PENGETAHUAN IBU USIA MENOPAUSE TENTANG
AKTIFITAS SEKSUAL PADA USIA MENOPAUSE DI
KELURAHAN PANGKALAN MASYHUR KECAMATAN
MEDAN JOHOR
TAHUN 2009
AGUSTINI MAGDALENA GEA
NIM : 085102034
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Johor.
Nama Mahasiswa : Agustini Magdalena Gea
NIM : 085102034
Program Studi : D-IV Bidan Pendidik
Pembimbing Penguji
……….. ……….Penguji I
(dr. Ichwanul Adenin,SpOG) (Setiawan S, SKep, MNS) NIP. 140 185 190 NIP.
………Penguji II (Nur Asnah Sitohang,SKep,MKep)
NIP.132 799 872
………...Penguji III (dr. Ichwanul Adenin,SpOG)
NIP.140 185 190
Program D-IV Bidan Pendidik telah menyetujui Karya Tulis Ilmiah ini sebagai bagian dari persyaratan kelulusan untuk Sarjana Sains Terapan untuk D-IV Bidan Pendidik
……… ……… (Nur Asnah Sitohang,SKep, MKep) (dr. Murniati Manik,MSc,SpKK) NIP.132 799 872 NIP.130 810 201
Koordinator Karya Tulis Ilmiah Ketua Pelaksana
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2009
Agustini Magdalena Gea
Pengetahuan Ibu Usia Menopause Tentang Aktifitas Seksual pada Usia Menopause Di Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor
viii+ 33 hal + 1 skema + 2 tabel + 9 lampiran
ABSTRAK
Aktifitas hubungan seksual di usia menopause tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh perubahan yang terjadi akibat penurunan fungsi reproduksi tetapi juga dipengaruhi oleh kurangnya informasi dan pengetahuan tentang fungsi seksual di usia menopause yang sebenarnya dapat diperoleh melalui program pelayanan kesehatan reproduksi lansia di fasilitas kesehatan. Kurangnya pengetahuan tentang penurunan fungsi reproduksi dan fungsi seksual di usia menopause mengakibatkan timbulnya gangguan biopsikososial yang akan mempengaruhi kinerja wanita di usia menopause dan juga mengakibatkan terganggunya hubungan suami istri. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik ibu usia menopause yaitu data demografi dan sumber informasi serta tingkat pengetahuan ibu usia menopause tentang aktifitas seksual pada usia menopause Di Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor . Desain pada penelitian ini adalah deskriptif dengan besar sampel 103 dan metode pengambilan sampel penelitian secara random sampling dengan teknik simple random sampling. Penelitian ini dilakukan September 2008 - Juni 2009.Instrumen penelitian ini berupa kuesioner yang meliputi data karakteristik yaitu data demografi dan sumber informasi serta 30 pertanyaan pengetahuan tentang aktifitas seksual pada usia menopause. Berdasrkan hasil penelitian diperoleh kategori pengetahuan kurang 33 orang (32,0%), kategori pengetahuan cukup 46 orang (44,7%), kategori pengetahuan baik 24 orang (23,3%). Dari hasil penelitian diharapkan ada penelitian lanjutan tentang aktifitas seksual ibu di usia menopause dengan variable yang berbeda.
Kata kunci : Pengetahuan, Aktifitas seksual, Usia menopause
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
kasih dan karunianya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul
“ Pengetahuan Ibu Usia Menopause Tentang Aktifitas Seksual Pada Usia Menopause di
Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor Tahun 2009”.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk melengkapi tugas dan memenuhi
salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kedokteran Program
D-IV Bidan Pendidik tahun ajaran 2008/2009.
Dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini banyak bantuan dari berbagai pihak
yang telah memberikan bantuan, baik bantuan moril maupun materiil. Untuk itu pada
kesempatan yang berharga ini penulis sepatutnya mengucapkan terimakasih kepada
yang terhormat :
1. Prof.Gontar Alamsyah Siregar, SpPD-KGEH, selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis mengikuti pendidikan di program D-IV Bidan
Pendidik.
2. Prof.dr. Guslihan Dasa Tjipta Sp.A(K) selaku Ketua Departemen Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
3. Dr. Murniati Manik, MSc, Sp.KK selaku Ketua Program D-IV Bidan Pendidik
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
4. Dr. Ichwanul Adenin, SpOG, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
memberikan bimbingan, arahan dan masukan dalam penyusunan Karya Tulis
dan bimbingan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini
6. Nur Asnah Sitohang, SKep, MKep, selaku dosen penguji II yang telah
memberikan masukan dan bimbingan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini
7. Bapak Lurah Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor yang telah
memberikan izin kepada saya untuk melakukan penelitian di daerah Kelurahan
Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor.
8. Bapak, Ibu , kakak dan adik-adik ku tersayang, yang telah memberikan motivasi
baik moril maupun materil serta doa restunya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini
9. Semua teman-teman seangkatan tahun ajaran 2008/2009 yang telah memberikan
dukungan dan persahabatan selama ini, terimakasih buat semua orang yang
belum penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini belum sempurna,
untuk itu penulis mengaharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan Karya Tulis
Ilmiah ini.
Semoga penelitian ini bermanfaat bagi kita semua
Medan, Juni 2009
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR SKEMA... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
1. Tujuan Umum ... 4
2. Tujuan Khusus ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6
A. Pengetahuan ... 6
1. Pengertian ... 6
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 6
B. Ibu Usia Menopause ... 7
C. Perubahan yang Terjadi Dalam Aktifitas Seksual di Usia Menopause ... 9
D. Penyebab Perubahan Aktifitas Seksual di Usia Menopause ... 10
E. Mengatasi Penyebab Perubahan Aktifitas Seksual Di Usia Menopause ... 12
BAB IV METODE PENELITIAN ... 20
A. Desain Penelitian ... 20
B. Populasi dan Sampel ... 20
1. Populasi ... 20
2. Sampel ... 20
C. Tempat Penelitian ... 21
D. Waktu Penelitian……….. 21
E. Pertimbangan Etik Penelitian ... 22
F. Instrumen Penelitian ... 22
1. Kuesioner Penelitian ... 22
2. Validitas dan Reliabilitas ... 23
G. Prosedur Pengumpulan Data ... 25
H. Analisa Data ... 26
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 27
A. Hasil Penelitian ... 27
1. Karakteristik Responden ... 27
2. Pengetahuan Ibu Usia Menopause Tentang Aktifitas Seksual di Usia Menopause ... 28
B. Pembahasan ... 29
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 32
A. Kesimpulan ... 32
B. Saran ... 33
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Data Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan demografi dan sumber informasi di Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor Januari-Maret
2009……….27
DAFTAR SKEMA
Halaman
Skema 1. Kerangka Konsep Penelitian Pengetahuan Ibu Usia Menopause
DAFTAR LAMPIRAN
1. Master Tabel Penelitian
2. Frekuensi tabel pengetahuan
3. Kuesioner Penelitian
4. Lembar validitas kuesioner
5. Reliabilitas Kuesioner
6. Surat Izin Penelitian dari D IV Bidan Pendidik
7. Surat Balasan Penelitian dari Kelurahan Pangkalan Masyhur
8. Lembar Konsultasi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2009
Agustini Magdalena Gea
Pengetahuan Ibu Usia Menopause Tentang Aktifitas Seksual pada Usia Menopause Di Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor
viii+ 33 hal + 1 skema + 2 tabel + 9 lampiran
ABSTRAK
Aktifitas hubungan seksual di usia menopause tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh perubahan yang terjadi akibat penurunan fungsi reproduksi tetapi juga dipengaruhi oleh kurangnya informasi dan pengetahuan tentang fungsi seksual di usia menopause yang sebenarnya dapat diperoleh melalui program pelayanan kesehatan reproduksi lansia di fasilitas kesehatan. Kurangnya pengetahuan tentang penurunan fungsi reproduksi dan fungsi seksual di usia menopause mengakibatkan timbulnya gangguan biopsikososial yang akan mempengaruhi kinerja wanita di usia menopause dan juga mengakibatkan terganggunya hubungan suami istri. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik ibu usia menopause yaitu data demografi dan sumber informasi serta tingkat pengetahuan ibu usia menopause tentang aktifitas seksual pada usia menopause Di Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor . Desain pada penelitian ini adalah deskriptif dengan besar sampel 103 dan metode pengambilan sampel penelitian secara random sampling dengan teknik simple random sampling. Penelitian ini dilakukan September 2008 - Juni 2009.Instrumen penelitian ini berupa kuesioner yang meliputi data karakteristik yaitu data demografi dan sumber informasi serta 30 pertanyaan pengetahuan tentang aktifitas seksual pada usia menopause. Berdasrkan hasil penelitian diperoleh kategori pengetahuan kurang 33 orang (32,0%), kategori pengetahuan cukup 46 orang (44,7%), kategori pengetahuan baik 24 orang (23,3%). Dari hasil penelitian diharapkan ada penelitian lanjutan tentang aktifitas seksual ibu di usia menopause dengan variable yang berbeda.
Kata kunci : Pengetahuan, Aktifitas seksual, Usia menopause
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Masa menopause bukanlah merupakan peristiwa yang terjadi secara mendadak tetapi
merupakan proses yang berlangsung lama bahkan pada beberapa orang dapat
berlangsung selama sepuluh tahun dari fase perimenopause. Masa berhentinya
menstruasi secara total pada perempuan adalah saat berusia 50 tahun (dengan rentang 40
dan 58 tahun) dalam proses fisiologis dikenal dengan menopause (Irawati, 2006).
Saat menghadapi masa menopause seorang wanita tidak hanya diperhadapkan pada
masalah penurunan fungsi alat reproduksi saja tetapi juga diperhadapkan pada asumsi
dan sikap masyarakat bahwa usia menopause adalah usia yang menyedihkan, kehilangan
kecantikan, kulit keriput, dan libido berkurang. Hal ini dapat menyebabkan trauma
psikis, depresi, cemas, dan mudah tersinggung. Terlebih lagi jika pada usia itu
bersamaan dengan makin dewasanya anak-anak yang menyebabkan mereka tidak lagi
bergantung pada ibunya yang menyebabkan si ibu merasa tidak diperlukan lagi baik oleh
anak maupun suaminya (Tagliaferri dkk, 2006).
Usia menopause adalah usia bagi seorang wanita untuk bebas
beraktifitas dalam berbagai aspek kehidupannya, akan tetapi hal tersebut
penurunan fungsi reproduksi dan fungsi seksual yang berdampak pada
perubahan aktifitas seksual dan kualitas kehidupan seorang wanita
(Martaadisoebrata dkk, 2005)
Perubahan aktifitas seksual di usia menopause tidak hanya dipengaruhi oleh
perubahan yang terjadi akibat penurunan fungsi reproduksi tetapi juga
dipengaruhi oleh kurangnya informasi dan pengetahuan tentang dampak
penurunan fungsi reproduksi terhadap penurunan respon seksual di usia
menopause yang sebenarnya dapat diperoleh melalui program pelayanan
kesehatan reproduksi lansia di fasilitas kesehatan (Varney, 2004).
Masalah yang muncul sebagai akibat dari kurangnya pengetahuan tentang
penurunan fungsi reproduksi dan fungsi seksual di usia menopause adalah
gangguan biopsikososial yang akan mempengaruhi kinerja wanita di usia
menopause dan juga mengakibatkan terganggunya hubungan suami istri
(Martaadisoebrata, dkk, 2005)
Pelayanan kesehatan reproduksi adalah suatu pelayanan yang mampu
memberikan informasi, konseling dan terapi personal bagi setiap wanita yang
memasuki masa menopause. Pelayanan kesehatan ini dilakukan secara holistik
dan komprehensif tanpa mengabaikan masalah significant yang mempengaruhi
kehidupan wanita seperti : status kesehatan, status perkawinan, adat istiadat,
pengalaman di masa lalu, dan sebagainya ( Varney dkk, 2004).
Penurunan fungsi reproduksi di usia menopause akan memberikan dampak
online pada tahun 2005 oleh situs kesrepro info diperoleh data sekitar 60%
wanita usia menopause tidak mengalami perubahan dalam aktifitas seksualnya,
sedangkan 20% lainnya mengalami penurunan aktifitas seksual dan 20%
lainnya mengalami peningkatan aktifitas seksual (Irawati, 2006).
Jumlah wanita usia menopause pada tahun 2000 mencapai 15,5 juta jiwa
atau sekitar 7,6% dari keseluruhan jumlah total penduduk di Indonesia dan
jumlah ini diperkirakan akan bertambah dari tahun ke tahun, meskipun
demikian namun pelayanan kesehatan reproduksi yang sangat dibutuhkan di
usia menopause belum cukup memadai (Rambulangi, 2005)
Di Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor tahun 2007
terdapat 140 orang wanita usia menopause yang masih bersuami (sumber : data
demografi kelurahan pangkalan masyhur tahun 2007), dan hanya sekitar 25%
yang pernah mengunjungi fasilitas kesehatan untuk berkonsultasi seputar
masalah kesehatan reproduksinya (sumber: data studi pendahuluan) Dari data
konsultasi tersebut diperoleh gambaran bahwa ibu-ibu usia menopause di
daerah ini memilih untuk menjarangkan aktifitas hubungan seksualnya, tetapi
ada juga yang menjalani aktifitas hubungan seksual seperti biasanya meskipun
merasakan ketidaknyamanan saat berhubungan seksual.
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti merasa tertarik untuk mengetahui
tingkat pengetahuan ibu usia menopause tentang aktifitas seksual di usia menopause
yang kemungkinan berdampak pada perubahan pola aktifitas seksualnya di usia
B.Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Pengetahuan Ibu
Menopause Tentang Aktifitas Hubungan Seksual Pada Usia Menopause Di Kelurahan
Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor.
C.Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu usia menopause tentang aktifitas
hubungan seksual pada usia menopause.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui karakteristik data demografi responden dan sumber
informasi
b. Untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu usia menopause tentang aktifitas
hubungan seksual pada usia menopause yang meliputi perubahan aktifitas
hubungan seksual di usia menopause, penyebab perubahan aktifitas hubungan
seksual di usia menopause, dan mengatasi penyebab perubahan aktifitas
D.Manfaat Penelitian
1. Bagi wanita usia menopause
Sebagai sumber informasi dan bahan masukan bagi ibu-ibu usia menopause agar
lebih mengetahui penyebab terganggunya aktifitas seksual dan cara
menanggulanginya
2. Bagi Penelitian Kebidanan.
Sebagai acuan untuk pengembangan penelitian lebih lanjut mengenai aktifitas
seksual di usia menopause dan menambah referensi dalam bidang kesehatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Pengetahuan
1. Pengertian
Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu yaitu melalui penginderaan yaitu : penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Pengetahuan tersebut tercakup dalam enam
tingkatan kognitif yaitu mengetahui materi yang telah dipelajari sebelumnya,
memahami materi dan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, mampu
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang nyata, mampu
menjabarkan materi atau objek, mampu menghubungkan bagian-bagian objek dalam
bentuk keseluruhan dan membentuk suatu rumus atau formula baru, mampu menilai
materi atau objek berdasarkan kriteria-kriteria yang ditentukan sendiri atau kriteria yang
telah ada.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Menurut Notoadmojo (2003), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
adalah :
a. Pendidikan
Pendidikan dalam arti formal adalah suatu proses penyampaian bahan atau
perubahan tingkah laku. Beberapa hasil penelitian mengenai pengaruh
pendidikan terhadap perkembangan pribadi orang, bahwa pada umumnya
pendidikan itu mempertinggi taraf intelegensi seseorang.
b. Usia
Usia sangat mempengaruhi perkembangan seseorang didalam memahami
sesuatu. Menurut penelitian ilmu psikologi intelegensi seseorang berkembang
sesuai dengan pertambahan usia.
c. Sumber Informasi
Sumber informasi adalah data yang diproses ke dalam suatu bentuk yang
mempunyai nilai nyata. Salah satu factor yang mempengaruhi pengetahuan
adalah lingkungan. Yang dimaksud dengan lingkungan adalah segala sesuatu
yang berada disekitar manusia serta pengaruh-pengaruh luas yang mempengaruhi
perkembangan manusia. Menurut berbagai penelitian, lingkungan akan
membentuk kepribadian seseorang dimana lingkungan yang banyak
menyediakan informasi akan menambah pengetahuan seseorang (Notoatmojo,
2003).
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang
menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden
(Notoatmojo, 2003).
B.Ibu Usia Menopause
Periode kehidupan wanita dibagi dalam lima kurun waktu yaitu : masa intrauterine,
masa bayi dan prapubertas, masa pubertas, masa reproduksi, masa pasca reproduksi
Beberapa pengertian tentang menopause:
1 Menurut International Menopause Society (IMS), pada 1999 menyampaikan
rekomendasi berdasarkan definisi WHO (1996):
a. Menopause alamiah (Natural Menopause) adalah berhentinya menstruasi
secara permanen sebagai akibat hilangnya aktivitas ovarium. Menopause
alamiah ini dikenal bila terjadi amenore selama 12 bulan berturut-turut tanpa
ditemukan penyebab patologi atau fisiologi yang jelas.
b. Induced Menopause adalah berhentinya menstruasi sebagai akibat dari operasi
pengangkatan kedua ovarium, tanpa atau dengan histerektomi atau ablasi
iatrogenik fungsi ovarium karena kemoterapi atau radiasi.
c. Menopause preamatur adalah menopause yang terjadi pada usia dibawah 40
tahun (Martaadisoebrata, dkk, 2005)
Menopause dimulai dengan menurunnya fungsi alat reproduksi dan organ
pertama yang terkena adalah ovarium, berupa perubahan struktur dan fungsinya.
Menjelang menopause terjadi perubahan hubungan hormon ovarium (terdiri atas steroid
dan peptide) dan hipofise (FSH dan LH) yang terbaik, dimana hormon ovarium menurun
dan hipofise meninggi.
Turunnya kadar hormon steroid, terutama estrogen, bukan saja mengubah pola haid,
tetapi mempunyai dampak terhadap kesehatan umum, seperti kulit keriput, vagina kering
yang menyebabkan dispaurenia, palpitasi migren, hot flusehes, dan insomnia. Semuanya
ini dikenal sebagai Sindrom Klimakterik, dapat mempengaruhi kondisi psikis mental,
prestasi, dan kinerja perempuan, serta kehidupan sosialnya (Rambulangi, 2005)
Dari sudut pandang antropologi, seperti halnya menstruasi dan kelahiran menopause
kepercayaan, harapan, kebiasaan masyarakat dan dipandang sebagai hal yang tabu untuk
dibicarakan. Harapan dan kepercayaan ini membentuk streotipe menopause, yang
berbeda antar masyarakat dari berbagai bangsa. Juga tergantung pada makna dana
dampak sosial dari perempuan yang sudah tidak fertil atau tidak menstruasi lagi.
Sejak lama sudah diketahui bahwa streotipe menopause klasik adalah perempuan
tampak sedih, agak gemuk, rambut mulai beruban, kulit mengkerut, fisik dan pribadi
tidak menarik lagi, serta tidak ada lagi yang diharapkan dari pribadi tersebut.
(Martaadisoebrata, dkk, 2005).
C. Perubahan yang terjadi dalam aktifitas hubungan seksual di usia menopause
Salah satu sisi kehidupan setiap manusia yang tidak mungkin bisa dipungkiri adalah
kehidupan seksual. Seks adalah manusiawi, karena dibutuhkan untuk kelangsungan
hidup manusia, namun gairah seksual tidak selamanya tinggi.Seks akan berubah seiring
dengan perubahan usia (Kesuma, 2009)
Usia menopause merupakan usia yang rentan dengan berbagai masalah antara lain
masalah seksualitas (meliputi masalah aktifitas seksual dan masalah penurunan libido),
masalah kemunduran fisik, masalah psikologi dan sebagainya. Masalah-masalah tersebut
muncul sebagai akibat dari penurunan fungsi reproduksi di usia menopause
(Martaadisoebrata, 2005).
Aktifitas hubungan seksual di usia menopause bagi sebahagian wanita mengalami
perubahan berupa penurunan aktifitas hubungan seksual hal ini dikaitkan dengan
penurunan fungsi seksual yang berupa kekeringan vagina, dsypareuni (kekejangan yang
pelendiran (lubrikasi) saat bersenggama, hilangnya sensasi klitoris dan terganggunya
sensasi sentuhan ( Northtrup, 2006).
Penurunan fungsi seksual tersebut akan mengakibatkan terganggunya aktifitas
seksual sehingga menimbukan penolakan untuk melakukan aktifitas seksual yang pada
umumnya disebabkan oleh timbulnya rasa nyeri saat berhubungan seksual akibat
kekeringan vagina, ketidaknyamanan saat berhubungan seksual yang timbul oleh karena
ketakutan akan rasa sakit saat bersenggama, dan menurunnya dorongan/hasrat seksual
(Kuntono, 2009)
Akan tetapi bagi sebahagian wanita lainnya aktifitas seksual di usia menopause
merupakan hal yang menyenangkan dan menguntungkan karena di usia menopause
seorang wanita dapat menikmati seksualitas secara utuh tanpa harus perlu takut akan
terjadinya kehamilan dan keperluan akan alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan
serta tidak dibebankan lagi dengan pemikiran tentang kebutuhan anak-anak yang sudah
beranjak dewasa (Tagliaferri,2006)
Perubahan seksualitas di usia menopause juga dapat dipengaruhi oleh kecemasan
saat menghadapi usia menopause dan mitos yang masih beredar luas di masyarakat
mengatakan bahwa kehidupan seksual perempuan telah berakhir pada saat perempuan
tersebut memasuki masa menopause. Anggapan ini sering mengakibatkan suami
menjauhi istrinya yang telah mengalami menopause. Bahkan, bagi sebagian suami,
menopause digunakan sebagai alasan untuk menikah lagi karena sang istri dianggap
sudah tidak mampu lagi melakukan hubungan seksual. Di pihak lain, para perempuan
merasa tidak layak lagi dan tidak mampu melakukan hubungan seksual setelah
menopause. Anggapan yang salah ini sering berakibat buruk, seperti pasangan usia
D. Penyebab perubahan aktifitas hubungan seksual di usia menopause
Pada masa menopause perubahan hormon merupakan bagian dari transformasi yang
terjadi pada wanita dimulai dengan kadar yang sangat kuat dan memicu
perubahan-perubahan bukan hanya pada biologisnya melainkan juga persepsi, intuisi, jalur saraf,
emosi, dorongan kreatif dan fokusnya secara menyeluruh (Varney dkk, 2004)
Perubahan-perubahan dalam libido tentu saja dapat dipicu oleh turunnya kadar
hormon, terutama pada wanita yang telah mengalami menopause karena penurunan
fungsi reproduksi dan pengobatan/operasi (Northrup, 2006)
Terganggunya aktifitas seksual di usia menopause sehingga juga dipengaruhi oleh
kelelahan fisik setelah beraktifitas, gejolak panas, jantung berdebar-debar, gangguan
tidur, depresi, mudah tersinggung, gelisah, nyeri tulang dan otot dan sebagainya. Akibat
dari gangguan tersebut maka tidak jarang wanita di usia menopause tidak dapat
menikmati aktifitas hubungan seksual (Baziad, 2003)
Pada usia menopause terdapat berbagai perubahan tentang peranan estrogen dan
progesteron yang dapat mempengaruhi aktifitas hubungan seksual. Perubahan tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut:
Seluruh sistem saraf dikelilingi oleh sel-sel yang peka terhadap estrogen, turunnya
kadar estriol dapat memberi pengaruh melemahkan pada transmisi saraf selama
senggama yang menyebabkan neuropathy periferal suatu bentuk disfungsi syaraf yang
membuat wanita kurang peka terhadap sentuhan dan getaran.Penurunan kadar estradiol
dan progesteron dapat mempengaruhi potensi wanita untuk menerima rangsangan
seksual, kepekaan, sensasi, dan orgasme, sebab kadar optimal dari hormon-hormon ini
lebih rendah dan tidak dapat menimbulkan orgasme akibat menurunnya kecepatan dan
volume pasokan darah ke area-area yang peka secara seksual, hal inilah yang mungkin
menyebabkan area tersebut kurang peka daripada sebelumnya karena terjadinya
disfungsi syaraf akibat kekurangan estrogen. Kadar estrogen yang terlalu rendah dapat
menyebabkan atropi sel di daerah genital yang dapat menyebakan penipisan jaringan
vagina dan saluran kemih, yang mengakibatkan kesakitan saat senggama. Produksi
cairan vagina selama terjadi rangsangan seksual dan senggama juga merupakan proses
yang tergantung pada estrogen. Jika estrogen rendah, mungkin terjadi pengurangan
cairan vagina, yang mengakibatkan kekeringan vagina dan sakit saat senggama. Kadar
rangsangan seksual wanita cenderung dinilai berdasarkan jumlah dan kemudahan
terjadinya lubrikasi vagina, kurangnya cairan vagina dapat menimbulkan persepsi bahwa
dia mempunyai rangsangan seksual yang rendah. Sementara rangsangan seksual
mungkin terpengaruh secara negatif oleh antisipasi akan rasa sakit, libido bukanlah
masalah yang sesungguhnya dalam hal ini. Progesteron mempunyai efek tambahan pada
libido yang belum banyak di kaji, Pengaruhnya tampaknya lebih pada pemeliharaan,
yang penting untuk menjaga agar libido yang ada tidak menurun. Sebagai perkusor bagi
estrogen dan testosterone, progesteron penting untuk mempertahankan kadar yang cukup
tinggi dan untuk mendapatkan kenikmatan seksual yang optimal. Keseimbangan yang
normal dari progesteron dapat juga menjadi stabilisator suasana hati dan mendukung
fungsi thyroid yang normal dengan demikian meningkatkan libido baik secara emosional
maupun metabolisme.
Intinya adalah kekurangan estrogen dan progesteron dapat menurunkan libido wanita
dengan menciptakan perubahan-perubahan fisik yang secara sederhana membuat tindak
ketidaknyamanan fisik selama senggama, sebagaimana kejang otot vagina. Perubahan
dalam fungsi syaraf dapat mematikan rasa di bagian-bagian tubuh yang biasanya peka,
dan perubahan dalam sirkulasi darah dapat menurunkan respons fisik jika timbul
rangsangan, yang menjadikannya makin sulit untuk mencapai orgasme.
(Northtrup, 2006).
Beberapa penelitian ahli ginekologi membuktikkan bahwa kadar estrogen yang
cukup merupakan factor terpenting untuk mempertahankan kesehatan dan mencegah
vagina dari kekeringan sehingga tidak menimbulkan nyeri saat bersenggama. Wanita
dengan kadar estrogen , 50pg/ml lebih banyak mengeluh masalah seksual seperti
vaginanya kering, perasaan terbakar, gatal, dan sering keputihan.Akibat cairan vagina
berkurang, umumnya wanita mengeluh sakit saat senggama sehingga tidak mau lagi
melakukan hubungan seks. Nyeri senggama ini akan bertambah buruk apabila hubungan
seks makin jarang dilakukan, yang terpenting adalah melakukan hubungan seks secara
teratur agar elastisitas vagina tetap dapat dipertahankan sehingga rasa sakit saat
senggama dapat di atasi dan orgasme dapat tercapai saat berhubungan seksual.
Libido/dorongan seksual di usia menopause juga mempengaruhi aktifitas seksual di
usia menopause akan tetap hal tersebut sangat dipengaruhi oleh banyak factor seperti
perasaan , lingkungan dan factor hormonal (Baziad, 2003)
E.Mengatasi penyebab perubahan aktifitas hubungan seksual di usia menopause
Berbagai cara telah diteliti dengan tujuan untuk mengatasi berbagai keluhan dan
masalah yang terjadi saat melakukan aktifitas hubungan seksual di usia menopause
1. Mengatasi masalah aktifitas hubungan seksual akibat penurunan fungsi
reproduksi antara lain :
a. Mengatasi efek penurunan libido dikarenakan penurunan kadar estradiol di
bawah 50pmol/l diatasi dengan jalan menggunakan kadar estradiol ludah,
menggunakan plester estradiol, mengkonsumsi pil estradiol, mengoleskan
krim progesteron
b. Mengatasi kekeringan vagina yaitu dengan cara mengoleskan krim estriol
vagina selama satu minggu, atau pelumas non hormonal. Selain itu dapat pula
digunakan SYLK yang terbuat dari buah kiwi atau dengan mengkonsumsi
sejumlah tanaman obat yang dapat mengembalikan lubrikasi vagina.
c. Mengembalikan kelenturan dan kelembaban vagina akan cepat terpenuhi jika
wanita usia menopause mengkonsumsi makanan dari kedelai hitam secara
efektis
d. Latihan kegel secara teratur akan merangsang dan menguatkan otot-otot
dasar vagina, senam ini terbukti efektif untuk meningkatkan pasokan darah
(yang akan meningkatkan ketebalan dinding vagina), latihan ini juga dapat
menambah libido dengan meningkatkan pembengkakan klitoris dan kepekaan
serta meningkatkan kekuatan orgasme (Varney dkk, 2004)
e. Tidak membatasi aktifitas hubungan seksual, karena aktifitas hubungan
seksual yang teratur akan dapat mempertahankan elastisitas vagina sehingga
dapat mengurangi keluhan nyeri saat bersenggama (Baziad, 2003)
2. Beberapa langkah mengatasi masalah seksual yang berhubungan dengan
masalah psikologis dan sosial untuk dapat membantu mempertahankan kadar
monogamis antara lain: komunikasi yaitu dengan mendiskusikan penyesuaian
aktifitas seksual yang diinginkan sehingga kedua belah pihak akan mampu
menikmati hubungan seksual, mengatur suasana hati agar mampu menikmati
aktifitas seksualitas dan mempertahankan keintiman, membuat variasi dalam
aktifitas seksual yang mampu merangsang diri sendiri dan pasangan serta
menghilangkan kejenuhan dan kebosanan saat melakukan aktifitas seksual,
membangun suasana yang hangat dan nyaman saat beraktifitas seksual dan
menerima kondisi diri apa adanya tanpa harus membandingkan dengan orang
lain, menciptakan suasana romantis, menimbulkan sensualitas yang melibatkan
seluruh indera dalam aktifitas seksual, memiliki pandangan bahwa aktifitas
seksual yang sehat adalah apabila kedua belah pihak dapat mencapai puncak
kenikmatan seksual saat melakukan aktifitas seksual di usia menopause.
(Nortrup, 2006).
3. Langkah lain yang dapat ditempuh untuk meningkatkan kualitas hubungan intim
di usia menopause adalah dengan memperpanjang masa foreplay atau periode
hubungan intim dengan tujuan agar pasangan suami istri mampu mencapai
orgasme dan menikmati hubungan seksual sebagai aktifitas yang menyenangkan
(Kesuma, 2009)
Isu-isu tentang seksualitas dan reproduksi wanita usia menopause yang berkembang
luas di masyrakat dapat diatasi dengan upaya pendekatan biopsikoseksual yang
dilakukan secara holistik. Upaya-upaya yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Persepsi atau sikap positif dari masyarakat dan petugas kesehatan yang terdiri
Menerima menopause sebagai karunia yang patut disyukuri karena
dilebihkan dari perempuan lain, dengan umur lebih panjang dengan segala
kesempatannya
Menganggap menopause tidak hanya sebagai proses, pematangan dalam segi
intetelektual, konsep pemikiran, spiritual, dan wawasan hidup. Dengan
perkataan lain, terjadi proses menjadi perempuan bijaksana tidak
memerlukan dukungan lahiriah yang berlebihan.
2. Upaya pencegahan untuk mempertahankan kesehatan vitalitas secara proaktif,
seperti yang disarankan IMS:
Olahraga aerobik secara teratur, misalnya jalan pagi tiap hari 45-60 menit/
2-3 km, berenang, atau senam.
Mengurangi efek kafein, garam, dan gula. Kafein yang berlebihan dapat
merangsang gejolak panas, insomnia, poliuri, dan defisiensi masa tulang
Mengurangi/menghentikan alkohol dan rokok
Minum vitamin dan /atau mineral tertentu, seperti Kalsium dan vitamin E
Istirahat dan tidur yang cukup serta diet berimbang, batasi lemak dan kaya
fitoestrogen (kedelai dan produk olahannya) seperti tahu dan
BAB III
KERANGKA PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Berdasarkan studi kepustakaan, maka dapat disusun kerangka konsep penelitian
dalam bagan berikut:
Skema 1
Kerangka Konsep Pengetahuan Ibu
Menopause
Aktifitas hubungan seksual di usia menopause meliputi:
1. Perubahan yang terjadi dalam aktifitas hubungan seksual 2. Penyebab perubahan aktifitas
hubungan seksual
B. Defenisi Operasional
Berdasarkan kerangka konsep di atas maka hal yang ingin diteliti memiliki
definisi opersional sebagai berikut :
Variabel Defenisi
Pekerjaan Aktifitas yang
menjadi rutinitas
menopause dan mengatasi
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain penelitian
Desain penelitian yang digunakan bersifat deskriptif untuk mengetahui pengetahuan
ibu menopause mengenai aktifitas hubungan seksual pada usia menopause di Kelurahan
Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor
B. Populasi dan sampel
1. Populasi
Populasi adalah sekelompok subjek yang menjadi objek atau sasaran penelitian
(Notoatmodjo, 2002) . Populasi dalam penelitian ini adalah semua wanita usia
menopause yang masih memiliki suami dan berusia 40-58 tahun berjumlah 140 orang di
Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap
mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo).
Jumlah sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus :
Keterangan :
n= besar sampel
d= tingkat kepercayaan yang diinginkan 0.05
maka dapat ditentukan jumlah sampel sebagai berikut:
n
=103
respondenPengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara random sampling
dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan simple random sampling
(Notoatmodjo, 2002).
C Tempat penelitian
Penelitian ini berlokasi di Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan
Johor. Alasan peneliti mengambil lokasi ini adalah lokasi yang mudah terjangkau, dan di
Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor belum pernah dilakukan
penelitian tentang pengetahuan ibu usia menopause tentang aktifitas seksual pada usia
menopause.
D. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan September 2008 – Juni 2009 yang
dimulai dari pengajuan judul, pembagian pembimbing, melaksanakan studi pendahuluan
ke lokasi penelitian, menyusun proposal penelitian, ujian proposal penelitian, perbaikan
proposal, mengajukan izin lokasi, pengumpulan data, pengolahan data, menyusun
E. Pertimbangan Etik Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini peneliti akan mengajukan surat permohonan ijin
melakukan penelitian yang dikeluarkan oleh program studi D-IV Bidan Pendidik FK
USU Medan kepada Lurah di Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor.
Pada pelaksanaan penelitian, kepada calon responden diberikan penjelasan
tentang penelitian yang akan dilakukan Penelitian ini memperhatikan, menghormati dan
memberikan sepenuhnya hak-hak-hak perlindungan diri bagi responden, yaitu hak atas
privacy diri, kerahasiaan identitas diri dengan perlakuan yang sama dalam penelitian.
Data-data yang telah diperoleh semata-mata digunakan demi perkembangan ilmu
pengetahuan serta tidak akan dipublikasikan pada pihak lain. Setelah responden
memahami serta menerima informasi dari penelitian, maka responden secara sukarela
menandatangani lembar persetujuan menjadi responden dan dilanjutkan dengan
pengisian kuesioner.
F. Instrumen Penelitian
1. Kuesioner Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini disusun oleh peneliti dengan
mengacu kepada kerangka konsep dan tinjauan pustaka. Instrumen penelitian terdiri dari
2 bagian berisi data demografi dan pengetahuan.
Kuesioner data demografi memberikan kelompok informasi tentang ibu usia
menopause yang meliputi no responden, usia, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan,
Kuesioner data pengetahuan menggunakan pertanyaan pilihan berganda yang
terdiri dari 10 pertanyaan tentang perubahan yang terjadi dalam aktivitas seksual yaitu
pertanyaan nomor 1 sampai nomor 10, pertanyaan tentang penyebab perubahan aktifitas
seksual yaitu pertanyaan nomor 11 sampai nomor 20, pertanyaan tentang mengatasi
penyebab perubahan aktifitas seksual yaitu pertanyaan nomor 21 sampai nomor 30.
Interpretasi penilaian menggunakan skala Guttman/dikotomi apabila jawaban
benar nilainya 1 dan jawaban salah nilainya 0, sehingga nilai tertinggi adalah 30 dan
nilai terendah 0 (Hidayat, 2007)
2. Validitas Dan Reliabilitas
Uji validitas instrument penelitian ini Conten Validity yaitu uji yang dilakukan
terhadap pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner yang di uji oleh dokter
ahli obstetric ginekologi. Uji validitas Instrumen penelitian dilakukan terhadap 30
pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner penelitian, uji validitas pertama dilakukan
pada tanggal 13 Februari 2009 dari 30 pertanyaan terdapat 25 pertanyaan yang
dinyatakan valid dan 5 pertanyaan yang tidak valid yaitu pertanyaan nomor 3 yaitu
tentang penyebab wanita mengalami penurunan aktifitas seksual diganti pada pilihan
jawabannya, nomor 5 yaitu tentang penyebab nyeri saat berhubungan seksual diganti
pada pilihan jawabannya, nomor 18 yaitu tentang gangguan yang dapat menyertai nyeri
saat berhubungan seksual diganti dengan pertanyaan baru, nomor 22 yaitu tentang usaha
agar menjaga vagina tetap elastis diganti dengan pertanyaan baru, nomor 28 yaitu
tentang cara mengatasi kekeringan vagina diganti dengan pertanyaan baru karena sama
dengan pertanyaan sebelumnya. Pertanyaan yang tidak valid kemudian diperbaharui
dan diperoleh hasil 0,83. Apabila hasil dari content validity index lebih atau sama
dengan 0,8 maka dapatlah dinyatakan bahwa instrument penelitian tersebut valid
Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan setelah data didapatkan dari
responden dengan menilai per item instrumen, uji reliabilitas instrumen dengan
menggunakan rumus K-R 21 :
Keterangan : r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir soal atau butir pertanyaan
M = rerata sekor seluruh butir pertanyaan
Vt = varians total
Uji reliabilitas ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan alat ukur untuk dapat mengukur secara konsisten sasaran yang akan di ukur.
Pengujian realibilitas instrument dilakukan terhadap 30 responden dalam sampel
penilitian. Uji reliabilitas instrument dilakukan 2 kali pada uji reliabilitas pertama
diperoleh nilai r hitung 0,22 lebih kecil dari nilai r table (r table = 0,361) menurut
Notoadmojo (2003) apabila nilai r hitung lebih kecil dari nilai r tabel instrument
dinyatakan tidak reliebel, kemudian pertanyaan disusun sedemikian rupa dengan
merubah susunan urutan pertanyaan dengan syarat pertanyaan-pertanyaan tersebut masih
berada dalam satu aspek pengetahuan. Setelah instrument penelitian diperbahurui
dilakukan uji reliabilitas ke 2 dan diperoleh hasil r hitung 0,94 kemudian dibandingkan
dengn nilai r table (r table = 0,361) nilai r hitung lebih besar dari nilai r table maka
G. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur yang dilakukan dalam pengumpulan data mengajukan surat
permohonan izin penelitian dari program D-IV Bidan Pendidik FK-USU, setelah surat
permohonan izin penelitian diperoleh kemudian diajukan kepada Lurah di Kelurahan
Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor. Peneliti kemudian memperoleh surat izin
untuk dapat melaksanakan penelitian di tempat tersebut.
Peneliti kemudian membagikan kuesioner kepada responden yang telah dipilih
secara acak selanjutnya peneliti menjelaskan tentang penelitian yang sedang dilakukan
kepada responden, hak-hak responden dan cara pengisian kuesioner. Setelah responden
mengerti dengan penjelasan yang diberikan, responden menyatakan setuju untuk
menjadi responden secara sukarela. Peneliti kemudian menggunakan Informed consent
sebagai tanda persetujuan responden. Responden selanjutnya diberi kesempatan untuk
mengisi lembaran kuesioner.
Waktu yang diperlukan peneliti untuk menyebar kuesioner adalah 2 minggu
yaitu dari tanggal 18 Februari 2009 sampai dengan 3 Maret 2009. Responden diberi
waktu mengisi kuesioner selama 2 hari setelah itu kuesioner yang telah ditebar kepada
responden kemudian kuesioner di kumpulkan kembali.
Setelah peneliti selesai melakukan penelitian dan menyusun hasil penelitian
dalam satu laporan penelitian, peneliti diminta untuk menyerahkan satu eksemplar
H. Analisa Data
Analisa data dilakukan secara univariat yaitu dengan membahas table distribusi
frekuensi dan presentase terhadap tiap variable dari hasil penelitian, yang
termasuk dalam analisa data ini adalah persentase data demografi, sumber
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
Dari penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa dari 103 responden
diproleh sebanyak 62,1% responden berusia 46-50 tahun, dengan tingkat
pendidikan terbanyak adalah SMU 46,6%. Pekerjaan responden adalah ibu rumah
tangga sebanyak 50,5%, sedangkan sumber informasi tentang aktifitas hubungan
seksual di usia menopause diperoleh responden dari membaca majalah atau media
cetak yaitu sebanyak 64,1%.
Secara rinci dapat dilihat pada tabel 1
Tabel 1: Data Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan data demografi dan sumber informasi di Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor Januari-Maret 2009
Karakteristik Frekuensi Persentase( %)
Pendidikan
2. Pengetahuan ibu usia menopause tentang aktifitas seksual di usia
menopause
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa responden berpengetahuan cukup
sebanyak 44,66%, sedangkan responden yang berpengetahuan kurang sebanyak
32,04% dan responden yang berpengetahuan baik sebanyak 23,30%
Secara rinci dapat dilihat melalui tabel 3 di bawah ini
Tabel 2: Data Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan tingkat pengetahuan ibu usia menopause tentang aktifitas seksual pada usia menopause di Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor Januari-Maret 2009
no Tingkat Pengetahuan F %
1 Baik 24 23,3%
2 Cukup 46 44,7%
3 Kurang 33 32,0%
B. Pembahasan
Berdasarkan karakteristik responden diperoleh ibu menopause berusia 46- 50
tahun sebanyak 62,1%, hal ini sesuai dengan yang disebutkan oleh (Irawati, 2006)
bahwa rentang waktu menghadapi menopause adalah berkisar antara usia 40-58
tahun, dengan mayoritas pekerjaan yang digeluti oleh responden adalah ibu rumah
tangga sebanyak 50,5% (hasil terlampir). Menurut Martaadisoebrata (2005), usia
menopause merupakan usia bagi seorang wanita untuk bebas beraktifitas dalam
berbagai aspek kehidupannya, akan tetapi hal itu menjadi suatu hal yang mengganggu
dan menakutkan apabila wanita tersebut harus diperhadapkan pada keadaan
penurunan fungsi reproduksi dan fungsi seksual yang pada akhirnya akan
menimbulkan gangguan biopsikososial, kinerja dan hubungan suami istri. Apabila
seorang wanita yang memasuki usia menopause memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang sangat baik tentang perubahan fisik dan psikologisnya di usia
menopause maka berbagai masalah yang timbul sebagai efek dari perubahan yang
terjadi di usia menopause dapat teratasi tanpa harus menimbulkan suatu efek yang
serius dalam aspek kehidupan wanita usia menopause.
Responden berpendidikan SMU sebanyak 46,6%, tingkat pendidikan yang
semakin tinggi akan sangat mempengaruhi pemahaman seseorang tentang
pengetahuan (Notoadmojo, 2000). Tingkat pendidikan yang tinggi memiliki
kemungkinan besar untuk memiliki pemahaman yang baik tentang pengetahuan
apabila memperoleh informasi dari sumber informasi yang benar dan tepat
Sumber informasi tentang perubahan aktifitas seksual di usia menopause
aktifitas seksual, dan cara mengatasi penyebab perubahan tersebut akan sangat mudah
dipahami apabila memperoleh informasi yang baik dan benar dari sumber informasi
yang tepat pula seperti melalui konseling kesehatan reproduksi yang pelayanannya
dapat diperoleh dari fasilitas kesehatan (Varney, 2004).
Penurunan fungsi reproduksi akan berpengaruh pada perubahan aktifitas seksual
di usia menopause sehingga wanita mengalami banyak gangguan yang berdampak
pada penurunan aktifitas seksual di usia menopause (Northrup, 2006). Responden
dalam penelitian ini memiliki tingkat pengetahuan cukup mengenai perubahan
aktifitas hubungan seksual di usia menopause, dengan jumlah responden
berpengetahuan sebanyak 48,5%, dalam artian responden tersebut belum memiliki
pemahaman yang baik tentang perubahan aktifitas seksualnya. Pengetahuan dan
pemahaman yang kurang baik tentang perubahan aktifitas seksual di usia menopause
yang memberikan dampak penolakan terhadap aktifitas hubungan seksual di usia
menopause, padahal masa menopause merupakan masa yang sangat bebas untuk
melakukan aktifitas seksual yang aman karena disamping tidak perlu was-was dengan
kehamilan, usia menopause juga tidak lagi disibukkan dengan pengurusan rumah
tangga dan anak-anak. Meskipun untuk beberapa wanita memerlukan perpanjangan
masa foreplay saat melakukan aktifitas seksual dengan pasangannya.
Penyebab perubahan aktifitas hubungan seksual di usia menopause sebagian
besar disebabkan karena perubahan hormon yang merupakan bagian dari transformasi
yang terjadi pada diri wanita, perubahan yang terjadi bukan hanya pada biologisnya
melainkan juga persepsi, intuisi, jalur saraf, emosi dorongan kreasi dan fokus secara
menyeluruh (Varney, 2004). Tingkat pengetahuan responden tentang penyebab
43,7% dalam arti responden sudah mengerti dan memahami sebagian besar penyebab
perubahan aktifitas hubungan seksual di usia menopause. Pengetahuan wanita usia
menopause tentang seksualitas di usia menopause sangat dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan dan adat istiadat yang ada disekitarnya, hal ini sejalan dengan yang
disampaikan oleh Martaadisoebrata (2005) pengetahuan seksualitas
Pengetahuan tentang cara mengatasi penyebab perubahan aktifitas seksual di usia
menopause merupakan berbagai cara yang telah diteliti dengan tujuan mengatasi
berbagai keluhan yang terjadi saat berhubungan seksual di usia menopause
(Varney,2004). Sebanyak 41,7% (hasil terlampir) responden memiliki pengetahuan
yang cukup tentang cara mengatasi penyebab perubahan aktifitas seksual di usia
menopause dalam arti responden mengerti dan memahami beberapa cara yang dapat
dilakukan untuk mengatasi penyebab perubahan aktifitas seksual di usia menopause,
akan tetapi menjadi sesuatu yang mustahi untuk dilakukan karena dipengaruhi oleh
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden berusia 45-60 tahun yaitu 64
responden (62,1%), tingkat pendidikan SMU yaitu sebanyak 48 responden (46,6%),
informasi yang paling banyak diperoleh dari media cetak/majalah yaitu sebanyak 66
(64,1%).
Aspek pengetahuan yang paling banyak dipahami adalah perubahan aktifitas seksual
di usia menopause dengan pengetahuan cukup sebanyak 50 responden (48,5%).
Sedangkan untuk secara keselurahan tingkat pengetahuan responden mengenai aktifitas
seksual di usia menopause pada umumnya memiliki tingkat pengetahuan cukup yaitu
sebanyak 46 responden (44,7%), yang berpengetahuan kurang sebanyak 33 responden
B. Saran
1. Bagi wanita usia menopause
Wanita usia menopause diharapkan tidak hanya berpedoman pada pengetahuan
yang diperoleh dari media cetak/majalah tetapi ada baiknya untuk memperoleh
informasi tentang kesehatan langsung dari fasilitas kesehatan yang tersedia dengan
rajin mengikuti konseling dari petugas kesehatan setempat yang mampu memberikan
layanan kesehatan secara langsung dan sesuai dengan kebutuhan kesehatan wanita
usia menopause.
2. Bagi Penelitian Kebidanan
Para peneliti yang memfokuskan penelitiannya pada kesehatan reproduksi ibu usia
menopause diharapkan dapat mempergunakan hasil penelitian ini sebagai referensi
untuk melaksanakan pelayanan kesehatan reproduksi bagi ibu usia menopause dan
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto S. (2006). Prosedur Penelitian, Jakarta, Rineka Cipta
_________ . (2005). Manajemen Penelitian, Jakarta, Rineka Cipta
Budiarto E. (2002). Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat, Jakarta,
EGC
Baziad A. (2003). Menopause dan Andropause, Jakarta, YBP-SP
Hidayat A. (2007). Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisa Kebidanan, Jakarta,
Selemba Medika
Irawati T. (2006). Menopause dalam Usia Lanjut Kesrepro dot Info, Jakarta,
www.kesreproinfo.com, dibuka tanggal 12 Oktober 2008
Kesuma B. (2009). Mengatasi Sindrom Menopause, Jogjakarta, Pustaka Panasea
Kuntono H. (2009). Gangguan Fungsi Seksual di Usia Menopause, Surabaya, Fisiosby
Machfoedz I. (2003). Teknik Membuat Alat Ukur Penelitian, Jakarta, Fitramaya
Martaadisoebrata, dkk. (2005). Bunga Rampai Obstetri dan Ginekologi Sosial, Jakarta,
YBP-SP
Notoatmodjo S. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta, Rineka Cipta
______________( 2003) Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jakarta, Rineka Cipta
______________(2003) Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta, Rineka Cipta
Northrup C. (2006). Bijak Di Saat Menopause, Jakarta, Q-Press
Rambulangi J. (2005). Terapi Hormonal, Unhass Press
Said U. (2004). Interaksi Hormonal dan Kualitas Kehidupan Pada Wanita, Palembang,
UNSRI-PRESS
Tagliaferri, dkk (2006). The New Menopause Book, Jakarta, PT Indeks
Tim Penyusun (2008). Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah Program D-IV Bidan
Pendidik FK USU, Medan, USU
Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Saya yang bernama Agustini Magdalena Gea, Nim : 085102034 adalah
mahasiswa Fakultas Kedoktera Program D-IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera
Utara. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang “Pengetahuan Ibu Usia
Menopause Tentang Aktifitas Seksual Di Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan
Medan Johor”.
Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di
Fakultas Kedokteran Program D-IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara.
Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan ibu untuk menjadi responden
dalam penelitian ini dan mengisi kuesioner dengan jujur apa adanya. Jika ibu bersedia
silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan ibu.
Partisipasi ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga ibu bebas untuk
mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sanksi apapun. Identitas pribadi ibu dan semua
informasi yang ibu berikan akan dirahasiakan dana hanya akan digunakan untuk
keperluan penelitian.
Terimakasih atas partisipasi ibu dalam penelitian ini.
Medan,
Responden
……….
DATA DEMOGRAFI
Cara pengisian : 1. Isilah titik-titik pada daftar isian dengan huruf balok
2. Berilah tanda (√) pada kotak yang telah di sediakan
3. Pengisian berdasarkan data diri anda yang sebenarnya
Tanggal : ………..
No. Responden :………..
Umur :………..
Status Perkawinan : menikah belum menikah
Janda masih bersuami
Pendidikan : SD SLTP SMU Perguruan tinggi
Pekerjaan : PNS/Karyawan swasta wiraswasta
Ibu rumah tangga lain-lain
Informasi tentang aktifitas seksual di usia menopause diperoleh dari :
Petugas Kesehatan Media cetak/majalah Media elektronik/TV
Lain-lain
PERTANYAAN PENELITIAN
Jawablah pertanyaan berikut dengan menyilang salah satu jawaban dari pertanyaan berikut yang anda yakini benar
I. Perubahan yang terjadi dalam aktifitas hubungan seksual
1. Usia menopause merupakan usia yang rentan terhadap berbagai masalah
seksualitas yaitu ;
a. Masalah aktifitas seksual
b. Masalah penurunan libido
c. a dan b benar
2. Perubahan aktifitas hubungan seksual di usia menopause dapat berupa:
a. Penurunan aktifitas hubungan seksual
b. Aktifitas seksual yang tidak dapat dikendalikan
c. a dan b benar
3. Beberapa hal yang menyebabkan seorang wanita mengalami penurunan aktifitas hubungan seksual diakibatkan oleh:
a. Sakit saat berhubungan intim
b. Kekejangan yang menyakitkan dalam otot-otot vagina
c. a dan b benar
4. Perubahan aktifitas hubungan seksual di usia menopause dapat dipengaruhi oleh penurunan fungsi seksual seperti:
a. Berkurangnya elastisitas vagina(kemaluan)
b. Berkurangnya lubrikasi (cairan vagina pada saat senggama)
c. a dan b benar
5. Menurut anda nyeri saat berhubungan seksual di usia menopause disebabkan
karena:
a. Kurangnya komunikasi
c. Kelelahan
6. Penolakan untuk berhubungan seksual di usia menopause dipengaruhi oleh;
a. Ketakutan akan rasa sakit saat bersenggama
b. Hasrat seksual/libido yang menurun
c. a dan b benar
7. Aktifitas hubungan seksual di usia menopause merupakan aktifitas yang
dirasakan aman karena :
a. Tidak menyebabkan kehamilan
b. Kehidupan ekonomi mapan dan anak-anak sudah beranjak dewasa
c. a dan b benar
8. Menurut anda penggunaan alat kontrasepsi saat melakukan aktifitas hubungan seksual di usia menopause merupakan :
a. Sangat perlu
b. Tidak perlu
c. Tidak tahu
9. Perubahan aktifitas seksual di usia menopause juga dapat dipengaruhi oleh :
a. Mitos yang beredar di masyarakat luas tentang seksualitas wanita di usia
menopause
b. Kecemasan yang di alami saat memasuki usia menopause
c. a dan b benar
10. Menurut anda anggapan yang salah tentang seksualitas wanita di usia menopause adalah :
a. Kehidupan seksualitas wanita telah berakhir pada saat memasuki masa
menopause
b. Wanita yang berada di usia menopause dianggap tidak layak lagi dan tidak mampu melakukan hubungan seksual
c. a dan b benar
11. Perubahan libido/dorongan seksual dapat terjadi pada wanita yang telah mengalami menopause karena
a. Penurunan fungsi reproduksi
b. Operasi/pengobatan
c. a dan b benar
12. Di usia menopause tanggapan (respon) terhadap rangsangan seksual menjadi lambat disebabkan oleh :
a. Kurang pekanya bagian tubuh tertentu wanita terhadap rangsangan seksual
b. Kegugupan wanita menghadapi ketuaannya
c. Kurang mengerti defenisi rangsangan
13. Respon fisik yang rendah/ menurun terhadap rangsangan seksual di usia
menopause mengakibatkan
a. Wanita dapat menikmati aktifitas seksual dan mencapai kepuasan seksual
b. Wanita tidak dapat menikmati aktifitas seksual sehingga tidak mencapai
kepuasan seksual
c. a dan b benar
14. Kelelahan fisik di usia menopause karena berbagai macam aktifitas memberikan dampak pada aktifitas hubungan seksual yaitu ;
a. Terganggunya aktifitas hubungan seksual
b. Tidak dapat menikmati aktifitas hubungan seksual
c. a dan b benar
15. Ketakutan akan rasa sakit saat bersenggama mengakibatkan
a. Kepekaan terhadap rangsangan seksual berkurang
b. Enggan berhubungan seksual
c. a dan b benar
16. Kurangnya lendir/cairan vagina saat berhubungan seksual di usia menopause
a. Kepuasan seks lebih cepat dicapai
b. Kesakitan saat berhubungan seksual
c. a dan b benar
17. Ketidaknyamanan fisik yang terjadi saat melakukan senggama di usia
menopause disebabkan oleh :
a. Kekeringan dan penipisan dinding vagina
b. Kejang otot vagina
c. a dan b benar
18. Nyeri saat bersenggama di usia menopause akan semakin buruk apabila :
a. Hubungan seksual jarang dilakukan
b. Hubungan seksual dapat dinikmati
c. Tidak ada pilihan
19. Berkurangnya elastisitas/kelenturan vagina (alat kelamin) di usia menopause akan mengakibatkan:
a. Rasa sakit saat berhubungan seksual
b. Tidak mencapai orgasme/kepuasaan seksual saat melakukan aktifitas
hubungan seksual
c. a dan b benar
20. Libido/dorongan saat akan melakukan aktifitas seksual di usia menopause
sangat dipengaruhi oleh :
a. Factor perasaan
b. Factor lingkungan
c. a dan b benar
III Mengatasi Penyebab perubahan aktivitas hubungan seksual di usia menopause
21. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengembalikan kelenturan dan kelembaban vagina atau alat kelamin wanita ialah dengan :
b. Mengkonsumsi makanan ringan
c. Mengkonsumsi makanan kedelai hitam secara efektif
22. Komunikasi adalah salah satu usaha untuk mempertahankan kadar hasrat untuk menyalakan gairah seksual sehingga dalam melakukan hubungan seksual anda akan;
a. Menikmati hubungan seksualitas dengan pasangan
b. Mematikan seksualitas dengan pasangan
c. Memaksakan seksualitas dengan pasangan
23. Cara mengatasi kekeringan vagina/alat kelamin yang terjadi di usia menopause adalah
a. Mengolesi dengan krim estradiol/krim yang sesuai resep dokter
b. Mengolesi dangan minyak
c. Mengolesi dengan betadine
24. Aktifitas hubungan seksual yang sehat di usia menopause akan dapat terjaga dengan cara;
a. Menjaga kesehatan tubuh
b. Menjaga kebugaran fisik
c. a dan b benar
25. Upaya yang dapat dilakukan agar aktifitas hubungan seksual di usia menopause dapat dinikmati antara lain;
a. Menciptakan suasana yang hangat dan nyaman saat melakukan aktifitas
hubungan seksual dan menjaga keintiman
b. Menganggap aktifitas hubungan seksual sebagai suatu beban
c. a dan b benar
26. Variasi dalam aktifitas hubungan seksual di usia menopause merupakan suatu hal yang dapat dilakukan dengan tujuan :
b. Menghilangkan kejenuhan dan kebosanan saat melakukan aktifitas
hubungan seksual
c. a dan b benar
27. Aktifitas hubungan seksual yang sehat di usia menopause adalah:
a. Kedua belah pihak mencapai orgasme/kenikmatan seksual saat melakukan
aktifitas hubungan seksual
b. Salah satu pihak saja yang mampu menikmati hubungan seksual
c. Tidak ada jawaban yang benar.
28. Upaya yang dapat dilakukan untuk dapat mencapai puncak kenikmatan seksual di usia menopause adalah :
a. Memaksa diri dan berusaha menikmati hubungan seksual
b. Perpanjangan masa foreplay atau pemanasan seksual
c. Tidak ada yang benar
29. Sikap positif yang dapat dianut saat menghadapi berbagai perubahan yang muncul di usia menopause adalah :
a. Menerima menopause sebagai karunia yang patut disyukuri karena diberi
kelebihan dari perempuan lain, dengan umur yang panjang, dengan segala kesempatannya
b. Menganggap menopause sebagai tidak hanya sebagai proses penuaan fisik
saja tetapi lebih-lebih sebagai proses pematangan dari segi intelektual, konsep pemikiran, spiritual dan wawasan hidup
c. a dan b benar
30. Upaya yang dapat dilakukan untuk dapat mempertahankan kesehatan dan vitalitas secara aktif di usia menopause adalah ;
a. Mengurangi penggunaan minuman yang mengandung kafein (kopi), garam,
gula dan menghentikan penggunaan minuman beralkohol serta rokok
b. Melakukan olahraga secara teratur, istirahat yang cukup dan mengkonsumsi makanan yang sehat (rendah lemak dan kaya fitostrogen seperti tempe dan tahu)