• Tidak ada hasil yang ditemukan

CFIT (Culture Fair Intelegence Test) : Psikotes kerja yang bertujuan untuk mengungkap kemampuan mental umum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "CFIT (Culture Fair Intelegence Test) : Psikotes kerja yang bertujuan untuk mengungkap kemampuan mental umum"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Tes Intelegence Question (IQ)

Biasanya jenis contoh soal dalam bentuk psikotes kerja ini melibatkan serangkaian soal matematika dalam istilah tesnya tes verbal atau non verbal. Angka juga bahasa merupakan bagian dari tes ini. Jika kandidat senang dengan hitungan maka akan membantu ketika menjawabnya. Namun tes IQ memang dibuat standar agar bisa dilakukan setiap orang.

Beberapa macam bentuk Tes Intelektual :

 CFIT (Culture Fair Intelegence Test) : Psikotes kerja yang bertujuan untuk mengungkap kemampuan mental umum

 TIU (Tes Intelegensi Umum) : Psikotes kerja yang bertujuan untuk mengungkap kemampuan mental umum

Gaji : honor, Vokal >< konsonan, Air : Es (air didinginkan jadi es) Uap : Air (uap didinginkan jadi air)

 TKD (Tes Kemampuan Dasar) : Psikotes kerja yang bertujuan untuk mengukur kemampuan dasar individu

 AA (Army Alpha) : Psikotes kerja yang bertujuan untuk mengetahui daya tangkap / daya konsentrasi orang

 ADKUDAG (Administrasi dan Keuangan) : Psikotes kerja yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan administrasi dan keuangan

 IST (Tes Inteligensi) : Psikotes kerja ini mencakup dari 9 subtes didasarkan pada anggapan bahwa struktur intelegensi tertentu cocok dengan pekerjaan atau profesi tertentu

Tes Kepribadian

Di dalam tes ini mencakup serangkaian pertanyaan mengenai berbagai pilihan dilema dalam pekerjaan, seperti bagaimana menghadapi konflik, bagaimana bekerja sama serta bagaimana solusi jika menghadapi suatu kebimbangan (pilihan). Dari sini dapat diukur dan dikaji, seberapa jauh kemampuan kandidat bekerja dalam tim dan bekerja secara personal apakah kandidat termasuk orang yang memiliki karakteristik mudah adaptasi atau individual. Berbagai macam Tes Kepribadian :

 EPPS (Edwards Personal Preference Schedule) : Psikotes kerja yang bertujuan untuk mengukur kepribadian kandidat yang dilihat dari kebutuhan-kebutuhan yang mendorongnya (16 faktor) atau motif seseorang

(2)

 DAM & BAUM ( Draw A Man Tes / Tes Gambar Orang) : Psikotes kerja yang bertujuan untuk mengetahui tanggung jawab, kepercayaan diri, kestabilan serta ketahanan kerja

 WARTEGG TEST : Psikotes kerja yang bertujuan untuk mengetahui emosi, imajinasi, intelektual dan aktifitas subjek.

 TES PAULI :Psikotes kerja yang bertujuan untuk mengukur sikap kerja dan prestasi kerja (daya tahan, keuletan, sikap terhadap tekanan, daya penyesuaian, ketekunan, konsistensi, kendali diri)

 KRAEPLIEN TEST : Psikotes kerja yang bertujuan untuk mengungkap ketelitian, kecepatan, kestabilan dan ketahanan kerja

 RM (The Rothwell Miller) :Psikotes kerja yang bertujuan untuk mengetahui minat seseorang terhadap jenis pekerjaan tertentu

 PAPI Kostick : Psikotes kerja yang bertujuan untuk menjabarkan kepribadian dalam 20 aspek yang masing-masing mewakili need maupun role tertentu, tinggi rendahnya need ataupun role tertentu yang mempunyai arti lebih spesifik. Konfigurasi yang diperoleh ialah gambaran dari pilihan testee yang bermuatan need maupun role, serta dibandingkan dengan need atau role lain dalam keseluruhan sistem kepribadian berdasarkan persepsi testee atas dirinya sendiri.

Tes Kemampuan

Pada jenis psikotes kerja ini kandidat akan diuji serangkaian tugas di bawah tekanan tinggi, sekaligus mengukur daya tahannya. Biasanya tes kemampuan ini mengkondisikan kandidat dalam suasana penuh tekanan tetapi harus menyelesaikan soal dengan cepat. Bisa bentuknya angka maupun permainana kata-kata tapi pula dalam bentuk berupa grafik serta bentuk-bentuk tiga dimensi.

Tes Kreatifitas

Biasanya kandidat akan diminta menulis dan menggambarkan sesuatu. Pada salah satu tes diminta melanjutkan gambar dari enam kotak yang sudah ada. Lanjutkan dengan ilustrasi yang baik semaksimal mungkin. Satu lagi tes final biasanya kandidat diminta menggambar.

(3)

1. Test Pemahaman

Ada beberapa cara untuk mengukur kemampuan anda dalam test ini, antara lain :

a. Test Analogi Verbal (korelasi makna), test ini untuk melihat pemahaman anda terhadap hubungan antar kata. Dampak positifnya adalah mengukur kemampuan anda dalam memahami suatu permasalahan. Contoh soal :

Kepala – Pusing = Perut – … a. Batuk b. Pilek c. Mules d. Ngilu Air – Haus = Nasi – … a. Goreng b. Lapar c. Beras d. Rames

b. Test Antonim (lawan kata), test ini ditujukan untuk mengukur kemampuan melihat kebenaran secara terbalik (kemampuan seseorang untuk mengetahui sesuatunya benar atau salah tidak hanya secara fenomenologis tetapi juga secara dialektis), sekaligus melihat wawasan anda. Contoh soal :

Asli >< … a. Orisinil b. Tiruan c. Autentik d. Murni

Insidental >< … a. Khusus b. Tertentu c. Rutin d. Istimewa

c. Test Sinonim (persamaan/padanan makna/kata), test ini untuk mengukur tingkat kewaspadaan dan kecermatan anda terhadap suatu indikasi yang sama/mirip. Maksudnya yaitu seseorang akan lebih cepat, lebih efektif, dan lebih efisien dalam mengambil

keputusan/kebijakan, ketika dihadapkan pada permasalahan yang memiliki prinsip serta tipe yang sama dengan permasalahan yang pernah dihadapinya. Contoh :

Kreasi = … a. Rencana b. Pemikiran c. Ciptaan d. Program Implisit = … a. Tersirat b. Terbuka c. Kedalaman d. Penggandaan

d. Test Penalaran dan Pemahaman, test ini untuk melihat pemahaman anda dan tindakan yang akan anda ambil bilamana dihadapkan pada suatu situasi tertentu. Dalam test ini anda akan diberikan sejumlah narasi/cerita singkat dan anda disuruh menjawab soal-soal yang berkaitan dengan narasi/cerita tersebut.

2. Tes Logika Aritmatika

Tes ini terdiri atas deret angka. Yang diukur dalam tes ini adalah kemampuan analisa anda dalam memahami pola-pola/kecenderungan tertentu (dalam wujud deret angka) untuk

kemudian memprediksikan hal-hal lain berdasarkan pola tersebut. Selain deret angka, bentuk tes aritmatika yang diujikan yaitu bentuk penjumlahan, pengurangan, pembagian, perkalian, pensentase dan pecahan angka (40 soal).

Contoh:

– 16 8 4 2 1 1/2 … … – 45 15 18 6 9 3 … … Tipsnya:

Jangan terpaku pada deret hitung atau deret ukur perhitungan matematika saja yaitu jangan terpaku pada 3 -4 angka terdepan dalam deret namun adakalanya anda melihat deret secara keseluruhan karena pola bisa berupa urutan, pengelompokan berurutan maupun

pengelompokan loncat

Ingat keterbatasan waktu. Jangan terlalu asyik dan terpaku hanya pada sebuah soal yang penasaran ingin anda pecahkan, lompati ke soal berikutnya karena terkadang soal di

(4)

bawahnya lebih mudah dipecahkan dibandingkan soal sebelumnya

Anda bisa melatih kemampuan anda ini dari buku-buku tes UMPTN/SPMB untuk materi deret hitung/deret ukur

3. Tes Logika Penalaran

Tes ini terdiri atas deret gambar baik 2 maupun 3 dimensi. Anda disuruh memilih gambar selanjutnya yang akan muncul (50 soal). Yang ingin diukur dalam tes ini adalah kemapuan anda dalam memahami pola-pola/kecenderungan tertentu (dalam wujud gambar) untuk kemudian melakukan prediksi berdasarkan pola anda tersebut.

Tipsnya: konsetrasi, hati-hati dan teliti. Karena bentuk-bentuk yang ditawarkan hampir serupa walau tak sama.

Contoh:

4. Kraeplien atau Pauli Tes

Ke dua tes ini terdiri atas gugusan angka-angka yang tersusun secara membujur (atas-bawah) dalam bentuk lajur-lajur dalam sebuah kertas besar. Yang membedakan hanya cara dan jumlah isinya, Kraeplien tes memiliki jumlah deret angka yg lebih banyak (27 bujur, 50 kolom). Anda akan diminta untuk menjumlahkan dua angka yang berdekatan dalam waktu tertentu di setiap kolom dan menuliskan disampingnya. Biasanya sang psikolog hanya menginstruksikan “pindah” pada waktu tertentu dan berbeda-beda untuk melihat daya tahan otak dan konsistensi anda. Yang diukur dalam tes ini adalah konsistensi, ketahanan, sikap terhadap tekanan, kemampuan daya penyesuaian diri, ketelitian sekaligus kecepatan dalam mengerjakan suatu pekerjaan.

Tipsnya :

Jangan sekalipun menggunakan pensil mekanis dalam tes ini melainkan pensil biasa atau pulpen saja, karena tes ini sangat terikat dengan waktu. Pensil mekanis membutuhkan di-reload ketika ujung granitnya habis, mekanisme ini membutuhkan waktu sekitar 0.5-1 detik. Apabila anda melakukan reload dalam 10 lajur berarti anda telah kehilangan waktu 5-10 detik Usahakan jumlah angka yang dijumlahkan di masing-masing kolom stabil. Hasilnya akan lebih baik jika dibandingkan anda memaksakan diri di awal tes namun tergopoh-gopoh di pertengahan dan akhir tes. Kendalikan diri anda untuk menghemat tenaga. Akan lebih baik hasilnya bila saat ditarik garis lurus tingkat teratas penjumlahan terbentuk grafik penjumlahan yang stabil syukur-syukur meningkat

Jangan sekalipun melakukan cheating terhadap waktu maupun hasil penjumlahan. Hal ini akan merugikan anda sendiri karena justru untuk cheating anda akan membutuhkan waktu sekian detik untuk memutuskan dan itu berarti justru membuang waktu dan memubuat grafik penjumlahan anda tidak alami

Hal yang paling penting dari keseluruhan tes kraeplein adalah konsentrasi. Terkadang anda akan merasa blank pada pertengahan tes, namun anda harus bisa bangkit & fokus lagi pada tes. Untuk itu kondisi fisik sangat berpengaruh. Usahakan tidak begadang dan sarapan dahulu sebelum berangkat tes karena model tes ini sangat menyedot energi anda.

5. Wartegg Test

Tes Wartegg pada dasarnya adalah tes menggambar. Tes menggambar ini (wartegg) tidak memerlukan kemampuan menggambar, melainkan hal ini hanya suatu cara bagi seorang penguji/psikolog untuk mengetahui kepribadian anda dari cara anda menggambar dan apa yang anda gambar. Menurut informasi yang didapat juga menyatakan, dari cara Anda

(5)

menggambar akan terlihat apakah Anda seorang yang keras kepala, tidak terorganisir,dll. Semuanya terlihat dari kebersihan, kerapian, tekanan pensil dan sebagainya. Test ini juga mampu untuk mengungkapkan kemampuan IQ anda, dari hasil apa yang Anda gambar. Yang diukur dalam tes ini adalah emosi, imajinasi, intelektual dan aktifitas subjek. Tes ini terdiri atas 8 kotak di selembae kertas yang berisi bentukan-bentukan tertentu seperti titik, garis kurva, 3 garis sejajar, kotak, dua garis saling memotong, dua garis terpisah, tujuh buah titik tersusun melengkung dan garis melengkung. Anda akan diminta membuat suatu gambar dari pola tersebut, kemudian menuliskan urutan gambar yang telah anda buat, judul gambar dalam setiap kotak sesuai urutan, lalu menuliskan nomor gambar mana paling disukai, tidak disukai, sulit dan mudah menurut anda.

Delapan kotak tersebut adalah sebagai berikut :

Makna dari masing-masing gambar adalah :gbr 1. berupa titik ditengah kotak : ini

menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan penyesuaian diri yaitu bagaimana seseorang menempatkan diri dlm lingkungangbr 2. berupa ~ tp berada di kotak sebelah kiri :

menunjukkan fleksibilitas perasaan.gbr 3. berupa 3 garis horisontal dr pendek, sedang tinggi sejajar: mengukur hasrat untuk maju/ambisigbr 4. berupa kotak kecil di sebelah kanan : mengukur bagaimana seseorang mengatasi kesulitangbr 5. seperti huruf T tp miring (susah gambarin nya) : mengukur bagaimana cara bertindak.gbr 6. berupa garis horisontal & vertikal : mengukur cara berpikir/analisa & sintesagbr 7. berupa titik2 : menyangkut kehidupan dan perasaan (apakah sudah stabil, kekanakan)gbr 8. berupa lengkungan : mengenai kehidupan sosial/ hubungan social

Berikut ini adalah contoh pengerjaan yang pernah digunakan penulis untuk melewati tahap psikotes ini:

Tipsnya :

Tes Wartegg mengharuskan peserta untuk melengkapi gambar yang terdiri dari 8 gambar, 4 diantaranya berupa garis lurus (Gambar III, IV, V, dan VI) dan empat lainnya berupa garis lengkung (Gambar I, II, VII, VIII). Yang perlu anda ingat adalah untuk garis lengkung sebaiknya anda menggambar benda hidup dan untuk garis lurus yang kaku sebaiknya anda menggambar benda mati. Jika anda menggambar terbalik, misal garis lurus digambar dengan bunga, hewan dan sebagainya atau garis lengkung digambar dengan mobil, mesin dan

sebagainya, hal ini menandakan “ada yang salah” dengan jiwa atau kepribadian anda

Urutan menggambar sebaiknya anda buat kombinasi antara sesuai nomor dan acak. Misalnya 1,2,3,4 kemudian 8,7,6,5. Karena apabila anda menggambar berdasarkan urutan

1,2,3,4,5,6,7,8 anda dipandang HRD sebagai orang yang kaku/konservatif sedangkan apabila anda menggambar secara acak misalnya 5,7,6,8,3,2,4,1 anda akan dipandang HRD sebagai orang yang terlalu kreatif, inovatif dan cenderung suka akan ‘breaking the low‘

Kalau anda bergender lelaki jangan mulai dengan nomor 5, karena beberapa anggapan menyebutkan hal ini berpengaruh terhadap orientasi seks anda

Ada beberapa versi jawaban untuk tes yang ini. Waktu itu saya sempat baca beberapa buku, dan saya menggunakan cara menyelesaikan gambar dengan gambar yang dinamis (bergerak). Misalkan ada garis lengkung setengah lingkaran, saya buat jadi gambar jembatan yang dibawahnya ada air mengalir. Ada juga lengkungan yang jadi burung yang sedang terbang. Pada prinsipnya saya mengusahakan semua gambar adalah gambar dinamis

(6)

Selanjutnya dari cara menggambar pun bisa kelihatan kepribadian seseorang misal : jika saat mengambar anda terlalu sering menghapus atau kotor menandakan bahwa anda adalah orang yang peragu atau tidak terencana dan jika anda menggambar terlalu kuat untuk garis yang seharusnya lembut berarti anda termasuk orang yang keras kepala

Apa yang anda gambarpun juga menunjukan kepribadian atau kemampuan IQ anda. Jika anda menggambar sesuatu yang “biasa saja dan umum” tentu penilaian tingkat kecerdasannya akan berbeda dibanding jika anda menggambar “sesuatu yang tidak terpikirkan oleh orang lain dan berwawasan” (disini kreativitas kita diuji, apakah kita mampu mengembangkan hal yang sudah ada menjadi suatu ide baru; atau sifat mengekor yang terlalu besar)

Bila diminta membuat gambar dari lingkaran-lingkaran, ketegasan kita dilihat; apakah menggambar lingkaran secara langsung dan tegas; atau terputus-putus dan pelan-pelan, sifat perfeksionis bisa terlihat disini

Kalo titik di tengah (gbr.1) di respon dengan menggambar mobil adalah tidak tepat karena kurang adaptif. Sebaiknya responlah setiap simbol berdasarkan sifat simbol itu.

Ada baiknya anda sudah mulai berkreasi dengan titik/garis tersebut agar saat pelaksanaan sudah lancar

6. BAUM TEST (Menggambar Pohon)

Tes dimana anda diberi kertas kosong dan diminta untuk menggambar pohon dengan kriteria : berkambium (dicotyl), bercabang dan berbuah, sehingga kelihatan akar, batang (dahan dan ranting), daun dan buah. Otomatis anda tidak diperbolehkan menggambar pohon jenis bambu, pisang, semak belukar ataupun jenis tanaman monocotyl lainnya. Yang dinilai bukan bagus atau tidaknya gambar tersebut, melainkan besar-kecil gambar, tarikan garis (tegas atau tidak atau patah-patah), letak gambar (kanan-kiri, atas-bawah, atau center). Dari sini akan terlihat kesabaran kita, apakah kita akan gambar dahan semua dulu baru daun, atau sekaligus semuanya, daunnya juga dilihat apakah satu-satu atau semuanya sekaligus menjadi satu objek. Konon etos kerja kita bisa terlihat disini, tukang nyicil atau tidak sabaran.

Dibawah gambar, anda harus mencantumkan nama pohonnya. Tipsnya :

Pada setiap tes menggambar pohon yang pernah dilalui, penulis selalu menggambar pohon nangka. Karena pohon tersebut mewakili jenis tanaman dicotyl / berkambium

Walaupun anda tidak begitu pandai dalam hal menggambar, usahakan menggambar secara detil dan rinci setiap komponen dari pohon tersebut seperti tangkai, bentuk daun, kerapatan daun, buah, akar bahkan alur pohon

Gambar pohon, batangnya ada ‘kroak’nya maka ada kemungkinan trauma di masa lalu Untuk hasil yang lebih maksimal, fotolah pohon tersebut, pelajari karakter jenis pohonnya, kemudian latihlah kemampuan menggambar anda dengan mengacu pada foto tersebut Sifat yang diperoleh dari gambar-gambar, bersifat interpretasi. Jadi pasti akan dikonfirmasi dengan hasil tes yang lain dan juga wawancara

(7)

7. Draw A Man Test (DAM)

Draw A Man Tes yaitu Tes Gambar Orang. Tes dimana anda diberi kertas kosong dan diminta untuk menggambar seorang manusia, untuk kemudian anda deskripsikan usia, jenis kelamin, bagaimana sifat kesehariannya dan aktifitas orang tersebut. Tes ini dipergunakan untuk mengatahui tanggung jawab, kepercayaan diri, kestabilan dan ketahanan kerja.

Tipsnya:

Gambarlah orang tersebut secara utuh semua anggota tubuh di luar pakaian mulai dari ujung kepala sampai ke ujung kaki, termasuk detil muka seperti mata, hidung, mulut dan telinga. Kalau gambar orang tidak kelihatan jarinya maka ada kecenderungan bermasalah secara sosial (kemampuan adaptasinya kurang baik)

Gambarlah orang tersebut dalam keadaan sedang melakukan aktifitas, misalnya pak tani sedang membawa cangkul, eksekutif muda sedang menenteng koper dsb.

Konon dengan melihat ekspresi wajah yang berhasil digambar oleh kita; ekspresi dan detil wajah mampu menggambarkan sifat utama kita.

Gambar orang membelakangi/ tidak terlihat mukanya diartikan introvert, kurang bisa menghadapi realitas, asocial

Contoh : Bila anda ingin menggambar petani yang sedang memegang cangkul, berarti gambarnya harus laki-laki, usia biasanya sudah dewasa, sikapnya harus siap berjuang di sawah, pakaiannya juga harus mencerminkan seorang petani

8. Test Menggambar Rumah, Pohon, dan Orang

Dalam test ini anda akan diberi kertas kosong dan diminta untuk menggambar rumah, pohon, dan orang dalam satu obyek gambar, serta diminta untuk mencantumkan aktivitas apa yang sedang terjadi pada gambar. Dari test ini akan terlihat perbandingan tinggi dalam anda menggambar pohon, rumah, dan orang. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara anda menerapkan keserasian dalam hubungan dengan orang lain yang kedudukkanya lebih tinggi dari anda.

Tipsnya :

Gambar orang tidak boleh lebih tinggi dari rumah, dan gambar rumah tidak boleh lebih tinggi dari pohon (sesuai dengan kehidupan nyata to?)

Gambarlah suatu aktifitas yang dinamis, syukur-syukur dapat menggabungkan ketiga komponen dalam suatu alur aktifitas yang sama

9. PAPI Kostick Test

PAPI Kostick adalah tes untuk menjabarkan kepribadian dalam 20 aspek yang masing-masing mewakili need atau role tertentu, tinggi rendahnya need atau role tertentu mempunyai arti yang spesifik (90 soal). Konfigurasi yang diperoleh adalah gambaran dari pilihan testee yang bermuatan need atau role, dan dibandingkan dengan need atau role lain dalam keseluruhan sistem kepribadian berdasarkan persepsi testee atas dirinya sendiri. Anda akan disuruh memilih (melingkari) satu dari dua pernyataan yang sama menyenangkan atau sama-sama tidak menyenangkannya. Ikon pemilihan jawaban bukan berupa huruf A dan B, tetapi berupa simbol panah mendatar ( ) dan miring ke atas ( ) atau kebawah ( ).

Tipsnya :

(8)

saat anda dihadapkan pada pekerjaan atau profesi

Jawaban sebisa mungkin disinkronkan dengan jawaban pada Edwards Personal Preference Schedule (EPPS) karena kemungkinan jawaban pada kedua test ini akan dibandingkan Seimbangkanlah jawaban-jawaban yang mengarah pada need dan role. Karena bila terlalu memilih need, berarti anda adalah orang yang terlalu bebas dan tidak mengindahkan aturan. Tetapi bila terlalu memilih jawaban role, berarti anda adalah orang yang terlalu kaku dan terpaku pada aturan.

Pada lembar jawab ada garis menyerong dari kanan atas menuju kiri bawah yang membagi lembar jawab menjadi dua bagian, sebisa mungkin anda melingkari tanda panah-tanda panah tersebut sesuai garis yang ada, karena kepribadian manusia secara umum tercermin dalam jawaban-jawaban dari tanda panah yang membentuk garis tersebut

10. Edwards Personal Preference Schedule (EPPS)

Tes ini terdiri atas pilihan-pilihan jawaban yang paling mencerminkan diri anda positif dan negative (225 soal). Mulai dari pertanyaan yang gampang sampe pertanyaan yang aneh-aneh (jenis kepribadian yang kita sukai dan tidak sukai). Tes ini dipergunakan untuk mengetahui seberapa besar motivasi, kebutuhan dan motif seseorang.

Tipsnya:

Jawablah setiap pertanyaan dengan jujur sesuai dengan kondisi anda, setidaknya yang paling mendekati, karena pertanyaan akan berulang di nomor-nomor berikutnya, sehingga apabila jawaban anda tidak sinkron, hal ini akan merugikan Anda. Kejujuran anda terkait dengan cerminan kesesuaian diri anda terhadap lowongan pekerjaan yang anda lamar

Secara keseluruhan, tes EPPS ini memang paling sulit untuk di-adjustment (diakali), namun setidaknya ada beberapa pertanyaan yang bisa di-adjustment untuk disesuaikan dengan lowongan pekerjaan yang anda pilihan. Misalnya ketika anda melamar menjadi pegawai Bank, pilihlah jawaban-jawaban yang mencerminkan kejujuran, keteraturan, kedisiplinan dan mampu bekerja dalam teamwork

Karena sulitnya proses adjusment tehadap tes ini, jalan paling praktis yang dapat ditempuh adalah memperbaiki diri (self improvement) anda dalam segala hal, setup diri anda menjadi seakan-akan seseorang profesional dalam setiap tingkah laku keseharian anda seperti: jujur, tepat janji, tanggung jawab dan disiplin. Karena cerminan pola pikir dan tingkah laku positif diri anda, akan tertuang tanpa anda sadari dalam hasil tes

Contoh soalnya:

A. Saya suka memuji orang yang saya kagumi

B. Saya ingin merasa bebas untuk melakukan apa saja yang saya kehendaki A. Saya merasa bahwa dalam banyak hal saya kalah dibandingkan orang lain B. Saya suka mengelakkan tanggung jawab dan kewajiban-kewajiban

11. Army Alpha Intelegence Test (AA)

Tes ini terdiri atas 12 soal yang berisi kombinasi deretan angka dan deretan bentuk. Soal satu soal kadang terkait dengan soal sebelumya. Yang diukur dalam tes ini adalah kemampuan daya tangkap Anda dalam menerima dan melaksanakan instruksi dengan cepat dan tepat. Tipsnya :

(9)

Konsentrasilah kepada apa yang dikatakan narator, karena narator tidak akan mengulang instruksi tersebut dan waktu yang diberikan sangat terbatas

Sabar, jangan terburu menjawab, sebelum narator selesai memberikan instruksi

Contoh: Narator akan mediktekan soal sebagai berikut : “Coretlah angka ganjil dalam kotak dan coretlah angka genap yang berhuruf dalam lingkaran, kerjakan!” dan pada lembar jawaban akan diberikan gambar sebagai berikut:

12. Wawancara dalam Tes Psikologi (Psikotes)

Berbohong saat tes wawancara bukan hanya tak berguna, tapi juga bisa membuat Anda tidak diterima. Lebih bijaksana bila pertanyaan dijawab apa adanya, spontan, langsung ke pokok persoalan, tidak mengada-ada, tidak menggurui, dan sopan.

“Padahal tinggal wawancara lo, kok gagal. Dulu juga begitu, selalu kandas di tahap ini”. Keluhan macam itu banyak kita dengar dari mereka yang tak lolos dalam wawancara psikologi untuk melamar kerja. Sebuah kenyataan yang menyesakkan, apalagi kebanyakan tahapan wawancara berada diakhir proses seleksi. Lolos di sini berarti si calon diterima di tempat kerja yang baru.

Wawancara psikologi punya banyak makna. Ada beberapa versi, salah satunya, menurut Bingham dan Moore, wawancara adalah “… conversation directed to define purpose other than satisfaction in the conversation it self”. Sedangkan menurut Weiner, “The term interview has a history of usage going back for centuries. It was used normally to designate a face to face meeting of individual for a formal conference on some point.”

Dari kedua definisi itu didapatkan kondisi bahwa wawancara adalah pertemuan tatap muka, dengan menggunakan cara lisan, dan mempunyai tujuan tertentu.

Jangan dibayangkan wawancara itu sama dengan interogasi karena tujuan utamanya memang “berbeda”, meskipun sedikit serupa dalam hal menggali dan mencocokkan data. Yang pasti, cara yang dipergunakan dalam kedua hal itu berlainan.

Interogasi lebih menekankan pada tercapainya tujuan, dengan berbagai cara dan akibat, baik secara halus maupun kasar. Posisi interogator lebih tinggi dan bebas daripada yang

diinterogasi, serta lebih langsung.

Bandingkan dengan wawancara psikologi, di mana kedudukan antara pewawancara dan yang diwawancarai relatif setara. Kondisinya pun berbeda, karena tidak ada penekanan serta tidak menggunakan kekuasaan. Bahkan dalam kondisi ekstrem, seorang calon karyawan yang diwawancarai bisa saja tidak menjawab, pewawancara pun tidak akan memaksa. Namun, hal itu tentu akan sangat mempengaruhi penilaian dalam pengambilan keputusan seorang

psikolog. Cocok berbobot

Wawancara dalam tes psikologi (psikotes) sebenarnya satu paket dengan tes tertulisnya. Tes ini bertujuan mencari orang yang cocok dan pas, baik dari tingkat kecerdasan, serta sifat dan kepribadian. Istilah kerennya mendapatkan “the right man in the right place”.

Dasar pemikiran lain kenapa perlu diadakan seleksi, yaitu adanya perbedaan potensi yang dimiliki setiap individu. Perbedaan itu akan menentukan pula perbedaan dalam pola pikir, tingkah laku, minat, serta pandangannya terhadap sesuatu. Kondisi itu juga akan berpengaruh

(10)

terhadap hasil kerja. Bisa jadi suatu pekerjaan atau jabatan akan lebih berhasil bila dikerjakan oleh individu yang mempunyai bakat serta kemampuan seperti yang dituntut oleh persyaratan dari suatu pekerjaan atau jabatan itu sendiri.

Ada beberapa tujuan spesifik dari wawancara psikologi. Pertama, observasi. Dalam hal ini calon karyawan dilihat dan dinilai. Mulai dari penampilan, sikap, cara menjawab pertanyaan, postur tubuh terutama untuk pekerjaan yang memang membutuhkannya, seperti tentara, polisi, satpam, dan pramugari. Penilaian juga menyangkut bobot jawaban dan kelancaran dalam menjawab.

Demikian pula perilaku dan sikap-sikap yang akan muncul secara spontan bila berada dalam situasi yang baru dan mungkin menegangkan. Misalnya, mata berkedip-kedip atau memutar jari-jemari yang dilakukan tanpa sadar.

Dalam hal bobot jawaban, misalnya, si calon bisa dinilai apakah ia memberikan jawaban yang dangkal atau tidak, atau malah berbelit-belit. Jawaban berupa “Ingin naik pesawat” atau “Ingin ke luar negeri” merupakan contoh jawaban yang dinilai dangkal atas pertanyaan alasan menjadi pramugari.

Sedangkan kelancaran dalam menjawab biasanya dinilai dari berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh seorang calon karyawan untuk menjawab pertanyaan.

Dalam wawancara psikologi yang diperlukan sebenarnya jawaban spontan dan tidak

mengada-ada. Misalnya, apabila ditanya alamat, sebut saja alamat kita. Tidak usah ditambah-tambahi atau malah berlagak sok pintar.

Tujuan berikutnya dalam tes wawancara adalah menggali data yang tidak didapatkan dari tes tertulis. Misalnya, apakah istri bekerja, anak bersekolah di mana, masih tinggal bersama orangtua atau tidak, serta apa judul skripsi dan berapa nilai yang didapat.

Yang tidak kalah penting dalam mempengaruhi penilaian adalah kecocokan data. Benarkah data yang ditulis oleh sang calon?

Atas dasar itu seorang psikolog sering melontarkan pertanyaan untuk menilai tingkat pemahaman dan intelegensi si calon. Misalnya, calon mengaku berpendidikan S2, maka diajukan pertanyaan yang sesuai dengan tingkat pendidikan itu. Bila jawabannya kurang bermutu, dapat saja diambil kesimpulan bahwa calon memiliki intelegensi yang kurang atau dianggap tidak serius selama menjalani proses pendidikan.

Sering juga terjadi hasil tes tulis bagus, tapi hasil wawancaranya kurang meyakinkan. Hal ini bisa terjadi karena mungkin ia telah beberapa kali mengikuti psikotes atau pernah mengikuti bimbingan psikotes. Tes ulang dapat menjadi alat untuk mengatasi keraguan itu.

Perhatikan juga cara berpakaian, sebaiknya sesuaikan dengan situasi dan suasana. Misalnya, dalam wawancara untuk calon pramugari sebaiknya tidak mengenakan pakaian yang tidak selayaknya, seperti celana panjang berbahan jins. Atau menggunakan sepatu sandal, meskipun sedang mode.

Kerapian dan kesopanan berpakaian juga dipertimbangkan. Misalnya, tidak mengenakan kemeja yang lengan panjangnya dilipat, atau hanya mengenakan kaus, atau kemeja tidak dimasukkan.

(11)

Sikap pun memberikan nilai penting. Yang dimaksud dengan sikap ialah bagaimana si calon karyawan dapat menempatkan diri pada posisi yang tepat. Sebaiknya bersikap wajar saja, tidak dibuat-buat, tetapi juga tidak tegang atau gugup.

Selain itu, biasanya dinilai pula kesopanan yang sesuai dengan norma. Misalnya, tidak tampak menjilat, mengetuk pintu bila akan masuk ruangan, atau kalau belum dipersilakan duduk, ya, jangan duduk dulu. Dalam menjawab pertanyaan tidak bertele-tele, langsung pada inti masalah. Kemudian menjawab secara jujur, tidak perlu ditutup-tutupi. Misalnya, pernah tidak naik kelas atau pernah gagal pada tes di perusahaan lain.

Selain itu, dalam menjawab tidak usah menggurui, meskipun si calon sudah memiliki pendidikan yang cukup tinggi, pengalaman cukup banyak, atau dari segi usia lebih tua daripada si pewawancara.

Jangan pula menjawab dengan sombong, misalnya mengaku sebagai atlet yang sudah keliling ke banyak negara dan memiliki segudang prestasi. Bangga boleh-boleh saja, tetapi kalau hasil psikologi tertulisnya kurang baik, tetap saja tidak lulus.

Yang tidak kalah penting, tidak usah bertanya. Meski merasa optimistis dengan hasil tes tulis dan merasa bisa mengerjakan, calon tidak perlu bertanya mengenai hasilnya. Pada dasarnya wawancara adalah tes juga sehingga hal ini akan mempengaruhi penilaian. Selain itu, situasi yang dihadapi saat itu adalah situasi tes, bukan konsultasi psikologi. Pertimbangkan pula banyak calon lain yang menunggu.

Pemahaman yang lebih baik tentang wawancara psikologi akan membuat kita lebih mudah mempersiapkan diri menghadapi jenis wawancara ini. Yang pasti, wawancara psikologi tidak perlu ditakuti dan tidak bisa dibohongi.

Dalam konteks di atas, tidaklah mungkin seorang calon membohongi psikolog. Riskan pula bila dia tidak menjawab dengan sebenarnya. Terbuka sudah kepribadiannya yang tidak jujur, padahal kejujuran merupakan prasyarat penting untuk perusahaan.

Pada wawancara untuk evaluasi karyawan atau promosi jabatan biasanya data curiculum vitae (CV) dari instansi atau perusahaan sudah diberikan semua dari Bagian Personalia. Manfaat lain wawancara adalah melengkapi data yang terlupakan atau tidak tertulis secara lengkap. Misalnya, sudah pernah mengalami psikotes atau belum. Kalau sudah, berapa kali? Untuk apa? Lulus atau tidak? Mungkin juga minat ataupun gaji yang diinginkan. Yang terakhir, manfaat wawancara yaitu untuk membuat keputusan.

Dari hasil pemeriksaan psikologi tertulis dan wawancara, dibuatlah kesimpulan, apakah calon ini memenuhi syarat seperti job description yang diberikan oleh perusahaan atau tidak.

Terkadang ada psikotes yang tidak menggunakan wawancara. Semua itu tergantung tujuan pemeriksaan, ketersediaan data yang mungkin sudah lengkap, serta tidak begitu

mensyaratkan penampilan atau postur. Misalnya, bila yang diperlukan operator komputer, yang penting dia bisa komputer dan inteligensinya cukup.

(12)

13. Learning By Doing

Pengalaman memang guru yang paling baik. Lakukan perbaikan-perbaikan secara continue baik terhadap diri anda maupun terhadap kemampuan anda, di setiap psikotes yang anda hadapi. Misalnya seperti : melatih diri terhadap kesalahan/kesulitan yang dihadapi pada psikotes sebelumnya, membaca kembali materi psikotes secara keseluruhan semalam

sebelum menghadapi psikotes (refreshment) dan mempersiapkan fisik sebaik-baiknya karena pada dasarnya psikotes akan selalu Anda kerjakan dalam keadaan tegang dan tekanan. Karena dengan mekanisme tersebut, psikotes bukan merupakan momok yang harus anda hindari, namun anda akan lambat laun berteman dan akrab dengan psikotes.

Namun demikian, psikotes hanyalah merupakan suatu alat buatan manusia untuk mengetahui kepribadian seseorang secara umum saja. Kesimpulan yang dihasilkannya boleh jadi berbeda dengan kepribadian yang sesungguhnya. Hal ini diakui oleh para psikolog sendiri bahwa tidak ada satu pun tes di jagad raya ini yang benar-benar akurat dapat menilai kemampuan dan kepribadian seseorang.

Pada saat Anda menjalankan test ini pernahkah Anda bertanya-tanya bagaimana para psikolog itu memeriksa hasil test ? Karena tulisan yang dibuat mungkin kecil, berantakan, dan banyak. Ternyata dari informasi yang didapat dari buku, internet dan orang-orang psikolog bahwa mereka mempunyai teknik tertentu dalam memeriksa hasil test ini, yaitu dengan mengabaikan kolom-kolom tertentu dan mengecek kolom-kolom tertentu juga. Intinya adalah bahwa “gagal” lulus psikotes bukan berarti gagal segala-galanya. Jika dinyatakan tidak lulus, berarti kita memang tidak memenuhi persyaratan yang seharusnya dimiliki untuk melakukan pekerjaan tertentu menurut ukuran perusahaan tersebut. Namun ukuran setiap perusahaan belum tentu sama. Ini berarti kita dapat mencoba melamar pada perusahaan lain bukan? Namun kalau berkali-kali gagal melamar untuk satu jenis pekerjaan, kemungkinan besar pekerjaaan tersebut tidak cocok untuk kita. Karena itu sebaiknya di masa mendatang kita harus melamar jenis pekerjaan yang berbeda.

Mengapa gagal?

Banyak calon karyawan gagal dalam psikotes, termasuk di dalamnya wawancara. Mengapa? Sesungguhnya, hasil pemeriksaan psikologi bersifat rahasia, dalam arti tidak setiap orang dapat menerjemahkan dalam bahasa sehari-hari. Jadi, yang berhak adalah psikolog yang berkompeten.

Hal itu berbeda dengan tes kesehatan, di mana jenis kegagalan dapat disebutkan dengan jelas dan biasanya dapat pula dilihat. Sementara hasil psikotes masih merupakan data kasar berupa angka-angka sehingga perlu dijelaskan dalam bahasa awam oleh psikolog, untuk dijadikan data kualitatif.

Pada dasarnya psikotes bukan ujian. Psikotes tidak mengukur prestasi melainkan potensi dasar setiap individu. Dalam tes prestasi ada materi yang dapat dipelajari, misalnya bahasa Inggris. Bila seseorang mendapat nilai B dalam pelajaran itu, berarti penguasaan materi Bahasa Inggrisnya baik.

Sedangkan psikotes mengukur potensi dasar yang dimiliki tiap individu. Seseorang yang memang pada dasarnya cerdas, dites seperti apa pun tetap akan baik hasilnya. Asalkan dia serius pada saat mengerjakan dan tidak terganggu konsentrasinya sehingga dapat bekerja secara optimal.

(13)

Untuk mengurangi risiko gagal, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan. Yang pertama, penampilan fisik. Perhatikan dengan saksama apalagi bila profesi yang akan dimasuki mensyaratkan penampilan menarik – seperti pramugari, teller bank, atau sekretaris. Sedangkan tentara/polisi lebih menitik-beratkan pada postur ideal antara tinggi dan bobot badan, serta ada persyaratan minimal tinggi badan.

Tes DAP (Draw A Person) atau juga sering disebut DAM (Draw A Man) merupakan salah satu bentuk alat tes Psikologi yang sering kita jumpai di saat proses assessment psikologi. Tes DAP atau DAM termasuk tes individual. Pada tahun 1926, Goodenough mengembangkan Draw-A-Man (DAM) Test untuk memprediksi kemampuan kognitif anak yang direfleksikan dari kualitas hasil gambarnya. Asumsinya: akurasi dan detail gambar yang dihasilkan menunjukkan tingkat kematangan intelektual anak. DAM test ini digunakan untuk anak usia 3 – 10 tahun.

Pada tahun 1948, Buck mengembangkan House-Tree-Person (HTP) Test à gambar rumah dan pohon yang memiliki kedekatan dengan kehidupan seseorang yang juga termasuk tes proyeksi.

Tahun 1949, Machover mengembangkan Draw-A-Person (DAP) Test sebagai teknik untuk mengukur kepribadian. Machover mengembangkan sejumlah hipotesis berdasarkan obeservasi klinis dan penilaian intuitif. Misal, ukuran gambar berkaitan dengan tingkat self-esteem, penempatan gambar dalam kertas merefleksikan suasana hati dan orientasi sosial seseorang.

Selanjutnya tahun 1951, Hulse mengembangkan Draw-A-Family (DAF) Test, DAP secara luas kemudian dikembangkan oleh Hammer (1958), Headler (1985), Urban (1963),

Koppitz (1968, 1984).

Tahun 1963, Harris membuat revisi DAM Test dengan menambahkan dua form baru (anak bukan hanya diminta untuk menggambar seorang laki-laki, tetapi juga seorang wanita, dan gambar dirinya sendiri, sistem skoring yang lebih detail, dan standarisasi yang lebih luas.

Seorang tokoh tes psikologi, Levy mengemukakan beberapa kemungkinan dalam penggunaan Tes DAM (Draw A Man) atau tes DAP (Draw A Person), diantaranya sebagai berikut:

1. Gambar orang tersebut merupakan proyeksi dari self concept 2. Proyeksi dari sikap individu terhadap lingkungan

(14)

3. Proyeks dari ideal self image-nya

4. DAM sebagai suatu hasil pengamatan individu terhadap lingkungan 5. Sebagai ekspresi dari pola-pola kebiasaan (habit pattern)

6. Ekspresi dari keadaan emosinya (emotional tone)

7. Sebagai sikap subjek terhadap tester dan situasi tes tersebut

8. Sebagai ekspresi dari sikap individu terhadap kehidupan/masyarakat pada umumnya 9. Ekspresi sadar dan ketidaksadarannya.

Reliablitas dan Validitas Tes DAP

Reliabilitas test-retest DAP berdasarkan skoring kuantitatif dengan menggunakan panduan DAP yang dibuat oleh Harris (1963) didapatkan reliabilitas isi yang sedang (Median r = 0.74). Sedangkan reliabilitas interrater jauh lebih baik, yaitu median 0.90 untuk gambar laki-laki dan 0.94 untuk gambar wanita.

Dasar-Dasar Klinis

l Tubuh sebagai alat ekspresi diri

Proses menggambar yang dilakukan individu melibatkan identifikasi melalui proyeksi dan introproyeksi yang masuk ke dalam. Tubuh (the self) merupakan titik referensi yang paling intim dalam kegiatan apapun sehingga gambar orang yang melibatkan proyeksi bayangan tubuh merupakan suatu alat alamiah untuk menyatakan kebutuhan-kebutuhan tubuh dan konflik-konflik seseorang

l Suasana hati figur

Berdasarkan pengalaman Machover, “ekspresi” figur yang digambar mencerminkan “feeling tones”

Penyajian Tes DAP

Prinsip DAP dalam penyajiannya adalah bersifat individual. DAP merupakan battery test dengan tes proyeksi yang lainnya (misal BAUM, Wartegg, dsb).

a. Administrasi Tes DAP

o Material Tes 1. Kertas HVS folio 2. Pensil HP

3. Meja yang permukaannya rata 4. Penerangan yang cukup

o Waktu

(15)

o Instruksi

1. Tulis identitas diri Anda di sisi kanan atas. (nama, jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan).

2. Silahkan saudara menggambar orang.

3. Yang tidak boleh dilakukan tester: memberikan jawaban yang bisa memancing ketegangan, mengarahkan atau jawaban yang bersifat normatif dan evaluatif.

4. Jika ada subjek yang mengatakan: “Saya tidak bisa menggambar”. Jawaban tester: “Gambarlah semampu anda” 5. Jika muncul kembali komentar: “Saya tidak bisa menggambar

dengan baik”. Jawaban tester: “Tidak apa-apa, bukan baik dan jelek yang dilihat dari gambar tersebut”

o Selesai menggambar, testee diminta menuliskan: 1. Berapa usianya & apa jenis kelaminnya

2. Apa yang sedang ia lakukan

3. Apa cita-cita / keinginan yang terpendam dari orang tersebut 4. Uraikan kelebihan-kelebihan & kelemahan-kelemahan pribadi

orang tersebut

b. Observasi dalam Tes DAP

o Orientative behavior

Cara menggambar/fokus terhadap tugas. o Verbal behavior

Misal: doodling/gumaman o Motor behavior Gesture, ekspresi wajah

Interpretasi Tes DAP Ada 3 prinsip dasar:

o Gerak : Secara umum mewakili vitalitas

o Ruang : Bagaimana subjek di lingkungan sosialnya

o Bentuk : Pengekspresian dirinya/sesuatu yang ditampilkan ke luar 1. Gerak (Tekanan, Arah coretan)

2. Ruang (Atas, Bawah, Tengah, Kiri, Kanan) 3. Bentuk

Jenis Kelamin:

(16)

- Beberapa individu yang menggambar terbalik.

- Indikasi: mengalami kebingungan dalam identifikasi sexual dan adanya kedekatan dengan figur yang digambar. Cirinya: akan muncul pertanyaan, ”Boleh tidak menggambar kedua-duanya laki-laki karena saya tidak bisa menggambar perempuan?” atau “Ini seorang penari/pesenam yang ototnya besar (tidak jelas laki2 atau perempuan).

Tingkat ekspresif:

- Mencerminkan sesuatu yang hidup (gambarnya hidup). Prinsip Bentuk:

a. Bila gambar kabur/samar/memudar indikasi aktualisasi dorongan yang kabur dan tidak jelas, kurang berani menampakkan diri, ragu-ragu, kurang bergairah dan merasa tidak cocok dengan lingkungan.

b. Bila gambar berupa sketsa indikasi cemas, takut, merasa tidak nyaman.

c. Garis dasar yang berupa sketsa dan garis putus indikasi perasaan terisolir dari lingkungannya.

Prinsip Shading:

o 3 Dimensi : Kreatif

o 2 Dimensi : Dipenuhi oleh perasaan dan emosi serta fantasi yang bersifat

emosional/khayalan

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam interpretasi tes DAP:

Kesan Awal

o Apakah yang digambar tua atau muda o Sedih atau gembira

o Kuat atau Lemah o Agresif atau pasif

Area-area penting dalam interpretasi tes DAP

1. Kepala

a. Tempat penghayatan mengenai diri atau ego.

b. Menemukan gambaran tentang bgm seseorang menggambarkan interaksinya dengan orang lain/lingkungan menurut konsepnya.

c. Bagian-bagian dari kepala: (Mata, Telinga, Mulut, Hidung, Dagu dan Rambut)

2. Lengan, tangan, bahu dan dada

a. Ukuran, bentuk, kekuatan, kemampuan meraih, derajat agresi dan tanda-tanda konflik lainnya.

b. Kesan-kesan yang muncul saat subjek mengamati area ini: o Apakah subjek menarik diri dari lingkungan

(17)

o Merasa aman atau terancam atau lemah

3. Torso (badan) / trunk of the body

a. Area ini mewakili betul bagaimana seseorang ingin tampil dan hal-hal apa saja yang ia tekankan dalam upayanya menampilkan diri di lingkungan.

b. Jika gambar figur telanjang dan bagian-bagian seksual ditonjolkan: subjek menyatakan pemberontakan terhadap masyarakat (figur ortu) atau dengan sadar menyadari konflik seksual.

c. Hal-hal lain dari pakaian:

o Dasi  sering dikaitkan dengan keterikatan/hambatan o Kancing  kebutuhan akan perhatian/rasa aman

o Perhiasan  kurang percaya diri. Jika berupa anting-anting yang besar indikasi: menarik perhatian.

o Saku yang ditempatkan di dada indikasi infantil/dependen.

o Ikat pinggang  sering dikaitkan dengan kedisiplinan atau kekakuan/tekanan

4. Tungkai / paha dan kaki

a. Merupakan area yang banyak dikaitkan dengan kemandirian, arah, gerakan dan keseimbangan.

b. Pada pria kaki menggambarkan maskulinitas.

c. Ex : Gambar kaki yang terlalu panjang menunjukkan keinginan yang kuat untuk mandiri.

d. Jika digambar pertama (mendapat perhatian lebih) indikasi orang yang tidak berani mengekspresikan diri.

5. Activity / Passivity Gambar Pasif :

Ø Kurang energi sehingga terlihat tidak energetik Ø Dependent

Ø Kurang kompeten Ø Merasa dirinya kecil

Gambar Pasif:

Ø Kurang energi sehingga terlihat tidak energetik Ø Dependent

Ø Kurang kompeten Ø Merasa dirinya kecil

6. Kelengkapan

Apakah ada bagian-bagian yang tidak digambar :

o Setiap bagian yang hilang/rusak dapat mengartikan “subjek memiliki permasalahan

(18)

o Biasanya menggambarkan konflik dalam diri.

o Adanya shading atau penghapusan harus dieksplor lebih lanjut.

Deskripsi jawaban wartegg test :

1. Gambar 1 menunjukkan kemampuan proses adaptasi seseorang terhadap lingkungannya

2. Gambar 2 menunjukkan fleksibilitas perasaan

3. Gambar 3 menunjukkan motivasi atau dorongan hasrat untuk maju

4. Gambar 4 menunjukkan standar bagaimana cara seseorang mengatasi kesulitan dan masalah

5. Gambar 5 menunjukkan bagaimana cara seseorang bertindak dan mengambil keputusan

6. Gambar 6 menunjukkan analisa dan pola pikir

7. Gambar 7 menggambarkan perasaan dan emosi seseorang

8. Gambar 8 menunjukkan bagaimana cara seseorang dalam menjalin sebuah hubungan sosial

(19)

wartegg test tips

1. Boleh menggambar apa saja, karena tidak ada batasan apa yang harus digambar seperti pada tes menggambar pohon, tapi usahakan untuk menggambar sesuatu yang kreatif karena akan menambah penilaian. Boleh dimulai dari simbol mana saja yang menurut anda paling mudah.

2. Ketika menggambar tidak harus urut dari simbol yang pertama (paling kiri atas) , namun yang perlu diingat adalah untuk mencantumkan nomor setelah selesai. Misal , anda memualai dari simbol kotak hitam (pojok kanan atas), maka setelah selesai berilah nomor 1 di luar kotak yang tersedia dan begitu seterusnya. Tapi jika anda seorang laki-laki sebaiknya jangan memulai gambar dari pola lengkung begitu juga sebaliknya karena anda akan dianggap memiliki kepribadian aneh oleh penilai.

3. Menggambarlah dengan goresan tajam dan jelas. Jangan menggambar dengan goresan tipis dan buram karena akan menggambarkan kepribadian yang lemah dan ragu-ragu. 4. Usahakan agar jangan terlalu banyak coretan karena terlalu banyak coretan

menggambarkan kurangnya perencanaan.

5. Gambar sesuatu yang jelas orang tahu itu gambar apa ketika melihat. Misal, ketika menggambar pensil maka harus jelas itu gambar pensil dan bukan objek yang lain. 6. Usahakan agar dari 8 gambar yang anda buat, ada paling tidak 1 gambar mahluk

hidup seperti tanaman, hewan atau manusia pada simbol dengan bentuk dasar lengkung yaitu pada simbol nomor 2,7 dan 8), namun jika anda seorang muslim sebaiknya menggambar pohon atau bunga saja karena menggambar manusia dan hewan dilarang dalam Islam.

7. Gunakanlah pensil 2B ketika menggambar wartegg test agar lebih terlihat jelas. Gambar yang dibuat tidak harus berkaitan satu sama lain (tidak harus membentuk sebuah cerita), gambarlah sesuai imajinasi dan kreatifitas anda.

Secara singkat, PAPI Kostick merupakan laporan inventori kepribadian (self report inventory), terdiri atas 90 pasangan pernyataan pendek berhubungan dalam situasi kerja, yang menyangkut 20 aspek keribadian yang dikelompokkan dalam 7 bidang: kepemimpinan (leadership), arah kerja (work direction), aktivitas kerja (activity), relasi social (social nature), gaya bekerja (work style), sifat temperamen (temperament), dan posisi atasan-bawahan (followership).

(20)

Tes Papi Kostick saat ini sering digunakan dalam lingkup HRD di suatu perusahaan / organisasi. Tes ini merupakan salah satu tes kepribadian yang tercermin dalam tingkah laku yang didasarkan pada kategorisasi. Papi mengukur role dan need individu dalam kaitannya dengan situasi kerja. Dengan mempelajari Papi Kostick, maka kita akan banyak memperoleh informasi mengenai profile individu baik dari segi tipologi kepribadiannya, maupun dalam kontek pekerjaannya.

LANDASAN TEORI

Not a full personality (mengukur role dan need semata-mata dalam kaitannya dengan situasi kerja, sempadan kepribadian dalam situasi kerja Mengacu pada dimensi temperamen dari Thurstone (1953); pikiran Edwards (1959) dan Schulz (1960); berakar pada konsep Murray (1938). Dasar pemikiran untuk desain dan formulasi PAPI sebagai suatu asesmen yang mengukur kecenderungan (Need/ Kebutuhan) dan persepsi (Role/Peran) adalah didasarkan pada teori needs-press Murray.PAPI mengeksplor dimensi kepribadian yang luas. Dimensi-dimensi ini dipisahkan ke dalam skala Role dan Need.Sedangkan dalam keterkaitannya teori Murray dengan PAPI adalah Skala Role PAPI mengukur persepsi individu terhadap dirinya dalam lingkungan kerja dan memperhatikan area-area seperti kepemimpinan, perencanaan integratif dan gaya pekerjaan (perhatian terhadap detil).Skala Need memperkirakan kecenderungan mendalam yang tidak bisa dipisahkan dari perilaku individu seperti kebutuhan untuk menjadi bagian dari kelompok, kebutuhan untuk

diperhatikan dan kebutuhan untuk didukung.

Henry Murray (1938) yang justru lebih banyak dapat bermanfaat dalam penelitian kepribadian manusia. “Needs” didefinisikan sebagai tujuan manusia dan dorongan dasar (desires); “traits” didefinisikan kebiasaan pola pikir manusia, pengaruh (affect), dan tingkah laku (behavior). “Traits” menjawab pertanyaan “bagaimana” manusia bertingkah laku; “needs” menjawab pertanyaan “mengapa”. Karena itu, “traits” dan “needs” menggambarkan dua aspek fundamental yang berbeda dari kepribadian, yang semestinya keduanya tidak dipisahkan ketika kita hendak mengetahui kepribadian manusia secara komprehensif (Sanz et.al, 2006).

ASPEK YANG DIUNGKAP TES PAPI KOSTICK

PAPI disusun sebagai dua aspek yang terpisah, yaitu ; Pengukuran kebutuhan (needs) dan pengukuran persepsi (roles), yaitu persepsi keadaan individu di tempat kerja. PAPI Kostick untuk menjabarkan kepribadian dalam 20 aspek yang masing –

masing mewakili need dan role tertentu.

Aspek-aspek itu adalah sebagai berikut:

a. Work Direction:

1. Need to finish task (N) 2. Hard intense worked (G) 3. Need to achieve (A) b. Leadership:

(21)

1. Leadership role (L) 2. Need to control others (P) 3. Ease in decision making (I) c. Activity:

1. Pace (T)

2. Vigorous type (V) d. Social Nature:

1. Need for closeness and affection (O) 2. Need to belong to groups (B)

3. Social extension (S) 4. Need to be noticed (X) e. Work Style:

1. Organized type (C)

2. Interest in working with details (D) 3. Theoretical type (R)

f. Temperament:

1. Need for change (Z) 2. Emotional resistant (E) 3. Need to be forceful (K) g. Followership:

1. Need to support authority (F) 2. Need for rules and supervision (W)

NORMA ALAT TES

L = PERAN – PEMIMPIN (Leadership Role)

 Skor 5-9 : yaitu tingkat dimana seseorang memproyeksikan dirinya sebagai pemimpin suatu tingkat dimana ia mencoba menggunakan orang lain untuk mencapai tujuannya.

(22)

 Skor 4-0 : cendurung tidak secara aktif menggunakan orang lain dalam bekerja

P = KEBUTUHAN – MENGATUR ORANG LAIN (Need to Control Others)

 Skor 5-9 : tingkat kebutuhan untuk menerima tanggung jawab orang lain, menjadi orang yang bertanggung jawab.

 Skor 4-0 : menurunnya keinginan untuk bertanggung jawab pada pekerjaan dan tindakan orang lain.

I = PERAN – MEMBUAT KEPUTUSAN (Ease in Decision Making)

 Skor 0-2 : ragu – menolak mengambil keputusan  Skor 3-4 : berhati hati membuat keputusan

 Skor 5-7 : berhati hati – lancar dan mudah mengambil keputusan  Skor 8-9 : tidak ragu dalam mengambil keputusan

F = KEBUTUHAN – MEMBANTU ATASAN (Need to Support Authority)

 Skor 6-9 : bersikap setia dan membantu , kemungkinan bantuannya bersifat politis

 Skor 4-5 : setia terhadap perusahaan  Skor 2-3 : mengurus kepentingan sendiri

 Skor < 2 : cenderung egois , kemungkinan bisa memberontak

W = KEBUTUHAN MENGIKUTI ATURAN DAN PENGAWASAN (Need for Rules and Supervision)

 Skor < 4 : berorientasi pada tujuan, mandiri

 Skor 4-5 : kebutuhan akan pengarahan dan harapan yang dirumuskan untuknya

 Skor 6-9 : meningkatnya orientasi terhadap tugas dan membutuhkan instruksi yang jelas

T = PERAN SIBUK (Pace)

 Skor < 4 : melakukan segala sesuatu menurut kemauannya sendiri  Skor 4-6 : tergolong aktif secara internal dan mental

(23)

V = PERAN PENUH SEMANGAT (Vigorous Type)

 Skor < 5 : cenderung pasif

 Skor 5-7 : aktif secara fisik, cenderung sportif

R = PERAN ORANG YANG TEORITIS (Theoretical Type)

 Skor 0-4 : kurang perhatian , bersifat praktis  Skor 5-9 : nilai nilai penalaran tergolong tinggi

D = PERAN BEKERJA DENGAN HAL – HAL RINCI (Interest in Working With Details)

 Skor 0-3 : menyadari kebutuhan akan kecermatan , tetapi tidak berminat bekerja detail

 Skor 4-9 : minat tinggi untuk bekerja secara detail

C = PERAN MENGATUR (Organized Type)

 Skor 0-2 : fleksibel – tidak teratur

 Skor 3-5 : teratur tetapi tidak tergolong fleksibel  Skor 6-9 : keteraturan tinggi cenderung kaku

X = KEBUTUHAN UNTUK DIPERHATIKAN (Need to be Noticed)

 Skor < 2 : cenderung pemalu  Skor 2-3 : rendah hati, tulus

 Skor 4-5 : memiliki pola perilaku yang unik  Skor 6-9 : membutuhkan perhatian nyata

B = KEBUTUHAN DITERIMA DALAM KELOMPOK (Need to Belong to Groups)

 Skor 0-3 : selektif

 Skor 4-5 : butuh diterima, tapi tidak mudah dipengaruhi kelompok  Skor 6-9 : butuh disukai dan diakui , mudah dipengaruhi

O = KEBUTUHAN KEDEKATAN DAN KASIH SAYANG (Need for Closeness and Affection)

(24)

 Skor < 3: tidak suka hubungan perorangan

 Skor 3-4 : sadar akan hubungan perorangan , tapi tidak terlalu tergantung  Skor 5-9 : sangat tergantung , butuh penerimaan diri

S = PERAN HUBUNGAN SOSIAL (Social Extension)

 Skor < 6 : perhatian rendah terhadap hubungan social , kurang percaya pada orang lain

 Skor 6-9 : kepercayaan tinggu dalam hubungan social, suka interaksi social

N = KEBUTUHAN MENYELESAIKAN TUGAS SECARA MANDIRI (Need to Finish Task)

 Skor < 3 : menunda atau menghindari pekerjaan  Skor 3-4 : berhati hati atau ragu dalam bekerja  Skor 4-6 : cukup bertanggung jawab pada pekerjaan  Skor 6-9 : tekun , tanggung jawab tinggi

A = KEBUTUHAN BERPRESTASI (Need to Achieve)

 Skor 0-5 : ketidakpastian tujuan , kepuasan dalam suatu pekerjaan , tidak ada usaha lebih

 Skor 6-9 : tujuan jelas , kubutuhan sukses dan ambisi tinggi

G = PERAN PEKERJA KERAS (Hard Intense Worked)

 Skor 3-4 : bekerja untuk kesenangan saja , bukan hasil optimal  Skor 4-7 : kemauan bekerja keras tinggi

Z = KEBUTUHAN UNTUK BERUBAH (Need for Change)

 Skor 0-2 : tidak suka berubah

 Skor 3-4 : tidak suka perubahan jika dipaksakan  Skor 5-6 : mudah menyesuaikan diri

 Skor 6-7 : membuat perubahan yang selektif , berfikir jauh kedepan

 Skor 8-9 : mudah gelisah , frustasi , karena segala sesuatu tidak berjalan fantastis

(25)

K = KEBUTUHAN UNTUK AGRESIF (Need to be Forceful)

 Skor 0-2 : menhindari masalah , menulak , untuk mengenali situasi sebagai masalah

 Skor 3-4 : suka lingkungan tanang , menghindari konflik  Skor 5 : keras kepala

 Skor 6-7 : agresi berhubungan dengan kerja , dorongan semangat bersaing  Skor 8-9 :agresif, cendering defensive

E = PERAN PENGENDALIAN EMOSI (Emotional Resistant)

 Skor < 2 : terbuka , cepat bereaksi , tidak normative  Skor 2-3 : terbuka

 Skor 4-6 : punya pendekatan emosional seimbang ,mampu mengendalikan  Skor > 6: sangat normative , kebutuhan pengendalian diri yang berlebihan

PENYAJIAN ALAT TES PAPI KOSTICK

a. Waktu

Dalam pelaksanaan Papi Costick Test secara tertulis tidak ada batasan waktu yang diberikan. Durasi pengerjaan test bergantung pada kecepatan testee dalam menjawab semua pernyataan yang tersedia. Namun pada umumnya testee dapat menyelesaikan menjawab semua peryataan pada tes ini dalam waktu dalam hal inikurang dari 35 menit sampai dengan 45 menit.

b. Materi Test

Buku soal Papi Costick’s Test

 1 lembar Jawaban Papi Costick’s Test  1 Lembar psikogram Papi Costick’s test  1 Buku norma Papi Costick’s Test

c. Alat Test

 Stopwatch

(26)

Ada 90 pasang pernyataan, pilihlah salah satu dari setiap pasangan pernyataan tersebut yang Anda anggap paling dekat menggambarkan diri saudara. Bila tidak satupun dari sebuah pasangan pernyataan yang cocok, pilihlah yang saudara

anggap benar.

Lingkarilah tanda panah pada setiap pernyataan yang saudara pilih pada lembar

jawaban yang tersedia.

Contoh :

a. Saya adalah pekerja keras

b. Saya tidak mudah murung

Dalam hal ini, Anda melingkari tanda anak panah “a” (Horizontal), karena pernyataan “a” merupakan gambaran diri Anda. Tetapi jika pernyataan “b” (diagonal) lebih sesuai dengan diri anda, maka lingkarilah tanda anak panah pada pernyataan “b”. Kerjakanlah secepat mungkin dan pilihlah hanya satu pernyataan dari tiap pasang.

e. Pelaksanaan Tes

Tester membagikan 1 buku soal dan lembar jawaban pada testee. Tester meminta testee mengisi kolom identitas pada kolom yang tersedia pada lembar jawaban. Tester memberikan instruksi tata cara pelaksanaan Papi Costick’s Test pada testee. Kemudian testee diberi kesempatan bertanya pada tester. Dan jika tidak ada pertanyaan, tester memberikan instruksi mulai mengerjakan Papi Costick’s Test

sambil mengaktifkan stopwatch.

Setelah tes selesai, testee diminta mengecek kembali jawabannya dan cara menjawabnya.

PROSEDUR SKORING

Menghitung skor peran, yaitu dengan menjumlahkan anak panah yang dilingkari, baik yang horizontal maupun vertical sesuai dengan arah tanda panah. Menuliskan jumlah skor pada masing – masing kotak skor dibawah huruf G, L, I, T, V, S, R, D, C, E yang telah tersedia pada lembar jawab. Menghitung jumlah skor pada seluruh kotak skor peran secara horizontal, dan

jumlah skor harus 45.

Menghitung skor “kebutuhan” yaitu dengan menjumlahkan anak panah yang dilingkari baik yang horizontal maupun yang vertical sesuai dengan arah tanda panah.

Menjumlahkan jumlah skor pada masing – masing kotak dibawah huruf N, A, P, X, B, O, Z, K, F, W yang telah tersedia pada lembar jawaban.

(27)

Mengitung jumlah skor pada seluruh kotak skor kebutuhan secara vertical, dan

jumlah skor harus 45.

Memindahkan setiap skor pada lembar jawaban ke lembar scoring sesuai dengan setiap huruf pada aspek “peran” dan “kebutuhan” dengan cara melingkari angka di

dalam lingkaran.

Membuat garis penghubung antara angka yang satu dengan angka lainnya sehingga terbentuklah sebuah diagram pada lembar psikogram yang telah tersedia.

KEKURANGAN DAN KELEBIHAN TES PAPI KOSTICK

A. KelebihanTest PAPI KOSTICK

PAPI menggunakan forced choice format pada pasangan-pasangan pernyataan yang setara. Sangat sulit untuk melakukan faking/ manipulasi. Item-item pendek, ringkas, Interpretasi logik dan spesifik sehingga dapat difahami dengan jelas oleh

tester maupun testee.

Sangat berguna untuk evaluasi karyawan karena menggambarkan administration styles dan dapat digunakan 2 orang/ lebih untuk mengetahui hubungan atasan bawahan dan mengembangkan solusi interpersonal. Laporan hasil tes disampaikan dalam bentuk visual (berupa cakram). Laporan ini akan memudahkan pengguna (user) mengenali potensi dirinya secara komprehesif,

namun tetap mudah dipahami.

Hasil analisa menghasilkan dinamika kepribadian seseorang yang telah dipengaruhi situasi kerja sekitarnya, yang merupakan gambaran kepribadian keseluruhan dan tidak terpisah -pisah, serta menjadi satu dinamika kepribadian yang utuh. Mengukur personality traits, tes ini juga mengukur psychological needs.

B. Kekurangan Tes Papi Kostick

Cara pengskoringnya butuh ketelitian serta kejelian. Ada kemungkinan orang bosan mengerjakan , karena adanya pernyataan yang di ulang – ulang. Lembar jawaban sedikit membingungkan.

Referensi

Dokumen terkait