• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Remaja Putri Tentang Higienis Pada Saat Menstruasi Di SMK Negeri 8 Medan Tahun 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Remaja Putri Tentang Higienis Pada Saat Menstruasi Di SMK Negeri 8 Medan Tahun 2010"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN REMAJA PUTRI TENTANG HIGIENIS PADA SAAT MENSTRUASI

DI SMK NEGERI 8 MEDAN TAHUN 2010

SKRIPSI OLEH

NIM. 081000269 RINNEKA HANDAYANI

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRAK

PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN REMAJA PUTRI TENTANG HIGIENIS PADA SAAT MENSTRUASI DI SMK NEGERI 8 MEDAN

TAHUN 2010

Menstruasi adalah pengeluaran secara periodik darah yang berasal dari dinding rahim. Kebiasaan menjaga kebersihan, termasuk kebersihan organ seksual, merupakan awal dari usaha menjaga kesehatan secara umum.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan tindakan remaja putri tentang higienis pada saat menstruasi di SMK Negeri 8 Medan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Sampel di tarik dengan cara sistematik random sampling berjumlah 90 orang.

Hasil penelitian ini menunjukkan siswi yang pengetahuan baik sebesar 38 orang (42,2%), pengetahuan cukup 41 orang (45,6%) dan pengetahuan kurang 11 orang (12,2%). Untuk sikap baik sebanyak 38 orang (42,2%), sikap cukup sebanyak 29 orang (32,2%) dan sikap kurang sebanyak 23 orang (25,6%). Untuk tindakan baik sebanyak 20 orang (22,2%), cukup sebanyak 24 orang (26,7%) dan yang kurang sebanyak 46 orang (51,1%).

Kesimpulan 41 orang (45,6%) pengengetahuan cukup dan 23 orang (25,6%) sikap baik tetapi 46 orang (51,1%) yang memiliki tindakan kurang. Disarankan agar pihak sekolah melalui Guru Bimbingan Penyuluhan menerangkan mengenai higienis saat menstruasi.

(3)

ABSTRACT

KNOWLEDGE, ATTITUDE AND PRACTICE OF ADOLESCENT SCHOOL GIRLS ABOUT MENSTRUATION HYGIENE AT SMK NEGERI 8 MEDAN 2010

Menstruation is the periodic vaginal bleeding that occurs with the shedding of the uterine mucosa is one of the signs of puberty. Menstruation hygiene is the special health care needs and requirements of womens during monthly menstruation or menstrual cycle.

The aims of this study was to asses the level of knowledge, attitude, and practice of adolescent school girls about menstruation hygiene in SMK Negeri 8 Medan. The study applied a descriptive, cross sectional approach, in which 90 students were selected at systematic random sampling.

The result shows 38 students girls (42,2%) had good knowledge, 41 students girls (45,6%) had enough knowledge, 11 students girls (12,2%) had poor knowledge. 29 students girls (32,2%) had good attitude, 23 students girls (25,6%) had enough attitude, 20 students girls (22,2%) had poor attitude. 20 students girls (32,2%) had good practice, 24 students girls (26,7%) had enough practice, and 46 students girls (51,1%) had poor practice.

Conclusion 29 students girls (51,1%) had good attitude and 41 students girls (45,6%) had enough knowledge but did not had good practice 46 students girls (51,1%). It is suggested for school by teacher guidance counseling about hygiene menstruation for all adolescent school girls.

(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Rinneka Handayani

Tempat/Tanggal Lahir : Pekanbaru/22 April 1986

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Anak ke : 4 (Empat)

Status Perkawinan : Belum Kawin

Alamat Rumah : Jl. Datuk Setia Maha Raja No 8 Pekanbaru

Riwayat Pendidikan :

1. Tahun 1992-1998 : SD Negeri 021 Pekanbaru

2. Tahun 1998-2001 : SLTP Negeri 13 Pekanbaru

3. Tahun 2001-2004 : SMU Negeri 8 Pekanbaru

4. Tahun 2004-2007 : Akademi Kebidanan Dharma Husada

5. Tahun 2008-2010 : Fakultas Kesehatan Masyarakat

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul “Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Remaja Putri Tentang

Higienis Pada Saat Menstruasi Medan Tahun 2010” yang merupakan salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM).

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan,

dukungan dan bantuan dari berbagai pihak secara moril maupun materil, oleh karena

itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr.Drs. Surya Utama, MS, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara (FKM USU).

2. Ibu dr. Yusniwarti Yusad, M.Si, selaku Ketua Departemen Kependudukan dan

Biostatistik sekaligus Dosen Pembimbing I dan Ketua Penguji yang telah banyak

memberikan saran, bimbingan dan arahan dalam penulisan skripsi ini.

3. Ibu Asfriyati, SKM M Kes, selaku Dosen Pembimbing II dan Dosen Penguji I

yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan

pengarahan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini sekaligus Dosen

Pembimbing Akademik yang telah memperhatikan penulis selama mengikuti

pendidikan di FKM USU.

4. Drs Heru Santosa, MS Phd, selaku Dosen Penguji II yang telah banyak

(6)

5. dr. Ria Masniari Lubis, M.Si, selaku Dosen Penguji III yang telah banyak

memberikan masukan kepada penulis dalam perbaikan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen dan staf di FKM USU yang telah memberikan bekal ilmu selama

penulis menjalani pendidikan.

7. Kepala Sekolah SMK Negeri 8 Medan dan seluruh staf yang telah membantu

penulis dalam melakukan penelitian.

8. Teristimewa untuk orang tuaku tercinta, Ayahanda Dalisman dan Hasnaniwati,

S.pd yang telah memberikan limpahan kasih sayang, motivasi hidup, perhatian,

dan doa restu yang tiada henti kepada ananda serta yang selama ini berjuang

untuk ananda agar dapat menyelesaikan pendidikan tinggi untuk masa depan yang

lebih baik.

9. Kakak, abang dan adekku tercinta, terutama bg ade dan neta serta kakak ipar juli

yang telah memberikan dukungan, perhatian dan kasih sayang kepada ananda

sehingga ananda dapat menyelesaikan pendidikan ini.

10.Teman-teman seperjuangan di FKM USU khususnya sahabat- sahabatku (dwi’,

ridha, Dian, k afni, bg adli, bg jon, Riri, Tria dan k Ani) yang selalu memberi

semangat dan bantuan kepada penulis.

11.Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu.

(7)

Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam penulisan skripsi ini, untuk

itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak dalam

rangka penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat

bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Desember 2010 Penulis,

RINNEKA HANDAYANI

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

Abstrak ... ...i

Abstract ... ...ii

Daftar Riwayat Hidup ...iii

Kata Pengantar ...iv

Daftar Isi ...vii

BAB 1 PENDAHULUAN ...1

1.1. Latar Belakang...1

1.2. Perumusan Masalah ...6

1.3. Tujuan Penelitian ...6

1.3.1. Tujuan Umum ...6

1.3.2. Tujuan Khusus ...6

1.4. Manfaat Penelitian ...6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... ...7

2.1. Pengetahuan ... ...7

2.2. Sikap ... ...8

2.3. Tindakan atau Praktik ...9

2.4. Remaja ... ...10

2.5. Menstruasi ... ...11

2.5.1 Siklus Menstruasi ...12

2.5.2 Higienis Saat Menstruasi ...14

2.5.3 Cara Dalam Menjaga Kebersihan Diri Disaat Menstruasi...14

2.5.4 Hal yang Mempengaruhi Higienis Saat Menstruasi ...15

2.5.5 Cara Untuk Menghindari Alergi Kulit Organ Intim Saat Menstruasi ...16

2.5.7 Dampak Kesehatan Reproduksi Dengan Tidak menjaga Kebersihan Alat Kelamin Wanita saat Menstruasi ...17

2.6. Variabel yang Diteliti ...19

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ...20

3.1. Jenis Penelitian ... ...20

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... ...20

3.2.1. Lokasi Penelitian ...20

3.2.2. Waktu Penelitian .... ...21

3.3. Populasi dan Sampel ... ...21

3.3.1. Populasi ... ...21

(9)

3.4. Metode Pengumpulan Data .... ...23

3.4.1. Data Primer ... ...23

3.4.2. Data Sekunder ... ...23

3.5. Definisi Operasional ... ...23

3.6. Aspek Pengukuran ... ...23

3.6.1. Pengetahuan ...23

3.6.2. Sikap ... ...24

3.6.3. Tindakan ... ...25

3.7. Teknik Analisis Data...26

3.8. Uji Validitas dan Realibilitas...26

BAB 4 HASIL PENELITIAN ...28

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian...28

4.2. Karateristik Responden ... ...29

4.3. Pengetahuan Remaja Putri Tentang Higienis Saat Menstruasi...31

4.4. Sikap Tentang Higine Pada Saat Menstruasi di SMK Negeri 8 Tahun 2010 ... ...40

4.5. Tindakan Responden Tentang Higine Pada Saat Menstrruasi di SMK Negeri 8 Tahun 2010 ... ...47

BAB 5 PEMBAHASAN ... ...56

5.1. Pengetahuan Remaja Putri Tentang Higienis Pada Saat Menstruasi ...56

5.2. Sikap Remaja Putri Tentang Higines Saat Menstruasi ...58

5.3. Tindakan Higines Saat Menstruasi . ...59

5.4. Pengetahuan Remaja Putri tentang Higines Pada Saat Menstruasi Dengan Sikap Remaja Putri Tentang Higines Pada Saat Menstruasi ...60

5.5. Pengetahuan Remaja Putri tentang Higines Pada Saat Menstruasi Dengan Sikap Remaja Putri Tentang Higines Pada Saat Menstruasi ...61

5.6. Sikap Remaja Putri tentang Higines Pada Saat Menstruasi Dengan Tindakan Remaja Putri Tentang Higines Pada Saat Menstruasi ...62

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... ...64

6.1. Kesimpulan ... ...64

6.2. Saran ... ...64

(10)

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 4.1. Jumlah Siswa/i di SMK Negeri 8 Medan Tahun 2010... 29 Tabel 4.2.1 Distribusi Karateristik Responden Berdasarkan Umur di

SMK Negeri 8 Tahun 2010... 29 Tabel 4.2.2 Distribusi Karateristik Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu di

SMK Negeri 8 Tahun 2010………... 30 Tabel 4.2.3 Distribusi Karateristik Responden di SMK Negeri 8 Tahun 2010

Berdasarkan Sumber Informasi ... 30 Tabel 4.2.4 Distribusi Karateristik Responden Berdasarkan Pernah Tidaknya

Membawa Pembalut Ke Sekolah di SMK Negeri 8 Tahun 2010... 30 Tabel 4.2.5 Distribusi Karateristik Responden Berdasarkan Jenis Pembalut di

SMK Negeri 8 Tahun 2010………... 31 Tabel 4.3.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang

Higienis Pada Saat Menstruasi di SMK Negeri 8 Tahun 2010... 31 Tabel 4.3.2 Tabel Silang Umur dan Pengetahuan Tentang Higienis Pada

Saat Menstruasi di SMK Negeri 8 Tahun... 32 Tabel 4.3.3. Tabel Silang pendidikan ibu dan Pengetahuan Tentang Higienis

Pada Saat Menstruasi di SMK Negeri 8 Tahun 2010...32 Tabel 4.3.4. Tabel Silang Sumber Informasi dan Pengetahuan Tentang Higienis

Pada Saat Menstruasi di SMK Negeri 8

Tahun 2010... 33 Tabel 4.3.5. Tabel Silang Kepernahan Membawa Pembalut dan

Pengetahuan Tentang Higienis Pada Saat Menstruasi

di SMK Negeri 8 Tahun 2010... 34 Tabel 4.3.6. Tabel Silang Jenis Merk pembalut dan Pengetahuan Tentang

Higienis Pada Saat Menstruasi di SMK Negeri 8

Tahun 2010... 35 Tabel 4.3.7. Distribusi frekuensi jawaban Pengetahuan Tentang Higienis

Pada Saat Menstruasi di SMK Negeri 8

Tahun 2010... 40 Tabel 4.4.1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sikap responden tentang

Higienis Pada Saat Menstruasi di SMK Negeri 8

Tahun 2010... 40 Tabel 4.4.2. Tabel Silang Umur dan Sikap Tentang Higienis Pada Saat

Menstruasi di SMK Negeri 8 Tahun 2010... 41 Tabel 4.4.3. Tabel Silang pendidikan ibu dan Sikap Tentang Higienis

Pada Saat Menstruasi di SMK Negeri 8 Tahun 2010...41 Tabel 4.4.4. Tabel Silang Sumber Informasi dan Sikap Tentang Higienis

Pada Saat Menstruasi di SMK Negeri 8

Tahun 2010... 42 x

(11)

Sikap Tentang Higienis Pada Saat Menstruasi

di SMK Negeri 8 Tahun 2010... 43 Tabel 4.4.6. Tabel Silang Jenis Merk pembalut dan Sikap Tentang

Higienis Pada Saat Menstruasi di SMK Negeri 8

Tahun 2010... 43 Tabel 4.4.7. Distribusi frekuensi jawaban Pengetahuan Tentang Higienis

Pada Saat Menstruasi di SMK Negeri 8

Tahun 2010... 44 Tabel 4.5.1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tindakan responden tentang

Higienis Pada Saat Menstruasi di SMK Negeri 8

Tahun 2010... 47 Tabel 4.5.2. Tabel Silang Umur dan Tindakan Tentang Higienis Pada Saat

Menstruasi di SMK Negeri 8 Tahun 2010... 47 Tabel 4.5.3. Tabel Silang pendidikan ibu dan Tindakan Tentang Higienis

Pada Saat Menstruasi di SMK Negeri 8 Tahun 2010...48 Tabel 4.5.4. Tabel Silang Sumber Informasi dan Tindakan Tentang Higienis

Pada Saat Menstruasi di SMK Negeri 8

Tahun 2010... 49 Tabel 4.5.5. Tabel Silang Kepernahan Membawa Pembalut dan

Tindakan Tentang Higienis Pada Saat Menstruasi

di SMK Negeri 8 Tahun 2010... 50 Tabel 4.5.6. Tabel Silang Jenis Merk pembalut dan Tindakan Tentang

Higienis Pada Saat Menstruasi di SMK Negeri 8

Tahun 2010... 50 Tabel 4.5.7. Distribusi frekuensi jawaban Tindakan Tentang Higienis

Pada Saat Menstruasi di SMK Negeri 8

Tahun 2010... 44 Tabel 4.5.8. Tabel Silang Pengetahuan dan Sikap Responden Tentang

Higienis Pada Saat Menstruasi di SMK Negeri 8

Tahun 2010... 53 Tabel 4.5.9. Tabel Silang Pengetahuan dan Tindakan Responden Tentang

Higienis Pada Saat Menstruasi di SMK Negeri 8

Tahun 2010... 54 Tabel 4.5.10.Tabel Silang Sikap dan Tindakan Responden Tentang Higienis

Pada Saat Menstruasi di SMK Negeri 8

(12)

DAFTAR GAMBAR

(13)

ABSTRAK

PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN REMAJA PUTRI TENTANG HIGIENIS PADA SAAT MENSTRUASI DI SMK NEGERI 8 MEDAN

TAHUN 2010

Menstruasi adalah pengeluaran secara periodik darah yang berasal dari dinding rahim. Kebiasaan menjaga kebersihan, termasuk kebersihan organ seksual, merupakan awal dari usaha menjaga kesehatan secara umum.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan tindakan remaja putri tentang higienis pada saat menstruasi di SMK Negeri 8 Medan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Sampel di tarik dengan cara sistematik random sampling berjumlah 90 orang.

Hasil penelitian ini menunjukkan siswi yang pengetahuan baik sebesar 38 orang (42,2%), pengetahuan cukup 41 orang (45,6%) dan pengetahuan kurang 11 orang (12,2%). Untuk sikap baik sebanyak 38 orang (42,2%), sikap cukup sebanyak 29 orang (32,2%) dan sikap kurang sebanyak 23 orang (25,6%). Untuk tindakan baik sebanyak 20 orang (22,2%), cukup sebanyak 24 orang (26,7%) dan yang kurang sebanyak 46 orang (51,1%).

Kesimpulan 41 orang (45,6%) pengengetahuan cukup dan 23 orang (25,6%) sikap baik tetapi 46 orang (51,1%) yang memiliki tindakan kurang. Disarankan agar pihak sekolah melalui Guru Bimbingan Penyuluhan menerangkan mengenai higienis saat menstruasi.

(14)

ABSTRACT

KNOWLEDGE, ATTITUDE AND PRACTICE OF ADOLESCENT SCHOOL GIRLS ABOUT MENSTRUATION HYGIENE AT SMK NEGERI 8 MEDAN 2010

Menstruation is the periodic vaginal bleeding that occurs with the shedding of the uterine mucosa is one of the signs of puberty. Menstruation hygiene is the special health care needs and requirements of womens during monthly menstruation or menstrual cycle.

The aims of this study was to asses the level of knowledge, attitude, and practice of adolescent school girls about menstruation hygiene in SMK Negeri 8 Medan. The study applied a descriptive, cross sectional approach, in which 90 students were selected at systematic random sampling.

The result shows 38 students girls (42,2%) had good knowledge, 41 students girls (45,6%) had enough knowledge, 11 students girls (12,2%) had poor knowledge. 29 students girls (32,2%) had good attitude, 23 students girls (25,6%) had enough attitude, 20 students girls (22,2%) had poor attitude. 20 students girls (32,2%) had good practice, 24 students girls (26,7%) had enough practice, and 46 students girls (51,1%) had poor practice.

Conclusion 29 students girls (51,1%) had good attitude and 41 students girls (45,6%) had enough knowledge but did not had good practice 46 students girls (51,1%). It is suggested for school by teacher guidance counseling about hygiene menstruation for all adolescent school girls.

(15)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Istilah Adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere yang berarti

“tumbuh” atau tumbuh menjadi dewasa dan berangsur–angsur menuju kematangan

secara fisik, akal, kejiwaan dan sosial serta emosional. Bangsa primitif memandang

masa puber dan masa remaja tidak berbeda dengan periode-periode lain dalam

rentang kehidupan, anak dianggap sudah dewasa dan mampu mengadakan reproduksi

(Mighwar, 2006).

Kelompok usia remaja menurut definisi WHO (World Health Organization)

adalah kelompok umur 10-19 tahun yang tersebut sebagai adolesen. Sekitar 900 juta

berada di Negara sedang berkembang. Data demografi di Amerika Serikat (1990)

menunjukan jumlah remaja berumur 10-19 tahun sekitar 15% populasi. Di Asia

Pasifik dimana penduduknya merupakan 60% dari penduduk dunia, sepertiganya

adalah remaja umur 10-19 tahun. Di Indonesia menurut biro statistik adalah sekitar

22%, yang terdiri dari 50,9% remaja laki-laki dan 49% remaja perempuan. (Lady,

2008).

Kota Medan sebagai ibu kota Propinsi Sumatera Utara merupakan kota

terbesar di luar pulau Jawa. Berdasarkan data terakhir dari Badan Pusat Statistik

tahun 2007 penduduk Kota Medan sejumlah 2.083.156 jiwa, yang terdiri atas

1.029.786 laki–laki dan 1.053.374 perempuan. Jumlah penduduk menurut kelompok

(16)

laki-laki sebanyak 713,6 jiwa dan perempuan sebanyak 695,5 jiwa. Golongan umur

15-19 tahun sebanyak 706,6 jiwa dan perempuan sebanyak 682,6 jiwa. (BPS Propsu,

2007).

30-70% kasus Human Papilloma Virus (HPV) berakhir dengan kanker mulut

rahim (serviks) yang merupakan kanker terbanyak yang ditemukan pada perempuan,

yaitu 370.000 kasus baru tiap tahunnya, dan 80% di antaranya di negara berkembang

(Buzsa, 1999).

Berdasarkan data dari Yayasan Kanker Indonesia, bahwa penyakit kanker

leher rahim (Serviks) mengakibatkan korban meninggal dunia sedikitnya 555 wanita

perhari nya dan 200.000 wanita per tahunnya. Sedangkan data dari Badan Kesehatan

Dunia (WHO), Indonesia berada pada urutan No. 1 untuk kasus wanita penderita

kanker mulut rahim (Serviks) sedunia (Anonim, 2010)

Sebagian besar wanita mengalami masalah seputar organ kewanitaannya.

Berdasarkan survey data kesehatan, 62% wanita Indonesia mengalami infeksi vagina

seperti Flour albus, Vaginitis, Endometriosis, Servitis sampai infeksi HPV (human

papilloma virus) yang di duga penyebab kanker serviks. Menurut Yayasan Kanker

Indonesia, saat ini penyakit kanker leher rahim menyebabkan korban meninggal

sedikitnya 200.000 wanita per tahun (Anonim, 2010).

ISR (Infeksi Saluran Reproduksi) telah menyebar luas dan akan terus menjadi

masalah kesehatan dunia. Badan kesehatan dunia (WHO) memperkirakan bahwa

pada 1995 setiap tahunnya terdapat lebih dari 333 juta kasus baru PMS yang dapat

(17)

juta kasus baru per tahun. Klamidia pada urutan kedua dengan 89 juta kasus

baru/tahun, kemudian gonore dengan 62 juta serta sifilis dengan 12 juta kasus baru

tiap tahunnya (UNAIDS/WHO, 1999b:6). Sementara itu, WHO dan UNAIDS juga

memperhitungkan bahwa pada akhir tahun 1999 sekitar 32,4 juta orang dewasa dan

1,2 juta anak-anak akan hidup dengan HIV/AIDS (UNAIDS/WHO, 1999a:4). ISR

yang bukan ditularkan melalui hubungan seksual diyakini lebih banyak lagi

jumlahnya (UNAIDS/WHO, 2007).

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan kota Semarang dapat diketahui bahwa

jumlah penderita infeksi saluran reproduksi (ISR) di Semarang pada tahun 2005

sebanyak 24 penderita servisitis, 44 penderita bacterial vaginosis, 26 penderita

candidiasis. Namun pada tahun 2006 mengalami peningkatan sebanyak 4375

penderita servisitis, 249 penderita bacterial vaginosis, 63 penderita candidiasis, 81

penderita trichomonas vaginalis, sedangkan pada tahun 2007 mengalami penurunan

kecuali penderita bacterial vaginosis yang mengalami peningkatan dibandingkan

tahun 2006 antara lain 712 penderita servisitis, 411 penderita bacterial vaginosis, 10

penderita candidiasis, dan 2 penderita trichomonas vaginalis. Timbulnya penyakit

pada organ reproduksi perempuan diakibatkan kurangnya pemahaman mengenai cara

menjaga kesehatan dan kebersihan organ reproduksinya (Sarviam, 2009)

Organ reproduksi sangat membutuhkan perhatian, terutama kesehatan dan

kebersihannya. Penelitian yang dilakukan di Dusun Serbajadi Kecamatan Natar

(18)

responden yang memiliki kategori baik 36 orang (52,17%), cukup sebanyak 30 orang

(43,48%) dan kurang sebanyak 3 orang (4,35%). (Indah, 2010).

Remaja putri pada saat sekarang ini pada umumnya hanya memperhatikan

kecantikan dan penampilan fisik saja, seperti wajah, rambut, dan model gaya

berbusana. Namun ada bagian yang sangat penting yang selalu dilupakan oleh remaja

putri yaitu kebersihan organ kewanitaan. Padahal organ kewanitaan adalah organ vital

yang sangat perlu di perhatikan kebersihannya. Apabila kebersihan organ kewanitaan

tersebut tidak dilakukan maka dapat menyebabkan gangguan kesehatan reproduksi.

Berdasarkan survei awal, yang dilakukan peneliti di SMK Negeri 8 mayoritas

mempunyai siswa perempuan dimana dari 1059 orang murid, 929 orang adalah murid

perempuan. Mereka berada di sekolah dari pagi hingga siang hari yang kemudian

dilanjutkan dengan kegiatan tambahan di sore hari sehingga murid-murid rentan tidak

menjaga higienis kewanitaanya saat menstruasi dibuktikan dari 10 remaja yang sudah

mendapatkan haid, 5 remaja tidak tahu tentang cara membersihkan alat kelamin pada

saat menstruasi. Alasannya mereka tidak pernah mendengar cara membersihkan alat

kelamin pada saat menstruasi dengan benar, dan 5 orang remaja mengatakan

kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi yang utama adalah mengganti pembalut

lebih dari 3x sehari pada saat menstruasi. Dari latar belakang yang telah disampaikan

tersebut maka mengambil judul pengetahuan, sikap dan tindakan remaja putri tentang

(19)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian ini maka penulis merumuskan masalah

rendahnya pengetahuan, sikap dan tindakan remaja putri tentang higienis pada saat

menstruasi di SMK N 8 Medan tahun 2010 sehingga berdampak kepada kesehatan

reproduksi seperti infeksi saluran reproduksi, penyakit radang panggul, dan kanker

serviks.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetaui pengetahuan, sikap dan tindakan remaja putri tentang

higienis pada saat menstruasi di SMK Negeri 8 Medan tahun 2010.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pengetahuan remaja putri tentang higienis pada saat

menstruasi.

2. Untuk mengetahui sikap remaja putri tentang higienis pada saat menstruasi.

3. Untuk mengetahui tindakan remaja putri tentang higienis pada saat menstruasi.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan bagi SMK Negeri 8 dalam memberikan konseling kepada

Guru BP, Wali kelas, dan Biologi dalam menerangkan kepada remaja putri

tentang pengetahuan, sikap dan tindakan remaja putri tentang higienis pada saat

menstruasi.

2. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian yang

(20)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan juga dapat didefenisikan

sebagai sekumpulan informasi yang dipahami, yang diperoleh dari proses belajar

semasa hidup dan dapat dipergunakan sewaktu-waktu sebagai alat penyesuaian diri,

baik terhadap diri sendiri maupun lingkungan.

Asosiasi Psikologi Amerika berpendapat bahwa dalam tidaknya pengetahuan

seseorang terhadap penguasaan materi dapat digolongkan dalam enam tingkatan.

Tingkatan tersebut dapat dijelaskan sebagai Domain on the taxonomy of educational

objectives yaitu :

1. Tahu, didefenisikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya, termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari ransangan yang telah diterimanya.

2. Memahami, didefenisikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan

materi tersebut secara benar.

3. Aplikasi, didefenisikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi

(21)

4. Analisa, didefenisikan sebagai kemampuan untuk menjabarkan materi atau

objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur

organisasi tersebut dan masih ada kaitan satu sama lain.

5. Sintesis, didefenisikan sebagai suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru

atau kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi

yang ada.

6. Evaluasi, didefenisikan sebagai kemampuan untuk melakukan penilaian

terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu berdasarkan pada kriteria yang

telah ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara dalam kuesioner

yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau

responden. (Notoadmodjo, 2005)

2.2 Sikap

Menurut Notoadmodjo (2005) sikap merupakan reaksi atau respon yang

masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek.

Disebutkan juga bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk

bertindak dan juga merupakan pelaksanaan motif tertentu.

Adapun tingkatan sikap yaitu : (Notoadmodjo, 2005)

1. Menerima (receiving) diartikan bahwa orang atau subjek mau dan

(22)

2. Merespon (responding) memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan

dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari suatu

sikap, karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau

mengerjakan tugas yang diberikan lepas pekerjaan itu benar atau salah adalah

berarti orang menerima ide tersebut.

3. Bertanggungjawab (responsible), bertanggung jawab atas sesuatu yang telah

dipilihnya dengan segala resiko atau merupakan sikap yang paling tinggi.

4. Menghargai (valuing), mengajak orang lain untuk mengerjakan atau

mendiskusikan suatu masalah.

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung.

Secara langsung dapat dinyatakan pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu

objek, secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pertanyaan-pertanyaan

hipotesis, kemudian dinyatakan pendapat responden.

2.3. Tindakan atau Praktik (practice)

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior).

Untuk mewujudkan sikap menjadi perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau

suatu kondisi yang memungkinkan.

Tindakan dibedakan atas beberapa tindakan: (Notoatmodjo, 2003)

1. Persepsi (perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan di

(23)

2. Respon Terpimpin (Guided Response)

Dapat melakukan sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh

adalah merupakan indikator praktek tingkat kedua.

3. Mekanisme (Mecanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis,

atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktek

tingkat tiga.

4. Adopsi (Adoption)

Adopsi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan

baik.

2. 4. Remaja

Remaja atau “adolescence” (Inggris) berasal dari bahasa latin “adolescere”

yang berarti tumbuh kearah kematangan. Kematangan yang dimaksud adalah bukan

hanya kematangan fisik saja, tatapi juga kematangan sosial dan psikologis. Batasan

usia remaja menurut WHO adalah usia 12 sampai 24 tahun, menurut Departemen

Kesehatan Republik Indonesia adalah antara 10 sampai 19 tahun dan belum kawin.

Menurut BKKBN adalah 10 sampai 19 tahun, adalah suatu periode masa pematangan

organ reproduksi wanita, dan sering disebut masa pubertas. Masa remaja peralihan

dari masa anak–anak ke masa dewasa (Widiastuti, 2008).

Secara fisik organ reproduksi remaja perempuan (pubertas) dimulai dengan

awal berfungsinya ovarium (kandung telur) sampai pada saat ovarium sudah

(24)

tahunan (kira–kira umur 8–14 tahun). Awal usia pubertas dipengaruhi oleh bangsa,

iklim, gizi, dan kebudayaan. Peristiwa penting pada masa ini adalah pertumbuhan

badan yang cepat, timbulnya ciri–ciri kelamin sekunder, menarche (haid pertama)

dan perubahan fsikis. Sedangkan indung telur (ovarium) mulai aktif mengeluarkan

estrogen yang dipengaruhi hormon gonadrotopin yang diproduksi kelenjar bawah

otak. Pada saat yang sama kortex kelenjar supra renal mulai membentuk hormon

androgen yang memegang peranan penting dalam pertumbuhan badan. Pengaruh

hormon–hormon inilah yang menyebabkan pertumbuhan genetalia interna, eksterna,

dan ciri kelamin sekunder. Genetalia dan Eksterna akan tumbuh terus untuk mencapai

bentuk dan sifat seperti usia reproduksi. (Muzqayyanah, 2008).

2.5. Menstruasi

Menstruasi atau haid pendarahan secara periodik dan siklik dari uterus,

disertai (dekuamasi) endometrium. Ini tanda dari kedewasaan biologik seorang

perempuan. (Sarwono, 2009).

2.5.1 Siklus Menstruasi

Siklus haid dapat berbeda-beda pada setiap perempuan sehat dan normal.

Lamanya siklus haid yang dianggap normal adalah 28 hari ditambah atau dikurangi

dua sampai tiga hari. Setiap fase siklus dibedakan dalam empat fase yaitu :

a. Fase haid, lamanya dua sampai delapan hari, rata-rata lima hari, dimulai sekitar

14 hari setelah ovulasi. Hari pertama keluarnya darah haid ditetapkan sebagai

hari pertama siklus endometrium. Pada waktu ini endometrium dilepas dan di

(25)

hilang sangat bervariasi diantara perempuan dengan rentang antara 20 sampai

80 ml (rata-rata 50 ml)

b. Fase proliferasi, berlangsung sampai hari keempat belas. Endometrium tumbuh

kembali, disebut disebut juga endometrium mengadakan proliferasi. Pada masa

ini terjadi penebalan endometrium 8 sampai 10 kali lipat dan berakhir pada saat

ovulasi

c. Fase sekresi, berlangsung sejak hari ovulasi sampai sekitar tiga hari sebelum

periode haid berikutnya. Pada akhir fase sekresi endometrium matang dengan

sempurna mencapai ketebalan seperti beludru yang tebal dan halus, kaya

dengan darah dan sekresi kelenjar yang kaya dengan glikogen dan lemak dan

merupakan tempat yang sesuai untuk melindungi dan memberi nutrisi ovum

yang dibuahi. Pada masa ini korpus rubrum pada ovarium menjadi korpus

luteum yang menghasilkan hormon progesteron

d. Fase iskemi : Implantasi atau nidasi ovum yang dibuahi terjadi sekitar tujuh

sampai 10 hari setelah ovulasi. Apabila tidak terjadi penbuahan dan implantasi

maka korpus luteum mengecil dan menyusut menyebabkan kadar estrogen dan

progesterone menurun dengan cepat dan menimbulkan pada arteri yang

berkeluk-keluk di endometrium. Terjadi dilatasi dan hyperemia diikuti spasme

dan iskemia kemudian terjadi nekrosis. Lapisan fungsional yang nekrotik

tersebut terlepas dari lapisan basal dan perdarahan haid terjadi lagi, menandai

(26)

2.5.2 Higienis saat menstruasi

Organ reproduksi adalah salah satu bagian terpenting dalam tubuh manusia

yang memiliki peran besar dan tidak dapat digantikan oleh organ lain. Bagian utama

pada manusia yang berfungsi memperoleh keturunan. Sistem inilah yang menjadi

salah satu penyebab berbagai macam konflik, baik psikis, masalah rumah tangga,

hingga hubungannya dengan sosial masyarakat (Dita, 2009)

Higienis berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan

dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseorang adalah suatu tindakan untuk

memelihara kebersihan dan kesehatan seseoran untuk kesejahteraan fisik dan psikis

(hidayat, 2009).

Menstruasi atau haid mengacu kepada pengeluaran secara periodik darah yang

berasal dari dinding rahim. Jadi higienis saat menstruasi adalah menjaga kebersihan

diri, terutama menjaga kebersihan organ reproduksi/alat kelamin. (Sarwono, 2009)

2.5.3 Cara dalam menjaga kebersihan diri disaat menstruasi adalah sebagai berikut :

1) Harus selalu bersih.

2) Membasuh vagina dari arah depan (vagina) ke belakang (anus) secara hati-hati

dan berulang-ulang dengan menggunakan air bersih yang lembut (mild). alergi

dengan sabun, cukup gunakan air hangat.

3) Membersihkan bekas keringat dengan tissu atau handuk agar tidak lembab.

(27)

5) Menggunakan pembalut yang bersih dan berbahan yang lembut, menyerap

dengan baik serta tidak membuat alergi dengan baik pada celana dalam.

6) Mengganti pembalut sesering mungkin sekitar 4-5 kali dalam sehari untuk

menghindari pertumbuhan bakteri yang berkembang biak pada pembalut serta

menghindari bakteri masuk ke vagina.

7) Memilih celana dalam dari bahan alami (katun) dan tidak ketat. sehingga dapat

menyerap keringat.

8) Mengganti celana dalam 2 kali/lebih dalam sehari untuk menjaga kelembaban

yang berlebihan.

9) Cukur Rambut Kemaluan Secara Rutin/Berkala. Bagi yang memiliki rambut

kemaluan panjang sebaiknya melakukan pangkas rambut kemaluan untuk

menjaga tetap pendek agar tidak banyak ditumbuhi bakteri.

10) Tidak membersihkan bagian liang senggama dengan bahan kimia atau sabun.

11) Bila ada kelainan misalnya terlalu banyak darah keluar dan tidak teratur,

periksakanlah ke Dokter. (Siswono, 2001)

2.5.4 Hal yang Mempengaruhi higienis Saat Menstruasi

Secara umum menjaga kesehatan berawal dari menjaga kebersihan diri,

terutama menjaga kebersihan organ reproduksi. Udara panas cenderung lembab dan

berkeringat membuat tubuh menjadi lembab, terutama daerah alat reproduksi yang

menyebabkan bakteri lembab, terutama alat reproduksi. Daerah yang menyebabkan

bakteri mudah berkembang biak, sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap yang

(28)

Tampon dan pembalut wanita sangat mempengaruhi kebersihan saat

menstruasi. Hampir semua gadis lebih suka memakai pembalut saat menstruasi

karena mudah penggunaannya, sehingga tidak perlu memasukkannya kedalam

vagina. Selain itu juga pembalut sangat efektif. Pembalut umumnya diproduksi

dengan alat penyerap untuk menjaga agar tidak menyebabkan infeksi pada vagina,

maka hendaknya mengganti pembalut 4 atau 5 kali dalam sehari.

Untuk jenis tampon, hanya sedikit wanita yang dapat menyangkal bahwa

mereka lebih lupa ketika memakai tampon dibandingkan dengan jika memakai

pembalut Bila tampon dibiarkan terlalu lama dalam vagina, gulungan serat-seratnya

dapat menjadi terlalu lama dalam vagina gulungan, serat-seratnya dapat menjadi

tempat persemaian infeksi vagina. Tampon sebisa mungkin harus diganti setiap 4 jam

sekali karena tampon lebih cenderng memberikan efek kering yang tidak alamiah

pada vagina, sehingga membuat vagina peka terhadap infeksi. (Solin, 2000).

2.5.5 Cara Untuk Menghindari Alergi Kulit Organ Intim Saat Menstruasi

Cara untuk menghindari alergi kulit organ intim saat menstruasi (Dwikarya,

2005) sebagai berikut :

1) Ganti jenis atau merek pembalut jika terjadi alergi atau iritasi kulit, mungkin saja

iritasi tersebut karena pembalut yang digunakan.

2) Saat mandi, daerah radang atau iritasi jangan dibilas dengan air ledeng, pakailah

air aquadest.

3) Hindari pemakaian sabun untuk sementara waktu hingga radang atau iritasi

(29)

4) Pilihlah sabun lunak yang ber-PH rendah.

5) Gunakan sabun cuci pakaian yang lembut untuk mencuci celana dalam dan

oleskan krim anti alergi dengan lembut dan hati-hati.

6) Jangan menggaruk daerah iritasi jika terasa gatal. Sebagai ganti Sebagai Ganti

garukan, kompres dengan menggunakan handuk yang dicelup air es pada bagian

gatal.

7) Hindari penyebab alergi dan iritasi.

2.5.6 Dampak kesehatan reproduksi dengan tidak menjaga kebersihan Alat Kelamin wanita saat menstruasi

Kebiasaan menjaga kebersihan, termasuk kebersihan organ-organ seksual atau

reproduksi, merupakan awal dari usaha menjaga kesehatan tubuh secara umum.

Kebersihan di area vagina sering diabaikan kaum hawa, padahal jika berlarut-larut

akan lebih rentan terinfeksi virus berbahaya. Infeksi vagina yang umum terjadi,

seperti vaginitis bacterial, trichomonas vaginalis, dan kandidiasis vulvovaginal dapat

terjadi sepanjang kehidupan wanita. Sindroma syok toksik, suatu gangguan system

yang tidak umum.

Di daerah yang cukup panas membuat tubuh kita sering berkeringat, keringat

ini meningkatkan kadar kelembaban tubuh, terutama sekali pada organ seksual dan

reproduksi yang tertutup dan berlipat. Akibatnya bakteri mudah berkembang biak dan

ekosistem vagina terganggu sehingga menimbulkan bau tak sedap dan infeksi.

Ekosistem vagina adalah lingkaran kehidupan yang ada di vagina dan dipengaruhi

(30)

keseimbangan ini terganggu, bakteri laktobasilus akan mati dan bakteri patogen akan

tumbuh sehingga tubuh akan rentan terhadap infeksi. Dalam keadaan normal, vagina

mampu mempunyai bau yang khas. Tetapi bila ada infeksi dapat menimbulkan bau

yang mengganggu seperti bau yang tidak sedap, menyengat dan amis yang

disebabkan jamur, bakteri atau kuman lainnya. Jika infeksi di vagina ini dibiarkan

bisa masuk sampai kedalam rahim. (Bobak, 2004).

Vaginitis (peradangan pada vagina) adalah salah satu yang paling dikeluhkan

wanita. Gejala seperti pruritus vulva, iritasi, inflamasi, sekresi vaginal, dan rasa perih,

biasanya diakibatkan oleh salah satu organisme berikut : Candida albican,

Trichomonas vaginalis, dan Gardnerella vaginalis. Sekitar 25 % dari kasus yang ada

disebabkan oleh C. Albican dan T. vaginalis, dan sisanya oleh G. Vaginalis

(Baradero, 2007).

Kurangnya informasi dan malu memeriksakan diri merupakan dua masalah

klasik yang membuat wanita mengabaikan ketidaknyamanan di area organ intim.

Penelitian di Inggris menyebutkan 50 % wanita mengalami ketidaknyamanan pada

vagina dan hampir separuhnya mengabaikannya. Padahal, mereka menyadari adanya

gangguan, seperti gatal, kotor dan berbau. Selain kurangnya pengetahuan tentang cara

merawat organ intim yang benar, banyak wanita tidak mengetahui bagaimana

mengidentifikasi, menangani atau mencegah masalah organ intim secara tepat.

Informasi terkait aspek kesehatan reproduksi belum banyak tersedia. Apalagi

umumnya wanita masih merasa malu untuk meminta bantuan atau berdiskusi dengan

(31)

Penyakit-penyakit infeksi pada organ reproduksi bila tidak diobati dengan

sempurna, akan menimbulkan komplikasi berupa penyakit radang panggul (PRP) dan

bisa berdampak kemadulan, gangguan pada kehamilan (abortus, lahir prematur) atau

bahkan menyebabkan bayi lahir cacat, serta kemungkinan terjadinya kanker leher

rahim. (Tito, 2001)

2.6. Kerangka Konsep

Gambar 2.6 Variabel Yang Diteliti

Pengetahuan Remaja Putri tentang higienis pada saat menstruasi

Sikap Remaja Putri tentang higienis saat pada menstruasi

(32)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian survey deskriptif yaitu penelitian cross

sectional adalah merupakan pemaparan terhadap hasil-hasil penelitian yang telah

dilakukan dalam bentuk gambaran sederhana sehingga setiap orang dapat lebih

mudah mengerti dan mendapatkan gambaran yang jelas mengenai hasil penelitian.

(Chandra, 1995).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian akan di lakukan di SMK Negeri 8 Medan. Adapun yang menjadi

alasan pemilihan lokasi yaitu adalah mayoritas perempuan yaitu 929 orang dari 1059

siswa. Serta mereka melakukan aktivitas belajar dari pagi sampai siang hari yang

kemudian dilanjutkan dengan kegiatan tambahan di sore hari sehingga murid-murid

rentan tidak menjaga higienis kewanitaanya saat menstruasi.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Agustus sampai dengan

Desember 2010. Dimulai dari penelusuran pustaka, survei awal, pengumpulan data

(33)

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah para Remaja putri di SMK Negeri 8

Medan yang duduk di kelas X, XI, dan XII yang berada di tempat pada saat penelitian

dilakukan. Adapun jumlah populasi remaja putri sebanyak 929 orang. Dimana kelas

X sebanyak 418 orang, kelas XI sebanyak 270 orang, dan kelas XII sebanyak 241

orang.

3.3.2 Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan rumus penentuan jumlah sampel

menurut Vincent Gaspersz , sebagai berikut:

Keterangan: N = Besar Populasi

n = Jumlah Sampel

(34)

Z = Tingkat Kepercayaan (95%=1,96)

P = Proporsi Populasi (0,5)=Pada saat survei awal di ketahui jumlah

siswa yang mengetahui higines saat menstruasi yaitu 5 dari 10 siswa di SMK

Negeri 8 Medan.

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan rumus diatas

maka diketahui jumlah sampel dari populasi 929 orang di dapatkan sampel penelitian

sebanyak 90 orang.

Pengambilan sampel dilakukan secara systemastic random sampling dengan

menggunakan selang (interval)/kelipatan sebesar k. Sebagai frame sampling yaitu

daftar absensi seluruh siswa kelas X, XI, dan XII di SMK Negeri 8 Medan tahun

2010. Besaran k diperoleh dengan menggunakan formula :

n N k=

Keterangan : N =Populasi keseluruhan

n = Sampel/responden

k = Interval sampel

k =

90 929

=10

Unsur pertama dari sampel harus dipilih secara acak diantara satuan-satuan

elementer nomor 1 sampai 10. Unsur pertama yang dipilih secara acak adalah siswa

no 2, maka unsur-unsur berikutnya dapat ditentukan dengan k+2=12, 2k+2=22 dan

(35)

3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer

Data primer diperoleh langsung dari responden melalui teknik wawancara

yang berpedoman pada kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya.

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder yang diperlukan diperoleh dari kantor tata usaha SMK Negeri 8

Medan yaitu mengenai data siswa di SMK Negeri 8 Medan tahun 2010.

3.5 Definisi Operasional

1. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui remaja putri mengenai

higienis saat menstruasi.

2. Sikap adalah pendapat atau pandangan remaja mengenai higienis saat

menstruasi.

3. Tindakan adalah perbuatan yang dilakukan remaja mengenai higienis saat

menstruasi.

3.6. Aspek Pengukuran

3.6.1. Pengetahuan

Pengetahuan responden diukur dengan memberikan pertanyaan dari nomor

1-17.

Nilai 2 di beri untuk jawaban yang benar

Nilai 1 di beri untuk jawaban yang mendekati benar.

Nilai 0 di beri untuk jawaban yang tidak tahu.

(36)

Cara menentukan kategori tingkat pengetahuan responden mengacu pada

persentase berikut (Pratomo, 1986) :

 Baik bila skor > 75% nilai keseluruhan (26-34)  Cukup bila skor 40 – 75% nilai keseluruhan (13-25)  Kurang bila skor < 40% nilai keseluruhan (0- 12)

3.6.2 Sikap

Variabel sikap menggunakan skala Likert dengan mengukur melalui 14

pernyataan dengan item jawaban sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju dan

sangat tidak setuju. Adapun ketentuan pemberian bobot nilai pada item jawaban sikap

sebagai berikut (Riduwan, 2002) :

a. Apabila pernyataan positif (1,2,3,4,6,8,9,11,12,14) bobot nilai pada item;

Sangat setuju : 5

Setuju : 4

Netral / ragu-ragu : 3

Tidak setuju : 2

Sangat tidak setuju : 1

b. Apabila pernyataan negatif (5,7,10,13) maka skor :

Sangat setuju : 1

Setuju : 2

Netral / ragu-ragu : 3

Tidak setuju : 4

(37)

Berdasarkan interpretasi skor jawaban responden, sikap dikategorikan sebagai

berikut (Pratomo, 1986) :

a. Baik, jika total skor jawaban >75% atau dalam interval 56-70

b. Cukup, jika total skor jawaban 40% -75% atau dalam interval 37-55

c. Kurang, jika total skor jawaban < 40% atau dalam interval 14-36

3.6.3 Tindakan

Tindakan responden diukur dengan memberikan pertanyaan dari nomor 1 –

14. Cara menentukan kategori tingkat tindakan responden mengacu pada

persentase berikut :

a. Apabila pertanyaan positif (1,4,6,7,9,12,14) bobot nilai pada item;

Ya untuk Nilai 1 di beri untuk jawaban yang benar

Tidak untuk Nilai 0 di beri untuk jawaban yang salah

b. Apabila pertanyaan negatif (2,3,5,8,10,11,13), maka skor :

Tidak untuk Nilai 1 di beri untuk jawaban yang benar

Ya untuk Nilai 0 di beri untuk jawaban yang salah

Cara menentukan kategori tindakan responden mengacu pada persentase

berikut :

Tindakan baik bila skor > 75 % nilai keseluruhan yaitu (11-14) Tindakan cukup bila skor 40–75% nilai keseluruhan yaitu (5-10) Tindakan kurang bila skor < 40% nilai keseluruhan yaitu (0-4)

3.7 Teknik Analisa Data

(38)

1. Editing

Pada tahap ini dilakukan pemeriksan/meneliti data yang telah diperoleh untuk

dilakuakn pembetulan data yang keliru/salah dan melengkapi data yang

kurang.

2. Coding

Pada tahap ini dilakukan pemberian kode pada setiap jawaban kuisioner yang

telah diisi.

3. Tabulating

Memindahkan data dari daftar pertanyaan kedalam tabel-tabel yang telah

dipersiapkan.

4. Analisa Data

Analisa statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa deskriptif.

3.8Uji Validitas dan Reliabilitas

Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauhmana suattu

hasil pengukuran relatif consisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih.

Reliabilitas merupakan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala

yang sama. Sementara validitas adalah menunjukkan sejauhmana suatu alat pengukur

itu mengukur apa yang ingin diukur (Ancok, 1987)

Secara metodologis pengujian penilaian nilai reliabilitas dan validitas

dilakukan dengan menggunakan paket program statistik “uji skala: reliability

(39)

Cronbach. Nilai alfa Cronbach yang tinggi menunjukkan bahwa tahap reliabilitas

dan validitas terhadap item-item pertanyaan sabagai alat ukur adalah tinggi.

Hasil pengolahan data melalui uji skala : reliability analysis, mendapatkan

bahwa secara keseluruhan nilai reliabilitas menunjukan nilai alfa Cronbach sebesar

0,9 untuk pengetahuan, sebesar 0,9 untuk sikap dan sebesar 0,8 untuk tindakan.

Selanjutnya, keseluruhan item-item pertanyaan sebagai pengukur pengetahuan, sikap,

dan tindakanmasing-masing menunjukan nilai alfa Cronbach di atas 0,65. nilai ini

setelah di bandingkan dengan nilai kritik tabel korelasi (r) dengan d.f : 28 (30

kasus-2) dan tingkat kepercayaan 5 % sebesar 0,361 ternyata menunujukan hasil yang lebih

besar. Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa instrument pengukuran

pengetahuan, sikap, dan tindakan dalam penelitian ini didapat dikatakan cukup

reliabel dan valid untuk digunakan. Hasil output pengolahan memalui paket program

(40)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum SMK Negeri 8 Medan

SMK Negeri 8 Medan terletak di Jl. Dr. Mansur Padang Bulan Medan. SMK

Negeri 8 Medan berdiri pada tahun 1982, dengan luas 2,2 Ha, dengan batas wilayah

sebelah timur berbatasan dengan rumah penduduk, sebelah barat berbatasan dengan

Perhimpunan Pemuda Indonesia Amerika (PPIA), sebelah utara berbatasan dengan

kolam renang selayang dan sebelah selatan berbatasan dengan rumah penduduk.

SMK Negeri 8 Medan adalah sekolah yang berbentuk sebuah yayasan yang terdiri

dari jurusan perhotelan, tata boga, tata busana, dan kecantikan. Jumlah ruang kelas

sebanyak 24 buah, sekolah ini juga memiliki sebuah hotel mini, sebuah kafetaria,

mushola, openstage, ruang kepala sekolah, ruang dinas, ruangan konseling kelompok

dan konseling individual, perpustakaan, ruang serbaguna, tata usaha, ruang rapat,

laboratorium, wc, dan ruangan lainnya. Guru Bimbingan Konseling sekolah sebanyak

3 orang yang merupakan lulusan dari bimbingan konseling, sekolah ini juga

mendapatkan suatu predikat sebagai sekolah yang berstandar internasional. SMK

Negeri 8 Medan ini berada di bawah tanggung jawab Dra. Sulistianingsih sebagai

(41)

Tabel 4.1. Jumlah Siswa dan Siswi di SMK Negeri 8 Medan Tahun 2010

No. Kelas Program Keahlian J K Agama

Asal Sekolah L P Is KP KK Hd Bd SMP MTs

1 X A. Perhotelan 52 90 86 47 8 1 0 133 9

2. X Restoran 27 115 112 28 2 0 0 127 15

3. X Tata Busana 2 142 105 33 5 0 1 123 21

4. X Tata Kecantikan 0 71 53 15 3 0 0 67 4

Jumlah 81 418 356 123 18 1 1 450 49

1 XI A. Perhotelan 13 57 37 27 5 1 0 68 2

2. XI Restoran 13 83 75 19 2 0 0 91 5

3. XI Tata Busana 1 96 71 24 2 0 0 86 11

4. XI Tata Kecantikan 0 34 31 1 1 1 0 33 1

Jumlah 27 270 214 71 10 2 0 278 19

1 XII A. Perhotelan 10 19 14 11 3 1 0 28 1

2. XII Restoran 12 87 66 27 6 0 0 89 10

3. XII Tata Busana 1 101 78 23 1 0 0 94 8

4. XII Tata Kecantikan 0 34 22 11 1 0 0 32 2

Jumlah 23 241 180 72 11 1 0 243 21

4.2. Karakteristik Responden

4.2.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur di SMK Negeri 8 Tahun 2010

Umur n %

- 15 tahun 33 36,7

- 16 tahun 25 27,8

- 17 tahun. 24 26,7

- 18 tahun. 8 8,9

Total 90 100

Berdasarkan Tabel 4.2.1 dapat diketahui bahwa responden Di SMK Negeri 8

dilihat dari, di lihat dari umur paling banyak berumur 15 tahun yaitu sebesar 33

(42)

4.2.2 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu di SMK Negeri 8 Tahun 2010

Pendidikan Ibu n %

- SD 5 5,6

- SLTP 14 15,6

- SLTA 43 47,8

- Perguruan tinggi. (D1, D2, D3 atau S1) 28 31,1

Total 90 100

Berdasarkan Tabel 4.2.3 dapat diketahui bahwa responden Di SMK Negeri 8,

dilihat dari pendidikan ibu paling banyak tingkat pendidikan SLTA yaitu sebesar 43

responden (47,8%).

4.2.3 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi di SMK Negeri 8 Tahun 2010

Sumber Informasi n %

- Tidak pernah 11 12,2

- Ibu, internet, media cetak 18 20

- Petugas kesehatan, internet, media cetak, ibu

15 16,7

- Media elektronik, internet, ibu, media cetak

12 13,3

- Media cetak, media elektronik, ibu 15 16,7

- Internet, teman, ibu 19 21,1

Total 90 100

Berdasarkan Tabel 4.2.3 dapat diketahui bahwa responden Di SMK Negeri 8,

sedangkan dilihat dari sumber informasi yang diperoleh paling banyak dari Internet,

(43)

4.2.4 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pernah tidaknya membawa pembalut kesekolah

di SMK Negeri 8 Tahun 2010 Pernah tidaknya membawa pembalut

kesekolah

n %

- Ya. 35 38,9

- Tidak pernah 55 61,1

Total 90 100

Berdasarkan Tabel 4.2.4 dapat diketahui bahwa responden Di SMK Negeri 8

,dilihat Jumlah remaja putri yang membawa pembalut yang sering di bawa paling

banyak sejumlah tidak pernah yaitu 55 responden (61,1%).

4.2.5 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis pembalut di SMK Negeri 8 Tahun 2010

Jenis Pembalut n %

- Kotex 9 10

- laurier 35 38,9

- Charm 39 43,3

- V-class 4 4,4

- Softek 2 2,2

- Kain 1 1,1

Total 90 100

Berdasarkan Tabel 4.2.5 dapat diketahui bahwa responden Di SMK Negeri 8

,dilihat Jenis pembalut yang banyak di pakai paling banyak memakai charm sejumlah

(44)

4.3 Pengetahuan remaja putri tentang higienis pada saat menstruasi

Secara rinci dapat dilihat tingkat pengetahuannya sebagai berikut :

Tabel 4.3.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Higienis Pada Saat menstruasi di SMK Negeri 8 Tahun 2010.

Pengetahuan N %

Baik 38 42,2

Cukup 41 45,6

Kurang 11 12,2

Total 90 100,0

Berdasarkan Tabel 4.3.1 dapat dilihat bahwa pengetahuan tentang higienis

pada saat menstruasi yang paling banyak berada pada kategori cukup, yaitu sebanyak

41 responden (45,6%).

Tabel 4.3.2 Tabel Silang Umur dan Pengetahuan Tentang Higienis Pada Saat Menstruasi di SMK Negeri 8 Tahun 2010.

Umur

Pengetahuan Jumlah

n % Baik

n %

Cukup n %

Kurang n %

15 tahun 13 39,4 13 39,4 7 21,2 33 100 16 tahun 10 40,0 11 44,0 4 16,0 25 100 17 tahun 10 41,7 14 58,3 0 0 24 100 18 tahun 5 62,5 3 37,5 0 0 8 100

Total 38 42,2 41 45,6 11 12,2 90 100

Berdasarkan Tabel 4.3.2 terlihat bahwa dari 33 responden dengan umur 15

tahun memiliki pengetahuan pada kategori baik dan cukup paling banyak yaitu

(45)

Tabel 4.3.3 Tabel Silang Pendidikan ibu dan Pengetahuan Tentang Higienis Pada Saat Menstruasi di SMK Negeri 8 Tahun 2010.

Pendidikan ibu

Berdasarkan Tabel 4.3.3 terlihat bahwa dari 43 responden dengan pendidikan

SMA memiliki pengetahuan paling banyak pada kategori pengetahuan cukup yaitu 31

responden (72,1%).

Tabel 4.3.4 Tabel Silang Sumber informasi dan Pengetahuan Tentang Higienis Pada Saat Menstruasi di SMK Negeri 8 Tahun 2010.

Sumber Informasi - Petugas kesehatan, internet

, media cetak,ibu

7 46,7 7 46,7 1 6,7 15 100

- Media elektronik, internet,ibu media cetak

Berdasarkan Tabel 4.3.4 terlihat bahwa dari 19 responden yang mendapat

informasi dari internetan Internet, teman, ibu yang paling banyak pengetahuan

(46)

Tabel 4.3.5 Tabel Silang Kepernahan membawa Pembalut dan Pengetahuan Tentang Higienis Pada Saat Menstruasi di SMK Negeri 8 Tahun

2010.

Berdasarkan Tabel 4.3.5 terlihat bahwa dari 55 responden yang tidak pernah

membawa pembalut kesekolah paling banyak memiliki pengetahuan dengan kategori

cukup yaitu sebanyak 29 responden (52,7%).

Tabel 4.3.6 Tabel Silang Jenis Merk Pembalut dan Pengetahuan Tentang Higienis Pada Saat Menstruasi di SMK Negeri 8 Tahun 2010.

Jenis Merk

Berdasarkan Tabel 4.3.6 terlihat bahwa dari 39 responden yang dari yang

memakai charm paling banyak memiliki pengetahuan cukup sebanyak 33 responden

(47)

Tabel 4.3.7 Distribusi Frekuensi Jawaban Pernyataan Pengetahuan Tentang Higienis Pada Saat Menstruasi di SMK Negeri 8 Tahun 2010.

Pernyataan menjaga kebersihan diri, terutama menjaga kebersihan organ reproduksi/alat kelamin.

57 63,3 26 28,9 7 7,8 90 100

2.Menjaga kebersihan alat kelamin itu sangat penting saat menstruasi.

55 61,1 28 31,1 7 7,8 90 100

3.Yang dilakukan pertama kali sebelum dan

setelah memakai pembalut mencuci tangan

dulu.

47 52,2 39 43,3 4 4,4 90 100

4. Jenis pembalut yang di gunakan saat menstruasi menstruasi adalah 4-5 x sehari. membuat tubuh kita tidak

lembab dan bakteri tidak mudah berkembang biak dan tidak terjadi infeksi.

(48)

akan mati dan bakteri panas, terasa lembab, dan tercium bau yang tidak sedap.

58 64,4 32 35,6 0 0 90 100

9.Cara

membersihkan/membasuh alat kelamin wanita yang benar adalah dari arah depan (Vagina) ke

12. Bahan pakaian dalam yang lebih baik berbahan adalah Katun.

54 60 34 37,8 2 2,2 90 100

13. Yang dilakukan untuk menghindari kelembaban pada alat kelamin adalah mencukur sebagian rambut kemaluan.

Lanjutan tabel

51 56,7 34 37,8 5 5,6 90 100

14. Yang dilakukan jika vagina berkeringat atau basah adalah dikeringkan dengan tissu atau handuk

51 56,7 30 33,3 9 10 90 100

(49)

Saluran Reproduksi (ISR) berawal dari tidak menjaga kebersihan organ reproduksi.

16. Jenis Infeksi dan bakteri kelamin secara umum yang anda ketahui disebabkan tidak menjaga

kebersihan saat menstruasi adalah Vaginitis bacterial, Trichomonas vaginal, Kandidiasis vulvovaginal dan syindrom syok toksik.

43 47,8 31 34,4 16 17,8 90 100

17. Dampak/akibat tidak menjaga kebersihan organ reproduksi adalah Abortus, Kemandulan, Keputihan, Jamur & bakteri, Penyakit kulit,

Infeksi Saluran Reproduksi dan Kanker

Serviks.

39 43,3 31 34,4 20 22,2 90 100

Dari Tabel 4.3.7 dapat dilihat pada umumnya remaja Mengganti pembalut

dalam sehari saat menstruasi adalah 4-5 x sehari menjawab mendekati benar yaitu 46

responden (51,1).

4.4 Sikap Tentang Higienis Pada Saat Menstruasi di SMK Negeri 8 Tahun 2010.

(50)

Tabel 4.4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sikap Responden Tentang Higienis Pada Saat Menstruasi di SMK Negeri 8 Tahun 2010.

Sikap N %

Baik 38 42,2

Sedang 29 32,2

Kurang 23 25,6

Total 90 100

Berdasarkan Tabel 4.4.1 dapat dilihat bahwa sikap tentang Higienis Saat

Menstruasi pada responden yaitu paling banyak sebesar 38 responden (42,2%).

Tabel 4.4.2 Tabel Silang Umur dan Sikap Responden Tentang Higienis Pada Saat Menstruasi di SMK Negeri 8 Tahun 2010.

Umur

Sikap Jumlah

n % Baik

n %

Cukup n %

Kurang n %

15 tahun 10 30,3 8 24,2 15 45,5 33 100 16 tahun 11 44,0 7 28,0 7 28,0 25 100 17 tahun 11 45,8 12 50 1 4,2 24 100 18 tahun 6 75 2 25 0 0 8 100

Total 38 42,2 29 32,2 23 25,6 90 100

Berdasarkan Tabel 4.4.2 terlihat bahwa dari 33 responden dengan umur 15

tahun memiliki sikap pada kategori baik paling banyak yaitu sebanyak 12 responden

(51)

Tabel 4.4.3 Tabel Silang Pendidikan ibu dan Sikap Tentang Higienis Pada Saat Menstruasi di SMK Negeri 8 Tahun 2010.

Pendidikan ibu

Berdasarkan Tabel 4.4.3 terlihat bahwa dari 43 responden dengan pendidikan

SMA memiliki sikap paling banyak pada kategori sikap cukup yaitu 19 responden

(44,2%).

Tabel 4.4.4 Tabel Silang Sumber informasi dan Sikap Tentang Higienis Pada Saat Menstruasi di SMK Negeri 8 Tahun 2010.

Sumber Informasi - Ibu, internet, media

cetak

7 38,9 6 33,3 5 27,8 18 100

- Petugas kesehatan, Internet, media cetak,ibu

7 46,7 6 40,0 2 33,3 15 100

-Media elektronik,

internet, ibu, media cetak

7 58,3 1 8,3 4 33,3 12 100

Berdasarkan Tabel 4.4.4 terlihat bahwa dari 19 responden yang mendapat

informasi dari internetan, teman, ibu yang paling banyak sikap kategori cukup yaitu

(52)

Tabel 4.4.5 Tabel Silang Kepernahan membawa Pembalut kesekolah dan Sikap Tentang Higienis Pada Saat Menstruasi di SMK Negeri 8 Tahun

2010.

Berdasarkan Tabel 4.4.5 terlihat bahwa dari 55 responden yang tidak pernah

membawa pembalut kesekolah paling banyak memiliki sikap dengan kategori baik

yaitu sebanyak 18 responden (32,7%).

Tabel 4.4.6 Tabel Silang Jenis Merk Pembalut dan Sikap Tentang Higienis Pada Saat Menstruasi di SMK Negeri 8 Tahun 2010.

Jenis Merk

Berdasarkan Tabel 4.4.6 terlihat bahwa dari 39 responden yang dari yang

memakai charm paling banyak memiliki sikap cukup sebanyak 30 responden

(53)

Tabel 4.4.7 Distribusi Frekuensi Jawaban Pernyataan Sikap Tentang Higienis Pada Saat Menstruasi di SMK Negeri 8 Tahun 2010. Pernyataan adalah 4-5 x sehari.

7 7,8 40 44,4 14 15,6 8 8,9 21 23,3 90 100 dengan air aquadest.

(54)

12.Kompres alat kelamin alat kelamin dengan es jika gatal.

13 14,4 37 41,1 13 14,4 14 41,1 13 14,4 90 100

13.Jika gatal jangan ganti pembalut.

10 11,1 14 15,6 15 16,7 27 30 24 26,7 90 100

14.Bila ada kelaian pada alat kelamin periksakan ketenaga kesehatan.

28 31,1 28 31,1 20 22,2 11 12,2 3 3,3 90 100

Ket: SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju

S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju N : Netral

Berdasarkan Tabel 4.4.7 terlihat bahwa pernyataan Mengganti pembalut

dalam sehari saat menstruasi adalah 4-5 x sehari paling banyak menjawab setuju

sebesar 38 responden (42,2%), Membersihkan keringat dengan tissue atau handuk

pada alat kelamin paling banyak menjawab setuju sebesar 39 responden (43,3%),

Selalu memakai rok/celana dalam yang agak longgar paling banyak setuju sebesar 40

responden (44,4%), Saat iritasi pada organ kelamin dibilas dengan air aquadest paling

banyak menjawab setuju sebesar 37 responden (41,1%). Jika gatal jangan ganti

(55)

4.5 Tindakan Responden Tentang Higienis Pada Saat Menstruasi di SMK Negeri 8 Tahun 2010.

Secara rinci dapat dilihat tingkat tindakannya sebagai berikut :

Tabel 4.5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tindakan Responden Tentang Higienis Pada Saat Menstruasi di SMK Negeri 8 Tahun 2010.

Tindakan N %

Baik 20 22,2

Cukup 24 26,7

Kurang 46 51,1

Total 90 100

Berdasarkan Tabel 4.5.1 dapat dilihat bahwa tindakan tentang higienis saat

menstruasi pada kategori baik sebanyak 20 orang (22,2%), kategori cukup sebanyak

24 orang (26,7%) dan pada kategori kurang sebanyak yaitu 46 orang (51,1%).

Tabel 4.5.2 Tabel Silang Umur dan Tindakan Responden Tentang Higienis Pada Saat Menstruasi di SMK Negeri 8 Tahun 2010.

Umur

Tindakan Jumlah

n % Baik

n %

Cukup n %

Kurang n %

15 tahun 1 3 9 27,3 23 69,7 33 100 16 tahun 7 28 7 28 11 44 25 100 17 tahun 9 37,5 3 12,5 12 50 24 100 18 tahun 3 37,5 5 62,5 0 0 8 100

Total 20 22,2 24 26,7 46 51,1 90 100

Berdasarkan Tabel 4.5.2 terlihat bahwa dari 33 responden dengan umur 15

tahun memiliki tindakan pada kategori kurang paling banyak yaitu sebanyak 23

(56)

Tabel 4.5.3 Tabel Silang Pendidikan Ibu dan Tindakan Tentang Higienis Pada Saat Menstruasi di SMK Negeri 8 Tahun 2010.

Pendidikan ibu

Berdasarkan Tabel 4.5.3 terlihat bahwa dari 43 responden dengan pendidikan

SMA memiliki tindakan paling banyak pada kategori kurang yaitu 25 responden

(58,1%).

Tabel 4.5.4 Tabel Silang Sumber informasi dan Tindakan Tentang Higienis Pada Saat Menstruasi di SMK Negeri 8 Tahun 2010.

Sumber Informasi - Ibu,internet, media

cetak,

(57)

Berdasarkan Tabel 4.5.4 terlihat bahwa dari 19 responden yang mendapat

informasi dari internet, teman, ibu yang paling banyak tindakan cukup dan kategori

kurang yaitu sebesar 8 responden (42,1%).

Tabel 4.5.5 Tabel Silang Kepernahan membawa Pembalut dan Tindakan Tentang Higienis Pada Saat Menstruasi di SMK Negeri 8 Tahun 2010.

Berdasarkan Tabel 4.5.5 terlihat bahwa dari 55 responden yang tidak pernah

membawa pembalut kesekolah paling banyak memiliki tindakan dengan kategori

kurang yaitu sebanyak 34 responden (61,8%).

Tabel 4.5.6 Tabel Silang Jenis Merk Pembalut dan Tindakan Tentang Higienis Pada Saat Menstruasi di SMK Negeri 8 Tahun 2010.

(58)

Berdasarkan Tabel 4.5.6 terlihat bahwa dari 39 responden yang dari yang

memakai charm paling banyak memiliki tindakan cukup sebanyak 18 responden

(46,2%).

4.5.7 Distribusi Frekuensi Jawaban Pertanyaan Tindakan Tentang Higienis Pada Saat Menstruasi di SMK Negeri 8 Tahun 2010.

Pernyataan

Ya Tidak Total

n % n % n %

1. Apakah anda mencuci tangan sebelum dan setelah memakai pembalut?

90 100 0 0 90 100

2.Apakah saat haid menggunakan pembalut dengan bahan yang wangi parfum dan menyerap?

0 0 90 100 90 100

3. Apakah anda mengganti pembalut dalam sehari saat menstruasi adalah 2 x sehari sehabis mandi?

68 75,6 24,4 35,6 90 100

4. Apakah cara anda membersihkan/membasuh alat kelamin wanita adalah dari arah depan ( Vagina ) ke belakang secara

berulang-ulang?

63 70 27 30 90 100

5.Apakah anda mengganti celana dalam 1 x dalam seharí?

0 0 90 100 90 100

6. Apakah bahan celana dalam anda berbahan katun?

58 64,4 32 35,6 90 100

7. Apakah anda selalu mengeringkan bagian luar organ intim sehabis buang air?

18 20 72 80 90 100

8. Apakah anda Selalu memakai celana jins/celana dalam yang ketat?

(59)

Lanjutan tabel

9. Apakah anda Mencukur rambut kemaluan saat tumbuh lebat saat haid?

21 23,3 69 76,7 90 100

10. Apakah anda Saat iritasi pada organ kelamin dibilas dengan air ledeng?

64 71,1 26 28,9 90 100

11. Apakah anda

memakaikan sabun saat radang atau iritasi?

57 63,3 33 36,7 90 100

12. Apakah anda saat ada kelainan pada alat kelamin langsung memeriksakan ketenaga kesehatan?

47 53,3 43 47,8 90 100

13. Apakah anda

menggaruk daerah iritasi jika terasa gatal?

62 68,9 28 31,1 90 100

14. Apakah anda mengganti jenis merek pembalut jika terjadi alergi?

26 28,9 64 71,1 90 100

Dari Tabel 4.5.7 dapat dilihat pada umumnya mengganti pembalut dalam

sehari saat menstruasi adalah 2 x sehari sehabis mandi paling banyak menjawab ya

sebesar 68 responden (75,6%). Selalu mengeringkan bagian luar organ intim sehabis

buang air paling banyak menjawab tidak sebesar 72 responden (80%). Selalu

memakai celana jins/celana dalam yang ketat paling banyak menjawab ya sebesar 72

responden (80%). Menggaruk daerah iritasi jika terasa gatal paling banyak menjawab

Gambar

Tabel 4.1. Jumlah Siswa dan Siswi di SMK Negeri 8 Medan Tahun 2010
Tabel 4.3.2 Tabel Silang Umur dan Pengetahuan Tentang Higienis Pada Saat Menstruasi di SMK Negeri 8 Tahun 2010
Tabel 4.3.3 Tabel Silang Pendidikan ibu dan Pengetahuan Tentang Higienis Pada Saat Menstruasi di SMK Negeri 8 Tahun 2010
Tabel 4.3.5 Tabel Silang Kepernahan membawa Pembalut dan Pengetahuan Tentang Higienis Pada Saat Menstruasi di SMK Negeri 8 Tahun
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pajak penghasilan terkait pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi. Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan dalam mata

• RTRW Kabupaten perlu direvisi total dalam arti RTRW yang baru perlu disusun ulang, karena rencana yang telah ada tidak dapat lagi digunakan sebagai pedoman pelaksanaan

[r]

Dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi urusan pemeintah daerah, sebagai upaya untuk mewujudkan pembangunan dan pembeian pelayanan kepada masyarakat maka

Wawancara, digunakan untuk memperoleh data atau informasi yang berhubungan dengan pembelajaran bahasa Inggris, penggunaan media pembelajaran, implementasi pendekatan

jasa keuangan, lembaga jasa keuangan lainnya, dan/atau entitas lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang memperoleh atau menyelenggarakan dokumentasi dalam. bahasa

Dari hasil analisis menunjukkan bahwa: (1) terdapat perbedaan prestasi belajar mata kuliah konsep kebidanan antara mahasiswa yang mengikuti pembelajaran pendekatan

Dalam Implementing , siswa memilih dan menggunakan prosedur untuk menyelesaikan soal yang belum dikenal siswa. Karena itu, siswa harus memahami benar masalah