258
STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK ABON IKAN KERING
UNTUK MENGAKSES PASAR INTERNASIONAL
Sutinah Made, Sri Suro Adhawaty, Hamzah, Amiluddin. Alamat Email; smade_icmi@yahoo.co.id
Staff Dosen Sosial Ekonomi Perikanan FIKP UNHAS
ABSTRAK
Tujuan jangka panjang penelitian ini adalah mendesain strategi pengembangan produk olahan abon ikan
kering pada Toko Sepia Laboratorium Agribisnis. Target khusus yang ingin dicapai adalah 1.Mengidentifikasi dan menganalisis tingkat kelayakan financial usaha pengolahan produk abon ikan kering pada skala industri rumah tangga. 2.Mendesain strategi peningkatan keuntungan pada usaha industri rumah tangga . 3.Mengidentifikasi dan menganalisis faktor internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap rendahnya keuntungan produk olahan abon ikan kering dan mendesain strategi pengembangannya, 4. Mendesain penerapan strategi pemasaran pada produk olahan abon ikan kering agar dapat mengakses pasar yang luas. 5. Mengidentifikasi dan mengkaji peran pemerintah terhadap bantuan modal usaha pengolahan produk perikanan skala rumah tangga, 6. Mengidentifikasi dan mengkaji pola kemitraan industri dan lembaga keuangan yang berperan dalam bantuan permodalan usaha pengolahan produk perikanan. Penelitian ini dilaksanakan pada Toko SEPIA Laboratorium Agribisnis, Program Studi Sosial Ekonomi Perikanan Unhas yang berlokasi di jalan Perintis Kemerdekaan VIII no. 23 Tamalanrea, yang memasarkan berbagai produk olahan perikanan (sentra pemasaran). Analisis yang digunakan adalah analisis kelayakan finansial yakni, analisis keuntungan, R/C- ratio, NPV, B/C- ratio, dan IRR. Serta analisis SWOT. Kesimpulan yang diperoleh adalah 1. Hasil analisis finansial usaha abon ikan kering menyatakan usaha ini menguntungkan dan layak untuk dikembangkan, 2. Hasil analisisi Swot memberikan strategi. a.Tingkatkan motivasi dan keterampilan kerja untuk mendukung produksi yang berkesinambungan b. Tingkatkan kualitas dan kuantitas produk untuk mengakses pasar yang luas terutama pasar regional dan eksport. c. Penguatan modal untuk pengembangan usaha, Menjalin kemitraan dan memperkuat jaringan, Program bantuan alat produksi hendaknya merata dan sesuai dengan kebutuhan kelompok, d. Tingkatkan kualitas produk sesuai standar penjaminan mutu (ISO), e. Perlu ada toko yang letaknya strategis di pinggir jalan yang mudah diakses sebagai tempat pemasaran olahan produk perikanan sebagai oleh-oleh khas Sulawesi Selatan dan juga produk lain yang berprospek.
Kata kunci; Strategi, Pengembangan, Abon ikan kering, Pasar Internasional.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Beberapa swalayan besar yang ada di kota Makassar seperti Hypermat, Carrefour, Alfa Mart tidak satupun produk olahan perikanan yang berasal dari masyarakat pesisir di Provensi Sulawesi Selatan yang dijual di swalayan tersebut.(Made, dkk 2010). Yang banyak dipajang di swalayan – swalayan tersebut justru produk olahan perikanan dari luar negeri seperti Singapura dan lain-lain. Salah satu penyebabnya adalah rendahnya kualitas produk olahan perikanan akibat dari kurangnya pengetahuan masyarakat pesisir terhadap tekniknologi tepat guna, utamanya keterampilan keluarga nelayan (isteri dan putrinya) untuk pengolahan perikan, menjadi diversifikasi produk pangan yang bernilai ekonomi tinggi.
Toko Sepia merupakan laboratorium Agribisnis Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Unhas yang merupakan pusat pemasaran produk olahan dan hasil-hasil perikanan seperti berbagai jenis ikan kering, bandeng tanpa duri, bakso ikan, empek-empek Palembang, abon ikan tuna, abon ikan bandeng, abon ikan asin,
dan masih banyak lagi lainnya, yang diperoleh dari mitra kerja yakni industri rumah tangga
masyarakat pesisir yang berdomisili di Kota Makassar dan sekitarnya.
259 Rumusan Masalah
1. Bagaimana tingkat kelayakan financial usaha abon ikan kering pada Skala industri rumah tangga? 2. Bagaimana strategi peningkatan keuntungan pada usaha abon ikan kering pada industri rumah tangga
masyarakat pesisir?
3. Sejauh mana faktor internal dan eksternal pada pengembangan usaha abon ikan kering dan bagaimana strateginya?
4. Bagaimana penerapan strategi pemasaran pada produk abon ikan kering agar dapat mengakses pasar yang luas?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan utama penelitian ini adalah;
1. Mengidentifikasi dan menganalisis tingkat kelayakan financial usaha pengolahan produk abon ikan kering skala industri rumah tangga.
2. Mendesain strategi peningkatan keuntungan pada usahaabon ikan kering pada industri rumah tangga 3. Mengidentifikasi dan menganalisis faktor internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap
pengembangan produk olahan abon ikan kering dan mendesain strategi pengembangannya,
4. Mendesain penerapan strategi pemasaran pada produk olahan abon ikan kering agar dapat mengakses pasar yang luas
METODOLOGI
Lokasi dan WaktuLokasi penelitian dan pengembangan ini dilaksanakan di Toko Sepia laboratorium Agribisnis FIKP – UNHAS yang berlokasi di jalan Perintis Kemerdekaan VIII Tamalanrea yang merupakan pusat pemasaran oleh-oleh khas Makassar yang mempunyai produk unggulan yaitu hasil olahan perikanan yakni abon ikan kering. Penelitian ini akan dilaksanakan juga pada daerah-daerah sentra produksi atau industri rumah tangga yang merupakan mitra kerja yang terdapat di Kabupaten Takalar. . Pemilihan lokasi secara purposive dengan pertimbangan bahwa daerah tersebut merupakan daerah mitra kerja yang sudah terlaksana sejak dua tahun terakhir. Waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan ini adalah selama 6 (enam ) bulan
Penentuan Populasi dan Sampel
Populasi adalah seluruh masyarakat pesisir yang terlibat dalam pengolahan produk perikanan di lokasi kegiatan. Sampel dipilih secara Cluster Sampling berdasarkan mitra kerja yang terdiri dari industri rumah tangga atau kelompok usaha kecil menengah (UKM) yang memproduksi abon ikan kering. Saat ini ada 5 (lima) kelompok UKM yang menjadi mitra toko SEPIA.Selain itu ada sample informan yang terdiri dari pengusaha, koperasi, lembaga keuangan baik formal maupun informal dan pemerintah terkait serta tokoh masyarakat.
Metode Pendekatan
Metode yang ditawarkan dalam program ini adalah penerapan teknologi tepat guna pada pengolahan hasil perikanan dalam rangka pemberdayaan perempuan nelayan melalui program pelatihan, pembinaan dan penelitian.
260 Analisis Data
1. Permasalahan pertama akan dianalisis secara financial,
Untuk mengetahui kelayakan usaha abon ikan kering dengan penerapan teknologi tepat guna analisis Keuntungan, NPV (Net Present Value), B/C RATIO, dan IRR (Internal Rate of Return)
2. Permasalahan ke dua dan ke tiga akan menggunakan analisis deskriptif untuk menggambarkan peran pemerintah dan pola kemitraan yang ada.
3. Permasalahan ke empat dan ke lima akan dianalis dengan analisis SWOT
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. ANALISIS FINANSIAL ABON IKAN KERING 1. Penerimaan Usaha Abon Ikan Kering
Penerimaan usaha atau nilai produksi abon ikan kering diperoleh dengan mengalikan jumlah produksi abon ikan kering dengan harga jual abon ikan kering. Harga jual abon ikan kering diklasifikasi dalam dua kelompok harga yaitu ; untuk abon ikan kering kemasan 1000 gr harga jual dasar per kg adalah sebesar Rp 180.000 sedangkan untuk abon ikan kering kemasa 100 gr harga jual dasarnya adalah sebesar Rp 20.000 per unit.
2. Biaya Produksi
Biaya produksi abon ikan kering setiap tahunnya rata-rata mengalami peningkatan, hal ini disebabkan karena volume produksi yang terus mengalami peningkatan dan pengembangan produk dari inovasi rasa yang terus dilakukan. Biaya produksi terdiri atas; biaya bahan baku yaitu ikan kering, kelapa, minyak, dan bumbu. biaya kemasan, biaya serba-serbi, biaya sewa, biaya I-PRT, biaya Depkes dan upah/gaji tenaga kerja
Tabel 1: Kebutuhan Bahan Baku
3. Biaya Kemasan
Abon ikan kering yang akan dipasarkan dikemas dalam 2 pilihan kemasan yaitu; kemasan toples mika 100 gram dan , kemasan toples mika 1000 gram. Biaya Kemasan untuk kemasan toples mika 100 gr, Rp 3000 per buah dan untuk kemasan toples mika 1000 gr Rp 5.600. per buah.
Bahan Baku Vol kebutuhan/bln Harga Nilai
(bln) (kg) (per kg) (Rp) Ikan Kering 3 60 35,000 6,300,000 Kelapa 3 34 3,000 324,000 Minyak 3 6 12,000 216,000 Bumbu 3 6 10,000 180,000 Nilai Total 7,020,000
261
Tabel 2: Biaya Kemasan
No
kemasan Vol Kebutuhan Satuan Jumlah1
toples mika 100 gr 3 420 3,000 3,780,0002
toples mika 1000 gr 3 25 6,000 450,000Total 4,230,000
4. Biaya Promosi
Biaya promosi terdiri dari biaya iklan, dan biaya komunikasi (telphon). Jumlah dan nilai biaya promosi terlihat pada tabel 3.
Tabel 3. Jumlah dan Nilai Biaya Serba Serbi abon ikan kering
Jenis Vol Nilai Satuan Jumlah
(bln) (Rp) (Rp)
Iklan 2 300,000 600,000
Komunikasi 12 200,000 2,400,000
Nilai Total 3,000,000
5. Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja terdiri dari upah / gaji yang dibayarkan secara tetap setiap bulan. Besarnya gaji/upah didasarkan pada besarnya beban tanggung jawab setiap orang di dalam kegiatan. Besarnya upah/gaji yang dibayarkan adalah sebagai berikut
Tabel 4. Gaji/upah Tenaga Kerja
Tenaga Kerja Kualifikasi Jml Nilai gaji (Rp)
Bulan Tahun Manager S2 1 600,000 7,200,000 M. Produksi S2 1 500,000 6,000,000 M. Keuangan/adm S2 1 500,000 6,000,000 M. Pemasaran S2 1 500,000 6,000,000 Staf Produksi S1 1 450,000 5,400,000 Staf Pemasaran S1 1 450,000 5,400,000 karyawan SMA/SMK 1 400,000 4,800,000 Jumlah 7 3,400,000 40,800,000 6. Biaya Sewa
Yang dimaksud dengan biaya sewa adalah sewa tempat kegiatan produksi usaha abon ikan kering yang terdiri dari; 1 ruangan administrasi, 1 ruangan produksi, 1 ruangan pengemasan dan labeling, 1 ruangan pemasaran (display) dan 1 ruangan penyimpanan (gudang). Besarnya biaya sewa adalah Rp 50.000.000 per tahun.
262 7. Biaya Investasi
Biaya Investasi usaha abon ikan kering setiap tahun semakin kecil. biaya investasi yang dikeluarkan sifatnya melengkapi investasi untuk pengembangan kegiatan. Besarnya nilai investasi terlihat pada tabel 5.
Tabel 5. Nilai Investasi Usaha Abon Ikan Kering
8. Aliran Kas
Berdasarkan data-data yang telah disajikan, aliran kas usaha abon ikan kering dapat disusun sebagai berikut. Tabel 6. Aliran Kas Usaha Abon Ikan Kering Tahun 2013
Uraian TAHUN 0 TAHUN 2011 TAHUN 2012 TAHUN 2013
1 Modal Awal -45,240,000 -50,206,000 7,671,000
2 penerimaan - 22,213,000 150,000,000 150,000,000 3 total kas masuk - -23,027,000 99,794,000 157,671,000
4 Kas Keluar
a. Biaya Investasi 45,240,000 0 0 0
b. Biaya Bahan Baku 10,235,000 30,705,000 30,705,000
c. Biaya Kemasan 360,000 1,080,000 1,080,000
d. Biaya Serba Serbi 8,400,000 6,600,000 6,600,000
e. Biaya T.Kerja 8,100,000 8,100,000 8,100,000
f. Biaya Sewa 45,000,000 45,000,000 45,000,000
g. I-PRT/ DEPKES 500,000 0 0
h. Pelaporan dll 638,000 638,000 638,000
5 Total Kas Keluar 45,240,000 73,233,000 92,123,000 92,123,000 6 Saldo Akhir (45,240,000) -50,206,000 7,671,000 65,548,000
No
Jenis Investasi Nilai Investasiunit nilai (Rp)
1
Pencacah 2 500,0002
Blender 1 2,000,0004
Freezer 1 5,000,000 Jumlah Total 7,500,000263 Tabel 7. Benefit Cost Ratio Usaha Abon Ikan Kering
TH BENEFIT COST DF PV Gross Benefit PV NET Benefit
14% BENEFIT COST POSITIF NEGATIF
0 0 -45,240,000 1 0 -45,240,000 -45,240,000 1 22,213,000 73,233,000 0.88 19,547,440 64,445,040 5,621,440 2 150,000,000 92,123,000 0.77 115,500,000 70,934,710 44,565,290 3 150,000,000 92,123,000 0.67 100,500,000 61,722,410 38,777,590 322,213,000 212,239,000 235,547,440 151,862,160 86,841,660 -45,240,000 PV gross benefit 235,547,440 Gross B/C Ratio = --- = --- = 1,4 PV gross Cost 151,547,440 ∑ PV net B Positif 86,841,660 Net B/C Ratio = --- = --- = 1,9 ∑ PV net B Negatif 45,2400,00
Hasil perhitungan Gross B/C Ratio sebesar 1.4 dan Net B/C Ratio sebesar 1.9 memberikan indikasi bahwa usaha abon ikan layak untuk dikembangkan mengingat bahwa setiap rupiah yang ditanamkan sebagai modal akan memberikan gross benefit sebesar 1.4 atau net benefit sebesar 1.9
Tabel 8. Internal Rate of Rate (IRR) Usaha Abon Ikan Kering
TAHUN NET NPV DF NPV + DF NPV + 22% 24% 0 1 -45,240,000 1 -45,240,000 1 5,621,440 0.82 4,609,581 0.806 4,530,880.64 2 35,325,290 0.672 23,738,595 0.65 22,961,438.50 3 30,737,590 0.551 16,936,412 0.524 16,106,497.16 44,588 -1,641,183.70 IRR = 22% + 44588/(44588-(-1641183.70)+ 1% IRR= 22% + 0.535 +1% IRR = 23.026 %
Dengan nilai IRR sebesar 23.026 % menjelaskan bahwa usaha abon ikan kering layak untuk dikembang karena nilai yang diperoleh ini lebih besar dari nilai tingkat suku bunga bank yang berlaku saat ini yaitu sebesar 14 %.
9. Titik Impas (BEP)
Break-even poin atau titik impas merupakan suatu angka dimana volume produksi mencapai angka keseimbangan yang dihitung dengan menggunakan rumus
BEP = Total Biaya (TC)/Harga Satuan (P) BEP = 191,120,000/20,000
264
B. ANALISIS SWOT
Analisis SWOT adalah suatu cara menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal menjadi langkah-langkah strategi dalam pengoptimalan usaha yang lebih menguntungkan. Dalam analisis faktor-faktor internal dan eksternal akan ditentukan aspek-aspek yang menjadi kekuatan (Strengths), kelemahan (Weakness), kesempatan (Opportunities), dan yang menjadi ancaman (Treathment) sebuah organisasi. Dengan begitu akan dapat ditentukan berbagai kemungkinan alternatif strategi yang dapat dijalankan (Freddy Rangkuti, 2005:19).
1. ANALISIS SWOT
Tabel 9 ; Analisis Swot Usaha Pengolahan Produk abon ikan kering
IFEEFE
KEKUATAN 1.Motivasi kerja tinggi 2.Umur produktif 3.Jumlah TK banyak 4.Bahan baku tersedia 5.Kualitas produk sudah baik. 6.Hasil produk olahan yang cukup specifik atau unik 7.Waktu kerja yang cukup luang terutama wanita nelayan
KELEMAHAN
1.Produk pesaing yg lebih berkualitas 2.Tingginya tuntutan masyakat konsumen akan produk pangan berkualitas
3.Pasar bebas yang semakin dekat yang memungkinkan produk import termasuk makanan olahan masuk ke Indonesia
4.Tingkat perlindungan kunsumen yang cukup tinggi oleh berbagai lembaga standarisasi, memungkinkan produk olahan masyarakat semakin sulit untuk diterima
PELUANG
1.Permintaan yang semakin tinggi akan produk pangan olahan terutama produk perikanan
2.Perhatian pemerintah yang relative tinggi bagi pengembangan usaha kecil menengan dan mikro seperti pemberian berbagai skim bantuan usaha dan perlatan produksi
3.Gaya hidup yang semakin menuntut kepraktisan dalam mengkonsumsi makanan sehingga diperlukan produk pangan siap saji
4.Adanya dorongan dan kepedulian dari berbagai lembaga untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat pesisir baik pemerintah maupun swasta seperti LSM
5.Permintaan Eksport tinggi
STRATEGI SO
1. Tingkatkan motivasi dan keterampilan kerja untuk mendukung produksi yang berkesinambungan 2. Tingkatkan kualitas dan
kuantitas produk untuk mengakses pasar yang luas terutama pasar eksport.
3. Tingkatkan program KKP untuk
pemberdayaan perempuan
4. Pendampingan & pembi naan pada kelompok perempuan perlu diintensifkan 5. Pembinaan dan pemberdayaan kelompok usaha STRATEGI WO
1. Penguatan modal untuk meningkatkan kualitas produk 2. Menjalin kemitraan dan
memperkuat jaringan
3. Program bantuan alat produksi hendaknya merata dan sesuai dengan kebutuhan kelompok 4. Tingkatkan kualitas produk
sesuai standar penjaminan mutu (ISO) melalui
pendampingan dan pembinaan program KKP
5. Diversifikasi produk yang sesuai dengan kebutuhan dan harga yang terjangkau oleh konsumen
265 untuk produk olahan perikanan
seperti abon ikan kering
berbasis sumberdaya dan potensi daerah masing-masing 6. Pencarian dan
pembukaan jaringan pemasaran dengan menciptakan produk spesifik dengan kualitas yang terstandarisasi ANCAMAN
1.Produk pesaing yg lebih berkualitas
2.Tingginya tuntutan masyakat konsumen akan produk pangan berkualitas
3.Pasar bebas yang semakin dekat yang memungkinkan produk import termasuk makanan olahan masuk ke Indonesia
4.Tingkat perlindungan kunsumen yang cukup tinggi oleh berbagai lembaga standarisasi, memungkinkan produk olahan masyarakat semakin sulit untuk diterima
STRATEGI ST 1. Memperkuat kelembagaan kelompok UKM 2. Meningkatkan pembinaan kepada kelompok UKM STRATEGI WT
1. Melakukan riset pasar 2. Melakukan pengembangan
kualitas dan kuantitas produk 3. Perlu ada toko yang letaknya
strategis di pinggir jalan yang mudah diakses sebagai tempat pemasaran produk olahan perikanan sebagai oleh-oleh khas Sulawesi Selatan dan juga produk lain yang berprospek.
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2013
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Tingkat kelayakan finansial usaha pengolahan produk abon ikan kering lebih besar satu, ini mengindikasikan bahwa usaha tersebut layak untuk dikembangkan. Begitupun dengan nilai IRR sebesar 23.026 % menjelaskan bahwa usaha abon ikan kering layak untuk dikembang karena nilai yang diperoleh ini lebih besar dari nilai tingkat suku bunga bank yang berlaku saat ini yaitu sebesar 14 %. 2. Peran pemerintah terhadap bantuan modal pada usaha abon ikan kering belum ada, namun sebahagian
kecil dari kelompok perempuan tersebut sudah mendapat bantuan alat produksi, tapi belum merata pada semua kelompok dan alat tersebut ada juga tidak sesuai kebutuhan kelompok.
3. Pola kemitraan industri dan lembaga keuangan belum berperan dalam permodalan usaha pengolahan produk abon ikan kering, sehingga kelompok usaha tersebut susah berkembang, hanya saja dengan adanya program Dikti melalaui Program IbIKK ini dapat dimanfaatkan untuk pengembangan kelompok melalui kemitraan usaha dengan laboratorium Agribisnis Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin.
4. Strategi pengembangan usaha produk abon ikan kering adalah STRATEGI SO; Tingkatkan motivasi dan keterampilan kerja untuk mendukung produksi yang berkesinambungan, Tingkatkan kualitas dan kuantitas produk untuk mengakses pasar yang luas terutama pasar regional dan eksport. Tingkatkan program DIKTI dan KKP untuk pemberdayaan perempuan dan Pendampingan/ pembinaan
266
pada kelompok perempuan perlu diintensifkan. STRATEGI WO; Penguatan modal untuk pengembangan usaha, Menjalin kemitraan dan memperkuat jaringan, Program bantuan alat produksi hendaknya merata dan sesuai dengan kebutuhan kelompok, Tingkatkan kualitas produk sesuai standar penjaminan mutu (ISO) melalui pendampingan dan pembinaan program KKP. STRATEGI ST; Memperkuat kelembagaan kelompok UKM, dan Meningkatkan pembinaan kepada kelompok UKM STRATEGI WT; Melakukan riset pasar, Melakukan pengembangan kualitas dan kuantitas produk. Perlu ada toko yang letaknya strategis di pinggir jalan yang mudah diakses sebagai tempat pemasaran produk olahan perikanan sebagai oleh-oleh khas Sulawesi Selatan dan juga produk lain yang berprospek.
DAFTAR PUSTAKA
Adhawaty S, St. Fakhryyah, Firman, Yunus Tamamma. (2011). Ibikk Abon Ikan Kering. Laporan Pengabdian Masyarakat, LP2M UNHAS Makassar.
Made S. (2002). Kajian Dampak Konversi Lahan Mangrove Terhadap Kehidupan Nelayan di Kabupaten
Pinrang, Ketua , laporan penelitian kerjasama LP – Unhas dengan Bappeda Kabupaten Pinrang.
Made S, Hamzah. (2003). Studi jaringan Pemasaran Produk Hasil Perikanan dari Taman Nasional Laut
Takabonerte (ketua) (Coremap LIPI-PSTK Unhas) 2002 – 2003
Made S, Mardiana, Hamzah. (2005). Pengembangan Model Kelembagaan Ekonomi yang Dibutuhkan
Masyarakat Nelayan di Propinsi Sulawesi Selatan (LP UNHAS – Balitbangda SUL-SEL).
Kasmiaty, Sutinah Made. (2007). Penerapan Tekhnologi Tepat Guna Pada Diversifikasi Produk Perikanan
Untuk Pemberdayaan Keluarga Nelayan di Provinsi Sulawesi Selatan, Anggota, LP- Unhas dan
Balitbangda Provinsi Sulawesi Selatan.
Made S. (2009). Analisis Pendapatan Nelayan Pada Berbagai Alat Tangkap di Provinsi Sulawesi Selatan. Prosiding seminar nasional Kelautan dan perikanan UGM yogyakarta.