• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA KEBUTUHAN TENAGA KERJA FILING RAWAT JALAN BERDASARKAN TEORI WISN DI RSI SULTAN AGUNG SEMARANG TAHUN 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISA KEBUTUHAN TENAGA KERJA FILING RAWAT JALAN BERDASARKAN TEORI WISN DI RSI SULTAN AGUNG SEMARANG TAHUN 2015"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

ii

ANALISA KEBUTUHAN TENAGA KERJA FILING

RAWAT JALAN BERDASARKAN TEORI WISN

DI RSI SULTAN AGUNG SEMARANG

TAHUN 2015

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar

Diploma (Amd, PK) dari Program Studi DIII RMIK

Oleh :

NAILA IFAH FITRIANI

NIM D22.2012.01200

PROGRAM STUDI DIII REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

SEMARANG

2015

(2)

iii

HALAMAN HAK CIPTA

© 2015

(3)

iv

HALAMAN PERSETUJUAN

ANALISA KEBUTUHAN TENAGA KERJA DI BAGIAN FILING RAWAT JALAN BERDASARKAN TEORI WISN DI RSI SULTAN AGUNG SEMARANG

TAHUN2015

Disusun oleh : NAILA IFAH FITRIANI

D22.2012.01200

Disetujui untuk dipertahankan dalam ujian karya tulis ilmiah Tanggal : Agustus 2015

Pembimbing

(4)

v

HALAMA PENGESAHAN

ANALISA KEBUTUHAN TENAGA KERJA DI BAGIAN FILING RAWAT JALAN BERDASARKAN TEORI WISN DI RSI SULTAN AGUNG SEMARANG TAHUN

2015

KARYA TULIS ILMIAH

TAHUN 2015

Disusun oleh : NAILA IFAH FITRIANI

D22.2012.01200

(5)

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayah-Nya sehingga saya mampu menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan penuh perjuangan

Sholawat dan Salam saya haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang kita harapkan syafaat-Nya di kehidupan yang akan datang

Terimakasih kepada Keluarga besar, Bapak dan Ibuk terkasih atas cinta dan doa yang tiada henti mengalir setiap saatserta mas masku yang ganteng , mbakku yang cantik dan adikku yang paling nakal. Kalian adalah salah satu semangatku selama ini.

Tak lupa terimkasih juga kepada SNSD ( rahma, laras, ghani,osela, elsa, fani, silvi, brina dan alfin) terutama terimakasih untuk rahma, laras, dan ghani kalian adalah teman apa saudara yang paling baik dan selalu ada. Makasih juga buat kupret (kakak raza, kang aripin, awin, dan bapak azam), ratna, maysa, elak, pakdhe zupon, putri, dedy leo, fiah, kayah,ika,. Pokoknya dan intinya terimkasih untuk semuanya.

Keluarga besar RMIK 2012 terimakasih lanjutkan perjuangan

Serta terimaksih untuk mas hikam yang selalu memberi semangat dan selalu ada disaat aku butuhkan.

Terimakasih untuk Rekam Medis RSI Sultan Agung Semarang

Terimakasih untuk semua pihak atas kontribusi kalian yang tidak bisa saya sebut satu persatu.

(6)

vii

RIWAYAT HIDUP

Nama : Naila Ifah Fitriani

Tempat & Tanggal Lahir : Demak, 11 Maret 1994

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Bakalrejo RT 06 RW 02 Guntur Demak

Riwayat Pendidikan :

1. TK Marsudi Utomo 2 Tahun 2000 2. SD Negeri 1 Guntur Tahun 2001-2006

3. SMP Negeri 1 Karangtengah Tahun 2007-2009 4. SMA Negeri 1 Karangtengah Tahun 2010-2012

5. Program Studi D-III RMIK Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang tahun 2012

(7)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-NYA sehingga penulis dapat menyusun Laporan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “analisa Kebutuhan Tenaga Kerja di Bagian Filing Rawat Jalan

Berdasarkan teori WISN Di RSI Sultan Agung Semarang Tahun 2015“.

Adapun penyusunan Karya Tulis ilmiah ini sebagai salah satu syarat menyelesailkan Program Studi Diploma III Rekam Medis dan Informasi Kesehatan.

Penulisan Karya Tulis Ilmiah Ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terimakasih kepada :

1. Dr. Ir. Edi Noersasongko, M. Kom, selaku Rektor Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

2. Dr. dr. Sri Andarini Indreswari, M. Kes, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang

3. Bapak Arif Kurniadi, M.Kom selaku Ketua Program Studi D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

4. Ibu Retno Astuti Setijaningsih, SS, MM, selaku Ketua Panitia Karya Tulis Ilmiah.

5. Bapak Supriyono Asfawi, SE, M. Kes, selaku Dosen Pembimbing Karya Tulis Ilmiah.

6. Dr. H. Arifin Adil, M.Kes Selaku Kepala instalasi Rekam Medis RSI Sultan Agung Semarang

7. Seluruh Dosen D-III Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang yang telah membagi ilmu bagi kami baik secara langsung maupun tidak langsung.

8. Seluruh karyawan RSI Sultan Agung Semarang serta semua pihak yang membantu selama proses pengambilan data.

(8)

ix

9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak, khususnya rekan-rekan mahasiswa Diploma III Rekam Medis dan Informasi Kesehatan serta akan menjadi suatu sumbangsih bagi perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

Semarang,Agustus 2015

(9)

x

Program Studi D-III Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

Semarang 2015 ABSTRAK

ANALISA KEBUTUHAN TENAGA KERJA DI BAGIAN FILING RAWAT JALAN BERDASARKAN TEORI WISN DI RSI SULTAN AGUNG SEMARANG TAHUN 2015

NAILA IFAH FITRIANI

Berdasarkanjumlahkunjunganpasienrawatjalanpadatahun 2014 yang cenderung meningkat yaitu 111.681 pasien perhari, terdapat 14 poliklinikdenganjumlahpetugas filing rawatjalanberjumlah 8 orang, diketahuibebankerjamasing-masingpetugasterlalu tinggi. Hal inimengakibatkantingginyaresikokelelahandankecelakaankerjapadapetugas,

ditambahdenganletak filing yang berada di basementrumahsakit, makaperludilakukanperhitungankebutuhantenagakerjauntukmengetahuibebankerjas ertakebutuhanpetugas.Penelitianinibertujuanuntuk

mengetahuikebutuhanjumlahtenagakerjaberdasarkanteori WISN di bagianfilingRawatJalan RSI Sultan Agung SemarangTahun 2015.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dengan menggunakan metode observasi dan wawancara serta menggunakan pendekatan secara cross sectional. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah DRM tahun 2014 dan jumlah petugas filing rawat jalan dan semua populasi digunakan sebagai sampel jumlah kunjungan tahun 2014 sebanyak 111.681 dan 8 petugas filing rawat jalan.

Hasil pengamatan filing rawat jalan didapatkan rata-rata waktu perkegiatan petugas dalam mengambil DRM, merakit atau formulir-formulir, dan mengembalikan DRM sebesar petugas A 10.35, petugas B 10.34, petugas C 11.45, petugas D 11.17, petugas E 11.10, petugas F 11.15, petugas G 11.07 dan petugas H 11.20. karakteristik petugas filing rawat jalan umur antara 23 – 51 tahun, pendidikan SMA, jenis kelamin laki – laki dan perempuan, lama kerja 1 – 29 tahun. Hari efektif per tahun untuk petugas tetap yaitu 335 Kuantitas pokok untuk petugas filing rawat jalan tetap yaitu 15.695 DRM

Dari hasil perhitungan dengan metode WISN diketahui jumlah kebutuhan tenaga kerja filing rawat jalan untuk petugas tetap yaitu 10 petugas.Maka disimpulkan perlu adanya penambahan untuk petugas filing rawat jalan agar sesuai dengan beban kerja yang ada.

Kata Kunci : Tenaga kerja, beban kerja, filing, WISN Kepustakaan :12 (1989 – 2009)

(10)

xi

Program Studi D-III Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

Semarang 2015 ABSTRACK

ANALYSIS OF THE NEEDS OF LABOR IN PART THE FILINGS OUTPATIENT ACCORDING TO THE THEORY WISN IN RSI SULTAN AGUNG SEMARANG THE YEAR 2015

Based on the number of outpatient visits in 2014 are likely to increase that 11 681 patients per day, there are 14 polyclinics with the number of officers filing outpatient amounted to 8 people, known to the workload of each officer is too high. This results in a high risk of fatigue and accidents at officers, coupled with the filing location is located in the basement of the hospital, it is necessary to calculation of labor needs to know the workload and personnel needs. This study aims to determine the needs of the workforce based on the theory of WISN in the filing Outpatient RSI Sultan Agung SemarangTahun 2015.

This research is descriptive, using the method of observation and interviews as well as using cross sectional approach. The population used in this study is the number of DRM in 2014 and the number of outpatient filing clerk and all the population used as a sample number of visits in 2014 as many as 111 681 and 8 outpatient filing clerk.

The observation of outpatient filing obtained an average time perkegiatan officer in taking DRM, assemble or forms, and restore DRM A clerk at 10:35, 10:34 attendant B, C 11:45 officer, clerk D 11:17, 11:10 E officer, the officer F 11:15, 11:07 G officers and officers H 11:20. characteristics filing clerk outpatient aged between 23-51 years old, high school education, male gender - male and female, old work 1-29 years. Effective days per year for officers keep that 335 officers. The quantity of goods for filing clerk outpatient DRM fixed at 15,695

From the results of calculations by the method of WISN unknown number of workers filing requirement for officers outpatient fixed at 11 officers, and to the clerk did not keep that 10 officers. Then concluded the need for the addition of outpatient filing clerk to comply with the existing workload.

Keywords: Labor, workload, filing, WISN Literature : 12 (1989 - 2009)

(11)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ... i

Halaman Hak Cipta ... ii

Halaman Persetujuan ... iii

Halaman Pengesahan ... iv

Halaman Persembahan ... v

Halaman Riwayat Hidup ... vi

Kata Pengantar ... vii

Abstrak ... ix

Daftar Isi ... ix

Daftar Tabel ... xiv

Daftar Gambar ... xv

(12)

xiii BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 4 C. Tujuan Penelitian ... 4 D. Manfaat Penelitian ... 5 E. Ruang Lingkup ... 5 F. Keaslian Penelitian ... 6

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakt ... 9

B. Rekam Medis ... 9

C. Filing ... 12

D. Ergonomi ... 12

E. Cara Pengukuran dan Pencatatan waktu Kerja ... 17

F. Penentuan Waktu Longgar ... 19

G. Prosedur perhitungan kebutuhan SDM kesehatan dengan menggunakan metode WISN ... 20

H. Analisa Deret Berkala (Time series Data / Trend Data) ... 26

I. Kerangka Teori ... 28

(13)

xiv

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ... 30

B. Variabel Penelitian ... 30

C. Definisi Operasional ... 31

D. Populasi dan Sampel... 33

E. Instrumen Penelitian ... 34

F. Teknik Pengambilan Data dan Penelitian ... 35

G. Langkah-langkah Perhitungan Beban Kerja ... 36

H. Pengolahan Data Penelitian ... 38

I. Analisis Data ... 38

BAB IV : HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit ... 40

B. Identififkasi tugas pokok dan fungsi filing rawat jalan ... 44

C. Hasil perhitungan dan analisa beban kerja dengan menggunakan metode WISN ... 46

D. Pembahasan ... 61

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 64

(14)

xv

(15)

xvi DAFTAR TABEL Tabel 1.1 ... 6 Tabel 2.1 ... 23 Tabel 3.1 ... 32 Tabel 4.1 ... 45 Tabel 4.2 ... 50 Tabel 4.3 ... 50 Tabel 4.4 ... 55

(16)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Tabel 2.1 ... 29

(17)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Surat Penelitian ... 1

Pedoman Observasi ... 2

(18)

xix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah sakit merupakaninstitusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.[1]

Pada pelaksanaan pelayanan kesehatan Rumah sakit harus mengadakan rekam medis untuk menunjang pelayanan dan pengolahan informasi pasien. Rekam medis merupakan berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang diberikan kepada pasien di sarana pelayanan kesehatan.[ 2 ]

Rekam medis memiliki dua bagian besar yaitu pencatatan dan pengolahan data, pencatatan data meliputi bagian pendaftaran baik rawat inap, rawat jalan maupun gawat darurat. Sedangkan pengolahan data meliputi assembling, koding/indeksing, analising/repoting, filing.

Filing adalah salah satu bagian terpenting dalam pelaksanaan rekam medis disuatu rumah sakit yang harus didukung dengan jumlah sumber daya manusia yang memadai untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada pasien, serta menekan angka kelelahan dan kecelakaan pada petugas filing. Petugas filing bertanggung jawab terhadap pencatatan Dokum Rekam Medis (DRM)

(19)

xx

yang telah disimpan.Jumlah petugas filingpada suatu rumah sakit atau pelayanan kesehatan sebaiknya di sesuaikan dengan jumlah pasien yang berkunjung.[ 3 ]

RSI Sultan Agung Semarang merupakan salah satu rumah sakit di bawah naungan Badan Wakaf Sultan Agung yang telah terakreditasi B yang memiliki sistem penyimpanan Dokumen Rekam Medis (DRM) secara desentralisasi, namun berada dalam satu ruangan dengan rak yang berbeda antara rawat jalan dan rawat inap.

Dari survei awal yang telah dilakukan, diketahui data jumlah petugas filing rawat jalan sebanyak 8 orang, dengan jumlah kunjungan pasien rawat jalan yang cenderung tinggi yaitu 111.681 pasien pada tahun 2014 dengan jumlah poliklinik 14 maka beban kerja petugas filing rawat jalan di RSI Sultan Agung Semarang masih terlalu tinggi, jika dilihat dari ketidaksesuaian jumlah Dokumen Rekam Medis (DRM) dengan jumlah petugas filing yang ada, sehingga mengakibatkan distribusi Dokumen Rekam Medis (DRM) menjadi terlambat, selain itu letak poliklinik juga terlalu jauh dari filing. Hal ini mengakibatkan tingginya risiko kelelahan serta risiko kecelakaan kerja pada petugas filing, ditambah lagi dengan letak filing yang yang berada di bassement serta bertambahnya jumlah poliklinik namun tidak diimbangi dengan penambahan jumlah petugas filing. Oleh sebab itu dalam pengelolaan rekam medis dan pelaksanaan filing setiap rumah sakit selalu mengacu pada pedoman atau petunjuk teknis pengelolaan rekam medis yang dibuat oleh rumah sakit yang bersangkutan.

(20)

xxi

Peneliti tertarik melakukan penelitian dengan tema ini karena pada saat pengamatan dilakukan banyak keluhan dari pihak poliklinik, akibat banyaknya pasien yang mengantri untuk diperiksa sedangkan Dokumen Rekam Medis(DRM) pasien belum sampai di poliklinik.

Perhitungan kebutuhan tenaga kerja memiliki dua metode yaitu metode(Full Time Equivalent)FTE dan metode(Workload Indicators of Staffing Need)WISN. Peneliti memilih menggunakan metode WISN karena hasil yang didapatkan lebih akurat dibandingkan menggunakan metode FTE(Full time Equivalent), dalam metode(Workload Indicators of Staffing Need) WISN juga melakukan perhitungan untuk waktu pelatihan atau diklat yang dilakukan petugas dalam satu tahun sehingga hasilnya menjadi lebih rinci, selain itu kegiatan yang di lakukan oleh petugas filing yang berulang-ulang memerlukan perhitungan yang dapat mengetahui waktu yang dibutuhkan untuk mengetahui berapa waktu yang diperlukan petugas untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Oleh karena itu peneliti mengangkat tema “ Analisa Keutuhan

Petugas Filing Rawat Jalan Berdasarkan Teori WISN di RSI Sultan Agung Semarang Tahun 2015” sebagai tema dalam penelitian ini

(21)

xxii

B. Rumusan masalah

Tingginya jumlah kunjungan pasien rawat jalan RSI Sultan Agung Semarang mengakibatkan tingginya beban kerja petugas filing rawat jalan, sehingga muncul pertanyaan dalam penelitian ini yaitu :

“Berapakah kebutuhan tenaga kerja bardasarkan teori WISN di bagian filing rawat jalan RSI Sultan Agung Semarang Tahun 2015 ?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui kebutuhan jumlah tenaga kerja berdasarkan teori WISN di bagian filingRawatJalan RSI Sultan Agung SemarangTahun 2015. 2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi tugas pokok dan fungsi bagian filing rawat jalan saat ini.

b. Menghitung kapasitas kerja petugas filing rawat jalan. c. Menghitung volume kegiatan selama tahun 2014.

d. Menghitung jam kerja efektif per kegiatan, waktu per kegiatan dan waktu longgar

(22)

xxiii

e. Menghitung kebutuhan tenaga kerja menggunakan teori WISN dibagian filing rawat jalan RSI Sultan Agung Semarang tahun 2015.

(23)

xxiv

D. Manfaat Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :

1. Bagi Peneliti

Sebagai tugas akhir untuk memeperoleh gelar Amd.PK serta bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan dan pengalaman lapangan dalam penelitian di Rumah Sakit.

2. Bagi Akademik

Sebagai bahan masukan untuk referensi guna pengembangan rekam medis khususunya mengenai perhitungan kebutuhan tenaga kerja. 3. Bagi Institusi Terkait

Sebagai bahan untuk mengoreksi kekurangan yang terdapat pada bagian rekam medis dan menjadi masukan untuk perbaikan sistem rekam medis rumah sakit, serta menjadi bahan pertimbangan proses pelaksanaan rekam medis dengan teori yang ada.

E. Lingkup Penelitian

1. Lingkup Keilmuan

Lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah lingkup rekam medis dan informasi kesehatan.

(24)

xxv

Lingkup materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ergonomi kebutuhan tenaga filling rawat jalan dengan WISN di RSI Sultan Agung Semarang .

(25)

xxvi 3. Lingkup Lokasi

Lingkup lokasi yang digunakan dalam penelitian adalah RSI Sultan Agung Semarang.

4. Lingkup Metode

Lingkup metode dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan wawancara.

5. Lingkup Obyektif

Lingkup obyek yang diteliti adalah petugas filling rawat jalan di RSI Sultan Agung Semarang.

6. Lingkup Waktu

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni – Juli 2015

F. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No Judul Peneliti/Lokasi Peneliti Metode Penelitian

Hasil

1. Analisa beban kerja petugas koding BPJS rawat inap dengan metode Faradila Ayu Dinirama danda

Deskriptif Di bagian koding BPJS rawat inap jumlah tenaga kerja dengan

(26)

xxvii WISN di RSUP Dr. Kariadi Semarang tahun 2014

beban kerja tidak sesuai maka perlu adanya penambahan dua petugas yaitu untuk merevisi DRM dan analisa kelengkapan DRM untuk meningkatkan efisiensi dan produktifitas kerja 2. Analisa Beban Kerja

Berdasarkan WISN di bagian analising reporting RSUD kota Semarang tahun 2013

Lilik Juli Purwan to

Deskriptif Dari hasil perhitungan diketahui kebutuhan jumlah petugas sebanyak 4 orang, sedangkan di RSUD Kota

(27)

xxviii Semarang hanya memiliki 3 petugas analising reporting, sehingga perlu penambahan 1 petugas koding lagi.

Berdasarkantabel perbandingan diatas dapat diketahui persamaanpenelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah menggunakan teori WISN.Sedangkan perbedaan anatara penelitian ini dengan penelitian sebelumya adalah terdapat pada lokasi dan waktu penelitian, penelitian sebelumnya dilakuakan di RSUP dr. Kariadi Semarang pada tahun 2014 dan di RSUD Salatiga tahun 2014. Sedangkan pada penelitian ini dilakukan di RSI Sultan Agung Semarang pada tahun 2015 di bagian filing.

(28)

xxix

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Rumah Sakit

a. Pengertian Rumah sakit menurut SK Menteri Kesehatan RI No. 983/Menkes/SK/XI/1992 menyebutkan bahwa rumah sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat dasar, spesialistik dan subspesialistik.[ 4 ]

b. Rumah sakit adalahinstitusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.[ 1 ]

B. Rekam Medis

1. Penegrtian Rekam medis

a. Rekam medis untuk menunjang pelayanan dan pengolahan informasi pasien. Rekam medis merupakan berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang diberikan kepada pasien di sarana pelayanan kesehatan.[ 2 ]

b. Menurut Huffman Ek, 1994 rekam medis adalah rekaman atau catatan mengenai siapa, apa, mengapa, bilamana dan bagaimana pelayanan yang diberikan kepada pasien selama masa perawatan

(29)

xxx

yang memuat pengetahuan mengenai pasien dan pelayanan yang diperolehnya serta memuat informasi yang cukup untuk menemukenali ( mengidentifikasi ) pasien, membenarkan diagnosis dan membenarkan diagnosis dan pengobatan serta merekam hasilnya.[ 5 ]

2. Tujuan dan kegunaan Rekam medis a. Tujuan Rekam medis

Rekam medis bertujuan untuk menunjang tertib tertip administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. [ 6 ]

b. Kegunaan Rekam medis

Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek, seperti : 1) Aspek Administrasi

Suatu berkas rekam medis memiliki nilai administrasi, karena berisi tindakan yang berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan para medis dalam rangka mencapai tujuan pelayanan kesehatan.

2) Aspek Medis

Suatu berkas rekammedis memiliki nilai medis, karena isinya digunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan dan perawatan yang harus diberikan kepada pasien.

(30)

xxxi

Suatu berkan rekam medis memiliki nilai hukum, karena berisi masalah jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan bahan bukti untuk kepentingan hukum.

4) Aspek Keuangan

Suatu berkas rekam medis memiliki nilai keuangan, karena berisi data atau informasi yang digunakan sebagai aspek financial.

5) Aspek Penelitian

Suatu berkas rekam medis memiliki nilai penelitian, karena isinya menyangkut data atau informasi yang dapat digunakan dalam penelitian dan perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang kesehatan.

6) Aspek Pendidikan

Suatu berkas rekam medis memiliki nilai pendidikan, karena berisi data atau informasi tentang perkembangan kronologis dan kegiatan pelayanan medis yang diberikan kepada pasien.Informasi tersebut dapat digunakan sebagai bahan atau referensi pengajaran dalam bidang pendidikan.

7) Aspek Dokumentasi

Suatu berkas rekam medis memiliki nilai dokumentasi, karenaberisi sumber ingatan yang harus didokumentasikan

(31)

xxxii

sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan Rumah sakit.[ 7 ]

C. Filing

Filing adalah bagian rekam medis yang menyimpan, menyediakan, meretensi dan mengabadikan atau memusnahkan dokumen rekam medis. Peran dan fungsinya dalam pelayanan rekam medis yaitu sebagai penyimpanan dokumen rekam medis, penyedia dokumen rekam medis untuk berbagai keperluan, perlindungan arsip-arsip dokumen rekam medis terhadap kerahasiaan isi datanya serta perlindungan terhadap bahaya kerusakan fisik, kimiawi dan biologi.

Tugas pokok filing adalah sebagai berikut :

1. Menyimpan dokumen rekam medis dengan metode tertentu.

2. Mengambil kembali (retrivel) dokumen rekam medis untuk berbagai keperluan.

3. Menyusutkan (meretensi) dokumen rekam medis sesuai ketentuan. 4. Memisahkan penyimpanan dokumen rekam medis in-aktif dari dokumen

rekam medis aktif.

5. Membantu dalam menilai guna rekam medis.

6. Menyimpan dokumen rekam medis yang diabadikan.

(32)

xxxiii

D. Ergonomi

1. Pengertian ergonomi

Ergonomi berasal dari bahasa yunani yaitu “ergon” berarti kerja dan “nomos” berarti aturan atau hukum. Jadi secara ringkas ergonomi adalah suatu aturan atau norma dalam system kerja. Sedangkan definisi ergonomi secara luas adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam beraktivitas maupun istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan manusia baik fisik maupun mental sehingga kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik.[7]

2. Tujuan ergonomi

Secara umum tujuan dari penerapan ergonomi adalah :

a. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cedera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja. b. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas

kontak sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif.

Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek teknis, ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi.[7]

(33)

xxxiv 3. Produktivitas kerja

Faktor – faktor yang mempengaruhi produktifitas kerja secara umum, yaitu :

(34)

xxxv a. Motivasi

Motivasi adalah kekuatan atau pendorong kegiatan seseorang ke arah tujuan tertentu dan melibatkan segala kemampuan yang dimiliki untuk mencapainya.

b. Kedisiplinan

Disiplin merupakan sikap mental yang tercermin dalam perbuatan tingkah laku perorangan, kelompok atau masyarakat berupa kepatuhan atau ketaatan terhadap peraturan, ketentuan, etika, norma dan kaidah yang berlaku.

c. Etos kerja

Etos kerja merupakan pandangan untuk menilai sejauh mana kita melakukan suatu pekerjaan dan terus berupaya untuk mencapai hasil yang terbaik dalam setiap pekerjaan yang kita lakukan.

d. Keterampilan

Faktor keterampilan baik keterampilan teknis maupun manajerial sangat menentukan tingkat pencapaian produktivitas.Setiap individu selalu dituntut untuk terampil dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) terutama dalam perubahan teknologi mutakhir. e. Pendidikan

Tingkat pendidikan harus selalu dikembangkan baik melalui jalur pendidikan formal maupun informal karena setiap penggunaan teknologinya hanya akan dapat kita kuasai dengan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang handal.[8]

(35)
(36)

xxxvii 4. Kapasitas Kerja

Untuk mencapai tujuan ergonomi, perlu adanya keserasian antara pekerja dan pekerjaannya, sehingga pekerja dapat bekerja sesuai dengan kemampuan, kebolehan dan keterbatasannya. Secara umum kemampuan, kebolehan dan keterbatasan manusia ditentukan oleh beberapa faktor antara lain umur, jenis kelamin, pendidikan, lama kerja, pengalaman, anthropometri, status kesehatan dan nutrisi, kesegaran jasmani, serta kemampuan kerja fisik.[7]

5. Beban Kerja

BerdasarkanKeputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 81/MENKES/SK/I/2004, Beban kerja adalah banyaknya jenis pekerjaan yang harus diselesaikan oleh tenaga kesehatan profesional dalam 1 tahun di sarana pelayanan kesehatan. Sedangkan standar beban kerja adalah banyaknya jenis pekerjaan yang dapat dilaksanakan oleh seorang tenaga kesehatan profesional dalam 1 tahun kerja sesuai standar profesi dan memperhitungkan waktu libur, sakit, ijin, cuti, dan lain lain.[9]

Hubungan antara beban kerja dan kapasitas kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor yang sangat komplek, baik faktor internal maupun faktor eksternal :

a. Beban Kerja oleh karena Faktor Internal

Faktor internal beban kerja adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh itu sendiri akibat adanya reaksi dari beban kerja

(37)

xxxviii

eksternal.Reaksi tubuh tersebut dikenal sebagai strain.Berat ringannya strain dapat dinilai baik secara obyektif maupun subyektif. Secara ringkas faktor internal meliputi :

1) Faktor Somatis (jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, kondisi kesehatan, status gizi)

2) Faktor Psikis (motivasi, persepsi, kepercayaan, keinginan, kepuasan, dll.)

b. Beban Kerja oleh karena Faktor Eksternal

Faktor eksternal beban kerja adalah beban kerja yang berasal dari luar tubuh pekerja. Yang termasuk beban kerja eksternal adalah tugas (task) itu sendiri, organisasi dan lingkungan kerja. Ketiga aspek ini sering disebut sebagai stress-sensor, yaitu :

1) Tugas – tugas yang dilakukan baik bersifat fisik maupun mental. 2) Organisasi kerja yang dapat mempengaruhi beban kerja.

3) Lingkungan kerja yang dapat memberikan beban tambahan kepada pekerja yaitu Lingkungan kerja fisik, Lingkungan kerja kimiawi, Lingkungan kerja biologis dan Lingkungan kerja psikologis.[10]

6. Waktu Kerja

Waktu kerja memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kemampuan produktivitas dan efisiensi kerja seseorang. Segi penting dalam persoalan waktu meliputi :

(38)

xxxix

b. Hubungan antara waktu kerja dengan waktu istirahat.

c. Waktu kerja sehari menurut periode yang meliputi pagi, siang, sore dan malam.

Jadi kerja tanpa istirahat untuk waktu kebutuhan Personal Fatique and Delay (PFD) adalah 15% dari waktu normal. Rata – rata lama bekerja seseorang dalam sehari adalah 6 – 8 jam perhari dan selebihnya adalah istirahat ataupun dipergunakan untuk kehidupan dalam keluarga dan masyarakat. Jadi dalam seminggu seseorang dapat bekerja dengan baik selama 36 – 48 jam.[11]

7. Kelelahan

Kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat.Kelelahan diatur secara sentral oleh otak.Pada susunan syaraf pusat terdapat sistem aktivasi (bersifat simapatis) dan inhibisi (bersifat parasimpatis). Istilah kelelahan biasanya menunjukan kondisi yang berbeda – beda dari setiap individu, tetapi semuanya bermuara kepada kehilangan efisiensi dan penurunan kapasitas kerja serta ketahanan tubuh.

Sebab – sebab kelelahan : a. Aktifitas kerja fisik b. Aktifitas kerja mental

c. Sikap kerja tidak ergonomis d. Sikap paksa

(39)

xl f. Psikologis

g. Waktu kerja sampai istirahat tidak tepat [8]

E. Cara pengukuran dan pencatatan waktu kerja

Waktu baku merupakan waktu yang dibutuhkan oleh seseorang pekerja yang memiliki kemampuan rata-rata untuk meyelesaikan suatu pekerjaan. Disini sudah meliputi kelonggaran waktu yang diberikan dengan memperhatikan situasi kondisi pekerjaan yang harus diselesaikan tersebut. Dengan demikian maka waktu baku yang dihasilkan dalam aktivitas pengukuran kerja ini akan dapat digunakan untuk membuat rencana penjadwalan kerja yang menyatakan berapa lama suatu kegiatan itu harus berlangsung dan berapa output yang akan dihasilkan serta berapa pula tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.

Ada tiga metode yang umum digunakan untuk mengukur elemen – elemen kerja dengan menggunakan jam henti (Stopwatch), yaitu :

1. Pengukuran waktu secara terus – menerus (Continous timing)

Pada pengukuran waktu secara terus – menerus, pengamat kerja akan menekan tombol stopwatch pada saat elemen kerja pertama kali dimulai dan membiarkan jarum petunjuk stopwatch berjalan secara terus – menerus sampai periode atau siklus kerja selesai berlangsung.

2. Pengukuran waktu secara berulang – ulang (Repetitive timing)

Pada pengukuran waktu secara berulan – ulang jarum stopwatchakan selalu dikembalikan lagi ke posisi nol pada setiap akhir dari elemen kerja

(40)

xli

yang diukur.Setelah dilihat dan dicatat waktu kerja diukur kemudian tombol ditekan lagi dan segera jarum penunjuk bergerak untuk mengukur elemen kerja berikutnya.

(41)

xlii

3. Pengukuran waktu secara penjumlahan (Accumulative timing).

Pada pengukuran waktu secara penjumlahan menggunakan dua atau lebih stopwatch. Apabila stopwatch pertama dijalankan, maka stopwatch kedua berhenti, apabila elemen kerja sudah berakhir maka tuas ditekan agar menghentikan gerakan jarum dari stopwatch pertama dan menggerakan stopwatch kedua untuk mengukur elemen kerja berikutnya, selanjutnya pengamat bisa mencatat data waktu yang diukur oleh stopwatch pertama.[ 8]

F. Penetapan Waktu Longgar dan Waktu Baku

Waktu normal semata-mata menunjukkan bahwa seorang operator yang berkualifikasi baik akan bekerja menyelesaikan pekerjaan pada kecepatan / tempo kerja yang normal. Tapi kenyataannya operator akan sering menghentikan kerja dan membutuhkan waktu khusus untuk keperluan seperti personal need, istirahat melepas lelah dan alasan-alasan lain yang di luar kontrolnya. Waktu baku adalah sama dengan waktu normal kerja dengan waktu longgar. Waktu longgar yang dibutuhkan bisa diklasifikasikan menjadi: 1. Kelonggaran waktu untuk kebutuhan personal (Personal Allowance)

Jumlah waktu longgar untuk kebutuhan personal dapat ditetapkan dengan melaksanakan aktivitas time study sehari kerja penuh atau dengan metode sampling kerja.Personal allowance untuk pekerjaan yang relatif ringan berkisar 2% - 5%, sedangkan untuk pekerjaan yang berat dan kondisi kerja yang tidak enak perosnal allowancenya lebih dari 5%.

(42)

xliii

2. Kelonggaran waktu untuk melepaskan lelah (Fatique Allowance)

Kelelahan fisik manusia bisa disebabkan oleh beberapa penyebab diantaranya adalah kerja yang membutuhkan pikiran banyak dan kerja fisik. Waktu yang diperlukan untuk keperluan istirahat akan sangat tergantung pada individu yang bersangkutan, interval waktu dan siklus kerja dimana pekerja akan memikul beban kerja secara penuh, kondisi lingkukang fisik pekerjaan dan faktor-faktor lainnya. Yang sering dilakukan adalah memberikan satu kali periode istirahat pada pagi hari dan sekali lagi pada saat siang menjelang sore hari, lama waktu berkisar antara 5 sampai 15 menit.

3. Kelonggaran waktu karena keterlambatan-keterlambatan (Delay Allowance).

Keterlambatan-keterlambatan yang terjadi dari saat ke saat umumnya disebabkan oleh mesin, operator ataupun hal-hal lain yang diluar kontrol.Macam dan lamanya keterlambatan untuk suatu aktivitas kerja dapat ditetapkan dengan teliti yaitu dengan melaksanakan aktivitas time study secara penuh ataupun bisa juga dengan kegiatan sampling kerja. Dengan demikian waktu baku tersebut dapat diperoleh dengan mengaplikasikan rumus sebagai berikut.[9]

Atau

Standart Time = Normal Time + 100%

(100% − %allowance

(43)

xliv

G. Prosedur Perhitungan Kebutuhan SDM Kesehatan dengan menggunakan metode WISN

Metode perhitungan kebutuhan SDM berdasarkan beban kerja Workload Indicators of Staffing(WISN) adalah suatu metode perhitungan kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan berdasarkan beban perkerjaan nyata yang dilaksanakan oleh tiap kategori Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan pada tiap unit kerja di fasilitas pelayanan kesehatan. Kelebihan metode ini adalah mudah digunakan, secara teknis mudah diterapkan, komprehensif dan realistis.

Langkah-langkah metodeWorkload Indicators of Staffing (WISN):

1. Memilih Kategori Staf untuk PengembanganWorkload Indicators of Staffing (WISN)

MetodologiWorkload Indicators of Staffing (WISN) dapat digunakan untuk menghitung susunan kepegawaian yang dibutuhkan bagi seluruh kategori staf disemua jenis fasilitas kesehatan, tetapi perlu ditetapkan prioritas bagian mana yang akan digunakan dalam mengembangkan WISN.

Setiap kategori staf memiliki kegiatan pokok dimana kegiatan pokok adalah kumpulan berbagai jenis kegiatan sesuai standar pelayanan dan Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk menghasilkan pelayanan kesehatan / medik yang dilaksanakan oleh Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan dengan kompetensi tertentu.[12]

(44)

xlv 2. Menghitung Waktu Kerja Tersedia

Menghitung waktu kerja tersedia adalah menentukan banyaknya waktu yang dimiliki seorang tenaga kesehatan dalam suatu kategori staf tertentu untuk melaksanakan tugasnya.Petugas berhak atas cuti tahunan, libur nasional dan izin untuk keperluan pribadi termasuk izin sakit. Waktu kerja yang tersedia dapat dinyatakan sebagai hari atau jam dalam setahun.

Untuk menghitung WKT (Waktu Kerja Tersedia) berikut adalah rumus yang memperlihatkan perhitungan matematisnya

Dalam rumus ini:

K =adalah jumlah hari kerja yang mungkin dalam setahun L =adalah jumlah hari libur nasional dalam setahun

M =adalah jumlah hari cuti tahunan (termasuk cuti bersama) dalam setahun

P = adalah jumlah hari tidak masuk karena sakit, pelatihan atau alasan lainnya dalam setahun

R= adalah jumlah jam kerja dalam sehari

Jumlah hari kerja yang tersedia dalam 1 tahun (K) dapat diperoleh dengan menghitung jumlah minggu dalam 1 tahun dikalikan jumlah hari kerja. Terdapat 2 kategori kemungkinan hari kerja dalam 1 tahun yaitu:

[10]

(45)

xlvi

Tabel 2.1

Kategori hari kerja dalam satu tahun Kategori tenaga kesehatan Jumlah minggu dalam 1 tahun Jumlah hari kerja dalam seminggu

Jumlah hari kerja yang mungkin dalam 1 tahun

A 52 6 312

B 52 5 260

C 52 7 365

3. Menetapkan Komponen Beban Kerja

Komponen-komponen beban kerja dibagi menjadi tiga kelomok:

a. Kegiatan pelayanan kesehatan utama yang dilaksanakan oleh semua anggota kategori tenaga kesehatan tersebut. Ada catatan statistik untuk kegiatan-kegiatan ini.

b. Kegiatan penunjang penting yang dilakukan oleh semua anggota kategori tenaga kesehatan tersebut. Tidak ada catatan statistik untuk kegiatan-kegiatan ini.

c. Kegiatan lain yang dikerjakan oleh anggota-anggota tertentu (bukan semua) dalam kategori tenaga kesehatan ini. Tidak ada catatan statistik untuk kegiatan-kegiatan ini.[10]

(46)

xlvii

Standar kegiatan adalah waktu yang dibutuhkan oleh seseorang pekerja yang terdidik dan terlatih dengan baik, terampil dan berdedikasi untuk melaksanakan suatu kegiatan sesuai dengan standar profesional dalam keadaan setempat (Indonesia dan provinsi/daerah). Ada dua jenis standar kegiatan yang berbeda, yaitu:

a. Standar Pelayanan

Standar pelayanan diukur sebagai waktu rata-rata yang dibutuhkan seorang tenaga kesehatan untuk melaksanakan kegiatan tersebut dan tersedia catatan statistik tahunannya. Dalam menetapkan Standar Pelayanan, perhitungan waktunya dimulai dari saat suatu kegiatan mulai dilaksanakan hingga kegiatan yang sama berikutnya dimulai.

b. Standar Kelonggaran

Standar kelonggaran adalah untuk kegiatan-kegiatan dimana tidak dilakukan pencatatan statistik tahunan secara teratur. Standar Kelonggaran ditulis sebagai persentase dari waktu kerja atau waktu kerja sesungguhnya dan dibagi kegiatan penunjang dapat dinyatakan sebagai “empat belas persen dari waktu kerja” atau sebagai “satu jam setiap hari kerja” (dimana rata-rata waktu kerja harian adalah 7,2 jam).[12]

5. Menyusun Beban Kerja Standar

Beban Kerja Standar adalah banyaknya kerja (dalam satu kegiatan pelayanan utama) yang dapat dilakukan oleh seorang tenaga kesehatan dalam setahun.Beban kerja standar ditetapkan untuk semua kegiatan pelayanan kesehatan yang utama dan mengasumsikan bahwa tenaga

(47)

xlviii

kesehatan tersebut hanya mengerjakan kegiatan yang sedang dibuatkan Beban Kerja Standarnya selama setahun itu.Didunia nyata, para tenaga kesehatan tentunya melaksanakan berbagai macam kegiatan sepanjang hari atau tahun kerja. Rumus perhitungan standar beban kerja dibagi menjadi 2 yaitu:[10]

Apabila Standar Pelayanan dinyatakan dalam unit waktu:

Apabila Standar Pelayanan dinyatakan dalam kecepatan kerja:

6. Menghitung Faktor-Faktor Kelonggaran

Tenaga kesehatan juga diwajibkan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan penting lainnya yang datanya tidak direkam dalam statistik tahunan. Waktu yang dihabiskan oleh semua atau beberapa tenaga kesehatan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan ini akan digunakan untuk menghitung jumlah keseluruhan ternaga kesehatan yang dibutuhkan dalam langkah berikutnya dan metode WISN dengan mengubah Standar Kelonggaran yang telah ditetapkan sebelumnya menjadi Faktor-Faktor Kelonggaran kategori atau individu.

Faktor Kelonggaran Kategori digunakan sebagai pengali dalam penentuan jumlah keseluruhan tenaga kesehatan yang dibutuhkan pada langkah WISN berikutnya. FKK dihitung dengan cara sebagai berikut:

a. Ubahlah Standar Kelonggaran Kategori dari setiap kegiatan penunjang yang penting menjadi persentase waktu kerja

Beban Kerja Standar = WKT setahun x kecepatan kerja

(48)

xlix

b. Jumlahkan semua Standar Kelonggaran kategori tersebut

c. Gunakan rumus matematik dibawah ini untuk mendapatkan FKK dari jumlah persentase diatas

Faktor Kelonggaran Individu memperhitungkan waktu kerja yang digunakan untuk kegiatan-kegiatan tambahan.FKI menghitung beberapa petugas yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan-kegiatan ini secara “setara purna waktu” (whole time equivalent, WTE).FKI baru ditambahkan dalam perhitungan akhir dari keseluruhan kebutuhan staf.

Perhitungannya sebagai berikut:

a. Kalikan masing-masing Standar Kelonggaran Individu dengan jumlah orang yang melakukan kegiatan tersebut

b. Jumlahkan semua hasil yang diperoleh diatas

c. Bagilah hasil tersebut dengan Waktu Kerja Tersedia (WKT)[10]

7. Menentukan Kebutuhan Staf Berdasarkan WISN

Untuk menentukan kebutuhan total staf untuk tiga jenis kegiatan yang berbeda diperlukan data berikut:

a. Kegiatan Pelayanan Utama : Bagilah beban kerja setahun dari setiap kegiatan dengan Beban Kerja Standar yang bersangkutan. Anda akan mendapatkan jumlah tenaga kesehatan yang dibutuhkan untuk kegiatan tersebut. Jumlahkan semua kebutuhan bagi setiap kegiatan untuk

FKI = 1 dibagi dengan { 1 dikurangi (Total FKI yang dibagi 100 )} FKK = 1 dibagi dengan { 1 dikurangi ( Total SKK yang dibagi 100 ) }

(49)

l

mendapatkan jumlah total kebutuhan staf untuk semua kegiatan pelayanan utama.

b. Kegiatan penunjang penting yang dilakukan setiap orang : Kalikan kebutuhan staf bagi kegiatan-kegiatan pelayanan utama dengan Faktor Kelonggaran Kategori. Anda akan memperoleh jumlah tenaga kesehatan yang dibutuhkan bagi semua kegiatan pelayanan utama dari penunjang penting.

c. Kegiatan tambahan beberapa anggota staf : Tambahkan Faktor Kelonggaran Individu (FKI) kepada kebutuhan staf diatas. Anda memperoleh jumlah total kebutuhan staf berdasarkan WISN. Disini telah ikut diperhitungkan keseluruhan staf yang dibutuhkan untuk melaksanakan ketiga jenis kegiatan.[12]

H. Analisa Deret Berkala (Time Series Data / Trend Data)

Analisa deret berkala (Time Series Data / Trend Data) merupakan suatu metode analisa yang ditunjukan untuk melakukan suatu estimasi maupun peramalan pada masa mendatang. Dalam analisa time series dapat digolongkan menjadi analisa jangka pendek dan panjang.Apabila analisa yang dipakai jangka pendek maka ada kecenderungan model analisanya merupakan analisa time series sedangkan analisa jangka panjang analisa garis linier.

Dalam analisa deret berkala, metode yang paling sering digunakan untuk menentukan persamaan trend adalah metode kuadrat terkecil (least square). Metode ini ditujukan agar jumlah kuadrat dari semua variasi antara

(50)

li

variabel X dan Y yang masing-masing memiliki koordinat sendiri-sendiri akan berjumlah seminim mungkin, sehingga akan diperoleh suatu persamaan garis tren yang lebih akurat dibandingkan dengan metode sebelumnya. Persamaan garis yang kita cari berbentuk y = a + b X, dimana:

Y : nilai tren yang akan dihitung

a : nilai tren pada tahun dasar terntentu b : besarnya pertambahan tren per tahun

x : unit tahun yang dihitung berdasarkan dari periode tahun dasar tertentu

n : jumlah data

Pendekatan dengan metode lain dapat pula digunakan, yaitu apabila tahun dasar yang digunakan terhadap data time series yang ada terletak di tengah-tengah, sehingga menghasilkan X = 0, maka diperoleh:[9]

∑Y = 𝑛 𝑎 + 𝑏 ∑X => ∑𝑌 = 𝑛 𝑎 + 𝑏(0) => 𝑎∑Y 𝑛

∑XY = a ∑X + b∑X2=> ∑𝑋𝑌 = 𝑎(0) + b∑X2 => 𝑏 =∑XY ∑X2

(51)

lii I. Kerangka Teori Gambar 2.1 Kerangka Teori Kapasitas Kerja : - Umur - Jenis Kelamin - Pendidikan - Lama Kerja - Pengalaman - Anthropometri

- Status Kesehatan dan Nutrisi

- Kesegaran Jasmani - Kemampuan Kerja Fisik

Standar Bebab Kerja per Tahun :

- Jam Kerja per Tahun - Waktu kerja per

kegiatan

- Standar kelonggaran Kuantitas Kegiatan Pokok per

tahun :

- Deskripsi Pekerjaan - Volume Kegiatan

- Jumlah Hari Kerja per Tahun

(52)

liii J. Kerangka Konsep Gambar 2.2 Kerangka Konsep Kapasitas Kerja : - Pendidikan - Lama kerja - Umur - Jenis kelamin

Kuantitas Kegiatan Pokok per Tahun : - Deskripsi pekerjaan

- Volume kegiatan

- Jumlah hari kerja per tahun

Standar Beban Kerja per Tahun : - Jam kerja per tahun

- Waktu kerja per kagiatan - standar kelenggaran

Kebutuhan Tenaga Kerja di Bagian Filling Rawat jalan berdasarkan teori

(53)

liv

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang menguraikan hasil pengamatan yang dikelompokkan sesuai dengan tujuan penelitian untuk dibandingkan dengan teori, sehingga dapat diambil kesimpulan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi dan wawancara dengan melakukan pengukuran dan perhitungan data secara langsung.

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan secara cross sectional yaitu suatu data yang diperoleh pada suatu saat atau periode tertentu.

B. Variabel Penelitian 1. Kapasitas Kerja a. Pendidikan b. Umur c. Lama Kerja d. Jenis Kelamin 2. Standar beban kerja

(54)

lv b. Waktu kerja per kegiatan c. Standar kelonggaran

3. kuantitas kegiatan pokok pertahun

a. Deskripsi pekerjaan b. Volume kerja

c. Jumlah hari kerja pertahun 4. Kebutuhan Tenaga Kerja

C. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi operasional

1 Kapasitas kerja

a. Pendidikan

b.Lama Kerja

c.Umur

Kapasitas kerja : kemampuan kerja seorang tenaga kerja

Pendidikan terakhir yang telah ditempuh oleh seorang tenaga kerja

Lama kerja adalah berapa lama seseorang bekerja dihitung dari mulai kerja sampai saat ini.

Berapa lama seseorang hidup dalam satu tahun dihitung dari lahir sampai hari ini.

(55)

lvi

d.Jenis Kelamin Jenis kelamin yaitu yang membedakan seseorang secara biologis, yaitu laki – laki dan perempuan

2. Kuantita Kegiatan pokok per Tahun

a.Waktu kerja per kagiatan

b.PFD

c.Deskripsi kegiatan

c.Hari kerja efektif pertahun

Kuantitas kegiatan pokok pertahun adalah hari kerja efektif dalam satu tahun dikali dengan jumlah kerja perhari

Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu kegiatan

Waktu longgar yang diberikan untuk kebutuhan pribadi dari responden

Kegiatan yang dilakukan oleh petugas filing

Jumlah hari kerja petugas selama satu tahun dikurangu cuti, pendidikan, pelatihan, libur nasional dan ketidakhadiran

3. Kuantitas kegiatan pokok pertahun

a.Volume kegiatan b.Hari kerja efektif

Kuantitas kegiatan pokok pertahun adalah hari kerja efektif dalam satu tahun dikali dengan jumlah kerja perhari

Beban kerja petugas filing rawat jalan

Jumlah hari kerja petugas selama satu tahun dikurangi cuti, pendidikan, pelatihan, libur nasional dan ketidakhadiran

(56)

lvii

kerja dibagi standar beban kerja ditambah standar kelonggaran yang didapatkan dari data-data primer dan sekunder

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah seluruh objek peneliti yang diteliti. Populasi yang digunakan oleh peneliti adalah petugas filing rawat jalan yang berjumlah 8 orang dan jumlah kunjungan pasien pada tahun 2014 sebanyak 111.681 pasien.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan sebagai responden dalam melakukan penelitian.Pada penelitian ini peneliti menjadikan seluruh populasi petugas filing rawat jalan sebagai sampel, karena jumlah populasi kurang dari jumlah minimal untuk dijadikan sampel sampel.Maka sampel dapat dihitung dengan cara sebagai berikut : n = 𝑁 1+𝑁 (𝑑)2 n = 111.681 1+111.681(0.1)2 = 111.681 1117,81 = 99,91atau 100 DRM Keterangan :

(57)

lviii n = jumlah sampel

N =jumlah populasi

d2 =tingkat penyimpangan yang digunakan 10% (0,1).

Jadi untuk mengetahui penelitaian

Dari perhitungan diatas ditemukan bahwa dari 111.681 DRM peneliti menggunakan 99,91 atau 100 DRM sebagai sampel dalam penelitian ini. Mengetahui jumlah sampel petugas filing rawat jalan, maka sampel dibagi populasi:

= 100 8

= 12, 5 atau 12 DRM

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Pedoman Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data dengan melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi penelitian yang akan diamati yaitu pelayanan di filing rawat jalan.

2. Pedoman Wawancara

Wawancara adalah suatu metode yang dipengaruhi untuk mengumpulkan data dimana penelitian mendapatkan keterangan atau

(58)

lix

informasi secara lisan dari seseorang sasaran penelitian (responden), atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face).Jadi data tersebut diperoleh langsung dari responden melalui suatu pertemuan atau percakapan.Wawancara sebagai pembantu utama dari metode observasi.Gejala-gejala sosial yang tidak dapat terlihat atau diperoleh melalui observasi dapat digali dari wawancara.[13]

Wawancara akan dilakukan kepada petugas filing rawat jalan RSI Sultan Agung Semarang.

3. Stop Watch

Stop Watch digunakan untuk menghitung lamanya petugas menyelesaikan pekerjaannya.

4. Alat-alat Mekanik

Kalkulator untuk menghitung beban kerja.

F. Teknik Pengambilan Data dan Penelitian

1. Jenis Data a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh peneliti melalui pengamatan langsung (observasi) terhadap kegiatan yang dilakukan petugasfiling rawat jalandi RSI Sultan Agung Semarang. Kegiatan petugas filing rawat jalan yang akan diamati yaitu waktu yang dipergunakan petugas untuk menyelesaikan masing-masing kegiatan sesuai tugas pokok dan fungsinya. Hasil dari pengumpulan data akan diolah menjadi

(59)

rata-lx

rata waktu kerja yang diperlukan oleh petugas untuk menyelesaikan masing-masing kegiatan.

b. Data Sekunder

Sedangkan data sekunder adalah data yang telah ada dari suatu instansi terkait.Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh dari unit rekam medis RSI Sultan Agung Semarang.Data yang dibutuhkan yaitu jumlah kunjungan, jumlah hari kerja, cuti kerja waktu diklat, ketidakhadiran kerja, dan hari libur tahun 2014. Data sekunder tersebut akan dipergunakan untuk menghitung waktu kerja tersedia dalam rumus Workload Indicators of Staffing Needs (WISN).

2. Langkah – langkah Pengumpulan Data

a. Mempersiapkan peralatan, materi serta konsep untuk melancarkan pengambilan data.

b. Melakukan penelitian di bagian filingRSI Sultan Agung Semarang. c. Melakukan pengumpulan data.

d. Melakukan pengecekan data.

e. Mengolah data dengan cara menghitung kapasitas kerja petugas, standart beban kerja dan kuantitas kegiatan.

f. Menganalisis hasil dari data yang telah diolah sebelumnya. g. Menyusun laporan penelitian.

G. Langkah-langkah Perhitungan Beban Kerja

(60)

lxi

2. Melakukan pengambilan data / penelitian untuk menghitung waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan satu rangkaian pekerjaan di bagian filing rawat jalan.

3. Menghitung jumlah hari kerja tidak efektif berdasarkan kebijakan rumah sakit untuk menentukan hari kerja efektif selama setahun.

4. Menghitung jumlah jam kerja per tahun dengan mengalikan jumlah hari kerja efektif selama setahun dengan jumlah jam kerja per hari.

5. Menghitung waktu kerja per kegiatan yaitu waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.

6. Menghitung PFD (personal, Fatdue, and Delay), PFD yaitukelonggaran waktu untuk kebutuhan personal untuk melepas lelah dan untuk keterlambatan.

7. Menghitung volume kegiatan per hari yaitu berapa sering / banyak kegiatan yang dilakukan petugas tersebut.

8. Menghitung kuantitas kegiatan pokok per tahun, kegiatan dibagian filing perhari sesuai dengan SOP.

9. Menghitung beban kerja dengan WISN

Rumus menghitung kebutuhan tenaga menggunakan WISN:

Kebutuhan tenaga kerja =Kuantitas Kegiatan Pokok Standar Beban Kerja

Rumus kuantitas kegiatan pokok, standar beban kerja dan standar kelonggaran adalah sebagai berikut :

a. Menyusun standar beban kerja Adapun rumus standar beban kerja :

(61)

lxii

Standar beban kerja =jumlah waktu kerja tersedia x 60 menit jumlah waktu per kegiatan

b. Menentapkan kuantitas kegiatan

Adapun rumus kuantitas per tahun = volume kegiatan x hari kerja c. Standar kelonggaran

Standar kelonggaran =rata − rata waktu per faktor kelonggaran waktu kerja tersendiri

d. Waktu kerja tersedia

Waktu kerja tersedia = {K – (L+M+P)} x R Keterangan:

K = hari kerja P = personal, ijin, sakit, diklat L = libur nasional R = jam kerja dalam satu hari

M = cuti tahunan

H. Pengolahan Data Penelitian

1. Editing

Merupakanproses koreksi kelengkapan data yang diperoleh dalam formulir pencatatan kegiatan petugas sehingga menghasilkan data yang cukup diolah menjadi informasi.

2. Tabulasi

Merupakanpengelompokkan data dari macam-macam uraian kegiatan petugas filing RSI Sultan Agung Semarang pada tahun 2015.

(62)

lxiii

Dalam penelitian ini analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yaitu analisis hasil penelitian berdasarkan teori yang telah dikemukakan pada tinjauan pustaka, sehingga diperoleh satu gambaran yang jelas mengenai kebutuhan tenaga kerja berdasarkan teori WISN.

(63)

lxiv

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Rumah Sakit

1. Sejarah Singkat Rumah Sakit

Rumah Sakit Islam Sultan Agung pada awal berdirinya merupakan Health Centre yang pada perkembangan selanjutnya ditingkatkan menjadi Rumah Sakit, yaitu Rumah Sakit Sultan Agung atau Medical Centre Sultan Agung pada tanggal 23 Oktober 1975. Tahun 2002 dengan makin tingginya tingkat kepercayaan umat, RSI Sultan Agung Semarang melakukan perbaikan disegala segi baik dari segi fisik Rumah Sakit maupun pelayanan yang diberikan. Dengan tujuan untuk memberikan yang terbaik untuk masyarakat pengguna.

Kegiatan pelayanan mulai dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 1971, adapun pelayanannya meliputi poliklinik umum, poliklinik KIA dan KB. Rumah Sakit Islam Sultan Agung terletak di Jl. Raya Kaligawe Km.4 yang berdekatan dengan terminal Terboyo dan pusat pertumbuhan industri ( LIK dan Terboyo Industrial Park ), dibangun pada tahun 1970 dan pada tahun 1971, kemudian diresmikan sebagai Rumah Sakit Umum pada tanggal 23 Oktober 1973 dengan SK dari Menteri kesehatan nomor I 024/Yan Kes/I.O.75 tertanggal 23 Oktober 1975 diresmikian sebagai Rumah Sakit Tipe B, serta sebagai Rumah Sakit Utama

(64)

lxv

Pendidikan Fakultas Kedokteran Unissula dan telah terakreditasi Paripurna, RSI Sultan Agung juga memperoleh predikat sebagai Rumah Sakit Pendidikan dan merupakan tempat mendidik calon dokter umum mahasiswa Fakultas Kedokteran Unissula. Hal ini berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan No HK.03.05/III/1299/11 tertanggal 1 Mei 2011.Dan pada tanggal 16 – 18 juli 2014 telah melaksanakan akreditasi KARS versi 2012, dengan hasil yang memuaskan yaitu PARIPURNA.

Dengan berbekal motto "mencintai Allah dan menyayangi sesama" RSI SULTAN AGUNG menorehkan banyak pengabdian untuk masyarakat . Motto tersebut juga melandasi RSI SA untuk jauh lebih berkembang menuju sesuatu yang lebih baik.Baik perubahan secara fisik (perkembangan rumah sakit) dan perubahan yang lebih diarahkan kepada pembangunan spiritual.

2. Visi, Misi, Moto, Makna dan Nilai Kerja

a. Visi

Rumah Sakit Islam terkemuka dalam pelayanan kesehatan, pendidikan dan pembangunan peradaban Islam menuju masyarakat sehat sejahtera yang dirahmati Allah.

b. Misi

1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang selmat menyelamatkan dijiwai semangat mencintai.

(65)

lxvi 2) M

3) enyelenggarakan pelayanan pendidikan dalam rangka membangun generasi khaira ummah.

4) Membangun peradaban Islam menuju masyarakat sehat yang dirahmati Allah.

c. Moto

“Mencintai Allah Menyayangi Sesama” d. Makna Kerja ( Meaning )

Berkhidmat menyelamatkan manusia e. Nilai Kerja

Integritas, Profesional, Kasih sayang, Kerjasama, Inovatif

3. Fasilitas Pelayanan Rumah Sakit

a. Rawat Jalan

1) Poliklinik spesialis anak

2) Poliklinik spesialis kebidanan dan kandungan

3) Poliklinik spesialis bedah (urologi, degistif, orthopedic, onkologi, bedah syaraf, bedah thorax)

4) Poliklinik spesialis penyakit dalam 5) Poliklinik spesialis kulit dan kelamin 6) Poliklinik spesialis syaraf

7) Poliklinik spesialis mata 8) Poliklinik spesialis THT

(66)

lxvii 9) Poliklinik spesialis jiwa

10) Poliklinik spesialis gigi dan mulut 11) Poliklinik umum

12) Hemodialisa 13) Poli Gakin b. Rawat Inap

1) Ruang Firdaus = VVIP dan VIP 2) Ruang Adn = VIP dan Kelas I 3) Ruang Naim = Kelas I dan Kelas II 4) Ruang Ma’wa = Kelas I dan Kelas II 5) Ruang Darrussalam = Kelas I dan Kelas II 6) Ruang B. Ma’ruf = VIP A dan VIP B 7) Ruang B. Syifa = VIP dan Kelas I 8) Ruang B. Athfal = Kelas I, II dan III 9) Ruang B. Nisa 1 = Kelas I, II dan III 10) Ruang B. Nisa 2 = Kelas I, II dan III 11) Ruang B. Izzah 1 = Kelas II dan Kelas III 12) Ruang B. Izzah 2 = Kelas II dan Kelas III 13) Ruang B. Salam 1 = Kelas II dan Kelas III 14) Ruang B. Slalam 2 = Kelas II dan Kelas III c. Instalasi Gawat Darurat ( IGD )

(67)

lxviii

Pelayanan yang diberikan berdasarkan kegawat daruratan pasien dilayani oleh tenaga-tenaga professional.Dapat dilakukan observasi di ruang IGD.Konsultasi dokter spesialis selama 24 jam. d. Unit Penunjang 1) Radiologi a) Radiologi b) USG c) Mobile x ray d) CT scan e) USG 4D

f) Cath Lab Jantung 2) Laboratorium a) Hematologi b) Kimia klinik c) Bakteriologi d) Parasitologi e) Serologi f) Urinanalisa g) Narkoba h) Tes HIV i) Patologi anatomi j) Bank darah

(68)

lxix

B. Identifikasi tugas pokok dan fungsi filing rawat jalan

Bagianfiling rawat jalan RSI Sultan Agung Semarang terletak di lantai paling bawah biasa disebut sebagai basement yaitu di ruang rekam medis. Petugas filing berjumlah 8 orang, yang terbagi dalam tiga shift kerja yaitu shift pagi dimulai dari jam 06.00-13.00 dan 07.00-14.00, shift siang jam 09.00-16.00 dan shift sore jam 14.00-21.00. Setiap petugas filing rawat jalan RSI sultan Agung semarang memiliki tugas sama yaitu mengambilkan DRM untuk pasien lama di filing serta membuatkan DRM baru untuk pasien baru, menyisipkan tracer di depan DRM yang akan di ambilkan di filing, merakit atau menata formulir – formulir yang dibutuhkan di rawat jalan, mendistribusikan DRM sesuai dengan poliklink yang dituju, dan menyimpan DRM ke filing.

1. Kapasitas Kerja

Petugas filing rawat jalan di RSI Sultan Agung Semarang memiliki karakteristik sebagai berikut:

Tabel 4.1 Karakteristik Petugas Petugas Karakteristik Petugas Umur (tahun) Pendidikan Jenis Kelamin (tahun) Lama Kerja

(69)

lxx

Petugas B 45 Tahun SMA Laki - Laki 23 Tahun

Petugas C 48 Tahun SMA Perempuan 23 Tahun

Petugas D 35 Tahun SMA Laki - Laki 4 Tahun

Petugas E 25 Tahun SMA Laki - Laki 1 Tahun

Petugas F 26 Tahun SMA Laki – Laki 4 Tahun

Petugas G 23 Tahun SMA Laki – Laki 5 Tahun

Petugas H 21 Thaun SMA Laki - Laki 3 Tahun

Sumber : Data Primer

Dari tabel 4.1 diatas dapat dilihat petugas filing rawat jalan memiliki delapan petugas yaitu petugas A dengan jenis kelamin laki-laki, umur 51 tahun, dengan pendidikan terakhir SMA dan lama kerja 29 tahun.Petugas B dengan jenis kelamin laki-laki, usia 45 tahun, pendidikan terakhir SMA, dan lama kerja selama 23 tahun. Petugas C dengan jenis kelamin perempuan, usia 48 tahun, pendidikan terakhir SMA, dan lama kerja selama 23 tahun. Petugas D dengan jenis kelamin laki-laki, usia 35 tahun, pendidikan terakhir SMA dan lama kerja selama 4 tahun. Petugas E dengan jenis kelamin laki-laki, usia 25 tahun, pendidikan terakhir SMA, dan lama kerja selama 1 tahun. Petugas F dengan jenis kelamin laki-laki, usia 26 tahun, pendidikan terakhir SMA dan lama kerja selama 4 tahun. Petugas G dengan jenis kelamin laki-laki, usia 23 tahun, pendidikan terakhir SMA, dan lama kerja selama 5 tahun. Sedangkan petugas H dengan jenis kelamin laki-laki, usia 21 tahun, pendidikan terakgir SMA , dan lama kerja 3 tahun. Dari tabel 4.1 diatas untuk lama kerja tiap masing-masing petugas tersebut diperoleh dari

(70)

lxxi

awal petugas filing menjabat hingga saat ini. Dalam petugas filing ini hanya terdapat satu petugas perempuan di bagian ini.

C. Hasil perhitungan dan Analisa Beban Kerja dengan menggunakan metode WISN

a. Hari dan jam kerja efektif per tahun

Pekerjaan di bagian filing adalah mengembilkan DRM, merakit atau menata formuli-formulir yang dibutuhkan dibagian rawat jalan, mendistribusikan DRM dan mengembalikan DRM ke filing .

Jam kerja efektif petugas filing rawat jalan dalam satu tahun adalah :

Jumlah hari kerja dalam 1 tahun = 7 hari = 365 (K)

Hari libur nasional = 15 hari (L)

Cuti bersama (tahunan) =15 hari (M)

Personal (ketidakhadiran) petugas :

Petugas A= 0 hari/tahun (P)

Petugas B= 0 hari/tahun

Petugas C= 0 hari/tahun

Petugas D= 0 hari/tahun

(71)

lxxii

Petugas F= 0 hari/tahun

Petugas G= 0 hari/tahun

Waktu kerja = 7 jam (R)

b. Waktu Kerja Tersedia 1. Petugas A

Rumus hari tersedia :

K-(M+L+P) =365 – (15+15+0) = 335 hari Rumus waktu tersedia :

[K-(L+M+P]xR =[365-(15+15+0)]x7 = 2345 jam

(72)

lxxiii 2. Petugas B

Rumus hari tersedia :

K-(M+L+P) =365 – (15+15+0) = 335 hari Rumus waktu tersedia :

[K-(L+M+P]xR =[365-(15+15+0)]x7 = 2345 jam

[K-(L+M+P)xR]x60 = [365-(15+15+0)x7]x60 = 140.700 menit 3. Petugas C

Rumus hari tersedia :

K-(M+L+P) =365 – (15+15+0) = 335 hari Rumus waktu tersedia :

[K-(L+M+P]xR =[365-(15+15+0)]x7 = 2345 jam

[K-(L+M+P)xR]x60 = [365-(15+15+0)x7]x60 = 140.700 menit 4. Petugas D

Rumus hari tersedia :

K-(M+L+P) =365 – (15+15+0) = 335 hari Rumus waktu tersedia :

[K-(L+M+P]xR =[365-(15+15+0)]x7 = 2345 jam

[K-(L+M+P)xR]x60 = [365-(15+15+0)x7]x60 = 140.700 menit 5. Petugas E

Rumus hari tersedia :

K-(M+L+P) =365 – (15+15+0) = 335 hari Rumus waktu tersedia

(73)

lxxiv

[K-(L+M+P)xR]x60 = [365-(15+15+0)x7]x60 = 140.700 menit

6. Petugas F

Rumus hari tersedia :

K-(M+L+P) =365 – (15+15+0) = 335 hari Rumus waktu tersedia :

[K-(L+M+P]xR =[365-(15+15+0)]x7 = 2345 jam

[K-(L+M+P)xR]x60 = [365-(15+15+0)x7]x60 = 140.700 menit 7. Petugas G

Rumus hari tersedia :

K-(M+L+P) =365 – (15+15+0) = 335 hari Rumus waktu tersedia :

[K-(L+M+P]xR =[365-(15+15+0)]x7 = 2345 jam

[K-(L+M+P)xR]x60 = [365-(15+15+0)x7]x60 = 140.700 menit 8. Petugas H

Rumus hari tersedia :

K-(M+L+P) =365 – (15+15+0) = 335 hari Rumus waktu tersedia :

[K-(L+M+P]xR =[365-(15+15+0)]x7 = 2345 jam

[K-(L+M+P)xR]x60 = [365-(15+15+0)x7]x60 = 140.700 menit

c. Kuantitas Kegiatan Pokok Per Tahun

(74)

lxxv

Digunakan untuk menentukan prediksi jumlah DRM filing Rawat Jalan pada tahun 2014 yang merupakan beban kerja petugas .

(75)

lxxvi

Tabel 4.2

Jumlah Pasien Rawat Jalan

Tahun Jumlah kunjungan

2010 87.384

2011 101.442

2012 109.957

2013 117.507

2014 111.681

Sumber : Data Sekunder

Tabel 4.3

Perhitungan trend dengan menggunkan metode kuadrat terkecil

Tahun Y X XY X2 2010 87.384 -2 -174.768 4 2011 101.442 -1 -101.442 1 2012 109.957 0 0 0 2013 117.746 1 117.746 1 2014 111.681 2 223.362 4 528.210 0 64.898 10

Gambar

Tabel 1.1  Keaslian Penelitian
Tabel 3.1  Definisi Operasional
Tabel 4.1  Karakteristik Petugas  Petugas   Karakteristik Petugas  Umur  (tahun)  Pendidikan       Jenis  Kelamin (tahun)  Lama Kerja
TABEL JUMLAH KUNJUNGAN PASIEN RAWAT JALAN RSI SULTAN AGUNG  SEMARANG TAHUN 2010 – 2015  NO   TAHUN  JUMLAH KUNJUNGAN  LAMA  BARU  1  2010  65.977  21.407  2  2011  77.725  23.717  3  2012  84.594  25.363  4  2013  72.418  45.746  5  2014  70.547  41.134

Referensi

Dokumen terkait

koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang reformasi birokrasi, akuntabilitas aparatur danf. pengawasan, kelembagaan dan tata laksana,

Sistem pendidikan nasional memberi kesempatan belajar yang seluas-luasnya kepada setiap warga negara, oleh karena itu dalam penerimaan seseorang sebagai peserta

c. Hati orang zuhud dipenuhi dengan kecintaan kepada Allah, namun masih memiliki kecintaan kepada dunia. Cinta kepada Allah dan cinta kepada dunia tersebut ibarat air dan udara

Selain itu, pengembangan penyuluhan pertanian sebaiknya terintegrasi dengan program pemerintah lainnya yang telah ditetapkan, seperti pada Rakeppres Rencana Tata

manual dengan menggunakan Pengendali Jarak Jauh yang disediakan bersama dengan perangkat. Silakan hubungi distributor HeartSine resmi Anda untuk mengetahui daftar aksesori

Computer dapat digunakan, begitu pula halnya dengan kalkulator dapat juga digunakan tetapi hanya sebagai alat Bantu perhitungan saja, bukan sebagai simulator (

Untuk dapat melakukan pemetaan multi risiko bencana banjir dan tanah longsor dengan baik, maka keberadaan perangkat lunak (software) berbasis sistem informasi geografis

Karyawan merupakan salah satu sumber daya yang penting di setiap perusahaan, sehingga dalam memilih calon karyawan, pihak perusahaan benar-benar memperhatikan