• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dhevita Sulistya Murti R0107064

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Dhevita Sulistya Murti R0107064"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

commit to user

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN VALIDASI ... ii

ABSTRAK... iii

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR... xi

DAFTAR LAMPIRAN... xii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan ... 3

D. Manfaat ... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEP A. Tinjauan Pustaka ... 5

1. Kemandirian Belajar ... 5

a. Pengertian ... 5

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian ... 6

c. Indikator Kemandirian Belajar Mahasiswa ... 7

2. Motivasi Belajar ... 8

a. Pengertian ... 8

(3)

commit to user

d. Faktor yang Mempengaruhi Motivasi ... 11

e. Cara Menumbuhkan Motivasi ... 12

3. Prestasi Belajar ... 15

a. Pengertian ... 19

b. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 20

B. Kerangka Konsep 1. Kerangka Konsep ... 25

2. Kerangka Berpikir ... 26

3. Hipotesis ... 27

BAB III. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ... ... 28

B. Populasi dan Sampel ... ... 28

C. Definisi Operasional ... ... 30

D. Instrumen Penelitian ... ... 32

E. Analisis Instrumen ... ... 33

F. Teknik Analisis Data ... ... 35

BAB IV. HASIL PENELITIAN A. Karakteristik Responden... 37

B. Uji Asumsi Klasik... 37

C. Pengujian Hipotesis... 40

BAB V. PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden ... ... 71

B. Hubungan Kemandirian Belajar (X1) dan Prestasi Belajar (Y) ... 51

(4)

commit to user

dan Prestasi Belajar (Y) ... ... 54

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... .... 57

B. Saran ... .... 58

DAFTAR PUSTAKA

(5)

commit to user

Dhevita Sulistya Murti (R0107064). Hubungan kemandirian belajar dan motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa D4 Kebidanan UNS.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi apakah ada hubungan yang signifikan secara bersama-sama kemandirian belajar dan motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa D4 Kebidanan Fakultas Kedokteran UNS.

Metode penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional. Populasi penelitian ini adalah semua dari 223 mahasiswa D4 Kebidanan Fakultas Kedokteran UNS. Sampel penelitian adalah 112 mahasiswa dengan teknik simple random sampling. Data penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data penelitian diambil melalui instrumen kuesioner dan dokumen. Validitas dari kuesioner diuji menggunakan koefisien korelasi Product Moment, dan reliabilitas diuji menggunakan Alpha Cronbach. Data penelitian diolah dengan bantuan program komputer SPSS 17.0 untuk versi windows.

Kesimpulan penelitian ini adalah hasil analisis regresi linear berganda menunjukkan Y = 0.525 + 0.020 (X1) + 0.015 (X2). Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian

belajar dan motivasi belajar dengan prestasi belajar. Kemudian hasil determinasi (R2) diperoleh angka koefisien determinasi sebesar 0,522 . Hal ini berarti 52,2 % variasi prestasi belajar dipengaruhi atau dijelaskan oleh variasi perubahan kemandirian belajar dan motivasi belajar. Sementara sisanya 47,8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diobservasi.

(6)

commit to user

1 BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pendidikan memegang peranan yang sangat penting bagi

kelangsungan hidup manusia. Proses pendidikan merupakan kegiatan

memobilisasi segenap komponen pendidikan yang terarah kepada

pencapaian tujuan pendidikan. Bagaimana proses pendidikan itu di

laksanakan sangat menentukan kualitas hasil pencapaian tujuan

pendidikan. Keberhasilan proses pendidikan tidak dapat dilepaskan dari

pelaksanaan proses belajar mengajar di sekolah. Sekolah merupakan

salah satu unsur pelaksana yang dominan dalam keseluruhan organisasi

pendidikan, disamping keluarga dan masyarakat sendiri. Hal ini

disebabkan oleh sifatnya yang formal sehingga memungkinkan

pelaksanaan pendidikan yang terarah, terkontrol dan teratur (Rina, 2010).

Belajar mandiri adalah ciri khas belajar di perguruan tinggi, ini

berarti bahwa inisiatif untuk belajar aktif dituntut lebih banyak pada

mahasiswa sehingga motivasi belajar sangat penting dalam hal ini.

Rendahnya motivasi belajar mahasiswa sering dianggap sebagai

penyebab rendahnya kualitas lulusan sebuah perguruan tinggi karena

sebenarnya tidak mungkin mahasiswa dapat menguasai bahan

pembelajaran dengan baik tanpa motivasi belajar (Khanafi, 2010).

Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal dan

(7)

commit to user

internal adalah motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan

belajar, kekuatan, faktor fisik dan psikis. Sedangkan faktor eksternal

adalah lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi prestasi

belajar, misalnya lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga.

Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa yang

mempengaruhi prestasi belajar adalah kemandirian belajar dan motivasi

belajar sebagai faktor internal yang berpengaruh terhadap prestasi

belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Dimyati dan Mudjiono (2008)

“motivasi belajar adalah kekuatan mental yang berupa keinginan,

perhatian, kemauan atau cita-cita”. Titis Sumantri (2003) menyatakan

bahwa kemandirian itu adalah unsur penting dalam setiap belajar dan

jelas dapat memperbaiki mutu karena menyangkut inisiatif siswa.

Dengan timbulnya kemandirian dalam diri siswa maka kemungkinan

untuk berprestasi juga lebih besar. Siswa yang memiliki sikap

kemandirian belajar mau melakukan segala kegiatan yang berhubungan

dengan pelajaran tersebut. Kemandirian yang tinggi untuk belajar

diharapkan menyebabkan prestasi belajar yang dicapai juga tinggi.

Penelitian yang pernah dilakukan oleh Widiyastuti (2010) dengan

judul Analisis Hubungan Kemandirian Belajar, Motivasi Belajar, dan

Kecerdasan Intelektual terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Akademi

Kebidanan Estu Utomo Boyolali bahwa ada hubungan yang signifikan

dari kemandirian belajar, motivasi belajar, dan kecerdasan intelektual

(8)

commit to user

melakukan penelitian tentang pengaruh antara kemandirian belajar dan

motivasi belajar terhadap prestasi belajar di DIV Kebidanan FK UNS.

Dengan adanya kemandirian belajar dan motivasi belajar siswa

akan mempengaruhi perubahan sikap dalam proses belajar diharapkan

berhubungan dengan peningkatan prestasi belajar. Hal itu yang

mendukung peneliti untuk mengambil judul hubungan antara

kemandirian belajar dan motivasi belajar dengan prestasi belajar pada

mahasiswa DIV Kebidanan UNS.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah.”Apakah ada hubungan

antara kemandirian belajar dan motivasi belajar dengan prestasi belajar

pada mahasiswa DIV Kebidanan UNS?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara motivasi belajar dan kemandirian

belajar dengan prestasi belajar pada mahasiswa DIV Kebidanan UNS.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui hubungan kemandirian belajar dengan prestasi

belajar pada mahasiswa DIV Kebidanan UNS

b. Untuk mengetahui hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar

(9)

commit to user D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan

pengetahuan dan wawasan yang lebih jelas tentang hubungan

kemandirian belajar dan motivasi belajar dengan prestasi belajar pada

mahasiswa DIV kebidanan UNS.

2. Manfaat Aplikatif

a. Sebagai masukan bagi mahasiswa agar dapat menanamkan sikap

kemandirian baik di sekolah maupun di masyarakat.

b. Bagi institusi pendidikan DIV Kebidanan FK UNS sebagai masukan

positif bagi institusi pendidikan untuk lebih berupaya memacu

(10)

commit to user BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEP

A. Tinjauan Pustaka

1. Kemandirian belajar

a. Pengertian

Pribadi yang mandiri adalah pribadi yang mampu memiliki

pandangan yang jelas tanpa mengabaikan saran dan nasehat, mampu

mengambil keputusan sendiri, bebas dari pengaruh berlebihan dari

orang lain, mampu bertindak sesuai dengan nilai baik yang dihayati

dalam lubuk hatinya dan bilamana perlu melawan arus (Kartono,

2006). Pribadi mandiri mempunyai sikap untuk menentukan

pilihannya sendiri.

Nawawi (2005) menandaskan bahwa kemandirian adalah

kemampuan mengakomodasikan sifat-sifat baik manusia untuk

ditampilkan didalam sikap dan perilaku yang tepat berdasarkan situasi

dan kondisi yang dihadapi oleh seorang individu.

Belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif yang didorong oleh

niat atau motif untuk menguasai suatu kompetensi guna mengatasi

suatu masalah, dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau

kompetensi yang dimiliki. Penetapan kompetensi sebagai tujuan

belajar dan cara pencapaiannya (baik penetapan waktu belajar, tempat

belajar, irama belajar, tempo belajar, cara belajar, maupun evaluasi

(11)

commit to user

Kemandirian belajar seseorang menurut Samana dikutip oleh

Huda (2007) adalah bagaimana ia mengatur serta mengendalikan

kegiatan belajarnya atas dasar pertimbangan, keputusan dan tanggung

jawab sendiri. Kemandirian belajar merupakan keadaan kesiapan

belajar siswa yang berasal dari dalam diri siswa untuk bertindak dan

mereaksi terhadap obyek-obyek yang berhubungan dengan bagaimana

seseorang mengatur serta mengendalikan kegiatan belajarnya atas.

Pertimbangan, keputusan dan tanggung jawab sendiri.

Dari beberapa definisi di atas maka kemandirian belajar adalah

suatu prinsip belajar yang bertumpu pada kegiatan dan tanggung

jawab sendiri demi keberhasilan dalam belajar. Di sini belajar mandiri

lebih dimaknai sebagai usaha peserta didik untuk melakukan kegiatan

belajar yang didasari oleh niatnya untuk menguasai suatu kompetensi

tertentu. Belajar mandiri bukan berarti belajar sendiri. Seringkali

orang menyalah artikan belajar mandiri sebagai belajar sendiri.

Belajar mandiri berarti belajar secara berinisiatif, dengan ataupun

tanpa bantuan orang lain, dalam belajar.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian antara lain:

Menurut Basri (2000) kemandirian belajar siswa dipengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu faktor yang terdapat di dalam dirinya sendiri

(factor endogen) dan faktor-faktor yang terdapat di luar dirinya (faktor

eksogen).

(12)

commit to user

Faktor endogen (internal) adalah semua pengaruh yang

bersumber dari dalam dirinya sendiri, seperti keadaan keturunan

dan konstitusi tubuhnya sejak dilahirkan dengan segala

perlengkapan yang melekat padanya. Segala sesuatu yang dibawa

sejak lahir adalah merupakan bekal dasar bagi pertumbuhan dan

perkembangan individu selanjutnya. Bermacam-macam sifat dasar

dari ayah dan ibu mungkin akan didapatkan didalam diri seseorang,

seperti bakat, potensi intelektual dan potensi pertumbuhan

tubuhnya.

2) Faktor eksogen (eksternal)

Faktor eksogen (eksternal) adalah semua keadaan atau

pengaruh yang berasal dari luar dirinya, sering pula dinamakan

dengan faktor lingkungan. Lingkungan kehidupan yang dihadapi

individu sangat mempengaruhi perkembangan kepribadian

seseorang, baik dalam segi negatif maupun positif. Lingkungan

keluarga dan masyarakat yang baik terutama dalam bidang nilai

dan kebiasaan-kebiasaan hidup akan membentuk kepribadian,

termasuk pula dalam hal kemandiriannya.

c. Indikator Kemandirian Belajar Mahasiswa

1) Kecenderungan berpendapat secara bebas serta tidak tergantung

oleh orang lain

2) Punya keinginan yang kuat untuk mencapai tujuan

(13)

commit to user

4) Mampu berfikir penuh inisiatif dan tidak sekedar menerima

5) mencoba menyelesaikan sendiri tanpa bantuan orang lain

(Kartono, 2006)

2. Motivasi Belajar

a. Pengertian

Motivasi belajar dari perkataan motif (motive) yang artinya

adalah rangsangan dorongan dan ataupun pembangkit tenaga yang

dimiliki seseorang sehingga orang tersebut memperlihatkan perilaku

tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan motivasi adalah upaya

untuk menimbulkan rangsangan, dorongan maupun pembangkit

tenaga pada seseorang ataupun sekelompok masyarakat mau berbuat

dan bekerjasama secara optimal melaksanakan sesuatu yang telah

direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Azrul,

2002).

Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak psikis

di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin

kelangsungan kegiatan belajar, dan memberikan arah pada kegiatan

belajar demi mencapai tujuan (Winkel, 2004).

Siswa belajar karena didukung oleh kekuatan mentalnya.

Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian kemauan atau

cita-cita. Ada ahli pendidikan yang menyebutkan kekuatan yang

mendorong belajar tersebut sebagai motivasi belajar. Dalam motivasi

(14)

commit to user

meyalurkan serta mengarahkan sikap dan perilaku belajar (Dimyati

dan Mudjiono, 2006)

b. Jenis motivasi menurut Syah (2002) motivasi dapat dibedakan

menjadi dua macam yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik :

1) Motivasi intrinsik

Motivasi intrinsik adalah merupakan hal dorongan dari diri

seseorang untuk melakukan sesuatu demi tujuan yang ingin

dicapai. Termasuk dalam motivasi intrinsik adalah perasaan

menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut,

misalnya untuk kehidupan masa depan peserta didik yang

bersangkutan.

2) Motivasi ekstrinsik

Merupakan hal dan keadaan yang datang dari luar individu

yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar.

Pujian dan hadiah, tata tertib sekolah, suri teladan orangtua, guru

dan seterusnya merupakan contoh-contoh konkret motivasi

ekstrinsik yang dapat mendorong peserta didik untuk belajar.

Kekurangan atau ketiadaan motivasi, baik bersifat internal

maupun yang bersifat eksternal akan menyebabkan kurangnya

semangat peserta didik dalam melakukan proses pembelajaran

(15)

commit to user c. Ciri-ciri motivasi

Menurut Sardiman (2006) bahwa motivasi yang ada dalam diri

seseorang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam

waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).

2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa).

3) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah (minat

untuk sukses).

4) Mempunyai orientasi ke masa depan.

5) Lebih senang bekerja mandiri.

6) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat

mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).

7) Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan

sesuatu).

8) Tidak pernah mudah melepaskan hal yang sudah diyakini.

9) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Apabila seseorang telah memiliki ciri-ciri motivasi di atas maka

orang tersebut selalu memiliki motivasi yang cukup kuat. Dalam

kegiatan belajar mengajar akan berhasil baik, kalau siswa tekun

mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan

hambatan secara mandiri. Selain itu siswa juga harus peka dan

responsif terhadap masalah umum dan bagaimana memikirkan

(16)

commit to user

harapan untuk berhasil dan apabila mengalami kegagalan mereka akan

berusaha keras untuk mencapai keberhasilan itu yang ditunjukkan

dalam prestasi belajarnya. Dengan kata lain dengan adanya usaha

yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi maka seseorang

yang belajar akan melahirkan prestasi belajar yang baik

Bentuk-bentuk motivasi.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar

Beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi belajar menurut

Hapsari (2010) diantaranya adalah sebagai berikut :

1) Cita–cita dan aspirasi

Cita–cita merupakan faktor pendorong yang dapat menambah

semangat sekaligus memberikan tujuan yang jelas dalam belajar.

2) Kemampuan peserta didik

Kemampuan yang dimaksud adalah segala potensi yang

berkaitan dengan intelektual atau intelegensi, termasuk kemampuan

psikomotor.

3) Kondisi peserta didik

Kondisi jasmani dan rohani yang sehat akan mendukung

pemusatan perhatian dan gairah dalam belajar.

4) Kondisi lingkungan belajar

Kondisi lingkungan belajar dapat berupa keadaan alam,

lingkungan tempat tinggal, pergaulan, kemasyarakatan, dan

(17)

commit to user

5) Unsur – unsur dinamis dalam pembelajaran

Peserta didik memiliki perasaan, perhatian, ingatan,

kemauan, dan pengalaman hidup yang turut mempengaruhi minat

dan motivasi dalam belajar baik secara langsung maupun tidak

langsung.

6) Upaya pengajar dalam membelajarkan peserta didik

Pengajar merupakan salah satu stimulus yang sangat besar

pengaruhnya dalam memotivasi peserta didik untuk belajar.

e. Cara menumbuhkan motivasi :

Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi

dalam belajar di sekolah seperti memberi angka, hadiah, saingan atau

kompetisis, ego involvement,memberi ulangan, mengetahui hasil,

pujian, hukuman, hasrat untuk belajar, minat, dan tujuan yang diakui:

1) Memberi angka

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan

belajarnya. Bagi siswa angka-angka itu merupakan motivasi yang

kuat. Sehingga yang biasa dikejar siswa adalah nilai ulangan atau

nilai-nilai pada raport angkanya baik-baik.

2) Hadiah

Hadiah dapat dikatakan sebagai motivasi tetapi tidak selalu

karena hadiah untuk suatu pekerjaan mungkin tidak akan menarik

perhatian bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat

(18)

commit to user 3) Saingan atau kompetisi

Saingan atau kompetisi dapat dijadikan sebagai alat

motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik

persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat

meningkatkan prestasi belajar.

4) Ego-involvement

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan

pentingnya tugas dan menerima sebagai tantangan sehingga bekerja

keras dengan mempertaruhkan harga diri adalah sebagai salah satu

bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha

dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan

menjaga harga dirinya.

5) Memberi ulangan

Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan ada

ulangan. Memberi ulangan seperti juga merupakan sarana motivasi.

6) Mengetahui hasil

Dengan mengetahui hasil pekerjaan apalagi kalau terjadi

kemajuan akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin

mengetahui grafik hasil belajar semakin meningkat maka ada

motivasi dalam diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan

(19)

commit to user 7) Pujian

Pujian ini merupakan suatu bentuk reinforcement yang

positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Dengan pujian

yang tepat yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar

serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.

8) Hukuman

Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau

diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.

9) Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan, ada

maksud untuk belajar. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak

didik memang ada motivasi untuk belajar sehingga hasilnya akan

baik.

10) Minat

Motivasi sangat erat hubungannya dengan minat. Motivasi

muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepat

kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar

akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat.

11) Tujuan yang diakui

Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik olah siswa,

merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan

(20)

commit to user

menguntungkan maka akan timbul gairah untuk terus belajar

(Sardiman, 2006)

f. Indikator motivasi belajar

Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1) adanya hasrat dan keinginan berhasil

2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar,

3) adanya harapan dan cita-cita masa depan,

4) adanya penghargaan dalam belajar,

5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar,

6) adanya lingkungan belajar yang kondusif,

(Uno, 2008).

3. Prestasi Belajar

a. Pengertian

Menurut Ahmadi (2004) indek prestasi (IP) didapatkan dengan

pertimbangan nilai akhir peserta didik dan besarnya harga skala yang

diperoleh untuk mata kuliah yang dimaksud. IP dihitung baik pada

akhir program pendidikan semester dengan hasilnya disebut IP

semester maupun pada akhir program pendidikan lengkap satu jenjang

dengan hasilnya yang disebut IP lengkap atau IP kumulatif.

b. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar pada

hakikatnya sama dengan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar,

(21)

commit to user

merupakan hasil yang dicapai dalam kegiatan belajar itu sendiri.

Slameto (2003) mengemukakan faktor–faktor yang mempengaruhi

belajar dibedakan menjadi 2 macam yaitu faktor intern dan faktor

ekstern .

1) Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu

yang sedang belajar, meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis

sebagai berikut :

a) Faktor Fisiologis

Faktor fisiologis dalam belajar ini menurut Sumadi

Suryabarata (2002) masih dapat dibedakan lagi menjadi dua

macam, yakni keadaan jasmani pada umumnya dan keadaan

fungsi fisiologis tertentu. Lebih lanjut dijabarkan sebagai berikut

(1) Keadaan jasmani

Keadaan jasmani yang dimaksudkan disini adalah

berkaitan dengan kondisi fisik individu belajar, yakni

kondisi badan saat belajar. Keadaan fisik yang segar dengan

yang tidak baik, akan berpengaruh tersendiri dalam belajar

mengenai keadaan jasmani ini, Sumadi Suryabrata (2002)

mengemukakan dua hal yang dianggap berkaitan dengan

kondisi fisik, yakni nutrisi dan kesehatan. Proses belajar

memerlukan nutrisi yang cukup mengingat proses belajar

(22)

commit to user

nutrisi yang dikonsumsi oleh individu yang bersangkutan.

Proses belajar juga akan dipengaruhi oleh beberapa faktor

kesehatan individu yang sedang belajar, dimana beberapa

penyakit yang diderita sedikit banyak juga akan

berpengaruh terhadap belajar. Proses belajar akan terganggu

apabila kesehatannya terganggu, sehingga akan berpengaruh

pula pada hasil belajar yang akan dicapai.

(2) Fungsi fisiologis

Keadaan fungsi fisiologis yang dimaksudkan di sini

adalah segala sesuatu yang berkaitan erat dengan fungsi

panca indera. Dengan memahami kelebihan dan kelemahan

panca indera dalam memperoleh pengetahuan atau

pengalaman akan mempermudah dalam memilih dan

menentukan jenis rangsangan atau stimulus dalam proses

belajar.

b) Faktor Psikologis

Faktor psikologis merupakan faktor yang berasal dari

dalam diri individu, yang berkaitan erat dengan sisi

kejiwaannya. Faktor psikologis ini lebih lanjut merupakan faktor

yang mendorong mengapa seseorang melakukan perbuatan

belajar. Ada beberapa faktor yang tergolong ke dalam faktor

psikologis yang mempengaruhi belajar. Faktor-faktor tersebut

(23)

commit to user

dan kemandirian. Uraian berikut akan membahas faktor-faktor

tersebut, yaitu :

(1) Intelegensi

Menurut Slameto (2003) intelegensi adalah kecakapan

yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk

menghadapi dan menyelesaikan ke dalam situasi yang baru

dengan cepat dan efektif, mengetahui relasi dan

mempelajarinya dengan cepat. Intelegensi besar

pengaruhnya terhadap prestasi belajar. Dalam situasi yang

sama, siswa yang memiliki tingkat intelegensi yang tinggi

maka lebih berhasil dari pada siswa yang memiliki tingkat

intelegensi rendah.

(2) Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk

memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat

pada dasarnya dapat mempengaruhi kualitas pencapaian

hasil belajar siswa dalam mata pelajaran tertentu. Apabila

siswa menaruh perhatian yang besar terhadap mata

pelajaran yang diskainya maka ia akan memusatkan

perhatiannya lebih banyak dibandingkan siswa lainnya.

Kemudian karena pemusatan perhatian yang intensif

(24)

commit to user

lebih giat dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan

(Slameto, 2003).

(3) Bakat

Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan

itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata

sesudah belajar dan berlatih. Jika bahan pelajaran yang

dipelajari siswa sesuai dengan bakat, maka hasil belajarnya

lebih baik karena ia senang belajar dan pasti selanjutnya ia

lebih giat lagi dalam belajarnya (Slameto, 2003).

(4) Motif

Menurut Sardiman (2001) motif adalah daya upaya

yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.

Dalam proses belajar harus diperhatikan yang dapat

mendorong siswa agar belajar dengan baik atau mempunyai

motif untuk berfikir dan memusatkan perhatian,

merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang

berhubungan atau menunjang belajar. Motif yang kuat

sangat perlu di dalam belajar, untuk membentuk motif yang

kuat itu dapat dilaksanakan dengan adanya latihan-latihan

atau kebiasaankebiasaaan dan pengaruh lingkungan.

(5) Kematangan

Kematangan adalah tingkat perkembangan pada

(25)

commit to user

sebagaimana mestinya. Dalam proses belajar, kematangan

atau kesiapan ini sangat menentukan. Oleh karena itu, setiap

usaha belajar akan lebih berhasil jika dilakukan bersamaan

dengan tingkat kematangan individu (Sardiman, 2001).

(6) Kesiapan

Kesiapan adalah ketersediaan untuk memberi respon

atau reaksi. Ketersediaan itu timbul dari dalam diri

seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan.

Kesiapan perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena

jika siswa belajar sudah ada kesiapan maka hasil belajarnya

akan baik (Sardiman, 2001).

(7) Kemandirian

Kemandirian adalah suatu sikap dimana seseorang

mampu berdiri sendiri tanpa bergantung kepada orang lain.

Kemandirian dalam belajar mempengaruhi prestasi

belajarnya karena anak akan berusaha memecahkan

kesulitan belajarnya sendiri, mencari sumber belajar sendiri

sehingga akan dapat menambah ilmunya yang nantinya

akan dapat meningkatkan prestasi (Sardiman, 2001).

c) Faktor kelelahan

Kelelahan dapat mempengaruhi belajar, karena apabila

(26)

commit to user

untuk berkonsentrasi, seolah-olah otak kehabisan daya untuk

bekerja. Kelelahan jasmani terlihat dari lemah lunglainya tubuh

dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh.

Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dari adanya

kebosanan sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan

sesuatu hilang. Factor ini sering timbul pada anak yang

membantu orang tuanya untuk mencari nafkah, sehingga disaat

ia harus belajar ia sudah kelelahan dan menjadikannya malas

belajar.

2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal ialah faktor yang ada di luar individu

yang sedang belajar. Menurut Slameto (2003) faktor eksternal

tersebut dikelompokan menjadi tiga faktor, yaitu : faktor keluarga,

faktor sekolah dan faktor masyarakat. Uraian berikut membahas

ketiga faktor tersebut.

a) Faktor keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari

keluarga berupa tingkat pendidikan orang tua, hubungan

emosional orang tua dan anak, kondisi ekonomi keluarga dan

cara mendidik anak.

(27)

commit to user

Tingkat pendidikan orang tua sangat mempengaruhi

pandangan anak-anaknya dalam menempuh pendidikan

yang dijalaninya sebab semakin tinggi tingkat pendidikan

orang tua semakin tinggi pula kemampuan untuk

membimbing dan mengarahkan anaknya untuk melakukan

aktifitas-aktifitas tertentu di dalam masyarakat maupun di

lingkungan sekolahnya.

(2) Hubungan emosional orang tua dan anak

Hubungan emosional antara orang tua dan anak juga

berpengaruh dalam keberhasilan belajar anak. Dalam

suasana rumah yang selalu ribut dengan pertengkaran akan

mengakibatkan terganggunya ketenanangan dan

konsentrasi anak, sehingga anak tidak bisa belajar dengan

baik. Orang tua yang terlalu keras pada anak dapat

menyebabkan jauhnya hubungan mereka yang pada

akhirnya menghambat proses belajar. Sebaliknya

hubungan anak dan orang tua yang terlalu dekat

mengakibatkan anak menjadi bergantung.

(3) Kondisi ekonomi keluarga

Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya

dengan belajar anak. Pada anak yang kondisi ekonominya

kurang biasanya berakibat pada kekurangan gizi dan

(28)

commit to user

itu faktor kekuangan ekonomi dapat menyebabkan

hilangnya keinginan anak untuk belajar. Di sisi lain pada

tingkat ekonomi yang berlebihan, orang tua biasanya

memenuhi semua kebutuhan anak menyebabkan

berkurangnya perhatian anak terhadap kegiatan belajar.

Sehingga hasil belajar anak kurang maksimal.

(4) Cara mendidik anak

Setiap keluarga mempunyai cara tersendiri mendidik

anaknya. Ada keluarga yang menjalankan cara mendidik

anaknya secara otoriter, demokratis, dan liberal. Ketiga

cara mendidik ini berpengaruh pada proses belajar anak.

b) Faktor Sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini

mencakup :

(1) Metode mengajar

Cara-cara mengajar harus tepat, efisien dan seefektif

mungkin sehingga anak dapat menerima pelajaran dengan

baik dan dapat mencapai prestasi belajar yang baik.

(2) Sarana dan prasarana

Dalam proses belajar mengajar diperlukan sarana dan

prasarana yang dapat memperlancar penerimaan materi

(29)

commit to user

lebih giat dan maju sehingga akan berpengaruh pada hasil

belajarnya.

(3) Disiplin sekolah

Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan

kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar.

Apabila seluruh staf sekolah mengikuti tata tertib dan

bekerja dengan disiplin maka siswa akan menjadi disiplin

juga, selain itu juga memberi pengaruh yang positif

terhadap belajar siswa.

(4) Metode belajar

Siswa perlu menggunakan cara belajar yang tepat

yaitu dengan belajar teratur setiap hari dengan pembagian

waktu yang baik, memilih cara belajar yang tepat dan cukup

istirahat maka akan meningkatkan hasil belajar.

c) Faktor Masyarakat

Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga

berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh ini terjadi

karena keberadaan siswa dalam masyarakat. Hal-hal yang

berpengaruh tersebut antara lain kegiatan siswa dalam

masyarakat, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.

Pada masa-masa remaja, anak cenderung mendengarkan dan

mengacu perbuatannya pada teman sebayanya atau peer group

(30)

commit to user

karena pengaruh teman bergaul sangat kuat daripada pengaruh

orang lain.

B. Kerangka Konsep

1. Kerangka Konsep

Motivasi sangat penting bagi seorang peserta didik dalam

menempuh kegiatan belajarnya. Tanpa ada motivasi, maka tidak terarah

tujuan yang dicapainya. Adapun motivasi dapat berasal dari manapun,

antara lain dari diri sendiri, keluarga, sekolah maupun masyarakat.

Semakin kuatnya motivasi pada seorang peserta didik diharapkan dapat

menghasilkan prestasi belajar yang baik.

Begitu juga kemandirian belajar, apabila seorang peserta didik

mempunyai tingkatan kemandirian yang tinggi dapat diduga akan

mendapatkan prestasi yang tinggi pula. Kemandirian yang bisa dikatakan

keniatan dalam belajar. Orang yang mempunyai kemandirian belajar

tinggi, motivasi yang tinggi dapat diduga memperoleh hasil belajar yang

tinggi. Maka kedua variabel ini sangat kuat pengaruhnya untuk

memperoleh prestasi belajar yang baik.

Prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.

Faktor internal meliputi intelegensi, minat, bakat, motif, kematangan,

kesiapan dan kemandirian. Dalam hal ini faktor internal berupa motivasi

dan kemandirian berkaitan erat pada diri mahasiswa, dimana dituntut

untuk lebih mandiri dalam belajar dan dengan adanya motivasi yang tinggi

(31)

commit to user

menjadi tinggi sehingga jika keduanya dapat berjalan dengan baik, maka

diduga prestasi belajar juga dapat menjadi baik.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kerangka konsep berikut :

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Konsep Hubungan Kemandirian, Motivasi dan

Prestasi

[image:31.595.131.523.167.525.2]

2. Kerangka Berpikir

Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir Hubungan Kemandirian, Motivasi dan

(32)

commit to user 3. Hipotesis

Berdasarkan kerangka konsep diatas, maka hipotesis yang diajukan

dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara motivasi belajar dan

kemandirian belajar dengan prestasi belajar mahasiswa DIV Kebidanan

(33)

commit to user BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik

dengan pendekatan crosssectional untuk mempelajari hubungan antara

kemandirian belajar dan motivasi belajar dengan prestasi belajar.

2. Tempat dan Waktu

Tempat penelitian dilaksanan di DIV Kebidanan UNS dan penelitian

dilakukan pada bulan Maret-Juni 2011.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

a. Populasi Target

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh

mahasiswa Diploma Kebidanan FK UNS.

b. Populasi Aktual

Populasi aktual dalam penelitian ini adalah mahasiswa

Program Studi DIV FK UNS jalur reguler.

2. Teknik Sampling dan Estimasi Besar Sampel

Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah

simple random sampling yaitu pengambilan sampling diambil secara

(34)

commit to user

Menurut Notoatmodjo (2005) apabila jumlah sampel kurang dari

10.000 maka estimasi besar sampel dapat dihitung dengan rumus :

Keterangan :

N = Besar populasi

n = Besar sampel

d = Tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan

3. Kriteria Restriksi

a. Kriteria Inklusi

1) Mahasiswa DIV Kebidanan FK UNS

2) Mahasiswa yang bersedia menjadi responden yang

menandatangani lembar informed concern.

b. Kriteria Eksklusi

1) Mahasiswa yang tidak hadir.

C. Definisi Operasional

1. Variabel bebas (Variabel independent)

a. Motivasi belajar

Definisi : Motivasi belajar adalah usaha yang mendorong untuk

(35)

commit to user

didik untuk melakukan belajar demi peningkatan prestasi

belajar.

[image:35.595.93.545.232.487.2]

Skala : Interval

Tabel 3.1 Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar

Variabel Deskripsi Indikator Nomor Item Jumlah

Positif Negatif

Motivasi Belajar Motivasi belajar adalah usaha untuk melakukan aktivitas belajar yang timbul dalam diri siswa untuk melakukan belajar demi peningkatan prestasi belajar.

1. Hasrat dan keinginan berhasil

2. Dorongan dan kebutuhan dalam belajar

3. Harapan dan cita-cita masa depan

4. Penghargaan dalam belajar

5. Kegiatan yang menarik dalam belajar

6. Lingkungan belajar yang kondusif 1,3,6,24 8,10,25 15,22,27 18,16 17,31 11,15 2,4,5 9,12,13 16,20,26 19,21,30 7,23,29 14,28 8 10 5 6 5 5

b. Kemandirian belajar

Definisi : Kemandirian belajar adalah suatu prinsip belajar yang

bertumpu pada kegiatan dan tanggungjawab sendiri demi

keberhasilan belajarnya, sejauh ada motivasi diri yang

mendorong kegiatan belajar, maka disitulah terjadinya

proses belajar mengajar.

Skala : Interval

(36)

commit to user

Variabel Deskripsi Indikator Nomor Item Jumlah

Positif Negatif

Kemandirian Belajar

Kemandirian belajar adalah suatu prinsip belajar yang bertumpu pada kegiatan dan tanggungjawa b sendiri demi keberhasilan belajarnya, sejauh ada motivasi diri yang mendorong kegiatan belajar, maka disitulah terjadinya proses belajar mengajar.

1. Kecenderungan berpendapat secara bebas

2. Keinginan yang kuat untuk mencapai tujuan 3. Tekun untuk

mewujudkan harapan 4. Berfikir penuh

inisiatif 5. Mencoba

menyelesaikan masalah sendiri 1,3,5,6, 8,9,10,12, 13,34 14,16,19,2 0,21 22,23,26,2 7 31,32,33 7,4 2,11,36 15,18,17 24,28 25,29,30 10 11 8 6 6

c. Prestasi belajar

Definisi : Hasil pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi

aspek kognitif, afektif, dan psikomotor setelah mengikuti

proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan

instrumen tes atau instrumen yang relevan yaitu dengan

nilai indeks prestasi kumulatif (IPK).

Skala : Interval

D. Instrumen Penelitian

1. Variabel Independen (Kemandirian Belajar dan Motivasi Belajar)

Instrumen dalam penelitian ini menggunakan angket. Sebelum

penyusunan instrumen berupa angket terlebih dahulu menyusun

(37)

commit to user

kemandirian belajar dan motivasi belajar masing-masing terdiri dari 50

butir pernyataan atau pertanyaan. Untuk pengisian angket setiap

responden memberi tanda check (√) satu diantara alternatif jawaban.

Adapun kisi-kisi selengkapnya ada pada tabel berikut :

Pemberian skor dalam angket ini menggunakan model skala Likert.

Menurut Hidayat (2007) jawaban pertanyaan maupun pernyataan yang

[image:37.595.104.514.252.485.2]

masuk dalam kategori skala Likert adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3 Penskoran Angket dengan skala Likert

Alternatif Jawaban Nilai Pernyataan Positif Nilai Pernyataan Negatif

Sangat Baik 4 1

Baik 3 2

Tidak Baik 2 3

Sangat Tidak Baik 1 4

Untuk menghindari ketidakseriusan dari responden yang seringkali

terjadi dalam pengisisan angket, maka pada angket dibuat dua

pertanyaan, yaitu pertanyaan positif dan pertanyaan negatif. Hal ini

sesuai dengan pendapat Sukardi (2003).

E.Analisis Instrumen

1. Uji Validitas

Alat ukur atau instrumentasi penelitian yang dapat diterima sesuai

standar adalah alat ukur yang telah melalui uji validitas dan reliabilitas

data. Uji validitas menggunakan rumus Pearson Product Moment, hal

ini dilakukan untuk mengetahui korelasi antar skor tiap butir pertanyaan

(38)

commit to user r = koefisien korelasi

N = jumlah responden

∑ X = jumlah skor item

∑Y = jumlah skor total item

Uji validitas awal dilakukan terhadap 20 responden, hasilnya

kemudian dikonsultasikan ke r tabel untuk N = 20 pada taraf

signifikansi 95%, dimana nilai r tabel sebesar 0,440. Pada lampiran

menunjukkan variabel kemandirian ada 7 item pertanyaan yang gugur

karena mempunyai r hitung < r tabel sehingga hanya 34 item

pertanyaan yang valid, item yang valid dengan r hitung 0,803 – 0,505 .

Sedangkan pada item pertanyaan variabel motivasi sebanyak 10 item

yang gugur sehingga ada 31 item pertanyaan yang dinyatakan valid,

pada motivasi didapatkan r hitung yaitu 0,507 – 0,812. Item-item yang

gugur dihapus dari kuesioner karena sudah terwakili oleh item-item

yang valid.

2. Uji Reliabilitas

Pada penelitian ini uji reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian

bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan

sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik

(39)

commit to user

Suatu instrument dapat disebut reliable apabila memiliki nilai

Alpha Cronbranch lebih besar dari 0,6.

Hasil uji reliabilitas untuk semua butir soal masing-masing

[image:39.595.165.510.105.499.2]

kategori pertanyaan dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas

No Variabel Nilai alpha Keterangan

1. Kemandirian 0,939 Reliabel

2. Motivasi 0,947 Reliabel

Sumber: Data Primer, diolah 2011

Tabel di atas menunjukkan hasil pengujian reliabilitas dengan

menggunakan analisis Cronbach’s Alpha didapatkan semua nilai alpha >

0.6 sehingga dinyatakan semua item pertanyaan adalah reliable atau dapat

diandalkan.

F. Teknik Analisis Data

1. Uji Asumsi Klasik

Asumsi dasar dalam metode regresi digunakan uji asumsi klasik,

yaitu meliputi: uji normalitas data, uji multikolinieritas, auto korelasi,

(40)

commit to user a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi

data berdistribusi normal atau tidak. Jika analisis menggunakan

metode parametrik maka persyaratan normalitas harus terpenuhi,

yaitu data berasal dari distribusi yang normal. Dalam penelitian ini

menggunakan taraf signifikasi (Asymp.Sig>0.05) lebih besar dari

0,05 atau 5% (Priyanto, 2009). Kemudian dapat dilihat dari nilai Z,

jika Zhitung < Ztabel dengan pemikiran Ho diterima yang artinya data

berdistribusi normal (Riwidikdo, 2007). Proses uji normalitas data

dibantu dengan menggunakan SPSS 17.0 for windows.

b. Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui keadaan

dimana seluruh faktor pengguna tidak memiliki varians yang sama

untuk seluruh pengamatan atas seluruh independen. Heteroskedasitas

berarti penyabaran titik data populasi pada bidang regresi tidak

konstan. Pemeriksaan asumsi heteroskedastisitas dengan

meng-gunakan melihat hasil scatter plot.

2. Analisis Data

Analisis yang dilakukan untuk melihat hubungan antara

kemandirian belajar dan motivasi belajar dengan prestasi belajar ini

menggunakan analisi regresi ganda dua prediktor. Skala variabel

tersebut adalah interval dan interval yang pada pelaksanaannya akan

(41)

commit to user BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden

Berdasarkan penelitian dari jumlah responden 112 responden

didapatkan karakteristik responden menurut umur dan jenis kelamin.

Umur responden sejumlah 112 orang ada pada rentang umur 19 tahun

sampai dengan 23 tahun, dimana menurut menurut Stanley Hall (dalam

Santrock, 2003) pada usia tersebut termasuk usia remaja.

Sedangkan berdasarkan jenis kelamin dari 112 responden semua

berjenis kelamin perempuan.

2. Uji Asumsi Klasik

Menurut Tommi asumsi dasar dalam metode regresi digunakan

uji asumsi klasik, yaitu meliputi: uji normalitas data dan

heteroskedastisitas.

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi

data terdistribusi normal atau tidak. Berdasarkan hasil uji normalitas

(42)

commit to user

Tabel 4.1 Uji Normalitas

No. Variabel Nilai Normalitas

1. Kemandirian .514

2 Motivasi .791

3 Prestasi .653

Sumber: Data Primer, diolah 2011

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa nilai KS-Z dari ketiga

variabel tersebut mempunyai p-value > 0.05, dimana pada variabel

kemandirian menunjukkan 0,514 > 0,005, variabel motivasi yaitu

0,791 > 0,05, dan variabel prestasi yaitu 0,653 > 0,05 yang berarti

data berdistribusi normal.

b. Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui keadaan

dimana seluruh faktor pengguna tidak memiliki varians yang sama

untuk seluruh pengamatan atas seluruh independen. Heteroskedasitas

berarti penyabaran titik data populasi pada bidang regresi tidak

konstan. Pemeriksaan asumsi heteroskedastisitas dengan

meng-gunakan melihat hasil scatter plot. Gambar scatter plot menunjukkan

pencaran data menyebar secara acak, sehingga dapat disimpulkan

(43)

commit to user 3. Pengujian Hipotesis

Pada penelitian ini digunakan metode analisis regresi linier

berganda untuk mengukur pengaruh variabel independent terhadap

variabel dependen.

a. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda dengan variabel dependen

prestasi belajar dengan variabel independen motivasi belajar dan

[image:43.595.164.508.224.538.2]

kemandirian belajar dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.2 Hasil Pengujian Regresi Linear Berganda

Varibel independen Koefisien

Beta

thitung P-value Keterangan

Konstanta 0,525 2,155 0,033

Kemandirian 0,020 4,645 0,000 Signifikan

Motivasi 0,015 3,129 0,002 Signifikan

Variabel dependen = Prestasi belajar F hitung = 59,504

Sig = 0,000 R2= 0,522

Sumber: Data Primer, diolah 2011

Dari tabel 4.2 yang merupakan hasil pengujian regresi liner

berganda dengan menggunakan bantuan komputasi SPSS 17 dengan

variabel dependen prestasi belajar di atas, diperoleh hasil persamaan

(44)

commit to user Y = α + β1x1+ β2x2 + e

Y = 0,525 + 0,20x1 + 0,015x2

Keterangan:

Y = variabel prestasi belajar

α = konstanta regresi berganda

1

X = variabel Kemandirian

2

X = variabel Motivasi

e = error (faktor residu)

Berdasarkan persamaan regresi di atas dapat dibuat interpretasi

sebagai berikut:

α = 0,525

Nilai konstanta untuk persamaan regresi adalah 0,525 dengan

parameter positif. Hal ini berarti tanpa adanya variabel variabel

independen kemandirian belajar dan motivasi belajar maka prestasi

belajar sebesar 0.525.

1

b = 0,020

Besar koefisien regresi untuk variabel kemandirian belajar adalah

0,020 dengan parameter positif. Hal ini berarti bahwa setiap

penambahan (tanda +) variabel kemandirian belajar maka prestasi

belajar akan meningkat.

2

b = 0,015

Besar koefisien regresi untuk variabel motivasi belajar adalah 0,015

(45)

commit to user

(tanda +) variabel motivasi belajar maka prestasi belajar akan

meningkat.

Berdasarkan interpretasi data di atas, menunjukkan variabel

kemandirian mempunyai koefisien beta lebih besar yaitu 0.020

dibandingkan dengan variabel motivasi belajar, yaitu sebesar 0,015,

hal ini menunjukkan variabel kemandirian merupakan variabel yang

paling dominan berpengaruh terhadap prestasi belajar.

1) Uji t

Uji t digunakan untuk pengujian pengaruh masing-masing

variabel independen (kemandirian dan motivasi) terhadap

variabel dependen (prestasi belajar) dengan langkah – langkah

pengujian hipotesis sebagai berikut :

a) Pengaruh Variabel X1 (Kemandirian) dengan Variabel Y

(Prestasi).

(1) Hipotesis

Ho:b1= 0, artinya variabel kemandirian tidak

berpengaruh signifikan terhadap variabel

prestasi belajar.

Ha:b1≠ 0, artinya variabel kemandirian berpengaruh

signifikan terhadap variabel prestasi belajar.

(2) Menentukan nilai signikansi

Untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen

(46)

commit to user

membandingkan thitung dengan ttabel, dengan nilai

signikansi, α = 0,05, adapun nilai t tabel adalah:

tabel

t = α/2; n-k-1

= 0,05/2; 112-3-1

= 0,025; 108

= 1,960

(3) Kriteriapengujian

Ho diterima apabila: -1,960 ≤ thitung ≤ 1,960

Ho ditolak apabila: thitung>1,960 atau thitung < - 1,960

(4) Hasil perhitungan

Hasil perhitungan didapatkan nilai thitung sebesar 4,645

(5) Kesimpulan

Hasil perhitungan t statistik untuk variabel kemandirian

diperoleh nilai thitung sebesar 4,645, sedangkan ttabel

sebesar 1,960, karena thitung 4,645 > ttabel 1,960 maka

Ho ditolak, artinya variabel kemandirian berpengaruh

signifikan terhadap prestasi belajar.

b) Pengaruh Variabel X2 (motivasi) dengan Variabel Y

(prestasi belajar).

(1) Hipotesis

Ho:b2= 0, artinya variabel motivasi tidak berpengaruh

(47)

commit to user

Ha:b2≠ 0, artinya variabel motivasi berpengaruh

signifikan terhadap variabel prestasi belajar.

(2) Menentukan nilai signikansi

Untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen

terhadap variabel dependen secara individu dengan cara

membandingkan thitung dengan ttabel, dengan signikansi,

α = 0,05, adapun nilai t tabel adalah:

tabel

t = α/2; n-k-1

= 0,05/2; 112-3-1

= 0,025; 108

= 1,960

(3) Kriteriapengujian

Ho diterima apabila: -1,960 ≤ thitung ≤ 1,960

Ho ditolak apabila: thitung>1,960 atau thitung < - 1,960

(4) Hasil perhitungan

Hasil perhitungan didapatkan nilai thitung sebesar 3,129

(5) Kesimpulan

Hasil perhitungan t statistik untuk variabel motivasi

diperoleh nilai thitung sebesar 3,129, sedangkan ttabel

sebesar 1,960, karena thitung 3,129 > ttabel 1,960 maka

Ho ditolak, artinya variabel motivasi berpengaruh

(48)

commit to user 2) Uji F

Uji F digunakan untuk menyatakan ada tidaknya

pengaruh variabel independen kemandirian belajar dan motivasi

belajar secara bersama-sama (keseluruhan) terhadap variabel

dependen (prestasi belajar). Adapun langkah-langkah pengujian

hipotesis sebagai berikut:

a) Hipotesis

Ho: b1=b2=0, artinya variabel independen kemandirian

belajar dan motivasi belajar secara

bersama-sama tidak berpengaruh terhadap

prestasi belajar.

Ha: b1=b2≠ 0, artinya variabel independen kemandirian

dan prestasi secara bersama-sama

ber-pengaruh terhadap prestasi belajar.

b) Menentukan nilai signifikansi

Untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen

terhadap variabel dependen secara individu dengan cara

membandingkan Fhitung dengan Ftabel, dengan nilai

signifikansi, α = 0,05, adapun nilai Ftabeladalah:

tabel

F = α; (k); n-k-1

= 0,05; 2; 112-2-1

= 0,05; 2;109

(49)

commit to user c) Kriteriapengujian

Ho diterima apabila: Fhitung≤ 3,07

Ho ditolak terima: Fhitung> 3,07

d) Hasil perhitungan

Hasil perhitungan didapatkan nilai Fhitung sebesar 59,504

e) Kesimpulan

Hasil perhitungan F statistik untuk variabel kemandirian

dan motivasi diperoleh nilai Fhitung sebesar 59,504

sedangkan Ftabel sebesar 3.07, karena Fhitung (59,504)

<Ftabel (3,07) maka Ho ditolak, artinya variabel independen

(kemandirian dan motivasi) secara bersama-sama

ber-pengaruh terhadap variabel dependen (prestasi belajar).

3) Koefisien Determinasi (R square)

Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui

berapa besar variasi Y yang dapat dijelaskan oleh variasi ,

dengan menggunakan komputer program SPSS versi 17.00

[image:49.595.169.514.234.491.2]

diperoleh hasil koefisien determinasi (R square) sebagai berikut:

Tabel 4.3 Hasil Pengujian Koefisien Determinasi (R square)

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 .722 .522 .513 .14700

(50)

commit to user

Hasil perhitungan koefisien determinasi (R2) diperoleh nilai

sebesar 0,522. ini dapat diartikan bahwa 52,20% perubahan/

variasi Y (prestasi) dikarenakan oleh adanya perubahan/variasi

variabel X (kemandirian dan motivasi) sedangkan sisanya

(51)

commit to user BAB V

PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden

Umur responden pada penelitian ini berkisar antara 19-23 tahun.

Menurut Stanley Hall (dalam Santrock, 2003) usia remaja berada pada

rentang 12-23 tahun. Pada usia ini dikategorikan sebagai masa dewasa

muda, menurut Dhona (2004) kemampuan seseorang baik fisik

maupun mental tidak bisa dipisahkan dari faktor umur. Umur muda

relatif mempunyai kemampuan semangat dan ide yang segar, namun

disisi lain usia muda relatif belum stabil mental dan emosinya.

Hubungan produktifitas dengan umur bahwa produktifitas seseorang

akan menurun disebabkan bertambahnya umur. Mahasiswa yang

usianya masih muda membutuhkan bimbingan dan asuhan serta

menumbuhkan motivasi mereka agar kapasitas, kemampuan dan

energi yang mereka miliki bisa dioptimalkan dalam rangka

meningkatkan prestasi dan kemampuan belajarnya.

Dalam penelitian ini dari 112 responden semuanya berjenis

kelamin perempuan, jenis Kelamin diindikasikan memoderasi

pengaruh dari kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar

mahasiswa. Seorang mahasiswa pria diindikasikan lebih dapat

mengontrol berbagai bentuk elemen kecerdasan emosi atau lebih

(52)

commit to user

stabil dibandingkan dengan mahasiswa wanita dalam menghadapi

berbagai permasalahan yang dihadapi ketika belajar. Sehingga

diasumsikan bahwa jenis kelamin akan memoderasi pengaruh antara

kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar mahasiswa tidak

membandingkan antara pencapaian prestasi pria dan wanita. Hasil dari

penelitian Chaput dan Dunn (2001) pria memiliki standar internal

sendiri dalam pencapaian prestasi dan tidak terlalu terpengaruh oleh

lingkungan belajar yang ada, sedangkan wanita pencapaian prestasi

secara signifikan berkaitan dengan lingkungan belajar yang ada.

Wanita akan berespon jika lingkungan belajar yang ada tidak

mendukung, misalkan mereka cenderung tidak suka pada dosen yang

sibuk dan tidak pernah memberikan bimbingan atau feedback,

sebaliknya pria kurang peduli apakah dosen atau sarana belajar yang

ada mencukupi atau tidak karena mereka punya standar internal

sendiri.

B. Hubungan Kemandirian Belajar (X1) dan Prestasi Belajar (Y)

Koefisien korelasi Pearson Product Moment menunjukkan

sebesar 0,692 dengan kategori kuat. Hal ini memberikan makna

bahwa kemandirian mempunyai hubungan yang positif dan signifikan

terhadap prestasi belajar, yang berarti besar kecilnya kemandirian

belajar pada peserta didik dapat menentukan prestasi belajar. Hasil

perhitungan t statistik untuk variabel kemandirian diperoleh nilai t

(53)

commit to user

4,645 lebih besar dari 1,960 maka Ho ditolak, artinya variabel

kemandirian berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar.

Sehingga kemandirian belajar yang tinggi akan mempengaruhi

prestasi belajar peserta didik.

Dalam meningkatkan prestasi belajar perlu adanya kemandirian

belajar dalam diri peserta didik. Menurut Kartini Kartono (2000)

kemandirian yang diartikan sebagai self standing yaitu kemampuan

berdiri di atas kaki sendiri dengan kemandririan dan tanggungjawab

atas segala tingkah laku sebagai manusia dalam melaksanakan

kewajiban guna memenuhi kebutuhan sendiri.emandirian merupakan

salah satu aspek kepribadian yang sangat penting bagi individu

Individu yang memiliki kemandirian tinggi relatif mampu menghadapi

segala permasalahan karena individu yang mandiri tidak tergantung

pada orang lain, selalu berusaha menghadapi dan memecahkan

masalah yang ada.

Dengan demikian yang dimaksud dengan kemandirian dalam

penelitian ini adalah perilaku peserta didik dalam mewujudkan

kehendak atau keinginannya secara nyata dengan tidak bergantung

pada orang lain, dalam hal ini adalah siswa tersebut mampu

melakukan belajar sendiri, dapat menentukan cara belajar yang efektif,

mampu melaksanakan tugas-tugas belajar dengan baik dan mampu

untuk melakukan aktivitas belajar secara mandiri. Pada penelitian

(54)

commit to user

dengan prestasi belajar mata diklat motor otomotif siswa kelas XII

Mekanik Otomotif di SMK PIRI I Yogyakarta yang ditunjukkan

dengan koefisien korelasi sebesar 0,605 dengan kategori kuat.

Penelitian serupa juga dilakukan oleh Sapii (2009) dengan judul

hubungan antara penggunaan lembar kerja siswa (LKS) dan

kemandirian belajar dengan prestasi belajar sharaf siswa kelas VII

MTs Ali Maksum Krapyak Yogyakarta, ada hubungan antara

kemandirian belajar dengan prestasi belajar dengan koefisien korelasi

sebesar 0,731 dan dikategorikan kuat.

C. Hubungan Motivasi Belajar (X2) dan Prestasi Belajar (Y)

Data pada kuesioner motivasi menggunakan teknik korelasi

Pearson Product Moment menunjukkan sebesar 0,654. Hal ini

memberikan makna bahwa motivasi mempunyai hubungan yang

positif dan signifikan terhadap prestasi belajar, yang berarti besar

kecilnya motivasi pada peserta didik dapat menentukan prestasi

belajar. Hasil perhitungan t statistik untuk variabel kemandirian

diperoleh nilai t hitung sebesar 3,129, sedangkan t tabel sebesar 1,960,

karena t hitung 3,129 lebih besar dari 1,960 maka Ho ditolak, artinya

variabel kemandirian berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar.

Sehingga motivasi belajar yang tinggi akan mempengaruhi prestasi

belajar peserta didik.

Dalam pendidikan selain kemandirian belajar, motivasi belajar

(55)

commit to user

Keberhasilan belajar atau prestasi belajar yang tinggi akan di raih

apabila ada keinginan belajar. Keinginan itu akan muncul apabila ada

dorongan (motivasi) baik dalam diri peserta didik ataupun dari luar.

Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan yang

sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan

belajarnya. Seorang peserta didik yang besar motivasinya akan gigih

dan tekun dalam usahanya mencapai tujuan yang diharapkan. Hal ini

sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2000) bahwa motivasi

seseorang akan meningkat apabila terlihat adanya hubungan antara

kegiatan yang dilakukan dengan tujuan yang dicapai. Dalam hal ini

bahwa peserta didik yang mengetahui benar pentingnya belajar bagi

dirinya maka akan memiliki motivasi belajar yang tinggi.

Peserta didik yang memiliki motivasi yang kuat dalam

mengikuti proses pembelajaran di kelas terlihat penuh semangat,

antusias, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, aktif dalam

pembelajaran, rajin dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan

guru, sehingga mereka memiliki daya tahan yang cukup lama dalam

menyelesaikan studi, dibandingkan dengan siswa yang kurang

memiliki motivasi. Siswa yang motivasinya tergolong rendah ini

biasanya menunjukkan sikap bermalasan, mengantuk, dan

perhatiannya terbagi kemana-mana di saat proses belajar sedang

berlangsung (Depdiknas, 2007). Kemauan tersebut tampak pada usaha

(56)

commit to user

motivasi tinggi akan lebih keras berusaha daripada seseorang yang

memiliki motivasi rendah. Tetapi motivasi bukanlah perilaku. Ia

merupakan proses internal yang kompleks yang tidak bisa diamati

secara langsung, melainkan bisa dipahami melalui kerasnya usaha

seseorang dalam mengerjakan sesuatu. Hal ini juga dibuktikan dalam

penelitian Ariffudin (2008) mengenai hubungan antara motivasi

dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi di kelas XI

IPS SMA N 2 Singaraja terdapat hubungan yang signifikan antara

motivasi dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi di

Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Singaraja dengan koefisien korelasi

sebesar 0,796 dengan kategori kuat. Penelitian serupa juga dilakukan

oleh Ariyanto (2011) ada hubungan yang positif antara motivasi

belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran KKPI dengan koefisien

korelasi sebesar 0480 dengan kategori cukup.

D. Hubungan Kemandirian Belajar (X1), Motivasi Belajar (X2) dan

Prestasi Belajar (Y)

Kemandirian belajar dan motivasi belajar terbukti secara

bersama-sama mempunyai pengaruh hubungan yang positif dan

signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa DIV Kebidanan UNS.

Dengan koefisien korelasi yang memberikan sumbangan sebesar R=

0.722 hal ini memberikan makna bahwa dengan kemandirian belajar

yang tinggi dan motivasi belajar yang tinggi akan menunjukkan

(57)

commit to user

variabel independen secara bersama-sama atau ganda memberikan

pengaruh terhadap variabel Y sebesar 0,522. Koefisien determinasi

atau sumbangan efektif sebesar 0,522 yang menujukkan bahwa

52,20%, sehingga variasi yang terjadi pada prestasi belajar dapat

dijelaskan oleh kemandirian dan motivasi melalui regresi Y = a +

bX1+bX2.

Dari kesimpulan mengenai variabel kemandirian dan motivasi

belajar yang secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang positif

dan signifikan. Hasil penelitian ini didukung oleh suatu teori

mengenai kemandirian Belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif

yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu kompetensi

guna mengatasi suatu masalah, dan dibangun dengan bekal

pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki. Penetapan kompetensi

sebagai tujuan belajar dan cara pencapaiannya (baik penetapan waktu

belajar, tempat belajar, irama belajar, tempo belajar, cara belajar,

maupun evaluasi belajar) dilakukan oleh peserta didik sendiri

(Mujiman, 2005) disamping mempunayi kemandirian belajar yang

kuat dibutuhkan motivasi yang kuat pula untuk melakukan suatu

tindakan tersebut.

Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak

psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar,

menjamin kelangsungan kegiatan belajar, dan memberikan arah pada

(58)

commit to user

karena didukung oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental itu

berupa keinginan, perhatian kemauan atau cita-cita. Ada ahli

pendidikan yang menyebutkan kekuatan yang mendorong belajar

tersebut sebagai motivasi belajar. Dalam motivasi terkandung

keinginan untuk mengaktifkan, menggerakkan, meyalurkan serta

mengarahkan sikap dan perilaku belajar (Dimyati dan Mudjiono,

2006).

Sehingga setelah mempunyai motivasi yang tinggi maka

timbul penggerak dalam diri peserta didik untuk melakukan tindakan

kemandiran belajar. Penelitian dari Khaerudin (2008), yaitu

berdasarkan hasil analisa data diperoleh bahwa nilai rhitung lebih

besar dari rtabel. Hal ini mengidentifikasi bahwa Ho ditolak dan Hi

diterima dengan nilai ρ lebih kecil daripada kesalahan α (0,000< 0,05),

yang berarti ada hubungan antara kemandirian dan motivasi belajar

dengan prestasi belajar. Penelitian dilakukan juga oleh Hisyam (2010)

terdapat hubungan positif secara bersama-sama antara motivasi belajar

dan kemandirian belajar dengan hasil belajar siswa dalam mata

pelajara PAI yang dinyatakan oleh nilai koefisien korelasi ry 12 =

(59)

commit to user BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil dari penelitian yang berjudul Hubungan antara kemandirian

belajar dan motivasi belajar dengan prestasi belajar pada mahasiswa DIV

Kebidanan UNS, dapat disimpulkan antara lain sebagai berikut:

1. Motivasi belajar adalah usaha yang mendorong untuk melakukan aktivitas

belajar yang timbul dalam diri peserta didik untuk melakukan belajar demi

peningkatan prestasi belajar.

2. Kemandirian belajar adalah suatu prinsip belajar yang bertumpu pada

kegiatan dan tanggungjawab sendiri demi keberhasilan belajarnya, sejauh

ada motivasi diri yang mendorong kegiatan belajar, maka disitulah

terjadinya proses belajar mengajar.

3. Hasil pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi aspek kognitif,

afektif, dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang

diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan

yaitu dengan nilai indeks prestasi kumulatif (IPK).

4. Ada hubungan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar.

5. Ada hubungan antara motivasi

Gambar

Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir Hubungan Kemandirian, Motivasi dan
Tabel 3.1 Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar
Tabel 3.3 Penskoran Angket dengan skala Likert
Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dengan penanaman disiplin ini guru berusaha menciptakan situasi proses belajar mengajar yang dapat mendorong siswa untuk berdisiplin diri dalam

a. Kemandirian merupakan adanya indikasi unsur-unsur tanggung jawab, percaya diri, inisiatif, memiliki motivasi yang kuat untuk maju, demi kebaikan dirinya, mantap

Motivasi Ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari luar diri siswa sendiri yang juga mendorong nya melakukan kegiatan belajar. pujian, hadiah, peraturan, dan

1) Prinsip motivasi. Motivasi adalah daya dorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi dari dalam diri siswa akan mendorong rasa ingin tahu,.. Oleh karena

student centered learning(scl) , dan ini sangat ditentukan oleh kemandirian, motivasi, maupun kedisiplinan dari peserta didik sendiri. Penilaian keberhasilan

Sehingga siswa memiliki konsep diri, persepsi tentang matematika dan motivasi belajar yang baik dan pada akhirnya dapat mempengaruhi hasil belajarnya; (2) Konsep

Santrock mendefinisikan motivasi intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri), 30 antara lain: aktivitas belajar

siswadalam menjalani proses belajar mengajar merupakan salah satu kun-ci keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaan.Siswaakan aktif dalam kegi-atan belajarnya bila ada motivasi, baik