• Tidak ada hasil yang ditemukan

UMUM. a. Pendirian Perusahaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UMUM. a. Pendirian Perusahaan"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

1. UMUM

a. Pendirian Perusahaan

PT Modern Photo Tbk (Perusahaan) didirikan pada tanggal 12 Mei 1971 berdasarkan Akta Notaris Djojo Muljadi, S.H. No. 47. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam surat keputusan No. Y.A.5/205/2 tanggal 23 Agustus 1972 serta diumumkan dalam Berita Negara No. 99 tanggal 12 Desember 1972. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Notaris Sutjipto, S.H., No. 96 tanggal 22 Nopember 2006, antara lain, mengenai peningkatan modal dasar Perusahaan. Perubahan Anggaran Dasar ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Surat Keputusan No. W7-03016 HT.01.04-TH.2006 tanggal 27 Nopember 2006 dan diumumkan dalam Berita Negara No. 1256, Tambahan No.97 tanggal 5 Desember 2006.

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi usaha-usaha di bidang perdagangan dan perindustrian, khususnya di bidang industri colour processing, bahan-bahan fotografi, alat-alat percetakan dan perdagangan pada umumnya. Perusahaan berkedudukan di Jalan Matraman Raya No. 12, Jakarta dan cabang-cabangnya berlokasi di Balikpapan, Bandung, Banjarmasin, Batam, Denpasar, Lampung, Makasar, Manado, Medan, Padang, Palembang, Pekanbaru, Pontianak, Semarang dan Surabaya .

Perusahaan memulai kegiatan komersialnya pada tahun 1971. b. Penawaran Umum Efek Perusahaan

Pada tahun 1991, Perusahaan menawarkan 4.500.000 sahamnya kepada masyarakat dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham melalui Penawaran Umum Perdana dengan harga penawaran Rp 6.800 per saham dan telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Tanggal efektif penawaran umum perdana tersebut adalah tanggal 11 Juni 1991. Sebelum dilakukan Penawaran Umum Perdana, jumlah saham ditempatkan dan disetor adalah 40.000.000 saham, sehingga sesudah Penawaran Umum Perdana, jumlah saham ditempatkan dan disetor adalah 44.500.000 saham.

Pada tahun 1992, Perusahaan menerbitkan saham baru dengan cara Penawaran Umum Terbatas dengan Hak memesan efek terlebih dahulu (rights issue) sejumlah 8.853.980 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham yang ditawarkan kepada para pemegang saham lama dimana setiap pemegang saham yang memiliki 5 (lima) saham lama dapat membeli 1 (satu) saham baru dengan harga Rp 8.250.

Pada tahun 1994, Perusahaan mengkapitalisasi sebagian besar agio saham ke modal saham dengan menerbitkan saham bonus sejumlah 80.030.970 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham atau seluruhnya Rp 80.030.970.000, dimana setiap kepemilikan 2 (dua) saham yang terdaftar dalam daftar pemegang saham per 30 Maret 1994 memperoleh 3 (tiga) saham bonus (baru).

Dalam rapat umum luar biasa para pemegang saham yang diselenggarakan pada tanggal 2 Mei 1997 yang diaktakan dengan Akta Notaris No.48 yang telah disebutkan di atas, para pemegang saham menyetujui perubahan nilai nominal saham dari Rp 1.000 per saham menjadi Rp 500 per saham.

Pada tanggal 31 Desember 1998, Perusahaan telah mencatatkan seluruh saham ditempatkan dan disetor penuh pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.

(2)

c. Struktur Perusahaan dan Anak perusahaan

Struktur Perusahaan dan Anak perusahaan dengan persentase pemilikan lebih dari 50% adalah sebagai berikut:

Anak Perusahaan Domisili Kegiatan Pokok

Tahun Mulai Operasi Komersial Persentase Pemilikan Jumlah Aktiva 30 Juni 2007 PT Honoris Industry (HI) Jakarta dan Ciawi

Produsen dan eksportir kamera, radio stereo mobil dan alat musik

1982 99,99 285.198.413.454

PT Modern Photo Industry (MPI)

Jakarta dan Serang

Produsen film dan kertas foto 1979 99,99 171.171.614.745

PT Modern PutraIndonesia (MPRI)

Jakarta

Perdagangan eceran produk-produk fotografi,elektronik dan

telekomunikasi

1988 99,99 157.031.057.725

PT Modern Indolab (MIL)

Jakarta Studio foto dan photo box 1990 99,99 12.817.335.287

d. Dewan Komisaris dan Direksi serta Karyawan

Sesuai dengan Akta Notaris Sutjipto, S.H No.244 tanggal 26 Juni 2007, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2007, adalah sebagai berikut :

Komisaris Utama &

Komisaris Independen : Achmad Fauzi Hasan Komisaris : Sudarpo Tjandra Komisaris : Chao Shern Yuan

Direktur Utama : Sungkono Honoris Direktur : Henri Honoris

Direktur : Donny Sutanto (Bong Kon Bui) Direktur : Lim Djwe Khian

Berdasarkan Akta Notaris Sutjipto, S.H. No.87 tanggal 16 Juni 2006, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2006, adalah sebagai berikut :

Komisaris Utama : Sungkono Honoris

Komisaris : Achmad Fauzi Hasan

Komisaris : Sudarpo Tjandra

Direktur Utama : Lendy Susanto

Direktur : Henri Honoris

Direktur : Lim Djwe Khian

Direktur : Donny Sutanto (Bong Kon Bui)

(3)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN

Laporan keuangan konsolidasi telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam).

a. Dasar penyajian laporan keuangan konsolidasi

Dasar pengukuran laporan keuangan konsolidasi ini adalah konsep akrual, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasi dan konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali untuk persediaan yang dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value), penyertaan saham yang dicatat dengan metode ekuitas, dan aktiva tetap tertentu yang telah dinilai kembali.

Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung (direct method) dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi ini adalah Rupiah.

b. Prinsip-prinsip konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan Anak perusahaan yang sahamnya dimiliki Perusahaan di atas 50 % seperti yang diungkap di Catatan 1c.

Seluruh saldo akun dan transaksi yang material antar perusahaan yang dikonsolidasi telah dieliminasi.

Penyertaan saham Perusahaan atau Anak perusahaan dengan persentase pemilikan paling sedikit 20% tetapi tidak lebih dari 50% dicatat dengan metode ekuitas (equity method). Dengan metode ini, penyertaan dinyatakan sebesar biaya perolehannya dan ditambah atau dikurangi dengan bagian atas laba atau rugi bersih perusahaan asosiasi sejak tanggal perolehan serta dikurangi dividen kas yang diterima. Bagian atas laba atau rugi bersih perusahaan asosiasi disesuaikan dengan jumlah amortisasi secara garis lurus selama 20 (dua puluh) tahun atas selisih antara biaya perolehan penyertaan saham dan proporsi pemilikan Perusahaan atau Anak perusahaan atas nilai aktiva bersih pada tanggal perolehan.

c. Setara kas

Deposito berjangka dengan jangka waktu kurang dari 3 (tiga) bulan dan tidak dijaminkan atas hutang diklasifikasikan sebagai “Setara kas”.

d. Penyisihan kerugian dan piutang ragu-ragu

Perusahaan dan Anak perusahaan membuat penyisihan kerugian dan piutang ragu-ragu berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan akun aktiva masing-masing secara individual pada akhir tahun.

(4)

Perusahaan dan Anak perusahaan mempunyai transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagaimana dimaksud dalam PSAK No.7 “Pengungkapan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa” .

Saldo hutang dan piutang yang timbul dari transaksi pembelian dan penjualan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa masing-masing disajikan sebagai Hutang Usaha dan Piutang Usaha pada neraca konsolidasi, sedangkan saldo hutang dan piutang yang timbul dari transaksi dengan pihak hubungan istimewa di luar transaksi pembelian dan penjualan, masing-masing disajikan sebagai Hutang Hubungan Istimewa dan Piutang Hubungan Istimewa pada neraca konsolidasi.

Seluruh transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa baik yang dilakukan dengan persyaratan dan kondisi yang sama dengan atau tidak sama dengan pihak ketiga, telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi.

f. Persediaan

Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value) dimana biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata bergerak (moving - average method). Penyisihan kerugian untuk persediaan usang dan penurunan nilai persediaan ditentukan berdasarkan penelaahan terhadap keadaan persediaan pada akhir tahun untuk mengurangi nilai tercatat persediaan ke nilai realisasi bersih.

g. Biaya dibayar di muka

Biaya dibayar di muka dibebankan pada operasi selama masa manfaat masing-masing biaya.

h. Aktiva tetap

o Pemilikan langsung

Aktiva tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan, kecuali yang dinilai kembali berdasarkan peraturan pemerintah, dikurangi akumulasi penyusutan. Perusahaan dan Anak perusahaan tertentu menghitung penyusutan dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aktiva tetap sebagai berikut:

Tahun

Bangunan dan prasarana 3 – 20

Mesin dan peralatan 4 – 10

Inventaris 4 – 5

Alat-alat pengangkutan 4 – 5 Satu Anak perusahaan menghitung penyusutan atas bangunan dan prasarana dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aktiva selama 20 (dua puluh) tahun dan metode saldo menurun ganda (double-declining balance method) untuk aktiva lainnya berdasarkan kategori masing-masing aktiva tersebut.

Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan. Biaya-biaya tertentu seperti biaya legal, biaya notaris dan lainnya sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak pemilikan tanah ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang periode hak atas tanah atau taksiran masa manfaat ekonomis tanah, mana yang lebih pendek.

(5)

Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi pada saat terjadinya; pemugaran dan penambahan dalam jumlah signifikan yang memenuhi kriteria sebagaimana diatur dalam PSAK No.16. “Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain”, dikapitalisasi. Aktiva tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual, nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aktiva tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang terjadi dibukukan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan.

Penurunan nilai aktiva tetap dibebankan pada beban usaha tahun berjalan apabila terdapat peristiwa atau perubahan yang mengidentifikasikan bahwa nilai tercatat aktiva tersebut tidak dapat dipulihkan kembali.

o Sewa guna usaha

Transaksi sewa guna usaha digolongkan sebagai sewa guna usaha yang dikapitalisasi (capital lease) apabila memenuhi semua kriteria yang disyaratkan dalam PSAK No. 30 “Akuntansi Sewa Guna Usaha”. Jika salah satu kriteria tidak terpenuhi, maka transaksi sewa guna usaha dikelompokkan sebagai transaksi sewa menyewa biasa (operating lease). Aktiva sewa guna usaha yang dikapitalisasi disajikan di dalam neraca konsolidasi sebagai bagian aktiva tetap sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa guna usaha selama masa sewa guna usaha ditambah nilai sisa (harga opsi) yang harus dibayar pada akhir masa sewa guna usaha. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis yang sama dengan yang diterapkan untuk aktiva tetap pemilikan langsung.

Hutang sewa guna usaha dinyatakan sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa guna usaha.

o Aktiva dalam penyelesaian

Aktiva dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aktiva tetap yang bersangkutan pada saat aktiva tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan.

i. Imbalan kerja

Pada tahun 2006, Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak mempunyai program pensiun. Pada tahun 2005, Perusahaan dan 2 (dua) Anak perusahaan (MPrI dan MIL) mempunyai program pensiun manfaat pasti untuk seluruh karyawan tetap yang memenuhi syarat sesuai dengan Undang-undang No.13/2003 (UU No.13) tanggal 25 Maret 2003, sedangkan 2 (dua) Anak perusahaan lainnya (HI dan MPI) tidak mempunyai program pensiun. Penyisihan UU No.13 telah dihitung dengan membandingkan manfaat yang akan diterima karyawan dalam usia pensiun normal dari program pensiun dengan manfaat yang ditetapkan dalam UU No.13, setelah dikurangi dengan akumulasi kontribusi karyawan berikut dengan hasil investasinya. Jika porsi pendanaan dari pemberi kerja lebih kecil dari manfaat yang sesuai dengan UU No.13, Perusahaan dan Anak perusahaan akan membuat penyisihan atas selisihnya.

Berdasarkan PSAK No.24 (Revisi 2004), penyisihan imbalan kerja ditentukan dengan menggunakan metode penghitungan “Projected Unit Credit”. Keuntungan dan kerugian actuarial diakui sebagai pendapatan atau biaya bila akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui pada pelaporan tahun sebelumnya melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti atau nilai wajar aktiva program pada tanggal tersebut, mana yang lebih tinggi. Keuntungan dan kerugian ini diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan Perusahaan dan Anak perusahaan. Lebih lanjut, biaya jasa lalu yang berasal dari pengenalan

(6)

program manfaat pasti atau perubahan kewajiban imbalan pasti dari program yang berlaku diharuskan untuk diamortisasi sampai imbalan kerja tersebut telah menjadi hak.

j. Selisih lebih biaya perolehan penyertaan atas aktiva bersih Anak perusahaan

Selisih lebih biaya perolehan penyertaan atas aktiva bersih Anak perusahaan (disajikan setelah dikurangi selisih lebih aktiva bersih Anak perusahaan atas biaya perolehan penyertaan) diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama 20 (dua puluh) tahun.

Manajemen berpendapat bahwa alasan utama pengamortisasian selisih lebih biaya perolehan penyertaan atas aktiva bersih Anak perusahaan selama 20 (dua puluh) tahun adalah karena pada umumnya Anak perusahaan tersebut mempunyai kinerja usaha yang cukup baik dan telah menjalankan usahanya selama 16 (enam belas) sampai 28 (dua puluh ) tahun.

k. Beban tangguhan hak atas tanah

Berdasarkan PSAK No. 47 mengenai “Akuntansi Tanah”, biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan perolehan atau penbaharuan hak atas tanah, meliputi, antara lain, biaya legal, biaya survey area dan pengukuran kembali luas tanah, biaya notaries, pajak dan biaya terkait lainnya, ditangguhkan dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama masa berlaku hak atas tanah yang bersangkutan.

l. Aktiva disewakan

Aktiva disewakan dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis yang sama dengan yang diterapkan untuk aktiva tetap pemilikan langsung.

m. Pengakuan pendapatan dan beban

Pendapatan dari penjualan ekspor diakui pada saat barang dikapalkan. Pendapatan dari penjualan lokal, jasa cuci cetak foto, jasa perbaikan dan perakitan diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan atau pada saat jasa cuci cetak foto, jasa perbaikan dan perakitan telah selesai. Beban diakui pada saat terjadinya.

n. Transaksi dan saldo dalam mata uang asing

Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut, yaitu kurs tengah uang kertas asing yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Laba atau rugi kurs yang terjadi dikreditkan atau dibebankan pada operasi tahun berjalan.

Pada tanggal 30 Juni 2007 dan 2006, kurs yang digunakan masing-masing adalah AS$ 1 sama dengan Rp 9.054,- dan Rp 9.300, Y 1 sama dengan Rp 73,47 dan Rp 80,96, SIN$ 1 sama dengan Rp 5.908,20 dan Rp 5.853,67.

o. Pajak Penghasilan

Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran laba kena pajak tahun berjalan. Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aktiva dan kewajiban untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa

(7)

mendatang, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan, diakui sejauh besar kemungkinan realisasi atas manfaat pajak tersebut.

Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan diukur pada tarif pajak yang diharapkan akan digunakan pada periode ketika aktiva direalisasi atau ketika kewajiban dilunasi berdasarkan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang berlaku atau secara substansial telah diberlakukan pada tanggal neraca.

Perubahan terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak (“SKP”) diterima atau, jika Perusahaan dan Anak perusahaan mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.

p. Laba (rugi) bersih per saham dasar

Laba (rugi) bersih per saham dasar dihitung dengan membagi rugi bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang ditempatkan dan disetor penuh selama tahun berjalan sebanyak 639.817.902 saham pada tahun 2007 dan 266.769.900 saham pada tahun 2006.

q. Informasi segmen usaha

Informasi segmen disajikan menurut pengelompokan umum produk Perusahaan dan Anak perusahaan (segmen usaha) dan wilayah pemasarannya (segmen geografis).

Segmen usaha adalah komponen Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan resiko dan imbalan segmen lain.

Segmen geografis adalah komponen Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain.

r. Penggunaan estimasi

Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, mensyaratkan manajemen untuk memakai estimasi-estimasi dan asumsi-asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan. Sehubungan dengan ketidakpastian yang melekat dalam pembuatan estimasi, hasil sebenarnya yang dilaporkan dalam periode mendatang mungkin didasarkan atas jumlah-jumlah yang berbeda dari estimasi tersebut.

3. KAS DAN SETARA KAS Kas dan bank terdiri dari:

2007 2006

Kas 7.625.578.347 4.040.854.471

Bank

PT Bank DBS Indonesia, Jakarta 5.239.332.206 7.670.354.918 PT Bank Central Asia Tbk, Jakarta 1.160.992.757 4.936.327.592 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Jakarta 23.360.343 745.175.901 PT Bank Mandiri (Persero), Jakarta 874.239.373 1.553.995.167

PT Bank Lippo Tbk, Jakarta 63.183.387 39.017.553

(8)

PT Bank Internasional Indonesia Tbk, Jakarta 1.301.400.922 2.210.765.471

PT Bank Danamon 443.530.386 1.587.892.850

PT Bank Mayapada Internasional Tbk, Jakarta 177.728.520 175.979.224

Lain-lain 71.716.064 60.240.966

Jumlah kas dan setara kas 16.992.456.869 23.070.915.199

4. WESEL TAGIH

Wesel tagih yang dikeluarkan oleh PT Cahyagold Prasetya Finance kepada satu Anak perusahaan (MIL) sebesar Rp 361.528.299 telah jatuh tempo pada tanggal 26 Juni 1999 dan telah dibentuk penyisihan kerugian sepenuhnya sejak tahun 1999.

5. PIUTANG USAHA

Akun ini merupakan piutang yang timbul dari penjualan barang dagangan dan jasa serta jasa perbaikan dan perakitan kepada :

2007 2006 Pihak ketiga Produk fotografi 119.387.657.798 93.797.148.146 Produk industrial 20.630.439.207 8.801.889.670 Lain-lain 18.291.131.592 24.092.931.726

Jumlah pihak ketiga 158.309.228.597 126.691.969.542

Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu 3.287.602.846 4.159.303.118

Bersih 155.021.625.751 122.532.666.424

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa

PT Modern Toolsindo 1.294.161.572 578.148.355

Jumlah piutang usaha – bersih 156.315.787.323 123.110.814.779

Analisa umur piutang usaha adalah sebagai berikut:

2007 2006

Umur Piutang Usaha

1 - 30 hari 107.374.956.756 104.312.246.897 31 - 60 hari 11.490.340.642 7.358.115.000 61 - 90 hari 5.909.559.063 4.944.403.000 91 - 120 hari 4.313.265.250 1.349.171.000 > 120 hari 30.515.268.458 9.306.182.000 Jumlah 159.603.390.169 127.270.117.897

Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu 3.287.602.846 4.159.303.118

Bersih 156.315.787.323 123.110.814.779

Berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun, manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu yang dibentuk adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang usaha.

(9)

Piutang usaha milik Perusahaan dan dua Anak perusahaan (HI dan MPrI) digunakan sebagai jaminan atas fasilitas-fasilitas kredit yang diperoleh dari berbagai kreditur.

6. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA a. Dalam kegiatan usaha normal, Perusahaan dan Anak perusahaan melakukan transaksi usaha

dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, terutama yang berhubungan dengan transaksi penjualan dan pembelian berdasarkan pada tingkat harga dan persyaratan yang normal, kecuali untuk pinjaman tanpa bunga Perusahaan dan Anak perusahaan kepada direksi dan karyawan.

b. Perusahaan dan Anak perusahaan memberikan pinjaman tanpa bunga kepada direksi dan karyawan yang dilunasi melalui pemotongan gaji bulanan. Pinjaman ini disajikan dalam akun “Pinjaman Direksi dan Karyawan” pada neraca konsolidasi.

c. Satu Anak perusahaan (MPI) menyewakan tanah, bangunan dan prasarana, serta inventaris, yang disajikan dalam akun “Aktiva Disewakan” pada neraca konsolidasi, kepada PT Modern Toolsindo, pihak yang mempunyai hubungan istimewa.

Sifat hubungan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut : (i) Pemegang saham Perusahaan PT Inti PutraModern

(ii) Memiliki sebagian direksi dan komisaris PT Modern Toolsindo, PT Linda Utomo yang sama dengan Perusahaan dan/atau Perkasa

Anak perusahaan

(iii) Seluruh atau sebagian sahamnya dimiliki PT Fajarina Unggul Industry, oleh PT Inti PutraModern, pemegang PT Modernland Realty Tbk saham utama Perusahaan.

7. PERSEDIAAN

Persediaan terdiri dari :

2007 2006

Produk fotografi 173.786.886.734 163.017.163.275

Produk elektronik dan magnetic 37.136.741.587 42.747.463.107

Produk industrial 15.807.887.294 16.722.809.676 Produk telekomunikasi 15.534.759.463 12.703.197.102 Kawai 18.829.587.793 17.729.893.159 Mesin fotocopy 8.213.597.711 5.321.823.403 Lain-lain 15.561.717.043 24.347.915.699 Sub-jumlah 287.871.177.625 282.590.265.421

Persediaan dalam perjalanan 11.489.470.405 -

(10)

Perusahaan dan Anak perusahaan tidak membentuk penyisihan kerugian persediaan usang karena manajemen berpendapat bahwa nilai realisasi bersih yang diharapkan dari persediaan tersebut di atas tidak lebih rendah dari biaya perolehannya.

Persediaan milik Perusahaan dan dua Anak perusahaan (HI dan MPRI) masing-masing digunakan sebagai jaminan atas fasilitas-fasilitas kredit yang diperoleh dari berbagai kreditur.

Persediaan telah diasuransikan terhadap risiko kerugian kebakaran atau pencurian berdasarkan suatu paket polis tertentu dengan nilai pertanggungan sebesar Rp.217.145.931.178 dimana manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas persediaan yang dipertanggungkan.

8. AKTIVA TETAP

Aktiva tetap terdiri dari : 2007

Saldo Awal Penambahan/ Pengurangan/ Saldo Akhir

Reklasifikasi Reklasifikasi

Nilai Tercatat

Hak atas tanah 24.682.073.659 - - 24.682.073.659

Bangunan dan prasarana 86.008.704.647 25.499.000 - 86.034.203.647

Mesin dan peralatan 369.438.353.039 4.257.331.627 114.955.901 373.580.728.765

Inventaris 237.824.465.438 9.345.934.351 3.733.329.794 243.437.069.995

Alat-alat pengangkutan 32.603.425.654 1.641.386.540 1.560.707.156 32.684.105.038

Aktiva dalam penyelesaian 35.000.000 - - 35.000.000

Sewa guna usaha – Alat pengangkutan 8.402.106.164 275.300.000 1.387.000.000 7.290.406.164

Sewa guna usaha – Mesin 337.600.740 22.708.518 - 360.309.258

Jumlah Nilai Tercatat 759.331.729.341 15.568.160.036 6.795.992.851 768.103.896.526

Akumulasi Penyusutan Hak atas tanah

Bangunan dan prasarana 45.601.809.028 1.781.825.102 - 47.383.634.130

Mesin dan peralatan 277.725.405.635 11.352.854.258 112.313.326 288.965.946.567

Inventaris 160.753.719.336 9.112.848.783 354.593.778 169.511.974.341

Alat-alat pengangkutan 29.251.047.688 2.082.645.830 1.486.462.042 29.847.231.476

Sewa guna usaha – Alat pengangkutan 3.306.166.764 779.234.351 947.041.667 3.138.359.448

Sewa guna usaha – Mesin 142.634.364 45.209.908 - 187.844.272

Jumlah Akumulasi Penyusutan 516.780.782.815 25.154.618.232 2.900.410.813 539.034.990.234

Nilai Buku 242.550.946.526 229.068.906.292

2006

Saldo Awal Penambahan/ Pengurangan/ Saldo Akhir

(11)

Nilai Tercatat

Hak atas tanah 24.682.073.659 - - 24.682.073.659

Bangunan dan prasarana 75.132.977.246 127.565.000 - 75.260.542.246

Mesin dan peralatan 355.573.687.373 4.329.694.504 339.278.182 359.564.103.695

Inventaris 230.349.256.539 4.281.826.496 1.538.745.498 233.092.337.537

Alat-alat pengangkutan 36.911.138.250 45.384.000 2.163.647.271 34.792.874.979

Aktiva dalam penyelesaian 3.620.911.688 - - 3.620.911.688

Sewa guna usaha – Alat pengangkutan 4.840.957.255 798.800.000 - 5.639.757.255

Sewa guna usaha – Mesin 554.600.909 - - 554.600.909

Jumlah Nilai Tercatat 731.665.602.919 9.583.270.000 4.041.670.951 737.207.201.968

Akumulasi Penyusutan

Hak atas tanah 44.440.816 48.730.500 - 93.171.316

Bangunan dan prasarana 39.864.919.474 4.185.845.128 - 44.050.764.602

Mesin dan peralatan 254.026.112.724 11.979.205.222 128.850.331 265.874.551.430

Inventaris 138.677.360.565 11.536.861.371 994.103.323 149.220.118.613

Alat-alat pengangkutan 29.780.848.444 1.856.491.403 2.106.708.121 29.530.631.726

Sewa guna usaha – Alat pengangkutan 1.319.701.505 532.340.820 12.746.667 1.839.295.658

Sewa guna usaha – Mesin 12.746.667 - 12.746.667

Jumlah Akumulasi Penyusutan 463.726.130.195 30.139.474.444 3.242.408.442 490.623.196.197

Nilai Buku 267.939.472.724 246.584.005.771

Tanah atas nama Perusahaan dan Anak perusahaan merupakan Hak Guna Bangunan yang akan jatuh tempo pada berbagai tanggal sampai dengan tanggal 29 Desember 2029 dan manajemen berpendapat hak tersebut dapat diperpanjang pada saat jatuh tempo.

Tanah, bangunan dan aktiva tetap tertentu milik Perusahaan dan tiga Anak perusahaan (HI, MPI dan MPRI) digunakan sebagai jaminan atas fasilitas-fasilitas kredit yang diperoleh dari berbagai kreditur.

Pada tanggal 31 Desember 2006, aktiva tetap dan aktiva disewakan kecuali tanah telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya berdasarkan suatu paket polis tertentu dengan nilai pertanggungan sebesar Rp. 228.930.211.764, dimana manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian dari risiko kebakaran dan risiko lainnya.

9. AKTIVA DISEWAKAN Aktiva disewakan terdiri dari :

(12)

2007 2006

Biaya Perolehan

Tanah 225.000.000 225.000.000

Bangunan dan prasarana 1.990.522.506 1.990.522.506

Inventaris 244.129.010 253.129.010

Jumlah Biaya Perolehan 2.459.651.516 2.468.651.516

Akumulasi Penyusutan

Hak atas tanah - 48.730.500

Bangunan dan prasarana 1.780.316.808 1.760.851.481

Inventaris 244.129.010 244.129.010

Jumlah Akumulasi Penyusutan 2.024.446.796 2.053.710.991

Nilai Buku 435.204.720 414.940.525

Beban penyusutan aktiva disewakan untuk bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2007 dan 2006 masing-masing sebesar Rp.40.025.606.

Tanah yang disewakan atas nama satu Anak perusahaan (MPI) merupakan Hak Guna Bangunan yang akan jatuh tempo pada tanggal 21 November 2025 dan manajemen berpendapat hak tersebut dapat diperpanjang pada saat jatuh tempo.

10. HUTANG BANK JANGKA PENDEK

Hutang bank jangka pendek merupakan pinjaman dari :

2007 2006

Pihak ketiga

PT Bank DBS Indonesia, Jakarta 57.181.655.952 50.506.685.464 PT Bank Internasional Indonesia, Jakarta 30.000.000.000 30.000.000.000 PT Bank Mayapada Internasional Tbk, Jakarta 10.000.000.000 10.000.000.000

Jumlah 97.181.655.952 90.506.685.464

PT Bank DBS Indonesia

Berdasarkan Akta Notaris No.6 tanggal 8 April 2005, dari Ny. Toety Juniarto, S.H., Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman impor dan transaksi valuta asing dari PT Bank DBS Indonesia dengan jumlah maksimum masing-masing sebesar US$ 8.000.000 dan US$ 3.000.000, dengan jangka waktu satu tahun sejak ditandatangani perjanjian tersebut. Pinjaman ini dikenakan suku bunga tahunan sebesar 2.75% di atas Cost of Fund dan dijamin dengan :

- Tanah milik Perusahaan sebesar US$ 9.000.000.

- Jaminan fidusia atas tagihan piutang sebesar US$ 1.000.000.

- Jaminan pribadi dari tiga (3) pihak yang mempunyai hubungan istimewa.

Selama masih mempunyai hutang ke bank, Perusahaan harus mempertahankan antara lain : - Rasio kecukupan jaminan sebesar 125%

- Rasio pencakupan laba atas bunga minimal sebesar 200% - Rasio hutang terhadap laba maksimal sebesar 550%

(13)

- Rasio hutang terhadap modal maksimal 200% pada akhir tahun 2005.

Pada tanggal 30 Juni 2007, saldo pinjaman Perusahaan adalah sebesar Rp.25.002.229.402,- dan saldo fasilitas pinjaman yang digunakan oleh satu Anak perusahaan (MPI) adalah sebesar

Rp.32.179.426.550,-

Tanpa persetujuan tertulis dari bank, Perusahaan tidak diperbolehkan untuk, antara lain : - Menerima fasilitas kredit dari bank lain yang jumlahnya melebihi AS$1.000.000 - Mengikatkan diri sebagai penjamin

- Membuka usaha selain yang sudah ada - Membubarkan Perusahaan

- Membayar hutang kepada pemegang saham PT Bank Internasional Indonesia Tbk

Satu Anak perusahaan (MPRI) mendapat fasilitas pinjaman dari PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) yang terdiri dari :

a. Pinjaman promes berulang sebesar Rp 30.000.000.000. Fasilitas ini telah jatuh tempo pada tanggal 4 Juli 2006, sampai saat ini perjanjian pinjaman tersebut masih dalam proses perpanjangan.

b. Pinjaman berjangka sebesar Rp.35.000.000.000 dengan jangka waktu 60 bulan. Pinjaman berjangka dibagi atas dua (2) yaitu :

- Pinjaman berulang I yang jatuh tempo pada tanggal 22 Juni 2007. - Pinjaman berulang II yang akan jatuh tempo tanggal 13 Juli 2007.

Pinjaman ini dijamin dengan tanah dan bangunan milik Perusahaan yang berlokasi di Jakarta, tanah dan bangunan milik Anak perusahaan yang berlokasi di Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan dan bali, piutang usaha, persediaan dan mesin frontier digital. Pinjaman tersebut dikenakan suku bunga tahunan 17,25% sampai dengan 18,5% pada tahun 2007 dan 18,5% pada tahun 2006. Selama pinjaman ini masih terhutang, Anak perusahaan tidak diperbolehkan melakukan, antara lain, memberikan pinjaman kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa kecuali berhubungan dengan operasional Anak perusahaan, memperoleh tambahan pinjaman kecuali yang telah diinformasikan kepada BII sebelum penanda-tanganan perjanjian, menjual sebagian atau seluruh aktiva Anak perusahaan, menjadi penjamin/penanggung hutang kecuali yang telah diinformasikan kepada BII sebelum penanda-tanganan perjanjian, mengubah struktur modal kecuali untuk peningkatan modal yang berasal dari kenaikan laba ditahan atau pengeluaran saham baru atau setoran dari pemegang saham Anak perusahaan, membagi dividen, investasi untuk meningkatkan kapasitas Anak Perusahaan, melakukan merger/penggabungan perusahaan, konsolidasi atau mengakuisisi saham-saham dalam perusahaan lain, dan mempertahankan beberapa rasio keuangan tertentu.

PT Bank Mayapada Internasional Tbk

Pada tanggal 24 Februari 2006, Perusahaan mendapatkan fasilitas pinjaman sebesar Rp.10.000.000.000,- dari PT Bank Mayapada Internasional Tbk dengan suku bunga tahunan sebesar 20% per tahun dan telah jatuh tempo tanggal 3 Maret 2007 dan sampai saat ini sedang dalam proses perpanjangan. Pinjaman tersebut dijamin dengan tanah dan bangunan milik pihak yang mempunyai hubungan istimewa, berlokasi di Banten. Pinjaman tersebut masih sedang dalam proses perpanjangan.

(14)

11. HUTANG USAHA

Akun ini merupakan hutang kepada pemasok luar negeri dan lokal untuk transaksi pembelian barang dagang dan transaksi lainnya, dengan rincian sebagai berikut :

2007 2006

Pihak ketiga

Impor 76.502.868.066 105.057.028.677

Lokal 183.598.372.504 116.907.305.398

Jumlah pihak ketiga 260.101.240.570 221.964.334.075

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa

PT Modern Toolsindo - 335.803.880

PT Hori Elemeca Industry 122.990.819 122.990.819

PT Fajarina Unggul Industry 813.895.509 197.713.388

Jumlah pihak yang mempunyai hubungan istimewa 936.886.328 656.508.087

Jumlah hutang usaha 261.038.126.898 222.620.842.162

Akun-akun tersebut di atas merupakan hutang dari pembelian produk Fuji, bingkai, peralatan rumah tangga, baterai, kartu telepon, bahan pembungkus, produk elektronik, kamera digital, album foto, suku cadang dan lain-lain.

Pemasok utama Perusahaan dan Anak perusahaan tertentu adalah Fuji Photo Film Co.,Ltd., Jepang. Perusahaan dan Anak perusahaan tertentu membeli produk Fuji Photo Film Co., Ltd., Jepang melalui Tai Fung Trading Co., Hong Kong karena pemasok tidak bersedia menerima fasilitas letters of credit yang diterbitkan di Indonesia.

12. PERPAJAKAN

Hutang pajak terdiri dari :

2007 2006

Taksiran hutang pajak penghasilan 17.134.359 26.513.584

Hutang pajak lainnya

Pasal 21 3.835.001.079 4.726.092.284

Pasal 22 - 80.845.834

Pasal 23 47.367.434 425.356.796

Pasal 25 4.190.000 65.788.170

Pasal 26 137.925.752 (62.156.100)

Pajak pertambahan nilai 12.200.130.028 6.621.444.327

Pajak penjualan atas barang mewah 82.305.591 8.657.316

Jumlah 16.324.054.243 11.892.542.211

Pengaruh pajak tangguhan atas beda temporer antara pelaporan komersial dan pajak adalah sebagai berikut :

(15)

2007 2006

Aktiva pajak tangguhan

Rugi fiscal 4.933.131.770 19.125.376.484

Aktiva tetap 12.411.288.754 9.215.936.044

Piutang 986.280.863 1.232.582.174

Transaksi sewa guna usaha (363.654.765) (153.309.482)

Biaya dibayar dimuka - (19.113.250)

Sewa dibayar dimuka 1.543.165.715 1.549.210.091

Penyisihan kerugian penyertaan saham 513.620.616 513.620.616

Persediaan 482.682.039 480.464.839

Kewajiban imbalan kerja 12.929.374.388 15.107.137.324

Aktiva yang disewakan 26.716.920 32.559.394

Lain-lain 108.458.490 109.337.310

Jumlah aktiva pajak tangguhan 33.571.064.790 47.193.801.544

Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan mencakup konsekuensi pajak di masa mendatang sehubungan dengan perbedaan antara dasar laporan komersial dan fiskal dari aktiva dan kewajiban serta pemanfaatan dari akumulasi rugi fiskal bersih yang dapat digunakan telah didasarkan atas rencana kerja Perusahaan dan Anak perusahaan. Aktiva pajak tangguhan diakui sepanjang besar kemungkinan bahwa laba fiskal pada masa yang akan datang dapat menyebabkan aktiva pajak tangguhan dipulihkan.

Manajemen Perusahaan dan Anak perusahaan berpendapat bahwa penyisihan atas akumulasi rugi fiskal yang tidak dapat dipulihkan adalah cukup untuk menutupi kemungkinan jumlah yang tidak dapat terpulihkan dan aktiva pajak tangguhan di atas dapat dipulihkan melalui taksiran penghasilan kena pajak di masa mendatang, sebelum manfaat pajaknya berakhir.

13. HUTANG BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA JANGKA PANJANG Hutang bank jangka panjang terdiri dari :

2007 2006

Agnitio Finance Limited, Singapura (sebelumnya Sumitomo

Trust and Banking Company, Limited, Singapura)

- 49.420.888.479

Agnitio Finance Limited, Singapura (sebelumnya Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Singapura)

- 59.305.063.236

PT Bank Internasional Indonesia Tbk, Jakarta 29.364.730.303 53.393.861.965 Agnitio Finance Limited, Singapura (sebelumnya PT Bank

UFJ Indonesia, Jakarta) 22.847.673.208 33.352.629.804

PT Peak Securities, Jakarta (sebelumnya PT Bank DBS

Indonesia, Jakarta ) - 9.884.178.198

Eldorado Capital (sebelumnya PT Peak Securities, Jakarta) 21.134.104.477 21.708.324.678 Shadforth Agents Limited (sebelumnya Lehman Brothers

Commercial Corporation Asia Limited, Jepang) 9.649.502.404 9.911.682.390

Lehman Brothers Commercial Corporation Asia

Limited, Jepang - 39.536.713.722

Shadforth Agents Limited (sebelumnya Mizuho Corporate

Bank, Limited, Singapura) - 24.710.445.960

Calyon Corporate and Investment Bank, Jakarta 18.563.730.374 19.068.112.710 PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia, Jakarta 15.233.691.989 15.647.596.146

(16)

PT Bank Resona Perdania, Jakarta 5.179.892.904 6.994.632.207

PT Bank Jasa, Jakarta 632.256.808 1.017.561.889

Jumlah 122.605.582.467 343.951.691.384

Dikurangi bagian jatuh tempo dalam satu tahun 100.227.515.217 301.229.926.634

Bagian jangka panjang 22.378.067.250 42.721.764.750

Perusahaan

Pinjaman Sindikasi

Pada tanggal 5 Februari 2001, Perusahaan, seluruh Bank yang merupakan kreditur Perusahaan (The Sumitomo Trust and Banking Company, Limited, Singapura, Mizuho Corporate Bank, Limited, Singapura, Lehman Brothers Commercial Corporation Asia Limited, Jepang, The Bank of Tokyo-Mitsubishi, Limited, Jakarta, PT Bank UFJ Indonesia, Jakarta, PT Bank DBS Indonesia, Jakarta, UFJ Bank, Limited, Singapura dan PT Bank Daiwa Perdania, Jakarta) dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Singapura yang bertindak sebagai agen fasilitas (“Facilities Agent”) dan agen penjamin (“Security Agent”) mengadakan perjanjian restrukturisasi.

Saldo hutang bank pada saat restrukturisasi sebesar AS$34.182.000. Hutang bank tersebut dijamin dengan persediaan, hak atas tanah dan jaminan pribadi dari Direktur Utama Perusahaan dan akan dibayar secara bulanan dengan angsuran pertama sampai kedua puluh empat masing-masing sebesar AS$170.000. dan sisanya sebesar AS$30.102.000 akan dilunasi pada bulan kedua puluh empat.

Jika sisanya tersebut belum dilunasi, Perusahaan dapat membayar secara angsuran bulanan dengan angsuran kedua puluh lima sampai ketiga puluh enam masing-masing sebesar AS$170.000 dan sisanya sebesar AS$28.062.000 akan dilunasi pada bulan ketiga puluh enam. Jika sisanya tersebut belum dilunasi, Perusahaan dapat membayar secara angsuran bulanan dengan angsuran ketiga puluh tujuh sampai keempat puluh delapan masing-masing AS$270.000 dan sisanya sebesar AS$24.822.000 akan dilunasi pada bulan keempat puluh delapan. Jika sisanya tersebut belum dilunasi, Perusahaan dapat membayar secara angsuran bulanan dengan angsuran keempat puluh sembilan sampai kelima puluh sembilan masing-masing sebesar AS$300.000 dan sisanya sebesar AS$21.522.000 akan dilunasi pada bulan ke enam puluh.

Pembayaran angsuran bulanan kepada masing-masing bank dilakukan secara prorata dari saldo hutang Perusahaan pada Bank yang bersangkutan.

Tanpa persetujuan tertulis dari Bank, Perusahaan tidak diperbolehkan untuk antara lain : Ø Mengubah kegiatan usaha Perusahaan

Ø Melakukan penggabungan usaha dan akuisisi atas perusahaan lain Ø Menambah hutang

Ø Memberikan jaminan atau dukungan keuangan secara langsung atau tidak langsung

Ø Memberikan pinjaman secara langsung maupun tidak langsung kepada anggota Keluarga Honoris

Ø Melakukan pembelian aktiva tetap atau pengeluaran modal di atas AS$1.000.000 atau penjualan aktiva tetap di atas AS$100.000.

Disamping itu, Perusahaan harus mempertahankan rasio keuangan tertentu, dimana perbandingan antara jumlah hutang bank sebelum konsolidasi terhadap jumlah ekuitas sebelum konsolidasi tidak boleh melebihi 3 : 1.

(17)

Berdasarkan “Transfer of Certificate”, pinjaman Perusahaan tersebut di atas telah ditransfer oleh para kreditur kepada pihak lain dengan rincian sebagai berikut :

• Dari PT Bank DBS Indonesia kepada PT Peak Securities sebesar AS$ 1.136.888 pada tanggal 22 Agustus 2005.

• Dari Sumitomo Trust and Banking Limited, Singapura kepada Aozora Bank Limited pada tanggal 19 Desember 2005 dan kemudian hari Aozora Bank Limited kepada Agnitio Finance Limited pada tanggal 20 Desember 2005, masing-masing sebesar AS$5.388.148.

• Dari UFJ Bank Limited, Singapura kepada Agnitio Finance Limited sebesar AS$1.136.888 pada tanggal 22 Agustus 2005.

• Dari Sumitomo Mitsui Baking Corporation, Singapura kepada WestLB AG (WAG), Singapura dan kemudian dari WAG kepada Agnitio Finance Limited, masing-masing sebesar AS$6.054.814 pada tanggal 29 Maret 2005.

Pada tahun 2006, berdasarkan “Transfer of Certificate”, pinjaman sindikasi diatas, kecuali pinjaman dari PT Bank Resona Perdania, Jakarta dan PT Peack Securities (PS), Jakarta, telah ditransfer terakhir kepada Shadforth Agents Limited (SAL). Kemudian pada tanggal 31 Juli 2006, pinjaman dari SAL sebesar AS$ 19.662.074 dan PS sebesar AS$ 1.062.815 atau sebesar AS$ 20.724.889 ditransfer kepada Asialink Electronic Pte., Ltd

Pada tanggal 4 Agustus 2006, berdasarkan Perjanjian Restrukturisasi oleh konsultan hukum Wong Tan & Molly Lim, LLC., Perusahaan telah mencapai kesepakatan dengan Asialink Electronic Pte.,Ltd untuk merestrukturisasi pinjamannya.

Pada tanggal 27 Januari 2006, Perusahaan mengadakan Perjanjian Kesepakatan Bersama dengan PT Bank Resona Perdania sehubungan dengan penyelesaian hutang Perusahaan sebesar AS$797.111. Dalam perjanjian disebutkan antara lain bahwa Perusahaan akan menyelesaikan hutang yang diperoleh dari PT Bank Resona Perdania dan menandatangani perjanjian penyelesaian hutang pada tanggal 31 Maret 2006. Sampai dengan saat ini perjanjian pinjaman tersebut sedang dalam proses perpanjangan.

PT Bank Jasa Jakarta

Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman untuk pembelian kendaraan bermotor dari PT Bank Jasa Jakarta sebesar Rp.4.251.600.000. Pinjaman tersebut dikenakan bunga sebesar 7% per tahun dan akan jatuh tempo pada berbagai bulan di tahun 2007 dan 2006 dan dijamin dengan kendaraan bermotor yang bersangkutan. Perusahaan telah menerima surat persetujuan tertulis dari Sumitomo Mitsui Banking Corporation, sebagai agen fasilitas dari beberapa kreditur, sehubungan dengan fasilitas pinjaman tersebut.

Anak Peruasahaan PT Honoris Industry

Pada tanggal 31 Juli 2002, Anak perusahaan (HI) mengadakan Perjanjian Perubahan dan Penegasan Pengakuan Hutang III dengan PT Bank UFJ Indonesia, Jakarta, PT Bank DBS Indonesia,

(18)

Jakarta, PT Bank Credit Agricole Indosuez, Jakarta, PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia, Jakarta dan PT Bank Mizuho Indonesia, Jakarta dimana PT Bank DBS Indonesia bertindak sebagai koordinator. Para kreditur setuju untuk memperpanjang jatuh tempo hutang sebesar AS$ 11.906.362 yang dibayar dalam 21 (dua puluh satu) kali angsuran triwulanan mulai dari tanggal 30 September 2002 sampai dengan tanggal 31 Juli 2007.

Berdasarkan Transfer Certificate tanggal 24 September 2004, hutang bank dari PT Bank DBS Indonesia telah ditransfer kepada PT Peak Securities (PS) dan kemudian pada tahun 2005 ditransfer dari PS kepada Eldorado Capital Limited.

Pada tanggal 24 Maret 2005, hutang bank kepada PT Bank UFJ Indonesia ditransfer ke Dominion Investments Pte. Ltd. (DIP) dan kemudian ditransfer dari DIP ke Agnitio Finance Limited (AFL) dan kemudian pada tahun 2006 ditransfer dari AFL ke Well Gain Finance Limited. Pada tanggal 28 Februari 2006, hutang ke Lehman Brothers Commercial Corporation Asia Limited ditransfer ke Shadforth Agents Limited (SAL).

Pada tanggal 8 Oktober 2006, hutang ke Calyon, cabang Singapura telah ditransfer kapada DIP dan kemudian ditransfer dari DIP ke SAL.

Pinjaman tersebut dikenakan bunga sebesar 2.25% di atas biaya dana bank per tahun dan dijamin dengan piutang, persediaan, aktiva tetap tertentu, jaminan Anak perusahaan dan Perusahaan serta jaminan pribadi dari 4 (empat) pihak yang mempunyai hubungan istimewa.

Perjanjian ini memuat beberapa pembatasan antara lain, pembagian dividen, memperoleh tambahan pinjaman, menjaminkan atau menggadaikan pendapatan dan aktiva saat ini dan masa depan dan aktiva di luar yang telah dijaminkan dalam perjanjian ini, transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang dilakukan tidak dengan persyaratan dan kondisi normal, reorganisasi, penggabungan usaha, perubahan Anggaran Dasar, melakukan investasi, menjual, menyewakan, memindahkan atau menghapus sebagian atau seluruh aktiva dan pendapatan di luar kegiatan usaha Anak perusahaan, melakukan pengeluaran barang modal (capital expenditure) dalam jumlah yang melebihi AS$1.000.000 atau Rp 10 milyar atau pembukaan rekening koran dengan bank lain di luar “Escrow Account” dan rekening koran yang sebelumnya telah disetujui oleh para kreditur dan diatur dalam perjanjian ini.

Anak perusahaan belum membayar pokok pinjaman yang sudah jatuh tempo sebesar masing-masing AS$4.950.000 dan AS$3.150.000. Berdasarkan persyaratan dalam perjanjian pinjaman, Kreditur mengumumkan bahwa default dan tanggal pengakhiran perjanjian pinjaman telah terjadi, jika Kreditur telah mengeluarkan surat pemberitahuan tertulis kepada Anak perusahaan.

Sampai saat ini, Anak perusahaan belum menerima surat pemberitahuan secara resmi dari Kreditur yang menyatakan bahwa Anak perusahaan telah gagal dalam membayar pokok pinjaman yang telah jatuh tempo di tahun 2006 dan 2005.

PT Modern Photo Industry

PT Bank Internasional Indonesia Tbk

Pada tanggal 3 Februari 2005, Anak perusahaan (MPI) memperoleh fasilitas pinjaman dari PT Bank Internasional Indonesia Tbk dengan jumlah maksimum sebesar Rp 54.289.860.000 dan dikenakan bunga tahunan berkisar sebesar 12,65% sampai dengan 18% per tahun. Pinjaman ini dijamin dengan beberapa bidang tanah berlokasi di Jakarta yang dimiliki MPI dan beberapa pihak yang mempunyai hubungan istimewa, jaminan perusahaan dari Perusahaan dan jaminan pribadi dari 2 (dua) pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 3 Februari 2009.

(19)

PT Modern PutraIndonesia

PT Bank Internasional Indonesia Tbk

Pada tahun 2003, satu Anak perusahaan (MPRI) memperoleh fasilitas pinjaman berjangka dari PT Bank Internasional Indonesia Tbk. Pinjaman ini dikenakan suku bunga berkisar antara 17,25% sampai dengan 18,50% per tahun. Fasilitas ini dijamin dengan jaminan yang sama atas fasilitas pinjaman rekening koran dan pinjaman promes berulang.

14. MODAL SAHAM

Pada tanggal 30 Juni 2007 rincian pemegang saham dan pemilikannya adalah sebagai berikut :

Jumlah Saham

Ditempatkan Persentase

Pemegang Saham dan Disetor Penuh Pemilikan Jumlah

Asialink Electronics Pte, Ltd 373.048.002 58,30 % Rp 186.524.001.000 PT Inti PutraModern 109.707.500 17,15 % 54.853.750.000 Masyarakat 157.062.400 24,55 % 78.531.200.000 Jumlah 639.817.902 100,00 % Rp 319.908.951.000 ______ __

Pada tanggal 30 Juni 2006 rincian pemegang saham dan pemilikannya sebagai berikut :

Jumlah Saham

Ditempatkan Persentase

Pemegang Saham dan Disetor Penuh Pemilikan Jumlah

PT Inti PutraModern 109.707.500 41,12 % Rp 54.853.750.000 PT Inti Lindasihaja 15.505.500 5,81 % 7.752.750.000 Masyarakat 141.556.900 53,07 % 70.778.450.000 Jumlah 266.769.900 100,00 % Rp 133.384.950.000

Pada tanggal 4 Agustus 2006, berdasarkan Perjanjian Restrukturisasi oleh konsultan hukum Wong Tan & Molly Lim, LLC, Perusahaan telah mencapai kesepakatan dengan Asialink Electronics Pte, Ltd (AEP) untuk merestrukturisasi pinjamannya.

Perjanjian Restrukturisasi memuat hal-hal pokok, antara lain, sebagai berikut :

i. Menyetujui jumlah hutang pokok kepada AEP sebesar AS$ 20.724.889 menjadi Rp.186.524.001.000,- dengan menggunakan nilai tukar Rp.9.000 untuk AS$1.

(20)

ii. Konversi pinjaman sebesar Rp.186.524.001.000 menjadi modal dengan cara penerbitan 373.048.002 saham baru dengan nilai nominal Rp.500 per saham.

iii. Dengan restrukturisasi tersebut diatas, maka para kreditur akan melepaskan segala klaim sehubungan dengan pinjaman sebelumnya yang diperoleh Perusahaan.

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 29 September 2006 yang telah diaktakan dengan Akta Notaris No.205 dari Sutjipto, SH para pemegang saham menyetujui, antara lain sebagai berikut :

i. Peningkatan modal dasar Perusahaan dari Rp.200.000.000.000 yang terdiri dari 400.000.000 saham dengan nilai nominal Rp.500 per saham menjadi Rp.600.000.000.000 yang terdiri dari 1.200.000.000 saham dengan nilai nominal yang sama.

ii. Untuk mengkonversi pinjaman Perusahaan menjadi modal dengan cara penambahan modal melalui penerbitan saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu.

Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Surat Keputusan No.W7-03016 HT.01.04-TH.2006 tanggal 27 Nopember 2006 dan diumumkan dalam Berita Negara No.1256, Tambahan No.97 tanggal 5 Desember 2006.

15. PENJUALAN BERSIH

Penjualan bersih merupakan pendapatan yang diperoleh dari sumber-sumber sebagai berikut:

2007 2006

Barang dagangan dan jasa

Produk fotografi 212.784.231.663 259.786.093.231

Produk elektronik dan magnetic 72.965.094.753 44.120.606.908

Telekomunikasi 119.534.300.269 104.272.306.530

Produk industrial 47.107.696.570 37.411.557.311

Lain-lain 81.917.234.054 97.302.572.337

Jasa perbaikan dan perakitan 11.645.373.101 3.596.146.329

Jumlah 545.953.930.410 546.489.282.646

Jumlah penjualan bersih tersebut di atas termasuk penjualan ekspor dan jasa kepada pihak luar negeri sebesar Rp 154.651.985.140 dan Rp 115.148.499.098 untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2007 dan 2006.

16. BEBAN POKOK PENJUALAN Beban pokok penjualan terdiri dari:

2007 2006

Barang dagangan dan jasa

Produk fotografi 140.494.416.352 173.473.096.448

(21)

Telekomunikasi 115.460.595.303 98.744.388.622

Produk industrial 32.854.276.343 28.274.706.691

Lain-lain 73.008.077.454 81.896.705.370

Jasa perbaikan dan perakitan 4.650.599.565 2.432.330.555

Jumlah 436.996.007.836 426.234.081.053

17. BEBAN USAHA

a. Beban penjualan terutama terdiri dari iklan dan promosi, gaji, upah dan kesejahteraan karyawan, sewa, penyusutan, pengepakan dan pengiriman barang, perjalanan dan transportasi, dan pemeliharaan dan perbaikan.

b. Beban umum dan administrasi terutama terdiri dari gaji, upah dan kesejahteraan karyawan, penyusutan, pemakaian listrik, air, telepon dan faksimili, jasa professional, perjalanan dan transportasi, sumbangan dan representasi, pemeliharaan dan perbaikan.

18. INFORMASI SEGMEN Segmen Primer

Kegiatan Perusahaan dan Anak perusahaan dikelompokkan dalam divisi usaha yang terdiri dari produk-produk fotografi, telekomunikasi (kartu telepon), elektronik dan magnetik dan lain-lainnya. Divisi usaha ini juga digunakan sebagai dasar pelaporan informasi segmen primer. Segmen usaha yang dilaporkan memenuhi baik pengujian 10% maupun pengujian 75% seperti yang dipersyaratkan dalam PSAK No.5.

Informasi segmen primer yang berupa segmen usaha Perusahaan dan Anak perusahaan adalah sebagai berikut:

Tahun 2007

Elektronik dan Telekomunikasi

Fotografi Magnetik (Kartu Telepon) Lain-lain Jumlah

Pendapatan

Penjualan bersih 212.784.231.663 72.965.094.753 119.534.300.269 140.670.304.023 545.953.930.410

Hasil (Beban) yang Tidak Dapat Dialokasikan Hasil Segmen 108.957.922.574 Beban Usaha (104.413.371.170) Beban Bunga (8.293.243.170) Penghasilan Bunga 251.793.095 Penghasilan Lain-lain 5.146.365.651 Beban pajak (1.053.206.540) Rugi Bersih 596.260.439

Aktiva dan Kewajiban

Aktiva Segmen 272.667.835.209 38.048.703.662 29.646.300.282 87.452.832.495 427.815.671.648

Aktiva yang Tidak 475.612.537.477

Dapat Dialokasikan

Jumlah Aktiva 903.428.209.125

Jumlah Kewajiban yang

(22)

Tahun 2006

Elektronik dan Telekomunikasi

Fotografi Magnetik (Kartu Telepon) Lain-lain Jumlah

Pendapatan

Penjualan bersih 259.786.093.231 44.120.606.908 104.272.306.530 138.310.275.977 546.489.282.646

Hasil (Beban) yang Tidak Dapat Dialokasikan Hasil Segmen 120.255.201.593 Beban Usaha (119.277.076.012) Beban Bunga (16.057.029.664) Penghasilan Bunga 64.158.448 Penghasilan Lain-lain 9.095.302.384 Beban pajak (440.952.453) Rugi Bersih (6.360.395.704)

Aktiva dan Kewajiban

Aktiva Segmen 256.536.980.550 43.075.785.932 32.883.883.805 73.204.429.913 405.701.080.200

Aktiva yang Tidak

Dapat Dialokasikan 487.459.211.222

Jumlah Aktiva 893.160.291.422

Jumlah Kewajiban yang

Tidak dapat Dialokasikan 773.982.188.695

Segmen Sekunder

Bentuk sekunder pelaporan segmen Perusahaan dan Anak perusahaan adalah segmen geografis yang ditentukan berdasarkan lokasi aktiva atau operasi Perusahaan, yakni Pulau Jawa, Pulau Sumatera, Pulau Sulawesi, Pulau Kalimantan, Pulau Bali, Pulau Batam dan lainnya. Segmen yang dilaporkan memenuhi baik pengujian 10% maupun pengujian 75% seperti yang dipersyaratkan dalam PSAK No.5.

Informasi bentuk segmen sekunder berdasarkan geografis adalah sebagai berikut: Penjualan Bersih 2007 2006 Pulau Jawa 429.536.729.751 474.719.671.973 Sumatera 36.899.433.017 43.200.713.198 Sulawesi 17.060.467.639 23.326.341.389 Kalimantan 14.093.943.358 17.012.180.355 Bali 9.802.580.487 12.048.702.209 Batam 6.100.086.671 6.296.743.904

Penjualan Ekspor dan jasa kepada Pihak Luar Negeri 154.651.985.140 115.148.499.098

Jumlah 668.145.226.063 691.752.852.126

Eliminasi (122.191.295.355) (145.263.569.480)

Jumlah Penjualan Bersih 545.953.930.410 546.489.282.646 Aktiva

(23)

Pulau Jawa 723.545.456.105 823.952.912.162 Sumatera 19.207.009.000 26.024.001.630 Sulawesi 8.138.806.000 13.184.226.872 Kalimantan 7.757.729.000 8.597.496.501 Bali 4.301.356.000 4.421.839.760 Batam 3.256.222.000 2.252.763.032

Aktiva yang Tidak Dapat Dialokasikan 429.258.127.389 249.933.574.856

Jumlah 1.195.464.705.494 1.128.366.814.813

Eliminasi (292.036.496.369) (245.206.523.391)

Jumlah Aktiva 903.428.209.125 883.160.291.422

19. PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING DAN IKATAN

a. Sejak tahun 1971, Perusahaan mengadakan perjanjian distributor dengan Fuji Photo Film Co., Ltd., Jepang (Fuji), dimana Perusahaan sebagai distributor tunggal Fuji di Indonesia diberikan izin untuk menjual, memasarkan atau mendistribusikan dan melakukan jasa perbaikan atas peralatan fotografi, produk peka cahaya lainnya dan produk-produk lain dari Fuji. Fuji juga memberikan wewenang dan izin kepada Perusahaan untuk menggunakan semua merek dagang terdaftar yang sekarang atau di kemudian hari dimiliki oleh Fuji. Perjanjian distributor ini telah diperbaharui pada tahun 1998 dan 1999 dan akan berakhir pada tanggal 31 Januari 2006. Dalam perjanjian tersebut, disebutkan apabila terdapat perubahan manajemen atau kepemilikan Perusahaan yang signifikan, harus segera diberitahukan kepada Fuji. Dalam hal tersebut, Fuji akan segera mengakhiri perjanjian tersebut dengan mengirimkan pemberitahuan secara tertulis kepada Perusahaan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak Fuji mengetahui perubahan tersebut. Berdasarkan perjanjian antara Fujinon Corporation dan Perusahaan tanggal 1 Februari 2006, perjanjian distributor tersebut telah diperpanjang dan akan berakhir pada tanggal 31 Januari 2009.

b. Pada tanggal 1 April 1999, satu Anak perusahaan (HI) mengadakan perjanjian komisi dengan PT Mitsui Indonesia (MI) dan Mitsui & Co., Ltd., Jepang (Mitsui) sehubungan dengan produk audio mobil (car audio products) yang dirakit dan disediakan oleh Anak perusahaan ke pabrik domestik, melalui agen penjualan audio mobil Pioneer di Indonesia (untuk selanjutnya disebut “agen”). MI dan Mitsui, sesuai dengan permintaan Anak perusahaan memberikan informasi penting sehubungan dengan promosi penjualan oleh Pioneer Electronics Asiacentre Pte. Ltd., Singapura (PEA) dan Pioneer Electronic Corporation, Jepang.

Sebagai imbalan, mulai tanggal 1 April 2001 Anak perusahaan membayar biaya jasa sebesar AS$ 0,54 per unit actual produk yang dikirim kepada agen.

Perjanjian ini diperpanjang secara otomatis untuk periode satu tahun berikutnya sampai ada pemberitahuan dari salah satu pihak secara tertulis tidak lebih dari 6 bulan sebelum perjanjian ini berakhir.

c. Pada tanggal 1 Agustus 1990, Perusahaan ditunjuk sebagai distributor tunggal oleh Itotec Co., Ltd., Jepang , untuk mesin pemotong kertas di Indonesia. Penunjukan distributor ini akan berakhir apabila ada pemberitahuan dari salah satu pihak untuk mengakhiri perjanjian ini. d. Pada tanggal 8 Agustus 1990, Perusahaan mengadakan perjanjian distributor dengan Fuji Hunt

Photographic Chemicals Pte. Ltd., Singapura (Fuji Hunt), dimana Perusahaan sebagai distributor tunggal Fuji Hunt di Indonesia diberikan izin untuk menjual bahan kimia untuk cuci cetak foto.

(24)

Perjanjian distributor ini masih berlaku, kecuali ada pemberitahuan dari salah satu pihak untuk mengakhiri perjanjian tersebut.

e. Pada tanggal 1 April 1999, Perusahaan mengadakan perjanjian distributor dengan Ricoh Asia Pacific Pte. Ltd, Singapura, (Ricoh), dimana Perusahaan sebagai distributor tunggal Ricoh di Indonesia diberikan izin untuk menjual mesin fotokopi, printer, scanner, mesin fax beserta dengan suku cadang Ricoh. Perjanjian distributor ini telah berakhir pada tanggal 1April 2003. Pada tanggal 15 Januari 2003, Perusahaan mengadakan Perjanjian Novasi yang merupakan pelengkap dari Perjanjian Pengalihan Usaha dengan Ricoh Asia Pacific Pte. Ltd., Singapura (RAP) dan Ricoh Hong Kong Ltd., Hong Kong (RHK). Di dalam perjanjian tersebut, disebutkan bahwa effektif tanggal 1 Januari 2003, RAP mengalihkan usahanya kepada RHK, sehingga Perusahaan melepaskan RAP dari segala kewajiban, tuntutan, serta permintaan berdasarkan Perjanjian-perjanjian yang dialihkan, dan menerimanya menjadi kewajiban RHK berdasarkan Perjanjian-perjanjian yang dialihkan. Seluruh piutang yang jatuh tempo dan terhutang pada tanggal efektif pengalihan dan sesudahnya akan tetap jatuh tempo dan terhutang kepada RAP. Perjanjian tersebut sedang dalam proses perpanjangan.

f. Sejak tanggal 1 Februari 1978 satu Anak perusahaan (MPI) mengadakan perjanjian dengan Fuji Photo Film Co., Ltd., Jepang (Fuji), dimana Anak perusahaan tersebut diberikan izin untuk membeli film dan kertas foto dalam bentuk “master roll”, memprosesnya sesuai dengan teknologi dan menggunakan merek dagang “Fuji” serta menjualnya kepada Perusahaan untuk pasar lokal. Perjanjian ini akan berakhir apabila ada pemberitahuan dari salah satu pihak untuk mengakhiri perjanjian ini. Selain itu, sejak tahun 1997, Anak perusahaan juga diberi izin untuk memproduksi pembungkus film dengan menggunakan teknologi Fuji. Anak perusahaan harus membayar royalty kepada Fuji untuk setiap pembungkus film yang diproduksi sebesar Yen 0,4. g. Sejak tanggal 21 November 1990, satu Anak perusahaan (HI) mempunyai hak untuk

memproduksi kamera di Indonesia dengan menggunakan merek dagang “Fuji” dan menjualnya kepada Perusahaan selaku distributor. Sebagai imbalan atas hak yang diberikan kepada Anak perusahaan tersebut oleh Fuji Photo Film Co., Ltd., Jepang (Fuji), Anak perusahaan harus membayar kepada Fuji suatu royalti untuk setiap kamera yang diproduksi dan dijual untuk pasar lokal sebesar 6% dari harga jual bersih. Perjanjian ini akan berakhir apabila ada pemberitahuan dari salah satu pihak untuk mengakhiri perjanjian ini.

Pada tanggal 1 Juli 2000, HI juga mengadakan perjanjian usaha kamera Fuji dengan Fuji Photo Films Co., Ltd., Jepang (Fuji), Fuji Photo Optical Co., Ltd., Jepang (FPO) dan Mitsui & Co., Ltd., Jepang (Mitsui), dimana Anak perusahaan telah ditunjuk oleh FPO untuk memproduksi, merakit dan menjual kepada FPO alat-alat optik (optical instruments) melalui Mitsui dan Perusahaan di bawah bantuan teknis dan keahlian dari Fuji dan FPO.

Anak perusahaan harus membayar kepada Fuji suatu royalti untuk setiap produk yang dijual melalui Perusahaan sebesar 6 % dari harga jual bersih atau 3 % dari harga jual bersih apabila produk tersebut dikembangkan oleh Anak perusahaan dengan menggunakan merek dagang Fuji. Perjanjian ini telah berakhir pada tanggal 30 September 2001 dan diperpanjang secara otomatis setiap periode atau setiap tahun, kecuali ada pemberitahuan dari salah satu pihak secara tertulis untuk mengakhiri perjanjian.

h. Pada tanggal 26 November 1993, satu Anak perusahaan (HI) mengadakan perjanjian perakitan dengan Pioneer Electronic Corporation, Jepang, Pioneer Electronics Asiacentre Pte. Ltd., Singapura, (bersama-sama disebut “Pioneer”) dan Mitsui & Co., Ltd., Jepang, dimana Anak perusahaan tersebut akan merakit produk audio mobil (car audio products) dan mengirimkannya ke Pioneer melalui Mitsui. Sebagai imbalan, Anak perusahaan akan menerima jasa perakitan dari Mitsui sesuai dengan kesepakatan para pihak. Perjanjian ini berakhir pada tanggal 31 Maret

(25)

1997 dan diperpanjang secara otomatis setiap tahun sampai ada pemberitahuan dari salah satu pihak untuk mengakhiri perjanjian ini. Mulai tahun 1997, Anak perusahaan tidak hanya melakukan perakitan, tetapi juga membeli suku cadang dan memproduksi audio mobil tersebut serta menjualnya kembali pada Mitsui. Tidak ada penjualan pada tahun 2006, karena perjanjian tersebut sudah berakhir pada tahun 2005 dan tidak diperpanjang.

Pada tanggal 1 September 1997, satu Anak perusahaan (HI) mengadakan perjanjian lisensi dengan Pioneer Electronic Corporation, Jepang (PEC) dimana HI akan memperoleh suatu lisensi untuk penggunaan teknologi tertentu, pengetahuan dan informasi yang perlu untuk merakit, memproduksi dan menjual produk elektronik mobil tertentu. Sebagai imbalan, HI harus membayar kepada PEC suatu royalty sebesar 5 % dari harga jual bersih untuk setiap produk yang diproduksi. HI juga harus membayar suatu hak paten sebesar AS$ 0,20 per unit kepada pemegang lisensi pihak ketiga untuk paten yang digunakan. Tidak ada beban royalty dan hak patent pada tahun 2006, karena perjanjian tersebut sudah berakhir pada tahun 2005 dan tidak diperpanjang.

Pada tanggal 1 April 1999, Anak perusahaan (HI) juga mengadakan perjanjian dengan PAC, dimana PAC setuju untuk memberikan panduan dan bantuan untuk merakit, memproduksi dan memperbaiki produk elektronik mobil untuk dijual di Indonesia. Sebagai imbalan, HI membayar biaya teknis sebesar 5 % dari harga jual bersih. Mulai tanggal 1 April 2000, biaya teknis yang dibebankan kepada HI berubah menjadi 2,5 % dari harga jual bersih. Perjanjian ini telah berakhir pada tahun 2005 dan tidak diperpanjang.

i. Pada tanggal 1 November 2000, satu Anak perusahaan (HI) mengadakan perjanjian dengan Mitsui & Co., Ltd., Jepang (Mitsui) dimana HI telah ditunjuk oleh Mitsui dan Showa Aircraft Industry Co., Ltd., Jepang (Showa) sebagai pabrikan untuk memproduksi, merakit dan menjual kepada Mitsui dan designeenya seperti produk “honeycomb” berdasarkan design dan specifikasi dasar Showa. Perjanjian ini telah berakhir pada tanggal 1 Agustus 2003 dan diperpanjang secara otomatis setiap periode atau setiap tahun, kecuali ada pemberitahuan dari salah satu pihak secara tertulis untuk mengakhiri perjanjian tersebut.

Pada tanggal 1 Februari 2001, satu Anak perusahaan (HI) mengadakan perjanjian dasar dengan Kawai Musical Instruments Mfg. Co., Ltd., Jepang (Kawai) dan Mitsui & Co., Ltd., Jepang (Mitsui) dimana Anak perusahaan akan merakit piano digital dan keyboard piano digital serta menjualnya kembali kepada Kawai melalui Mitsui. Perjanjian ini telah berakhir pada tanggal 31 Maret 2004. Pada tanggal 16 Februari 2004, HI, Kawai dan Mitsui mengadakan perjanjian dasar baru yang akan berakhir pada tanggal 31 Maret 2006, dimana Anak perusahaan akan merakit piano digital dan keyboard piano digital dan menjual kembali ke Kawai melalui Mitsui. Sebagai imbalan, HI akan menerima jasa perakitan dari Mitsui sesuai dengan kesepakatan para pihak. Berdasarkan Surat No.JKEBB-002TN0331F tanggal 31 Maret 1999 dari PT Mitsui Indonesia, HI setuju untuk membayar royalty sebesar 12,5% per unit keyboard dan 20% per unit piano digital yang dijual dipasar lokal.

Pada tanggal 1 Maret 2001, HI mengadakan perjanjian komisi dengan PT Mitsui Indonesia (MI) sehubungan dengan produk piano digital dan keyboard yang dirakit oleh Anak perusahaan untuk Mitsui & Co., Ltd., Jepang, dimana MI menyediakan informasi penting sehubungan dengan produk yang diekspor oleh HI. Perjanjian ini berlaku satu tahun sejak ditandatangani dan akan diperpanjang secara otomatis setiap tahun sampai ada pemberitahuan dari salah satu pihak secara tertulis tidak lebih dari 3 bulan sebelum perjanjian berakhir.

j. Pada tanggal 27 Maret 2002, satu Anak perusahaan (HI) mengadakan perjanjian dengan Pioneer Technology (Malaysia) Sdn Bhd (MPT) dan Mitsui & Co., Ltd. (Mitsui), Jepang, dimana HI telah

Referensi

Dokumen terkait

Contents: The magic lamp — James gets a new coat — Thomas and the golden eagle!. Palone,

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian tepung daun ubi jalar fermentasi dengan level 10% (T2) dapat mempertahankan kerja hati yang ditunjukkan dengan tidak

Diperoleh hasil koefisien korelasi dari ketiga variabel rx 1,2 y sebesar 0,561 dengan taraf signifikansi p sebesar 0,000 (p<0,01) yang berarti ada hubungan yang sangat signifikan

Setelah diadakan apersepsi, langkah berikutnya guru mulai memberikan materi pelajaran dengan diawali dari hal-hal yang mudah menuju kepada materi yang sulit dan dari

Teori ini berhubungan dengan LDR dan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai, semakin tingginya LDR atau pinjaman terhadap aset maka kualitas kredit tidak baik atau

ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI DAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI O MELALUI MOTIVASI KERJA SEBAGAI INTE (Studi Kasus pada Dinas Perumah Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabup.. :

Film “Batas” merepresen- tasikan pendidikan bukan sebagai sebuah lembaga dengan aturan- aturan, kurikulum yang rumit, namun pendidikan di perbatasan digam- barkan sebagai

Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk mengkaji aspek yang serupa yaitu tingkat pendidikan, masa kerja, serta kinerja karyawan diharapkan untuk mengembangkan penelitian