• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. taksonomi dapat diklasifikasikan sebagai berikut, yaitu :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. taksonomi dapat diklasifikasikan sebagai berikut, yaitu :"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kelapa Sawit

Tanaman kelapa sawit (Palm oil) termasuk tanaman monokotil yang secara taksonomi dapat diklasifikasikan sebagai berikut, yaitu :

Ordo : Palmales

Famili : Palmae

Subfamili : Cocoidae

Genus : Elaeis

Spesies : Elaeis guineensis

Tanaman kelapa sawit dapat juga digolongkan berdasarkan ketebalan tempurung atau cangkang dan warna buah.

Berdasarkan ketebalan cangkang, tebal tipisnya cangkang tanaman kelapa sawit dapat dibagai menjadi tiga jenis atau varietas, yaitu sebagai berikut:

- Dura

Ciri-cirinya: tebal cangkangnya 2-8 mm, tidak terdapat lingkaran serabut pada bagian luar cangkang, daging buah relatif tipis, daging biji besar dengan kandungan minyak rendah, banyak digunakan sebagai induk betina dalam program pemuliaan.

(2)

- Pisifera

Ciri-cirinya: tebal cangkangnya sangat tipis (bahkan hampir tidak ada), daging buah lebih tebal dari pada daging buah jenis Dura, daging biji sangat tipis, tidak dapat diperbanyak tanpa menyilangkan dengan jenis lain, dengan persilangan diperoleh jenis Tenera. Pisifera tidak dapat digunakan sebagai bahan untuk tanaman komersial, tetapi digunakan sebagai induk jantan.

- Tenera

Ciri-cirinya: tebal cangkangnya tipis 0,5-4 mm, terdapat lingkaran serabut disekeliling tempurung, daging buah sangat tebal, tandan buah lebih banyak (tetapi ukurannya lebih kecil), merupakan hasil persilangan Dura dengan Pisifera. Jenis ini merupakan yang paling banyak ditanam dalam perkebunan dengan skala besar. Umumnya menghasilkan lebih banyak tandan buah.

Berdasarkan warna buah, warna buah kelapa sawit dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu sebagai berikut:

- Nigrescens

Ciri-cirinya: buah muda berwarna ungu kehitam-hitaman, sedangkan buah yang masak berwarna jingga kehitam-hitaman

- Virescens

Ciri-cirinya: buah muda berwarna hijau, sedangkan buah yang masak berwarna jingga kemerah-merahan (tetapi ujung buah tetap hijau)

(3)

- Albescens

Ciri-cirinya: buah muda berwarna keputih-putihan, sedangkan buah yang masak berwarna kekuning-kuningan dan ujungnya ungu kehitaman.

( Tim Bina Karya Tani, 2009 )

2.2 Daun (Folium)

Daun (folium) pertama yang keluar pada bibit adalah berbentuk lanceolate, kemudian muncul bifurcate, dan menyusul bentuk pinnate. Pada bibit yang berumur 5 bulan misalnya akan dijumpai 5 lanceolate, 4 bifurcate dan 3 pinnate. Pada 12 bulan akan ada 5 lanceolate, 4 bifurcate dan 10 pinnate. Pangkal pelepah daun atau petiole adalah bagian daun yang mendukung atau tempat duduknya helaian daun dan terdiri atas rachis (basisfolii), tangkai daun atau petiole (petiolus) dan duri (spine), helaian anak daun (lamina), ujung daun (apexfolii) dan daging daun (tervenium).

Daun kelapa sawit memiliki rumus daun 1/8. Lingkaran atau spiralnya ada yang berputar kiri dan kanan tetapi kebanyakkan putar kanan. Pengenalan ini penting diketahui agar kita dapat mengetahui letak daun ke-9 dan ke-17 dan lain-lain yang dipakai sebagai standar pengukuran pertumbuhan maupun pengambilan contoh daun dan pengamatan lainnya. Produksi pelepah daun tergatung pada umur tanaman. Produksi pelepah daun pada tanaman selama setahun dapat mencapai 20-30 kemudian akan berkurang sesuai umur, menjadi 18-25 atau kurang. Panjang cabang daun diukur dari pangkalnya dapat mencapai 9 m pada tanaman dewasa sedangkan pada tanaman muda kurang dari angka tersebut. Panjang pelepah ini dapat bevariasi tergantung pada tipe varietasnya dan pengaruh kesuburan tanah. Untuk tercapainya produksi yang baik, maka luas permukaaan daun yang optimal adalah 11 m2. (Adlin U. Lubis, 2008)

(4)

2.3 Pengertian Tanah

Tanah bertalian erat dengan lingkungan yang dapat diserap dari kuatnya keterlibatan tanah dalam pengaliran energi dan pendauran bahan yang berlangsung di permukaan daratan bumi. Tanah dapat terlibat secara sendirian selaku ekosistem atau sistem energi dan dapat terlibat secara bekerja sama dengan subsistem lahan lain yang berasosiasi dengan tanah, terutama biosfer.

Tanah adalah hasil pengalihragaman bahan mineral dan organik yang berlangsung di daratan bumi dibawah pengaruh faktor-faktor lingkungan yang bekerja dalam waktu yang sangat panjang, dan berwujud sebagai suatu tubuh dengan kesatuan organisasi dan morfologi yang membentuknya (disadur dari Schroeder,1984). Pada dasarnya tanah merupakan tubuh alam. Namun demikian banyak tanah yang memperlihatkan tanda-tanda pengaruh antropogen. (Notohadiprawiro, 1998)

Tanah sebagai tubuh alami memperlihatkan ciri dan watak khas yang dapat digunakan sebagai pembeda dari tubuh alami lainnya. Ciri dan watak tubuh tanah ini dapat diselidiki dari penampilan penampang lintang tubuh tanah (profil).

Tubuh tanah merupakan medium tempat bertumpunya perakaran tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh tegak dan kokoh, sebagai wadah dan sumber dari hara dan air, dan sebagai pengendali keadaan-keadaan lain yang diperlukan untuk menunjang pertumbuhan tanaman.

Kemampuan tanah sebagai medium untuk menunjang pertumbuhan tanaman digunakan dalam berbagai batasan. Dua batasan yang sering digunakan secara rancu adalah produktivitas tanah dan kesuburan tanah. Produktivitas tanah diberi batasan sebagai kemampuan suatu tanah untuk menghasilkan suatu tanaman (atau sekuen tanaman) yang diusahakan dengan sistem pengolahan tertentu. Produktivitas tanah

(5)

merupakan perwujudan dari seluruh faktor (tanah dan bukan tanah) yang mempengaruhi hasil tanaman. (Mas'ud,1992)

Tanah yang dikehendaki tanaman adalah yang berstruktur gembur, di dalamnya terdapat ruang pori-pori yang dapat diisi oleh air tanah dan udara. Air tanah dan udara sangat penting bagi pertumbuhan akar tanaman.

Struktur tanah memang ada bermacam-macam. Akan tetapi, yang kita kehendaki ialah struktur tanah yang gembur. Keuntungan struktur tanah demikian ialah udara dan air tanah berjalan lancar, temperaturnya stabil. Keadaan tersebut sangat memacu pertumbuhan jasad renik tanah yang memegang peranan penting dalam proses pelapukan bahan organik didalam tanah. Oleh karena itu, untuk memperbaiki struktur tanah ini dianjurkan untuk diberi pupuk organik (pupuk kandang, kompos, atau pupuk hijau). (Lingga P. dan Marsono, 2005)

Tanah-tanah di kawasan basah telah berkembang dalam kondisi curah hujan melebihi evapotranspirasi hampir sepanjang tahun. Dalam kondisi ini telah terjadi pengurasan secara bertahap basa-basa tanah dan pengembangan keasaman tanah. Lempung tanah sering mengandung selaput Fe dan Al hidroksi. Bahan-bahan tersebut secara nyata mempengaruhi retensi dan ketersediaan kation dan anion pupuk pada tanah-tanah masam. (Goenadi D.H, 1997)

Guna tekstur tanah secara fisik berperan pada struktur, aerasi dan suhu tanah, dan secara kimia berperan dalam pertukaran ion-ion, sifat penyangga kejenuhan basa dan sebagainya. Fraksi liat tergolong pada bagian tanah yang aktif, sedangkan fraksi pasir dan debu non aktif. Penetapan di lapangan dengan cara perasa. Ambil contoh tanah dan basahi dengan air sedikit demi sedikit sambil dirasakan. (Kuswandi, 1993)

Tanah idealnya dapat menyediakan sejumlah unsur hara penting yang dibutuhkan oleh tanaman. Penyerapan unsur hara oleh tanaman mestinya dapat segera

(6)

diperbaharui sehingga kandungan unsur hara didalam tanah tetap seimbang. Pengambilan unsur hara oleh ribuan jenis tumbuhan diimbangi dengan pelapukan bahan organik yang menyuplai hara bagi tanah.

Sifat kimia tanah berhubungan erat dengan kegiatan pemupukan. Berbicara tentang sifat kimia tanah, tidak terlepas dari persoalan unsur-unsur kimia dan reaksi kimia yang pembahasannya agak rumit. Namun, pembahasan akan lebih ditekankan pada aspek praktisnya sehingga akan sangat membantu dalam mencapai efektivitas pemupukan. Dengan mengetahui sifat kimia tanah akan didapat gambaran jenis dan jumlah pupuk yang dibutuhkan. Pengetahuan tentang sifat kimia tanah juga dapat membantu memberikan gambaran reaksi pupuk setelah ditebarkan ke tanah.

a. Unsur Hara Esensial

Tumbuhan tingkat tinggi memperoleh unsur Karbon (C) dan Oksigen (O2) dari

udara melalui stomata yang terdapat di permukaan daun. Kedua unsur tersebut selanjutnya diproses melalui mekanisme fotosintesis. Unsur Hidrogen (H) didapatkan dalam bentuk Air (H2O). Unsur mineral lainnya diperoleh tanaman dari dalam tanah,

yakni Nitrogen (N), Kalium (K), Fosfor (P), Magnesium (Mg), Sulfur (S), Kalsium (Ca), Besi (Fe), Seng (Zn), Mangan (Mn), Tembaga (Cu), Boron (B), Molibdenum (Mo), dan Klor (Cl).

b. Larutan Tanah

Larutan tanah adalah air yang terdapat diantara pori-pori tanah. Larutan ini mengandung ion-ion terlarut yang dapat diserap oleh akar tanaman. Diantaranya terdapat juga ion-ion yang tidak berguna atau bersifat racun bagi tanaman, seperti

(7)

alumunium. Larutan tanah identik dengan larutan garam yang mudah berubah konsentrasi (kepekatan) dan susunan kimianya.

Di daerah kering, kadar garam larutan tanah lebih tinggi daripada di daerah basah. Sering kali kadar garam larutan tanah menghambat pertumbuhan tanaman. Kadar garam sebesar 0,5% saja sudah berbahaya bagi tanaman.

c. pH Tanah

Keasaman atau pH (- log H+) adalah nilai (pada skala 0-14) yang menyatakan jumlah ion H+. Larutan tanah disebut bereaksi asam jika nilai pH berada pada kisaran 0-6. Artinya, larutan tanah mengandung ion H+ lebih besar daripada ion OH -,sebaliknya jika jumlah ion H+ dalam larutan tanah lebih kecil daripada ion OH-, larutan tanah disebut bereaksi basa (alkali) atau memiliki nilai pH 8-14. Jika jumlah ion H+ di dalam larutan tanah sama dengan jumlah ion OH-, larutan tanah disebut bereaksi netral dengan pH 7. Semakin banyak kandungan ion H+ di dalam larutan tanah, reaksi tanah tersebut akan semakin asam.

d. Kapasitas Tukar Kation

Koloid tanah adalah bagian tanah yang sangat berperan dalam penyediaan unsur hara bagi tanaman. Koloid tanah bermuatan negatif, sehingga dapat menarik dan memegang ion-ion bermuatan positif (kation), seperti Ca2+, H+, Mg2+, K+, Na+, Al3+, dan NH4+. Daya tarik-menarik ini dapat dianalogikan seperti kutub negatif magnet

menarik dan memegang kutub positif magnet lainnya. Kation yang telah melekat pada koloid tanah tidak mudah tercuci oleh aliran air. Namun, kation atau anion yang berada pada larutan tanah sangat mudah hanyut terbawa air. (Novizan,2005)

(8)

2.4 Unsur Hara Dalam Tanah

Berdasarkan jumlah yang diperlukan tanaman, unsur hara dibedakan menjadi unsur hara makro dan mikro. Unsur hara makro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang banyak, apabila kurang, pertumbuhan tanaman dan produksi akan berkurang. Mineral yang termasuk unsur hara makro adalah N, P, K, Ca, dan Mg. Unsur hara mikro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikit, apabila kurang sedikit saja pertumbuhan tanaman akan terganggu, dan apabila kelebihan sedikit saja tanaman akan beracun. Unsur hara mikro antara lain adalah B, Cu, dan Zn.(Pahan. I, 2008)

Unsur hara didalam tanah terbagi dalam unsur makro dan unsur mikro. Adapun kegunaan unsur-unsur hara tersebut bagi tanaman, adalah sebagai berikut:

a. Nitrogen

Peranan utama Nitrogen (N) bagi tanaman adalah untuk merangsang pertumbuhan secara keseluruhan, khususnya batang, cabang, dan daun. Selain itu, Nitrogen pun berperan penting dalam pembentukkan hijau daun yang sangat berguna dalam proses fotosintesis. Fungsi lainnya ialah membentuk protein, lemak, dan berbagai persenyawaan organik lainnya.

b. Fosfor

Unsur fosfor (P) bagi tanaman untuk merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih dan tanaman muda. Selain itu, fosfor berfungsi sebagai bahan mentah untuk pembentukkan sejumlah protein tertentu, membantu proses asimilasi dan pernapasan, serta mempercepat pembuangan, pemasakan biji, dan buah.

(9)

c. Kalium

Fungsi utama Kalium (K) ialah membantu pembentukkan protein dan karbohidrat. Kalium pun berperan dalam memperkuat tubuh tanaman agar daun, bunga, dan buah tidak mudah gugur. Yang tidak biasa dilupakan ialah Kalium pun merupakan sumber kekuatan bagi tanaman dalam menghadapi kekeringan dan penyakit.

d. Magnesium

Agar tercipta hijau daun yang sempurna dan terbentuk karbohidrat, lemak, dan minyak-minyak, magnesiumlah biangnya. Magnesium (Mg) pun memegang peranan penting dalam transportasi Fosfat dalam tanaman. Dengan demikian, kandungan Fosfat dalam tanaman dapat dinaikkan dengan jalan menambah unsur Magnesium.

e. Kalsium

Bagi tanaman, Kalsium (Ca) bertugas untuk merangsang pembentukan bulu-bulu akar, mengeraskan batang tanaman, dan merangsang pembentukkan biji. Kalsium yang terdapat pada batang dan daun ini berkhasiat untuk menetralisasikan senyawa atau suasana yang tidak menguntungkan pada tanah.

f. Belerang

Belerang (S) berperan dalam pembentukan bintil-bintil akar. Unsur ini merupakan unsur yang penting dalam beberapa jenis protein seperti asam amino. Unsur ini pun membantu pertumbuhan anak tanaman. Selain itu, sulfur merupakan bagian penting pada tanaman-tanaman penghasil minyak, sayuran seperti cabai, kubis dan lain-lain.

(10)

g. Klor

Memperbaiki dan meningkatkan hasil kering tanaman seperti tembakau, kapas, kentang, dan tanaman sayuran umumnya adalah peran dari Klor (Cl). Unsur ini pun banyak ditemukan dalam air sel semua bagian tanaman. (Hanafiah,K.A, 2005)

2.5 Pemupukan

Pemupukan akan efektif jika sifat pupuk yang diberikan dapat menambah atau melengkapi unsur hara yang telah tersedia dalam tanah. Karena hanya bersifat menambah atau melengkapi unsur hara, sebelum digunakan harus diketahui gambaran tentang keadaan tanahnya terlebih dahulu, khususnya kemampuan awal untuk mendukung kehidupan tanaman. Dalam mendukung kehidupan tanaman, tanah memiliki empat fungsi utama :

- Memberi unsur hara dan sebagai media panakaran

- Menyediakan air dan sebagai tempat penampungan (reservoir) air - Menyediakan udara untuk respirasi (pernafasan) akar

- Sebagai tempat bertumpunya tanaman

Tanah tersusun dari empat komponen dasar, yakni bahan mineral yang berasal dari pelapukan batu-batuan, bahan organik yang berasal dari pembusukan sisa makhluk hidup, air dan udara. Berdasarkan unsur peyusunnya, tanah dibedakan menjadi dua golongan , yakni tanah mineral dan tanah organik.

Tanah mineral terbentuk dari pelapukan dan hancuran batu-batuan. Kandungan bahan organiknya sangat kecil (1-6 %). Tanah organik terbentuk dari pembusukan sisa-sisa tumbuhan dengan kandugan bahan organik mencapai 80 %. Luas sebaran

(11)

tanah organic sangat terbatas, misalnya tanah gambut di daerah rawa. Tanah yang biasa digunakan untuk kegiatan pertanian termasuk jenis tanah mineral.

Sifat kimia tanah berhubungan erat degan kegiatan pemupukan. Dengan mengetahui sifat kimia tanah akan didapat gambaran jenis dan jumlah pupuk yang dibutuhkan. Pengetahuan tentang sifat kimia tanah juga dapat membantu memberikan gambaran reaksi pupuk setelah disebarkan ke tanah.

Pemupukan Fosfor dapat merangsang pertumbuhan awal bibit tanaman. Fosfor merangsang pembentukan bunga, buah, dan biji. Bahkan mampu mempercepat pemasakan buah dan membuat biji menjadi lebih bernas. Pemupukan Fosfor sangat diperlukan oleh tanaman yang tumbuh didareh dingin, tanaman dengan perkembangan akar yang lambat atau terhambat, dan tanaman yang seluruh bagiannya dipanen. Misalnya : kacang-kacangan.( Novizan, 2005)

Pemupukan pada Tanaman Menghasilkan (TM) merupakan hal terpenting ditinjau dari kegunaan atau biaya yang dipakai. Dosis, jenis pupuk dan lain-lain tergantung dari beberapa hal sebagai berikut:

- Umur tanaman

- Tingkat produksi yang dicapai - Realisasi pemupukan sebelumnya - Jenis pupuk yang dipakai

- Analisa kadar hara pada daun - Dll

Tanaman yang mengalami kekurangan hara biasanya memperlihatkan gejalanya. Usaha yang dilakukan untuk menghetahui gejala ini dapat dilakukan dengan

(12)

melakukan analisa tanah dan daun. Analisa tanah dipakai untuk mengetahui ketersediaan hara didalam tanah sedangkan analisa daun dipakai untuk melihat status terakhir yang ada pada tanaman.

Ketersediaan Fosfor yang diambil tanaman dipengaruhi oleh pH yang dominan, mikroorganisme dan bahan organik. Pada tanah alkalis (pH tinggi) Fosfor akan lebih kuat terikat oleh Ca sehingga efisiensi dari pupuk akan berkurang. Sebaliknya pada pH yang lebih rendah daya larutnya lebih besar sehingga untuk tanaman kelapa sawit yang dibudidayakan dilahan gambut yang umumnya memiliki pH < 4 (asam), maka pupuk P yang lebih cocok digunakan adalah RP (Rock Phosphate). Fosfor merupakan hara yang diperlukan oleh tanaman untuk pertumbuhan dan produksi. Biasanya untuk pemupukan P ini dilakukan sebanyak 2 kali dalam setahun dan pupuk yang dipakai adalah RP(Rock Phosphate) ataupun TSP(Triple Super Phosphate).

TSP(Triple Super Phosphate) adalah pupuk P yang :

- Mudah larut

- Berwarna abu-abu berbentuk butiran(prill) - Tidak higroskopis

- Mengandung P yang tinggi yaitu 45 %

Referensi

Dokumen terkait

Penyakit ini disebabkan oleh kuman tuberkulosis (TBC). Kuman ini dapat menyerang tulang sehingga tulang menjadi lemah dan bernanah. Akibat penyakit ini penderita merasakan sakit

PRAKTEK MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI INDONESIA DENGAN PENDEKATAN LONG TERM DAN SHORT TERM.. DISCRETIONARY

Tidak dapat disangkal bahwa pada abad pertengahan orang telah mempelajari para penulis Yunani dan Latin, namun apa yang telah dilakukan orang-orang pada abad

(5) Aset Pembiayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) dapat digunakan sebagai pengganti agunan PLJPS apabila Bank tidak memiliki surat berharga

Untuk menganalisis adanya pengaruh tidak langsung antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja SDM melalui disiplin kerja pada apotek PD.Sari Husada... Untuk menganalisis

Menurut Poedjiadi dan Supriyanti (2009), monosakarida ialah karbohidrat yang sederhana, dalam arti molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom karbon saja dan tidak dapat

Strategi tindak tutur komisif langsung meliputi (a) berniat modus berita 2 tuturan, (b) berjanji modus berita 11 tuturan, (c) menawarkan modus berita 7 tuturan, dan

Komunitas burung di Kabungolor dan Kabalob, dimana tipe hutannya merupakan hutan primer dan sekunder tua, memiliki jumlah jenis dan indeks keanekaragaman yang tinggi