• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Motivasi Belajar (X2) dan Prestasi Belajar (Y)

Dalam dokumen Dhevita Sulistya Murti R0107064 (Halaman 54-60)

BAB V. PEMBAHASAN

C. Hubungan Motivasi Belajar (X2) dan Prestasi Belajar (Y)

Data pada kuesioner motivasi menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment menunjukkan sebesar 0,654. Hal ini memberikan makna bahwa motivasi mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap prestasi belajar, yang berarti besar kecilnya motivasi pada peserta didik dapat menentukan prestasi belajar. Hasil perhitungan t statistik untuk variabel kemandirian diperoleh nilai t hitung sebesar 3,129, sedangkan t tabel sebesar 1,960, karena t hitung 3,129 lebih besar dari 1,960 maka Ho ditolak, artinya variabel kemandirian berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar. Sehingga motivasi belajar yang tinggi akan mempengaruhi prestasi belajar peserta didik.

Dalam pendidikan selain kemandirian belajar, motivasi belajar mempunyai peranan penting dalam mencapai keberhasilan belajar.

commit to user

Keberhasilan belajar atau prestasi belajar yang tinggi akan di raih apabila ada keinginan belajar. Keinginan itu akan muncul apabila ada dorongan (motivasi) baik dalam diri peserta didik ataupun dari luar. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan yang sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan belajarnya. Seorang peserta didik yang besar motivasinya akan gigih dan tekun dalam usahanya mencapai tujuan yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2000) bahwa motivasi seseorang akan meningkat apabila terlihat adanya hubungan antara kegiatan yang dilakukan dengan tujuan yang dicapai. Dalam hal ini bahwa peserta didik yang mengetahui benar pentingnya belajar bagi dirinya maka akan memiliki motivasi belajar yang tinggi.

Peserta didik yang memiliki motivasi yang kuat dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas terlihat penuh semangat, antusias, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, aktif dalam pembelajaran, rajin dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru, sehingga mereka memiliki daya tahan yang cukup lama dalam menyelesaikan studi, dibandingkan dengan siswa yang kurang memiliki motivasi. Siswa yang motivasinya tergolong rendah ini

biasanya menunjukkan sikap bermalasan, mengantuk, dan

perhatiannya terbagi kemana-mana di saat proses belajar sedang berlangsung (Depdiknas, 2007). Kemauan tersebut tampak pada usaha seseorang untuk mengerjakan sesuatu. Seseorang yang memiliki

commit to user

motivasi tinggi akan lebih keras berusaha daripada seseorang yang memiliki motivasi rendah. Tetapi motivasi bukanlah perilaku. Ia merupakan proses internal yang kompleks yang tidak bisa diamati secara langsung, melainkan bisa dipahami melalui kerasnya usaha seseorang dalam mengerjakan sesuatu. Hal ini juga dibuktikan dalam penelitian Ariffudin (2008) mengenai hubungan antara motivasi dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi di kelas XI IPS SMA N 2 Singaraja terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi di Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Singaraja dengan koefisien korelasi sebesar 0,796 dengan kategori kuat. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Ariyanto (2011) ada hubungan yang positif antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran KKPI dengan koefisien korelasi sebesar 0480 dengan kategori cukup.

D. Hubungan Kemandirian Belajar (X1), Motivasi Belajar (X2) dan Prestasi Belajar (Y)

Kemandirian belajar dan motivasi belajar terbukti secara bersama-sama mempunyai pengaruh hubungan yang positif dan signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa DIV Kebidanan UNS. Dengan koefisien korelasi yang memberikan sumbangan sebesar R= 0.722 hal ini memberikan makna bahwa dengan kemandirian belajar yang tinggi dan motivasi belajar yang tinggi akan menunjukkan prestasi belajar yang baik. Sehingga dapat diasumsikan bahwa

commit to user

variabel independen secara bersama-sama atau ganda memberikan pengaruh terhadap variabel Y sebesar 0,522. Koefisien determinasi atau sumbangan efektif sebesar 0,522 yang menujukkan bahwa 52,20%, sehingga variasi yang terjadi pada prestasi belajar dapat dijelaskan oleh kemandirian dan motivasi melalui regresi Y = a + bX1+bX2.

Dari kesimpulan mengenai variabel kemandirian dan motivasi belajar yang secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan. Hasil penelitian ini didukung oleh suatu teori mengenai kemandirian Belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu kompetensi guna mengatasi suatu masalah, dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki. Penetapan kompetensi sebagai tujuan belajar dan cara pencapaiannya (baik penetapan waktu belajar, tempat belajar, irama belajar, tempo belajar, cara belajar, maupun evaluasi belajar) dilakukan oleh peserta didik sendiri (Mujiman, 2005) disamping mempunayi kemandirian belajar yang kuat dibutuhkan motivasi yang kuat pula untuk melakukan suatu tindakan tersebut.

Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar, dan memberikan arah pada kegiatan belajar demi mencapai tujuan (Winkel, 2004). Siswa belajar

commit to user

karena didukung oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian kemauan atau cita-cita. Ada ahli pendidikan yang menyebutkan kekuatan yang mendorong belajar tersebut sebagai motivasi belajar. Dalam motivasi terkandung keinginan untuk mengaktifkan, menggerakkan, meyalurkan serta mengarahkan sikap dan perilaku belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2006).

Sehingga setelah mempunyai motivasi yang tinggi maka timbul penggerak dalam diri peserta didik untuk melakukan tindakan kemandiran belajar. Penelitian dari Khaerudin (2008), yaitu berdasarkan hasil analisa data diperoleh bahwa nilai rhitung lebih besar dari rtabel. Hal ini mengidentifikasi bahwa Ho ditolak dan Hi diterima dengan nilai ρ lebih kecil daripada kesalahan α (0,000< 0,05), yang berarti ada hubungan antara kemandirian dan motivasi belajar dengan prestasi belajar. Penelitian dilakukan juga oleh Hisyam (2010) terdapat hubungan positif secara bersama-sama antara motivasi belajar dan kemandirian belajar dengan hasil belajar siswa dalam mata pelajara PAI yang dinyatakan oleh nilai koefisien korelasi ry 12 = 0,729.

commit to user BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Hasil dari penelitian yang berjudul Hubungan antara kemandirian belajar dan motivasi belajar dengan prestasi belajar pada mahasiswa DIV Kebidanan UNS, dapat disimpulkan antara lain sebagai berikut:

1. Motivasi belajar adalah usaha yang mendorong untuk melakukan aktivitas belajar yang timbul dalam diri peserta didik untuk melakukan belajar demi peningkatan prestasi belajar.

2. Kemandirian belajar adalah suatu prinsip belajar yang bertumpu pada kegiatan dan tanggungjawab sendiri demi keberhasilan belajarnya, sejauh ada motivasi diri yang mendorong kegiatan belajar, maka disitulah terjadinya proses belajar mengajar.

3. Hasil pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan yaitu dengan nilai indeks prestasi kumulatif (IPK).

4. Ada hubungan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar. 5. Ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar

2. Kemandirian belajar dan motivasi belajar berpengaruh 52,20% terhadap prestasi belajar, sedangkan sisanya 47,8% dipengaruhi oleh faktor lain yang belum diketahui.

commit to user B. Saran

Hasil penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, dan penulis masih menyadari adanya kekurangan dan keterbatasan, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Dapat menanamkan sikap kemandirian baik di sekolah maupun di

masyarakat untuk meningkatkan prestasi belajar.

2. Bagi institusi dengan adanya pembimbing akademik lebih berupaya memacu motivasi dalam diri mahasiswa untuk dapat berprestasi.

3. Penelitian selanjutnya sebaiknya mengembangkan variabel – variabel yang diteliti seperti intelegensi, minat, bakat, kematangan dan kesiapan sebab tidak menutup kemungkinan bahwa dengan penelitian yang mencakup lebih banyak variabel akan dapat menghasilkan kesimpulan yang lebih baik.

Dalam dokumen Dhevita Sulistya Murti R0107064 (Halaman 54-60)

Dokumen terkait