• Tidak ada hasil yang ditemukan

[Bible~Interpretation~NT] Injil Lukas Sebagai Cerita.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "[Bible~Interpretation~NT] Injil Lukas Sebagai Cerita.pdf"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

O.C.

Edwards, Jr

Injil Lukas sebagai Cerita

Diterjemahkan oleh:

Pdt. Ny. M.M.

Hendriks Ririmasse

(4)

Katalog dalam temitan (KDT) Edwards, O.C.

Injil Lukas sebagai cerita : berkenaJan dengan narasi salah .atu Injil/ oleh D. C. Edwards. Jr. ; diterjemahkan oleh Pdt. Ny. M.M. Henriks Ririmasse. - Cet. 2. -Jakarta: Gunung Mulia. 2002.

x, 93 him. ; 21 em.

Judul asli: Luke's stOl)' of Jesus.

1. Vesus Kristus - Sejarah Dogma - gereja awal.

2. Alkitab - Perjanjian BaIti - Injil Lukas - Kritik, Interpretasi. I. Ririmasse, Pdt. Ny. M.M. Hendriks. II. Judul.

ISBN 979-929D-18-X

Diarnng mempernanyak karya tuHs In! dalam bentuk dan dengan earn apa pun, tennasuk fotokopi, tanpa izin tortulis dari penerbit.

INJIL LUKAS SEBAGAI CERITA

Berkenalan dengan Narasi Salah Satu Injil Judul asli: Luke's SWl)' of 'esus

Copyright © 1981, by Augsburg Fortress Published by Augsburg Fortress • 426 S. Fifth St. Box 1209

Minneapolis, MN 55440 USA

Hak Cipta Terjemahan Indonesia oleh PT BPK Gunung Mulia

J!. Kwitang 22-23, Jakarta 10420 E-mail: bpkgm@eentrin.netid http://www.bpkgm.eom Anggota lKAPI

Hak Cipta dilindungi oleh Undang-und.ng Perancang Sampul: Yohanes Agus

Cet.kan ke-1: 1999 Cetakan ke-2: 2002 Dieetak oleh PT BPK Gunung Mulia BPK}1704/793/02 226.406

(5)

Kala Sambulan Prakala

Pendabuluan

BABl

DAFTARISI

KELAHIRAN YANG TELAH LAMA DINANTIKAN

vi vii

ix

1

1.

Sebuah Buku yang Dilengkapi dengan Prakata ...

1

2.

Sepasang Potret tentang Pemberian Kelahiran ...

3

3.

Cerita Kelahiran Bersisi Dua ...

10

BAB 2 PEKERJAANYESUS DI GALILEA ... 18

1.

Mandat untuk Melayani ...

18

2.

Permulaan Pekerjaan...

24

3.

Ajaran Profetis ...

32

4.

Pelayanan dalam Tindakan ...

34

5.

Permulaan dari Suatu Akhir ...

42

BAB 3 CERITA LUKAS TENTANG PERJALANAN YESUS 49 1.

Awal Perjalanan ... : ....

~... 49

2.

Mengajar di Sepanjang Jalan ...

51

3.

Perjalanan Berikutnya ...

61

llAB4

KLiMAKS DI YERUSALEM

74

1. Mesias Datang ke Bait Suci ...

74

2. Jamuan Makan yang Bersifat Mengantisipasi... 80

3. Penangkapan dan Penghakiman ... 82

4. Kernatian Mesias yang Dinubuatkan ... 88

5. Ia telah Bangkit ...

90

(6)

KAT A

SAMBUTAN

Gereja dan umat Kristen selalu terlibat dalam kegiatan berteologi. Pengertian teologi adaJab upaya penghayatan dan pemahaman manu-sia beriman tentang Tuhan dan karya-Nya dalam hubungan dengan manusia sejauh Allab sendiri menyatakannya. Ini berarti bahwa ke-giatan berteologi adaJab keke-giatan bersama orang percaya dengan sesama orang beriman di daJam gereja Tuhan yang universal dan di!akukan seeara kontekstuaJ. Hakikat Gereja dan iman Kristen mengharuskan anggota gereja Tuhan yang Esa di dunia yang luas dan beragarn ini untuk berteologi. Berteologi dimengerti sebagai baglan kegiatan belajar melalui pengaJaman iman seeara berkesinambungan.

Merigacu pada pemabaman tersebut, sangat terasa kebutuhan untuk selaJu saling belajar antara umat Kristen di satu tempat dengan umat Kristen di tempat lainnya. Itulall sebabnya terasa penting untuk menerjemahkan karya tulis teologi ke dalam bahasa lain termasuk babasa Indonesia, agar dapat dimanfaatkan oleb para pembaca yang lebih menghayati penggunaan bahasanya sendiri.

Penerbitan terjemaban k,;uya tulis teologi seperti ini akan sangat menunjang kegiatan berteologi di daJam konteks Indonesia, khususnya dunia pendidikan teologi dan kegiatan bergereja pada umumnya.

Ueapan terima kasih patut disampaikan kepada Dewan Pekabaran lnji! NHK di Belanda yang atas bantuan dan kerja samanya telab me-mungkinkan diterbitkannya buku terjemahan ini.

Jakarta, Oktober 1999

Budi Arlianto

(7)

PRAKATA

Buku ini merupakan bagian dari suatu rencana, ditl1lis untuk men-dampingi tulisan Werner Kelber yang berjudul lnjil Markus sebagai Cerita (Philadelphia: Fortress Press, 1979). Seperti buku Kelber. buku ini pun dikembangkan dari suatu kursus pendidikan teologi bagi jema-at, yang diselenggarakan oleh Akademi Seabury dari Seabury-Western Theological Seminary. Buku ini bisa terwujud seperti sekarang ini ber-kat berbagai sumbangan peserta kursus tersebut. Oleh karena itu saya tidak akan melupakan jasa mereka.

Seperti halnya buku Kelber. buku ini pun ditujudkan untuk para pembaca yang tidak memiliki latar belakang studi Perjanjian Baru. Ka-rena itu catatan kaki dan bahasa tekuis akademis akan dihindari dalarn buku ini. Akhir-akhir ini ada kesepakatan ilmiah tentang bagaimana ca-ra menafsirkan Jnjil Lukas. Buku ini beca-rangkat dari kesepakatan terse-but dan menunjukkan bagaimana penafsiran terseterse-but dilakukan. Saya berupaya melakukan penafsiran tersebut tanpa membebani pembaca dengan berbagai latar belakang penulis dan judul buku yang membi-carakan tentang tafsiran tersebut.

Karena buku ini tidak memuat daftar kepustakaan. maka di sini perlu disebutkan buku-buku yang saya gunakan secara khusus serta be-berapa buku petunjuk bagi pembaca yang ingin memperdalam studi-nya tentang topik ini. Buku yang sangat membantu saya dalam mema-hami rnjil Lukas adalah buku karangan Hans Conselmann. The

Theolo-gy of St. Luke (New York: Harper & Row. 1961). Buku-buku baru yang membantu saya adalah karangan Jacob Jervell. Luke and the People of God (Minneapolis: Augsburg Publishing House, 1973); Luke T. Johnson. The literary Function of Possessions in Luke-Acts (Missoula: Scholars Press, 1977); dan David L. Tiede. Prophecy and History in Luke-Acts (Philadelphia: Fortress Press. 1980). John Drury juga merupakan seorang pakar yang karyanya membantu saya. khususnya salah satu tafsirannya yang populer tentang Lukas. Luke: A Commentary on the New Testa-ment in Modern English (New York: Macmillan Co .• 1973). Pengaruh Raymond E. Brown. The Birth of the Messiah (New York: Doubleday & Co .• 1977). akan terlihat pada bagian permulaan buku inL Saya juga

vii

(8)

sering meminta infonnasi dan nasihat dari kolega saya Richard Pervo. Perlu ditegaskan bahwa tidak satu pun nama-nama yang disebutkan ini hams bertanggung jawab atas kekurangan yang terdapat dalam buku ini.

Gaya penulisan buku ini juga perlu disebutkan di sini. Biasanya nama !nji! dan nama pengarangnya disebut dengan nama yang sama. Hal ini kadang-kadang membingungkan, karena Lukas dan Markus umpamanya bisa digunakan sebagai nama orang pada satu kalimat dan sebagai nama buku pada kalimat lainnya. Kerancuan juga cenderung timbul bila kita mempersoalkan apakah Inji! dikarang oleh rasul-rasul atau oleh ternan-ternan mereka yang bemama Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Kebanyakan para pakar Perjanjian Bam modem memper-soalkan masalah tersebut. Maka saya ingin memperjelas posisi saya da-lam kaitan dengan nama Lukas. Yang saya maksudkan dengan "Lukas" di sini adalah baik Inji!nya maupun pengarangnya. .

(9)

PBNDAHULUMI

Sebuah kitab Iniil bisa dibaca dalam beberapa cara;"bisa dibaca se-bagai bahan renungan; bisa ditlJ!iti sese-bagai buku yang memberikan sum-bangan yang memperkayapengetahuan kita tentang kehidupan Yesus; bisa dilihat bagaimana cerita-cerita tentang Yesus yang sudah ada dan beredar sebel urn lniil ditulis; juga bisa di pelajari pola sastranya, atau konsep-konsep dan praktik keagamaan yang mirip dengan dunia Timur kuno atau dunia Yunani-Romawi.

Metode kita adalah berupaya melihat bagaimana seorang penulis lnjil dalam menulis lnjilnya Bangat ditentukan oleh tafsirannya terha-dap Yesus, yang ingin disampaikannya melalui cerita tersebut. Dengan kata lain kita ingin menemukan kebenaran-kebenaran khusus dalam sebuah kitab lnii!. Kitab Inji! bukanlah sekadar suatu cerita, Kitab lnji! bahkan tidak bisa diartikan sekadar sebagai suatu tulisan biografi ten-tang Yesus saja, dalam artian bahwa kitab tersebut ditulis sekadar un-tuk memuaskan rasa ingin tabu para pembaca tentang tokoh Yesus, Ti-dak. Sebuah kitab lnii! pada dasarnya ditulis untuk membawa umat ber-illlankep~da Yesus. Hal ini ditegaskan dalam Yohanes 20;30-31, "Me-mang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan murid-mu-rid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, tetapi semua yang tercan-tum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya".

Kitab lnji! ditulis untuk menceritakan kisah tenlang Yesus sede-mikian rupa sehingga dapal membimbing pembacanya kepada suatu kesimpulan lenlang Yesus, dan atas dasar kesimpulan tersebut para pem-baca lnji! akan bertindak. Tegasnya, kitab-kitab lnjil merupakan alaI pemberilaan lnii! (sangat menarik untuk dicatat bahwa kata evangelism di dalam bahasa lnggris berasal dari kata Yunani euonggelion yang ber-arti kabar baik). Atau dapat pula dikalakan bahwa kilab-kilab lnii! mengkomunikasikan teologi lewat cerita dan bukan melalui keterangan yang bersifat abstrak.

Jadi lnji! Lukas akan dipelajari untuk menemukan bagaimana Lukas mengkomunikasikan teologi lewal ceritanya sekaligus mengindikasikan ix

(10)

beberapa karakteristik dari metode yang digunakan. Contohnya, peri-kop-perikop tunggal tidak akan diteliti sendiri terlepas dari keseluruh-an InjiL Sebaliknya seliap cerita' harns dilihat sebagai bagikeseluruh-an dari kesa-tuan yang utuh. Mereka yang mengenal cerita-cerita Injil dengan cara mendengar Injil tersebut dibacakan di gereja, biasanya mengenal cerita-cerita tersebut sebagai cerita-cerita-cerita-cerita yang berdiri sendiri, dan bukan se-bagai bagian yang tak terpisahkan dari suatu cerita bersambung. Kecen-derungan ini disebabkan mereka mendengar cerita-cerita tersebut diba-ca terlepas satu dari lainnya, sesuai daftar pembadiba-caan Injil yang ditetap-kan untuk hari-hari tertentu dalam ibadah di gereja. Hal ini menyebab-kan suatu cerita tunggal, agak jarang dikaitmenyebab-kan dengan konteksnya dalam kitab Injil sehingga keterkaitannya dengan bagian-bagian yang mendahului dan mengikutinya tidak mendapat perhatian. .

Selanjutnya, dapat dilihat bahwa dewasa ini banyak gereja memi-liki daitar pembacaan Alkitab yang ditentukan dari satu Injil; untuk si-klus waktu tiga tahunan demi keperluan ibadah di' gereja. Tetapi yang lebih mudah dilakukan adalah membaca sebuah cerita Injil dalam ber-bagai veisi Injil secara sekaligus dan secara tidak sadar menlransferkan detail kesaksian satu Injil kepada Injil lainnya. Proses ini bisa disebut sebagai proses harmonisasi yang dilakukan secara tidak sadar. Kesan yang ditimbulkan adalah bahwa hanya terdapat satu kitab lnjil dan bu-kan empat. Dengan demikian tidak mungkin untuk mendeteksi hal-hal penting tentang Yesus yang mau diungkapkan oleh penulis Injil ter-tentu melalui cara penceritaa,nnya. Q!eh karena ilu pada lahapanter-tenlu sangatlah perlu menyaring dari ingatan kila semua detail kllBak-sian Matiu;; atau Markus yang paralel dengan leks Lukas y@.gsedang dipelajari. Ini merupakan satu-salunya cara untuk m~nolong kita me-mahami hal-hal yang coba dibuat oleh Lukas lewat cara ia menulis ce-ritanya. Memperlakukan setiap Injil sebagai kesaksian Y,ang unik meru-pakan satu-satunya jalan untuk menghindarkan kita berpikir dan ber-laku seolah-olah hanya ada satu Injil. Gereja telah menyimpan dan me-melihara ke empat Injil tersebut karena gereja mengbargai nuansa-nuansa yang terdapat dalam kesaksian masing-masing Injil dan tidak menghendaki kekbasan satu Injil menjadi hilang di dalam campuran ke empat injil itu.

Walaupun seluruh detail dati versi-versi lain harns disaring dari ingatan pada tahapan lertentu studi kita, ada pula tahapan lain, yaitu x

(11)

r

I

,

pembandingan yang bersengaja anlara Injil-injil sangatlab dibuluhkan, Banyak pakar Perjanjian Bam percaya babwa kelika Lukas menulis

In-jilnya, di hadapannya lerbuka salinan Injil Markus, Lukas juga menge-nal sebuab koleksi yang berisi materi-materi lain lenlang Yesus. Koleksi tersebut khususnya berisikan perkataan-perkataan Yeslls (biasanya cli-identifikasikan sebagai sumber Q), yang digunakan juga oleh Matius dalam menulis Injilnya, !tu berarti babwa salab satu cara memabami makna khusus Injil Lukas adaiab dengan memabami bagaimana ia me-manfaatkan sumbernya, Teknik Lukas meme-manfaatkan sumber Markus jelas berbeda dari cara ia memanfaatkan sumber-sumber Perkataan-per-kalaan (Q), Karena Markus sendiri merupakan sumber bagi Lukas maka seliap perubaban dari versi Markus bisa dipastikan berasal dari Lukas. Karena kita tidak memiliki sumber Q dalam benluk aslinya, tetapi ha-nya dengan meyakini keberadaanha-nya karena begitu baha-nyakha-nya persa-maan pada Lukas dan Matius, perbedaan di antara keduanya tidak me-nunjukkan mana benluk yang asli di antara keduanya atau mana salah salu dari anlara keduanya yang asli. Atas dasar pertimbangan tersebut, maka lebih mudab bagi kita untuk melihat penekanan khusus Lukas lewat perubaban yang dibuatnya alas sumbernya dalam pembandingan antara Lukas dan Markus, daripada anlara Lukas dengan Matius, Ka-rena buku ini berfokus pada aspek teologi yang dikomunikasikan lewat cerita Lukas tentang kisab Yesus, dan buku ini akan berkonsentrasi pada cerita lersebul, kadang-kadang kita akan menjelaskan lewat sisi pandang dengan Markus dan sekali-sekali lewat sisi pandang dengan Matius.

Kita hampir tidak akan membual perbandingan dengan Injil Yohanes, karena Injil Yohanes ini lidak menggunakan Markus maupun sumber Q sebagai sumber lulisannya, melainkan pada sumber dan ams tradisi yang lain lenlang Yesus, Karena Matius dan Lukas mengguna-kan sumber-sumber yang sama, maka kedua kilab Injil ilu bisa dicetak dalam lajur-lajur yang paralel dengan Markus unluk memperlihatkan pembandingan dan kontras di antara mereka. Apabila ketiga kilab Injil dicetak seperti itu maka kilab-kitab injil lersebut bisa diamati secara bersama [Yunani: synoptikos). Karena itu Injil Matius, Markus, dan Lukas disebut sebagai Injil-injil sinopsis. Cetakan-celakan yang memuat paralelisasi seperti itu biasanya disebut dengan, seperll sinopsis,

(12)

monisasi Jnjil ataupun paralelisasi Jnji!. Cetakan-cetakan sepert( ini menjadi alat yang sangat bermanfaat dalam membaca Jnjil-injil, karena membantu kita lebih jelas melinat maria yang kbas dari suatu Jnjil dan mana yang umum ada pada Jnjil-injil tersebut.

Me~pertentangkan cara Lukas menulis ceritanya tentang Yesus dengan para penulis [njillainnya, bukanlah seperti para hakim di pe-ngadilan yang membandingkan berbagai kesaksian untuk menentukan apa yang sebenarnya terjadi. Pada hakikatnya pertimbangan-pertim-bangan yang bersifat historis seperti itu akan kita hindari, untuk lebih memberi perhatian pada aspek-aspek teologisnya. Persoalan yang akan tetap dipertanyakan bukanJah apakah kesaksian Lukas itu tepat dan akurat secara historis, tetapi apakah yang mau ditekankan Lukas lewat cerita cara yang ia sampaikan.

Dalam tahap ini adalah mungkin untuk mengemukakan asal-usul Jnjil Lukas, yaitu kapan dan dalam latar belakang bagaimana Injll ini ditulis. Namun kenyataan bahwa bukti-bukti yang berkaitan dengan pertanyqan seperti itu berasal dari teks Injil sendiri, dan karena para pakar Perjanjian Baru pada umumnya telah berhasil sepakat mengenai makna bukti-qukti tersebut. Karena tujuan buku ini untuk menafsirkan jalan cerita dari Injil dan bukan membuat rekonstruksi sejarah, kita ti-dak akan membicarakan masalah tersebut sekarang ini. Kita baru akan membahasnya hanya apabila berkaitan dengan masalah yang sedang dibahas.

Tegasnya, cara terbaik mempelajari makna Injil Lukas adalah dari teks Jnjil Lukas sendiri. Apabila kita menyadari pentingnya hal tersebut maka tidak ada gunanya menunda waktu untuk melakukannya.

(13)

1

KELAHIRAN YANG

TELAH LAMA DINANTIKAN

LUKAS 1:1 - 2:52

1. Sebuah Buku yang Dilengkapi Prakata

Kitab Injil Lukas bukan satu-satunya tulisan dalam Perjanjian Baru ha-sil karya Lukas. Kitab Kisah Para Rasu!, sebagai suatu sejarah tentang bagaimana gerakan kekristenan menyebar dari Yerusalem ke Roma di bawah kekuatan dan dorongan Roh Kudus, juga merupakan karya pe-ngarang Lukas. Semula kedua kitab ini dibaca sebagai suatu kesatuan. Sering kali hal-hal yang tidak begitu jelas dalam Jnji!, menjadi makin jelas apabi!a dimengerti dalarn perspektif tulisan Lukas dalarn Kisah Pa-ra Rasu!. K~clua jilid karya Lukas ad. ~~atu-sa.tuny. a kary. a .. dal. a. m. Per-janjian Baru yang dimulai dengan'I!!_a4t)., seperli halllya k;lJy'~-karya sastra kebudayaan Helenis. Kenyalaan ini memperlihatkan bahwa Lukas mengenal budaya ini dan tampaknya Lukas ingin membuat karyanya di-paharni bukan sekedar sebagai suatu tulisan seklaris dari kelompok bu-daya minoritas dalam dunia kerajaan Romawi, telapi juga bisa dikenal sebagai suatu karya yang menarik perhatian publik pembaca buku.

Lukas mempersembahkan bukunya kepada seorang laki-laki yang disebutnya dengan "Teofilus yang mulia". Ungkapan "yang mulia", se-bagai cara penyebulan yang penuh hormat ini biasanya digunakan khu-sus untuk para pejabat tinggi Romawi pada waktu ilu. Namun karena

(14)

2 Injil Lukas sebagai Cerita kita tida)< memiliki keterangan luas tentang Teofilus selain dari apa yang diperoleh dalam kedua prakata Lukas ini, kita tidak bisa memastikan apakah Teofllus menduduki jabatan yang berkaitan dengan penyebutan yang digunakan di sini. Ada pendapat babwa Teofilus adalah seorang ha-kim atau seorang pejabat tinggi yang bisa menolong orang-orang Kristen di pengadilan Romawi. Namun pendapat tersebut tidak jelas di sini ka-rena kedua tulisan Lukas lebih banyak berfokus pada masalab agama daripada masalab pembelaan hukum dan peradilan. Pertanyaannya ada-lab, apakah seorang pejabat tinggi seperti itu tertarik untuk membaca seluruh tulisan tersebut? Sebaliknya, kalau Teofilus merupakan orang yang sedang mengikuti pengajaran iman Kristen, maka jelas babwa ke-lihatannya Lukas menginginkan agar orang lain juga bisa memperoleh manfaat dari bukunya seperti halnya Teofilus. Sebab kitab ini merupa-kan kitab untuk umum dan bumerupa-kan untuk dokumen pribadi. Walaupun nama Teofilus berarti "yang mengasihi Allab", namun penggunaannya bukan bersifat simbolis. Teofilus mungkin seorang murid Lukas, suatu pribadi yang nyata.

Bentuk sastra yang digunakan dalam pengalamatan dan isi buku yang bersifal agamawi memperlihatkan babwa Lukas menulis buku ini untuk menjangkau dua kelompok pembaca, yaitu mereka yang berasal dari----yauaIigiiD.-terpelaJa?Ma~ms yang tertarik kepada kekrlstenan dan kepada dfang-or8iig Kristen yang membutuhkan penguatan iman mereIGi: Beberapa orang memabami prakata ini sebagai petunjuk bahwa Lukas ingin agar bukunya dipabami sebagai suatu karya sejarab. Praka-ta ini dapat dibandingkan dengan karya sejarawan Yabudi Yosephus yang sezaman dengan Lukas, yang menulis sebuab prakata untuk tu-lisannya yang berjudul Me1awan Apion, demikian:

Dalam sejarab yang saya tulis tentang Zaman Kuno, yang dlulia Epafroditus, saya kira, saya telab menjelaskan ... betapa tuanya bangsa Yahudi ... Na-mun karena ada orang-orang tertentu yang tidak menyukai pendapat saya, saya merasa terpanggil untuk memberikan penjelasan kbusus tentang hal-hal dimaksud ... untuk menjelaskan kepada mereka yang tertarik menge-tabui kebenaran mengenai taanya bangsa kita. Sebagai saksi atas pemya-taan saya, saya mengusulkan untuk memanggil para penulis yang dalam pandangan orang Yunani bisa dipereaya dan memiliki pengetahuan ten-tang dunia kuno seeara menyeluruh" J!:1-4).

(15)

Kelahiron yang Telah Lama DinanUkan 3 Adalah mudah bagi para pembaca serta para ahli dewasa ini untuk menerapkan standar verifikasi yang ditetapkan Leopold von Ranke pa-da abad ke-lg tentang konsep penulisan sejarah sepert! ini, karena se-jarah dalam pandangan kita adalah suatu penemuan modern. Meng-hadapi pandangan itu harns dikatakan bahwa prakata semacam itu mun-cui juga dalam roman-roman sejarah yang dikarang pada zaman Lukas. Keberadaan prakata semacam itu memang tidak membuktikan apa-apa pada dirinya sendiri. Apabila kita mengamati tulisan Lukas, akan ter-lihat bahwa Lukas bukan saja membuat kesalahan-kesalahan tentang catatan sejarah, (misalnya tentang sensus yang dilakukan Kirenius da-lam 2:2), tetapi Lukas mungkin juga telah menciptakan beberapa cerita sendiri dalam rangka mengemukakan visi teologis lertenlu, yang akan terlihat jelas dalam pembahasan tentang cerita-cerita kelahiran Yesus berikut ini. Adalah suatu cara pikir yang anakronistis apabila kita mem-bayangkan Lukas menulis sejarah ini dengan cara penulisan modern. Demikian juga tidak terlalu jujur untuk menilai pekerjaan Lukas de-ngan menggunakan kriteria akurasi, karena kriteria tersebut baru ber-kembang beberapa abad sesudah zaman Lukas.

Jika Lukas mengatakan akan menulis suatu laporan yang sistematis yang berdasarkan tradisi yang "diturunkan" oleh "mereka yang sejak mulanya menjadi saksi mata dan pelayan firman", maka yang Lukas maksudkan bukanlah suatu sejarah dalam artian modern. Maksud Lukas dengan kata-kala di atas akan menjadi jelas apabila kita mempelajari teks yang ditulisnya. Dari waktu ke waktu dalam tulisan berikut ini, kita akan mengacu kepada beberapa istilah yang digunakan dalam prakata, dan akan berusaha memperjelas istilah-istilah tersebut dengan penje-lasan khusus.

2. Sepasang Potret tentang Pemberitaan Kelahiran

Banyak pembaca Kilab !nji! yang secara tidak sadar sudah terbiasa me-madukan kedua laporan ini sehingga mereka tidak sempat menyadari bahwa ada hal penting yang mau disampaikan Lukas dalam cerita-ce-rita awal, dengan mengangkat cecerita-ce-rita-cecerita-ce-rita seputar masa kecil Yesus. Padahal Markus, yang merupakan sumber yang digunakan Matius dan Lukas, memulai Injilnya dengan cerita lenlang baptisan Yesus oleh Y ohanes Pembaptis ketika Yesus telah dewasa. Sedangkan penginjil

(16)

4 [nji! Lukas sebagai Cerlta Yohanes, yang mewakili jalur' tradisi" yang agak berbeda, memulai In-jilnya dengan sebuah prolog yang bersifat teologis puitis. Prolog terse-but dis;'sul dengan suatu laporan tentang kesakaian Yohanes Pembaptis tentang Yesus. Teori lain mengemukakan bahwa penulis rnjil Yohanes mengawali Injilnya dengan kesakaian Yohanes Pembaptis, dan selan-jutnya seorang editor menambahkan prolog yang puitis tersebut. Cerita tentang mujizat di Kana dalam Yohanes 2 bisa dimengerti sebagai sua-tu contoh tentang pengungkapan mengenai "kehidupan Yesus yang ter-sembunyi", khususnya masa antara kelahiran dan pelayanan-Nya, yang terlihat juga dalam cerita Markus tentang Yesus di Bait Allah pada usia dua belas tahun. Namun pada dasarnya Yohanes cenderung membatasi ceritanya pada peri ode pelayanan Yesus.

Hanya Matius yang mengambil cara yang ,sama dengan 'Lnkas, yaitu menceritakan masa-masa kecil Yesus di dunia. Kedua penginjil ini saIl)a-sama menulis bahwa status Yesus telah nyata sejak Ia masih berada dalam kandungan. Tulisan-tulisan yang lebih dulu berpendapat bahwa penggkuan mengenai status Yesus baru terjadi pada waktu ke-bangkitan-Nya, namun lalu bergeser maju ke waktu baptisan-Nya. Kini, dalam Lukas dan Matius pengakuan akan status tersebut difoku~an justru pada waktu Ia dikandung. Dalam tulisan Yohanes yang berkem-bang kemudian, khususnya dalam bagian prolog Injilnya, pengakuan tentang status Yesus tersebut justru makin dimajukan, dengan mene-kankan bahwa Yesus telah ada secara kekal bersama Bapa sebelum du-nia dici ptakan.

Ada banyak hal tentang rnasa kecil Yesus yang disepakati Matius dan Lukas seperti yang tercermin dalarn tulisan mereka. Walaupun bu-ku ini khusus berbicara tentang Lukas, tetapi juga penting untuk men-catat kesamaan-kesamaan yang ada pada keduanya. lni karena kete-rangan·keterangan yang sarna itu bukan berasal dari Lukas, tetapi dari suatu tradisi yang juga diambil Matius. Kedua penginjil menempatkan waktu kelahiran Yesus pada zaman pemerintahan Herodes Agung (kira-kira pada tahun 4 s.M.). Keduanya juga setuju bahwa Yesus lahir di Betlehem dan bertumbuh dewasa di Nazaret; ibu-Nya bernama Maria dan Maria mengandung-Nya dalam keadaan perawan dengan kuasa Roh Kudus; dan suaminya adalah Yusuf, seorang keturunan Daud. Kedua penginjil juga menceritakan bahwa bayi tersebut diberi nama Yesus se-sual perintah ilahi yang disampaikan oleh seorang malaikat.

(17)

Kelahiran yang Telah Lama Dinantikan 5 Sampai di sini kesamaan-kesamaan antara kedua Inji! tersebut ber-akIrir. Dalam pembahasan ada berbagai perbedaan. ~erita Lukas memu-satkan perhatian kepada Maria, sementara Matius memumemu-satkan perha-tian kepada Yusuf. Salah satu contoh tentang fokus tersebut adalah, dalam cerita Lukas pemberitaan malaikat tentang kelahiran Yesus dibe-ritakan kepada Maria, sedangkan dalam Matius pemberitaan tersebut di-sampaikan kepada Yusuf. Hanya Matius yang menceritakan reaksi Yusuf ketika ia mendengar bahwa tunangarmya sedang hami!. Menurut Lukas, para pengunjung adalah gembala-gembala yang mengunjungi bayi Yesus, sedang dalam Matius para pengunjung adalah para pengamat bin tang dari Timur, yang disebut "majus" yang punya akar kata sama dengan "magia". Lukas menganggap bahwa sebeIum Yesus lahir, Maria dan Yusuf tinggal di Nazaret, tetapi Matius 2:22-23 tampaknya menunjuk bahwa mereka barn tinggal di sana setelah mereka kembali dari pela-rian ke Mesir - suatu peristiwa yang tidak disebutkan dalam Lukas dan bahkan tampaknya ada upaya sengaja Lukas untuk tidak menyebutkan-nya dalam Lukas 2:39. Perlu dicatat bahwa beberapa keterangan tersebut tidak konsisten satu dengan lainnya, bahkan ada pula yang saling ber-tentangan. Kita tentu tidak bisa mengatakan bahwa keterangan-kete-rangan tersebut sama-sama benar. Sebaliknya kita harns terbuka kepada kemungkinan bahwa kebenaran beberapa cerita masa kecil Yesus ada-lah lebih bersifat teologis daripada bersifat historis.

Perbedaan lain cerita Lukas dan Matius adalah bahwa Lukas me-nyejajarkan cerita-cerita tentang pemberitaan kelahiran dan peristiwa kelahiran Yesus dengan cerita-cerita pemberitaan kelahiran dan peris-tiwa kelahiran Yohanes Pembaptis. Selain itu, kenua cerita Lukas tidak dilakukan oleh Matius. Selain itu kedua cerita tentang pemberitaan ke-lahiran dalam Lukas tampaknya mengikuti pola cerita-cerita keke-lahiran dalam Perjanjian Lama, seperti cerita kelahiran Ismael (Kej. 16:7-12), Ishak (Kej. 17:1-21], dan Simson (Hak. 13:3-25). Ada lima langkab da-lam pola pemberitaan tersebut, yaitu:

a. Seorang malaikat memperlihatkan diri kepada orang yang kepa-danya pemberitaan akan disampaikan.

b. Orang tersebnt akan mengalami rasa laknt di hadapan tamu ilabi lersebut.

(18)

6

.

:.

.:.

.:.

.:.

.

:.

.:.

.

:.

.:.

Injil Lukas sebagai Cerita Malaikat memanggil nama penerima berita .

Dalam pemberitaannya, malaikat menyebutkan beberapa ke-baikan penerima berita.

Penerima berita diberitabu untuk tidak taku!. Seorang perempuan sedang atau akan hamil. Ia akan melabirkan seorang anak laki-Iaki .

Ada nama yang akan diberikan kepada anak tersebu!. Makna dari nama itu dijelaskan .

Penjelasan tentang apa yang akan di!akukan anak tersebut apabi!a ia telab dewasa.

d. Penerima berita akan mempertanyakan mengapa hal tersel:!ut harns terjadi atau ia akan meminta suatu tanda.

e. Sebuab tanda diberikan untuk meyakinkan peperima berita .. Sekilas terlihat babwa semua langkab ini muncul baik dalam ceri-ta pemllericeri-taan kelahiran Yohanes Pembaptis kepada Zakharia ayalmya, dan pemberitaan kepada Maria. Dan akan tampak babwa kesamaan-ke-samaan yang' ada pada kedua cerita tersebut justru semakin memper-jelas perbedaan yang ada pada keduanya - dan sekaligus mempermemper-jelas perbedaan antara kedua pribadi yang berita kelahirannya diberitakan itu. Berdasarkan kenyataan adanya dua cerita pemberitaan kelahiran dan peristiwa kelabiran itu ,sendiri maka para abli biasanya menyebut kedua pasangan cerita tersebut dengan istilab diptych yaitu pasangan po-tret yang diletakkan saling bergandengan.

Para pembaca Inji! Lukas yang membaca bahasa aslinya yaitu ba-hasa Yunani, akan merasakan pergeseran gaya babasa dari pendabu-luan kepada cerita pemberitaan kelahiran Yohanes Pembaptis. Penda-huluan [nji! Lukas menggunakan gaya bahasa Yunani kIasik baik dalam bentuk babasa, tata bahasa, dan perbendaharaan katan'ya. Sedangkan cerita tentang pemberitaan kelahiran kepada Zakharia dan bagian terbe-sar cerita tentang masa kecil Yohanes Pembaptis merefleksikan penga-ruh Semitis dalam babasa Yunani seperti yang digunakan dalam Sep-tuaginta (LXX), yaitu terjemaban Perjanjian Lama dalam bahasa Yunani. Bukan hanya babasanya tetapi seluruh aspek cerita tersebut penub diwarnai kesakralan Yahudi, karena bagi Lukas ada lebih banyak kesi-nambungan daripada ketidaksikesi-nambungan antara Perjanjian Lama de-ngan Perjanjian Barn. Tidak perlu ada inkonsistensi di antara keduanya,

(19)

Kelahiron yang Telah Lama Dinantikan 7 yang ada hanyalah kekerasan hali para pemimpin agama yang memak-sakan orang-orang Kristen memisahkan diri dari Bait Suci. Walaupun demikian, hubungan antara kedua perjanjian tersebut adalah hubungan antara janji dan pemenuhannya. 'O.leh karena

Ru,

salah satu tema Injil Lukas ;yang sangat konsisten adalah penggenapan Illlbuat. Dapat dika-takan pula di sini bahwa dilihat dari sudut parentetis, Lukas adalah se-orang penulis yang sangat menguasai prosa Yunani. Karena itu ia mam-pu menerapkan gayanya kepada subyek atau karakter-karakter eeritanya. Kesalehan gaya Bait Suci yang dimillki orangtua Y ohanes Pembap-lis terlihat dalam garis keturunan mereka yang berasal dari keluarga imam dan dari nama-nama yang mereka gunakan. Zakharia umparna-nya adalah nama dari seorang nabi yang kitabumparna-nya mendahului Kilab Maleakhi, bahwa janji itu diberikan kepada nabi seperti Elia (Mal. 4:5). Sementara ilu Elisabel adalah nama istri Harun, leluhur suku imam. W alau pun ia dan Zakharia selalu melaksanakan tugas-Iugas keagarnaan mereka, namun Elisabet, seperti para lokoh ibu terkenal dalam Perjan-jian Lama (khususnya Sarah, isleri Abraham dan Hanna, ibu Samuel), mereka mandul selama bertahun-Iahun. Banyak imam yang hanya se-kali dalam hidup mereka bisa memperoleh kesempalan emas untuk bertugas membakar ukupan di Bait Suci. Informasi Lukas tentang upa-eara yang dilakukan dalam Bait Suei eukup akurat di sini, walaupun ia juga membuat beberapa kesalahan di tempat lain. Kenyataan ini mem-buat beberapa ahli berpendapat bahwa Lukas adalah seorang kafu yang menjadi pemeluk agama Yahudi sebelum ia menjadi Kristen. Karena itu Lukas lJ).~miIiki pengetahuan literer tentang hal-hal seperti itu dan bu-kan sekadar pengetahuan praklis.

Adalah penling untuk dieatat bahwa kata pertama dari berita suka-eita tenlang keselamalan yang disediakan Allah bagi umat-Nya diberi-takan di Bail Suci. Demikian pula anak laki-Iaki yang akan dilahirkan akan menjadi seorang nazir seperti Simson dan Samuel. Keduanya ti-dak boleh meneukur rambutnya dan minum anggur (Bil. 6:1-21). "Ia akan dipenuhi Roh Kudus bahkan sejak ia berada dalam kandungan ibunya" dan seperti disebutkan dalam Maleakhi 4:6, bahwa Elia akan berbuat, dan ia akan mempertentangkan orangtua dan anak-anak. Tang-gapan Zakharia terhadap pemberitaan ini diterima oleh malaikat Gabriel sebagai tanda kurang iman. Karena ilu landa yang diberikan kepada

(20)

8 lnjil Lukas sebagai Cerita ZakhaIia adalah bahwa ia akan bisu sampai setelah nubuat tersebut digenapi.

Seperti halnya pemberitaan kelahiran Yohanes Pembaptis kepada ZakhaIia, demikian pula pemberitaan kelahiran Yesus kepada MaIia memiliki lima "bumbu cerita" yang digunakan dalam cerita-cerita pem-beritaan kelahiran Perjanjian Lama, yaitu: (1) pemunculan malaikat, (2) ketakutan penerima berita, (3) penyampaian berita, (4) penolakan atau permintaan tanda, dan (5) pemberian tanda. KaIena bentuk kedua ceri-ta bericeri-ta kelahiran tersebut paIalel satu dengan lainnya, maka sangatlah mudah kita melihat perbedaan-perbedaannya yang ada di antaIa mere-ka dan juga mempelajaIi perbedaan status kedua anak tersebut. Pada dasaInya, ada tiga perbedaan antaIa keduanya yaitu: .

a. Yohanes Pembaptis digambaIkan hanya sebagai yang besaI·di ha-dapan Allah. Sedangkan Yesus disebut sebagai yang besaI seCaIa m",tlak tanpa kualifikasi.

b. Yohanes Pembaptis dipenuhi oleh Roh Kudus ketika ia berada da-lam rahi;n ibunya, tetapi Roh Kudus akan memampukan Maria un-tuk mengandung tanpa suami - baik suami manusia ataupun ilahi, kaIena Roh Kudus sama sekali tidak dipahami sebagai kekuatan yang menghamili MaIia.

c. Misi Yohanes Pembaptis adalah mempersiapkan umat manusia gi Tuhan, sedangkan Yesus sendiri akan menerima takhta dari ba-pa-Nya Daud supaya Ia memerintah Israel untuk selama-lamanya. Tingkat mujizat dalam peristiwa mengandungnya seorang pera-wan adalah lebih tinggi daIi peristiwa mengandungnya seorang perem-puan mandul dari hasil persetubuhan dengan suaminya. Mungkin juga keunggulan Yesus ditunjukkan pula dalam tanggapan yang lebih tinggi dari orangtuanya terhadap pemberitaan kelahiran-Nya. Diceritakan bah-wa ayah Yohanes tidak mempercayai berita kelahiran yang disampai-kan kepadanya, sedangdisampai-kan tanggapan Maria adalah, "Sesungguhnya aku adalah harnba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataan-mu itu." Karena Maria memiliki iman yang demikian tinggi, dapat ditanyakan mengapa ia masih bisa bertanya bagaimana ia akan bisa mengandung tanpa suarni (istilah dalam Perjanjian Lama adalah "mengenal laki-la-ki"). Alasan pertarna, suatu penolakan atau permintaan tanda merupa-kan salah satu bumbu suatu cerita kelahiran. Kedua, Maria bertanya

(21)

un-Kelahiran yang Telah Lama Dinantikan 9 tuk kepentingan para pembaea Injil, dalam arti bahwa Lukas membuat Maria bertanya agar ada respons dari malaikat yang dapat memberi in-formasi bagi para pembaca Injilnya.

Karena ueapan tradisional "Salam Maria" didasarkan pada cerita ini dan cerita sesudahnya, maka penting untuk mempertanyakan

apa-kah Lukas sendiri menganggap Maria sebagai ia yang "penuh dengan anugerah". Kalau benar demikian maka hal tersebut bukanlah disebab-kan karena kebaidisebab-kan Maria sebelum ia mengandung. Artinya, budisebab-kan ke-baikan Maria yang menyebabkan Allah menilainya layak untuk menjadi ibn dari Anak Allah, tetapi karena kandungan itu sendirilah maka ia menjadi "penuh dengan anugerah" atau "sangat dikasihi". Maria bukan-lah sumber dari suatu kebaikan apa pun. Apa yang Maria miliki adabukan-lah semua yang ia terima dari Bapa.

Cerita pemberitaan kelahiran Yesus diakhiri dengan kepergian ma-laikat meninggalkan Maria. CylaIl!n yang jelas tentang kepergian sese-orang hampir selalu digunakan Lukas untuk mengakhiri cerita-cerita masa kecil tokoh-tokohnya.

Dalam cerita kunjungan Maria kepada Elisabet (1 :39-56), kedua pi-hak yang tadinya terpisah dalam pasangan cerita kelahiran (Yesus dan Yohanes), kini disandingkan. Elisabet adalah keluarga Maria dan Maria adalah orang pertama yang diberitahu mengenai kehamilan Elisabet. j a-di bukan Elisabet yang pertama memberitahukan tentang kehamilan tersebut kepada Maria, tetapi seorang malaikat yang memberitakan hal itu kepadanya secara ajaib (1:36). Kepentingan cerita di balik penyem-bunyian Elisabet selama lima bulan, seperti yang dikatakan dalam 1:24, adalah untuk menonjolkan Maria sebagai orang pertama yang mengeta-hui tentang kehamilan Elisabet. Informasi bahwa seorang saudaranya akan melahirkan secara luar biasa itulah yang mendorong Maria untuk mengadakan perjalanan jarak janh dari Nazaret ke pegnnnngan Yudea.

Kelika Maria liba, janin Yohanes Pembaptis dalam rahim Elisabet melonjak untnk menerima sepupn Masiasnya yang kini berada dalam rahim Maria. PerIn dicatat bahwa Maria adalah seorang gadis kelika berita kelahiran itn disampaikan kepadanya, dan ia berangkat dengan tergesa-gesa nntuk bertemu Elisabet. Walaupun Maria dan Yusuf telah mengambil langkah pertama sesuai dengan tata cara perkawinan orang Yahudi, yakni saling mengucap janji di hadapan para saksi, namun me-reka belum menempuh langkah kedua Maria sebagai pengantin masuk

(22)

10 lnjil Lukas sebagoi Cerlta seeara resmi ke rumah Yusuf. Kepergian Maria dengan tergesa-gesa ke rumah Elisabet, menekankan bahwa tidak ada waktu luang antara pem-beritaan tentang kelahiran Yesus dengan kunjungannya kepada Elisabet. Jelasnya, Lukas di sini ingin menekankan bahwa kandungan Maria ada-lah kandungan seorang yang benar-benar rnasih gadis. Gerakan Yohanes Pembaptis dalam kandungan Elisabet sekaligus menekankan aspek lain dari kedua pasangan cerita ini yaitu bahwa Yohanes Pembaptis tunduk kepada Yesus. Tema ini semakin ditonjolkan lewat gambaran Perjan-jian Lama yang digunakan Elisabet untuk menggambarkan status Maria, yaitu "ia yang diberkati di antara semua perempuan", karena buah kan-dungannya diberkati (Hak. 5:4). Dengan kata lain Maria diakui sebagai

ibu dari Tuhan Elisabet. .

Sekalipun kunjungan Maria merupakan aspek penting dalam pa-sangan cerita kelahiran ini, tetapi beberapa penafSir berpendapat bah-wa cerita tersebut mengganggu keseimbangan kedua pemberitaan kela-hiran yang ditonjolkan dalam kedua pasangan cerita tersebut. Pendapat ini banyak disebabkan oleh keberagaman manuskrip yang secara ber-beda menafsitkan siapa sebenarnya yang menyanyikan lagu magnificat itu (1:46-55), apakah Maria ataukah Elisabet. Pandangan itu juga dise-babkan isi lagu pujian tersebut tidak terlalu cocok dengan kondisi Maria maupun Elisabet. Seperti dilihat, tema utama pujian tersebut ada-lah pembalikan nasib manu~ia sebagai akibat anugerah yang dijanjikan Allah kepada manusia. Hanya ayat 48 yang agak cocok dengan kondisi Maria. Katena itu para ahIi cenderung menganggap bahwa nyanyian pu-jian ini adalah nyanyian yang dipinjam Lukas dari suatu komunitas orang-orang Kristen asal Yahudi yang kemudian diadaptasi seperlunya dalam cerita ini. Para ahli berpendapat bahwa nyanyian pujian ini mung-kin tidak terdapat dalam naskah asli Lukas, tetapi baru ditambahkan kemudian. Apa pun pandangan yang dikemukakan, ny~yian tersebut menempatkan Maria dan Elisabet dalam kerangka kesalehan Yahudi yang selalu berada dalam pengharapan akan lahirnya seorang Mesias. Pandangan Lukas tentang kedua perjanjian itu diungkapkan lagi di sini.

3. Cerita Kelahiran Bersisi Dua.

Kelahiran Yohanes Pembaptis dan kelahiran Yesus juga merupakan ce-rita-cerita yang diatur dalam struktur cerita berpasangan. Namun

(23)

sete-Kelahiran yang relah Lama DlllQnUkan 11 lah cerita masa keci!, maka cerita mengenai pekerjaan Yohanes Pembap-tis dan Yesus tidak lagi disandingkan secara berpasangan tetapi secara berurutan, yakni bahwa pelayanan Yesus barn mulai ~etelah Yohanes sudah menyelesaikan pekerjaannya. Penataan cerita yang berurutan ini menyebabkan para ahli juga cenderung berpendapat bahwa masa bidup dan kerja Yohanes Pembaptis dan Yesus berbeda. Namun pandangan tersebut sukar diterima karena penyandingan kedua tokoh ini dalam cerita-cerita masa kecilnya, memperlihatkan kemungkinan yang seba-liknya. Para ahli yang lain mencoba menerangkan bahwa cerita-cerita tentang masa kecil Yobanes Pembaptis berasal dari sumber yang berbe-da. Dengan bertolak dari berbagai teks Perjanjian Barn (Luk. 7 :18-3 5; Kis. 19:1-7; Yoh. 3:22-4:3), mereke menyimpulkan bahwa Yohanes me-Iniliki murid-murid dan komunitasnya sendiri dan bahwa komunitas tersebut menyimpan berbagai tradisi tentang dirinya. Dari tradisi-tradi-si itulah Lukas menjadikannya sumber materi bagi cerita-ceritanya me-ngenai Yohanes Pembaptis. Namun demikian adalah lebih mungkin bahwa untuk menulis ceritanya Lukas telah mengumpulkan berbagai materi mengenai tradisi Yohanes dari Injil dan dari pola cerita pembe-ritaan kelahiran.

Petunjuk bahwa Yohanes mungkin memiliki murid-murid sendiri yang tidak pernah menjadi pengikut Yesus, memunculkan persoalan se-jauh mana Yohanes memahami dirinya sebagai pemberita kedatangan Yesus. Dan yang lebih penting, seberapa benar ketika Lukes menggambar-kan bahwa Yohanes mempunyai hubungan keluarga dengan Yesus.

As-pek paling jelas yang bisa kita yakini adalah bahwa Yesus dibaptis oleh Yohanes; mungkin dalam hal ini Yohanes lebih memahami dirinya se-bagai orang yang menyiapkan jalan bagi Bapa ketimbang bagi anak-Nya Pasangan cerita ini memang tidak terlalu seimbang seperti dalam pasangan cerita sebelumnya. Kelahiran Yohanes diceritakan secara sa-ngat singket, dan lebih banyak kesempatan digunakan untuk mencerita-kan peristiwa-peristiwa sekitar upacara sunat dan pemberian nama kepa-danya. Sementara itu kondisi sekitar kelahiran Yesus dan mujizat-muji-zat sekitar kelahiran itu juga banyak diceritakan. Demikian juga puji-pujian Nunc DiInittis 2:29-32 yang dinyanyikan pada saat Yesus dibawa ke Bait Suci adalah lebih pendek dari Benedictus yang dinyanyikan se-telah penyunatan Yohanes Pembaptis (1:68-79). Sementara laporan ten-tang upacar. penyunatan terhadap Yesus hanya satu ayat saja (2:21).

(24)

12 Injil Lukas sebagai GeTita Karena Elisabet telab "disembuny.ikan". maka "para tetangga dan sanak keluarganya" tidak mengetahui babwa ia hamil dan bahwa Allab telab mangangkat kutuk kemandulan dari dirinya. Dalam zaman Per-janjian Lama ada kepereayaan tentang kehidupan sesudab mati, dan orang pereaya babwa untuk memperoleh kehidupan kekal maka orang dapat meneruskan hidupnya lewat kehidupan anak-anak mereka. Kare-na itu kemandulan merupakan suatu hal yang sangat memalukan dan babkan dianggap suatu kemalangan luar biasa. Itulah sebabnya Elisabet dapat berkata bahwa lewat kehamilan itu Allab telab menghilangkan kerendahannya (1 :25).

Keluarga dan sahabat berkumpul pada upaeara penyunatan bayi ketika ia berumur delapan hari sesuai ketetapan hukum Tau~at (1m. 12:3). Mereka meneoba menamakan bayi itu menurut nama ayabnya, tetapi Elisabet menolak dan menamainya YohaneS'. Tindakan Elisabet ini mengherankan karena Zakharia sendiri telab menjadi bisu sejak pemberifabuan tentang kelabiran bayinya, sehingga ia belum sempat mengkomunikasikan kabar malaikat itu kepada istrinya. Terkejut atas tindakan Elisabet yang melanggar tradisi itu, sanak keluarga meminta kepada Zakharia dengan isyarat untuk memberi nama anaknya. Walau-pun ia tidak mendengar apa yang dikatakan istrinya, ia membuat selu-ruh hadirin terkejut dengan menulis nama yang sama seperti yang dise-butkan Elisabet sebelumnya. ,Dengan demikian nubuat malaikat telab digenapi dan dengan demikian pula kemampuan berbicaranya dipulih-kan lagi. Sekali lagi para hadirin dikejutdipulih-kan oleh mujizat yang terjadi. Dalam Injilnya, Lukas memang suka menonjolkan aspek agamawi se-bagai reaksi terhadap kejadian-kejadian yang bersifat adikodrati. Semua orang yang mendengar hal ini "menyimpan itu dalam hatinya", suatu sikap yang biasanya dilakukan juga oleh Maria dalam keadaan-keadaan seperti itu (2:19,51).

Benedictus yang tampil dikaitkan pada akhir cerita, isinya memi-liki beberapa kemiripan dengan nyanyian pujian Maria (Magnificat), termasuk ketidak-relevansian isi nyanyian pada kesempatan tersebut kecuali pada beberapa ayat (1:76-77). Seandainya para abli membenar-kan bahwa nyanyian pujian Maria itu berasal dari lagu yang diadaptasi dari kalangan Kristen Yabudi, maka hal yang sama dapat dikatakan pu-la terhadap Benedictus. Dengan demikian Lukas ini menggunakannya karena dengan memasukkan nyanyian terse but maka ceritanya menjadi

(25)

Kelahiran yang Telah Lama DinanUkan 13 lebih kaya. Jadi pertanyaan apakah Lukas menulis lagu itu sendiri atau meminjamnya dari orang lain adalah pertanyaan yang tidak relevan, karena tekanan utama Lukas adalah isi yang ia komunil<asikan lewat ce-rita-cerita yang mengandung nyanyian-nyanyian tersebut.

Bagian itu diakhiri dengan informasi bahwa "anak itu bertambah besar dan makin kuat rohnya", suatu laporan yang mirip dengan lapor-an-laporan tentang Yesus (2:40,52). Dikatakan juga bahwa Yohanes "tinggal di gurun sampai kepada hari ia harus menampakkan diri ke-pada Israel." Cara ini merupakan upaya Lukas untuk mentransisikan Yohanes secara mulus pada pentas pelayanan, dengan menempatkan-nya untuk sementara di balik pentas sambil menunggu waktu untuk berkarya, dan tempat itu sangat tepat baginya untuk tampil lagi pada waktunya.

Dengan mengaitkan waktu kelahiran Yesus dengan sensus yang dilakukan Kirenius, Lukas tampaknya telah membuat suatu kesalahan kronologis. Lukas dan Matius sepakat menetapkan bahwa kelahiran Yesus terjadi pada waktu pemerintahan Herodes Agung yang mati pada tahun 4 s.M. Padahal sensus yang dilakukan Kirenius baru terlaksana pada tahun 6 M. Selain itu sensus tersebut tidak mencakup seluruh dunia, juga tidak mencapai daerah Galilea tempat Nazaret berada Sensus ter-sebut hanya terbatas pada daerah Yudea, karena hanya daerah itulah yang merupakan daerah pemerintahan Kirenius. Juga dalam pelaksana-an sensus, pemerintahpelaksana-an Romawi tidak pernah mewajibkpelaksana-an warga ma-syarakat untuk kembali ke kota leluhurnya untuk didaftar. Agak sukar untuk membayangkan bahwa Kirenius atau pejabat pemerintah Romawi lainnya akan melakukan beberapa kali sensus selama waktu pemerin-taban mereka, karena orang Yahudi membenci mereka. Bahkan pada sensus yang dilakukan Kirenius itu telah terjadi suatu revolusi oleh orang-orang Yahudi. Demikian pula pengetahuan Lukas tentang tata cara perkawinan orang Yahudi tampaknya sangat kurang. Misalnya, perpin-dahan dari tahap pertunangan ke tahap pernikahan ditandai dengan berpindalmya pengantin perempuan ke rumah pengantin laki-laki. Hal ini pasti telah berlangsung sehingga Maria diperbolehkan mengadakan perjalanan bersama dengan Yusuf. Dleh karena itu tidak cocok untuk tetap mengacu kepadanya sebagai orang yang masih bertunangan (2:5).

Lukas tampaknya mendapat kesan bahwa Maria dan Yusuf sama-sama berasal dari Nazaret, walaupun ia tahu bahwa Yesus dilahirkan di

(26)

·14 lnji] Lukas sebagoi Cerita Betlehem. Dleh karena itu Lukas menjadikan sensus sebagai alasan ba-gi keduanya untuk perba-gi ke Betlehem. Juga dengan menyebut nama pe nguasa pada waktu itu maka Lukas berkesempatan untuk menempat-kan kelahiran Yesus dalam konteks sejarab dunia. Ketidakjelasan

ten-tang apakab benar perjalanan yang dilakukan itu demi sensus juga me-nyebabkan munculnya ketidakjelasan mengenai dimana mereka meng-inap atau tidak mengmeng-inap walaupun seperti dikatakan oleh seorang ab-Ii, "Lukas kelihatannya lebih tertarik untuk menceritakan di mana Maria membaringkan bayi itu" daripada melaporkan proses kelabiran itu sendiri.

Adalab sangat penting bagi bayi itu untuk dilabirkan di Betlehem, kota Daud, sang raja gembala. Dengan bertolak dari Mikha 5:2, dapat disimpulkan babwa pada waktu itu ada harapan yang cukup hias di kalangan umat tentang akan labirnya seorang mesias di sana. Semua ini menyebabkan Yesus digambarkan sebagai Pewaris takhta Daud. Di

kota raja gembala ini, tidak ada gambaran yang lebih pantas selain gam-baran babwa,bayi yang baru labir itu dikunjungi oleh para gembala. Kepada merekalab kabar kelabiran yang penuh sukacita itu disampai-kan oleh para malaikat. Berita kepada para gembala ini merupadisampai-kan gaung dari Yesaya 9:5, " ... seorang anak telab lahir untuk kita, seorang putera telab diberikan untuk kita." Akibat dari kunjungan itu, kita kem-bali mendengar kekaguman agamawi terhadap berita yang disampaikan itu. Kita akan sangat keliru memabami makna cerita ini apabila kita bertanya apakab mereka yang menerima berita kelabiran itu di kemu-dian hari menjadi pengikut Yesus atau tidak. Apa yang digambarkan di sini adalab suatu adegan pernyataan ilabi, sebelum para pembaca harus meniru sikap para gembala yang memandang-Nya dengan sikap kagum penuh bakti. Maria juga "menyimpan segala perkara it\' di dalam bali-nya dan merenungkanbali-nya." Dengan bersikap demikian maka Maria, se-perti halnya tokoh-tokoh lain dalam Jnjil Lukas, memberi contoh bagai-mana seorang pembaca harus mengambil sikap.

Seperti telab dikernukakan di atas, peristiwa penyunatan dan pem-berian nama kepada Yesus diceritakan hanya dalam satu ayat , dan ti-dak dijadikan inti suatu seri perisliwa penuh rnujizat seperti halnya cerita tentang Yohanes Pembaptis. Sebaliknya peristiwa-peristiwa mu-jizat ditempatkan di sekitar kehadiran Yesus di Bait Suci (2:22-40). La-poran kehadiran Yesus di Bait Suci juga mengandung petunjuk babwa

(27)

Kelahiran yang Telah Lama Dinanfikan 15 Lukas bukanlah seorang Yahudi asli. Kemungkinan besar Lukas juga bukan seorang Palestina asli tetapi telah berpindah ke agama Yahudi. Ini terlihat dari cara Lukas memperlakukan tradisi-tradisi agama Yahu-di. Pengetahuannya terhadap tradisi-tradisi tersebut tidak menunjuk-kan penguasaan seorang yang berasal berlatar belamenunjuk-kang tradisi tersebut, tetapi seorang yang memperolehnya dari literatur (sumber kedua)_ Ku-tipan "setiap laki-laki yang membuka rahim akan disebut suci bagi Allah" bukanlah kutipan asli, tetapi penggabungan elemen-elemen dari Keluaran 13:2,12 dan 15. Konteks aslinya adalah perayaan Paskab, bah-wa anak-anak sulung Israel diselarnatkan oleh Allah. Karena tindakan penyelamatan itulah maka mereka dan semua anak sulung dari gene-rasi berikutnya menjadi milik Allah. Pemilikan Allah atas anak-anak sulung ini pada mulanya dipahami sebagai kegiatan melayani Tuhan dalarn liturgi-liturgi ibadah. Namun ketika suku Lewi mengarnbil alih seluruh tugas keimarnan, anak-anak sulung suku-suku lain dapat mem-peroleh penebusan melalui persembahan korban. Persembahan korban yang disebut daJam 2:24 berkaitan dengan penyucian bagi perempuan miskin yang baru melahirkan (1m. 12:8). Namun Lukas berbicara ten-tang penyucian kedua orangtua, sedangkan daJam tradisi agama hanya ibu sajaJah yang memerlukan penyucian. Perlu dicatat pula bahwa ke-giatan melahirkan sajaJah yang memerlukan penyucian melaJui upaca-ra agama. Masih diupaca-ragukan apakah sampai dengan zaman Yesus paupaca-ra ibu masih harns pergi ke Bait Suci untuk upacara penyucian atau tidak. Tampaknya cerita Lukas mengenai Yesus yang dibawa ke Bait Suci ini banyak diilhami cerita mengenai Samuel yang dibawa ke Bait Suci (1 Sam. 1:24-28).

Maria dan Yusuf menaati hukum dengan membawa Yesus ke Bait Suci. Di sini mereka bertemu dengan dua orang nabi. Elemen-elemen utama kesalehan Yahudi kini dikombinasikan, yaitu hukum, nabi-nabi dan Bait Suci. Simeon dan Hana mewakili kesaJehan tersebut daJam be!1tl!!<khusus Anawim, orang miskin. Mereka adaJah orang-orang yang memahami dirinya sebagai Sisa Vmat Israel yang setia, yang ma-sih menantikan "pengharapan Israel", yaitu Mesias. Para ahli berpen-dapat bahwa dari kelompok itulah, khususnya mereka yang telah men-jadi Kristen, Lukas meminjam berbagai nyanyian pujian yang berkaitan dengan masa kecil Yesus. Nyanyian tersebut, antara lain Nunc Dimittis

(28)

menggen-16 Injil Lukas sebagai Cerita

dongnya (2:29-32). Karena Sinieon memandang Yesus sebagai '"suatu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain". maka ucapan Simeon'ini memberikan dimensi universal kepada cerita ke!abiran lam Jnjil Lukas. Hal ini parale! dengan yang diberikan para Majus da-lam cerita kelabiran menurut Jnjil Matius. Harus diakui walaupun Lukas berlanjut dengan Kisab Para Rasul, yang berbicara tentang misi kepada orang kafir. tetapi ia tidak mengaitkan kern bali dengan karya pelayanan Yesus seperti yang dilakukan Matius dan Markus.

Setelah selesai memenuhi semua tuntutan hukum Taurat, maka perpindaban ke Nazaret menjadi lebih mudab. Namun perlu juga dica-tat babwa Lukas berbeda dengan Matius, karena Lukas menghilangkan perjalanan ke Mesir.

Pada umumnya agama-agama memiliki cerita-cerita tentang'masa keci! pendiri agamanya. dan cerita-cerita seperti iiu juga dibuat untuk banyak !okoh yang berhasil dalam hidupnya. Ada kecenderungan ma-nusia untuk mengaitkan keberhasilan seseorang sebagai sesuatu yang telab dinubuatkan sebelumnya. Kalau kekristenan memiliki sejumlab Jnjil-injil apokrip yang mengandung berbagai cerita semacam itu ten-tang Yesus, yang tidak kanonik, maka cerita Lukas tenten-tang kunjungan Yesus ke Bait Suci pada umUf dua belas tahun (2:41-52) merupakan satu-satunya cerita tentang '"kehidupan Yesus yang tersembunyi" da-lam Kitab-kitab Jnjil-injil sioopsis. Kecuali kalau cerita perkawinan di Kana dalam Jnjil Yohanes juga mau dilihat sebagai salah satu cerita se-macarn itu.

Ada tiga perayaan ziarab, bahwa orang Yabudi. diharuskan pergi mengunjungi Bait Suci yaitu perayaan Paskab dan Roti tidak beragi, Minggu ke tujuh atau Pentakosta. dan Tabemakel (Ke!. 23:17, 34:23). Tetapi di zaman Yesus. banyak orang Yahudi yang tinggal di luar Pales-tina (diaspora) yang hanya melakukan sekali ziarah sepanjang hidup mereka. Karena itu mereka yang tinggal dalam negeri pun mungkin hanya menghadiri satu kali perayaan dalam selabun.

Makna cerita ini akan menjadi sangat kabur apabila kita mencoba memabaminya sebagai suatu kejadian historis yang mendetail dan ke-mudian kita mencoba memabami makna cerita secara psikologis. Kita tidak perlu bertanya mengapa Maria dan Yusuf harus melakukan sehari perjalanan. sejauh sekitar 20 mil, tanpa mengetahui bahwa anak laki-laki mereka telah hilang. Alasan penceritaan seperti itu harus

(29)

didasar-Keiahiran yang TeJah Lama Dinantikan 17

kan pada alasan-alasan yang bersifal saslra dan teologis, bahwa anak itu hams hilang agar suatu eerita yang istimewa dapat dibuat. Dalam Bait Sud, Yesus secara khusus diperlihatkan sebagai anak rriilik Allah dan bukan rnilik Maria dan Yusuf. Namun karena kurangnya pemahaman mereka lerhadap kenyalaan ini maka Yesus masih bersedia kembali ke rumah menyerahkan diri dan memaluhi mereka sampai tiba waklunya Yesus menyatakan diri-Nya. Jadi tidak ada lagi manifeslasi lain selain manifeslasi yang diperlihatkan pada masa keeil-Nya itu. Demikian juga kiaim mengenai kebijaksanaan-Nya yang diealal dalam ayal 40 dan 52.

Perlu juga diperhatikan masalah-masalah yang menyangkul kesa-lahpahaman Maria. Bagaimana mungkin Maria masih lerkejul menge-nal sifal-sifal khusus anaknya selelah ia mengalami berbagai peristiwa istimewa seperli pemberilahuan lentang kelahiran anaknya, kunjungan kepada Elisabel, kunjungan para gembala yang menerima penyalaan dari para malaikal serla nubual yang disampaikan Simeon dan Hana? Apakah Maria, Ibu yang Islimewa itu, begitu kurang pengertiannya? Je-las bukan itu jawabannya. SJeb_agian jawaban terhadap perlanyaan itu I<,rlela,k pada gaya bereerila Lukas, yang menciplakan adegap-?de.8<tn

ceril~ I"njlarnemperhitungkan apakah seliap adegan ilu saling kon-sislen. Sebagian jawaban itu terlelak pada peran Maria sebagai satu-satunya orang yang merupakan anggota selia dari keluarga Allah dalam (a) masa kecil Yesus, (b) dalam masa pelayanan Yesus dan (e) dalam ko-munitas sesudah masa kebangkilan (Kis. 1:14). Agar mampu bertindak yang tepal pada setiap tahapan, maka Maria tidak bisa membawa serta terlalu banyak pandangan dari tahapan sebelumnya.

(30)

2

PEKERJAAN YESUS DI GALILEA

LUKAS 3:1 - 9:50

1. Mandat untuk Melayani

Apabila cerita-cerita mengenai masa kanak-kanak Yesus disisihkan. 1n-ji! Lukas bisa dibagi dalarn tiga bagian yang sarna panjangnya. Balli@. pertarna berkaitan dengan pekerjaan Yesus di daerah sekitar Danau

'-~--,,-,.~'

---

~,"-.. -~

Galilea. ~an kedua, merupaka,n suatu laporan episodik tentang p_eE-jaranan-Nya ke Yerusalem (9:51-19:27). dan bagl:~etlg~entang peng-ajaran-Nya. penangkapan atas diri-Nya. penyah . dan kebangkitan-Nya di Yerusalem (19:23-24:53). Peraliha,n dari cerita-cerita masa ka,nak-kanak Yesus ke cerita-cerita masa pelayanan-Nya di Galilea disempur-nakan dengan rangkaian berbagai peristiwa yang menunjukkan kualifi-kasi Yesus terhadap pelayanan yang akan dimulainya. Peristiwa-peris-tiwa tersebut antara lain kegiatan Yohanes Pembaptis sebagai pembawa kabar tentang Mesias. peristiwa Yesus menerima Roh Kudus pada wak-tu pembaptisan-Nya. da,n keberhasilan Yesus mempertahankan diri dari godaan setan. Juga disisipkan ke dalarn bagian ini suatu daftar silsilah Yesus dari keturuna,n Daud. dan yang merupakan suatu mandat yang sangat penting bagi tugas kemesiasan-Nya.

Permulaa,n tugas pelayanan Yoha,nes Pembaptis sebagai pembawa kabar mengenai Mesias. ditandai dengan suatu penentuan waktu yang

(31)

Pekerjaan Yesus di Galilea 19

cukup kompleks, yang dimulai dengan menyebut tabun pemerintahan kaisar Romawi, penyebutan nama beberapa gubernur Romawi yang memerintab waktu itu, nama para Raja Israel serta dile;"gkapi dengan nama para imam besar di Yerusalem. Metode pencatatan waktu me-mang suatu standar, sebelum diperkenalkannya sistim kalender univer-sal dengan sistim M./s.M. Para sejarawan dunia Helenis, miuniver-salnya, ke-rapkali memulai pekerjaan mereka dengan mencatat data kronologis se-perti itu. Hasilnya cukup mengesankan sehingga para abli umumnya berpendapat babwa bagian ini merupakan bagian asli buku Injil ter-sebut, sedangkan bagian mengenai masa kanak-kanak Yesus barn di-tambabkan kemudian. Namlin argumentasi ini tidak terlalu meyakin-kan karena orang yang bertanggung jawab untuk redaksi terakhir Injil ini tentu tidak berpikir babwa penanggalan itu tidak tepat bagi bab yang bersifat transisional. Oleh karena itu ia tidak mengubabnya. Apa yang dianggap baik bagi bentuk akbir Injil ini tentu juga dianggap baik bagi naskab aslinya. Maka dapat dikatakan bahwa waktu yang dimak-sudkan dalam bagian ini adalab sekitar tabun 27 dan tabun 29 M. Pe-nekanan utama waktu tersebut bukanlah untuk mengatakan babwa Yohanes Pembaptis baru memulai karyanya pada waktu itu, tetapi ada-lab waktu saat Yohanes Pembaptis mulai bersaksi tentang Yesus. Dalam laporan tentang pelayanan Yesus, seperti halnya dalam cerita masa ka-nak-kanaknya, Yohanes Pembaptis hanya diperankan sebagai pembawa berita dan pembuka jalan bagi Yesus.

Menurut Lukas, berita yang disampaikan Yohanes Pembaptis ada-lab tentang "baptisan pertobatan untuk pengampunan dosa". Berita yang sama dikatakan juga oleh Markus. Matius khususnya menekankan babwa Yohanes adalab pemberita tentang kerajaan sorga yang segera datang. Untuk memabami berita dari Lukas dengan baik, kita perlu me-nekan keingintabuan kita tentang apa yang sebenarnya diajarkan oleh Yohanes Pembaptis. Lukas seeara khusus melihat Yohanes Pembaptis sebagai yang "mempersiapkan jalan bagi Tuhan". Jadi baptisan yang dilakukan Yohanes Pembap!i.s. maupun segala kegiatan yang dilElkukan-nya, tidak dilihat oleh Lukas sebagai kegiatan-kegiatan yang punya

ke-pentingan sendiri. Namun demikian suatu kontras telab ditegaskan an-tara baptisan Yesus dan baptisan Yohanes. Baptisan Yohanes adalab baptisan dengan air sedangkan baptisan Yesus adalab "baptisan dengan Roh Kudus dan api". Jadi baptisan Yesus dengan Roh Kudus dan api

(32)

20 Injil Lukas sebagai Cerito

adalah baptisan yang menunjuk kepada peristiwa Pentakosta (Kis. 2:1-4).

Di sini,. seperti hal-hal lainnya, Lukas dengan sangat jelas menempat-kan Yohanes Pembaptis di bawah Yes us.

Dalam Lukas 3:7, Lukas mengidentifikasi mereka yang keluar un-tuk mendengar Yohanes sebagai "orang banyak". Dalam ayat yang pa-ralel di Matius [3:7), mereka diidentifikasikan sebagai "orang-orang Fa-risi dan Saduki". Isti!ah Lukas yang lebih inklusif ini memberinya ke-sempatan Yohanes Pembaptis memperluas khotbahnya, yaitu dengan menambahkan berbagai perintah etis kepada para pemungut eukai dan para prajurit. Mereka ini adalah kelompok sosial yang tidak termasuk kedua kelompok agama di atas.

Peristiwa yang disebutkan dalarn Lukas 3:21-22 biasanya d!sebut sebagai "Baptisan" Yesus, suatu garnbaran yang tepat sebab hal itu me-mang dibiearakan di sini. Tetapi justru dalam versi aslinya, yaitu dalarn Jnji! Markus, ada penekanan yang lain lagi, yaitu tentang Yesus me-nerima Roh Kudus dan penglihatan dari Sorga. Dalam bahasa Yunani, untuk baptisan Lukas menggunakan bentuk partisipal, dan menempat-kan baptisan Yesus dalarn konteks baptisan-baptisan lain yang dilakumenempat-kan Yohanes Pembaptis. Yang menarik, Lukas meneatat bahwa Yesus juga berdoa pada waktu itu. Pada peristiwa pembaptisan yang dilakukan oleh Yohanes inilah, subordinasi Yohanes terhadap Yesus seolah-olah meneapai titik puneaknya daD. Yohanes kemudian menghilang.

Baik Lukas maupun Matius sarna-sama memperlakukan pengli-hatan dari surga pada waktu baptisan Yesus seeara lebih obyektif dari-pada Markus. Subyektifitas eerita Markus terhadap peristiwa ini tarnpak jelas khususnya dalarn bahasa aslinya, walaupun hal tersebut tidak per-lu terlaper-lu dibesar-besarkan, karena Markus tidak menggunakan eara pan-dang psikologis abad ke-20, yang memaharni penglihatan seperli itu se-bagai suatu halusinasi. Bagi Markus apa yang terjadi adalah sesuatu yang sangat "nyata". Tetapi hanya Yesus sendiri!ah yang memiliki ke-marnpuan untuk berkomunikasi dengan sorga, yang menyadari akan peristiwa itu.

Laporan Lukas tentang turunnya Roh Kudus juga sangat penting bagi pemaharnannya tentang identitas dan status Yes us, walaupun hal itu tidaklah menegaskan pemaharnannya tentang Yesus sepenuhnya. Yesus yang dikandung lewat pekerjaan Roh Kudus kini menerima Roh Kudus. Sedangkan Roh ilu sendiri telah diberi seeara sporadis di masa

(33)

Pekerjaan Yesus di Galilea 21 lampau, dan akan menjadi inti kehidupan gereja dalam Kisah Para Rasul, - kita belum tiba untuk membicarakan Roh sebagai pribadi dari Trinitas. Roh Kudus itu pula yang akan menjadi mili1; Yesus secara luar biasa untuk pelayanan-Nya. Walaupun dalam kenyataannya bebe-rapa naskah yang membiearakan suara dari langit telah mengutip Maz-mur 2:7, "Anak-Ku engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini", namun in(-bukanlah permulaan dari identitas Yesus sebagai Dia yang dikandung oleh Roh. Permulaan identitas Yesus itu telah ditetapkan Lukas dengan jelas dalam eerita kehamilan Maria. Tetapi apa yang ter-jadi di sini adalah sangat nyata dan penting, seperti yang tergambar dalam Roh yang turun dalam "bentuk yang kelihatan". J'~lu dieatat bahwa kebonyakon pemohaman Lukas tentong identitos Yesus

dlkait-kon dengon hal pemilidlkait-kon Roh oleh Yesus. Dengan pemberian Roh ke-pada Yesus ke-pada waktu baptisan itu maka Yesus telah siap untuk me-mulai pekerjaan-Nya.

Banyak pembaea Injil di zaman modern ini agak kaget ketika me-nemukan bahwa Lukas menempatkan silsilah Yes us pada tempat ini dalam Injilnya Padahal Matius menempatkan silsilah Yesus pada per-mulaan Injilnya. Penempatan seperti ini bisa lebih mudah dimengerti, karena daftar 77 nama yang membosankan itu memang mendapat arti-nya pada permulaan kisah Injil. Penelitian yang saksama terhadap daf-tar silsilah ini memperlihatkan bahwa ada makna teologis yang sangat dalam pada dokumen tersebut. Makna teologis itu berkaitan dengan pandangan bahwa Yesus memulai pekerjaan-Nya pada usia sekitar tiga pUluh tahun. Karena itu bagi Lukas, daftar silsilah itu seperti halnya cerita tentang turunnya Roh Kudus, sebenamya juga berfungsi sebagai suatu pernyataan mandat untuk pekerjaan Yes us . Mengatakan bahwa ia "dihitung" sebagai anak Yusuf maka kita diingatkan baik kepada orangtua nyata Yesus maupun kepada kelahiran-Nya yang luar biasa dari seorang perawan. Keabsahan keturunan Yesus dari garis Daud, de-mikian pula keabsahan status mesianis-Nya, tidaklah bergantung pada garis ayah seeara biologis, karena dalam hukum Yahudi, semua anak dari istri seorang laki-laki adalah pewarisnya yang sah. Tetapi silsilah Yesus tidak diasalkan hanya kepada Daud ataupun Abraham, Bapa orang Israel. Tidak. Silsilah itu ditarik sampai kepada Adam. lni me-nunjukkan bahwa keselamatan yang dibawa oleh Yesus tidak hanya bagi orang Israel saja tetapi bagi seluruh umat manusia. Dalam Lukas

(34)

22 Injil Lukas sebagai Centa 3:8, Yohanes Pembaptis sendjri telaj:! memberi komentar tentang tidak relevannya kedudukan Abraham dalam kaitan dengan anugerah kesela-matan_ Allah. Identitas Yesus yang sebenarnya adalah bahwa Ia adalah Anak Allah (3:38; bnd. 3:22). Yesus juga adalah Adam kedua, yang melalui-Nya kemanusiaan dicipta ulang (lih.

Rm.

5).

Sejak Yohanes Pembaptis menghilang setelah peristiwa baptisan Yesus dan cerita baptisan itu segera diikuti dengan daftar silsilah Yesus, banyak ahli yang mendalami Injil Lukas berpendapat bahwa da-ri sudut pandang sastra, bagian ini mengacu kepada awal pekerjaan Yesus yang berbeda dari pekerjaan Yohanes, karena keduanya berasal dari waktu yang berbeda. Tetapi pandangan tersebut tidak perIu di-besar-besarkan, karena kedudukan Yohanes yang tidak terlalu penting, yakni sebagai pembawa kabar tentang Yesus telah sangat jela,s. Pan-dangan tersebut didukung suatu upaya untuk menunjukkan bahwa dae-rah pelayanan Yohanes Pembaptis berbeda dengan daedae-rah pelayanan Yesus .. Hal tersebut bisa dilakukan hanya dengan berasumsi bahwa Lukas memiliki akses informasi yang sama dengan Matius, tetapi Lukas mernilih untuk tidak menggunakan informasi tersebut karena Lukas -sama seperti Markus - memberi tata letak yang -sama bagi pekerjaan Yahanes Pembaptis. Lebih sederhana untuk menyimpulkan bahwa Lukas hanya sekedar mengikuti cara pandang sumbernya daripada ber-upaya sungguh-sungguh lewat gayanya untuk membatasi daerah kerja Yesus dari pengembangan daerah pelayanan Yohanes.

Demikian juga sisipan cerita Lukas tentang pemenjaraan Yohanes pada akhir bagian ini, bukannya pada bagian berikutnya, pada dasar-nya bisa dipahami sebagai suatu penataan cerita. Cara ini telah dika-takan Lukas juga pada awal Injilnya dengan istilah "membukukannya dengan teratur" (1 :3). Lukas menahan diri untuk tidak mengidentifikasi Yahanes Pembaptis dengan "Elia yang bangkit dari ke';"atian", seperti yang dilakukan oleh Matius dan Markus. Alasan Lukas melakukan hal seperti itu karena Lukas menggunakan motif Elia, baik untuk Yahanes maupun Yesus, seperti halnya ia menggunakan motif Samuel untuk keduanya. Jadi kegagalan Lukas untuk tidak memperlakukan Yahanes sebagai Elia pada bagian ini tidak bisa dijadikan bukti bahwa Lukas ti-dak melihat hubungan Yohanes dan Yesus sebagai hubungan antara pembawa kabar Mesias dan sang Mesias sendiri. Pemahaman Lukas tentang hubungan itu tercerrnin jelas dalam 1 :76. Karena itu upaya

(35)

un-Pekerjaan Yesus di Calilea 23 tuk menempatkan Yohanes dan Yesus pada waktu yang berbeda ternya-ta tidak beralasan.

Cerita tentang tiga jenis pencobaan yang dialami .Yesus (4:1-13) merupakan cerita Lukas yang paralel dengan Matius. Markus juga me-ngatakan bahwa Yesus dicobai tetapi ia tidak membagi pencobaan itu dalam tiga episode. lni menunjukkan bahwa cerita Lukas. seperti hal-nya Matius. berasal dari sumber khusus yang disebut "sumber perkata-an" (sumber tentang perkataan-perkataan Yesus). yang oleh para ahli dinamakan sumber Q. Versi Lukas tentang cerita ini berbeda beberapa hal dengan versi Matius. Karena itu para ahli berpendapat bahwa Lukas mengubah cerita ini untuk maksud editorial lnjilnya. Setiap versi cerita disesuaikan dengan teologi editor cerita itu, sedemikian baik sehingga keaslian versi Matius tidak bisa diperkirakan. Salah satu perbedaan ke-dua lnji! tampak dalam cerita pencobaan Yesus. Terlihat bahwa urut-urutan ketiga pencobaan berbeda dalam masing-masing lnji!. Dalam In-ji! Matius, pencobaan yang berkaitan dengan Bait Suci terjadi pada ta-hap kedua, sedangkan dalam Lukas terjadi pada tata-hap ketiga. Dalam lnjilnya Lukas menggambarkan banyak peristiwa penting yang terjadi di Yerusalem, dan karena itu bukan tidak mungkin bahwa dia meng-ubah urutan tersebut untuk menjadikannya kiimaks. Namun tidak tutup kemungkinan pula bahwa urutan seperti Lukas itulah yang ter-dapat dalam sumber Q. Selanjutnya Lukas juga tidak mengatakan bah-wa Yesus ada di atas gunung ketika Setan menunjukkan kepada-Nya "semua kerajaan dunia". lni disebabkan karena bagi Lukas gunung se-Ialu menjadi tempat penyataan Allah. Sebaliknya bagi Matius gunung merupakan tempat yang baik untuk melihat ke sekeliling. Lukas juga cukup realistis untuk menyadari bahwa tidak ada satu tempat pun di dunia di mana seluruh kerajaan di duma bisa kelihatan jelas.

Perikop ini juga sangat penting bagi kita dalam me.!'l@ami penaf-siran Lukas yang cenderung membagi waktu dalam tahap-tahap terten-tu. Cerita pencobaan berakhir dengan kepergian setan meninggalkan Yesus "dan menunggu waktu yang baik". Karena setan tidak pernah di-sebut lagi hingga pasal22:3, ketika ia masuk ke dalam diri Yudas lskariot, maka hal ini cenderung diartikan bahwa setan tidak aktif bekerja di antara kedua tahap tersebut. Jadi aapat dikatakan juga bahwa maBa ketika setan tidak aktif itu adalah masa keselamatan. Pada waktu ter-sebut banyak terbuka kemungkinari. meramalkan wujud kerajaan

Allah

Referensi

Dokumen terkait

Dengan kata lain, pemilik sertifikat Berkaitan dengan sertifikat sebagai tanda bukti hak yang bersifat kuat,. sertifikat yang diterbitkan oleh Kantor Pertanahan

Tradisi yang dilakukan oleh masyarakat di desa penulis (desa Bakalan Kalinyamatan Jepara) dan juga di masyarakat Jawa pada umumnya dalam menghadapi peristiwa kematian, hampir

[r]

[r]

- Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang.. Undang-Undang

Membawa Dokumen Penawaran Asli dan Foto copy sesuai dengan yang telah diunggah. dalam

Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah secara parsial persepsi gender, pengalaman mengajar, tingkat pendidikan dan prestasi belajar memiliki pengaruh

Aplikasi penelitian ini dimasa yang akan datang disarankan agar Hotel Grand Duta Syariah Palembang dapat membedakan fungsi penjualan dan fungsi kas agar tidak