• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA DENGAN PRAKTEK PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA DENGAN PRAKTEK PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA DENGAN PRAKTEK PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA

(Studi di Desa Raharja dan Desa Mekarharja Kota Banjar Tahun 2014) Sinta Ratna Dewi YS1)

Sri Maywati2)

Program Studi Fakultas Ilmu kesehatan Siliwangi Universitas Tasikmalaya

Jl. Siliwangi No. 24 Kotak Pos 164 Tlp (0265) 330634 Tasikmalaya 46115 e-mail: info@unsil.ac.id

ABSTRAK

Sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai dan tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (World Health Organization). Permasalahan sampah dari tahun ke tahun menjadi sorotan pemerintah Indonesia untuk menanganinya. Sampah yang tidak dikelola sebagaimana mestinya sering menyebabkan masalah lingkungan dan kesehatan manusia, dalam pengelolaan sampah rumah tangga perlu ada perilaku yang baik dari keluarga, komponen perilaku adalah pengetahuan dan sikap. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu rumah tangga dengan praktek pengelolaan sampah rumah tangga di Desa Raharja dan Desa Mekarharja Kota Banjar tahun 2014. Metode penelitian ini survey dengan pendekatan cross sectional. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas yaitu : pengetahuan dan sikap dan variabel terikat adalah praktek pengelolaan sampah, sampel sebanyak 97 orang dari populasi sebanyak 3065 orang, pengambilan sampel dengan teknik sampling acak sederhana (Simple Random Sampling). Analisa data menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan pengetahuan dengan praktek pengelolaan sampah dengan nilai p sebesar 0,000, dan ada hubungan antara sikap dengan praktek pengelolaan sampah rumah tangga dengan nilai p sebesar 0,000. Disimpulkan bahwa pengetahuan dan sikap ibu rumah tangga berhubungan dengan praktek pengelolaan sampah. Saran Untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap warga dalam praktek pengelolaan sampah, perlu dilakukan penyuluhan tentang pengelolaan sampah oleh petugas dinas kebersihan, sehingga warga dapat mengetahui dan memahami dengan baik pentingnya pengelolaan sampah.

Kata kunci : Pengetahuan, sikap, praktek, pengelolaan sampah Kepustakaan : 28 (1997-2013)

(2)

THE RELATIONS OF KNOWLEDGE AND ATTITUDES HOUSEWIFE WITH HOUSEHOLD WASTE MANAGEMENT PRACTICES HOUSEHOLDS

(Practices in Raharja Village and Mekarharja Village Banjar city in 2014)

Sinta Ratna Dewi YS1) Sri Maywati2)

Program Studi Fakultas Ilmu Kesehatan Siliwangi Universitas Tasikmalaya

Jl. Siliwangi No. 24 Kotak Pos 164 Tlp. (0265) 330634 Tasikmalaya 46115 e-mail : info@unsil.ac.id

Garbage is something that can not be used, not used and not liked, or something discarded that are from human activities and does not happen by itself (World Health Organization). Waste problem from year to year in the spotlight Indonesian government to handle. Waste that is not managed properly often leads to environmental problems of human health, in household waste governance, there needs to be of good behavior from family, Component behavior is knowledge and attitude. Purpose of this study was to determine the relationship of knowledge is no attitude housewife with household waste management practices in Raharja Village and Mekaharja Village Banjar city in 2014. The research method with cross sectional survey. Variables in this study consists of independent variables, namely:

Knowledge and attitudes, and the dependent variable is the practice of management garbage, a sample of 97 people from a population of 3065 people, sampling with simple random sampling technique. Data were analyzed using chi square test. The results showed that there is a relationship of knowledge to practice waste management with p values of 0.000 and there is a relationship between attitudes to waste management practices housewife with value of 0.000. In concluded that the knowledge and attitudes related housewife with waste management practices. Suggestions, to improve the knowledge and attitudes of citizens in waste management practices, needs to be done giving knowledge about trash by office staff so that people know and understanding the data well the importance of waste maagement.

Keyword : knowledge, attitude, waste management Bibliography : 28 (1997 – 2013)

(3)

LATAR BELAKANG MASALAH

Sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai dan tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (World Health Organization). Jenis sampah berdasarkan bentuknya yaitu sampah padat, sampah cair, sampah alam, sampah manusia, sampah konsumsi, dan limbah radioaktif, sedangkan jenis sampah berdasarkan sifatnya yaitu sampah organik (degradable) dan sampah anorganik (undegradable).(Kun Sri Budiasih,2010). Permasalahan sampah dari tahun ke tahun menjadi sorotan pemerintah Indonesia untuk menanganinya. Sampah yang tidak di kelola sebagaimana mestinya sering menyebabkan masalah lingkungan dan kesehatan manusia. Antara lain dari masalah estetik, tersumbatnya saluran air yang dapat menyebabkan banjir, bahaya kebakaran, terjadinya pencemaran lingkungan hingga meningkatnya penyakit-penyakit yang ditularkan melalui vektor penyakit-penyakit seperti tikus, lalat dan vektor lainnya yang dapat hidup di tempat pembuangan sampah terbuka (open dumping) (Sumantri, 2010).

Sistem pengelolaan sampah yang banyak digunakan di Indonesia pada saat ini adalah sistem konvensional. Sampah rumah tangga dikumpulkan dari Tempat Pembuangan Sementara (TPS) untuk selanjutnya dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) tanpa dilakukan pemilahan terlebih dahulu. Sistem pengelolaan sampah seperti ini ternyata belum bisa mengatasi permasalahan sampah di Indonesia. Berdasarkan Laporan Status Lingkungan Hidup Indonesia tahun 2007, dari total timbulan sampah harian di Indonesia, rata-rata prosentase sampah yang terangkut dan dibuang ke TPA berjumlah 41,28%, dibakar 35,59%, dikubur 7,97%, dibuang sembarangan (ke sungai, saluran, jalan, dsb) 14,01%, dan yang terolah (dikompos dan didaur ulang) hanya 1,15%. Sedangkan Agenda 21 menyebutkan bahwa secara nasional hanya 40% dari sampah penduduk perkotaan yang dapat terlayani oleh fasilitas umum sedangkan sisanya dibakar atau dibuang ke badan-badan sungai sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan, penurunan kualitas air sungai dan banjir. (Walhi, 2007).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Bidang Kebersihan Kota Banjar didapatkan bahwa volume timbulan sampah di kota Banajar paling banyak berasal dari pemukiman, yaitu sebanayak 2,25 liter per orang per hari atau sama dengan

(4)

166,934,666.25 Liter per tahun. Kota Banjar memiliki Wilayah pelayanan persampahan/kebersihan yaitu mencakup IV BWK yaitu 7 Kelurahan dan 2 Desa dan dari data tersebut diketahui bahwa kelurahan Purwaharja memiliki 2.932 Kepala Keluarga, namun yang baru terlayani oleh petugas kebersihan sebanyak 475 kepala keluarga dan sisanya sebanyak 1.917 kepala keluarga belum terlayani, sehingga sampah menumpuk di rumah penduduk

Kota Banjar sudah menerapkan pengelolaan sampah dengan metode 3R dan mensosialisasikannya, namun masih banyak warga yang belum melakukan hal tersebut. Masyarakat di Desa Raharja dan Desa Mekarharja saat ini masih belum melaksanakan pemisahan antara sampah organik dan sampah anorganik, hal ini dimungkinkan masyarakat masih belum memiliki pengetahuan tentang pengelolaan sampah yang efektif, ramah lingkungan dan memberikan nilai tambah pada sampah itu sendiri. Padahal salah satu alternatif pengelolaan sampah yang bisa dilakukan oleh masyarakat adalah dengan melakukan pemilahan sampah, tetapi pemilahan sampah merupakan perilaku yang baru dalam masyarakat oleh karena itu studi pengetahuan dan sikap masyarakat perlu dilakukan.

Berdasarkan data yang diperoleh dari dinas kesehatan Kota Banjar tentang rekapitulasi sarana sanitasi dasar di Desa Raharja dan Desa Mekarharja Kota Banjar untuk pengelolaan sampah masih rendah yaitu 39,73 % diperoleh dari hasil pendataan menggunakan formulir penilaian rumah sehat, sedangkan target yang ada di Dinas Kesehatan Kota Banjar sebesar 70 %. Penyakit berbasis lingkungan yang disebabkan oleh sampah yang ada yaitu penyakit ISPA, DBD, dan Diare di Desa Raharja dan Desa Mekarharja

Hasil Survey pendahuluan yang dilakukan pada 20 ibu di Desa Raharja dan Desa Mekarharja Kota Banjar pada tanggal 13 Juli 2014 diketahui bahwa 12 ibu tidak pernah memilih sampah yang mudah membusuk dan yang tidak mudah membusuk, kemudian 15 ibu tidak memiliki tempat sampah yang tertutup dan 9 ibu tidak tahu perbedaan sampah organik dan anorganik

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudulu “Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Rumah Tangga dengan Praktek Pengelolaan Sampah Rumah Tangga (Studi di Desa Raharja dan Desa Mekarharja Kota Banjar Tahun 2014)”

(5)

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian yaitu survey, dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian dimana variabel-variabel yang termasuk faktor resiko dan variable-variabel yang termasuk efek diobsevasi pada waktu yang sama. Populasi dalam penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh ibu rumah tangga yang ada di Desa Raharja dan Desa Mekarharja Kota Banjar sebanyak 3065 orang. Sedangkan jumlah sampel yang digunakan sebanyak 97 orang. Instrument penelitian yang digunakan adalah kuesioner.

HASIL PENELITIAN 1. Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan variabel-variabel penelitian, dalam penelitian ini adalah pengetahuan, sikap dan praktek pengelolaan sampah. Berikut hasil penelitian akan diuraikan di bawah ini :

a. Pengetahuan Tentang Pengelolaan Sampah

Distribusi jawaban pengetahuan responden tentang pengelolaan sampah dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini :

Tabel 1

Distribusi Jawaban Pengetahuan Responden Tentang Pengelolaan Sampah di Desa Raharja dan Desa Mekarharja Kota Banjar Tahun 2014

N = 97

No Pengetahuan f %

1 Apa pengertian sampah yang ibu ketahui ?

a. Sesuatu yang tidak dipakai dan tidak disenangi dan harus dibuang yang

umumnya berasal dari kegiatan manusia

b. Sesuatu yang berasal dari kegiatan manusia termasuk kotoran c. Tidak tahu 69 24 4 71,1 24,7 4,1

2 Pembagian sampah dibagi menjadi dua, sampah yang mudah

membusuk disebut ? a. Sampah organik b. Sampah anorganik c. Tidak tahu 79 10 8 81,4 10,3 8,2

3 Jenis sampah organik berupa ?

a. Sampah yang berupa sisa-sisa dapur, seperti sayur-sayuran b. Sampah plastik atau kaca

77 14

79,4 14,4

(6)

c. Tidak tahu 6 6,2

4 Menurut Ibu sampah organik dapat dikelola dengan cara apa ?

a. Kompos

b. Ditimbun di lubang galian sampah/ diambil petugas sampah

c. Dibakar / Tidak tahu

75 15 7 77,3 15,5 7,2

5 Menurut Ibu sampah an organic dapat dikelola dengan cara apa ?

a. Di daur ulang / dibuat barang baru b. Di jual ke tukang rongsok

c. Tidak tahu 75 17 5 77,3 17,5 5,2

6a Apa yang ibu ketahui tentang dampak negatif akibat sampah ?

a. Menyebabkan penyakit

1) Ya, menyebutkan minimal tiga macam penyakit secara benar

2) Kurang tahu, menyebutkan minimal satu macam penyakit

secara benar 3)Tidak tahu 80 11 6 82,5 11,3 6,2 6b Mengganggu estetika 1) Ya 2) Kurang tahu 3) Tidak tahu 74 20 3 76,3 20,6 3,1 6c Menyebabkan banjir

1) Ya, dengan alasan

2) Kurang tahu 3) Tidak tahu 81 12 4 83,5 12,4 4,1

7 Apa yang ibu ketahui tentang dampak positif akibat sampah ?

a. Dapat menghasilkan uang jika diolah menjadi barang baru serta dapat digunakan lagi sehingga mengurangi pengeluaran b. Menjadi barang yag bias dipakai lagi

c. Tidak tahu 73 19 5 75,3 19,6 5,2

8 Apa yang ibu ketahui tentang Reduce (mengurangi sampah) ?

a. Mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan dari tiap rumah tangga

b. Mengurangi sampah yang dibuang ke TPA oleh rumah tangga c. Tidak tahu 77 14 6 79,4 14,4 6,2

9 Apa yang ibu ketahui tentang Reuse (menggunakan kembali) ?

a. Menggunakan kembali sampah yang bisa digunakan kembali b. Menggunakan kembali sampah yang telah didaur ulang c. Tidak tahu 80 12 5 82,5 12,4 5,2

10 Apa yang ibu ketahui tentang Recycle (mendaur ulang sampah) ?

a. Mengubah sampah menjadi barang baru yang siap pakai b. Menggunakan barang lama menjadi barang yang dipakai lagi c. Tidak tahu 79 13 5 81,4 13,4 5,2

Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa sebanyak 69 orang (71,1%) menyatakan mengetahui tentang pengertian sampai, sebanyak 79 orang (81,4%) mengetahui tentang pembagian sampah, 77 orang (79,4%) mengetahui tentang jenis sampah organik, dan 80 orang (82,5%) mengetahui tentang reuse (menggunakan kembali).

(7)

Berdasarkan jawaban responden tersebut, maka dilakukan skoring dan kategorisasi menjadi 3 kategori dengan kriteria sebagai berikut : baik, jika nilai yang diperoleh 16-24, cukup ; jika nilai yang diperoleh 8-15, dan kurang ; jika yang diperoleh 0-7 dengan hasil dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut :

Tabel 2

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Pengelolaan Sampah di Desa Raharja dan Desa Mekarharja

Kota Banjar Tahun 2014

Kategori Frekuensi Persentase

Baik 88 90,7

Kurang 9 9,3

Jumlah 97 100

Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa pengetahuan responden tentang pengelolaan sampah di Desa Raharja dan Desa Mekarharja Kota Banjar sebagian besar ada pada kategori baik yaitu sebanyak 88 orang (90,7%), sedangkan sebanyak 9 responden ada pada kategori kurang

b. Sikap Terhadap Pengelolaan Sampah

Distribusi jawaban sikap responden terhadap pengelolaan sampah dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini :

Tabel 3

Distribusi Jawaban Sikap Responden Tentang Pengelolaan Sampah di Desa Raharja dan Desa Mekarharja

Kota Banjar Tahun 2014

N = 97

No Sikap f %

1 Apakah menurut ibu di setiap rumah tangga harus

mempunyai tempat pembuangan sampah sementara ? a. Setuju b. Kurang setuju c. Tidak setuju 85 10 2 87,6 10,3 2,1

2 Apakah menurut Ibu tempat sampah yang ada harus

tertutup dan kedap air ? a. Setuju b. Kurang setuju c. Tidak setuju 76 17 4 78,4 17,5 4,1

3 Apakah menurut ibu bahwa sampah harus dipisahkan

(8)

a. Setuju b. Kurang setuju c. Tidak setuju 70 25 2 72,2 25,8 2,1

4 Apakah menurut ibu sampah dapat menyebabkan

penyakit ? a. Setuju b. Kurang setuju c. Tidak setuju 76 17 4 78,4 17,5 4,1

5 Apakah menurut ibu sampah dapat mengganggu

estetika ? a. Setuju b. Kurang setuju c. Tidak setuju 70 24 3 72,2 24,7 3,1

6 Apakah menurut ibu sampah dapat menyebabkan

banjir ? a. Setuju b. Kurang setuju c. Tidak setuju 78 15 4 80,4 15,5 4,1

7 Apakah menurut ibu sampah yang dihasilkan tiap

rumah tangga sebisa mungkin harus dikurangi jumlahnya untuk mengurangi dampak negatif akibat sampah ? a. Setuju b. Kurang setuju c. Tidak setuju 69 23 5 71,1 23,7 5,2

8 Apakah menurut ibu sebaiknya ibu rumah tangga

menggunakan barang-barang yang dapat digunakan kembali untuk mengurangi produksi sampah?

a. Setuju b. Kurang setuju c. Tidak setuju 64 28 5 66 28,9 5,2

9 Apakah menurut ibu sebaiknya sampah yang masih

dapat dipakai tidak dibuang tetapi digunakan kembali? a. Setuju b. Kurang setuju c. Tidak setuju 68 24 5 70,1 24,7 5,2

10 Apakah menurut ibu sebaiknya sampah didaur ulang

menjadi barang baru yang dapat digunakan kembali ? a. Setuju b. Kurang setuju c. Tidak setuju 67 23 7 69,1 23,7 7,2

Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa sebanyak 85 orang (87,6%) menyatakan setuju mengenai setiap rumah tangga harus mempunyai tempat pembuangan sampah sementara, sebanyak 76 orang (78,4%) menyatakan setuju mengenai sampah harus dipisahkan antara sampah organik dan an organik, 70 orang (72,2%) menyatakan setuju mengenai sampah dapat

(9)

menyebabkan penyakit, dan 78 orang (80,4%) menyatakan setuju mengenai sampah yang dihasilkan tiap rumah tangga sebisa mungkin harus dikurangi jumlahnya untuk mengurangi dampak negatif akibat sampah.

Berdasarkan jawaban responden tersebut, maka dilakukan skoring dan kategorisasi menjadi 3 kategori dengan kriteria sebagai berikut : baik, jika nilai yang diperoleh 14-22, cukup ; jika nilai yang diperoleh 7-13, dan kurang ; jika yang diperoleh 0-6 dengan hasil dapat dilihat pada tabel 4.8 sebagai berikut :

Tabel 4

Distribusi Frekuensi Sikap Responden Tentang Pengelolaan Sampah di Desa Raharja dan Desa Mekarharja

Kota Banjar Tahun 2014

Kategori Frekuensi Persentase

Baik 87 89,7

Kurang 10 10,3

Jumlah 97 100

Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan bahwa sikap responden terhadap pengelolaan sampah di Desa Raharja dan Desa Mekarharja Kota Banjar sebagian besar ada pada kategori baik yaitu sebanyak 87 orang (89,7%), sedangkan sebanyak 10 responden (10,3%) ada pada kategori kurang.

c. Praktek Pengelolaan Sampah

Distribusi jawaban responden mengenai praktek pengelolaan sampah dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini :

Tabel 5

Distribusi Jawaban Responden Tentang Praktek Pengelolaan Sampah di Desa Raharja dan Desa Mekarharja

Kota Banjar Tahun 2014

N = 97

No Praktek Pengelolaan Sampah f %

1 Memiliki wadah untuk sampah organik dan

anorganik (1) Tidak (2) Ya 31 66 32 68

2 Mendaur ulang sampah an organik

menjadi barang bernilai ekonomis (1) Tidak (2) Ya 66 31 68 32

(10)

3 Membuat kompos dari sampah organik (1) Tidak (2) Ya 48 49 49,5 50,5

4 Menggunakan tempat sampah yang tertutup

(1) Tidak (2) Ya 54 43 55,7 44,3

5 Memilah sampah yang dapat di daur ulang

(1) Tidak (2) Ya 18 79 18,6 81,4

6 Memisahkan sampah yang mudah membusuk

dan tidak mudah membusuk (1) Tidak (2) Ya 16 81 16,5 83,5

7 Memanfaatkan sampah yang dapat digunakan

kembali (1) Tidak (2) Ya 12 85 12,4 87,6

Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa sebanyak 85 orang (87,6%) memanfaatkan sampah yang dapat digunakan kembali, sebanyak 81 orang (83,5%) memisahkan sampah yang mudah membusuk dan tidak membusuk, 79 orang (81,4%) memilah sampah yang dapat didaur ulang, dan 66 orang (68,0%) tidak mendaur ulang sampah an organik menjadi barang bernilai ekonomis.

Berdasarkan jawaban responden tersebut, maka dilakukan skoring dan kategorisasi menjadi 3 kategori dengan kriteria sebagai berikut : baik, jika nilai yang diperoleh 13-14, cukup ; jika nilai yang diperoleh 10-12, dan kurang ; jika yang diperoleh 7-9 dengan hasil dapat dilihat pada tabel 6 sebagai berikut :

Tabel 6

Distribusi Frekuensi Responden Mengenai Praktek Pengelolaan Sampah di Desa Raharja dan Desa Mekarharja

Kota Banjar Tahun 2014

Kategori Frekuensi Persentase

Baik 76 78,4

Kurang 21 21,6

Jumlah 97 100

Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan bahwa praktek pengelolaan sampah yang dilakukan responden di Desa Raharja dan Desa Mekarharja Kota Banjar sebagian besar ada pada kategori baik yaitu sebanyak 76 orang

(11)

(78,4%), sedangkan sebanyak 21 responden (21,6%) ada pada kategori kurang.

2. Analisis Bivariat

1. Hubungan Pengetahuan dengan Praktek Pengelolaan Sampah Tabel 7

Tabulasi Silang Antara Pengetahuan dengan Praktek Pengelolaan Sampah di Desa Raharja dan Desa Mekarharja Kota Banjar Tahun 2014

Pengetahuan

Praktek Pengelolaan Sampah

p value

Baik Kurang Total

f % f % f %

Baik 74 84,1 14 15,9 88 100

0,000 Kurang 2 22,2 7 77,8 9 100

Jumlah 76 78,4 21 21,6 97 100

Berdasarkan Tabel 7 menunjukkan bahwa responden dengan praktek pengelolaan sampah baik lebih banyak berpengetahuan baik (84,1%) dibandingkan dengan responden yang berpengetahuan kurang (21,6%).

Hasil uji statistik dengan menggunakan Chi Square diperoleh nilai p sebesar 0,000, jika dibandingkan dengan nilai (0,05), maka nilai hitung lebih kecil daripada nilai (0,000 < 0,05) yang berarti Ho ditolak, artinya ada hubungan antara pengetahuan dengan praktek pengeloaan sampah di Desa Raharja dan Desa Mekarharja Kota Banjar.

(12)

2. Hubungan Sikap dengan Praktek Pengelolaan Sampah Tabel 8

Tabulasi Silang Antara Sikap dengan Praktek Pengelolaan Sampah di Desa Raharja dan Desa Mekarharja

Kota Banjar Tahun 2014

Sikap

Praktek Pengelolaan Sampah

p value

Baik Kurang Total

f % f % F %

Baik 74 85,1 13 14,9 87 100

0,000 Kurang 2 20,0 8 80,0 10 100

Jumlah 76 78,4 21 21,6 97 100

Berdasarkan Tabel 8 menunjukkan bahwa responden dengan praktek pengelolaan sampah baik lebih banyak yang bersikap baik (78,4%) dibandingkan dengan responden yang bersikap kurang (21,6%).

Hasil uji statistik dengan menggunakan Chi Square diperoleh nilai p sebesar 0,000, jika dibandingkan dengan nilai (0,05), maka nilai hitung lebih kecil daripada nilai (0,000 < 0,05) yang berarti Ho ditolak, artinya ada hubungan antara sikap dengan praktek pengelolaan sampah di Desa Raharja dan Desa Mekarharja Kota Banjar.

PEMBAHASAN

A. Hubungan Pengetahuan dengan Praktek Pengelolaan Sampah

Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan Chi Square diperoleh nilai p sebesar 0,000, jika dibandingkan dengan nilai (0,05), maka nilai hitung lebih kecil daripada nilai (0,000 < 0,05) yang berarti Ho ditolak, artinya ada hubungan antara pengetahuan dengan praktek pengeloaan sampah di Desa Raharja dan Desa Mekarharja Kota Banjar. Hal ini disebabkan karena semakin tinggi atau baik pengetahuan responden maka semakin baik pula praktek pengelolaan sampah.

Proses kognisi atau pengetahuan dimulai dengan persepsi seseorang terhadap rangsangan yang datang dari luar. Apa yang diterima olehnya mempunyai arti melalui proses belajar, yaitu membandingkan pengalaman masa lampau dengan apa yang sedang diamatinya. Melalui proses belajar, individu membandingkan beberapa kemungkinan pilihan cara pemecahannya, untuk kemudian sampai kepada pilihan tertentu. Pilihan tertentu itulah yang nantinya akan tercermin dalam perilakunya, yang

(13)

nampak nyata dalam tindakannya. Tindakan ini selanjutnya menjadi dasar pengetahuannya dalam melakukan proses persepsi selanjutnya. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi, proses belajar, dan pemecahan persoalan merupakan dasar perilaku seseorang. Menurut Feisbein dan Ajzen (Wiryo, 2001 : 74) “Pengetahuan akan membentuk sikap dan selanjutnya niat untuk melakukan tindakan. Perilaku yang dilakukan oleh masyarakat sudah dilakukan bertahun-tahun dan biasanya bersifat lokal spesifik, terjadi pada suatu golongan, ras atau daerah tertentu. Perilaku masyarakat tersebut menurut sudut pandang kita disebut sebagai perilaku negatif yang dipengaruhi oleh sosial, budaya dan ekonomi yang pada hakikatnya merupakan interaksi dari pengaruh lingkungan yang bersifat alami atau buatan”.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Agni (2012) yang menyatakan bahwa pengetahuan mempunyai hubungan yang sangat kuat dan signifikan dengan prilaku dalam pemeliharaan lingkungan tempat tinggal, semakin baik tingkat pengetahuan warga tentang pemeliharaan lingkungan tempat tinggal semakin baik dalam pemeliharaan lingkungan tempat tinggal. Dengan demikian perilaku responden dalam pengelolaan sampah dapat dikatakan merupakan cermin pengetahuan tentang penataan lingkungan hidup. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dengan praktek pengelolaan sampah. Seseorang yang banyak mengetahui tentang permasalahan tentang materi sampah dan tahu bagaimana cara pemecahannya (sebagai hasil belajar di kelas) dipandang akan mempunyai perilaku yang lebih baik terhadap pengelolaan sampah.

Hal ini sejalan dengan pendapat Notoatmodjo (2003) yang menyatakan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah manusia melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba namun sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Kemampuan seseorang dapat dipengaruhi oleh pengetahuan dan ketrampilan, sedangkan pengetahuan dapat diperoleh melalui latihan, pengalaman kerja maupun pendidikan, dan ketrampilan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya jenis pendidikan, kurikulum, pengalaman praktek dan latihan. Pengetahuan terdiri dari fakta, konsep generalisasi dan teori yang memungkinkan manusia dapat memahami fenomena dan memecahkan masalah.

(14)

Berdasarkan temuan di lokasi penelitian menunjukkan bahwa responden sudah mengetahui cara pengelolaan sampah, hal ini terlihat dari hasil kuesioner yang diperoleh melalui penelitian, yang menunjukkan bahwa pembuangan sampah sembarangan dapat menyebabkan terjadinya banjir dan wabah penyakit, ini menunjukkan bahwa pengetahuan responden tentang pengelolaan sampah sudah cukup baik.

Selain itu juga warga di sekitar Desa Raharja dan Desa Mekarharja terdapat kelompok kerajinan yang membuat kerajinan dari daur ulang sampah an organik menjadi barang yang bernilai ekonomis, seperti : kerajinan dari kertas koran yang dibuat macam-macam kerajinan seperti baju, tempat pensil, tempat tissu, bunga dan adapula kerajinan dari bekas bungkus kopi menjadi tikar, tas, dompet dan lain-lain. Sedangkan untuk sampah organik masing-masing rumah tangga membuat kompos sendiri-sendiri di rumah untuk keperluan sendiri. Untuk pemilahan sampah yang dapat didaur ulang yang dilakukan sebagian besar masyarakat adalah memisahkan antara-antara sampah-sampah botol plastik dan plastik lainnya yang dapat dijual ke pengepul barang bekas (tukang rongsok).

B. Hubungan Sikap dengan Praktek Pengelolaan Sampah

Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan Chi Square diperoleh nilai p sebesar 0,000, jika dibandingkan dengan nilai (0,05), maka nilai hitung lebih kecil daripada nilai (0,000 < 0,05) yang berarti Ho ditolak, artinya ada hubungan antara sikap dengan praktek pengelolaan sampah di Desa Raharja dan Desa Mekarharja Kota Banjar. Hal ini disebabkan karena sikap merupakan salah satu faktor predisposisi yang berpengaruh terhadap praktek pengelolaan sampah.

Sikap responden terhadap pengelolaan sampah akan menimbulkan pengaruh langsung terhadap perilakunya terhadap lingkungan tempat tinggalnya. Walaupun pengaruh langsung tersebut lebih berupa predisposisi perilaku yang akan direalisasikan hanya apabila kondisi dan situasi memungkinkan. Kondisi apa, waktu apa, dan situasi bagaimana saat individu tersebut harus mengekspresikan sikapnya merupakan sebagian dari determinan-determinan yang sangat berpengaruh terhadap konsistensi antara sikap dengan pernyataannya dan antara pernyataan sikap dengan perilaku. Jadi dapat dikatakan bahwa sikap responden terhadap pengelolaan sampah, berhubungan dengan praktek responden terhadap pengelolaan sampah, seseorang yang sikapnya positif (baik)

(15)

terhadap lingkungan hidup dipandang akan mempunyai perilaku yang lebih baik pula terhadap lingkungannya.

Menurut Ajzen dan Fisbein (Saifudin Azwar, 1997 : 21-22) menyatakan bahwa bila konsistensi sikap dan perilaku dilihat dari korelasional antara keduanya, maka hasil studi telah memperlihatkan bahwa adanya hubungan sikap dan perilaku hanya tampak apabila pengukuran sikap itu erat berkaitan dengan macam perilaku yang bersangkutan.

Praktek pengelolaan sampah tidak terlepas dari pengetahuan dan sikap dalam pengelolaan sampah. Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap perilaku dalam pengelolaan sampah. Bukan hanya pengetahuan saja yang dapat mempengaruhi terhadap praktek pengelolaan sampah tetapi juga sikap dari masing-masing individu dapat mempengaruhi terhadap praktek pengelolaan sampah.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Umardhani (2011) yang menyatakan bahwa sikap memberikan dampak yang positif terhadap perilaku warga dalam pemeliharaan lingkungan. Semakin baik sikap responden semakin baik pula perilaku warga dalam pemeliharaan lingkungan.

Menurut Gibson (1987) dalam Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa sikap merupakan determinan perilaku, sebab sika berkaitan dengan kepribadian dan motivasi. Sebuah sikap adalah perasaan positif atau negatif atau keadaan mental yang selalu disiapkan, dipelajari, dan diatur melalui pengalaman yang diberikan pengaruh khusus pada respon seseorang terhadap orang, obyek-obyek, dan keadaan. Definisi sikap mempunyai implikasi tetentu pada seseorang yaitu: (1) sikap dapat dipelajari, (2) sikap mendefinisikan predisposisi terhadap aspek-aspek yang diberikan, (3) sikap memberikan dasar perasaan bagi hubungan antar pribadi dan identifikasi dengan yang lain, (4) sikap diatur dan dekat dengan inti kepribadian.

(16)

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pengetahuan, sikap dan praktek responden dalam pengelolaan sampah di Desa Raharja dan Desa Mekarharja Kota Banjar ada pada kategori baik.

2. Ada hubungan antara pengetahuan tentang pengelolaan sampah dengan praktek pengelolaan sampah di Desa Raharja dan Desa Mekarharja Kota Banjar.

3. Ada hubungan antara sikap terhadap pengelolaan sampah dengan praktek pengelolaan sampah di Desa Raharja dan Desa Mekarharja Kota Banjar.

B. Saran

Berdasarkan pada kesimpulan di atas, saran-saran yang diajukan adalah: 1. Bagi Dinas Kebersihan

Untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap warga dalam praktek pengelolaan sampah, perlu dilakukan penyuluhan yang stimulan tentang pengelolaan sampah oleh petugas dinas kebersihan, sehingga warga dapat mengetahui dan memahami dengan baik pentingnya pengelolaan sampah. Selain itu juga petugas dinas kebersihan perlu memberikan penyuluhan lapangan atau praktek cara pembuatan kompos kepada setiap warga, sehingga warga dapat memanfaatkan sampah organik menjadi kompos.

2. Bagi Penelitian Selanjutnya

Perlu adanya penelitian lanjutan tentang faktor-faktor lain terutama faktor psikologis yang dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku responden terhadap pengelolaan sampah.

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Chandra, Budiman. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan.EGC.Jakarta

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta

__________. 2008. Undang – Undang RI No !* Tahun 2008. Tentang Pengelolaan Sampah

Soemirat, Slamet Juli. Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada University Press. 1994 Departemen Pekerjaan Umum SNI 19-2454-2002 tentang tata cara pengelolaan sampah

di Permukiman

Departemen Pekerjaan Umum SNI T12-1991-03 Tentang operasional pengelolaan sampah Perkotaan

Departemen Pekerjaan Umum Revisi SNI 03-3242-1994 tentang tata cara pengelolaan sampah di permukiman

Budiasih, Kun Sri MSI. 2010. Makalah Program PPM Pemilahan Sampah Sebagai Upaya Pengelolaan Sampah Yang Baik. Universitas Negeri Yogyakarta

Rudjito, Riyadi. 2000. Pengetahuan, Sikap & Praktek Ibu Rumah Tangga dlm Pemilahan Sampah di Kelurahan Srondol Wetan Kec Banyumanik Kota Semarang (Studi pendahuluan di tiga type perumahan. Semarang

Agni Aditya Putra. 2011. Hubungan Implementasi Kebijakan sekolah ttg Lingkungan Sekolah dgn Sikap Thd Pengelolaan Lingkungan Sekolah dgn Partisipasi Guru dlm Memelihara Lingkungan Sekolah (Studi pada Guru di Yayasan Pendidikan SMK Daarul Abroor Kec Cisayong Kab Tasikmalaya). Tasikmalaya

Muhammad Umardhani S. 2011. Hubungan Antara Latar Belakang Tingkat Pendidikan Formal & Sikap Kepala Keluarga dgn Perilaku dlm Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan (Studi kasus di Desa Cikadongdong Kec Singaparna Kab Tasikmalaya).Tasikmalaya

Sumantri, Arif. 2010. Kesehatan Lingkungan dan Perspektif Islam. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, banyak yang membatasi definisi komputer kepada alat yang maksud pokoknya adalah pengolahan informasi, daripada menjadi bagian dari sistem yang lebih besar

menggunakan model konvensional penulis menggunakan pembelajaran biasa saat ini ternyata hasilnya kurang memuaskan, karena kekeliruan dalam memandang proses

Undang Undang Nomor 14 Tahun 2008 (UU KIP) yang mengatur masalah keterbukaan informasi publik dalam pelaksanannya berbenturan dengan Permenagraria/Ka BPN Nomor 3

Untuk memproduksi coran komponen otomotif (1) terlebih dahulu dipilih bahan yang tidak tercampur dengan bahan-bahan lain; (2) menggunakan dapur krusibel yang terbuat

Contoh cuplikan microarray dapat dilihat pada gambar II-2, dimana baris merepresentasikan gen dari suatu organisme dan kolom merepresentasikan sampel.. Data mentah pada

Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) meyakini pembangunan jalan tol ruas tersebut dapat diselesaikan sesuai dengan target yakni pada 2018 kendati pembebasan lahan baru mencapai 40%

Dalam kepentingan yang lebih teknis, banjir dapat di sebut sebagai genangan air yang terjadi di suatu lokasi yang diakibatkan oleh : (1) perubahan tata guna lahan di Daerah

Dari rekonstruksi sejarah mikro tersebut, penulis menggambarkan sebuah fragmen sejara keluarga yang juga merupakan bagian dari sejarah yang lebih besar, yaitu sejarah