• Tidak ada hasil yang ditemukan

kelayakan sampel darah vena dan darah kapiler

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "kelayakan sampel darah vena dan darah kapiler"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN I

Pembatasan Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus

Manfaat Penelitian

  • Bagi Klinis
  • Bagi Instansi Kesehatan
  • Bagi Profesi Teknologi Laboratorium Medik

Permasalahan yang ingin diteliti hanya dibatasi oleh pengetahuan dan penggunaan ahli teknologi laboratorium medik (ATLM) dalam standar operasional prosedur (SOP) untuk menentukan kesesuaian sampel darah vena dan kapiler dengan menggunakan parameter trombosit. Bahan referensi bagi peneliti selanjutnya mengenai pengambilan darah vena dan darah kapiler untuk pemeriksaan trombosit. Hasil penelitian ini kami harapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengetahuan dan pengembangan ilmu hematologi khususnya pemeriksaan trombosit, dan serologi khususnya pemeriksaan trombosit.

Kami berharap hasil penelitian menunjukkan bahwa pengambilan darah vena dan kapiler tidak selalu sebanding dengan pemeriksaan trombosit.

TINJAUAN PUSTAKA II

  • Flebotomi
  • Darah Vena
  • Pengambilan Darah Vena
    • Teknik Pengambilan Darah Vena
  • Faktor-faktor Kesalahan Pengambilan Darah Vena
  • Darah Kapiler
  • Pengambilan Darah Kapiler
    • Teknik Pengambilan Darah Kapiler
  • Faktor-faktor Kesalahan Pengambilan Darah Kapiler
  • Antikoagulan
  • Jenis-jenis Tabung
  • Trombosit
  • Fungsi Trombosit
  • Morfologi Trombosit
  • Kelainan Trombosit
  • Pemeriksaan Hitung Jumlah Trombosit
    • Cara Langsung
    • Cara Tidak Langsung
  • Hematology Analyzer
    • Definisi Hematology Analyzer Xp-100
    • Prinsip Kerja Hematology Analyzer Xp-100
  • Kerangka Teori
  • Hipotesis

Tujuan dari proses mengeluarkan darah adalah untuk mencegah kesalahan pengambilan darah yang dapat mempengaruhi pemeriksaan.(36) Prosedur proses mengeluarkan darah sebaiknya dilakukan di ruangan yang tenang, bersih dan terang. Kita mengenal dua cara pengambilan darah vena, yaitu cara terbuka (open method) dan cara tertutup (close method) (9). Saat tangan pasien masih mengepal, ujung jari telunjuk pemeriksa mencari lokasi pembuluh darah yang akan ditusuk.

Jarum ditusukkan sepanjang pembuluh darah ± 1 – 1½ cm. Dengan tangan kiri, pengisap spuit ditarik perlahan-lahan hingga darah masuk ke dalam spuit, sedangkan kepalan tangan dibuka dan sumbat dikencangkan atau dilepas hingga darah terambil sesuai jumlah yang diinginkan. Kesalahan pengambilan darah vena merupakan faktor yang mempengaruhi kualitas sampel darah yang akan mengakibatkan kesalahan pada hasil pemeriksaan. Pengambilan darah kapiler pada orang dewasa dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan ujung jari (jari ketiga atau keempat) dan daun telinga.

Pengambilan darah kapiler disebut juga skinpuncture, yaitu proses pengambilan sampel darah dengan cara menusuk kulit. Tempat pengambilan sampel darah kapiler adalah di ujung jari (finger stick) atau daun telinga. Bersihkan area yang akan digunakan untuk pengambilan sampel dengan menyekanya dengan alkohol 70% dan biarkan hingga kering.

Jangan memencet jari atau telinga untuk mendapatkan darah yang cukup, karena darah yang diperas bercampur dengan cairan jaringan sehingga bocor dan menimbulkan masalah. Tidak semua jenis antikoagulan dapat digunakan karena beberapa mempunyai pengaruh yang kuat terhadap bentuk eritrosit dan leukosit sehingga dapat mempengaruhi morfologinya.(16) Pemberian antikoagulan pada darah segar akan menyebabkan darah terpisah menjadi dua lapisan, yaitu , plasma darah dan tubuh. atau sel darah, sedangkan darah tanpa antikoagulan akan membentuk serum darah (17). Tabung ini mengandung natrium atau litium heparin yang biasa digunakan untuk memeriksa kerapuhan osmotik eritrosit dan kimia darah.

Trombosit berperan penting dalam membentuk penyumbatan terhadap cedera pembuluh darah dengan menempelkan dirinya secara mendalam pada dinding pembuluh darah yang rusak. Menurut Gandasoebrata, 2011(20) Cara ini menggunakan darah yang diencerkan dengan larutan Rees Ecker, larutan ini mengubah trombosit menjadi berwarna biru cerah dengan menggunakan pipet eritrosit kemudian dimasukkan ke dalam ruang hitung kemudian dilihat di mikroskop. Cara ini menggunakan darah yang diencerkan dengan 14% Magnesium Sulfate Diluent dengan perbandingan kurang lebih 1:3, kemudian dibuat apusan darah tepi dan diwarnai dengan Giemsa dan Wright, kemudian diperiksa dengan mikroskop perbesaran 40x (27).

Hematology Analyzer merupakan alat hitung sel darah lengkap yang memiliki beberapa parameter yang dapat diukur secara otomatis secara bersamaan dari berbagai sel darah. Sampel darah bekas adalah sampel darah yang telah ditambahkan antikoagulan, jika sampel bekas mengandung darah beku dan diaspirasi maka terjadi kerusakan pada alat (34).

Gambar 1. Alur Pembuluh Darah Vena  (8)
Gambar 1. Alur Pembuluh Darah Vena (8)

METODOLOGI PENELITIAN III

  • Tempat dan Waktu Penelitian
  • Populasi dan Sampel
    • Populasi
    • Sampel
  • Kerangka Konsep
  • Definisi Operasional
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Pengolahan Data
  • Teknik Analisis Data
  • Prosedur Penelitian
  • Pra Analitik
  • Analitik
  • Pasca Analitik
    • Alur Penelitian

Variabel dalam penelitian praktis ini adalah pengambilan sampel darah vena dan kapiler untuk membandingkan hasil jumlah trombosit. Variabel independen dalam penelitian praktik ini adalah pengambilan darah K3EDTA vena dan kapiler dari pasien rawat jalan RS Bedah Khusus Rawamangun. Data hasil rerata jumlah trombosit darah vena dan darah kapiler pasien rawat jalan di RS Bedah Khusus Rawamangun disajikan pada Tabel 4.2.

Hasil grafik pada Gambar 4.2 menunjukkan bahwa dari 30 sampel darah vena dan kapiler yang diperiksa, diperoleh 30 sampel dengan persentase (100%) jumlah trombosit vena lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah trombosit kapiler (50,5%). Analisis bivariat menggunakan uji Paired T-test untuk mengetahui ada tidaknya perbandingan bermakna antara darah vena dan darah kapiler berdasarkan hasil hitung nominal trombosit. Uji normalitas data dilakukan sebelum dilakukan analisis bivariat terhadap hasil hitung darah vena dan trombosit kapiler.

2-tailed) > 0,05, maka tidak terdapat perbedaan bermakna antara hasil darah vena dan darah kapiler. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil perbandingan sampel darah vena dan kapiler terhadap jumlah trombosit. Ciri-ciri darah tersebut menunjukkan bahwa darah vena dan darah kapiler mempunyai komposisi darah yang berbeda.

Dengan demikian disimpulkan bahwa hasil tes menunjukkan adanya perbandingan antara jumlah trombosit darah vena dan darah kapiler.(33) Nilai tes yang diperoleh peneliti berbeda dengan nilai tes yang diperoleh peneliti sebelumnya Uswatun Khasanah pada tahun 2016(9 ) dengan nilai Sig. Hasil kecukupan sampel darah vena dan kapiler berpengaruh pada saat seorang phlebotomist melakukan proses pengambilan darah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara darah vena dan darah kapiler menurut standar operasional prosedur (SOP) di RS Bedah Khusus Rawamangun. a) Prosedur operasi standar (SOP) pengambilan darah vena.

Hasil data berarti jumlah trombosit darah vena dan darah kapiler mempunyai selisih 10.000/mm3 dengan grafik persentase menunjukkan 30 sampel dengan persentase (100%) jumlah trombosit lebih tinggi dibandingkan jumlah trombosit darah kapiler (50, 5% ). Perbedaan hasil pemeriksaan kadar glukosa darah sementara pada darah vena dan darah kapiler dengan strip tes pada glukometer. Perbedaan hasil jumlah trombosit darah vena dan darah kapiler dengan metode tabung.

Gambar 1. Kerangka Konsep  a.  Variabel Independent ( Bebas )
Gambar 1. Kerangka Konsep a. Variabel Independent ( Bebas )

HASIL DAN PEMBAHASAN IV

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Karakteristik sampel berdasarkan usia pasien rawat jalan yang menjalani pemeriksaan laboratorium darah rutin hanya di RS Bedah Khusus Rawamangun adalah sebagai berikut pada Tabel 4.1. Berdasarkan tabel 4.2 diatas terlihat sampel 30 pasien rawat jalan di RS Bedah Khusus Rawamangun mempunyai selisih sebesar 10.000/mm3. Tabel 4.3 Uji Normalitas Shapiro-Wilk menunjukkan hasil darah vena memperoleh nilai signifikansi sebesar 0,241 lebih besar dari 0,05 yang berarti variabel data hasil darah vena berdistribusi normal dan kadar darah kapiler memperoleh hasil signifikan sebesar 0,158 lebih besar dari 0,05 yang berarti data variabel hasil darah vena berdistribusi normal, sehingga uji T yang akan digunakan adalah uji T berpasangan. B).

Uji T berpasangan untuk mengetahui perbandingan hasil darah vena dan darah kapiler terhadap jumlah trombosit, dan dilakukan uji signifikansi dua sisi (2-tailed) untuk mengetahui ada tidaknya perbandingan yang signifikan antara hasil darah vena dan darah kapiler. variabel seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.4. Pada Tabel 4.4 diketahui nilai Sig. 2-tailed) sebesar 0,720 > 0,05 maka disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara hasil darah vena dan darah kapiler. Sampel yang diperoleh hanya untuk pasien rawat jalan yang datang ke laboratorium RS Bedah Khusus Rawamangun untuk melakukan pemeriksaan darah rutin.

Pada data hasil rerata jumlah trombosit pasien rawat jalan di RS Bedah Khusus Rawamangun, hasilnya menunjukkan selisih rerata 10.000/mm3 dengan rerata darah vena 324.000/mm3 dan rerata darah kapiler 314.000/mm3. Jumlah trombosit lebih tinggi dibandingkan darah kapiler (41) Terjadinya kondisi ini tidak berhubungan dengan hasil berbagai penelitian. Kadar Hb terendah dengan hasil tenggelam sebesar 37,5%, dan hasil tertinggi adalah darah vena dengan hasil mengambang sebesar 62,5%, sedangkan darah kapiler mempunyai jumlah yang sama yaitu masing-masing 50% mengambang dan 50% tenggelam (42).

Hasil penelitian yang diperoleh berdasarkan kesesuaian sampel darah vena dan kapiler untuk pemeriksaan jumlah trombosit menggunakan hematology analyser Sysmex XP-100 RS Bedah Khusus Rawamangun yang menggunakan uji Paired T dengan menggunakan target sampling sebanyak 30 sampel. Didapatkan nilai Sig. Dapat diartikan H1 diterima dan HO ditolak, atau dapat disimpulkan tidak terdapat perbandingan bermakna antara jumlah trombosit darah vena dan darah kapiler. Ketika jumlah darah yang dibutuhkan telah terkumpul, lepaskan tourniquet dari area pengambilan darah vena.

Penelitian ini menambah informasi bermanfaat bahwa kesalahan yang dilakukan oleh seorang phlebotomist dalam pengambilan darah vena dan kapiler dapat mempengaruhi kesesuaian sampel darah. Hasil uji normalitas Shapiro-Wilk menunjukkan darah vena memperoleh nilai signifikan sebesar 0,241 lebih besar dari 0,05 yang berarti variabel hasil darah vena berdistribusi normal dan darah kapiler memperoleh hasil signifikan sebesar 0,158 lebih besar dari 0,05 , artinya variabel darah kapiler berdistribusi normal.

Tabel 4.1 Karakteristik Berdasarkan Usia
Tabel 4.1 Karakteristik Berdasarkan Usia

Analisa Univariat

Analisa Bivariat

Pembahasan

Karakteristik yang diperoleh dari usia pasien rawat jalan yang datang untuk pemeriksaan darah rutin di laboratorium RS Bedah Khusus Rawamangun adalah usia dewasa akhir (36–45 tahun). Terdapat 14 pasien dengan rate (46,7%). Penelitian yang dilakukan Universitas Binawan di Abbas pada tahun 2017 (36) menemukan bahwa salah satu penyebab penolakan sampel adalah karena menolak mengambil sampel darah dengan teknik yang salah. Berdasarkan penelitian tersebut, para peneliti semakin yakin bahwa faktor kesalahan yang menyebabkan hasil yang tidak sesuai adalah proses yang dilakukan oleh seorang phlebotomist dalam mengambil darah untuk mendapatkan kecukupan sampel darah.

Surat Keputusan Direktur Nomor 006/KEP/DIR/RSKBR/II/2020 Tentang Pedoman Pelayanan Instalasi Laboratorium Pada Rumah Sakit Bedah Khusus Rawamangun. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dari 30 pasien rawat jalan yang datang untuk pemeriksaan darah rutin di RS Bedah Khusus Rawamangun berdasarkan umur, dikelompokkan terdiri dari remaja akhir (17-25 tahun), 8 pasien (26,7%). ), dewasa awal (26-35 tahun) 8 pasien (26,7%) dan dewasa akhir (36-45 tahun) 14 pasien (46,7%). Perbedaan jumlah trombosit menggunakan larutan Rees Ecker, amonium oksalat 1% dan apusan darah tepi.

KESIMPULAN V

Saran

Effect of phlebotomy training on blood sample refusal and phlebotomy knowledge of primary care providers in Cape Town: a quasi-experimental study.

Gambar 1. Alat dan bahan yang digunakan  Gambar 2. Proses pengambilan darah vena
Gambar 1. Alat dan bahan yang digunakan Gambar 2. Proses pengambilan darah vena

Gambar

Gambar 1. Alur Pembuluh Darah Vena  (8)
Gambar 2. Sudut Kemiringan Penusukan Venna Puncture (10)
Gambar 3. Tabung Vacutainer (21)
Gambar 4. Sel Trombosit Dalam Mikroskop (24)
+7

Referensi

Dokumen terkait

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA SURAT PENCATATAN CIPTAAN Dalam rangka pelindungan ciptaan di bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra berdasarkan