• Tidak ada hasil yang ditemukan

bentuk dada normal dan abnormal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "bentuk dada normal dan abnormal"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

A.

A. BENUK DADA NORMAL DAN ABNORMALBENUK DADA NORMAL DAN ABNORMAL

Secara normal, perbandingan antara diameter anteroposterior (jarak dari dada ke Secara normal, perbandingan antara diameter anteroposterior (jarak dari dada ke  punggung) dan

 punggung) dan diameter lateral diameter lateral (lebar dada) (lebar dada) adalah 1:2.adalah 1:2.Dada di inspeksi terutama mengenaiDada di inspeksi terutama mengenai  postur,

 postur, bentuk bentuk dan dan kesimetrisan kesimetrisan ekspansi ekspansi serta serta keadaan keadaan kulit.Bentuk kulit.Bentuk dada dada berbeda berbeda antaraantara  bayi

 bayi dan dan orang orang tua tua dewasa. dewasa. Dada Dada bayi bayi berbentuk berbentuk melingkar melingkar dengan dengan diameter diameter dari dari depandepan kebelakang (anterior-posterior) sama dengan diameter tranversal. Pada orang dewasa kebelakang (anterior-posterior) sama dengan diameter tranversal. Pada orang dewasa  perbandingan antara diameter artero posterior dengan diameter tranversal adalah 1:2.

 perbandingan antara diameter artero posterior dengan diameter tranversal adalah 1:2.

Bentuk dada menjadi tidak normal pada keadaan keadaan tertentu misalnya : Bentuk dada menjadi tidak normal pada keadaan keadaan tertentu misalnya :

1.

1. Pigeon chestPigeon chest (Pectus Carinatum)(Pectus Carinatum) yaitu bentuk dada yang ditandai dengan diameter tranversalyaitu bentuk dada yang ditandai dengan diameter tranversal sempit diameter artero-posterior membesar dan sternum sangat menonjol ke depan.

sempit diameter artero-posterior membesar dan sternum sangat menonjol ke depan. BentukBentuk dada ini terjadi ketika ada pergeseran yang menyebabkan "lengkungan keluar" pada sternum dada ini terjadi ketika ada pergeseran yang menyebabkan "lengkungan keluar" pada sternum dan tulang iga. Pada keadaan ini juga terjadi peningkatan diameter anteroposterior.

dan tulang iga. Pada keadaan ini juga terjadi peningkatan diameter anteroposterior. Pigeon Pigeon chest

chest dapat terjadi pada pasien dengan penyakit rikets, sindrom marfan, atau kifoskoliosisdapat terjadi pada pasien dengan penyakit rikets, sindrom marfan, atau kifoskoliosis  berat.

(2)

2. Funnel chest (Pectus Excavatum) Dada corong

merupakan bentuk dada yang tidak normal sebagai kelainan bawaan yang mempunyai ciri-ciri berlawanan dengan pingeon chest.

Ciri-ciri bentuk funnel chest adalah sternum menyempit kedalam dan diameter artero  posterior yang mengecil. Bentuk dada ini terjadi ketika adanya gangguan (defek)  perkembangan tulang paru yang menyebabkan depresi ujung bawah sternum (tulang tengah

di dada).

Pada bentuk dada seperti ini rentan terjadi penekanan jaringan terhadap jantung dan  pembuluh darah besar, sehingga murmur (suara bising) pada jantung sering terjadi. Funnel

chest  dapat terjadi pada pasien dengan penyakit rikets atau sindrom marfan.

3. Barel chest yang ditandai dengan diameter artero posterior tranversal yang mempunyai  perbandingan 1:1. ini dapat diamati pada pasien kifosis. Bentuk dada ini terjadi karena hasil hiperinflasi paru. Hiperinflasi ialah terjebaknya udara akibat saluran pernapasan yang sempit/menyempit. Pada keadaan ini terjadi peningkatan diameter anteroposterior. Penyakit yang bermanifestasikan barrel chest ini misalnya asma berat dan PPOK (jenis emfisema).

(3)

4. Flat chest yaitu diameter anterior posterior memendek. Etiologinya adalah adanya bilateral  pleura pulmonary fibrosis

B. KELAINAN BENTUK TULANG BELAKANG

Kelainan bentuk tulang belakang terjadi karena adanya perubahan posisi tulang belakang sehingga menyebabkan perubahan kelengkungan batang tulang belakang. Kelainan tulang  belakang, yaitu :

Kelainan Bentuk Tulang Belakang 1. Skoliosis

a. Definisi

Skoliosis merupakan kelainan

 – 

 kelainan pada rangka tubuh berupa kelengkungan tulang  belakang, dimana terjadi pembengkokan tulang belakang kearah samping kiri atau kanan atau kelainan tulang belakang pada bentuk C atau S.Tulang belakang melengkung ke

(4)

lateral (berbentuk S), yang dapat terjadi pada segmen servika l(leher), torakal (dada), maupun lumbal (pinggang).

Tipe

 – 

 Tipe Skoliosis  b. Penyebab

1. Kongenital (bawaan), biasanya berhubungan dengan suatu kelainan dalam  pembentukan tulang belakang atau tulang rusuk yang menyatu.

2.  Neuromuskuler, pengendalian otot yang buruk atau kelemahan otot atau kelumpuhan akibat penyakit misalnya polio.

3. Skoliosis bisa disebabkan oleh kebiasaan posisi duduk yang salah.8 c. Gejala berupa :

 Tulang belakang melengkung secara abnormal ke arah samping  Bahu / pinggul kiri dan kanan tidak sama tingginya

  Nyeri punggung

 Kelelahan pada tulang belakang setelah duduk atau berdiri lama. d. Efek skoliosis terhadap paru dan jantung meliputi :

 Efek Mild skoliosis (kurang dari 20o tidak begitu serius, tidak memerlukan tindakan dan hanya dilakukan monitoring)

 Efek Moderate skoliosis (antara 25

 – 

 40o ), tidaklah begitu jelas , namun suatu study terlihat tidak ada gangguan, namun baru ada keluhan kalau dilakukanexercise.

(5)

 Efek Severe skoliosis (> 400 ) dapat menimbulkan penekanan pada paru, pernafasan

yang tertekan, dan penurunan level oksigen, dimana kapasitas paru dapat berkurang sampai 80%. Pada keadaan ini juga dapat terjadi gangguan terhadap fungsi jantung.

 Efek Very Severe skoliosis (Over 1000 ). Pada keadaan ini dapat terjadi trauma pada

 pada paru dan jantung,osteopenia and osteoporosis.

2. Lordosis

a. Definisi

Lordosis adalah kondisi di mana lumbal spinalis (tulang belakang tepat di atas bokong) melengkung kedalam. Tulang belakang yang normal dilihat dari belakang akan tampak lurus. Lain halnya pada tulang belakang penderita lordosis, akan tampak bengkok terutama di punggung bagian bawah. Sedikit kelengkungan lordotik adalah normal. Terlalu banyak kelengkungan lordotik disebut lordosis.

 b. Penyebab lordosis

 Posisi duduk

 kebiasaan tubuh yang salah, serta bawaan sejak lahir  Discitis (peradangan pada diskus spinal vertebra)  Postur tubuh yang buruk

c. Gejala

(6)

 Penderita lordosis akan sering mengalami sakit pinggang  distrofi otot

 dysplasia pinggul, serta gangguan neuromuscular.

3. Kifosis a. Definisi

Kifosis adalah gangguan tulang belakang progresif di mana punggung atas menunjukkan sebuah kelengkungan ke depan abnormal, mengakibatkan kelainan tulang yang kadang -kadang digambarkan sebagai bungkuk. Kifosis terdiagnosis jika kurvanya lebih dari 50 derajat, menurut American Academy of Orthopaedic Surgeons (AAOS). Mayo Clinic memberikan batas lebih rendah untuk diagnosis kifosis yaitu kelengkungan 40 derajat atau lebih. Pada remaja, penyebab paling umum dari kifosis adalah penyakit sheurmann. Pada orang tua, penyebab paling umum kifosis adalah degenerasi diskus vertebralis.

Perbedaan tulang belakang yang normal dengan kifosis  b. Penyebab Kifosis

Penyebab karena keropos tulang atau osteopor disebut Penyakit Scheuermann adalah suatu keadaan yang ditandai dengan nyeri punggung dan adanya bonggol di punggung (kifosis). Kifosis adalah suatu kelainan bentuk pada tulang belakang yang bisa terjadi akibat gangguan perkembangan atau penyakit.

c. Gejalanya

(7)

  Nyeri bila ditekan dan kekakuan pada tulang belakang,  Punggung tampak melengkung

 Lengkung tulang belakang bagian atas lebih besar dari normal.

C. BUNYI JANTUNG

Bunyi jantung normal ada 2 : bunyi jantung s1 dan s2 Tempat untuk auskultasi bunyi jantung normal : daerah aorta, daerah pulmonal, daerah trikuspid dan daerah mitral

a. Bunyi jantung 1 (S1) :

 Akibat penutupan katup mitral dan tricuspid  Berhubungan dengan upstroke karotis

 Terdengar jelas didaerah apeks, mendahului systole  Frekuensi lebih rendah dan lebih lama dari s2

 b. Bunyi jantung 2 (s2) :

 Akibat penutupan katup semilunaris aorta dan pulmoner

 Terdengar paling jelas didaerah basis jantung, mendahului diastole

 Penutupan aorta biasanya lebih dahulu, hanya komponen yg terdengar di daerah apeks

 S2 sering split pada inspirasi lambat  Frekuensi lebih tinggi dari pada s1 c. Bunyi jantung 3 (s3)

 Bunyi lemah pada permulaan masa diastolik, terdengar jelas di apeks  Sering dapat dipalpasi, berkurang kalau diauskultasi dengan diafragma  Menunjukan gangguan fungsi $entrikel pada pada orang dewasa

 Dan disebut gallop $entrikuller  Bernada rendah

 Lemah

 Waktu singkat

 Sumber bunyi tidak jelas

 Tidak dapat didengar telinga, dapat direkam pada monokardiogram d. Bunyi jantung 4 (s4)

(8)

 Bunyi lemah pada masa diastolik lanjut(presistolik), paling jelas di apeks  Menghilang kalau diauskultasi dengan diafragma

 Menunjukan distensi $entrikel oleh kontraksi atrium  Frekuensi rendah 2 kali siklus/detik atau kurang  Dan disebut gallop atrium presistolik

e. Kelainan murmur

 Kelainan bunyi jantung murmur disebabkan oleh turbulensi peredaran darah  Dapat terjadi akibat penyempitan kritis pada katup.

 Ketika katup tidak berfungsi dengan baik akan mengakibatkan regurgitasi pada aliran darah, defek konginetal dinding ventrikel maupun defek diantara aorta dan arteri  pulmonalis ataupun meningkatnya peredaran darah yang melalui struktur normal f. Kelainan gallop

 Kelainan bunyi jantung gallop terjadi ketika terhambatnya pengisian darah ventrikel selama diastolic

 Terjadi pada penderita beberapa penyakit tertentu yang menyebabkan adanya getaran sesaat ketika diastolic, getaran yang sama ketika bunyi jantung I dan II walaupun lebih halus

 Bunyi jantung menjadi triplet dan menyebabkan efek akustik seperti gallop kuda.  Bunyi ini dapat dihasilkan ketika awal diastolic pada saat fase pengisian cepat siklus

 jantung maupun akhir kontraksi atrium

D. KLASIFIKASI DERAJAT EDEMA

1. Berdasarkan Peletakannya :  Edema Lokalisata / local ad

Edema ini dipengaruhi oleh peningkatan permeabilitas kapiler yang diperantarai oleh sitokin,peningkatan tekanan hidrostatik yang diatur oleh aldosterone,  peningkatan tekanan osmotic karena penurunan kadar albumin. Terjadi obstruksi

limfe , contoh asites.

 Edema generalisata ( umum )

Sehingga menyebabkan gangguan pada regulasi ECCF yang normal. Penyebab : gagal jantung,sirosis jantung dan nefrotik.

(9)

2. Jenis edema berdasarkan penekanan pada kulit

 Edema pitting

Mengacu pada perpindahan (menyingkirnya) air interstisial oleh tekanan dari pada kulit yang meninggalkan cekungan. Setelah tekanan dilepas memerlukan  beberapa menit bagi cekungan ini untuk kembali pada keadaan semula. Edema  pitting sering terlihat pada sisi dependen,seperti sokrum pada individu yang tirah  baring,begitu juga dengan tekanan hidrostatik grafitasi meningkatkan akumulasi

cairan di tungkai dan kaki pada individu yang berdiri.

 Edema Non pitting

Terlihat pada area lipatan kulit yang longgar,seperti periorbital pada wajah. Edema non pitting apabila ditekan, bagian yg ditekan itu akan segera kembali ke bentuk semula.

3. Jenis edema berdasarkan tempatnya :

 Hydrothorax ( plural effution ) : edema berada di rongga dada

 Hydropericardium : edema pada pericardium

 Hydroperitoneum ( ascites ) : edema pada rongga perut

 Anasarka : edema umum di seluruh jaringan sub kutan

Derajat edema

 Derajat I : kedalamannya 1- 3 mm dengan waktu kembali 3 detik  Derajat I I : kedalamannya 3-5 mm dengan waktu kembali 5 detik  Derajat III : kedalamannya 5-7 mm dengan waktu kembali 7 detik

(10)

TUGAS MATA KULIAH PEMERIKSAAN FISIK

OLEH :

ASTRI WAHYUNI

161211251

II B

DOSEN PEMBIMBING : NS. RIA DESNITA, M.KEP, SP.KEP MB

S1 KEPERAWATAN

Referensi

Dokumen terkait

deformitas atau kelainan bentuk pada tulang belakang sehingga skoliosis skala tinggi. dapat dicegah

Teknologi yang Berhubungan dengan Gangguan dan Teknologi yang Berhubungan dengan Gangguan dan Kelainan Tulang..

• Kelainan Bawaan : Spina Bifida (Kelainan Tabung Saraf yang Terjadi Saat Kelahiran  kelainan Tulang Belakang).. PENCEGAHAN DAN

fleksibilitas tulang belakang serta menghilangkan kelengkungan tulang belakang. Selain itu, dapat memperbaiki penyakit terkait postur tubuh, seperti sakit punggung,

pada penderita epilepsi dengan penyakit yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan fungsi kognitif seperti kelainan yang terjadi selama perkembangan otak janin,

“Korban tersebut sebenarnya menderita penyakit kelainan tulang belakang yang di kenal dengan penyakit Kyphosis, seharusnya cara pengobatannya yang benar untuk menangani

Gangguan perkembangan embriologik dapat berupa kelainan akibat terdapatnya membran kongenital yang menutupi sudut bilik mata depan pada saat perkembangan bola mata,

kelompok tiap kelompok telah ditentukan penyakit yang akan dikaji:  Definisi Penyakit  Penyebab terjadinya Gangguan  Cara Penanganan jika terjadi gangguan/ kelainan  Upaya