• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ukuran Tubuh Hasil Silangan Ayam Kampung Ras Pedaging Dengan Ayam Pelung Sentul Umur 2-10 Minggu.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Ukuran Tubuh Hasil Silangan Ayam Kampung Ras Pedaging Dengan Ayam Pelung Sentul Umur 2-10 Minggu."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

1

UKURAN TUBUH HASIL SILANGAN AYAM KAMPUNG RAS

PEDAGING DENGAN AYAM PELUNG SENTUL

UMUR 2-10 MINGGU

MUHAMMAD ADI CANDRA DAULAY

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

1

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Ukuran Tubuh Hasil Silangan Ayam Kampung Ras Pedaging dengan Ayam Pelung Sentul Umur 2-10 Minggu adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, September 2015

(4)

ABSTRAK

MUHAMMAD ADI CANDRA DAULAY. Ukuran Tubuh Hasil Silangan Ayam Kampung Ras Pedaging dengan Ayam Pelung Sentul Umur 2-10 Minggu. Dibimbing oleh IMAN RAHAYU HIDAYATI SOESANTO dan SRI DARWATI.

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari ukuran tubuh dari ayam PSKB, PSBK, dan BKPS. PSKB adalah silangan dari ayam pelung sentul (PS) dengan kampung ras pedaging (KB), PSBK adalah silangan dari ayam pelung sentul (PS) dengan ras pedaging kampung (BK), dan BKPS adalah silangan dari ayam ras pedaging kampung (BK) dengan ayam pelung sentul (PS). Ukuran tubuh diukur mulai umur 2 sampai 10 minggu. Pada penelitian ini digunakan 13 ekor ayam PSKB jantan, 25 ekor ayam PSKB betina, 9 ekor ayam PSBK jantan, 12 ekor ayam PSBK betina, 4 ekor ayam BKPS jantan, dan 4 ekor ayam BKPS betina. Analisis data dilakukan secara deskriptif, uji T, dan korelasi. Variabel yang diukur terdiri dari panjang tibia, panjang femur, panjang dada, lingkar dada, dan bobot badan. Ukuran tubuh dari PSKB, PSBK, dan BKPS jantan sama. Panjang tibia dan lingkar dada BKPS lebih besar dari ayam PSKB dan PSBK.

Kata kunci: ayam BKPS, ayam PSBK, ayam PSKB, ukuran tubuh.

ABSTRACT

MUHAMMAD ADI CANDRA DAULAY. Body Size of Crossbreeding of Kampung x Meat Type Chicken and Pelung x Sentul Age 2-10 weeks. Supervised by IMAN RAHAYU HIDAYATI SOESANTO and SRI DARWATI.

The aim of this research was to study body size of PSKB, PSBK, and BKPS chickens. PSKB was pelung sentul chicken (PS) with kampung chicken commercial meat type (KB) crossing, PSBK was crossing of pelung sentul chicken (PS) with commercial meat type (BK), and BKPS was crossing of commercial meat type (BK) with pelung sentul chicken (PS). Body size measured on 2 up to 10 weeks old. This research used 13 PSKB male chickens, 25 PSKB female chickens, 9 PSBK male chickens, 12 PSBK female chickens, 4 BKPS male chickens, and 4 BKPS female chickens. Data were analyzed by descriptive, T test, and corelations. Variables measurement consisted of length of the tibia, length of the femur, length of the breast, breast circumference, and body weight. Body size of PSKB, PSBK, and BKPS males were same. Length of the tibia and breast circumference BKPS females were bigger than PSKB and PSBK.

(5)

3

UKURAN TUBUH HASIL SILANGAN AYAM KAMPUNG RAS

PEDAGING DENGAN AYAM PELUNG SENTUL

UMUR 2-10 MINGGU

MUHAMMAD ADI CANDRA DAULAY

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2015

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan

pada

(6)
(7)
(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia dan hidayah-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak 21 September 2014 sampai 23 Maret 2015 ini ialah Ukuran Tubuh Hasil Silangan Ayam Kampung Ras Pedaging dengan Ayam Pelung Sentul Umur 2-10 Minggu.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof Dr Ir Iman Rahayu Hidayati Soesanto, MS selaku pembimbing utama skripsi dan Dr Ir Sri Darwati, MSi selaku pembimbing anggota skripsi dan pembimbing akademik atas waktu, tenaga, saran, bimbingan, serta kesabaran yang telah diberikan. Terima kasih juga kepada Bapak M Baihaqi, SPt MSc selaku dosen penguji yang telah memberi banyak masukan sehingga karya ilmiah ini lebih baik. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Dadang yang banyak mambantu selama penelitian di Laboratorium Lapang Pemuliaan dan Genetika Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ibu, ayah, kakak-kakak, serta seluruh keluarga, atas doa dan kasih sayangnya. Tak lupa penulis sampaikan terima kasih atas kerja sama dan dukungan teman-teman tim penelitian Aulia Rahmad Hasyim, Fandes Trisman, Indah Putri Hapsari, Wafi Faiz Alhaq, Salva Fatma, Ariesta Bangun Budiarto, Muhammad Pandi Prabowo, Asep Saepuddin, serta Ahmad Kosim, Abdul Rachman Hasan, dan teman-teman IPTP48 lainnya.

Penulis juga sangat berterima kasih kepada jajaran Direktorat Kemahasiswaan IPB karena telah memilih dan mempercayakan penulis sebagai salah satu mahasiswa penerima beasiswa bidik misi sejak tahun ajaran 2011/2012 sampai 2014/2015. Beasiswa bidik misi sangat membantu penulis untuk menyelesaikan pendidikan untuk memperoleh gelar sarjana. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, September 2015

(9)

3

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN viii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 1

Ruang Lingkup Penelitian 1

METODE 2

Waktu dan Lokasi Penelitian 2

Bahan 2

Alat 2

Prosedur 2

Pemeliharaan 2

Pemberian Pakan 3

Analisis Data 3

Peubah yang Diukur 4

HASIL DAN PEMBAHASAN 5

Ukuran Tubuh 5

Panjang Tibia 6

Panjang Femur 7

Panjang Dada 8

Lingkar Dada 8

Pertambahan Ukuran Tubuh 9

Bobot Badan 11

Nilai Korelasi Ukuran Tubuh dengan Bobot Badan 12

SIMPULAN 14

DAFTAR PUSTAKA 14

LAMPIRAN 15

(10)

DAFTAR TABEL

1 Jumlah ayam digunakan pada penelitian 2

2 Jumlah konsumsi pakan ayam 3

3 Kandungan nutrisi pakan yang digunakan 3

4 Kerangka tubuh ayam PSKB, PSBK, dan BKPS jantan umur 2-10 minggu 5 5 Kerangka tubuh ayam PSKB, PSBK, dan BKPS betina umur 2-10 minggu 6 6 Pertambahan ukuran tubuh ayam PSKB, PSBK, dan BKPS jantan 10 7 Pertambahan ukuran tubuh ayam PSKB, PSBK, dan BKPS betina 10 8 Bobot badan ayam PSKB, PSBK, dan BKPS jantan umur 2-10 minggu 11 9 Bobot badan ayam PSKB, PSBK, dan BKPS betina umur 2-10 minggu 11 10 Nilai korelasi bobot badan dengan ukuran tubuh ayam PSKB dan PSBK

jantan 12

11 Nilai korelasi bobot badan dengan ukuran tubuh ayam PSKB dan PSBK

betina 13

DAFTAR GAMBAR

1 Bagian-bagian tubuh ayam yang diamati 4

2 Grafik (a) pertumbuhan tibia jantan dan (b) pertumbuhan tibia betina 6 3 Grafik (a) pertumbuhan femur jantan dan (b) pertumbuhan femur betina 7 4 Grafik (a) pertumbuhan panjang tulang dada jantan dan (b) pertumbuhan

panjang tulang dada betina 8

5 Grafik (a) pertumbuhan lingkar dada jantan dan (b) pertumbuhan lingkar

dada betina 9

6 Grafik (a) pertumbuhan bobot badan ayam jantan dan (b) pertumbuhan

bobot badan ayam betina 12

DAFTAR LAMPIRAN

1 Nilai P-value uji T ukuran tubuh antara ayam PSKB dengan PSBK jantan 15 2 Nilai P-value uji T ukuran tubuh antara ayam PSKB dengan BKPS jantan 15 3 Nilai P-value uji T ukuran tubuh antara ayam PSBK dengan BKPS jantan 15 4 Nilai P-value uji T ukuran tubuh antara ayam PSKB dengan PSBK betina 15 5 Nilai P-value uji T ukuran tubuh antara ayam PSKB dengan BKPS betina 16 6 Nilai P-value uji T ukuran tubuh antara ayam PSBK dengan BKPS betina 16 7 Nilai P-value uji T bobot badan ayam PSKB, PSBK, dan BKPS jantan 16 8 Nilai P-value uji T bobot badan ayam PSKB, PSBK, dan BKPS betina 16

9 Nilai P-value uji korelasi ayam PSKB jantan 16

10 Nilai P-value uji korelasi ayam PSBK jantan 17

11 Nilai P-value uji korelasi ayam PSKB betina 17

(11)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ayam merupakan salah satu ternak penghasil daging dan telur yang merupakan sumber protein hewani dari salah satu ternak jenis unggas. Selain dari aspek gizi yang baik, daging ayam merupakan salah satu komoditas penting ditinjau dari aspek ekonomi. Industri karkas ayam mempunyai prospek ekonomi yang baik, karena usaha peternakan ayam relatif mudah dikembangkan, cepat menghasilkan, dan metode pemotongannya sederhana (Mulyantini 2010). Khususnya ayam kampung memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan ayam ras pedaging, seperti tekstur dan cita rasa daging ayam kampung yang memiliki kekhasan dan keunggulan tersendiri. Keunggulan cita rasa ini juga mendorong permintaan yang tinggi terhadap daging ayam kampung. Akan tetapi ayam kampung memiliki produktivitas yang rendah, sehingga diperlukan langkah-langkah positif di antaranya pengadaan bibit ternak unggul, tersedianya pakan yang bermutu, dan manajemen yang handal.

Bibit ternak yang unggul tidak lepas dari seleksi genetik. Seleksi genetik dapat dilakukan dengan persilangan antar bangsa ternak. Perkawinan silang atau persilangan merupakan jalan pintas untuk memperoleh individu-individu yang memiliki sejumlah sifat unggul yang dimiliki oleh kedua bangsa tetuanya. Pada penelitian ini dilakukan kajian ukuran tubuh persilangan 4 jenis ayam, yaitu ayam kampung, ayam ras pedaging, ayam pelung, dan ayam sentul.

Morfometrik diartikan sebagai suatu cara yang mencakup pengukuran bentuk atau suatu cara pengukuran yang memungkinkan sesuatu untuk diuji. Berdasarkan pengertian di atas, maka terdapat 2 komponen besar mengenai morfometrik, yaitu size atau ukuran dan shape atau bentuk. Size dapat diartikan sebagai dimensi, besar, volume, ukuran relatif, sedangkan shape atau bentuk diartikan sebagai model, pola, karakteristik sebagai pembeda panampilan eksternal. Mengukur ukuran tubuh merupakan salah satu cara yang mudah untuk menduga bobot badan pada saat tidak memungkinkan untuk melakukan penimbangan bobot badan. Soeparno (1992) menyatakan bahwa pada fase pertumbuhan terjadi perubahan ukuran yang meliputi perubahan berat hidup, bentuk, dimensi linier dan komposisi tubuh.

Tujuan Penelitian

Penelitian dilakukan untuk mempelajari ukuran tubuh hasil silangan ayam kampung dengan ras pedaging, ras pedaging dengan kampung, dan pelung dengan sentul pada umur 2-10 minggu.

Ruang Lingkup Penelitian

(12)

METODE

Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada 21 September 2014 sampai 23 Maret 2015. Lokasi penelitian adalah di Laboratorium Lapang Pemuliaan dan Genetika Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian adalah ayam PSKB, PSBK, dan BKPS berumur 1 hari (DOC). PSKB diperoleh dari persilangan jantan PS (pelung dan sentul) dengan betina KB (kampung dan ras pedaging), PSBK diperoleh dari hasil silangan jantan PS (pelung dan sentul) dengan betina BK (ras pedaging dan kampung), dan BKPS diperoleh dari hasil silangan jantan BK (ras pedaging dan kampung) dengan betina PS (pelung dan sentul). Bahan lain yang digunakan yaitu sekam padi, sekat bambu, pakan komersial berbentuk crumble, dedak padi, dan vitachick. Jumlah ayam PSKB, PSBK, dan BKPS yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Jumlah ayam yang digunakan pada penelitian Jenis BKPS = BK (ras pedaging dan kampung) dengan PS (pelung dan sentul).

Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah kandang postal berukuran 1.5x2 m sebanyak 8 unit dan kandang panggung berukuran 80x60 cm sebanyak 14 unit, tempat air kapasitas 1 L sebanyak 22 unit, tempat pakan sebanyak 22 unit, timbangan digital Osuka dengan ketelitian 0.5 g, pita ukur, jangka sorong. Alat lain yang juga digunakan adalah lampu, gayung, kabel, dan drum penampung air.

Prosedur

Pemeliharaan

Kandang dipersiapkan terlebih dahulu, dibersihkan, dan diberi sekam. Lantai dan sekat bambu diberi kapur. Setiap kandang diberi lampu, tempat pakan, dan tempat minum.

(13)

3

Pemberian Pakan

Pakan diberikan ad libitum selama pemeliharaan, untuk mencapai kebutuhan ayam selama pertumbuhan diberikan pakan yang mengandung protein 19.5%–21.2 %, energi metabolisme 2 851–3 180 kkal kg-1 (Rasyaf 2004). Umur 1-21 hari ayam diberi pakan 100% pakan komersial, umur 22-28 hari diberi pakan komersial dan dicampur dengan dedak padi dengan perbandingan 80%:20%, umur 29-70 hari pakan yang diberikan adalah pakan komersial yang dicampur dengan dedak padi dengan perbandingan 60%:40%. Tabel 2 dan 3 merupakan jumlah dan kandungan nutrisi pakan yang dikonsumsi ayam.

Tabel 3 Kandungan nutrisi pakan yang digunakan

Kandungan nutrisi (%) Perbandingan pakan konsentratdandedak

80% K : 20% D (pakan 1) 60% K : 40% D (pakan 2) Ilmu dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan IPB (2015).

Analisis Data

Data dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui rataan ukuran tubuh ( ), dan simpangan baku (SD). Uji T dilakukan untuk mengetahui perbedaan rataan antara dua peubah ukuran tubuh dan antara dua peubah bobot badan hasil silangan ayam PSKB, PSBK, dan BKPS. Rumus dari uji t menurut Walpole (1993) adalah sebagai berikut:

(14)

=

Keterangan : = koefisien korelasi = peubaha bebas ke-2 = peubah bebas ke-1 = banyaknya pengulangan Peubah yang Diukur

Peubah yang diukur adalah panjang tibia, panjang femur, panjang dada, lingkar dada, dan bobot badan. Pengukuran bobot badan dilakukan dengan menimbang bobot badan ayam, pengukuran ukuran tubuh dilakukan dengan mengukur lingkar dan panjang masing-masing ukuran tubuh dengan menggunakan alat jangka sorong dan pita ukur dengan satuan (cm). Pengukuran ukuran tubuh pada penelitian ini merujuk pada Waggoner dan Hutchinson (2001) seperti disajikan pada Gambar 1.

Keterangan : 1 = panjang tibia 3 = panjang dada 2 = panjang femur 4 = lingkar dada Sumber : Waggoner dan Hutchinson (2001)

Gambar 1 Bagian-bagian tubuh ayam yang diamati

Pengukuran dilakukan setiap 2 minggu sekali, hal ini dilakukan agar terlihat perbadaan secara signifikan antara pengukuran terakhir ke pengukuran yang sebelumnya. Pengukuran dilakukan pada ayam umur 2, 4, 8, dan 10 minggu. Cara pengukuran panjang tibia, panjang femur, panjang dada, lingkar dada, dan bobot badan adalah sebagai berikut :

1. Panjang tibia, diperoleh dengan cara mengukur panjang tulang tibia menggunakan jangka sorong dalam satuan (cm);

2. Panjang femur, diperoleh dengan cara mengukur panjang tulang femur menggunakan jangka sorong dalam satuan (cm);

3. Panjang dada, pengukuran dilakukan dari ujung tulang dada bagian depan sampai ujung bagian belakang tulang dada menggunakan jangka sorong dalam satuan (cm); dan

(15)

5

5. Bobot badan, diperoleh dengan menimbang bobot badan ayam hasil silangan menggunakan timbangan digital dalam satuan (g). Penimbangan bobot badan dilakukan pada pagi hari sebelum ayam diberi pakan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran Tubuh

Sifat-sifat kuantitatif dipengaruhi oleh genetik, lingkungan, dan interaksi antara genetik dengan lingkungan. Kajian ukuran tubuh yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu bobot badan, panjang tibia, panjang femur, panjang dada, dan lingkar dada, merupakan perameter yang bernilai ekonomis dan sebagai tempat melekatnya otot (daging).

Beberapa sifat kuantitatif yang bernilai ekonomis yaitu bobot badan, panjang paha (femur), panjang betis (tibia), panjang cakar, dan lingkar dada (Mansjoer 1985). Hasil pengukuran tubuh ayam persilangan jantan PS (pelung dan sentul) dengan betina KB (kampung dan ras pedaging), jantan PS (pelung dan sentul) dengan betina BK (ras pedaging dan kampung), dan jantan BK (ras pedaging dan kampung) dengan betina PS (pelung dan sentul), pada ayam jantan dan betina disajikan pada Tabel 4 dan 5.

Tabel 4 Kerangka tubuh ayam PSKB, PSBK, dan BKPS jantan umur 2-10 minggu

Umur (minggu)

Rataan ± Standar deviasi ukuran tubuh (cm)

n Panjang tibia Panjang femur Panjang dada Lingkar dada Ayam PSKB

(16)

Tabel 5 Kerangka tubuh ayam PSKB, PSBK, dan BKPS betina umur 2-10 minggu

Umur (minggu)

Rataan ± Standar deviasi ukuran tubuh (cm)

n Panjang tibia Panjang femur Panjang dada Lingkar dada Ayam PSKB

Keterangan : PSKB = PS (pelung dan sentul) dengan KB (kampung dan ras pedaging); PSBK = PS (pelung dan sentul) dengan BK (ras pedaging dan kampung); BKPS = BK (ras pedaging dan kampung) dengan PS (pelung dan sentul); Angka yang (P<0.05) pada umur 2 minggu, antara PSKB dan BKPS berbeda pada umur 8 dan 10 minggu, PSBK dan BKPS berbeda pada umur 8 minggu. Menurut Pangestu (1985), tulang tibia dapat memberikan indikasi bahwa ayam tersebut lebih besar dan tinggi. Pertumbuhan panjang tibia ayam jantan dan betina pada umur 2-10 minggu dapat dilihat pada Gambar 2.

(a) pertumbuhan tulang tibia jantan (b) pertumbuhan tulang tibia betina

(17)

7

Rataan panjang tibia PSKB jantan umur 10 minggu sebesar 11.69 cm dan betina 11.76 cm. Pada PSBK jantan umur 10 minggu sebesar 11.88 cm dan betina 11.62 cm. Ayam BKPS jantan umur 10 minggu sebesar 12.12 cm dan betina 12.41 cm. Berarti ukuran panjang tibia ayam jantan lebih panjang dibandingkan ayam betina, namun ayam PSKB dan BKPS betina memiliki ukuran panjang tibia yang lebih panjang dibandingkan jantannya pada umur 10 minggu.

Hasil penelitian Suryaman (2001) ayam kampung jantan memiliki panjang tibia sebesar 11.06 cm sedangkan pada ayam kampung betina sebesar 10.62 cm pada umur 10 minggu. Ukuran panjang tibia ayam pada penelitian ini umur 10 minggu lebih panjang dibandingkan ayam kampung, tetapi lebih pendek dibandingkan ayam KB umur 10 minggu pada penelitian Simamora (2014).

Panjang Femur

Rataan panjang femur PSKB jantan dan PSKB betina umur 10 minggu yaitu 8.25 cm dan 8.32 cm. Rataan panjang femur PSBK jantan dan PSBK betina umur 10 minggu yaitu 8.41 cm dan 8.05 cm. Rataan panjang femur BKPS jantan dan BKPS betina umur 10 minggu yaitu 7.91 cm dan 7.75 cm. Rataan panjang femur ayam kampung umur 12 minggu sebesar 7.32 cm pada jantan dan 6.48 cm pada betina (Moniharapon 1997). Berdasarkan penelitian ini femur pada ayam PSKB, PSBK, dan BKPS baik pada jantan maupun betinanyalebih panjang pada umur 10 minggu dibandingkan pada ayam kampung umur 12 minggu. Hal ini disebabkan adanya perpaduan genetik ayam ras pedaging yang memiliki ukuran tubuh besar dan mampu menutupi kelemahan ayam kampung yang memiliki ukuran tubuh kecil, sehingga panjang femur ayam hasil silangan lebih panjang, seperti halnya penelitian Simamora (2014).

Rataan panjang femur ayam PSKB, PSBK, dan BKPS jantan dan betina sama. Menurut Nishida et al. (1980), panjang femur memberikan pengaruh besar terhadap ukuran tubuh ayam. Panjang femur dapat digunakan sebagai penduga ukuran bobot badan. Grafik pertumbuhan panjang femur ayam PSKB, PSBK, dan BKPS jantan dan betina dapat dilihat pada Gambar 3.

(a) pertumbuhan tulang femur jantan (b) pertumbuhan tulang femur betina

Gambar 3 Grafik (a) pertumbuhan femur jantan dan (b) pertumbuhan femur betina

(18)

pertumbuhan umur 10 minggu (akhir pemeliharaan) ayam jantan PSKB belum menunjukkan ukuran femur yang lebih panjang dibandingkan betinanya.

Panjang Dada

Rataan panjang dada ayam PSKB, PSBK, dan BKPS baik jantan maupun betina memiliki ukuran yang sama (P>0.05). Panjang dada merupakan salah satu sifat kuantitatif yang bernilai ekonomis dan dapat dijadikan parameter pertumbuhan (Mansjoer 1985). Panjang dada terus bertambah pada setiap pengukuran umur 2-10 minggu. Pertambahan ukuran panjang dada ayam jantan dan betina penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.

(a) pertumbuhan tulang dada jantan (b) pertumbuhan tulang dada betina

Gambar 4 Grafik (a) pertumbuhan panjang tulang dada jantan dan (b) pertumbuhan panjang tulang dada betina

Rataan panjang dada PSKB, PSBK, dan BKPS jantan umur 10 minggu adalah 9.04 cm, 9.61 cm, dan 8.20 cm. Pada betinanya umur 10 minggu adalah 8.91 cm, 9.30 cm, dan 8.80 cm. Rataan panjang dada ayam jantan lebih panjang dibandingkan ayam betina pada ayam PSKB dan BKPS, pada ayam BKPS betina memiliki panjang dada lebih panjang dibandingkan jantan. Rataan panjang dada pada ayam kampung umur 12 minggu yaitu 8.09 cm pada jantan dan 7.73 cm pada betina (Suryaman 2001). Rataan panjang dada pada ayam PSKB, PSBK, dan BKPS lebih panjang dari ayam kampung. Dibandingkan dengan ayam KB umur 10 minggu pada penelitian Simamora (2014) panjang dada KB lebih besar (jantan 10.64 cm dan betina 10.31 cm).

Lingkar Dada

Lingkar dada ayam PSKB, PSBK, dan BKPS jantan sama (P>0.05). Pada ayam betina PSKB dan BKPS berbeda (P<0.05) pada umur 6 minggu, dan pada ayam betina PSBK dan BKPS juga berbeda (P<0.05) pada umur 6 minggu.

(19)

9

PSKB, PSBK, dan BKPS memiliki lingkar dada yang lebih besar dibandingkan ayam kampung, namun memiliki lingkar dada yang lebih kecil dibandingkan ayam KB. Pertumbuhan lingkar dada ayam jantan dan betina pada umur 2-10 minggu dapat dilihat pada Gambar 5.

(a) pertumbuhan lingkar dada jantan (b) pertumbuhan lingkar dada betina

Gambar 5 Grafik (a) pertumbuhan lingkar dada jantan dan (b) pertumbuhan lingkar dada betina

Rataan lingkar dada pada umur 10 minggu ayam PSKB dan BKPS lebih besar pada jantan, berbeda dengan PSBK betina lebih besar dibandingkan jantannya. Pertumbuhan dipengaruhi oleh faktor eksogenous (pakan) dan faktor endogenous (hormon) (Lawrence 1997). Menurut Soeparno (1992), testosteron sebagai steroid dari androgen yang mengakibatkan pertumbuhan ternak jantan lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan ternak betina. Herren (2000) menjelaskan lebih lanjut bahwa hormon testosteron yang rendah akan meningkatkan pelebaran dari epiphysis tulang dan membantu hormon pertumbuhan, sedangkan hormon estrogen berpengaruh sebagai penghambat pertumbuhan. Faktor eksogenous antara ayam PSKB, PSBK, dan BKPS sama. Hal yang mempengaruhi lingkar dada PSBK jantan lebih kecil dari betina adalah hormon testosteron jantan belum optimal.

Pertambahan Ukuran Tubuh

Persentase pertambahan ukuran tubuh dalam penelitian ini secara umum lebih besar pada umur 4 minggu. Sesuai dengan penelitian Simamora (2014), menyatakan peningkatan ukuran tubuh lebih besar pada umur 0-4 minggu, akan tetapi genetik ayam persilangan dalam penelitian ini umur 6 minggu menunjukkan persentase pertambahan ukuran tubuh yang lebih besar khususnya pada ayam PSKB dan PSBK betina. Ukuran tubuh ayam jantan dan betina yang memiliki nilai persentase pertambahan ukuran tubuh terbesar adalah panjang tibia dan panjang dada. Variasi genetik dan variasi antar individu ayam menyebabkan nilai persentase pertambahan ukuran tubuh berfluktuatif.

(20)

Tabel 6 Pertambahan ukuran tubuh ayam PSKB, PSBK, dan BKPS jantan

Umur (minggu)

Pertambahan ukuran tubuh (%)

Panjang tibia Panjang femur Panjang dada Lingkar dada Ayam PSKB BKPS = BK (ras pedaging dan kampung) dengan PS (pelung dan sentul). Tabel 7 Pertambahan ukuran tubuh ayam PSKB, PSBK, dan BKPS betina

Umur (minggu)

Pertambahan ukuran tubuh (%)

(21)

11

Bobot Badan

Rataan bobot badan ayam PSKB, PSBK, dan BKPS jantan umur 2-10 minggu disajikan pada Tabel 8. Ayam PSKB, PSBK, dan BKPS betina umur 2-10 minggu memiliki rataan bobot badan seperti pada Tabel 9.

Tabel 8 Bobot badan ayam PSKB, PSBK, dan BKPS jantan umur 2-10 minggu

Umur (minggu)

Rataan ± Standar deviasi bobot badan (g ekor-1)

PSKB PSBK BKPS BKPS = BK (ras pedaging dan kampung) dengan PS (pelung dan sentul).

Tabel 9 Bobot badan ayam PSKB, PSBK, dan BKPS betina umur 2-10 minggu

Umur (minggu)

Rataan ± Standar deviasi bobot badan (g ekor-1)

PSKB PSBK BKPS Angka yang disertai huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata (P<0.05).

(22)

(a) grafik rataan bobot badan jantan (b) grafik rataan bobot badan betina

Gambar 6 Grafik (a) pertumbuhan bobot badan ayam jantan dan (b) pertumbuhan bobot badan ayam betina

Bobot badan ayam jantan lebih berat dibandingkan ayam betina baik pada ayam PSKB, PSBK, dan BKPS pada umur 10 minggu. Pertumbuhan dipengaruhi oleh faktor eksogenous (pakan) dan faktor endogenous (hormon) (Lawrence 1997). Ayam yang mengkonsumsi pakan lebih banyak akan mempunyai bobot badan yang lebih berat, menurut Hasnelly dan Kuntoro (2006) bahwa ayam jantan mengonsumsi pakan yang lebih banyak dibandingkan ayam betina. Perbedaan jenis kelamin dalam tingkat pertumbuhan bertahan sepanjang masa pertumbuhan sehingga antara ayam jantan dan betina tentunya memiliki performa produksi yang berbeda (Muir dan Aggrey 2003).

Nilai Korelasi Ukuran Tubuh dengan Bobot Badan

Bobot badan berkorelasi positif dengan ukuran tubuh. Nilai korelasi antara peubah-peubah ukuran tubuh ayam PSKB dan PSBK dengan bobot badan ayam PSKB dan PSBK pada ayam jantan disajikan pada Tabel 10. Nilai korelasi pada betinanya disajikan pada Tabel 11.

Tabel 10 Nilai korelasi bobot badan dengan ukuran tubuh ayam PSKB dan PSBK jantan

Umur Nilai korelasi (%)

Bangsa Panjang tibia Panjang femur Panjang dada Lingkar dada 2 PSKB 0.10 0.11 0.45 0.17

PSBK 0.20 0.17 0.11 0.31

4 PSKB PSBK -0.05 0.76 0.79 -0.06 0.74 0.93x 0.64 0.87y

6 PSKB 0.77y 0.47 0.77y 0.82y PSBK 0.27 0.55 0.61 0.54

8 PSKB 0.69 -0.02 0.92x 0.69 PSBK -0.13 0.49 -0.28 0.94x 10 PSKB 0.77y -0.12 0.95x 0.82y PSBK 0.72 0.29 0.77 0.83

(23)

13

Tabel 11 Nilai korelasi bobot badan dengan ukuran tubuh ayam PSKB dan PSBK betina

Umur Nilai korelasi (%)

Bangsa Panjang tibia Panjang femur Panjang dada Lingkar dada

2 PSKB PSBK -0.13 0.99 -0.10 0.75 0.96y 0.82 -0.11 0.93 menunjukkan bahwa semakin besar nilai dari ukuran tubuh maka skor bobot badan yang ditunjukkan oleh ayam PSKB dan PSBK betina akan semakin kecil.

Hasil analisis korelasi pada Tabel 10 dan 11 menunjukkan panjang tibia, panjang femur, panjang dada, dan lingkar dada merupakan peubah yang bisa digunakan sebagai penduga bobot badan. Sesuai dengan pendapat Mansjoer (1985) bahwa bagian-bagian tubuh panjang shank, panjang paruh, lebar dada, panjang tubuh dan lingkar dada merupakan parameter-parameter pertumbuhan, dan berkorelasi positif dengan produksi daging yang dihasilkan (Mansjoer 1985). Nilai korelasi yang tertinggi dan nyata pada ayam PSKB dan PSBK yaitu lingkar dada dan panjang dada baik pada jantan maupun betina. Hal ini membuktikan bahwa semakin besar kerangka tubuh ayam jantan, maka bobot badan yang dihasilkan juga akan semakin besar. Keadaan ini menurut North dan Bell (1990) dikarenakan kerangka tubuh merupakan tempat perlekatan dari otot.

Pada ayam PSKB jantan terdapat nilai korelasi negatif yaitu pada panjang tibia umur 4 minggu, pada panjang femur umur 8 dan 10 minggu. Pada ayam PSBK jantan nilai korelasi negatif terdapat pada panjang tibia umur 8 minggu, pada panjang femur umur 4 minggu, dan pada panjang dada umur 8 minggu. Nilai korelasi yang berfluktuatif ini disebabkan perbedaan genetik ayam dan laju pertumbuhan ayam PSKB, PSBK, dan BKPS berbeda-beda pada fase pertumbuhan namun akan mencapai ukuran yang sama pada fase dewasa, hal ini disebabkan variasi genetik dan variasi individu dalam 1 bangsa pada ayam tersebut, akan tetapi mencapai ukuran yang sama pada fase dewasa karena mempunyai genetik yang sama.

(24)

SIMPULAN

Ukuran tubuh dan bobot badan ayam jantan PSKB, PSBK, dan BKPS sama. Ukuran panjang tibia dan lingkar dada ayam betina PSKB, PSBK, dan BKPS berbeda. Bobot badan ayam betina PSKB dan BKPS berbeda pada umur 2 minggu. Nilai korelasi antara bobot badan dengan lingkar dada dan panjang dada ayam PSKB, PSBK, dan BKPS mempunyai nilai paling tinggi dan nyata.

DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer SS. 1985. Pengkajian sifat-sifat produksi ayam kampung beserta persilangannya dengan Rhode Island Red [disertasi]. Bogor (ID): Fakultas Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.

Moniharapon M. 1997. Studi sifat-sifat biologis ayam kampung dan ayam gemba di Maluku sampai dewasa kelamin [tesis]. Program Pascasarjana. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Muir WH, Aggrey SE. 2003. Poultry Genetics, Breeding and Biotechnology. United Kingdom (GB): CABI. 744pp.

Mulyantini. 2010. Produksi Ternak Unggas. Bogor (ID): IPB Pr.

Nishida T, Nozawa K, Kondo K, Mansjoer SS, Martojo H. 1980. Morphological dan genetical studies on the Indonesian native fowls. The origin and phylogeny of Indonesian native livestock. The Research Group of Overseas Scientific Survey. (ID): Page : 78-83.

North MO, Bell DO. 1990. Commercial Chicken Production Manual. Ed ke-4. New York (US): Van Nostrand Reinhold.

Pangestu B. 1985. Ayam pelung dan ayam kedu. Konservasi Ternak Indonesia Asli. Bogor (ID): Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor.

Rasyaf, M. 1992. Pengelolaan Peternakan Unggas Pedaging. Yogyakarta (ID): Kanisius.

(25)

15

Suryaman A. 2001. Perbandingan morfometrik ayam kampung, ayam pelung dan ayam keturunan pertama (F1) persilangan pelung kampung jantan dan betina [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Waggoner B, Hutchinson JB. 2001. Aves : More on Morphology. http://www.ucmp.berkely.edu/diapsids/bird.html. [25 November 2014].

LAMPIRAN

Lampiran 1 Nilai P-value uji T ukuran tubuh antara ayam PSKB dengan PSBK jantan

Umur P-value antara ayam PSKB dengan PSBK (%)

Panjang tibia Panjang femur Panjan dada Lingkar dada

2 0.16 0.15 0.20 0.24

Umur P-value antara ayam PSKB dengan BKPS (%)

Panjang tibia Panjang femur Panjan dada Lingkar dada

2 0.52 0.57 0.63 0.95

Umur P-value antara ayam PSBK dengan BKPS (%)

Panjang tibia Panjang femur Panjan dada Lingkar dada

2 0.55 0.93 0.32 0.61

Umur P-value antara ayam PSKB dengan PSBK (%)

Panjang tibia Panjang femur Panjan dada Lingkar dada

2 0.01 0.78 0.48 0.00

4 0.30 0.31 0.38 0.10

6 0.13 0.30 0.40 0.27

8 0.35 0.55 0.66 0.77

(26)

Lampiran 5 Nilai P-value uji T ukuran tubuh antara ayam PSKB dengan BKPS betina

Umur P-value antara ayam PSKB dengan BKPS (%)

Panjang tibia Panjang femur Panjan dada Lingkar dada

2 0.72 0.78 0.87 0.67

Umur P-value antara ayam PSBK dengan BKPS (%)

Panjang tibia Panjang femur Panjan dada Lingkar dada

2 0.27 0.31 0.69 0.21

Umur PSKB dengan PSBK PSKB dengan BKPS PSBK dengan BKPS

2 0.57 0.13 0.07

Umur PSKB dengan PSBK PSKB dengan BKPS PSBK dengan BKPS

2 1.00 0.02 0.44

4 0.57 0.12 0.99

6 0.62 0.85 0.84

8 0.22 0.69 0.84

10 0.33 0.27 0.18

Lampiran 9 Nilai P-value uji korelasi ayam PSKB jantan

Umur P-value ayam PSKB

Panjang tibia Panjang femur Panjan dada Lingkar dada

2 0.85 0.84 0.37 0.74

4 0.94 0.12 0.15 0.24

6 0.04 0.29 0.04 0.03

8 0.13 0.98 0.01 0.13

(27)

17

Lampiran 10 Nilai P-value uji korelasi ayam PSBK jantan

Umur P-value ayam PSBK

Panjang tibia Panjang femur Panjan dada Lingkar dada

2 0.71 0.75 0.84 0.55

4 0.08 0.92 0.01 0.03

6 0.57 0.20 0.14 0.21

8 0.80 0.33 0.59 0.01

10 0.17 0.64 0.13 0.08

Lampiran 11 Nilai P-value uji korelasi ayam PSKB betina

Umur P-value ayam PSKB

Panjang tibia Panjang femur Panjan dada Lingkar dada

2 0.73 0.79 0.02 0.76

4 0.01 0.04 0.03 0.00

6 0.01 0.03 0.14 0.00

8 0.00 0.01 0.01 0.01

10 0.00 0.83 0.01 0.03

Lampiran 12 Nilai P-value uji korelasi ayam PSBK betina

Umur P-value ayam PSBK

Panjang tibia Panjang femur Panjan dada Lingkar dada

2 0.10 0.46 0.39 0.25

4 0.13 0.18 0.08 0.02

6 0.11 0.00 0.01 0.01

8 0.36 0.08 0.81 0.09

(28)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sibuhuan, Kabupaten Padang Lawas, Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 2 Desember 1992 dari ayah Abu Bokar Daulay dan ibu Juliati Hasibuan. Penulis adalah putra ketiga setelah saudari Suwirda Haryanti Daulay dan saudari Nur Muliana Daulay.

Penulis mengawali pendidikan dasar pada tahun 1999 di SDN 05 Pasar Latong, dan selesai pada tahun 2005. Pendidikan sekolah menengah pertama pada tahun 2005 sampai tahun 2008 di SMP Negeri 01 Lubuk Barumun. Penulis melanjutkan sekolah menengah atas di SMA 01 Barumun, pada tahun 2008 dan lulus pada tahun 2011. Pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan diterima sebagai mahasiswa penerima beasiswa bidik misi di Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan.

Gambar

Tabel 2 Jumlah konsumsi pakan ayam
Gambar 1 Bagian-bagian tubuh ayam yang diamati
Tabel 4 Kerangka tubuh ayam PSKB, PSBK, dan BKPS jantan umur 2-10 minggu
Gambar 2 Grafik (a) pertumbuhan tibia  jantan dan (b) pertumbuhan tibia betina
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa apa dan mana serta bentuk tuturannya jika terdapat dalam kalimat deklaratif bukan merupakan interogativa Kehadiran

Berdasarkan dari tiap butir pertanyaan pada penelitian terdahulu yang sudah dilakukan oleh peneliti, maka akan dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai

Hasil penelitian Agus Sartono dan Mishabul Munir menyimpulkan bahwa rata-rata PER untuk tujuh industri yang berbeda adalah tidak sama; pertumbuhan laba, ROA, Devidend Payout

Pembuatan permintaan anggaran untuk program kerja fakultas Adapun berikut adalah tugas khusus yang tidak lepas dari tugas administratif pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat 20 mata kuliah yang diselenggarakan dengan e-learning oleh 7 orang dosen; (2) e-learning yang diterapkan adalah blended learning;

Terwujudnya Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sebelas April Sumedang yang melahirkan lulusan yang kompeten di tingkat Nasional pada tahun 2025.. Misi STIE Sebelas

prototype sistem tersebut untuk memperlihatkan kepada pemakai model sistem yang akan dirancang. Pada tahap ketiga yaitu pengujian prototype , penulis melakukan uji