• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sap Menstruasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sap Menstruasi"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Pokok Bahasan : Kesehatan Reproduksi Remaja

Sub Bahasan : Menstruasi

Sasaran :

Waktu : 30 menit

Tanggal :

Tempat :

A. TUJUAN

1. Tujuan Instruksional Umum

Setelah mendapatkan penyuluhan, remaja diharapkan dapat mengetahui hal -hal menstruasi (haid), fisiologi haid dan reproduksi wanita, kelainan masa haid, perilaku yang sehat berkaitan dengan masa haid

2. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan remaja dapat: a. Memahami tentang Pengertian Menstruasi

b. Memahami tentang Waktu Menstruasi c. Memahami tentang Proses Menstruasi d. Memahami tentang Siklus menstruasi

e. Memahami tentang Kelainan yang Muncul saat Menstruasi f. Memahami tentang Pengertian Higiene

g. Memahami tentang Pengertian Hygiene Menstruasi

h. Memahami tentang Tujuan, Manfaat, dan Pentingnya Perawatan Diri bagi Perempuan saat Menstruasi

i. Memahami dan menerapkan tentang Manajemen hygiene menstruasi j. Memahami tentang Dampak jika Perempuan tidak Merawat Diri

dengan Baik saat Menstruasi

(2)

1. Pengertian Menstruasi 2. Waktu Menstruasi 3. Proses Menstruasi 4. Siklus menstruasi

5. Kelainan yang Muncul saat Menstruasi 6. Pengertian Higiene

7. Pengertian Hygiene Menstruasi

8. Tujuan, Manfaat, dan Pentingnya Perawatan Diri bagi Perempuan saat Menstruasi

9. Manajemen hygiene menstruasi

10. Dampak jika Perempuan tidak Merawat Diri dengan Baik saat Menstruasi C. KEGIATAN PENYULUHAN No Wakt u Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Pesera 1 3 m e ni t Pembukaan :

1. Mengucapkan salam 1. Menyambut salam dan mendengarkan 2. Memperkenalka n diri 2. Mende ngarka n 3. Mengingatkan kontrak 3. Mende ngarka n 4. Menjelaskan maksud dan 4. Mende ngarka

(3)

tujuan n 5. Menanyakan ketersediaan 5. Keluarg a bersedi a 2 15 M e ni t Pelaksanaan:

1. Pengertian Menstruasi 1. Memperhatikan 2. Waktu Menstruasi 2. Mempe rhatika n 3. Proses Menstruasi 3. Mempe rhatika n 4. Siklus menstruasi 4. Mempe rhatika n 5. Kelainan yang Muncul saat Menstruasi 5. Mempe rhatika n 6. Pengertian Higiene 6. Mempe rhatika n 7. Pengertian Hygiene Menstruasi 7. Mempe rhatika n 8. Tujuan, Manfaat, dan Pentingnya Pera watan Diri bagi Perempuan saat

8. Mempe rhatika n

(4)

Menstruasi 9. Manajemen hygiene menstruasi 9. Mempe rhatika n 10. Dampak jika Perempuan tidak Merawat Diri dengan Baik saat Menstruasi 10. Me mperha tikan 3 10 m e ni t Menanyakan pada peserta tentang materi yang diberikan dan reinforcement kepada audien bila dapat men-jawab & menjelaskan kembali pertanyaan/mate ri Menjawab & menjela skan pertany aan 4 2 m e ni t Terminasi : 1. Mengucapka n terimakasih kepada audien 1. Mengucapkan terimakasih

2. Mengucapkan salam 2. Menja

wab salam

(5)

D. MEDIA 1. Leaflet 2. PPT/LBB E. METODE 1. Ceramah 2. Diskusi 3. Tanya jawab F. EVALUASI

Audien mampu menjawab dan mengulangi kembali tentang : 1. Pengertian Menstruasi

2. Waktu Menstruasi 3. Proses Menstruasi 4. Siklus menstruasi

5. Kelainan yang Muncul saat Menstruasi 6. Pengertian Higiene

7. Pengertian Hygiene Menstruasi

8. Tujuan, Manfaat, dan Pentingnya Perawatan Diri bagi Perempuan saat Menstruasi

9. Manajemen hygiene menstruasi

10. Dampak jika Perempuan tidak Merawat Diri dengan Baik saat Menstruasi

LAMPIRAN MATERI MENSTRUASI

(6)

A. Pengertian Menstruasi

Menstruasi adalah perdarahan secara periodic dan siklik dari uterus, disertai pelepasan deskuamasi endometrium. Menstruasi adalah siklus alami yang terjadi secara regular untuk mempersiapkan tubuh wanita setiap bulannya terhadap kehamilan.

Menstruasi merupakan cirri kedewasaan wanita, terjadi pertama kali pada usia 9-12 tahun. Cepat atau lambatnya usia untuk mulai menstruasi sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor misalnya kesehatan remaja, nutrisi, gizi, berat badan, kondisi psikologis remaja.

B. Waktu Menstruasi

Menstruasi biasa terjadi pertama kali sejak usia 12-13 tahun. Menstruasi berlangsung kira-kira sekali sebulan sampai wanita mencapai usia 45-50 tahun. Panjang rata-rata daur menstruasi adalah 28 hari, namun berkisar antara 21 hingga 40 hari. Panjang daur dapat bervariasi pada satu wanita selama saat-saat yang berbeda dalam hidupnya, dan bahkan dari bulan ke bulan tergantung pada berbagai hal, termasuk kesehatan fisik, emosi dan nutrisi wanita tersebut.

C. Proses Menstruasi

Menstruasi merupakan bagian dari proses reguler yang mempersiapkan tubuh wanita setiap bulannya untuk kehamilan. Daur ini melibatkan beberapa tahap yang dikendalikan oleh interaksi hormon yang dikeluarkan oleh hipotalamus, kelenjar dibawah otak depan, dan indung telur. Pada permulaan daur, lapisan sel rahim mulai berkembang dan menebal. Lapisan ini berperan sebagai penyokong bagi janin yang sedang tumbuh bila wanita tersebut hamil. Hormon memberi sinyal pada telur di dalam indung telur untuk mulai berkembang. Tak lama kemudian, sebuah telur dilepaskan dari indung telur wanita dan mulai bergerak menuju tuba Falopii terus ke rahim. Bila telur tidak dibuahi oleh sperma pada saat berhubungan intim (atau saat inseminasi buatan), lapisan rahim akan berpisah dari dinding uterus dan mulai luruh serta akan dikeluarkan melalui vagina. Periode pengeluaran darah, dikenal sebagai

(7)

periode menstruasi (atau mens, atau haid), berlangsung selama tiga hingga tujuh hari. Bila seorang wanita menjadi hamil, menstruasi bulanannya akan berhenti. Oleh karena itu, menghilangnya menstruasi bulanan merupakan tanda (walaupun tidak selalu) bahwa seorang wanita sedang hamil. Kehamilan dapat di konfirmasi dengan pemeriksaan darah sederhana.

D. Siklus menstruasi

Siklus menstruasi adalah jaraj antara tanggal mulainya menstruasi yang lalu sampai menstruasi berikutnya. Hari pertama mulainya perdarahan adalah hari mulainya siklus haid. Hari terakhir menstruasi adalah waktu berakhir sebelum mulai siklus menstruasi. Siklus menstruasi terdiri dari empat fase, yaitu : 1. Fase Menstruasi

Fase menstruasi ini terjadi jika ovum tidak dibuahi sperma sehingga terjadilah penurunan kadar esptrogen dan progesterone yang menyebabkan robek atau luruhnya endometrium dan terjadilah perdarahan. Darah yag keluar selama menstruasi berkisar antara 50-150 mili liter.

2. Fase Pra-ovulasi

Fase pra ovulasi disebut juga dengan fase poliferasi. Hormon pembebas gonadotropin yang dikeluarkan hipotalamus akan memacu hipofise untuk mengeluarkan FSH (folikel stimulating hormone) FSH memacu pematangan folikel dan merangsang folikel untuk mengeluarkan estrogen. Adanya estrogen menyebabkan pembentukan kembali dindig endometrium. Peningkatan kadar estrogen juga menyebabkan serviks untuk mengeluarkan lendir yang bersifat basa. Lendir ini berfungsi untuk menetralkan suasan asam pada vagina sehingga mendukung kehidupan sperma

3. Fase Ovulasi

Jika siklus menstruasi seorang perempuan 28 hari, maka ovulasi terjadi pada hari ke 14. Peningkatan kadar estrogen menghambat pengeluaran FSH kemudian hipofise mengeluarkan LH (lutenizing hormone).

(8)

Peningkatan kadar LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel, peristiwa ini disebut ovulasi.

4. Fase Pasca ovulasi

Fase pasca ovulasi yaitu 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Folikel de graaf (folikel matang) yang telah melepaskan oosit sekunder akan berkerut dan menjadi korpus luteum. Korpus luteum mengeluarkan hormone progesterone dan masih mengeluarkan estrogen namun tidak sebanyak ketika berpentuk folikel. Progesteron mendukung kesrja estrogen untuk mempertebal dan mempersiapkan endometrium untuk menerima pelekatan embrio jika terjadi kehamilan. Ika tidak terjadi pembuahan korpus luteum akan berubah menjadi korpus albikan yang hanya sedikit mengeluarkan hormone, sehingga kadar estrogen dan progesterone menjadi rendah. Keadaan ini menyebabkan terjadinya menstruasi demikian seterusnya. E. Kelainan yang Muncul saat Menstruasi

1. Amenore/ Tidak ada haid sama sekali

Amenorea bukan suatu penyakit tetapi merupakan suatu gejala. Amenorea adalah tidak adanya menstruasi selama 3 bulan atau lebih. Penyebab amenorea antara lain:

a. Selaput dara yang buntu/ tidak berlubang

b. Kelainan fungsi dari kelenjar-kelenjar penghasil hormon dalam tubuh c. Kelainan fungsi dari indung telur akibat kelainan kongenital, maupun

akibat adanya tumor di indung telur

d. Penyakit kronis seperti TBC, kurang gizi, kelainan hati dan ginjal serta kelainan metabolik

2. Menoragia

Perdarahan yang berlebihan 3. Polimenore

Polimenorea yaitu siklus menstruasi lebih pendek dari biasanya (kurang dari 21 hari). Perdarahan kurang lebih sama atau lebih banyak dari biasanya. Polimenorea dapat disebabkan oleh gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan ovulasi, atau terjadi pendeknya masa luteal

(9)

4. Oligomenore

Oligomenorea adalah siklus menstruasi lebih panjang, lebih dari 35 hari. Pada kebanyakan kasus oligomenorea, kesehatan wanita tidak terganggu dan fertilitas cukup baik. Siklus menstruasi biasanya juga ovulatoar dengan proliferasi lebih banyak dari biasanya

5. Dismenore

Nyeri yang terjadi saat haid, nyeri diartikan sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat terjadinya rangsangan fisik maupun dari serabut saraf dalam tubuh ke otak dan diikuti oleh fisik, psikologis maupun emosional.

F. Pengertian Higiene

Higiene adalah ilmu kesehatan tentang bagaimana cara perawatan diri pada individu agar dapat memelihara kesehatannya dengan baik atau disebut juga dengan higiene perorangan (personal higiene). Personal higiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan higiene berarti sehat. Personal higiene (kebersihan perorangan) adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Pemeliharaan higiene perorangan diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan dan kesehatan. Seperti pada orang sehat mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya sendiri, pada orang sakit atau tantangan fisik memerlukan bantuan perawat untuk melakukan praktik kesehatan yang rutin.

G. Pengertian Hygiene Menstruasi

Higiene menstruasi adalah komponen higiene perorangan yang memegang peranan penting dalam perilaku kesehatan seorang perempuan khususnya kebersihan alat reproduksinya saat mengalami menstruasi. Manajemen higiene menstruasi adalah dasar pengelolaan saat menstruasi agar dapat beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari dengan nyaman seperti pergi ke sekolah, bekerja, dan lain-lain.

H. Tujuan, Manfaat, dan Pentingnya Perawatan Diri bagi Perempuan saat Menstruasi

(10)

1. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang 2. Memelihara kebersihan diri seseorang 3. Memperbaiki personal higiene yang kurang 4. Mencegah penyakit

5. Menciptakan keindahan

6. Meningkatkan rasa percaya diri

Jika remaja putri melakukan perilaku higienis pada saat menstruasi maka akan terhindar dari kanker rahim, merasa nyaman beraktivitas sehari-hari, percaya diri, bersemangat dan tidak malas-malasan lagi, tidak dijauhi teman-teman karena bau badan amis dan tidak mempercayai mitos-mitos yang beredar di masyarakat karena sudah memahami kebenarannya

I. Manajemen hygiene menstruasi

Untuk menjaga kebersihan dan kesehatan, idealnya penggunaan pembalut selama menstruasi harus diganti secara teratur 4 sampai 5 kali sehari atau setiap 3-4 jam sekali apalagi jika sedang banyak-banyaknya pada 2-3 hari pertama menstruasi. Setelah mandi atau buang air, vagina harus dikeringkan dengan tisu atau handuk agar tidak lembab. Selain itu pemakaian celana dalam hendaknya bahan yang terbuat dari yang mudah menyerap keringat.

Beberapa aspek penting yang harus diperhatikan remaja putri dalam menjaga kesehatan organ reproduksinya yaitu:

1. Saat menstruasi wajib menggunakan pembalut untuk menyerap darah yang keluar dari vagina. Bila menggunakan tampon dari kain, harus dibersihkan dan dipakai lagi setelah kering.

2. Pemakaian pembalut saat haid digunakan untuk menampung darah haid, agar remaja tetap dapat melakukan aktifitas dengan maksimal. Cara yang benar dalam penggunaan pembalut adalah minimal 3 kali ganti dalam 24

(11)

jam. Penggunaan pembalut yang terlalu lama tidak direkomendasikan. Hal ini dikarenakan penggunaan pembalut terlalu lama dapat menyebabkan kebocoran dan meninggalkan noda darah di pakaian yang akan menurunkan rasa percaya diri remaja. Selanjutnya vagina akan menjadi lembab dan meningkatkan resiko terjadinya infeksi. Disarankan untuk menggunakan pembalut yang tidak terlalu tebal tapi mampu menyerap dan menampung darah haid dalam jumlah yang banyak.

3. Selalu mencatat siklus menstruasi mulai awal sampai akhir dan mengontrol kondisi tubuh saat menstruasi untuk mendeteksi adanya gangguan kesehatan.

4. Mengatur jadwal tidur

5. Mengkonsumsi susu berkalsium tinggi dan makanan kaya zat besi saat menstruasi

6. Latihan ringan dan olahraga membantu mengatasi nyeri haid 7. Rajin mengganti celana dalam 2-3 kali sehari

8. Pembersihan vagina yaitu pembilasan dengan air bersih dari arah depan ke belakang dan baiknya menggunakan air mengalir , mencuci tangan terlebih dahulu saat pertama kali membasuh area vagina, dan pastikan kuku tidak panjang karena akan melukai vagina

9. Menjaga organ reproduksi tidak lembab

10. Memakai celana dalam yang terbuat dari katun karena dapat menyerap keringat dan sebaiknya tidak terlalu ketat

11. Mandi minimal 1 kali sehari dengan air bersih lebih baik lagi air hangat 12. Membuang sampah pembalut secara teratur. Jangan sembarangan karena

akan menyumbat saluran pembuangan.

(12)

Peristiwa menstruasi yang merupakan darah kotor, yang jika kurang dijaga kebersihannya akan berpotensi untuk timbul infeksi pada organ reproduksi. Sedangkan apabila perilaku higienis tersebut tidak dilakukan dan remaja putri kurang peduli akan kebersihan alat reproduksinya, tidak menjaga penampilan dan kesehatan sewaktu menstruasi, mereka dapat terkena kanker rahim, keputihan, mengurangi aktivitas saat menstruasi karena malas, kurang percaya diri, percaya akan mitos-mitos seputar menstruasi yang beredar di masyarakat, dijauhi teman-teman karena bau badan amis dan lainnya.

Hasil penelitian yang telah dilakukan menyatakan bahwa kurangnya perilaku perawatan diri saat menstruasi dapat menyebabkan berbagai penyakit misalnya kanker rahim. Berdasarkan data dari badan kesehatan Dunia (WHO), kanker serviks merupakan kanker nomor dua terbanyak pada perempuan berusia 15–45 tahun setelah kanker payudara. Tidak kurang dari 500.000 kasus baru dengan kematian 280.000 penderita terjadi setiap tahun di seluruh dunia.

Bisa dikatakan, setiap dua menit seorang perempuan meninggal akibat kanker serviks. Di wilayah Asia Pasifik dan Timur Tengah terdapat 1,3 milyar perempuan berusia 13 tahun ke atas yang berisiko terkena kanker serviks. WHO memperkirakan ada lebih dari 265.000 kasus kanker serviks dengan kematian 140.000 penderita setiap tahun di wilayah ini. Menurut data Globocan 2002, terdapat lebih dari 40.000 kasus baru kanker serviks dengan sekitar 22.000 kematian karenanya pada wanita di Asia Tenggara.

Indonesia berada pada peringkat pertama untuk kasus wanita penderita kanker mulut rahim (serviks) sedunia, sedangkan data dari Yayasan Kanker Indonesia, bahwa penyakit penyakit kanker leher rahim (serviks) mengakibatkan korban meninggal dunia sedikitnya 555 wanita perharinya dan 200.000 wanita per tahunnya. Menurut beberapa penelitian menyebutkan bahwa kanker ini disebabkan oleh virus Human Papilloma Virus(HPV) yang muncul antara lain karena perilaku sering berganti-ganti pasangan seks dan perilaku yang tidak higienis pada saat menstruasi.

(13)

Virus ini hidup di daerah yang lembab, persisnya dalam cairan vagina yang diidap oleh penderita keputihan (leukore). Jika keputihan ini tidak segera membaik, virus ini bisa memunculkan kanker rahim. Biasanya keadaan ini ditandai dengan banyaknya cairan keputihan yang disertai bau tidak sedap dan perdarahan yang keluar dari vagina. Tapi ada kalanya kanker yang muncul itu tidak memberikan gejala -gejala sakit seperti itu. Ditemukan penyebab utama kanker mulut rahim di Indonesia adalah pembalut berkualitas buruk.

Oleh karena itu pada saat menstruasi seharusnya perempuan benar-benar dapat menjaga kebersihan organ reproduksi secara ekstra terutama pada bagian vagina, karena kalau tidak dijaga kebersihannya, akan menimbulkan mikroorganisme yang berlebih sehingga mengganggu fungsi organ reproduksi.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Hardjito, Koekoeh, Suwoyo, dan Aisyah, Siti. 2010. Perbedaan Perilaku Menjaga Personal Hygiene saat Menstruasi pada Remaja Putri antara Sebelum dan Sesudah Pemberian Penyuluhan tentang Pendidikan Kesehatan Reproduksi. Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes Vol. I No. 2 April 2010. 125-129

Notoatmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Nugroho Taufan. Kesehatan Wanita, Gender & Permasalahannya. Yogjakarta : Nuha

Medika Medical Book

Proverawati Atikah. 2009. Menarche Menstruasi Pertama Penuh Makna. Yogjakarta : Nuha Medika Medical Book

Sofian Amru. 2013. 2010. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta : EGC Buku Kedokteran

Yusuf, Syamsu. 2005. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Referensi

Dokumen terkait

Ada hubungan tingkat konsumsi zat besi dan pola menstruasi (lama menstruasi dan siklus menstruasi) dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMP Kristen

Kriteria inklusinya adalah remaja putri umur 11-19 tahun, yang diteliti adalah hubungan status gizi dan pola menstruasi dengan anemia gizi besi pada remaja putri, penelitian dilakukan

Buku ini bertujuan untuk menyediakan panduan yang tepat dan dibutuhkan oleh remaja putri ketika mereka menghadapi menstruasi dan memberikan pendidikan kepada remaja putra

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 38,1% usia saat menarche remaja berada pada usia 11 tahun, 74,6% pola siklus menstruasi remaja putri tidak teratur, 73,0% remaja putri mengalami

Perawatan organ reproduksi saat menstruasi memiliki manfaat bagi remaja anak jalanan seperti terhindar dari peyakit infeksi saluran reproduksi, meningkatkan derajat

Hubungan yang signifikan antara komunikasi orang tua tentang menstruasi dengan perilaku hygiene menstruasi remaja putri kelas VII di MTs Negeri Sleman Kota maka dapat

Hubungan yang signifikan antara komunikasi orang tua tentang menstruasi dengan perilaku hygiene menstruasi remaja putri kelas VII di MTs Negeri Sleman Kota maka dapat

Berdasarkan analisa peneliti penge- tahuan yang kurang pada remaja putri tentang menstruasi dikarenakan remaja putri mayoritas memiliki sumber infor- masi yang kurang hal ini dibuktikan