GAMBARAN DARAH RUTIN TERHADAP PEMBENDUNGAN
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH VENA
DENGAN WAKTU 3 MENIT
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Analis Kesehatan
Pada Program Studi D3 Analis Kesehatan
Oleh: AGRI LESMANA NIM. 13DA277002
PROGRAM STUDI D3 ANALIS KESEHATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
CIAMIS
xiv
KATA PENGANTAR
Puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas Taufik Rahmat dan Hidayah-nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Gambaran Darah Rutin Terhadap Lamanya Pembendungan Pengambilan Sampel Darah Vena Dengan Waktu 3 Menit”.
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan D3 Analis Kesehatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Ciamis. Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menyadari bahwa KTI ini jauh dari kesempurnaan. Hal ini tidak terlepas dari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Untuk itu kepada semua pihak yang terkait, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun, dan akan dijadikan bahan koreksi untuk penyempurnaan dimasa yang akan datang.
Pada kesempatan yang mulia ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini yaitu kepada yang terhormat :
1. H. Dedi Supriadi., S.Sos., S.Kep Ners., M.M.Kes, Selaku Ketua STIKes Muhammadiyah Ciamis.
2. Atun Farihatun, S.KM., M.KM, Selaku Ketua Program Studi D3 Analis Kesehatan STIKes Muhammadiyah Ciamis dan sebagai pembimbing II yang telah memberikan motivasi dan arahan serta dukungan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
3. Minceu Sumirah, S.KM selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, motivasi arahan dan dukungan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
ix
4. H. Yayat Suryat S. Ag selaku pembimbing AIK yang telah memberikan bimbingan, motivasi, serta arahan dan dukungan dalam hal keagamaan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. 5. Dosen-dosen serta staf karyawan Prodi D3 Analis Kesehatan yang
memberikan pengetahuan selama proses perkuliahan.
6. Direktur RSUD Ciamis dan Kepala Laboratorium Ciamis yang telah memberikan Ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di RSUD Ciamis.
7. Mahasiswa D3 Analis Kesehatan yang ikut serta atau bersedia menjadi pasien dalam penelitian ini.
8. Ayahku dan Ibuku tercinta, adikku serta keluarga besar yang selalu memberikan motivasi, dukungan kasih sayang yang tiada henti-hentinya baik moril maupun materil.
9. Rekan rekan seperjuangan Program Studi D3 Analis Kesehatan STIkes Muhammadiyah Ciamis angkatan ke-5 yang telah berjuang bersama-sama dalam menyelesaikan Pendidikan Program Studi D3 Analis Kesehatan.
Penulis berharap Karya Tulis Ilmiah ini tidak hanya menambah pengetahuan, tetapi dapat merangsang kreatifitas dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang ilmi Analis Kesehatan.
Akhirul kalam penulis mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada kekurangan dan kesalahan. Terimakasih banyak, semoga yang dicita-citakan kita semua di kabulkan Allah SWT amin.
Ciamis, Januari 2016
xiv DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ... i PENGESAHAN ... ii PERNYATAAN ... iii INTISARI ... iv ABSTRACT ... v
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR SINGKATAN ... xii
DAFTAR ISTILAH ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 2 C. Tujuan Penelitian ... 3 D. Manfaat Penelitian ... 3 E. Keaslian Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5
A. Landasan Teori ... 5 1. Darah ... 5 a. Pengertian Darah ... 5 b. Komponen Darah ... 6 2. Hematokrit ... 7 3. Hemoglobin ... 8 4. Eritrosit ... 9 5. Leukosit ... 9
ix
6. Trombosit ... 10
7. EDTA ... 11
8. Hematology analyzer ... 11
9. Pengaruh Lamanya Pembendungan ... 11
B. Kerangka Konsep ... 12
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 13
A. Rancangan Penelitian ... 13
B. Variabel dan Definisi Operasional ... 14
C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 14
1. Populasi ... 14
2. Sampel ... 14
D. Pengumpulan Data ... 15
a. Tehnik Pengumpulan Data ... 15
b. Instrumen Penelitian ... 15
E. Prosedur Penelitian ... 15
F. Pengolaan Data ... 16
G. Etika Penelitian ... 16
H. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 16
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 17
A. Hasil Penelitian... 17
B. Pembahasan ... 21
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 21
B. Saran ... 21
DAFTAR PUSTAKA ... 22 LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Variabel dan Definisi Operasional ... 11
Tabel 3.2 Alat Yang Digunakan Dalam Penelitian ... 13
Tabel 3.3 Bahan yang Digunakan Dalam Penelitian ... 13
Tabel 4.1 Data Hasil Penelitian ...18
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xiv DAFTAR SINGKATAN 0 : Derajat % : Persen Ht : Hematokrit Hb : Hemoglobin
EDTA : Etylene Diamine Tetra Acetat
DBD : Demam Berdarah Dengue
SDM : Sel Darah Merah
PCV : Packed Cell Volume
MCV : Mean Corpuscolar Volume
VER : Volume eritosit
HER : Hemoglobin rata-rata
ix
DAFTAR ISTILAH
Polisitemia vera : Penyakit kelebihan darah
Anemia : Berkurangnya jumlah sel darah merah atau
kandungan hemoglobin didalam darah
Diare : Buang air besar dalam bentuk cairan
Nodius imfa : Filter untuk partikel asing dan berisi sel darah
putih
Infeksi : Masuk atau berkembangnya agen penyakit
kedalam tubuh seseorang
Gagal ginjal : Ginjal yang rusak
Eritrosit : Jenis sel darah merah yang paling banyak
membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh
lewat darah
Leukosit : Darah manusia yang terdiri atas sel-sel darah
dan cairah disebut sebagai plasma darah
Trombosit : Sel darah yang membantu dalam
penggumpalan darah untuk mencegah
menghentikan pendarahan
Retikulosit : Sel eritrosit yang belum matang, dan
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Informasi
Lampiran 2 Gambar penelitian KTI
Lampiran 3 Informed consent
Lampiran 4 Surat Ijin Penelitian dari STIKes Muhammadiyah Ciamis
Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian dari Kesbangpol
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Didalam al-Quran Allah SWT telah berfirman dalam surat Al-Qaaf 16 :
Artinya : “Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikan oleh hatinya, dan kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.
Isi kandungan diatas (Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia sedangkan kami mengetahui) lafal na’lamu ini berkedudukan menjadi hal atau kata keterangan keadaan dan sebelumnya diperkirakan adanya lafal nahnu (apa) huruf maa disini adalah mashdariyah (yang dibisikan) dibicarakan (oleh dia) yakni oleh manusia, huruf ba disini adalah zaidah, atau untuk ta’diyah (dalam hatinya, dan kami lebih dekat kepadanya) maksudnya ilmu kami (dari pada urat lehernya) idhafah di sini mengandung makna bayan atau untuk menjelaskan, dan pengertian yang dimaksud dari lafal al-Wariid adalah dua urat vital yang terdapat pada bagian belakang leher.
Hadits menurut al-bukhori : “ketahuilah bahwa di dalam tubuh ini terdapat segumpal darah. Apabila segumpal darah itu baik, maka baik pula seluruh anggota tubuhnya. Dan apabila segumpal darah itu buruk, maka buruk pula seluruh anggota tubuhnya, segumpal yang dimaksudkan adalah Jantung”.
Dalam mendiagnosa suatu penyakit, dibutuhkan suatu hasil pemeriksaan laboratorium yang teliti salah satunya pemeriksaan darah rutin yang terdiri dari beberapa jenis, antara lain : pemeriksaan
2
hematokrit, hemoglobin, jumlah eritrosit, jumlah leukosit dan jumlah trombosit. Hasil pemeriksaan darah rutin dipengaruhi oleh faktor analitik, analitik, dan post analitik. Diantara faktor pre analitik yang berpengaruh terhadap Darah Rutin Menurut (Gandasoebrata, 2007) adalah lamanya pembendungan sampel darah vena lebih dari 1 menit sangat mempengaruhi kehasil pemeriksaan, karena bisa menyebabkan hasil pemeriksaan menjadi meningkat atau menurun dan merusak spesimen darah. Hal ini berbeda dengan yang ditemukan di lapangan oleh peneliti yaitu pembendungan dilakukan lebih dari 1 menit, bahkan ada yang membuka tourniquet sampai proses pengambilan darah selesai.
A. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dibuat rumusan masalah yaitu ”Bagaimana Gambaran Darah Rutin Terhadap Lamanya Pembendungan Pengambilan Sampel Darah Vena Dengan Waktu 3 Menit” ?
B. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus yaitu :
1. Tujuan umum :
Untuk mengetahui gambaran darah rutin dengan lamanya pembendungan 3 menit.
2. Tujuan khusus :
a. Memeriksa gambaran hasil hemoglobin terhadap lamanya pembendungan 3 menit.
b. Mengetahui gambaran hasil hematokrit terhadap lamanya pembendungan 3 menit.
c. Mengetahui gambaran hasil leukosit terhadap lamanya pembendungan 3 menit.
3
d. Mengetahui gambaran hasil trombosit terhadap lamanya pembendungan 3 menit.
e. Mengetahui gambaran hasil eritrosit terhadap lamanya pembendungan 3 menit.
C. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini terdiri dari bagi peneliti, bagi tenaga analis kesehatan dan bagi pendidikan yaitu :
1. Bagi Peneliti
Mengetahui gambaran hasil pemeriksaan darah rutin terhadap lamanya pembendungan pengambilan sampel darah vena dengan waktu 3 menit.
2. Bagi Tenaga Analis Kesehatan
Mengetahui pengaruh lamanya pembendungan terhadap pemeriksaan darah rutin.
3. Bagi Pendidikan
Sebagai referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya.
D. Keaslian Penelitian
Penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini berjudul sebagai berikut : “ Bagaimana gambaran hasil pemeriksaan darah rutin pada pasien DBD di RSUD Tasikmalaya ”. Didapatkan hasil ada Gambaran Darah Rutin Dengan lamanya Pembendungan Sampel Darah Vena Dengan Waktu 3 Menit.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian tersebut adalah pada variabel dependen (terikat) yang diteliti yaitu darah rutin. Adapun perbedaannya terletak pada populasi, sampel, ukuran sampel yang diteliti, waktu, tempat.
4
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Pengertian Darah
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua mahluk hidup (kecuali tumbuhan) yang berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri, membawa zat nutrisi dari saluran cerna ke jaringan kemudian mengantarkan metabolisme melalui organ sekresi seperti ginjal (Sadikin, 2007).
Darah merupakan salah satu jaringan dalam tubuh yang berbentuk cair berwarna merah. Karena sifat darah yang berbeda dengan jaringan lain, mengakibatkan darah dapat bergerak dari satu tempat ketempat lain sehingga dapat menyebar ke berbagai kompartemen tubuh. Penyebaran harus terkontrol dan harus tetap berada pada satu ruangan agar darah benar-benar dapat menjangkau seluruh jaringan didalam tubuh melalui sistem yang disebut sistem kardiovaskular, yang meliputi jantung dan pembuluh darah. Dengan sistem tersebut darah dapat diakomodasikan secara teratur dan diedarkan menuju organ dan jaringan yang tersebar diseluruh tubuh. Darah didistribusikan melalui pembuluh darah dari jantung keseluruh tubuh dan akan kembali lagi menuju jantung. Sistem ini berfungsi untuk memenuhi kebutuhan sel atau jaringan akan nutrien dan oksigen, serta mentrasnport sisa metabolisme sel atau jaringan keluar dari tubuh (Gilang, 2015).
2. Komponen darah
Darah dibentuk dua komponen yaitu komponen selular dan komponen non-selular. Komponen selular sering disebut juga korpuskuli, yang memebentuk sekitar 45% yang terdiri dari tiga macam atau jenis sel yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit. Pada dasarnya trombosit bukan berupa sel melainkan bentuk keping-keping dari
5
pecahan sitoplasma sel megakariosit. Komponen non-selular berupa cairan yang disebut plasma dan membentuk sekitar 55% bagian dari darah. Dalam plasma terkandung berbagai macam molekul makro dan mikro, baik yang bersifat larutan air (hidrofilik) maupun tidak larut air (hidrofobik), berupa organik maupun anorganik, serta atom-atom maupun ionik. Plasma yang tidak mengandung faktor-faktor pembekuan darah disebut serum. Plasma darah terdiri dari air, protein, karbohidrat, lipid, asam amino, vitamin, mineral dan lain sebagainya. Komponen tersebut ikut mengalir dalam sirkulasi bersama darah, baik bebas atau diperantara molekul lain agar dapat terlarut didalam plasma (Gilang, 2015).
a. Hematokrit
Hematokrit (Ht) atau dalam bahasa Inggris disebut packed cell volume (PCV) adalah pemeriksaan untuk menentukan perbandingan eritrosit terhadap volume darah atau volume eritrosit di dalam 100 mL darah, yang ditetapkan dalam satuan % (Gilang, 2015).
Pemeriksaan ini menggambarkan komposisi eritrosit dan plasma di dalam tubuh. Terdapat metode pemeriksaan Ht, yaitu mikrohematokrit. Pada teknik mikrohematokrit, spesimen darah berasal dari vena atau kapiler yang dimasukan kedalam pipa kapiler atau tabung mikrohematokrit yang memiliki ukuran 7 cm dengan diameter tabung 1 mm. Tabung mikrohematokrit yang berisi darah diputar dengan kecepatan tinggi dalam waktu tertentu hingga eritrosit terpisah dari plasmanya. Perbandingan eritrosit ditentukan menggunakan alat ukur. Metode mikrohematokrit sangat efektif dan efisien karena selain sederhana, sampel darah yang digunakan sedikit dengan waktu pemeriksaan lebih singkat dibandingkan metode makrohematokrit (Gilang, 2015).
6
b. Hemoglobin
Hemoglobin merupakan protein yang menigkat besi (Fe2+) sebagai komponen utama dalam eritrosit dengan warna coklat, warna yang terbentuk akan disesuaikan pada standar dengan diencerkan
menggunakan aquadest. Pemeriksaan ini masih sering dilakukan pada beberpa laboratorium klinik kecil dan puskesmas karena memerlukan alat sederhana, namun pemeriksaan ini memiliki kesalahan atau penyimpangan hasil mencapai 15 % sampai 30 % (Gilang, 2015).
Metode sianmethhemoglobin, merupakan pemeriksaan berdasarkan kolorimetri dengan menggunakan alat spektrofotometer atau fotometer, sama dengan pemeriksaan Hb menggunakan metode oksihemoglobin dan alkali-hematin. Metode ini menjadi rekomendasi dalam penetapan kadar Hb karena keslahannya hanya mencapai 2%. Reagen yang digunakan disebut Drabkins yang mengandung berbagai macam senyawa kimia sehingga jika direaksiakan dengan darah dapat menghasilkan warna yang sebanding dengan kadar Hb di dalam darah. Faktor kesalahan pemeriksaan metode ini pada umumnya bersumber dari alat pengukur, reagen dan teknik analisis (Gilang 2015).
Pemeriksaan kadar hemoglobin termasuk kedalam pemeriksaan darah. Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru-paru. Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat darah berwarna merah (Mulyanto, 2005).
Nilai rujukan hemoglobin menurut Dacie untuk pria dewasa adalah 12.5-18 gr/% dan untuk wanita dewasa adalah11,5/16,5 gr/% (Dacie, 2005). Peningkatan hematokrit yang disertai dengan peningkatan kadar hemoglobin dapat memperlihatkan adanya kebocoran plasma (Davis, 2011).
7
c. Eritrosit
Eritrosit di dalam darah lebih banyak dibandingkan leukosit, sehingga jumlah pengenceran darah diakukan lebih tinggi dibandingkan leukosit yaitu 100 kali atau 200 kali. Jika jumlah eritrosit di dalam darah meningkat dan jumlahnya meningkat terlalu jauh dari nilai normal maka perlu dilakukan pengenceran lebih tinggi untuk mempermudah
perhitungan di bawah mikroskop dan menjaga keakuratan hasil pemeriksaan. Oleh karena itu perhitungan dibawah mikroskop menggunakan bilik hitung improved neubaweur dilakukan pada kotak yang lebih kecil dari leukosit yaitu 0,20mm x 0,20 mm yang di dalamnya terbagi menjadi 16 kotak kecil dengan ukuran 0,05 mm x 0,05 mm. Kesalahan pemeriksaan menggunakan metode ini berkisar 15% sampai 20% (Gilang, 2015).
d. Leukosit
Leukosit merupakan komponen darah yang berperan dalam memerangi infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri, ataupun proses metabolik toksin (Mulyanto, 2005).
Leukosit adalah sel darah putih. Leukosit merupakan sel darah yang tidak mengandung pigmen warna. Leukosit berfungsi untuk alat pertahanan tubuh. Leukosit dibentuk retikuloendotelium sumsum merah tulang. Setiap 1 mm kubik darah mengandung 6000-9000 sel, mempunyai bentuk bervariasi dan mempunyai inti. Ukuran leukosit umumnya lebih besar dari eritrosit, yaitu berukuran 6-2 milimikron, umur 12 hari (Gandasoebrata, 2006).
e. Trombosit
Trombosit adalah bagian dari sel darah yang berfungsi membantu dalam pembekuan darah dan integritas vaskuler (Mulyanto, 2005). Penurunan jumlah trombosit menjadi 100.000/mm3 atau kurang dari 1-2 trombosit/lapang pandang besar (lpb) dengan rata-rata pemeriksaan dilakukan pada 10 lpb. Pada umumnya trombositopenia
8
terjadi sebelum ada peningkatan hematokrit dan terjadi sebelum suhu turun. Jumlah trombosit 100.000/mm3 biasanya ditemukan antara hari ketiga sampai ketujuh. Trombositopenia pada infeksi dengue terjadi melalui mekanisme supresi sumsum tulang dan dekstruksi serta pemendekan masa hidup trombosit (FKUI, 2009).
Trombosit merupakan bagian terkecil dari unsur seluler sumsum tulang dan sangat penting peranannya dalam hemostasis dan pembekuan. Sepertiga dari trombosit berada dalam limpa sebagai sumber cadangan. Sedangkan sisanya berada dalam sirkulasi. Trombosit bertahan hidup hanya sekitar 9 hari dalam aliran darah dan secara konstan akan digantikan oleh sel-sel baru. Protein penting yang disebut faktor pembekuan sangat penting untuk proses pembekuan. Trombosit sendiri bisa menutup kebocoran pembuluh darah kecil dan untuk sementara menghentikan atau memperlambat pendarahan, dengan adanya faktor pembekuan darah menghasilakan penggumpalan yang kuat dan stabil, nilai normal trombosit adalah 150.000-400.000/mm3 (Gilang, 2015).
1. Antikoagulan Untuk Pemeriksaan Darah Rutin (EDTA)
EDTA adalah jenis antikoagulan yang paling sering digunakan dalam pemeriksaan laboratorium hematologi. Cara kerja EDTA yaitu mengikat ion kalsium sehingga terbentuk garam kalsium yang tidak larut (Gandasoebrata, 2008).
Kelebihan antikoagulan EDTA sebagai antikoagulan karena sifat zat adiktifnya yang tidak merubah morfologi sel dan menghambat agregasi trombosit dengan lebih baik dari antikoagulan lainnya. Kekurangan EDTA yaitu sifatnya yang sulit larut dibandingkan antikoagulan lainnya, oleh sebab itu pencampuran EDTA dilakukan berkali-kali sebanyak 8-10 kali dengan cara inversi (membolak balikan tabung), tetap garam kalium memiliki kelarutan 15 kali lebih besar dalam darah dibandingkan dengan garam natrium, oleh sebab itu K3EDTA lebih sering digunakan dalam laboratorium karena kelarutannya sangat tinggi sehingga
9
menghasilkan spesimen yang memiliki gumpalan lebih sedikit. EDTA mencegah koagulasi dengan cara mengikat ion kalsium sehingga terbentuk garam kalsium yang tidak larut, dengan demikian ion kalsium yang berperan dalam koagulasi menjadi tidak aktif, mengakibatkan tidak terjadinya proses pembentukan bakuan darah. Darah EDTA harus segera dicampur setelah penggumpalan untuk mengindari pembentukan gumpalan trombosit dan pembentukan bekuan mikro (microclot) (Gilang, 2015).
2. Hematologi Analyzer
Hematology analyzer alat untuk mengukur sampel darah, prinsip kerja alat ini adalah pengukuran dan penyerapan sinar akibat interaksi sinar yang mempunyai panjang gelombang tertentu dengan larutan atau sampel yang dilewatinya (Gilang, 2015).
Pemeriksaan darah rutin menggunakan alat hematologi analyzer,cara Quality Control alat hematologi analyzer nyalakan turn on tekan tombol strat up masukan reagen Quality Control sampai keluar hasil 0, alat hematologi analyzer baru bisa digunakan.
3. Pengaruh Lamanya Pembendungan Darah Rutin
Menurut (Gandasoebrata ,2007) lamanya pembendungan sampel darah vena lebih dari 1 menit sangat mempengaruhi kehasil pemeriksaan, karena bisa menyebabkan hasil pemeriksaan menjadi meningkat dan merusak spesimen darah.
10
B. Kerangka Konsep
Keterangan :
Fokus Penelitian ini adalah Faktor Pre Analitik (Lama Pembendungan) Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian
- Pencatatan Identitas Pasien - Pesiapan Pasien - ( Lama Pembendungan ) - Pengumpulan Sampel - Penanganan Sampel - Perhitungan - Evaluasi Metode - Pencatatan Hasil - Penanganan Informasi - Reagen - Instrumen - Kontrol & Standar - Metode Pemeriksaan - Teknologi
Hasil Pemeriksaan Darah Rutin
Pre Analitik Analitik Pos Analitik Pemantapan Mutu
11
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian experimental karena dalam penelitian ini ada perlakuan pada sampel darah vena yaitu dengan cara pembendungan dengan waktu 3 menit.
B. Variabel dan Definisi Operasional
Tabel 3.1 Variabel dan Definisi Operasional Variabel Definisi
Operasional Alat ukur Cara ukur
Hasil ukur Skala varibel Darah Rutin 1.Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui kadar hemoglobin didalam darah 2.Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui persentase konsentrasi eritrosit didalam plasma darah 3.Pemeriksaan yang dilakukan untuk menghitung jumlah Hematolgy analyzer Hematology analyzer Hematology analyzer Menggunakan Metode Impedansi Menggunakan Metode Impedansi Menggunakan Metode Impedansi g/dL % sel/ L Rasio Rasio Rasio
12 trombosit didalam sarah 4.Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui kadar hemoglobin didalam darah Hematology analyzer Menggunakan Metode Impedansi sel/ L Rasio
C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi
Populasi yang digunakan penelitian ini adalah mahasiswa STIKes Muhammadiyah Ciamis.
2. Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa STIkes Muhammadiyah Ciamis Prodi D3 Analis Kesehatan.
D. Pengumpulan Data
1. Teknik pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah dengan cara mengumpulkan data primer yang diperoleh dari hasil pemeriksaan darah rutin mahasiswa STIkes Muhammadiyah Ciamis Prodi D3 Analis Kesehatan yang diperiksa di laboratorium STIkes Muhammadiyah Ciamis.
13
2. Instrumen Penelitian
Tabel 3.2 Alat Yang Digunakan Dalam Penelitian
Tabel 3.3 Bahan yang Digunakan Dalam Penelitian
Nama Bahan Spesifikasi Jumlah
Tissue Plester Kapas Alkohol Tabung EDTA - - 70% - Secukupnya 30 buah Secukupnya 30 buah E. Prosedur Penelitian 1. Tahap pre analitik
a. Persiapan pasien
1) Mahasiswa STIKes Muhammadiyah Ciamis yang telah memenuhi kriteria yang ditetapkan dalam penelitian ini.
2) Mencatat identitas pasien
b. Pengambilan darah vena dan persiapan sampel pasien 1) Tourniquet dipasangkan pada lengan pasien.
2) Melakukan palpasi untuk mendapatkan vena dan arahnya. 3) Mendesinfeksi dengan alkohol 70% tunggu sampai kering. 4) Menusuk vena dengan menggunakan satu tangan.
Nama alat Spesifikasi jumlah
Spuit Tourniquet Rotator Hematology analyzer Volume 3 ml - - Nihon Kohden Celltax 30 buah 1 buah 1 buah 1buah
14
5) Darah masuk ke spuit, tourniquet dibuka. 6) Menarik plug sampai batas 3 ml.
7) Setelah mendapatkan darah sebanyak 3 ml, spuit dikeluarkan dari vena.
8) Tutup bekas tusukan dengan tissu, diberi plester.
9) Masukan darah pada tabung yang berisi antikoagulan EDTA. 10) Homogenkan
c. Persiapan alat
Melakukan quality control alat hematology analyzer :
a. Switch utama dinyalakan, terletak di belakang instrumen. b. Setelah lampu indikator menyala, tekan tombol Start-up,
maka secara otomatis alat akan melakukan pembilasan dan melakukan pemeriksaan reagen. Jika lolos maka alat akan menampilkan nilai nol untuk setiap parameter pemeriksaan dan jika tidak, maka secara otomatis alat akan melakukan pembilasan ulang dan pemeriksaan reagen sampai tiga kali sehingga didapat angka nol untuk setiap parameter pemeriksaannya.
c. Tombol Start-up ditekan dan alat akan melakukan pencucian secara otomatis, bila hasil start-up masuk batas kriteria, maka start-up berhasil.
d. Setelah start-up berhasil, lakukan pemeriksaan blanko udara, bila hasil masuk batas kriteria, maka blanko udara berhasil.
e. Melakukan pemeriksaan darah control, hasilnya harus masuk batas kriteria yang ditentukan.
f. Apabila start-up, pemeriksaan blanko udara darah kontrol sudah masuk, alat siap diguunakan untuk pemeriksaan sampel pasien.
15
2. Tahap Analitik
Pemeriksaan darah rutin menggunakan alat Hematology analyzer : a. Menekan tombol ID dan identitas pasien dimasukan. b. Menunggu jarum sampling hingga keluar dan sampel yang
telah dihomogenkan dibawah jarum sampling hingga masuk kedalam darah, lalu menekan sampling bar.
c. Biarkan alat melakukan perhitungan dan tunggu sampai hasilnya keluar pada print out.
d. Setelah selesai alat digunakan, Alat dimatikan dengan cara : Menekan tombol Stand by lalu enter dan alat akan dibiarkan melakukan pencucian.
e. Setelah alat selesai melakukan pencucian, alat dimatikan dengan menekan tombol OFF pada bagian belakang alat.
3. Tahap post analitik
Data hasil pemeriksaan dicatat pada buku laporan pasien, validasi hasil, lalu hasil dapat diterima oleh pasien.
F. Pengolahan Data
Hasil data yang telah didapat dianalisa kemudian dijelaskan dalam bentuk narasi, disajikan dengan menggambarkan hasil pemeriksaan Darah rutin pada lamanya pembendungan 3 menit.
G. Etika Penelitian
Sebelum dilakukan penelitian, peneliti meminta ijin ke Kesbangpol Kabupaten Ciamis melalui STIKes Muhammadiyah Ciamis, setelah mendapat ijin dari Kesbangpol kemudian meminta ijin ke RSUD Ciamis untuk melakukan penelitian di Laboratorium RSUD Ciamis.
16
H. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi penelitian
Penelitian dilaksanakan di laboratorium STIKes Muhammadiyah Ciamis.
2. Waktu penelitan
Penelitian ini dilaksanakan mulai dari penyusunan proposal yaitu pada bulan November sampai pengesahan Karya Tulis Ilmiah 2016.
17
DAFTAR PUSTAKA
Ust. Ja’far F, MA. 2013. Al-Quran surat Al-Qaaf ayat 16
Umiyati 2011. Perbedaan Pemeriksaan Hematokrit. Tersedia dalam
http://ymmuluphonew.blogspot.com/2012/02/karya-tulis-ilmiah.html [diakses 11 januari 2013]
Gandasoebrata, R. 2006. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta : Dian Rakyat Gandasoebrata, R. 2007. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta : Dian Rakyat Gandasoebrata, R. 2008. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta : Dian Rakyat Guyton, Arthur C. And Hall, john E. 2006. Fisiologis Kedokteran. Jakartana : EGC Sutedjo, AY., 2009. Buku Saku Mengenal Penyakit Melalui Hasil Pemeriksaan
Laboratorium. Yogyakarta: Penerbit Amara Books.
Gilang Nugraha 2015. Panduan Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Dasar. Jakarta : Trans Info Media
Riswanto 2013. Pemeriksaan Laboratorium Hematalogi. Yogyakarta : Alfamedia dan Kanal Medika
Sadikin, mohammad. 2007 biokimia darah. Jakarta : Widya Medika.
Hardjoeno,H. 2007, Interpretasi Hasil Lsboratorium Diagnostik. Makasar : Hasanudin university press
Kiswari 2006. Pemerikaan Laboratorium Dan Diagnostik. Jakarta : EGC
Purwaningsih, indah. 2011 perbedaan hasil pemeriksaan kadar hematokrit secara manua dan otomatis. Semarang : UMS
Sodycx dan acun 2010. Pemeriksaan hematokrit. Tersedia dalam
http://www.sodycxacun.web.id/2010/07/pemeriksaan-hematokrit ht.html. [diakses 11 januari 2013].