• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI. BAB I. PENDAHULUAN I Latar Belakang... I Tujuan... I Dasar Hukum... I-2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR ISI. BAB I. PENDAHULUAN I Latar Belakang... I Tujuan... I Dasar Hukum... I-2"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

i

BAB I. PENDAHULUAN I-1

1.1. Latar Belakang ... ... I-1 1.2. Tujuan ... I-2 1.3. Dasar Hukum ... I-2

BAB II. RENCANA PENDAPATAN DAN PENERIMAAN PEMBIAYAAN

DAERAH ... II-1 2.1. Rencana Pendapatan ... II-1 2.1.1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) ... II-1 2.1.2. Dana Perimbangan ... II-11 2.1.3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah ... II-15 2.2. Rencana Penerimaan Pembiayaan ... II-25

BAB III. PRIORITAS BELANJA DAERAH ... III-1

BAB IV PLAFON ANGGARAN SEMENTARA BERDASARKAN URUSAN

PEMERINTAHAN DAN PROGRAM / KEGIATAN ... IV-1 4.1. Plafon Anggaran Sementara Berdasarkan Urusan Pemerintahan IV-1 4.2. Plafon Anggaran Sementara Berdasarkan Program dan Kegiatan IV-5 4.3. Plafon Anggaran Sementara Untuk Belanja Pegawai, Bnga,

Subsidi, Hibah, Bantuan Sosial, Belanja Bagi Hasil, Bantuan Keuangan dan Belanja Tidak Terduga ...

IV-5

BAB V RENCANA PEBIAYAAN DAERAH ... V-1

(2)

ii

Tabel 2.1. Perkembangan, Pertumbuhan dan Kontribusi Komponen

Pajak Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2015-2016 ... II-3 Tabel 2.2. Perkembangan, Pertumbuhan Kontribusi Komponen

Retribusi Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2015-2016 ... II-4 Tabel 2.3. Perkembangan, Pertumbuhn dan Kontribusi Komponen

Hasil Pengelolan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

Kabupaten Sampang Tahun 2015-2016 ... II-7 Tabel 2.4. Perkembangan, Pertumbuhan dan Kontribusi Komponen

Lain-lain PAD yang Sah Kabupaten Sampang Tahun

2015-2016 ... II-8 Tabel 2.5. Rincian Perkembangan Pertumbuhan dan Kontribusi

Komponen Lain-lain PAD yang Sah Kabupaten Sampang

Tahun 2015-2016 ... II-9 Tabel 2.6. Perkembangan, Pertumbuhan dan Kontribusi Komponen

Bagi Hasil Pajak/ Bukan Pajak Kabupaten Sampang Tahun

2015-2016 ... II-12 Tabel 2.7. Perkembangan, Pertumbuhan dan Kontribusi Komponen

Bagi Hasil Pajak Kabupaten Sampang Tahun 2015-2016 .... II-13 Tabel 2.8. Perkembangan, Pertumbuhan dan Kontribusi Komponen

Bagi Hasil Bukan Pajak Kabupaten Sampang Tahun

2015-2016 ... II-13 Tabel 2.9. Perkembangan, Pertumbuhan dan Kontribusi Bagi Hasil

Pajak Provinsi Kabupaten Sampang Tahun 2015-2016 ... II-17 Tabel 2.10. Perkembangan, Pertumbuhan dan Kontribusi Belanja Tidak

Langsung selain Belanja Pegawai Sampang Tahun

2015-2016 ... II-19 Tabel 2.11. Perkembangan, Pertumbuhan dan Kontribusi Komponen

Belanja Hibah Kabupaten Sampang Tahun 2015-2016

... II-20 Tabel 2.12. Perkembangan, Pertumbuhan dan Kontribusi Komponen

Belanja Hibah Kepada Masyarakat Kabupaten Sampang

Tahun 2015-2016 ... II-20 Tabel 2.13. Perkembangan, Pertumbuhan dan Kontribusi Komponen

Belanja Hibah Kepada Organisasi Masyarakat Kabupaten

Sampang Tahun 2015-2016 ... II-21 Tabel 2.14. Perkembangan, Pertumbuhan dan Kontribusi Komponen

Belanja Bantuan Sosial Kabupaten Sampang Tahun

2015-2016 ... II-22 Tabel 2.15. Perkembangan, Pertumbuhan dan Kontribusi Komponen

Belanja Hibah Kepada Organisasi Sosial Kemasyarakat

Kabupaten Sampang Tahun 2015-2016 ... II-22 Tabel 2.16. Perkembangan, Pertumbuhan dan Kontribusi Komponen

Belanja Hibah Kepada Organisasi Individu/Keluarga

Kabupaten Sampang Tahun 2015-2016 ... II-23 Tabel 2.17. Perkembangan, Pertumbuhan dan Kontribusi Komponen

Belanja Hibah Kepada Organisasi Individu/Keluarga yang

Tidak Direncanakan Kabupaten Sampang Tahun 2015-2016 II-23 Tabel 2.18. Perkembangan, Pertumbuhan dan Kontribusi Komponen

Belanja Hibah Kepada Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota Dan Pemerintah Desa Kabupaten Sampang Tahun

2015-2016 ... II-24 Tabel 2.19. Perkembangan, Pertumbuhan dan Kontribusi Belanja

(3)

iii

Tabel 2.21. Target Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan Kabupaten

Sampang Tahun Anggaran 2016 ... II-26 Tabel 3.1. Matriks Prioritas Pembangunan Kabupaten Sampang Tahun

2016 ... III-2 Tabel 4.1. Plafon Anggaran Sementara SSKPD Berdasarkan Urusan

Kabupaten Sampang Tahun 2016 ... IV-2 Tabel 4.2. Plafon Anggaran Sementara Untuk Belanja Pegawai, Bunga,

Hibah, Bantuan Sosial, Belanja Bagi Hasil, Bantuan Keuangan, Dan Belanja Tidak Terduga Tahaun Anggaran

2016 ... IV-6 Tabel 5.1. Rincian Plafon Anggaran Pembiayaan Tahun Anggaran 2016 V-1

(4)

iv

Gambar 2.1. Perkembangan Komponen PAD Kabupaten Sampang Tahun

2012-20116 ... II-2 Gambar 2.2. Perkembangan Pajak Daerah Kabupaten Sampang ... II-2 Gambar 2.3. Perkembangan Retribusi Daerah Kabupaten Sampang ,,,,,,. II-4 Gambar 2.4. Perkembangan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang

Dipisahkan Kabupaten Sampang Tahun 2012-2016 ... II-6 Gambar 2.5. Perkembangan Lain-lain PAD yang Sah Kabupaten

Sampang ... II-7 Gambar 2.6. Perkembangan Komponen Dana Perimbangan Kabupaten

Sampang Tahun 2012-2016 ...

II-11 Gambar 2.7. Perkembangan Dana Bagi Hasil pajak/Bukan Pajak

Kabupaten Sampang Tahun 2012-2016 ... II-12 Gambar 2.8. Perkembangan Dana Alokasi Umum Kabupaten Sampang

Tahun 2012-2016 ... II-14 Gambar 2.9. Perkembangan Dana Alokasi Khusus Kabupaten Sampang

Tahun 2012-2016 ...

II-14 Gambar 2.10. Perkembangan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

Kabupaten Sampang Tahun 2012-2016 ...

II-15 Gambar 2.11. Perkembangan Dana Hibah Kabupaten Sampang Tahun

2012-2016 ...

II-16 Gambar 2.12. Perkembangan Bantuan Keuangan Provinsi Kabupaten

Sampang Tahun 2012-2016 ... II-16 Gambar 2.13. Perkembangan Bagi Hasil Pajak Provinsi Kabupaten

Sampang Tahun 2012-2016 ... II-17 Gambar 2.14. Perkembangan Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus

Kabupaten Sampang Tahun 2012-2016 ...

II-18 Gambar 2.15. Perkembangan Dana Desa Kabupaten Sampang Tahun

2012-2016 ...

(5)

Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2016

I - 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara yang selanjutnya disingkat PPAS adalah rancangan program prioritas dan patokan batas maksimal anggaran yang diberikan kepada SKPD untuk setiap program sebagai acuan dalam penyusunan RKA-SKPD sebelum disepakati dengan DPRD. Hal tersebut tercantum dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Secara umum, dokumen PPAS berisi tentang Rencana Pendapatan dan Pembiayaan, Prioritas Belanja Daerah, Plafon Anggaran Sementara berdasarkan Urusan Pemerintahan (urusan wajib dan urusan pilihan), program/kegiatan dan rencana pembiayaan daerah.

Penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) mengacu pada dokumen perencanaan daerah lainnya. PPAS berpedoman pada Rencana Kerja Pembangunan Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sampang Tahun 2016 serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sampang 2013 - 2018. Selain itu, PPAS merupakan penjabaran dari dokumen Kebijakan Umum APBD (KUA).

Penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) disusun melalui tiga tahapan (Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 pasal 86), (i) pertama, menentukan skala prioritas pembangunan daerah, (ii) kedua, menentukan prioritas program untuk masing-masing urusan yang disinkronisasikan dengan prioritas dan program nasional yang tercantum dalam Rencana Kerja Pemerintah setiap tahun, dan (iii) ketiga, menyusun plafon anggaran sementara untuk masing-masing program/kegiatan.

Penyusunan skala prioritas dalam PPAS Tahun 2016 mengacu pada prioritas pembangunan daerah RKPD Kabupaten Sampang Tahun 2016. Prioritas pembangunan yang tercantum dalam RKPD mempertimbangkan permasalahan dan prioritas pembangunan pada tingkat Provinsi Jawa Timur dan Nasional. Selanjutya, penyusunan plafon anggaran pada masing-masing program dan kegiatan disesuaikan dengan proyeksi pendapatan daerah pada tahun 2016. Selain itu, penyusunan plafon anggaran pada masing-masing SKPD juga mempertimbangkan prinsip-prinsip penyusunan anggaran seperti

(6)

Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2016

I - 2

value for money, ASB (Analisis Standar Belanja) dan ABK (Anggaran Berbasis Kinerja). Hal tersebut bertujuan keluaran/hasilnya efektif dan efisien sesuai dengan anggaran yang telah digunakan.

Rancangan KUA dan rancangan PPAS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84 ayat (2) disampaikan kepala daerah kepada DPRD paling lambat pertengahan bulan Juni tahun anggaran berjalan untuk dibahas dalam pembicaraan pendahuluan RAPBD tahun anggaran berikutnya.

1.2. Tujuan

PPAS Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2016 disusun dengan tujuan sebagai berikut:

1. Untuk menetapkan plafon anggaran sementara prioritas program dan kegiatan pembangunan berdasarkan RKPD dan Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2016;

2. Sebagai dasar dalam penyusunan RAPBD Tahun Anggaran 2016;

3. Sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran SKPD Tahun Anggaran 2016 pada masing-masing SKPD yang dianggarkan melalui RAPBD Tahun Anggaran 2016.

1.3. Dasar Hukum

Landasan hukum penyusunan PPAS Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2016 adalah sebagai berikut :

1. Undang-Undang No. 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1999 No. 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 3851);

2. Undang-Undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2003 No. 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4286);

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 No 104, Tambahan Negara Republik Indonesia No. 4421)

4. Undang-undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 No. 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4438);

(7)

Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2016

I - 3

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 No 244, Tambahan Negara Republik Indonesia No. 5587);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 No. 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4578);

7. Peraturan Pemerintah No. 39 tahun 2006 tentang tata cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 No. 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4663);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/ Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 No. 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4737);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 No 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No 4817);

10. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 – 2019; 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah ;

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan Daerah;

13. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 3 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur 2015-2019;

(8)

Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2016

I - 4

14. Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Sampang Tahun 2005-2025.

15. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2012 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah;

16. Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sampang;

17. Peraturan Daerah Kabupaten Sampang Nomor 12 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sampang Tahun 2013-2018.

18. Peraturan Bupati Sampang Nomor 25 Tahun 2015 Tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2016.

(9)

Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2016

II - 1

BAB II

RENCANA PENDAPATAN DAN PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH

2.1. Rencana Pendapatan

Perkembangan pendapatan daerah pada tahun 2016 secara agregat diproyeksikan mengalami peningkatan. Dari sisi nominal, tren pendapatan daerah menunjukkan adanya peningkatan pada setiap tahun. Akan tetapi, persentase pertumbuhan pendapatan daerah pada tahun 2015 dan 2016 diproyeksikan lebih rendah daripada tahun sebelumnya. Lain-lain pendapatan daerah yang sah merupakan komponen yang diproyeksikan mengalami peningkatanbaik secara nominal maupun persentasenya. Sedangkan untuk pendapatan asli daerah dan dana perimbangan justru diproyeksikan semakin menurun pada tahun 2016. Lain-lain pendapatan daerah yang sah diproyeksikan meningkat sebesar Rp.52.453.538.297,60 atau 21,15 persen dari anggaran tahun 2015.

Penerimaan dari pendapatan asli daerah diproyeksikanmenurun sebesar (5,18) persen atau sebesar Rp.6,283.149.782,00 dari anggaran tahun sebelumnya. Begitu pula dengan dana perimbangan yang diproyeksikanmenurun sebesar (2,34) persen atau Rp.23,404.128.829,00. Perkembangan pendapatan daerah tentunya tidak lepas dari berbagi faktor yang mempengaruhi penurunan dan peningkatan pada masing-masing komponennya. Secara rinci, perkembangan pendapatan daerah diuraikan dalam penjelasan berikut.

2.1.1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Hasil pengelolaan kekayaan daerah merupakan komponen pendapatan asli daerah yang mengalami penurunan terbesar secara baik secara nominal maupun persentase. Hasil pengelolaan kekayaan daerah menurun sebesar Rp.8.203.031.000,00 atau (51,15) persen dari anggaran tahun sebelumnya.Penurunan tersebut memicu penurunan pendapatan asli daerah secara keseluruhan. Disisi lain, pajak daerah, retribusi daerah, dan lain-lain pendapatan asi daerah yang sah justru diproyeksikan semakin meningkat. Pajak daerah meningkat 7,54 persen atau Rp.1.108.462.000 dari anggaran tahun 2015. Retribusi daerah dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah masing-masing mengalami peningkatan sebesar Rp 742.348.968 atau sebesar 4,04 persen dan Rp.69.070.250 atau sebesar 0,1 persen dari angaran tahun

(10)

Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2016

II - 2

2015. Secara rinci, perkembangan dari masing-masing komponen PAD adalah sebagai berikut.

Gambar 2.1.

Perkembangan Komponen PAD Kabupaten Sampang Tahun 2012-2016

Sumber: Bappeda Kabupaten Sampang, 2015

Pajak daerah merupakan satu-satunya komponen pendapatan asli daerah yang memiliki pertumbuhan positif dalam setiap tahunnya. Meskipun proyeksi peningkatnnya tidak terlalu signifikan, namun pertumbuhan pajak daerah tidak pernah menurun. Perkembangan pajak daerahKabupaten Sampang Tahun 2012-2016 adalah sebagai berikut.

Gambar 2.2.

Perkembangan Pajak Daerah Kabupaten Sampang

Sumber: Bappeda Kabupaten Sampang, 2015

Peningkatan pendapatan pajak daerah pada tahun 2016, disebabkan adanya pertumbuhan pajak restoran, pajak penerangan jalan umum, dan pajak mineral bukan logam dan batuan yang bernilai positif.Pajak restoran diproyeksikan meningkat sebesar Rp.200.000.000,00 atau 20 persen dari

0 10 20 30 40 50 60 70 80 2012 R 2013 R 2014 R 2015 A 2016 RKPD B ill io n s Pajak daerah Retribusi daerah Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah

9.06 16.59 72.61 0.99 7.54 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 2012 R 2013 R 2014 R 2015 A 2016 RKPD B ill io n s

Pajak daerah Pertumbuhan

PPAS

(11)

Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2016

II - 3

anggaran tahun 2015. Pajak penerangan jalan umum juga mengalami peningkatan sebesar Rp.555.000.000,00 atau 10,19 persen. Senada dengan pajak restoran dan penerangan jalan umum,pajak mineral bukan logam dan batuan juga mengalami peningkatan sebesar Rp.400.000.000,00 atau 66,67 persen darianggaran tahun 2015. Disisi lain, pajak hiburan dan PBB perkotaan dan perdesaan pada tahun 2016 diproyeksikan mengalami penurunan. Pajak hiburan diproyeksikan menurun sebesar (71,43) persen atau Rp.25.000.000,00. Penurunan ini disebabkan berkurangnya potensi event-hiburan di Kabupaten Sampang. Kemudian, PBB perkotaan dan perdesaan menurun sebesar Rp.21.538.000,00 atau (0,35) persen. Sedangkan untuk pajak daerah yang lainnya seperti pajak hotel, pajak reklame, pajak parkir, pajak air tanah, pajak sarang burung walet, bea perolehan hak atas tanah dan bangunan diproyeksikan bernilai tetap/sama dengan tahun sebelumnya. Secara detail, perkembangan komponen hasil pajak daerah Kabupaten Sampang Tahun 2015 dan 2016 dapat diihat dalam tabel berikut.

Tabel 2.1.

Perkembangan, Pertumbuhan dan Kontribusi Komponen Pajak Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2015-2016

KODE URAIAN APBD 2015 RANCANGAN PPAS 2016 Growth (%) Kontrb (%) 4.1.1. HASIL PAJAK DAERAH 14.692.038.000 15.800.500.000 7,54 100,00 4.1.1.01. Pajak Hotel 200.000.000 200.000.000 - 1,27 4.1.1.02. Pajak Restoran 1.000.000.000 1.200.000.000 20,00 7,59 4.1.1.03. Pajak Hiburan 35.000.000 10.000.000 (71,43) 0,06 4.1.1.04. Pajak Reklame 800.000.000 800.000.000 - 5,06 4.1.1.05. Pajak Penerangan Jalan 5.445.000.000 6.000.000.000 10,19 37,97 4.1.1.06. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan 600.000.000 1.000.000.000 66,67 6,33 4.1.1.07. Pajak Parkir 24.200.000 24.200.000 - 0,15 4.1.1.08. Pajak Air Tanah 24.200.000 24.200.000 - 0,15 4.1.1.09. Pajak Sarang Burung Walet 12.100.000 12.100.000 - 0,08 4.1.1.11. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan 330.000.000 330.000.000 - 2,09 4.1.1.12. PBB Perkotaan dan Perdesaan 6.221.538.000 6.200.000.000 (0,35) 39,24

Sumber:Dispendaloka Kabupaten Sampang, 2015

Dari sisi kontribusinya, PBB perkotaan dan perdesaanmerupakan komponen terbesar dari pajak daerahdengan persentase sebesar 39,24 persen. Pajak ini diproyeksikan sebesar Rp 6.200.000.000 pada tahun 2016. Kemudian, kontribusi pajak penerangan jalan umum juga tergolong cukup besar yakni Rp 6.000.000.000 atau 37,97 persen dari total pajak daerah. Sedangkan kontribusi terendah dalam pajak daerah adalah padapajak sarang

(12)

Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2016

II - 4

burung walet sebesar 0,08 persen. Selanjutnya, perkembangan penerimaan PAD yang berasal dari retribusi daerah adalah sebagai berikut.

Gambar 2.3.

Perkembangan Retribusi Daerah Kabupaten Sampang

Sumber: Bappeda Kabupaten Sampang, 2015

Perkembangan pendapatan dari retribusi daerah di Kabupaten Sampang menunjukkan fluktuasi. Pada tahun 2013 dan 2015, komponen ini diperkirakan mengalami penurunan yang cukup siginifikan dari tahun sebelumnya. Sedangkan tahun 2016, retribusi daerah kembali diperkirakan meningkat sebesar 4,04 persen atau Rp.742.348.968,00 dari tahun 2015. Dengan demikian nilai dari retribusi daerah tahun 2016 diproyeksikan sebesar Rp.19.102.501.200,00, dimana sebelumnya pada tahun 2015 nilainya diperkirakan sebesar Rp.18.360.152.232,00.

Peningkatan penerimaan retribusi daerah tahun 2016 disebabkan karena peningkatan pada beberapa komponen seperti retribusipelayanan kesehatan, retribusi pelayanan persampahan/kebersihan, retribusi pengujian kKendaraan bBermotor, retribusi pemakaian kekayaan daerah, retribusi rumah potong hewan, retribusi tempat rekreasi dan olahraga, retribusi ijin mendirikan bangunan, dan retribusi ijin usaha perikanan. Secara rinci perkembangan, pertumbuhan, serta kontribusi dari komponen retribusi daerah dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 2.2.

Perkembangan, Pertumbuhan dan Kontribusi Komponen Retribusi Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2015-2016

KODE URAIAN APBD 2015 RANCANGAN PPAS 2016 Growth (%) Kontrb (%) 4.1.2. HASIL RETRIBUSI DAERAH 18.360.152.232 19.102.501.200 4,04 100,00 4.1.2.01.01. Retribusi Pelayanan Kesehatan 9.558.035.000 10.220.000.000 6,93 53,50 4.1.2.01.02. Retribusi Pelayanan Persampahan / Kebersihan 141.946.200 141.954.000 0,01 0,74

45.05 -7.74 84.43 -73.36 4.04 -100 -80 -60 -40 -20 0 20 40 60 80 100 0 10 20 30 40 50 60 70 80 2012 R 2013 R 2014 R 2015 A 2016 RKPD B ill io n s

Retribusi daerah Pertumbuhan

(13)

Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2016

II - 5

KODE URAIAN APBD 2015 RANCANGAN PPAS 2016 Growth (%) Kontrb (%) 4.1.2.01.05. Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum 170.632.600 170.632.800 0,00 0,89 4.1.2.01.06. Retribusi Pelayanan Pasar 4.400.000.000 4.400.000.000 - 23,03 4.1.2.01.07. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor 175.000.000 200.000.000 14,29 1,05 4.1.2.01.10. Retribusi Penyediaan / Penyedotan Kakus 9.000.000 9.000.000 - 0,05 4.1.2.01.14. Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi 1.210.000.000 1.210.000.000 - 6,33 4.1.2.01.15 Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah 1.353.420.032 1.383.420.000 2,22 7,24 4.1.2.01.18. Retribusi Terminal 152.280.000 152.280.000 - 0,80 4.1.2.01.19. Retribusi Tempat Khusus Parkir 193.084.400 193.084.400 - 1,01 4.1.2.01.20. Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Vill

a 66.550.000 66.550.000 - 0,35

4.1.2.01.21. Retribusi Rumah Potong Hewan 192.474.000 195.000.000 1,31 1,02 4.1.2.01.22. Retribusi Pelayanan Kepelabuhan 42.580.000 42.580.000 - 0,22 4.1.2.01.23. Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga 199.650.000 200.000.000 0,18 1,05 4.1.2.01.26. Retribusi Ijin Mendirikan Bangunan 302.500.000 302.500.000 - 1,58 4.1.2.01.28. Retribusi Ijin Gangguan 181.500.000 200.000.000 10,19 1,05 4.1.2.01.29. Retribusi Ijin Trayek 5.500.000 5.500.000 - 0,03 4.1.2.01.30. Retribusi Ijin Usaha Perikanan 6.000.000 10.000.000 66,67 0,05

Sumber:Dispendaloka Kabupaten Sampang, 2015

Retribusi pelayanan kesehatan pada Dinas Kesehatan merupakan komponen yang memilki kontribusi tertinggi dalam perkiraan retribusi

daerah Tahun 2016.Retribusi pelayanan kesehatan

sebesarRp.10.220.000.000,00 atau 53,5 persen dari retribusi daerah. Kontribusi yang cukup besar ini diperoleh dari retribusi pelayanan kesehatan non BPJS. Perolehan retribusi yang cukup besar selanjutnya terdapat pada retribusi pelayanan pasar dengan persentase 23,03 persen atau Rp.4.400.000.000,00. Sedangkan kontribusi terendah diperkirakan pada retribusi ijin trayek dengan persentase 0,03 persen atau sebesar Rp.5.500.000,00.Selain itu, kontribusi dari retribusi pelayanan persampahan/kebersihan, retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum, retribusi pengujian kendaraan bermotor, retribusi penyediaan/penyedotan kakusdan retribusi pengendalian menara telekomunikasimasing-masing sebesar 0,74; 0,89; 1,05; 0,05; 6,33 persen.Retribusi pemakaian kekayaan daerahyang dikelola oleh Dispendaloka, PU Bina Marga, Dishubkominfo, Dinas Pertanian, Dishutbun, dan DKPP mengalami peningkatan yang relatif kecil yaitu sebesar 2,22 persen dengan kontribusi sebesar 7,24 persen dari total retribusi daerah. Selanjutnya retribusi terminal, retribusi tempat khusus parkir,

r

etribusi tempat penginapan/ pesanggrahan/villa, retribusi rumah potong hewan, retribusi pelayanan

(14)

Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2016

II - 6

kepelabuhan, retribusi tempat rekreasi dan olahraga, retribusi jjin mendirikan bangunan, retribusi ijin gangguan dan retribusi ijin usaha perikanan masing-masing masih memberikankontribusi yang relatif kecil dari total retribusi daerah.

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan diperkirakan mengalami penurunan yang cukup signifikan pada tahun 2016.Pada anggaran tahun 2015, perkembangan komponen ini diperkirakan meningkat sebesar 172,22 persen. Namun, pada tahun 2016 justru diproyeksikan menurun sebesar (51,15) persen. Secara grafis, perkembangannya dapat dilihat dalam gambar berikut.

Gambar 2.4.

Perkembangan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Kabupaten Sampang Tahun 2012-2016

Sumber: Bappeda Kabupaten Sampang, 2015

Penurunan pendapatan daerah dari hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan disebabkan adanya menurunnya penghasilan BUMD dari Apotek Trunojoyo Sampang dan PT.GSM.Pendapatan bagian laba dari penyertaan modal di Apotek Trunojoyo Sampang diproyeksikan menurun sebesar (9,09) persen atau sebesar Rp 800.000,00, hal ini disebabkan saat ini Apotek Trunojoyo masih dalam taraf pembenahan dan belum dapat memberikan bagian laba yang maksimal.Kemudian pendapatan dari bagian laba dari penyertaan pada PT.GSM justru menurun lebih signifikan sebesar Rp8.500.000.000,00 atau (85,00) persen dari anggaran tahun sebelumnya.Hal ini disebabkan permasalahan hukum PT. SMP yang belum selesai, sehingga bagian laba belum bisa disetor ke PAD.

Pendapatan dari deviden Bank Jatim dan BPR diproyeksikan meningkat pada tahun 2016.Deviden Bank Jatim pada tahun 2016 diproyeksikan meningkat sebesar 2,79 persen atau Rp 135.800.000,00dan

43.95 -0.31 -12.82 172.22 -51.15 -100 -50 0 50 100 150 200 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 2012 R 2013 R 2014 R 2015 A 2016 RKPD B ill io n s

Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan Pertumbuhan

(15)

Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2016

II - 7

pendapatan dari penyertaan modal BPR diproyeksikan meningkat 16,20 persen atau Rp 161.969.000,00 dari anggaran tahun sebelumnya. Disamping itu, penerimaan daerah dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) diproyeksikan tidak berubah dari anggaran tahun 2015. Secara detail, perkembangan komponen hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebagai berikut.

Tabel 2.3.

Perkembangan, Pertumbuhan dan Kontribusi Komponen Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Kabupaten Sampang Tahun 2015-2016 KODE URAIAN APBD 2015 RANCANGAN PPAS 2016 Growth (%) Kontrb (%) 4.1.3. HASIL P. KEKAYAAN DRH YG DIPISAHKAN 16.038.000.000 7.834.969.000 (51,15) 100,00 4.1.3.01. Bagian Laba Penyertaan Mdl Pd Per. Drh/BUMD 16.038.000.000 7.834.969.000 (51,15) 100,00 4.1.3.01.01. Perusahaan Daerah Air Minum ( PDAM ) 165.000.000 165.000.000 - 2,11 4.1.3.01.02. Apotek Trunojoyo Sampang 8.800.000 8.000.000 (9,09) 0,10 4.1.3.01.03. Deviden Bank Jatim 4.864.200.000 5.000.000.000 2,79 63,82 4.1.3.01.04. PT.GSM 10.000.000.000 1.500.000.000 (85,00) 19,14 4.1.3.01.07. BPR 1.000.000.000 1.161.969.000 16,20 14,83

Sumber: Dispendaloka Kabupaten Sampang, 2015

Perolehan penyertaan modal dari deviden Bank Jatim merupakan komponen terbesar darihasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan.Pendapatan dari komponen ini sebesar 63,82 persen dari hasil kekayaan daerah yang dipisahkan. Pendapatan dari PT.GSM dan BPR diperkirakan berkontribusi sebesar 19,14 dan 14,83 persen.Sedangkan kontribusi terendah dari adalah pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan Apotek Trunojoyo Sampang dengan kontribusi sebesar 2,11 dan 0,10 persen.

Komponen terakhir dalam PAD adalah pendapatan daerah lain-lain PAD yang Sah.

Gambar 2.5.

Perkembangan Lain-lain PAD yang Sah Kabupaten sampang

-15.04 111.58 143.01 114.44 0.10 -40 -20 0 20 40 60 80 100 120 140 160 0 10 20 30 40 50 60 70 80 2012 R 2013 R 2014 R 2015 A 2016 RKPD B ill io n s

Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah Pertumbuhan

(16)

Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2016

II - 8

Sumber: Bappeda Kabupaten Sampang, 2015

Lain-lain PAD yang sah diproyeksikan mengalami peningkatan yang relatif kecil pada tahun 2016.Pertumbuhan lain-lain pendapatan yang sah lebih dari 100 persen pada tahun 2013 sampai dengan 2015. Tahun 2016 sebagian komponennya ada yang mengalami penurunan dan adapula yang mengalami peningkatan. Rincian komponen Lain-Lain PAD yang Sah Kabupaten Sampang Tahun 2015dan 2016 adalah sebagai berikut.

Tabel 2.4.

Perkembangan, Pertumbuhan dan Kontribusi Komponen Lain-Lain PAD yang Sah Kabupaten Sampang Tahun 2015-2016

KODE URAIAN APBD 2015 RANCANGAN PPAS 2016 Growth (%) Kontrb (%) 4.1.4. LAIN-LAIN PAD YANG SAH 72.207.976.800 72.277.047.050 0,10 100,00 4.1.4.01. Hasil Penjualan Aset Drh yg Tdk Dipisahkan 229.900.000 229.900.000 - 0,32 4.1.4.02. Hasil Penjualan Aset Lainnya 298.870.000 298.870.000 - 0,41 4.1.4.02. Penerimaan Jasa Giro 4.992.500.000 6.070.000.000 21,58 8,40 4.1.4.03. Pendapatan Bunga Deposito/ Pinjaman 193.600.000 - (100,00) - 4.1.4.04. Tuntutan Ganti Rugi Daerah 1.821.050.000 506.050.000 (72,21) 0,70 4.1.4.05. Komisi, Potongan & Selisih Nilai Tukar Rupiah 16.500.000 16.600.000 0,61 0,02 4.1.4.06. Pendapatan Denda Atas Keterlambatan Pekerjaan 56.100.000 60.000.000 6,95 0,08 4.1.4.07. Pendapatan Denda Atas Pajak 1.210.000 1.210.000 - 0,00 4.1.4.08. Pendapatan Denda Retribusi 7.717.800 7.717.800 - 0,01 4.1.4.09. Pendapatan Hasil Eksekusi atas Jaminan 605.000 605.000 - 0,00 4.1.4.10. Pendapatan dari Pengembalian 77.440.000 115.000.000 48,50 0,16 4.1.4.11. Hasil Pemanfaatan Kekayaan Drh 158.700.000 158.700.000 - 0,22 4.1.4.18. Pendapatan BLUD 26.394.550.000 27.562.397.500 4,42 38,13 4.1.4.20. Fasilitas Sosial dan Umum 8.630.000 8.630.000 - 0,01 4.1.4.14. Pendapatan Jasa Dana Bergulir 674.800.000 473.750.750 (29,79) 0,66 4.1.4.15. Pendapatan Dana Kapitasi FKTP 37.275.804.000 36.767.616.000 (1,36) 50,87

Sumber:Dispendaloka Kabupaten Sampang, 2015

Pertumbuhan terbesar dari seluruh komponen Lain-lain PAD yang Sah adalah pendapatan dari pengembaliansebesar 48,50 persen dari anggaran tahun sebelumnya. Selain itu,penerimaan jasa giro, dan Komisi,potongan &selisih nilai tukar rupiah, pendapatan denda atas keterlambatan pekerjaan sertapendapatan BLUD memiliki pertumbuhan sebesar 21,58; 0,61; 6,95dan 4,42 persen.Sebaliknya, Pendapatan bunga deposito/pinjaman, tuntutan ganti rugi daerah, Pendapatan jasa dana bergulirdan Pendapatan dana kapitasi FKTP diperkirakan memiliki pertumbuhan yang negatif sebesar (100); (72,71); (29,79); dan (1,36) persen.

(17)

Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2016

II - 9

Dari sisi kontribusi,pendapatan dana kapitasi FKTP merupakan kontributor terbesar

dalam Lain-lain PAD yang Sah dengan persentase sebesar 50,87 persen atau Rp.36.767.616.000,00. Sedangkan ppendapatan hasil eksekusi atas jaminan sebesar Rp.605.000,00 atau 0,001 persen merupakan kontributor terendah. Pendapatan bunga deposito/pinjaman diproyeksikan bernilai nol pada tahun 2016. Rincian perkembangan dari Lain-lain PAD yang Sah di Kabupaten Sampang dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 2.4.

Rincian Perkembangan, Pertumbuhan dan Kontribusi Komponen Lain-Lain PAD yang Sah Kabupaten Sampang Tahun 2015-2016

KODE URAIAN APBD 2015 RANCANGAN PPAS 2016 Growth (%) Kontrb (%) 4.1.4.01. Hasil Penjualan Aset Drh yg Tdk Dipisahkan 229.900.000 229.900.000 - 100 4.1.4.01.02. Penjualan Perltn / Perlengkapan Kantor Tdk terpakai 229.900.000 229.900.000 - 100 4.1.4.01.03. Penjualan mesin / alat berat tidak terpakai - - - - 4.1.4.01.05. Penjualan Kendaraan Dinas Roda Dua - - - - 4.1.4.01.06. Penjualan Kendaraan Dinas Roda Empat - - - - 4.1.4.02. Hasil Penjualan Aset Lainnya 298.870.000 298.870.000 - 100 4.1.4.02.01. Penjualan Bahan-bahan Bekas Bangunan 267.410.000 267.410.000 - 89,47 4.1.4.02.01. Penjualan Hasil Pertanian 31.460.000 31.460.000 - 10,53 4.1.4.02. Penerimaan Jasa Giro 4.992.500.000 6.070.000.000 21,58 100 4.1.4.02.01. Jasa Giro Kas Daerah 4.950.000.000 6.000.000.000 21,21 98,85 4.1.4.02.02. Jasa Giro Pemegang Kas 27.500.000 50.000.000 81,82 0,82 4.1.4.02.04. Jasa Giro Dana Bergulir 15.000.000 20.000.000 33,33 0,33 4.1.4.03. Pendapatan Bunga Deposito/ Pinjaman 193.600.000 - (100,00) 100 4.1.4.03.02. Bunga Pinjaman 193.600.000 - (100,00) 100 4.1.4.04. Tuntutan Ganti Rugi Daerah 1.821.050.000 506.050.000 (72,21) 100 4.1.4.04.01. Kerugian Uang 1.815.000.000 500.000.000 (72,45) 98,80 4.1.4.04.02. Kerugian Barang 6.050.000 6.050.000 - 1,20 4.1.4.05. Komisi, Potongan & Selisih Nilai Tukar Rupiah 16.500.000 16.600.000 0,61 100 4.1.4.05.05. Kontribusi Pameran 16.500.000 16.600.000 0,61 100 4.1.4.06. Pendapatan Denda Atas Keterlambatan Pekerjaan 56.100.000 60.000.000 6,95 100 4.1.4.06.01. Pendapatan Denda Atas Keterlambatan Pekerjaan 56.100.000 60.000.000 6,95 100 4.1.4.07. Pendapatan Denda Atas Pajak 1.210.000 1.210.000 - 100 4.1.4.07.04. Pendapatan Denda Pajak Reklame 1.210.000 1.210.000 - 100

(18)

Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2016

II - 10

KODE URAIAN APBD 2015 RANCANGAN PPAS 2016 Growth (%) Kontrb (%) 4.1.4.08. Pendapatan Denda Retribusi 7.717.800 7.717.800 - 100 4.1.4.08.01. Pendapatan Denda Atas Ret Pngujian Kend Brmtr 7.000.000 7.000.000 - 90,70 4.1.4.08.02. Pendapatan Denda Atas Ret pasar 121.000 121.000 - 1,57 4.1.4.08.03. Pendapatan Denda Atas Ret Pem Kekayaan Drh 96.800 96.800 - 1,25 4.1.4.08.04. Pendapatan Denda Atas Ret Trayek 500.000 500.000 - 6,48 4.1.4.09. Pendapatan Hasil Eksekusi atas Jaminan 605.000 605.000 - 100 4.1.4.09.01. Hasil Eksekusi atas Jaminan 605.000 605.000 - 100 4.1.4.10. Pendapatan Dari Pengembalian 77.440.000 115.000.000 48,50 100 4.1.4.10.03. Pegawai 60.500.000 100.000.000 65,29 86,96 4.1.4.10.04. Barang/Jasa 10.890.000 10.000.000 (8,17) 8,70

4.1.4.10.05. Modal 6.050.000 5.000.000 (17,36) 4,35

4.1.4.11. Hasil Pemanfaatan Kekayaan Drh 158.700.000 158.700.000 - 100

4.1.4.11.01. Sewa 13.500.000 13.500.000 - 8,51

4.1.4.11.02. Bangun Guna Serah 145.200.000 145.200.000 - 91,49

Sumber:Dispendaloka Kabupaten Sampang, 2015

Beberapa komponen dari Lain-lain PAD yang Sah pada tahun 2016 diproyeksikan memiliki nilai yang sama dengan anggaran tahun 2015.Hasil penjualan aset daerah yang tidakdipisahkan secara keseluruhan berasal dari penjualan peralatan/perlengkapan kantor tidak terpakai sebesar Rp.229.900.000.Selanjutnyahasil penjualan aset lainnya, dari penjualan bahan-bahan bekas bangunan dan penjualan hasil pertanian, dimana masing-masing sebesar 89,47 dan 10,53 persen. Pendapatan denda retribusi berasal dari pendapatan denda atas retribusi pengujian kendaraan bermotor, pendapatan denda atas retribusi pasar, pendapatan denda atas retribusi pemakaian kekayaan daerah, pendapatan denda atas retribusitrayek masing-masing sebesar 90,70; 1,57; 1,25; 6,48 persen.Selanjutnya, hasil pemanfaatan kekayaan daerah berasal dari sewa dan bangun guna serah sebesar 8,51 dan 91,49 persen.

Pada komponen penerimaan jasa giro, sebagian besar berasal dari Jasa giro kasdaerah sebesar 98,85 persen. Sisanya, berasal dari jasa giro pemegang kas dan jasa giro dana bergulir masing-masing sebesar 0,82 dan 0,33 persen. sedangkan dari sisi pertumbuhannya, jasa giro pemegang kas diperkirakan memiliki laju pertumbuhan terpesat dengan 81,82 persen.Sedangkan penurunan pada tuntutan ganti rugi daerahpada penurunan kerugian uang sebesar (72,45) persen yang disebabkan dengan telah terselesaikannya sebagian atas kerugian daerah. Kemudian, untuk pendapatan dari pengembalian

(19)

Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2016

II - 11

sebagian besar bersal dari pengembalian belanja pegawai sebesar 89,96 persen dengan laju pertumbuhan sebesar 65,29 persen dari tahun 2015.

2.1.2. Dana Perimbangan

Kontribusi terbesar komponen dari Dana Perimbangan adalah Dana Alokasi Umum (DAU).Sampai dengan tahun 2015, pertumbuhan DAU menunjukkan tren yang positif,sedangkan pada tahun 2016 nilainya diproyeksikan sama dengan tahun 2015. Berbeda dengan DAU, dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak justru menunjukkan perkembangan yang fluktuatif sampai dengan proyeksi tahun 2016. Sedangkan untuk Dana Alokasi Khusus (DAK), secara umum perkembangnnya menujukkan peningkatan meskipun pada tahun 2014 pertumbuhannya bernilai negatif. Secara rinci, perkembangan komponen dana perimbangan Tahun 2012 sampai dengan Tahun 2016 adalah sebagai berikut.

Gambar 2.6.

Perkembangan Komponen Dana Perimbangan Kabupaten Sampang Tahun 2012-2016

Sumber: Bappeda Kabupaten Sampang, 2015

Penurunan Dana Perimbangan dipicu oleh turunnya dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak sebesar (21,61) persen.Disamping itu komponen lain penyusun dana perimbangan adalah DAU dan KAK, dimana keduanya diproyeksikan memiliki nilai yang sama pada tahun 2016 dengan anggaran tahun 2015. Dengan demikian, pertumbuhannya bernilai nol persen. Secara rinci, perkembangan nilai dan persentase pertumbuhan dari dana bagi hasil pajak/bukan pajak Kabupaten Sampang Tahun 2012 sampai dengan 2016 adalah sebagai berikut.

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 2012 R 2013 R 2014 R 2015 A 2016 RKPD B ill io n s

Dana bagi hasil pajak/bukan pajak Dana Alokasi Umum Dana Alokasi khusus

(20)

Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2016

II - 12

Gambar 2.7.

Perkembangan Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak Kabupaten SampangTahun 2012-2016

Sumber: Bappeda Kabupaten Sampang, 2015

Penurunan pendapatan daerah yang berasal dari dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak disebabkan adanya penurunan bagi hasil bukan pajak/SDA yang cukup signifikan pada tahun 2016. Penurunan tersebut sebesar (50,83) persen atau Rp 23.404.128.839,00 sehingga pada tahun 2016 nilainya diperkirakan mencapai Rp 27.740.497.000,00. Komponen bagi hasil bukan pajak/SDA pada tahun 2016 diperkirakan berkontribusi sebesar 32,67 persen dari seluruh nilai pendapatan dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak. Sedangkan pendapatan bagi hasil pajak memiliki kontribusi yang dominan sebesar 67,33 persen dengan perkiraan pertumbuhan sebesar 10,17 persen. Rincian perkembangan dari dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 2.6.

Perkembangan, Pertumbuhan dan Kontribusi Komponen Bagi Hasil Pajak/ Bukan PajakKabupaten Sampang Tahun 2015-2016

URAIAN APBD 2015 RANCANGAN PPAS 2016 Growth (%) Kontrb (%) Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak

Sesuai PMK 108.312.164.594 84.906.035.755 -21,61 100 Bagi Hasil Pajak 51.889.511.555 57.165.538.755 10,17 67,33 Bagi Hasil Bukan Pajak/SDA 56.422.653.039 27.740.497.000 -50,83 32,67

Sumber: Dispendaloka Kabupaten Sampang, 2015

Peningkatan pendapatan bagi hasil pajak disebabkan oleh peningkatan Bagi hasil PBB pertambangan, PPh Pasal 25, 29 dan PPh 21, dan Bagi hasil PBB Perhutanan masing-masing sebesar 6,15; 42,62; 0,02 persen. Sedangkan dana bagii hasil cukai hasil tembaku (DBHCHT) pada tahun

16.87 -8.56 -10.32 44.39 -21.61 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 0 20 40 60 80 100 120 2012 R 2013 R 2014 R 2015 A 2016 RKPD B ill io n s

Dana bagi hasil pajak/bukan pajak Pertumbuhan

(21)

Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2016

II - 13

2016 diproyeksikan tidak mengalami perubahan dari tahun 2015. Dari sisi kontribusinya, Bagi hasil PBB Pertambangan memiliki nilai terbesar yakni 55,73 persen dari total bagi hasil pajak. Sisanya, PPh Pasal 25, 29 dan PPh 21, Bagi hasil PBB Perhutanan dan DBHCHT masing-masing bernilai 20,09; 0,03 dan 24,16 persen dari total dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak. Secara rinci, perkembangan komponennya adalah sebagai berikut.

Tabel 2.5.

Perkembangan, Pertumbuhan dan Kontribusi Komponen Bagi Hasil Pajak Kabupaten Sampang Tahun 2015-2016

URAIAN APBD 2015 RANCANGAN PPAS 2016 Growth (%) Kontrb (%) Bagi Hasil Pajak 51.889.511.555 57.165.538.755 10,17 100,00 - Bagi hasil PBB Pertambangan 30.011.956.000 31.856.637.000 6,15 55,73 - PPh Pasal 25, 29 dan PPh 21 8.050.904.800 11.482.247.000 42,62 20,09 - Bagi hasil PBB Perhutanan 16.790.000 16.794.000 0,02 0,03 - DBHCHT 13.809.860.755 13.809.860.755 0,00 24,16

Sumber: Dispendaloka Kabupaten Sampang, 2015

Penurunan bagi hasil bukan pajak pada tahun 2016 cukup signifikan, yaitu sebesar (50,83) persen. Hal ini disebabkan, adanya perkiraan penurunan pendapatan bagi hasil pertambangan minyak bumi dan bagi hasil gas bumi yang lebih dari 50 persen pada tahun 2016. Sebaliknya pendapatan yang bersumber dari bagi hasil pungutan pengusaha perikanan mengalami peningkatan yang sangat signifikan pada tahun 2016 sebesar 93,45 persen. Namun demikian, maka secara keseluruhan pendapatan bagi hasil bukan pajak diperkirakan menurun sebesar 50,83 persen.

Tabel 2.6.

Perkembangan, Pertumbuhan dan Kontribusi Komponen Bagi Hasil Bukan Pajak Kabupaten Sampang Tahun 2015-2016

URAIAN APBD 2014 RANCANGAN PPAS 2015 Growth (%) Kontrb (%) Bagi Hsil Bukan Pajak/SDA 56.422.653.039 27.740.497.000 -50,83 0,98 - Bagi Hasil Sumber daya Hutan 270.667.000 270.667.000 0,00 0,02 - Bagi Hasil Royalti 6.502.000 6.545.000 0,66 3,30 - Bagi Hasil Pungutan Pengusaha

Perikanan 395.257.000 915.093.000 131,52 93,45

- Bagi Hasil Pertambangan Minyak

Bumi 54.408.395.839 25.922.345.000 -52,36 2,19

- Bagi Hasil Gas Bumi 1.322.379.200 606.395.000 -54,14 0,07

- Panas Bumi 19.452.000 19.452.000 0,00 0,98

Sumber:Dispendaloka Kabupaten Sampang, 2015

Dana Alokasi Umum Kabupaten Sampang memiliki perkembangan yang semakin menurun. Meskipun nilainya menunjukkan adanya peningkatan, tapi dari sisi kontribusinya yang menurun menunjukkan bahwa alokasi DAU sebagai dana transfer pemerintah pusat semakin dikurangi. Nilai

(22)

Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2016

II - 14

DAU pada tahun 2016 diproyeksikan tidak mengalami perubahan dari tahun anggaran 2015 yakni sebesar Rp.788.345.170.000,00. Secara rinci, perkembangannya adalah sebagai berikut.

Gambar 2.8.

Perkembangan Dana Alokasi UmumKabupaten Sampang Tahun 2012-2016

Sumber: Bappeda Kabupaten Sampang, 2015

Senada dengan pertumbuhan DAU, proyeksi pertumbuhan DAK pada tahun 2016 juga memiliki nilai yang sama dengan anggaran tahun 2015.Pada Tahun 2016 DAK ditargetkan bernilai Rp.103.077.150.000,00 sehingga capaian pertumbuhannya sebesar nol persen. Secara rinci, perkembangan DAK Kabupaten Sampang Tahun 2012 sampai dengan 2015 adalah sebagai berikut.

Gambar 2.9.

Perkembangan Dana Alokasi KhususKabupaten Sampang Tahun 2012-2016

Sumber: Bappeda Kabupaten Sampang, 2015

20.94 13.12 10.35 4.56 0.00 0 5 10 15 20 25 0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 2012 R 2013 R 2014 R 2015 A 2016 RKPD B ill io n s

Dana Alokasi Umum Pertumbuhan

5.31 46.02 -13.46 13.03 0.00 -20 -10 0 10 20 30 40 50 0 20 40 60 80 100 120 2012 R 2013 R 2014 R 2015 A 2016 RKPD B ill io n s

Dana Alokasi khusus Pertumbuhan

PPAS

(23)

Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2016

II - 15

2.1.3. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah

Perkembangan lain-lain pendapatan daerah yang sah sampai dengan tahun 2016, memilki trend yang positif. Hal inidapat dilihat dari pertumbuhan komponen ini sebesar 21,15 persen dari anggaran tahun sebelumnya. Meskipun sempat diproyeksikan menurun pada tahun 2015, pada tahun 2016 lain-lain pendapatan daerah yang sah kembali diproyeksikan meningkat.

Sub komponen terbesar dalam lain-lain pendapatan daerah yang sah adalah dana penyesuaian dan otonomi khusus yang pertumbuhannya mencapai 12,31 persen pada tahun 2016dengan nilai Rp.171.319.504.000,00. Penerimaan terbesar kedua dalam lain-lain pendapatan daerah yang sah adalah pendapatan bagi hasil pajak dari pemerintah provinsi atau pemerintah daerah lainnya, dimana pada tahun 2016 nilainya diproyeksikan sebesar Rp.68.875.402.962,00 atau 4,95 dari seluruh pendapatan daerah. Selanjutnyadana desa merupakam komponen dengan pertumbuhan tertinggi sebesar 115,72 persen dan berkontribusi sebesar 4,19 persen dari seluruh total pendapatan daerah. Secara rinci, perkembangan lain-lain pendapatan daerah yang sah adalah sebagai berikut.

Gambar 2.10.

Perkembangan Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah Kabupaten Sampang Tahun 2012-2016

Sumber: Bappeda Kabupaten Sampang, 2015

Sampai dengan Tahun 2016 penerimaan dana hibah diproyeksikan tidak mengalami perubahan dari tahun sebelumnya, yakni seebesar

0 50 100 150 200 2012 R 2013 R 2014 R 2015 A 2016 RKPD B ill io n s

Hibah Pendapatan Bagi Hasil Pajak dari Provinsi Dana penyesuaian dan otonomi khusus Bantuan keuangan dari provinsi

Dana Desa

(24)

Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2016

II - 16

Rp.1.858.594.385,00. Perkembangan penerimaan dana hibah tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 adalah sebagai berikut.

Gambar 2.11.

Perkembangan Dana Hibah Kabupaten Sampang Tahun 2012-2016

Sumber: Bappeda Kabupaten Sampang, 2015

Bantuan Keuangan dari Pemerintah Provinsi untuk Kabupaten Sampang belum diproyeksikan pada tahun 2016 karena belum adanya kepastian dari pemberi bantuan. Perkembangan bantuan keuangan dari provinsi untuk Kabupaten Sampang adalah sebagai berikut.

Gambar 2.12.

Perkembangan Bantuan Keuangan Provinsi Kabupaten Sampang Tahun 2012-2016

Sumber: Bappeda Kabupaten Sampang, 2015

Perkembangan pendapatan bagi hasil pajak dari pemerintah provinsi atau pemerintah daerah lainnya memilki tren yang fluktuatif. Pada tahun 2016, penerimaan yang berasal dari dana bagi hasil pajakprovinsi diproyeksikan semakin meningkat sebesar 44,27 persen atau sebesar Rp.68.875.402.962,60. Sedangkan pada tahun 2015, justru diperkirakan menurun 29,03 persen dari

1,081.98 -62.80 112.45 85.25 0.00 -200 0 200 400 600 800 1,000 1,200 0 0 0 1 1 1 1 1 2 2 2 2012 R 2013 R 2014 R 2015 A 2016 RKPD B ill io n s Hibah Pertumbuhan -46.59 -21.02 314.35 -100.00 0.00 -150 -100 -50 0 50 100 150 200 250 300 350 0 20 40 60 80 100 120 140 2012 R 2013 R 2014 R 2015 A 2016 RKPD B ill io n s

Bantuan keuangan dari provinsi Pertumbuhan

PPAS

(25)

Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2016

II - 17

tahun sebelumnya sehingga menncapai Rp.47.741.698.665,00.Gambaran perkembangan tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut.

Gambar 2.13.

Perkembangan Bagi Hasil Pajak Provinsi Kabupaten Sampang Tahun 2012-2016

Sumber: Bappeda Kabupaten Sampang, 2015

Peningkatan bagi hasil pajak provinsi pada tahun 2016 didorong oleh pertumbuhan hampir seluruh komponen dari bagi hasil pajak provinsi, kecuali bagi hasil pajak air permukaan. Pertumbuhan terbesar dalam bagi hasil pajak provinsi terdapat pada pajak rokok sebesar 109,27 persen atau mencapai Rp.19.716.338.890,00 pada tahun 2016. Kemudian diikuti oleh bagi hasil BBNKB, bagi hasil PKB, dan bagi hasil PBBKB yang masing-masing memiliki pertumbuhan sebesar 35,47; 30,46 dan 22,32 persen. Sedangkan bagi hasil pajak air permukaanmenurun sebesar (8,50) persen. Selain itu, bagi hasil yang diperoleh dari tera ulang diproyeksikan tidak mengalami perubahan. Dari sisi kontribusinya, pajak rokok merupakan penerimaan terbesar dalam bagi hasil pajak provinsi. Sebaliknya, penerimaan terendah terdapat pada bagi hasil tera ulang. Secara rinci, perkembangan, pertumbuhan dan kontribusi dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 2.7.

Perkembangan, Pertumbuhan dan Kontribusi Komponen Bagi Hasil Pajak Provinsi Kabupaten Sampang Tahun 2015-2016

URAIAN APBD 2014 RANCANGAN PPAS 2015 Growth (%) Kontrb (%) Bagi hasil Pajak Provinsi 47.741.698.665 68.875.402.963 44,27 100,00 Bagi Hasil PKB 12.103.898.206 15.790.983.888 30,46 22,93 Bagi Hasil BBNKB 10.364.358.504 14.040.751.824 35,47 20,39 Bagi Hasil PBBKB 15.644.998.622 19.136.275.716 22,32 27,78 Bagi Hasil Pajak Air Permukaan 186.951.755 171.052.632 -8,50 0,25 Tera dan Tera Ulang 20.000.000 20.000.000 0,00 0,03 Pajak rokok 9.421.491.578 19.716.338.890 109,27 28,63 15.86 -11.98 120.63 -29.03 44.27 -40 -20 0 20 40 60 80 100 120 140 0 10 20 30 40 50 60 70 80 2012 R 2013 R 2014 R 2015 A 2016 RKPD B ill io n s

Pendapatan Bagi Hasil Pajak dari Provinsi Pertumbuhan

(26)

Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2016

II - 18

Sumber: Dispendaloka Kabupaten Sampang, 2015

Senada dengan bagi hasil pajak provinsi, perkembangan dana penyesuaian dan otonomi khusus tahun 2016 juga diproyeksikan sama dengan tahun 2015. Sampai dengan tahun 2015, perkembangan dana penyesuaian dan otonomi khusus secara umum dapat dikatakan memiliki tren positif.Pada tahun 2015 komponen ini diperkirakanmeningkat dengan nilai Rp.171.319.504.000,00. Besaran nilai dana penyesuaian dan otonomi khusus Kabupaten Sampang merupakan penjumlahan dari dana penyesuaian tunjangan profesi guru dan tambahan penghasilan guru PNSD. Pada taun 2016, nana penyesuaian tunjangan profesi guru diproyeksikan sebesar Rp.168.568.504.000,00 dan tambahan penghasilan guru PNSD diproyeksikan masih bernilai sama dengan tahun 2015, sebesar Rp.2.751.000.000,00.Perkembangan dan persentase pertumbuhan dana penyesuaian dan otonomi khusus adalah sebagai berikut.

Gambar 2.14.

Perkembangan Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus Kabupaten Sampang Tahun 2012-2016

Sumber: Bappeda Kabupaten Sampang, 2015

Perkembangan dana desa diproyeksikan mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun 2016. Pada tahun 2016 nilai dana desa Kabupaten Sampang sebesar Rp.58.384.564.000,00. Nilai tersebut meningkat 115,72 persen dari anggaran tahun 2015yaitu sebesar Rp.27.064.730.000,00. Secara grafis, perkembangan dana desa Kabupaten Sampang Tahun 2012-2016 adalah sebagai berikut.

-30.51 44.61 23.79 36.22 0.00 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 2012 R 2013 R 2014 R 2015 A 2016 RKPD B ill io n s

Dana penyesuaian dan otonomi khusus Pertumbuhan

(27)

Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2016

II - 19

Gambar 2. 15.

Perkembangan Dana Desa Kabupaten Sampang Tahun 2012-2016

Sumber: Bappeda Kabupaten Sampang, 2015

Selain pendapatan daerah, perkiraan besarnya belanja daerah memilki pengaruh terhadap besarnya pembiayaan dan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya (SiLPA) tahun 2016. Belanja daerah terdiri dari belanja langsung dan belanja tidak langsung. Belanja langsung terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan jasa serta belanja modal. Sedangkan belanja tidak langsung terdiri dari belanja pegawai, hibah, bantuan sosial, Bagi Hasil Kepada Pemerintah Desa, Bantuan Keuangan Kepada Pemeritahan Desa, dan Belanja Tidak Terduga. Perkembangan belanja tidak langsung Sampang dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 2.8.

Perkembangan, Pertumbuhan dan Kontribusi Komponen Belanja Tidak Langsung selain Belanja Pegawai Kabupaten Sampang Tahun 2015-2016

Kode

Rek URAIAN APBD 2015 RANCANGAN PPAS 2016 Growth (%) Kontrb (%) 5.1 Belanja Tidak Langsung selain Pegawai 133.301.535.225,00 181.498.668.695,50 36,16 100 5.1.1 Belanja Pegawai 670.284.732.022 664.773.390.192 -0,82 78,55 5.1.4 Belanja Hibah 12.402.311.100,00 11.037.311.100,00 -11,01 1,30 5.1.5 Belanja Bantuan Sosial 17.072.888.900,00 17.389.888.900,00 1,86 2,05 5.1.6 Belanja Bagi Hasil Kepada Kepada Prov/Kaab/Kota

dan Pem. Desa 3.321.089.025,00 3.490.300.120,00 5,10 0,41 5.1.7

Belanja Bantuan KeuKepada

Prov/Kaab/Kota dan Pem. Desa

98.005.246.200,00 147.081.168.575,50 50,07 17,38 5.1.8 Belanja Tidak Terduga 2.500.000.000,00 2.500.000.000,00 0,00 0,30

Sumber: Bappeda Kabupaten Sampang, 2015

0.00 0.00 0.00 0.00 115.72 -20 0 20 40 60 80 100 120 140 0 10 20 30 40 50 60 70 2012 R 2013 R 2014 R 2015 A 2016 RKPD B ill io n s

Dana Desa Pertumbuhan

(28)

Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2016

II - 20

Belanja bantuan keuangan kepada Prov/Kab/Kota dan Pemerintahan Desa merupakan komponen dengan alokasi dan pertumbuhan terbesar pada tahun 2016 dalam belanja tidak langsung selain belanja pegawai. Belanja bantuan keuangan kepada Prov/Kab/Kota dan Pemerintahan Desa pada tahun 2016 diproyeksikan meningkat sebesar 50,07 persen dari anggaran tahun sebelumnya dan memberikan kontribusi 17,38 persen dari total belanja tidak langsung. Belanja hibah dan belanja bantuan sosial dan belanja bagi hasil kepada Prov/Kab/Kota dan Pemerintahan Desa juga diperkirakan meningkat sebesar 1,86 dan 5,10 persen. Sebaliknya, belanja hibah pada tahun 2016 justru diproyeksikan mengalami penurunan sebesar (11,01) persen. Belanja tidak terduga pada tahun 2016 diperkirakan tidak mengalami perubahan dari anggaran tahun 2015 dengan nilai Rp 2.500.000.000,00. Rincian dari masing-masing komponen belanja tersebut dapat dilihat dalam tabel-tabel berikut.

Tabel 2.9.

Perkembangan, Pertumbuhan dan Kontribusi Komponen Belanja Hibah Kabupaten Sampang Tahun 2015-2016

Kode

Rek URAIAN APBD 2015 RANCANGAN PPAS 2016 Growth (%) Kontrb (%) 5.1.4 BELANJA HIBAH 12.402.311.100 11.037.311.100 -11,01 100 5.1.4.04 Belanja Hibah Kepada Masyarakat 3.717.311.100 3.657.311.100 -1,61 33,14 5.1.4.05 Belanja Hibah Kepada Organisasi Masyarakat 8.685.000.000 7.380.000.000 -15,03 66,86

Sumber: Bappeda Kabupaten Sampang, 2015

Penurunan alokasi belanja hibah tahun 2016 disebabkan oleh menurunnya belanja hibah kepada masyarakat dan belanja hibah kepada organisasi masyarakat,masing-masing menurun sebesar (1,61) dan (15,03) persen. Rincian dari belanja hibah kepada masyarakat dan belanja hibah kepada organisasi masyarakat adalah sebagai berikut.

Tabel 2.10.

Perkembangan, Pertumbuhan dan Kontribusi Komponen Belanja Hibah Kepada Masyarakat Kabupaten Sampang Tahun 2015-2016

Kode Rek URAIAN APBD 2015 RANCANGAN PPAS 2016 Growth (%) Kontrb (%) 5.1.4.04 Belanja Hibah Kepada Masyarakat 3.717.311.100 3.657.311.100 -1,61 100 5.1.4.04.01 Bidang Pendidikan 1.916.311.100 2.316.311.100 20,87 63,33 5.1.4.04.03 Bidang Keagamaan 1.051.000.000 1.341.000.000 27,59 36,67 5.1.4.04.06 Bidang Perekonomian 750.000.000 - -100,00 0,00

Sumber: Bappeda Kabupaten Sampang, 2015

Penurunan belanja hibah pada masyarakat disebabkan adanya penurunan hibah bidang perekonomian.Penurunan tersebut disebabkan tidak dianggarkannya kembali hibah pada kelompokekonomi masyarakat yang semula bernilai Rp.750.000.000,00. Sedangkan pada bidang pendidikan dan

(29)

Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2016

II - 21

keagamaan masing-masing meningkat sebesar 20,87 dan 27,59 persen dari anggaran tahun 2015. Peningkatan alokasi hibah pada bidang pendidikan disebabkan meningkatnya anggaran untuk sarana pendidikan masyarakat sebesar Rp.400.000.000,00 dari tahun 2015 sehingga menjadi Rp.2.316.311.100,00. Sedangkan untuk peningkatan hibah bidang keagamaan disebabkan adanya peningkatan hibah untuk pondok pesantren, MI, masjid dan mushola dari Rp.1.051.000.000,00 pada tahun 2015 menjadi Rp.1.341.000.000,00.

Belanja hibah kepada organisasi masyarakat, perkembangan dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 2.11.

Perkembangan, Pertumbuhan dan Kontribusi Komponen Belanja Hibah Kepada Organisasi Masyarakat

Kabupaten Sampang Tahun 2015-2016

Kode Rek URAIAN APBD 2015 RANCANGAN PPAS 2016 Growth (%) Kontrb (%) 5.1.4.05 Belanja Hibah Kepada Organisasi Masyarakat 8.685.000.000 7.380.000.000 -15,03 100 5.1.4.05.01 Bidang Pendidikan 4.025.000.000 4.000.000.000 -0,62 54,20 5.1.4.05.03 Bidang Kesehatan 150.000.000 150.000.000 0,00 2,03 5.1.4.05.05 Bidang Kepemudaan 2.800.000.000 2.760.000.000 -1,79 37,26 5.1.4.05.07 Bidang Infrastruktur 850.000.000 200.000.000 -76,47 2,71 5.1.4.05.08 Bidang Pemerintahan 860.000.000 265.000.000 -67,44 3,79

Sumber: Bappeda Kabupaten Sampang, 2015

Secara umum, perkembangan belanja hibah kepada organisasi masyarakat di Kabupaten Sampang Tahun 2016 mengalami

penurunansebesar 15,03 persen.Penurunan tersebut

disebabkanadanyapenurunanpada seluruh komponen, kecuali belanja hibah kepada organisasi masyarakat di bidang kesehatan yang nilainya tidak mengalami perubahan. Belanja hibah di bidang pendidikan, kepemudaan, infrastruktur dan pemerintahan masing-masing menurun sebesar (0,62); (1,790; (76,47) dan (67,440 persen. Penurunan pada hibah pendidikan disebabkan alokasi pada Yayasan Mutiara Bangsa Mandangin berkurang 100 persen karena sudah dianggarkan pada tahun sebelumnya. Pada bidang kepemudaan, diperkirakan penurunan anggaran hibah untuk Pramuka sebesar Rp 100.000.000. Disisi lain, terjadi peningkatan alokasi hibah untuk KNPI sebesar Rp 50.000.000. Pada bidang infrastruktur, terjadi penurunan anggaran untuk Bhakti Sosial TNI sebesar (76,47) persen, sehingga nilainya menjadi Rp.200.000.000,00 dari anggaran tahun 2015 sebesar Rp.850.000.000,00.Pada bidang pemerintahan, penurunan terjadi pada hibah untuk Dewan Masjid dan PCNU masing-masing sebesar 100 persen. Sebaliknya, alokasi untuk Wreda

(30)

Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2016

II - 22

Tama pada tahun 2016 dianggarkan sebesar Rp.35.000.000,00. Selanjutnya, alokasi untuk belanja bantuan sosial dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 2.12.

Perkembangan, Pertumbuhan dan Kontribusi Komponen Belanja Bantuan Sosial Kabupaten Sampang Tahun 2015-2016

Kode

Rek URAIAN APBD 2015 RANCANGAN PPAS 2016 Growth (%) Kontrb (%) 5.1.5 Belanja Bantuan Sosial 17.072.888.900 17.389.888.900 1,86 100 5.1.5.01.

Belanja Bantuan Sosial Kepada Organisasi Sosial

Kemasyarakatan 6.815.000.000 7.132.000.000 4,65 41,01 5.1.5.03. Belanja Bantuan Sosial Kepada Individu/Keluarga 6.600.388.900 6.600.388.900 0,00 37,96 5.1.5.02. Belanja Bantuan Sosial Kepada Individu/Keluarga

yang tidak direncanakan 3.657.500.000 3.657.500.000 0,00 21,03

Sumber: Bappeda Kabupaten Sampang, 2015

Peningkatan belanja bantuan sosial pada tahun 2016 didorong oleh meningkatnya alokasi belanja bantuan sosial kepada organisasi sosial kemasyarakatan. Belanja Bantuan Sosial Kepada Organisasi Sosial Kemasyarakatan meningkat sebesar 4,65 persen. Selain itu, kontribusinya juga terbesar dalam belanja bantuan sosial dengan persentase 41,01 persen. Belanja bantuan sosial kepada individu/keluarga dan belanja bantuan sosial kepada individu/keluarga yang tidak direncanakan memiliki pertumbuhannol persen dengan kontribusi masing-masing 37,69 dan 21,03 persen terhadap total belanja bantuan sosial.

Belanja Bantuan Sosial kepada organisasi sosial kemasyarakatan antara lain untuk bantuan sosial untuk pemugaran rumah tidak layak huni, sharing untuk program-program kemiskinan dari Pemerintah Provinsi. Selanjutnya untuk DDUB program PNPM dan P2SPP tidak dialokasikan kembali pada tahun 2016 sehubungan dengan telah berakhirnyaprogram dimaksud oleh Pemerintah Pusat. Dalam rangka pengentasan kemiskinan tahun 2016 telah dialokasikan anggaran untuk program Gema Sahabat (Gerakan Bersama Menuju Sampang Sejahtera dan Bermartabat) yang diperuntukkan bagi RTSM, Penanggulangan Feminisasi Kemiskinan (PFK), Penanggulangan Kerentanan Kemiskinan (PK2) serta pengangguran.

(31)

Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2016

II - 23

Tabel 2.13.

Perkembangan, Pertumbuhan dan Kontribusi

Komponen Belanja Bantuan Sosial Kepada Organisasi Sosial Kemasyarakatan Kabupaten Sampang Tahun 2015-2016

Kode Rek URAIAN APBD 2015 RANCANGAN PPAS 2016 Growth (%) Kontrb (%) 5.1.5.01. Belanja Bantuan Sosial Kepada Organisasi Sosial

Kemasyarakatan

6.815.000.000 7.132.000.000 4,65 100,00 Bantuan untuk RTLH 1.050.000.000 1.050.000.000 0,00 14,72 Sharing program kemiskinan 5.415.000.000 5.732.000.000 5,85 80,37

Bantuan kepada organisasi

sosial/panti asuhan 350.000.000 350.000.000 0,00 4,91

Sumber: Bappeda Kabupaten Sampang, 2015

Rincian Belanja Bantuan Sosial kepada Individu/Keluarga dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 2.14.

Perkembangan, Pertumbuhan dan Kontribusi

Komponen Belanja Bantuan Sosial Kepada Individu/Keluarga Kabupaten Sampang Tahun 2015-2016

Kode Rek URAIAN APBD 2015 RANCANGAN PPAS 2016 Growth (%) Kontrb (%) 5.1.5.03. Belanja Bantuan Sosial Kepada Individu/Keluarga 6.600.388.900 6.600.388.900 0,00 100

Rehabilitasi Sosial 399.000.000 399.000.000 0,00 6,05 Jaminan Sosial 5.600.000.000 5.600.000.000 0,00 84,84 Penangguangan kemiskinan 601.388.900 601.388.900 0,00 9,11

Sumber: Bappeda Kabupaten Sampang, 2015

Belanja bantuan sosial kepada individu/keluarga terbesar pada tahun 2016dialokasikan pada jaminan sosial. Alokasi ini sebesar 84,84 persen yang terdiri bantuan sosial kepada guru/madin, bantuan kepada veteran dan bantuan kepada guru ngaji. Belanja untuk rehabilitasi sosial dan penanggulangan kemiskinan masing-masing dialokasikan sebesar 6,05 dan 9,11 persen dari total Belanja bantuan sosial kepada individu/keluarga. Dari sisi pertumbuhannya, ketiga komponen dalam belanja bantuan sosial kepada individu/keluarga nilainya diperkirakan tidak berubah dari tahun anggaran 2015 atau pertumbuhannya sebesar nol persen.

Selanjutnya, perkembangan alokasi belanja hibah bantuan sosial kepada individu/keuarga yang tidak direncanakan adalah sebagai berikut.

(32)

Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2016

II - 24

Tabel 2.15.

Perkembangan, Pertumbuhan dan Kontribusi Komponen Belanja Bantuan Sosial Kepada Individu/Keluarga yang Tidak Direncanakan

Kabupaten Sampang Tahun 2015-2016

Kode Rek URAIAN APBD 2015 RANCANGAN PPAS 2016 Growth (%) Kontrb (%) 5.1.5.02.

Belanja Bantuan Sosial Kepada

Individu/Keluarga yang tidak direncanakan

3.657.500.000 3.657.500.000 0,00 100 5.1.5.04.01. Belanja bantuan sosial kepada individu 2.037.500.000 2.037.500.000 0,00 55,71 5.1.5.04.02. Penanggulangan Bencana 1.620.000.000 1.620.000.000 0,00 44,29

Sumber: Bappeda Kabupaten Sampang, 2015

Belanja hibah bantuan sosial kepada individu/keuarga yang tidak direncanakan pada tahun 2016 nilainya diperkirakan sama dengan anggaran tahun 2015 atau dengan pertumbuhan nol persen. Alokasi dari belanja ini 55,71 persen digunakan untuk belanja bantuan sosial kepada individu khususnya dalam bidang kesehatan dan sisanya 44,29 persen digunakan untuk penanggulangan bencana.

Selanjutnya perkembangan belanja bagi hasil kepada Pemerintah Prov/Kab/Kota Dan Pemerintah Desa Kabupaten Sampang Tahun 2015 dan 2016 dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 2. 16

Perkembangan, Pertumbuhan dan Kontribusi Komponen Belanja Bagi Hasil Kepada Kepada Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota Dan Pemerintah Desa

Kabupaten Sampang Tahun 2015-2016

Kode Rek URAIAN APBD 2015 RANCANGAN PPAS 2016 Growth (%) Kontrb (%) 5.1.6

Belanja Bagi Hasil Pajak Daerah Kepada Prov/Kab/Kota dan Pemerintahan Desa

3.321.089.025 3.490.300.120 5,10 1,92 5.1.6.03. Belanja Bagi Hasil Pajak Daerah

Kepada Pemerintahan Desa 1.469.203.800 1.580.050.000 7,54 45,27 5.1.6.05. Belanja Bagi Hasil Retribusi

Daerah Kepada Pem. Desa 1.851.885.225 1.910.250.120 3,15 54,73

Sumber: Bappeda Kabupaten Sampang, 2015

Belanja bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah kepada Pemerintah Prov/Kab/Kota Dan Pemerintah Desapada tahun 2016 secara umum diperkirakan meningkat sebesar 5,10 persen.Peningkatan ini disebabkan belanja bagi Hasil pajak daerah adalah sebesar 10 persen dari total pendapatan pajak daerah dan retribusi daerah yang telah diproyeksikan pada tahun 2016.Bagi hasil pajak daerah tahun 2016 diproyeksikan sebesar Rp.1.580.050.000,00 meningkat 7,54 persen. Sedangkanbelanja bagi hasil retribusi daerah kepada Pemerintahan Desa juga meningkat sebesar 3,15 persen atau bernilai Rp 1.910.250.120. Dari sisi kontribusinya, Belanja Bagi Hasil Retribusi Daerah Kepada Pemerintahan Desa memiliki kontribusi yang

Referensi

Dokumen terkait

Uji reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau

Hasil pasien yang diobati di Pondok Pesantren Jam’iyah Dzikir Asmaul Husna Wa Tahfidzul Qur’an Sawah Besar Gayamsari Semarang sembuh total, dengan waktu singkat, dan

%O 278 3M Dari Jabir, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Janganlah kamu menyembelih untuk qurban melainkan yang Musinnah telah berganti gigi kecuali jika sukar didapati,

3. 1) Pra-pemprosesan data yang sudah terkumpul (73.720 data) dengan melakukan pengkodingan data pada setiap variabel bertipe kategorik sesuai dengan pengkategorian

Pada multifragmentary complex fracture tidak terdapat kontak antara fragmen proksimal dan distal setelah dilakukan reposisi. Complex spiral fracture terdapat dua atau

Tujuan dari skripsi ini adalah untuk mengetahui korelasi antara susut yang terjadi pada jaringan distribusi dengan variasi bentuk kurva beban dan variasi besar

Data primer adalah data yang menyangkut pengelolaan perikanan tangkap di Kota Sibolga yang diperoleh melalui permintaan keterangan-keterangan melalui pihak yang

Pengelolaan risiko kredit dalam Bank juga dilakukan dengan melakukan proses analisa kredit atas potensi risiko yang timbul melalui proses Compliant Internal