• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prolaps Ani Fix @Rezarusandy

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Prolaps Ani Fix @Rezarusandy"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

1

Prolaps Ani pada Kucing

Prolaps Ani pada Kucing

Tugas Program Profesi Dokter Hewan Rotasi Interna Hewan Kecil Tugas Program Profesi Dokter Hewan Rotasi Interna Hewan Kecil

di Klinik Program Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya di Klinik Program Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya

Oleh: Oleh:

Reza Rusandy Putra Reza Rusandy Putra NIM. 130130100111007 NIM. 130130100111007

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWAN

PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG MALANG 2014 2014

(2)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... 1

DAFTAR ISI ... 2

I. PENDAHULUAN ... 3

II. PEMBAHASAN STUDI KASUS ... 4

III. KESIMPULAN ... 7

(3)

I. PENDAHULUAN

Prolaps Ani

Prolaps rektum pada prinsipnya terkait dengan endoparasitism atau enteritis pada hewan muda, dan tumor atau hernia perineum pada hewan setengah baya dan lebih tua. Namun, kondisi yang menyebabkan tenesmus dapat menyebabkan prolaps rektum. Kelemahan jaringan ikat perirectal dan perianal, kontraksi peristaltik tidak terkoordinasi, dan peradangan atau edema membran mukosa rektum mempengaruhi terjadinya prolaps rektum. Prolaps rektum bisa terjadi lengkap atau tidak lengkap. Prolaps lengkap hanya melibatkan mukosa. Setiap bagian dari seluruh lingkar anorektal mungkin akan terpengaruh. Prolaps tidak lengkap melibatkan seluruh lapisan dinding rektum dan seluruh lingkar. Jumlah eversi dapat meningkat karena tenesmus yang terus menerus (Fossum, 2002).

Prolaps ani atau rektum adalah suatu kondisi di mana satu atau lebih lapisan rektum kucing keluar melalui anus, kondisi ini memungkinkan kotoran dari luar masuk ke dalam tubuh. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk gangguan pencernaan, saluran kencing, atau sistem genital (Madiba, 2005). Menurut Marceau (2005), definisi lain dari prolaps rektum adalah penonjolan sebagian dari rektum atau mukosa rektum melalui anus, biasanya disebabkan oleh gangguan yang mendasarinya. Hampir setiap gastrointestinal atau kondisi urogenital (distosia, urolithiasis) yang menyebabkan tenesmus dapat menyebabkan prolaps rektum. Masalah ini paling sering terlihat pada kucing muda. Kelemahan sfingter anal atau jaringan ikat perianal (hernia perineum) juga dapat mempengaruhi kucing. Kucing yang mengalami sembelit juga dapat mengalami prolaps rektum karena adanya kontraksi yang terus menerus dari rektum. Hal ini penting bagi dokter hewan untuk menyadari predisposisi penyebab karena keberhasilan operasi sering berkorelasi dengan perawatan yang tepat dari penyebab utama.

Penyebab Prolaps Ani

Gangguan sistem pencernaan yang menyebabkan diare, mengejan saat buang air besar, adanya cacing atau parasit lain dalam sistem pencernaan, dan radang usus kecil atau besar dapat menyebabkan terjadinya prolaps ani. Gangguan pada sistem kemih dan genital, seperti peradangan atau pembesaran prostat, radang kandung kemih, batu kemih, dan tenaga kerja abnormal atau proses melahirkan.

Faktor predisposisi penyakit ini adalah tumor pada colon, rektum, dan anus. Faktor yang lain adalah adanya benda asing, sistisis, hernia perianal, prostatitis, obstruksi urethtra dan distokia. Hewan akan mudah mengalami prolaps akibat dyschezia dan tenesmus yang terus menerus.

Gejala Prolaps Ani

Prolaps ani terjadi ketika seluruh lapisan jaringan anal / dubur, bersama dengan lapisan dubur, menonjol melalui pembukaan anal eksternal. Penonjolan lapisan rektum melalui pembukaan anal eksternal, disebut sebagai prolaps anal.

Kucing dengan prolaps rektum akan menunjukkan gejala tegang terus-menerus secara sementara melalui buang air besar. Sebagian kecil dari lapisan rektum akan terlihat selama ekskresi, setelah itu akan mereda. Selain itu juga akan ada massa terus-menerus jaringan menonjol dari anus kucing. Pada tahap kronis prolaps lengkap,  jaringan ini mungkin hitam atau biru dalam penampilan.

Hewan akan menunjukkan dyschezia, tenesmus yang berkaitan dengan penyakit anorektal atau inflamasi kolon (typhilitis, colitis, proctitis). Pada pemeriksaan fisik tampak adanya masa silindris panjang yang keluar dari rektum, pada prolaps rektum parsial hanya mukosa rektum yang keluar.

(4)

II. PEMBAHASAN STUDI KASUS

Tanggal terjadi : 18 Juli 2013 Jenis / Nama hewan : Kucing

Signalemen : Jantan, merah hitam, usia 9 bulan

 Anamnesa : kucing persian, berusia 9 bulan, diare yang berkepanjangan selama kurang lebih tiga hari yang mengakibatkankan keluarnya sebagian dari rektum karena keseringan tenesmus. Reposisi sudah dilakukan namun tidak dapat bertahan. Sehingga perlu dilakukan pemotongan bagian rektum untuk menghilangkan bagian yang prolaps.

Penanganan Prolaps Ani :

Proses pada penanganan prolaps ani meliputi 3 tahapan umum, yaitu : 1. Manajemen Preoperasi

Menurut Tobias (2010), manajemen preoperasi untuk prolaps ani meliputi faktor penyebab dari prolaps ani, palpasi rektal, dan reposisi prolaps ani itu sendiri. Pada kasus ini, hewan tersebut mengalami diare yang berkepanjangan selama kurang lebih tiga hari yang mengakibatkankan keluarnya sebagian dari rektum karena keseringan tenesmus.

Setelah dilakukan palpasi rektal dan dicoba untuk melakukuan reposisi dari prolapsnya, ternyata prolaps tersebut tidak bisa untuk direposisi dan harus dilakukan operasi yaitu amputasi sebagian rektum yang keluar. Sebelum dilakukan operasi, hewan penderita prolaps ani diterapi terlebih dahulu untuk menghentikan diare. Terapi yang diberikan yaitu injeksi antibiotik dan vitamin B komplek, antidiare, dan diberikan diet khusus untuk intestinal, serta diberikan terapi cairan. Setelah dua sampai tiga hari pasien sudah tidak mengalami diare, maka dilakukan operasi. Manajemen preoperasi yang dilakukan antara lain :

a. Pemeriksaan fisik hewan yakni pemeriksaaan keadaan umum meliputi pemeriksaan temperatur, berat badan, auskultasi dan perkusi

b. Pemeriksaan melalui mesin X-ray (rontgen) yang bertujuan untuk melihat dan mengetahui kondisi rongga abdomen, hal ini untuk memastikan prosedur penetapan langkah operasi sesuai dengan gangguan yang terlihat pada hasil rontgen.

c. Pemberian premedikasi dilakukan secara IM. Jenis premedikasi yang diberikan yaitu atropine sulfat  dengan dosis 0,04ml/kg BB, 15 – 20 menit sebelum pemberian anesthesi. Pemberian premedikasi bertujuan untuk memperlancar induksi anesthesi, mengurangi sekresi kelenjar ludah dan bronkus, meminimalkan jumlah obat anestetik, mengurangi mual dan munta pasca bedah, mengurangi isi cairan lambung, dan mengurangi reflek yang membahayakan.

(5)

d. Preparasi di daerah operasi yang meliputi pencukuran rambut disekitar anus untuk menjaga kesterilan, Setelah dilakukan pencukuran rambut, dibersihkan dengan alkohol untuk mencegah kontaminasi, hal ini sudah sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Tobias (2010) yakni, pencukuran rambut pada hewan yang akan dioperasi dapat mengguakan pisau cukur manual atau otomatis, sesuai dengan ketebalan bulu pada masing masing hewan tersebut, setelah selesai dapat dibersihkan menggunakan alkohol atau antiseptik lainnya untuk mencegah kontaminasi.

e. Pemberian anastesi umum kombinasi ketamin 0,1mg/kg BB dan sedatif jenis xylazine dengan perbandingan 1:1. Menurut Asosiasi Obat Hewan Indonesia (AOHI) (2009), Ketamin adalah anastesi lokal yang digunakan untuk pengobatan tunggal sebagai zat pengendali untuk diagnostik, prosedur pembedahan singkat yang tidak memerlukan relaksasi otot  –  otot skeletal. Pengobatan gabungan : (kombinasi dengan Atropin dan Xylazin) dalam prosedur pembedahan seperti Ovariectomi, Ovariohisterektomi, Kastrasi, Seksio Sesaria, Ekstarsi Gigi dan Prolaps. Dosis yang digunakan pada kucing 0,08 – 0,2 ml/kg BB (IM), atropin 0,05  – 0,1 mg/kg BB (IM).

f. Hewan kemudian diletakkan di atas meja operasi, dengan posisi rebah dorsal. Posisi hewan di meja operasi bergantung dari jenis penyakit dan tindakan operasi yang akan dilakukan, selanjutnya adalah dilakukan pemasangan surgical drapes dan difiksasi dengan menggunakan towel clamp di semua sisinya.

g. Selanjutnya adalah, keempat kaki hewan difiksasi, hal ini dilakukan untuk menjaga  jika efek dari obat bius yang diberikan habis atau terbangunnya hewan setelah

selesai proses operasi dan meronta pada saat dilakukannya tindakan operasi . h. Dilakukan pemasangan infus di salah satu kaki hewan, biasanya pada kaki kiri

depan hewan, pada vena radialis untuk memudahkan jika suatu keadaan mendadak seperti tekanan jantung meningkat yang memerlukan injeksi antibiotik atau obat lainnya.

2. Operasi

Teknik operasi prolaps ani yang diterapkan antara lain adalah sebagai berikut :

a. Sebelum dilakukan operasi ovariohisterektomi maupun jenis operasi lainnya, dilakukan pemasangan infus dengan cairan RL. Tindakan ini bertujuan untuk mencegah jika terjadi keadaan kritis dan memerlukan injeksi antibiotik secepatnya, dapat dilakukan melalui selang infus, juga untuk menjaga kandungan cairan tubuh hewan. Menurut Rudi (2006) RL merupakan cairan yang paling fisiologis yang dapat diberikan pada kebutuhan volume dalam jumlah besar. RL banyak digunakan sebagai replacement therapy, antara lain untuk syok hipovolemik, diare, trauma, dan luka bakar. Laktat yang terdapat di dalam larutan RL akan dimetabolisme oleh hati menjadi bikarbonat yang berguna untuk memperbaiki keadaan seperti asidosis metabolik (Soenarjo, 2006).

b. Hewan dibaringkan pada bagian ventral dengan posisi bagian caudal lebih tinggi. Tujuannya adalah agar pada saat operasi dilakukan operator (dokter) dapat dengan mudah melakukan operasi, karena mengingat bagian yang operasi adalah bagian caudal.

c. Operasi dimulai dengan membuat empat buah stay sutures  pada rectum ± ½ - 1 cm dari anus yang menembus ke dua lapisan prolaps. Hal ini sama halnya dengan pendapat Tobias (2010) dengan memasukkan jarum di persimpangan mukokutan, masuk melalui medial kearah kantung anal sehingga jaringan tidak terhalang atau rusak, jarak yang digunakan antar jahitan adalah 1cm.

d. Kemudian dipotong/diamputasi sebagian rektum yang keluar, bagian distal jahitan. Menurut Tobias (2010), potong sepertiga atau setengah dari sekitar lingkar prolapse dengan scapel blade, potong caudal rektum (distal) dengan jahitan menerus, sejajar dengan persimpangan anocutaneous, menggunakan lubricated syringe. Bisa juga dengan mulai memotong dengan incisi rektum dengan gunting sepanjang prolaps ke titik caudal (distal) dengan jahitan menerus, kemudian dipotong sekitar sebagian dari lingkar jaringan prolaps (Gambar 2)

(6)

Gambar 2. Bagian rektum yang diamputasi

e. Stay suture sedikit ditegangkan dan dibuat jahitan simple interupted disekeliling rectum dengan jarak antara masing masing jahitan ± ½ cm (Gambar 3).

Gambar 3. (a) Dibuat jahitan terputus sederhana (b) Amputasi dan jahitan sudah selesai

f. Stay suture dicabut dan bagian yang baru dijahit dimasukkan ke anus dengan hati hati (Gambar 4).

Gambar 4. Bagian yang dijahit didorong masuk ke dalam anus

(a) bagian masih terlihat (b) bagian sudah tidak terlihat,sudah masuk ke anus. g. Buat jahitan purse string di sekeliling anus untuk memastikan rektum tidak keluar

lagi.

3. Pasca Operasi

Menurut Coe (2006) tindakan postoperasi perlu mendapatkan perhatian khusus untuk menghindari komplikasi dari prolaps ani, komplikasi yang mungkin timbul adalah perdarahan pada bagian abdomen, infeksi pada bagian jahitan, bahkan muncul kembali prolaps ani.

Tindakan pasca operasi yang diterapkan di klinik hewan Veterina Satwa adalah dengan pemberian antibiotik jenis ampicilin dengan dosis 20mg/kg BB dan

(7)

vitamin B120,4 cc. Selain itu obat yang diberikan adalah asam tolfenamic dengan dosis 4 mg/kg BB, omega 3 dan lysin HCl selama lima hari. Ampicilin diberikan untuk mencegah infeksi bakteri pasca operasi (Musthaq, 2011). Vitamin B12 berfungsi dalam metabolisme, mencegah terjadinya anemia dan melindungi sistem saraf. Asam tolfenamic berfungsi sebagai analgesik, yaitu mengurangi rasa sakit pasca operasi. Sementara Omega 3 berfungsi sebagai anti radang, menambah nafsu makan dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Tindakan postoperasi yang juga diberikan yakni pemasangan elizabeth collar   pada hewan untuk menghindari rusaknya bekas jahitan karena gigitan dan jilatan dari hewan tersebut.

Elizabeth collar atau disingkat menjadi E-Collar adalah benda berbentuk corong yang dipakai pada leher hewan, pada masa penyembuhan. Kalung berbentuk corong ini diberi nama demikian karena bentuknya menyerupai bentuk kerah baju pada masa Elizabeth dulu (sekitar tahun 1558 –1603). Fungsi E-Collar adalah untuk mencegah hewan agar tidak menjilat atau menggigit, atau juga mencakar bagian tubuhnya yang terluka dan dalam masa penyembuhan. Perangkat medis ini didesian secara khusus agar si kucing tetap dapat makan dan minum, dan hanya membatasi gerak mulutnya agar tidak dapat menjilati tubuhnya atau lehernya, atau mencegah kakinya untuk mencakar bagian leher dan kepala yang sedang terluka (Musthaq, 2011).

Selain memberikan obat pasca operasi, pengontrolan diet pakan dari hewan pasca operasi juga diperlukan. Hewan pasca operasi prolaps ani dipuasakan selama 24 – 48 jam, tujuannya adalah untuk menetralisir kerja dari usus yang bisa menyebabkan kambuhnya prolaps ani akibat gerakan peristaltik usus. Selama dua hari pasien hanya diterapi dengan cairan infus asering (Gambar 5) yang berfungsi untuk mencegah terjadinya dehidrasi (Rudi, 2006). Pada hari ketiga setelah operasi, hewan pasca operasi prolaps ani diberikan diet pakan untuk intestinal (intestinal diet ), dan obat untuk pelunak feses dioctyl sodium sulfosuccinate selama satu minggu.

Gambar 5. Terapi cairan pasca operasi (asering) III. KESIMPULAN

Kucing persia umur 9 bulan mengalami prolaps ani akibat diare berkepanjangan selama 3 hari dan mengakibatkankan keluarnya sebagian dari rektum karena keseringan tenesmus. Reposisi telah dilakukan namun tidak efektif. Dilakukan prosedur operasi penghilangan bagian rektum yang keluar. Hasil akhir kondisi kucing telah membaik dan berangsur pulih dan normal.

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Asosiasi Obat Hewan Indonesia (AOHI). 2009. Indeks Obat Hewan Indonesia

(IOHI) Edisi VII. Asosiasi Obat Hewan Indonesia. Jakarta

Coe, R.J. 2006.  Feline Ovariohisterektomi: Comparison of Flank and Midline

Surgical Approaches . Vol 159 : 303

 – 

 313.

Fossum, T. W. Small Animal Surgery Third Edition. 2002. Chapter 19 Surgery of

the Digestive System 312-321.

Madiba T.E, 2005. Surgical Management of Rectal prolapse. Arc Surg ; 140; 63

 – 

73

Marceau M. 2005. Complete Rectal Prolaps in Young Patients: Psychiartic

disease of poor outcome;7; 360 - 364

Mushtaq, A. Memon . 2011. Pyometra in Small animal. Merck Veterinary.

Rudi P, M Mukhlis. 2006. Pengaruh Pemberian Cairan Ringer Laktat

Dibandingkan NaCl 0,9% Terhadap Keseimbangan Asam-Basa Pada Pasien

Sectio Caesaria Dengan Anastesi Regional. Tesis. 14-15

Soenarjo. 2006. Fisiologi Cairan. Simposium Tatalaksana Cairan, Elektrolit dan

Asam-Basa (Stewart Approach). Semarang

Tobias, M. K. 2010. Manual of Small Animal Soft Tissue Surgery. 2010.

Singapore. 347

 – 

 352.

Gambar

Gambar 2. Bagian rektum yang diamputasi
Gambar 5. Terapi cairan pasca operasi (asering) III. KESIMPULAN

Referensi

Dokumen terkait

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,