TUGAS TERSTRUKTUR TUGAS TERSTRUKTUR FISIOLOGI LINGKUNGAN TROPIS FISIOLOGI LINGKUNGAN TROPIS
“Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Konsumsi Pakan dan Minum Pada “Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Konsumsi Pakan dan Minum Pada
Ayam Pedaging (Broiler) Ayam Pedaging (Broiler)
Oleh Oleh
RICKY
RICKY RIZKY RIZKY OKTAVIANA OKTAVIANA P2DA13001P2DA13001 MUHAMMAD
MUHAMMAD RAYHAN RAYHAN P2DA13002P2DA13002 WINI
WINI KARMILA KARMILA P2DA13003P2DA13003
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
MAGISTER ILMU PETERNAKAN MAGISTER ILMU PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN PURWOKERTO PURWOKERTO 2013 2013
II..PENDAHULUANPENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang I.1 Latar Belakang
Suhu merupakan salah satu faktor lingkungan fisik yang dapat Suhu merupakan salah satu faktor lingkungan fisik yang dapat mempengaruhi konsumsi ransum ternak broiler selain faktor lainnya. Penurunan mempengaruhi konsumsi ransum ternak broiler selain faktor lainnya. Penurunan maupun peningkatan suhu lingkungan akan berperan penting dalam konsumsi maupun peningkatan suhu lingkungan akan berperan penting dalam konsumsi ransum, yang pada akhirnya akan mempengaruhi pertambhan bobot badan ternak ransum, yang pada akhirnya akan mempengaruhi pertambhan bobot badan ternak broiler.
broiler. Umumnya Umumnya penurunan penurunan suhu suhu lingkungan lingkungan akan akan meningkatkan meningkatkan konsumsikonsumsi ransum dan peningkatan suhu lingkingan akan menurunkan konsumsi ransum. Hal ransum dan peningkatan suhu lingkingan akan menurunkan konsumsi ransum. Hal ini akan saling berhubungan dengan proses penyeimbangan suhu tubuh ternak ini akan saling berhubungan dengan proses penyeimbangan suhu tubuh ternak broiler dalam usaha mempertahankan suhu tubuh
broiler dalam usaha mempertahankan suhu tubuhnya.nya. I.2 Rumusan Masalah
I.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah hubungan antara perubahan suhu lingkungan terhadap Bagaimanakah hubungan antara perubahan suhu lingkungan terhadap konsumsi ransum ayam pedaging ( broiler ) ?
konsumsi ransum ayam pedaging ( broiler ) ? I.3 Tujuan Penulisan
I.3 Tujuan Penulisan
Mamahami tentang hubungan perubahan suhu lingkungan terhadap Mamahami tentang hubungan perubahan suhu lingkungan terhadap pertambahan
pertambahan bobot bobot badan badan ternak ternak broiler broiler dan dan memahami memahami tentang tentang respon respon tubuhtubuh ternak broiler terhadap perubahan suhu l
II
II..TINJAUAN PUSTAKATINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ayam Pedaging ( Broiler 2.1 Ayam Pedaging ( Broiler ))
Broiler merupakan istilah untuk memberi sebutan kepada ayam ras potong Broiler merupakan istilah untuk memberi sebutan kepada ayam ras potong atau ayam pedaging jenis jantan atau betina yang berumur sekitar 4-7 minggu atau ayam pedaging jenis jantan atau betina yang berumur sekitar 4-7 minggu yang dipelihara secara intensif agar diperoleh produksi optimal (Irawan, 1996). yang dipelihara secara intensif agar diperoleh produksi optimal (Irawan, 1996). Sedangkan menurut Murtidjo (2003), bahwa daging ayam broiler dipilih sebagai Sedangkan menurut Murtidjo (2003), bahwa daging ayam broiler dipilih sebagai salah satu alternatif, karena seperti yang telah diketahui bahwa broiler sangat salah satu alternatif, karena seperti yang telah diketahui bahwa broiler sangat efisien diproduksi.
efisien diproduksi. Jangka waktu Jangka waktu 4-7 minggu 4-7 minggu ayam tersebut sangguayam tersebut sanggup mencapaip mencapai berat hidup 1,5 kg
berat hidup 1,5 kg – – 2 kg dan secara umum dapat memenuhi selera konsumen.2 kg dan secara umum dapat memenuhi selera konsumen. Menurut Rasyaf (2004), ayam pedaging adalah ayam jantan dan betina Menurut Rasyaf (2004), ayam pedaging adalah ayam jantan dan betina muda yang berumur di bawah 8 minggu ketika dijual dengan bobot tubuh tertentu, muda yang berumur di bawah 8 minggu ketika dijual dengan bobot tubuh tertentu, mempunyai pertumbuhan yang cepat serta mempunyai dada yang lebar dengan mempunyai pertumbuhan yang cepat serta mempunyai dada yang lebar dengan timbunan
timbunan daging ydaging yang bang baik dan aik dan banyak. banyak. Kelebihan bKelebihan broiler sebagai roiler sebagai ayamayam pedaging adalah broiler yang
pedaging adalah broiler yang berusia 6 minggu sudah sama besarnya dengan ayberusia 6 minggu sudah sama besarnya dengan ayamam kampung dewasa dan bila dipelihara hingga berusia 8 bulan, bobotnya dapat kampung dewasa dan bila dipelihara hingga berusia 8 bulan, bobotnya dapat mencapai 2
mencapai 2 kg. kg. Berat sebesar itu Berat sebesar itu sulit dicapai osulit dicapai oleh ayam leh ayam kampung kampung dewasadewasa maupun ay
maupun ayam ras afkir am ras afkir usia 1,5 tahuusia 1,5 tahun. n. Selain itu Selain itu masyarakat juga mmasyarakat juga mengenalengenal broiler karena mempunyai rasa yang khas, emp
broiler karena mempunyai rasa yang khas, empuk dan dagingnya banyuk dan dagingnya banyak.ak. Hardjoswaro dan
Hardjoswaro dan Rukminasih (2000) menyatakan bahwa ayam broiler Rukminasih (2000) menyatakan bahwa ayam broiler dapat digolongkan ke dalam kelompok unggas penghasil daging artinya dipeli dapat digolongkan ke dalam kelompok unggas penghasil daging artinya dipeli harahara khusus untu
khusus untuk menghasilkan k menghasilkan daging. daging. Umumnya memiliki Umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:ciri-ciri sebagai berikut: kerangka tubuh besar, pertumbuhan badan cepat, pertumbuhan bulu yang cepat, kerangka tubuh besar, pertumbuhan badan cepat, pertumbuhan bulu yang cepat, lebih efisien dalam mengubah ransum menjadi daging.
lebih efisien dalam mengubah ransum menjadi daging.
Rasyaf (2004) juga menyatakan bahwa ayam dan jenis unggas lainnya Rasyaf (2004) juga menyatakan bahwa ayam dan jenis unggas lainnya membutuhkan sejumlah nutrisi yang lengkap untuk menunjang hidupnya, untuk membutuhkan sejumlah nutrisi yang lengkap untuk menunjang hidupnya, untuk pertumbuhan
pertumbuhan dan dan untuk untuk berproduksi. berproduksi. Unggas Unggas membutuhkan membutuhkan lebih lebih dari dari 4040 material kimiawi yang diklasifikasikan ke dalam enam kelas yakni karbohidrat, material kimiawi yang diklasifikasikan ke dalam enam kelas yakni karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Semuanya harus ada dalam ransum yang lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Semuanya harus ada dalam ransum yang dimakan kemudian dinyatakan bahwa kandungan nutrisi pada fase starter dimakan kemudian dinyatakan bahwa kandungan nutrisi pada fase starter mengandung protein 19,5
ransum sedangkan finisher protein 22,0
ransum sedangkan finisher protein 22,0 – – 22,7 % dan energi metabolisme 329022,7 % dan energi metabolisme 3290 – – 3399 kkal/kg ransum.
3399 kkal/kg ransum. 2.2. Konsumsi Ransum 2.2. Konsumsi Ransum
Konsumsi pakan merupakan ukuran untuk mengetahui jumlah pakan yang Konsumsi pakan merupakan ukuran untuk mengetahui jumlah pakan yang dikonsumsi seekor
dikonsumsi seekor ternak setiap ekoternak setiap ekor per r per hari. hari. Kebutuhan Kebutuhan unggas yang unggas yang palingpaling utama yaitu
utama yaitu energi dan energi dan protein, sedikit protein, sedikit vitamin dan vitamin dan mineral. mineral. Zat-zat tersebutZat-zat tersebut diperoleh unggas dari pakan/ransum yang dikonsumsi seti
diperoleh unggas dari pakan/ransum yang dikonsumsi seti ap hari (Wahyu, 1984).ap hari (Wahyu, 1984). Konsumsi ransum merupakan kegiatan masuknya sejumlah unsur nutrisi Konsumsi ransum merupakan kegiatan masuknya sejumlah unsur nutrisi yang ada di dalam ransum
yang ada di dalam ransum yang telah tersusun dari berbagai bahan makanan untuk yang telah tersusun dari berbagai bahan makanan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ayam broioler (Rasyaf, 2004). Menurut Tilman, dkk memenuhi kebutuhan nutrisi ayam broioler (Rasyaf, 2004). Menurut Tilman, dkk (1986), sifat khusus unggas adalah mengkonsumsi pakan untuk memperoleh (1986), sifat khusus unggas adalah mengkonsumsi pakan untuk memperoleh energi sehingga pakan yang dimakan tiap harinya cenderung berhubungan dengan energi sehingga pakan yang dimakan tiap harinya cenderung berhubungan dengan kadar energinya. Wahyu (1984) menyatakan bahwa konsumsi akan meningkat kadar energinya. Wahyu (1984) menyatakan bahwa konsumsi akan meningkat bila
bila diberi diberi ransum ransum yang yang berenergi berenergi rendah rendah dan dan menurun menurun bila bila diberi diberi ransum ransum yangyang berenergi
berenergi tinggi. tinggi. Banyak Banyak faktor faktor yang yang mempengaruhi mempengaruhi konsumsi konsumsi ransum ransum broiler broiler diantaranya besar dan bangsa ayam, luas kandang, tingkat energi dan protein diantaranya besar dan bangsa ayam, luas kandang, tingkat energi dan protein dalam ransum. Church (1979), menyatakan bahwa faktor yang dapat dalam ransum. Church (1979), menyatakan bahwa faktor yang dapat mempengaruhi konsumsi adalah palatabilitas. Palatabilitas dipengaruhi oleh bau, mempengaruhi konsumsi adalah palatabilitas. Palatabilitas dipengaruhi oleh bau, rasa, tekstur dan warna pakan yang diberikan.
rasa, tekstur dan warna pakan yang diberikan.
Konsumsi ayam dapat pula dipengaruhi oleh kapasitas tembolok. Konsumsi ayam dapat pula dipengaruhi oleh kapasitas tembolok. Meskipun kebutuhan energinya belum terpenuhi, namun ayam akan berhenti Meskipun kebutuhan energinya belum terpenuhi, namun ayam akan berhenti makan apabila temboloknya sudah penuh (Tilman,
makan apabila temboloknya sudah penuh (Tilman, dkk dkk , 1986). Rasyaf (2004),, 1986). Rasyaf (2004), menyatakan bahwa tembolok merupakan alat pencernaan pertama sebelum masuk menyatakan bahwa tembolok merupakan alat pencernaan pertama sebelum masuk ke proses
ke proses berikutnya. berikutnya. Sebagai alat Sebagai alat pencernaan pertama pencernaan pertama yang yang sifatnya sebagaisifatnya sebagai penampung, kapasitas tembolok tidak b
penampung, kapasitas tembolok tidak banyak atau terbatas.anyak atau terbatas.
Cahyono (2001) menyatakan bahwa ransum yang baik harus mengandung Cahyono (2001) menyatakan bahwa ransum yang baik harus mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral dalam jumlah berimbang. Selain karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral dalam jumlah berimbang. Selain memperhatikan kualitas pemberian ransum juga harus sesuai dengan umur ayam memperhatikan kualitas pemberian ransum juga harus sesuai dengan umur ayam karena nilai gizi dan jumlah ransum yang diperlukan pada setiap pertumbuhan karena nilai gizi dan jumlah ransum yang diperlukan pada setiap pertumbuhan berbeda.
berbeda. Selanjutnya Selanjutnya dinyatakan dinyatakan bahwa bahwa fungsi fungsi makanan makanan yang yang diberikan diberikan padapada dasarnya untuk memenuhi kebutuhan pokoknya, membentuk jaringan tubuh, dasarnya untuk memenuhi kebutuhan pokoknya, membentuk jaringan tubuh, mengganti bagian-bagian yang rusak dan selanjutnya untuk keperluan produksi. mengganti bagian-bagian yang rusak dan selanjutnya untuk keperluan produksi.
Bahan makanan yang tersedia dan terbanyak dimakan oleh bangsa unggas Bahan makanan yang tersedia dan terbanyak dimakan oleh bangsa unggas berasal
berasal dari dari biji-bijian, biji-bijian, limbah limbah pertanian, pertanian, dan dan sedikit sedikit dari dari hasil hasil hewani hewani sertaserta perikanan.
perikanan. Oleh Oleh karena karena itu, itu, bahan bahan makanan makanan yang yang digunakan digunakan hendaknya hendaknya tidak tidak bersaing dengan
bersaing dengan kebutuhan manusia kebutuhan manusia dan mdan mudah didapatkan udah didapatkan serta serta harganya relatif harganya relatif murah (Rasyaf, 2004).
murah (Rasyaf, 2004).
Kebutuhan nutrisi broiler periode starter dan finisher sesuai Standar Kebutuhan nutrisi broiler periode starter dan finisher sesuai Standar Nasional Indonesia (2006) dapat dilihat pada Tabel 1
Nasional Indonesia (2006) dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2, sebagai berikut :dan 2, sebagai berikut :
Tabel 1. Kebutuhan Nutrisi Broiler Periode Starter Tabel 1. Kebutuhan Nutrisi Broiler Periode Starter
No.
No. Parameter Parameter Satuan Satuan PersyaratanPersyaratan 1.
1. Kadar Kadar air air % % Maks. Maks. 14,014,0 2.
2. Protein Protein kasar kasar % % Min. Min. 19,019,0 3.
3. Lemak Lemak kasar kasar % % Maks. Maks. 7,47,4 4.
4. Serat Serat kasar kasar % % Maks. Maks. 6,06,0 5.
5. Abu Abu % % Maks. Maks. 8,08,0
6.
6. Kalsium Kalsium (Ca) (Ca) % % 0,900,90 – – 1,201,20 7.
7. Fosfor Fosfor (P) (P) total total % % 0,600,60 – – 1,001,00 8.
8. Energi Energi Metabolisme Metabolisme (EM) (EM) Kkal/Kg Kkal/Kg Min. Min. 29002900 Sumber : Standar Nasional
Sumber : Standar Nasional Indonesia (2006)Indonesia (2006)aa
Tabel 2. Kebutuhan Nutrisi Broiler Periode Finisher Tabel 2. Kebutuhan Nutrisi Broiler Periode Finisher
No.
No. Parameter Parameter Satuan Satuan PersyaratanPersyaratan 1.
1. Kadar Kadar air air % % Maks. Maks. 14,014,0 2.
2. Protein Protein kasar kasar % % Min. Min. 18,018,0 3.
3. Lemak Lemak kasar kasar % % Maks. Maks. 8,08,0 4.
4. Serat Serat kasar kasar % % Maks. Maks. 6,06,0 5.
5. Abu Abu % % Maks. Maks. 8,08,0
6.
6. Kalsium Kalsium (Ca) (Ca) % % 0,900,90 – – 1,201,20 7.
7. Fosfor Fosfor (P) (P) total total % % 0,600,60 – – 1,001,00 8.
8. Energi Energi Metabolisme Metabolisme (EM) (EM) Kkal/Kg Kkal/Kg Min. Min. 29002900 Sumber : Standar Nasional
Sumber : Standar Nasional Indonesia (2006)Indonesia (2006) b b
2.3 Suhu Sebagai Faktor Lingkungan Fisik 2.3 Suhu Sebagai Faktor Lingkungan Fisik
Pengaruh Unsur-Unsur Lingkungan Fisik Terhadap Produktivitas Penampilan Pengaruh Unsur-Unsur Lingkungan Fisik Terhadap Produktivitas Penampilan Ternak :
Ternak :
1. Temperatur (Suhu Udara) 1. Temperatur (Suhu Udara)
Temperatur
Temperatur udara udara sangat sangat penting penting sebagai sebagai faktor faktor bioklimatik bioklimatik dalam lingkungan fisik ternak. Temperatur udara disekitar ternak sangat penting dalam lingkungan fisik ternak. Temperatur udara disekitar ternak sangat penting untuk kenyamanan ternak dan fungsi-fungsi proses fisiologisnya. Secara normal untuk kenyamanan ternak dan fungsi-fungsi proses fisiologisnya. Secara normal
panas tubuh ternak
panas tubuh ternak akan akan dilepas dilepas secara secara konduksi melalkonduksi melalui ui permukaan kulit permukaan kulit (panas(panas ternak 33
ternak 3300 C) ke udara yang lebih dingin disekitarnya. Tetapi temperatur udaraC) ke udara yang lebih dingin disekitarnya. Tetapi temperatur udara yang
yang berada berada diatas diatas kisaran kisaran kenyamanan kenyamanan (13(1300-18-1800 C) maka pelepasan panasC) maka pelepasan panas menurun dan apabila temperatur udara melebihi temperatur kulit maka aliran menurun dan apabila temperatur udara melebihi temperatur kulit maka aliran panas
panas akan akan terjadi berlawanan terjadi berlawanan arah. arah. Temperatur Temperatur dapat dapat membuat membuat ternak ternak hiduphidup nyaman, kepanasan
nyaman, kepanasan maupun kedinginan. maupun kedinginan. Ternak Ternak yang hidup yang hidup didaerah didaerah tropistropis umumnya banyak yang
umumnya banyak yang kepanasan, sumber panas kepanasan, sumber panas selain dari selain dari matahari adalahmatahari adalah pancaran
pancaran panas panas dari dari tanah. Pancaran tanah. Pancaran panas panas dari dari tanah tanah kering kering paling paling besar besar terjaditerjadi pada
pada sore sore hari, hari, yang yang mana mana waktu waktu tersebut tersebut bersamaan bersamaan dengan dengan mulainya mulainya ternak ternak yang akan digembalakan. Didaerah yang agak kering (semi arid) dan kering (arid) yang akan digembalakan. Didaerah yang agak kering (semi arid) dan kering (arid) temperatur udara mencapai di atas 40
temperatur udara mencapai di atas 4000 C. Temperatur tersebut sangat mencekamC. Temperatur tersebut sangat mencekam kehidupan ternak terutama pada bagian tubuh sebelah bawah (ventral). Walaupun kehidupan ternak terutama pada bagian tubuh sebelah bawah (ventral). Walaupun demikian panas yang berasal dari pantulan tanah cepat menghilang atau menurun, demikian panas yang berasal dari pantulan tanah cepat menghilang atau menurun, karena matahari juga cepat tenggelam, inipun memberikan keuntungan pada karena matahari juga cepat tenggelam, inipun memberikan keuntungan pada ternak untuk mel
ternak untuk melepas epas dengan cepat dengan cepat panas tubuh panas tubuh yang tertimbun dengan yang tertimbun dengan caracara konduksi ke tanah yang sudah dingin. Cekaman yang berlangsung terus-menerus konduksi ke tanah yang sudah dingin. Cekaman yang berlangsung terus-menerus mengakibatkan kaki ternak menjadi panjang dan tubuhnya tidak dapat gemuk mengakibatkan kaki ternak menjadi panjang dan tubuhnya tidak dapat gemuk seperti halnya ternak-ternak di daerah dingin.
seperti halnya ternak-ternak di daerah dingin.
Pola temperatur udara yang berlaku juga dipengaruhi oleh Pola temperatur udara yang berlaku juga dipengaruhi oleh ketinggian
ketinggian tempat. Temperatur tempat. Temperatur udara cenderung udara cenderung menurun 0,650 setmenurun 0,650 setiap 100 iap 100 mm kenaikan tinggi tempat dari permukan laut. Kecepatan angin dan sumber angin kenaikan tinggi tempat dari permukan laut. Kecepatan angin dan sumber angin mempunyai arti penting terhadap tempertatur udara yang berlaku.
mempunyai arti penting terhadap tempertatur udara yang berlaku. 2. Kelembaban Udara
2. Kelembaban Udara
Kelembaban udara bersama-sama dengan temperatur udara Kelembaban udara bersama-sama dengan temperatur udara berpengaruh terhadap
berpengaruh terhadap fisiologis fisiologis ternak. ternak. Temperatur Temperatur udara udara tinggi, tinggi, kelembabankelembaban tinggi maupun temperatur udara rendah dan kelembaban udara rendah tidak baik tinggi maupun temperatur udara rendah dan kelembaban udara rendah tidak baik bagi
bagi kehidupan ternak. kehidupan ternak. Temperatur Temperatur optimal optimal untuk untuk ternak ternak 131300C - 18C - 1800CC (McDowell,1977)
(McDowell,1977) dan dan 222200C - 27C - 2700C (Ames dan Ray,1983) dengan kelembabanC (Ames dan Ray,1983) dengan kelembaban udara sedang
udara sedang maka akamaka akan n menghasilkan daerah menghasilkan daerah yang nyaman bagi yang nyaman bagi kehidupankehidupan ternak. Pelepasan udara pada tubuh ternak dapat dilakukan secara radiasi, ternak. Pelepasan udara pada tubuh ternak dapat dilakukan secara radiasi, konveksi,
konveksi, konduksi dan evaporasi. konduksi dan evaporasi. Pelepasan udara tubuh yang bergantung padaPelepasan udara tubuh yang bergantung pada kelembaban udara adal
dapat
dapat dikeluarkan dikeluarkan melalui melalui permukaan permukaan kulit kulit ataupun ataupun saluran saluran pernapasan.pernapasan. Kelambatan atau kecepatan pelepasan tubuh secara evaporasi akan mengganggu Kelambatan atau kecepatan pelepasan tubuh secara evaporasi akan mengganggu keseimbangan panas tubuh. Alat untuk mengukur kelembaban udara yang keseimbangan panas tubuh. Alat untuk mengukur kelembaban udara yang sederhana dapat berupa pola basah dan bola kering.
sederhana dapat berupa pola basah dan bola kering. Alat pengukur kelembaban,
Alat pengukur kelembaban, tekanan dan tetekanan dan tempertur udara mpertur udara sudah banyak sudah banyak diperjual-belikan. Dengan alat ini kita dapat men
diperjual-belikan. Dengan alat ini kita dapat mengidentifikasi daerah kenyamanan.gidentifikasi daerah kenyamanan. Kelembaban udara maksimum terjadi pada pagi hari sedangkelembaban udara Kelembaban udara maksimum terjadi pada pagi hari sedangkelembaban udara minimum dicapai pada sore hari. Ternak yang selalu ada didalam kandang perlu minimum dicapai pada sore hari. Ternak yang selalu ada didalam kandang perlu diperhatikan kelembabannya.
diperhatikan kelembabannya. 3. Energi Radiasi
3. Energi Radiasi
Ternak di daerah tropis perlu diadakan pengontrolan keseimbangan panas Ternak di daerah tropis perlu diadakan pengontrolan keseimbangan panas tubuhnya. Radiasi yang datang bisa berasal dari matahari, hewan, tumbuhan dan tubuhnya. Radiasi yang datang bisa berasal dari matahari, hewan, tumbuhan dan benda-benda lain
benda-benda lain yang memantulkan yang memantulkan sinar. sinar. Energi Energi radiasi radiasi yang diterima yang diterima saling disaling di pantulkan,
pantulkan, sehingga sehingga menyebabkan menyebabkan suhu suhu udara udara menjadi menjadi meningkat. meningkat. Secara umumSecara umum energi radiasi mempunyai korelasi negatif dengan kelembaban, tetapi level radiasi energi radiasi mempunyai korelasi negatif dengan kelembaban, tetapi level radiasi mempunyai korelasi positif dengan temperatur maksimum. Permukaan yang mempunyai korelasi positif dengan temperatur maksimum. Permukaan yang berwarna
berwarna putih putih banyak banyak memantulkan memantulkan sinar, sinar, bagi bagi ternak ternak yang berbulu yang berbulu putih putih lebihlebih tahan di gembalakan
tahan di gembalakan dari dari pada yang berwarna pada yang berwarna lainnya. Ternak lainnya. Ternak yang berwarnayang berwarna hitam lebih mudah terengah-engah sewaktu berada di padang pengembalaan yang hitam lebih mudah terengah-engah sewaktu berada di padang pengembalaan yang terkena sinar matahari langsung.
terkena sinar matahari langsung. 4. Gerakan Udara
4. Gerakan Udara
Pergerakan udara dapat juga disebut angin. Angin bergerak dari Pergerakan udara dapat juga disebut angin. Angin bergerak dari daerah
daerah padat padat arah arah udara udara renggang. Angin renggang. Angin membawa membawa panas panas tubuh ttubuh ternak ernak melalui
melalui pergerakannya. Laju gerakan pergerakannya. Laju gerakan udara berudara bergerak di gerak di atas permukaan atas permukaan kulitkulit ternak mempengaruhi laju pelepasan panas tubuh. Pelepasan panas tubuh ternak ternak mempengaruhi laju pelepasan panas tubuh. Pelepasan panas tubuh ternak akan
akan sulit sulit dibawa angin dibawa angin apabila bulu apabila bulu tubuh tidak tubuh tidak dapat di dapat di tembus atatembus atauu banyak
banyak kotoran yang kotoran yang melekat. melekat. Pelepasan Pelepasan panas panas tubuh tubuh ternak ternak secara secara evaporasievaporasi sangat bergantung pada cepat atau lambatnya pergerakan udara di sekitar tubuh sangat bergantung pada cepat atau lambatnya pergerakan udara di sekitar tubuh ternak. Pelepasan panas tubuh ternak akan mudah terjadi jika suhu udara sedang ternak. Pelepasan panas tubuh ternak akan mudah terjadi jika suhu udara sedang dan kecepatan angin tinggi. Angin akan membawa panas tubuh secara konduksi dan kecepatan angin tinggi. Angin akan membawa panas tubuh secara konduksi sepanjang temperatur udara rendah bila dibandingkan temperatur permukaan kulit. sepanjang temperatur udara rendah bila dibandingkan temperatur permukaan kulit. Akan
menjadibertambah. Angin yang mempunyai kecepatan sekitar 8 km/jam-16 menjadibertambah. Angin yang mempunyai kecepatan sekitar 8 km/jam-16 km/jam didaerah panas penting untuk menolong ternak yang tercekam panas. km/jam didaerah panas penting untuk menolong ternak yang tercekam panas. Angin yang
Angin yang berhembus di berhembus di malam hari malam hari dengan kecepatan sekitdengan kecepatan sekitar 8 ar 8 km/jam-16km/jam-16 km/jam kurang menguntungkan bagi kehidupan ternak di daerah tropis.
km/jam kurang menguntungkan bagi kehidupan ternak di daerah tropis.
5. Curah Hujan 5. Curah Hujan
Akibat curah hujan, kelembaban dalam kandang meningkat yang Akibat curah hujan, kelembaban dalam kandang meningkat yang akan mengganggu kehidupan ternak. Disamping itu selama musim hujan banyak akan mengganggu kehidupan ternak. Disamping itu selama musim hujan banyak mineral
mineral tanah tanah yang yang tercuci. Akibatnya tidak tercuci. Akibatnya tidak sedikit sedikit hijauan hijauan makanan makanan ternak ternak yang kekurangan mineral. Selama terjadi hujan, matahari kurang terang bahkan yang kekurangan mineral. Selama terjadi hujan, matahari kurang terang bahkan tidak mengeluarkan atau menghasilkan cahaya ke bumi. Kekurangan sinar tidak mengeluarkan atau menghasilkan cahaya ke bumi. Kekurangan sinar matahari menyebabkan sistem lain menjadi terhambat. Pola hujan musiman sangat matahari menyebabkan sistem lain menjadi terhambat. Pola hujan musiman sangat penting bagi ternak karena :
penting bagi ternak karena : a.
a. Jumlah Jumlah pakan pakan yang yang dapat dapat diproduksi.diproduksi. b.
b. Panjang waktu hijauan mempertahankan kPanjang waktu hijauan mempertahankan kualitas.ualitas. c.
c. Praktek Praktek penggembalaan penggembalaan dapat dapat dilakukan.dilakukan. d.
d. Kebutuhan Kebutuhan akan akan penyiraman penyiraman dan dan suplai suplai pakan pakan suplemen.suplemen. e.
e. Tipe Tipe pengawetan pengawetan pakan pakan yang yang paling paling sesuai.sesuai.
6. Cahaya 6. Cahaya
Periode cahaya dalam satu hari dinamakan foto periode Periode cahaya dalam satu hari dinamakan foto periode dan
dan didefenisikan sebagai waktu matahari didefenisikan sebagai waktu matahari terbit terbit dan dan terbenam. terbenam. Cahaya Cahaya sinar sinar matahari secara fisiologis mempengaruhi tubuh ternak, cahaya yang diterima oleh matahari secara fisiologis mempengaruhi tubuh ternak, cahaya yang diterima oleh mata
mata ternak disalurkan ternak disalurkan ke hipotalamus ke hipotalamus yang dapat yang dapat mensekresi hormon mensekresi hormon yangyang dapat berfungsi untuk melestarikan hormon-hormon lain yang di keluarkan oleh dapat berfungsi untuk melestarikan hormon-hormon lain yang di keluarkan oleh target organ.
target organ.
7. Tekanan Udara 7. Tekanan Udara
Di daerah tropis tekanan udara tergantung pada letak daerah. Daerah ditepi Di daerah tropis tekanan udara tergantung pada letak daerah. Daerah ditepi pantai
pantai tekanan tekanan udaranya udaranya lain lain dengan dengan yang yang berada berada di di pegunungan. Menurunnypegunungan. Menurunnyaa tekanan atmosfir
tekanan atmosfir akan merangsang jumlah akan merangsang jumlah konsumsi, tetapi konsumsi, tetapi jika jika tekanan tinggitekanan tinggi sebagian makanan yang normal diberikan tidak akan dimakan ternak. Berdasarkan sebagian makanan yang normal diberikan tidak akan dimakan ternak. Berdasarkan hasil penelitian
hasil penelitian sapi sapi Bali di Bali di Timor pada Timor pada ketinggian tempat ketinggian tempat yang berbedayang berbeda menunjukkan penampilan yang berbeda pula. Pengembangan peternakan dengan menunjukkan penampilan yang berbeda pula. Pengembangan peternakan dengan
memperhatikan
memperhatikan unsur-unsur unsur-unsur lingkungan merlingkungan merupakan upakan salah salah satu satu cara cara untuk untuk meningkatkan produktivitas.
III
III..PEMBAHASANPEMBAHASAN
Menurut Anggorodi (1990) iklim dan suhu merupakan salah satu unsur Menurut Anggorodi (1990) iklim dan suhu merupakan salah satu unsur fisik dari iklim yang berperan penting dalam konsumsi ransum ayam pedaging ( fisik dari iklim yang berperan penting dalam konsumsi ransum ayam pedaging ( broiler
broiler ). ). Kondisi Kondisi lingkungan lingkungan yang yang panas panas ataupun ataupun dingin dingin akan akan sangat sangat berperanberperan dalam perkembangan dan pertumbuhan ternak. Hal ini dikarenakan suhu dalam perkembangan dan pertumbuhan ternak. Hal ini dikarenakan suhu lingkungan yang berbeda atau berbeda diluar zona nyaman ternak akan lingkungan yang berbeda atau berbeda diluar zona nyaman ternak akan mengakibatkan terjadinya stress pada ternak, yang ujung
mengakibatkan terjadinya stress pada ternak, yang ujung – – ujungnya akan dapatujungnya akan dapat mengurangi produktifitas ternak.
mengurangi produktifitas ternak.
Jika dilihat secara langsung, maka akan terlihat adanya korelasi negatif Jika dilihat secara langsung, maka akan terlihat adanya korelasi negatif antara perubahan suhu lingkungan dengan konsumsi ransum ayam broiler. Hal ini antara perubahan suhu lingkungan dengan konsumsi ransum ayam broiler. Hal ini dikarenakan pada umumnya pada kondisi lingkungan yang lebih tinggi (panas) dikarenakan pada umumnya pada kondisi lingkungan yang lebih tinggi (panas) maka ternak akan mengurangi konsumsi ransum, dan pada kondisi lingkungan maka ternak akan mengurangi konsumsi ransum, dan pada kondisi lingkungan yang lebih rendah (dingin) maka ternak akan meningkatkan konsumsi ransumnya. yang lebih rendah (dingin) maka ternak akan meningkatkan konsumsi ransumnya. Hal ini logis saja untuk terjadi, karena ternak akan berusaha untuk Hal ini logis saja untuk terjadi, karena ternak akan berusaha untuk mempertahankan suhu tubuhnya dan agar dapat tetap bertahan hidup selama mempertahankan suhu tubuhnya dan agar dapat tetap bertahan hidup selama berada dalam kondisi suhu lingk
berada dalam kondisi suhu lingkungan yang berbeda tersebut.ungan yang berbeda tersebut. 3.1 Konsumsi Ransum Pada Suhu Tinggi :
3.1 Konsumsi Ransum Pada Suhu Tinggi :
Suhu lingkungan yang tinggi dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Suhu lingkungan yang tinggi dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Ketinggian tempat dan radiasi matahari merupakan 2 hal yang dapat menjadi salah Ketinggian tempat dan radiasi matahari merupakan 2 hal yang dapat menjadi salah satu penyebabnya, selain beberapa faktor lainnya. Pada daerah dataran tinggi akan satu penyebabnya, selain beberapa faktor lainnya. Pada daerah dataran tinggi akan memiliki suhu lingkungan yang berbeda dengan daerah dataran rendah, karena memiliki suhu lingkungan yang berbeda dengan daerah dataran rendah, karena pada
pada kenaikan kenaikan tempat tempat sejauh sejauh 100 100 m m diatas diatas permukaan permukaan laut laut makan makan akan akan disertaidisertai dengan penurunan suhu sebesar 1
dengan penurunan suhu sebesar 100 C. Pada daerah dengan tingkat radiasi tinggiC. Pada daerah dengan tingkat radiasi tinggi atau lebih dikenal dengan nama daerah khatulistiwa akan memiliki suhu atau lebih dikenal dengan nama daerah khatulistiwa akan memiliki suhu lingkungan yang lebih tinggi (panas) dari pada daerah lainnya yang berada jauh lingkungan yang lebih tinggi (panas) dari pada daerah lainnya yang berada jauh dari garis khatulistiwa, terutama pada daerah kutub.
dari garis khatulistiwa, terutama pada daerah kutub.
Suhu lingkungan atau kandang yang terlalu panas
Suhu lingkungan atau kandang yang terlalu panas perlu untuk diperhatikanperlu untuk diperhatikan oleh peternak ayam pedaging (broiler), kondisi lingkungan panas atau diatas oleh peternak ayam pedaging (broiler), kondisi lingkungan panas atau diatas kebutuhan optimal ternak akan mengalami
kebutuhan optimal ternak akan mengalami hypertermiahypertermia dan efisiensi penggunaandan efisiensi penggunaan ransumnnya rendah (Malden et al., 1979). Di Indonesia yang beriklim tropis, suhu ransumnnya rendah (Malden et al., 1979). Di Indonesia yang beriklim tropis, suhu lingkungan didataran rendah, akan mencapai suhu 33
21
21 C menjadi 33C menjadi 33 C menyebabkan konsumsi ransum akan berkurang hinggaC menyebabkan konsumsi ransum akan berkurang hingga 20,2%, dikarenakan ayam pedaging akan berproduksi optimal pada suhu 18 20,2%, dikarenakan ayam pedaging akan berproduksi optimal pada suhu 18 -20
20ooC (WijayantiC (Wijayanti et al et al ., 2011).., 2011).
Tingginya suhu lingkungan di daerah tropis siang hari dapat mencapai Tingginya suhu lingkungan di daerah tropis siang hari dapat mencapai 34
34ooC dapat mengakibatkan terjadinya penimbunan panas dalam tubuh, sehinggaC dapat mengakibatkan terjadinya penimbunan panas dalam tubuh, sehingga ternak mengalami cekaman panas. Ayam broiler termasuk hewan
ternak mengalami cekaman panas. Ayam broiler termasuk hewan homeotermishomeotermis dengan suhu kenyamanan 24
dengan suhu kenyamanan 24ooC, akan berusaha memperthankan suhu tubuhnyaC, akan berusaha memperthankan suhu tubuhnya dalam keadaan relative konstan antara lain melalu peningkatan frekuensi dalam keadaan relative konstan antara lain melalu peningkatan frekuensi pernafasan
pernafasan dan dan jumlah jumlah konsumsi konsumsi air air minum minum serta serta penurunan penurunan konsumsi konsumsi ransum.ransum. Akibatnya, pertumbuhan ternak menjadi lambat dan produksi menjadi rendah Akibatnya, pertumbuhan ternak menjadi lambat dan produksi menjadi rendah (Miller dan Madsen, 1993)
(Miller dan Madsen, 1993)
Pada suhu panas ayam juga akan mengonsumsi air yang lebih banyak. Pada suhu panas ayam juga akan mengonsumsi air yang lebih banyak. Untuk dapat menyeimbangkan suhu tubuhnya. Berdasarkan penelitian Wijayanti Untuk dapat menyeimbangkan suhu tubuhnya. Berdasarkan penelitian Wijayanti et al
et al (2011) ayam pedaging yang dipelihara pada suhu 28(2011) ayam pedaging yang dipelihara pada suhu 28ooC konsumsi air C konsumsi air minumnya lebih sedikit dibandingkan dengan ayam pedaging yang dipelihara minumnya lebih sedikit dibandingkan dengan ayam pedaging yang dipelihara pada
pada suhu suhu 3232ooC. Rataan konsumi air minum pada suhu 28C. Rataan konsumi air minum pada suhu 28 ooC sebesar 3651,4 mlC sebesar 3651,4 ml dan pada suhu 32
dan pada suhu 32ooC sebesar 4251,9 ml, hal ini disebabkan karena pada suhu 32C sebesar 4251,9 ml, hal ini disebabkan karena pada suhu 32 ooCC ayam mengalami cekaman panas yang menyebabkan penimbunan panas dalam ayam mengalami cekaman panas yang menyebabkan penimbunan panas dalam tubuh. Komara (2006) menyatakan bahwa ayam akan merasa tertekan jika suhu tubuh. Komara (2006) menyatakan bahwa ayam akan merasa tertekan jika suhu kandang pemeliharaan lebih tinggi dari nyamannya ayam yaitu 25-28
kandang pemeliharaan lebih tinggi dari nyamannya ayam yaitu 25-28ooC yangC yang dinamakan dengan heat stress. Heat stress merupakan suatu cengkaman yang dinamakan dengan heat stress. Heat stress merupakan suatu cengkaman yang disebabkan suhu lingkungan pemeliharaan melebihi zona nyaman (>
disebabkan suhu lingkungan pemeliharaan melebihi zona nyaman (> 2828ooC).C).
Untuk mengurangi penimbunan panas ayam berusaha mengkonsumsi Untuk mengurangi penimbunan panas ayam berusaha mengkonsumsi pakan
pakan sedikit sedikit dan dan meningkatkan meningkatkan konsumsi konsumsi air air minum. minum. Menurut Menurut Rasyaf Rasyaf (2004)(2004) kebutuhan air minum tergantung pada temperature kandang. Dikarenakan iklim kebutuhan air minum tergantung pada temperature kandang. Dikarenakan iklim Indonesia tropis menyebabkan kebutuhan air minum ayam pedaging menjadi Indonesia tropis menyebabkan kebutuhan air minum ayam pedaging menjadi lebihlebih besar dibandingkan di tempat y
besar dibandingkan di tempat yang bertemperatur rendah.ang bertemperatur rendah.
Kondisi ini sudah tentu akan dapat mengurangi produksi ternak dan Kondisi ini sudah tentu akan dapat mengurangi produksi ternak dan mengurangi keuntungan bagi peternak. Pada saat suhu lingkungan yang panas mengurangi keuntungan bagi peternak. Pada saat suhu lingkungan yang panas menyebabkan konsumsi ransum menurun, otomatis ternak tidak ada energi yang menyebabkan konsumsi ransum menurun, otomatis ternak tidak ada energi yang termanfaatkan untuk bisa disimpan dalam tubuh baik dalam bentuk daging termanfaatkan untuk bisa disimpan dalam tubuh baik dalam bentuk daging maupun lemak. Jika tidak ada energi yang tersimpan akan berpengaruh pada maupun lemak. Jika tidak ada energi yang tersimpan akan berpengaruh pada
pertambahan
pertambahan bobot bobot badan badan ternak ternak yang yang melambat, melambat, dan dan akhirnya akhirnya menyebabkanmenyebabkan kerugian secara ekonomi kepada para peternak.
kerugian secara ekonomi kepada para peternak. 3.2 Konsumsi Ransum Pada Suhu Rendah 3.2 Konsumsi Ransum Pada Suhu Rendah
Ayam sebagai hewan homeotermik, memiliki kemampuan untuk Ayam sebagai hewan homeotermik, memiliki kemampuan untuk mempertahankan suhu tubuhnya relative stabil pada kisaran suhu yang luas mempertahankan suhu tubuhnya relative stabil pada kisaran suhu yang luas (Hillman
(Hillman et al et al , 1985). Menurut Blanca (1968) dalam Riama (1992) pada kondisi, 1985). Menurut Blanca (1968) dalam Riama (1992) pada kondisi dingin hewan homeotermik membutuhkan makanan dalam jumlah besar yang dingin hewan homeotermik membutuhkan makanan dalam jumlah besar yang dipergunakan sebagai bahan bakar untuk menghasilkan panas agar dapat dipergunakan sebagai bahan bakar untuk menghasilkan panas agar dapat mengimbangi kehilangan panas dari tubuhnya, dan pada kondisi panas akan mengimbangi kehilangan panas dari tubuhnya, dan pada kondisi panas akan membutuhkan banyak air untuk membantu proses pembuangan panas dari dalam membutuhkan banyak air untuk membantu proses pembuangan panas dari dalam tubuh sehingga tidak terjadi peningkatan suhu tubuh
tubuh sehingga tidak terjadi peningkatan suhu tubuh yang berlebihan.yang berlebihan.
. Berdasarkan penelitian Parwati (2003) didaerah yang lebih tinggi . Berdasarkan penelitian Parwati (2003) didaerah yang lebih tinggi beriklim
beriklim mokro mokro konsumsi konsumsi pakan pakan pada pada daerah daerah suhu suhu rendah rendah lebih lebih tinggitinggi dibandingkan suhu tinggi penelitian yang dilakukan di Parung dan Cipayung dibandingkan suhu tinggi penelitian yang dilakukan di Parung dan Cipayung girang Kabupaten Bogor. Daerah Cipayung girang suhu lingkungan berada girang Kabupaten Bogor. Daerah Cipayung girang suhu lingkungan berada dikisaran 26 - 29
dikisaran 26 - 29ooC sedangkan daerah Parung suhu lingkungan berada dikisaranC sedangkan daerah Parung suhu lingkungan berada dikisaran 30
30 – – 33,233,2ooC pada pertumbuhan ayam suhu yang baik berkisar antara 18 - 26C pada pertumbuhan ayam suhu yang baik berkisar antara 18 - 26ooCC Konsumsi pakan ayam pedaging dihitung berdasarkan jumlah pakan yang Konsumsi pakan ayam pedaging dihitung berdasarkan jumlah pakan yang diberikan, dengan asumsi pakan yang diberikan selalu habis dikonsumsi ayam diberikan, dengan asumsi pakan yang diberikan selalu habis dikonsumsi ayam pedaging.
pedaging. Konsumsi Konsumsi pakan pakan ayam ayam pedaging pedaging daerah daerah parung parung dan dan cipayung cipayung padapada penelitian Parwati (2003) dilihat pada gambar dib
penelitian Parwati (2003) dilihat pada gambar dibawah ini.awah ini.
Gambar Konsumsi Pakan Pada Penelitian Parwati (2003). Gambar Konsumsi Pakan Pada Penelitian Parwati (2003).
Gambar diatas menunjukan bahwa konsumsi pakan di Cipayung girang Gambar diatas menunjukan bahwa konsumsi pakan di Cipayung girang terus meningkat tiap minggunya, sedangkan di Parung terjadi penurunan jumlah terus meningkat tiap minggunya, sedangkan di Parung terjadi penurunan jumlah konsumsi pakan pada minggu ketiga. Hal ini disebabkan karena pada minggu konsumsi pakan pada minggu ketiga. Hal ini disebabkan karena pada minggu tersebut ayam sudah mulai besar sehingga kandang menjadi sempit ayam mulai tersebut ayam sudah mulai besar sehingga kandang menjadi sempit ayam mulai
merasakan cekaman panas baik dari lingkungan maupun panas dari tubuh ayam merasakan cekaman panas baik dari lingkungan maupun panas dari tubuh ayam broiler.
broiler.
Jika dilihat dari sisi keseimbangan panas tubuh ternak, maka akan terlihat Jika dilihat dari sisi keseimbangan panas tubuh ternak, maka akan terlihat hubungan yang positif karena konsumsi ransum yang tinggi akan menyebabkan hubungan yang positif karena konsumsi ransum yang tinggi akan menyebabkan produksi
produksi panas panas tubuh tubuh yang yang lebih lebih banyak banyak juga. juga. Namun Namun jika jika dilihat dilihat dari dari konversikonversi dan efiseinsi pakan yang dibutuhkan untuk mendapatkan panas tubuh yang tetap dan efiseinsi pakan yang dibutuhkan untuk mendapatkan panas tubuh yang tetap seimbang dengan suhu lingkungan yang lebih rendah, maka akan terlihat korelasi seimbang dengan suhu lingkungan yang lebih rendah, maka akan terlihat korelasi yang yang negatif. Hal ini dikarenakan untuk dapat menyeimbangkan suhu yang yang negatif. Hal ini dikarenakan untuk dapat menyeimbangkan suhu tubuhnya dan memproduksi panas tubuh yang lebih tinggi, maka ternak tubuhnya dan memproduksi panas tubuh yang lebih tinggi, maka ternak membutuhkan energi dalam ransum yang lebih tinggi pula.
membutuhkan energi dalam ransum yang lebih tinggi pula.
Rendahnya jumlah konsumsi pakan di daerah Parung disebabkan karena Rendahnya jumlah konsumsi pakan di daerah Parung disebabkan karena cengkaman panas yang dirasakan oleh ayam. Ayam pedaging merupakan hewan cengkaman panas yang dirasakan oleh ayam. Ayam pedaging merupakan hewan homeotermis, dimana ayam akan memelihara suhu tubuhnya dalam suatu kisaran homeotermis, dimana ayam akan memelihara suhu tubuhnya dalam suatu kisaran yang relative konstan. Menurut Smuji (2003) suhu ayam normal adalah 41
yang relative konstan. Menurut Smuji (2003) suhu ayam normal adalah 41ooC, jikaC, jika suhu lingkungan diatas 27
suhu lingkungan diatas 27ooC maka ayam akan berusaha mengeluarkan panasC maka ayam akan berusaha mengeluarkan panas tubuhnya agar tidak terjadi penimbunan panas, sebaliknya jika suhu lingkungan tubuhnya agar tidak terjadi penimbunan panas, sebaliknya jika suhu lingkungan dibawah 27
dibawah 27ooC ayam akan mempertahankan suhu tubuhnya dengan caraC ayam akan mempertahankan suhu tubuhnya dengan cara meningkatkan konsumsi pakan untuk menghasilkan panas.
meningkatkan konsumsi pakan untuk menghasilkan panas.
3.1. Konsumsi Air minum 3.1. Konsumsi Air minum
Pada temperature normal, konsumsi air minum ayam adalah 2-2,5 kali dari Pada temperature normal, konsumsi air minum ayam adalah 2-2,5 kali dari konsumsi pakan. Faktor ini sebaiknya digunakan sebagai pedoman sehingga konsumsi pakan. Faktor ini sebaiknya digunakan sebagai pedoman sehingga penyimpangan konsumsi air
penyimpangan konsumsi air yang berkaitan yang berkaitan dengan konsumsi dengan konsumsi pakan, temperaturepakan, temperature atau kesehatan ayam dapat segera diketahui dan diperbaiki.
atau kesehatan ayam dapat segera diketahui dan diperbaiki. Konsumsi Air untuk 1000 ekor/hari (pada suhu 21
Konsumsi Air untuk 1000 ekor/hari (pada suhu 21ooC)C) Umur
Umur (Minggu) (Minggu) Litter Litter 1 1 5858 – – 6565 2 102 2 102 – – 115115 3 149 3 149 – – 167167 4 192 4 192 – – 216216 5 232 5 232 – – 261261 6 274 6 274 – – 308308 7 309 7 309 – – 347347 >8 342 >8 342 – – 385385 Di atas suhu 21
Level Maksimal Mineral dan Bakteri pada Air Mi
Level Maksimal Mineral dan Bakteri pada Air Minum yang dapat Ditolelir num yang dapat Ditolelir
Mineral Level
Mineral Level
Total bahan padat Total bahan padat
terlarut terlarut 300 300 – – 500 ppm500 ppm Khlorida Khlorida 200 200 -mg/l-mg/l pH pH 66 – – 88 Nitrat Nitrat 45 – 45 – ppmppm Sulfat Sulfat 200 200 pppp Besi Besi 1 1 mg/lmg/l Kalsium Kalsium 75 75 mg/lmg/l Tembaga Tembaga 0,05 0,05 mg/lmg/l Magnesium Magnesium 30 30 mg/lmg/l Mangan Mangan 0,05 0,05 mg/lmg/l Seng Seng 5 5 mg/lmg/l Fluorida Fluorida 0,06 0,06 mg/lmg/l Merkuri Merkuri 0,002 0,002 mg/lmg/l Timah Timah 0,05 0,05 mg/lmg/l Faecal
IV. KESIMPULAN IV. KESIMPULAN
Pada suhu lingkungan yang lebih tinggi (panas) maka ternak akan Pada suhu lingkungan yang lebih tinggi (panas) maka ternak akan berusaha
berusaha mempertahankan mempertahankan suhu suhu tubuhnya tubuhnya dengan dengan mengonsumsi mengonsumsi ransum ransum yangyang lebih sedikit dan mengonsumsi air yang lebih banyak. Kondisi ini akan lebih sedikit dan mengonsumsi air yang lebih banyak. Kondisi ini akan menyebabkan tidak ada energi yang tersisa dari ransum yang dapat dikonversi menyebabkan tidak ada energi yang tersisa dari ransum yang dapat dikonversi menjadi daging, sehingga ternak tidak mengalami pertumbuhan. Secara ekonomi menjadi daging, sehingga ternak tidak mengalami pertumbuhan. Secara ekonomi hal ini jelas akan menyebabkab kerugian bagi peternak.
hal ini jelas akan menyebabkab kerugian bagi peternak.
Pada suhu lingkungan yang lebih rendah, ternak ayam pedaging (broiler) Pada suhu lingkungan yang lebih rendah, ternak ayam pedaging (broiler) akan membutuhkan ransum dengan kuantitas
akan membutuhkan ransum dengan kuantitas yang lebih tinggi. Kandungan energiyang lebih tinggi. Kandungan energi ransum juga akan menjadi lebih tinggi. Namun energi ransum yang lebih tinggi ransum juga akan menjadi lebih tinggi. Namun energi ransum yang lebih tinggi hanya akan dipergunakan untuk memproduksi panas tubuh, untuk hanya akan dipergunakan untuk memproduksi panas tubuh, untuk menyeimbangkan suhu tubuhnya dengan suhu lingkungan. Hal ini juga akan menyeimbangkan suhu tubuhnya dengan suhu lingkungan. Hal ini juga akan mengurangi produksi, karena tidak ada energi yang tersisa untuk disimpan sebagai mengurangi produksi, karena tidak ada energi yang tersisa untuk disimpan sebagai daging. Secara ekonomi hal ini sudah tentu akan dapat mengurangi keuntungan daging. Secara ekonomi hal ini sudah tentu akan dapat mengurangi keuntungan bagi peternak.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi, R. 1990.
Anggorodi, R. 1990. Ilmu Makanan Terna Ilmu Makanan Ternak Umumk Umum. Gramedia. Jakarta. Gramedia. Jakarta Cahyono,
Cahyono, B. B. 2001.2001. Ayam Ayam Buras Buras Pedaging Pedaging . . Penebar Penebar Swadaya. Jakarta.Swadaya. Jakarta. Church, D. C. 1979.
Church, D. C. 1979. Livestock Livestock Feed Feed and and Feeding Feeding . Durhan and Cowney, Inc.. Durhan and Cowney, Inc. Portland. Oregon.
Portland. Oregon.
Hardjosworo, P.S. dan Rukmiasih, M.S., 2000.
Hardjosworo, P.S. dan Rukmiasih, M.S., 2000. Meningkatkan Meningkatkan Produksi Produksi Daging Daging Unggas
Unggas. Penebar Swadaya. Yogyakarta.. Penebar Swadaya. Yogyakarta.
Hillman, P.E., N.R. Scott, and A. Van Tienhoren. 1985. Physiological responses Hillman, P.E., N.R. Scott, and A. Van Tienhoren. 1985. Physiological responses and adaptations to hot and cold enviroments. In : Stress physiology in and adaptations to hot and cold enviroments. In : Stress physiology in livestock.
livestock. Poultry Poultry Yourself. Yourself. Vol Vol III. III. Ed. Ed. CRC CRC . Press, Inc., Boca Ration.. Press, Inc., Boca Ration. Florida
Florida Irawan, A. 1996.
Irawan, A. 1996. Ayam-Ayam Pedaging Un Ayam-Ayam Pedaging Unggul ggul . CV. Aneka Solo.. CV. Aneka Solo. Komara, Toni. 2006. Perlunya Broiler dipuasakan.
Komara, Toni. 2006. Perlunya Broiler dipuasakan. Buletin CP. April 2006 No. 76/ Buletin CP. April 2006 No. 76/ Tahun VII
Tahun VII , Jakarta, Jakarta
Malden, C.N., E.A. Ricahrd and E.C. Laslie. 1979.
Malden, C.N., E.A. Ricahrd and E.C. Laslie. 1979. Poultry Production Poultry Production. 12nd Ed.. 12nd Ed. Cornell University, Ithaca, New York.
Cornell University, Ithaca, New York.
Miller, J.K., E.B. Slebodzunska and F.C. Madsen. 1993. Oxidative, and Animal Miller, J.K., E.B. Slebodzunska and F.C. Madsen. 1993. Oxidative, and Animal
Function.
Function. Journal Dairy Science Journal Dairy Science. 76: 2812-2823. 76: 2812-2823 Murtidjo, B.A., 2003.
Murtidjo, B.A., 2003. Pedoman Beternak Ayam Broiler Pedoman Beternak Ayam Broiler . Kanisius, Yogyakarta.. Kanisius, Yogyakarta. Petrawati. 2003. Pengaruh Unsur Iklim Mikro Kandang Terhadap Jumlah Petrawati. 2003. Pengaruh Unsur Iklim Mikro Kandang Terhadap Jumlah Konsumsi Pakan dan Bobot badan Ayam Broiler Di Dua Ketinggian Konsumsi Pakan dan Bobot badan Ayam Broiler Di Dua Ketinggian Tempat Yang Berbeda.
Tempat Yang Berbeda. SkripsiSkripsi. IPB. Bogor.. IPB. Bogor. Rasyaf,
Rasyaf, M. M. 2004.2004. Pengelolaan Pengelolaan Peternakan Peternakan Unggas Unggas Pedaging Pedaging . Kanisius,. Kanisius, Yogyakarta.
Yogyakarta.
Riama, R. 1992. Pengaruh Perbedaan Suhu dan Pemberian Vitamin C terhadap Riama, R. 1992. Pengaruh Perbedaan Suhu dan Pemberian Vitamin C terhadap
Performans Ayam Broiler.
Performans Ayam Broiler. SkripsiSkripsi. Fakultas Peternakan. IPB. Bogor . Fakultas Peternakan. IPB. Bogor Standar Nasional Indonesia [SNI]
Standar Nasional Indonesia [SNI]aa. 2006.. 2006. Pakan Pakan Ayam Ayam Ras Ras Pedaging Pedaging (Broiler (Broiler Starter)
Starter).. http://ditjennak.go.id/regulasi%5CSNI%20PAKAN%20%http://ditjennak.go.id/regulasi%5CSNI%20PAKAN%20% AYAM%20PEDAGIN
AYAM%20PEDAGING%20ANAK.pdf G%20ANAK.pdf .. diakses tanggal: 16 Oktober 2013.diakses tanggal: 16 Oktober 2013.
Smuji, K.H. 2003. “Heat Stress” Pada Ayam, Masalah dan
Smuji, K.H. 2003. “Heat Stress” Pada Ayam, Masalah dan Pengendaliannya.Pengendaliannya.
Poultry Indonesia. 275 : 56 Poultry Indonesia. 275 : 56 ..
Tillman, A.P., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo dan S. Tillman, A.P., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo dan S.
Lebdosoekodjo, 1986.
Lebdosoekodjo, 1986. Ilmu Ilmu Makanan Makanan Ternak Ternak Dasar Dasar . Gadjah Mada. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta. University Press. Yogyakarta. Wahyu, J. 1984.
Wahyu, J. 1984. Penuntun Penuntun Praktis Praktis Beternak Beternak AyamAyam. Cetakan ke-4, Fakultas. Cetakan ke-4, Fakultas
Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor. Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Wijayanti, R.P., Busono, W., dan Indrati, R. 2011. Effect Of House Temperature Wijayanti, R.P., Busono, W., dan Indrati, R. 2011. Effect Of House Temperature
On Performance Of Broiler In Starter Period.
On Performance Of Broiler In Starter Period. Journal Journal Of Of Aplied Aplied PoultryPoultry
Research