• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN STUDI KASUS KOMPREHENSIF DENGAN ANEMIA RINGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB IV PEMBAHASAN STUDI KASUS KOMPREHENSIF DENGAN ANEMIA RINGAN"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Manajemen Asuhan Kebidanan yang dilakukan pada kasus ini menggunakan manajemen 7 langkah varney dan dengan catatan perkembangan menggunakan

metode SOAP. Pada pembahasan Studi Kasus ini penulis mencoba menyajikan pembahasan yang membandingkan antara teori dengan pelaksanaan asuhan

kebidanan pada ibu hamil, persalinan normal, bayi baru lahir dan nifas yang diterapkan pada klien Ny.M G2P1A0. Sehingga dapat menyimpulkan apakah asuhan

tersebut telah sesuai dengan teori atau tidak. Dalam pembahasan juga dibahas

mengapa kasus yang ada (diambil oleh mahasiswa) sesuai atau tidak sesuai dengan teori, menurut argumentasi penulis yang didukung oelh teori-teori yang ada.

4.1 Masa Kehamilan

Asuhan yang diberikan pada ibu saat kehamilan, sebelum memberikan asuhan pada ibu terlebih dahulu dilakukan informed consent pada ibu dalam bentuk

komunikasi yang baik juga dilakukan penulis terhadap keluarga sehingga saat pengumpulan data ibu bersedia memberikan informasi penting tentang kondisi

kesehatannya.

Cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal.

(2)

Ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan atau

asuhan antenatal.

Pemantauan selama kehamilan sangat diperlukan karena menurut teori setiap kehamilan dapat berkembang atau menjadi masalah dan komplikasi setiap

saat, itu sebabnya wanita hamil memerlukan pemantauan selama kehamilannya, oleh karena itu setiap kehamilan minimal memerlukan 4 kali kunjungan selama

periode antenatal/kehamilan yaitu satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan dua kali pada triwulan ketiga (Saifuddin 2009 )

Dari teori tersebut penulis mencoba menerapkannya pada Ny. M karena

studi kasus ini dimulai pada kehamilan 35 minggu maka ibu hamil dianjurkan minimal 4 kali memeriksakan kehamilannya, tetapi Ny. M melakukan 4 kali

periksa kehamilan, hal ini bertujuan untuk melakukan pengawasan yang lebih ketat agar dapat mendeteksi diri komplikasi yang terjadi dan memantau kemajuan serta pertumbuhan janin. Hal ini tidak bertentangan dengan teori

(Saifuddin,2010)

- Satu Kali Kunjungan Selama Trimester Ke 1 : Sebelum 14 Minggu.

- Satu Kali Kunjungan Selama Trimester Ke 2 : 14-28 Minggu

- Dua Kali Kunjungan Selama Trimester ke 3 : 28-36 Minggu Dan Sesudah Minggu ke 36 Minggu

(3)

cacat. Kesimpulan tersebut didapat langsung dari keterangan Ny. M dalam Menjalani masa kehamilannya Ny. M sangat memperhatikan kesejahteraan janin

dengan mengkonsumsi vitamin dan makan makanan yang telah dianjurkan oleh penulis, serta melakukan asuhan perkunjungan secara rutin. Pelayanan asuhan standar minimal termasuk “10T” menurut Depkes 2009:

1) Timbang berat badan dan pengukuran tinggi badan

Selama kehamilan Ny. M bertambah berat badan sebesar 13 kg, dan tinggi badan Ny. M 155 cm, sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.

2) Ukur tekanan darah

Ny. M memiliki tekanan darah normal dari mulai 110/70 mmHg – 120/70 mmHg, sehingga tidak ada kesenjangan.

3) Status gizi

IMT pada Ny. M adalah 23,75 termasuk dalam kategori normal maka tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.

4) Ukur tinggi fundus uteri

Selama hamil TFU Ny. M pada K1 30 cm, K2 31 cm, K3 31 cm, K4

32 cm dan K5 34 cm. sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.

5). Presentasi janin dan dengarkan DJJ

Selama kehamilan Ny. M memiliki DII yang normal tidak kurang dari 120x/menit dan tidak lebih dari 160x/menit.

6). Imunisasi Tetanus Toxoid

Ny. M sudah melakukan imunisasi TT pada saat umur kehamilan 18 minggu dan 22 minggu.

(4)

Ny. M telah melakukan pemeriksaan glukosa dan reduksi urine dengan hasil negatif dan melakukan test Hb pada kunjungan pertama dan

keempat dengan ada perubahan hasil dari 10,9 gr% menjadi 11,3 gr%, harusnya dilakukan pemeriksaan ulang pada kunjungan kedua karena ketebatasan alat maka ada kesenjangan antara teori dan praktek.

8). Pemberian Tablet Fe

Pemberian tablet Fe pada Ny. M selama kehamilan sudah 90 tablet terhitung dari mulai TM I, II dan III.

9). Temu Wicara

Setiap kunjungan temu wicara telah dilakukan seperti memberikan penkes yang dibutuhkan, tetapi ada keterbatasan klien sehingga menyulitkan penulis untuk memberikan konseling.

10). Konseling

Setiap kunjungan konseling dilakukan dengan keluarga klien karena keterbatasan klien untuk mengerti penjelasan dari penulis.

4.1.1 ANC I

Ibu mengatakan kaki kram sejak semalam, jika ibu istirahat kram hilang. Setelah dilakukan pemeriksaan, didapatkan TD 100/70

mmHg, Indeks Massa Tubuh 28, BB 68 kg, TFU 30 cm, dilakukan palpasi didapatkan bagian terendah janin yaitu kepala, belum masuk PAP, DJJ 130x/menit, pemeriksaan lab HB 10,9 gr%, protein urine negatif, dan

reduksi urine negatif. Memberikan terapi Vitonal F 2x1 dan Kalk dianjurkan diminum satu kali sehari dimalam hari memberikan konseling

(5)

Kunjungan pertama pada tanggal 10-11-2015 jam 15.00, usia kehamilan 35 minggu, ibu mengatakan keluhan kram, menjelaskan

kepada ibu bahwa kram kaki yang ibu alami saat ini adalah normal karena disebabkan penurunan kadar kalsium, menganjurkan ibu untuk memperbanyak minum air putih.

Pertambahan berat badan Ny. M selama kehamilan mengalami

kenaikan 10 kg pada kunjungan ANC I. Ternyata Ny. M mengalami kenaikan berat badan dalam batas yang normal dengan rekomendasi kenaikan berat badan yang dibutuhkan selama kehamilan 6,5-16,5 kg

(Wiknjasastro, 2006) tidak ada kesenjangan dengan teori.

Periksa kehamilan tekanan darah Ny. M adalah 100/70 mmHg,

tekanan darah dalam batas normal tidak ada kesenjangan teori.

IMT Ny. M adalah 23 , angka tersebut dalam teori termasuk dalam kategori normal, maka tidak ada kesenjangan dengan teori.

Pada saat kunjungan ANC I memeriksakan Tinggi Fundus Uteri pada Ny. M adalah 30 cm. Hal ini tidak menjadi masalah dikarenakan masih dalam batas normal bila dihitung dengan rumus

Neagle, taksiran berat janin >2500 gram, tidak ada kesenjangan dengan teori.

Pada Ny. M didapati DJJ pada ANC I yaitu 136x/menit, hal ini sesuai dengan teori dan tidak ada kesenjangan dengan teori.

Penyuntikan imunisasi TTI pada Ny. M dilakukan pada usia kehamilan 18 minggu pada tanggal 14-07-2015, TT2 pada usia kehamilan

(6)

Pada Trimester I sudah mendapatkan tablet zat besi sebanyak 60 tablet, pada Trimester II dan III mendapat 40 tablet. karena Ny. M

mengalami anemia ringan maka diberikan tablet fe dosis 60 mg yang diminum 1x1.

Pada Ny. M didapati kadar HB bernilai 10,9 gr%, maka hal ini menjadi kesenjangan dengan teori menurut WHO bahwa nilai normal Hb

11 gr%, dan ibu mengalami anemia ringan, dan tidak memiliki kesenjangan dengan teori. Pada pemeriksaan urine Ny. M hasilnya adalah negatif, tidak ada kesenjangan antara teori.

4.1.2 ANC II

Kunjungan ANC II pada tanggal 17-11-2015 jam 15.00 WIB, ibu mengatakan tidak ada keluhan. Pertambahan berat badan Ny. M

selama kehamilan mengalami kenaikan 11 kg pada kunjungan ANC II yaitu 69 kg. Ternyata Ny. M mengalami kenaikan berat badan dalam batas yang normal dengan rekomendasi kenaikan berat badan yang dibutuhkan

selama kehamilan 6,5-16,5 kg tidak ada kesenjangan dengan teori. Pada kunjungan ke dua penulis tidak melakukan evaluasi pola aktifitas karena

ketidaktahuan penulis.

Periksa kehamilan tekanan darah Ny. M adalah 110/80 mmHg,

tekanan darah dalam batas normal tidak ada kesenjangan teori.

Pada saat kunjungan ANC II memeriksakan Tinggi Fundus

(7)

Neagle, taksiran berat janin >2500 gram, tidak ada kesenjangan dengan teori.

Pada Ny. M didapati DJJ pada ANC II yaitu 134x/menit, hal ini sesuai dengan teori dan tidak ada kesenjangan dengan teori.

Pada Trimester I sudah mendapatkan terapi vitonal F dan Calc, dan Ny. M mau meminum tablet zat besi sesuai dengan anjuran yang

diberikan, tidak ada kesenjangan dengan teori.

Pada ANC II tidak dilakukan pemeriksaan Hb karena ketebatasan alat yang digunakan. Jadi ada kesenjangan dengan teori karena hasil pemeriksaan pada kunjungan awal yaitu anemia ringan.

Pada ANC II tidak dilakukan pemeriksaan urine karena pada ANC I dilakukan pemeriksaan urine Ny. M hasilnya adalah negatif, jadi

tidak ada kesenjangan dengan teori.

4.1.3 ANC III

Kunjungan ANC III pada tanggal 24-11-2015 jam 14.50 WIB, ibu mengatakan tidak ada keluhan. Pertambahan berat badan Ny. M

selama kehamilan mengalami kenaikan 11 kg pada kunjungan ANC III yaitu 69 kg. Ternyata Ny. M mengalami kenaikan berat badan dalam batas

yang normal dengan rekomendasi kenaikan berat badan yang dibutuhkan selama kehamilan 6,5-16,5 kg tidak ada kesenjangan dengan teori (Wiknjasastro, 2006).

(8)

Pada saat kunjungan ANC III memeriksakan Tinggi Fundus Uteri pada Ny. M adalah 32 cm. Hal ini tidak menjadi masalah

dikarenakan masih dalam batas normal bila dihitung dengan rumus Neagle, taksiran berat janin >2500 gram, tidak ada kesenjangan dengan teori.

Pada Ny. M didapati DJJ pada ANC III yaitu 134x/menit, hal ini sesuai dengan teori dan tidak ada kesenjangan dengan teori.

Pada Trimester I sudah mendapatkan terapi vitonal F dan Calc, dan Ny. M mau meminum tablet zat besi sesuai dengan anjuran yang diberikan, tidak ada kesenjangan dengan teori.

Pada ANC III tidak dilakukan pemeriksaan Hb karena ketebatasan alat yang digunakan. Jadi ada kesenjangan dengan teori

karena hasil pemeriksaan pada kunjungan awal yaitu anemia ringan. Pada ANC III tidak dilakukan pemeriksaan urine dan pada ANC II tidak dilakukan pemeriksaan urine, karena pada ANC I dilakukan

pemeriksaan urine Ny. M hasilnya adalah negatif, jadi tidak ada kesenjangan dengan teori.

4.1.4 ANC IV

Kunjungan ANC IV pada tanggal 01-12-2015 jam 15.30 WIB, ibu mengatakan keluhan sering BAK sejak 2 hari yang lalu. Diberikan

(9)

yang wajar karena janin yang semakin besar dan kepala bayi yang menekan untuk turun ke bawah, dan menganjurkan ibu untuk tidak

menahan BAK dan tidak meminum minuman yang bersoda.

Pertambahan berat badan Ny. M selama kehamilan mengalami kenaikan 13 kg pada kunjungan ANC IV yaitu 70 kg. Ternyata Ny. M

mengalami kenaikan berat badan dalam batas yang normal dengan rekomendasi kenaikan berat badan yang dibutuhkan selama kehamilan

6,5-16,5 kg tidak ada kesenjangan dengan teori.

Periksa kehamilan tekanan darah Ny. M adalah 110/80 mmHg, tekanan darah dalam batas normal tidak ada kesenjangan teori.

Pada saat kunjungan ANC IV memeriksakan Tinggi Fundus Uteri pada Ny. M adalah 33 cm. Hal ini tidak menjadi masalah

dikarenakan masih dalam batas normal bila dihitung dengan rumus Neagle, taksiran berat janin >2500 gram, tidak ada kesenjangan dengan teori.

Pada Ny. M didapati DJJ pada ANC IV yaitu 138x/menit, hal ini sesuai dengan teori dan tidak ada kesenjangan dengan teori.

Pada Trimester I sudah mendapatkan terapi vitonal F dan Calc, dan Ny. M mau meminum tablet zat besi sesuai dengan anjuran yang diberikan, tidak ada kesenjangan dengan teori.

(10)

dilakukan dan hasilnya normal, 11,3 gr%. Jadi, tidak ada kesenjangan dengan teori. Pada ANC IV tidak dilakukan pemeriksaan urine dan pada

ANC II dan ANC III tidak dilakukan pemeriksaan urine, karena pada ANC I dilakukan pemeriksaan urine Ny. M hasilnya adalah negatif, jadi tidak ada kesenjangan dengan teori.

4.1.5 ANC V

Kunjungan ANC V pada tanggal 08-12-2015 jam 15.30 WIB,

ibu mengatakan masih sering BAK sejak 2 hari yang lalu. Diberikan penkes bahwa sering BAK yang ibu alami saat ini adalah normal dan hal

yang wajar karena janin yang semakin besar dan kepala bayi yang menekan untuk turun ke bawah, dan menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAK dan tidak meminum minuman yang bersoda.

Pertambahan berat badan Ny. M selama kehamilan mengalami kenaikan 13 kg pada kunjungan ANC V yaitu 70 kg. Ternyata Ny. M

mengalami kenaikan berat badan dalam batas yang normal dengan rekomendasi kenaikan berat badan yang dibutuhkan selama kehamilan 6,5-16,5 kg tidak ada kesenjangan dengan teori.

(11)

Pada saat kunjungan ANC IV memeriksakan Tinggi Fundus Uteri pada Ny. M adalah 34 cm. Hal ini tidak menjadi masalah

dikarenakan masih dalam batas normal bila dihitung dengan rumus Neagle, taksiran berat janin >2500 gram, tidak ada kesenjangan dengan teori.

Pada Ny. M didapati DJJ pada ANC IV yaitu 136x/menit, hal ini sesuai dengan teori dan tidak ada kesenjangan dengan teori.

Pada Trimester I sudah mendapatkan terapi vitonal F dan Calc, dan Ny. M mau meminum tablet zat besi sesuai dengan anjuran yang diberikan, tidak ada kesenjangan dengan teori.

Pada ANC IV tidak dilakukan pemeriksaan Hb dan urin karena pada kunjungan sebelumnya sudah dilakukan dan hasilnya normal,

sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek

Berdasarkan data-data yang terkumpul dari anamnesa, pemeriksaan fisik pemeriksaan khusus kebidanan secara inspeksi, palpasi,

auskultasi dan perkusi tidak temukan adanya masalah dengan demikian kehamilan Ny. M adalah kehamilan normal. Kehamilan normal adalah

(12)

4.2 Masa Persalinan

Menjelang akhir kehamilannya Ny. M mengalami proses tanda-tanda

persalinan seperti : mules-mules yang frekuensinya semakin sering, durasinya semakin lama, keluar darah bercampur lendiryang berjalan normal, sesuai dengan teori tanda-tanda persalinan. Pada masa tersebut penolong berusaha

memberikan asuhan yang optimal, diantaranya dengan melibatkan keluarga, berupa dukungan dan memberikan kesempatan pada ibu untuk mendampingi

selama proses persalinan. Asuhan sayang ibu pada saat persalinan diberikan sesuai kebutuhannya, diantaranya mencoba memberikan posisi yang nyaman pada proses persalinan serta memberikan nutrisi dan cairan sehingga ibu dapat

meneran dengan baik tanpa adanya hambatan. Mengosongkan kandung kemih agar tidak menganggu kemajuan persalinan. Pencegahan infeksi dalam

menurunkan kesakitan ibu. Cairan yang cukup selama persalinan akan lebih banyak memberikan energi dan mencegah dehidrasi.

4.2.1 Kala I

Kala I Ny. M dimulai sejak tanggal 16-12-2015, pukul 08.00 WIB, ibu datang dengan keluhan mules-mules yang sering sudah keluar lendir darah dan belum keluar air-air, ibu datang ke BPS Kokom. kala 1 dimulai

dari jam 08.00 WIB, dengan hasil VT 4 cm dan pada pukul 11.00 VT ulang karna indikasi ibu merasa ingin BAB dan keterbatasan penulis yang

(13)

13.50 WIB ibu mengatakan mules seperti akan BAB dan kemudian dilakukan VT ulang dengan hasil pembukaan 10 cm (lengkap). Jadi dapat

dihitung kala I Ny. M yaitu ± 5 jam terhitung dari pembukaan 4 cm karena pemantauan atau pemeriksaan dimulai dari pembukaan 4 cm, dikarenakan ibu segera ke klinik ketika merasakan mules dengan alasan

mules yang semakin sering. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada kesenjangan antara teori dan praktek karena menurut teori Mochtar, 2006

kala 1 pada multigravida berlangsung ±9 jam. Kerentangan waktu

menurut teori tersebut berlangsung dalam 7 jam, karena his ibu dan janin yang cukup besar sehingga berlangsung lebih lama (Rohani, dkk 2011).

Asuhan sayang ibu yang diberikan, telah memberikan hasil yang cukup baik selama proses persalinan.menurut teori APN 2008 pada kala I

diberikan asuhan yaitu: mengobservasi TTV, pengeluaran pervaginam, kemajuan persalinan 4 jam, mengobservasi his, nadi, DJJ setiap 30 menit, memberikan nutrisi dan cairan yang cukup, menganjurkan ibu untuk tidak

menahan BAK, menghadirkan pendamping persalinan, ibu kelihatan semangat, dapat memberikan rasa nyaman, mobilisasi dan support mental.

Semua asuhan ibu dilakukan oleh penulis.

4.2.2 Kala II

Pada kala II, waktu yang diperlukan Ny. M dimulai dari pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi yaitu 13 menit. Hal ini

(14)

kesenjangan antara teori dan praktek. Menurut teori menyebutkan bahwa pada Primigravida kala II berlangsung rata - rata 1 jam dan pada

Multigravida rata - rata 0,5 jam (Prawirohardjo, 2010). Melakukan asuhan sayang ibu pada kala II (APN, 2008) seperti mengosongkan kandung kemih, memposisikan ibu dan membimbing ibu meneran.

Setelah terlihat adanya tanda gejala kala II, maka ibu dianjurkan untuk mengambil posisi yang nyaman, ibu memilih berbaring telentang

yang tidak sesuai dengan teori APN 2008, maka terjadi kesenjangan, mengajarkan teknik - teknik yang baik, dan pimpin persalinan Setelah 13 menit dipimpin pada pukul 14.03 WIB Bayi lahir jenis kelamin

perempuan. Langsung dilakukan penilaian bayi diantaranya bayi segera menangis, kulit kemerahan, gerak aktif. Setelah itu bayi tidak langsung

diletakkan di dada ibu untuk dilakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Dikarenakan kebiasaan lahan praktek BPS Kokom setelah bayi lahir langsung diletakkan di ruang perawatan, dan keterbatasan penulis yang

belum memotivasi untuk IMD. Hal ini tidak sesuai dengan teori dalam 58 langkah persalinan normal dimana bayi yang baru lahir langsung

dilakukan IMD.

4.2.3 Kala III

Pada asuhan sayang ibu kala III,waktu yang diperlukan Ny.

(15)

plasenta selama 7 menit. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa lama kala III yaitu 10 menit. (Ai yeyeh, 2009). Setelah bayi lahir

dilakukan palpasi untuk memastikan tidak ada janin kedua lalu dilakukan menejemen aktif kala III diantaranya penulis memberikan suntikan oksitoksin 10 unit injeksi IM dilakukan untuk membuat kontraksi uterus

agar kuat dan efektif, selanjutnya peregangan tali pusat terkendali dilakukan saat kontraksi sampai plasenta lahir, kemudian melakukan

massase fundus uteri dengan mengajarkan pada ibu karena dapat mengurangi pengeluaran darah dan mencegah pendarahan postpartum. Penanganan dapat menghasilkan kontraksi yang efektif sehingga dapat

memperpendek waktu kala III persalinan dan mengurangi kehilangan darah dibandingkan penatalaksanaan fisiologis (APN, 2008). Semua

tindakan ini dilakukan pada Ny. M dan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.

4.2.4 Kala IV

Pada akhir kala IV melakukan asuhan sayang ibu kala IV memeriksa perdarahan, kontraksi uterus baik, perineum robekan derajat

(16)

Kala IV disebut juga dengan kala pengawasan. Pengawasan yang dilakukan dimulai dari lahirnya plasenta sampai sampai 2 jam pertama

post partum. Pemantauan dilakukan setiap 15 menit pada 1 jam pertama, dan setiap 30 menit pada 1 jam kedua. Hal - hal yang perlu di observasi yaitu keadaan umum ibu, tekanan darah, suhu, nadi, tinggi fundus uteri,

kontraksi rahim, kandung kemih, perdarahan. Hal tersebut penulis lakukan pada Ny. M sampai 2 jam post partum, hasil observasi pada 15

menit pertama diantaranya adalah keadaan umum baik, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 82 x/menit, suhu 36,5 0C, pernapasan 20 x/menit,

tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung

kemih kosong, perdarahan 50 cc. Pada 15 menit kedua hasil observasi juga baik, keadaan umum baik, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80

x/menit, suhu 36,5 0C, pernapasan 20 x/menit, tinggi fundus uteri 2 jari

dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong, perdarahan 30 cc. Pada 15 menit jam ketiga tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 78

x/menit, respirasi 18 x/menit, tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih 50 cc, perdarahan 20cc. Pada 15

menit jam keempat tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 78 x/menit, respirasi 18 x/menit, tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong, perdarahan 20 cc. Selanjutnya pada

(17)

pernapasan 21 x/menit, tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong, perdarahan 20 cc. Pada 50 menit

kedua masih dalam batas normal keadaan umum ibu baik, TTV normal, kontraksi uterus baik tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat, perdarahan 20 cc.

Sesuai dengan hasil yang didapat terlihat kontraksi uterus yang selalu dalam dalam kondisi baik, sehingga keadaan TFU juga baik.

Diperoleh dalam pemantauan jam kedua tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat, hal ini sesuai dengan teori. Yang mengatakan setelah plasenta lahir tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat dalam hal ini proses

proses involusi uterus berjalan dengan baik. Selain itu jumlah perdarahan dalam 2 jam post partum ini juga masih dalam keadaan normal yaitu ±

185 cc, hal ini sama dengan teori yang menyatakan perdarahan masih dianggap normal jika jumlah perdarahan tidak melebihi 400 -500 cc (Sarwono, 2010).

4.3 Masa Nifas

Menurut teori Saiffudin, 2009 dikatakan bahwa Selama masa nifas

(18)

tanda-tanda bahaya. Perencanaan dan pengawasan involusi uterus dan pengeluaran lochea dimulai pada 6 jam post partum hingga 40 hari masa nifas.

4.3.1 Kunjungan nifas 1

Pada kasus Ny. M tidak ditemui tanda-tanda bahaya dan keluhan yang mengganggu kondisi ibu dan bayinya. Perencanaan dan pengawasan

involusi uterus dan pengeluaran lochea dimulai pada 6 jam postpartum hingga 40 hari postpartum.

Pada masa nifas ini penulis melakukan kunjungan ke BPS Kokom untuk memberikan asuhan selama masa nifas sesuai kebutuhan ibu, selama pengawasan masa nifas sejak 6 jam postpartum keadaan involusi

uterus baik, tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat, ini adalah pengaruh oksitoksin yang dikeluarkan kelenjar hipofisis posterior yang berpengaruh

pada otot uteri dan buah dada,dan sesuai dengan teori bahwa setelah plasenta lahir TFU berkurang 2 jari dibawah pusat (Mochtar, 2011). Asuhan kebidanan yang diberikan 6 jam post partum yaitu diantaranya:

mengajurkan ibu untuk mobilisasi,personal hygine yang baik, tidak menahan BAK dan BAB, memberikan ASI sesegera mungkin dan selalu

(19)

mencegah hipotermi (Saifuddin, 2010). Saat pemeriksaan fisik penulis tidak melakukan pemeriksaan hematoma karena keterbatasan penulis.

Pada kunjungan I nifas Ny. M tidak diberikan vitamin A karena kebijakan BPS, maka ada kesenjangan antara teori Saleha 2009 kapsul vit.A diberikan 2x setelah bayi baru lahir dan 24 jam kemuadian.

sehingga ada kesenjangan antara teori dan praktek.

4.3.2 Kunjungan nifas 2

Kunjungan II nifas dilakukan 3 hari setelahnya karena sudah menjadi kebiasaan lahan, sehingga ada kesenjangan menurut teori Saifuddin 2010. Penulis tidak melakukan evaluasi pola aktifitas karena

ketidaktahuan penulus. Penolong memberikan asuhan dengan menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin,

mengingatkan ibu memberikan ASI kepada bayinya serta memberikan penkes mengenai pola nutrisi, karena sesuai dengan teori bahwa pada kunjungan 2 hari post partum hal yang harus dinilai yaitu dengan

memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, dan cairan,meyakinkan ibu memberikanASI untuk bayinya, dan memberikan konseling pada ibu

(20)

4.3.3 Kunjungan nifas 3

Pada kunjungan ketiga ini dilakukan kujungan 14 hari pada masa

nifas atau 2 minggu masa nifas pada kunjungan ini asuhan yang diberikan tetap sama yaitu pemberian ASI sesering mungkin, perawatan payudara, personal hygiene, nutrisi, istirahat dan tanda bahaya. Dalam kunjungan ini

tidak ada kesenjangan dalam teori dan praktik.

4.3.4 Kunjungan nifas 4

Pada kunjungan ke empat atau 37 hari msa nifas penulis melakukan kunjungan untuk penyelesaian study kasus selama masa nifas. Ibu mengatakan bahwa ibu ingin berKBsuntik 3 bulan, dan penulis

memberikan KB suntik 3 bulan. Keterbatasan penulis tidak memberitaukan kapan bisa mulai berhubungan setelah berKB.

Asuhan yang diberikan selama masa nifas sesuai dengan teori walaupun terdapat beberapa kesenjangan Penulis melakukan asuhan pada

Ny. M selama masa nifas sebanyak 4 kali pada saat 6 jam post partum, nifas 6 hari, nifas 14 minggu, dan nifas 37 hari.

4.4 Bayi Baru Lahir

4.4.1 KN 1

Melakukan pengawasan pada bayi baru lahir sejak jam-jam

(21)

pemantauan mengenai penilaian awal dengan jenis kelamin laki-laki, berat badan 4000 gr, panjang badan 48 cm, hal ini masih tergolong

normal, karena berat badannya diantara 2500-4000 gr dan tidak ditemukan adanya kelainan bawaan, ketika bayi lahir segera menangis kuat dengan warna kemerahan, ini sangat berpengaruh sebagai indikator

kesehatan bayi secara umum. Seorang bayi yang normal, menangis kuat, berat badan menunjukan bahwa bayi lahir cukup bulan. Hal-hal yang

mendasar pada bayi baru lahir seperti hipotermia, asfiksia, sionosis. Bayi tidak diberikan injeksi Vitamin K pada saat segera setelah bayi baru lahir secara IM di paha kiri bayi bagian anterolateral sebanyak 1 mg dan

profilaksis tetes mata karena tidak tersedianya vit.K. Sehingga adanya kesenjangan antara teori Wiknjaksastro 2008 dan praktek.

Pada pengamatan selama satu jam pertama bayi baru lahir sampai pada masa transisi berumur sekitar 6 jam, yang penulis amati, bayi tampak dalam keadaan yang normal dan tidak menunjukan perubahan

atau masalah yang disebut diatas. Pada pemeriksaan bayi 6 jam bayi dimandikan. Dan peristaltic segera berfungsi dengan sudah keluarnya

meconeum pada saat setelah bayi lahir, adanya meconeum menunjukan bahwa peristaltic sudah ada. Hal ini menunjukan bahwa anus mempunyai lubang dan fungsi ginjal sudah ada dengan keluarnya miksi setelah 2-3

(22)

sampai periode transisi. Sehingga tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek.

4.4.2 KN 2

Pada kunjungan dilakukan pada hari ke-3. Tali pusat bayi belum puput tapi sudah sering. Keadaan ini normal sesuai dengan teori bahwa

pelepasan tali pusat biasanya terjadi dalam 2 minggu pertama. Pada kunjungan 6 hari bayi baru diberikan HB0 sesuai dengan kebijakan lahan,

menurut IDAI pemberian HB0 dalam 24 jam pertama setelah bayi baru lahir, tapi sesuai dengan Kemenkes RI 2010 pemberian HB0 sampai 7 hari setelah bayi baru lahir, sehingga tidak ada kesenjangan teori dan

praktek.

4.4.3 KN 3

Pada kunjungan BBL III, yang penulis lakukan pada asuhan bayi baru lahir 2 minggu yaitu : memantau perkembangan berat badan dengan cara menimbang BB 3800 gram, bayi mau menyusui dengan adekuat,

menganjurkan ibu memberiakan ASI selama 6 bulan, tanpa memberikan makanan tambahan dan susu formula.Ibu bersedia memberian ASI selama

(23)

4.4.1 KN 4

Memantau kembali perkembangan berat badan bayi, dengan BB

4.500 gram, memantau kembali apakah ibu memberikan ASI esklusif atau tidak dan hasilnya selama 42 hari ibu memberikan ASI esklusif dan ibu bersedia untuk memberikan ASI selama 6 bulan.

Pada tanggal 03 Januari 2016, Ny. M membawa nya bayi nya ke BPS Kokom dengan keluhan panas dan BAB mencret lebih dari 3x/hari,

lalu diberikan terapi Paracetamol drop 0,4 dan di anjurkan perbanyak ASI. Pada tanggal 05 Januari 2016 dan dirawat selama 4 hari sampai tanggal 10 Januari 2016. Ny. M membawa bayi nya ke RS Medirosa

Cikarang, karena diare belum sembuh. Penyebab terjadinya diare pada bayi Ny. M karena faktor dari lingkungan dan sanitasi yang tidak bersih

dan kurangnya pengetahuan keluarga tentang rawannya diare karena hygiene yang kurang. Lalu diberikan terapi Paracetamol drop 120 mg/5ml 3x0,5 ml dan Orezinc 20 mg 2x ½ sendok teh.

Pada Kunjungan Neonatus IV ini penulis memberi asuhan bahwa ibu terus memberikan 5 imunisasi dasar pada bayi sesuai jadwal

Referensi

Dokumen terkait

Siapa yang berjasa dalam pemenangan, maka mereka itulah yang diberi kesemptan mendapatkan jabatan dan sebaliknya siapa yang berada pada tim kalah, mereka akan jadi

Tanggal Penandatanganan Akta Penggabungan 21 Januari 2011 Periode pembelian saham dari pemegang saham publik ICON yang 25 – 27 Januari 2011 tidak setuju terhadap

Dari hasil wawancara dengan siswa kelas X SMK Negeri 8 Medan permasalahan atau kerumitan pada mata pelajaran kosmetika tradisional yaitu kurang menariknya

Peta kerentanan penyakit TB menunjukkan bahwa sebagian besar daerah yang sangat rentan adalah daerah yang dekat dengan jalan dan berada pada bagian tengah yang merupakan

Bonus saham mempunyai pengaruh yang positif tetapi tidak signifikan terhadap kinerja perusahaan dan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. 4

Pada anamnesis penderita akan mengeluh matanya tidak nyaman (discomfort). Dry eye  syndrome merupakan suatu kelompok gejala dimana mata terasa tidak nyaman, seperti iritasi,

Kenyataan yang dapat dilihat dari siswa yang bersekolah di desa seperti : (1) Rasa ingin tahu siswa tersebut dalam belajar lebih baik (2) Beberapa siswa masih ada yang

Pada penelitian ini penulis membuat aplikasi mobile pemesanan tiket yang berjalan pada sistem operasi iOs, Penulis memanfaatkan API (Application Programming Interface) yang