• Tidak ada hasil yang ditemukan

Would You Dance With Me? Ditulis oleh Grace Suryani Jumat, 17 April :44

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Would You Dance With Me? Ditulis oleh Grace Suryani Jumat, 17 April :44"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Guys, sudah beberapa hari saya bangun dengan perasaan tertekan. Ini seperti berada di the lowest point in my life. Saya ngga ngerti apa yang terjadi. Sudah 2-3 hari Tuhan ngga bicara secara spesifik sama saya, atau saya yang lagi budeg, dunno … 2 hari saya harus kembali ke China , en karena saya transit di Sg, saya diminta share sebentar. Dulu sih saya okay2 aje, but menjelang hari-H, saya malah bingung. Ngga tau mau ngomong apa … en saya dihantui perasaan rendah hati yang salah *bagus kalau saya sadar bahwa sebenernya i’m nothing without HIM, but sepintas kesadaran itu membawa saya makin berserah bukan makin stress*

Saya chatting sama sista saya en dia cukup kasih saya penghiburan en fokus saya kembali ke tempat yang benar, lebih tenang. But belon tenang-tenang banget. Akhirnya saya pusink, setelah nyiapin barang-barang utk packing, tiba-tiba saya pengen maen piano. Soalnya biasanya kalau lagi stress, ngga bisa mikir apa-apa, maen piano cukup bikin saya rileks en bisa bikin saya ngerasa sedikit lebih enak.

Akhirnya saya mulai dengan lagu kesukaan saya, Chopin Nocturne in E flat Major. Sambil maen pelan-pelan saya jadi sedikit lebih rileks, bisa tersenyum,

mengingat masa kecil saya. Masa-masa saya masih les piano. En tiba-tiba sayup-sayup di sudut hati saya, saya mendengar 1 suara, “Would u dance with me?” Saya tau itu suara Tuhan. Jadi saya jawab, “Ya Tuhan, aku mau.” Saya terus maen, sambil menikmati permainan saya sambil saya berdoa.

Pikiran saya yang tadinya kacau balau, pelan-pelan jadi santai. Trus tiba-tiba saya inget, waktu saya masih kecil banget. Awal-awal belajar piano. Saya pernah belajar dari 1 buku yang namanya Beyer *siapapun yang belajar piano klasik pasti pernah belajar buku ini hehehe. Ya ngga, Iv? Beyer op 101  p* Di buku itu

kadang-kadang suka ada bagian duet guru dan murid. Biasanya saya maen yang mudah, guru saya maen yang bagian sulit.

(2)

bagus itu permainan guru piano saya huehehe* Saya jadi pengen maen lagi lagi dan lagi. Heuhehe. Lagian saya seneng karena kalau guru saya ngajak saya maen bareng pasti menurut dia saya sudah cukup bagus, coz kalau baru belajar, maennya masih berhenti-henti, dia ngga pernah ngajak saya maen. Heuehe.

Ketika saya duet sama guru saya, saya masih tetep buat kesalahan. Salah pencet lah, ada not yang ngga bunyi lah, pokoknya ada aja. Tapi itu semua ditutupi sama permainan guru saya yang almost perfect. En bermain piano bareng sama guru saya selaen bikin saya lebih rileks juga bikin saya lebih bisa menikmati musiknya.

Pikiran saya kembali ke keadaan saya sekarang. Hidup saya ngga perfect. Saya banyak bikin kesalahan, menekan ‘not-not yang salah’, tidak memainkan ‘not’ yang seharusnya saya mainkan, tempo yang terlalu cepat. Kehilangan ritme. Lupa tanda istirahat, salah membaca ‘not’. Banyak … Kalau mendengar permainan piano saya dengan seksama, orang-orang pasti akan menemukan cacat di sana sini …

Itu yang sempet bikin saya stress. Tapi tiba-tiba saya sadar, saya tidak bermain ‘solo’ di dunia ini. Dulu saya bermain ‘solo’, dulu saya pusat perhatian. Saya lah bintang dari pertunjukkan. Kalau saya bagus saya yang menerima pujian, tapi kalau permainan saya jelek, saya dicaci maki. Pokoknya semuanya saya.

Tapi sejak saya ikut Tuhan, saya bukan lagi ‘pemain solo’. Saya berduet dengan Dia. Saya memainkan partiture yang Dia berikan untuk saya, sesuai dengan

kemampuan saya. Dia

memainkan sisanya. Dia yang mainkan nada-nada sulit indah yang tidak bisa saya mainkan. Dia yang membuat permainan saya jadi begitu indah. Dia menutupi

kekurangan-kekurangan saya, bahkan Dia mengajari saya bagaimana supaya saya bisa bermain lebih bagus lagi.

Dia mengkoreksi saya, meningkatkan teknik saya. Tapi sekalipun begitu, setiap

(3)

Karier sebagai ‘pianis solo’ di dunia ini sudah berakhir.

 Guys, ada kalanya saya lupa … saya lupa bahwa saya sudah bukan pianis solo lagi. Saya lupa saya sudah tanda tangan kontrak untuk berduet sama Dia sepanjang hidup saya … sepanjang hidup saya. Di setiap pertunjukkan, di setiap panggung.

Hidupku bukannya aku lagi, tapi Yesus hidup di dalamku. Tapi bahkan ketika saya lupa, ketika saya bermaksud naik ke panggung sendirian, Dia tetep ikut. Ketika saya putus asa menyadari betapa jeleknya permainan saya, berantakan, karena Dia tidak bermain bersama dengan saya, Dia menunggu sampai saya sadar dan berbalik kepada-Nya.

 

Ah Tuhan … aku merindukan saat-saat berduet dengan-Mu. Memang partitur yang Kau beri padaku kadang-kadang banyak not anehnya. Banyak chord-chord yang aku tidak tau harus dikategorikan apa, Mayor Minor Diminis atau Augmented. Ngga maksud di akalku Tuhan. Banyak kombinasi baru yang terkadang belum pernah kutemukan di dalam teori-teori musik yang pernah aku pelajari.

Aku ngga bisa menganalisa partitur yang Kau beri, tapi sebenernya aku bisa mainkan itu.

 Sorry Tuhan, kadang aku sok tahu. Aku lupa bahwa lagu kita itu terdiri dari 2 partitur. Partitur yang ada di tanganku dan partitur yang ada di tangan-Mu. Kadang Kau mengizinkan aku mengintip ke dalam partitur-Mu, but honestly lebih banyak yang tidak aku mengerti. Banyak tanda-tanda aneh yang kulihat, lagipula partitur-Mu terlalu sulit untuk kubaca. Levelku ngga sampai. Sama seperti anak yang baru mulai main Duvernoy tiba-tiba mencoba untuk mengintip partitur Prelude in C-sharp minor-nya Sergei Rachmaninoff! Mungkin dia bisa liat, tapi dia sama sekali ngga bisa

(4)

Tuhan, hanya Kau yang tau partitur di tanganku dan di partitur di tangan-Mu. Hanya Kau yang bisa membuat harmonisasi kita terjalin dengan manis. Kau yang tau persis bagaimana membuat lagu kita menjadi lagu yang indah. Ajariku untuk percaya, penuh! Sekalipun partiturku aneh, tapi kalau digabung dengan partitur-Mu pasti jadi musik yang indaaahhh …

Daripada berusaha untuk mengintip partitur-Mu, lebih baik aku berlatih supaya bisa memainkan partiturku dengan baik. Belajar untuk mengharmoniskan permainan kita, sehinga bukan nada sumbang yang terdengar tapi sonata yang indah.

Tapi Tuhan, sampai kapanpun aku tidak pernah bisa memainkan bagianku dengan sempurna. Kadang aku salah baca not, kadang salah pencet, kadang krn kurang latihan teknikku jelek, tapi aku percaya Tuhan, aku ngga maen solo lagi. Aku maen bersama dengan-Mu. Aku bisa maen dengan tenang, rileks, penuh penghayatan. Ngga lagi perlu takut dengan hujatan orang-orang, tapi fokus saja pada partiturku dan pada-Mu.

Ajar aku supaya tidak melihat kepada audiense, supaya ngga fokus ke situ. Salah-salah aku malah grogi dan lupa semua lagu yang harus kumainkan. Ajarkan aku menatap ke mata-Mu, karena saat itu aku akan bisa maen dengan kondisi terbaik. Senyum-Mu mampu mengingatkan not-not yang lupa kumainkan. Mata-Mu

memberikanku kepercayaan diri.

Ajar aku supaya tidak menilai panggung tempat kita bermain. Entah di gedung yang megah ataupun di tempat yang kecil, aku mau selalu maen yang terbaik, karena yang terpenting aku berduet dengan-Mu.

Aku mau menikmati musik kita, berdansa dengan-Mu, berduet dengan-Mu, ampai tarikan nafas terakhirku.

(5)

How bout u guys? Apa kalian masih jadi ‘pemain solo’ atau ‘berduet dengan-Nya’?   Jakarta, 14 Februari 2006

Special thx for my Patner, my Teacher, JC

Aku sudah mengakhiri karierku sebagai pianis … tapi aku tau Kau memanggilku untuk tetap berduet denganMu sepanjang hidupku

Referensi

Dokumen terkait

Prinsip kerja dari sistem ini adalah ketika terjadi suatu yang abnormal di dalam rumah baik itu kemalingan maupun asap yang tidak wajar, ada api, dan suhu

Dengan demikian, dapat diketahui bahwa fungsi hambatan atau sering disebut resistor adalah untuk mengatur besar kecilnya arus listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian

mencoba berkomunikasi dengan guru untuk menanyakan terkait materi redoks. Siswa juga bersedia bila diminta untuk memecahkan masalah bersama walau harus ada salah satu

Selain itu, sesuai dengan Pasal 77 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri, yang menyatakan bahwa “Setiap

Untuk mengambil contoh situs yang mengusung sistem belanja online atau E-commerce, saya mengambil contoh situs belanja online yang sudah cukup terkenal di Indonesia, yaitu Lazada,

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi dan pembatasan masalah tersebut, maka yang menjadi rumusan masalah pada peneitian adalah : Apakah ada pengaruh

Dari hasil penelitian juga dapat disimpulkan bahwa untuk specimen dengan dimensi 50 mm x 25 mm x 15 mm tepat untuk diberikan tegangan sebesar 26A.Lama waktu

Dengan menggunakan model tersebut diperoleh variabel yang signifikan terhadap TPAK perempuan Jawa Timur adalah TPAK laki-laki, persentase penduduk miskin, PDRB perkapita, UMK,