• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI SE-GUGUS JENDRAL SUDIRMAN KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN TAHUN AJARAN 2016/2017.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI SE-GUGUS JENDRAL SUDIRMAN KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN TAHUN AJARAN 2016/2017."

Copied!
137
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI SE-GUGUS

JENDRAL SUDIRMAN KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN TAHUN

AJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Muhammad Taufik Fathurrohman NIM 12108241014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)

PERSETUJUAN

Skripsi yang berjudul “PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI SE-GUGUS JENDRAL SUDIRMAN KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN TAHUN AJARAN 2016/2017” yang disusun oleh Muhammad Taufik Fathurrohman, NIM 12108241014 ini telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diujikan.

Yogyakarta, 30 Januari 2017 Pembimbing Skripsi

(3)

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim.

Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam halaman pengesahan adalah asli. Jika tidak asli, saya bersedia menerima sanksi ditunda yudisium pada periode berikutnya.

Yogyakarta, 30 Januari 2017 Penulis

(4)

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI SE-GUGUS JENDRAL SUDIRMAN KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN TAHUN AJARAN 2016/2017” yang disusun oleh Muhammad Taufik Fathurrohman, NIM 12108241014 ini telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 17 januari 2017 dan dinyatakan lulus.

DEWAN PENGUJI

Nama

Safitri Yosita Ratri, M.Pd.

Aprilia Tina Lidyasari, M.Pd.

Dr. Suwarjo, M.Si.

(5)

MOTTO

“Punggung pisaupun bila diasah akan menjadi tajam”

(6)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. orang tua, 2. agama, 3. tanah air dan

(7)

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI SE-GUGUS

JENDRAL SUDIRMAN KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN TAHUN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perhatian orang tua terhadap prestasi belajar melalui motivasi belajar siswa kelas V SD se-gugus Jendral Sudirman Kecamatan Sempor, Kebumen tahun ajaran 2016/2017.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian

ex-post facto. Subjek penelitian yaitu siswa kelas V SD Negeri se-gugus Jendral Sudirman Kecamatan Sempor, Kebumen yang diambil secara proportional random sampling dengan jumlah 120 siswa. Instrumen yang digunakan berupa skala dan dokumentasi. Uji prasyarat analisis yang digunakan adalah uji linieritas dan uji heteroskedastisitas. Teknik analisis data penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah Analisis Jalur.

Hasil penelitian menunjukkan perhatian orang tua berpengaruh positif terhadap prestasi belajar melalui motivasi belajar dengan persamaan garis regresi

Y=44,02+0,05X+0,42Z, nilai F hitung > F tabel (88,31 > 3,92) dan nilai thitung > t tabel (4,00 > 1,980). Pengaruh Perhatian Orang Tua terhadap Prestasi Belajar melalui Motivasi Belajar sebesar 60% dengan sumbangan Perhatian Orang Tua terhadap Motivasi Belajar sebesar 0,35 dan sumbangan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar sebesar 0,42.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang

telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Pengaruh Perhatian Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri

Se-Gugus Jendral Sudirman Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen Tahun

Ajaran 2016/2017” dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi diri sendiri dan orang

lain. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa

ridho Allah SWT serta bantuan dari semua pihak. Oleh karena itu penulis

menyampaikan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi di Jurusan Pendidikan Pra Sekolah dan Sekolah Dasar Universitas Negeri Yogyakarta.

2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan penelitian.

3. Ketua Jurusan PSD yang telah memberikan pengarahan dalam pengambilan Tugas Akhir Skripsi.

4. Ibu Safitri Yosita Ratri, M.Pd, M.Ed, Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan dorongan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

5. Bapak Purwono, M.Pd, Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan pengarahan dalam pengambilan Tugas Akhir Skripsi

(9)

8. Kepala Sekolah SD Negeri se-Gugus Jendral Sudirman Kecamatan Sempor yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian. 9. Kedua orang tua dan adik, yang telah memberikan do’a, kasih sayang, dan

motivasi.

10.Semua pihak yang secara langsung dan tidak langsung membantu dalam menyelesaikan skripsi ini

Penulis mengharap kritk dan saran yang bersifat membangun dari semua

pihak. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pribadi dan para

pembaca

Yogyakarta, 30 Januari 2017 Penulis

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN TEORI ... 7

A. Kajian tentang Perhatian Orang Tua ... 7

1. Konsep Perhatian Orang Tua ... 7

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perhatian Orang Tua ... 7

3. Macam-macam Perhatian Orang Tua ... 9

4. Bentuk Perhatian Orang Tua ... 11

B. Kajian tentang Prestasi Belajar ... 24

(11)

C. Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar... 28

D. Kerangka Pikir ... 30

E. Hipotesis ... 32

F. Definisi Operasional ... 32

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 34

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 34

C. Populasi Penelitian ... 35

D. Sampel Penelitian ... 35

1. Teknik Sampel ... 36

2. Ukuran Sampel ... 36

E. Variabel Penelitian ... 38

F. Metode Pengumpulan Data ... 39

G. Instrumen Penelitian ... 42

H. Hasil Uji Coba Instrumen ... 44

I. Teknik Analisis Data ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50

A. Hasil Penelitian ... 50

1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 50

2. Deskripsi Subjek Penelitian ... 50

3. Deskripsi Data Penelitian ... 50

4. Uji Prasyarat Analisis ... 58

5. Uji Hipotesis ... 60

B. Pembahasan ... 63

C. Keterbatasan Penelitian ... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 66

A. Kesimpulan ... 66

B. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 68

(12)

DAFTAR TABEL

hal

Tabel 1. Daftar Nama dan Alamat Sekolah... 34

Tabel 2. Populasi Siswa Kelas V ... 35

Tabel 3. Sampel Penelitian ... 37

Tabel 4. Kisi-kisi Perhatian Orang Tua ... 41

Tabel 5. Kisi-kisi Motivasi Belajar ... 41

Tabel 6. Interpretasi Nilai r ... 44

Tabel 7. Hasil Uji Validitas Variabel Perhatian Orang Tua ... 45

Tabel 8. Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Belajar ... 46

Tabel 9. Rumus Pengkategorian Variabel ... 47

Tabel 10. Skor Perhatian Orang Tua ... 51

Tabel 11. Rumus Klasifikasi Variabel Perhatian Orang Tua ... 52

Tabel 12. Hasil Klasifikasi Variabel Perhatian Orang Tua ... 53

Tabel 13. Skor Motivasi Belajar ... 54

Tabel 14. Rumus Klasifikasi Variabel Motivasi Belajar ... 55

Tabel 15. Hasil Klasifikasi Variabel Motivasi Belajar ... 56

Tabel 16. Rumus Klasifikasi Variabel Prestasi ... 57

Tabel 17. Hasil Klasifikasi Variabel Prestasi ... 57

Tabel 18. Hasil Uji Linieritas ... 59

Tabel 19. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 60

Tabel 20. Hasil Analisa PROCESS ... 61

(13)

DAFTAR GAMBAR

hal

Gambar 1. Skema Kerangka Pikir ... 32

Gambar 2. Desain Penelitian ... 39

Gambar 3. Histogram Klasifikasi Perhatian Orang Tua ... 53

Gambar 4. Histogram Klasifikasi Motivasi Belajar ... 56

Gambar 5. Histogram Klasifikasi Prestasi Belajar... 58

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

hal

Lampiran 1 Instrumen Uji Coba ... 72

Lampiran 2 Data Skor Hasil Uji Coba ... 76

Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas ... 80

Lampiran 4 Instrumen Penelitian ... 84

Lampiran 5 Data Hasil Penelitian ... 88

Lampiran 6 Analisis Deskriptif ... 102

Lampiran 7 Uji Prasyarat Analisis ... 103

Lampiran 8 Analisis Data... 105

Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian ... 107

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga merupakan lembaga sosial paling kecil dan tempat manusia

berinteraksi untuk yang pertama kali sebagai makhluk sosial. Dalam

lingkungan keluarga peran orang tua sangat penting dalam pembentukan

karakter, kecerdasan anak, penanaman nilai, norma, dan budaya yang ada

dalam masyarakat. Keluarga juga merupakan pusat pendidikan yang utama dan

pertama bagi seorang anak sebelum memperoleh pendidikan formal di sekolah.

Menurut Ki Hajar Dewantara (Arif Rohman, 2009: 196-197), proses

pendidikan dapat terjadi dalam tiga lingkungan pendidikan yaitu pendidikan di

dalam keluarga (pendidikan informal), pendidikan di dalam sekolah

(pendidikan formal), dan pendidikan di dalam masyarakat (pendidikan non

formal). Oleh karena itu pendidikan bukan hanya menjadi tugas guru dan

sekolah saja tetapi juga tugas bagi orang tua.

Orang tua pasti menginginkan anaknya memiliki prestasi belajar yang

baik. Prestasi belajar merupakan indikator untuk mengukur keberhasilan

proses pembelajaran. Tinggi rendahnya prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh

faktor-faktor yang berasal dari dalam dan luar siswa itu sendiri. Abu Ahmadi

dan Widodo (2004:138) mengemukakan bahwa prestasi belajar yang dicapai

seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya

baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal)

(16)

Noehi Nasution dkk (Syaiful Bahri Djmarah, 2002:143) menyebutkan

faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar meliputi : lingkungan

alam, lingkungan sosial budaya, kurikulum, program, sarana dan fasilitas, dan

guru. Sedangkan faktor internal meliputi : kondisi psikologis (minat,

kecerdasan, bakat, motivasi, kemampuan kognitif) dan fisiologi (kondisi fisik

dan kondisi panca indra).

Perhatian orang tua ini sangat penting bagi anak dalam kegiatan

belajarnya. Slameto (2010: 60) berpendapat bahwa dalam lingkungan keluarga,

perhatian orang tua dalam belajar anak sangat berpengaruh terhadap prestasi

belajar anak tersebut. Perhatian orang tua memberikan dampak yang baik bagi

anak seperti meningkatkan semangat dan motivasi belajar bagi anak. Perhatian

dan bimbingan orang tua di rumah akan mempengaruhi kesiapan belajar siswa,

baik belajar di rumah maupun di sekolah.

Perhatian yang diberikan oleh orang tua terhadap anak dapat memotivasi

siswa dalam melakukan kegiatannya, termasuk memotivasi anak untuk belajar.

Bagi siswa motivasi ini sangat penting karena dapat menggerakkan perilaku

siswa ke arah yang positif sehingga mampu menghadapi segala tuntutan, dan

kesulitan dalam belajar. Menurut Sardiman A.M. (2007: 75), motivasi belajar

dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang

menimbulkan kegiatan-kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari

kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga

(17)

pada kebutuhan belajar, seperti membaca, menulis, mengerjakan tugas, dan

memperhatikan penjelasan guru ketika pelajaran berlangsung. Semakin tinggi

motivasi belajar maka semakin rajin dalam belajar, jadi semakin tinggi

motivasi belajar maka prestasi belajarnya akan semakin tinggi.

Peran orang tua dalam belajar anak seharusnya dapat membimbing

belajar anaknya, membimbing dalam pekerjaan rumahnya, memotivasi belajar

anaknya, sehingga orang tua dapat memantau perkembangan belajar anaknya.

Berdasarkan observasi dan wawancara di 3 SD (SDN Jatinegara 1, SDN

Jatinegara 2, dan SDN Bejiruyung 2) dengan guru kelas dan siswa diperoleh

informasi bahwa ada anak dengan prestasi belajar yang tinggi selalu belajar

sendiri dan tanpa menunggu diminta orang tuanya dirumah. Anak dengan

prestasi belajar tinggi lainnya menyebutkan akan belajar jika ada PR, ada juga

yang belajar dengan ditemani orang tua. Mereka selalu ingin mendapat nilai

yang bagus disekolah. Orang tua mereka juga sering mengingatkan untuk rajin

belajar baik di rumah atau di sekolah.

Anak dengan prestasi belajar sedang memberikan jawaban yang berbeda.

Ada anak yang belajar dengan dibimbing oleh orang tuanya, ada yang jarang

belajar dirumah, ada juga yang belajar disaat tertentu. Mereka juga selalu ingin

mendapat nilai yang bagus di sekolah. Orang tua mereka ada yang sering

mengingatkan untuk rajin belajar ada juga yang jarang mengingatkan untuk

rajin belajar baik di rumah atau di sekolah. Anak dengan prestasi belajar rendah

memberikan jawaban yang berbeda satu sama lain yaitu ada yang belajar

(18)

yang malas untuk belajar dirumah. Mereka juga ingin mendapat nilai yang

bagus disekolah. Orang tua mereka ada yang mengingatkan untuk rajin belajar

ada juga yang jarang mengingatkan untuk rajin belajar baik di rumah atau di

sekolah.

Di sekolah, anak yang memiliki prestasi belajar tinggi, sedang dan rendah

memiliki kesamaan dimana mereka memperhatikan dan mengikuti

pembelajaran dengan baik, namun jika merasa bosan mereka mulai tidak fokus

pada pembelajaran dan mulai sibuk dengan aktifitasnya sendiri. Ketika

diingatkan guru ada yang kembali fokus ada juga yang tetap sibuk dengan

aktifitasnya. Anak dengan prestasi belajar tinggi berusaha mendapat nilai yang

bagus dan memperbaiki nilainya ketika mendapat nilai yang jelek. Anak

dengan prestasi sedang dan rendah juga berusaha mendapat nilai yang bagus

namun ketika mendapat nilai yang jelek ada yang berusaha memperbaiki ada

juga yang tidak berusaha memperbaiki nilainya.

Berdasarkan fenomena di atas peneliti bermaksud mengetahui pengaruh

perhatian orang tua terhadap prestasi belajar melalui motivasi belajar siswa

kelas V Sekolah Dasar Negeri Se-Gugus Jendral Sudirman Sempor, Kebumen,

Jawa Tengah tahun ajaran 2016/2017.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat

diidentifikasi masalah sebagai berikut:

(19)

2. Guru sering mengulang materi dan melakukan remidial untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa

3. Ada siswa yang kurang antusias dalam mengikuti kegiatan belajar di

sekolah

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dilakukan mengingat keterbatasan peneliti dalam

kemampuan, waktu, dan biaya penelitian serta agar penelitian menjadi lebih

terarah, fokus dan tidak menyimpang dari sasaran pokok penelitian. Masalah

pada penelitian ini dibatasi pada pengaruh perhatian orang tua terhadap prestasi

belajar melalui motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri Se-Gugus Jendral

Sudirman Kecamatan Sempor, Kebumen tahun ajaran 2016/2017.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah “Bagaimana pengaruh perhatian orang tua terhadap prestasi belajar

melalui motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri Se-Gugus Jendral Sudirman

Kecamatan Sempor, Kebumen, Jawa Tengah tahun ajaran 2016/2017?”

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas dapat dirumuskan tujuan penelitian yaitu “Untuk mengetahui pengaruh perhatian orang tua terhadap prestasi belajar

melalui motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri Se-Gugus Jendral Sudirman

(20)

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah dapat menambah wawasan dan

ilmu pengetahuan yang dapat digunakan sebagai kajian bersama tentang

pengaruh perhatian orang tua dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi

belajar sehingga dapat dijadikan referensi dalam dunia pendidikan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa, dapat digunakan untuk menambah wawasan siswa agar

dapat meningkatkan motivasi belajar sehingga prestasi belajarnya

menjadi lebih baik.

b. Bagi guru, penelitian ini dapat dipakai sebagai acuan bagi guru untuk

lebih memperhatikan motivasi belajar siswa mempertimbangkannya

dalam melakukan kegiatan belajar mengajar.

c. Bagi sekolah, penelitian ini dapat dipakai sekolah dalam bekerja sama

dengan orang tua siswa untuk meningkatkan prestasi belajar siswa

dengan lebih memperhatikan siswa dan menumbuhkan motivasi siswa

dalam belajar baik di rumah maupun di sekolah.

d. Bagi orang tua, penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi bagi

orang tua dalam memberikan perhatian untuk anaknya agar dapat

(21)

BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian tentang Perhatian Orang Tua

1. Konsep Perhatian Orang Tua

Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis yang tertuju kepada suatu

objek. Bimo Walgito (2010:101) menyatakan perhatian merupakan

pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas yang ditunjukkan pada

suatu kelompok atau objek. Slameto (2010:105) menjelaskan perhatian

sebagai kegiatan yang dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan

pemilihan rangsangan yang datang dari lingkungannya.

Orang tua merupakan seseorang yang memiliki tanggung jawab

untuk membimbing dan memenuhi kebutuhan anak. Orang tua memiliki

kewajiban untuk mengasuh, merawat, mendidik dan memenuhi

kebutuhannya khususnya dalam bidang pendidikan. Seperti yang

disampaikan oleh Benjamin Spock (1982: 121) bahwa orang tua harus

memberi perhatian, dorongan, dan semangat kepada anak dalam belajar.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa perhatian

orang tua adalah suatu kegiatan pemusatan rangsangan atau tenaga psikis

dari orang tua kepada anaknya dengan melakukan aktivitas tertentu. Fokus

perhatian orang tua pada penelitian ini yaitu perhatian orang tua atas

pemenuhan kebutuhan anak dalam rangka menunjang pendidikan anak.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perhatian Orang Tua

(22)

untuk memberikan perhatian kepada anaknya. Abu Ahmadi (2003: 150)

menjelaskan ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perhatian yang

diberikan oleh orang tua, sebagai berikut.

a. Pembawaan, adanya pembawaan tertentu dengan anak dapat

menimbulkan perhatian orang tua terhadap anak.

b. Latihan dan kebiasaan, orang tua yang melatih atau memiliki

kebiasaan untuk memenuhi kebutuhan anak dapat memunculkan

perhatian orang tua terhadap anak.

c. Kebutuhan, kebutuhan merupakan sebuah dorongan yang dapat

mendorong orang tua untuk memberikan perhatian kepada anaknya.

d. Kewajiban, orang tua yang bertanggung jawab akan berusaha

melaksanakan kewajiban terhadap anak dengan penuh perhatian.

e. Keadaan jasmani, kondisi jasmani orang tua akan berpengaruh pada

perhatian yang diberikan kepada anaknya.

f. Suasana jiwa, kondisi kejiwaan orang tua dapat mempengaruhi

perhatian yang diberikan kepada anaknya.

g. Suasana di sekitar, keadaan sekitar seperti kekacauan, keributan,

sosial ekonomi dapat mempengaruhi perhatian orang tua terhadap

anaknya.

h. Kuat tidaknya perangsang dari obyek itu sendiri, kuatnya ikatan antara

orang tua dan anak dapat mempengaruhi perhatian orang tua terhadap

(23)

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa factor yang

mempengaruhi perhatian orang tua yaitu faktor pembawaan, faktor latihan

dan kebiasaan, faktor kebutuhan, faktor kewajiban, faktor keadaan jasmani,

faktor keadaan jiwa, faktor lingkungan sekitar, dan faktor kekuatan ikatan

orang tua dan anak. Faktor apapun yang mempengaruhi, perhatian dari

orang tua sangatlah penting untuk diperoleh anak. Orang tua harus

menyadari pentingnya perhatian mereka untuk anak karena perhatian yang

didapat oleh anak akan mempengaruhinya dalam pertumbuhan dan

perkembangan hidup anak kedepannya.

3. Macam-macam Perhatian Orang Tua

Perhatian orang tua terhadap anaknya tertuju untuk memenuhi

kebutuhan anaknya baik kebutuhan jasmani ataupun rohani. Perhatian

orang tua sendiri dapat terlihat dalam berbagai bentuk. Ada berbagai bentuk

dari perhatian orang tua jika dilihat dari berbagai sudut pandang. Sumadi

Suryabrata (2004:14) menggolongkan perhatian atas beberapa dasar

sebagai berikut.

a. Atas dasar intensitasnya, perhatian dibedakan menjadi 2, sebagai

berikut.

1) Perhatian intensif, yaitu perhatian yang diberikan dengan penuh

kesadaran yang menyertai seluruh aktivitas sehingga aktivitas

(24)

2) Perhatian tidak intensif, yaitu perhatian yang dilakukan menyertai

dua aktivitas, maka perhatian tersebut tidak dapat dilakukan secara

intensif.

b. Atas dasar cara timbulnya, perhatian dapat dibedakan menjadi 2

sebagai berikut.

1) Perhatian spontan, yaitu perhatian yang timbul tanpa disengaja,

timbul dengan sendirinya dan erat hubungannya dengan minat

seseorang.

2) Perhatian disengaja, yaitu perhatian yang dilakukan dengan

sengaja karena harus ada kemauan untuk menimbulkannya.

c. Atas dasar besarnya objek yang dikenai perhatian, dibedakan menjadi

2 sebagai berikut.

1) Perhatian terpencar, perhatian yang pada suatu saat dapat tertuju

kepada macam-macam objek.

2) Perhatian terpusat, perhatian yang pada suatu saat hanya dapat

tertuju kepada objek yang sangat terbatas

Berdasarkan uraian yang disampaikan oleh Sumadi Suryabrata,

maka dalam penelitian ini perhatian orang tua yang dimaksud termasuk

dalam perhatian disengaja. Perhatian orang tua kepada anaknya dalam

pemenuhan kebutuhan seorang anak haruslah dilakukan dengan sadar dan

(25)

4. Bentuk Perhatian Orang Tua

Perhatian Orang Tua dalam hal pendidikan anak memegang peran

dalam menentukan pencapaian prestasi belajar anak. Slameto (2010: 61)

mengungkapkan bahwa orang tua yang kurang bahkan tidak

memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya mereka acuh tak acuh

terhadap kegiatan belajar anaknya, tidak memperhatikan

kepentingan-kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak

mengatur waktu belajarnya, tidak memperhatikan waktu belajarnya, tidak

menyediakan atau melengkapi alat belajarnya, tidak memperhatikan anak

belajar atau tidak, tidak mau tau bagaimanakah kemajuan belajar anaknya,

kesulitan-kesulitan yang dialami dalam belajar dan lain-lain, dapat

menyebabkan anak tidak atau kurang berhasil dalam belajarnya

Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004: 85) perhatian

orang tua dalam kebutuhan pendidikan anak dapat dilihat dalam berbagai

bentuk yaitu pemenuhan kebutuhan anak, pemenuhan fasilitas belajar anak,

pemberian bimbingan pada anak, dan pemberian motivasi belajar.

a. Pemenuhan Kebutuhan Anak

Pemenuhan kebutuhan anak termasuk pemenuhan kebutuhan

pokok yaitu makanan dan pakaian. Soeparwoto dkk (2007:156)

menambahkan kebutuhan anak dapat digolongkan menjadi tiga

golongan sebagai berikut.

1) Kebutuhan Fisiologis, yaitu kebutuhan dasar untuk

(26)

tempat tinggal, dan kebutuhan sekolah anak yang meliputi biaya

pendidikan dan kelengkapan sarana prasarana belajar.

2) Kebutuhan Psikologis, yaitu kebutuhan yang bersifat fundamental,

seperti kebutuhan kasih sayang (perhatian), kebutuhan akan rasa

aman dan status, serta kebutuhan akan prestasi.

3) Kebutuhan Sosial, yaitu merupakan faktor dinamis yang

memberikan pengaruh langsung pada penyesuaian diri dengan

lingkungan atau hubungan sosial pribadi seperti kebutuhan

partisipasi, pergaulan dan penyesuaian.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa

pemenuhan kebutuhan anak meliputi kebutuhan fisiologis, kebutuhan

psikologis dan kebutuhan sosialnya. Dari penjelasan Soeparwoto

tersebut dapat diketahui wujud dari pemenuhan kebutuhan anak dalam

hal pendidikan yaitu: Kebutuhan dasar anak, kelengkapan sarana dan

prasarana belajar anak, menyediakan biaya pendidikan anak,

membimbing belajar anak, memperhatikan prestasi belajar anak, dan

memperhatikan pergaulan anak.

b. Pemenuhan Fasilitas Belajar Anak

Fasilitas belajar anak merupakan sarana pendukung yang

penting untuk kemajuan belajar anak. Fasilitas belajar anak dapat

berupa tempat belajar/ ruang belajar, alat belajar, alat non belajar.

(27)

Semakin lengkap alat belajar maka anak akan semakin mudah dalam

belajar. Sebaliknya bila alat belajar tidak lengkap maka proses belajar

anak dapat terganggu.

c. Pemberian Bimbingan pada Anak

Bimbingan pada anak bertujuan untuk membantu mengatasi

masalah yang dihadapi anak, baik masalah sehari-hari ataupun masalah

belajar sebagaimana yang disampaikan oleh Oemar Hamalik (2004: 95)

bahwa bimbingan merupakan proses yang bertujuan sebagai berikut.

1) Agar siswa bertanggung jawab menilai kemampuannya sendiri dan

menggunakan pengetahuan mereka secara efektif bagi dirinya.

2) Agar siswa menjalani kehidupannya sekarang secara efektif dan

menyiapkan kehidupannya di masa depan.

3) Agar semua potensi siswa berkembang secara optimal.

Bimbingan pada anak berguna agar anak dapat

mengembangkan potensi yang dimiliki dan menjadi seorang yang

memiliki tanggung jawab, serta dapat menggunakan kemampuan dan

pengetahuan yang dimilikinya dengan baik dan benar.

d. Pemberian Motivasi Belajar

Salah satu peran penting orang tua adalah memotivasi anak

dalam belajar. Motivasi belajar merupakan pemicu semangat belajar

anak, oleh karena itu anak yang memiliki motivasi belajar yang tinggi

juga akan memiliki prestasi belajar yang bagus. Untuk mengetahui

(28)

1) Konsep Motivasi Belajar

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:80) motivasi belajar

dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan

mengarahkan perilaku manusia termasuk perilaku belajar. Manusia

yang terdorong dan tergerak untuk belajar dapat dikatakan

memiliki motivasi belajar. Motivasi belajar yang dimiliki oleh

manusia dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang ingin

dicapainya, seperti yang disampaikan oleh Sardiman (2007:75)

bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak yang

ada pada diri siswa yang dapat menimbulkan kegiatan belajar serta

menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar, sehingga tujuan

yang dikehendaki oleh subyek belajar dapat tercapai.

Menurut Hamzah B. Uno (2010:23) motivasi belajar adalah

dorongan yang berasal dari dalam diri siswa (internal) dan dari luar

diri siswa (eksternal) yang sedang belajar untuk melakukan

perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator

atau unsur yang mendukung.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

motivasi belajar adalah segala upaya yang dilakukan oleh siswa

dengan dorongan dari dalam diri siswa dan dari luar diri siswa

(29)

2) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Motivasi yang dimiliki anak dalam melakukan kegiatan

khususnya belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor. Menurut

Raymond dan Judith (2004:24) terdapat 4 faktor yang

mempengaruhi motivasi belajar yaitu : budaya, keluarga, sekolah

dan diri anak itu sendiri.

a) Budaya

Latar budaya yang dimiliki oleh individu belum tentu

sama dengan individu lainnya. Oleh karena itu motivasi belajar

yang dimiliki oleh anak juga berbeda satu dengan yang

lainnya. Dalam penyampaiannya, nilai yang berkenaan dengan

pengetahuan baik akademis maupun tradisional diajarkan

melalui pengaruh agama, mitos dan dongeng tentang

kebudayaan, undang-undang politik untuk pendidikan, status

dan gaji, serta harapan orang tua atas anak-anak mereka.

b) Keluarga

Keluarga merupakan faktor penting dalam kehidupan

anak. Orang tua dapat memberikan pengaruh dalam motivasi

belajar siswa. Keluarga juga merupakan guru pertama dan

paling penting yang terlibat langsung dalam kehidupan anak.

c) Sekolah

Keadaan sekolah dan kualitas sekolah menentukan

(30)

memotivasi anak. Kualitas guru merupakan faktor yang

mempengaruhi motivasi belajar anak.

d) Anak

Kondisi diri seorang anak (fisik, mental, perilaku, dan

spiritual) merupakan faktor utama dalam tingkat motivasi

belajar yang dimiliki anak. Anak dengan kondisi diri yang baik

akan memiliki motivasi belajar yang tinggi pula.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:97) motivasi belajar

dipengaruhi oleh 6 faktor yaitu:

a) Cita-cita atau aspirasi siswa

Motivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak kecil.

Keberhasilan dalam mencapai keinginan tersebut

menumbuhkan kemauan untuk bergiat.

b) Kemampuan siswa

Keinginan siswa perlu diikuti dengan kemampuan atau

kecakapan untuk mencapainya. Contohnya keinginan

membaca perlu diikuti dengan kemampuan mengenal dan

mengucapkan huruf abjad.

c) Kondisi siswa

Kondisi siswa meliputi kondisi jasmani dan rohani dapat

(31)

d) Kondisi lingkungan siswa

Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan

tempat tinggal, pergaulan sebaya, kehidupan masyarakat dapat

berpengaruh terhadap motivasi siswa

e) Unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran

Dalam kegiatan belajar, lingkungan sekitar siswa turut

mengalami perubahan menjadi lebih baik. Hal ini dapat

dimanfaatkan untuk memotivasi siswa dalam belajar.

Misalnya penggunaan internet sebagai sumber belajar.

f) Upaya guru dalam membelajarkan siswa

Upaya pembelajaran tersebut meliputi: pemahaman tentang

diri siswa, pemanfaatan penguatan, kritik, hadiah, hukuman

(yang mendidik), mendidik cinta belajar.

Dari penjelasan diatas, diketahui ada banyak sekali yang

dapat mempengaruhi motivasi belajar anak diantaranya yaitu

budaya (lingkungan), kondisi keluarga, kondisi sekolah, kondisi

anak, kemampuan anak, cita cita anak, penggunaan sumber belajar,

dan guru. Faktor-faktor tersebut menyebabkan motivasi belajar

yang dimiliki oleh anak menjadi tinggi ataupun rendah. Anak

dengan motivasi belajar yang rendah perlu cara tersendiri dalam

meningkatkan motivasi tergantung faktor yang mempengaruhi.

(32)

mengerti permasalahan/penyebab motivasi yang dimiliki oleh anak

rendah dan menemukan solusi untuk meningkatkannya.

3) Prinsip-prinsip Motivasi Belajar

Menurut Nyayu Khodijah (2014:157) agar motivasi belajar

lebih optimal maka memerlukan prinsip-prinsip dalam

menjalankannya. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut.

a) Motivasi sebagai penggerak yang mendorong aktivitas belajar.

b) Motivasi intrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam belajar.

c) Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman. d) Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan belajar. e) Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar. f) Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar.

Motivasi belajar anak akan lebih optimal jika orang tua lebih

menumbuhkan motivasi intrinsik daripada motivasi ekstrinsiknya.

Selain itu dalam memotivasi belajar anak akan lebih efektif dengan

pujian atau reward daripada hukuman atau punishment sehingga

anak akan lebih optimis dalam belajarnya sehingga melahirkan

prestasi belajar yang baik.

Menurut Oemar Hamalik (2012:181-184) ada 17 prinsip

motivasi dalam rangka mendorong motivasi belajar anak, yaitu

sebagai berikut.

a) Pujian lebih efektif daripada hukuman. Hukuman bersifat

(33)

b) Semua siswa mempunyai kebutuhan psikologis yang harus

mendapat pemuasan.

c) Motivasi dari dalam individu lebih efektif daripada motivasi

yang dipaksakan dari luar.

d) Perbuatan yang sesuai dengan keinginan memerlukan

penguatan. Penguatan perlu dilakukan dalam setiap tingkatan

pengalaman belajar.

e) Motivasi mudah menjalar dan menyebar luas terhadap orang

lain. Siswa yang antusias akan mendorong motivasi siswa

lainnya.

f) Pemahaman yang jelas tentang tujuan belajar akan

merangsang motivasi.

g) Tugas yang dalam pengerjaannya bersumber dari dalam diri

sendiri akan menimbulkan minat yang lebih besar untuk

mengerjakannya daripada tugas yang dipaksakan oleh guru.

h) Pujian yang datang dari luar diperlukan dan efektif untuk

merangsang minat.

i) Teknik dan prosedur mengajar yang bermacam macam efektif

untuk memelihara minat siswa.

j) Minat khusus yang dimiliki oleh siswa berdaya guna untuk

(34)

k) Kegiatan merangsang minat pada siswa yang kurang pandai

tidak ada artinya bagi para siswa yang pandai. Guru hendaknya

menyesuaikan dengan kondisi yang ada pada siswa.

l) Tekanan dari kelompok siswa umumnya lebih efektif dalam

memotivasi dibandingkan dengan tekanan atau paksaan dari

orang dewasa.

m) Motivasi yang tinggi berkaitan erat dengan kreativitas siswa.

n) Kecemasan akan menimbulkan kesulitan belajar.

o) Kecemasan dan frustrasi dapat membatu siswa berbuat lebih

baik.

p) Tugas yang terlalu sukar dapat mengakibatkan frustrasi

sehingga membuat siswa cenderung kepada hal-hal yang tidak

wajar, seperti menyontek.

q) Tiap siswa mempunyai tingkat frustrasi dan toleransi yang

berbeda. Kegagalan dapat memicu untuk berhasil dan

keberhasilan memunculkan kecemasan akan timbulnya

kegagalan.

Orang tua/guru dalam memberikan motivasi anak untuk

belajar hendaknya memperhatikan prinsip prinsip tersebut. Cara

menumbuhkan motivasi setiap anak berbeda. Setiap anak

memiliki karakter sendiri agar motivasi belajar yang dimiliki dapat

(35)

memahami karakter setiap anak dan menumbuhkan motivasi

belajar dengan cara yang tepat.

4) Fungsi Motivasi Belajar

Motivasi belajar sangat penting untuk dimiliki oleh anak,

karena ada manfaat atau fungsi dari motivasi yang dapat diperoleh.

Oemar Hamalik (2012: 175) menjelaskan 3 fungsi dari motivasi

sebagai berikut.

a) Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar.

b) Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan ke pencapaian tujuan yang diinginkan.

c) Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Ia berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.

Motivasi belajar berfungsi untuk mendorong anak belajar.

Sebagai pengarah berarti kegiatan belajar anak diarahkan untuk

mencapai cita-cita atau tujuan yang diinginkan. Misalnya anak ingin

menjadi dokter maka kegiatan belajar anak banyak diarahkan ke

bidang sains. Sebagai penggerak berarti motivasi belajar merupakan

penggerak dalam belajar anak. Semakin tinggi motivasi yang

dimiliki anak maka anak dapat menyerap materi pelajaran dengan

cepat pula.

Sejalan dengan pendapat Oemar Hamalik di atas, Sardiman

(36)

a) Mendorong manusia untuk berbuat, motivasi merupakan

penggerak dari setiap kegiatan yang akan dilakukan.

b) Menentukan arah perbuatan, motivasi menjadikan kegiatan

yang dikerjakan sesuai dengan arah tujuan yang hendak dicapai.

c) Menyeleksi perbuatan, motivasi menjadikan seseorang

menentukan perbuatan-perbuatan yang harus dikerjakan yang

sesuai dengan tujuan.

Dari uraian fungsi motivasi yang telah disampaikan tersebut

dapat disimpulkan bahwa fungsi dari motivasi ada 4 yaitu sebagai

pendorong, sebagai penggerak, sebagai pengarah, dan sebagai

penyeleksi perbuatan. Motivasi sebagai pendorong, mendorong

anak untuk belajar baik di rumah atau di sekolah. Motivasi sebagai

penggerak, menggerakkan anak dalam bagaimana anak tersebut

menjalankan kegiatan belajarnya. Motivasi sebagai pengarah,

mengarahkan anak dalam belajar agar tetap seperti tujuan yang

hendak dicapai. Motivasi sebagai penyeleksi perbuatan membuat

anak dapat memilah dan memilih kegiatan yang dapat

meningkatkan belajarnya.

5) Indikator Motivasi

Anak yang memiliki motivasi belajar yang tinggi dapat

dilihat melalui ciri-ciri yang ada pada anak tersebut. Ciri-ciri anak

(37)

menyelesaikan suatu pekerjaan dan selalu ingin prestasinya

semakin meningkat.

Motivasi belajar pada anak dapat berasal dari dalam

(intrinsik) dan luar (ekstrinsik). Good & Brophy (I Gusti Ngurah

Puger, 2012: 147) menjelaskan dimensi dari motivasi intrinsik dan

motivasi ekstrinsik sebagai berikut.

a) Dimensi intrinsik dengan indikatornya: dorongan untuk

terilibat aktif dalam kegiatan pembelajaran, dorongan untuk

mencari tahu hal-hal yang berhubungan dengan pelajaran,

dorongan untuk belajar secara mandiri.

b) Dimensi ekstrinsik dengan indikatornya: dorongan untuk

menghindari hukuman guru dan orang tua, dorongan untuk

mendapatkan pujian dari guru dan orang tua, dorongan untuk

menyenangi hati orang tua, dorongan untuk mendapatkan nilai

yang bagus dan dorongan untuk mendapatkan pengakuan dari

teman-teman.

Dari penjelasan indikator motivasi diatas dapat disimpulkan

bahwa motivasi belajar terlihat pada siswa dengan indikator :

terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran, mencari tahu hal-hal

yang berhubungan dengan pelajaran, belajar secara mandiri,

menghindari hukuman guru dan orang tua, ingin mendapatkan

(38)

ingin mendapatkan nilai yang bagus, ingin mendapatkan

pengakuan dari teman-teman.

B. Kajian tentang Prestasi Belajar 1. Konsep Prestasi Belajar

Belajar merupakan sarana individu dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. Sebagaimana yang

disampaikan oleh Sugihartono (2007: 74) bahwa belajar merupakan suatu

proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu dengan

lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Sedangkan menurut

Abin Syamsuddin (2005:157) “belajar menunjuk pada suatu proses

perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau

pengalaman tertentu”. Belajar merupakan proses tingkah laku individu

dalam berinteraksi dengan lingkungan yang mengakibatkan adanya

perubahan perilaku atau pribadi pada individu tersebut.

Prestasi belajar merupakan cara yang digunakan oleh guru untuk

mengetahui kemampuan belajar anak dalam kelas. Menurut Sumadi

Suryabrata (2004: 297) prestasi belajar sebagai nilai yang merupakan

perumusan terakhir yang diberikan oleh guru mengenai kemajuan atau hasil

belajar murid-muridnya selama masa tertentu. Sedangkan Syaiful Bahri

Djamarah (2011: 19) menjelaskan prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan

yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun

(39)

hasil belajar anak di sekolah atas kegiatan pembelajaran yang telah dilalui

baik secara individu maupun kelompok.

Berdasarkan penjelasan mengenai prestasi belajar yang telah

disampaikan di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan

nilai akhir mengenai hasil belajar siswa yang meliputi segenap ranah

psikologi atas proses belajar mengajar yang telah dikerjakan baik secara

individual maupun kelompok. Prestasi Belajar adalah hasil belajar yang

dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan

pembelajaran di sekolah. Prestasi Belajar dibuktikan dan ditunjukkan

melalui nilai, atau angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru

terhadap siswa melalui ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Dalam mencapai prestasi belajar yang baik dan memuaskan tidaklah

mudah. Ada faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seseorang.

Slameto (2010: 54-72) menyebutkan ada 2 faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar seseorang, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

a. Faktor internal

Faktor internal merupakan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

yang ada dalam diri individu. Faktor internal ini ada 3 yaitu:

1) Faktor jasmaniah, seperti kesehatan dan cacat tubuh.

2) Faktor psikologis, seperti intelegensi, perhatian, minat, bakat,

motif, kematangan, dan kesiapan.

(40)

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

yang ada di luar diri individu. Faktor eksternal ini ada 3 yaitu faktor

keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.

1) Faktor keluarga, cara yang digunakan dalam mendidik anak, relasi

antar anggota keluarga, suasana keluarga, keadaan ekonomi

keluarga dapat mempengaruhi prestasi belajar anak.

2) Faktor sekolah, bagaimana proses pembelajaran di dalam kelas

berlangsung, hubungan antara guru dan siswa, hubungan siswa

dengan siswa lainnya, fasilitas sekolah, metode mengajar, tugas,

standar pelajaran yang digunakan mempengaruhi prestasi yang

diraih oleh siswa.

3) Faktor masyarakat, di dalam lingkungan masyarakat kegiatan

siswa, teman bergaul, mass media dan bentuk kehidupan dalam

masyarakat dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Selain itu Saefudin Azwar (2010:165) menjelaskan ada 2 faktor

yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu faktor internal, faktor

eksternal, faktor sosial.

a. Faktor internal

1) Keadaan fisik, seperti: Panca indra, dan kondisi fisik secara umum

2) Keadaan psikologi, seperti: sikap, motivasi, kebiasaan, emosi,

(41)

b. Faktor eksternal

1) Faktor fisik, yaitu meliputi kondisi tempat belajar, sarana dan

perlengkapan belajar, materi pelajaran, kondisi lingkungan belajar

anak.

2) Faktor sosial, faktor sosial terbagi menjadi 2 yaitu dukungan sosial

dan pengaruh budaya. Dukungan sosial berupa lingkungan

keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, dan

lingkungan kelompok. Sedangkan pengaruh budaya berupa adat

istiadat, teknologi, dan kesenian.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan ada 2 faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar anak yaitu faktor internal, faktor eksternal.

Faktor internal meliputi a) keadaan fisik atau jasmani, b) keadaan

psikologis, c) faktor kelelahan. Faktor eksternal meliputi a) faktor fisik dan

b) faktor sosial.

3. Pengukuran Prestasi Belajar

Dalam penelitian ini prestasi belajar siswa diketahui dengan

menggunakan dokumentasi rata-rata nilai rapor semester genap siswa kelas

IV SD Se-Gugus 1 Sempor, Kebumen tahun ajaran 2015/2016 yang

(42)

C. Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar

Anak usia sekolah dasar berada pada usia antara 6-12 tahun.

Karakteristik siswa sekolah dasar menurut Desmita (2012: 35) secara umum

yaitu senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan

senang melakukan sesuatu secara langsung. Selain itu Desmita (2012: 74) juga

mengemukakan karakteristik khusus yang ada pada anak usia sekolah dasar

sebagai berikut:

1. Perkembangan fisik

Perkembangan fisik anak usia sekolah dasar lebih banyak pada

peningkatan berat badan dari pada panjang badan serta mulai mengalami

pubertas pada usia 10 tahun keatas.

2. Perkembangan motorik

Perkembangan motorik anak berjalan lebih halus, lebih sempurna, dan

terkoordinasi dengan baik sehingga dapat ikut dalam permainan dalam

kegiatan pembelajaran.

3. Perkembangan kognitif

Pada masa ini menurut Piaget perkembangan kognitif anak berada pada

tahap operasional kongkret yaitu dimana mental anak terfokus pada

objek-objek yang nyata atau pada kejadian yang pernah dialaminya.

4. Perkembangan konsep diri

Perkembangan konsep diri ini menurut Santrock dilihat melalui tiga

(43)

a. Karakterisitk internal memahami dirinya melalui melihat pada dirinya

sendiri dibanding pengaruh dari luar.

b. Karakteristik aspek-aspek sosial menjadikan kelompok sosial sebagai

acuan.

c. Karakteristik perbandingan sosial anak cenderung membedakan

dirinya dengan orang lain.

5. Perkembangan hubungan dengan keluarga

Pada perkembangan hubungan dengan keluarga karakteristik yang

menganggap orang tua sebagai teladan dan kontrol orang tua akan

berkurang karena berkurangnya waktu bertemu juga berkurang.

6. Perkembangan spiritual

Dalam perkembangan spiritual anak dapat mengambil makna dan nilai dari

tradisi masyarakat, seperti kebiaasaan masyarakat, agama yang dianut

masyarakat.

Berdasarkan penjelasan karakteristik khusus tersebut dapat diketahui

bahwa perhatian orang tua dan prestasi belajar siswa memiliki kaitan yang erat

dengan karakteristik anak kelas V SD. Orang tua berperan dalam membantu

anak dalam perkembangan fisik dan motorik dengan memberikan asupan gizi

yang cukup untuk anak sehingga anak memiliki cukup tenaga untuk disalurkan

dalam menjalani kegiatannya dirumah dan disekolah. Orang tua dapat

membantu perkembangan kognitif anak dengan mengarahkan anak pada objek

nyata yang belum pernah dilihat, atau kejadian yang belum pernah dialami

(44)

Orang tua dapat membantu dalam menemukan konsep diri pada diri

anak sehingga anak dapat memiliki rasa percaya diri ataupun motivasi dalam

kegiatan belajar sehingga anak mampu memiliki prestasi yang baik. Peran

orang tua dalam perkembangan hubungan dengan keluarga seperti

membimbing belajar atau pemberian fasilitas belajar akan mempengaruhi

keeratan hubungan anak dan orang tua. Orang tua akan memiliki kontrol atas

anak yang dapat digunakan untuk memantau belajar anaknya.

D. Kerangka Pikir

Perhatian orang tua adalah suatu kegiatan pemusatan rangsangan atau

tenaga psikis dari orang tua kepada anaknya dengan melakukan aktivitas

tertentu. Perhatian orang tua kepada anaknya didasarkan pada kebutuhan anak

baik kebutuhan psikologis, fisologis, maupun sosialnya. Bentuk dari perhatian

orang tua dapat berupa pemenuhan kebutuhan anak, pemenuhan fasilitas

belajar anak, pemberian bimbingan pada anak, dan pemberian motivasi belajar.

Motivasi belajar mendorong anak untuk mampu bertindak, fokus, dan

memilih kegiatan yang sesuai dengan kegiatan belajarnya. Kegiatan

pembelajaran yang diikuti siswa akan lebih mudah terserap dan dipahami jika

siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi. Tinggi atau rendahnya motivasi

belajar anak akan berpengaruh pada keaktifan anak dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran, sehingga akan berpengaruh pada prestasi belajar yang akan

dicapai oleh siswa.

(45)

siswa diduga berasal dari motivasi belajar siswa. Siswa yang memiliki motivasi

belajar yang tinggi memiliki kemungkinan untuk memperoleh prestasi belajar

yang tinggi pula. Agar kegiatan belajar memperoleh hasil yang baik,

dibutuhkan dukungan dari orang tua kepada anak untuk menciptakan semangat

belajar dan motivasi belajar yang tinggi dalam mencapai prestasi belajar yang

maksimal.

Orang tua yang memperhatikan anaknya dalam belajar akan membantu

anaknya dengan memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologis, dan sosiologis

anak. Perhatian Orang Tua dalam usaha untuk mengatasi kesulitan belajar

anaknya akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan anaknya dalam

mencapai prestasi belajarnya. Orang tua yang selalu berusaha untuk mengatasi

kesulitan belajar anaknya dengan memberikan bimbingan belajar, memberikan

fasilitas belajar, memberikan contoh belajar yang baik, memotivasi belajar

anak, dapat membantu anak dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang

dihadapinya dalam belajar. Anak yang termotivasi dalam belajarnya akan

menunjukkan sikap yang tekun dalam belajar, senang dan rajin belajar,

berusaha mendapat nilai yang bagus dalam setiap pelajaran, memiliki tujuan

yang ingin dicapai dan lain-lain. Sikap tersebut memungkinkan anak untuk

memiliki prestasi belajar yang tinggi di sekolah.

Berdasarkan uraian tersebut perhatian orang tua diduga berpengaruh

positif terhadap prestasi belajar siswa melalui motivasi belajar siswa. Siswa

yang mendapatkan perhatian orang tua tinggi dimungkinkan akan memiliki

(46)

belajar yang tinggi, sebaliknya siswa yang mendapatkan perhatian orang tua

rendah dimungkinkan akan memiliki motivasi belajar yang rendah sehingga

dimungkinkan prestasi belajarnya juga rendah. Berikut ini gambar kerangka

pikir pengaruh perhatian orang tua terhadap prestasi belajar.

Gambar 1. Kerangka Pikir

E. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan di

atas, maka hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Ha : Terdapat pengaruh positif perhatian orang tua terhadap prestasi

belajar melalui motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri Se-Gugus

Jendral Sudirman

2. Ho : Tidak terdapat pengaruh positif perhatian orang tua terhadap

prestasi belajar melalui motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri

Se-Gugus Jendral Sudirman

F. Definisi Operasional

1. Perhatian orang tua

Perhatian orang tua adalah segala kegiatan pemusatan rangsangan atau

Perhatian Orang tua

Prestasi Belajar

(47)

tertentu. Perhatian orang tua dalam pendidikan dapat terlihat dalam setiap

kebutuhan anak yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan psikologis dan

kebutuhan sosial anak.

2. Motivasi Belajar

Motivasi Belajar adalah suatu dorongan internal dan eksternal pada diri

siswa yang menimbulkan kegiatan belajar untuk meningkatkan prestasi

belajarnya.

3. Prestasi belajar

Prestasi belajar merupakan nilai akhir mengenai hasil belajar siswa yang

meliputi segenap ranah psikologi atas proses belajar mengajar yang telah

dikerjakan baik secara individual maupun kelompok. Prestasi belajar siswa

(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif pada umumnya

digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Kesimpulan dari

penelitian disertai dengan tabel, grafik, bagan, gambar, atau tampilan lainnya.

Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian ex-post facto. Peneliti tidak

melakukan kontrol ataupun manipulasi variabel penelitian karena penelitian

dilakukan sesudah kejadian.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Se-Gugus Jendral Sudirman

Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen. Penelitian ini dilakukan pada bulan

November 2016. Adapun SD yang terdapat di Gugus Jendral Sudirman

Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 1. Daftar Nama dan Alamat Sekolah.

No. Nama Sekolah Alamat

1 SD N Sempor 1 Petahunan, Kec.Sempor, Kab. Kebumen

2 SD N Sempor 2 Sempor, Kec. Sempor, Kabupaten Kebumen

3 SD N Sempor 3 Kaliputih, Kec. Sempor, Kab. Kebumen 4 SD N Jatinegara 1 Jl. Kaligandu 4, Kec. Sempor, Kab. Kebumen 5 SD N Jatinegara 2 Jatinegara, Kec. Sempor, Kab. Kebumen 6 SD N Jatinegara 3 Jatinegara, Kec. Sempor, Kab. Kebumen 7 SD N Bejiruyung 1 Jl Kaligandu 41, Kec. Sempor, Kab.

Kebumen

(49)

C. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri

Se-Gugus Jendral Sudirman Kecamatan Sempor, Kabupaten Kebumen tahun

ajaran 2016/2017. Adapun jumlah siswa kelas V SD Negeri Se-Gugus Jendral

Sudirman adalah sebagai berikut.

Tabel 2. Populasi Siswa Kelas V

D. Sampel Penelitian

Penelitian ini menggunakan sampel dengan pertimbangan populasi

siswa dianggap homogen. Untuk menentukan ukuran sampel dari populasi

dibutuhkan rumus untuk menghitungnya. Rumus yang dipakai dalam

penelitian ini adalah rumus yang dikemukakan oleh Krejcie dan Morgan.

� =d N −X NP − P+ X P − P

S = ukuran sampel

N = ukuran populasi

P = proporsi penelitian (0,5)

(50)

X2 = nilai table X2 (3,84), berasal dari nilai confidence interval 95% (1,96).

(Erwan dan Diah, 2007:42)

Maka ukuran sampel dari populasi penelitian ini adalah:

� = , , ,

, + , , ,

� = , ,

� = , dibulatkan menjadi 120

Jadi, dalam penelitian ini ukuran sampel yang digunakan adalah 120

dari 175 siswa yang ada di SD Negeri se-gugus Jendral Sudirman

Kecamatan Sempor.

1. Teknik Sampel

Dalam peneltian ini teknik sampling yang digunakan adalah

proportionate random sampling. Peneliti memilih teknik sampling tersebut

untuk mendapatkan ukuran sampel yang sesuai pada setiap kelompok.

Untuk menentukan subjek yang menjadi sampel digunakan undian

menggunakan gulungan kertas yang berisi no presensi siswa. Undian

diambil sejumlah ukuran sampel yang telah ditentukan. No presensi yang

jatuh kemudian ditetapkan sebagai subjek dan tidak ikut dalam undian

berikutnya.

2. Ukuran Sampel

(51)

X = , dibulatkan menjadi

X = , dibulatkan menjadi

X = , dibulatkan menjadi

X = , dibulatkan menjadi

X = , dibulatkan menjadi

X = , dibulatkan menjadi

X = , dibulatkan menjadi

X = , dibulatkan menjadi

Jadi jumlah sampel menjadi 120.

Berikut sampel yang sudah ditentukan pada Sekolah Dasar Negeri

se-gugus Jendral Sudirman, Sempor, Kebumen.

Tabel 3. Sampel Siswa Kelas V di SD Negeri se-gugus Jendral Sudirman Kecamatan Sempor

No. Nama Sekolah Jumlah Sampel

1 SD Negeri Sempor 1 9 Siswa

2 SD Negeri Sempor 2 21 Siswa

3 SD Negeri Sempor 3 23 Siswa

4 SD Negeri Jatinegara 1 18 Siswa

5 SD Negeri Jatinegara 2 19 Siswa

6 SD Negeri Jatinegara 3 7 Siswa

7 SD Negeri Bejiruyung 1 14 Siswa

8 SD Negeri Bejiruyung 2 9 Siswa

(52)

E. Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan 3 variabel, yaitu 1 variabel bebas, 1

variabel terikat, dan 1 variabel antara dengan penjelasan sebagai berikut.

1. Variabel Independen

Variabel independen disebut juga dengan variabel bebas. Variabel bebas

merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahan atau timbulnya variabel terikat (variabel dependen). Perhatian

orang tua merupakan variabel bebas yang dinyatakan dalam X.

2. Variabel Dependen

Variabel Dependen atau variabel terikat merupakan faktor utama yang

ingin dijelaskan atau diprediksi dan dipengaruhi oleh beberapa faktor

lainnya, biasa dinotasikan dengan Y. Variabel dependen pada penelitian

ini adalah prestasi belajar.

3. Variabel Intervening

Variabel intervening disebut juga variabel antara atau variabel mediasi

yaitu variabel yang menghubungkan variabel bebas dan variabel terikat,

sehingga menyebabkan hubungan antara variabel bebas dan variabel

terikat menjadi hubungan tidak langsung. Variabel intervening pada

penelitian ini yaitu motivasi belajar yang dinyatakan dalam notasi Z.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat dibuat gambar desain penelitian yang

(53)

Gambar 2. Desain Penelitian

Keterangan:

X= Perhatian orang tua

Z= Motivasi belajar

Y= Prestasi belajar

F. Metode Pengumpulan Data

Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan untuk

mengumpulkan data penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

ada dua yaitu skala bertingkat dan dokumentasi sebagai berikut:

1. Skala Bertingkat

Dalam penelitian ini, pengumpulan data tentang perhatian orang

tua dan motivasi belajar menggunakan instrument berbentuk skala

bertingkat. Skala disajikan dalam bentuk pernyataan favorable dan

unfavorable menggunakan skala Likert (dimodifikasi dengan 4 pilihan

jawaban) sebagai berikut:

X

Z

(54)

a. Pernyataan favorable:

1) jawaban selalu diberi skor 4,

2) jawaban sering diberi skor 3,

3) jawaban jarang diberi skor 2,

4) jawaban tidak pernah diberi skor 1.

b. Pernyataan unfavorable:

1) jawaban selalu diberi skor 1,

2) jawaban sering diberi skor 2,

3) jawaban jarang diberi skor 3,

4) jawaban tidak pernah diberi skor 4.

Rubrik untuk penilaian skala tersebut berdasarkan rentang waktu

satu minggu yaitu jawaban selalu berarti dilakukan atau diterima setiap

hari, sering berarti dilakukan atau diterima tapi tidak setiap hari, jarang

berarti pernah diterima atau dilakukan minimal 1x, dan tidak pernah berarti

pernyataan tidak pernah dilakukan dan diterima. Adapun kisi-kisi

instrumen skala perhatian orang tua dapat dilihat pada tabel 4 halaman 41

dan kisi-kisi instrumen skala motivasi belajar siswa dapat dilihat pada

tabel 5 halaman 41.

2. Dokumentasi

Dalam penelitian ini, dokumentasi yang digunakan adalah rata-rata

nilai rapor kelas IV pada semester 2 tahun ajaran 2015/2016. Tujuan dari

(55)

Tabel 4. Kisi-Kisi Perhatian Orang Tua

Tabel 5 Kisi-Kisi Motivasi Belajar Siswa

No. Indikator Butir item Jumlah

butir Favorable Unfavorable

1

Terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran,

1, 4 10 3

2 Mencari tahu hal-hal yang berhubungan dengan pelajaran,

6 8 2

3 Belajar secara mandiri 3, 5 12 3

4 Menghindari hukuman guru dan orang tua

9, 11 13 3

5 Ingin mendapatkan pujian dari guru dan orang tua

14, 17, 18 3

6 Ingin menyenangkan hati orang tua,

15, 16 2 3

7 Ingin mendapatkan nilai yang bagus

7, 19, 23, 24

20 5

8 Ingin mendapatkan

pengakuan dari teman-teman.

(56)

G. Instrumen Penelitian

Syarat dalam sebuah penelitian instrumen yang digunakan harus valid

dan reliabel. Untuk menentukan valid atau tidaknya suatu instrument maka

diperlukan sebuah uji validitas. Jika instrument tersebut lolos dalam uji tersebut

maka dapat dikatakan instrument tersebut memiliki validitas. Sebuah

instrumen dikatakan reliabel apabila instrumen tersebut telah melewati uji

reliabilitas. Penelitian ini melakukan uji coba instrumen terhadap 36 siswa

kelas V di SD Negeri Tunjungseto 1, SD Negeri Tunjungseto 2 yang terletak

pada Kecamatan Sempor, Kebumen.

a. Uji Validitas

Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur hal yang

diinginkan serta dapat mengungkap data dari variable yang diteliti secara

tepat. Uji validitas instrumen yang digunakan adalah dengan pengujian

validitas konstruk yaitu melalui proses konsultasi instrumen dengan ahli

selaku dosen pembimbing. Pengujian validitas menghasilkan beberapa

saran dan perbaikan pada butir pertanyaan yang kurang tepat. Apabila ahli

menyatakan bahwa instrumen relevan, maka instrumen tersebut layak

digunakan dalam penelitian. Setelah dilakukan pengujian instrumen maka

selanjutnya instrumen perlu di uji coba dan kemudian dianalisis

menggunakan rumus korelasi product moment. Rumusnya adalah sebagai

berikut.

(57)

dimana:

� : Koefisien korelasi antara X dan Y

∑ : Jumlah skor tiap butir

∑ : Jumlah skor total

∑ : Jumlah hasil kali skor X dengan Skor Y

∑ : Jumlah kuadrat X

∑ : Jumlah kuadrat Y

N : Banyaknya subjek

(Suharsimi Arikunto, 2013: 213)

b. Uji Realibilitas

Penghitungan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan

rumus Cronbach’s Alpha dengan bantuan IBM SPSS Statisstics 23.

Rumus Alpha Cronbach adalah sebagai berikut.

� = [� − ] [ −� ∑ � � ]

dimana:

� : realibilitas instrument

k : banyaknya butir pertanyaan atau soal

∑ � : jumlah varian butir

� : varian total

(Suharsimi Arikunto, 2013: 239)

(58)

dengan menggunakan tolak ukur. Apabila setelah penelitian diperoleh

angka negatif, maka korelasinya negatif. Hal ini menunjukkan adanya

keterbalikan urutan. Indeks korelasi tidak pernah lebih dari 1,00

(Suharsimi Arikunto, 2013: 319)..

Tabel 6. Interpretasi Nilai r

Besarnya nilai r Interpretasi

Antara 0,800 sampai dengan 1,000 Tinggi

Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Cukup

Antara 0,400sampai dengan 0,600 Agak rendah

Antara 0,200sampai dengan 0,400 Rendah

Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Sangat rendah

(Suharsimi Arikunto, 2013: 319)

H. Hasil Uji Coba Instrumen 1. Uji Validitas

Berdasarkan hasil expert judgment yang dilakukan oleh ahli selaku

dosen pembimbing menghasilkan beberapa perbaikan instrumen

diantaranya pembenahan butir yang tidak sesuai dengan SPOK,

memperhatikan butir favourable dan unfavourable, pembenahan petunjuk

pengerjaan, dan memperhatikan penilaian butir favourable dan

unfavourable.

Uji coba instrumen ini dilakukan terhadap 36 siswa kelas V di SD

Negeri Tunjungseto 1, dan SD Negeri Tunjungseto 2 Kecamatan Sempor.

(59)

setelah dihitung diperoleh korelasi skor butir dengan skor total < 0,329

maka instrumen tersebut dinyatakan gugur dan sebaliknya jika nilai korelasi antara skor butir dengan skor total ≥ 0,329 maka instrumen layak

digunakan untuk penelitian.

Hasil uji coba dengan korelasi product moment yang telah peneliti

lakukan menunjukkan bahwa skala perhatian orang tua terdapat 1 butir

pernyataan gugur dan skala motivasi belajar terdapat 2 butir pernyataan

gugur dari 24 butir pernyataan. Hasil analisis butir skala perhatian orang

tua dapat dilihat pada tabel 7 hal 45 dan motivasi belajar dapat dilihat pada

tabel 8 halaman 46.

Tabel 7. Hasil Uji Validitas Instrumen Perhatian Orang Tua

(60)

Tabel 8. Hasil Uji Validitas Instrumen Motivasi Belajar

No. Indikator Butir item Butir

gugur Favorable Unfavorable

1

Terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran,

1, 4 10

2 Mencari tahu hal-hal yang berhubungan dengan pelajaran,

6 8

3 Belajar secara mandiri 3, 5 12

4 Menghindari hukuman guru dan orang tua

9, 11 13

5 Ingin mendapatkan pujian dari guru dan orang tua

14, 17, 18 17

6 Ingin menyenangkan hati orang tua,

15, 16 2

7 Ingin mendapatkan nilai yang bagus

7, 19, 23, 24

20 20

8 Ingin mendapatkan pengakuan dari teman-teman.

21, 22

2. Uji Realibilitas

Berdasarkan hasil uji coba instrumen menggunakan rumus

Cronbach’s Alpha dibantu dengan SPSS 23 menunjukan bahwa instrumen

perhatian orang tua memiliki koefisien alpha sebesar 0,806. Sedangkan

instrumen motivasi belajar memiliki koefisien alpha sebesar 0,829. Kedua

instrumen tersebut termasuk dalam kategori tinggi sehingga kedua

instrumen ini dinyatakan reliabel dan baik digunakan sebagai instrumen

penelitian. Hasil perhitungan uji analisis butir dan reliabilitas dapat dilihat

(61)

I. TeknikAnalisis Data 1. AnalisisDeskriptif

Analisis data adalah proses menyeleksi, menyederhanakan,

memfokuskan, mengabstraksikan, mengorganisasikan data secara statistik

dan rasional sesuai dengan tujuan penelitian (Sugiyono, 2010:209).

Setelah data tentang perhatian orang tua dan motivasi belajar diperoleh

maka analisis data diawali dengan melakukan analisis dekriptif terlebih

dahulu yaitu dengan cara membuat tabel distribusi frekuensi untuk

menggambarkan frekuensi masing-masing variabel dan mengkategorikan

variabel ke dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah.

Tabel 9. Rumus Pengkategorian Variabel

No Rumus Kategori

1 X < (µ− 1,0 �) Rendah

2 (µ− 1,0 �) ≤ X < (µ+ 1,0 � Sedang

3 (µ+ 1,0 �) ≤ X Tinggi

(Saifudin Azwar, 2010:149)

X = Jumlah skor yang diperoleh siswa

� = Standar deviasi

µ = mean

2. Uji Prasyarat Analisis a. Uji Linieritas

Uji linieritas adalah suatu prosedur digunakan untuk

mengetahui ada tidaknya linieritas suatu distribusi data peneltian

Gambar

Gambar 1. Kerangka Pikir
Tabel 1. Daftar Nama dan Alamat Sekolah.
Tabel 2. Populasi Siswa Kelas V
Tabel 3. Sampel Siswa Kelas V di SD Negeri se-gugus Jendral Sudirman Kecamatan Sempor
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan kasus. Kasus dalam penelitian adalah peran dan upaya-upaya dilakukan oleh PKK dalam meningkatkan kesadaran

Komplain yang dilakukan oleh konsumen adalah sebuah masukan bagi perusahaan untuk menjadi lebih baik, apabila tidak ada konsumen yang melakukan komplain,

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN SEKRETARIAT DAERAH.. UNI T LAYANAN PENGADAAN

[r]

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar ahli madya Pada Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata. Disusun

Selain itu, saat terjadi perubahan energi dari bentuk yang satu menjadi bentuk yang lain (pada motor, energi dari BBF menjadi energi cahaya), akan dikeluarkan panas yang tidak dapat

Transportation risks in the supply chain will be identified dairy product based transport six risk categories, each category of risk is decomposed into several more specific risks

ADMINISTRASI REKRUTMEN KARYAWAN DI HUMAN RESOURCES DEPARTMENT KUSUMA SAHID PRINCE HOTELi. LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai