1 DESAIN LAYOUT GUDANG BAHAN BAKU BERDASARKAN
FAKTOR KOMODITI BAHAN BAKU (Studi Kasus di Repoeblik Telo, Lawang, Pasuruan) WAREHOUSE LAYOUT DESIGN BASED ON RAW MATERIAL COMMODITY FACTOR ( A Case Study at Repoeblik Telo, Lawang,
Pasuruan)
Ira Suhartina 1); Panji Deoranto 2); Ika Atsari Dewi 2)
1) Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian 2) Staff Pengajar Jurusan Teknologi Industri Pertanian Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian,
Universitas Brawijaya
Jl. Veteran No.1-4, Malang, Telp 0341580106 Fax 0341568917 Email: Ira.Narha@gmail.com
,
deoranto@ub.ac.id danikaatsaridewi@ub.ac.id Abstrak
Repoeblik Telo merupakan salah satu produsen bakpao telo yang berada di Lawang. Pada tahun 2011 jumlah produksi bakpao telo mencapai 15000 biji hingga 24500 biji per minggu. Dengan meningkatnya jumlah produksi maka jumlah kebutuhan bahan untuk membuat bakpao juga meningkat. Repoeblik Telo menginginkan pembangunan gudang bahan baku yang berada di area resto. Lahan kosong yang tersedia di Repoeblik Telo saat ini seluas 48m2 dengan
panjang 6m dan lebar 8m, Repoeblik Telo membangun gudang bahan baku berdasarkan faktor komoditi dalam pengaturan layout gudang yang terdiri dari tiga kriteria, yaitu kriteria popularity, characteristic dan size. Tujuan dari penelitian in adalah mendesain alternatif layout gudang bahan baku Repoeblik Telo berdasarkan faktor komoditi dalam pengaturan layout gudang yang terdiri dari tiga kriteria, yaitu: kriteria popularity, characteristic dan size. Pengelompokan bahan berdasarkan kriteria popularity didasarkan pada frekuensi kedatangan bahan. Bahan dengan kedatangan sering diletakkan di dekat titik I/O
(Input/Output). Pengelompokan bahan berdasarkan kriteria size
didasarkan pada ukuran kemasan bahan yang disimpan. Bahan dengan ukuran besar dan berat diletakkan didekat titik I/O. Pengelompokan bahan berdasarkan kriteria characteristic didasarkan
2 pada karakteristik bahan yang disimpan. Layout gudang bahan baku berdasarkan ketiga kriteria komoditi yang akan dibangun di Repoeblik Telo dapat didesain dengan baik. Pihak Repoeblik Telo bisa memilih salah satu layout sesuai dengan kebutuhan. Parameter yang dapat digunakan untuk memilih alternatif layout gudang bahan baku di Repoeblik Telo yaitu total jarak yang ditempuh untuk mengambil bahan baku. Total jarak yang ditempuh untuk mengambil bahan baku berdasarkan kriteria popularity dan characteristic sebesar 76,965 meter, berdasarkan kriteria size sebesar 84,945 meter.
Kata Kunci: Area Efisiensi, Karakterisitik, Total Jarak Abstract
Repoeblik Telo was one of bakpao telo producer in Lawang. In 2011, Repoeblik Telo produced 15.000 until 24.500 pieces a week. The rise of bakpao telo production increased the rise of raw material requirement. Repoeblik Telo wanted to establish a warehouse in the restaurant area. The space area was 48 m2 with 6 m length and 4 m width, Repoblik Telo establish warehouse by
commodity factor with three criterias, that were popularity, size and characteristic. The purpose of this research to make a layout alternative design warehouse by commodity factor by three criterias, that is popularity, size and characteristic. Material grouping by its popularity was based on material arrival frequency. The raw material which were more frequent to come took position near Input/Output (I/O) point. Material grouping by its size was based on stored material package size. Big and heavy material took position near I/O point. Material grouping by its characteristic was based on stored material character. Layout design of warehouse based on three commodity criterias at Repoeblik Telo had been designed weel. Repoeblik Telo could choose the layout design regarding their necessity. One parameter was cumulative distance to take material. Cumulative distance based on popularity and characteristic criteria was 76,965 m, based on size criteria was 84,945 m.
Key Words: Area Efficiency, Characteristic, Cummulative Distance 1 Pendahuluan
Bakpao merupakan makanan asli dari Cina yang telah lama dikenal oleh
masyarakat Indonesia. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat bakpao adalah tepung terigu. Namun dengan
3 adanya inovasi-inovasi dalam
upaya meningkatkan kualitas suatu produk maka sering ditambahkan telo (telo = ubi jalar dalam bahasa Jawa) atau labu dalam proses pembuatan bakpao.
Repoeblik Telo
merupakan salah satu produsen bakpao telo yang berada di Lawang. Pada tahun 2011 jumlah produksi bakpao telo mencapai 15.000 biji hingga 24.500 biji per minggu sehingga kebutuhan bahan pembuatan bakpao telo turut meningkat. Selama ini pihak Repoeblik Telo menyimpan bahan pembuatan bakpao telo di gudang supplier yang berada di Pasar Lawang. Dengan adanya permasalahan tersebut pihak Repoeblik Telo menginginkan pembangunan gudang bahan baku yang berada di area resto dengan lahan yang tersedia seluas 48m2 dengan panjang 6m dan
lebar 8m.
Perencanaan desain layout gudang bahan baku memiliki beberapa tujuan, yaitu: utilisasi luas lantai secara efektif, menyediakan pemindahan bahan secara efisien, meminimalisasi biaya penyimpanan, mencapai fleksibilitas maksimum dan menyediakan housekeeping yang baik (Hadiguna dan Heri,
2008). Menurut Sriyanto, Bambang dan Dessy (2009), untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut maka perencanaan desain layout gudang bahan baku dapat dilakukan dengan mempertimbangkan faktor komoditi bahan yang dibagi menjadi empat kriteria, yaitu:
popularity, similarity,
characteristic dan size. Keempat kriteria tersebut merupakan kunci dari tercapainya tujuan pembangunan gudang
Perencanaan desain layout gudang bahan baku di Repoeblik Telo akan
dilakukan dengan
mempertimbangkan tiga kriteria dalam faktor komoditi pengaturan tata letak gudang, yaitu: popularity, size dan characteristic. Dari ketiga alternatif rancangan layout tersebut akan dilakukan analisis secara kuantitatif dengan menggunakan parameter jarak perpindahan barang ke pintu keluar-masuk gudang.
2 Metodologi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di resto Repoeblik Telo Jl. Raya Purwodadi No. 1 Simping-Lawang, Kab. Pasuruan, Jawa Timur.
4 Berdasarkan Kriteria Popularity Pembuatan ARD Berdasarkan Popularity Pembuatan ARD Berdasarkan Characteristic Pembuatan ARC Berdasarkan Characteristic Pembuatan ARC Berdasarkan Popularity Survei Pendahuluan Identifikasi Masalah
Data Primer Data Sekunder
Penetapan Tujuan
Perhitungan Area Efficiency Untuk Pemilihan Dimensi Pallet Standar Bedasarkan Kriteria
Characteristic
Berdasarkan Kriteria Size
Hasil dan Pembahasan Analisa Alternatif Rancangan Layout
Kesimpulan dan Saran Pengelompokan Bahan Pembuatan ARD erdasarkan Size Pengumpulan Data Studi Literatur Alternatif Layout Berdasarkan Popularity Alternatif Layout Berdasarkan Size Alternatif Layout Berdasarkan Characteristic Pembuatan ARC Berdasarkan Size
5 3 Hasil dan Pembahasan
Jenis dan jumlah bahan yang disimpan di gudang dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Jenis dan Jumlah Bahan yang Disimpan di
Gudang Repoeblik Telo Jenis
Bahan Jumlah yang Disimpan Isi Per Kemasa n Total Bahan yang Disimpan Tepung Terigu 30 karung 25 kg 750 kg Gula 10 karung 50 kg 500 kg Selai 10 toples 1 kg 10 kg Keju 10 kardus 2 kg 20 kg Cokelat Meses 5 plastik 1 kg 5 kg Pewarna
Makanan 5 kardus 12 botol 60 botol Ragi 5 kardus 48
sachet 240 sachet
Repoeblik Telo (2012)
Repoeblik Telo memiliki area kosong yang akan digunakan untuk membangun gudang dengan ukuran 6 x 8 meter, tinggi gudang yang dibangun adalah 3 meter. Area ini berada dekat dengan ruang
produksi sehingga
memudahkan tenaga kerja untuk melakukan proses
material handling. Sebelum
melakukan pembangunan gudang maka terlebih dahulu dilakukan desain layout gudang bahan baku. Desain layout didasarkan pada faktor komoditi pengaturan layout gudang yang terdiri dari tiga
kriteria yaitu: popularity, size, dan characteristic.
3.1 Pengelompokan Bahan Baku
3.1.1 Pengelompokan Bahan Baku Berdasarkan Kriteria Popularity
Pengelompokan bahan baku berdasarkan kriteria
popularity didasarkan atas
frekuensi kedatangan bahan baku yang disimpan karena kegiatan produksi di Repoeblik Telo dilakukan satu kali dalam sehari, sehingga frekuensi pengambilan bahan hanya satu kali dalam satu hari. Bahan fast moving merupakan bahan dengan frekuensi kedatangan sering, sedangkan bahan slow moving adalah bahan dengan frekuensi kedatangan jarang. Tepung terigu dan gula dikirim setiap dua kali dalam satu minggu, oleh karena itu maka kedua bahan baku tersebut termasuk dalam bahan fast moving sedangkan untuk ragi, cokelat meses, selai, keju dan pewarna dikirim setiap satu minggu sekali, sehingga kelima bahan tersebut termasuk pada bahan
slow moving. Diasumsikan
tidak ada keterlambatan waktu pengiriman. Menurut Hadiguna dan Heri (2008), pada prinsip popularity
6 material yang memiliki rasio
pengiriman atau penerimaan terbesar diposisikan dekat dengan titik I/O (Input/Output) atau pintu keluar/masuk dan sebaliknya. Berdasarkan literatur tersebut maka letak tepung terigu dan gula berada di dekat titik I/O.
Pengelompokan bahan baku berdasarkan kriteria popularity dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Pengelompokan Bahan Baku Berdasarkan
Kriteria Popularity Jenis Bahan Jumlah Frek uensi kedat anga n dala m 1 ming gu Jenis bahan berdasa rkan populari ty Urutan kedekat an dengan titik I/O Tepung
Terigu karung 30 2 moving Fast 1
Gula 10
karung 2 moving Fast 2
Selai 10 kg 1 Slow
moving 3
Keju 10 kg 1 Slow
moving 4
Cokelat
Meses 5 kg 1 moving Slow 5
Pewarna 5
kardus 1 moving Slow 6
Ragi 5
kardus 1 moving Slow 7
Data Diolah (2012)
3.1.2 Pengelompokan Bahan Baku Berdasarkan Kriteria Size
Pengelompokan bahan baku berdasarkan kriteria size dilakukan dengan melihat ukuran kemasan, rak atau pallet yang digunakan untuk menyimpan bahan baku. Bahan baku yang memiliki ukuran kemasan, rak atau
pallet lebih besar akan
diletakkan di dekat titik I/O. Bahan baku yang diletakkan paling dekat dengan titik I/O yaitu gula karena kemasan gula lebih besar dan lebih berat dari bahan yang lain kemudian diikuti oleh tepung terigu, selai, keju, ragi, pewarna dan yang terakhir adalah cokelat meses. Untuk keju dan selai harus ditempatkan di dalam kulkas sesuai dengan syarat penyimpanan kedua bahan. Menurut Linawati (2006), produk atau komponen yang memiliki ukuran besar sebaiknya diletakkan pada area di dekat titik I/O yang terdapat pada gudang, hal ini dilakukan untuk mengurangi kesulitan material handling untuk produk-produk yang memiliki ukuran yang sangat besar.
Pengelompokan bahan berdasarkan kriteria size dapat dilihat pada Tabel 3.
7 Tabel 3. Pengelompokan
Bahan Baku Berdasarkan Kriteria Size Jenis Bahan Jumlah bahan yang disimpan Ukuran kemasan bahan yang akan disimpan (panjang x lebar kemasan) (mm) Kedek atan denga n titik I/O Gula 10 karung 195.000 1 Tepung Terigu 30 karung 65.800 2 Selai 10 toples 35.325 3 Keju 10 kardus 25.200 4 Ragi 5 kardus 26.000 5 Pewarna 5 kardus 7.500 6 Cokelat Meses 5 plastik 5.850 7
Keterangan: Angka 1-7 menunjukkan kedekatan bahan dengan titik I/O, semakin besar angkanya maka semakin jauh dari titik I/O namun semakin kecil angkanya maka semakin dekat dengan titik I/O.
3.1.3 Pengelompokan Bahan Baku Berdasarkan Kriteria Characteristic
Kondisi penyimpanan setiap bahan perlu diperhatikan berdasarkan karakteristiknya karena dapat mencegah terjadinya kerusakan pada bahan tersebut. Pengelompokan bahan berdasarkan kriteria characteristic dapat dilihat pada Tabel 4.
Gula dan tepung terigu akan disimpan di tempat yang berdekatan karena kedua bahan ini memiliki syarat penyimpanan yang sama yaitu harus disimpan ditempat yang kering dan ditempatkan di atas pallet.
Tabel 4. Pengelompokan Bahan Baku Berdasarkan Kriteria
Characteristic
Jenis Bahan Tempat
Penyimpanan Bahan Kedekatan dengan Titik I/O Tepung Terigu Gula Selai Keju Pewarna makanan Cokelat Meses Ragi Pallet Pallet Kulkas Kulkas Rak Rak Rak 1 2 3 4 5 6 7 Data Diolah (2012)
Keju dan selai disimpan di dalam kulkas dengan diatur suhunya berkisar antara 40
C-4,50C sehigga sesuai dengan
syarat penyimpanan kedua bahan tersebut. Cokelat meses dan pewarna disimpan di tempat yang sama, sesuai dengan syarat penyimpanannya yaitu pada suhu kamar (270C-280C). Ragi
disimpan di tempat yang dingin sehingga harus dijauhkan dari kulkas, hal ini dikarenakan suhu disekitar kulkas cukup panas yang disebabkan adanya mesin yang ada pada kulkas tersebut.
3.2 Perhitungan Area
Efficiency Untuk Pemilihan Dimensi Pallet Standar
Bahan pembuatan bakpao telo yang disimpan dengan menggunakan alas pallet hanya dua jenis, yaitu: tepung terigu dan gula. Hal ini dikarenakan syarat penyimpanan kedua bahan tersebut adalah dengan
8 menggunakan alas/bantalan
kayu, selain itu karena ukuran kemasan dari kedua bahan tersebut terlalu besar jika disimpan di rak. Karung penyimpanan tepung terigu harus diletakkan berjajar di atas bantalan papan atau meja berkaki rendah dan terbuat
dari kayu yang kuat (Murtadlo, 2008). Sebaiknya gula disimpan di tempat yang
Sumber: Repoeblik Telo (2012)
kering (lebih baik jika ditempatkan di atas bantalan kayu) dan jangan dimasukkan ke dalam lemari es (Brotodjojo, 2007).
Data-data yang dibutuhkan untuk perhitungan area efficiency dapat dilihat pada Tabel 5. Rumus untuk menghitung area efficiency adalah sebagai berikut:
Jenis
Bahan Kemasan Jenis
Dimensi Kemasan (mm) Isi per Kemasan Pan- jang Le- bar Tinggi Dia-meter Tepung Terigu Karung 470 140 690 - 25 kg Gula Karung 650 300 1000 - 50 kg
Ragi Kardus 200 130 100 - 48 sachet
@ 11 gr Cokelat
Meses Plastik 195 30 195 - 1 kg
Selai Toples - - 170 150 1 kg
Keju Kardus 280 90 90 - 2 kg
Pewarna Kardus 100 75 55 - 12 botol @ 15 ml
Tabel 5. Jenis Bahan dan Dimensinya Area Efficiency =
[ ] [ ] [ ]
9 Setelah menghitung area
efficiency dengan
menggunakan rumus tersebut maka hasil perhitungan dirata-rata dan kemudian dipilih nilai yang terbesar. Pallet dengan rata-rata nilai area efficiency terbesar akan dipilih dan digunakan sebagai alas penyimpanan tepung dan gula.
Berdasarkan perhitungan area efficiency dapat diketahui bahwa dimensi pallet standar yang digunakan sebagai alas
penyimpanan bahan
pembuatan bakpao telo adalah pallet dengan dimensi 1150 mm x 985 mm.
Pallet dengan dimensi
tersebut memiliki nilai rata-rata area efficiency paling besar yaitu 0,99 atau sebesar 99%.
Dipilihnya nilai rata-rata area efficiency yang paling besar karena dapat memaksilmalkan penempatan karung pada pallet.
3.3 Perancangan Layout
berdasarkan Kriteria
Popularity
3.3.1 Pembuatan ARC
(Activity Relationship Chart)
Gambar ARC
berdasarkan kriteria popularity beserta keterangannya dapat dilihat pada Gambar 2.
I. Tepung Terigu II. Gula III. Ragi IV. Cokelat Meses V. Selai VI. Pewarna makanan VII. Keju Keterangan :
2 : Menggunakan peralatan kerja yang sama
4 : Menggunakan space area yang sama
6 : Menggunakan fasilitas material handling yang
sama
Merah : Mutlak harus didekatkan Oranye : Sangat penting untuk didekatkan Hijau : Penting untuk didekatkan
Biru : Cukup/biasa untuk didekatkan
Tak berwarna : Tidak penting untuk didekatkan 2, 6 6 6 2,4,6 6 6 6 6 a 6 6 6 2,6 2, 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 2,4,6 2,6
Gambar 2. ARC berdasarkan
10
3.3.2 Pembuatan ARD
(Activity Relationship Diagram)
Ada beberapa angka yang digunakan dalam pembuatan ARD yang bertujuan untuk mempermudah pembuatannya. Angka-angka tersebut dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Angka dan Keterangan dalam Pembuatan ARD
Angka Keterangan I Tepung Terigu II Gula III Ragi IV Cokelat Meses V Selai VI Pewarna Makanan VII Keju
Jenis ARD yang dibuat
adalah ARD dengan
menggunakan kode-kode garis dan warna karena dalam pembuatan layout gudang tidak terdapat aliran bahan baku, sedangkan untuk ARD berdasarkan ATBD digunakan untuk layout sebuah stasiun kerja yang memiliki data aliran bahan. Hasil pembuatan ARD dengan menggunakan kode garis dan warna berdasarkan kriteria popularity dapat dilihat pada Gambar 3.
I
II
V
IV
VII
III
VI
Keterangan:: Mutlak harus didekatkan : Sangat penting untuk didekatkan : Penting untuk didekatkan : Cukup/biasa untuk didekatkan : Tidak dikehendaki untuk berdekatan
11 3.3.3 Alternatif Layout
Gudang Bahan Baku
Selain ketujuh bahan yang disimpan, di dalam gudang juga terdapat sebuah kantor dengan ukuran 1,5 x 2 meter. Berdasarkan penataan bahan baku pada setiap rak
dan pallet, maka dapat
dihasilkan desain layout secara keseluruhan.
Jumlah gang yang diinginkan sebanyak 2 gang dimana terdapat 5 sisi dari pallet dan rak yang digunakan, sehingga dapat diketahui lebar gang yang akan digunakan. Rumus perhitungan lebar gang adalah sebagai berikut (Linawati, 2006):
Rumus Lebar Gang= ( )
Lebar Gang ( ) Lebar Gang m
Jadi pada alternatif layout gudang berdasarkan kriteria
popularity yang ada di
Repoeblik Telo terdapat 2 gang dengan lebar masing-masing gang sebesar 1,125 meter, hal ini dapat mempermudah operator gudang dalam
melakukan proses
penyimpanan dan
pengambilan bahan yang
dikehendaki. Pengambilan bahan di gudang tidak menggunakan alat material
handling namun menggunakan
tenaga manusia, sehingga dengan lebar gang 1,125 meter tidak menyulitkan operator gudang dalam menyimpan maupun mengambil bahan.
Jumlah pallet yang digunakan sebagai alas gula sebanyak 2 buah dimana dalam satu pallet akan diisi sebanyak 5 karung gula secara bertumpuk (terdiri dari dua tumpukan, tumpukan pertama terdiri dari 3 karung dan tumpukan kedua terdiri dari 2 karung). Jumlah pallet yang digunakan sebagai alas tepung terigu sebanyak 6 buah dimana dalam satu pallet akan diisi sebanyak 5 karung tepung secara bertumpuk (terdiri dari tiga tumpukan, tumpukan pertama dan kedua terdiri dari 2 karung sedangkan tumpukan ketiga terdiri dari 1 karung). Tempat penyimpanan bahan hanya menggunakan rak dan
pallet tidak menggunakan
kontainer.
Gambar alternatif layout gudang bahan baku dapat dilihat pada Gambar 4.
12 Gambar 4. Alternatif Layout berdasarkan Kriteria Popularity
Keterangan:
Tinggi Gudang : 3 meter T : Tepung Terigu G : Gula
K : Kulkas (Selai dan Keju) C : Cokelat Meses P : Pewarna Makanan R : Ragi
: Jarak pengambilan bahan baku (meter)
a : Jarak dari titik I/O ke b b : Lebar pallet
c : Lebar gang
d : Lebar dua pallet
e : Lebar gudang-(b+2c+d + lebar kulkas) f : Jarak antara kantor dengan rak cokelat
meses
g : Jarak antara dinding dengan rak cokelat meses, pewarna dan ragi
Jarak yang ditempuh untuk mengambil bahan baku dari titik I/O:
JG1 : 2,915 m JT5 : 7,150 m JG2 : 3,895 m JT6 : 9,450 m JT1 : 5,190 m JK : 8,310 m JT2 : 7,490 m JR : 8,135 m JT3 : 6,170 m JP : 8,635 m JT4 : 8,470 m JC : 9,135 m
13 3.4 Perancangan Layout
Berdasarkan Kriteria Size 3.4.1 Pembuatan ARC
Gambar ARC berdasarkan kriteria size beserta
keterangannya dapat dilihat pada Gambar 5 I. Tepung Terigu II. Gula III. Ragi IV. Cokelat Meses V. Selai VI. Pewarna makanan VII. Keju 6 6 2,4,6 6 6 6 6 6 6 6 2, 6 2 2, 6 6 6 6 6 6 6 6 6 2,4,6 6 Keterangan :
2 : Menggunakan peralatan kerja yang sama 4 : Menggunakan space area yang sama
6 : Menggunakan fasilitas material handling yang sama Merah : Mutlak harus didekatkan
Oranye : Sangat penting untuk didekatkan
Hijau : Penting untuk didekatkan
Biru : Cukup/biasa untuk didekatkan
Tak berwarna : Tidak penting untuk didekatkan
14 3.4.2 Pembuatan ARD
Gambar ARD
berdasarkan kriteria size dapat dilihat pada Gambar 6.
3.4.3 Alternatif Layout Gudang Bahan Baku
Gambar layout gudang bahan baku berdasarkan kriteria size hampir sama
dengan gambar layout berdasarkan kriteria popularity, yang membedakan hanyalah letak bahan baku Gambar alternatif layout berdasarkan kriteria size dapat dilihat pada Gambar 7.
I
II
III
V
IV
VII
VI
Keterangan:: Mutlak harus didekatkan : Sangat penting untuk didekatkan : Penting untuk didekatkan : Cukup/biasa untuk didekatkan : Tidak dikehendaki untuk berdekatan
15 Keterangan:
Tinggi Gudang : 3 meter T : Tepung Terigu G : Gula
K : Kulkas (Selai dan Keju) C : Cokelat Meses P : Pewarna Makanan R : Ragi
: Jarak pengambilan bahan baku (meter)
a : Jarak dari titik I/O ke b b : Lebar pallet
c : Lebar gang
d : Lebar dua pallet
e : Lebar gudang-(b+2c+d + lebar kulkas) f : Jarak antara kantor dengan rak cokelat
meses
g : Jarak antara dinding dengan rak cokelat meses, pewarna dan ragi
Jarak yang ditempuh untuk mengambil bahan baku dari titik I/O:
JG1 : 2,915 m JT5 : 7,150 m JG2 : 3,895 m JT6 : 9,450 m JT1 : 5,190 m JK : 8,310 m JT2 : 7,490 m JR : 8,135 m JT3 : 6,170 m JP : 8,635 m JT4 : 8,470 m JC : 9,135 m
Gambar 7. Alternatif Layout berdasarkan Kriteria Size
R
16 3.5 Perancangan Layout
Berdasarkan Kriteria
Characteristic
3.5.1 Pembuatan ARC
Gambar ARC berdasarkan kriteria size beserta
keterangannya dapat dilihat pada Gambar 8 I. Tepung Terigu II. Gula III. Ragi IV. Cokelat Meses V. Selai VI. Pewarna makanan VIII.Keju 6 6 2,4,6 6 6 6 6 5 6 6 2, 6 2,4,6 5 6 6 6 6 6 6 6 6 2,4,6 2, 6 Keterangan:
2 : Menggunakan peralatan kerja yang sama
4 : Menggunakan space area yang sama
6 : Menggunakan fasilitas material handling yang sama
5 : Merusak bahan atau barang yang lain
Merah : Mutlak harus didekatkan
Oranye : Sangat penting untuk didekatkan
Hijau : Penting untuk didekatkan
Biru : Cukup/biasa untuk didekatkan
Tak berwarna : Tidak penting untuk didekatkan Cokelat : Tidak dikehendaki untuk berdekatan
17 3.5.2 Pembuatan ARD
Gambar ARD
berdasarkan kriteria
characteristic beserta
keterangannya dapat dilihat pada Gambar 9.
3.5.3 Alternatif Layout Gudang Bahan Baku
Gambar layout gudang bahan baku berdasarkan kriteria characteristic hampir sama pula
dengan gambar kedua alteratif
layout, hanya saja yang
membedakan adalah
penempatan-penempatan bahan bakunya. Gambar alternatif layout berdasarkan kriteria characteristic dapat dilihat pada Gambar 10.
I
II
IV
III
VII
VI
V
Keterangan:: Mutlak harus didekatkan : Sangat penting untuk didekatkan : Penting untuk didekatkan : Cukup/biasa untuk didekatkan : Tidak dikehendaki untuk berdekatan
18 Keterangan:
Tinggi Gudang : 3 meter T : Tepung Terigu G : Gula
K : Kulkas (Selai dan Keju) C : Cokelat Meses P : Pewarna Makanan R : Ragi
: Jarak pengambilan bahan baku (meter)
a : Jarak dari titik I/O ke pallet tepung
b : Lebar dua pallet
c : Lebar gang
d : Lebar gudang - (2c + b + lebar kulkas)
e : Jarak antara kantor dengan rak pewarna
f : Jarak antara dinding dengan rak pewarna, cokelat meses dan ragi Jarak yang ditempuh untuk mengambil bahan baku dari titik I/O:
JT1 : 2,915 m JG1 : 6,340 m JT2 : 4,235 m JG2 : 7,320 m JT3 : 3,895 m JK : 8,260 m JT4 : 6,195 m JC : 8,085 m JT5 : 4,875 m JP : 8,585 m JT6 : 7,175 m JR : 9,085 m P C
19 3.6 Analisa Alternatif
Rancangan Layout
Analisa alternatif rancangan layout dilakukan dengan menghitung total jarak yang ditempuh pada saat pengambilan setiap bahan baku kemudian di total seluruhnya sehingga dapat diketahui total jarak yang ditempuh pada ketiga alternatif layout, hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Jarak yang Ditempuh pada Setiap Alternatif Layout Jenis Bahan Kriteria Popularit y (m) Kriteria Size (m) Kriteria Character istic (m) Gula 13,66 6,81 13,66 Tepung terigu 29,29 43,92 29,29 Kulkas (Selai dan Keju) 8,26 8,31 8,26 Pewarna 8,585 8,,635 8,085 Cokelat meses 8,085 9,135 8,585 Ragi 9,085 8,135 9,085 Total Jarak Yang Ditempuh 76,967 84,945 76,967 Sumber : Data diolah (2012)
Jenis bahan yang disimpan di gudang bahan baku Repoeblik Telo merupakan bahan hasil pertanian, bahan-bahan tersebut tidak dapat disimpan terlalu lama sehingga dalam penyimpanannya
menggunakan sisitem FIFO (First In First Out). Bahan yang
datang lebih dahulu akan diambil terlebih dahulu, sehingga bahan yang disimpan selalu dalam keadaan baru. Tepung terigu dan gula disimpan di atas pallet tanpa menggunakan rak. Tepung terigu disimpan sebanyak 3 tumpukan sedangkan gula sebanyak 2 tumpukan, tumpukan kedua bahan ini masih dalam batasan normal dan tidak terlalu tinggi sehingga untuk menerapkan sistem FIFO tidak mengalami kesulitan.
Setiap alternatif layout memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, karena setiap kriteria memiliki tujuan yang berbeda-beda. Jarak yang ditempuh untuk
pengambilan atau
penyimpanan bahan juga menjadi kelebihan dan kekurangan setiap alternatif
layout. Jika jarak yang
ditempuh pada salah satu alternatif layout pendek maka hal itu dapat dikatakan sebagai kelebihan, namun sebaliknya jika alternatif layout tersebut memiliki jarak yang ditempuh lebih jauh maka hal itu disebut sebagai kekurangan dari alternatif layout.
Setelah melakukan perhitungan total jarak yang ditempuh dari ketiga alternatif layout, maka dapat diketahui
20 bahwa alternatif layout
berdasarkan kriteria popularity dan characteristic merupakan alternatif layout dengan total jarak yang ditempuh paling kecil. Pemilihan desain layout gudang bahan baku, sepenuhnya diserahkan kepada pihak Repoeblik Telo. Adanya parameter mengenai total jarak pengambilan bahan baku ke pintu keluar masuk dan pertimbangan mengenai kondisi penyimpanan bahan maka disarankan kepada pihak Repoeblik Telo untuk memilih alternatif desain layout berdasarkan kriteria characteristic, karena memiliki nilai total jarak pengambilan bahan baku terpendek dan
dapat mengurangi
kemungkinan terjadinya kerusakan bahan yang disimpan sebab bahan-bahan yang disimpan di gudang Repoeblik Telo merupakan bahan hasil pertanian (bahan pangan) yang mudah rusak.
4 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil setelah melakukan penelitian ini adalah alternatif
layout gudang bahan baku
berdasarkan ketiga kriteria komoditi yang akan dibangun di Repoeblik Telo dapat didesain dengan baik, hal ini
dapat diketahui dari ketiga gambar alternatif layout yang sudah disajikan.
Parameter yang dapat
digunakan sebagai
pertimbangan untuk memilih alternatif layout gudang bahan baku di Repoeblik Telo adalah total jarak yang ditempuh untuk mengambil bahan baku. Total jarak yang ditempuh untuk mengambil bahan baku berdasarkan kriteria popularity sebesar 76,965 meter. Total jarak yang ditempuh untuk mengambil bahan baku berdasarkan kriteria size sebesar 84,945 meter. Total jarak yang ditempuh untuk mengambil bahan baku berdasarkan kriteria characteristic sebesar 76,965 meter.
5. Saran
Sebaiknya Repoeblik Telo memilih alternatif layout berdasarkan kriteria characteristic karena memiliki total jarak pengambilan bahan terpendek, yaitu sebesar 76,965 meter dan dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kerusakan bahan-bahan yang disimpan. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan ada tambahan untuk parameter pemilihan alternatif layout seperti perhitungan mengenai efisiensi luas gudang atau
21 perhitungan ongkos material
handling. Perhitungan efisiensi luas gudang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar luasan yang digunakan untuk area penyimpanan seluruh bahan yang ada di gudang Repoeblik Telo. Perhitungan ongkos material handling bertujuan untuk mengetahui seberapa besar ongkos penanganan bahan yang harus dikeluarkan setiap alternatif layout. Semakin kecil ongkos material handling maka semakin bagus alternatif Iayout tersebut. DAFTAR PUSTAKA
Brotodjojo,L. W. 2007. Semua Serba Ubi Jalar. Penerbit Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.Hadiguna, R. A. dan Heri,S. 2008. Tata Letak Pabrik. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Hadiguna, R. A. dan Heri,S. 2008. Tata Letak Pabrik. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Linawati, C. 2006. Perancangan Tata Letak Penyimpanan Produk
dan Komponen
Berdasarkan Faktor Komoditi Produk dan Komponen di PT X. Skripsi. Teknik Industri. Universitas Kristen Petra. Surabaya.
Murtadlo, T. A. 2008. Aneka Roti Tanpa Telur. Penerbit Kawan Pustaka. Jakarta.
Sriyanto, Bambang, P. dan Dessy, T. A. 2009. Redesain Layout dan Prosedur Untuk Reduksi Waktu Setup Gudang Komponen. IV (2): 158-168.