• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN KREATIVITAS MAHASISWA TELAAH PERAN ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN SEKS DAN PRINSIP MENCARI PASANGAN DALAM BUDDHIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN KREATIVITAS MAHASISWA TELAAH PERAN ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN SEKS DAN PRINSIP MENCARI PASANGAN DALAM BUDDHIS"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGEMBANGAN KREATIVITAS MAHASISWA

TELAAH PERAN ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN SEKS DAN PRINSIP MENCARI PASANGAN DALAM BUDDHIS

BIDANG KEGIATAN PKM-GAGASAN TERTULIS

Disusun Oleh:

Nama : Arif Cahyono (201301002/2013)

SEKOLAH TINGGI AGAMA BUDDHA NEGERI (STABN) RADEN WIJAYA WONOGIRI JAWA TENGAH

(2)
(3)

iii RINGKASAN

Perkembangan ilmu dan teknologi di era modern menjadikan informasi lebih mudah diakses masyarakat. Salah satu dampak negatif teknologi adalah kemudahan dalam mengakses informasi tentang pornografi. Konten pornografi mengakibatkan sebagian anak terpengaruh dan terdorong berbuat asusila. Hal ini terbukti dari berbagai kasus seks pranikah, kehamilan diluar nikah, kekerasan dan ketidakharmonisan dalam rumah tangga serta tingginya tingkat perceraian yang diterbitkan melalui media cetak maupun media elektronik. Peran orang tua penting dalam mengatasi permasalahan seks pranikah menarik untuk di teliti dengan tujuan meminimalisir tindakan seks pranikah pada anak. Menurut Crooks dan Carla (dalam Daryanto,2009:30) mendiskripsikan seks pranikah sebagai hubungan kelamin yang dilakukan oleh seorang pria dan wanita yang terjadi sebelum ada ikatan resmi (pernikahan). Orang tua juga perlu membantu anak menemukan pasangan hidup yang baik. Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah kajian pustaka (library research) yaitu teknik pengumpulan data yang bersumber dari bahan pustaka, literatur yang relevan, jurnal, dan statistik yang diberikan secara berskala dan semua dokumen yang berhubungan dengan penelitian kajian pustaka (Gulo, 2002:123)

Perilaku seks pranikah harus diminimalisir karena seks pranikah mempunyai dampak negatif dari fisik maupun dampak dari lingkungan masyarakat. Kerugian jasmani pelaku seks dapat berupa kemunculan berbagai penyakit menular seksual hingga kehamilan. Dampak negatif dari lainnya dapat berupa sanksi, hukum adat maupun hukum negara serta dikucilkan dalam lingkungan masyarakat.Orang tua diharapkan tidak lagi berpikir bahwa seks merupakan topik yang tabu untuk dibahas.Orang tua harus memiliki wawasan seks sehingga dapat memberikan pendidikan seks. Pendidikan dilakukan dengan mempertimbangkan penggunaan kata, kondisi psikis, tempat dan waktu yang tepat sesuai usia anak. Energi anak dapat diarahkan pada minat dan bakat anak agar anak menjadi sibuk pada hobi positif. Selain itu orang tua membangun kepercayaan dan komunikasi yang baik serta memberikan keteladanan dalam kebijaksanaan dan moralitas.

Kotbah Buddha dalam Sigalovada Sutta (DN.III.31)dapat menjadi pedoman orang tua dalam membantu anak menemukan pasangan hidup. Konsep mencari pasangan sesuai dengan kotbah Buddha (AN.II.60) bertujuan untuk mengarahkan anak mencari pasangan yang idealsehingga mampu menjalani kehidupan perumah tangga dengan harmonis dan Hitha Sukhaya.Anak perlu dilatih untuk memperkenalkan teman dekatnya. Orang tua wajib menjalin komuninikasi baik dengan anak. Orang tua perlu mengarahkan anak untuk mengikuti kegiatan keagamaan dan aktif dalam organisasi Buddhis agar berkesempatan mendapatkan teman yang setara dalam keyakinan, moral, kedermawanan dan kebijaksanaan. Orang tua diharapkan mendidik anak menjadi baik terlebih dahulu agar pantas menjadi pasangan yang baik. Oleh karena itu , orang tua perlu memberikan pengetahuan agar anak memiliki kebijaksanaan dalam melakukan setiap perbuatan dan konsekuensinya sehingga anak menjadi bijaksana, berbudi luhur, bermoral menghindari perbuatan buruk seperti seks pra nikah serta memahami kriteria pasangan yang baik.

(4)

1

PENDAHULUAN

Kemajuan teknologi dan informasi memberikan kemudahan bagi berbagai kalangan. Informasi yang diperoleh di era ini sebagaian besar berasal dari media elektronik. Kalangan anak pada usia remaja remaja sangat familiar dengan media elektronik karena terdapat berbagai faktor yang mendukung. Beberapa hal yang mengondisikan informasi mudah diakses antara lain; penggunaan smartphone, pertemanan di akun media sosial, jaringan internet ekstra cepat dan kemudahan mendapatkan fasilitas wifi, sarana dan prasarana lainnya. Berbagai informasi muncul dengan mudah tanpa mendapatkan filter.

Kebebasan mengakses internet memungkinkan anak masa kini menjelajah situs-situs porno tanpa pengawasan. Berawal situs porno lalu kemudian muncul rasa ingin tahu yang besar. Rasa ingin tahu anak apabila tidak disertai dengan pertimbangan rasional dan pengetahuan yang cukup maka akan mengakibatkan anak terdorong untuk melakukan seks pranikah. Hal ini tergambar dari dokumen Dinas Kesehatan DIY 2015 yang mencatat ada 1.078 remaja yang melakukan persalinan, dari jumlah itu 976 diantaranya hamil di luar nikah baik itu pelajar maupun pemuda-pemudi biasa (mstaqim,2016).

Sebagian besar dari anak tidak sadar bahwa beberapa pengalaman yang tampaknya menyenangkan justru dapat menjerumuskan. Naluri seks pada masa perkembangan remaja menjadi sorotan utama dalam dalam berbagai media sosial. Hal tersebut dikarenakan pada masa remaja mengalami kematangan alat reproduksi. Pada masa tersebut anak perlu mendapatkan bimbingan yang tepat dari orang tua maupun lembaga sekolah, masyarakat dan tokoh Agama. Bimbingan yang tepat akan membantu anak terhindar dari perilaku seks pranikah.

Kewajiban orang tua dalam Agama Buddha tertuang dalam Sigalovada Sutta yang terdiri dari lima kewajiban, yaitu: “Mencegah anak berbuat jahat, menganjurkan anak berbuat baik, memberikan pendidikan profesional kepada anak, mencarikan pasangan yang sesuai untuk anak dan menyerahkan harta warisan kepada anak pada saat yang tepat (DN.III.31). Berdasarkan kotbah Buddha dapat disimpulkan bahwa orang tua mempunyai kewajiban terhadap anak dengan selalu mengarahkan atau mendidik anak dengan baik.

(5)

2

Orang tua berkewajiban menuntun anak agar mampu memilik pergaulan yang tepat. Kelemahan orang tua dalam memberikan pengawasan kepada anak mengakibatkan anak salah pergaulan. Pergaulan yang salah menyebabkan prilaku yang tidak baik. Salah satu efek terjadi di lingkungan anak Indonesia adalah kehilangan masa belajar akibat melakukan seks pranikah. Dampak seks pranikah bagi pelaku adalah dikucilkan, putus sekolah, pada perempuan yang hamil, dan perubahan peran menjadi ibu. Selain itu tekanan dari masyarakat yang mencela dan menolak keadaan tersebut karena tindakan tersebut adalah tindakan yang tidak bermoral (Darmasih. 2009:20).

Seks pranikah apabila dilakukan dengan terus menerus pasti akan membawa dampak buruk pada kesehatan. Resiko-resiko yang menyangkut kesehatan bagi para pelaku hubungan seksual dini meliputi trauma seksual, meningkatnya pertumbuhan kanker servix (leher rahim), terkena penyakit menular seksual dan juga kehamilan di usia muda (Atar.2004:9). Perilaku seks pranikah di kalangan anak harus dihindari karena berdampak pada kehidupan sosial maupun kesehatan. Seks pranikah dalam pandangan Agama Buddha tidak dibenarkan, tindakan tersebut bertentangan dengan Pancasila Buddhis sila ketiga yang berbunyi :

Kāmesumicchācārā veramaṇī sikkhā-padaṁ samādiyāmi’.

Kalimat tersebut merupakan tekad melatih diri menghindari perbuatan atau tidak melakukan asusila atau tidak bermoral.

Kāmesumicchācārā terdiri dari kata Kama, miccha, dan cara. Kata

miccha berarti ‘salah’ atau ‘menyimpang’ dan cara berarti

‘pelaksanaan’ sedangkan kamesu merupakan bentuk jamak dari kata kama berarti ‘nafsu’. Jadi Kāmesumicchācārā berarti pemuasan nafsu indriawi–nafsu indriawi yang menyimpang atau memuaskan nafsu indria secara salah. Pelanggaran Pancasila Buddhis sila ketiga tersebut disimpulkan bahwa melakukan hubungan seks pranikah atau hubungan kelamin tidak diperbolehkan. Terdapat empat hal dikatakan melanggar sila ketiga: 1) Orang yang tidak patut di setubuhi ( Agamantavatthu )

1. Mempunyai niat untuk menyetubuhi orang tersebut (tasmim

sevacittam )

2. Melakukan usaha untuk menyetubuhi ( sevanappayoga ) 3. Berhasil menyetubuhi (maggena maggapatipatti adhivasenam)

Yang dimaksud dengan ‘berhasil menyetubuh’ adalah berhasil memasukan alat kelaminnya ke dalam salah satu dari lubang vagina, dubur dan mulut walaupun sedalam biji wijen” (Rashid,1997:33-34).

(6)

3

Kewajiban lain yang penting bagi orang tua adalah mencarikan pasangan yang sesuai untuk anak. Hal ini juga tidak boleh diabaikan oleh orang tua, pemberian materi-materi tentang mencari pasangan yang tepat bagi anak sangatlah penting agar anak kelak dapat membangun keluarga yang harmonis. Dewasa ini sering ditemui beberapa kasus kekerasan dalam rumah tangga. Salah satu kasus yang dimuat dalam metro.sindonews.com yang menjelaskan bahwa kekerasan rumah tangga di Depok dengan tersangka bernama Alex yang tega menganiaya istrinya lantaran istri tidak mau membuat kopi. Berdasarkan pengakuan tersangka, motif lain penganiayaan disebabkan Alex melihat SMS dari HP istrinya yang bermesraan dengan orang lain, sehingga Alex semakin murka dan menghaniaya istrinya. Itulah salah satu contoh dari kurang harmonisnya suatu keluarga dalam lingkungan masyarakat (Purnama, 2016).

Muliawan (2013) melakukan riset di Pontianak dan mengungkap bahwa pernikahan diusia muda sangat berpengaruh pada tingginya tingkat penceraian. Perkawinan yang terlalu muda mengakibatkan peningkatan kasus perceraian. Perceraian banyak terjadi karena perselisihan dan ketidakharmonisan salah satunya di sebabkan karena faktor psikologis yang masih labil sehingga perlu adanya persiapan mental dan jasmani bagi kedua mempelai.

Berdasarkan beberapa kasus yang terjadi di masyarakat, maka orang tua perlu berperan aktif mentransformasi pengetahuan seks sesuai usia anak dengan tujuan anak terhindar dari perilaku seks pranikah. Selain itu orang tua perlu membekali anak dengan spiritualitas. Orang tua juga perlu mengarahkan anak untuk menemukan pasangan yang ideal. Pasangan yang ideal akan mendukung rumah tangga yang harmonis dan bahagia dalam kehidupan berumah tangga.

(7)

4 GAGASAN

Hubungan seks pranikah sebagai suatu fenomena yang disoroti oleh masyarakat merupakan efek dari pergaulan bebas di kalangan anak. Anak memiliki naluri untuk mengikuti perkembangan jaman tanpa berpikir realistis berkaitan seks sehingga mengesampingkan norma dalam bermasyarakat. Dalam hal ini orang tua perlu memberikan pengetahuan dan juga wawasan tentang seks. Wawasan seks kepada anak bertujuan agar tidak terjadi hubungan seks pranikah.

Peran orang tua sangat penting untuk memberikan pendidikan seks pada anak sejak anak mulai dapat diajak berkomunikasi.Orang tua dapat memulai memberikan pengetahuan berkaitan sistem reproduksi. Pemilihan bahasa yang tepat dapat membantu anak memahami materi seks yang disampaikan orang tua. Selain itu orang tua harus mempunyai wawasan seks yang memadai sebelum melakukan transformasi pengetahuan terhadap anak. Tujuanya agar orang tua dapat menjelaskan seks secara tepat sehingga pengetahuan yang disampaikan kepada anak dapat diterima anak dengan baik. Pemilihan waktu yang tepat dalam memberikan materi seks dapat dilakukan pada saat santai dan anak terfokus dengan pembicaraan. Apabila anak sedang sibuk, maka anak tidak dapat berkonsentrasi dalam menerima pengetahuan yang disampaikan oleh orang tua. Pemilihan bahasa konkret dan ilmiah juga disesuaikan dengan tingkat kemampuan anak mencerna bahasa.

Orang tua dituntut untuk membekali anak untuk memilih teman yang baik. Orang tua perlu memperhatikan pergaulan anak karena pemilihan teman dapat mempengaruhi kepribadian anak. Pemilihan teman yang baik akan membuat anak berkembang dengan positif. Kategori teman dalam Sigalovada Sutta yang disampaikan Sang Buddha dibedakan menjadi dua yaitu (Kalyanamitta) dan

(Akalyanamitta) sahabat palsu atau tidak baik sahabat sejati atau sahabat yang

baik. Maka dari itu orang tua harus menasehati dan mengarahkan anak agar bergaul dengan teman yang baik.

Seks pranikah merupakan perbuatan yang dicela baik itu dalam pandang masyarakat maupun pandangan Agama. Orang tua tidak cukup memilihkan teman dalam bergaul, orang tua juga perlu dapat menanamkan etika didalam lingkungan bermasyarakat. Orang tua dapat memberikan pengetahuan berkaitan efek

(8)

5

pelanggaran seks pranikah yang akan mengakibatkan anak dikucilkan dikalangan masyarakat. Selain sanksi sosial, seks pranikah juga memicu timbulnya penyakit. Beberapa penyakit akibat seks pranikah antara lain kanker serviks, sifilis, AIDS, dan sebagainya.

Kegiatan untuk mengasah bakat dan minat anak juga dapat menjadi solusi pendukung dari beberapa saran di atas. Aktifitas yang mengarah pada pengembangan potensi dapat membantu anak menjadi sibuk. Kesibukan anak yang diarahkan secara baik dapat mendorong kreatifitas sehingga meminimalisir anak terjerumus pada konten berbau porno dan tindakan seks pranikah. Contohnya jika anak mempunyai bakat dibidang tarik suara, orang tua dapat membantu menyediakan fasilitas serta guru yang dapat membantu bakat yang dimiliki.

Komunikasi merupakan bagian yang paling penting dalam meminimalisir perilaku seks pranikah. Orang tua yang komunikatif akan memberi dampak positif terhadap perkembangan anak. Anak menjadi tidak ragu atau canggung dalam meminta saran nasehat dari orang tua. Setiap kali anak menemukan masalah maka anak dapat bercerita langsung dan mengeluarkan keluh kesah kepada orang tua. Orang tua yang mengetahui permasalahan anak akan lebih mudah memberikan solusi terbaik bagi anak.

Spritualitas merupakan pondasi penting dalam menentukan perilaku dan moralitas anak. Peran orang tua dalam membangkitkan spritulitas anak sangat besar karena orang tua merupakan figur bagi anak. Orang tua dapat menanamkan spiritual dengan mengajak anak mendalami nilai agama. Misal saja nilai-nilai yang termuat dalam Pancasila Buddhis tentang usaha untuk menghindari lima perbuatan buruk. Pada sila ketiga terdapat tekad untuk melatih diri menghindari perbuatan asusila. Perbuatan asusila salah satunya adalah hubungan seks pranikah. Penanaman nilai spiritual akan mendukung anak mempunyai pandangan benar dalam bertingkah laku. Pandangan benar membantu anak memiliki pemahaman bahwa melakukan seks pra nikah sebagai wujud perbuatan salah.

Meskipun dalam pandangan Agama Buddha pernikahan tidak merupakan kewajibkan bagi setiap umat Buddha. Karena dalam pandangan Agama Buddha mempunyai dua pandangan bagi umat dalam menjalani kehidupan, yaitu sebagai

(9)

6

pabbajita dan gharavasa. Pabbajita adalah orang yang menjalani hidup

meninggalkan kehidupan berumah tangga, sedangkan gharavasa adalah kehidupan sebagai perumah tangga atau melakukan perkawinan. Namun pemilihan pasangan bagi orang yang memilih menjalani kehidupan sebagai perumah tangga sangatlah penting, demi tercapainya tujuan pernikahan bahagia sekaligus sebagai upaya meminimalisir perpindahan agama yang dilakukan pemuda atau pemudi Buddhis karena faktor pernikahan.

Kasus kekerasan rumah tangga maupun peceraian merupakan contoh ketidakharmonisan dalam rumah tangga. Jumlah kasus kekerasan dalam rumah tangga juga sampai pada tahapan yang urgent sehingga pemerintahpun turut tanggan dalam menetapkan undang-undang perlindungan anak dan perempuan. Kasus kekerasan dan perceraian sesungguhnya dapat ditanggulangi apabila setiap anak mendapatkan pengawasan, pengarahan dan bekal spritual yang memadai. Peran orang tua dalam menuntun anak mencari pasangan yang tepat bagi anak sangatlah penting agar anak setelah berkeluarga dapat menjadi keluarga harmonis Pengetahuan tentang mencari pasangan dapat disampaikan oleh orang tua sesuai dengan ajaran Buddha. Orang tua perlu memberikan saran agar anaknya dapat memilih pasangan hidup yang tepat. Orang tua menjelaskan kepada anak sesuai dengan kotbah Buddha (AN. II. 62) bahwa; “sepasang suami isteri ingin selalu bersama-sama (berjodoh) dalam kehidupan ini maupun dalam kehidupan yang akan datang, maka ada empat hal yang harus diperhatikan. Suami istri harus setara dalam keyakinan, komoralan, kemurahan hati, kebijaksanaan (Anggawati, 2006). Pengertian setara dalam keyakinan, moral, kemurahan hati dan kebijaksaan dijelaskan oleh Virya (2007:45-48) bahwa:

“1) Kesamaan keyakinan(samma-saddha) kesamaan kepercayaan akan memudahkan pasangan untuk beribadah, menentukan pemberkahan dan upacara kematian tanpa selisih paham. 2) Kesamaan Moral (samma-sila) yaitu pasangan memiliki seserasian dalam bertingkah laku serta melaksanakan pancasila Buddhis. 3) Kesamaan kemurahan hati (Samma--caga) dimaksudkan agar masing-masing individu memberi segala sesuatu demi kebahagiaan orang yang dicintai. 4) Kesamaan kebijaksanaan (Samma-pañña) adalah kesamaan dalam kebijaksanaan diperlukan agar bila menghadapi masalah hidup, pasangan mempunyai wawasan yang sama. Wawasan yang sama akan mempercepat penyelesaian

(10)

7

masalah. Perbedaan kebijaksanaan akan menghambat dan memboroskan waktu”.

Tujuan pernikahan adalah membentuk keluarga yang bahagia. Pernikahan adalah ikatan antara suami istri yang mempunyai tujuan sama untuk bahagia dalam bahtera rumah tangga. Buddha bersabda (AN.IV.32) tentang pedoman-pedoman yang dapat dipergunakan untuk membina hubungan sebagai suami istri yang harmonis. Salah satunya dengan memperhatiakan keempat hal di bawah ini: 1) Kerelaan (Dana).

Dalam Hukum Kamma (SN.III, 415) telah disebutkan bahwa sesuai dengan benih yang ditabur, demikian pula buah yang akan petik. Pembuat kebajikan akan memperoleh kebahagiaan. Kebajikan dari memberi akan menghasilakan akibat yang baik. Dengan memberikan dana kepada orang yang membutuhkan maka akan mendapatkan hasil dari perbuatan baik tersebut. Demikian pula apabila ingin dicintai orang maka mulailah dengan mencintai. Cinta yang dimaksud bukanlah sekedar hasrat untuk memiliki, melainkan hasrat kerelaan untuk membahagiakan orang yang dicintai.

2) Ucapan yang Baik/Halus (Piyavaca)

Setiap orang pasti suka mendengar kata-kata halus dan tidak suka mendengar ucapan kasar .Menghindari caci maki dan gemar berdana ucapan yang menyenangkan pendengar, akan sangat membantu dalam membina hubungan dengan pasangan hidup. Dengan kata-kata halus yang tetap berisi kebenaran akan menjadi daya tarik yang kuat dalam menjaga keharmonisan hubungan.

3) Melakukan Hal yang Bermanfaat (Atthacariya)

Pengembangan konsep berdana, sudah ditekankan akan adanya pembentukan sikap mental: “Semoga semua mahluk hidup berbahagia”. Demikian pula dengan pasangan hidup yang juga suatu mahluk yang harus diberi kesempatan berbahagia pula. Orang harus berusaha sekuat tenaga untuk membahagiakan pasangan karena kebahagiaan orang yang dicinta adalah kebahagiaan orang yang mencintai.

(11)

8

4) Batin Seimbang dan Tidak Sombong (Samanattata)

Segala sesuatu selalu disebabkan oleh banyak unsur lain yang mendukung suatu kondisi timbul. Keseimbangan batin mengondisikan seseorang menyadari bahwa kebahagiaann muncul karena buah lampau maka penyadaran tersebut akan dapat menghindarkan seseorang dari sifat sombong, kesombongan selain tidak sedap didengar juga akan menjengkelkan calon maupun pasangan kita dalam kehidupan berumah tangga.

Orang tua juga perlu memberikan pengetahuan tentang prinsip mencari pasangan hidup yang tepat dalam Buddhis. Orang tua berkewajiban mendidik anak untuk menajadi pribadi yang baik agar layak sebagai pasangan ideal terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan agar anak tidak menuntut pasangan yang baik tapi berusaha menjadi baik terlebih dahulu. Orang tua mengarahkan anak untuk aktif mengikuti kegiatan keagamaan seperti membaca parita-parita suci, bermeditasi dan sebagainya. Selain itu orang tua juga dapat mengarahkan anak untuk mengikuti kegiatan organisasi Buddhis. Jika anak mulai aktif mengikuti kegiatan keagamaan dan keorganisasian Buddhis maka anak mempunyai spiritual dan didukung oleh teman yang sama dalam kepercayaan.

Memberikan rasa nyaman kepada anak dalam pergaulan dapat pula digunakan sebagai salah satu solusi. Orang tua mendukung agar anak terbiasa untuk memperkenalkan teman maupun sahabat dekatnya kepada orang tua agar dapat memantau pergaulan anak. Satu hal yang juga penting adalah komunikasi yang bebas dan terbuka antara orang tua dan anak. Komunikasi yang terjalin baik dapat membuat anak nyaman bercerita atau menyampaikan masalah yang dihadapi oleh anak. Dengan demikian orang tua dapat lebih mudah menyampikan kriteria yang pasangan hidup yang tepat dan dapat dijadikan pedoman oleh anak.

Beberapa cara di atas merupakan peran penting orang tua guna meminimalisir seks pranikah dan prinsip mencari pasangan hidup dalam Buddhisme. Diharapkan dari penerapan metode di atas dapat memecahkan permasalahan seks pranikah dan kesalahan dalam memilih pasangan hidup. Upaya pencegahan seks pranikah dapat ditekan melalui penciptaan lingkungan kondusifserta penanaman prinsip pada anak agar mampu memilih pasangan hidup yang tepat.

(12)

9

KESIMPULAN

Peran orang tua dalam mengatasi konten porno yang mudah diakses anak yaitu dengan melakukan pengawasan terhadap teknologi informasi sebagai fasilitas yang tepat bagi anak. Pengawasan dan pemberian wawasan seks pranikah pada anak dilakukan secara beriringan. Proses transformasi pengetahuan dari orang tua kepada anak harus memperhatikan waktu, usia dan bahasa yang digunakan. Orang tua juga perlu membantu anak untuk menyeleksi teman dalam bergaul. Bakat dan minat anak difasilitasi agar hasrat anak terhadap hal negatif teralihkan pada hobi dan kegiatan positif.

Peran orang tua membantu anak menemukan pasangan hidup yang tepat dengan cara melakukan komunikasi yang baik agar anak leluasa bercerita tentang permasalahan yang dialami. Orang tua juga perlu menanamkan kualitas spiritual anak dengan pemberian pemahaman agama. Pendalaman agama didapat anak dari kebiasaan melakukan ritual atau kegiatan keagamaan serta pergaulan positif seperti pada organisasi Buddhis. Orang tua terlebih dahulu mengondisikan agar anak menjadi layak sebagai seorang pasangan yang idel. Dengan demikian maka anak akan terkondisi untuk mendapatkan teman baik (kalyanamitta) sehingga akan memudahkan anak mendapatkan pasangan hidup yang memiliki kesetaraan dalam keyakinan (Sammasaddha), kesetaraan kemoralan (Sammasila), kesetaraan kebijaksanaan (Sammacaga) dan kesetaraan kebijaksanasaan (Sammapanna).

Demikianlah peran orang tua dalam menanggulani seks pranikah pada anak dan mengarahkan anak untuk mendapatkan pasangan yang baik sesuai ajaran Buddha. Pendidikan yang diberikan orang tua akan mendukung anak memperoleh pasangan yang ideal. Pasangan yang ideal akan membantu anak mewujudkan hubungan rumah tangga yang harmonis dan Hita Sukhaya.

(13)

10

DAFTAR PUSTAKA

Anggawati, L. 2006. KitabSuciAnguttaraNikaya 2.ViharaBodhivamsa.Klaten. . , 2007. KitabSuciSamyuttaNikaya 3.ViharaBodhivamsa. Klaten.

Athar,S. 2004. Bimbingan Seks Bagi Kaum Muda Muslim. Pustaka. Jakarta Daryanto, T. 2009. Hubungan antara Religius dengan Perilaku Seks

Pranikah pada Mahasiswa Indekost di Malang. Skripsi, Program Studi

Psikologi, Jurusan Bimbingan Konseling dan Psikologi. Universitas Negeri Malang. Malang

Darmasih R . 2009. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seks Pranikah pada

Remaja SMA di Surakarta. Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta, Diakses pada tanggal 18 Juli 2016 pukul 21.15

Gulo, W. 2002. Metode Penelitian. PT. Grasindo. Jakarta.

Mulyawan, I . 2013. Pengaruh perkawinan usia muda terhadap tingginya tingkat perceraian dipengadilan agama Pontianak. Jurnal Mahasiswa S1 Fakultas Hukum Untan. Vol. 1 No 2. Di akses 3 Oktober 2016.

Mustaqim, A . 2016. Di DIY, Pelajar Hamil Diluar Nikah 976 Orang. M. Metronews.com/read/2016.01/27/475558. Diakses tanggal 2 Februari 2016.

Purnama, RR. 2016. Alex Aniaya Istri Setelah Lihat SMS Mesra Dengan Pria Lain. Metro.sindonews.com/read/1139101/170/alex-aniaya-istri-setelah-lihat-SMS-mesra-dengan-pria-lain-1473823741. Diakses tanggal 12 Oktober 2016.

Rashid,T. S.M.. 1997. Sila dan Vinaya. Buddhis Bodhi. Jakarta.

Jhana, V. 2007. Membina Keluarga Hita Sukhaya. CV. Yanwreko Wahana Karya. Jakarta.

(14)

11

LAMPIRAN-LAMPIRAN Biodata Diri

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Arif Cahyono

Jenis Kelamin L/P Laki-laki

Program Studi Dharmacarya

NIM/NIDN 201301002

Tempat dan Tanggal Lahir Pati, 12 Maret 1995

E-mail Arifcahyono1203@gmail.com

Nomor Telepon/HP 085-741-593-886

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA

Nama Institusi SD N 01 Cluwak SMP N 01, Cluwak SMK N 01 Cluwak Jurusan - - Otomotif Tahun Masuk-Lulus 2000 – 2007 2007 – 2010 2010 - 2013

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) No Nama Pertemuan

Ilmiah / Seminar

Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat

1 - - -

2 - - -

3 - - -

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)

No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan

Tahun

(15)

12

2 - - -

3

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan proposal PKM-GT Mahaniti 2016.

Wonogiri, 20 Oktober 2016 Pengusul

Arif Cahyono NIM. 201301002

(16)

13 Biodata Pembimbing

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Metta Puspita Dewi, S.Pd.B., M.Pd

2 Jenis Kelamin Perempuan

3 Program Studi Dharmaduta

4 NIM/NIDN 2809079001

5 Tempat dan Tanggal Lahir Malang, 09 Juli 1990

6 E-mail puspitametta@gmail.com 7 Nomor telepon/HP 081333184409 B. Riwayat Pendidikan SD SMP SMA Nama Institusi SDN 1 Balearjosari SMPN 14 Malang SMAN 12 Malang Jurusan Tahun Masuk-Lulus 1995-2001 2001-2004 2004-2007

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) No Nama Pertemuan

Ilmiah/Seminar

Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat 1 Seminar Skripsi Keberhasilan Guru dalam

Proses Belajar Mengajar Melalui Iddhipada

2011 - STAB Kertarajasa Malang 2 Seminar Tesis Kepemimpinan Bhikkhu

dalam Membangun Budaya Organisasi dan Hubungan Masyarakat pada STAB Kertarajasa Batu 2014 - Universitas Negeri Malang 3 Seminar Proposal Penelitian Dosen

Peran Budaya Organisasi terhadap Spiritualitas

2016 – STABN Raden Wijaya D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi

lainnya)

No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan

Tahun

1 - - -

2 - - -

3

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima

(17)

14

sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan hibah pelaksanaan program PKM-GT.

Wonogiri, 20 Oktober 2016 Pembimbing

Metta Puspita, S.Pd.B.,M.Pd. NIDN. 2809079001

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis KE kemudian dapat digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan sistem diskusi dan belajar bagi mahasiswa yang mengadopsi media sosial.. Hasil dari penelitian

1. Dien Noviyani R., S.E, M.M, Akt, CA, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasakti Tegal. Yuni Utami, SE, M.M, selaku Ketua Progdi Fakultas Ekonomi dan

selama 5 tahun pertama kehidupan, maka menyebabkan anak menjadi individu yang dingin, kurang menyayangi, tidak berperasaan dan cenderung menjadi remaja delinkuen

problémák jelzése, adminisztráció ellátása, stb.). A teljesítmény több dolog kombinációját jelenti. Tudnunk kell, hogy amit mértünk, nagymértékben meghatározza,

ada pada kelompok untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa pada tahap analisis yang telah ada indikator pencapaiannya dengan menggunakan lembar observasi

Pusat kota yang dulunya identik dengan daerah kawasan kegiatan usaha, industri, kantor pemerintahan, pelayanan, dan gudang, saat ini sudah mengalami pergeseran. Kemampuan pusat

Pembayaran rumah oleh pembeli dapat dilakukan secara tunai dan cicilan.Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah untuk menilai kelayakan dari indikator nilai saat ini, internal

dengan NPK dapat memenuhi kebutuhan unsur hara N, P, dan K yang dibutuhkan untuk pertumbuhan generatif tanaman sorgum salah satunya umur berbunga, hal ini dapat