RENCANA STRATEGIS
DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI LOGAM MESIN
ALAT TRANSPORTASI DAN ELEKTRONIKA
TAHUN 2015 - 2019
DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI LOGAM MESIN ALAT
TRANSPORTASI DAN ELEKTRONIKA
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
2015
KEPUTUSAN
DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI LOGAM MESIN ALAT TRANSPORTASI DAN ELEKTRONIKA
NOMOR : 322/ILMATE/KEP/12/2015 T E N T A N G
RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI LOGAM MESIN ALAT TRANSPORTASI DAN ELEKTRONIKA 2015 - 2019
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI LOGAM MESIN ALAT TRANSPORTASI DAN ELEKTRONIKA
Menimbang
Mengingat :
:
a. bahwa dalam rangka pelaksanaan pasal 19 ayat (2) Undang –
undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Pasal 17 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 40 tahun 2006 tentang Tata cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional, Pasal 3 Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2015 tentang rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional 2015 – 2019, dan Pasal 4 Peraturan Menteri
Perindustrian Nomor 31.1/M-IND/PER/3/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Perindustrian, perlu disusun Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika 2015 – 2019;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu dikeluarkan Peraturan Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika tentang Rencana Strategis Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika 2015 - 2019;
1. Undang – undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
2. Undang – undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421)
3. Undang – undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
Menetapkan
:
4. Undang – undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian
(Lembaran Negara republik Indonesia tahun 2014 Nomor 4);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana
Kerja Permerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4402);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 434);
7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 tahun 2009
tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2014 tentang Organisasi Kementerian Negara;
8. Peraturan Presiden Nomor 24 tahun 2010 tentang Kedudukan,
Tugas, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 135 Tahun 2014;
9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015 – 2019;
10. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 107/M-IND/PER/11/2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian;
11. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 31.1/M-IND/PER/3/2015
tentang Rencana Strategis Kementerian Perindustrian 2015 –
2019;
M E M U T US K A N :
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI LOGAM MESIN ALAT TRANSPORTASI DAN ELEKTRONIKA TENTANG RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI LOGAM MESIN ALAT TRANSPORTASI DAN ELEKTRONIKA 2015 – 2019;
Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur Jenderal ini, yang dimaksud dengan :
(1) Rencana Strategis Kementerian Perindustrian 2015 – 2019 yang
selanjutnya disebut Renstra Kementerian Perindustrian 2015 –
2019 adalah dokumen perencanaan pembangunan bidang industri untuk periode 5 (lima) tahun terhitung sejak tahun 2015 sampai dengan tahun 2019.
(2) Rencana Strategis Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika 2015 - 2019 yang selanjutnya disebut
Renstra Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Alat
Transportasi dan Elektronika 2015 - 2019 adalah dokumen perencanaan pembangunan bidang industri logam, mesin, alat transportasi dan elektronika untuk periode 5 (lima) tahun terhitung sejak tahun 2015 sampai dengan tahun 2019.
Pasal 2
Renstra Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika 2015 - 2019 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 merupakan penjabaran dari Renstra Kementerian Perindustrian 2015 – 2019, tercantum dalam Lampiran Peraturan Direktur Jenderal ini.
Pasal 3
Renstra Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika 2015 - 2019 digunakan sebagai pedoman bagi setiap Unit Kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika dalam :
a. Penyusunan Rencana Kerja Tahunan dan Rencana Kerja Anggaran;
b. Penyusunan Rencana Strategis Unit Eselon II di Lingkungan Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika;
c. Pengendalian pelaksanaan program dan kegiatan serta
pelaksanaan anggaran;
d. Pelaksanaan evaluasi Laporan Akuntablilitas Kinerja; dan
e. Penetapan indikator kinerja setiap tahun;
Pasal 4
Unit Kerja Eselon II di lingkungan Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika melakukan :
a. Penjabaran lebih lanjut Renstra Direktorat Jenderal Industri Logam
Mesin Alat Transportasi dan Elektronika 2015 – 2019 kedalam
Rencana Strategis Unit Kerja masing – masing;
b. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) Unit Kerja masing – masing kepada Direktur Jenderal
Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika setiap tahun 2015 - 2019;
c. Penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Unit Kerja masing - masing kepada Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika setiap tahun 2015 – 2019;
Pasal 5
Pengendalian terhadap pelaksanaan Renstra Direktorat Jenderal
Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika 2015 – 2019
dilakukan oleh Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika setiap tahun melalui Sekretaris Direktorat Jenderal.
Pasal 6
Dalam hal terjadi perubahan pada lingkungan strategis, Renstra Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan
Elektronika tahun 2015 – 2019 dilakukan perubahan dan/atau
penyesuaian yang ditetapkan dengan Peraturan Direktur Jenderal.
Pasal 7
Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal: 8 Desember 2015
Direktur Jenderal
ttd
I Gusti Putu Suryawirawan
Tembusan :
1. Menteri Perindustrian Republik Indonesia;
2. Para Eselon I di Lingkungan Kementerian Perindustrian;
3. Para Eselon II di Lingkungan Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika; 4. Pertinggal.
---Rencana Strategis Ditjen ILMATE Tahun 2015 -2019 i
KATA PENGANTAR
Sehubungan dengan perubahan Struktur Organisasi Kementerian Perindustrian sesuai Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015 tentang Kementerian Perindustrian, dipandang perlu dilakukan penyusunan kembali Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika periode 2015-2019.
Renstra Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi da n Elektronika dimaksudkan untuk merencanakan kontribusi yang signifikan
bagi keberhasilan pencapaian sasaran pembangunan nasional
sebagaimana diamanatkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019 (Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015), Kebijakan Industri Nasional (Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (Undang-Undang Nomor 17 tahun 2007), Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2015) serta disusun antara lain berdasarkan hasil evaluasi terhadap pelaksanaan Renstra Direktorat Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi periode 2010-2014, analisa terhadap dinamika perubahan lingkungan strategis baik tataran daerah, nasional, maupun di tataran global, serta perubahan paradigma peningkatan daya saing dan kecenderungan pengembangan industri ke depan.
Keberhasilan pelaksanaan dan terwujudnya pencapaian Visi Renstra Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika periode 2015-2019 yaitu “terwujudnya industri logam, alat transportasi, elektronika, telematika, permesinan dan alat pertahanan
sebagai industri andalan masa depan dalam mendukung
pertumbuhan ekonomi” dapat direalisasikan melalui evaluasi setiap tahun, dan untuk mengantisipasi kebutuhan serta perubahan lingkungan strategis, maka apabila diperlukan akan disempurnakan
Rencana Strategis Ditjen ILMATE Tahun 2015 -2019 ii
sesuai dengan mekanisme yang berlaku dengan tanpa mengubah visi dan misi Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika periode 2015-2019.
Target jangka menengah setiap sektor pencapaiannya akan dimonitor sehingga kelemahan dan kekuatannya dapat segera diketahui. Disamping itu renstra setiap eselon II akan direviu secara berkala.
Renstra Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika periode 2015-2019 diharapkan akan mampu meningkatkan keterpaduan, keteraturan, dan keterkendalian perencanaan program dan kegiatan dari seluruh unit kerja dilingkungan Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika dan unit kerja terkait lainnya dalam rangka mencapai kinerja yang tinggi sebagaimana yang digariskan pada indikator kinerja Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika.
Jakarta, 2015 Direktur Jenderal
Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika
ttd
Rencana Strategis Ditjen ILMATE Tahun 2015 -2019 iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTARTABEL ... iv
DAFTARGAMBAR ... v
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Kondisi Umum ... 1
1.2 Kinerja ILMATE 2011 - 2014 ... 3
1.3 Potensi dan Permasalahan ... 5
BABII VISI, MISI, DAN TUJUAN PEMBANGUNAN ILMATE ... 9
2.1 Visi Pembangunan Industri ... 9
2.2 Misi Pembangunan Industri ... 10
2.3 Tujuan ... 12
2.4 Indikator Kinerja Tujuan ... 13
2.5 Sasaran Strategis Ditjen ILMATE ... 15
2.6 Indikator Kinerja Sasaran ... 19
BABIII ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN ILMATE ... 22
3.1 Analisa SWOT Sektor ILMATE ... 22
3.2 Arah Kebijakan dan Strategi ILMATE ... 27
3.3 Fokus Pengembangan ILMATE ... 35
BABIV TARGET KINERJA DAN PENDANAAN ... 40
4.1 Target Kinerja ... 40
4.2 Kerangka Pendanaan ... 47
Rencana Strategis Ditjen ILMATE Tahun 2015 -2019 iv
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1.1. Pertumbuhan ILMATE Tahun 2011-2014 3
Tabel 1.2. Ekspor ILMATE Tahun 2011-2014 4
Tabel 1.3. Impor ILMATE Tahun 2011-2014 4
Tabel 1.4. Nilai Produksi ILMATE Tahun 2011-2014 5
Tabel 1.5. Nilai Investasi ILMATE Tahun 2011-2014 5
Tabel 2.1. Pertumbuhan ILMATE Tahun 2015 - 2019 13
Tabel 2.2. Ekspor ILMATE Tahun 2015 - 2019 14
Tabel 2.3. Impor ILMATE Tahun 2015 - 2019 14
Tabel 2.4. Nilai Produksi ILMATE Tahun 2015 - 2019 14
Tabel 2.5. Investasi ILMATE Tahun 2015 - 2019 15
Tabel 2.6. Tenaga Kerja ILMATE Tahun 2015 - 2019 15
Tabel 2.7. Indikator Kinerja Utama Ditjen ILMATE 20
Tabel 3.1. Rencana Aksi Ditjen ILMATE 28
Tabel 4.1. Sasaran dan Indikator Kinerja Program Penumbuhan Dan Pengembangan Industri Alat Transportasi, Mesin, Elektronika dan Alat Pertahanan Tahun 2015 – 2019.
40
Tabel 4.2. Program Quickwin Kampanye Sistematis dan Kreatif untuk Menumbuhkan Apresiasi Terhadap Kegiatan Industri Dalam Negeri
44
Tabel 4.3. Program Quickwin Penguatan struktur industri melalui keterkaitan antara industri hulu (dasar), industri intermediate dan industri hilir (light)
44
Tabel 4.4. Kebutuhan Pendanaan Program Quickwin
Kementerian Perindustrian Tahun 2015 – 2019 47
Tabel 4.5. Kebutuhan Pendanaan Program Kementerian
Perindustrian Tahun 2015 – 2019
Rencana Strategis Ditjen ILMATE Tahun 2015 -2019 v
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1. Peta Strategi Ditjen ILMATE 9
Gambar 3.1. Target Pengembangan Industri Otomotif 35
Gambar 3.2. Target Pengembangan Industri Perkapalan 36
Gambar 3.3. Target Pengembangan Industri Elektonika dan
Telematika
38
Gambar 3.4. Target Pengembangan Industri Permesinan dan
Alat Mesin Pertanian
39
Rencana Strategis Ditjen ILMATE Tahun 2015 -2019 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. KONDISI UMUM
Perkembangan Ekonomi Indonesia jika dilihat dari kebijakan makro ekonomi Pemerintah baik dari sudut kebijakan fiskal maupun moneter, dapat terlihat bahwa sektor industri memegang peranan
strategis dalam upaya mencapai sasaran pembangunan.
Pembangunan sektor industri menjadi sangat penting karena kontribusinya terhadap pencapaian sasaran pembangunan ekonomi nasional, terutama dalam pembentukan PDB sangat besar. Industri juga dapat membuka peluang untuk menciptakan dan memperluas lapangan pekerjaan, yang berarti meningkatkan kesejahteraan serta mengurangi kemiskinan. Peran strategis dalam pembangunan ekonomi nasional tersebut tercermin dari dampak kegiatan ekonomi sektor riil bidang industri dalam komponen konsumsi maupun investasi. Dari hal ini sektor industri berperan sebagai pemicu kegiatan ekonomi lain yang berdampak ekspansif atau meluas ke berbagai sektor jasa keteknikan, penyediaan bahan baku,
transportasi, distribusi atau perdagangan, pariwisata dan
sebagainya. Sedangkan dampak selanjutnya adalah peningkatan penerimaan negara dari pertumbuhan sektor industri khususnya dan pertumbuhan ekonomi pada umumnya, memperkuat neraca pembayaran atau cadangan devisa.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2015 – 2019 telah menetapkan target-target pertumbuhan ekonomi
yang harus menjadi sasaran bersama, di antaranya pertumbuhan ekonomi sebesar rata-rata 5,8%-8,0% pada periode 2015-2019 yang harus ditunjang oleh pertumbuhan industri sebesar 6% - 8,6% pada periode 2015-2019. Dalam mencapai sasaran ini, bagi Kementerian Perindustrian sebagai instansi yang bertugas dan bertanggung jawab
Rencana Strategis Ditjen ILMATE Tahun 2015 -2019 2
dalam pengembangan sektor industri, maupun industri sebagai pelaku usaha terdapat berbagai faktor yang berpengaruh, baik yang terkendali (controllable) maupun yang tak terkendali (uncontrollable). Faktor-faktor yang tidak terkendali misalnya bencana alam, tinggi serta berfluktuasinya harga minyak dunia, kenaikan harga pangan dan komoditi primer dunia, penyelundupan, kelangkaan energi, infrastruktur, fiskal, tuntutan negara-negara tujuan ekspor terkait dengan lingkungan hidup dan HAM, penyiapan tanah/lahan dan lain sebagainya.
Peningkatan Daya Saing dan Produktivitas dilakukan dengan cara Peningkatan Efisiensi Teknis, Peningkatan Penguasaan
IPTEK/Inovasi, Peningkatan Penguasaan dan Pelaksanaan
Pengembangan Produk Baru (New Product Development) oleh industri domestik, dan Pembangunan Faktor Input Industri Prioritas di bawah lingkup Ditjen ILMATE yaitu: Industri Alat Transportasi, Industri Elektronika dan Telematika (ICT), Industri Pembangkit Energi, Industri Barang Modal, Komponen, dan Bahan Penolong, Industri Logam Dasar dan Bahan Galian Bukan Logam.
Direktorat Jenderal lndustri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) menyusun Rencana Strategis (Renstra) yang isinya menguraikan perencanaan strategi dalam rangka mencapai tujuan dan menjabarkan strategi tersebut ke dalam program rencana kerja, serta indikator kinerja untuk kurun waktu tahun 2015-2019. Lebih lanjut Renstra diimplementasikan ke dalam rencana pelaksanaan kegiatan tahunan dalam bentuk Rencana Kerja Tahunan masing-masing unit Eselon II di lingkungan Ditjen ILMATE.
Rencana Strategis Ditjen ILMATE Tahun 2015 -2019 3
1.2. KINERJA INDUSTRI LOGAM MESIN ALAT TRANSPORTASI DAN ELEKTRONIKA TAHUN 2011 - 2014
A. Pertumbuhan ILMATE
Pertumbuhan subsektor Industri Logam, Mesin, Alat
Transportasi, dan Elektronika dari tahun 2011-2014 tumbuh berfluktuasi antara 4,07% sampai 10,74%. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2013 dimana industri yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah industri alat transportasi.
Tabel 1.1
Pertumbuhan ILMATE Tahun 2011-2014
Industri 2011 2012 2013 2014
Ekonomi Nasional 6,17 6,03 5,58 5,02
Industri Non Migas 7,46 6,98 5,45 5,61
Logam Mesin Angkutan Dan Elektronika 8,57 5,74 10,74 4,07
• Logam 11,63 10,51 4,06 7,99 • Mesin 13,97 1,81 11,42 3,85 • Alat Tranportasi 6,37 4,26 14,95 3,94 • Elektronika -6,79 13,85 9,15 -5,40 Pertumbuhan (%) sumber: BPS diolah B. Ekspor ILMATE
Nilai ekspor ILMATE turun dari US$ 34.402,2 juta pada tahun 2011 menjadi US$ 31.629 juta pada tahun 2014. Sektor industri yang mengalami penurunan nilai ekspor terbesar adalah sektor industri logam, turun dari US$ 12.520 juta pada tahun 2011 menjadi US$ 9.168 juta pada tahun 2014.
Rencana Strategis Ditjen ILMATE Tahun 2015 -2019 4
Tabel 1.2
Ekspor ILMATE Tahun 2011-2014
US$ Juta
Industri 2011 2012 2013 2014
Ekspor Total 203.496,6 190.031,8 182.551,8 176.292,7
Ekspor Non migas 162.019,6 153.054,6 149.918,8 145.960,8
Ekspor Industri Non migas 122.188,7 116.172,0 113.087,5 117.393,1
Logam Mesin Angkutan & Elektronika 34.402,2 33.088,3 31.629,0 31.978,8
• Logam 12.520,0 9.998,5 9.168,0 9.748,6 • Mesin 5.063,1 5.107,1 5.557,7 5.562,8 • Alat Tranportasi 5.897,7 7.115,8 7.113,3 7.299,7 • Elektronika 10.921,3 10.867,0 9.790,0 9.367,7 sumber: BPS diolah C. Impor ILMATE
Nilai impor ILMATE turun dari US$ 77.254,9 juta pada tahun 2011 menjadi US$ 72.584,8 juta pada tahun 2014. Sektor industri yang mengalami penurunan nilai impor terbesar adalah sektor industri alat transportasi, turun dari US$ 18.316,8 juta pada tahun 2011 menjadi US$ 12.077,9 juta pada tahun 2014.
Tabel 1.3
Impor ILMATE Tahun 2011-2014
US$ Juta
Industri 2011 2012 2013 2014
Impor Total 177.435,6 191.691,0 186.628,7 178.178,8
Impor Non migas 136.734,0 149.126,8 141.362,3 134.718,9
Impor Industri Non migas 126.099,5 139.736,9 131.400,9 123.826,8
Logam Mesin Angkutan & Elektronika 77.254,9 88.846,9 80.196,8 72.584,8
• Logam 17.243,9 20.417,0 19.345,0 17.436,9
• Mesin 24.189,0 28.230,3 26.976,9 26.321,0
• Alat Tranportasi 18.316,8 21.866,1 15.671,4 12.077,9
• Elektronika 17.505,2 18.333,5 18.203,5 16.749,0
sumber: BPS diolah
D. Nilai Produksi ILMATE
Nilai produksi ILMATE mengalami kenaikan dari Rp. 543.016,1 miliar pada tahun 2011 menjadi Rp. 800.437,8 miliar pada tahun 2014. Sektor industri yang mengalami kenaikan tertinggi adalah industri logam sedangkan sektor industri yang memiliki nilai produksi tertinggi adalah industri alat transportasi.
Rencana Strategis Ditjen ILMATE Tahun 2015 -2019 5
Tabel 1.4
Nilai Produksi ILMATE Tahun 2011-2014
Rp. Miliar
Industri 2011 2012 2013 2014
Logam Mesin Angkutan & Elektronika 543.016,1 666.727,3 709.633,2 800.437,8
• Logam 148.804,1 218.910,2 221.590,7 244.013,9
• Mesin 79.556,4 121.690,3 145.629,7 187.295,3
• Alat Tranportasi 270.984,3 286.638,2 267.463,7 289.479,4
• Elektronika 43.671,4 39.488,6 74.949,1 79.649,2
sumber: BPS diolah
E. Penambahan Nilai Investasi ILMATE
Penambahan nilai investasi ILMATE tertinggi terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar Rp. 83.683,6 miliar. Sedangkan sektor industri yang mengalami penambahan investasi tertinggi adalah industri alat transportasi yaitu sebesar Rp. 41.187,1 miliar.
Tabel 1.5
Nilai Investasi ILMATE Tahun 2011-2014
Rp. Miliar
Industri 2011 2012 2013 2014
Logam Mesin Angkutan & Elektronika 30.010,5 47.927,6 83.683,6 59.833,4
• Logam 12.741,3 21.742,3 31.201,4 21.152,7
• Mesin 7.294,4 3.553,1 4.709,2 6.270,8
• Alat Tranportasi 7.516,0 17.858,4 41.187,1 24.954,6
• Elektronika 2.458,8 4.773,9 6.585,9 7.455,4
1.3. POTENSI DAN PERMASALAHAN
Indonesia yang terdiri atas ribuan pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke merupakan pasar yang sangat potensial untuk pengembangan Industri Alat Transportasi seperti mobil, sepeda motor, kapal laut, sepeda, becak, dan pesawat terbang, sedangkan dengan jumlah penduduk yang kurang lebih sebesar 240 juta jiwa merupakan pasar yang sangat menjanjikan juga bagi industri Permesinan, Elektronika dan Telematika yang termasuk industri binaan Ditjen ILMATE.
Rencana Strategis Ditjen ILMATE Tahun 2015 -2019 6
Sumber daya alam Indonesia seperti cadangan hutan, kelautan dan perikanan, migas, mineral, batubara dan sebagainya sangat potensial untuk menumbuhkan industri komponen bagi industri-industri binaan Ditjen. ILMATE seperti Industri Alat Transportasi Darat, Industri Elektronika dan Telematika, Industri Maritim, Industri Kedirgantaraan, Industri Alat Pertahanan, Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian, Industri Berbasis Logam Dasar. Posisi Indonesia yang sangat strategis dapat juga dimanfaatkan untuk menunjang pertumbuhan industri tersebut.
Industri yang masuk dalam binaan Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika disamping mempunyai kekuatan juga mempunyai kelemahan. Berikut Potensi dan Permasalahan Ditjen ILMATE:
1. Industri Alat Transportasi
Potensi:
a. Negara kepulauan dan memiliki wilayah laut yang luas, sebagai lahan ekonomi. b. Pengalaman dalam proses
produksi/perakitan industri alat transportasi.
c. Sudah berkembangnya industri
komponen alat transportasi serta industri pendukung.
d. Memiliki tenaga kerja yang
berpengalaman dalam bidang produksi, rancang bangun dan perekayasaan dan manufaktur alat transportasi.
e. Besarnya potensi/peluang pasar DN (jumlah penduduk cukup besar, daya beli semakin meningkat).
f. Pasar ASEAN dan APEC terutama dengan adanya kerjasama AFTA dan APEC.
g. Tren global Sourcing, terutama untuk bahan baku.
h. Telah memiliki Pusat Desain dan Rekayasa Kapal Nasional (PDRKN). i. Memiliki institusi pendidikan di bidang
perkapalan dan alat pertahanan.
Permasalahan:
a. Ketergantungan teknologi proses dan teknologi produk yang masih tinggi kepada prinsipal atau pemilik teknologi di luar negeri.
b. Ketergantungan terhadap bahan baku dan komponen impor yang masih tinggi. c. Kurangnya kebijakan pemerintah yang
mendukung berkembangnya merk dagang industri nasional dan kemandirian teknologi.
d. Infrastruktur teknologi pendukung (sertifikasi, laboratorium uji komponen, dll) masih belum memadai.
e. Kurang dukungan dari Perbankan terutama untuk industri perkapalan. f. Fasilitas produksi industri galangan
Rencana Strategis Ditjen ILMATE Tahun 2015 -2019 7
2. Industri Elektronika dan Telematika
Potensi:
a. Ketersediaan jumlah tenaga kerja yang besar.
b. Industri IC, CRT, PCB dan komponen lainnya sudah tumbuh.
c. Besarnya pasar domestik.
d. Daya saing industri alat rumah tangga cukup kuat di negara ASEAN.
e. Besarnya potensi sumber daya alam sebagai bahan baku/komponen.
Permasalahan:
a. Umumnya R&D masih lemah. b. Penerapan standar produk masih
terbatas.
c. Negara tujuan ekspor masih ditentukan prinsipal.
d. Masih lemahnya industri dalam negeri dalam QCD.
e. Masih banyaknya produk ilegal. f. Ketergantungan terhadap bahan baku
dan komponen impor masih cukup tinggi.
3. Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian
Potensi:
a. Terkuasainya beberapa jenis teknologi sederhana s.d medium : foundry, metal cutting, fabrication, metal joining & assembling
b. Upah kerja cukup bersaing
c. Sarana produksi yang tersedia cukup memadai
d. Adanya kemampuan dan pengalaman produksi barang/jasa sejenis
Permasalahan:
a. Teknologi pembuatan/produksi yang membutuhkan presisi tinggi belum sepenuhnya dikuasai : die casting, forging, heat treatment, tool making, tolerance & standard serta teknologi produk
b. Kelemahan dalam manajemen & pemasaran
c. Keterbatasan kemampuan industri sub kontrakting
d. Terbatasnya penerapan SNI
e. Kurangnya dukungan lembaga
konsultansi & asosiasi profesi
f. Pengusaha industri umumnya berlatar belakang pedagang
Rencana Strategis Ditjen ILMATE Tahun 2015 -2019 8
4. Industri Logam
Potensi:
a. Indonesia memiliki cadangan bahan baku yang cukup besar, dalam hal ini sumber daya mineral lokal sebagai bahan baku;
b. Indonesia memiliki cadangan sumber energi berupa gas alam dan batubara; c. Indonesia memiliki tenaga kerja industri
(sumber daya manusia) yang kompeten; d. Telah diberlakukannya SNI Wajib untuk beberapa produk industri logam dalam rangka meningkatkan daya saing industri melalui penguasan pasar dalam negeri maupun ekspor;
Permasalahan:
a. Belum terintegrasinya kebijakan pengembangan dan pembinaan industri logam;
b. Struktur industri logam masih lemah ditandai tingginya kandungan impor bahan baku serta lemahnya daya saing di pasar global
c. Nilai yang dibutuhkan untuk berinvestasi sangat tinggi, dikarenakan infrastruktur industrinya belum memadai sehingga selain membangun pabrik, investor harus membangun infrastruktur pendukung lainnya.
d. Ketergantungan pada bahan baku impor serta produk antara tertentu, menjadikan posisi tawar industri logam nasional, baik di pasar lokal apalagi pasar global menjadi lemah karena cenderung didikte pasar dalam hal pasokan bahan baku; e. Pada umumnya industri logam masih
menggunakan teknologi dan mesin produksi sudah tua;
f. Efisiensi dan daya saing rendah; g. Penggunaan energi belum efisien; h. Belum adanya standarisasi kompetensi
kerja nasional indonesia sektor industri logam
i. Belum sinkronnya progam penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh lembaga penelitian dan akademisi dengan kebutuhan industri (skala ekonomis);
Rencana Strategis Ditjen ILMATE Tahun 2015 -2019 9
BAB II
VISI, MISI, DAN TUJUAN
PEMBANGUNAN INDUSTRI LOGAM MESIN ALAT
TRANSPORTASI DAN ELEKTRONIKA
2.1. VISI PEMBANGUNAN INDUSTRI
Berdasarkan kondisi umum, potensi, permasalahan, dan tantangan yang dihadapi ke depan sebagaimana yang telah dijelaskan pada Bab I, maka Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika dituntut untuk melakukan pengaturan, pembinaan, dan pengembangan industri. Untuk itu, maka disusunlah visi dan misi Pembangunan Industri yang akan dicapai melalui pencapaian tujuan, sasaran strategis, dan pelaksanaan program dan kegiatan utama maupun kegiatan pendukung sebagaimana digambarkan pada peta
strategis Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat
Transportasi, dan Elektronika pada gambar 2.1 berikut:
PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN PERSPEKTIF PROSES INTERNAL PERSPEKTIF PEMBELAJARAN ORGANISASI
INFRASTRUKTUR PERENCANAAN DAN PELAPORAN AKUNTABILITAS
4.Meningkatnya implementasi kebijakan industri melalui monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan 1.Meningkatnya ketersediaan
sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan tugas dan fungsi
2.Meningkatnya kualitas perencanaan dan penganggaran 3.Meningkatnya kualitas pelaporan
pelaksanaan kegiatan dan anggaran
Gambar 2.1
Rencana Strategis Ditjen ILMATE Tahun 2015 -2019 10
Apabila keseluruhan hal tersebut dapat terpenuhi, maka berarti Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika telah mampu berperan dalam mendukung pencapaian visi, misi, sasaran, dan target pembangunan nasional sebagaimana diamanatkan pada RPJMN 2015 - 2019, serta mendukung pencapaian tujuan berbangsa dan bernegara sesuai dengan amanat UUD 1945, yaitu mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. Oleh karena itu, Visi Pembangunan Industri tahun 2015 – 2019 adalah:
“Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan”
2.2. MISI PEMBANGUNAN INDUSTRI
Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, diperlukan tindakan nyata dalam bentuk 3 (tiga) misi sesuai dengan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika sebagai berikut:
1. Memperkuat dan memperdalam struktur industri logam, mesin,
alat transportasi, dan elektronika untuk mewujudkan industri nasional yang mandiri, berdaya saing, maju, dan berwawasan lingkungan;
2. Meningkatkan nilai tambah di dalam negeri melalui pengelolaan
sumber daya industri yang berkelanjutan dengan meningkatkan penguasaan teknologi dan inovasi;
3. Membuka kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan
kerja;
Pemerataan pembangunan Industri ke seluruh wilayah Indonesia guna memperkuat dan memperk6kuh ketahanan nasional. Sesuai dengan hasil analisis lingkungan strategis yang telah diidentifikasi dan dengan memperhatikan visi dan misi Industri Nasional Indonesia
Rencana Strategis Ditjen ILMATE Tahun 2015 -2019 11
yang tertuang dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN), maka dapat dirumuskan kondisi mendatang yang diharapkan dapat diwujudkan oleh Industri Nasional. Kondisi mendatang ini dibagi ke dalam tiga tahapan waktu, yaitu kurun waktu 2015-2019 sebagai fase untuk mewujudkan visi pembangunan industri nasional yang memiliki nilai tambah sumber daya alam pada industri hulu berbasis agro, mineral dan migas, yang diikuti dengan pembangunan industri pendukung dan andalan secara selektif melalui penyiapan SDM yang ahli dan kompeten di bidang industri, serta meningkatkan penguasaan teknologi. Kurun waktu 2020-2024 sebagai fase mewujudkan visi pembangunan industri nasional yang memiliki keunggulan kompetitif dan berwawasan lingkungan melalui penguatan struktur industri dan penguasaan teknologi, serta didukung oleh SDM yang berkualitas. Kurun 2025-2035 sebagai kelanjutan untuk mewujudkan kedua visi tersebut yaitu menjadikan Indonesia Negara Industri Tangguh Dunia. Arah Pembangunan Jangka Panjang adalah pembangunan daya saing bangsa dengan menghasilkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas, terwujudnya perekonomian domestik berorientasi dan berdaya saing global, penguasaan, pengembangan, dan pemanfaatan Iptek, tersedianya sarana dan prasarana yang memadai dan maju serta reformasi hukum dan birokrasi.
Pembangunan industri diarahkan untuk mewujudkan industri yang berdaya saing, baik di pasar lokal maupun internasional, dengan struktur industri yang sehat dan berkeadilan serta mendorong perkembangan ekonomi di luar Pulau Jawa terutama untuk industri komponen dan industri perkapalan. Struktur industri dalam hal penguasaan usaha akan disehatkan dengan meniadakan praktik-praktik monopoli dan berbagai distorsi pasar melalui penegakan persaingan usaha yang sehat dan prinsip-prinsip pengelolaan usaha yang baik dan benar. Struktur industri dalam hal skala usaha akan diperkuat dengan menjadikan industrI kecil dan
Rencana Strategis Ditjen ILMATE Tahun 2015 -2019 12
menengah sebagai basis industri nasional yang sehat, sehingga mampu tumbuh dan terintegrasi dalam mata rantai pertambahan nilai dengan industri hilir dan industri berskala besar.
Lima garis besar pengembangan yang dijabarkan pada RPJPN adalah pengembangan industri yang mengolah Sumber Daya Alam, pengembangan industri yang memperkuat kemampuan dan pembangunan jaringan interaksi, komunikasi dan informasi, pengembangan industri yang mampu merespon dinamika pasar dalam negeri maupun pasar global dan pengembangan industri yang memperkuat integrasi ekonomi nasional, kemandirian bangsa, dan keterkaitan antar industri ke depan.
2.3. TUJUAN
Pembangunan Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika merupakan bagian dari penyokong dan penopang pembangunan nasional, oleh sebab itu pembangunan industri harus diarahkan untuk mendorong terwujudnya industri yang mampu memberikan sumbangan berarti bagi pembangunan ekonomi, sosial dan politik Indonesia. Pembangunan sektor industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika tidak hanya ditujukan untuk mengatasi permasalahan dan kelemahan di sektor industri yang disebabkan oleh melemahnya daya saing dan krisis global yang melanda dunia saat ini saja, melainkan juga mampu turut mengatasi permasalahan nasional, serta meletakkan dasar-dasar membangun industri andalan masa depan.
Adapun tujuan pembangunan industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika adalah sebagai berikut:
1. Mewujudkan industri nasional sebagai pilar perekonomian nasional;
Rencana Strategis Ditjen ILMATE Tahun 2015 -2019 13
3. Mewujudkan industri yang mandiri, berdaya saing, dan maju serta mencegah pemusatan atau penguasaan industri oleh satu kelompok atau perseorangan yang merugikan masyarakat;
4. Mewujudkan kepastian berusaha, persaingan yang sehat, serta mencegah pemusatan atau penguasaan industri oleh satu kelompok atau perseorangan yang merugikan masyarakat;
5. Membuka kesempatan berusaha dan perluasan kempatan kerja; 6. Mewujudkan pemerataan pembangunan industri ke seluruh
wilayah Indonesia guna memperkuat dan memperkukuh ketahanan nasional;
7. Meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat secara berkeadilan.
Untuk mewujudkan pencapaian tujuan pembangunan industri logam mesin alat transportasi dan elektronika maka perlu dirumuskan indikator-indikator kinerja tujuan yang sifatnya kuantitatif sehingga mudah untuk diukur keberhasilan pencapaiannya.
2.4. INDIKATOR KINERJA TUJUAN
Indikator kinerja sasaran Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Pertumbuhan Industri
Tabel 2.1
Pertumbuhan ILMATE Tahun 2015 - 2019
No Sektor 2015 2016 2017 2018 2019 1 Pertumbuhan Industri (%) - Logam 5,65 7,18 8,01 8,49 8,78 - Mesin 10,02 5,58 6,34 6,81 7,12 - Alat Transportasi 1,26 7,23 8,71 10,61 12,44 - Elektronika 4,03 4,35 4,55 4,71 4,71
Rencana Strategis Ditjen ILMATE Tahun 2015 -2019 14
2. Ekspor ILMATE
Tabel 2.2
Ekspor ILMATE Tahun 2015 - 2019
No Sektor 2015 2016 2017 2018 2019
2 Ekspor (USD Juta)
- Logam 8.769,7 9.680,4 10.724,1 11.922,3 13.296,2 - Mesin 5.277,1 5.683,2 6.159,2 6.701,2 7.304,8 - Alat Transportasi 7.563,6 8.237,7 9.029,4 9.933,3 10.943,4 - Elektronika 9.136,3 9.744,5 10.455,9 11.263,1 12.159,0 3. Impor ILMATE Tabel 2.3
Impor ILMATE Tahun 2015 - 2019
No Sektor 2015 2016 2017 2018 2019
3 Impor (USD Juta)
- Logam 15.037,3 16.454,5 18.065,6 19.936,5 22.117,4 - Mesin 23.408,0 25.690,2 28.289,5 31.311,2 34.831,8 - Alat Transportasi 10.691,1 12.604,2 14.835,8 17.465,4 20.510,4 - Elektronika 14.549,4 16.687,9 19.029,1 21.578,6 24.448,8
4. Nilai Produksi ILMATE
Tabel 2.4
Nilai Produksi ILMATE Tahun 2015 - 2019
No Sektor 2015 2016 2017 2018 2019
4 Nilai Produksi (Rp Miliar)
- Logam 273.764,4 299.659,8 333.009,0 371.390,8 414.956,1 - Mesin 198.688,0 214.553,8 236.039,9 260.499,8 288.018,6 - Alat Transportasi 304.138,0 335.895,9 375.634,1 427.043,5 493.112,4 - Elektronika 89.611,4 95.058,3 102.061,1 109.666,8 117.753,5
Rencana Strategis Ditjen ILMATE Tahun 2015 -2019 15
5. Investasi ILMATE
Tabel 2.5
Investasi ILMATE Tahun 2015 - 2019
No Sektor 2015 2016 2017 2018 2019
5 Nilai Investasi (Rp Miliar)
- Logam 41.301,5 49.487,1 55.432,1 62.287,7 70.088,9
- Mesin 9.234,8 4.224,1 4.678,0 5.197,5 5.785,4
- Alat
Transportasi 27.590,6 57.283,5 63.597,8 71.778,2 82.304,7
- Elektronika 2.876,4 4.733,8 5.066,4 5.439,5 5.853,7
6. Tenaga Kerja ILMATE
Tabel 2.6
Tenaga Kerja ILMATE Tahun 2015 - 2019
No Sektor 2015 2016 2017 2018 2019
6 Tenaga Kerja (Orang)
- Logam 229.996 314.894 349.101 390.659 440.855 - Mesin 87.811 111.255 124.620 140.032 157.571 - Alat Transportasi 48.467 23.627 26.166 29.071 32.359 - Elektronika 64.584 141.475 157.070 177.273 203.271
2.5. SASARAN STRATEGIS DITJEN ILMATE Perspektif Pemangku Kepentingan
1. Meningkatnya peran industri dalam perekonomian nasional
Peran industri dalam perekonomian diindikasikan dengan perkembangan laju pertumbuhan PDB industri pengolahan non-migas dan Kontribusi PDB industri pengolahan non-non-migas terhadap PDB nasional. Sasaran strategis ini akan dicapai melalui Indikator Kinerja Utama:
a. Laju pertumbuhan PDB ILMATE diukur melalui pertumbuhan nilai tambah dihitung dengan melihat tingkat pertumbuhan rata-rata sektor industri sesuai data dari BPS. Untuk setiap sektor
Rencana Strategis Ditjen ILMATE Tahun 2015 -2019 16
akan mengikuti dengan mencantumkan nilai pertumbuhan dalam persentase masing-masing jenis industri dan data diperoleh dari BPS.
b. Kontribusi PDB ILMATE terhadap PDB Nasional dihitung dengan membandingkan nilai PDB ILMATE dengan nilai PDB nasional.
2. Meningkatnya penguasaan pasar di dalam dan luar negeri
Meningkatnya penguasaan pasar dalam negeri dimaksudkan untuk meningkatkan penjualan produk dalam negeri dibandingkan dengan seluruh pangsa pasar. Sedangkan penguasaan pangsa pasar di luar negeri dimaksudkan untuk meningkatkan nilai ekspor produk industri sehingga dapat meningkatkan rasio/perbandingan nilai ekspor industri terhadap nilai ekspor keseluruhan. Indikator Kinerja Utama sasaran strategis ini adalah: Kontribusi ekspor produk ILMATE terhadap ekspor nasional diukur melalui penghitungan Perbandingan nilai ekspor produk ILMATE terhadap nilai ekspor nasional setiap tahunnya.
3. Meningkatnya penyerapan tenaga kerja di sektor industri
Meningkatkan kuantitas dan kualitas penyerapan tenaga kerja melalui penciptaan lapangan kerja produktif. Sasaran strategis ini dicapai dengan Indikator Kinerja Utama: Jumlah penyerapan tenaga kerja di sektor ILMATE.
4. Menguatnya struktur ILMATE
Memperkuat struktur industri ILMATE dengan menumbuhkan industri hulu dan antara yang berbasis sumber daya alam dengan Indikator Kinerja Utama: Rasio impor bahan baku, bahan penolong dan barang modal terhadap PDB industri non-migas. Indikator Kinerja ini dihitung melalui Perbandingan nilai impor bahan baku, bahan penolong, dan barang modal terhadap PDB industri pengolahan non-migas yang diharapkan terus menurun.
Rencana Strategis Ditjen ILMATE Tahun 2015 -2019 17
Perspektif Proses Internal
1. Tersusunnya kebijakan pembangunan industri searah dengan
ideologi TRISAKTI dan Agenda Prioritas Presiden (NAWACITA)
Arah kebijakan pembangunan industri sesuai dengan ideologi TRISAKTI dan Agenda Prioritas Presiden (NAWA CITA). Capaian sasaran strategis ini diukur melalui Indikator Kinerja Utama:
a. Tersusunnya Peraturan Pemerintah (PP) b. Tersusunnya Peraturan Presiden (Perpres) c. Tersusunnya Peraturan Menteri (Permen)
2. Meningkatnya daya saing industri melalui pengembangan
standardisasi industri
Sasaran Strategis ini diukur melalui peningkatan daya saing industri pengolahan non-migas melalui Penyusunan SNI, ST dan PTC sesuai arah kebijakan pembangunan industri, penerapan SNI secara sukarela dan penerapan SNI, ST dan PTC yang diberlakukan secara wajib serta penguatan infrastruktur mutu standardisasi industri. Capaian sasaran strategis ini diukur melalui Indikator Kinerja Utama: Jumlah Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI).
3. Meningkatnya investasi sektor industri melalui fasilitasi
pemberian insentif fiskal dan nonfiskal
Upaya meningkatkan investasi di industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika melalui pemberian fasilitasi, promosi investasi industri, serta pemberian insentif bagi investasi di bidang industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika. Capaian sasaran strategi ini diukur melalui Indikator Kinerja Utama: Jumlah nilai investasi di sektor industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika.
Rencana Strategis Ditjen ILMATE Tahun 2015 -2019 18
4. Meningkatnya ketersediaan data sektor industri melalui
penyelenggaraan sistem informasi industri nasional
Membangun Sistem Informasi yang mampu mengumpulkan dan mengolah data dan informasi industri secara elektronik, terkoneksi antar sistem, terjamin keamanan dan kerahasiaannya serta mudah diakses, sehingga dapat meningkatkan pelayanan publik, efisiensi, inovasi dalam pembangunan industri. Capaian indikator kinerja ini diukur melalui:
a. Jenis Data yang tersedia pada Sistem Informasi Industri Nasional, yaitu Data yang tersedia dalam Sistem Informasi Industri Nasional paling sedikit meliputi : Data Industri; Data Kawasan Industri; data perkembangan dan peluang pasar; dan data perkembangan Teknologi Industri.
b. Jenis Informasi yang tersedia pada Sistem Informasi Industri Nasional, yaitu Informasi yang tersedia dalam Sistem Informasi Industri Nasional paling sedikit meliputi: perkembangan Industri; perkembangan dan peluang pasar; perkembangan Teknologi Industri; perkembangan investasi dan sumber pembiayaan Industri; perwilayahan Industri; sarana dan prasarana Industri; sumber daya Industri;dan kebijakan Industri dan fasilitas Industri.
Perspektif Pembelajaran Organisasi
1. Meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan tugas dan fungsi
Meningkatnya pemenuhan sarana dan prasarana di masing-masing satuan kerja (satker) Kementerian Perindustrian, baik di satker pusat maupun daerah. Capaian sasaran strategi ini diukur melalui Indikator Kinerja Utama: Tingkat pemenuhan sarana dan prasarana kerja. diukur dari perbandingan antara kebutuhan dengan sarana dan prasarana yang tersedia.
Rencana Strategis Ditjen ILMATE Tahun 2015 -2019 19
2. Meningkatnya kualitas perencanaan dan penganggaran
Sasaran strategis ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas perencanaan dan penganggaran melalui sistem perencanaan dan penganggaran yang aplikatif, terukur dan akuntabel. Capaian sasaran strategi ini diukur melalui Indikator Kinerja Utama: Tingkat kesesuaian rencana kegiatan dengan dokumen perencanaan yang diukur melalui Persentase realisasi jumlah output dengan output dokumen RKA-KL.
3. Meningkatnya kualitas pelaporan pelaksanaan kegiatan dan anggaran.
Capaian strategis ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas sistem pelaporan pelaksanaan kegiatan dan anggaran melalui Sistem pelaporan yang handal. Capaian sasaran strategi ini diukur melalui Indikator Kinerja Utama: Nilai SAKIP Ditjen ILMATE.
4. Meningkatnya implementasi kebijakan industri melalui
monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan
Sasaran strategis ini bertujuan untuk memantau dan mereview pelaksanaan kebijakan pembangunan industri. Sasaran strategis ini diukur melalui Indikator Kinerja Utama: Jumlah rekomendasi perbaikan kebijakan industri.
2.6. INDIKATOR KINERJA SASARAN
Indikator kinerja sasaran Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika dapat digambarkan sebagai berikut:
Rencana Strategis Ditjen ILMATE Tahun 2015 -2019 20
Tabel 2.7
Indikator Kinerja Utama Ditjen ILMATE
Sasaran Indikator Kinerja Sasaran Satuan TARGET
2015 2016 2017 2018 2019
PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN
I Meningkatnya peran industri dalam perekonomian nasional
1 Laju pertumbuhan Industri Logam Mesin Alat
Transportasi dan Elektronika
% 5,47 6,44 7,62 8,63 9,53
2 Kontribusi Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika terhadap PDB Nasional % 4,92 4,89 4,94 5,00 5,07 II Meningkatnya penguasaan pasar di dalam dan luar negeri
1 Kontribusi ekspor produk ILMATE terhadap ekspor nasional % 18,97 19,13 18,60 18,12 17,69 III Meningkatnya penyerapan tenaga kerja di sektor industri
1 Jumlah penyerapan tenaga kerja di sektor ILMATE
Juta Orang 0,09 0,1 0,35 0,39 0,44 IV Menguatnya struktur industri
1 Rasio impor bahan baku, bahan penolong, barang modal, terhadap PDB Industri non migas
Persen 19,81 17,53 17,30 17,15 16,91
PERSPEKTIF PROSES INTERNAL
I Tersusunnya kebijakan pembangunan industri searah dengan ideologi TRISAKTI dan Agenda Prioritas Presiden (NAWACITA) 1 Tersusunnya Peraturan Pemerintah (PP) Peraturan 1 1 - - - 2 Tersusunnya Peraturan Presiden (Perpres) Peraturan 1 - - - - Tersusunnya Peraturan Menteri (Permen) Peraturan 1 1 - - - II Meningkatnya daya saing industri melalui pengembangan standardisasi industri
1 Jumlah Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI)
RSNI 8 10 10 10 10 III Meningkatnya investasi sektor industri melalui fasilitasi pemberian insentif fiskal dan nonfiskal
1 Nilai investasi di sektor industri Rp Triliun 9,7 15,73 128,77 144,7 164,03 IV Meningkatnya ketersediaan data sektor
1 Jenis Data yang tersedia pada Sistem Informasi Industri Nasional
Rencana Strategis Ditjen ILMATE Tahun 2015 -2019 21
Sasaran Indikator Kinerja Sasaran Satuan TARGET
2015 2016 2017 2018 2019 industri melalui penyelenggaraa n sistem informasi industri nasional
2 Jenis Informasi yang tersedia pada Sistem Informasi Industri Nasional
Jenis Informasi
4 4 4 4 4
PERSPEKTIF PEMBELAJARAN ORGANISASI
I Meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan tugas dan fungsi
1 Tingkat pemenuhan sarana dan prasarana kerja
persen 90 90 90 90 90 II Meningkatnya kualitas perencanaan dan penganggaran
1 Tingkat kesesuaian rencana kegiatan dengan dokumen perencanaan persen 90 90 90 90 90 III Meningkatnya kualitas pelaporan pelaksanaan kegiatan dan anggaran
1 Nilai SAKIP Ditjen ILMATE Predikat B B B B B IV Meningkatnya implementasi kebijakan industri melalui monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan 1 Jumlah rekomendasi perbaikan kebijakan industri
Rekomen dasi
Rencana Strategis Ditjen ILMATE Tahun 2015 -2019 22
BAB III
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
ILMATE
3.1 ANALISA SWOT SEKTOR ILMATE
Berdasarkan potensi dan permasalahan sektor-sektor ILMATE maka dapat dilakukan analisa berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan untuk masing-masing sektor agar dapat menentukan arah, kebijakan dan strategi ILMATE dimasa yang akan datang. Berikut analisa SWOT sektor ILMATE:
1. Industri Alat Transportasi
Kekuatan:
a. Negara kepulauan dan memiliki wilayah laut yang luas, sebagai lahan ekonomi.
b. Pengalaman dalam proses
produksi/perakitan industri alat transportasi.
c. Sudah berkembangnya industri komponen alat transportasi serta industri pendukung.
d. Memiliki tenaga kerja yang berpengalaman dalam bidang produksi, rancang bangun dan perekayasaan dan manufaktur alat transportasi.
e. Besarnya potensi/peluang pasar DN (jumlah penduduk cukup besar, daya beli semakin meningkat).
f. Pasar ASEAN dan APEC terutama dengan adanya kerjasama AFTA dan APEC.
g. Tren global Sourcing, terutama untuk bahan baku.
h. Telah memiliki Pusat Desain dan Rekayasa Kapal Nasional (PDRKN). i. Memiliki institusi pendidikan di bidang
perkapalan dan alat pertahanan.
Kelemahan:
a. Ketergantungan teknologi proses dan teknologi produk yang masih tinggi kepada prinsipal atau pemilik teknologi di luar negeri.
b. Ketergantungan terhadap bahan baku dan komponen impor yang masih tinggi. c. Kurangnya kebijakan pemerintah yang
mendukung berkembangnya merk dagang industri nasional dan kemandirian teknologi.
d. Infrastruktur teknologi pendukung (sertifikasi, laboratorium uji komponen, dll) masih belum memadai.
e. Kurang dukungan dari Perbankan terutama untuk industri perkapalan. f. Fasilitas produksi industri galangan
Rencana Strategis Ditjen ILMATE Tahun 2015 -2019 23
Peluang:
a. Besarnya potensi/peluang pasar DN (jumlah penduduk cukup besar, daya beli semakin meningkat).
b. Pasar ASEAN dan APEC terutama dengan adanya kerjasama AFTA dan APEC.
c. Tren global Sourcing, terutama untuk bahan baku
d. Tumbuhnya industri sepeda motor dengan teknologi dari berbagai sumber. e. Besarnya pasar di Timur Tengah dan
Afrika.
f. Meningkatnya pasar dalam negeri yang menjadi load base pengembangan industri perkapalan dan pasar ekspor yang semakin terbuka.
g. Adanya relokasi industri perkapalan dari negara-negara maju.
h. Adanya lembaga keuangan Non Bank
untuk pemberdayaan industri
perkapalan seperti PT. Pann.
i. Adanya Inpres No. 5 / 2005 tentang Pemberdayaan Industri Pelayaran Nasional termasuk industri perkapalan. j. Fasilitas untuk industri pertahanan
sudah mendukung.
Tantangan
a. Adanya upaya-upaya penerapan hambatan non tarif (TBT) di negara tujuan ekspor yang dapat menghambat upaya ekspor.
b. Masyarakat dalam negeri cenderung lebih menyukai produk impor karena alasan kualitas lebih baik.
c. Tuntutan pasar semakin meningkat terutama yang berkaitan dengan aspek keselamatan dan lingkungan.
d. Kurang sinerginya koordinasi antar lembaga terkait dan antar Pemerintah Pusat, Propinsi dan Kabupaten/Kota. e. Negara-negara pesaing di ASEAN
berkembang pesat demikian pula di Asia
(RRC) lebih pesat lagi
perkembangannya.
f. Kurangnya komitmen pemerintah di sektor maritim.
g. Iklim investasi belum berpihak kepada investor lokal yang ada di luar Batam, sementara fasilitas kemudahan di Batam lebih dinikmati oleh PMA.
h. Kurangnya advokasi kepada konsumen untuk pengadaan produk maritime dan alat pertahanan dari dalam negeri.
Rencana Strategis Ditjen ILMATE Tahun 2015 -2019 24
2. Industri Elektronika dan Telematika
Kekuatan:
a. Ketersediaan jumlah tenaga kerja yang besar.
b. Industri IC, CRT, PCB dan komponen lainnya sudah tumbuh.
c. Besarnya pasar domestik.
d. Daya saing industri alat rumah tangga cukup kuat di negara ASEAN.
e. Besarnya potensi sumber daya alam sebagai bahan baku/komponen.
Kelemahan:
a. Umumnya R&D masih lemah.
b. Penerapan standar produk masih terbatas.
c. Negara tujuan ekspor masih ditentukan prinsipal.
d. Masih lemahnya industri dalam negeri dalam QCD.
e. Masih banyaknya produk ilegal.
f. Ketergantungan terhadap bahan baku dan komponen impor masih cukup tinggi.
Peluang:
a. Pangsa pasar domestik sangat besar. b. Insentif bagi industri komponen belum
dimanfaatkan secara optimal.
c. Industri kelas dunia sudah beroperasi di Indonesia.
d. Pangsa pasar Indonesia yang besar US$ 5 milyar tahun 2014 dan tumbuh 20% pertahun menjadi peluang.
e. Terbentuknya FTA di regional maupun bilateral.
Tantangan
a. Iklim investasi lebih menarik di negara pesaing.
b. Kurang kuatnya sinergi antara pemerintah pusat, propinsi, Kabupaten/Kota.
c. Lemahnya Pemanfaatan sumber-sumber informasi teknologi maupun pasar di dunia secara optimal. d. Kurangnya daya untuk mengimbangi
kemajuan/perkembangan daya saing negara-negara pesaing (khususnya ASEAN dan RRC)
e. Masih kurangnya pengakuan
internasional terhadap kemampuan lab uji.
Rencana Strategis Ditjen ILMATE Tahun 2015 -2019 25
3. Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian
Kekuatan:
a. Terkuasainya beberapa jenis teknologi sederhana s.d medium : foundry, metal cutting, fabrication, metal joining & assembling
b. Upah kerja cukup bersaing
c. Sarana produksi yang tersedia cukup memadai
d. Adanya kemampuan dan pengalaman produksi barang/jasa sejenis
Kelemahan:
a. Teknologi pembuatan/produksi yang membutuhkan presisi tinggi belum sepenuhnya dikuasai : die casting, forging, heat treatment, tool making, tolerance & standard serta teknologi produk
b. Kelemahan dalam manajemen & pemasaran
c. Keterbatasan kemampuan industri sub kontrakting
d. Terbatasnya penerapan SNI
e. Kurangnya dukungan lembaga
konsultansi & asosiasi profesi
f. Pengusaha industri umumnya berlatar belakang pedagang
Peluang:
a. Beberapa sektor pengguna yang berbasis SDA akan berkembang
b. Permintaan dunia yang terus berkembang (khusus yg berbasis CAD/CAM, FMS, CNC dan precision engineering)
c. Adanya Perpres 54 tahun 2010 untuk lebih meningkatkan penggunaan
produksi dalam negeri dalam
pengadaan barang khususnya oleh Pemerintah
d. Adanya UU Persaingan Usaha/Anti Monopoli
Tantangan
a. Industri bahan baku utama (engineering steels) belum ada di DN.
b. Kurangnya fasilitas infrastruktur.
c. Terbatasnya pendanaan untuk investasi & modal kerja.
d. Fasilitas BM 0% utk investasi (PMA, PMDN, Non PMA/PMDN).
e. Ketentuan yang mengikat dari negara donor untuk proyek Pemerintah.
f. Agresifnya negara lain dalam menarik investasi asing.
g. Kurangnya link and match antara industri dengan institusi pendidikan. h. Terbatasnya kemampuan Balai
pengujian dan Litbang untuk pengembangan industri permesinan.
Rencana Strategis Ditjen ILMATE Tahun 2015 -2019 26
4. Industri Logam
Kekuatan:
a. Indonesia memiliki cadangan bahan baku yang cukup besar, dalam hal ini sumber daya mineral lokal sebagai bahan baku;
b. Indonesia memiliki cadangan sumber energi berupa gas alam dan batubara; c. Indonesia memiliki tenaga kerja industri
(sumber daya manusia) yang kompeten; d. Telah diberlakukannya SNI Wajib untuk
beberapa produk industri logam dalam rangka meningkatkan daya saing industri melalui penguasan pasar dalam negeri maupun ekspor
Kelemahan:
a. Belum terintegrasinya kebijakan
pengembangan dan pembinaan industri logam;
b. Struktur industri logam masih lemah ditandai tingginya kandungan impor bahan baku serta lemahnya daya saing di pasar global
c. Nilai yang dibutuhkan untuk berinvestasi sangat tinggi, dikarenakan infrastruktur industrinya belum memadai sehingga selain membangun pabrik, investor harus membangun infrastruktur pendukung lainnya.
d. Ketergantungan pada bahan baku impor serta produk antara tertentu, menjadikan posisi tawar industri logam nasional, baik di pasar lokal apalagi pasar global menjadi lemah karena cenderung didikte pasar dalam hal pasokan bahan baku; e. Pada umumnya industri logam masih
menggunakan teknologi dan mesin produksi sudah tua;
f. Efisiensi dan daya saing rendah; g. Penggunaan energi belum efisien; h. Belum adanya standarisasi kompetensi
kerja nasional indonesia sektor industri logam
i. Belum sinkronnya progam penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh lembaga penelitian dan akademisi dengan kebutuhan industri (skala ekonomis);
j. Ekonomi biaya tinggi.
Peluang:
a. Industri logam merupakan industri vital dan strategis yang menopang industri di berbagai bidang khususnya industri manufaktur berbasis industri logam serta penunjang pembangunan sektor
konstruksi/ infrastruktur dan lain sebagainya.
Tantangan
a. Besarnya kapasitas produksi industri baja di China, Korsel, India dan Jepang; b. Masuknya produk impor non standar
dengan harga murah;
Rencana Strategis Ditjen ILMATE Tahun 2015 -2019 27
b. Masih besarnya kebutuhan pasar domestik;
c. Konsumsi produk industri logam per kapita masih akan tumbuh pesat; d. Sumber daya lokal belum dimanfaatkan
secara optimal;
e. Teknologi yang sesuai untuk
memanfaatkan SDA (mineral logam) lokal;
f. Aliansi strategis dengan sumber/ pemilik teknologi maju di dunia;
g. Meningkatnya penggunaan produk industri logam dalam negeri oleh pemerintah dan badan usaha milik negara guna memberdayakan industri logam nasional melalui Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN)
d. Produk Substitusi yang semakin bervariasi;
e. Praktik perdagangan produk industri logam tidak sehat (unfair trade, dumping & subsidi)
3.2 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI ILMATE 3.2.1. Arah Kebijakan Pengembangan ILMATE
Arah Kebijakan Pengembangan ILMATE Tahun 2015 – 2019
sesuai dengan UU No. 3 Tahun 2014 dan Rencana Induk
Pengembangan Industri Nasional (RIPIN) Tahun 2015 – 2035
mencakup beberapa hal pokok sebagai berikut:
1. Merevitalisasi sektor industri dan meningkatkan peran sektor industri dalam pereknomian nasional.
2. Membangun struktur industri dalam negeri yang sesuai dengan prioritas nasional dan kompetensi daerah.
3. Mendorong pertumbuhan industri di luar Pulau Jawa.
4. Mendorong sinergi kebijakan dari sektor-sektor pembangunan yang lain dalam mendukung pembangunan industri nasional. 5. Pembangunan industri pendukung dan andalan secara selektif
melalui penyiapan SDM yang ahli dan kompeten di bidang industri.
Rencana Strategis Ditjen ILMATE Tahun 2015 -2019 28
3.2.2. Strategi Pengembangan ILMATE
Dengan memperhatikan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) tahun 2009 ditentukan 10 industri prioritas yang akan dikembangkan tahun 2015 - 2019. Kesepuluh industri prioritas tersebut dikelompokkan kedalam 6 (enam) industri andalan, 1 (satu) industri pendukung, dan 3 (tiga) industri hulu dengan rincian sebagai berikut:
1. Industri Pangan;
2. Industri Farmasi, Kosmetik dan Alat Kesehatan; 3. Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki dan Aneka; 4. Industri Alat Transportasi;
5. Industri Elektronika dan Telematika (ICT); 6. Industri Pembangkit Energi;
7. Industri Barang Modal, Komponen, dan Bahan Penolong; 8. Industri Hulu Agro;
9. Industri Logam Dasar dan Bahan Galian Bukan Logam; dan 10. Industri Kimia Dasar (Hulu dan Antara).
Pembangunan industri prioritas periode tahun 2015-2019 dilaksanakan dengan mengacu pada rencana aksi yang telah diamanatkan oleh Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional. Rencana aksi pembangunan untuk masing-masing industri prioritas adalah sebagaimana tabel berikut:
Tabel 3.1
Rencana Aksi Ditjen ILMATE
NO. INDUSTRI PRIORITAS RENCANA AKSI
1. INDUSTRI FARMASI, KOSMETIK DAN ALAT KESEHATAN
a. Industri Alat Uji dan Kedokteran: Produk disposable and
conseumables, Hospital Furniture, Implan Ortopedi, Electromedical devices, Diagnostic instrument, PACS (Picture Archiving and
Industri Alat Kesehatan
1. Mengembangkan kebijakan yang mengkaitkan industri alat kesehatan masal dengan pembiayaan layanan kesehatan sebagai bentuk subsidi silang;
2. Mengembangkan kebijakan penggunaan produk alat kesehatan produk dalam negeri pada fasilitas dan layanan kesehatan yang didanai Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN);
Rencana Strategis Ditjen ILMATE Tahun 2015 -2019 29
NO. INDUSTRI PRIORITAS RENCANA AKSI
Communication System), Software & IT, Diagnostics reagents
3. Memfasilitasi promosi penggunaan alat kesehatan buatan dalam negeri termasuk pelatihan dan jaminan suku cadang/pemeliharaan;
4. Mengembangkan road map industri alat kesehatan dan teknologi terkait secara terintegrasi termasuk komponen, bahan baku, dan bahan penolong;
5. Mendirikan center of excellent yang mencakup litbang dan produksi alat kesehatan dasar masal untuk keperluan dalam negeri;
6. Mengembangkan SDM dengan kompetensi tinggi pada design engineering produk alat kesehatan, termasuk pengukuran dan pengujian; 7. Memfasilitasi pembiyaan untuk peningkatan
kapasitas industri alat kesehatan dasar masal melalui revitalisasi pemesinan dan alat pengukuran;
8. Mengembangakn standardisasi dan dukungan Hak atas kekayaan intelektual atas produk alat kesehatan di dalam negeri;
9. Mengembangkan dan penguatan IKM modern penghasil komponen alat kesehatan melalui bantuan teknis dan peralatan uji.
2. INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI
a. Industri Kendaraan Bermotor: Komponen otomotif, Penggerak mula (engine) BBM, gas dan Listrik, Perangkat transmisi (power train), Alat berat.
b. Industri kereta api: Kereta diesel dan listrik
c. Industri perkapalan: Kapal laut, Komponen kapal (mekanikal & elektronik), Perawatan kapal
d. Industri kedirgantaraan: Pesawat terbang propeler, Komponen pesawat, Perawatan pesawat.
1. Pengembangan road map industri alat tarnsportasi secara komprehensif yang bersifat antar moda dengan memperhatikan kapasitas, kualitas, teknologi, dan karakteristik kebutuhan transportasi/ konektivitas di dalam negeri, serta kaitannya dengan jaringan transportasi global yang memperhatikan posisi geostrategis Indonesia;
2. Penguatan sub sektor industri pemesinan melalui revitalisasi mesin dan peralatan presisi pada industri perkapalan, kereta api dan pesawat terbang;
3. Penyediaan bahan baja dan non baja serta paduannya, dan bahan pendukung (komposit, keramik plastik dan karet) yang memenuhi kebutuhan spesifik bagi industri alat transportasi;
4. Pengembangan regulasi melalui koordinasi dengan instansi terkait tentang ijin transportasi darat, laut dan udara;
5. Pengembangan kebijakan penggunaan produk dalam negeri yang memiliki daya saing melalui perjanjian secara bertahap dengan pihak principal;
6. Pengembangan sistem untuk status legal kepemilikan mesin yang diperlukan bagi penjaminan pinjaman ;
7. Pengembangan kebijakan tahapan penguasaan teknologi pada bahan bakar (fosil & non fosil) untuk penggerak mula ;
Rencana Strategis Ditjen ILMATE Tahun 2015 -2019 30
NO. INDUSTRI PRIORITAS RENCANA AKSI
8. Pengembangan standardisasi produk, proses, manajemen (ISO9000, ISO14000, dan ISO26000), dan industri hijau, serta spesifikasi teknis, dan pedoman tata cara di industri transportasi;
9. Pengembangan pasar domestik melalui pengembangan infrastruktur transportasi yang terintegrasi dengan pengembangan perwilayahan industri (penyebaran dan konektivitas);
10. Pengembangan kawasan industri dan sentra IKM khusus industri alat transportasi;
11. Penguatan sentra IKM modern (logam, karet, plastik, kulit) pendukung industri transportasi secara umum yang dilengkapi dengan UPT proses dan pengukuran presisi;
12. Pengembangan kapasitas industri pemesinan melalui upaya efisiensi produksi termasuk penghematan penggunaan energi;
13. Pengembangan komponen logam terstandar untuk efisiensi industri alat transportasi;
14. Penyediaan dan peningkatan kemampuan SDM dengan kompetensi pada design engineering, proses presisi, pengukuran presisi, dan mekatronika/robotika melalui pelatihan, dan bimbingan teknis;
15. Pengembangan regulasi alih daya yang memadai untuk pembentukan iklim usaha agar dapat memberikan jaminan pasokan melalui kegiatan alih daya (outsourcing) proses, produk dan SDM;
16. Pengembangan jumlah dan kompetensi konsultan IKM pada sentra khusus IKM industri alat transportasi;
17. Penguasaan teknologi sistem manufaktur bagi industri alat transportasi yang efisien ;
18. Penguatan balai melalui kerjasama penelitian tentang paduan logam bernilai tambah tinggi, serta kolaborasi penelitian dan pengembangan teknologi dan aplikasinya, termasuk untuk alat transportasi hemat energi, serta pengembangan infrastruktur lab uji kendaraan bermotor.
19. Pengembangan design center industri alat transportasi.
3. INDUSTRI ELEKTRONIKA DAN TELEMATIKA (ICT)
a. Industri Elektronika: Smart home appliances, Komponen elektronika (tanpa komponen fabrikasi/ fabless)
b. Industri Komputer: Komputer
c. Industri Peralatan Komunikasi: Transmisi telekomunikasi, Smart mobile phone.
1. Membangun sistem monitoring secara kritis perkembangan kebutuhan dan teknologi terkait dengan kegiatan competitive intelligence di negara maju;
2. Pengembangan program penyediaan bahan baku logam, paduan logam, plastik dan komposit untuk industri komponen ICT;
3. Pengembangan standardisasi produk ICT untuk mengurangi variasi sehingga diperoleh volume total yang semakin besar dan efisien;