• Tidak ada hasil yang ditemukan

(Tim Penilai Kompetensi Wali Nagari, Kepala Desa Dan Lurah Propinsi Sumatra Barat 2012)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "(Tim Penilai Kompetensi Wali Nagari, Kepala Desa Dan Lurah Propinsi Sumatra Barat 2012)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

KOMPETISI KOMPETENSI DAN HARGA DIRI

OLEH:

DUSKI SAMAD

(Tim Penilai Kompetensi Wali Nagari, Kepala Desa Dan Lurah Propinsi Sumatra Barat 2012)

Menarik diamati bahwa pempertandingan kompetensi pimpinan masyarakat  - wali nagari, kepala desa dan lurah – ternyata tidaklah sekadar kompetisi biasa akan tetapi punya

hubungkait dengan harga diri kolektif anak nagari. Ketika kompetensi kepemimpinan, karakter, nilai lebih dan kelemahan seorang wali nagari dinilai oleh tim independent dan dikonfirmasi kepada tokoh masyarakatnya, disaat itu tokoh masyarakatnya tidak bergeming dan tetap saja berpihak kepada pimpinannnya. Ada kesan yang ditangkap bahwa memperbincangkan

kemampuan kepemimpinan tokoh utama di nagari masih saja tabu untuk dikupas secara terbuka dan akademis. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa kompetisi tentang kemampuan leadership

seorang belum lagi dipahami sebagai hal yang lumrah, malah itu dipandang sebagai harga diri komunitas, akibatnya sulit menemukan obyektifitas.

    

Sejak awal reformasi kesadaran akan pentingnya memperkuat  jati diri masyarakat Sumatra Barat- baca Minangkabau – begitu kuat gaung suaranya. Salah satu pemicu terjadi kesadaran kolektif ini adalah karena ada beberapa orang intelektual Minang yang menyatakan bahwa diera perubahan dan global ini etnis Minang tengah berada dalam kegalauan dan mengalami

(2)

krisis identitas. Nagari nan bapaga adat. Adat nan bukan sumbarang adat. Adat lamo pusako usang. Adat nan indak akan lakang dek paneh, nan indak akan lapuak dek ujan. Adat nan basandi syarak basandi

kitabulllah yang

menjadi paradigma identitas orang Minang, kata Azyumardi, tinggal hanya sebatas jargon dan tameng belaka, menutupi realitas

das sein

(sebenarnya) yaitu

adat indak dipacek arek, agamo indak dipagang taguah .(Adat tidak dipegang teguh, Agama tidak

diamalkan). Sejalan dengan tuntutan reformasi, lahirnya PERDA kembali ke Nagari Dan Program Kembali ke Surau adalah hal baru yang mendatangkan masalah tersendiri dalam penanganan kehidupan sosial masyarakat dari tingkat

Propinsi sampai ke Nagari.

Untuk memberikan jawaban terhadap kegamangan banyak pihak tentang situasi yang sedang dan akan terjadi maka Pemerintah Daerah Propinsi Sumatra Barat sejak tahun 2006 yang lalu telah melaksanakan lomba Kompetensi Wali Nagari, Kepala Desa Dan Lurah tingkat Propinsi Sumatra Barat, dimana sebelumnya dilakukan oleh kabupaten kota. Lomba kompetensi pimpinan terdepan yang di nagari, desa dan kelurahan tersebut dimaksudkan untuk

memberikan motivasi dan pembinaan agar didapatkan pemimpin local yang  diharapkan dapat mempercepat pembangunan. Penilaian terhadap kemampuan tokoh-tokoh formal di tingkat paling bawah dari sistim pemerintah ini menjadi penting, ketika even lomba ini dapat

mendongrak percepatan partisipasi pembangunan berbasis kekuatan local.

Pemerintah tingkat nagari, desa dan kelurahan dalam sistim negara Republik Indonesia adalah ujung tombak yang akan sangat menentukan berhasil atau gagal pembangunan dan

kesejahteraan anak bangsa. Pembangunan yang disain sejak dari pusat, propinsi, kabupaten kota pada akhirnya akan berujung di tangan aparat pemerintah nagari, desa dan kelurahan. Keberadaan pemegang amanah kepemimpinan di nagari desa dan kelurahan bukan saja sebagai pejabat yang mengurus tugas-tugas pemerintah, lebih dari itu mereka juga menjadi pioneer bagi terlaksananya kehidupan social kemasyarakatan yang berbasiskan kearifan local masyarakat tersebut.

Urgennya penilaian kompetensi wali nagari, kepala desa dan lurah dapat ditemukan pada spirit yang terkandung dalam proses penilaian itu sendiri. Sejak dari awal penilaian di kabupaten kota sampai masa peninjauan lapangan (visitasi) oleh tim independent yang dibentuk oleh

(3)

penilai- terasa sekali bahwa situasi telah menimbulkan dinamika tersendiri bagi daerah yang terpilih mewakili kabupaten kotanya atau masuk nominasi pada tingkat Propinsi. Agenda kegiatan pemerintah nagari dan masyarakat nagari meningkat tajam dan bergairah. Berbagai persiapan terus dilakukan oleh pimpinan nagari dan masyarakat juga turut antusias memdorong pimpinannya menjadi yang terbaik.

Penilaian kompetensi pimpinan terdepan seperti ini hanya ada di propinsi Sumatra Barat. Rasionalitas yang dibangun ketika lomba ini –tahun 2006 – lalu diperkenalkan adalah untuk menemukan profil dan performance tokoh local yang tepat dan tentunya diharapkan dapat menjadi role model bagi 500 orang lebih wali nagari, Kelapa Desa dan Lurah di Sumatra Barat. Pentingnya sosok yang berkompeten dalam memimpin nagari, desa dan kelurahan adalah didasarkan pada semangat untuk mendorong lahirnya pemerintah terendah yang dapat mensinergiskan antara potensi structural, fungsional dan cultural sedemikin rupa.

Setelah 6 tahun dan 6 kali pula dilaksanakan lomba kompetensi yang menjajaki tentang inovasi, kebijakan, dukungan tokoh informal, keterlibatan wali nagari, partipasi masyarakat, profil

kepemimpinan wali nagari, kepala desa dan lurah maka ada beberapa hal penting yang patut dicatat.        

PEMIMPIN, ORANG SEKITAR DAN PENGARUHNYA

Penilaian kompeten dengan si wali nagari adalah penilai personal yang berkenaan kemampaun melaksanakan tugas-tugas pemerintah, pembangunan dan kemasyarakatan. Menilai

kepemimpinan seseorang tentu ada plus minusnya. Ada banyak teori tentang kepemimpinan dan di sana terdapat berbagai aspek untuk menilai hasil kinerjanya. Salah satu aspek untuk menimbang keberhasilannya adalah seberapa besar ia memberi inspirasi dan memengaruhi perilaku orang-orang di sekitarnya. Mestinya pemimpinan tidak dari sekadar mempengaruhi, akan tetapi juga dapat mendorong, meneladankan dan pada akhirnya melahirkan karya besar dan bermanfaat dalam jangka waktu cukup panjang.

(4)

kamampuan seorang pemimpin menempatkan sosok nabinya sebagai model. Bagi umat Islam, sosok pemimpin yang dianggap paling ideal adalah Nabi Muhammad. Bahkan para sejarawan pun mengakui akan kehebatan sosok Muhammad sebagai penggubah sejarah dunia. Salah satu tolok ukurnya terlihat dalam keberhasilannya memberi inspirasi para sahabat yang tadinya hidup dalam kultur jahiliah, lalu berubah drastis menjadi figure-figur tercerahkan.

Jadi, untuk menimbang kehebatan sosok Muhammad sebagai pemimpin, lihat saja kualitas orang-orang di sekitarnya. Abu Bakar, Umar, Usman, Ali, dan sekian sahabat lainnya (bukan murid, tetapi sahabat) berubah dari asuhan tradisi jahiliah menjadi pribadi-pribadi cinta ilmu, bersemangat berkurban demi rakyat, dan senantiasa menjunjung tinggi moralitas agung.

Logika berpikir ini mari kita terapkan untuk menimbang sosok pemimpin di Indonesia sejak dari wali nagari, kepala desa, lurah, camat, bupati, wali kota, gubernur sampai presiden.Kualitas seorang pemimpin akan terlihat dari kualitas orang-orang di sekitarnya. Jalan pikiran, tutur kata, tingkah laku, dan bahkan gaya pidato seorang pemimpin akan menginspirasi anak buah. Coba perhatikan Bung Karno. Banyak orang terinspirasi dan termotivasi oleh retorika dan semangat nasionalisme yang menggelegar, bahkan getarannya ikut menggerakkan pemimpin negara Asia-Afrika untuk bangkit melawan imperialisme.

Seorang sosok pemimpin akan tetap menjadi sumber inspirasi dan motivasi untuk menciptakan perubahan dan kemajuan bagi lingkungannya. Nasihat bijak mengingatkan bahwa orang yang takut salah untuk melakukan sesuatu, dia sudah berada dalam kubangan kesalahan. Orang yang takut salah, jangan berbuat sesuatu. Tapi orang seperti itu tidak pantas jadi imam. Paling pas ya jadi makmum kalau dalam salat jamaah.

HARGA DIRI ANAK NAGARI

Kembali kepada penilaian kompetensi wali nagari di atas, aura yang cukup dirasakan disaat dilakukan visitasi dan konfirmasi ke lapangan adalah bahwa penilaian terhadap sosok tokoh itu bukan saja melibatkan diri yang bersangkutan, akan tetapi itu memiliki hubungan dengan harga diri masyarakat (nagari) yang dipimpinannya. Kenyataan ini patut dipuji, ternyata secara

(5)

belaka, akan tetapi charisma dan kewibawaan cultural mereka cukup kokoh.

Sejalan dengan semangat, tujuan dan kehendak reformasi pemerintah dan dan masyarakat  Su matra Barat bahwa untuk mempercepat (akselerasi) pembangunan maka upaya dan

langkah-langkah untuk mensinergiskan antara modal sturuktural dan kultural adalah hal yang penting adanya. Menjadikan kekuatan cultural sebagai modal pembangunan adalah sesuatu yang harus dilakukan oleh semua jajaran. Pengembangan kehidupan masyarakat yang lebih baik akan sulit dilakukan, tanpa memberikan perhatian memadai pada akar budaya masyarakat tersebut.

Penguatan filosofi dan implementasi kehidupan beradat dan berbudaya sebagaimana yang dirumuskan dalam adigium adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah adalah bahagian penting dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Propinsi Sumatra Barat. Untuk mengisi kehendak bersama ini, maka upaya dan program yang memotivasi masyarakat dan pimpinan terdepan di Nagari menjadi lebih bersemangat adalah pilihan tepat yang harus dikembangkan oleh pemrintah. Penilaian kompetensi wali nagari ini patut diberikan apresiasi, karena secara tidak langsung telah menimbulkan

multi layer effect

, berupa kebanggaan pada harga diri, efek ekonomi dan partisipasi pembangunan.

Membangkitkan harga diri anak nagari dalam berbagai event dan peluang adalah tugas penting Gubernur, Bupati, Walikota dan stakeholder yang terkait denganya, karena kebanggaan atau terangkatnya harga diri akan dapat memicu partisipasi yang lebih luas. Pembangunan

partisipatif adalah cara paling efektif untuk meningkatkan kesejahteraan dan kebaikan hidup masyarakat nagari. Pemerintah pusat, provinsi, kabupaten kota dengan semua jajaran dipastikan akan sulit bergerak tanpa dukungan dan partisipasi aktif masyarakat. 

Akhirnya dapat dikatakan bahwa penilaian kompetensi wali nagari, kepala   desa dan lurah yang dilakukan secara berjenjang hendaknya terus dilakukan dan disempurnakan.

Penyempurnaan lebih ditekankan pada upaya yang lebih maksimal oleh pemerintah kabupaten kota, agar memberikan dorongan yang berkelanjutan kiranya pimpinan masyarakat terdepan ini terus menata diri dan meningkatkan kualitas kepemimpinannya. Negeri membutuhkan

pemimpin yang lebih dari semestinya. Pemimpin yang tangguh, teguh dan

bersungguh-sungguh. Selamat berkompetensi untuk prestasi!. Fastabiqulkhairat. Amin. Ds.11042012.

Referensi

Dokumen terkait

Apabila dilihat secara keseluruhan, perbandingan total debt to total assets ratio antara PT.Astra Agro Lestari,Tbk. dengan rata-rata industri.. PT.Astra Agro Lestari

Seperti yang dikatakan oleh Linton, 1990 (dalam pradanti 2014) Peran uang dalam kehidupan seseorang adalah untuk menopang cara hidup kelas ekonomi tertentu.Kelas ekonomi

Variabel-variabel yang dianalisis dalam penelitian adalah kinerja persepektif keuangan (rasio ekonomi, rasio efisiensi, rasio efektivitas), kinerja perspektif

Dalam tujuan Milleneum Development Goals kelima, yaitu dalam upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), berbagai program kebijakan atau program inovasi dicanangkan

Hal-hal yang dilakukan sebelum proses pengecoran adalah pemberian batas pengecoran antara beton lama dan baru, pembuatan beton tahu dengan tujuan untuk menjaga

Berisi tentang pemaparan hasil penelitian yang diperoleh berupa analisis data dari factor- factor, dampak, proses serta hasil pelaksanaan Bimbingan Konseling Islam dengan

Puji Syukur kepada Allah SWT atas Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya dengan judul “Perancangan Desain Konten Media Sosial Instagram

kerja, (5) hubungan sekolah dengan masyarakat lebih intensif baik dalam bentuk hubungan kerja sama dalam memperoleh informasi ketenagaker aan maupun dalam bentuk kerja