• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dua Mahasiswi UNAIR Ikuti ASEAN University Games Juli Mendatang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Dua Mahasiswi UNAIR Ikuti ASEAN University Games Juli Mendatang"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Dua Mahasiswi UNAIR Ikuti

ASEAN University Games Juli

Mendatang

UNAIR NEWS – Tidak hanya cerdas, tapi juga tangkas, begitulah yang menyandang pada dua mahasiswi Universitas Airlangga yang terpilih menjadi perwakilan dari 10 altet panah. Keduanya dipilih oleh Badan Pembina Olahraga Mahasiswa Indonesia (BAPOMI), untuk mengikuti ASEAN University Games (AUG) ke 18 di Singapura pada tanggal 10-19 Juli 2016 mendatang. Dua atlet muda tersebut adalah Della Adisty Handayani, mahasiswa Ilmu Komunikasi dan Tiara Sakti Ramadhani, mahasiswa Manajemen. Della dan Tiara akan berangkat bersama atlet panahan lainya dari berbagai kampus di Indonesia. Ditemui oleh wartawan UNAIR

NEWS, Direktur Kemahasiswaan UNAIR, Dr. Hadi Subhan, SH., MH.,

CN., menuturkan bahwa pihak direktorat kemahasiswaan sangat mendukung beragam kegiatan mahasiswa yang bisa membawa nama baik kampus.

“Kemahasiswaan sangat mendukung semua kegiatan mahasiswa, a p a l a g i y a n g b e r k a i t a n d e n g a n p e r l o m b a a n t i n g k a t internasional,” ujar Hadi Subhan saat kedua atlet yang juga didampingi pembinanya, Nilam Andalia Kurniasari, SH., LL.M. di Ruang Direktur Kemahasiswaan, Senin (2/5).

Optimis

Saat ditanya mengenai kesiapannya mengikuti ajang bergengsi tersebut, Tiara sangat antusias mengikuti kegiatan ini, lantaran mahasiswi ini juga tengah mempersiapkan diri mengikuti Pekan Olahraga dan Seni (PON) September nanti. Tiara berharap, ajang ini juga menjadi langkah pertamanya untuk berkarir di ajang internasional.

(2)

persiapan PON, BAPOMI pun memantau kami sejak lama untuk diikutsertakan di even mahasiswa se-ASEAN itu,” ujar Tiara. Sementara itu, Della menargetkan diri untuk mendapat medali emas pada ajang tersebut. Senada dengan Tiara, even ini juga menjadi dipersiapkan Della sebelum mengikuti ajang PON nanti. Della yang juga atlet panahan muda ini memiliki banyak prestasi diberbagai even panahan baik nasional maupun internasional seperti; 5 Medali Emas Kejurnas junior 2010; 2 Medali Emas dan 2 Perunggu Kejurnas Umum 2010; 2 Medali Perak Asian Grand Prix 2011, 1 Medali emas di PON 2012 Riau, 1 Medali Emas di SEA Games 2013 Myanmar.

“Kalau buat AUG, saya menargetkan untuk mendapatkan emas,” pungkas Della dengan optimis. (*)

Penulis : Ahalla Tsauro Editor : Nuri Hermawan

Belajar Demokrasi di Negeri

Ginseng

UNAIR NEWS – Korea Selatan merupakan salah satu negara jujukan bagi mahasiswa di Indonesia. Tak sedikit mahasiswa Indonesia berkesempatan untuk menimba ilmu di negara yang memiliki sebutan negeri ginseng itu. Kali ini, ada empat mahasiswa Universitas Airlangga yang memiliki kesempatan untuk menjalani studi di Universitas Nasional Chonnam, Korea Selatan.

Keempat mahasiswa UNAIR tersebut adalah Duriati Asmawati (mahasiswa Ilmu Politik tahun angkatan 2012), Nurul Aisyah (mahasiswa Ilmu Politik tahun angkatan 2012), Debora Danisa (mahasiswa Ilmu Komunikasi tahun angkatan 2012), dan Rizka

(3)

Amalia (mahasiswa Akuntansi tahun angkatan 2014). Keempatnya mengikuti program Spring 2016 di Universitas Nasional Chonnam (CNU) pada 28 Februari – 21 Juni 2016.

Mereka memiliki beragam alasan memilih Korsel sebagai tujuan untuk menimba ilmu. Nurul mengatakan dirinya ingin merasakan atmosfer akademik di salah satu dari lima universitas terbaik di Korsel. Lain Nurul lain pula dengan Debora. Mahasiswa Komunikasi FISIP UNAIR itu semata-mata ingin menambah pengalaman dengan mengikuti program pertukaran mahasiswa.

Duriati juga memiliki alasan sendiri mengapa ia memilih Korsel sebagai tempat jujukan belajar. Sebagai mahasiswa Ilmu Politik, ia ingin mengetahui bagaimana Korsel bisa menjadi salah satu Macan Asia.

“Ada rasa ingin tahu bagaimana negara Korsel memadukan tradisi Konfusianisme dengan demokrasi yang berkiblat ke barat. Menariknya lagi, kampus tempat saya menimba ilmu merupakan tempat berkumpulnya aktivis Korsel pada saat itu untuk menyatukan berdirinya negara berbasis demokrasi atau rakyat Korsel, terutama Gwangju,” tutur Duriati.

(4)

bersama mahasiswa Korea Selatan (Foto: Istimewa) Coffee hours

Ada banyak kegiatan menarik yang mereka ikuti selama berada di Korsel. Bahkan mereka bergabung dalam sebuah klub diskusi dengan nama ‘CNU Coffee Hours’. Mereka tergabung dalam tiga grup yaitu Indonesian Coffee Hours, Korean Coffee Hours, dan Japanese Coffee Hours. Selain itu, mereka juga bergabung dalam KISSA (Korea International Students Support Association).

“Di KISSA, kita turut membahas hal yang menjadi perhatian utama yaitu unifikasi Korea Selatan dan Korea Utara,” kata Nurul. Seraya mengamini perkataan Nurul, Duriati mengimbuhkan, ”Tentu isu unifikasi Korea peninsula (Korsel dan Korut) sangat menarik. Bagaimana kita bisa bertemu dan mendengarkan secara langsung kehidupan warga Korut yang mempertaruhkan nyawa dengan keluar dari negaranya.”

“Selain itu, beberapa waktu yang lalu, pilkada serentak juga dilaksanakan di Korsel. Sebagai mahasiswa Ilmu Politik, saya tentu tertarik karena saya bisa melihat secara langsung proses demokrasi yang sedang berjalan di Korsel,” imbuh Duriati.

Kegiatan mereka selama di Korsel tak hanya berdiskusi. Mereka juga mengikuti festival kebudayaan selama di Korea. Nurul menuturkan bahwa salah satu pengalaman terbaik dirinya selama berada di Korsel adalah mengikuti festival kebudayaan di Yeongam.

“Salah satu pengalaman yang terbaik adalah ketika saya dan teman-teman mengikuti ‘GFN (Gwangju Foreign Language Network) 1st’

di Yeongan WangIn Cultural Festival. Tim saya merupakan satu-satunya tim yang mewakili Indonesia di acara tersebut,” tutur Nurul.

Dengan adanya sejuta pengalaman di negeri orang, mereka tentu berharap atmosfer akademis di CNU bisa dihadirkan di UNAIR.

(5)

Salah satunya adalah kegiatan coffe hours yang bisa diaplikasikan di UNAIR.

“Coffee hours dapat mencakup mahasiswa asing sehingga pengembangan diri berjalan dua arah. Local student can learn

English and other language tergantung grup yang diikuti.

Mahasiswa asing juga bisa berteman dekat dengan mahasiswa lokal,” pungkas Nurul. (*)

Penulis: Defrina Sukma S Editor : Dilan Salsabila

Komisi XI DPR Kunjungi UNAIR

Bahas RUU Pengampunan Pajak

UNAIR NEWS – Setelah menerima kunjungan dari Komisi II DPR-RI di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) beberapa hari lalu, UNAIR kembali menerima kunjungan dari Komisi XI DPR-RI, Kamis (21/4). Kunjungan komisi yang melingkupi urusan keuangan, perencanaan pembangunan nasional, perbankan, lembaga keuangan tersebut diterima di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNAIR. Selain ingin mendapat masukan mengenai RUU Pengampunan Pajak dari pakar di FEB, Komisi XI juga mendapat masukan pakar dari FH UNAIR dan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Timur.

‘‘Kunjungan kami kali ini bermaksud untuk mendapatkan masukan dari akademisi yang hadir sebagai pertimbangan terkait RUU Pengampunan Pajak yang kita bahas,’’ ujar Ir. H. Soepriyatno, Wakil Ketua Komisi XI DPR RI di awal sambutannya.

Terkait RUU tersebut, Dr. Elia Mustikasari SE., M.Si., Ak., selaku dosen FEB UNAIR menjelaskan tiga belas poin penting

(6)

yang menjadi masukan bagi Komisi XI. Salah satu poinnya menyebutkan bahwasanya RUU ini perlu disetujui untuk penguatan APBN, penguatan cadangan devisa, mengurangi tekanan nilai tukar, meningkatkan likuiditas dalam perekonomian, mendorong Direktorat Jenderal Pajak untuk mengembangkan sistem perpajakan nasional dan keterbukaan wajib pajak di masa mendatang. Di negara berkembang fenomena pajak tersebut dapat berpengaruh pada PDB negara hingga kisaran 30-40 persen dari uang negara. Untuk itu kiranya pengampunan pajak dapat mampu mengurangi angka kegagalan tersebut.

”Untuk memberlakukan undang-undang ini, perlu yang namanya sistem administrasi yang kuat dan juga basis data yang kuat pula terkait dengan hal-hal semacam transaksi bisnis,” ujarnya.

Dari segi hukum, Dr., Rr. Herini Siti Aisyah S.H., M.H., menjelaskan bahwa kendala penegakan hukum ini dapat dilihat dari empat hal, yakni perlawanan pasif, perlawanan aktif, tax

avoidance dan tax evasion. Perlawaan yang dimaksud adalah

perlawanan terhadap pemberlakuan peraturan baik secara langsung maupun tidak, secara pasif maupun aktif. Sedangkan dua hal terakhir dimaksudkan sebagai sebuah kendala yang melihat mengenai penghindaran terhadap pajak dengan cara melanggar maupun tidak melanggar undang-undang.

”Tax amnesty harus dipersiapkan secara matang dan hati-hati sebelum disahkan, disamping itu masyarakat juga harus mendukung,’’ jelasnya.

Dalam pembahasan mendalam mengenai masukan RUU tersebut, banyak muncul tanggapan dan masukan dari beberapa pihak yang terlibat. MM., Ir. Andreas Eddy Susetyo dari Fraksi PDIP memberikan masukan terkait masukan yang telah diberikan. Ia menilai bahwa RUU ini masih menjadi perdebatan antara kelompok yang setuju dan tidak. Baginya, RUU ini tidaklah mudah, butuh tim ahli yang tepat untuk memformulasikanya.

(7)

Sementara itu, Evi Zainal Abidin, B. Com dari Fraksi Partai Demokrat memberikan tanggapan mengenai pengesahan RUU ini. baginya, RUU ini tidak mudah, harus ada pertimbangan terkait kesejahteraan dan kemaslahatan rakyat. Ia juga menyinggung mengenai waktu yang diberikan oleh pemerintah yang terlalu singkat untuk kemudian disahkan nantinya pada bulan juni.

“RUU ini baru diberikan pada 12 April lalu oleh Pemerintah, kita (Komisi XI,-red) tidak bisa menilai apakah ini bisa diselesaikan dalam waktu singkat,” tambah salah satu Fraksi Partai Demokrat tersebut. (*)

Penulis : M. Ahalla Tsauro Editor : Nuri Hermawan

Alumnus FEB Penerima Beasiswa

LPDP Ini Siap Studi Lanjut ke

Amerika Serikat

UNAIR NEWS – Mimpi Zahrin Haznina Qalby untuk bisa kuliah di salah satu kampus terbaik dunia sudah di depan mata. Bulan ini, dia mendapat kabar resmi dari University of Illinois at Urbana-Champaign. Isinya, menerima alumnus Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNAIR ini menjadi civitas. Perkuliahan sedianya dimulai Agustus mendatang. Namun, persiapan belia kelahiran Jombang 20 tahun silam ini terus dimantapkan.

“Saya berterimakasih pada semua pihak yang sudah mendukung. Mulai orang tua, hingga pihak kampus. Semoga saya tidak mengecewakan mereka,” papar perempuan yang berulang tahun tiap 26 Januari tersebut.

(8)

Dia menjelaskan, selama menjalani studi sarjana di FEB dengan konsentrasi riset di manajemen keuangan, para dosen begitu perhatian. Mereka juga memberi pendampingan bagi Zahrin ketika mengirim aplikasi beasiswa.

“Saya berangkat dengan beasiswa LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan, Red)” ungkap anak muda yang menyelesaikan program S1 selama 3,5 tahun ini.

Zahrin diwisuda pada Maret 2015 lalu. Perempuan yang aktif berorganisasi dan menjadi asisten dosen ini mendaftar beasiswa LPDP pada September 2015. Lantas, dinyatakan diterima pada Desember. Sejak Januari 2016, dia mulai mengirim sejumlah “lamaran” ke kampus-kampus luar negeri. Di antaranya, Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan University of Illinois at Urbana-Champaign. Akhirnya, diterima di Illinois, kampus yang memiliki kurikulum ssangat baik dan sesuai dengan keinginannya.

Lulusan perguruan tinggi tersebut termasuk hebat. Misalnya, Sri Mulyani, perempuan yang pernah menjabat sebagai menteri keuangan. Sri Mulyani juga tercatat sebagai direktur bank dunia. Sistem beasiswa LPDP pun sejatinya dirintis sejak masa jabatan Sri Mulyani menjadi menteri.

Saat ditanya apa harapannya bagi adik-adik angkatan di FEB, Zahrin mengemukakan, semua anak muda tidak boleh berhenti bermimpi. Yang tak kalah penting, fokus untuk mengejar mimpi tersebut dengan serius. “Fight for it. Live your dream. Dan kemudian, banggakan Indonesia, almamater, keluarga, dan diri kita sendiri,” urainya. (*)

(9)

Pentingnya Investasi Saham

Sejak Dini

UNAIR NEWS – Peran penting dunia akademisi dalam mengembangkan kepedulian terhadap masyarakat dan bangsa semakin terasa. Banyak ragam dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan mutu pelayanan, salah satunya yang dilakukan oleh civitas akademika FEB UNAIR, yakni dengan mengadakan Relaunching Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia (BEI) dan seminar nasional yang bertajuk “Investasi Cerdas di Pasar Modal”, Senin (18/04). Bertempat di Aula Fadjar FEB UNAIR, acara tersebut dihadiri oleh Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ir. Nurhaida, MBA, Anggota Komisi XI DPR-RI Indah Kurnia, SE., MM., Direktur Utama BEI Dr. H. Tito Sulistio, SE., M.Sc., Direktur Pengembangan BEI Nicky Hogan, SE., M.Si. dan Dekan FEB Unair Prof. Dr. Dian Agustia, SE., M.Si., Ak.

Galeri Investasi BEI bukan termasuk hal yang baru di FEB UNAIR, pasalnya pada tahun 2007 pernah didirikan fasilitas untuk berinvestasi yang bernama Pojok Bursa. Fasilitas tersebut diperuntukkan bagi mahasiswa yang ingin mengenal pasar modal dan juga memudahkan dalam berinvestasi dalam bentuk saham.

“Sejak 2007 FEB UNAIR sudah memiliki Pojok Bursa, di tahun 2012 namanya kita ganti menjadi Galeri IDX, karena penempatannya tidak strategis sehingga banyak mahasiswa yang enggan ke sana. Kali ini, dengan lokasi yang strategis, kami relaunching kembali dengan nama Galeri Investasi BEI,” Tutur Prof. Dr. Dian Agustia, SE., M.Si., Ak. selaku Dekan FEB UNAIR.

Relaunching Galeri Investasi BEI sendiri bertujuan untuk

mendorong mahasiswa agar berinvestasi melalui saham, hal ini penting dilakukan karena potensi perkembangan nilai saham di

(10)

Indonesia cenderung tinggi. Selain itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tumbuh sebesar 6 % dalam kuartal pertama di tahun 2016 sehingga peluang dalam memperoleh capital gain dan juga deviden cenderung tinggi.

“Saat ini, IHSG sedang tumbuh sebesar 6% pada tiga bulan pertama di awal 2016. Pertumbuhan ini merupakan yang terbesar di dunia sehingga para investor luar negeri berbondong-bondong menanam uangnya di Indonesia,” ujar Nurhaida selaku Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK.

Berinvestasi dalam bentuk saham harus dimulai sejak dini sehingga dapat memperoleh keuntungan di masa depan, hal ini dikarenakan investasi saham bersifat jangka panjang. Dari tahun ke tahun, pertumbuhan saham perusahaan-perusahaan di Indonesia cenderung meningkat. Contohnya yaitu perusahaan unilever, ketika tahun 80-an harga saham milik Unilever hanya Rp 400 per lembar tetapi kini saham Unilever meningkat tajam hingga mencapai 39.400 per lembarnya. Selain itu, pemilik saham juga berhak atas kepemilikan di suatu perusahaan yang sahamnya telah dibeli.

“Dengan membeli saham suatu perusahaan berarti kita ikut memiliki perusahaan tersebut. Maka dari itu, marilah membeli saham sejak dini. Mc Kansey dalam analisisnya mengatakan bahwa saat ini Indonesia masuk dalam salah satu dari 16 negara besar di sektor ekonomi. Diprediksikan tahun 2030, Indonesia akan menjadi salah satu dari 7 negara terbesar dalam hal ekonomi. Jika anda tidak berinvestasi dari sekarang maka anda akan menyesal,” pungkas Nicky Hogan selaku Direktur Pengembangan BEI. (*)

Penulis : Pito Budi Prasetyo Editor : Nuri Hermawan

(11)

Buka Wawasan Mahasiswa, FEB

Undang Pakar Jepang

UNAIR NEWS – Aktifitas kuliah tamu yang dihadiri oleh Mr Koichiro Nakamura dari Inpex Corp Jepang dan SKK Migas dilaksanakan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Kamis lalu (14/4). Secara khusus, kegiatan ini diperuntukkan bagi mahasiswa S1 Manajemen dengan konsentrasi riset manajemen operasi.

Nakamura bercerita tentang oil and gas industry di Indonesia. Inpex sendiri sudah ada di Indonesia selama 50 tahun. Saat ini, Inpex mendapat proyek blok Masela, tambang gas yang besar.

Dia juga berbagi pengalaman tentang pentingnya administrasi dokumen vendor di oil and gas industry. Semua vendor mesti mengikuti aturan SKK Migas. Hal itu harus dipahami. Supaya, para mahasiswa yang nantinya berkarir di ranah yang berhubungan dengan SKK Migas, memiliki perspektif di aspek tertib administrasi.

Vendor sendiri ada berbagai macam bidangnya. Ada yang di urusan transportasi, gedung, peralatan, bahan kimia, dan lain-lain. “Mayoritas perusahaan vendor dari Indonesia,” kata Nakamura.

Dalam kesempatan itu, Inpex yang diwakili oleh Nakamura memotivasi mahasiswa untuk bisa berkontribusi kongkret di dunia minyak dan gas. Inpex sendiri rutin membuat acara road

show di banyak kampus. (*)

(12)

Wisudawan Terbaik, Yolanda

Pantang

Pulang

Sebelum

Sidang, Sandra Berkat Usaha

yang Fokus

UNAIR NEWS – Terharu. Inilah perasaan Yolanda Anggritha ketika mengetahui dirinya dinyatakan sebagai wisudawan terbaik jenjang sarjana (S1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga (UNAIR) dalam wisuda Maret 2016 lalu. IPK yang diraihnya, 3,97, terbilang tinggi, namun gadis kelahiran Serang 7 Maret 1994 ini tetap tidak menyangka dirinya yang terpilih untuk menyandang predikat itu.

Y o l a n d a Anggritha.

“Sampai detik ini (dua hari menjelang wisuda – red) masih tidak menyangka kalau saya yang terpilih. Saya yakin pasti banyak teman lain dengan IPK lebih tinggi dari saya. Tetapi puji syukur saya yang diamanatkan Allah untuk ini,” ujarnya penuh rasa haru.

Sebagai mahasiswa, Yolanda mengaku selama ini biasa-biasa saja. Juga mengaku tidak sekritis teman-temannya, dalam banyak hal. Ia yakin, hanya ada satu hal yang diyakini mengantarnya menjadi yang membanggakan ini. “Satu hal itu adalah bahwa tidak ada hasil yang mengingkari dari usaha dan doa,” ujar

(13)

cewek yang pernah menjadi asisten dosen Manajemen Keuangan

ini.

Usaha keras Yolanda memang patut diacungi jempol. Ketika musim liburan, ia tidak seperti banyak mahasiswa perantauan yang memilih pulang kampong, tetapi ia memilih tetap tinggal di Surabaya. Pengakuannya, ia pantang untuk pulang sebelum melaksanakan sidang.

“Semua teman kos saya pulang, hanya saya yang tidak. Karena saya janji pada diri saya bahwa tidak akan pulang sebelum selesai sidang skripsi,” ujarnya, seraya mengatakan bahwa semua yang ia lakukan ini semata untuk membanggakan kekedua orang tuanya.

Di kampus FEB, sarjana manajemen ini juga mengaku bersyukur telah memperoleh kesempatan diajar oleh para dosen yang sangat perhatian, serta bertemu kawan-kawan yang saling memberi dukungan. Memori hampir empat tahun kuliah di FEB UNAIR akan selalu diingatnya sebagai memori indah pada masa-masa mendatang. (*)

SANDRA MENGKAJI NOVEL AYU UTAMI

Sandra Whilla Mulia.

SEMENTARA ini, kajian-kajian terhadap novel-novel karya Ayu Utami, kebanyakan hanya dilihat dari segi seksualitas, gender, dan feminisme semata. Namun tidak bagi Sandra Whilla Mulia. Ia menemukan sisi lain, yaitu unsur realisme magis juga menonjol

(14)

dalam novel Ayu Utami. Salah satunya yang ada dalam novel

“Simple Miracles Doa dan Arwah”.

“Novel tersebut banyak mengisahkan tentang kepercayaan, mitos, dan tradisi yang berkaitan dengan makhluk halus yang melegenda di tanah Jawa (misalnya pocong dan kuntilanak). Itu sesuatu yang jarang dibahas,” ujar perempuan asli Lamongan ini seraya menjelaskan bahwa selama ini banyak peneliti yang lebih memilih menganalisis karya sastra realisme magis dari negara lain.

Selama menyelesaikan tesisnya, diakui memang tidak mudah. Karena harus bolak-balik ke UGM untuk mencari rujukan penelitian yang cocok. Tetapi akhirnya usaha kerasnya itu berbuah manis, dan mengatrol IPK-nya menjadi 3,84 sehingga dinobatkan sebagai wisudawan terbaik program magister Fakultas Ilmu Budaya (FIB) dalam wisuda Maret lalu.

”Fokus dan sungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas, tidak malu berkonsultasi dengan dosen, berdiskusi dengan teman, itu resepnya,” ujar staf pengajar Ilmu Folklore di Universitas Wijaya Kusuma Surabaya ini mengenai tips-triknya saat menempuh studi. Ia menegaskan bahwa yang ia raih ini juga tidak terlepas dari doa orang tuanya.

Baginya, keberhasilannya menjadi wisudawan terbaik ini sebagai bagian dari prinsip yang ia pegang bahwa menjadi perempuan cantik saja tidak cukup, lebih dari itu sebuah kombinasi yang luar biasa akan terbentuk ketika paras yang menawan diimbangi dengan intelektualitas yang mumpuni. (*)

Penulis : Yeano Dwi Handika, Disih Sugianti. Editor : Bambang Bes

(15)

Berbekal Ketekunan, Muhammad

Rusdinal

Singkirkan

600

Pesaing di Ajang Lomba Bisnis

UNAIR NEWS – Sibuk dengan urusan kuliah dan organisasi bukan menjadi penghalang untuk terus menjalankan hobinya sebagai pelaku bisnis. Hal inilah yang tengah dilakoni oleh Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNAIR 2016, Muhammad Rusdinal Muslih. Di tengah kesibukannya menjadi pucuk pimpinan organisasi mahasiswa di FEB UNAIR, ia tidak menelantarkan hobinya untuk menjajal beragam bisnis. Sejak awal kuliah, mahasiswa yang kerap disapa Rusdi ini telah menjajal beragam usaha, meski kerap gagal dan rugi ia senantiasa terus berupaya mengambil pelajaran berharga dari proses belajarnya tersebut.

Berbekal pengalaman jatuh bangun dalam menjalankan roda bisnis di tengah kuliah, Rusdi akhirnya memberanikan diri untuk mengikuti tantangan dari Cleo. Perusahaan produk air minum dalam kemasan ini membuka tantangan bagi seluruh mahasiswa yang ada di Jawa Timur untuk mengikuti kompetisi yang melibatkan beberapa kriteria.

“Dalam kompetisi tersebut ada tujuh tantangan yang harus saya jalani agar bisa meraih hadiah utama,” ujarnya.

Mahasiswa kelahiran 20 Januari 1995 tersebut menjelaskan, tujuh tantangan yang harus dihadapi meliputi beberapa kriteria penilaian, mulai dari cara menjual produk, keaktifan dalam kepanitian di kampus, nilai UAS, IPK, dan beragam proposal kegiatan yang disetujui oleh perusahaan juga tidak luput dari penilaian.

“Jadi selain tantangan menjual produk, kegiatan di kampus juga masuk dalam kategori, tiap kategori ada poin nilainya, mulai 5 hingga 15 poin, baru nanti diakumulasikan jadi satu dan jika

(16)

bisa mencapai target baru dinyatakan menang,” jelasnya.

Mahasiswa Akuntansi tersebut juga menambahkan bahwa untuk mendapatkan hadiah utama senilai 5 juta rupiah, peserta harus mampu mengumpulkan 350 poin.

“Alhamdulillah, dari 600 mahasiswa yang mengikuti tantangan tersebut, saya bisa meraih 350 poin,” imbuhnya.

Ditanya mengenai kiat untuk bisa menjadi satu-satunya peserta yang mampu menembus poin yang ditargetkan, Rusdi menuturkan bahwa perlunya sebuah tekad yang kuat dan strategi yang matang, baik dalam proses menjual produk atau kegiatan-kegiatan kampus yang masuk dalam penilaian. Ia juga menambahkan bahwa banyak pelajaran yang didapat dari kegiatan yang berlangsung selama lebih dari empat bulan tersebut.

“Di sini saya benar-benar belajar bagaimana menghadapi orang, karena terjun di lapangan ya saya belajar bertemu beragam orang, sembari kuliah memang agak kualahan, apalagi saat itu juga mendapat amanah menjadi ketua BEM,” imbuhnya.

Meski terlihat sepele, ia mengakui bahwa banyak kesulitan yang dihadapi selama proses berlangsung. Namun baginya pelajaran berharga seperti mempraktikan secara langsung ilmu yang didapat di kampus menjadi kepuasan tersendiri.

“Secara praktik benar-benar menerapkan ilmu di kampus, mulai cara komunikasi, akuntansi penghitungan, mengatur strategi pasar, dan harus bisa bermain harga, serta yang terpenting bagaimana menghargai orang lain,” pungkasnya.

Penulis: Nuri Hermawan Editor: Dilan Salsabila

(17)

Sergio Santoso dan Ria

Sandra, Dua Wisudawan Terbaik

yang Punya Komitmen Tinggi

UNAIR NEWS – Di masyarakat, belimbing wuluh sering dimanfaatkan sebagai obat herbal yang berguna bagi tubuh, atau setidaknya khasiatnya mengurangi dampak pemakaian obat kimia. Karena buah tropis Indonesia ini, konon bisa digunakan sebagai obat alternatif karena mengandung antioksidan, anti bakteri, dan anti inflamasi.

S e r g i o S a n t o s o wisudawan terbaik S1 Fakultas Kedokteran G i g i ( F K G ) ( F o t o : Istimewa)

Penasaran dan ingin membuktikan seperti apa khasiat belimbing wuluh itu, maka Sergio Santoso melakukan penelitian terhadap ekstrak daun belimbing wuluh. Hasil penelitiannya kemudian sebagai bahan skripsinya. Jadilah skripsinya berjudul ”Uji

Viabilitas Ekstrak Daun Belimbing Wuluh Terhadap Sel Firoblas BHK 21”, yang sekaligus turut mengantarkan Sergio terpilih

(18)

sebagai wisudawan terbaik S1 Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Airlangga dengan IPK 3,78.

“Yang melatari penelitian ini adalah banyaknya bahan kimia yang digunakan sebagai obat. Untuk mencari obat alami sebagai alternatif perawatan saluran akar, juga sebagai bahan herbal untuk mengurangi bahan kimia yang memungkinkan terjadinya iritasi di lingkungan rongga mulut,” kata pria kelahiran Malang 29 November 1994 ini.

Selama penelitian ia harus di laboratorium dan berkutat dengan ELISA reader menggunakan ekstrak daun belimbing wuluh dan sel

firoblas BHK 21. Penelitiannya ini merupakan kolaborasi dengan

dosen pembimbingnya, Nirawati Pribadi, drg., M.Kes., Sp.KG(K) dan Dr. Ira Widjiastuti drg., M.Kes, Sp. KG (K). Skripsinya ini juga dibimbing oleh Ari Subiyanto, drg.,MS., Sp.KG (K), dan mendapat bantuan dari Prof. Dr. Adioro Soetojo, drg., M.S., Sp. KG (K) dan Dr. Tamara Yuanita, drg., M.S., SpKG (K). Penggemar futsal dan gym ini juga mendapatkan motivasi dan dukungan dari orang tua, kekasih, dan teman-temannya yang ikut berjuang bersamanya. Ia mengaku tidak memiliki kendala ketika melakukan penelitian, kecuali perasaan kurang mandiri lantaran jauh dari rumah. Namun setelah menemukan teman-teman baiknya, ia mampu membiasakan diri dengan lingkungan.

”Bagi saya, teman adalah segalanya. Tanpa kalian, saya bukan apa-apa,” katanya sebagai ucapan terima kasih pada kawan-kawannya yang ikut membantu dan menyemangatinya selama belajar di UNAIR. (*)

(19)

Ria Sandra Alimbudiono Wisudawan Terbaik S3 Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) (Foto: Istimewa)

Sementara itu Ria Sandra Alimbudiono, yang dinyatakan sebagai Wisudawan Terbaik S3 Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNAIR, punya komitmen tinggi terhadap lingkungan. Baginya, menjaga lingkungan hari ini merupakan bagian dari mencintai anak cucu, sebab merekalah kelak yang akan mewarisi bumi ini.

“Jangan mengatakan sayang KEpada anak cucu jika belum menjaga lingkungan, karena mereka tidak akan bisa hidup nyaman tanpa lingkungan yang nyaman,” ujarnya.

Berbekal kepedulian yang tinggi terhadap isu lingkungan itulah, maka dosen Universitas Surabaya (Ubaya) ini mengangkatnya isu lingkungan tersebut sebagai topik disertasinya. Ia meneliti pengaruh environmental management

accounting knowledge terhadap timbulnya environmental intention pada mahasiswa.

“Hasilnya memang ada pengaruh pengetahuan yang dimiliki seseorang akan lingkungan dalam mendorong adanya niatan orang tersebut berperilaku ramah lingkungan,” katanya. Dengan

(20)

mengangkat isu lingkungan agak terasa “beda” disertasi Ria ini, dibanding dengan disertasi kebanyakan.

“Saya terkejut dan tidak menyangka dipilih yang terbaik. Padahal saya hanya melakukan ‘I Do My Best’ ketika sekolah di UNAIR, ya karena saya sudah bukan lagi anak muda yang punya banyak waktu bebas. Karena itu saya tidak menyangka dapat predikat ini,” imbuhnya.

Dalam menempuh pendidikan S3 Ilmu Akuntansi ini ia akui banyak tantangannya. Pertama, katanya, faktor usianya yang bukan lagi usia untuk sekolah. Jadi harus berkorban banyak hal mulai waktu bersama keluarga, finansial, dsb. Namun disadari ini bagian dari konsekuensi yang harus dijalaninya.

“Menempuh pendidikan doktoral merupakan pilihan pribadi yang kita pilih secara sadar dan dewasa. Karena itu selesaikan segala sesuatu yang telah dimulai dengan indah dan diakhiri dengan indah pula,” tambahnya. (*)

Penulis : Lovita Marta Fabella & Yeano Dwi Handika Editor : Bambang Bes

Chairul

Tanjung

Bicara

Ekonomi Global Terkini

UNAIR NEWS – Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (FEB UNAIR), Prof. Dr. (HC) Chairul Tanjung memberikan kuliah umum bertajuk ‘Dinamika Perekonomian Global dan Dampaknya Terhadap Perekonomian Nasional’, Senin (21/3). Bertempat di Aula Fajar Notonagoro, kuliah umum pria yang akrab disapa CT tersebut dihadiri oleh ratusan mahasiswa FEB UNAIR dari program sarjana hingga doktoral.

(21)

“Perekonomian hari ini sifatnya borderless. Maka sebuah negara tidak bisa independen berdiri sendiri tanpa pengaruh dari negara lain,” ujar CT membuka kuliah umum. Menurutnya, kondisi perekonomian global pasti akan memiliki dampak bagi perekonomian nasional.

Mantan Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) ini mengibaratkan perekonomian global saat ini sebagai sebuah pesawat yang mesin-mesinnya sedang mengalami masalah. Kekuatan ekonomi yang menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi global seperti Cina, BRICS, Eropa, Jepang, dan Amerika Serikat sedang menghadapi tantangan dalam menggerakkan perekonomiannya masing-masing. “Inilah yang menyebabkan perekonomian global penuh ketidakpastian saat ini,” tambahnya.

Negative interest rate (suku bunga negatif) yang tidak lazim

diterapkan dalam kebijakan ekonomi dewasa ini juga telah diadopsi oleh Bank Sentral Jepang dan Bank Sentral Eropa. “Tujuannya jelas, supaya uang itu tidak disimpan di bank melainkan disalurkan ke pasar sehingga ekonomi bisa tumbuh,” tegasnya.

Selain kebijakan quantitative easing (QE) yang dihentikan oleh bank sentral Amerika Serikat The Fed yang menyebabkan larinya modal asing dari negara-negara berkembang termasuk Indonesia, turunnya harga komoditas terutama minyak juga berkontribusi pada semakin tidak bergairahnya perekonomian global.

Terkait dengan kondisi perekonomian nasional, CT menyebut bahwa kondisi perekonomian nasional saat ini sudah mulai membaik.

“The worst is over, but recovery is not fast enough. Kondisi ekonomi kita ke depan mungkin tidak akan lebih buruk dari tahun 2015, tapi recovery-nya memang terlalu lambat,” ujar konglomerat pemilik CT Corp tersebut.

(22)

Terkait pembangunan infrastruktur yang saat ini gencar dilakukan oleh pemerintah, dalam kesempatan itu ia mengingatkan bahwa pembangunan infrastruktur memang penting namun hal tersebut tidak bisa digunakan sebagai variabel utama untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi.

“Porsi pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi kecil,” ujarnya lantas menjelaskan bahwa selama ini pertumbuhan ekonomi nasional lebih banyak didorong oleh sektor konsumsi domestik. Maka menurutnya, salah satu hal yang harus juga dilakukan oleh pemerintah untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi adalah dengan menciptakan iklim yang baik untuk dunia usaha.

Di tengah tantangan perekonomian saat ini, sarjana kedokteran gigi yang banting setir menjadi pebisnis ini mengingatkan perlunya ‘pilot’ yang berpengalaman dalam menelurkan kebijakan-kebijakan ekonomi. Ia juga menegaskan bahwa penting bagi pemerintah untuk terus memastikan harga pangan yang stabil di masyarakat.

“Itu kuncinya. Meskipun harus diakui hal tersebut merupakan pekerjaan paling sulit di dunia,” ujar Mantan Menko Perekonomian ini.

Di akhir kuliah umumnya, CT menebar optimisme bahwa dalam setiap krisis pasti melahirkan peluang. Ia mengimbau pemerintah untuk tetap menjalankan politik ‘seribu kawan, nol musuh’. Bahwa sebagai ‘kapal kecil’, Indonesia harus menjalin hubungan baik dengan semua negara di dunia serta tidak condong mendekat ke ‘kapal besar’ tertentu yang berpotensi menghempas perekonomian nasional. (*)

Penulis : Yeano Andhika Editor : Nuri Hermawan

Referensi

Dokumen terkait

Adanya strategi pemecahan masalah diperlukan untuk mempermudah mengatasi masalah yang muncul berkaitan dengan perancangan fesyen eksklusif lewat eksplorasi motif

Keuntungan perbanyakan tanaman secara kultur jaringan adalah berpeluang besar menghasilkan jumlah bibit tanaman yang banyak dalam waktu relatif singkat, tidak

# Dengan menggunakan Area $isnis dalam mengendalikan, Anda dapat membuat laporan %ntung dan Rugi, 9era+a, dll. %ntuk area bisnis. =leh karena itu digunakan untuk

Untuk menjadi guru di Pusat Pertuturan Kiu ini, kesabaran adalah senjata utama, kerana kebanyakan kanak-kanak bermasalah pendengaran ini mempunyai ingatan

Komposisi vegetasi hutan sagu pada kampung air mandidi distrik teluk kimi terdapat lima jenis sagu yaitu Metroxylon longispinum Mart, Metroxylon microcanthum Mart, Metroxylon

Distribusi Sumber Daya Air sebagaimana dimaksud dalam pasal 43 huruf c dilakukan dengan memperhatikan prioritas penyediaan sumber daya air sebagaimana diatur

Meskipun ada data yang kami eksklusi karena (a) mengisi > 1 pilihan wahana, (b) tidak mengisi satupun pilihan wahana, atau (c) mengisi lebih dari 1 kali, semoga

Pada saat ini yang menjadi salah satu permasalahan dunia Internasional adalah peritiwa konflik yang sedang terjadi di Suriah yang telah terjadi sejak tahun