• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. Organisasi Pembelajar (OP) adalah penelitian yang mencoba

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. Organisasi Pembelajar (OP) adalah penelitian yang mencoba"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

106

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian mengenai sekolah efektif dan peran pemimpin organisasi dalam Organisasi Pembelajar (OP) adalah penelitian yang mencoba mengungkapkan bagaimana peran-peran yang harus dilakukan oleh Kepala SMA melalui OP untuk mewujudkan sejumlah kriteria sekolah efektif. Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik, perlu dipikirkan mengenai metode penelitian yang paling tepat dilakukan dalam memecahkan masalah penelitian ini. Lebih jauh, penelitian ini mencoba memecahkan masalah optimalisasi peran kepala sekolah dalam mewujudkan sejumlah Standar Nasional Pendidikan di Kabupaten Indramayu.

A. Metode Penelitian

Dalam arti kata yang sesungguhnya metode (Yunani : methodos) adalah cara atau jalan. Sehubungan dengan upaya ilmiah, metode menyangkut masalah cara kerja yaitu cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran penelitian. Metode penelitian sering dikacaukan dengan prosedur penelitian atau teknik penelitian. Hal ini disebabkan karena ketiga hal tersebut saling berhubungan dan sulit untuk dibedakan. Prosedur penelitian menggambarkan tentang urutan pekerjaan yang harus dilakukan dalam suatu penelitian. Teknik penelitian mengatakan alat-alat ukur yang diperlukan, sedangkan metode penelitian memandu peneliti tentang

(2)

urut-urutan bagaimana penelitian dilakukan (Moh. Nazir, 1983:51). Dengan kata lain metode penelitian membicarakan mengenai tata cara pelaksanaan penelitian. Dengan demikian metode penelitian ini melingkupi prosedur dan teknik penelitian.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Dengan metode ini, hubungan antara variable akan diteliti dan dijelaskan, mengingat penelitian ini ditujukan untuk mengetahui adanya kontribusi antara masing-masing variabel Organisasi Pembelajar terhadap mutu sekolah. Melalui metode ini, berbagai fakta dideskripsikan agar jelas keadaan atau kondisinya. Sebagaimana dikemukakan oleh Nawawi (1998 : 63) bahwa metode deskriptif diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subyek/obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif dan korelasional. Pendekatan kuantitatif ditujukan untuk mencari dan membuktikan kontribusi peran kepala sekolah dalam Organisasi Pembelajar untuk mewujudkan sekolah efektif di Kabupaten Indramayu. Sugiyono (2005:21) mengemukakan bahwa :

Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

(3)

Adapun metoda pengumpulan data kuantitatif menurut Millan dan Schumacher (1998 : 180) meliputi kuesioner, wawancara terstruktur, tes-tes, observasi terstruktur, inventaris-inventaris, skala rating dan ukuran biasa. Jujun Suriasumantri (Sugiyono, 2001: 12-13), mengemukakan bahwa penelitian kuantitatif didasarkan pada paradigma positivisme berdasarkan asumsi mengenai objek empiris, asumsi tersebut adalah :

1. Objek/fenomena dapat diklasifikasikan menurut sifat, jenis, struktur, bentuk, warna dan sebagainya. Berdasarkan asumsi tersebut, maka penelitian dapat memilih variabel tertentu sebagai objek penelitian

2. Determinisme (hubungan sebab akibat), asumsi ini menyatakan bahwa setiap gejala ada penyebabnya, berdasarkan asumsi pertama dan kedua, maka penelitian dapat memilih variabel yang diteliti dan menghubungkan variabel satu dengan yang lainnya

3. Suatu gejala tidak mengalami perubahan dalam waktu tertentu. Kalau gejala yang diteliti tersebut berubah terus maka akan sulit dipelajari

B. Definisi Operasional Penelitian

Agartidak terdapat salah pengertian atau kekeliruan terhadap istilah-istilah yang terdapat dalam penelitian ini, dipandang perlu untuk menjabarkan maksud dari istilah-istilah tersebut. Moh. Nazir (2005: 126) menyatakan :

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut.

(4)

Berdasarkan pendapat di atas, definisi operasional merupakan definisi yang dibuat oleh peneliti terhadap varibel yang akan diteliti yang bertujuan untuk memberikan batasan yang tegas dan menjadi panduan atau kriteria untuk mengukur variabel tersebut.

Dalam penelitian ini terdapat empat istilah yang perlu dijabarkan yakni (1) Kepala Kekolah sebagai Desainer dalam Organisasi Pembelajar, (2) Kepala Sekolah sebagai Guru dalam Organisasi Pembelajar, (3) Kepala Sekolah sebagai Pelayan dalam Organisasi Pembelajar, dan (4) Sekolah efektif.

1. Kepala Sekolah sebagai Desainer dalam Organisasi Pembelajar

Kepala sekolah sebagai Desainer dalam Organisasi Pembelajar, merujuk pada peran pemimpin organisasi yang dikemukakan oleh Senge (1990). Dalam konteks Organisasi Pembelajar, peran pemimpin sebagai Desainer menurut Senge (1990:274) adalah :

The essence of the new role, I believe, will be what we might call manager as researcher and designer. What does she or he research? Understanding the organization as a system and understanding the internal and external forces driving change. What does she or he design? The learning processes whereby managers throughout the organization come to understand these trends and forces.

Pandangan Senge di atas dapat dipahami bahwa esensi peran baru (Designer) yang diyakini Senge adalah apa yang disebut manajer sebagai peneliti dan desainer. Apa yang manajer teliti? Memahami organisasi sebagai suatu system dan memahami pendorong perubahan baik internal maupun eksternal. Apa yang manajer desain? Proses belajar melalui organisasi, dimana manajer menjadi paham terhadap trend-trend dan kekuatan-kekuatan organisasi.

(5)

Dalam penelitian ini, peran kepala sekolah sebagai designer/ desainer organisasi pembelajar adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh kepala SMA untuk memahami sekolah sebagai suatu sistem dan berbagai faktor yang mempengaruhinya serta proses-proses Kepala SMA memahami trend-trend dan kekuatan-kekuatan sekolah.

2. Kepala Sekolah sebagai Guru dalam Organisasi Pembelajar

Pemimpin sebagai Guru dalam Organisasi Pembelajar diungkapkan oleh Senge (1990:330) adalah orang yang tanggungjawabnya adalah mendefinisikan realitas atau kenyataan dan secara terus-menerus memupuk belajar dan berkomitmen untuk terus menjadi pembelajar sejati. Realitas dimaknai sebagai kondisi-kondisi berikut: tekanan yang muncul dalam organisasi baik karena persaingan internal maupun eksternal, krisis yang harus direspon, dan keterbatasan-keterbatasan individu dan organisasi yang harus diterima.

Pemimpin seperti membantu orang di semua lini organisasi mengembangkan pemahaman sistemik. Senge (1990:331) menekankan: “But leaders of learning organizations must do more than just formulate strategies to exploit emerging trends. They must be able to help people understand the systemic forces that shape change.”

Dalam penelitian ini, kepala sekolah sebagai Guru dalam Organisasi Pembelajar adalah upaya Kepala SMA dalam memberikan pemahaman mengenai berbagai tuntutan internal dan eksternal terhadap sekolah, krisis

(6)

yang harus direspon oleh sekolah, dan keterbatasan-keterbatasan nyata individu-individu sekolah dan sekolah itu sendiri kemudian mengembangkan strategi untuk memecahkan masalah yang dihadapi tersebut.

3. Kepala Sekolah sebagai Pelayan dalam Organisasi Pembelajar

Kepala Sekolah sebagai Pelayanan dalam Organisasi Pembelajar menurut Senge (1990:321) : “The best way to appreciate the ‘leader as steward’ in the context of building learning organizations is to see the way individuals committed to such work describe their own sense of purpose.” Pandangan Senge ini dapat dipahami bahwa cara terbaik untuk mengapresiasi ‘pemimpin sebagai pelayan’ dalam konteks membangun organisasi pembelajar adalah dengan melihat cara individu-individu berkomitmen terhadap pekerjaannya yang menggambarkan tujuan mereka sendiri. Dalam konteks ini maka teori Getzel dan Guba merupakan teori yang paling dasar untuk melihat komitmen seseorang terhadap tujuan dirinya dengan tujuan organisasinya. Seorang pelayan dari visi adalah seseorang yang terus-menerus memberitahukan dan menceritakan kembali "cerita tujuan" organisasi. Pemimpin ini memastikan bahwa lingkungan tetap "berbasis nilai dan didorong oleh visi."

Dalam penelitian ini, Kepala Sekolah sebagai Pelayan dalam Organisasi Pembelajar adalah upaya kepala sekolah dalam menceritakan secara terus menerus mengenai tujuan organisasi yang harus dicapai bersama, baik untuk menghidupi pikiran dan motivasi dirinya sendiri maupun untuk

(7)

menghidupi para guru, staf, tenaga TU, para orang tua, dan pengurus komite sekolah.

4. Sekolah Efektif

Sekolah efektif menurut Ronald Edmonds and Lawrence Lezotte (1985,1) An effective school as one which demonstrates the following criteria: (1) 95 (or greater) percent of all students at each grade level demonstrate minimum academic mastery and are prepared to succeed in the next grade anywhere in the United States; (2) there shall be no significant difference in the proportion of students demonstrating minimum academic mastery as a function of socioeconomic class; and (3) the above two conditions have been obtained for a minimum of three consecutive years.

Definisi sekolah efektif dari Edmons dan Lezotte dapat dimaknai bahwa sekolah efektif itu adalah sekolah yang mampu memiliki tiga kriteria, yaitu: (1) 95% atau lebih siswa mampu menguasai akademik dan memiliki kesiapan untuk melanjutkan ke jenjang selanjutnya. (2) tidak ada beda antara siswa yang kaya maupun yang miskin dilihat dari penguasaan akademiknya. (3) dua kondisi di atas telah dicapai oleh sekolah minimal selama tiga tahun berturut-turut.

Dalam penelitian ini, sekolah efektif adalah SMA-SMA yang mampu memiliki kriteria (a) Instructional Leadership (kepemimpinan pengajaran), (b) Clear and Focused Mission (misi yang jelas dan fokus), (c) Safe and Orderly Environment (lingkungan yang aman dan tertib), (d) Climate of High Expectations (iklim yang menunjukkan ekspektasi tinggi), (e) Frequent Monitoring of Student Progress (monitoring kemajuan siswa secara rutin), (f) Positive Home-School Relations (hubungan sekolah dan rumah yang positif),

(8)

(g) Opportunity to Learn and Student Time on Task (kesempatan untuk belajar dan waktu siswa pada tugas sekolah).

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi berasal dari kata bahasa Inggris Population yang berarti jumlah penduduk. Dalam metode penelitian populasi digunakan untuk menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian. Oleh karenanya populasi penelitian merupakan keseluruhan dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek tersebut bisa menjadi sumber data (Burhan Bungin, 2005:141)

Data yang digunakan dalam penelitian dapat berupa populasi (universe) atau sampel. Iqbal Hasan (2002:58) menjelaskan perbedaan antara populasi dan sampel. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti, sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi. Objek atau nilai yang diteliti dalam sampel merupakan unit sampel.

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh SMA di Kabupaten Indramayu. Untuk kepentingan penggalian data, akan digunakan teknik sampling cluster stratified random sampling. Cluster akan dilakukan pada sekolah-sekolah yang telah memiliki lulusan. Stratified dilakukan pada masing-masing unsur responden. Random akan dilakukan pada pemilikan responden yang ada di sekolah.

(9)

Jumlah SMA Negeri yang ada di Kabupaten Indramayu sebanyak 52 sekolah. Rincian sekolah adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

SMA Negeri dan Swasta yang dijadikan populasi penelitian

No. Nama Sekolah Nama Kepala Sekolah

Lama Menjabat

di Sekolah Tersebut

Jumlah Siswa Yang Sudah

Diluluskan Reko-mendasi Tahun 2006/2007 Tahun 2007/2008 Tahun 2008/2009

1 SMA N 1 Indramayu DR. H. Tajudin, M.Pd. 3 243 237 235 Sampel

2 SMA N 2 Indramayu Drs. H. Somana 3 240 226 223 Sampel

3 SMA N 1 Juntinyuat Drs. Muslich 2 0 0 0 Bukan

sampel

4 SMA N 1 Sindang Dra. Hj. Sulastri Dj,

M.Pd. 3 368 357 350 Sampel

5 SMA N 1 Lohbener Drs. H. Asama Suwaidi 3 0 0 100 Sampel

6 SMA N 1 Krangkeng Drs. H. Sadimo 2 226 221 273 Sampel

7 SMA N 1 Kedokanbunder Drs. Asep Ramli, M.Si. 1 0 0 0 Bukan

sampel

8 SMA N 1 Jatibarang Drs. H. Sadimo (Pymt) 2 192 210 210 Sampel

9 SMA N 1 Sukagumiwang Drs. Junaedi, M.Pd. 3 210 220 244 Sampel

10 SMA N 1 Sliyeg Drs. Kasno Hasi

Kusumo, M.Pd. 3 230 230 267 Sampel

11 SMA N 1 Tukdana Zaenal Arifin, S.Pd. 3 202 209 238 Sampel

12 SMA N 1 Losarang Dra. Hj. Hendhy M.

Yarkasi 2 220 240 211 Sampel

13 SMA N 1 Terisi Drs. Syamsuri 3 106 155 181 Sampel

14 SMA N 1 Kandanghaur Drs. H. Budi Santoso 3 233 233 266 Sampel

15 SMA N 1 Kroya Taofik, S.Pd. 3 120 119 145 Sampel

16 SMA N 1 Haurgeulis Drs. H. Masduki Ahmad,

M.Pd. 2 220 235 253 Sampel

17 SMA N 1 Gantar Drs. Ridwan 1 0 0 0 Bukan

sampel

18 SMA N 1 Anjatan Drs. Wintomo, M.Pd. 4 175 224 220 Sampel

19 SMA Assalafiyah

Indramayu Sudiarsih, S.Pd.I. 3 18 19 24 Sampel

20 SMA NU Indramayu Drs. Supari 2 14 20 20 Sampel

21 SMA Muh. Indramayu Drs. Edi Sunaedi 2 47 19 0 Bukan

sampel

22 SMA PGRI 1 Sindang Drs. Carnoto, M.Pd. 1 120 110 62 Bukan

sampel

23 SMA PGRI 2 Sindang Drs. Kuswaya SM. 5 323 355 302 Sampel

24 SMA Fatahillah Lohbener Sudarto, S.Pd. 3 32 32 30 Sampel

25 SMA Ma'arif Lohbener Drs. Munaji, MA. 3 0 14 20 Sampel

26 SMA Linggajati Arahan Lutfi Efendi, S.Pd. 3 0 0 30 Sampel

27 SMA Muh. Karangampel Drs. Taukhid 2 65 89 88 Sampel

28 SMA PGRI Karangampel Edi Wijatno, S.Pd. 2 125 102 146 Sampel

(10)

No. Nama Sekolah Nama Kepala Sekolah Lama Menjabat di Sekolah Tersebut

Jumlah Siswa Yang Sudah Diluluskan Reko-mendasi Tahun 2006/2007 Tahun 2007/2008 Tahun 2008/2009

30 SMA NU Kedokanbunder Drs. H. Akyas Ridwan 2 15 18 21 Sampel

31 SMA NU Dukuhjati Mudasir HS, S.Pd. 3 21 23 19 Sampel

32 SMA Budi Utomo H. Kasmudi, SH. 2 0 0 0 Bukan

sampel

33 SMA NU Juntinyuat Burhanudin, S.Pd.I,

M.Pd.I 2 113 130 161 Sampel

34 SMA Muh. Jatibarang Drs. Sumeri 2 32 15 32 Sampel

35 SMA PUI Jatibarang Drs. Asmadi, M.Si. 1 36 27 29 Bukan

sampel

36 SMA Yappin Kertasemaya

Drs. Kustam Eka Atmaja,

M.Si. 2 59 47 59 Sampel

37 SMA P MKGR

Kertasemaya Drs. H. A. Masdullah Jalil 2 25 25 29 Sampel

38 SMA Perjuangan Dwi

Warna Abdul Azis, S.Ag. 1 0 17 20

Bukan sampel

39 SMA Al-Ishlah Boarding School

Muhammad Basuki

Adnan, M.Pd. 3 21 25 26 Sampel

40 SMA Muh. Sliyeg Drs. Ponija, B.Sc. 2 0 0 0 Bukan

sampel

41 SMA NU Widasari Drs. Usman Kolip 2 31 23 56 Sampel

42 SMA Unggulan Da'i An

Nur Bahrudin, M.Pd. 3 0 0 0

Bukan sampel

43 SMA PGRI Cikedung Hendrawan Iskandar,

S.Pd, M.Si. 2 14 19 25 Sampel

44 SMA Plus BS Miftahul

Ulum Maliki, S.Pd.I 2 0 0 29 Sampel

45 SMA YSMP

Candradimuka Iman Adnan, S.Pd. 1 38 36 37

Bukan sampel 46 SMA At-Taqwa Kandanghaur Drs. Masduki Duryat, M.Pd.I 2 53 66 49 Sampel 47 SMA Darussalam Kandanghaur Drs. Bahruddin Sanusi, MM. 1 14 7 2 Sampel

48 SMA PGRI Gabuswetan Kasnali, S.Pd. 0 0 0 0 Bukan

sampel

49 SMA Muh. Haurgeulis Mashudi, S.Pd.I 2 33 37 34 Sampel

50 SMA Darul Fikri Bugis Maman, S.Pd, M.Ed. 2 18 20 24 Sampel

51 SMA PGRI Patrol Mulyadi, S.Ag, S.Pd, MA. 1 85 93 84 Bukan

sampel

52 SMA NU Sukra Aspuri, S.Ag. 2 19 36 20 Sampel

Tidak semua SMA secara otomatis menjadi sampel penelitian, tetapi sekolah tersebut harus memenuhi dua kriteria berikut: (1) kepala sekolah yang memimpin sekolah adalah mereka yang tidak dipindahkan dalam kurun dua tahun, (2) sekolah yang dijadikan sampel harus sekolah baru tetapi sekolah yang sudah

(11)

menghasilkan lulusan. Berdasarkan kondisi yang ada, sampel sekolah sebanyak 39 SMA sebagai berikut:

Tabel 3.2

Sampel SMA yang memenuhi kriteria penelitian

No. Nama Sekolah Nama Kepala Sekolah

Lama Menjabat

di Sekolah Tersebut

Jumlah Siswa Yang Sudah Diluluskan Reko-mendasi Tahun 2006/2007 Tahun 2007/2008 Tahun 2008/2009

1. SMA N 1 Indramayu DR. H. Tajudin, M.Pd. 3 243 237 235 Sampel

2. SMA N 2 Indramayu Drs. H. Somana 3 240 226 223 Sampel

3. SMA N 1 Sindang

Dra. Hj. Sulastri Dj,

M.Pd. 3 368 357 350 Sampel

4. SMA N 1 Lohbener Drs. H. Asama Suwaidi 3 0 0 100 Sampel

5. SMA N 1 Krangkeng Drs. H. Sadimo 2 226 221 273 Sampel

6. SMA N 1 Jatibarang Drs. H. Sadimo (Pymt) 2 192 210 210 Sampel

7. SMA N 1 Sukagumiwang Drs. Junaedi, M.Pd. 3 210 220 244 Sampel

8. SMA N 1 Sliyeg

Drs. Kasno Hasi

Kusumo, M.Pd. 3 230 230 267 Sampel

9. SMA N 1 Tukdana Zaenal Arifin, S.Pd. 3 202 209 238 Sampel

10. SMA N 1 Losarang

Dra. Hj. Hendhy M.

Yarkasi 2 220 240 211 Sampel

11. SMA N 1 Terisi Drs. Syamsuri 3 106 155 181 Sampel

12. SMA N 1 Kandanghaur Drs. H. Budi Santoso 3 233 233 266 Sampel

13. SMA N 1 Kroya Taofik, S.Pd. 3 120 119 145 Sampel

14. SMA N 1 Haurgeulis

Drs. H. Masduki Ahmad,

M.Pd. 2 220 235 253 Sampel

15. SMA N 1 Anjatan Drs. Wintomo, M.Pd. 4 175 224 220 Sampel

16.

SMA Assalafiyah

Indramayu Sudiarsih, S.Pd.I. 3 18 19 24 Sampel

17. SMA NU Indramayu Drs. Supari 2 14 20 20 Sampel

18. SMA PGRI 2 Sindang Drs. Kuswaya SM. 5 323 355 302 Sampel

19. SMA Fatahillah Lohbener Sudarto, S.Pd. 3 32 32 30 Sampel

20. SMA Ma'arif Lohbener Drs. Munaji, MA. 3 0 14 20 Sampel

21. SMA Linggajati Arahan Lutfi Efendi, S.Pd. 3 0 0 30 Sampel

22. SMA Muh. Karangampel Drs. Taukhid 2 65 89 88 Sampel

23. SMA PGRI Karangampel Edi Wijatno, S.Pd. 2 125 102 146 Sampel

24. SMA NU Kaplongan Sholihin, M.Pd.I 2 59 71 84 Sampel

25. SMA NU Kedokanbunder Drs. H. Akyas Ridwan 2 15 18 21 Sampel

26. SMA NU Dukuhjati Mudasir HS, S.Pd. 3 21 23 19 Sampel

27. SMA NU Juntinyuat

Burhanudin, S.Pd.I,

M.Pd.I 2 113 130 161 Sampel

28. SMA Muh. Jatibarang Drs. Sumeri 2 32 15 32 Sampel

(12)

No. Nama Sekolah Nama Kepala Sekolah Lama Menjabat di Sekolah Tersebut

Jumlah Siswa Yang Sudah Diluluskan Reko-mendasi Tahun 2006/2007 Tahun 2007/2008 Tahun 2008/2009 Kertasemaya M.Si. 30. SMA P MKGR

Kertasemaya Drs. H. A. Masdullah Jalil 2 25 25 29 Sampel

31. SMA Al-Ishlah Boarding School

Muhammad Basuki

Adnan, M.Pd. 3 21 25 26 Sampel

32. SMA NU Widasari Drs. Usman Kolip 2 31 23 56 Sampel

33. SMA PGRI Cikedung Hendrawan Iskandar,

S.Pd, M.Si. 2 14 19 25 Sampel

34. SMA Plus BS Miftahul

Ulum Maliki, S.Pd.I 2 0 0 29 Sampel

35. SMA At-Taqwa Kandanghaur Drs. Masduki Duryat, M.Pd.I 2 53 66 49 Sampel 36. SMA Darussalam Kandanghaur Drs. Bahruddin Sanusi, MM. 1 14 7 2 Sampel

37. SMA Muh. Haurgeulis Mashudi, S.Pd.I 2 33 37 34 Sampel

38. SMA Darul Fikri Bugis Maman, S.Pd, M.Ed. 2 18 20 24 Sampel

39. SMA NU Sukra Aspuri, S.Ag. 2 19 36 20 Sampel

Setelah dilakukan cluster, langkah selanjutnya adalah membuat strata. Berdasarkan strata responden penelitian dapat dikategorikan sebagai berikut: (1) guru (2) kepala sekolah, (3) komite sekolah, (4) tenaga administrasi sekolah, dan (5) peserta didik. Dengan mempertimbangkan jumlah responden yang menjadi populasi dan keabsahan dalam pengisian instrumen, maka tidak semua orang yang berada pada strata tersebut menjadi responden penelitian, tetapi harus memenuhi syarat minimal sudah 2 sampai 5 tahun di sekolah yang bersangkutan. Khusus untuk siswa sudah 3 tahun di sekolah yang bersangkutan. Kriteria ini ditujukan untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid. Berdasarkan kondisi tersebut di atas, dapat diketahui responden penelitian berdasarkan strata sebagai berikut:

(13)

Tabel 3.3

Strata Sampel Penelitian

No Kelompok Strata Kriteria Keterangan

1.

Kepala Sekolah Sudah 2 tahun menjadi kepala sekolah pada sekolah terakhir

39 SMA (negeri dan swasta) 2.

Guru Guru yang sudah bertugas

pada sekolah yang bersangkutan minimal 5 tahun

Mewakili guru senior dan yunior

3.

Tenaga Administrasi Sekolah

Minimal sudah bekerja 5 tahun pada sekolah yang dijadikan sampel

Mewakili TAS senior dan yunior 4.

Komite Sekolah Ketua komite sekolah 39 SMA (negeri dan swasta) 5.

Siswa Kelas 3 39 SMA (negeri

dan swasta)

Penentuan sampel lebih lanjut akan menggunakan rumus sebagaimana yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2002:92) sebagai berikut :

 1  

Keterangan :

n : Jumlah Sampel yang dicari N : Jumlah Populasi

d : Penyimpangan terhadap populasi

Dengan menggunakan rumus dari Notoadmodjo di atas, hasil penghitungan sampel penelitian adalah sebagai berikut :

(14)

N : 39 KS + 780 Guru + 328 TU + 39 komite sekolah + 1560 siswa = 2746 d : 0,5

Berdasarkan data tersebut dengan menggunakan rumus sebagaimana dikemukakan oleh Notoatmodjo, didapat populasi sebesar 378 responden. Sedangkan apabila menggunakan table Krejcie dengan tingkat kesalahan 5 % didapat populasi sebesar 367 responden. Selanjutnya penghitungan populasi akan menggunakan hasil penghitungan dengan rumus dari Notoatmodjo. Dari jumlah 367 responden tersebut kemudian dibagi kepada strata, sehingga didapat sejumlah responden sebagai berikut :

Kepala Sekolah 

367  5

Guru  

367  104

Tenaga Administrasi Sekolah  

367  44

Komite Sekolah 

367  5

Siswa  367  209

D. Teknik Pengumpulan Data

Data merupakan keterangan-keterangan tentang suatu hal yang dapat berupa sesuatu yang dapat diketahui atau yang dianggap atau anggapan (Iqbal Hasan, 2002:82). Data yang digunakan dalam penelitian ini umumnya adalah data primer dan data sekunder sebagai pelengkap. Karena penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, maka data yang dikumpulkan adalah data kuantitatif. Untuk memperoleh data penelitian, teknik pengumpulan data yang digunakan

(15)

dalam penelitian ini adalah angket (kuesioner) dan Studi dokumentasi yang menunjukkan kemampuan profesional guru dan motivasi berprestasi.

Angket yaitu merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis kemudian dikirim untuk diisi oleh responden, bentuk umum : pendahuluan berisi petunjuk mengisi angket, bagian identitas responden dan bagian isi angket. Angket terbagi menjadi angket langsung tertutup dan terbuka. Dalam penelitian ini cenderung menggunakan angket langsung tertutup yang dirancang sedemikian rupa untuk merekam data tentang keadaan yang dialami oleh responden sendiri dengan alternative jawaban telah tertera dalam angket. Angket (kuesioner) digunakan dalam penelitian ini berdasarkan alasan bahwa responden memiliki waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh penulis, setiap responden menghadapi susunan dan cara pengisian yang sama atas pertanyaan yang diajukan, responden memiliki kebebasan dalam memberikan jawaban serta angket (kuesioner) ini dapat digunakan untuk mengumpulkan data atau keterangan dari banyak responden dalam waktu yang tepat. Selain itu digunakan juga metode dokumenter yaitu metode yang digunakan untuk menelusuri data histories seperti: capaian hasil UN, hasil UAS, prestasi non akademik, dan lain sebagainya.

Melalui teknik ini akan dikumpulkan data berdasarkan jawaban tertulis dari responden atas sejumlah pertanyaan yang diajukan dalam angket tersebut. Indikator-indikator merupakan penjabaran dari variabel kemampuan profesional guru, motivasi berprestasi dan kinerja guru merupakan materi pokok yang diramu menjadi sejumlah pertanyaan di dalam angket.

(16)

E. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan suatu proses dalam memperoleh data ringkasan atau angka ringkasan dengan menggunakan cara-cara atau rumus-rumus tertentu. Pengolahan data pada penelitian ini meliputi berbagai kegiatan antara lain :

1. Editing, adalah pengecekan atau pengoreksian data yang telah dikumpulkan, karena kemungkinan data yang masuk (raw data) atau data terkumpul itu tidak logis dan meragukan. Tujuannya untuk menghilangkan kesalahan-kesalahan yang terdapat pada pencatatan di lapangan dan bersifat koreksi. Kekurangan data atau kesalahan data dapat dilengkapi atau diperbaiki baik dengan pengumpulan data ulang ataupun dengan interpolasi (penyisipan).

2. Coding, adalah pemberian / pembuatan kode-kode pada tiap-tiap data yang termasuk dalam kategori yang sama. Kode adalah syarat yang dibuat dalam bentuk angka-angka / huruf-huruf yang memberikan petunjuk atau identitas pada suatu informasi atau data yang akan dianalisis.

3. Tabulasi adalah membuat tabel-tabel yang berisikan data yang telah diberi kode, sesuai dengan analisis yang dibutuhkan. Untuk melakukan tabulasi ini diperlukan ketelitian dan kehati-hatian agar tidak terjadi kesalahan, khususnya dalam tabulasi silang.

F. Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, oleh karena itu harus ada alat ukur yang baik yang biasa dinamakan instrumen penelitian.

(17)

Sugiyono (2002: 84) mengemukakan bahwa instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian. Instrument yang akan digunakan dalam pengukuran fenomena nyata adalah instrument tidak langsung berupa angket. Hal ini terkait dengan data yang diharapkan didapat dari lapangan berupa kondisi keseharian yang dilakukan oleh masing-masing responden.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keabsahan dan kevalidan suatu alat ukur atau instrumen penelitian. Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang akan diukur dalam suatu penelitian (Singaribun, 1995 :124).

Uji validitas yang dipilih dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus korelasi product moment dari Pearson untuk menentukan dan mengetahui berapa besar koefisien korelasi dan kekuatan pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun rumus Pearson yang digunakan sebagai berikut :

( )( )

( )

{

2 2

}

{

2

( )

2

}

xy N N N r Υ ∑ − Υ ∑ Χ ∑ − Χ ∑ Υ ∑ Χ ∑ − ΧΥ ∑ = Keterangan :

(18)

r = Koefisien Korelasi

∑X = Jumlah skor item

∑Y = Jumlah skor total/seluruh item n = Jumlah responden

Di mana X dan Y merupakan variabel-variabel yang akan dikorelasikan, rxy merupakan koefisien korelasi. Setelah nilai korelasi (rxy) diperoleh, kemudian nilai rxy dibandingkan dengan nilai r tabel dengan derajat kesalahan 5% atau 1%. Adapun kaidah keputusannya adalah sebagai berikut ; Bila rxy > dari r tabel, maka alat ukur atau instrumen penelitian yang digunakan adalah valid.

Rumus tersebut di atas, baik pengolahan, pengujian maupun analisis data untuk membuktikan tingkat validitas, dilakukan dengan menggunakan alat bantu Program SPSS.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat ukur atau instrumen penelitian dapat dipercaya atau diandalkan dalam kegiatan pengumpulan data (Singarimbun, 1995:140). Pengujian reliabilitas pada instrumen penelitian ini didasarkan atas pendapat Sugiyono (2001: 109) yaitu dilakukan dengan internal consistency melalui Teknik Belah Dua (Spit half). Butir-butir pada masing-masing variabel data intrumen dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok ganjil dan kelompok genap, selanjutnya disusun skor data tiap kelompok.

(19)

Masing-masing kelompok skornya dijumlahkan sehingga diperoleh skor total dari tiap-tiap variabel. Skor total ini dicari korelasinya, setelah didapat nilai koefisien korelasi dimasukkan ke dalam rumus Spearman Brown sebagai berikut :

 1   2. 

Keterangan :

ri = reliabilitas internal seluruh instrumen

rb = korelasi product moment antara kelompok ganjil dan kelompok genap

Setelah diperoleh nilai ri selanjutnya dibandingkan dengan harga tabel rho, apabilailai ri lebih besar dari tabel rho maka intrumen dinyatakan reliabel. Rumus tersebut di atas, baik pengolahan, pengujian maupun analisis data untuk membuktikan tingkat reliabilitas, dilakukan dengan menggunakan alat bantu Program SPSS.

Hasil uji validitas dan realibilitas secara keseluruhan dapat dilihat dengan memperhatikan angka pada corrected item-total correlation, yang merupakan korelasi antara skor item dengan skor total item. misalnya korelasi item no1 terhadap skor totalnya adalah sebesar 0,7637. interpretasinya yaitu dengan cara mengkonsultasikan dengan r tabel. Sebuah item dikatakan valid apabila r hitung lebih besar dari nilai r tabel. Perhitungan keseluruhan hasil uji validitas semua variabel dapat dilihat pada lampiran disertasi ini.

(20)

3. Uji Normalitas Data

Untuk menguji apakah data hasil penelitian normal atau tidak, terlebih dahulu data mentah yang sudah dijadikan skor dikonversi ke dalam data baku. Proses ini dilakukan dengan menghitung skor mentah melalui rumus

Keterangan :

Ti = Skor simpangan baku

Xi = Data skor dari masing-masing responden X = Rata-rata

S = Simpangan baku

Hasil pengujian normalitas dapat diketahui berdasarkan nilai Asymp. Siq. (2tailed). Bila nilai yang diperoleh lebih besar dari 0,05 berarti variabel yang diuji dapat dikatakan berdistribusi normal. (Test distribution is Normal), dan sebaliknya.

G. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data

Kegiatan yang cukup penting dalam keseluruhan proses penelitian adalah

pengolahan data. Dengan pengolahan data akan dapat diketahui tentang makna dari data yang berhasil dikumpulkan, sehingga hasil penelitianpun akan segera diketahui. Dalam pelaksanaannya, pengolahan data dilakukan melalui bantuan komputer dengan program SPSS (Statistical Pacakage for Social Science).

Langkah-langkah atau prosedur pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

S

X

Xi

Ti

=

50

+

10

(

)

(21)

1. Menyeleksi data agar dapat diolah lebih lanjut, yaitu dengan memeriksa jawaban responden sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan

2. Menentukan bobot nilai untuk setiap kemungkinan jawaban pada setiap item variabel penelitian dengan menggunakan skala penilaian yang telah ditentukan, kemudian menentukan skornya

3. Melakukan analisis secara deskriptif untuk mengetahui kecenderungan data. Dari analisis ini dapat diketahui rata-rata, median, standar deviasi dan varians dari data masing-masing variabel. Untuk mengetahui kecenderungan umum jawaban responden terhadap variabel penelitian digunakan formula sebagai berikut :

! ""#

$%100%

Keterangan :

P = Prosentase skor rata-rata yang dicari X = Skor rata-rata setiap variabel

Xid = skor ideal setiap variabel

Setelah hasilnya diperoleh, kemudian dikonsultasikan dengan kriteria yang telah ditetapkan sebagaimana dikemukakan oleh Nugraha (1999:69), yaitu:

90% - 100 % = Sangat Tinggi 80% - 89% = Tinggi

70% - 79% = Cukup Tinggi 60% - 69% = Sedang 50% - 59% = Rendah

49% kebawah = Sangat Rendah

4. Untuk mengetahui hubungan antara X1 dengan Y, X2 dengan Y, X3 dengan

Y digunakan teknik korelasi. Teknik korelasi yang digunakan adalah Korelasi Pearson Product Moment, dengan rumus sebagai berikut:

(22)

{ }{ }

2 2 xy r Υ ∑ Χ ∑ ΧΥ ∑ =

5. Untuk mengetahui hubungan antara variabel X1, X2, dan X3, secara

bersama-sama terhadap variabel Y digunakan rumus korelasi ganda (multiple correlation)

'" (  )

*"  *"   *" + 2. *" *"  *"  . " 1 +  "" "

6. Uji Regresi, digunakan untuk mencari hubungan fungsional antara variabel. Dalam uji ini digunakan regresi linier sederhana dan regresi linier ganda.

Regresi linier sederhana berguna untuk menguji hipotesis 1 dan 2. Pengujian ini bertujuan untuk mencari pola hubungan fungsional antara variabel X1 dengan Y dan variabel X2 dengan Y. Persamaan regresi linier

sederhana dinyatakan dengan rumus

Y = a + bX

Keterangan :

Y = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)

b =Angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen. Bila b (+) maka naik, bila b (-) maka terjadi penurunan.

(23)

(Sugiyono, 2000:244)

Sedangkan regresi linier ganda digunakan untuk mencari hubungan fungsional antara variabel X1 dan X2 secara bersama-sama dengan variabel

Y. Persamaan regresi ganda yang digunakan adalah regresi ganda dua prediktor, dengan rumus :

Y = a+b1X1 + b2X2+b3X3 +

ε

Keterangan :

Y = Harga variabel Y yang diperkirakan

a = Koefisien intersep (harga konstan apabila X1 dan X2 sama dengan

nol)

b = Koefisien regresi untuk X1 , X2, dan X3, harga yang menunjukkan

perubahan akan terjadi pada Y

Referensi

Dokumen terkait

Pendapatan Rumah Tangga (Y) adalah total pendapatan bersih dalam satuan rupiah per tahun yang diperoleh dari komoditi pangan, hortikultura, perkebunan, ternak, dan

Berdasarkan integrasi struktur geologi terhadap situs-situs di Kawasan Huu tersebut, maka dihasilkan data mengenai pemilihan lokasi situs yang terletak pada bagian yang

Prasasti mempunyai sifat resmi sebagai suatu keputusan atau perintah yang diturunkan oleh seorang raja atau penguasa, sehingga dalam penulisannya ada aturan- aturan penulisan

Penelitian ini dilakukan untuk menentukan formula es krim nabati terbaik berdasarkan uji sensoris (warna, flavor, tekstur, dan overall), mengetahui karakteristik

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan dengan metode kualitatif agar data yang diperoleh mengandung makna , karena makna adalah data yang sebenarnya, oleh karena

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang proses pembelajaran melalui penerapan strategi TANDUR pada konsep sistem ekskresi manusia siswa Kelas IX- 2 SMP

Hal ini sesuai dengan hasil studi yang dilakukan oleh (Lingga et al., 2020), bahwa tampilan animasi dapat menembus ruang waktu, artinya antara penyaji dan

Pada proses utama, komputasi menggunakan metode Template Matching dan Hamming Distance, pola wajah akan dilatih untuk mendapatkan sebuah matriks bobot, yang selanjutnya