• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL ILMIAH. oleh NANING QODARIAH NPM:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL ILMIAH. oleh NANING QODARIAH NPM:"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI ANTARA

SISWA YANG DIBERI PEKERJAAN RUMAH BENTUK TES

URAIAN DENGAN SISWA YANG DIBERI PEKERJAAN

RUMAH BENTUK TES OBJEKTIF DI SMA NEGERI 1

LEUWIMUNDING KELAS X

JURNAL ILMIAH

oleh

NANING QODARIAH NPM: 109080015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI

CIREBON

(2)

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI ANTARA

SISWA YANG DIBERI PEKERJAAN RUMAH BENTUK TES

URAIAN DENGAN SISWA YANG DIBERI PEKERJAAN

RUMAH BENTUK TES OBJEKTIF DI SMA NEGERI 1

LEUWIMUNDING KELAS X

ABSTRAK

Proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) merupakan hal yang penting dalam pendidikan di sekolah. KBM memungkinkan komponen-komponen yang terlibat didalamnya dapat saling berinteraksi untuk mencapai tujuan.

Seorang guru haruslah pandai memilih pendekatan, metode, teknik, media pembelajaran dalam pelaksanaan belajar-mengajar dikelas agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa salah satunya adalah dengan memberikan Pekerjaan Rumah (PR)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar Ekonomi antara siswa yang diberi PR bentuk soal-soal uraian dengan siswa yang diberi PR bentuk soal-soal objektif.

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Leuwimunding pada tahun ajaran 2013/2014. Pada pengambilan sampel digunakan metode Sampling Purposive, diperoleh kelas X-5 sebagai kelas eksperimen (PR bentuk soal uraian) dan X-6 sebagai kelas kontrol (PR bentuk soal objektif). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, pada desain eksperimen peneliti dapat membandingkan kelompok yang diberi PR berbentuk tes uraian (kelas eksperimen) dan kelompok yang diberi PR berbentuk tes objektif (kelas kontrol). Dalam penelitian ini juga menerapkan instrumen penelitian yang berupa tes awal (pretes) dan tes akhir (postes)

Dari perhitungan Mann Whitney diketahui bahwa diperoleh nilai Asymtop signifikansi atau Asymp.Sig (2-tailed) adalah 0,033. Apabila dibandingkan, maka nilainya akan lebih kecil dari 0,05 (0,033 < 0,05), hal ini berarti bahwa Ho ditolak yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang pada mata pelajaran ekonomi antara siswa yang diberi PR bentuk soal uraian dan siswa yang diberi PR bentuk soal objektif. Terlihat dari rata-rata nilai akhir pada kelas eksperimen sebesar 86 sedangkan pada kelas kontrol sebesar 78,5 yang berarti hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian tugas kepada siswa bentuk uraian lebih baik dibandingakan dengan pemberian tugas kepada siswa bentuk objektif pada mata pelajaran ekonomi.

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi sekolah, pada khususnya guru ekonomi di SMA Negeri 1 Leuwimunding bahwa pemberian tugas berbentuk uraian dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif yang diterapkan dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran ekonomi terhadap prestasi belajar siswa Kata Kunci: PemberianTugas, Tes Uraian, Hasil Belajar

(3)

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) merupakan hal yang penting dalam pendidikan di sekolah. KBM memungkinkan komponen-komponen yang terlibat didalamnya dapat saling berinteraksi untuk mencapai tujuan. Komponen-komponen tersebut antara lain adalah guru sebagai pengajar dan siswa sebagai peserta belajar. Keberhasilan dari KBM ini adalah hal yang diharapkan, keberhasilan tersebut bergantung pada sejauh mana hubungan interaksi antara guru dan siswa. Salah satu aspek yang dapat dijadikan ukuran keberhasilan adalah hasil belajar siswa.

Ada beberapa faktor situasi pengajaran yang mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu faktor guru, faktor siswa, faktor kurikulum dan faktor lingkungan dalam bidang studi Ekonomi.

Kesiapan belajar pada dasarnya akan timbul sesuai dengan kemampuan berpikir yang dimiliki siswa.

Menurut Muhamad Ali (2008:5) mengatakan bahwa “Setiap siswa mempunyai keragaman dalam hal kecakapan maupun kepribadian”. Siswa sebagai individu yang potensial tidak dapat berkembang banyak tanpa bantuan guru, Hal ini mengandung arti bahwa kesiapan belajar siswa dapat dikondisikan oleh guru melalui suatu metode mengajar yang tepat. Sebagai dampak dari upaya tersebut adalah kemauan belajar siswa akan meningkat yang pada akhirnya akan berpengaruh pada peningkatan hasil belajarnya.

Terdapat banyak metode mengajar yang dapat dilaksanakan

dalam kegiatan belajar mengajar, salah satunya adalah metode pemberian tugas. Metode ini dapat dilaksanakan dalam bentuk pemberian tugas Pekerjaan Rumah (PR) kepada siswa setelah kegiatan belajar mengajar dilaksanakan. Pemberian tugas PR ini dimaksudkan agar siswa dapat mengulang pelajaran di rumah dan memantapkan konsep-konsep yang telah dipelajarinya, juga dilatih untuk dapat berpikir kritis, logis, rasional, tekun dan sabar yang pada akhirnya akan muncul sikap positif terhadap mata pelajaran Ekonomi.

Soal-soal dalam tes tertulis dapat disusun dalam dua bentuk, yaitu soal subjektif atau uraian dan soal objektif.

Menurut Nana Sudjana (2011:162) mengemukakan bahwa : “pada umumnya tes subjektif berbentuk essay atau uraian yaitu sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban bersifat pembahasan atau uraian kata-kata sedangkan tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif, misalnya tes pilihan ganda”. Pada kurikulum yang sekarang berlaku, siswa dituntut memiliki banyak kemampuan dalam mengekspresikan gagasannya. Ekonomi adalah ilmu yang menekankan siswa untuk banyak membaca dan menghafal, sehingga untuk menyelesaikan persoalan ekonomi diperlukan daya nalar dan keterampilan siswa terhadap penguasaan konsep yang digunakan.

(4)

Karena itu diperlukan suatu bentuk soal yang dapat mencerminkan penguasaan konsep seseorang siswa melalui jawaban yang diberikannya.

Pemberian PR dengan bentuk soal uraian dimaksudkan siswa menemukan konsep-konsep dari suatu materi yang ditugaskan dengan menggunakan kata-kata sendiri tanpa suatu batasan. Siswa diberi kesempatan untuk memecahkan soal uraian dengan bebas, dan siswa tidak diarahkan memperoleh jawaban, sehingga siswa dapat mengembangkan daya berpikir, daya inisiatif, dan daya kreatifnya secara luas, yang pada akhirnya kelak siswa dapat mandiri dalam menyelesaikan masalah.

Penggunaan soal bentuk tes uraian akan membuat daya nalar dan keterampilan berpikir siswa lebih digunakan, sebab dalam menjawab soal siswa akan diperintahkan untuk menjelaskan, menguraikan,

membuktikan dan

menginterprestasikan jawabannya. Disamping itu dengan soal objektif siswa dapat menjawab soal secara benar sesuai dengan yang diminta soal.

Jika PR dalam bidang studi Ekonomi merupakan salah satu bentuk pengajaran, maka guru harus bisa menentukan bentuk soal yang benar-benar cocok untuk dijadikan PR, sehingga bisa meningkatkan hasil belajar siswa dalam bidang studi Ekonomi.

Seorang guru haruslah pandai memilih pendekatan, metode, teknik, media pembelajaran dalam pelaksanaan belajar-mengajar dikelas agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Permasalahan ini merupakan suatu hal yang perlu dijawab, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan hal ini di sekolah menengah atas. Penelitian ini di beri judul : “Perbandingan Hasil Belajar Ekonomi antara Siswa yang Diberi Pekerjaan Rumah Bentuk Tes Uraian dengan Siswa yang Diberi Pekerjaan Rumah Bentuk Tes Objektif di SMA Negeri Leuwimunding kelas X”. TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Tes

Istilah tes diambil dari kata testum. Suatu pengertian dalam bahasa Perancis kuno yang berarti piring untuk menyisihkan logam-logam mulia. Tes (sebelum adanya ejaan yang disempurnakan dalam bahasa Indonesia disebut test) adalah merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Untuk mengerjakan tes ini tergantung dari petunjuk yang diberikan misalnya : melingkari salah satu huruf di depan pilihan jawaban, menerangkan, mencoret jawaban yang salah dan lain sebagainya.

Jenis-jenis Tes Hasil Belajar

Menurut Zainal Arifin (2013 : 117) jenis-jenis tes hasil belajar antara lain: (a) Dilihat dari jumlah peserta didik, tes dibagi menjadi dua jenis, yaitu kelompok dan tes perorangan, (b) Dilihat dari kajian pisikologi, tes dibagi menjadi empat jenis, yaitu tes inteligensia umum, tes kemampuan khusus, tes prestasi belajar, dan tes kepribadian, (c) Dilihat dari cara penyusunannya, tes

(5)

juga dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu tes buatan guru dan tes standar, (d) Dilihat dari bentuk jawaban peserta didik, tes dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu tes tertulis, tes lisan, dan tes tindakan. (e) Tes juga dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu tes kemampuan dan tes kecepatan.

Penggunaan berbagai jenis tes di sekolah banyak mengundang reaksi dari berbagai kalangan, baik dari guru, peserta didik maupun dari orang tua. Para guru banyak berpendapat bahwa bentuk uraian memang banyak digunakan karena membuat soalnya relatif lebih mudah, tetapi sulit melakukan panskoran, lebih bersipat subjektif, dan tidak adil. Oleh sebab itu, guru banyak menggunakan bentuk objektif, bentuk melengkapi, dan jawaban singkat. Di kalangan peserta didik juga sering terjadi pandangan yang berbeda. Ada peserta didik yang menganggap bentuk uraian lebih sulit di bandingkan dengan bentuk objektif, tetapi ketika mereka di hadapkan pada soal uraian cara belajar mereka sama saja.orang tua juga berpandapat sebaiknya bentuk soal yang di gunakan di sekolah adalah bentuk objektif karena karena bentuk uraian lebih sulit.

Pengembangan Tes Berbentuk Uraian

Menurut sejarah, yang ada lebih dahulu adalah tes uraian. Mengingat bentuk uraian ini banyak kelemahannya, maka para pakar pendidikan, kurikulum dan psikologi berusaha untuk menyusun tes dalam bentuk yang lain yaitu bentuk tes objektif.

Menurut Nana Sujana (2011:164) Tes uraian disebut juga tes subjektif, pada umumnya berbentuk esai. Tes berbentuk esai adalah sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata. Ciri-ciri pertanyaannya didahului dengan kata-kata seperti: uraikan, jelaskan, mengapa, bagaimana, bandingkan, simpulkan, dan lain sebagainya.

Sedangkan menurut Zainal Arifin (2013:125) Bentuk uraian dapat digunakan untuk mengukur kegiatan-kegiatan belajar yang sulit diukur oleh bentuk objektif. Disebut bentuk uraian, karena menuntut peserta didik untuk menguraikan, mengorganisasikan dan menyatakan jawaban dengan kata-katanya sendiri dalam bentuk , teknik, dan gaya yang berbeda satu dengan yang lainnya. Pengembangan Tes Berbentuk Objektif

Tes objektif sering juga di sebut tes dikotomi ( dichotomously scored item) Karena jawabannya antara benar atau salah dan skornya antara lain 1 atau 0. Di sebut tes objektif karena penilaiannya objektif. Siapapun yang mengoreksi jawaban tes objektif hasilnya akan sama karena kunci jawabannya sudah jelas dan pasti. Tes objektif menurut peserta didik untuk memilih jawaban yang benar di antara kemungkinan dia antara kemungkinan jawaban yang telah di sediakan, memberikan jawaban singkat, dan melengkapi pertanyaan atau pertanyaan yang belum sempurna. Tes objektif sangat cocok untuk menilai kemampuan yang menuntut proses mental yang tidak begitu tinggi, seperti

(6)

mengingat, mengenal, pengertian dan penerapan prinsip-perinsip. Tes objektif terdiri atas beberapa bentuk, yaitu benar-salah, pilihan ganda, menjodohkan, dan melengkapi atau jawaban singkat.

Kaitan Antara Hasil Belajar Siswa Dengan Tes Uraian Dan Tes Objektif

Pendidikan merupakan suatu kegiatan proses belajar mengajar. Untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar ini, senantiasa tidak selalu berhasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, akan tetapi seringkali mengalami kendala dan hambatan yang dapat mengganggu proses kegiatan belajar sehingga hasil belajar siswa menurun. Kendala-kendala tersebut tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa.

Hubungan antar variabel dalam penelitian ini adalah tentang perbandingan hasil belajar Ekonomi antara siswa yang diberi pekerjaan rumah berbentuk tes uraian dengan siswa yang diberi pekerjaan rumah tes objektif.

METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010:107), metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

Dalam penelitian ini teknik penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan menggunakan tes. Teknik penelitian

ini digunakan untuk mengukur jenis data yang akan diteliti. Tes digunakan penulis untuk mengumpulkan data hasil belajar Ekonomi kelas X SMA Negeri 1 Leuwimunding pada kelas eksperimen maupun kelas control Definisi Operasional

Untuk dapat memudahkan didalam pengumpulan data dari setiap variabel yang diteliti, maka perlu dilakukan operasional variabel sebagai berikut :

Untuk dapat memudahkan didalam pengumpulan data dari setiap variabel yang diteliti, maka diperlukan oprasional variabel sebagai berikut :

1. Variabel Bebas (X)

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah “Siswa yang Diberi Pekerjaan Rumah Yang Berbentuk Tes Uraian” 2. Variabel Terikat (Y)

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah “Siswa yang Diberi Pekerjaan Rumah Yang Berbentuk Tes Objektif ”.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Berdasarkan hasil output SPSS pada pretest kelas eksperimen didapatkan rata-rata (mean) 58.5, median 60, modus (mode) 60, standar deviasi 13.86, variance 192.3, nilai minimum 30, nilai maksimum 80, dan jumlahnya (sum) 1170. sedangkan pada posttest kelas eksperimen didapatkan rata-rata (mean) 86, median 80, modus (mode) 80, standar deviasi 11.8, variance 141, nilai minimum 60,

(7)

nilai maksimum 100, dan jumlahnya (sum) 1720.

Dan pada pretest kelas kontrol didapatkan rata-rata (mean) 56, median 55, modus (mode) 40, standar deviasi 14.2, variance 204, nilai minimum 40, nilai maksimum 80, dan jumlahnya (sum) 1120. sedangkan pada postes kelas kontrol didapatkan rata-rata (mean) 78.5, median 80, modus (mode) 70, standar deviasi 12.6, variance 160.7, nilai minimum 60, nilai maksimum 100, dan jumlahnya (sum) 1570. Hasil Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Berdasarkan hasil output SPSS pada pretes kelas eksperimen didapatkan rata-rata (mean) 58.5, median 60, modus (mode) 60, standar deviasi 13.86, variance 192.3, nilai minimum 30, nilai maksimum 80, dan jumlahnya (sum) 1170. sedangkan pada postes kelas eksperimen didapatkan rata-rata (mean) 86, median 80, modus (mode) 80, standar deviasi 11.8, variance 141, nilai minimum 60, nilai maksimum 100, dan jumlahnya (sum) 1720.

Dan pada pretes kelas kontrol didapatkan rata-rata (mean) 56, median 55, modus (mode) 40, standar deviasi 14.2, variance 204, nilai minimum 40, nilai maksimum 80, dan jumlahnya (sum) 1120. sedangkan pada postes kelas kontrol didapatkan rata-rata (mean) 78.5, median 80, modus (mode) 70, standar deviasi 12.6, variance 160.7, nilai minimum 60, nilai maksimum 100, dan jumlahnya (sum) 1570.

Berdasarkan tabel Mann Whitney diketahui bahwa diperoleh nilai Asymtop signifikansi atau

Asymp.Sig (2-tailed) adalah 0,033. Kalau dibandingkan, maka nilainya akan lebih kecil dari 0,05 (0,033 < 0,05), hal ini berarti bahwa Ho ditolak yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi antara siswa yang diberi PR bentuk soal uraian dan siswa yang diberi PR bentuk soal objektif

Perbedaan hasil belajar Ekonomi antara siswa yang diberi PR bentuk soal uraian dengan siswa yang diberi PR bentuk soal objektif

Berdasarkan rumusan masalah yang kedua “Apakah ada perbedaan hasil belajar Ekonomi antara siswa yang diberi PR bentuk soal uraian dengan siswa yang diberi PR bentuk soal objektif ?”. Melalui hasil tes akhir yang telah dilakukan, peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi yang yang diberi tugas uraian dan objektif sebelum dan sesudah dilakukannya pemberian tugas. Sebelum dilakukan pemberian tugas uraian pada kelas eksperimen nilai rata-rata siswa sebesar 58,5 dan setelah dilakukan pemberian tugas uraian pada kelas eksperimen nilai rata-rata siswa menjadi 86 mengalami peningkatan sebesar 27,5 lebih baik dibandingakan pada siswa yang diberi tugas soal objektif yang sebelum dilakukan pembelajaran nilai rata-rata siswa sebesar 56 dan setelah dilakukan pemberian tugas nilai rata-rata siswa sebesar 78,5 mengalami peningkatan sebesar 22,5.

(8)

SIMPULAN

Dari perhitungan Mann Whitney diketahui bahwa diperoleh nilai Asymtop signifikansi atau Asymp.Sig (2-tailed) adalah 0,033. Apabila dibandingkan, maka nilainya akan lebih kecil dari 0,05 (0,033 < 0,05), hal ini berarti bahwa Ho ditolak yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang pada mata pelajaran ekonomi antara siswa yang diberi PR bentuk soal uraian dan siswa yang diberi PR bentuk soal objektif. SARAN

Setelah mengadakan penelitian dan menganalisis data hasil, penulis mempunyai saran sebagai berikut : 1. Bagi sekolah :

Pemberian tugas berbentuk uraian dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif yang diterapkan dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran ekonomi terhadap hasil belajar siswa. 2. Bagi guru :

Dengan adanya perbedaan pemberian tugas bentuk soal uraian dengan tugas bentuk soal objektif. Tugas bentuk soal uraian lebih baik dari pada tugas bentuk soal objektif diharapkan guru dapat menggunakan tugas bentuk soal uraian secara variatif, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 4.87 Perbedaan Skor Posttest Kesadaran Sejarah Siswa pada Sekolah Negeri pinggiran Kota Kelompok Eksperimen (SPX) dengan. Kelompok

mencapai ruang udara di atas laut bebas yang berbatasan dengan negara tersebut.. Zona ini mewajibkan pesawat sipil maupun militer untuk

agar siswa diharapkan berminat dan mepersiapakan materi yang akan dipelajari esoknya agar siswa akan siap dalam belajar dan mempelajari matematika, ketika

Tabel VII Pengelompokan Sediaan Obat Rutin dengan Pola Penyakit ISPA bagian atas Berdasarkan Analisis ABC Nilai Investasi Tahun 2010 di Instalasi Rawat Jalan dr.. Doris

Data yang diperoleh melalui penjumlahan dari hasil pengamatan ( observasi) terhadap gaya apung mahasiswa penjaskesrek semester 2 Universitas Bengkulu yang berjumlah

Formulir permintaan pemeriksaan penunjang biasanya sudah tersedia daftar pemeriksaan yang dapat dilakukan di fasilitas kesehatan terkait. Bila permintaan tidak terdapat

1. Tujuan PTK adalah peningkatan kualitas proses dan hasil belajar. Masalah yang dikaji dalam PTK adalah masalah yang bersifat praktis. Fokus utama penelitian adalah

kisi-kisi instrumen final yang digunakan untuk mengukur variabel kompetensi.