• Tidak ada hasil yang ditemukan

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA PAPUA BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INDEKS DEMOKRASI INDONESIA PAPUA BARAT"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Katalog: 4601006.91

(2)

KATALOG

Indeks Demokrasi Indonesia (IDI)

Provinsi Papua Barat 2015

ISSN/ISBN: -

No. Katalog: 4601006.91 No. Publikasi: 91520.16.13 Ukuran Booklet: 14,8 x 21,0 cm Jumlah Halaman: 23 Halaman Naskah:

Kepala Seksi Statistik Ketahanan Sosial Penyunting:

Kepala Bidang Statistik Sosial Gambar Kulit:

Seksi Statistik Ketahanan Sosial Diterbitkan Oleh:

BPS Provinsi Papua Barat

Dilarang mengumumkan, mendistribusikan,

mengkomunikasikan, dan/atau menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik

(3)

PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan rahmat-Nya sehingga buku Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Provinsi Papua Barat Tahun 2015 kembali dapat diterbitkan. IDI sebagai alat ukur demokrasi terbukti sensitif terhadap dinamika kehidupan demokrasi itu sendiri. Indeks Demokrasi Indonesia berfokus pada tiga aspek demokrasi: kebebasan sipil, hak-hak politik dan lembaga demokrasi. Proses pengumpulan data IDI dilakukan melalui review surat kabar, review dokumen, Focus Group Discussion (FGD) dan wawancara mendalam (WM). Pada kesempatan ini saya menyampaikan apresiasi dan penghargaan, serta ucapan terima kasih kepada para enumerator dan tim IDI daerah yang telah bekerja keras mengumpulkan data IDI Provinsi Papua Barat Tahun 2015 sehingga dapat tersusun dengan baik. Semoga buku ini bermanfaat.

Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

Drs. Simon Sapary, M.Sc

http://papuabarat.bps.go.id

(4)

Hakekat demokrasi adalah pemerintah dari rakyat, pemerintahan oleh rakyat, pemerintahan untuk rakyat. Demokrasi memiliki pengertian yang bermacam macam. Secara Etimologis, demokrasi berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu demos dan kratos . Demos Artinya rakyat dan Kratos artinya pemerintahan /kekuasaan. Dengan demikian istilah demokrasi dapat diartikan sebagai kekuasaan/pemerintahan yang berasal dari rakyat. Dalam pemerintahan yang berkuasa adalah Rakyat. Rakyat selalu diikutsertakan dalam pemerintahan Negara.

Meski sudah mendapatkan penghargaan sebagai salah satu negara paling demokratis, pemerintah Indonesia tidak tinggal diam untuk meningkatkan ‘kualitas’ demokrasinya. Alat ukur untuk menentukan seberapa berhasilkah demokrasi di Indonesia pun dibuat. Meski beragam, salah satu alat ukur yang menjadi acuan/ referensi keberhasilan demokrasi di Indonesia adalah IDI (Indeks demokrasi Indonesia).

PENDAHULUAN

(5)

Indeks

Demokrasi

Indonesia (IDI)

adalah sebuah alat ukur empiris dan obyektif terhadap kondisi demokrasi politik provinsi di tanah air. IDI merupakan pengukuran yang dibangun dengan latar belakang perkembangan sosial-politik Indonesia. Kegiatan penyusunan Indeks IDI dilaksanakan sejak tahun 2009 yang dinahkodai oleh Bappenas, didukung oleh

Kementerian Dalam Negeri, Badan Pusat Statistik (BPS), serta pemerintah provinsi dan dalam prosesnya melibatkan organisasi masyarakat sipil dan akademisi dari seluruh Indonesia. Dalam merumuskan konsep demokrasi maupun metode pengukurannya, IDI mempertimbangkan

APAKAH IDI...???

(6)

kekhasan persoalan Indonesia. Secara makro, kekhasan yang dimaksud yaitu terkait dengan realitas demokrasi di Indonesia yang tidak bisa dipisahkan dari dinamika pergeseran relasi antara Negara dan masyarakat pada periode pasca-Soeharto (periode reformasi). IDI diharapkan menjadi rujukan, baik dalam melakukan kajian-kajian akademis maupun dalam memformulasikan kebijakan dan program pembangunan politik. Terkait dengan formulasi kebijakan dan pembangunan politik, IDI sudah seharusnya dikaitkan dengan tindak lanjut yang konkrit.

Era Reformasi di Indonesia dimulai pada pertengahan 1998, tepatnya saat Presiden Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998 dan digantikan wakil presiden BJ Habibie. Kondisi setelah berakhirnya era pemerintahan Soeharto memberikan ruang

MENGAPA IDI

DIPERLUKAN

(7)

penuh kepada Bangsa Indonesia untuk melakukan reformasi terhadap penyelenggaraan

kenegaraan. Demokrasi kemudian menjadi satusatunya pilihan karena dianggap tidak ada bentuk pemerintahan atau sistem politik lain yang lebih tepat untuk menggantikan sistem politik Orde Baru yang otoriter. Proses demokrasi yang terjadi di Indonesia pasca pemerintahan Soeharto dimulai dengan timbulnya gerakan-gerakan massa dari rakyat secara spontan. Suasana kebebasan ini tercipta hingga ke level daerah. Masyarakat kian menyadari hak-haknya dan semakin peka terhadap praktek-praktek dan seluruh penyelenggaraan pemerintahan yang tidak benar dan dianggap merugikan rakyat. Bahkan Lebih jauh perkembangan demokrasi juga menyentuh lembaga legislatif di tingkat daerah yang dicerminkan oleh penguatan kedudukan dan fungsi DPRD. Lembaga wakil rakyat kemudian memiliki kedudukan yang sama dengan Gubernur/ Bupati/Walikota. Gubernur tidak lagi sebagai penguasa tunggal seperti yang disebutkan dalam UU masa Orde Baru (UU No 5

(8)

tahun 1974).

Dalam upaya menyikapi perkembangan politik inilah yang kemudian mengharuskan pemerintah untuk dapat bersikap lebih tanggap terhadap aspirasi yang berkembang di dalam pemerintah. Untuk itu diperlukan data empiris dan obyektif yang dapat dijadikan landasan pengambilan kebijakan dan perumusan strategi yang spesifik dan akurat. IDI lahir sebagai salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan pemerintah akan data yang dapat memberikan gambaran secara utuh terhadap kondisi demokrasi di tanah air.

APA MANFAAT DARI IDI …???

Secara akademis, IDI dapat menunjukkan tingkat perkembangan demokrasi di tingkat provinsi di se-luruh wilayah Indonesia. IDI memberikan data penting dengan tolak ukur jelas bagi keperluan studi mengenai perkembangan demokrasi di Indonesia.

IDI bermanfaat bagi perencanaan pembangunan politik di tingkat provinsi. Data-data yang ditunjukkan IDI mampu menunjukkan aspek, variabel, atau indikator mana saja yang tidak atau kurang berkembang.

(9)

IDI bermanfaat bagi perencanaan pembangunan politik di tingkat provinsi. Data-data yang ditunjukkan IDI mampu menunjukkan aspek, variabel, atau indikator mana saja yang tidak atau kurang berkembang.

METODOLOGI IDI …???

Data IDI dikumpulkan dengan menggunakan dua metode pen-dekatan, yaitu pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Secara kese-luruhan pengumpulan data IDI terdiri dari 3 tahapan utama yaitu:

Tim IDI Provinsi melakukan review berita koran setiap tahun karena berita koran dianggap sebagai sumber informasi paling realistis untuk mendapatkan data kuantitatif berkaitan dengan IDI. Untuk review dokumen resmi yang digunakan adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD, seperti Peraturan Daerah (Perda), Surat Keputusan Gubernur, serta dokumen-dokumen resmi lainnya seperti data pemilih dari KPUD.

1. Review Berita Koran dan Dokumen Resmi

(10)

Pada tahap kedua data IDI dikumpulkan melalui Focus Group Discussion (FGD) IDI. Tahapan ini berfungsi untuk melengkapi kekurangan yang berasal dari review koran atau dokumen resmi serta mengklarifikasi pemberitaan yang kurang Jelas pada saat review berita koran/dokumen resmi. Peserta yang terlibat pada saat FGD adalah Akademisi, Pemerintah Daerah, DPRD, Pimpinan Partai Politik, LSM/NGO , Kepolisian, Kejaksaan dll.

2. Focus Group Discussion (FGD) IDI

3. Wawancara Mendalam (Depth Interview)

Tahapan wawancara mendalam dilakukan setelah FGD IDI. Tahapan ini bersifat pelengkap indormasi. Pemilihan responden untuk dilakukan wawancara bersifat purposive. Selama ini responden yang menjadi target untuk diwawancarai adalah peserta yang hadir pada saat FGD IDI yang dinilai cukup berkompeten dan aktif dalam memberikan informasi pada saat kegiatan FGD.

(11)

PERKEMBANGAN IDI PAPUA BARAT

Pelaksanaan perhitungan IDI telah telah dilakukan sejak tahun 2009 hingga tahun 2015. Dalam kurun waktu 6 tahun perkembangan IDI Papua Barat berkembang cukup fluktuatif dan tahun 2015 merupakan pencapaian

terburuk Papua Barat selama IDI dihitung. Secara lebih jelas perkembangan IDI Propinsi Papua Barat selama kurun waktu 7 tahun terakhir dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Grafik 1. Perkembangan IDI Papua Barat, 2009-2015

IDI Papua Barat tahun 2009 hingga tahun 2014 berada pada kisaran nilai 60.70 hingga 67.75 poin Pada periode yang sama

(12)

IDI Papua Barat masuk dalam kategori sedang. Tahun 2015 merupakan sejarah dimana kemerosotan nilai demokrasi Papua Barat terjun jauh ke bawah dengan capaian nilai IDI sebesar 59,97 dan masuk

dalam kategori Buruk.

Relevansi pencapaian angka IDI Papua Barat searah dengan capaian nasional, karena pada periode yang sama terjadi penurunan angka IDI, tetapi tingkat relevansinya berbeda

Grafik 2. Capaian IDI Papua Barat dan Nasional, 2009-2015 TAHUKAH ANDA….!!!!!

TINGKAT DEMOKRASI PAPUA BARAT TAHUN 2015 ADALAH PENCAPAIAN TERBURUK SELAMA 7 TAHUN TERAKHIR.

(13)

signifikan karena penurunan angka IDI Papua Barat 2010 sebesar 5,65 poin dan nasional hanya turun 0.22 poin.

Angka IDI Papua Barat 2015 merupakan indeks komposit yang disusun dari skor tiga aspek, yakni aspek kebebasan sipil (92,33 poin); aspek hak-hak politik (39,48 poin); dan aspek lembaga demokrasi (51,81 poin). Selama tujuh tahun pengukuran IDI (2009-2015), aspek kebebasan sipil selalu masuk dalam kategori baik dengan nilai diatas 90 poin. Aspek lembaga demokrasi adalah satu-satunya aspek yang berkontribusi besar dalam fenomena kemerosotan demokrasi Papua Barat tahun 2015.

Hak-hak Politik Kebebasan Sipil Lembaga Demokrasi

Grafik 3. Perkembangan Indeks Aspek IDI Papua Barat,

2009-2015

(14)

Aspek kebebasan sipil terdiri dari 4 indikator yakni ; (1) Kebebasan Berkumpul dan Berserikat; (2) Kebebasan Berpendapat; (3) Kebebasan Berkeyakinan; dan (4) Kebebasan dari Diskriminasi.

Aspek kebebasan sipil tahun 2015 turun dibandingkan tahun 2014 sebesar 5,6 poin. Pelemahan aspek ini disebabkan karena nilai indeks variable kebebasan berpendapat yang turun signifikan dari tahun 2014 sebesar 77,77 menjadi 34,05 di tahun 2015.

1. Perkembangan Aspek Kebebasan Sipil

Grafik 4. Indeks Variabel Kebebasan Sipil Papua Barat Tahun

2014 dan 2015

(15)

Fenomena ini terjadi karena ada peningkatan jumlah kejadian pelanggaran terhadap kebebasan pers, dan kebasan berpendapat lainnya yang dinilai dari kacamata demokrasi adalah suatu bentuk pelanggaran kebebasan berpendapat. Selain itu penurunan indeks variabel kebebasan berkeyakinan juga turut berkontribusi terhadap kemerosotan indeks aspek kebebasan sipil.

Aspek hak-hak politik pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 0,19 poin. Aspek hak-hak politik yang dibangun dari variabel hak memilih dan dipilih meningkat dari 60,23 di tahun 2014 menjadi 60,99 di tahun 2015. Akan tetapi untuk indeks variable partisipasi politik dalam pengambilan keputusan dan pengawasan turun 0.39 poin menjadi 17.96 di tahun 2015.

2. Perkembangan Aspek Hak-Hak Politik

Grafik 5.

Indeks Variabel Hak-Hak Politik Papua Barat Tahun 2014 dan 2015

(16)

Jika diintervensi lebih jauh, peningkatan aspek hak-hak politik tahun 2015 disebabkan karena ada perbaikan indeks komposisi keterwakilan perempuan dalam struktur anggota dewan Provinsi Papua Barat. Tahun 2014 nilai indeks keterwakilan perempuan di

DPRD Papua Barat sebesar 7,41 poin naik menjadi 14,81 pada tahun 2015. Hal ini terjadi dikarenakan adanya pergantian antar waktu yang terjadi pada sturuktur keanggotaan DPRD Provinsi papua Barat.

3. Perkembangan Aspek Lembaga Demokrasi

Aspek lembaga demokrasi merupakan salah satu aspek yang memiliki kemerosotan indeks cukup tinggi. Tahun 2014 nilai indeks aspek lembaga demokrasi sebesar 66,93 (kategori sedang) turun 15,12 poin menjadi 51,81 dan masuk dalam kategori buruk. Pada 2015 sejalan dengan dinamika demokrasi dan agar sensitif dengan kondisi lapangan terkini maka untuk aspek lembaga demokrasi diterapkan dua indikator baru yakni indikator 25 “Kebijakan pejabat pemerintah daerah yang dinyatakan bersalah oleh keputusan PTUN” dahulu “Laporan dan berita penggunaan fasilitas pemerintah untuk kepentingan calon/parpol tertentu

(17)

dalam pemilu legislatif” dan indikator 26 yakni “Upaya penyediaan informasi APBD oleh pemerintah daerah” dahulu “Laporan dan berita keterlibatan PNS dalam kegiatan politik parpol pada pemilu legislatif”.

Penurunan aspek lembaga demokrasi di tahun 2015 disebabkan oleh tiga faktor utama yaitu (1) kinerja DPRD Papua Barat turun 0,96 poin dari 11,79 tahun 2014 menjadi 10,83. Peran DPRD sebagai lembaga legislatif kurang optimal dalam menjalankan tiga fungsinya, terutama fungsi yudikatif, dimana dalam beberapa tahun terakhir jarang sekali dikeluarkannya Perda yang merupakan inisiatif dari anggota DPRD sendiri. Tahun 2015 tidak

Grafik 6. Indeks Variabel Lembaga Demokrasi Papua Barat

Tahun 2014 dan 2015

(18)

ada satupun perda atau rekomendasi legislatif ke eksekutif yang dikeluarkan DPRD Papua Barat. Selain itu dalam fungsinya sebagai pengawasan juga masih sangat kurang. Hal ini ditunjukan oleh indikator besaran alokasi anggaran di bidang pendidikan dan kesehatan yang masih kurang dari 5 persen. (2) Faktor berikutnya yang menyebabkan keterpurukan nilai indeks aspek lembaga demokrasi yaitu peran partai politik. Indeks ini turun 11,79 poin dari 21,79 tahun 2014 menjadi 10,00 di tahun 2015. Hal tersebut dikarenakan pada tahun 2015 tidak ada satupun partai politik yang mengyelenggarakan kegiatan kaderisasi dalam lingkup internal partai. (3) Faktor berikutnya yaitu Peran Birokrasi Pemerintah yang turun cukup signifikan. Tahun 2014 nilai indeks variabel ini sempurna yakni 100,00 turun hampir 50 persen menjadi 44,50 pada tahun 2015. Faktor utama yang menyebabkan hal ini adalah belum tersedianya informasi APBD Pemprov Papua Barat yang dapat diakses oleh masyarakat. Dari 12 item struktur APBD yang harusnya ada pada website resmi pemerintah daerah, belum ada satupun yang dipublikasikan ke masyarakat luas. diharapkan Pemerintah Daerah dapat segera menindaklanjuti hal ini dengan menyediakan informasi APBD di website resmi Pemprov Papua Barat.

(19)

Data IDI merupakan gambaran umum penerapan demokrasi di Indonesia. Pemerintah Provinsi dapat merujuk pada data IDI untuk melakukan evaluasi terhadap pembangunan di bidang politik. Selain itu pihak legislatif dapat mengawasi penyelenggaraan pemerintahan dari segi penerapan hukum dan pelayanan publik yang demokratis.

Kemajuan demokrasi Papua Barat dapat berhasil apabila diperbaiki kelemahan utama seperti penggerakan fungsi DPRD Provinsi untuk lebih intens menjalankan tiga fungsi utamanya. Selain itu perlu disosialisasikan pendidikan politik kepada masyarakat, agar dalam menyuarakan pendapat dan keluhan terhadap pemerintah dapat berjalan teratur dan tidak anarkis. Selain itu dari sisi lembaga demokrasi, peran partai politik dalam melakukan kegiatan kaderisasi parpol harus ditingkatkan lagi. Tingkat demokrasi di Papua Barat harus didukung oleh semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat. Diharapkan untuk kedepan, POKJA IDI yang dimotori oleh KESBANGPOL Provinsi Papua Barat dapat diaktifkan dan bekerja untuk memperbaiki tingkat demokrasi di Papua Barat.

PENUTUP

(20)
(21)

Lampiran 1

Capaian Kinerja Demokrasi Papua Barat di Tingkat Nasional Tahun 2015

(22)

Lampiran 2

Perkembangan Variabel IDI Provinsi Papua Barat Tahun 2014 dan 2015

(23)

Lampiran 3

Tahapan Perhitungan IDI

(24)

Lampiran 4

Tim Panel Ahli dan Juri AHP Penyusunan IDI 2015

(25)

Lampiran 5

Tim Panel Ahli dan Juri AHP Penyusunan IDI 2015

Gambar

Grafik 1. Perkembangan IDI Papua Barat, 2009-2015
Grafik 2. Capaian IDI Papua Barat dan Nasional, 2009-2015 TAHUKAH ANDA….!!!!!
Grafik 3. Perkembangan Indeks Aspek IDI Papua Barat,   2009-2015
Grafik 4. Indeks Variabel Kebebasan Sipil  Papua Barat Tahun  2014 dan 2015
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Model komunikasi PUG-ARG yang diujicobakan, mengerti tentang gender dan responsive gender, namun belum mengimplementasikan dalam program kerja,

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial kepemilikan terkonsentrasi, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dewan komisaris independen dan

proses pembelajaran dalam penerapan kurikulum 2013 yaitu kurang siapnya siswa dengan model pembelajaran yang ada pada kurikulum 2013, kurangnya sarana dan prasarana di

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: apakah ada pengaruh dan perbedaan yang efektif terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi terhadap kemampuan

Budaya Kerja ke PD Pemprov dan Kab./Kota di Jawa Timur Evaluasi / penilaian pelaksanaan Budaya Kerja PD dan Kab./Kota di Jawa Timur (sejauh mana PD dan. Kab./Kota melaksanakan

Penerapan fungsi kepatuhan sudah berjalan dengan baik dimana struktur dan infrastruktur tata kelolanya sudah sesuai ketentuan dan memadai, proses penerapan tata

Proses membangun instalasi Oksigen Jawa berlangsung hampir serupa dengan cara Hanafi menulis prosa dan melukis, yaitu dengan mengandalkan ingatan biografisnya

Puji Syukur atas kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh