NEWS HEADLINES
JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART
Koreksi atas indeks yang terjadi di akhir pekan lalu, terindikasi secara teknikal IHSG terkonfirmasi negatif. Sinyal tersebut terindikasi dari leading indikator baik dari Indikator MACD maupun Stochastic. Dari lagging indikator, setelah IHSG breakout dibawah garis MA5, IHSG akan menguji MA20 di posisi
JAKARTA INDICES STATISTICS
CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Rp Bn)
IHSG 4770.956 37.807 3,340.19 5,524.22
LQ-45 834.742 6.566 1,286.97 4,674.66
MARKET REVIEW
MARKET VIEW
IHSG berhasil menguat sebesar 37,81 poin (0,8%) dari level 4.733,15 ke level 4.770,96 pada perdagangan hari ini. Dari pasar global, harga minyak dunia menguat, terdongkrak oleh harapan kuatnya pertumbuhan Amerika Serikat, konsumen terbesar dunia, akan menyerap kelebihan pasokan global yang membebani pasar. Seperti diketahui, data yang dirilis Kamis lalu menunjukkan pesanan barang tahan lama Amerika melonjak 4,9% untuk periode Januari, setelah dua bulan mencatatkan pelemahan. Selanjutnya, Departemen Perdagangan mengejutkan para analis pada hari Jumat lalu dengan merevisi PDB kuartal keempat menjadi 1% dari 0,7%.Di sisi lain, mayoritas bursa Asia mengalami pelemahan setelah para menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20 tidak memasukkan agenda penambahan stimulus dalam kesimpulan akhir. Hal ini memicu kekhawatiran para investor akan kondisi yang tak berubah di pasar selama beberapa waktu ke depan. Pasalnya, dengan tak adanya kesimpulan terkait penambahan stimulus, para investor yakin, Jepang dan Uni Eropa hanya akan menambahkan sedikit stimulus pada Maret. Kondisi ini tentu saja tak sesuai dengan ekspektasi dari para investor yang menginginkan ada nya skema stimulus yang besar. Terlebih, Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve) dan Bank Sentral Inggris (Bank of England/BOE) memutuskan untuk menahan suku bunga acuannya secara lebih ketat. Sementara itu, selain China, kawasan Eropa diproyeksikan menjadi perhatian utama negara-negara dunia pada tahun ini. Ancaman Brexit dan meningkatnya jumlah imigran di kawasan tersebut, dinilai menjadi isu penting secara internasional. Dari China, indeks Shanghai Composite mendekati level terendah sejak November 2014 dan Chinese yuan turun di hari ketujuh atau penurunan yang terpanjang tahun ini. Indeks Shanghai Composite ditutup melemah sebesar 79,23 poin (2,86%) dari level 2.767,21 ke level 2.687,98. Sementara itu, indeks Hangseng juga ditutup melemah sebesar 252,22 poin (1,3%) dari level 19.364,15 ke level 19.111,93. Selanjutnya, indeks Nikkei 225 juga ditutup melemah sebesar 161,65 poin (1%) dari level 16.188,41 ke level 16.026,76. Dari Eropa,bursa Eropa dibuka tentatif melemah di awal perdagangan dipicu oleh kekhawatiran investor mengenai stimulus perbankan.
People's Bank of China (PBoC) pada Senin kembali menurunkan Giro Wajib Minimum, jumlah likuditas bank yang harus disimpan di bank sentral, sebagai upaya meredakan kecemasan investor atas kesehatan ekonomi PBoC memangkas rasio sebesar 0,5% setelah penutupan pasar saham. Kebijakan yang ditempuh PBoC berhasil mendorong kenaikan harga minyak. Kenaikan harga minyak selain dari faktor dari Cina, juga dipicu harapan kuatnya pertumbuhan ekonomi AS sebagai konsumen minyak terbesar dunia yang diperkirakan akan menyerap kelebihan pasokan global yang membebani pasar. Data pertumbuhan dan manufaktur AS yang melampaui ekspektasi menunjukkan kuatnya permintaan minyak. Sisi lainya, Arab Saudi menyambut aksi kerja sama untuk menstabilkan pasar. Hal ini mendorong harapan sejumlah produsen utama akan memangkas produksinya, di tengah spekulasi terjadi kesepakatan antara OPEC. Arab Saudi, serta Qatar dan Rusia, pekan lalu mengumumkan kesepakatan awal untuk membekukan output pada level Januari, sepanjang diikuti produsen utama lainnya. Meski, sebelumnya Arab Saudi, dengan tegas menolak gagasan pemangkasan produksi, serta Iran yang tidak bersedia bergabung dengan langkah pembekuan tersebut. Di pihak lainnya, dampak dari rendahnya harga minyak terus menekan inflasi di zona euro. Dikhawatirkan jika rendahnya harga minyak ini berlangsung dalam waktu yang cukup lama, maka ECB kemungkinan akan bertindak, bahkan jika diperlukan bank sentral zona euro tersebut akan menambabah laju pembelian aset yang saat ini senilai 60 milyar euro. Sentimen pasar dari dalam negeri, pasar akan menantikan revisi UU Minerba yang diharapkan akan memperkuat struktur industri mineral dalam negeri. Menurut Pemerintah revisi UU Minerba yang paling utama adalah membahas soal batasan waktu pembangunan smelter yang harus selesai pada 2017 dan pemerintah pesimistis itu akan terjadi, karena saat ini banyak industri kesulitan keuangan dalam membangun smelter karena harga komoditas yang rendah. Selain soal target smelter, revisi UU Minerba dilakukan untuk mensinkronisasi aturan di pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Karena ada sebagian persoalan perizinan tambang yang diserahkan pada pemerintah daerah. Pelaku pasar juga akan menantikan inflasi Februari yang diperkirakan rendah. Sentimen dari dalam negeri akan dihadapi kondisi pasar global yang tidak menguntungkan, hal ini dapat mendorong IHSG bergerak mixed, meski berpeluang menguat hari ini.
DAILY REPORT
01 Maret 2016
• ADHI targetkan kontrak baru tahun 2016 sebesar Rp 25,1 triliun • ADHI targetkan laba tahun 2016 mencapai Rp 750 miliar • PGAS salurkan gas bumi ke 3898 rumah warga di Sorong, Papua • LPKR siapkan belanja modal Rp 5 triliun
• Lippo Group tengah lihat peluang investasi di pelabuhan Tanjung Sauh • SMRA jual ruang komersial baru
• BKSL dan Group 70 International bentuk aliansi bisnis
• GAMA targetkan pendapatan Rp 1,2 T dari The Spring Residences • KIJA bidik marketing sales Rp 1,4 triliun
• MEDC akan buy back saham max 10% dari saham beredar • BBNI targetkan kredit UMKM tumbuh 20%; KUR Rp 11,5 T • BBRI tolak proposal perdamaian PT. Rafina Tirta Segara • BJBR akan pertahankan NIM di kisaran 6,3% di tahun 2016 • BJBR pasang target konservatif
• BJBR targetkan laba bersih tahun 2016 tumbuh 12% • BJBR kaji rencana terbitkan obligasi sub ordinasi atau MTN • DNAR pilih strategi konservatif
• EXCL siapkan capex tahun 2016 sebesar Rp 7 T untuk layanan data • TELE emisi obligasi Rp1 triliun
• GIAA tambah pinjaman menjadi Rp 5,4 triliun
• SIPD targetkan produksi nugget tahun 2016 naik hampir dua kali lipat • LTLS incar Rp7 triliun
Support Level 4738/4705/4686
Resistance Level 4789/4808/4841
Major Trend Down
1 March 2016
1 March 2016
Adhi Karya (ADHI) menargetkan perolehan kontrak baru di tahun 2016 sebesar Rp 25,1 triliun. Belanja Modal (capex) tahun 2016 direncanakan sebesar Rp 1,1 triliun yang terdiri atas investasi aset tetap sebesar Rp 404,5 miliar, dimana di dalamnya termasuk investasi aset tetap untuk bisnis hotel sebesar Rp 280,0 miliar, dan penyertaan pada berbagai proyek investasi sebesar Rp 750,0 miliar. Lini bisnis konstruksi ditargetkan memberikan kontribusi sebesar 75,1%, sedangkan EPC 6,9%, Properti 8,6% serta Manufaktur Precast sebesar 9,4%. Total pendapatan usaha tahun 2016 direncanakan sebesar Rp 20,0 triliun yang diperoleh dari lini bisnis konstruksi sebesar 79%, Properti 8%, Precast 7% serta dari kontribusi EPC sebesar 6%. Sedang laba bersih tahun 2016 ditargetkan tercapai Rp 750,0 miliar dengan kontribusi dari Divisi Konstruksi, Divisi EPC, dan Divisi Hotel sebesar 7%9, anak perusahaan yakni PT Adhi Persada Properti (APP) sebesar 36%, PT Adhi Persada Gedung (APG) 12% dan PT Adhi Persada Beton (APB) 11%.
Perusahaan Gas Negara (PGAS) menyalurkan gas bumi ke 3.898 rumah warga di Sorong, Papua yang tersebar di 5 kelurahan yakni Kelurahan Malawili, Malawele, Mariat Pantai, Klabinain dan Aimas. Pasokan gas PGN berasal dari PT Petrogas (Basin) Ltd dengan volume sebanyak 0,2 juta kaki kubik per hari (MMscfd). Dengan konsumsi gas rumah tangga di Sorong diperkirakan sekitar 10-15 meter kubik per bulan, maka rata-rata pelanggan hanya membayar Rp 40.000 per bulan. Penyaluran gas rumah tangga di Sorong itu berdasarkan Keputusan Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 3337 K/12/MEM/2015 tanggal 10 Juli 2015. Selain di Sorong, Papua, PGN juga mendapatkan kepercayaan dari pemerintah untuk mengelola dan mengoperasikan jaringan gas rumah tangga di 10 daerah lainnya dengan total 43.337 rumah. Daerah yang dipasok gas bumi dari PGN tersebut adalah rumah susun (Rusun) di Jabodetabek sebanyak 5.234 unit, Kabupaten Bogor sebanyak 4.000 rumah, Cirebon sebanyak 4.000 rumah, Palembang 3.311 rumah, Surabaya 2.900 rumah, Depok 4.000 rumah, Tarakan 3.366 rumah, Bekasi 4.628 rumah, Semarang 4.000 rumah, Blora 4.000 rumah. Di luar penugasan pemerintah tersebut, PGN sampai Januari 2016 sudah menyalurkan gas ke lebih dari 107.690 rumah tangga di berbagai daerah.
Lippo Karawaci (LPKR) mengalokasikan belanja modal senilai Rp 5 triliun tahun ini. Capex tersebut akan digunakan untuk melanjutkan berbagai proyek properti yang tengah berjalan, seperti Orange County, Millenium Village, dan Monaco Bay. Perseroan optimistis pasar properti tahun ini lebih baik dibandingkan tahun lalu. LPKR menargetkan marketing sales sebesar Rp 5 triliun sepanjang 2016, naik 38% YoY.
Lippo Group tengah melihat peluang untuk investasi di pelabuhan Tanjung Sauh, Batam. Namun Badan Pengusahaan (BP) Batam tidak akan melakukan lelang pembangunan Pelabuhan Tanjung Sauh sampai Pelabuhan Batu Ampar selesai lelang pengelolaan dan pengembangannya. Selain itu BP Batam sebelumnya mengungkapkan pembangunan pelabuhan transhipment atau alih kapal di Tanjung Sauh ini masih terkendala lahan yang belum berstatus kawasan perdagangan bebas.
Summarecon Agung (SMRA) meluncurkan produk terbaru yaitu Ruby Commercial atau ruang usaha baru di Kota Summarecon Bekasi. Ruby Commercial berada di lahan 2,2 hektare dan memiliki akses utama Jalan Bulevar Selatan Summarecon Bekasi.
SMRA merupakan kawasan komersial terakhir di Jalan Bulevar Selatan, sebuah lokasi premium yang akan menjadi area investasi bisnis yang bernilai karena berada di seberang Summarecon Mall Bekasi dan terintegrasi dengan pusat hunian prestisius dan komersial Kota Summarecon Bekasi dan sekitarnya.
Sentul City (BKSL) menggandeng Group 70 International Inc untuk mendirikan anak usaha baru. Sesuai rencana, perusahaan patungan tersebut akan menjalankan usaha di bidang jasa, yaitu jasa arsitektur, design interior, teknik sipil, konsultasi teknis, dan perencanaan induk. Nilai transaksi untuk modal dasar perusahaan tersebut adalah Rp 30 miliar, sedangkan modal ditempatkan sebesar Rp 11,3 miliar. BKSL menyetor dana sebesar Rp 5 miliar dan Group 70 International sebesar Rp 6,2 miliar.
Gading Development (GAMA) menargetkan pendapatan sebesar Rp 1,2 triliun dari penjualan proyek The Spring Residences, Ciputat, Tangerang, dalam 5 tahun ke depan. The Spring Residences akan dibangun di lahan seluas 2,3 hektar dengan 4 tower apartemen. Keempatnya akan dibangun dengan ketinggian bervariasi antara 18 hingga 20 lantai dengan total hunian 2.500 unit dari berbagai tipe. Saat ini tower pertama yakni Springwood telah terjual 35%. Perseroan akan mendorong penjualan di tahun 2016 dan menargetkan dapat meraih penjualan sebanyak 500 unit.
Kawasan Industri Jababeka (KIJA) menargetkan marketing sales senilai Rp 1,4 triliun tahun ini. Target tersebut bertumbuh 40% YoY. Proyek kawasan industri Jababeka Cikarang masih menjadi penyumbang penjualan terbesar sekitar Rp 1,15 triliun. Pembangunan kawasan industri di Kendal, Jawa Tengah, ditargetkan dapat menyumbang marketing sales Rp 250 miliar. Medco Energi Internasional (MEDC) berencana melakukan pembelian kembali (buy back) atas saham yang beredar di publik. Perseroan menganggarkan dana sebanyak USD 50 juta untuk membeli paling banyak 10% dari jumlah saham yang beredar di publik. Saham yang akan dibeli kembali akan dibukukan sebagai saham tresuri dan rencananya akan dijual kembali setelah kondisi pasar mulai membaik dengan harga yang lebih baik. Perseroan akan melakukan pembelian saham dengan harga penawaran lebih rendah atau sama dengan harga transaksi yang terjadi
sebelumnya. Dengan buy back ini, maka jumlah aset dan ekuitas
akan berkurang dalam jumlah sebanyak-banyaknya USD 50 juta. Perpanjangan pembelian kembali saham akan dilaksanakan dalam periode 27 Februari 2016 - 27 Mei 2016.
Bank Negara Indonesia (BBNI) menargetkan penyaluran kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) tumbuh 20% pada tahun 2016. Keberadaan kredit usaha rakyat (KUR) menjadi salah satu pendorong target tersebut. BNI berharap bisa menyalurkan KUR hingga Rp 11,5 triliun di tahun 2016.
Bank Rakyat Indonesia (BBRI) menolak proposal perdamaian yang diajukan PT Rafina Tirta Segara saat rapat pemungutan suara. BNI tidak melihat adanya prospek bisnis yang baik dari Rafina.
Pemerintah saat ini tengah mendorong industri perbankan untuk melakukan efisiensi dengan menjaga net Interest margin (NIM) di kisaran 4%. Namun Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat
1 March 2016
1 March 2016
Banten (BJBR) menyatakan tetap akan mempertahankan NIM tahun 2016 di kisaran 6,3%. Perseroan akan melakukan efisiensi dengan menekan biaya dana. Dalam hal biaya dana BJBR akan memperbesar porsi dana murah atau CASA, yang pada akhir tahun 2015 berada di 52,4%. Perseroan menargetkan pada akhir tahun 2016 porsi dana murah mencapai 60% dengan cara mendorong tabungan.
Meskipun berhasil mencatatkan pertumbuhan laba sebesar 24,7% YoY sepanjang 2015, Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat (BJBR) memasang target lebih realistis tahun ini, yaitu sebesar 12%. Target tahun ini lebih realistis karena mempertimbangkan beberapa faktor. Pertama adalah mengantisipasi pembiayaan kredit yang cenderung turun. Kedua adalah prioritas bank yang ingin melakukan efisiensi sebagaimana anjuran Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Tahun ini, perusahaan akan melakukan efisiensi terutama di biaya dana (cost of fund) dan SDM. Net interest margin (NIM) BJBR akan dijaga sama dengan tahun lalu di angka 6,3%. Adapun, target pertumbuhan kredit di kisaran 13%-15%, hampir sama dengan target awal 2015.
Bank Jawa Barat dan Banten (BJBR) akan menurunkan biaya dana atau cost of fund untuk mengurangi beban bunga, dan mendongkrak pertumbuhan kredit untuk meningkatkan pendapatan bunga. Perseroan menargetkan laba bersih tumbuh 12% di tahun 2016 dan laba bersih sekitar Rp 1,5 triliun dari realisasi perolehan laba bersih sebesar Rp 1,38 triliun per Desember 2015. BJBR akan menurunkan biaya dana untuk mencapai target laba, yaitu dengan memangkas suku bunga simpanan dan bunga spesial. Saat ini bunga deposito sebesar 5% dan bunga spesial 7%-8% atau turun 200 bps-300 bps dari posisi 9%. Selain itu BJBR akan memperbesar porsi dana murah menjadi 58% di tahun 2016 dari posisi 52,4% pada tahun 2015. BJB akan menjaring dana murah dari tabungan yang ada di pasar dan tidak mengandalkan penempatan dana Pemerintah Daerah (Pemda). Perseroan menargetkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 13%-14% per Desember 2016 atau mencapai Rp 70,90 triliun-Rp 71,53 triliun dari realisasi Rp 62,74 triliun per Desember 2015. BJB menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 13%-15% di tahun 2016, dari realisasi pertumbuhan kredit 12% menjadi Rp 55,30 triliun per Desember 2015. BJBR akan mengandalkan kredit konsumer dan komersial di tahun 2016. Kredit konsumer tumbuh 15% di tahun 2016 dari realisasi pertumbuhan 13,8% atau menjadi Rp 38,21 triliun per Desember 2015. Kredit komersial ditargetkan tumbuh 15% di tahun 2016 dari realisasi pertumbuhan 35% atau menjadi Rp 9,24 triliun per Desember 2015. Perseroan menargetkan Kredit pemilikan rumah (KPR) tumbuh 15% di tahun 2016 dari realisasi pertumbuhan 1,4% atau menjadi Rp 4,50 triliun per Desember 2015. Kredit mikro untuk jenis bilateral ditargetkan tumbuh 10% dan jenis linkage akan tumbuh 32% di tahun 2016. Bank Jawa Barat dan Banten (BJBR) tengah mengkaji rencana untuk memperkuat modal dalam menghadapi aturan basel III. Opsi yang dipilih adalah menerbitkan obligasi subordinasi atau medium term notes (MTN). Perseroan menargetkan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) untuk jangka panjang di level 18% pada tahun 2018. Saat ini rasio CAR BJB sebesar 16,2% atau senilai Rp 6,74 triliun per Desember 2015. Modal tersebut terdiri dari tier I senilai Rp 6,34 triliun dan tier II senilai Rp 404 miliar.
Tanda-tanda perbaikan ekonomi pada tahun ini tidak membuat Bank Dinar (DNAR) agresif soal penyaluran kredit. Tahun ini DNAR cenderung memilih untuk konservatif. Pasalnya, perusahaan masih melihat kemungkinan adanya pengaruh perlambatan ekonomi
tahun lalu. Tahun ini, perusahaan lebih ingin menjaga rasio NPL supaya terkendali. Oleh karena itu, perusahaan akan mengupayakan kedekatan dengan nasabah. Perusahaan mengutamakan terjun langsung melihat kondisi keuangan para nasabah. Selain itu juga melakukan evaluasi nilai collateral nasabah.
XL Axiata (EXCL) menyiapkan belanja modal tahun 2016 hingga Rp 7 triliun untuk mendukung bisnis layanan data termasuk pengembangan jaringan 4G LTE. Hingga akhir tahun 2016 XL menargetkan layanan data berkecepatan tinggi tersebut menjangkau 85 kota di seluruh In donesia. Layanan 4G XL saat ini didukung lebih dari 3.000 BTS 4G yang tersebar di berbagai kota di Indonesia. Kota-kota yang telah tersedia layanan XL 4G LTE berjumlah sekitar 35 kota, baik di Jawa maupun luar Jawa.
Tiphone Mobile Indonesia (TELE) tengah menjajaki penerbitan surat hutang senilai Rp1 triliun yang rencananya keluar pada kuartal II/2016. Hingga saat ini, sisa penawaran umum berkelanjutan obligasi (PUB) senilai Rp1,5 triliun dari total PUB Rp2 triliun. TELE mengatakan perusahaan tengah berdiskusi dengan kreditur perbankan untuk melonggarkan covenant pinjaman sindikasi. Pada pinjaman sindikasi Rp2,5 tliun yang didapat dari lima bank, TELE berharap dapat menjaga debt to equity ratio di level 1,5 kali. Namun, TELE sedang minta revisi covenant di perbankan sampai Rp1 triliun, sesuai nilai obligasi. Garuda Indonesia (GIAA) kembali mendapatkan pinjaman valuta asing senilai USD 50 juta dari Bank Panin (PNBN). Pinjaman tersebut akan menambah kredit yang diperoleh untuk keperluan modal kerja perseroan menjadi Rp 5,4 triliun. Kredit modal kerja yang diberikan PNBN memiliki tenor satu tahun dengan bunga LIBOR plus 3%. Saat ini, komposisi pinjaman long term dan short term perusahaan sekitar 50:50.
Sierad Produce (SIPD) menargetkan produksi nugget pada tahun 2016 naik menjadi 12.000 ton, hampir dua kali lipat dari realisasi tahun 2015 sebesar 7.000 ton. Penambahan produksi itu karena potensi pasar yang masih besar. Untuk mencapai target tersebut, perseroan akan melakukan sejumlah inovasi produk, antara lain menjual produk yang sesuai dengan kebutuhan serta akan menambahkan jumlah distributor. Saat ini ada 6.000 outlet distributor dan nantinya diperbanyak hingga dua kali lipat menjadi 12.000 gerai. Sierad masih fokus di pasar dalam negeri. Persroan menilai potensi pasar domestik masih sangat besar, sehingga belum ada keinginan untuk mengekspor produk nugget ke manca negara.
Lautan Luas (LTLS) mengincar pendapatan bersih hingga Rp7 triliun pada tahun ini, lebih tinggi dibandingkan raihan pada tahun lalu. Pendapatan tersebut bisa diraih jika pihaknya dapat mencatatkan pertumbuhan di kisaran 15% hingga 18% dari target pendapatan pada tahun lalu sekitar Rp6 triliun. Adapun, pendapatan LTLS pada tahun lalu masih diaudit. Namun, perusahaan mengindikasikan target pada 2015 tercapai karena pertumbuhan yang diperoleh mencapai double digit. Untuk meraih target pertumbuhan tahun ini, pihaknya menargetkan kebutuhan produk kimia bagi industri yang prospektif.
1 March 2016
COMMODITIES
DUAL LISTING
Description Price (USD) Change Description Price (USD) Price (IDR) Change
(IDR)
Crude Oil (US$)/Barrel 33.84 0.09 TLKM (US) 49 16,401 -164
Natural Gas (US$)/mmBtu 1.70 -0.01 ANTM (GR) 0.02 218 0
Gold (US$)/Ounce 1241.39 2.65
Nickel (US$)/MT 8490.00 150.00
Tin (US$)/MT 15905.00 5.00
Coal (NEWC) (US$)/MT* 50.50 -11.90
Coal (RB) (US$)/MT* 51.70 -11.66
CPO (ROTH) (US$)/MT 635.00 7.50
CPO (MYR)/MT 2437.00 -13.50
Rubber (MYR/Kg) 536.00 0.50
Pulp (BHKP) (US$)/per ton 764.94 -0.46
*weekly
GLOBAL INDICES VALUATION
Change PER (X) PBV (X)
Country Indices Price
%Day %YTD 2015E 2016F 2015E 2016F
Market Cap (USD Bn)
USA DOW JONES INDUS. 16516.50 -0.74 -5.21 15.01 13.50 2.82 2.69 5,031.1
USA NASDAQ COMPOSITE 4557.95 -0.71 -8.98 19.19 16.22 3.12 2.85 7,208.4
ENGLAND FTSE 100 INDEX 6097.09 0.02 -2.33 15.79 13.47 1.65 1.59 1,563.4
CHINA SHANGHAI SE A SH 2812.80 -2.86 -24.07 11.20 9.93 1.24 1.14 3,439.3
CHINA SHENZHEN SE A SH 1717.99 -5.38 -28.88 20.13 17.39 2.73 2.39 2,608.5
HONG KONG HANG SENG INDEX 19111.93 -1.30 -12.79 9.90 8.86 0.96 0.91 1,532.0
INDONESIA JAKARTA COMPOSITE 4770.96 0.80 3.87 14.71 12.71 2.24 2.03 379.0
JAPAN NIKKEI 225 16026.76 -1.00 -15.80 16.38 14.41 1.37 1.29 2,590.2
MALAYSIA KLCI 1654.75 -0.52 -2.23 15.80 14.59 1.68 1.60 233.4
SINGAPORE STRAITS TIMES INDEX 2666.51 0.65 -7.50 11.91 11.27 1.01 0.96 264.7
FOREIGN EXCHANGE
FOREIGN EXCHANGE
Description Rate (IDR) Change Description Rate (USD) Change
USD/IDR 13,375.00 -7.00 1000 IDR/ USD 0.07 0.0000
EUR/IDR 14,562.43 -45.59 EUR / USD 1.09 0.0015
JPY/IDR 119.04 0.48 JPY / USD 0.01 0.0000
SGD/IDR 9,521.81 1.56 SGD / USD 0.71 0.0010
AUD/IDR 9,557.11 14.85 AUD / USD 0.71 0.0005
GBP/IDR 18,630.17 79.79 GBP / USD 1.39 0.0012
CNY/IDR 2,041.36 0.00 CNY / USD 0.15 -0.0003
MYR/IDR 3,182.25 6.01 MYR / USD 0.24 0.0006
KRW/IDR 10.82 0.01 100 KRW / USD 0.08 0.0001
CENTRAL BANK RATE
INTERBANK LENDING RATE
Description Country Rate (%) Description Country Rate (%)
FED Rate (%) US 0.50 JIBOR (IDR) Indonesia 6.65
BI Rate (%) Indonesia 7.00 LIBOR (GBP) England 0.51
ECB Rate (%) Euro 0.05 SIBOR (USD) Singapore 0.17
BOJ Rate (%) Japan 0.10 D TIBOR (YEN) Japan 0.07
BOE Rate (%) England 0.50 Z TIBOR (YEN) Japan 0.07
PBOC Rate (%) China 4.35 SHIBOR (RENMINBI) China 2.80
INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS
SBI
Description January-16 December-15 Description Rate (%)
Inflation YTD % 0.51 0.00 SBI (9M) 7.10
Inflation YOY % 4.14 3.35 SBIS (9M) 7.10
Inflation MOM % 0.51 0.96 SBI (12M) 7.15
Foreign Reserve (USD) 102.13 Bn 105.93 Bn SBIS (12M) 7.15
1 March 2016
BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR
Date Agenda Expectation
01 Mar Indonesia CPI YoY Naik menjadi 4.36% dari 4.14%
01 Mar Indonesia CPI MoM Turun menjadi -0.16% dari 0.51%
01 Mar US ISM Manufacturing Naik menjadi 48.6 dari 48.2
01 Mar US ISM Prices Paid Naik menjadi 35.0 dari 33.5
01 Mar US Construction Spending MoM Naik menjadi 0.5% dari 0.1%
02 Mar US Domestic Vehicle Sales Naik menjadi 13.80 juta dari 13.79 juta
02 Mar US Total Vehicle Sales Naik menjadi 17.60 juta dari 17.46 juta
03 Mar US Initial Jobless Claims Turun menjadi 270 ribu dari 272 ribu
02 Mar US Continuing Claims Naik menjadi 2235 ribu dari 2253 ribu
Ket: (*) US Time (^) Tentative
LEADING MOVERS
LAGGING MOVERS
Stock Price Change (%) Index pt Stock Price Change (%) Index pt
BBRI IJ 11075 2.07 5.19 TLKM IJ 3250 -1.81 -5.71 UNVR IJ 44525 1.42 4.51 SMAR IJ 3305 -9.95 -0.99 LPPF IJ 18475 8.68 4.07 JSMR IJ 5300 -2.30 -0.80 ICBP IJ 15750 4.13 3.44 MNCN IJ 1860 -2.11 -0.54 BBCA IJ 13475 0.94 2.88 CTRA IJ 1280 -2.66 -0.51 BDMN IJ 4025 7.33 2.47 MAYA IJ 1865 -6.05 -0.48 MYOR IJ 30000 9.29 2.15 PWON IJ 458 -1.72 -0.36 INDF IJ 7050 3.30 1.87 MIKA IJ 2150 -1.15 -0.34 EMTK IJ 9500 3.83 1.87 INCO IJ 1535 -2.23 -0.33 BMRI IJ 9550 0.79 1.64 PTPP IJ 3690 -1.86 -0.32
UPCOMING IPO'S
Company Business IPO Price
(IDR)
Issued
Shares (Mn) Offering Date Listing Underwriter
PT Buyung Poetra Sembada
1 March 2016
1 March 2016
DIVIDEND
Stock DPS (IDR) Status CUM Date EX Date Recording Payment
BJTM 43.00 Cash Dividend 05 Feb-16 09 Feb-16 11 Feb-16 03 Mar-16
CORPORATE ACTIONS
Stock Action Ratio EXC. Price (IDR) CUM Date EX Date Trading Period
ALKA Stock Split 1:5 -- -- TBA TBA
BEKS Rights Issue 1000:256 200-225 TBA TBA TBA
RIMO Rights Issue 2:167 265.00 14 Mar’16 15 Mar’16 21 Mar – 15 Apr’16
SIPD Rights Issue 108:46 1000.00 28 Mar’16 29 Mar’16 04 Apr – 08 Apr’16
MCOR Rights Issue 100:154 100.00 07 Apr’16 08 Apr’16 14 Apr – 20 Apr’16
BSIM Rights Issue TBA TBA 04 May’16 09 May’16 13 May – 26 May’16
BNLI Rights Issue TBA TBA TBA
TBA
24 May – 30 May’16
TRIL Tender Offer -- 50.00 --
--
22 Feb – 22 Mar’16
GENERAL MEETING
Emiten AGM/EGM Date Agenda
RIMO RUPSLB 04-Mar-16
EXCL RUPSLB 10-Mar-16
BBNI RUPST 10-Mar-16
MTFN RUPSLB 11-Mar-16
ISAT RUPSLB 15-Mar-16
GIAA RUPSLB 16-Mar-16
ESTI RUPSLB 17-Mar-16
GMTD RUPST
18-Mar-16
BMRI RUPST
21-Mar-16
BJBR RUPST
23-Mar-16
SDRA RUPST/LB
23-Mar-16
BBRI RUPST
23-Mar-16
AISA RUPSLB 24-Mar-16
LPKR RUPST 24-Mar-16
BBTN RUPST
24-Mar-16
1 March 2016
1 March 2016
BBRI
TRADING BUY
S1 10900 R1 11150 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 10650 R2 11400
Closing
Price 11075
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area oversold • Harga berada dalam area lower band Prediksi • Trading range Rp 10900-Rp 11400
• Entry Rp 11075, take Profit Rp 11400
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 9.84 Positif
MACD 10.07 Positif
True Strength Index (TSI) -28.24 Positif
Bollinger Band (Mid) 11406 Negatif
MA5 10730 Positif 8,400 9,000 9,600 10,200 10,800 11,400 12,000 12,600
August September October November December 2016 February
BBRI Broadening Wedge
11,075 11,075 11,009.4 10,730 10,425 10,365 10,365 11,075 11,406.3 12,050 12,141.4 12,609.8 12,609.8 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 BBRI - Stochastic %D(6,3,3) = 18.16, Stochastic %K = 33.46, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
20 18.1615 18.1615 33.4566 33.4566 80 -300 -200 -100 0 100 200 0 BBRI - MACD (5,3) = 8.77, Signal() = 75.76
8.76616 75.7577 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 BBRI - TSI(3,5,3) = -28.24, Volume() = 37,155,300.00
-28.2396 -43.97 0.00000
37,155,30
BBRI - William's % R(14) = -60.00, Volume() = 37,155,300.00 -60
37,155,30
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
INDF
TRADING BUY
S1 6700 R1 7325 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 6075 R2 7950
Closing
Price 7050
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area upper band Prediksi • Trading range Rp 6700-Rp 7325
• Entry Rp 7050, take Profit Rp 7325
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 58.08 Positif
MACD 50.78 Positif
True Strength Index (TSI) 22.22 Positif
Bollinger Band (Mid) 6604 Positif
MA5 6760 Positif 3,600 4,200 4,800 5,400 6,000 6,600 7,200 7,800
August September October November December 2016 February
INDF Upward Sloping Channel
6,771.88 6,760 6,603.75 6,500 6,130.96 6,130.96 5,650 6,850 7,050 7,050 7,050 7,757.14 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 INDF - Stochastic %D(6,3,3) = 46.22, Stochastic %K = 55.40, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
46.219 46.219 20 55.3968 55.3968 80 -120.0 -60.0 0.0 60.0 120.0 180.0 0.0 INDF - MACD (5,3) = -65.15, Signal() = -34.06
-65.1494 -34.0611 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 INDF - TSI(3,5,3) = 22.22, Volume() = 22,876,500.00
13.684 0.00000 22.2227
22,876,50
INDF - William's % R(14) = -25.81, Volume() = 22,876,500.00 -25.8065
22,876,50
1 March 2016
1 March 2016
ICBP
TRADING BUY
S1 15075 R1 16175 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 13975 R2 17275
Closing
Price 15750
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area upper band Prediksi • Trading range Rp 15075-Rp 16175
• Entry Rp 15750, take Profit Rp 16175
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 31.84 Positif
MACD 30.60 Positif
True Strength Index (TSI) 9.50 Positif
Bollinger Band (Mid) 15243 Positif
MA5 15170 Positif 11,000 12,000 13,000 14,000 15,000 16,000 17,000 18,000
August September October November December 2016 February
ICBP Wedge 15,170 15,006.3 15,006.3 14,952.8 14,952.8 14,575 13,590.5 15,200 15,242.5 15,750 15,750 15,750 15,750 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 ICBP - Stochastic %D(6,3,3) = 37.69, Stochastic %K = 55.24, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
37.6935 37.6935 20 55.2382 55.2382 80 -300 -200 -100 0 100 200 0 ICBP - MACD (5,3) = -98.29, Signal() = -26.27
-98.2868 -26.2712 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 ICBP - TSI(3,5,3) = 9.50, Volume() = 7,967,000.00
0.00000 -3.65545 9.4989
7,967,000
ICBP - William's % R(14) = -14.04, Volume() = 7,967,000.00 -14.0351
7,967,000
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
LSIP
TRADING BUY
S1 1400 R1 1445 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 1355 R2 1490
Closing
Price 1430
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area netral
Prediksi • Trading range Rp 1400-Rp 1490 • Entry Rp 1430, take Profit Rp 1490
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 18.14 Positif
MACD -6.92 Positif
True Strength Index (TSI) -28.57 Positif
Bollinger Band (Mid) 1440 Negatif
MA5 1387 Positif 900 1,000 1,100 1,200 1,300 1,400 1,500 1,600 1,700
August September October November December 2016 February
LSIP Broadening Wedge
1,430 1,415.63 1,387 1,335 1,333.13 1,333.13 1,306.27 1,430 1,430 1,439.75 1,535 1,580 1,580 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 LSIP - Stochastic %D(6,3,3) = 23.91, Stochastic %K = 40.16, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
23.9145 23.9145 20 40.1574 40.1574 80 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 0.0 LSIP - MACD (5,3) = -0.43, Signal() = 6.39
-0.42563 6.39368 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 LSIP - TSI(3,5,3) = -28.57, Volume() = 11,435,500.00
-28.5706 -42.4573 0.00000
11,435,50
LSIP - William's % R(14) = -52.50, Volume() = 11,435,500.00 -52.5
11,435,50
1 March 2016
1 March 2016
AALI
TRADING BUY
S1 14425 R1 15075 Trend Grafik Major Down Minor Down
S2 13775 R2 15725
Closing
Price 14850
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi potensi rebound • RSI berada dalam area oversold • Harga berada dalam area lower band
Prediksi • Trading range Rp 14425-Rp 15075 • Entry Rp 14850, take Profit Rp 15075
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 18.19 Positif
MACD -399.06 Negatif
True Strength Index (TSI) -64.01 Positif
Bollinger Band (Mid) 16766 Negatif
MA5 15535 Negatif 14,000 16,000 18,000 20,000 22,000 24,000 26,000
August September October November December 2016 February
AALI Broadening Wedge
16,175 15,991.7 15,991.7 15,535 14,850 14,850 14,850 16,371.9 16,766.3 19,355.5 19,550 20,721.2 20,721.2 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 AALI - Stochastic %D(6,3,3) = 6.18, Stochastic %K = 10.00, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
9.99666 6.17993 6.17993 9.99666 20 80 -400 -200 0 200 400 600 800 0 AALI - MACD (5,3) = 452.75, Signal() = 451.06
451.057 452.754 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 AALI - TSI(3,5,3) = -64.01, Volume() = 2,134,600.00
-56.2663
-64.0122 0.00000
2,134,600
AALI - William's % R(14) = -84.68, Volume() = 2,134,600.00 -84.6847
2,134,600
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
INAF
TRADING BUY
S1 297 R1 329 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 265 R2 361
Closing
Price 308
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi negatif • Candle chart indikasi potensi rebound • RSI berada dalam area overbought • Harga berada dalam area netral
Prediksi • Trading range Rp 297-Rp 329 • Entry Rp 308, take Profit Rp 329
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 79.22 Negatif
MACD 2.79 Negatif
True Strength Index (TSI) 12.66 Positif
Bollinger Band (Mid) 302 Positif
MA5 321.8 Negatif 120.0 160.0 200.0 240.0 280.0 320.0 360.0
August September October November December 2016 February
INAF Upward Sloping Channel
Bearish Breakout 311.333 308 308 308 301.7 299 210.757 311.333 319.75 321.8 330 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 INAF - Stochastic %D(6,3,3) = 72.35, Stochastic %K = 68.03, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
68.0263 68.0263 20 72.3547 72.3547 80 -12.0 -8.0 -4.0 0.0 4.0 8.0 0.0 INAF - MACD (5,3) = 0.97, Signal() = -1.26
-1.25705 0.974909 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 INAF - TSI(3,5,3) = 12.66, Volume() = 10,278,300.00
12.6588
0.00000
24.322 10,278,30
INAF - William's % R(14) = -44.93, Volume() = 10,278,300.00 -44.9275
10,278,30
1 March 2016
1 March 2016
THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING
Price Support Resistance Indicators 1 Month
Ticker Rec
29-02-16 Entry Exit S2 S1 R1 R2 MACD Stoc* MA5* High Low
Agriculture
AALI Trading Buy 14850 14850 15075 13775 14425 15075 15725 Positif Positif Negatif 19550 14000
LSIP Trading Buy 1430 1430 1490 1355 1400 1445 1490 Positif Positif Positif 1535 1240
SGRO Trading Buy 1820 1820 1855 1735 1795 1855 1915 Positif Positif Negatif 1920 1715
Mining
PTBA Trading Buy 5075 5075 5275 4625 4950 5275 5600 Positif Positif Positif 5475 4150
ADRO Trading Buy 605 605 610 580 595 610 625 Positif Positif Positif 655 437
MEDC Trading Buy 980 980 1025 855 940 1025 1110 Positif Positif Positif 1005 670
INCO Trading Sell 1535 1535 1515 1455 1515 1575 1635 Negatif Negatif Positif 1650 1370
ANTM Trading Sell 364 364 362 355 362 369 376 Negatif Negatif Negatif 375 301
TINS Trading Sell 570 570 555 530 555 580 605 Negatif Negatif Positif 595 490
Basic Industry and Chemicals
WTON Trading Buy 955 955 970 930 950 970 990 Positif Positif Negatif 1045 940
SMGR Trading Sell 10250 10250 10150 9975 10150 10325 10500 Negatif Negatif Positif 11175 9925
INTP Trading Buy 20025 20025 20300 19000 19650 20300 20950 Positif Positif Positif 20300 18075
SMCB Trading Sell 935 935 915 915 930 945 960 Negatif Negatif Negatif 985 895
Miscellaneous Industry
ASII Trading Buy 6800 6800 6900 6450 6675 6900 7125 Positif Positif Positif 7150 5775
GJTL Trading Sell 483 483 479 469 479 489 499 Negatif Negatif Negatif 525 480
Consumer Goods Industry
INDF Trading Buy 7050 7050 7325 6075 6700 7325 7950 Positif Positif Positif 6900 5525
GGRM Trading Buy 63700 63700 64600 60800 62700 64600 66500 Positif Positif Negatif 67225 54500
UNVR Trading Buy 44525 44525 45975 40625 43300 45975 48650 Positif Positif Positif 44100 35375
KLBF Trading Buy 1300 1300 1320 1230 1275 1320 1365 Positif Positif Positif 1485 1250
Property, Real Estate and Building Construction
BSDE Trading Sell 1685 1685 1650 1650 1675 1700 1725 Negatif Negatif Positif 1825 1630
PTPP Trading Buy 3690 3690 3750 3560 3655 3750 3845 Positif Positif Negatif 4015 3645
WIKA Trading Buy 2605 2605 2665 2545 2585 2625 2665 Positif Positif Positif 2885 2580
ADHI Trading Buy 2610 2610 2650 2520 2585 2650 2715 Positif Positif Positif 2745 2300
WSKT Trading Buy 1930 1930 1945 1885 1915 1945 1975 Positif Positif Positif 2000 1685
Infrastructure, Utilities and Transportation
PGAS Trading Buy 2635 2635 2670 2470 2570 2670 2770 Positif Positif Positif 2720 2350
JSMR Trading Buy 5300 5300 5425 5075 5250 5425 5600 Positif Positif Negatif 6250 5200
ISAT Trading Buy 5175 5175 5275 4735 5000 5275 5550 Positif Positif Positif 5625 4700
TLKM Trading Buy 3250 3250 3310 3120 3215 3310 3405 Positif Positif Negatif 3510 3045
Finance
BMRI Trading Buy 9550 9550 9775 9250 9425 9600 9775 Positif Positif Positif 10400 9175
BBRI Trading Buy 11075 11075 11400 10650 10900 11150 11400 Negatif Negatif Positif 12300 10425
BBNI Trading Sell 5075 5075 5100 4950 5025 5100 5175 Negatif Negatif Positif 5675 4835
BBCA Trading Buy 13475 13475 13700 13250 13400 13550 13700 Positif Positif Positif 13575 12825
BBTN Trading Buy 1660 1660 1690 1580 1635 1690 1745 Positif Positif Positif 1685 1320
Trade, Services and Investment
UNTR Trading Buy 15525 15525 15825 14325 15075 15825 16575 Positif Positif Positif 17475 14475