• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP DAN KARAKTERISTIK MANAJEMEN KURIKULUM BAHASA ARAB Oleh : Mohammad Makinuddin. Kata Kunci: konsep, karakteristik, manajemen kurikulum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KONSEP DAN KARAKTERISTIK MANAJEMEN KURIKULUM BAHASA ARAB Oleh : Mohammad Makinuddin. Kata Kunci: konsep, karakteristik, manajemen kurikulum"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

MIYAH VOL.X NO. 02 AGUSTUS TAHUN 2015 KONSEP DAN KARAKTERISTIK

MANAJEMEN KURIKULUM BAHASA ARAB Oleh : Mohammad Makinuddin

Abstrak : Kurikulum memeiliki peranan yang sangat penting dalam sebuah

proses pembelajaran, maka perlu upaya-upaya kreatif dalam penyusunan dan implementasi dan pengembangannya untuk menuju keberhasilan kurikulum, keberhasilan kurikulum adalah pemberdayaan bidang manajemen atau pengelolaan kurikulum di lembaga pendidikan yang bersangkutan, pengelolaan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan atau sekolah perlu dikoordinasi oleh pihak pimpinan lembaga yang dikembangkan secara integral, pengelolaan berfungsi bila dikaitkan dengan organisasi, Lembaga Pendidikan merupakan sebuah organisasi, dan di dalam lembaga pendidikan ada kurikulum, maka kurikulum harus dikelola sehingga dapat berjalan secara efektif dan efisien. Untuk mengelola kurikum bahasa Arab agar dapat diimplementasikan dan dikembangkan secara efektif dan efisien perlu mengenali konsep dan dan karakter pengelolaan, pengelolaan secara berkala mulai perencanaan sampai dengan evaluasi

Kata Kunci: konsep, karakteristik, manajemen kurikulum PENDAHULUAN

Salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan adalah aspek kurikulum, kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki peran strategis dalam system pendidikan. Kurikulum merupakan suatu system program pembelajaran untuk mencapai tujuan institusional pada lembaga pendidikan, sehingga kurikulum memegang peranan penting dalam mewujudkan lembaga pendidikan yang bermutu/berkualitas.

Dan salah satu aspek yang dapat mempengaruhi keberhasilan kurikulum adalah pemberdayaan bidang manajemen atau pengelolaan kurikulum di lembaga pendidikan yang bersangkutan, pengelolaan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan atau sekolah perlu dikoordinasi oleh pihak pimpinan lembaga yang dikembangkan secara integral dalam konteks Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) serta disesuaikan dengan visi dan misi lembaga pendidikan yang bersangkutan.1

(2)

MIYAH VOL.X NO. 02 AGUSTUS TAHUN 2015

Manajemen berfungsi bila dikaitkan dengan organisasi, Lembaga Pendidikan merupakan sebuah organisasi, dan di dalam lembaga pendidikan ada kurikulum, maka kurikulum harus dimanaj, sebagaimana kita ketahui bahwa komponen pokok pendidikan adalah kurikulum, pendidik, peserta didik dan konteks. Dan kurikulum memiliki komponen; tujuan, bahan, isi, konten, strategi dan evaluasi.2

Walaupun dianggap bahasa asing oleh bangsa Indonesia, bahasa Arab tidak asing ditelinga mereka, terutama umat Islam, sayangnya sebagian dari mereka masih beranggapan bahwa bahasa Arab hanyalah bahasa agama sehingga perkembangannya terbatas di lingkungan kaum muslimin yang memperdalam ilmu-ilmu agama. Hanya lingkungan kecil saja yang menyadari betapa bahasa Arab merupakan bahasa multidimensi yang digunakan oleh para cendekiawan dalam memproduksi karya-karya besar di berbagai bidang disiplin ilmu. Kalau saja mereka mau melihat sejarah masa lalu, saat spirit keilmuan di abad pertengahan memuncak, tentu akan mengetahui bahwa bahasa Arab adalah bahasa yang pertama kali menjaga dan mengembangkan sains dan teknologi. Karena itu, tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa bahasa Arab peletak dasar pertumbuhan ilmu pengetahuan modern yang berkembang cepat dewasa ini.3

Dari uraian diatas kiranya perlu mengelola kurikulum bahasa Arab secara efektif, efisien, relevan, komprehensif dan bermakna sehingga bahasa Arab mampu menjadi alat komunikasi mayoritas penduduk dunia dan menjadi bahasa utama dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagaimana bahasa Arab pernah alami.

Maka, makalah sederhana ini mencoba membahas tentang konsep dan karakteristik manajemen bahasa Arab sebagai pintu masuk untuk melahirkan bahasan khusus dalam manajemen kurikulum bahasa Arab. melihat temanya, makalah ini pada prinsipnya terbagi atas dua pembahasan, pertama: membahas tentang konsep manajemen kurikulum yang meliputi pengertian manajemen kurikulum, ruang lingkup manajemen kurikulum, prinsip dan fungsi manajemen, kedua: membahas tentang karakteristik manajemen kurikulum bahasa Arab

2 Muhaimin, Materi perkuliahan Manajemen Kurikulum Bahasa Arab, disampaikan pada 31 Maret

2011

(3)

MIYAH VOL.X NO. 02 AGUSTUS TAHUN 2015

PENGERTIAN MANAJEMEN KURIKULUM

Sebelum mendiskrpsikan pengertian manajemen kurikulum kiranya perlu dipaparkan masing-masing pengertian manajemen dan kurikulum, dan penulis awali dengan diskripsi tentang pengertian kurikulum. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Menurut Saylor, Alexander, dan Lewis (1974) kurikulum merupakan segala upaya sekolah untuk memengaruhi siswa agar dapat belajar, baik dalam ruangan kelas maupun di luar sekolah. Sementara itu, Harold B. Alberty (1965) memandang kurikulum sebagai semua kegiatan yang diberikan kepada siswa di bawah tanggung jawab sekolah (all of the activities that are provided for the students by the school).4

Selanjutnya Oemar Hamalik memberikan pengertian, Kurikulum adalah program pendidikan yang disediakan pleh lembaga pendidikan (sekolah) bagi pelajar. Berdasarkan program pendidikan tersebut pelajar melakukan berbagai kegiatan belajar sehingga mendorong perkembangan dan pertumbuhannya sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain dengan program kurikuler tersebut, lembaga pendidikan menyediakan lingkungan pendidikan bagi pelajar untuk berkembang. Itu sebabnya, kurikulum disusun sedemikian rupa yang memungkinkan pelajar melakukan beraneka ragam kegiatan belajar.5

Berdasar rumusan diatas, kegiatan-kegiatan kurikuler tidak terbatas dalam ruangan kelas, melainkan semua kegiatan yang bertujuan memberikan pengalaman pendidikan kepada anak didik tercakup dalam kurikulum, baik itu yang intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.

Setelah diskripsi tentang pengertian kurikulum, kiranya perlu mendiskripsikan pengertian manajemen. Dalam studi manajemen terdapat berbagai pandangan yang mencoba merumuskan definisi manajemen dengan titik tekan yang berbeda-beda. Salah satu rumusan operasional yang memungkinkan Dapat diajukan, bahwa "manajemen adalah suatu proses sosial yang berkenaan dengan keseluruhan usaha

4 Rusman, Manajemen, 3

(4)

MIYAH VOL.X NO. 02 AGUSTUS TAHUN 2015

manusia dengan bantuan manusia lain serta sumber-sumber lainnya, menggunakan metode yang efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya.6

Fungsi-fungsi yang berurutan dalam proses manajemen terdiri dari merencanakan, mengorganisasikan, menyusun staf (staffing), mengarahkan dan mengontrol.7

Bertitik tolak dari rumusan tersebut, maka ada beberapa hal yang perlu dijelaskan lebih lanjut,

1. Manajemen merupakan suatu proses social yang merupakan proses kerjasama antar dua atau lebih secra formal

2. Manajemen dilaksanakan dengan bantuan sumber-sumber, yakni sumber manusia, sumber material, sumber biaya, dan sumber informasi

3. Manajemen dilaksanakan dengan metode kerja tertentu yang efisien dan efektif, dari segi tenaga, dana waktu dan sebagainya

4. Manajemen mengacu ke pencapaian tujuan tertentu, yang telah ditentukan sebelumnya

Jika ditilik lebih lanjut keempat karakteristik tersebut maka dapat dicari satu prinsip, bahwa faktor manusia merupakan kunci dari pada proses manajemen, yang melibatkan sumber-sumber yang digunakan, cara yang ditempuh, tujuan yang hendak dicapai dan kuncinya adalah faktor manusia itu sendiri.8

Manajemen kurikulum adalah sebagai suatu sistem pengelolaan kurikulum yang kooperatif, komprehensif, sistemik, dan sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum. Dalam pelaksanaannya, manajemen kurikulum harus dikembangkang sesuai dengan konteks Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Kurikuum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), oleh karena itu, otonomi yang diberikan pada lembaga pendidikan atau sekolah dalam mengelola kurikulum secara mandiri denga memprioritaskan kebutuhan dan ketercapian sasaran dalam visi dan misi lembaga pendidikan atau sekolah tidak mengabaikan kebijakan nasional yang telah ditetapkan.9 6 Ibid., 16 7 Ibid., 33 8 Ibidd, 16-17 9 Rusman, Manajemen, 3

(5)

MIYAH VOL.X NO. 02 AGUSTUS TAHUN 2015

Keterlibatan masyarakat dalam manajemen kurikulum dimaksudkan agar dapat memahami, membantu, dan mengontrol implementasi kurikulum sehingga lembaga pendidikan atau sekolah selain dituntut kooperatif juga mampu mandiri dalam mengidentifikasi kebutuhan kurikulum, mendesain kurikulum, menentukan prioritas kurikulum, melaksanakan pembelajaran, menilai kurikulum, mengendalikan serta melaporkan sumber dan hasil kurikulum, baik kepada masyarakat maupun pada pemerintah.10

RUANG LINGKUP MANAJEMEN KURIKULUM

Manajemen kurikulum merupakan bagian integral dari Kurikuum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Lingkup manajemen kurikulum meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi kurikulum. Pada tingkat satuan pendidikan kegiatan kurikulum lebih mengutamakan untuk merealisasikan dan merelevansikan antara kurikulum nasional (standar kompetensi/kompetensi dasar) dengan kebutuhan daerah dan kondisi sekolah yang bersangkutan, sehingga kurikulum tersebut merupakan kurikulum yang integritas dengan peserta didik maupun dengan lingkungan di mana sekolah itu berada.11

Dalam konteks makalah ini berarti yang dikehendaki dengan ruang lingkup manajemen kurikulum bahasa Arab adalah meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi kurikulum bahasa Arab.

Lahirnya Permenag Nomor 2 tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam (PAI) Dan Bahasa Arab Di Madrasah patut untuk diapresiasi dan direspon positif, karena dengan lahirnya Permenag tersebut Madrasah mempunyai pedoman untuk pengembangan kurikulum Bahasa Arab. Toh meskipun ada sedikit kekurangan yang perlu untuk diperbaiki untuk kemajuan kurikulum PAI dan bahasa Arab, misalnya pada bab VIII tentang standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar PAI dan bahasa Arab untuk Madrasah Aliyah, bahasa Arab bukan masuk kategori materi PAI sedangkan bab IX tentang (SK) dan (KD) PAI dan bahasa Arab untuk Madrasah Aliyah program Keagamaan, bahasa masuk

10 Ibid., 3 11 Ibid., 4.

(6)

MIYAH VOL.X NO. 02 AGUSTUS TAHUN 2015

kategori materi PAI. Juga ketiadaan rumusan bentuk kata dan struktur kalimat yang menyertai SK dan KD pada MA program bahasa terdapat plus-minus dalam pengembangan kurikulum bahasa Arab di program.

Selanjutnya terkait dengan kurikulum bahasa Arab pada Perguruan Tinggi diserahkan pada Perguruan Tinggi masing-masing, mengingat Perguruan Tinggi diberikan otonomi untuk mengelolanya,

PRINSIP DAN FUNGSI MANAJEMEN KURIKULUM BAHASA ARAB

Terdapat lima prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan manajemen kurikulum, dan prinsip manajemen kurikulum bahasa Arab juga sebagaimana prinsip manajemen kurikulum secara umum, maka manajemen kurikulum bahasa Arab memiliki lima prinsip tersebut, yaitu:

1. Produktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum merupakan aspek yang harus dipertimbangkan dalam manajemen kurikulum. Pertimbangan bagaimana agar peserta didik dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan kurikulum harus menjadi sasaran dalam manajemen kurikulum.

2. Demokratisasi, pelaksanaan manajemen kurikulum harus berasaskan demokrasi yang menempatkan pengelola, pelaksana dan subjek didik pada posisi yang seharusnya dalam melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab untuk mencapai tujuan kurikulum.

3. Kooperatif, untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam kegiatan manajemen kurikulum perlu adanya kerja sama yang positif dari berbagai pihak yang terlibat. 4. Efektivitas dan efisiensi, rangkaian kegiatan manajemen kurikulum harus

mempertimbangkan efektivitas dan efisiensi untuk mencapai tujuan kurikulum sehingga kegiatan manajemen kurikulum tersebut memberikan hasil yang berguna dengan biaya, tenaga dan waktu yang relatif singkat

5. Mengarahkan visi, misi, dan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum, proses manajemen kurikulum harus dapat memperkuat dan mengarahkan visi, misi, dan tujuan kurikulum.12

12 Ibid., 4

(7)

MIYAH VOL.X NO. 02 AGUSTUS TAHUN 2015

Selain prinsip-primsip tersebut juga perlu dipertimbangkan kebijakan pemerintah maupun Kementrian Pendidikan Nasional, seperti undang-undang sistim pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003, Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, kurikulum pola nasional, kebijakan penerapan Manajemen Berbasis Sekolah, kebijakan penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dalam konteks kurikulum Bahasa Arab haruslah mempertimbangkan juga kebijakan Kementrian Agama khususnya Permenag No. 2 tahun 2008.

Dalam pendidikan perlu dilaksanakan manajemen kurikulum agar perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kurikulum berjalan lebih efektif, efisien dan optimal dalam memberdayakan berbagai sumber belajar, penglaman belajar, maupun komponen kurikulum. Ada beberapa fungsi dari manajemen kurikulum, dan fungsi manajemen bahasa Arab harus memiliki fungsi manajemen kurikulum secara umum yang diantaranya sebagai berikut:

1. Meningkatkan efisiensi pemanfatan sumber daya kurikulum, pemberdayaan sumber maupun komponen kurikulum dapat ditingkatkan melalui pengelolaan yang terencana dan efektif

2. Meningkatkan keadilan dan kesempatan paada siswa untuk mencapai hasil yang maksimal, kemampuan yang maksimal dapat dicapai peserta didik tidak hanya melalui kegiatan ekstra dan kokurikuler yang dikelola secara integritas dalam mencapai tujuan kurikulum.

3. Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar peserta didik, kurikulum yang dikelola secara efektif dapat memberikan kesempatan dan hasil yang relevan dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar.

4. meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktifitas siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, pengelolaan kurikulum yang profesional, efektif dan terpadu dapat memberikan motivasi pada kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam belajar.

5. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses belajar mengajar, proses pembelajaran selalu dipantau dalam rangka melihat konsistensi antara desain yang telah direncanakan dengan pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian, ketidak

(8)

MIYAH VOL.X NO. 02 AGUSTUS TAHUN 2015

sesuaian antara desain dengan implementasi dapat dihindarkan. Disamping itu, guru maupun siswa selalu termotivasi untuk melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efisien karena adanyya dukungan kondisi positif yang diciptakan dalam kegiatan pengelolaan kurikulum.

6. Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk membantu mengembangkan kurikulum, kurikulum yang dikelola secara profesional akan melibatkan masyarakat, khususnya dalam mengisi bahan ajar atau sumber belajar perlu disesuaikan dengan ciri khas dan kebutuhan pembangunan daerah.13

KARAKTERISTIK MANAJEMEN KURIKULUM BAHASA ARAB

Perubahan sosial politik dan tatanan budaya di Indonesia akhrinya menuntut perubahan paradigma pendidikan nasional yang semula sentralisasi/peran pemerintah

(govermental role) menjadi disentralisasi/peran masyarakat (community role).14 Ini terwujud

dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional. Salah satu sub yang didisentralisasi adalah kurikulum. sebagaimana dalam dalam pasal 36 ayat (1) menyatakan bahwa "pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar Nasional Pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional".15

Paradigma baru pendidikan tersebut berpengaruh terhadap tatanan manajemen kurikulum, khususnya pada kegiatan implementasi kurikulum. begitu juga manajemen kurikulum bahasa Arab, Secara garis besar beberapa kegiatan berkenaan dengan karakteristik manajemen kurikulum dapat dikemukakan sebagaimana berikut:

1. Mengelola perencanaan kurikulum

Pemerintah pusat perlu merumuskan dan menetapkan kurikulum standar bersifat nasional (standar kompetensi dan kompetensi dasar) yang berfungsi sebagai acuan untuk pengembangan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan/sekolah. Berkaitan dengan hal tersebut pihak daerah maupun sekolah bertugas mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sesuai dengan kondisi, kebutuhan dan kemampuan daerah atau sekolah yang bersangkutan. Oleh karena itu

13 Ibid., 5 14 Ibid., 17

(9)

MIYAH VOL.X NO. 02 AGUSTUS TAHUN 2015

perencanaan atau desain kurikulum baik berupa silabus maupun rencana pelaksanaan pembelajaran perlu dikembangkan secara spesifik, efektif, efisien, relevan dan komprehensif.16

Perencanaan tersebut tentu harus didukung oleh kesiapan daerah dan satuan pendidikan, sehingga standar tersebut bisa terrealasi, namun perlu diketahui bahwa standar yang yang ditentukan oleh pemerintah merupakan standar minimal, paling tidak satuan pendidikan mengembangkan standar tersebut sesuai dengan kebutuhan lokal, pemenuhan kebutuhan tersebut haruslah diawali dengan analisa kebutuhan, sehingga bisa diketahui tujuan perencanaan kurikulum. Selanjutnya tujuan tersebut dituangkan dalam indikator pencapaian. Hal ini selaras dengan bunyi Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pasal 36 ayat (2) "Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik".17

Dalam konteks manajemen kurikulum Bahasa Arab, pemerintahh telah menetapkan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) melalui Permenag No. 2 tahun 2008, namun satuan pendidikan haruslah mengembangkan SK & KD tersebut, satuan pendidikan dituntut untuk lebih cermat dalam mengelola perencanaan dan pengembangan kurikulum yang tertuang dalam silabus dan rencana pembelajaran, satuan pendidikan harus melakukan analisa kebutuhan dan menentukan tujuan, memang dalam Permenag telah tertuang tujuan pembelajaran bahasa Arab, namun itu masih sangat umum, dengan demikian kurikulum yang telah tersusun menjadi kurikulum yang bermakna dan tidak sia-sia, misalkan disebuah satuan pendidikan yang peserta didiknya membutuhkan kompetensi membaca untuk telaah teks-teks berbahasa Arab, maka satuan pendidikan tersebut harus menekankan pada penguasaan kompetensi membaca dengan tidak meninggalkan kompetensi-kompetensi kebahasaan yang lain.

Perencanaan tersebut haruslah diawali oleh analisa kebutuhan (need assassment), apa yang dibutuhkan oleh peserta didik dan lingkungan bisa dituangkan dalam kurikulum, sehingga pembelajaran yang akan dilaksanakan menjadi pembelajaran yang bermakna sesuai dengan kebutuhan peserta didik, misal peserta didik

16 Rusman, Manajemen, 17-18

(10)

MIYAH VOL.X NO. 02 AGUSTUS TAHUN 2015

membutuhkan materi untuk memahami al-Qur’an maka kurikulum bahasa Arab perlu memuat tentang materi- materi yang mendorong peserta didik pada penguasaan alat untuk memahami al-Qur’an.

Perencanaan kurikulum bahasa Arab juga harus memperhatikan pendekatan pembelajaran bahasa Arab, menggunakan pendekatan strukturalis atau komunikatif, ini menjadi sangat penting karna pembelajaran bahasa Arab masih banyak didominasi pendekatan struturalis, pendekatan komunikatif kiranya perlu untuk lebih banyak digunakan mengingat fungsi dominan bahasa adalah sebagai alat komunikasi.

2. Mengelola implementasi kurikulum

Implementasi kurikulum merupakan bentuk aktualisasi dari kurikulum yang telah direncanakan. Bentuk implementasi kurikulum adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru bersama siswa untuk mencapai tujuan kurikulum yang telah ditetapkan. Muara keberhasilan kurikulum secara aktual akan ditentukan oleh implementasi kurikulum di lapangan. Sering terjadi implementasi atau pelaksanaan kurikulum (pembelajaran) tidak sesuai dengan perencanaan kurikulum, sehingga mengakibatkan ketidaktercapaian tujuan atau kompetensi yang telah ditetapkan.18

Hal ini sejalan dengan pilar-pilar pendidikan yang dikemukakan oleh UNESCO seperti belajar berfikir (learning to think) belajar mengetahui (learning to know), belajar melakukan (learning to do), belajar menjadi diri sendiri (learning to be), dan belajar hidup dalam kebersamaan (learning to live together).19 oleh karena itu implementasi kurikulum

harus dikelola secara profesional, efektif dan efisien yang mengacu pada lima pilar pendidikan tersebut dan konsisten dengan perencanaan kurikulum yang telah dikembangkan, sehingga ranah kognitif, efektif dan psikomotor yang tertuang dalam indikator dapat terwujud melalui pelaksanaan kurikulum tersebut.

Implementasi kurikulum sangat erat kaitannya dengan tenaga pendidik, maka tenaga pendidik tersebut harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk

18 Rusman, Manajemen, 18

(11)

MIYAH VOL.X NO. 02 AGUSTUS TAHUN 2015

mewujudkan tujuan pendidikan nasional,20 sebagiamana dijelaskan Peraturan

Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Pelaksanaan kurikulum tidak hanya tergantung pada kemampuan pendidik, pendidik mungkin mengalami kesulitan dalam prosedur pelaksanaannya, dan mungkin juga ada yang merasa mendapat hambatan berkenaan dengan dimensi tertentu pada kemampuan profesionalnya. Dalam situasi ini, maka pendidik membutuhkan bantuan, bimbingan, arahan, dorongan kerja, bahkan nasihat dan petunjuk yang berguna baginya dalam upaya pelaksanaan kurikulum, maka diperlukan semacam supervisi pelaksanaan kurikulum.21

Kita tidak menutup mata tatakala KTSP diberlakukan masih kita dapati beberapa satuan pendidikan yang belum siap untuk melaksanakan baik terkendala pada sumber daya manusia atau yang lainnya, sebagian kecil dari satuan pendidikan ada yang beranggapan bahwa ia sudah untung bisa melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Kita masih banyak temukan kekurangan dalam pengelolaan implementasi kurikulum bahasa Arab di beberapa sekolah baik dasar maupun menengah, sebagian sekolah memiliki tenaga pengajar yang tidak kualified, ada juga yang hanya berdasar pada sebuah kitab dengan tidak dikembangkan sesuai dengan kebutuhan peserta didik, sehingga pelaksanaannya menjadi tidak bermakna, hanya untuk mengejar materi ajar dan untuk kepentingan ujian semata, ini kuranglah bagus karena pembelajaran yang seperti kurang bermakna, selesai ujian materi tersebut tidak lagi berguna.

3. Mengelola pelaksanaan evaluasi kurikulum

Evaluasi kurikulum secara legal formal tertuang dalam pasal 57 Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan nasional sebagai dasar pelaksanaan evaluasi kurikulum, isi pasal 57 ayat (1) berbunyi "evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan", selanjutnya ayat (2) menyebutkan "Evaluasi dilakukan terhadap peserta didik, lembaga, dan

20 Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 28 ayat (1) 21 Oemar, Manajemen, 170

(12)

MIYAH VOL.X NO. 02 AGUSTUS TAHUN 2015

program pendidikan pada jalur formal dan nonformal untuk semua jenjang, satuan, dan jenis pendidikan".22

Kegiatan evaluasi harus dilakukan secara sistemik, sistematis dan komprehensif yang mengacu pada visi, misi dan tujuan kurikulum.pengendalian mutu (quality control) hasil pelaksanaan kurikulum dapat ditentukan oleh kegiatan evaluasi kurikulum maupun pembelajaran. Kegiatan merumuskan kisi-kisi, instrumen dan melaksanakan evaluasi kurikulum dan pembelajaran harus dikelola secara profesional. Salah satu pengaruh dari otonomi sekolah yang terkait dengan evaluasi pembelajaran diantaranya guru perlu merumuskan kisi-kisi, membuat instrumen dan melaksanakan evaluasi kurikulum serta pembelajaran, oleh karena itu, setiap guru harus memiliki kemampuan dalam melakukan evaluasi kurikulum daan pembelajaran secara tepat dan benar.23

Pengelolaan evaluasi kurikulum bahasa Arab secara berkala, namun yang kita dapati masih banyak satuan pendidikan tidak melakukan pengelolaan evaluasi kurikulum bahasa Arab, sehingga tidak pernah mendapati kelemahan dan kekurangan kurikulum bahasa Arab yang selama ini dilaksanakan, ini sangat ironi di kala pembelajaran bahasa Arab selalu dinamis seiring dengan dinamisasi dunia pembelajaran dan kebahasa Araban.

4. Mengelola perumusan kriteria ketuntasan kurikulum

Kriteria ketuntasan kurikulum harus dipahami betul oleh pengelola satuan pendidikan husunya pendidik sehingga tidak terjadi kesalahan dalam menganbil suatu keputusan yang keliru. Kegiatan ini harus mempertimbangkan kompleksitas, daya dukung dan intake yang dimiliki satuan pendidikan. Pemberlakuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menuntut perolehan hasil belajar ssecara tuntaas (mastery

learning), oleh karena itu, penetapan kriteria ketuntasan perlu dilakukan secara tepat

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

5. Mengelola pengembangan bahan ajar, media pembelajaran dan sumber belajar

Bahan yang dipelajari siswa sebaiknya tidak hanya berdasarkan pada buku teks pelajaran, melainkan perlu menggunakan dan mengembangkan berbagai bahan ajar

22 Rusman, Manajemen, 18 23 Ibid., 18-19

(13)

MIYAH VOL.X NO. 02 AGUSTUS TAHUN 2015

melalui media dan sumber belajar yang sesuai dengan topik bahasan. Demikian pula, keterlibatan masyarakat sekelilingnya (community based experiental learning) harus mulai dikembangkan secara strategis supaya menghasilkan kemampuan siswa yang terintegrasi dengan lingkungan.24

Bahan ajar yang digunakan juga harus memperhatikan tujuan pembelajaran, sehingga pendekatan dalam pembelajarannya dapat relevan dengan tujuan, apabila tujuan pembelajarannya diperuntukkan agar siswa mampu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Arab, maka bahan ajar diupayakan memuat materi yang mendukungnya, begitu juga jika pembelajarannya diperuntukkan agar siswa mengenal struktur-struktur bahasa Arab, maka bahan ajarnya memuat materi yang mendukungnya.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat tentunya merupakan tantangan sekaligus peluang bagi para pendidik dan peserta didik dalam memanfaatkan (by utilization) dan mengembangkan (by design) ICT sebagai mediapembelajaran dan sumber belajar yang efektif dan efisien untuk mengoptimalkan kegiatan pembelajaran. Kita dapat merancang dan memanfaatkan ICT, seperti internet dengan e-learning, e-book, m-learning, e-education dan lain-lain, kemudian memanfaatkan media dan sumber belajar, seperti media audio, TV, video, dan lain sebagianya.

6. Mengelola pengembangan ekstrakurikuler dan kokurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan siswa sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat (interest) mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan ddan berkewenangan di sekolah atau madrasah.25

Keberhasilan suatu kurikulum akan optimal apabila didukung oleh kegiatan ekstrakurikuler dan kokurikuler yang dikelola secara efektif dan profesional. Kegiatan ini sering terabaikan karena pihak sekolah merasa bahwa kegiatan ini bukan prioritas utama program satuan pendidikan. Padahal hasil kegiatan ini dapat lebih mengoptimalkan kemampuan peserta didik dan dapat mengembangkan kemampuan

24 Ibid., 19 25 Ibid., 20

(14)

MIYAH VOL.X NO. 02 AGUSTUS TAHUN 2015

mereka sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki. Oleh karena itu, kegiatan ini perlu dikelola secara komprehensif dan terpadu dengan kegiatan intra kurikuler.26

Dalam konteks kurikulum bahasa Arab, misalnya untuk mengasah kecakapan peserta didik yang mempunyai bakat tulis menulis maka diakomadasi dalam kegiatan ekstrakurikuler tertentu, untuk yang mempunyai bakat terjemah maka diakomadasi dalam kegiatan ekstra kurikuler tertentu. Adapun kegiatan kokurikuler dilakukan untuk peserta didik berdasarkan analisa hasil evaluasi, seperti remidial dan pengayaan, dalam rangka memaksimalkan kemampuan peserta didik berdasarkan kemampuannya.

Secara umum manajemen kurikulum bahasa Arab harus juga harus memperhatikan dua hal, yaitu Karakteristik Bahasa dan Karakteristik Bahasa Arab. Diantar karakteristik bahasa yang harus diperhatikan adalah bahwa bahasa itu adalah: 1. Fenomena sosial, dalam artian bahwa manusialah yang berbahasa sedangkan

hewan tidak, bahasa jugalah yang membedakan manusia dengan hewan, Bahasa merupakan kebutuhan pokok manusia untuk mengekspresikan gagasan dan sebagi alat komunikasi antar sesama27

2. Ujaran (ucapan), Bahasa pada mulanya lahir dalam bentuk ujaran yang kemudian disusul oleh bahsa tulis.28

3. Simbol, simbol mengacu pada sebuah obyek yang mempunyai, simbol bisa terbuat dari ujaran atau tulisan.29

4. Sistem, sistem berarti bahwa sesuatu terdiri atas unsur yang teratur yang saling berhubungan secara baik.pada bahasa aturan ini bisa terlihat dalam dua hal yaitu sistem bunyi dan sistem makna.30

5. Alat komunikasi, fungsi bahasa yang paling menonjol adalah sebagai alat komunikasi dan media untuk mengekspresikan gagasan dan fikiran.31

6. Kebudayaan, bahasa dan kebudayaan mempunyai hubungan yang sangat erat, karena bahasa menghubungkan sutu kebudayaan dengan generasinya dan bahasa sebagai alat untuk memindahkan suatu kebudayaan pada generasi selanjutnya.32

26 Ibid., 20

27 Acep, Metodologi, 14 28 Ibid, 12

29 Terjemah dari Thuruq Tadris al-lughat al-Arabiyyah, Zakariyah Ibrahim, (Dar al-Ma'rifah al-Jami'iyyah) 25 30 Acep, Metodologi, 20

(15)

MIYAH VOL.X NO. 02 AGUSTUS TAHUN 2015

Disamping karakteristik bahasa, manajemen kurikulum bahasa Arab juga harus memperhatikan karakteristik bahasa Arab, dimana karakteristik inilahh yang membedakan antar bahasa Arab dengan bahasa lainnya, yaitu:

1. Bahasa Isytiqaq, dalam artian bahwa kata dalam bahasa bahasa Arab sebagian mengambil dari kata yang lain dengan menjaga kesesuaian makna, misal kitab (yang bermakna kitab/buku) dari kataba (yang bermakna menulis) dan lain sebagainya.33

2. Bahasa yang kaya dengan suara, sesungguhnya bahasa Arab yang memilik dua puluh delapan huruf bukan merupakan bahasa yang paling banyak memiliki huruf, akan tetapi huruf-huruf bahasa Arab memiliki tempat keluar suara

(makharij shauthiyyah) yang banyak.34

3. Keberadaan I'rab, sebenarnya bukan bahasa Arab yang mempunyai I'rab (perubahan bacaan akhir kalimat), akan tetapi bahasa Arab mengandung banyak

I'rab yang berhubungan dengan makna.

4. Huruf-huruf bahasa Arab berharakat

5. Adanya Tasydid, yaitu mengumpulkan dua huruf yang sejenis dalam satu huruf 6. Tanwin, yaitu suara nun yang berada di akhir kalimat hanya dalam ucapan bukan

pada tulisan

7. Suara huruf hanya dalam ucapan bukan dalam tulisan, seperti suara alif setelah

hamzah pada kata

اذه.

8. Huruf hanya dalam tulisan tapi tidak dalam ucapan, sebagaimanaalif dalam kata

اوعمس

.35 KESIMPULAN

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan:

32 Terjemah dari al-Usus al-Mu'jamiyah wa al-Tsaqafiyyah li Ta'lim al-Lughat al-Arabiyyah li ghair Nathiqin

biha, Rusydy Ahmat Thu'aimah, (Makkah:Jami'ah Um al-Qura), 24

33 Ibid 18

34 Terjemah dari Taujih fi Tadris Lughah Arabiyyah, Mahmud Ali Siman, (Qahirah: Dar

al-Ma'rifat) 19

35 Terjemah dari Ta'lim al-Lughah al-Arabiyyah li Ghair Nathiqin biha: Manahijuh wa Asalibuh, Rusydy

(16)

MIYAH VOL.X NO. 02 AGUSTUS TAHUN 2015

1. Manajemen kurikulum adalah sebagai suatu sistem pengelolaan kurikulum yang kooperatif, komprehensif, sistemik, dan sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum.

2. Dalam melaksanakan manajemen kurikulum harus memperhatikan prinsip dan fungsi manajemen kurikulum.

3. Karakteristik manajemen kurikulum bahasa Arab meliputi mengelola perencanaan bahasa Arab, mengelola implementasi kurikulum bahasa Arab, mengelola pelaksanaan kurikulum bahasa Arab, Mengelola perumusan kriteria ketuntasan kurikulum, Mengelola pengembangan bahan ajar, media pembelajaran dan sumber belajar, Mengelola pengembangan ekstrakurikuler dan kokurikuler. 4. Pelaksanaan manajemen kurikulum bahasa Arab juga harus memperhatikan

karakteristik bahasa dan karakteristik bahasa Arab.

(17)

MIYAH VOL.X NO. 02 AGUSTUS TAHUN 2015 DAFTAR PUSTAKA

Al-Siman, Mahmud Ali, Taujih fi Tadris Lughah Arabiyyah, (Qahirah: Dar al-Ma'rifat)

Azizy, Qodri, Pendidikan Agama untuk Membangun Etika Sosial, (Semarang: Aneka Ilmu, 2002)

Hamalik, Oemar , Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010)

Hermawan, Acep, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011)

Ibrahim, Zakariyah, Thuruq Tadris al-lughat al-Arabiyyah, (Dar al-Ma'rifah al-Jami'iyyah) Peraturan Pemerintah RI. Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan

Permenag RI. Nomor 2 tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab Di Madrasah Rusman, Manajemen Kurikulum, (Jakarta:PT. Rajagrafindo, 2009)

Thu'aimah, Rusydy Ahmad, al-Usus al-Mu'jamiyah wa al-Tsaqafiyyah li Ta'lim al-Lughat

al-Arabiyyah li ghair Nathiqin biha, (Makkah:Jami'ah Um al-Qura)

___________, Ta'lim al-Lughah al-Arabiyyah li Ghair Nathiqin biha: Manahijuh wa

Asalibuh

Referensi

Dokumen terkait

Kualitas fermentasi silase berbasis sisa tanaman padi dengan penambahan BAL yang berasal dari rumput raja lebih baik dibandingkan dengan yang berasal dari sisa

Adapun kemampuan sistem ini adalah membantu mempercepat pembuatan formulasi nilai hasil dan kurva-S, mempercepat proses pembagian distribusi keselesaian pekerjaan,

Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wiwik (2017) menunjukkan bahwa dari empat variabel hanya ada satu yang menunjukkan adanya perbedaan atribut produk laptop

1. Mendata jumlah data yang bisa digunakan dalam penelitian, yaitu atlet renang Indonesia Muda Gresik. Membuat instrumen penelitian untuk mengukur Kecepatan renang 50

Jadi pernyataan yang benar tentang efek fotolistrik adalah intensitas cahaya tidak mempengaruhi energi elektron yang keluar dari permukaan logam, yang mempengaruhi energi

Berdasarkan karakteristik kurikulum yang dituntut oleh beberapa faktor perubahan yang disajikan sebelumnya, dapatlah ditawarkan sebuah struktur kurikulum bahasa Arab

Menambah jumlah peserta didik, mata pelajaran, model evaluasi dan berbagai aspek pembelajaran lainnya dapat dilakukan dengan mengacu model dari skala yang lebih

Membuat laporan rapat pembahasan untuk menetapkan kerangka regulasi berdasarkan skala prioritas untuk lima tahun ke depan dan dijabarkan dalam rencana tahunan. Tidak