaquim.com/southseapearls

Keunggulan dari cahaya pantulan yang ada di mutiara South Sea Pearl disebabkan oleh ukuran trombosit agagonit yang dimiliki oleh tiram. Ukuran tersebut akan membentuk mutiara yang lebih besar dengan lapisan luar yang tebal serta rata. Karena itu, mutiara ini seringkali dipatok dengan harga yang lebih mahal dari mutiara lainnya.

Data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan menunjukkan bahwa produksi South Sea Pearl di seluruh dunia berjumlah 12 ton setiap tahunnya. Dari produksi tersebut, sebanyak 6,74 ton mutiara dihasilkan oleh Indonesia. Karena itu, bisa dikatakan bahwa lebih dari 50 persen mutiara jenis ini berasal dari indonesia.

Kualitas mutiara laut asal indonesia memang sudah dikenal di seantero dunia. Harganya pun tidak main – main. Mutiara South Sea Pearl yang biasanya berukuran 8 mm sampai 22 mm dengan warna putih keemasan ini memiliki kisaran harga 2,6 juta rupiah per butirnya. Dengan produksi yang cukup besar itu, nilai ekspor yang dihasilkan juga mencapai angka yang fantastis, yaitu 60 – 70 juta US dollar dari total nilai ekspor global yang mencapai 200 juta US dollar. Tiram mutiara Pinctada maxima ini tumbuh baik karena perairan indonesia mampu untuk memberikan nutrisi yang sempurna baik pertumbuhan kerang tersebut. Jenis air laut yang hangat serta memiliki banyak

(22)

18

kandungan plankton menjadi keunggulan tersendiri dalam perkembangan

kerang Pinctada maxima.

Di alam, mutiara terbentuk akibat adanya irritant yang masuk ke dalam mantel kerang mutiara. Fenomena adanya irritant ini sering juga ditafsirkan dengan masuknya pasir atau benda padat ke dalam mantel kemudian benda ini pada akan terbungkus nacre sehingga jadilah mutiara.

Secara teoritis, Elisabeth Strack dalam bukunya yang berjudul

Pearls, mendeskripsikan terbentuknya mutiara alami terbagi atas dua bagian besar,

terbentuk akibat irritant dan masuknya partikel padat dalam mantel moluska. 12

Pada prinsipnya, mutiara terbentuk karena adanya bagian epitelium mantel yang masuk ke dalam rongga mantel tersebut. Bagian epitelium mantel ini bertugas mengeluarkan atau mendeposisikan nacre pada bagian dalam cangkang kerang disamping membentuk keseluruhan cangkang.

Teori irritant mengungkapkan bahwa pada suatu saat bagian ujung mantel sang kerang dimakan oleh ikan, hal ini dimungkinkan karena kerang akan membuka cangkang dan menjulurkan bagian mantelnya untuk menyerap makanan. Saat mantelnya putus, bagian remah eptihelium pun masuk ke dalam rongga mantel. Teori irritant juga mengungkapkan bahwa bisa saja mutiara terbentuk akibat masuknya cacing yang biasanya menempati moluska pada masa perkembangannya kemudian berpindah ke organisme lain. Cacing ini merusak dan memasuki rongga mantel. Cacing ini tanpa sengaja membawa bagian epithelium yang ada di permukaan mantel bersamanya. Bila cacing mati dalam rongga mantel, maka cacing ini akan dibungkus oleh epithelium, membentuk kantung mutiara dan akhirnya terbentuklah mutiara. Kalaupun cacing itu bisa melepaskan diri, maka epithelium yang tinggal dalam rongga mantellah yang akan membentuk mutiara setelah sebelumnya membentuk kantung mutiara.

(23)

19

Gambar : Mutiara Pada Pinctada maxima

Sumber :

Sementara teori yang kedua adalah masuknya partikel padat ke dalam rongga mantel. Partikel padat bisa saja terperangkap di dalam tubuh kerang akibat dorongan air. Saat kerang ini tak bisa mengeluarkannya, partikel ini pun bisa saja masuk ke rongga mantel. Saat dia masuk, epitelium juga ikut bersamanya. Epitelium ini akhirnya membungkus partikel padat sehingga terbentuklah kantung mutiara. Kantung mutiara ini akhirnya akan mendeposisikan nacre ke partikel padat tersebut. Namun demikian sejauh ini belum ada bukti ilmiah yang mendukung teori masuknya pasir ke dalam mantel kerang mutiara walaupun teori ini dipahami sejak lama. Dari beberapa mutiara alami yang dibedah, menunjukkan bahwa bagian inti mutiaranya bukanlah partikel padat.13

3.2.2. Menu Masakan Lezat

Selain dapat menghasilkan mutiara, manfaat lain dari mutiara adalah dapat dikonsumsi oleh manusia karena rasanya yang lezat . Di dunia hanya sedikit restoran yang menyajikan menu ini. Kerang mutiara yang digunakan adalah kerang yang sudah produktif atau sudah tidak bisa menghasilkan mutiara lagi. Harga yang biasanya di tawarkan untuk menu ini di restoran biasanya sekitar 120-300 ribu rupiah.

(24)

20

Selain rasanya yang lezat, tiram mutiara Pinctada maxima banyak mengandung manfaat, diantanyanya adalah sebagai sumber protein, zing, asam amino, zat besi dan rendah lemak serta kolesterol.

Zing yang terkandung pada tiram sangat bermanfaat bagi kaum lelaki karena dapat menjaga kualitas dari sperma yang sangat membantu kesuburan lelaki. Zing juga sebagai nutrisi dari sperma sehingga kualitas sperma akan terjaga serta membantu memproduksi hormon testosteron pada lelaki. Selain itu zat besi yang terkandung dalam tiram sangat berguna untuk pembentukan hemoglobin, yaitu zzat dalam darah yang berfungsi mengangkut oksigen dalam tubuh. Rendahnya hemoglobin dapat menyebabkan penyakit anemia. Sementara para ahli gizi mengatakan asam amino tirosin dapat meningkatkan suasana hati dan mengatur kadar stess.

Namun, karena sudah maraknya habitat laut yang tercemar, maka diperlukan kehati-hatian saat mengkonsumsi tiram pada umumnya, karena ditakutkan terdapat

zat-zat berbahaya yang diserap oleh tubuh tiram yang dikonsumsi oleh kita.14

3.2.3. Bioindikator

Mayoritas kelas Pelecypoda berperan di lingkungan sebagai bioindikator.

Bioindikator merupakan organisme yang memiliki sensitifitas terhadap perubahan

lingkungan sehingga dapat digunakan sebagai tanda terjadinya perubahan tersebut.

Pinctada maxima dapat dimanfaatkan untuk “melahap” polutan termasuk logam berat yang tersuspensi dalam perairan. Di samping itu, kemampuan hidupnya yang relatif

14 Nisa Sandrawati. 2016. Menu Tiram Mutiara. Diakses di

https://lifestyle.okezone.com/read/2015/10/03/298/1225335/kerang-mutiara. Diakses pada 6 Oktober 2017 pukul 22.01

(25)

21

lebih tahan terhadap polutan dibanding ikan-mampu hidup dalam keadaan yang kurang menguntungkan. Kelas Pelecypoda mampu membersihkan polutan logam berat relatif cepat.

Penelitian terhadap kemampuan kerang dalam membersihkan logam berat ini telah dilakukan Laboratorium Biokimia Institut Pertanian Bogor. Metodenya sebagai berikut: lima, sepuluh, lima belas, dan dua puluh ekor kerang yang relatif seragam ukuran dan umurnya masing-masing dimasukkan ke dalam larutan polutan besi (Fe) 10 ppm, tembaga (Cu) 2 ppm, timbal (Pb) 0,5 ppm, dan kadmium (Cd) 0,1 ppm, serta campuran semua logam berat tersebut (Fe, Cu, Pb, dan Cd dengan konsentrasi seperti di atas). Dari keempat hasil penelitian tersebut, terbukti bahwa kerang mampu menurunkan polutan logam berat pada air tawar secara nyata. Pengaruh jumlah kerang tampak tidak berbeda

nyata dikarenakan konsentrasi logam berat yang kecil dan jumlah kerang relatif besar. 15

3.3. BUDIDAYA TIRAM MUTIARA (Pinctada maxima)

Tiram mutiara merupakan salah satu biota laut yang hampir semua bagian dari tubuhnya mempunyai nilai jual, baik mutiara, cangkang, daging dan organisme tiram itu sendiri (benih maupun induk). Jenis-jenis tiram mutiara yang ada di Indonesia adalah Pinctada maxima, P. margaritifera, P. chimnitzii, P. fucata dan Pteria penguin. Dari kelima spesies tersebut yang dikenal sebagai penghasil mutiara terpenting yaitu P.maxima, P. margaritifera dan Pteria penguin.

Perairan Indonesia sendiri memiliki potensi tiram mutiara (Pinctada maxima) yang begitu besar di wilayah Indonesia bagian timur seperti Irian Jaya, Sulawesi dan gugusan laut Arafuru. Di beberapa daerah tersebut, usaha penyelaman tiram mutiara merupakan mata pencaharian bagi penduduk setempat. Gairah para penyelam semakin kuat setelah berdirinya beberapa perusahaan mutiara, karena jalur pemasaran tiram mutiara hasil menyelam cukup baik mengingat perusahaan tersebut masih membeli tiram

dari para penyelam .16

15 Imam Badru. 2016. Manfaat Tiram Mutiara Dalam Perspektif Islam. Bandung :Yrama Widya Halaman 36 16 Tarwiyah. 2001. Teknik Budidaya Laut Tiram Mutiara di Indonesia. Jakarta:Tiga Serangkai Halaman 27

(26)

22

Budidaya tiram mutiara dilakukan dengan beberapa metode. Metode tersebut antara lain:

a) Metode rakit apung (floating raft method) b) Metode dasar (bottom method)

c) Metode tali rentang (long line method)

Masing-masing dilengkapi dengan keranjang pemeliharaan (pocket). Metoda yang umumnya digunakan dalam budidaya tiram mutiara di Indonesia yaitu metoda rakit apung dan tali rentang. Metoda dasar hanya unggul dari segi keamanannya saja, sedangkan untuk perawatan relatif lebih sulit.

Padat penebaran yang umumnya digunakan dalam pemeliharaan tiram mutiara yaitu 8 individu/ keranjang. Dalam rangka menambah dan meningkatkan pendapatan, maka usaha dalam perbaikan teknik budidaya tiram mutiara perlu dilakukan. Salah satunya yaitu dengan penambahan individu tiram mutiara dalam keranjang pemeliharaan. Diharapkan penambahan padat penebaran pada keranjang pemeliharaan dapat menekan biaya pembuatan keranjang, akan tetapi penambahan tersebut harus memperhatikan kebutuhan ruang hidup bagi tiram mutiara. Oleh karena itu perlu diadakan penelitian terhadap pertumbuhan tiram mutiara dengan padat penebaran yang berbeda sehingga akan didapatkan hasil yang sesuai agar budidaya tiram mutiara lebih efektif baik dari segi

ekonomis maupun dari segi biologis.17

Berdasarkan metode yang sering digunakan di Indonesia, terdapat beberapa hal yang mesti diperhatikan, yaitu sebagai berikut :

a. Pemilihan Lokasi

1) Lokasi terlindung dari angin dan gelombang yang besar. 2) Perairan subur, kaya akan makanan alami.

3) Kecerahan cukup tinggi.

4) Cukup tersedia induk atau benih tiram mutiara.

5) Dasar perairan pasir karang dan kedalaman air 15-25 m. 6) Kadar garam 30-34 ppt dan suhu 25 - 28 derajat celcius.

17 Nur Taufiq, dkk. 2014. Pertumbuhan Tiram Mutiara (Pinctada maxima) Pada Kepadatan Berbeda. Jurnal Ilmu

(27)

23

7) Bebas pencemaran.18

Gambar : Lokasi Budidaya Tiram Mutiara

Sumber : http://news.kkp.go.id

Secara rinci kondisi dan kualitas air yang berpengaruh terhadap pertumbuhan, ukuran dan kualitas mutiara adalah sebagai berikut :

1) Dasar perairan

Dasar perairan secara fisik maupun kimia berpengaruh besar terhadap susunan dan kelimpahan organisme di dalam air termasuk bagi kehidupan tiram mutiara. Adanya perubahan tanah dasar (sedimen) akibat banjir yang menyebabkan dasar perairan tertutup lumpur sering menimbulkan kematian pada tiram terutama yang masih muda. Oleh karena itu dasar perairan yang berpasir atau berlumpur tidak layak untuk lokasi budidaya tiram mutiara. Dasar perairan yang cocok untuk budidaya untuk budidaya tiram mutiara ialah dasar perairan yang berkarang atau mengandung pecahan-pecahan karang. Bisa juga dipilih dasar perairan yang terbentuk akibat gugusan karang yang sudah mati atau gunungan-gunungan karang.

2) Kedalam

Kedalaman air dilokasi budidaya mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap kualitas mutiara. Berdasarkan penelitian semakin dalam letak tiram yang dipelihara,maka kualitas mutiara yang dihasilkan akan semakin baik.Kedalaman

18 Diah Nuvita. 2015. Cara Budidaya Tiram Mutiara. Diakses di

(28)

24

perairan yang cocok untuk budidaya tiram mutiara ialah berkisar antara 15 m s/d 20 m. Pada kedalaman ini pertumbuhan tiram mutiara akan lebih baik.

3) Arus air

Banyak sedikitnya kelimpahan plankton sebagai makanan alami tiram sangat tergantung pada kuat tidaknya arus yang mengalir dilokasi tersebut. Tiram mutiara memiliki sifat filter feeder. Oleh karena itu tiram mutiara akan mudah kelaparan pada kondisi arus yang terlalu kuat yang terjadi selama berjam-jam dalam sehari.

Lokasi yang cocok untuk budidaya tiram mutiara ialah yang terlindung dari arus yang kuat. Disamping itu pasang surut yang terjadi mampu menggantikan massa air secara total dan teratur,sehingga ketersediaan oksigen terlarut maupun plankton segar dapat terjamin.

4) Salinitas

Kualitas mutiara yang terbentuk dalam tubuh tiram dapat dipengaruhi oleh kadar salinitas yang terlalu tinggi, warna mutiara menjadi keemasan. Sedangkan pada kadar salinitas di bawah 14% atau di atas 55% dapat mengakibatkan kematian tiram yang dipelihara secara massal.

Sebenarnya tiram mutiara ini mampu bertahan hidup pada kisaran salinitas yang luas,yaitu antara 20% – 50%. Tetapi salinitas yang terbaik untuk pertumbuhan tiram mutiara adalah 32% – 35%.

5) Suhu

Suhu memegang peranan yang sangat penting dalam pembentukan lapisan mutiara dan pertumbuhan tiram itu sendiri.Di beberapa Negara, pertumbuhan tiram mutiara yang ideal menunjukan kisaran suhu yang berbeda-beda. Di jepang,

misalnya, pertumbuhan yang terbaik berkisar antara 200 C – 250 C, sebab pada suhu

di atas 280 C menunjukan tanda-tanda yang melemah. Hal ini bisa dimengerti, karena

rata-rata suhu harian di jepang masih relative rendah, walupun musim panas. Sedangkan di teluk Klutch India, pertumbuhan yang pesat dicapai pada suhu anatara 230 C – 270 C.

Untuk Negara kita sendiri yang beriklim tropis, pertumbuhan yang terbaik

dicapai pada suhu antara 280 C – 300 C. Pada iklim ini ternyata sangat

(29)

25

dapat terjadi sepanjang tahun. Sedangkan Negara yang memiliki empat musim (iklim sub-tropis) biasanya pertumbuhan tiram mutiara tidak terjadi sepanjang tahun, karena

pada suhu air di bawah 130 C (musim dingin) pelapisan mutiara atau penimbunan zat

kapur akan terhenti. 6) Kecerahan

Banyak sedikitnya sinar matahari yang menembus ke dalam perairan sangat tergantung dari kecerahan air. Semakin cerah perairan tersebut, maka semakin dalam sinar yang menembus ke dalam perairan. Demekian pula sebaliknya.Untuk keperluaan budidaya tiram mutiara selayaknya dipilih lokasi yang mempunyai kecerahan antara 4,5 m – 6,5 m, sehingga kedalaman pemeliharaan bisa diusahakan antara 6 m – 7 m. sebab biasanya tiram yang dibudidayakan diletakkan di bawah kedalaman atau kecerahan rata-rata.

7) Kesuburan perairan

Tiram sebagai binatang yang tergolong filter feeder hanya mengandalakan makanan dengan menyerap plankton dari perairan sekitar, sehingga keberadaan pakan alami memegang peranan yang sangat penting. Sedangkan keberadaan pakan alami itu sendiri sangat berkaitan erat dengan kesuburan suatu perairan.

Pada kondisi perairan yang kurang subur (tercemar), komposisi pakan alami jumlahnya akan sangat sedikit, sehingga kurang mendukung untuk penyediaa pakan yang diperlukan tiram. Padahal tiram yang dipelihara dalam laut, jelas tidak mungkin diberi pakan tambahan sebagaimana ikan atau udang yang dipelihara dalam tambak. Oleh karena itu lokasi budidaya pada kondisi perairan yang subur mutlak

diperlukan.19

b. Pemasangan Inti Mutiara

Terdapat 2 tipe pemasangan mutiara, ada yang tipe pemasangan inti mutiara bulat dan pemasangan inti mutiara blister. Adapun penjelasannya sebagai berikut :

(30)

26

Gambar : Pemasangan Inti Mutiara

Sumber :http://birdbody.blogspot.co.id a) Pemasangan Inti Mutiara Bulat

1) Tiram mutiara yang telah terbuka cangkangnya ditempatkan dalam penjepit dengan posisi bagian anterior menghadap ke pemasang inti.

2) Inti mutiara bulat dibuat dari cangkang kerang air tawar dengan diameter bervariasi antara 6-12 mm.

3) Setelah posisi organ bagian dalam terlihat jelas, dibuat sayatan mulai dari pangkal kaki menuju gonad dengan hati-hati.

4) Dengan graft carrier masukkan graft tissue (potongan mantel) ke dalam torehan yang dibuat.

5) Masukkan inti dengan nucleus carrier secara hati-hati sejalur dengan masuknya mantel. Penempatannya harus bersinggungan dengan mantel. 6) Pemasangan inti selesai, tiram mutiara dipelihara dalam keranjang

pemeliharaan.

b) Pemasangan Inti Mutiara Setengah Bulat (Blister)

1) Tiram mutiara yang telah terbuka cangkangnya diletakkan dalam penjepit dengan posisi bagian ventral menghadap arah pemasang inti.

2) Inti mutiara blister bentuknya setengah bundar, jantung atau tetes air; terbuat dari bahan plastik. Diameter inti mutiara blister berkisar 1-2 cm.

3) Sibakkan mantel yang menutupi cangkang dengan spatula, sehingga cangkang bagian dalam (nacre) terlihat jelas.

(31)

27

4) Tempatkan inti mutiara blister yang telah diberi lem atau perekat dengan alat blister carrier pada posisi yang dikehendaki; minimal 3 mm di atas otot adducator.

5) Setelah cangkang bagian atas telah diisi inti mutiara blister, kemudian tiram mutiara dibalik untuk pemasangan inti cangkang yang satunya. Diusahakan pemasangan inti ini tidak saling bersinggungan bila cangkang menutup. Satu ekor tiram mutiara dapat dipasangi inti mutiara blister sebanyak 8-12 buah, dimana setiap belahan cangkang dipasangi 4-6 buah.

6) Pemasangan inti mutiara blister selesai, tiram mutiara dipelihara dalam keranjang pemeliharaan di laut.

c. Pemeliharaan

1) Tiram mutiara yang dipasangi inti mutiara bulat perlu dilakukan pengaturan posisi pada waktu awal pemeliharaan, agar inti tidak dimuntahkan keluar. Disamping itu tempat dimasukkan inti pada saat operasi harus tetap berada dibagian atas.

2) Pemeriksaan inti dengan sinar-X dilakukan setelah tiram mutiara dipelihara selama 2-3 bulan, dengan maksud untuk mengetahui apabila inti yang dipasang dimuntahkan atau tetap pada tempatnya.

3) Pembersihan cangkang tiram mutiara dan keranjang pemeliharaannya harus dilakukan secara berkala; tergantung dari kecepatan atau kelimpahan organisme penempel.

d. Panen

Gambar : Panen Tiram Mutiara Sumber : http://original.mutiara.com

(32)

28

Mutiara bulat dapat dipanen setelah dipelihara 1,5-2,5 tahun sejak

pemasangan inti, sedangkan mutiara blister dapat dipanen setelah 9-12 bulan.20

3.4. PERANAN TIRAM MUTIARA (Pinctada maxima) DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Tiram mutiara adalah salah satu dari banyak kekayaan laut yang bermanfaat bagi manusia. Laut adalah sebuah ekosistem dimana sangat berperanm bagi manusia. Dari laut umat manusia dapat terpenuhi kebutuhan ekonomi, kebutuhan pangan dan sumber nutrisi yang baik bagi manusia. Di zaman yang serba canggih sekarang banyak obat-obatan yang diambil dari laut. Begitu juga dengan tiram mutira (Pinctada maxima), kerang mutiara adalah salah satu dari kekayaan laut yang allah ciptakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dari hewan tersebut dapat mengambil mutiara yang dipakai untuk perhiasan kemudian kandungan gizi tiram sangat bermanfaat karena banyak mengandung protein dan zing yang berguna bagi manusia.

Kekayaan laut di dalam islam sudah di katakan oleh Allah SWT dalam kitabnya yang agung yaitu Al-Qur’an. Di dalam Al-Qur’an Allah berfirman dalam suarat An-Nahl ayat 14 :

Artinya : “Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu) agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur.” (QS. An-Nahl : 14)

20 Diah Nuvita. 2015. Cara Budidaya Tiram Mutiara. Diakses di

(33)

29

Dalam ayat ini menjelaskan bahwa tiram mutiara merupakan salah satu kekayaan laut. Di ayat tersebut di sebutkan dari laut tersubut dapat menghasilkan perhiasan yang dapat umat manusia pakai. Perhiasan tersebut dapat berupa mutiara yang dihasilkan oleh tiram mutiara yang di zaman sekarang dipakai oleh manusia dan mempunyai nilai ekonomi tinggi. Allah menciptakan tiram mutiara dengan banyak tujuan, yang pertama yaitu sebagai penghasilan atau sumber rezeki bagi manusia dan yang kedua sebagai hiasan karena allah sangat menyukai keindahan.

Sebagaimana Allah berfirman dalam surat Al-Isra’ ayat 66 :

Artinya : “Tuhan-mu adalah yang melayarkan kapal-Kapal di lautan untukmu, agar kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyayang terhadapmu.”(QS. Al Isra : 66)

Allah SWT adalah maha penyayang, diantara salah satu buktinya adalah telah menciptakan salah satu spesies tiram dimana dari hewan tersebut manusia dapat memperoleh sumber makanan yang disertai gizi tinggi. Selain itu, sebagai sumber rezeki dimana manusia dapat memperoleh rezeki dari hasil usaha yang didapat dari mutiara. Manusia melihat bukti-bukti kekuasaan Allah di daratan dan lautan bahwa Allah-lah yang memperlayarkan bahtera untuknya. Sehingga ia dapat memindahkan rezeki dan makanan-makanannya ke tempat yang jauh.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiallohu ‘anhu bahwasanya rasulullah bersabda :

ْلاَمَجلا ُّب ِحُي ٌلْيِمَج َالله َّنِا

Atrinya : “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan.” (H.R.Muslim). Dalam hadits ini menjelaskan bahwasanya Allah menyukai keindahan. Salah satu buktinya dengan menghiasi dasar lautan dengan banyak spesies hewan yang hidup di dasar laut diantaranya adalah hewan dari fillum Porifera, Coelenterata, dan dari kelas Pelecypoda khususnya tiram mutiara.

(34)

30

Manusia sebagai khalifah di bumi wajib menjaga keindahan tersebut agar tetap lestari. Apabila ekosistem rusak, memberi dampak negatif bagi manusia salah satunya manusia tidak bisa memanfaatkan kekayaan laut sebagai sumber pangan dan juga sebagai sumber rezeki bagi kehidupan manusia.

Tentunya kita sebagai hamba Allah wajib bersyukur karena telah dikaruniai nikmat ini dan jangan sampai kira kufur terhadap nikmat ini Allah telah berfirman :

Artinya : “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan”Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmatku) maka aza-Ku sangat berat.”(Q.S. Ibrahim (7)).

Dengan kekayaan laut yang Allah limpahkan kepada manusia tentunya harus disyukuri. Salah satu cara mensyukurinya adalah dengan menjaganya dan tidah mengambilnya secara berlebihan contohnya mengambil kekayaan alam dengan cara yang dapat merusak lingkungan. Allah berkata dalam kitabnya yang agung jika kita bersyukur niscaya Allah akan menambah nikmat yang kita terima, dan apabila kita kufur atau tamak

niscaya azab Allah itu pedih.21

(35)

31

BAB IV PENUTUP 4.1. SIMPULAN

Pinctada maxima adalah organisme dari kingdom animalia

fillum Mollusca kelas Pellecypoda . Struktur anatomi Pinctada maxima terdiri dari beberapa komponen penting, diantaranya kaki, mantel dan organ bagian dalam.

Tiram mutiara banyak dimanfaatkan oleh manusia karena dapat menghasilkan perhiasan berupa mutiara. Mutiara dihasilkan dari lapisan epitelium mantel yang menghasilkan lapisan mutiara dan membungkus subtansi asing yang masuk ke dalam tubuh tiram mutiara tersebut. Selain penghasil mutiara, Pinctada maxima juga dimanfaatkan sebagai bahan pangan. Pinctada maxima juga merupakan bioindikator di lingkungan.

Tiram mutiara adalah salah satu dari banyak kekayaan laut yang bermanfaat bagi manusia, sebagaimana dijelaskan Allah dalam kitabnya yang agung yaitu Al-Quran. 4.2. SARAN

Hendaknya dilakukan pembudidayaan tiram mutiara dengan metode yang lebih canggih sehingga hasil budidaya yang didapatkan dapat lebih baik dan didapat dengan waktu yang lebih efisien.

Hendaknya di sosialisasikan mengenai pentingnya menjaga habitat tiram mutiara sehingga mutiara yang didapatkan dapat berkualitas lebih baik dan aman dikonsumsi apabila pemanfaatannya sebagai bahan pangan.

(36)

32

DAFTAR PUSTAKA

Agussalim,Andi., dkk. 2013. .Komposisi dan Kelimpahan Moluska (Gastropora dan Bivalvia) di Ekosistem Mangrove Muara Sungai Musi Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan. Jurnal Maspari.ISSN 2087-0558. Vol 5 No 1. Halaman 6-20

Akbar, Aidil. 2015. Struktur Komunitas Pelecypoda di Kawasan Konservasi Laut Daerah Malang Rapat Kabupaten Bintan. Jurnal Kelautan. ISSN 2114-7809. Vol 2 No 1 .Halaman 32-41

Badru, Imam. 2016. Manfaat Tiram Mutiara Dalam Perspektif Islam. Bandung : Yrama Widya

Mustofa, Arsyil. 2014. Pelecypoda. Malang : Universitas Negeri Malang

Nuvita, Diah. 2015. Cara Budidaya Tiram Mutiara. Diakses di

http://ranamutiaralombok.com/news/5/Cara-Budidaya-Tiram-Mutiara , pada

tanggal 6 November 2017 pukul 22.07

Parwadani Aji, Ludi .2011 . A Review of Pearl Oyster (Pinctada maxima) Culturein General. Jurnal Saintek Perikanan. ISSN 2001-7908. Vol 6 No 2. Halaman 99-113 Taufiq, Nur., dkk. 2014. Pertumbuhan Tiram Mutiara (Pinctada maxima) Pada Kepadatan

Berbeda. Jurnal Ilmu Kelautan. ISSN 0853-7291. Vol 12 No 1 . Halaman 31-38 Sa’adah, Sumiyati. 2017. Materi Pokok Zoologi Invertebrata. Bandung : UIN Sunan

Gunung Djati

Gambar

Gambar 1: Pinctada maxima  Sumber : https://en.wikipedia.org
Tabel 2 . Perbandingan Pinctada maxima, Pinctada margaritifera, dan Pinctada martensii
Gambar 2 : Persebaran Pinctada maxima di Indonesia  Sumber: https://4.bp.blogspot.com
Gambar 3: Lapisan Cangkang Pada Pelecypoda
+7

Referensi

Dokumen terkait