ABSTRAK
ANALISIS HUBUNGAN DEBT TO EQUITY RATIO DAN DEBT TO TOTAL ASSET RATIO DENGAN PROFITABILITAS
Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014
Liberius Gea Tambing NIM: 112114141 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan Debt to Equity Ratio (DER) dan Debt to Total Asset Ratio (DAR) dengan profitabilitas.
Jenis penelitian ini adalah studi empiris. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dengan menggunakan teknik dokumentasi. Teknik analisa data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) DER mempunyai hubungan yang negatif signifikan dengan profitabilitas dan 2) DER mempunyai hubungan negatif signifikan dengan profitabilitas.
ABSTRACT
AN ANALYSIS OF THE RELATIONSHIP BETWEEN DEBT TO EQUITY RATIO AND DEBT TO TOTAL ASSET RATIO WITH PROFITABILITY
An Empirical Study on Manufacturing Companies Listed in Indonesia Stock Exchange Year 2012-2014
Liberius Gea Tambing NIM: 112114141 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2016
The research objectives were to determine the relationship between the debt to equity ratio and the debt to total asset ratio with the profitability.
The research was an empirical study. The data was secondary data obtained using the documentation techniques. Data analysis technique is descriptive statistical analysis.
The results of data analysis showed that 1) the debt to equity ratio has a negative and significant relationship with the profitability and 2) the debt to total asset ratio has a negative and significant relationship with the profitability.
ANALISIS HUBUNGAN DEBT TO EQUITY RATIO DAN DEBT TO
TOTAL ASSET RATIO DENGAN PROFITABILITAS
Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Liberius Gea Tambing
NIM: 112114141
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
ANALISIS HUBUNGAN DEBT TO EQUITY RATIO DAN DEBT TO
TOTAL ASSET RATIO DENGAN PROFITABILITAS
Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Liberius Gea Tambing
NIM: 112114141
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
ii
SKRIPSI
ANALISIS HUBUNGAN DEBT TO EQUITY RATIO DAN DEBT TO
TOTAL ASSET RATIO DENGAN PROFITABILITAS
Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur
di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014
Oleh:
Liberius Gea Tambing
NIM: 112114141
Telah Disetujui Oleh:
iii
ANALISIS HUBUNGAN DEBT TO EQUITY RATIO DAN DEBT TO TOTAL ASSET RATIO DENGAN PROFITABILITAS
Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014
Dipersiapkan dan ditulis oleh: Liberius Gea Tambing
NIM: 112114141
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada Tanggal 12 Agustus 2016
dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Dewan Penguji
Nama lengkap Tanda Tangan Ketua Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si., Ak., C.A. ...
Sekretaris Lisia Apriani, S.E., M.Si., Ak., QIA., C.A. ...
Anggota Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si., Ak., C.A. ...
Anggota Lisia Apriani, S.E., M.Si., Ak., QIA., C.A. ...
Anggota A. Diksa Kuntara, S.E., MFA, QIA ...
Yogyakarta, 30 September 2016 Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma Dekan
iv
Dedicated to :
For those who accompany me in the day or night For those who always support me from near and from far
This thesis is dedicated to you all
-life is not for winning,
But for playing well-
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:
ANALISIS HUBUNGAN DEBT TO EQUITY RATIO DAN DEBT TO TOTAL ASSET RATIO DENGAN PROFITABILITAS
Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014
dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 12 Agustus 2016 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 30 September 2016
Yang membuat pernyataan,
vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Liberius Gea Tambing
NIM : 112114141
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“ANALISIS HUBUNGAN DEBT TO EQUITY RATIO DAN DEBT TO TOTAL ASSET RATIO DENGAN PROFITABILITAS”
Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014
Berserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengolah dalam bentuk pangkalan, mendistribusikan secara
terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk media lain untuk
kepentingan akademisi tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberi royalti
kepada saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal, 30 September 2016
Yang membuat pernyataan,
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi
ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak
terhingga kepada:
1. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma
yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan
kepribadian kepada penulis.
2. Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si., Ak selaku pembimbing yang telah
membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Aristus Tambing dan Rosmeri Gea selaku orangtua yang selalu memberi
motivasi dan semangat selama penyusunan skripsi.
4. Saudara-saudariku yang selalu memberikan semangat (Tony, Lina, Ino, Maya,
Agung, Helmi, dan Cindy).
5. Sahabat-sahabatku (Jeff, Kribo, Om Thor, Owen, Wawan, Mas Feb, Effy, Rey,
dan Goblin) yang turut membantu dan memberikan semangat kepada penulis.
6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Yogyakarta, 30 September 2016
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiii
ABSTRAK ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Sistematika Penulisan ... 7
BAB II LANDASAN TEORI ... 9
A. Teori Leverage ... 9
B. Rasio Financial Leverage ... 13
C. Debt to Equity Ratio (DER) ... 14
D. Debt to Total Asset Ratio (DAR) ... 15
E. Rasio Profitabilitas ... 16
F. Return On Equity (ROE) ... 19
G. Hubungan DER dengan ROE... 20
H. Hubungan DAR dengan ROE ... 21
I. Penelitian Terdahulu ... 22
ix
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 25
A. Jenis Penelitian ... 25
B. Populasi Sasaran ... 25
C. Teknik Pengumpulan Data ... 26
D. Definisi Operasional Variabel ... 26
E. Teknik Analisis Data ... 28
1. Mengumpulkan Data ... 28
2. Menghitung Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), dan Debt to Total Asset Ratio (DAR) ... 28
a. Menghitung ROE ... 28
b. Menghitung DER ... 28
c. Menghitung DAR ... 29
3. Statistik Deskriptif ... 29
a. Mengklasifikasi Data ... 29
b. Mengklasifikasi ROE ... 29
c. Mengklasifikasi DER ... 31
d. Mengklasifikasi DAR ... 31
4. Melakukan Analisis Tabulasi Silang (Crosstabs) ... 32
a. Menguji Hipotesis ... 32
b. Merumuskan Hipotesis ... 32
c. Menguji Probabilitas Signifikansi ... 32
d. Mengambil Keputusan ... 33
e. Menarik Kesimpulan ... 34
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 35
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 38
A. Pengumpulan Data... 38
1. Penghitungan ROE ... 38
2. Penghitungan DER ... 40
3. Penghitungan DAR ... 42
B. Statistik Deskriptif ... 44
1. Return on Equity (ROE) ... 44
2. Debt to Equity Ratio (DER) ... 48
3. Debt to Total Asset Ratio (DAR) ... 52
C. Pengklasifikasian Data ... 56
1. Pengklasifikasian Data ROE ... 56
2. Pengklasifikasian Data DER ... 59
3. Pengklasifikasian Data DAR ... 61
D. Analisis Tabulasi Silang (Crosstabs) ... 64
1. Analisis Tabulasi Silang DER dengan ROE ... 64
a. Perumusan Hipotesis ... 65
x
c. Pengambilan Keputusan ... 66
d. Penarikan Kesimpulan ... 66
2. Analisis Tabulasi Silang DAR dengan ROE ... 68
a. Perumusan Hipotesis ... 69
b. Pengujian Probabilitas Signifikansi ... 69
c. Pengambilan Keputusan ... 69
d. Penarikan Kesimpulan ... 70
E. Pembahasan ... 71
1. Hubungan DER dengan ROE ... 71
2. Hubungan DAR dengan ROE ... 71
BAB VI PENUTUP ... 73
A. Kesimpulan ... 73
B. Keterbatasan Penelitian ... 73
C. Saran ... 74
DAFTAR PUSTAKA ... 75
LAMPIRAN ... 77
LAMPIRAN 1 Daftar Perusahaan Populasi Sasaran ... 78
LAMPIRAN 2 Data ROE Perusahaan... 80
LAMPIRAN 3 Data DER Perusahaan... 86
LAMPIRAN 4 Data DAR Perusahaan ... 92
LAMPIRAN 5 Uji Statistik ROE, DER, dan DAR ... 98
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu... 22
Tabel 3.1 Pedoman Interpretasi Hubungan Antar Variabel ... 33
Tabel 4.1 Kriteria Pemilihan Populasi Sasaran ... 36
Tabel 4.2 Populasi Sasaran Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2012-2014 ... 35
Tabel 5.1 Penghitungan ROE Perusahaan ... 38
Tabel 5.2 Penghitungan DER Perusahaan ... 40
Tabel 5.3 Penghitungan DAR Perusahaan ... 42
Tabel 5.4 Statistik Deskriptif ROE... 44
Tabel 5.5 Statistik Deskriptif DER... 48
Tabel 5.6 Statistik Deskriptif DAR ... 52
Tabel 5.7 Statistik ROE ... 56
Tabel 5.8 Pengklasifikasian Data ROE ... 57
Tabel 5.9 Statistik DER ... 59
Tabel 5.10 Pengklasifikasian Data DER ... 58
Tabel 5.11 Statistik DAR ... 61
Tabel 5.12 Pengklasifikasian Data DAR ... 62
Tabel 5.13 Tabulasi Silang (Crosstabs) DER dengan ROE ... 64
Tabel 5.14 Tabel Symmentric MeasuresDER dengan ROE ... 65
Tabel 5.15 Tabulasi Silang (Crosstabs) DAR dengan ROE ... 68
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Gambar Kerangka Pemikiran ... 24
Gambar 5.1 Histogram Data ROE ... 47
Gambar 5.2 Histogram Data DER ... 51
Gambar 5.3 Histogram Data DAR ... 55
Gambar 5.4 Bar Chart Hubungan DER dengan ROE ... 67
xiii
ABSTRAK
ANALISIS HUBUNGAN DEBT TO EQUITY RATIO DAN DEBT TO TOTAL ASSET RATIO DENGAN PROFITABILITAS
Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014
Liberius Gea Tambing NIM: 112114141 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan Debt to Equity Ratio (DER) dan Debt to Total Asset Ratio (DAR) dengan profitabilitas.
Jenis penelitian ini adalah studi empiris. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dengan menggunakan teknik dokumentasi. Teknik analisa data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) DER mempunyai hubungan yang negatif signifikan dengan profitabilitas dan 2) DER mempunyai hubungan negatif signifikan dengan profitabilitas.
xiv
ABSTRACT
AN ANALYSIS OF THE RELATIONSHIP BETWEEN DEBT TO EQUITY RATIO AND DEBT TO TOTAL ASSET RATIO WITH PROFITABILITY
An Empirical Study on Manufacturing Companies Listed in Indonesia Stock Exchange Year 2012-2014
Liberius Gea Tambing NIM: 112114141 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2016
The research objectives were to determine the relationship between the debt to equity ratio and the debt to total asset ratio with the profitability.
The research was an empirical study. The data was secondary data obtained using the documentation techniques. Data analysis technique is descriptive statistical analysis.
The results of data analysis showed that 1) the debt to equity ratio has a negative and significant relationship with the profitability and 2) the debt to total asset ratio has a negative and significant relationship with the profitability.
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada umumnya tujuan dari sebuah perusahaan adalah untuk memaksimalkan
laba sehingga perusahaan dapat tetap bertahan dan melakukan aktivitas serta
untuk memperluas pangsa pasarnya. Oleh sebab itu, perusahaan dituntut untuk
dapat melakukan kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien, sehingga
perusahaan dapat memperoleh laba yang lebih baik pula.
Setiap perusahaan yang go publik diwajibkan untuk membuat laporan
keuangan tahunan. Bagi perusahaan, laporan keuangan merupakan mekanisme
yang penting bagi manajer untuk berkomunikasi dengan investor luar. Dalam
hal ini laporan keuangan merupakan sarana akuntabilitas manajemen kepada
pemilik.
Laporan keuangan suatu perusahaan biasanya meliputi neraca, laporan laba
rugi dan laporan sumber dan penggunaan dana. Laporan keuangan ini
digunakan untuk berbagai macam tujuan. Analisis terhadap laporan keuangan
suatu perusahaan pada dasarnya digunakan untuk mengetahui tingkat
profitabilitas (keuntungan) dan tingkat kesehatan suatu perusahaan. Perusahaan
dapat memaksimalkan labanya apabila manajer keuangan mengetahui
faktor-faktor yang memiliki hubungan yang kuat dengan profitabilitas perusahaan.
perusahaan dapat menentukan langkah untuk mengatasi masalah-masalah dan
meminimalisir dampak negatif yang akan timbul.
Dalam menjalankan aktivitasnya memerlukan dana yang cukup agar
aktivitas operasionalnya dapat berjalan dengan lancar. Perusahaan yang
kekurangan dana akan mencari dana untuk menutupi kekurangannya akan dana
tersebut. Dana bisa diperoleh dengan cara memasukkan modal baru dari
pemilik perusahaan atau dengan melakukan pinjaman ke pihak luar perusahaan.
Apabila perusahaan melakukan pinjaman kepada pihak luar perusahaan maka
akan timbul utang sebagai akibat dari pinjaman tersebut dan berarti perusahaan
telah melakukan financial leverage.
Financial leverage adalah penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang
lebih besar daripada beban tetapnya sehingga akan meningkatkan keuntungan
yang tersedia bagi pemegang saham (Sartono, 2010). Semakin besar hutang
maka financial leveragenya semakin besar pula. Berarti resiko yang dihadapi
perusahaan akan semakin besar pula karena utangnya tersebut. Financial
leverage dianggap merugikan apabila laba yang diperoleh lebih kecil dari biaya beban tetap yang timbul akibat penggunaan hutang.
Financial leverage memiliki beberapa rasio, namun dalam penelitian ini yang digunakan adalah DER (debt to equity ratio) dan DAR (debt to total assets
maka saham perusahaan masih ideal, jika faktor fundamental lainnya juga
mendukung. Menurut Syamsuddin (2006) debt to total assets ratio (DAR)
digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah aktiva perusahaan dibiayai
dengan total hutang. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar jumlah
modal pinjaman yang digunakan untuk investasi pada aktiva guna
menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Menurut Brigham (2006)
perusahaan menggunakan utang untuk meningkatkan tingkat pengembalian
yang diharapkan kepada pemegang saham dengan dua alasan. Alasan pertama
yaitu karena bunga dapat dikurangkan, maka penggunaan utang mengakibatkan
tagihan pajak yang lebih rendah dan menyisakan lebih banyak laba operasi yang
tersedia bagi investor. Alasan yang kedua yaitu jika tingkat pengembalian yang
diharapkan atas aktiva melebihi suku bunga utang, maka perusahaan pada
umumnya dapat menggunakan utang untuk membeli aktiva, membayar bunga
utang, dan kemudian sisanya akan menjadi bonus bagi pemegang saham.
Menurut Brigham (2006), hasil akhir dari serangkaian kebijakan dan
keputusan yang dilakukan oleh perusahaan adalah profitabilitas. Masalah
profitabilitas ini penting bagi kelangsungan hidup dan perkembangan
perusahaan. Ada beberapa ukuran yang dipakai dalam melihat kondisi
profitabilitas suatu perusahaan, antara lain dengan menggunakan tingkat
pengembalian atas investasi pemegang saham yang sering disebut dengan
atau kegagalan pihak manajemen dalam memaksimumkan tingkat hasil
pengembalian investasi pemegang saham dan menekankan pada hasil
pendapatan sehubungan dengan jumlah yang diinvestasikan. Sartono (2010),
semakin tinggi ROE maka semakin tinggi penghasilan yang diterima pemilik
perusahaan. Profitabilitas digunakan dalam penelitian ini, karena profitabilitas
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan pada
tingkat penjualan, asset, dan modal saham tertentu (Hanafi, 2004). Perusahaan
yang memiliki profitabilitas tinggi akan menarik investor untuk menanamkan
modalnya pada perusahaan.
Profitabilitas yang berhubungan dengan struktur modal secara teoritis
disebut return on equity (ROE). Pemilihan variabel ROE sebagai variabel tak
bebas didasari atas kemampuannya dalam mengukur kinerja perusahaan. ROE
dipakai untuk menghitung efektifitas perusahaan untuk menghasilkan laba
dengan menggunakan modal yang dimilikinya. Menurut Sartono (2010),
semakin besar penggunaan hutang dalam struktur modal maka ROE suatu
perusahaan semakin meningkat, berbeda dengan Brigham (2006), yang
menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki tingkat pengembalian investasi
(profitabilitas) yang tinggi cenderung memiliki hutang dalam jumlah kecil.
Penelitian mengenai pengaruh financial leverage terhadap profitabilitas
sebelumnya sudah pernah dilakukan oleh Aminatuzzahra (2010), Aulia (2013),
Aini (2013). Penelitian dari Aminatuzzahra (2010) mengatakan bahwa current
berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas (ROE). Aulia (2013)
mengatakan bahwa financial leverage memiliki hubungan yang positif antara
earning per share (EPS) dan return on equity (ROE). Dan Aini (2013) menyatakan bahwa debt to equity ratio (DER) berpengaruh signifikan negatif
terhadap return on equity (ROE). Dari perbedaan teori menurut Sartono (2010)
dan Brigham (2006) serta penelitian terdahulu yang hasilnya tidak sama,
peneliti tertarik untuk meneliti kembali hubungan financial leverage dengan
profitabilitas khususnya return on equity (ROE) dengan menggunakan debt to
equity ratio (DER) dan debt to total asset ratio (DAR) sebagai variabel financial leverage dengan judul “Analisis Hubungan Debt to Equity Ratio, Debt to Total Asset Ratio Dengan Profitabilitas Perusahaan Manufaktur
Yang Terdaftar di BEI Periode 2012-2014”.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan, penulis merumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah ada hubungan Debt to Equity Ratio (DER) dengan
profitabilitas (ROE) perusahaan?
2. Apakah ada hubungan Debt to Total Asset Ratio (DAR) dengan
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas,
tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan Debt to Equity Ratio (DER)
terhadap profitabilitas (ROE) perusahaan?
2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan Debt to Total Asset Ratio
(DAR) dengan profitabilitas (ROE) perusahaan?
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan
masukan bagi perusahaan dalam hal pengambilan kebijakan mengenai
peningkatan profitabilitas.
2. Bagi Universitas
Penelitian ini diharapkan dapat menambah koleksi pustaka mengenai
hubungan Debt to Equity Ratio (DER) dan Debt to Total Aset Ratio
(DAR) dengan profitabilitas perusahaan.
3. Bagi Penulis
Penulis dapat belajar dan menerapkan teori-teori yang didapatkan
selama bangku perkuliahan dan menambah pengetahuan mengenai
E. Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian ini disusun dalam enam bab dengan sistematika sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan
penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan teori-teori pendukung dan hasil penelitian
terdahulu sebagai acuan penelitian ini.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan jenis penelitian, objek penelitian, teknik
pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, definisi
operasional variabel dan teknik analisis data.
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
Bab ini memberikan gambaran mengenai data yang digunakan
dalam penelitian, cara peneliti menentukan sampel, serta
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas mengenai pengujian yang dilakukan, analisis
terhadap data, dan temuan empiris yang diperoleh.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan hasil uji dan analisis data yang
dilakukan pada bab sebelumnya, dan keterbatasan pada saat
proses penelitian. Dari kesimpulan dan keterbatasan penelitian,
penulis memberikan saran-saran bagi pihak yang
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Teori Leverage
Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya pasti
membutuhkan modal. Modal tersebut berasal dari modal sendiri maupun modal
yang berasal dari pinjaman. Perusahaan yang menggunakan sumber dana dari
luar untuk membiayai operasional perusahaan baik yang merupakan sumber
pembiayaan jangka pendek maupun jangka panjang merupakan penerapan dari
kebijakan leverage. Arti leverage sacara harafiah adalah pengungkit.
Pengungkit biasanya digunakan untuk membantu mengangkat beban yang
berat. Dalam keuangan leverage juga mempunyai maksud yang serupa, yaitu
leverage bisa digunakan untuk meningkatkan tingkat keuntungan yang diharapkan. Istilah leverage biasanya dipergunakan untuk menggambarkan
kemampuan perusahaan untuk menggunakan aktiva atau dana yang mempunyai
beban tetap (fixed cost assets or funds) untuk memperbesar tingkat penghasilan
(return) bagi pemilik perusahaan. Sjahrial (2007) mengemukakan bahwa
leverage adalah penggunaan aktiva dan sumber dana oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap (beban tetap) berarti sumber dana yang berasal dari
pinjaman karena memiliki bunga sebagai beban tetap dengan maksud agar
meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham.
Di dalam manajemen keuangan umumnya dikenal dua macam leverage,
keuangan), Sjahrial (2007). Penggunaan kedua leverage tersebut ditujukan agar
keuntungan yang diperoleh perusahaan lebih besar daripada biaya asset dan
sumber dananya dengan tujuan dapat meningkatkan keuntungan bagi
pemegang saham. Sebaliknya, leverage juga dapat mengakibatkan resiko
kerugian jika perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih kecil
dibandingkan dengan biaya tetapnya, maka leverage akan menurunkan
keuntungan pemegang saham. Jadi kebijakan leverage timbul jika perusahaan
dalam membiayai kegiatan operasionalnya menggunakan dana pinjaman atau
dana yang mempunyai beban tetap seperti beban bunga. Tujuan perusahaan
mengambil kebijakan leverage yaitu dalam rangka meningkatkan dan
memaksimalkan kekayaan dari pemilik perusahaan itu sendiri.
1. Leverage Operasi (Operating Leverage)
Menurut Hanafih (2004), leverage operasi adalah suatu pengunaan aktiva
yang menimbulkan biaya tetap operasional berupa penyusutan dan lain-lain
dengan harapan memproleh penghasilan untuk menutup biaya tetap dan
biaya variabel. Biaya operasi akan tetap dikeluarkan agar volume penjualan
dapat menghasilkan penerimaan yang lebih besar dari proporsi yang telah
ditetapkan. Pengaruh yang timbul dengan adanya biaya operasi tetap yaitu
adanya perubahan dalam volume penjualan dan kemudian menghasilkan
perubahan keuntungan atau kerugian operasi yang lebih besar dari proporsi
Brigham dan Houston (2006), menyatakan bahwa operating leverage
adalah seberapa besar biaya tetap yang digunakan dalam operasi suatu
perusahaan. Menurut Sjahrial (2007), mengungkapkan operating leverage
adalah penggunaan biaya tetap operasi perusahaan. Dengan menggunakan
operating leverage perusahaan mengharapkan bahwa perubahan penjualan akan mengakibatkan perubahan laba sebelum bunga dan sebelum pajak
yang lebih besar.
2. Leverage Keuangan (Financial Leverage)
Financial Leverage digunakan untuk mengukur aktiva perusahaan yang dibiayai dengan hutang. Pelaksanaan dari leverage keuangan dengan
adanya harapan dapat meningkatkan laba perusahaan. Perusahaan yang
mampu mengahasilkan laba melebihi biaya-biaya operasionalnya
mempunyai peluang besar untuk meningkatkan keuntungan setiap
periodenya. Perusahaan yang menggunakan sumber dana dengan beban
tetap dikatakan perusahaan mempunyai leverage keuangan (financial
leverage) dan diharapkan agar terjadi perubahan profitabilitas perusahaan.
Financial leverage memiliki tiga implikasi penting, yang pertama yaitu memperoleh dana melalui utang membuat pemegang saham dapat
mempertahankan pengendalian atas perusahaan dengan investasi terbatas,
yang kedua yaitu kreditur melihat ekuitas atau dana yang disetor pemilik
memberikan sebagian kecil dari total pembiayaan, maka risiko perusahaan
sebagian besar ada pada kreditur. Implikasi ketiga yaitu jika perusahaan
memperoleh pengembalian yang lebih besar atas investasi yang dibiayai
dengan dana pinjaman dibanding pembayaran bunga, maka pengembalian
atas modal pemilik akan lebih besar atau leverage (Brigham, 2006).
Menurut Sartono (2010) financial laverage merupakan penggunaan
sumber dana yang memiliki beban tetap dengan harapan bahwa akan
memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar dari pada beban
tetapnya sehingga akan meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi
pemegang saham. Selain itu menurut Warsono (2003) financial leverage
dapat didefinisikan sebagai penggunaan potensial biaya-biaya keuangan
tetap untuk meningkatkan pengaruh perubahan laba sebelum bunga dan
pajak EBIT terhadap EPS. Financial leverage tidak mempengaruhi risiko
atau tingkat pengembalian yang diharapkan dari aktiva perusahaan, tetapi
leverage ini akan mendorong risiko dari saham biasa dan mendorong
pemegang saham untuk meminta tingkat pengembalian yang tinggi.
Financial leverage terjadi akibat penggunaan sumber dana yang berasal dari hutang, sehingga menyebabkan perusahaan harus menanggung hutang
serta dibebani oleh biaya bunganya. Menurut Syamsuddin (2009), financial
leverage timbul karena adanya kewajiban-kewajiban financial yang sifatnya tetap yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Pada prinsipnya
dana oleh perusahaan yang memiliki beban tetap dengan maksud agar
meningkatkan keuangan potensial bagi pemegang saham. Sebagaimana
dikemukakan Syamsuddin (2009), financial leverage dapat didefinisikan
sebagai kemampuan perusahaan dalam menggunakan kewajiban-kewajiban
finansial yang sifatnya per lembar saham biasa (Earning Per Share/EPS).
Berdasarkan definisi diatas, maka penggunaan financial leverage yang
semakin besar membawa dampak positif jika pendapatan yang diterima dari
penggunaan dana tersebut lebih besar dari beban keuangan yang
dikeluarkan. Sedangkan dampak negatifnya adalah financial leverage yang
semakin besar akan menyebabkan semakin besarnya hutang yang
ditanggung perusahaan, yaitu beban tetap atau beban bunganya.
B. Rasio Financial Leverage
Menurut Kasmir (2008), rasio financial leverage adalah untuk menjawab
pertanyaan mengenai bagaimana perusahaan mendanai aktivanya. Rasio ini
memberikan ukuran atas dana yang diberikan oleh kreditor dibandingkan
dengan keuangan pemilik perusahaan atau equitas para pemegang saham dan
seluruh aset yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Debt to Equity Ratio
(DER), Debt to Total Asset Ratio (DAR), Long Term Debt to Equity Ratio
(LDER), Long Term Debt to Total Asset Ratio (LDAR) merupakan bagian dari
rasio leverage keuangan. Debt to Equity Ratio (DER) adalah rasio utang yang
dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan. Debt to
Total Asset Ratio (DAR) menekankan pada peran penting pendanaan utang bagi perusahaan dengan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang
didukung oleh pendanaan utang. Semakin kecil rasio ini berarti semakin kecil
jumlah modal pinjaman yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan.
Long Term Debt to Equity Ratio (LDER) adalah rasio yang membandingkan proporsi utang jangka panjang dengan ekuitas saham biasa. Long Term Debt
to Total Asset Ratio (LDAR) adalah rasio yang menggambarkan besarnya tingkat penggunaan hutang jangka panjang dengan total aset yang dimiliki
perusahaan.
C. Debt to Equity Ratio (DER)
Salah satu rasio yang diperhatikan oleh investor adalah Debt to Equity Ratio
(DER), karena dapat menunjukkan komposisi pendanaan dalam membiayai
aktivitas operasional perusahaan atau memanfaatkan hutang-hutangnya.
Hutang merupakan salah satu aspek yang menjadi dasar penilaian bagi investor
untuk mengukur kondisi keuangan.
Menurut Syamsuddin (2009), DER merupakan rasio yang dapat
menunjukkan hubungan antara jumlah pinjaman yang diberikan kreditur
dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan.
Menurut Kasmir (2010:156), Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio
membandingkan antara seluruh hutang dengan seluruh ekuitas. Menurut
Harahap (2010:303), Rasio DER menggambarkan sampai sejauh mana modal
pemilik dapat menutupi hutang-hutang kepada pihak luar. Semakin kecil rasio
ini semakin baik. Untuk keamanan pihak luar rasio terbaik jika modal lebih
besar daripada jumlah hutang atau minimal sama. Sedangkan menurut
Warsono (2003), rasio DER menunjukkan hubungan antara jumlah total
kewajiban dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik
perusahaan.
Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa DER
merupakan rasio yang digunakan untuk membanding hutang dengan modalnya
untuk melihat kemampuan perusahaan memenuhi hutang atau kewajibannya
dengan menggunakan modalnya. Menurut Harahap (2010), rasio ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
� = � � × %
D. Debt to Total Asset Ratio (DAR)
Menurut Syamsudin (2009) DAR merupakan rasio yang mengukur seberapa
besar aktiva yang dibiayai dengan hutang. Semakin tinggi rasio, maka resiko
yang akan dihadapi perusahaan akan semakin besar. DAR dihitung dengan
membagi total hutang (liability) dengan total aset. Sedangkan menurut Harahap
ditutupi oleh aktiva. Bisa juga dibaca beberapa porsi hutang dibandingkan
dengan aktiva perusahaan.
Dari pernyataan ini di atas dapat diambil kesimpulan bahwa DAR
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar aktiva yang
dibiayai dengan hutang atau seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh
terhadap pengelolaan aktiva. Semakin tinggi rasio, berarti semakin besar aktiva
yang dibiayai dengan hutang dan hal itu semakin beresiko bagi perusahaan.
Rasio ini menggambarkan berapa bagian dari aktiva yang digunakan untuk
menjamin hutang. Total hutang mencakup baik utang lancar maupun utang
jangka panjang. Menurut Harahap (2010), rasio ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
= � � × %
E. Rasio Profitabilitas
Menurut Astuti (2004), profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba. Analisis keuntungan biasanya didasarkan pada informasi
yang terdapat dalam laporan laba rugi. Penghitungan rasio keuntungan
menggunakan data dari neraca. Rasio profitabilitas merupakan rasio yang
bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
manajemen dalam melaksanakan operasinya. Efektifitas dapat dilihat dari laba
yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi perusahaan.
Rasio profitabilitas menunjukkan gambaran tentang tingkat efektivitas
pengelolaan perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio ini digunakan sebagai
ukuran apakah pemilik atau pemegang saham dapat memperoleh tingkat
pengembalian yang pantas atas investasinya. Menurut Brigham dan Houston
(2006) ”Profitabilitas adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan
keputusan”.
Menurut Riyanto (2001) Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan
dalam memperoleh laba pada periode tertentu. Sedangkan menurut Moeljadi
(2006), profitabilitas adalah hasil bersih dari sejumlah besar
keputusan-keputusan dan kebijakan manajemen. Rasio ini memberikan jawaban ahkir
tentang efektif tidaknya manajemen perusahaan. Rasio profitabilitas
menunjukkan pengaruh gabungan dari likuiditas, aktiva dan hubungan terhadap
operasi perusahaan.
Brigham dan Houston (2006) menyatakan bahwa perusahaan dengan
tingkat penggembalian yang tinggi atas investasi cenderung akan menggunakan
hutang yang relatif kecil. Dimana dengan tingkat pengembalian yang tinggi
memungkinkan perusahaan untuk membiayai sebagian besar dari kebutuhan
pendanaan yang dihasilkan secara internal. Rasio profitabilitas yang
menunjukkan tingkat keuntungan yang dihasilkan dalam kaitannya dengan
Kasmir (2012) menjelaskan bahwa tujuan dan manfaat penggunaan rasio
profitabilitas bagi perusahaan maupun bagi pihak luar perusahaan yaitu :
1. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam
periode tertentu.
2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun
sekarang.
3. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.
4. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
5. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan
baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
6. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan
dengan modal sendiri.
Menurut Kamaludin (2011) rasio profitabilitas menunjukkan gambaran
tentang tingkat efektivitas pengelolaan perusahaan dalam menghasilkan laba.
Rasio ini sebagai ukuran apakah pemilik atau pemegang saham dapat
memperoleh tingkat pengembalian yang pantas atas investasinya. Ukuran yang
biasa digunakan adalah: Net Profit Margin (NPM), NPM merupakan
perbandingan antara laba bersih dengan volume penjualan. Return On
Investment (ROI), ROI merupakan perbandingan antara laba bersih dengan total aktiva. Return On Equity (ROE), ROE merupakan perbandingan antara
F. Return On Equity (ROE)
Indikator yang digunakan dalam penelitian untuk menjelaskan tingkat
profitabilitas yaitu Return On Equity (ROE). Menurut Sartono (2010), “ROE
mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi
pemegang saham perusahaan”. ROE merupakan pengembalian hasil atau
ekuitas yang jumlahnya dinyatakan sebagai suatu parameter dan diperoleh atas
investasi dalam saham biasa perusahaan untuk suatu periode waktu tertentu.
Perkembangan mengenai ROE merupakan hal yang menarik untuk diikuti oleh
para investor, dimana ROE merupakan salah satu alat utama investor yang
paling sering digunakan dalam menilai suatu saham. ROE menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam memberikan keuntungan bagi pemiliknya. ROE
menunjukkan keberhasilan atau kegagalan pihak manajemen dalam
memaksimumkan tingkat hasil pengembalian investasi pemegang saham dan
menekankan pada hasil pendapatan sehubungan dengan jumlah yang
diinvestasikan.
Menurut Sartono (2010) menyatakan bahwa semakin tinggi ROE maka
semakin tinggi penghasilan yang diterima pemilik perusahaan. Pentingnya
ROE ini membuat para manajer keuangan disuatu perusahaan selalu
mengusahakan tercapainya kinerja terbaik perusahaan khususnya dalam
pemanfaatan modal atau aset perusahaan. Upaya manajemen keuangan dalam
menghasilkan laba membutuhkan ketersedian dana yang cukup untuk membeli
berharga baik untuk kepentingan transaksi maupun untuk menjaga likuiditas
perusahaan. Hutang perusahaan mempengaruhi rasio ini. Rasio ini dapat
dirumuskan dengan :
= ℎ ℎ × %
G. Hubungan Debt to Equity Ratio (DER) dengan Return On Equity (ROE) Menurut Syamsuddin (2009), DER merupakan rasio yang dapat menunjukkan
hubungan antara jumlah pinjaman yang diberikan kreditur dengan jumlah
modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan. Menurut Sartono
(2010), ROE merupakan rasio perbandingan antara laba perusahaan dengan
total modal yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba atau tingkat pengembalian ekuitas.
Menurut Brigham (2006), perusahaan yang memiliki tingkat pengembalian
investasi (profitabilitas) yang tinggi cenderung memiliki hutang dalam jumlah
kecil. Hal ini disebabkan karena jumlah hutang yang kecil tidak mengharuskan
perusahaan membayar biaya hutang dalam jumlah yang besar sehingga tidak
mengurangi laba perusahaan.
Menurut Aini (2013) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa DER
yang terlalu tinggi akan mempunyai dampak buruk terhadap kinerja perusahaan
karena beban bunga yang tinggi sehingga mengurangi keuntungan. Selain itu,
mengalami kebangkrutan. Jadi DER memiliki hubungan yang negatif dengan
ROE. Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti merumuskan hipotesis sebagai
berikut:
Ho1 : DER memiliki hubungan yang negatif dengan ROE
H. Hubungan Debt to Total Asset Ratio (DAR) dengan Return On Equity (ROE)
Menurut Syamsudin (2009) DAR merupakan rasio yang mengukur seberapa
besar aktiva yang dibiayai dengan hutang. Semakin tinggi rasio, maka resiko
yang akan dihadapi perusahaan akan semakin besar. DAR dihitung dengan
membagi total hutang (liability) dengan total aset.
Menurut Kasmir (2010:156) menyatakan bahwa apabila DAR tinggi,
artinya pendanaan dengan utang semakin banyak, maka sulit untuk perusahaan
untuk memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak
mampu menutupi utang-utangnya dengan aktiva yang dimilikinya. Demikian
pula apabila rasionya rendah, semakin kecil perusahaan dibiayai dengan
hutang. Perusahaan yang memiliki jumlah hutang yang relatif tinggi untuk
mendanai aktivanya mengindikasikan bahwa perusahaan harus membayar
biaya bunga yang timbul dalam jumlah yang besar sehingga menyebabkan laba
perusahaan mengalami penurunan. Hal tersebut menyebabkan ROE perusahaan
Jadi, DAR juga memiliki hubungan yang negatif dengan ROE sehingga
peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:
Ho2 : DAR memiliki hubungan yang negatif dengan ROE
I. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang mengkaji mengenai analisis Leverage maupun profitabilitas
antara lain yaitu, Aminatuzzahra (2010) meneliti pengaruh Curret Ratio, Debt
to Equity Ratio, Total Asset Turnover dan Net Profit Margin terhadap ROE pada perusahaan manufaktur di BEI untuk periode tahun 2005-2009. Sampel
penelitian sebanyak 51 perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CR,
DER, TATO dan NPM berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas (ROE). Aulia (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Financial
Leverage Terhadap EPS dan ROE pada perusahaan subsector Telekomunikasi yang Terdaftar di BEI”. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa Financial
Leverage memiliki hubungan yang positif antara EPS dan ROE.
Aini (2013) menganilisis pengaruh Financial Leverage (DER) terhadap
profitabilitas (ROE) pada perusahaan manufaktur di BEI periode 2010-2012.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa DER berpengaruh signifikan negatif
Berikut ini adalah tabel ringkasan penelitian terdahulu:
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
No. Judul/Peneliti (Tahun) Variabel Metode
Analisis Hasil 1. Pengaruh Current Ratio,
Debt to Equity Ratio ,
J. Kerangka Penelitian
Penelitian ini ingin meneliti hubungan antara variabel Debt to Equity Ratio
(DER) dengan profitabilitas (ROE) perusahaan, dan varibel Debt to Total Asset
Ratio (DAR) dengan profitabilitas (ROE) perusahaan. Penelitian ini meneliti hubungan antara variabel sehingga tidak ada perumusan hipotesis karena
kesimpulan yang akan ditarik hanya terbatas pada populasi sasaran. Sehingga
kerangka konseptual dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1: Kerangka Penelitian
Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to Total Asset Ratio (DAR)
Return On Equity
25
BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitan
Jenis penelitian ini merupakan penelitian asosiatif/hubungan. Penelitian
asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara dua variabel atau lebih. (Sugiyono, 2012). Penelitian ini menggunakan
data sekunder. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah
laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode tahun 2012-2014.
B. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk
dipelajari kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2012: 80). Populasi pada
penelitian ini yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2012-2014. Kriteria populasi sasaran yang digunakan
dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
2. Mempublikasikan laporan keuangan secara lengkap.
3. Perusahaan manufaktur yang menggunakan mata uang rupiah.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
dokumentasi. Teknik dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan,
mempelajari, dan menganalisis data sekunder yang berupa laporan keuangan
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2012-2014. Data
diperoleh dari website resmi BEI (www.idx.co.id).
D. Definisi Operasional Variabel 1. Profitabilitas
Profitabilitas menurut Riyanto (2001) adalah kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba selama periode tertentu. Profitabilitas suatu perusahaan
diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan
aktivanya secara periodik. Dengan demikian profitabilitas suatu perusahaan
dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh dengan
jumlah modal perusahaan tersebut. Profitabilitas diukur dengan
menggunakan Return On Equity (ROE). ROE dihitung dengan membagi
laba bersih setelah pajak dengan total modal. ROE merupakan
pengembalian hasil atas ekuitas yang jumlahnya dinyatakan sebagai suatu
parameter dan diperoleh atas investasi dalam saham biasa perusahaan untuk
2. Debt to Equity Ratio (DER)
Pada penelitian ini, salah satu variabel yang digunakan untuk mewakili
financial leverage adalah DER. Salah satu rasio yang diperhatikan oleh investor adalah DER, karena dapat menunjukkan komposisi pendanaan
dalam membiayai, aktivitas operasional perusahaan atau memanfaatkan
hutang-hutangnya. DER dihitung dengan membagi total hutang dengan
total modal. Menurut Harahap (2010:303), DER menggambarkan sampai
sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutang-hutang kepada pihak
luar. Semakin kecil rasio ini semakin baik. Untuk keamanan pihak luar
rasio terbaik jika modal lebih besar daripada jumlah hutang atau minimal
sama.
3. Debt to Total Asset Ratio (DAR)
Variabel lain yang digunakan mewakili financial leverage adalah DAR.
DAR dihitung dengan membagi total hutang dengan total aset. Menurut
Harahap (2010), DAR merupakan rasio yang menunjukkan sejauh mana
hutang dapat ditutupi oleh aktiva. Bisa juga dibaca beberapa porsi hutang
dibandingkan dengan aktiva perusahaan. Rasio ini digunakan untuk
E. Teknis Analisis Data
Dalam penelitian ini, teknik pengolahan dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Mengumpulkan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2012-2014. Mengumpulkan data untuk profitabilitas yang diukur dengan
Return On Equity (ROE), yaitu laba bersih setelah pajak dan modal sendiri. Mengumpulkan data untuk Debt to Equity Ratio (DER) yaitu total hutang
dan total modal. Terakhir mengumpulkan data untuk Debt to Total Asset
Ratio (DAR) yaitu total hutang dan total aktiva.
2. Menghitung Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), dan Debt
to Total Asset Ratio (DAR)
a. Menghitung profitabilias (ROE)
Profitabilitas diukur menggunakan nilai Return On Equity (ROE),
dengan rumus :
= ℎ ℎ × %
b. Debt to Equity Ratio dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
c. Menghitung Debt to Total Asset Ratio (DAR)
Debt to Total Asset Ratio (DAR) dirumuskan dengan :
= � � × %
3. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah metode yang menggambarkan sifat-sifat data.
Statistik deskriptif ini berupa kegiatan pengumpulan data, penyusunan data
dan penyajian data dalam bentuk tabel, grafik-grafik maupun
diagram-diagram (Boedijoewono, 2012:11). Sedangkan menurut Sugiyono (2001),
statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan
yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
4. Mengklasifikasikan Data
Menurut Boedijoewono (2012), klasifikasi data berarti memisahkan
sifat-sifat dari data yang heterogen ke dalam kelompok-kelompok yang
homogen, sehingga sifat-sifat data yang menonjol mudah dilihat.
Mengklasifikasikan data bertujuan supaya ukuran data menjadi kategori.
Metode untuk mengklasifikasikan data menggunakan metode seriation
secara berkelompok. Metode ini digunakan untuk menyusun data dalam
kelompok-kelompok berdasarkan kelas interval tertentu sehingga dapat
mengelompokkan data menjadi beberapa bagian apakah menjadi 2 bagian
ataukah lebih (Boedijoewono, 2012 : 35-36). Dalam penelitian ini,
pembagian kelompok-kelompok pada kelas kategori dibagi menjadi 4
bagian yang sama (Boedijoewono, 2012 : 117-118).
a. Mengklasifikasikan Data Profitabilitas (ROE)
Profitabilitas diukur menggunakan nilai Return On Equity (ROE).
Ukuran ROE berskala rasio kemudian diubah menjadi data ordinal.
Skala ordinal mencakup ciri-ciri skala nominal ditambah suatu urutan.
Pemakaian skala ordinal mengungkapkan suatu pernyataan mengenai
“lebih daripada” atau “kurang daripada” tanpa menyatakan berapa lebih
besarnya atau kurang. Jadi, selisih sebenarnya antara urut 1 dan 2 dapat
saja lebih atau kurang daripada selisih antara urut 2 dan 3 (Cooper dan
William, 1995). Jadi dalam mengklasifikasikan data ROE peneliti
membuat 4 urut tingkatan ROE menjadi sangat rendah, rendah, tinggi,
dan sangat tinggi. Pembagian urutan tersebut mengunakan batas-batas
pada nilai-nilai kuartil 1, kuarti 2, dan kuartil 3 sehingga pembagian
urutannya menjadi sebagai berikut:
Sangat rendah (1) : X ≤ k1
Rendah (2) : k1 > X ≤ k2
Tinggi (3) : k2 > X ≤ k3
b. Mengklasifikasikan Data Debt to Equity Ratio (DER)
Data DER merupakan data yang berskala rasio kemudian diubah
menjadi data ordinal. Jadi dalam mengklasifikasikan data DER peneliti
membuat 4 urut tingkatan DER menjadi sangat rendah, rendah, tinggi,
dan sangat tinggi. Pembagian urutan tersebut mengunakan batas-batas
pada nilai-nilai kuartil 1, kuarti 2, dan kuartil 3 sehingga pembagian
urutannya menjadi sebagai berikut:
Sangat rendah (1) : X ≤ k1
Rendah (2) : k1 > X ≤ k2
Tinggi (3) : k2 > X ≤ k3
Sangat tinggi (4) : k3 > X
c. Mengklasifikasikan Data Debt to Total Asset Ratio (DAR)
Data DAR merupakan data yang berskala rasio kemudian diubah
menjadi data ordinal. Jadi dalam mengklasifikasikan data DAR peneliti
membuat 4 urut tingkatan DAR menjadi sangat rendah, rendah, tinggi,
dan sangat tinggi. Pembagian urutan tersebut mengunakan batas-batas
pada nilai-nilai kuartil 1, kuarti 2, dan kuartil 3 sehingga pembagian
urutannya menjadi sebagai berikut:
Sangat rendah (1) : X ≤ k1
Rendah (2) : k1 > X ≤ k2
Tinggi (3) : k2 > X ≤ k3
5. Melakukan Analisis Tabulasi Silang (Crosstabs)
Analisis tabulasi silang (crosstabs) menyajikan data dalam bentuk tabulasi
yang meliputi baris dan kolom. Data untuk penyajian crosstabs adalah data
berskala nominal atau kategori (Ghozali, 2011). Jadi analisis crosstabs
merupakan suatu bentuk analisis deskriptif yang dipergunakan untuk
mengetahui korelasi antar variabel dimana hasil tabulasi yang dilakukan
disajikan ke dalam bentuk tabel.
6. Menguji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan karena akan dicari ada atau tidak ada hubungan
korelasi antar variabel. Dasar pengambilan keputusan berdasarkan
probabilitas.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menguji hipotesis adalah sebagai
berikut:
a. Merumuskan hipotesis
Ho1 = DER memiliki hubungan yang negatif dengan ROE
Ho2 = DAR memiliki hubungan yang negatif dengan ROE
b. Menguji probabilitas signifikansi
Penentuan tingkat signifikan yaitu 5% atau keyakinan 95%, sehingga:
1) Jika probabilitas > 0,05, maka DER tidak memiliki hubungan
dengan ROE.
2) Jika probabilitas < 0,05, maka DER memiliki hubungan dengan
3) Jika probabilitas > 0,05, maka DAR tidak memiliki hubungan
dengan ROE.
4) Jika probabilitas < 0,05, maka DAR memiliki hubungan dengan
ROE.
c. Mengambil keputusan
Keputusan diambil berdasarkan nilai Spearman Correlation pada tabel
Symmetric Measures. Nilai Spearman’s rho digunakan untuk melihat hubungan untuk data peringkat (Cooper dan William, 1995). Menurut
Sugiyono (2001) pedoman untuk melihat interpretasi hubungan antar
variabel adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Pedoman Interpretasi Hubungan antar Variabel Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat lemah
0,20 – 0,399 Lemah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,00 Sangat kuat
Adapun langkah-langkah untuk mengambil keputusan adalah sebagai
berikut:
1) Jika nilai Spearman Correlation positif (+), maka Ho1 ditolak.
3) Jika nilai Spearman Correlation positif (+), maka Ho2 ditolak.
4) Jika nilai Spearman Correlation positif (-), maka Ho2 diterima.
d. Menarik kesimpulan
Penarikan kesimpulan dilakukan sebagai berikut:
1) Jika Ho1 diterima, maka DER tmemiliki hubungan negatif dengan
ROE.
2) Jika Ho1 ditolak, maka DER tidak memiliki hubungan negatif
dengan ROE.
3) Jika Ho2 diterima, maka DAR memiliki hubungan negatif dengan
ROE.
4) Jika Ho2 ditolak, maka DAR tidak memiliki hubungan negatif
dengan ROE.
Untuk melihat tingkat hubungan antar variabel dapat dilihat pada tabel
35
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data laporan keuangan
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
2012-2014. Subjek penelitian adalah seluruh perusahaan manufaktur go public yang terdaftar
di BEI. Sedangkan objek penelitian ini adalah laporan keuangan yang diungkapkan
oleh perusahaan manufaktur yang dapat diunduh pada website BEI. Populasi sasaran
pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2012,
2013, dan 2014. Kriteria populasi sasaran dapat dijelaskan dengan tabel berikut:
Tabel 4.1 Kriteria Pemilihan Populasi Sasaran
Kriteria Populasi Sasaran Jumlah
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama perode 2012-2014 128
Perusahaan manufaktur yang delisting (8)
Perusahaan manufaktur yang ridak secara berturut-turut melaporkan
laporan keuangan selama periode 2012-2014
(33)
Perusahaan manufaktur yang menggunakan mata uang US $ (20)
Perusahaan manufaktur yang tidak mendapatkan laba bersih selama
periode 2012-2014
(22)
Berdasarkan kriteria yang ditentukan oleh penulis, terdapat 45 perusahaan
manufaktur yang memiliki data sesuai dengan kebutuhan penelitian. Kode dan nama
perusahaan yang menjadi populasi sasaran penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2 Populasi Sasaran Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun
2012-2014
No. Kode Emiten Nama Emiten
1 ADES Akasha Wira International Tbk 2 ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk 3 AMFG Ashahimas Flat Glass Tbk
4 APLI Astapiast Industries Tbk 5 ASII Astra Internasional Tbk 6 AUTO Astra Otoparts Tbk
7 BTON Betonjaya Manunggal Tvk 8 BUDI Budi Starch & Sweerener Tbk 9 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 10 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 11 DLTA Delta Djakarta Tbk
12 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk 13 GGRM Gudang Garam Tbk
14 GJTL Gajah Tunggal Tbk
15 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 16 IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk 17 INAI Indal Aluminium Industry Tbk 18 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 19 INDS Indospring Tbk
20 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk 21 JECC Jembo Cable Company Tbk 22 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk 23 KAEF Kimia Farma Tbk
Tabel 4.2 Populasi Sasaran Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2012-2014 (lanjutan)
No. Kode Emiten Nama Emiten
27 KLBF Kalbe Farma Tbk 28 LION Lion Metal Works Tbk 29 LMSH Lionmesh Prima Tbk 30 MERK Merck Tbk
31 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 32 MYOR Mayora Indah Tbk
38 SMBC Holcim Indonesia Tbk 39 SMGR Semen Gresik Tbk 40 SMSM Selamat Sempurna Tbk 41 TCID Mandom Indonesia Tbk 42 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk 43 TRST Trias Sentosa Tbk
44 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk 45 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk
38
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Pengumpulan Data
Data mengenai profitabilitas perusahaan manufaktur yang diukur dengan ROE
berupa laba bersih setelah pajak dan total modal dapat dilihat pada lampiran II. Data
mengenai DER perusahaan berupa total hutang dan total modal dapat dilihat pada
lampiran III. Dan data mengenai DAR perusahaan berupa total hutang dan total
aktiva dapat dilihat pada lampiran IV.
1. Penghitungan ROE Perusahaan
ROE dihitung dengan menggunakan rumus:
= ℎ ℎ × %
ROE ADES 2012 = Rp 83.376.000.000,00 / Rp 209.122.000.000,00 = 0,399
ROE ALMI 2012 = Rp13.949.141.063,00 / Rp 587.883.021.026,00 = 0,024
Hasil penghitungan ROE lengkap dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 5.1 Penghitungan ROE Perusahaan Manufaktur
Tabel 5.1 Penghitungan ROE Perusahaan Manufaktur (lanjutan)
Sumber : data sekunder yang diolah, 2016
2. Penghitungan DER Perusahaan
DER dihitung dengan menggunakan rumus:
� = � � × %
DER ADES 2012 = Rp 179.972.000.000,00 / Rp 209.122.000.000,00 = 0,861
DER ALMI 2012 = Rp1.293.685.492.896,00 / Rp 587.883.021.026,00 = 2,201
Tabel di bawah ini merupakan hasil penghitungan lengkap DER perusahaan:
Tabel 5.2 Penghitungan DER Perusahaan
Tabel 5.2 Penghitungan DER Perusahaan (lanjutan)
Sumber : data sekunder yang diolah, 2016
3. Penghitungan DAR Perusahaan
DAR dihitung dengan menggunakan rumus:
= � � × %
DAR ADES 2012 = Rp 179.972.000.000,00 / Rp 389.094.000.000,00 = 0,463
DAR ALMI 2012 = Rp 1.293.685.492.896,00 / Rp 1.881.568.513.922,00 = 0,688
Tabel di bawah ini merupakan penghitungan lengkap DAR perusahaan:
Tabel 5.3 Perhitungan DAR Perusahaan
Tabel 5.3 Perhitungan DAR Perusahaan (lanjutan)
Sumber : data sekunder yang diolah, 2016
B. Statistik Deskriptif
Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan program IBM SPSS Statistics 23.
Hasil statistik deskriptif variabel profitabilitas (ROE), Debt to Equity Ratio (DER),
dan Debt to Total Aset Ratio (DAR) dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Return on Equity (ROE)
Tabel di bawah ini merupakan hasil statistik deskriptif variabel ROE.
Tabel 5.4 Statistik Deskriptif ROE
N Valid 135
Std. Error of Skewness ,209
Kurtosis 24,056
Std. Error of Kurtosis ,414
Range 1,434
Minimum ,001
Maximum 1,435
Sum 22,836
Sumber : data sekunder yang diolah, 2016
dari 135 data adalah 0,169 dengan standar deviasi sebesar 0,201. Nilai standar
deviasi dan variance yang mendekati nol menunjukkan data ROE memiliki
sebaran data yang kecil karena datanya bersifat homogen. Nilai range
merupakan selisih antara nilai maksimum dengan nilai minimum yaitu sebesar
1,434 dan nilai sum merupakan penjumlahan dari 135 data ROE yaitu sebesar
22,836. Rasio skewness dan rasio kurtosis dapat dijadikan petunjuk apakah
suatu data berdistribusi normal atau tidak. Rasio skewness adalah nilai skewness
dibagi dengan standard error skewness, sedangkan rasio kurtosis adalah nilai
kutosis dibagi dengan standard error kurtosis. Sebagai pedoman, bila rasio
skewness dan kurtosis berada di antara -2 hingga +2, maka distribusi data adalah normal (Mudrajad, 2007:41). Terlihat bahwa rasio skewness= 4,4/0,2= 22,
sedangkan rasio kurtosis= 24/0,4= 60. Dengan kata lain baik rasio skewness
maupun rasio kurtosis berada di luar rentang antara -2 dan +2. Maka dapat
disimpulkan bahwa data ROE perusahaan manufaktur periode tahun 2012-2014
tidak terdistribusi normal.
Berdasarkan output pada tabel 5.4 diperoleh informasi bahwa perusahaan
yang memiliki tingkat ROE paling rendah adalah PT Nusantara Inti Corpora
Tbk (UNIT) sebesar 0,001 pada tahun 2012. UNIT merupakan perusahaan
manufaktur yang berada pada subsektor tekstil dan garmen. Nilai ROE 0,001
atau 0,1% mempunyai arti bahwa setiap Rp 100 modal perusahaan memiliki
kemampuan menghasilkan laba sebesar Rp 0,1. Nilai ROE UNIT paling tinggi
menjadi 0,002. Nilai ROE UNIT yang sangat rendah berarti kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba kecil sehingga tingkat pengembalian
modal kepada pemilik modal juga rendah. Perolehan laba yang kecil tersebut
disebabkan oleh pembayaran biaya-biaya di luar usaha yang cukup besar seperti
biaya bunga dan administrasi bank. Dilihat dari tabel 5.1
perusahaan-perusahaan yang berada pada sub sektor tekstil dan garmen juga memiliki
perolehan nilai ROE yang rendah dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan
pada sub sektor yang lain.
Perusahaan yang memperoleh nilai ROE paling tinggi yaitu PT Multi
Bintang Indonesia Tbk (MLBI) sebesar 1,435 pada tahun 2014. MLBI
merupakan perusahaan manufaktur pada sub sektor makanan dan minuman.
Nilai ROE 1,435 atau 143,5% memiliki arti bahwa setiap Rp 100 modal
perusahaan memiliki kemampuan menghasilkan laba sebesar Rp 143. Dilihat
dari data yang diperoleh nilai ROE MLBI selalu tinggi, yakni pada tahun 2012
sebesar 1,375 dan pada tahun 2013 menurun menjadi 1,186. Nilai ROE
perusahaan yang tinggi menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba tinggi sehingga tingkat pengembalian kepada pemilik modal
juga tinggi. Perolehan laba yang tinggi disebabkan oleh pendapatan perusahaan
yang jauh lebih besar dibandingkan dengan biaya-biaya yang dibayarkan.
Biaya-biaya yang harus jauh lebih sedikit dibandingkan dengan pendapatannya.
Jika dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan pada sub sektor makanan
Gambaran umum mengenai perolehan nilai ROE perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI periode tahun 2012-2014 dapat dilihat melalui gambar
histogram berikut ini:
Gambar 5.1 Histogram Data ROE
Sumber : data sekunder yang diolah, 2016
Berdasarkan gambar 5.1, dapat dilihat nilai ROE pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2012-2014 kebanyakan lebih
kecil dari 1 yaitu sebanyak 132 data atau 97,8% dari total data. Nilai ROE yang
berada di atas 1 hanya terdapat 3 data atau 2,2% dari total data. Dari data
tersebut dapat diketahui bahwa kebanyakan perusahaan manufaktur cenderung