• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Wisata Alam di Semarang

Obyek wisata alam adalah sumberdaya alam yang berpotensi dan berdaya tarik bagi wisatawan serta yang ditujukan untuk pembinaan cinta alam, baik dalam kegiatan alam maupun setelah pembudidayaan. Semua obyek yang ada tersebut merupakan target utama atau incaran dari pengunjung yang datang ke suatu tempat wisata (Suwantoro 1997). Obyek yang menjadi incaran untuk dikunjungi biasanya adalah daerah pantai, alam pegunungan, danau, sungai atau obyek seni budaya serta taman-taman rekreasi lainnya (Yoeti 1997 dalam

Siswanto 2006).

Kota Semarang memiliki daya tarik wisata alam yang masih alami dan menarik, begitu juga Kabupaten Semarang yang merupakan salah satu wilayah Jawa Tengah yang memiliki potensi pariwisata yang cukup besar. Kabupaten Semarang memiliki beberapa obyek wisata alam yang cukup potensial untuk program jangka panjang, seperti Taman Rekreasi Bukit Cinta, Wana Wisata Penggaron, Air Terjun Semirang, Wana Wisata Umbul Songo, Taman Wisata Kopeng, Desa Wisata Sidomukti, dan sebagainya. Obyek wisata alam dan jumlah pengunjung wisata alam di Kota dan Kabupaten Semarang pada tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5.

Tabel 4 Jumlah pengunjung obyek wisata alam di Kota Semarang tahun 2009

N o Obyek Wisata Alam

Jumlah Pengunjung Tahun 2009 (Jiwa)

Jumlah 1 tahun Pengunjung nusantara Pengunjung mancanegara 1 Pantai Marina 8.538 0 8.538 2 Goa Kreo 34.452 234 34.686

Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Semarang (2009)

Obyek wisata alam di Semarang yang diteliti adalah: Pantai Marina, Goa Kreo, Air terjun Semirang dan Candi Gedongsongo, Bukit Cinta, Wana Wisata Umbul Songo, Kartika Wisata Kopeng, Bandungan Indah, Wana Wisata Penggaron, Wisata Agro Tlogo, Kampung Kopi Banaran, Langen Tirto, Umbul Sidomukti dan Rawa Permai. Dari kriteria yang dikembangkan maka obyek

(2)

wisata yang diteliti yaitu Pantai Marina, Goa Kreo, Air terjun Semirang dan Candi Gedongsongo.

Tabel 5 Jumlah pengunjung obyek wisata alam di Kabupaten Semarang tahun 2009

N o Obyek Wisata Alam

Jumlah Pengunjung Tahun 2009 (Jiwa)

Jumlah 1 tahun Pengunjung Nusantara Pengunjung Mancanegara

1 Air terjun Semirang 11.741 0 11.741

2 Candi Gedongsongo 154.016 1.230 155.246

3 Bukit Cinta 29.269 0 29.269

4 Wana Wisata Umbul Songo 12.312 0 12.312

5 Kartika Wisata Kopeng 42.217 62 104.217

6 Bandungan Indah 23.024 0 23.024

7 Wana Wisata Penggaron 12.686 0 12.686

8 Wisata Agro Tlogo 3.659 1.809 5.468

9 Kampung Kopi Banaran 58.117 129 187.117

10 Langen Tirto 28.275 115 143.275

11 Umbul Sidomukti 91.201 0 91.201

12 Rawa Permai 21.248 163 184.248

Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Semarang (2009)

Jumlah pengunjung wisata alam di Semarang dapat dilihat pada tiga tahun terakhir, yaitu pada Gambar 3 yang menunjukkan jumlah pengunjung wisata alam di Kota Semarang dan Kabupaten Semarang pada tahun 2007-2009. Pada tahun 2008 di obyek wisata alam Air Terjun Semirang, tidak diperoleh data jumlah pengunjung wisata sehingga pada Gambar 3 terlihat seperti terjadi penurunan jumlah pengunjung.

Pada tahun 2008 jumlah pengunjung wisata alam di obyek wisata Goa Kreo, Candi Gedongsongo, Wana wisata Umbul Songo, Wisata Agro Tlogo, Kampung Kopi Banaran, Langen Tirto, dan Umbul Sidomukti mengalami kenaikan jumlah pengunjung dari tahun sebelumnya. Kenaikan jumlah pengunjung pada tahun 2009 terjadi di obyek wisata Air Terjun Semirang, Bukit Cinta, Kartika Wisata Kopeng, Wisata Agro Tlogo, Langen Tirto dan Rawa Permai. Dari semua obyek wisata alam, Candi Gedongsongo merupakan obyek wisata alam yang jumlah pegunjung tertinggi mencapai 165.409 pengunjung pada tahun 2008, karena obyek wisata alam Candi Gedongsongo telah banyak diketahui oleh masyarakat, baik yang ada di sekitar Semarang maupun di luar Kota Semarang. Selain berekreasi, pengunjung juga mendambakan udara sejak

(3)

pegunungan, pemandangan indah dan suasana alami. Hal ini terjadi di obyek wisata alam pegunungan, begitu juga pada obyek wisata alam Umbul Sidomukti mengalami kenaikan yang tajam dari 25.989 pengunjung (tahun 2007) menjadi 97.864 pengunjung (tahun 2008).

Penurunan jumlah pengunjung pada tahun 2008 terjadi pada obyek wisata alam Pantai Marina, Bukit Cinta, Kartika Wisata Kopeng, Bandungan Indah, Wana Wisata Penggaron dan Rawa Permai. Penurunan jumlah pengunjung pada tahun 2009 terjadi pada obyek wisata alam Pantai Marina, Goa Kreo, Candi Gedongsongo, Wana Wisata Umbul Songo, Bandungan Indah, Wana Wisata Penggaron, Wisata Agro Tlogo, Kampung Kopi Banaran dan Umbul Sidomukti.

Berikut merupakan empat obyek wisata alam yang menjadi objek dalam penelitian, yaitu:

1) Pantai Marina Semarang

Kawasan Pantai Marina Semarang terletak di sebelah utara Kota Semarang, tepatnya di dalam lingkup Kecamatan Tawangsari. Lokasinya tidak jauh dari pusat kota dan kawasan bisnis Semarang, yaitu Tugu Muda dan Simpang Lima, berada pada lingkungan perumahan eksklusif (Puri Anjasmoro, Royal Family Residence, Perumahan Semarang Indah, dan Perumahan Grand Marina) serta berdekatan dengan Kawasan Pekan Raya Promosi dan Pembangunan (PRPP) Jawa Tengah dan Puri Maerokoco (Taman Miniatur Jawa Tengah). Obyek wisata

0 20000 40000 60000 80000 100000 120000 140000 160000 180000 Jumlah Pengunjung Tahun 2007 (Jiwa) Jumlah Pengunjung Tahun 2008 (Jiwa) Jumlah Pengunjung Tahun 2009 (Jiwa)

Gambar 3 Jumlah pengunjung wisata alam di Kota Semarang dan Kabupaten Semarang pada tahun 2007-2009.

(4)

ini dikelola oleh PT. Indo Perkasa Usahatama. Obyek wisata alam Pantai Marina dapat dilihat pada Gambar 4 dan Gambar 5.

\

Gambar 4 Pintu masuk dan loket obyek wisata Pantai Marina Semarang.

Gambar 5 Obyek wisata Pantai Marina Semarang.

Pada Pantai Marina terdapat kolam renang, sky air, dan speed boot serta keindahan suasana pantai. Pantai Marina pada awalnya diperuntukkan sebagai kawasan hunian elite, namun dengan perkembangan zaman Pantai Marina ini dibuka untuk umum. Banyak masyarakat khususnya Kota Semarang sendiri yang menginginkan sarana rekreasi air yang representatif artinya kawasan tersebut dekat dengan pusat Kota Semarang. Kegiatan yang biasa dilakukan adalah rekreasi keluarga, memancing, jogging, santai/duduk-duduk menikmati

(5)

pemandangan laut, berperahu, aktivitas pedagang kaki lima dan penjaja keliling. Harga tiket masuk wisata ini Rp 3.500,00 per orang. Beberapa fasilitas di obyek wisata alam Pantai Marina dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6 Beberapa fasilitas yang terdapat di obyek wisata Pantai Marina Semarang.

2) Goa Kreo

Obyek wisata Goa Kreo terletak di Kampung Talunkacang, Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunung Pati. Obyek wisata ini dikelola oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Semarang. Menurut legenda, Goa Kreo adalah goa yang dahulu kala digunakan untuk semedi Sunan Kalijaga pada saat membawa kayu jati ke Demak. Karena kayu jati terjepit di tebing, maka Sunan Kalijaga beserta pengikutnya istirahat di puncak bukit. Di bukit tersebut Sunan Kalijaga menemukan goa untuk bersemedi, sedangkan pengikutnya istirahat sambil menyiapkan bekal untuk selamatan. Pada saat sedang makan, datanglah empat ekor monyet ekor panjang yang warnanya merah, kuning, putih dan hitam dengan tujuan akan membantu apa yang menjadi kesulitan Sunan Kalijaga dan pengikutnya. Setelah selesai makan malam, mereka bersama-sama berangkat ke tebing tempat kayu terjepit. Berbagai cara kayu tersebut diambil namun sia-sia

(6)

dan pada akhirnya dipotong menjadi dua bagian. Satu bagian tenggelam dalam ladang dan satu bagian lagi bisa dibawa menuju ke Demak. Pada saat akan pergi, keempat ekor monyet ekor panjang mengikuti Sunan Kalijaga tetapi tidak diperbolehkan. Akhirnya keempat ekor monyet ekor panjang diberi wewenang untuk ngreho yang artinya merawat sungai dan goa. Kata inilah yang kemudian menjadikan goa ini disebut Goa Kreo dan sejak itu kawanan monyet ekor panjang yang menghuni kawasan ini dianggap sebagai penunggu. Harga tiket masuk wisata ini Rp 3.500,00 per orang. Obyek wisata alam Goa Kreo dapat dilihat pada Gambar 7 dan monyet ekor panjang penghuni Goa Kreo dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 7 Obyek wisata Goa Kreo.

Perjalanan untuk mencapai mulut goa ini harus menuruni anak tangga yang cukup banyak (Gambar 8). Sekitar Goa Kreo ini terdapat hamparan sawah yang luas, tebing-tebing curam penuh pepohonan dan pengunjung juga bisa menikmati aliran sungai yang dingin dan segar di bagian bawah daerah ini sehingga tercipta panorama yang indah, namun saat ini akibat pembuatan jalan di perbukitan sekitar goa, air sungai menjadi keruh dan tanah sekitar sungai mengalami longsor. Selain menikmati pemandangan alam yang indah dan udara

(7)

yang sejuk Goa Kreo juga dilengkapi sarana-sarana lain seperti: tempat bermain yang dilengkapi dengan beberapa mainan anak seperti ayunan, papan luncur, dll. Utara Goa Kreo terdapat air terjun yang berasal dari berbagai sumber mata air yang jernih dan tidak mengenal kemarau. Untuk sampai di air terjun ini harus melalui tangga yang curam.

Gambar 8 Tangga dan jalan menuju Goa Kreo.

Gambar 9 Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) penghuni lokasi Goa Kreo.

3) Air Terjun Semirang

Air Terjun Semirang berada di Desa Gogik, Ungaran, Kabupaten Semarang. Air terjun ini memiliki ketinggian ± 45 meter dan keindahan alam yang seperti hutan. Obyek wisata ini sejak tahun 1994 dikelola oleh Perusahaan Umum Perhutani (Perum Perhutani) Jawa Tengah. Akses menuju Desa Gogik memang sudah memiliki jalur yang mudah, akan tetapi untuk menuju gerbang masuknya, masih kurang bagus, berupa jalan berbatu dan licin. Tiket masuk wisata ini

(8)

terbilang murah yakni Rp 4000,00 per orang. Namun jika pada musim liburan (seperti musim liburan sekolah, libur hari raya, tahun baru dan sebagainya) harga tiket naik mencapai Rp 6000,00 per orang. Obyek wisata Air Terjun Semirang dapat dilihat pada Gambar 10 dan Gambar 11.

Gambar 10 Obyek wisata Air Terjun Semirang.

Gambar 11 Pintu masuk obyek wisata Air Terjun Semirang.

Untuk dapat mencapai air terjun Semirang dibutuhkan tenaga yang ekstra, karena pengunjung harus mendaki jalan setapak sepanjang ± 1 km dan medannya seperti mendaki gunung, naik turun melewati tangga, berbatu dan sungai kecil serta banyak pepohonan yang tinggi dan rindang (Gambar 12 dan Gambar 13). Pohon di kawasan ini didominasi oleh pohon pinus. Terdapat juga shelter yang dapat digunakan untuk bersinggah dan beristirahat serta menikmati sejenak suara angin, gemericik air dan kicauan burung. Setelah mencapai puncak, terdapat tenda-tenda kecil atau warung yang menjual makanan dan minuman. Air Terjun Semirang ini dipercaya mempunyai kekuatan untuk menyembuhkan suatu

(9)

penyakit. Terkadang ada pengunjung yang sengaja datang untuk berendam di air terjun untuk menyembuhkan penyakitnya.

Gambar 12 Jalan setapak dan bertangga menuju Air Terjun Semirang.

Gambar 13 Shelter dan pemandangan di obyek wisata Air Terjun Semirang.

4) Candi Gedongsongo

Candi Gedongsongo merupakan wisata budaya berupa komplek candi yang berada di kaki Gunung Ungaran, tepatnya di Desa Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. Obyek wisata ini dikelola oleh Perum

(10)

Perhutani, Dinas Pariwisata dan kebudayaan Kabupaten Semarang serta Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah. Candi Gedongsongo adalah nama yang diberikan oleh penduduk bagi kompleks tersebut. Berasal dari Bahasa Jawa, Gedong berarti rumah atau bangunan, Songo berarti Sembilan. Apakah ini berarti bahwa di kompleks Candi Gedongsongo sejak awal terdiri dari Sembilan kelompok atau memiliki arti lain belum dapat dijawab, tetapi pada saat ini hanya terdapat lima kompleks bangunan. Obyek wisata Candi Gedongsongo dapat dilihat pada Gambar 14 dan Gambar 15.

Gambar 14 Obyek wisata Candi Gedongsongo.

Candi Gedongsongo termasuk salah satu peninggalan budaya Hindu dari jaman Syailendra pada abad IX (927 SM). Obyek wisata ini merupakan obyek wisata alam pegunungan dengan hawa sejuk dan pemandangan alam yang indah, dilengkapi pula dengan pemandian air panas yang bersumber dari belerang, areal perkemahan, wisata berkuda dan outbound (Gambar 16). Harga tiket masuk kawasan ini cukup terjangkau yaitu Rp 5.000,00 per orang untuk wisatawan domestik, sedangkan untuk wisatawan mancanegara sebesar Rp 25.000,00 per orang.

(11)

Gambar 15 Candi Gedong I.

Gambar 16 Beberapa fasilitas yang terdapat di obyek wisata Candi Gedongsongo.

5.2 Karakteristik Pengunjung Usia Muda

Jumlah pengunjung usia muda yang diperoleh sebanyak 150 orang yang terdiri dari pelajar SMA sebanyak 54 orang, mahasiswa sebanyak 64 orang dan pengunjung wisata alam sebanyak 32 orang. Karakteristik pengunjung usia muda pada penelitian ini dapat dilihat dari beberapa peubah yaitu jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga dan pekerjaan orang tua.

(12)

5.2.1 Karakteristik Pengunjung Potensial Usia Muda

Pengunjung potensial usia muda terwakili oleh pelajar SMA dan mahasiswa di Kota Semarang (Tabel 6). SMA Negeri (SMA 1, SMA 2, SMA 11 dan SMA 15), SMA Swasta (SMA Institut Indonesia, SMA PGRI 1, SMA Semesta, SMA Sultan Agung 1) dan Universitas Negeri (Universitas Diponegoro), Universitas Swasta (Universitas Dian Nuswantoro, Universitas Stikubank dan Universitas Semarang).

Tabel 6 Asal pengunjung potensial usia muda

No Asal Pengunjung Jumlah (orang) Persentase (%)

1 SMA 1 10 8,47

2 SMA 11 6 5,08

3 SMA 15 6 5,08

4 SMA 2 8 6,78

5 SMA Institut Indonesia 6 5,08

6 SMA PGRI 1 6 5,08

7 SMA Semesta 6 5,08

8 SMA Sultan Agung 1 6 5,08

9 Universitas Dian Nuswantoro 16 13,56

10 Universitas Diponegoro 16 13,56

11 Universitas Stikubank 16 13,56

12 Universitas Semarang 16 13,56

Total 118 100

5.2.1.1 Jenis Kelamin

Pengunjung potensial usia muda yang diperoleh sejumlah 118 orang. Jumlah pengunjung laki-laki dan perempuan sama banyaknya, yaitu 59 orang (50%). Pengunjung potensial usia muda, jumlah pengunjung laki-laki dan perempuan sama jumlahnya karena jumlah pengunjung potensial usia muda yang dipilih ada keterwakilan laki-laki dan perempuan pada masing-masing kelas (pada SMA) dan masing-masing angkatan (pada mahasiswa). Hal ini dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Jumlah pengunjung potensial usia muda berdasarkan jenis kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)

1 Laki-laki 59 50

2 Perempuan 59 50

(13)

5.2.1.2 Umur

Pengunjung usia muda yang diperoleh merupakan masyarakat usia muda antara 15-24 tahun yang didominasi oleh pengunjung usia muda berumur 16 tahun yakni sebanyak 19 orang (16,10%). Pada Tabel 8 menunjukkan usia pengunjung pada usia muda yang diperoleh dalam penelitian.

Seseorang melakukan suatu kegiatan wisata menurut Douglass (1969), akan tergantung pada umur, tingkat pendidikan serta pekerjaan. Kelompok umur muda adalah kelompok umur yang dipercaya mempunyai tingkat keingintahuan yang lebih besar terhadap obyek-obyek baru dan tergolong kelompok usia produktif yang membutuhkan waktu berekreasi lebih banyak. Jadi umur mempengaruhi seseorang dalam pengambilan keputusan untuk melakukan wisata alam. Hal ini sesuai dengan penelitian Nurchasanah (2005), yang menyatakan bahwa umur berpengaruh secara tidak langsung terhadap proses pengambilan keputusan untuk berekreasi. Hal ini dikarenakan umur dapat menggambarkan kemampuan fisik. Kegiatan rekreasi merupakan suatu kegiatan yang dibutuhkan oleh segala usia, untuk anak-anak umumnya kegiatan rekreasi yang sangat digemari karena mereka senang bermain, pada usia dewasa dan usia lanjut kegiatan rekreasi di luar ruangan masih tetap dibutuhkan walaupun intensitasnya berkurang.

Tabel 8 Jumlahpengunjung potensial usia muda berdasarkan umur

No Umur Jumlah (orang) Persentase (%)

1 15 15 12,71 2 16 19 16,10 3 17 17 14,41 4 18 14 11,86 5 19 16 13,56 6 20 11 9,32 7 21 11 9,32 8 22 13 11,02 9 23 2 1,69 Total 118 100 5.2.1.3 Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan dari pengunjung usia muda yang diperoleh dalam penelitian yaitu tingkat SMA dan universitas. Pada Tabel 9 menunjukkan

(14)

pengunjung potensial pada tingkat SMA sebanyak 54 orang (45,76%) dan pada tingkat mahasiswa sebanyak 64 orang (54,24%).

Tabel 9 Jumlah pengunjung potensial usia muda berdasarkan pendidikan

Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)

SMA 54 45,76

Universitas 64 54,24

Total 118 100

Douglass (1970) menyatakan pendidikan akan mempengaruhi persepsi seseorang terhadap lingkungannya. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin besar kesempatan mendapat pekerjaan dengan penghasilan yang tinggi sehingga kesempatan untuk berwisata semakin besar. Menurut Alfinda (2003), bahwa tingkat pendidikan diketahui menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi permintaan berwisata, yaitu semakin tinggi tingkat pendidikan yang dimiliki para wisatawan potensial maka permintaan berwisata akan cenderung ke jenis wisata minat khusus. Jenis wisata minat khusus berarti bahwa dalam melakukan kegiatan wisata tidak saja berekreasi tetapi juga memiliki nilai edukasi. Kegiatan rekreasi dapat dilakukan oleh semua lapisan masyarakat termasuk dari berbagai tingkat pendidikan, artinya tingkat pendidikan tidak mempengaruhi jumlah permintaan terhadap wisata alam (Jalil 2006 dalam

Muthiah 2010).

5.2.1.4 Jumlah Anggota Keluarga

Jumlah anggota keluarga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan karena besar kecilnya jumlah anggota keluarga akan menentukan besar kecilnya biaya yang digunakan untuk berwisata. Anggota keluarga yang dimaksud adalah anggota keluarga inti yang terdiri dari orang tua dan saudara. Pada Tabel 10, menunjukkan besarnya jumlah anggota keluarga pengunjung potensial usia muda, jumlah keluarga pengunjung potensial mulai dari 2 hingga 10 orang. Tabel tersebut menunjukkan bahwa besar kecilnya anggota keluarga tidak berhubungan dengan permintaan wisata alam. Wisatawan yang memiliki jumlah anggota keluarga besar maupun kecil, tetap melakukan kegiatan wisata alam. Pengunjung yang memiliki jumlah anggota keluarga sebanyak 4 orang memiliki permintaan yang paling besar yaitu sebanyak 37 orang (31,36%).

(15)

Tabel 10 Jumlah pengunjung potensial usia muda berdasarkan jumlah anggota keluarga

No Jumlah Anggota Keluraga (orang) Jumlah (orang) Persentase (%)

1 2 1 0,85 2 3 19 16,10 3 4 37 31,36 4 5 31 26,27 5 6 20 16,95 6 7 7 5,93 7 8 2 1,69 8 10 1 0,85 Total 118 100

5.2.2 Latar Belakang Pengunjung Potensial Usia Muda

Pengunjung potensial usia muda di Kota Semarang terwakilkan oleh pelajar SMA dan Mahasiswa di Kota Semarang, yaitu pelajar dan mahasiswa baik yang tergabung dalam pecinta alam maupun bukan pecinta alam. Pecinta alam yang dimaksud adalah siswa atau mahasiswa yang tergabung dalam ekstrakurikuler/kegiatan mahasiswa/organisasi pecinta alam, sedangkan bukan pecinta alam adalah siswa atau mahasiswa yang tidak tergabung dalam ekstrakurikuler/kegiatan mahasiswa/organisasi pecinta alam.

5.2.2.1 Permintaan Wisata Alam Bagi Para Pecinta Alam dan bukan Pecinta Alam

a) Keanggotaan sebagai pecinta alam

Pada Tabel 11 dapat terlihat pengunjung usia muda yang diperoleh sebanyak 118 orang yang terdiri dari 38 orang (32,20%) pecinta alam dan 80 orang (67,80%) bukan pecinta alam. Pada siswa SMA, dari delapan SMA di Semarang yang diteliti, hanya terdapat dua SMA yang mempunyai ekstrakurikuler pecinta alam yaitu SMA 1 dan SMA 2 Semarang. Sedangkan dari empat universitas yang diteliti, semuanya mempunyai kegiatan mahasiswa/organisasi pecinta alam.

(16)

Tabel 11 Jumlah pengunjung usia muda yang tergabung sebagai pecinta alam dan bukan pecinta alam.

No Kategori Jumlah (orang) Persentase (%)

1 Pecinta Alam 38 32,20

2 Bukan Pecinta Alam 80 67,80

Total 118 100

b) Obyek wisata yang ingin dikunjungi

Pada Tabel 12 dan Tabel 13 menunjukkan bahwa baik pecinta alam maupun bukan pecinta alam, pengunjung usia muda dominan lebih menyukai obyek wisata pegunungan. Hal ini disebabkan oleh obyek wisata alam pegunungan banyak diminati oleh masyarakat, baik yang ada di sekitar Semarang maupun di luar Kota Semarang. Untuk pengunjung luar kota, selain berekreasi, juga mendambakan udara sejuk pegunungan, pemandangan indah dan suasana alami (Hidayah 1992).

Douglass (1982) dalam Hidayah (1992), bahwa masyarakat kota menyukai keadaan alami dengan pemandangan yang menyegarkan pikiran, yaitu seperti daerah pedesaan dan berhutan. Pada pecinta alam, yang dominan sebanyak 24 orang (Tabel 12), sedangkan pada bukan pecinta alam dominan sebesar 52,5% sebanyak 42 orang (Tabel 13).

Tabel 12 Obyek wisata yang ingin dikunjungi oleh pecinta alam

No Obyek yang ingin dikunjungi Jumlah (orang) Persentase (%)

1 Pantai 5 13,16

2 Air terjun 6 15,79

3 Pegunungan 24 63,16

4 Goa 3 7,89

Total 38 100

Tabel 13 Obyek wisata yang ingin dikunjungi oleh bukan pecinta alam

No Obyek yang ingin dikunjungi Jumlah (orang) Persentase (%)

1 Pantai 26 32,5

2 Air terjun 11 13,75

3 Pegunungan 42 52,5

4 Goa 1 1,25

(17)

c) Alasan Berwisata Alam

Kelompok pecinta alam dan bukan pecinta alam mempunyai perbedaan alasan dalam berwisata alam. Pada Tabel 14, kelompok pecinta alam mempunyai alasan berwisata untuk menghilangkan stress, kejenuhan, bosan, refreshing,

menyegarkan pikiran dan menenangkan diri terdapat 17 orang (44,74%). Tabel 14 Alasan pecinta alam melakukan wisata alam

No Alasan Berwisata Alam Jumlah Persentase (%)

1 Menghilangkan stress, kejenuhan, bosan, refreshing,

menyegarkan pikiran dan menenangkan diri

17 44,74

2 Berlibur, menghabiskan waktu, santai dan berfoya-foya 2 5,26 3 Pemandangan yang indah, menikmati keindahan alam

dan udara yang segar

7 18,42

4 Tempat menarik, menyenangkan, mengasyikkan dan seru 3 7,89 5 Ingin menambah pengalaman, wawasan ilmu dan

menginginkan tantangan

9 23,68

Total 38 100

Tabel 15 Alasan bukan pecinta alam melakukan wisata alam

No Alasan Berwisata Alam Jumlah Persentase (%)

1 Menghilangkan stress, kejenuhan, bosan, refreshing,

menyegarkan pikiran dan menenangkan diri

27 33,75

2 Berlibur, menghabiskan waktu, santai dan berfoya-foya 9 11,25 3 Pemandangan yang indah, menikmati keindahan alam dan

udara yang segar

33 41,25

4 Tempat menarik, menyenangkan, mengasyikkan dan seru 6 7,5 5 Ingin menambah pengalaman, wawasan ilmu dan

menginginkan tantangan

5 6,25

Total 80 100

Pada Tabel 15, pada kelompok bukan pecinta alam dalam melakukan wisata mempunyai alasan untuk menikmati pemandangan yang indah, menikmati keindahan alam dan udara yang segar sebanyak 33 orang (41,25%). Sebagian besar pengunjung menyatakan alasannya berkunjung karena terdapat pemandangan alam yang lepas dan indah serta dapat menghirup udara sejuk. Secara tidak langsung hal ini menunjukkan bahwa atraksi wisata yang paling disukai oleh sebagian besar pengunjung yang datang ke obyek wisata alam adalah atraksi wisata alam tersebut (Widagh 2003).

(18)

d) Waktu Kunjungan Wisata Alam

Berlibur merupakan tujuan utama dari para pengunjung. Hal itu disebabkan banyak dari pengunjung yang menggunakan waktu liburannya dengan berekreasi di obyek-obyek wisata alam. Pada libur seperti Hari Sabtu, Minggu, hari libur sekolah biasanya terjadi lonjakan pengunjung yang cukup signifikan dibandingkan dengan hari-hari biasa (Gunarya 2004).

Menurut Qomariah (2009), musim liburan banyak dimanfaatkan oleh keluarga untuk berkumpul dengan rekreasi. Berwisata pada hari libur dengan alasan lebih santai karena terbebas dari rutinitas pekerjaan dan kegiatan sekolah. Sama halnya dengan waktu kunjungan wisata bagi pecinta alam dan bukan pecinta alam yang didominasi pada waktu liburan, yaitu sebanyak 27 orang (71,05%) untuk pecinta alam dan sebanyak 62 orang (77,5%) untuk bukan pecinta alam. Hal ini disebabkan pada waktu liburan, pengunjung usia muda mempunyai lebih banyak waktu luang. Waktu kunjungan pecinta alam dan bukan pecinta alam dapat dilihat pada Tabel 16 dan Tabel 17. Qomariah (2009) juga mengatakan bahwa pengunjung yang berstatus sebagai pelajar/mahasiswa dan berwiraswasta, karena faktor biaya dan waktu luang dari pengunjung tersebut mampu mendorong keinginan untuk mengisi waktu luang dengan melakukan wisata alam.

Tabel 16 Waktu berkunjung pecinta alam

No Waktu Kunjungan Jumlah Persentase (%)

1 Hari biasa 0 0

2 Liburan 27 71,05

3 Akhir pekan 11 28,95

4 Sewaktu-waktu 0 0

Total 38 100

Tabel 17 Waktu berkunjung bukan pecinta alam

No Waktu Kunjungan Jumlah Persentase (%)

1 Hari biasa 0 0

2 Liburan 62 77,5

3 Akhir pekan 13 16,25

4 Sewaktu-waktu 5 6,25

Total 80 100

Menurut Yoeti (2008), semakin panjang waktu senggang yang tersedia dapat digunakan untuk berlibur. Sebagai contoh, di Indonesia jika hari libur jatuh

(19)

pada Hari Minggu, maka Hari Senin dinyatakan sebagai hari libur. Di Belanda, orang-orang yang tidak merokok memperoleh libur tambahan selama satu minggu, sebagai kompensasi waktu yang diberikan pada mereka yang merokok pada jam-jam kerja.

e) Keinginan wisatawan mengunjungi obyek wisata alam

Keinginan wisatawan mengunjungi obyek wisata alam sangat dipengaruhi oleh kondisi obyek wisata tersebut, jika obyek wisata sangat menarik dan menyenangkan wisatawan akan banyak berkunjung. Dapat dilihat pada

Tabel 18, pengunjung usia muda pecinta alam yang mempunyai keinginan berkunjung tertinggi terdapat pada obyek wisata Umbul Sidomukti sebanyak 27 orang (71,05%). Umbul Sidomukti merupakan salah satu obyek wisata pegunungan yang cukup menantang karena tersedia fasilitas outbound sehingga menarik untuk dikunjungi bagi pecinta alam. Pada pengunjung usia muda pecinta alam yang mempunyai keinginan berkunjung terendah sebanyak 13 orang (34,21%) terdapat pada obyek wisata Goa Kreo dan Wana Wisata Penggaron. Persentase ini didapatkan dari rasio orang yang mempunyai keinginan berkunjung ke obyek wisata alam di Semarang dibandingkan dengan jumlah pengunjung pecinta alam (38 orang).

Tabel 18 Keinginan berkunjung pecinta alam ke obyek wisata alam

N o Obyek Wisata Alam Keinginan berkunjung Persentase (%)

1 Pantai Marina 15 39,47

2 Goa Kreo 13 34,21

3 Air terjun Semirang 23 60,53

4 Candi Gedongsongo 24 63,16

5 Bukit Cinta 16 42,11

6 Wana Wisata Umbul Songo 22 57,89

7 Kartika Wisata Kopeng 16 42,11

8 Bandungan Indah 14 36,84

9 Wana Wisata Penggaron 13 34,21

10 Wisata Agro Tlogo 20 52,63

11 Kampung Kopi Banaran 24 63,16

12 Langen Tirto 16 42,11

13 Umbul Sidomukti 27 71,05

(20)

Pada Tabel 19 menunjukkan pengunjung usia muda bukan pecinta alam yang mempunyai keinginan berkunjung tertinggi terdapat pada obyek wisata Air terjun Semirang sebanyak 47 orang (58,75%). Nuansa wisata alam lebih dapat dihayati oleh pengunjung. Hal ini dinyatakan oleh pengunjung usia muda bahwa kondisi air terjun yang alami, indah dan air yang bersih merupakan kepuasan tersendiri setelah lelah berjalan mendaki, kepuasan tersebut semakin bertambah setelah mereka bermain di air terjun. Pada pengunjung usia muda bukan pecinta alam yang mempunyai keinginan berkunjung terendah sebanyak 24 orang (30%) yaitu di Wana Wisata Penggaron.

Menurut Surbakti (2010), pada umumnya yang menjadi daya tarik wisatawan alam adalah kondisi alamnya, sedangkan fasilitas seperti makanan bersih, pelayanan sopan dan sarana akomodasi adalah hanya faktor pendukung bagi wisatawan alam untuk melakukan kegiatan wisata alam. Persentase ini didapatkan dari rasio orang yang mempunyai keinginan berkunjung ke obyek wisata alam di Semarang dibandingkan dengan jumlah pengunjung bukan pecinta alam (80 orang).

Tabel 19 Keinginan berkunjung bukan pecinta alam ke obyek wisata alam

N o Obyek Wisata Alam Keinginan berkunjung Persentase (%)

1 Pantai Marina 26 32,50

2 Goa Kreo 26 32,50

3 Air terjun Semirang 47 58,75

4 Candi Gedongsongo 37 46,25

5 Bukit Cinta 29 36,25

6 Wana Wisata Umbul Songo 38 47,50

7 Kartika Wisata Kopeng 35 43,75

8 Bandungan Indah 37 46,25

9 Wana Wisata Penggaron 24 30,00

10 Wisata Agro Tlogo 38 47,50

11 Kampung Kopi Banaran 46 57,50

12 Langen Tirto 31 38,75

13 Umbul Sidomukti 43 53,75

14 Rawa Permai 30 37,50

f) Obyek wisata alam yang pernah dikunjungi

Semua obyek wisata alam Semarang rata-rata pernah dikunjungi oleh pecinta alam. Obyek wisata Pantai Marina merupakan salah satu obyek wisata

(21)

yang sebagian besar pengunjung usia muda pernah mengunjungi, terdapat 36 orang (94,74%) dari total 38 orang pecinta alam yang pernah mengunjungi Pantai Marina (Tabel 20). Pada pengunjung usia muda pecinta alam, Langen Tirto merupakan obyek wisata alam yang paling sedikit pengunjung usia muda pernah mengunjungi, terdapat 5 orang (13,16%) dari total 38 orang pecinta alam. Persentase ini didapatkan dari rasio orang yang pernah mengunjungi obyek wisata alam dibandingkan dengan jumlah pengunjung pecinta alam (38 orang).

Tabel 20 Obyek wisata alam yang pernah dikunjungi pecinta alam

No Obyek Wisata Alam Pernah berkunjung Persentase (%)

1 Pantai Marina 36 94,74

2 Goa Kreo 20 52,63

3 Air terjun Semirang 26 68,42

4 Candi Gedongsongo 31 81,58

5 Bukit Cinta 11 28,95

6 Wana Wisata Umbul Songo 18 47,37

7 Kartika Wisata Kopeng 22 57,89

8 Bandungan Indah 35 92,11

9 Wana Wisata Penggaron 16 42,11

10 Wisata Agro Tlogo 8 21,05

11 Kampung Kopi Banaran 24 63,16

12 Langen Tirto 5 13,16

13 Umbul Sidomukti 29 76,32

14 Rawa Permai 18 47,37

Pada bukan pecinta alam, sebagian besar pengunjung usia muda juga pernah mengunjungi Pantai Marina, yaitu sebanyak 74 orang dari total 80 orang bukan pecinta alam pernah megunjungi (Tabel 21). Pada pengunjung usia muda bukan pecinta alam, Langen Tirto merupakan obyek wisata alam yang paling sedikit pengunjung usia muda pernah mengunjungi, terdapat 10 orang (12,50%) dari total 80 orang bukan pecinta alam. Persentase ini didapatkan dari rasio orang yang pernah mengunjungi obyek wisata alam dibandingkan dengan jumlah pengunjung bukan pecinta alam (80 orang).

Sebagian besar pengunjung usia muda pernah mengunjungi Pantai Marina karena aksesnya mudah, jalannya bagus, lokasinya di dalam kota dan di sekitarnya merupakan perumahan elite sehingga mudah untuk menuju obyek tersebut. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Siswanto (2006), bahwa tingginya

(22)

tingkat kunjungan pengunjung ke lokasi obyek wisata karena berdekatan dengan kota dan obyek wisata yang berada dalam kota. Obyek wisata yang terletak di dalam kota sering dikunjungi oleh pengunjung dibandingkan obyek wisata lainnya. Menurut Surbakti (2010), kawasan yang berada di pusat kota dan aksesnya mudah sehingga tidak ada perbedaan yang drastis antara jumlah pengunjung laki-laki dan perempuan. Meskipun sebagian besar usia muda belum berpendapatan tetap, arus kunjungan wisata alam tetap tinggi karena aksesibilitas yang mudah, biaya yang relatif murah, transportasi darat relatif banyak.

Siswanto (2006), mengatakan bahwa aksesibilitas merupakan suatu indikasi yang menyatakan mudah tidaknya suatu obyek untuk dijangkau dan merupakan salah satu pendorong pengunjung untuk melakukan kunjungan ke berbagai obyek wisata yang ada. Faktor penyebab rendahnya jumlah pengunjung yang berkunjung ke obyek wisata alam adalah jauhnya jarak obyek wisata tersebut sehingga sangat sedikit pengunjung yang datang ke obyek wisata tersebut. Kondisi jalan yang tidak begitu bagus juga menyebabkan kurangnya minat pengunjung untuk datang ke obyek wisata tersebut. Tingginya jumlah pengunjung yang mengetahui obyek wisata di Semarang tidak menjamin bahwa pengunjung tersebut pernah mengunjungi obyek wisata tersebut. Pengunjung banyak yang belum pernah mengunjungi obyek wisata di Semarang.

Tabel 21 Obyek wisata alam yang pernah dikunjungi bukan pecinta alam

No Obyek Wisata Alam Pernah berkunjung Persentase (%)

1 Pantai Marina 74 92,50

2 Goa Kreo 44 55,00

3 Air terjun Semirang 41 51,25

4 Candi Gedongsongo 50 62,50

5 Bukit Cinta 20 25,00

6 Wana Wisata Umbul Songo 38 47,50

7 Kartika Wisata Kopeng 31 38,75

8 Bandungan Indah 60 75,00

9 Wana Wisata Penggaron 19 23,75

10 Wisata Agro Tlogo 15 18,75

11 Kampung Kopi Banaran 35 43,75

12 Langen Tirto 10 12,50

13 Umbul Sidomukti 50 62,50

(23)

g) Frekuensi kunjungan wisatawan ke obyek wisata alam

Frekuensi kunjungan merupakan kunjungan wisatawan ke obyek wisata untuk ke berapa kalinya. Frekuensi perjalanan yang telah dilakukan sangat bervariasi, namun pada umumnya wisatawan baru pertama kali berkunjung, sisanya merupakan kunjungan berulang.

Tabel 22 Frekuensi kunjungan pecinta alam ke obyek wisata alam

N o Obyek Wisata Alam Frekuensi Kunjungan (kali)

1 2 3 4 5 > 5

1 Pantai Marina 3 4 4 3 10 12

2 Goa Kreo 7 7 5 1 - -

3 Air terjun Semirang 10 9 4 1 1 1

4 Candi Gedongsongo 13 4 3 2 4 5

5 Bukit Cinta 7 2 1 - 1 -

6 Wana Wisata Umbul Songo 9 4 3 - - 2

7 Kartika Wisata Kopeng 7 7 3 1 2 2

8 Bandungan Indah 6 4 5 - 7 12

9 Wana Wisata Penggaron 10 - 3 - 2 1

10 Wisata Agro Tlogo 6 1 - - - 1

11 Kampung Kopi Banaran 10 4 1 3 4 1

12 Langen Tirto 4 - - - 1 -

13 Umbul Sidomukti 14 7 5 1 2 -

14 Rawa Permai 12 2 1 - 2 -

Frekuensi perjalanan yang dilakukan berulang kali disebabkan karena daya tarik yang ditawarkan memang baik dan sifatnya rekreatif sehingga membuat wisatawan ingin melakukan kunjungan berikutnya. Pada Tabel 22 menunjukkan frekuensi kunjungan pecinta alam di Semarang. Pada umumnya mereka yang berkunjung ke obyek wisata di Semarang baru pertama kali yakni di obyek wisata Umbul Sidomukti (14 orang); Candi Gedongsongo (13 orang); Rawa Permai (12 orang); Air terjun Semirang, Wana Wisata Penggaron dan Kampung Kopi Banaran (10 orang); Wana Wisata Umbul Songo (9 orang); Goa Kreo, Bukit Cinta dan Kartika Wisata Kopeng (7 orang); Bandungan Indah dan Wisata Agro Tlogo (6 orang); Langen Tirto (4 orang) serta Pantai Marina (3 orang). Dapat dilihat obyek wisata dengan frekuensi kunjungan >5 kali, didominasi oleh obyek wisata Pantai Marina dan Bandungan Indah (12 orang). Frekuensi kunjungan pertama kali dengan jumlah pengunjung terbesar adalah di obyek wisata Umbul Sidomukti, yang merupakan salah satu obyek wisata baru di Kabupaten Semarang

(24)

yang peresmiannya dilakukan pada bulan Agustus tahun 2007, kemungkinan banyak pengunjung yang tertarik dengan wisata baru sehingga banyak dikunjungi. Tabel 23 menunjukkan frekuensi kunjungan bukan pecinta alam di Semarang, Pada umumnya mereka yang berkunjung ke obyek wisata di Semarang baru pertama kali yakni di obyek wisata Goa Kreo (30 orang); Umbul Sidomukti (27 orang); Air terjun Semirang (25 orang); Candi Gedongsongo (23orang); Wana Wisata Umbul Songo dan Kampung Kopi Banaran (18 orang); Rawa Permai (16 orang); Bandungan Indah (14 orang); Bandungan Indah (14 orang); Wisata Agro Tlogo (13 orang); Wana Wisata Penggaron (12 orang); Kartika Wisata Kopeng (11 orang); Bukit Cinta (10 orang) serta Pantai Marina dan Langen Tirto (9 orang). Dapat dilihat obyek wisata dengan frekuensi kunjungan >5 kali dengan jumlah pengunjung terbesar adalah di obyek wisata Pantai Marina (15 orang). Tabel 23 Frekuensi kunjungan bukan pecinta alam ke obyek wisata alam

N o Obyek Wisata Alam Frekuensi Kunjungan

1 2 3 4 5 >5

1 Pantai Marina 9 13 16 7 14 15

2 Goa Kreo 30 7 5 2 - -

3 Air terjun Semirang 25 7 6 2 - 1

4 Candi Gedongsongo 23 8 3 4 6 6

5 Bukit Cinta 10 6 3 1 - -

6 Wana Wisata Umbul Songo 18 10 6 1 1 1

7 Kartika Wisata Kopeng 11 9 4 4 1 2

8 Bandungan Indah 14 5 12 4 13 12

9 Wana Wisata Penggaron 12 5 2 - - -

10 Wisata Agro Tlogo 13 1 1 - - 1

11 Kampung Kopi Banaran 18 7 2 4 - 4

12 Langen Tirto 9 1 - - - -

13 Umbul Sidomukti 27 6 5 5 2 3

14 Rawa Permai 16 11 1 - 1 -

Sebagian besar pengunjung usia muda pecinta alam dan bukan pecinta alam pernah berkunjung ke Pantai Marina. Hal ini menunjukkan bahwa pengujung tidak merasa bosan untuk berekreasi ke Pantai Marina karena lokasinya berada di dalam kota sehingga mudah untuk dijangkau dan banyak diminati. Korah (1995) menyatakan bahwa frekuensi kunjungan ke obyek wisata alam umumnya dipengaruhi oleh kualitas pengalaman (quality of experience)

(25)

ditawarkan suatu obyek wisata alam. Jika pengunjung puas, maka kualitas perjalanannya dapat dikatakan baik sehingga orang cenderung untuk datang kembali pada obyek wisata tersebut.

h) Rangking kunjungan

Rangking kunjungan merupakan urutan obyek wisata yang pernah dikunjungi dan paling disukai. Pada Tabel 24 menunjukkan rangking kunjungan pecinta alam ke obyek wisata alam. Pada tabel tersebut dapat dilihat obyek wisata Umbul Sidomukti menempati rangking ke-1 (13 orang), Kampung Kopi Banaran menempati rangking ke-2 (8 orang), Wana Wisata Umbul Songo menempati rangking ke-3 (6 orang), Bandungan Indah menempati rangking ke-4 (9 orang). Pada rangking ke-5 ditempati oleh 3 lokasi yaitu Pantai Marina, Goa Kreo dan Air Terjun Semirang (7 orang) dan seterusnya. Pada beberapa obyek wisata dapat menempati lebih dari satu rangking, seperti pada rangking 5 dan rangking 11. Tabel 24 Rangking kunjungan pecinta alam ke obyek wisata alam

Rangking Kunjungan Obyek Wisata Alam Jumlah (orang)

1 Umbul Sidomukti 13

2 Kampung Kopi Banaran 8

3 Wana Wisata Umbul Songo 6

4 Bandungan Indah 9

5 Pantai Marina, Goa Kreo dan Air terjun

Semirang 7

6 Bandungan Indah 4

7 Air terjun Semirang 5

8 Wana Wisata Penggaron 4

9 Wana Wisata Penggaron 4

10 Pantai Marina 4

11 Air terjun Semirang, Bukit Cinta, Wisata Agro

Tlogo, Langen Tirto, Rawa Permai 1

12 - -

13 Pantai Marina 1

14 - -

Pada Tabel 25 menunjukkan rangking kunjungan bukan pecinta alam ke obyek wisata alam. Pada tabel tersebut dapat dilihat obyek wisata Umbul Sidomukti menempati rangking ke-1 (25orang), Bandungan Indah menempati rangking ke-2 (14 orang), Pantai Marina menempati rangking ke-3 (15 orang), Pantai Marina dan Bandungan Indah menempati rangking ke-4 (12 orang), Pantai

(26)

Marina menempati rangking ke-5 (9 orang) dan seterusnya. Dapat dikatakan bahwa Umbul Sidomukti adalah obyek wisata yang paling digemari oleh pengunjung usia muda karena baik pada pengunjung pecinta alam maupun bukan pecinta alam, Umbul Sidomukti menempati rangking pertama.

Tabel 25 Rangking kunjungan bukan pecinta alam ke obyek wisata alam

Rangking Kunjungan Obyek Wisata Alam Jumlah (orang)

1 Umbul Sidomukti 25

2 Bandungan Indah 14

3 Pantai Marina 15

4 Pantai Marina dan Bandungan Indah 12

5 Pantai Marina 9

6 Pantai Marina dan Goa Kreo 8

7 Goa Kreo, Wana Wisata Penggaron dan Rawa Permai

4

8 Pantai Marina, Rawa Permai 5

9 Candi Gedongsongo 3

10 Bandungan Indah dan Umbul Sidomukti 2

11 Pantai Marina dan Rawa Permai 2

12 Rawa Permai 2

13 Pantai Marina 1

14 Rawa Permai 1

i) Lama kunjungan

Lama kunjungan merupakan waktu lamanya wisatawan berkunjung di suatu obyek wisata. Lamanya berkunjung dapat dihubungkan dengan waktu senggang yang dimiliki oleh wisatawan. Pada Tabel 26 menunjukkan bahwa pengunjung wisata alam lebih banyak berkunjung di obyek wisata selama 1-6 jam. Pantai Marina merupakan obyek wisata alam yang paling banyak dikunjungi selama 1-6 jam (36 orang). Wisatawan yang berkunjung ke Pantai Marina tidak ada yang melebihi dari 6 jam (>6 jam).

Perjalanan wisata ada yang dilakukan lebih dari satu hari (>24 jam), yakni di obyek wisata Kartika Wisata Kopeng (2 orang), Bandungan Indah (1 orang) dan Wana Wisata Penggaron (3 orang). Kartika Wisata Kopeng dan Bandungan Indah merupakan obyek wisata alam pegunungan yang di sekitarnya banyak villa atau penginapan lainnya sehingga wisatawan biasanya berkunjung lebih dari sehari dan menginap, sedangkan pada Wana Wisata Penggaron merupakan obyek wisata alam yang tersedia bumi perkemahan, sehingga wisatawan biasanya berkemah. Pengunjung pecinta alam paling lama melakukan perjalanan wisata di

4

7

45

(27)

Semarang selama dua hari (48 jam). Perjalanan wisata alam ada yang dilakukan lebih dari satu hari tetapi sangat sedikit.

Tabel 26 Lama kunjungan pecinta alam ke obyek wisata alam

N o Obyek Wisata Alam Lama Kunjungan (jam)

1-6 7-12 13-18 19-24 >24

1 Pantai Marina 36 - - - -

2 Goa Kreo 20 - - - -

3 Air terjun Semirang 23 - - 3 -

4 Candi Gedongsongo 28 1 - 2 -

5 Bukit Cinta 10 - - - -

6 Wana Wisata Umbul Songo 13 1 - 2 -

7 Kartika Wisata Kopeng 17 1 - 3 2

8 Bandungan Indah 30 - - 4 1

9 Wana Wisata Penggaron 8 1 - 6 3

10 Wisata Agro Tlogo 8 - - - -

11 Kampung Kopi Banaran 24 - - - -

12 Langen Tirto 4 - - - -

13 Umbul Sidomukti 28 1 - - -

14 Rawa Permai 18 1 - - -

Tabel 27 Lama kunjungan bukan pecinta alam ke obyek wisata alam

N o Obyek Wisata Alam Lama Kunjungan (jam)

1-6 7-12 13-18 19-24 >24

1 Pantai Marina 74 - - - -

2 Goa Kreo 44 1 - - -

3 Air terjun Semirang 40 2 - - 1

4 Candi Gedongsongo 48 - - 1 1

5 Bukit Cinta 19 - - 3 -

6 Wana Wisata Umbul Songo 36 1 - 5 -

7 Kartika Wisata Kopeng 27 - - 3 2

8 Bandungan Indah 51 - - - 3

9 Wana Wisata Penggaron 15 1 - 1 1

10 Wisata Agro Tlogo 15 - - - -

11 Kampung Kopi Banaran 34 - - - -

12 Langen Tirto 10 - - - -

13 Umbul Sidomukti 48 - - - 1

14 Rawa Permai 30 - - - -

Pada Tabel 27 menunjukkan bahwa pengunjung bukan pecinta alam juga lebih banyak berkunjung di obyek wisata selama 1-6 jam. Pantai Marina

(28)

merupakan obyek wisata alam yang paling banyak dikunjungi selama 1-6 jam (74 orang). Perjalanan wisata ada yang dilakukan lebih dari satu hari (>24 jam), yakni di obyek wisata Air terjun Semirang (1 orang), Candi Gedongsongo (1 orang), Kartika Wisata Kopeng (2 orang), Bandungan Indah (3 orang), Wana Wisata Penggaron (1 orang) dan Umbul Sidomukti (1 orang). Pengunjung bukan pecinta alam paling lama melakukan perjalanan wisata di Semarang selama 3 hari.

Selama melakukan perjalanan wisata banyak kegiatan yang dilakukan oleh pengunjung. Kegiatan yang mereka lakukan merupakan kegiatan yang bisa membuat mereka merasa senang. Pantai Marina merupakan obyek wisata yang banyak dikunjungi pengunjung usia muda, kegiatan yang dominan dilakukan adalah berenang, memancing, naik perahu, naik speed boat, jalan santai, bersepeda, bersantai, kumpul dan duduk bersama keluarga/pasangan dan menikmati pemandangan.

5.2.3 Karakteristik Pengunjung Aktual Usia Muda

Pengunjung aktual usia muda ini terwakili oleh pengunjung wisata alam. Obyek wisata alam yang terpilih yaitu Pantai Marina, Goa Kreo, Air Terjun Semirang dan Candi Gedongsongo (mewakili obyek wisata alam pantai, goa, air terjun dan pegunungan).

5.2.3.1 Jenis Kelamin

Jumlah pengunjung aktual usia muda laki-laki sebanyak 18 orang (56,25%) lebih mendominasi daripada perempuan sebanyak 14 orang (43,75%). Hal ini karena sifat laki-laki yang biasa mempunyai jiwa kepetualangan sehingga apabila mempunyai waktu luang akan dimanfaatkan untuk berekreasi dan bersenang-senang, yang berbeda dengan perempuan. Pada Tabel 28 menunjukkan jumlah pengunjung aktual usia muda berdasarkan jenis kelamin di obyek wisata alam. Menurut Soemarto (1985) dalam Hidayah (1992) bahwa perempuan umumnya lebih senang yang indah dan halus serta tidak menyukai hal-hal yang kejam. Persentase antara jumlah laki-laki dan perempuan tidak jauh berbeda dikarenakan penyebaran kuesioner dengan menggunakan metode accidental

(29)

sampling sesuai dengan pengunjung wisata yang datang ke obyek wisata alam, dimana responden laki-laki dan perempuan tidak ditentukan jumlahnya.

Tabel 28 Jumlah pengunjung aktual usia muda berdasarkan jenis kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)

1 Laki-laki 18 56,25

2 Perempuan 14 43,75

Total 32 100

5.2.3.2 Umur

Pengunjung aktual usia muda yang diperoleh didominasi oleh pengunjung berumur 17 tahun yakni sebanyak 11 orang (34,38%). Pada Tabel 29 menunjukkan usia pengunjung aktual pada usia muda yang diperoleh dalam penelitian. Pada penelitian Hidayah (1992) menyatakan bahwa kecenderungan kelompok usia muda (13-24 tahun) untuk mengadakan rekreasi diduga bahwa kelompok usia muda ini sudah banyak kesibukan-kesibukan, baik yang berhubungan dengan sekolah maupun kesibukan bekerja dan untuk mencapai kebutuhan tersebut akan menimbulkan ketegangan jika tidak diimbangi dengan rekreasi, karena dengan rekreasi dapat menghilangkan kejenuhan.

Tabel 29 Jumlah pengunjung aktual usia muda berdasarkan umur

Umur Jumlah (orang) Persentase (%)

15 1 3,13 16 3 9,38 17 11 34,38 18 3 9,38 19 1 3,13 20 3 9,38 21 4 12,50 22 3 9,38 23 1 3,13 24 2 6,25 Total 32 100 5.2.3.3 Tingkat pendidikan

Pada Tabel 30, jumlah pengunjung aktual pada tingkat SMA sebanyak 21 orang (65,63%) dan pada tingkat mahasiswa sebanyak 11 orang (34,38%). Tingkat pendidikan seseorang berkaitan dengan kelas sosialnya, yang secara langsung juga mempengaruhi pilihan seseorang dalam memilih kegiatan rekreasi.

(30)

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, berarti informasi yang dimilikinya semakin banyak sehingga akan mempengaruhi keputusan dalam memilih obyek wisata. Tingginya tingkat pendidikan belum tentu dapat menunjukkan besarnya pendapatan yang diperoleh oleh para pengunjung, karena dengan tingginya pendidikan seseorang maka belum tentu mendapatkan penghasilan yang tinggi sesuai dengan tingkat pendidikan yang diperolehnya (Nurchasanah 2005).

Tabel 30 Jumlah pengunjung aktual usia muda berdasarkan pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)

SMA 21 65,63

Universitas 11 34,38

Total 32 100

5.2.3.4 Jumlah Anggota Keluarga

Pada Tabel 31, menunjukkan besarnya jumlah anggota keluarga pengunjung aktual usia muda, jumlah keluarga pengunjung aktual mulai dari 2 hingga 7 orang. Tabel tersebut menunjukkan bahwa besar kecilnya anggota keluarga tidak berhubungan dengan permintaan wisata alam. Wisatawan yang memiliki jumlah anggota keluarga besar maupun kecil, tetap melakukan kegiatan wisata alam. Pengunjung yang memiliki jumlah anggota keluarga sebanyak 4 dan 5 orang memiliki permintaan yang paling besar yaitu sebanyak 10 orang (31,25%).

Tabel 31 Jumlah pengunjung potensial usia muda berdasarkan jumlah anggota keluarga

No Jumlah Anggota Keluraga (orang) Jumlah (orang) Persentase (%)

1 2 1 3,13 2 3 5 15,63 3 4 10 31,25 4 5 10 31,25 5 6 5 15,63 6 7 1 3,13 Total 32 100

5.3 PermintaanPotensial (potential demand) Wisata Alam di Kota Semarang bagi Usia Muda

Permintaan potensial ini diwakili oleh pelajar SMA dan mahasiswa di Kota Semarang. Tabel 32 menggambarkan jumlah penduduk di Kota Semarang pada usia muda pada usia 15-24 tahun.

(31)

Tabel 32 Data jumlah penduduk di Kota Semarang pada usia muda (15-24 tahun)

Usia Jumlah (jiwa)

15-19 117.578

20-24 123.896

Total 241.474

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Semarang (2008)

Dari data Badan Pusat Statistik Kota Semarang (2008), penduduk di Kota Semarang pada usia muda sebanyak 241.474 orang. Jumlah pengunjung potensial usia muda yang diperoleh sebanyak 118 orang, yaitu 54 pelajar SMA dan 64 mahasiswa di Kota Semarang. Jumlah pengunjung usia muda yang berpotensi terhadap wisata alam sebanyak 97 orang. Pengunjung usia muda yang berpotensi terhadap wisata alam dapat dilihat dari keinginan pengunjung usia muda untuk melakukan wisata alam.

Pada Tabel 33, dapat diketahui bahwa permintaan potensial (potential demand) wisata alam di Kota Semarang bagi usia muda sebesar 82,20%. Artinya bahwa kelompok usia muda (15-24 tahun) di Kota Semarang mempunyai keinginan berwisata alam yang sangat besar, terbukti bahwa terdapat 97 orang dari 118 orang yang berkeinginan mengunjungi obyek wisata alam di Semarang. Permintaan potensial diperoleh dengan mengalikan persentase permintaan potensial dengan jumlah usia muda di Kota Semarang, jadi permintaan potensial wisata alam di Kota Semarang bagi usia muda sebesar 198.492 orang.

Tabel 33 Permintaan potensial masyarakat pada usia muda di Kota Semarang

No Keinginan Berkunjung Jumlah (orang) Persentase (%)

1 Ingin 97 82,20

2 Tidak 21 17,80

Total 118 100

5.4 PermintaanAktual (actual demand) Wisata Alam di Kota Semarang bagi Usia Muda

Pada Tabel 34, dapat dilihat pada obyek wisata alam diperoleh pengunjung usia muda sebanyak 32 orang yakni 6 orang di Pantai Marina, 7 orang di Goa Kreo, 8 orang di Air Terjun Semirang dan 11 orang di Candi Gedongsongo. Jumlah pengunjung aktual usia muda yang diperoleh pada obyek wisata alam ditentukan berdasarkan kesediaan wisatawan untuk mengisi kuesioner karena tidak semua wisatawan bersedia untuk mengisi kuesioner.

(32)

Tabel 34 Jumlah pengunjung aktual usia muda pada obyek wisata alam

No Obyek Wisata Alam Jumlah pengunjung usia muda (orang)

1 Pantai Marina 6

2 Goa Kreo 7

3 Air Terjun Semirang 8

4 Candi Gedongsongo 11

Total 32

Pada Tabel 35 dapat terlihat persentase permintaan aktual usia muda pada empat obyek wisata alam yang dikunjungi yaitu Pantai Marina sebanyak 22 orang, Goa Kreo sebanyak 26 orang, Air Terjun Semirang sebanyak 32 orang dan Candi Gedongsongo sebanyak 56 orang. Jumlah pengunjung aktual usia muda diperoleh dengan cara menghitung jumlah pengunjung usia muda yang berkunjung ke obyek wisata alam tersebut dalam waktu tertentu.

Permintaan aktual usia muda pada obyek wisata pantai sebanyak 14.458 orang, obyek wisata goa sebanyak 9.322 orang, obyek wisata air terjun sebanyak 7.458 orang dan obyek wisata pegunungan sebanyak 20.144 orang. Jumlah pengunjung aktual di obyek wisata alam yang diperoleh terbilang sedikit dan kemungkinan data bias dapat terjadi pada objek penelitian karena pengamatan pengunjung dilakukan pada Bulan September (bertepatan dengan Bulan Ramadhan). Bahkan di Goa Kreo tidak ada pengelola yang menjaga loket pengunjung sehingga pengunjung dapat masuk obyek wisata tanpa membayar tiket masuk.

Tabel 35 Jumlah pengunjung aktual di obyek wisata alam Semarang

No Obyek Wisata Alam Jumlah Pengunjung rata-rata (1 tahun) Pengunjung ∑ Pengunjung Aktual Usia Muda Rasio Usia Muda dan ∑ Pengunjung Actual demand 1 Pantai Marina 15.715 24 22 0,92 14.458 2 Goa Kreo 34.525 96 26 0,27 9.322 3 Air Terjun Semirang 7.688 33 32 0,97 7.458 4 Candi Gedongsongo 154.951 426 56 0,13 20.144 Keterangan:

1. Jumlah pengunjung rata-rata (1 tahun) = Data rata-rata pengunjung pada tahun 2007-2009 (data dari Disparbud dan Disparta)

2. Jumlah pengunjung = Hasil pengamatan jumlah pengunjung di obyek wisata alam. 3. ∑ Pengunjung aktual usia muda = Hasil pengamatan jumlah pengunjung usia muda di

(33)

Pengunjung aktual usia muda tertinggi terdapat pada obyek wisata alam Candi Gedongsongo, yang dikarenakan obyek wisata alam pegunungan banyak diminati oleh pengunjung, termasuk pengunjung usia muda yang biasanya datang secara massal ataupun berdua bersama pasangannya. Obyek wisata alam pegunungan mempunyai pemandangan alam yang menarik dan udara sejuk pegunungan sehingga banyak peminatnya. Pengunjung aktual usia muda terendah terdapat pada obyek wisata alam Air Terjun Semirang, yang dikarenakan obyek wisata tersebut memiliki medan yang cukup sulit, untuk mencapai Air Terjun Semirang dibutuhkan tenaga yang ekstra, karena pengunjung harus mendaki jalan setapak sepanjang kurang lebih 1 km dan medannya seperti mendaki gunung, naik turun melewati tangga, berbatu dan sungai kecil.

5.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Wisata Alam di Kota Semarang bagi Usia Muda

5.5.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Potensial

Penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik yang disebut model logit untuk mengidentifikasi peubah-peubah yang mempengaruhi keinginan wisatawan untuk mengunjungi obyek wisata alam di Kota Semarang. Model pengolahan logit juga digunakan untuk mengetahui pengaruh peubah bebas secara bersama-sama terhadap peubah respon. Regresi logistik adalah suatu metode statistik yang mendeskripsikan hubungan antara peubah respon yang memiliki dua kategori atau lebih dengan satu atau lebih peubah penjelas berskala kategorik atau numerik. Regresi logistik biner digunakan pada peubah respon yang bersifat biner (Hosmer & Lemeshow 1989).

Peubah bebas yang diduga mempengaruhi keinginan wisatawan untuk mengunjungi obyek wisata alam di Kota Semarang adalah umur, jenis kelamin, pendidikan, keanggotaan dalam pecinta alam, jumlah anggota keluarga, pekerjaan orang tua, tempat wisata yang ingin dikunjungi, alasan berkunjung, waktu kunjungan, frekuensi kunjungan dan lama kunjungan.

Peubah tidak bebas merupakan suatu pilihan bagi wisatawan (bersifat biner), yaitu bernilai 1 jika responden menyatakan ingin mengunjungi obyek wisata alam dan bernilai 0 jika responden tidak ingin mengunjungi obyek wisata

(34)

alam di Semarang. Dari 118 pengunjung potensial yang dijadikan responden, sebanyak 97 orang menyatakan ingin mengunjungi dan sebanyak 21 orang wisatawan tidak berkeinginan mengunjungi wisata alam. Dalam analisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan potensial wisata alam di Kota Semarang digunakan sebelas peubah (Tabel 36).

Tabel 36 Peubah yang digunakan dalam permintaan potensial

Peubah Keterangan Kategori

x1 Umur

x2 Jenis kelamin 0= perempuan

1= laki-laki

x3 Pendidikan 0= SMA

1= Universitas x4 Pecinta alam/bukan pecinta

alam

0= bukan pecinta alam 1= pecinta alam x5 Jumlah anggota keluarga

x6 Pekerjaan orang tua 1= Pegawai Negeri Sipil

2= Swasta 3= Wiraswasta 4= BUMN 5= Pensiunan x7 Tempat Wisata yang ingin

dikunjungi

1= Pantai 2= Air terjun 3= Pegunungan 4= Goa

x8 Alasan berkunjung 1= Menghilangkan stress, kejenuhan, bosan, refreshing,

menyegarkan pikiran dan menenangkan diri (A) 2= Berlibur, menghabiskan waktu, santai dan berfoya- foya (B)

3= Pemandangan yang indah, menikmati keindahan alam dan udara yang segar (C)

4= Tempat menarik, menyenangkan, mengasyikkan dan seru (D)

5= Ingin menambah pengalaman, wawasan ilmu dan menginginkan tantangan (E)

x9 Waktu kunjungan 1= Hari biasa

2= Liburan 3= Akhir pekan 4= Kapan saja x10 Frekuensi kunjungan x11 Lama kunjungan Keterangan:

Peubah x6 dibagi menjadi 4 peubah dummy, yaitu:

 D61 dengan 0 adalah Pegawai Negeri Sipil dan 1 adalah Swasta

 D62 dengan 0 adalah Pegawai Negeri Sipil dan 1 adalah Wiraswasta

 D63 dengan 0 adalah Pegawai Negeri Sipil dan 1 adalah BUMN

 D64 dengan 0 adalah Pegawai Negeri Sipil dan 1 adalah Pensiunan Peubah x7 dibagi menjadi 3 peubah dummy, yaitu:

 D71 dengan 0 adalah Pantai dan 1 adalah Air terjun

 D72 dengan 0 adalah Pantai dan 1 adalah Pegunungan

 D73 dengan 0 adalah Pantai dan 1 adalah Goa Peubah x8 dibagi menjadi 4 peubah dummy, yaitu:

(35)

 D81 dengan 0 adalah (A) dan 1 adalah (B)

 D82 dengan 0 adalah (A) dan 1 adalah (C)

 D83 dengan 0 adalah (A) dan 1 adalah (D)

 D84 dengan 0 adalah (A) dan 1 adalah (E) Peubah x9 dibagi menjadi 3 peubah dummy, yaitu:

 D91 dengan 0 adalah Hari biasa dan 1 adalah Liburan

 D92 dengan 0 adalah Hari biasa dan 1 adalah Akhir pekan

 D93 dengan 0 adalah Hari biasa dan 1 adalah Kapan saja

Pada peubah x6, x7, x8 dan x9, skala yang digunakan bukan merupakan

skala biner, oleh karena itu digunakan peubah dummy. Peubah respon yang digunakan adalah keinginan pengunjung usia muda mengunjungi obyek wisata alam di Kota Semarang. Model pendugaan yang digunakan adalah model regresi logistik biner dengan fungsi penghubung kumulatif logit.

Pada Tabel 36 memperlihatkan dugaan parameter masing-masing peubah penjelas yang membangun model regresi logistik dalam penelitian. Dugaan Parameter peubah bervariasi dengan tanda positif dan negatif. Angka pada kolom dugaan parameter menunjukkan nilai bagi masing-masing peubah bebas dalam membangun model Y (peubah respon). Pada Tabel 37, terdapat beberapa peubah yang berpengaruh nyata dan tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan wisata alam di Kota Semarang bagi usia muda. Hasil tersebut diperoleh berdasarkan nilai P. Jika nilai P lebih kecil dari 0,1 (P < 0,1) maka peubah berpengaruh nyata. Sedangkan jika nilai P lebih besar dari 0,1 (P > 0,1) maka peubah tidak berpengaruh nyata.

Tabel 37 Hasil analisis permintaan potensial dengan regresi logistik biner

Prediksi Dugaan Parameter Std error P

Intersep 23,0601 14023,4 0,999

Umur (x1) 0,0776238 0,24773 0,754

Jenis kelamin (x2) 0,564701 0,802221 0,481

Pendidikan (x3) 0,174301 1,27905 0,892

Pecinta alam/non pecinta alam (x4) -1,5635 1,01633 0,124

Jumlah anggota keluarga (x5) 0,476397 0,298794 0,111

pekerjaan1 (D61) -1,69625 1,5545 0,275 pekerjaan2 (D62) -2,40729 1,61984 0,137 pekerjaan3 (D63) -1,1252 1,59755 0,481 wisata1 (D71) -19,5877 14023,4 0,999 wisata2 (D72) -20,5501 14023,4 0,999 wisata3 (D73) -21,0052 14023,4 0,999 alasan1 (D81) 1,58024 1,16965 0,177

(36)

Prediksi Dugaan Parameter Std error P alasan2 (D82) -0,503305 1,5117 0,739 alasan3 (D83) 2,35405 1,22941 0,056 alasan4 (D84) -2,09125 1,36828 0,126 waktu2 (D92) 0,143754 1,56036 0,927 waktu3 (D93) -0,727163 1,7306 0,674 Frekuensi kunjungan (x10) -0,0206176 0,0218745 0,346 Lama kunjungan (x11) -0,0452501 0,0129925 0

Beberapa peubah yang berpengaruh nyata terhadap permintaan wisata alam di Kota Semarang bagi usia muda yaitu alasan pengunjung potensial ingin mengunjungi wisata alam (pemandangan yang indah, menikmati keindahan alam dan udara yang segar) dan lama kunjungan. Peubah yang berpengaruh nyata ini berarti peubah tersebut sangat mempengaruhi keinginan pengunjung potensial usia muda untuk mengunjungi obyek wisata alam Kota di Semarang.

Berdasarkan hasil analisis regresi logistik, peubah alasan pengunjung berwisata alam (pemandangan yang indah, menikmati keindahan alam dan udara yang segar) merupakan peubah yang berpengaruh nyata terhadap keinginan pengunjung usia muda untuk mengunjungi obyek wisata alam di Semarang. Nilai P yang diperoleh sebesar 0,056 lebih kecil dari taraf nyata 10% (0,1). Setiap wisatawan yang berkunjung di obyek wisata alam dilatarbelakangi oleh sesuatu alasan/dorongan. Berwisata menjadi salah satu kebutuhan bagi wisatawan untuk menghilangkan stress, mengisi waktu libur, menikmati pemandangan/keindahan alam dan mencari pengalaman baru. Jadi alasan berkunjung sangat mempengaruhi keinginan wisatawan untuk mengunjungi wisata alam di Kota Semarang.

Berdasarkan hasil analisis regresi logistik, peubah lama kunjungan, merupakan peubah yang berpengaruh nyata terhadap keinginan pengunjung usia muda untuk mengunjungi obyek wisata alam di Kota Semarang. Nilai P yang diperoleh sebesar 0 lebih kecil dari taraf nyata 10% (0,1). Jadi lama kunjungan sangat mempengaruhi keinginan wisatawan untuk mengunjungi wisata alam karena semakin lama wisatawan melakukan perjalanan wisata alam berarti obyek wisata tersebut menarik, tidak membosankan, menyajikan atraksi yang menarik bagi wisatawan dan permintaannya juga tinggi.

Peubah yang tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan wisata alam di Kota Semarang bagi usia muda yaitu umur, jenis kelamin, pendidikan,

(37)

keanggotaan dalam pecinta alam, jumlah anggota keluarga, pekerjaan orang tua, obyek wisata yang ingin dikunjungi, waktu kunjungan dan frekuensi kunjungan. Peubah yang tidak berpengaruh nyata ini berarti peubah tersebut cenderung tidak mempengaruhi keinginan pengunjung usia muda untuk mengunjungi obyek wisata alam di Kota Semarang.

Berdasarkan hasil analisis regresi logistik, peubah umur merupakan peubah yang tidak berpengaruh nyata terhadap keinginan pengunjung usia muda untuk mengunjungi obyek wisata alam di Semarang. Nilai P yang diperoleh sebesar 0,754 lebih besar dari taraf nyata 10% (0,1). Hal ini berarti umur pengunjung tidak berpengaruh dalam permintaan potensial wisata alam di Semarang bagi usia muda. Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Nurchasanah (2005), yang menyatakan bahwa umur berpengaruh secara tidak langsung terhadap proses pengambilan keputusan untuk berekreasi.

Berdasarkan hasil analisis regresi logistik, pada peubah jenis kelamin merupakan peubah yang tidak berpengaruh nyata terhadap keinginan pengunjung usia muda untuk mengunjungi obyek wisata alam di Kota Semarang. Nilai P yang diperoleh sebesar 0,481 lebih besar dari taraf nyata 10% (0,1). Hal ini berarti baik pengunjung laki-laki maupun perempuan tidak berpengaruh dalam permintaan potensial wisata alam di Kota Semarang bagi usia muda.

Berdasarkan hasil analisis regresi logistik, pada peubah pendidikan merupakan peubah yang tidak berpengaruh nyata terhadap keinginan pengunjung usia muda untuk mengunjungi obyek wisata alam di Kota Semarang. Nilai P yang diperoleh sebesar 0,892 lebih besar dari taraf nyata 10% (0,1). Hal ini berarti tingkat pendidikan (pelajar SMA dan mahasiswa) pengunjung wisata alam tidak berpengaruh dalam permintaan potensial wisata alam di Kota Semarang bagi usia muda.

Berdasarkan hasil analisis regresi logistik, pada peubah keanggotaan dalam pecinta alam merupakan peubah yang tidak berpengaruh nyata terhadap keinginan pengunjung usia muda untuk mengunjungi obyek wisata alam di Kota Semarang. Nilai P yang diperoleh sebesar 0,124 lebih besar dari taraf nyata 10% (0,1). Hal ini berarti baik pecinta alam maupun bukan pecinta alam tidak

(38)

berpengaruh dalam permintaan potensial wisata alam di Kota Semarang bagi usia muda.

Berdasarkan hasil analisis regresi logistik, peubah jumlah anggota keluarga merupakan peubah yang tidak berpengaruh nyata terhadap keinginan pengunjung usia muda untuk mengunjungi obyek wisata alam di Kota Semarang. Nilai P yang diperoleh sebesar 0,111 lebih besar dari taraf nyata 10% (0,1). Artinya besar kecilnya anggota keluarga tidak berhubungan dengan permintaan wisata alam. Wisatawan yang memiliki jumlah anggota keluarga besar maupun kecil, tetap melakukan kegiatan wisata alam.

Berdasarkan hasil analisis regresi logistik, pada peubah pekerjaan orang tua merupakan peubah yang tidak berpengaruh nyata terhadap keinginan pengunjung usia muda untuk mengunjungi obyek wisata alam di Kota Semarang. Nilai P yang diperoleh sebesar 0,275; 0,137 dan 0,481 lebih besar dari taraf nyata 10% (0,1). Dapat dikatakan bahwa pekerjaan orang tua (Pegawai Negeri Sipil, swasta, wiraswasta ,BUMN, dan pensiunan) tidak berpengaruh dalam permintaan potensial wisata alam di Kota Semarang bagi usia muda. Hal ini disebabkan karena sebagian usia muda belum mempunyai pendapatan sendiri atau masih tergantung dengan orang tuanya. Berbeda juga dengan pendapat Parthana (1995), yaitu secara umum dapat dikatakan bahwa semakin tinggi pendapatan dan waktu luang yang dimiliki seseorang, maka semakin leluasa pula orang memilih dan menentukan jenis serta aktivitas wisata alam yang dilakukan (permintaan wisatanya semakin tinggi).

Berdasarkan hasil analisis regresi logistik, pada peubah obyek wisata yang ingin dikunjungi merupakan peubah yang tidak berpengaruh nyata terhadap keinginan pengunjung usia muda untuk mengunjungi obyek wisata alam di Kota Semarang. Nilai P yang diperoleh sebesar 0,999 lebih besar dari taraf nyata 10% (0,1). Jadi obyek wisata yang ingin dikunjungi tidak berpengaruh dalam permintaan potensial wisata alam di Kota Semarang bagi usia muda. Peubah ini berkaitan dengan pengambilan keputusan untuk berwisata alam.

Berdasarkan hasil analisis regresi logistik, pada peubah waktu kunjungan merupakan peubah yang tidak berpengaruh nyata terhadap keinginan pengunjung usia muda untuk mengunjungi obyek wisata alam di Kota Semarang. Waktu

Gambar

Tabel  5    Jumlah  pengunjung  obyek  wisata  alam  di  Kabupaten  Semarang  tahun  2009
Gambar 4  Pintu masuk dan loket obyek wisata Pantai Marina Semarang.
Gambar  6    Beberapa  fasilitas  yang  terdapat  di  obyek  wisata  Pantai  Marina  Semarang
Gambar 8  Tangga dan jalan menuju Goa Kreo.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Differensial share adalah Perubahan perekonomian daerah (wilayah) disebabkan oleh faktor lokal, atau daya saing daerah (wilayah) (bahan pengajaran agussalim). Maka

Berdasarkan hasil analisis penelitian tindakan dari siklus I sampai siklus II, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa mata pelajaran sosiologi

SIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan temuan yang peneliti kemukakan di atas maka simpulan penelitian ini adalah penggunaan metode diskusi mampu meningkatkan hasil

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia.. Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

kemampuan siswa pada asesmen performans tidak dilihat dari hasil tes pilihan ganda, tetapi melalui suatu kegiatan dalam mengeriakan tugas yang sedikit tehpi

Berdasarkan uraian diatas, peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian atas kualitas pelayanan suatu perusahaan terhadap kepuasan konsumen, dengan topik penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk merancang sebuah web server pada jaringan intranet sehingga dapat memenuhi kebutuhan pengguna sistem yang menginginkan agar sistem