ABSTRAK
Perangkat pencari informasi yang umum digunakan di perpus-takaan adalah katalog, baik yang konvensional maupun dengan menggunakan perangkat teknologi informasi berupa komputer yang dikenal dengan OPAC (Online Public Access Catalogue), namun untuk mencari informasi dengan cepat dan tepat, pengguna masih harus memahami indeks subjek atau kata kunci. Untuk mengatasi hal itu pengguna perpustakaan membutuhkan mesin pencari lain yang dapat membantu mereka menemukan informasi ataupun dokumen yang mereka butuhkan dengan lebih mudah, cepat, tepat dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan merancang penggunaan hyperlink sebagai sarana temu kembali berbasis teknologi informasi. Dengan hyperlink, pengguna cukup menggunakan satu kata kunci, yang akan dihubungkan dengan segala yang berkaitan dengan kata kunci tersebut. Kebutuhan informasi pengguna berdasarkan pada: (1) minat pengguna, (2) sebab akibat yang ditimbulkan, (3) tempat, (4) waktu, dan (5) permasalahan yang berkaitan.
ABSTRACT
Conceptual Design on the Use of Hyperlink as the Information Tool in Library
The library has strategic roles in managing the intelectual’s wealth and then provides them in the information services. Therefor, its utilization has to be improved to reach maximum results. To fulfill the needs and hopes of the users, the library has to provide products and services which are user oriented. One of the services provides by the library is information retrieval, which is done either traditionally by using manual catalogue or electronically by applying information technology which is known as OPAC (Online Public Access Catalogue). There are still many problems when the search machine is not able to respond properly the spesific information needed by the users moreover when they are not familiar with keywords to be searched. Actually, the users need a capable search machine to retrieve information or documents easily, fastly, and effectively. The objective of this study was to find out and design the use of information technology based hyperlink as the information retrieval tool in library, which enables users to links with the other relevant documents related to its title, author, publisher, publishing year, and subject. By using hyperlink, an object (a book, a chapter,
DESAIN KONSEPTUAL PENGGUNAAN
HYPERLINK
SEBAGAI ALAT BANTU TEMU KEMBALI INFORMASI DI PERPUSTAKAAN
Irma Elvina
1), Kudang Boro Seminar
2), dan Firman Ardiansyah
3)1)Perpustakaan Perguruan Tinggi Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Darmaga Kotak Pos 199, Bogor ...
Telp. (0251) 8621073, Faks. (0251) 8623166, e-mail: [email protected]
2)Fakultas Teknologi Pertanian, Kampus IPB Darmaga Kotak Pos 199, Bogor ...
3)Fakultas Matematika dan IPA-IPB, Gedung FMIPA Kampus IPB Darmaga, Jalan Meranti Level IV, Bogor ...
a paragraph, a definition, an essay, a picture, a reference) in a network could be linked in to the format of semantic relation which was designed in the structured hierarchy to retrieve information wider. Users enter keyword just once, and they will be linked to all related aspects of the keyword. This study was focused on the conceptual design of the hyperlink with emphasized on the information needs of users based on: (1) users’ interest, (2) cause and effect emerged, (3) place, (4) time, and (5) problems related to the topic. Hopefully, this conceptual design would provide users a wide range of documents or information appropriate for their needs.
Keywords: Information retrieval, hyperlink, OPAC, hypertext, html, semantic network, information technology
PENDAHULUAN
Teknologi informasi memungkinkan penyimpanan serta pendayagunaan informasi dan pengetahuan menjadi lebih menarik, interaktif dan lebih mudah dipahami sehingga mengakibatkan berubahnya pula paradigma belajar.
Temu kembali informasi merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menyediakan dan memasok informasi bagi pengguna sebagai jawaban atas permintaan ber-dasarkan kebutuhan pengguna (Sulistyo-Basuki 1991). Penelusuran informasi merupakan bagian dari sebuah proses temu kembali informasi dengan bantuan ber-bagai alat penelusuran dan temu kembali informasi yang dimiliki perpustakaan/unit informasi. Penelusuran in-formasi menjadi penting dalam rangka memenuhi ke-butuhan informasi pengguna, bagaimana menemukan informasi yang diminta pengguna, dan bagaimana mem-berikan “jalan” kepada pengguna untuk menemukan informasi yang dikehendaki. Dalam proses penelusuran, penggunaan alat yang tepat akan menghasilkan infor-masi yang tepat pula.
Beragam bentuk media penyimpanan informasi khususnya yang berupa pangkalan data elektronik (hard disk, CD-ROM, Online Public Access Catalogue-OPAC), memerlukan penguasaan teknik dan pemilihan
sumber-sumber informasi yang baik. Pengguna infor-masi dituntut untuk mengembangkan kemampuan agar dapat mengumpulkan informasi secara cepat, tepat, efisien dan sesuai dengan kebutuhan.
Berkembangnya teknologi, dan penemuan media baru selain buku untuk menyimpan informasi, banyak perpustakaan masa kini yang mulai menyimpan dan koleksi pustaka selain dalam bentuk tercetak juga berupa materi digital, mikrofilm, mikrofis, kaset, CD, kaset video dan DVD, dan menyediakan fasilitas akses informasi lewat CD-ROM, harddisk dan internet. Oleh karena itu perpustakaan modern telah didefinisikan kembali sebagai tempat untuk mengakses informasi dalam format apa pun, baik yang disimpan dalam gedung perpustakaan tersebut atau tidak.
Sebagai pengelola dan penyelenggara jasa infor-masi, perpustakaan memiliki peran strategis sebagai pengelola kekayaan intelektual dalam hal ini ilmu penge-tahuan. Didasarkan pada perannya, pemanfaatan per-pustakaan perlu dikembangkan guna mendapatkan hasil yang optimal. Produk dan layanan yang diberikan harus berorientasi kepada pengguna (user oriented), dalam arti harus sesuai dengan kebutuhan, keinginan dan harapan pengguna sehingga dapat memberikan kepuas-an kepada mereka. Untuk memudahkkepuas-an pencarikepuas-an informasi, perpustakaan menyediakan berbagai fasilitas konvensional berupa kartu-kartu katalog atau bibliografi yang menggunakan perangkat teknologi informasi be-rupa pangkalan data elektronis yang dikenal dengan OPAC. Untuk menggunakan kedua macam alat pencari informasi (searching tools) tersebut, agar dapat mem-peroleh informasi yang akurat dan cukup relevan peng-guna perlu memahami kata kunci atau indeks subjek terlebih dulu yang bersifat prakoordinasi ( precoor-dinated). Bagi pengguna yang telah biasa mengguna-kan dan memahami cara kerja kedua alat tersebut tidak menimbulkan masalah, namun untuk sebagian lainnya akan mengakibatkan kesulitan. Oleh karena itu perlu dibuatkan suatu alat pencari informasi lain yang lebih cepat dan mudah dalam penggunaannya, tetapi jang-kauannya tetap lebih luas seperti hyperlink, yakni suatu aplikasi komputer berbasis web yang memungkinkan pengguna melakukan serangkaian pencarian (link) dari satu dokumen ke dokumen lain yang relevan.
Temu Kembali Informasi
Perpustakaan sebagai penyedia informasi, menyajikan materi informasi baik itu yang berupa buku atau dokumen
lain yang dimiliki dengan cara menelusur melalui sarana temu kembali berupa katalog, bibliografi maupun indeks. Tanpa sarana tersebut tidak mungkin informasi yang setiap saat bertambah terus dapat diperoleh dengan cepat dan tepat. Alat atau sarana pencarian informasi sudah digunakan sejak lama, namun istilah temu kembali informasi diperkenalkan pertama kali pada tahun 1952, dan mulai populer sejak tahun 1961, bersamaan dengan mulai disadari pentingnya sistem temu kembali informasi di perpustakaan. Aktivitas temu kembali informasi tidak hanya terbatas pada cara menyimpan buku atau dokumen dengan teratur dan tepat saja, tetapi juga meliputi pe-mahaman tentang penempatan informasi yang telah diolah dengan tepat agar mudah ditemukan kembali.
Lancaster dalam Muddamale (1998) mendefinisikan sistem temu kembali informasi sebagai bahan suatu proses pencarian dokumen dengan menggunakan kode-kode yang mendeskripsikan dokumen sesuai dengan subyek isi dokumen tersebut. Sistem temu kembali informasi ini bertujuan untuk mendapatkan dokumen yang tepat atau relevan bagi pengguna (Kim Park 1993). Temu kembali informasi memiliki tiga komponen utama yang saling mempengaruhi, yaitu: (1) kumpulan dokumen, (2) kebutuhan informasi pengguna, dan (3) proses pencocokan (matching) antara keduanya. Secara fisik kumpulan dokumen dapat disimpan dalam bentuk tercetak, disket, hard disk, CD-ROM (Chowdhury 1999). Salah satu sistem temu kembali informasi otomatis atau digital adalah search engine atau mesin penelusur/ pencari. Pengguna dapat mencari halaman web yang dibutuhkan melalui mesin ini untuk mencari informasi yang tidak terstruktur, contohnya adalah dokumen. Ekspresi kebutuhan pengguna yang disebut kueri, juga tidak memiliki struktur. Melalui kueri ini yang merupa-kan sebuah subjek basis data, pengguna mencari infor-masi untuk dapat ditampilkan, diedit atau dianalisis dalam berbagai cara (post-coordinated) berbeda dari-pada sistem temu kembali informasi dengan basis data yang bersifat pra koordinasi.
Dua pendekatan penelusuran yang lazim digunakan dalam sistem temu kembali informasi yaitu berdasarkan bahasa alamiah (natural language) dan kosa kata terkontrol yang sering disebut controlled vocabulary
(Saptari dalam Hasibuan dan Andri 2003).
Sistem temu kembali informasi yang paling awal digunakan adalah Boolean yang mempresentasikan dokumen kedalam suatu himpunan kata kunci (set of key words), sedangkan kueri dipresentasikan sebagai
ekspresi Boolean. Kueri dalam ekspresi Boolean me-rupakan kumpulan kata kunci yang sering dihubungkan melalui operator Boolean (Boolean Logic) seperti AND, OR dan NOT serta menggunakan tanda kurung untuk menentukan cakupan (scopeoperator). Hasil pencarian dokumen dari model boolean adalah himpunan dokumen yang relevan.
OPAC sebagai Sarana Temu Kembali Informasi
Informasi akan benar-benar bermanfaat bagi pengguna-nya apabila dapat dengan mudah ditemukan dengan cepat pada saat yang tepat, oleh, atau untuk orang yang tepat. Perpustakaan menyediakan berbagai sarana temu kembali informasi seperti katalog baik dalam bentuk kartu, katalog tercetak berupa buku, OPAC, dan beberapa aplikasi CD-ROM. Katalog merupakan keterangan sing-kat atau wakil dari suatu dokumen, demikian pula sing-katalog elektronis dari sistem perpustakaan yang terotomasi seperti OPAC, yaitu suatu pangkalan data koleksi per-pustakaan tertentu. OPAC menyediakan akses secara
online tentang koleksi perpustakaan melalui terminal komputer. Pengguna dapat melakukan penelusuran me-lalui pengarang, judul, subjek, kata kunci sebagaimana biasa dilakukan pada katalog normal. Melalui OPAC, pengguna akan bisa mengetahui seberapa banyak judul, subjek, eksemplar, dan sebagainya dari koleksi suatu per-pustakaan.
Sistem Temu Kembali Berbasis Hypertext
Pada tahun 1993 Tim Berners-Lee dan peneliti-peneliti lainnya di European Particle Physics Lab mengem-bangkan suatu cara yang pada awalnya dimaksudkan untuk dapat saling bertukar informasi dengan sesama peneliti dengan menggunakan sesuatu yang disebut dengan hypertext. Sistem ini membuat sesama peneliti CERN dapat menampilkan dokumen pada layar komputer dengan menggunakan browser baru. Kode-kode khusus disisipkan ke dalam dokumen elektronik ini sehingga memungkinkan pengguna untuk meloncat dari satu dokumen ke dokumen lain.
Hypertext adalah teks yang mempunyai kaitan dengan dokumen lain (Febriyan dan Andayani 2002). Merupakan suatu paradigma (cara atau pola) antarmuka untuk menampilkan dokumen. Saat ini hypertext telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari world wide web (www) bahkan Tim Berners-Lee kemudian membuat
standar penulisan dokumen Webdengan nama HTML (Hypertext Mark-Up Language).
Hyperlink, HTMLdan Browser
Hyperlink artinya melompat ke dokumen lain atau serangkaian teks ataupun citra yang dapat membawa ke posisi lain dalam suatu dokumen atau ke bagian lain
www. Sumber informasi tersebut tidak hanya berupa teks, dapat juga berupa grafiks, citra, audio dan video, yang sering disebut hypermedia. Hyperlink digunakan dalam pengindeksan di web dan temu kembali informasi, web
diibaratkan sebagai mobil sedangkan hyperlink adalah mesinnya sehingga apabila hyperlink-nya tak ada maka penelusur tidak dapat berbuat apapun.
Dalam konteks web secara umum, ada tiga tipe
hyperlink (Noruzi 2005) yaitu:
1. Link ke halaman lain akan tetapi masih dalam situs yang sama yang menghubungkan halaman-halaman dengan situs, biasa disebut link navigasi. Ini merupa-kan syarat dasar untuk memudahmerupa-kan pengguna me-nelusur.
2. Link dari situs lain, biasa disebut backlinks atau
inlinks. Search engine (mesin pencari) mengguna-kan backlinks untuk memutuskan sumber informasi yang akan ditambahkan pada koleksi dan bagaimana menyusun peringkat sumber informasi yang tepat untuk menjadi sebuah kueri bagi pengguna. Back-links dianggap lebih penting dibandingkan dengan
link navigasi.
3. Link ke alamat e-mail.
Tipe-tipe hyperlink berikut atributnya dapat dilihat pada Tabel 1.
Penggabungan sistem temu-kembali ke dalam basis
hypertext lebih dikenal dengan nama search engine, yang berdasarkan sumber informasinya dikategorikan sebagai berikut:
1. Worldwide Search Engine adalah suatu sistem temu-kembali informasi yang mengambil data dari
Tabel 1. Tipe hyperlink. Tipe hyperlink Atribut
Text link Kata kunci dalam anchor text Kata kunci pada judul Graphic link Link ke citra
Affiliate link Link ke database, kemudian ke halaman web Sumber: Noruzi (2005).
berbagai server di seluruh penjuru dunia melalui program yang disebut dengan “robot” atau “bot” yang kemudian dikirim ke server pusat pada selang waktu tertentu.
2. Local search engine adalah suatu sistem temu-kembali informasi yang mengambil data dari server tertentu saja, tidak dirancang untuk mengarungi belantara internet seperti world wide search engine. tetapi dimaksudkan untuk pencarian pada objek spesifik dan lingkup yang lebih kecil.
Jaringan Semantik (Semantic Network)
Secara harfiah makna semantik adalah arti suatu kata. Dalam jaringan semantik, simpul (node) dinotasikan sebagai lingkaran sedangkan lintasan asosiasi (link) dinotasikan sebagai garis (edge) yang menghubungkan antarobyek (Gambar 1). Setiap simpul dapat dibuka untuk melihat informasi lebih lengkap berupa teks, citra, grafik,
audio dan video atau menjadi navigator menuju obyek lain yang berkaitan.
Pada Gambar 1 diperlihatkan bagaimana pengguna memasukkan kata kunci cabai, dan akan dihubungkan dengan informasi apa saja yang diinginkan pengguna berkaitan dengan kata cabai.
•
Ketika ingin tahu penyakit tanaman cabai pengguna dihubungkan dengan informasi yang berkaitan dengan penyakit.•
Struktur tanaman cabai, daunnya, batangnya, akar-nya, buahnya.•
Bagian dari cabai yang diserang penyakit.•
Gejala terserang penyakit.•
Cara pengendaliannya.Pengguna tidak perlu memasukan kata kunci baru, cukup menggunakan kata atau frase yang telah diberi
hyperlink.
Gambar 1 Representasi pengetahuan dengan jaringan semantik (Seminar 2003).
Menimbulkan
Pengendalian Solusi
Adalah Adalah Terkena
Menyerang Menyerang Pada Penyakit Jamur Bakteri Virus Tanaman Cabai Buah Bunga Akar Pisang Gejala Alat Bahan s s s s s s t t t t t s s t t t s Memiliki Penyebab Batang t Daun t Pada
HASIL DAN PEMBAHASAN Penggunaan Katalog Online
Penelusuran yang dilakukan pada sepuluh situs perpus-takaan perguruan tinggi dalam dan luar negeri yang terpilih, yaitu lima situs perpustakaan perguruan tinggi luar negeri yang terdiri dari perpustakaan Harvard University (Amerika Serikat), Cambridge University (Inggris), University of Tokyo (Jepang), National University of Singapore (NUS), Universiti Sains Malaysia (USM), dan lima situs perpustakaan perguruan tinggi dalam negeri yaitu situs perpustakaan Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), Universitas Kristen Petra dan Universitas Brawijaya (Unibraw) menghasilkan kesim-pulan bahwa kesepuluh situs perpustakaan perguruan tinggi tersebut menyediakan fasilitas katalog online
(OPAC).
Penelusuran melalui katalog online pada kesepuluh perpustakaan tersebut memiliki beberapa kesamaan yaitu berdasarkan kata kunci, judul, pengarang dan subjek. Sedangkan perbedaannya, pada masing-masing perpustakaan menambahkan beberapa unsur penelusur-an ypenelusur-ang dimaksudkpenelusur-an untuk memperjelas dpenelusur-an memudah-kan pengguna menemumemudah-kan dokumen, antara lain dengan menambahkan informasi mengenai bentuk fisik dan format dokumen, lokasi keberadaan dokumen, ISSN/ ISBN, tahun publikasi dan bahasa Tabel 2.
Penelusuran yang menggunakan kata kunci bebas, diawali dengan memilih unsur penelusuran yang diinginkan, kemudian mengetikkan kata kunci, begitu seterusnya. Untuk memperluas penelusuran dilakukan dengan mengkombinasikan beberapa kata kunci.
Penggunaan Hyperlink
Situs perpustakaan-perpustakaan perguruan tinggi ter-sebut telah mengadopsi teknologi hyperlink terutama pada informasi yang berkaitan dengan pengarang, afiliasi pengarang, judul, ketersediaan dokumen, subjek-subjek dokumen yang dimaksud (Tabel 3). Link yang disediakan bersifat umum, sehingga pengguna dapat dihubungkan kepada informasi yang relevan dan lebih lengkap.
Pada katalog online Perpustakaan Harvard Univer-sity, pengguna yang mencari melalui judul (title) akan dihubungkan pula dengan judul-judul lain yang ber-kaitan, jika melalui subjek maka akan muncul istilah-istilah yang berkaitan dengan subjek dokumen
ber-dasarkan tajuk subjek Library of Congress. Semua informasi yang diberi garis bawah berarti dokumen dapat dicari dan telah diberi hyperlink, fungsinya pada: 1. Pengarang, untuk mendapatkan informasi berkaitan dengan pengarang, perorangan atau lembaga atau organisasi.
Tabel 2. Tipe penelusuran pada katalog online.
Perpustakaan Unsur penelusuran yang digunakan Harvard University Kata kunci, judul, nama terakhir
pengarang, subjek, seri, ISBN/ISSN, nomor klasifikasi (DDC)
Cambridge University Kata kunci, pengarang, judul, judul jurnal
University of Tokyo Bentuk fisik dokumen (buku, jurnal), topik, lokasi dokumen
National University of Judul, subjek, pengarang, format Singapore dokumen, lokasi dokumen, bahasa,
tahun publikasi
Universiti Sains Malaysia Kata, frase, titik akses (pengarang, judul, subjek, seri)
Institut Teknologi Bandung Kata, frasa
Universitas Gadjah Mada Judul, pengarang, subyek Universitas Indonesia Kata kunci, jenis koleksi (buku,
majalah, non buku), lokasi Universitas Kristen Petra Judul, pengarang, subyek, nomor
klasifikasi (DDC)
Universitas Brawijaya Jenis koleksi (buku, minor tesis, serial), judul, subyek, pengarang, tahun
Tabel 3. Link dokumen perpustakaan.
Perpustakaan Link penelusuran dokumen Harvard University Pengarang, judul, lokasi,
keberadaan dokumen, sumber dokumen, subjek
Cambridge University Judul, pengarang
University of Tokyo Judul, pengarang, subjek heading, sumber dokumen, Nomor klasifikasi
National University of Judul, daftar isi, subjek, lokasi Singapore dokumen, format dokumen,
bahasa
Universiti Sains Malaysia Judul, pengarang, nomor klasifikasi, tahun, subjek Institut Teknologi Bandung Judul
(ITB)
Universitas Gadjah Mada Judul, pengarang, subyek, lokasi (UGM) keberadaan dokumen.
Universitas Indonesia (UI) Judul, judul yang mirip, abstrak Universitas Kristen Petra Judul, pengarang, subjek, tahun Universitas Brawijaya Judul, daftar isi
dengan unsur berbasis kontekstual, yaitu: subjek, minat, kausalitas (sebab akibat), kasus, tempat, waktu dan permasalahan. Setiap link tersebut kemudian dijabarkan dan dikonsultasikan dengan daftar kata kunci, antara lain Thesaurus AGROVOC untuk lebih memudahkan kontrol pada kata kunci (Gambar 2 dan 3).
Pada Gambar 3 tampak contoh sistem temu kembali informasi mengenai “pisang” dengan menggunakan jaringan semantik yang dihubungkan dengan informasi bersifat umum (judul, abstrak, daftar isi, pengarang, penerbit dan tahun), dan informasi bersifat kontekstual (subjek, minat, sebab akibat, waktu, kasus, lokasi dan permasalahan). Gambar tersebut menunjukkan informasi kontekstual mengakomodasi informasi yang dibutuhkan pengguna.
Editor Pengarang
Link dok. perpustakaan Penterjemah
Umum Judul Daftar isi
Sumber/penerbit Tahun
Kontektual Kata kunci kode terkendali
Tajuk subjek
Berbasis subjek Thesaurus
Klasifikasi (DDC, UDC, LC) Bebas
Pengguna
Berbasis minat Popularitas
Trend Berbasis kausalitas Penyebab
Akibat Metode
Berbasis kasus Studi kasus
Manajemen Studi kelayakan Wilayah
Berbasis tempat Zona
Daerah Durasi
Berbasis waktu Periode
Usia
Pemilihan waktu Berbasis permasalahan Substansi
Materi s s s s ss ss s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s ss s s ss
Gambar 2. Link keterkaitan dokumen perpustakaan.
2. Judul, menghubungkan dengan judul-judul yang dianggap memiliki kemiripan atau kesamaan topik 3. Tempat/lokasi ketersediaan dokumen, untuk
me-nemukan dokumen.
4. Sumber informasi untuk menemukan artikel dalam jurnal, atau bab dalam buku.
5. Subjek, untuk dihubungkan dengan istilah-istilah yang berkaitan.
Rancangan Link Dokumen
Pada sistem temu kembali informasi di perpustakaan yang cukup baru pengguna dihubungkan dengan dokumen tidak hanya berdasarkan judul, pengarang, sumber/penerbit, tahun dan lain sebagainya, tetapi juga
Link Dokumen Berbasis Umum
Sistem temu kembali di sebagian perpustakaan, baik
online maupun offline menggunakan link yang bersifat umum.Pengguna yang memerlukan suatu informasi tertentu akan mengetikkan kata kunci dan dihubungkan dengan: nama pengarang, editor dan penerjemah, judul dan daftar isi, penerbit atau sumber, dan tahun terbit. Contoh, pengguna yang mencari informasi mengenai “pisang” di search engine akan mendapatkan daftar judul yang berkaitan dengan segala sesuatu yang menggunakan kata kunci pisang.
Untuk melengkapi informasi lebih jauh, pengguna dapat mencari informasi lebih lanjut pada nama
penga-rang (author) atau judul (title). Pada tampilan yang lebih rinci, beberapa unsur informasi diberi hyperlink, yaitu nomor panggil dokumen, pengarang, lokasi penelitian, penerbit, tahun, pengarang kedua (bila ada). Apabila ingin mengetahui lebih jauh isi dokumen cukup mem-buka file daftar isi dan abstrak. Pengguna juga dapat membuka bab atau subbab pada daftar isi.
Link Dokumen Berbasis Kontekstual
Link ini memungkinkan pengguna mendapatkan infor-masi sesuai dengan konteks yang diinginkan berbasis-kan subjek, minat, sebab akibat, kasus, tempat, waktu dan permasalahan. Cara kerja sistem ini digambarkan dengan Informasi umum
Pisang Informasi kontektual
Abstrak Daftar isi
Judul
Berbasis permasalahan Permasalahan dalam pengembangan kultur jaringan
tanaman Berbasis waktu Penelitian tanaman pisang tahun 2004-2005 Berbasis lokasi Budi daya tanaman pisang di Pulau Jawa Berbasis sebab-akibat Dampak kultur jaringan terhadap
kualitas pisang
Berbasis kasus Budi daya tanaman pisang dengan
kultur jaringan Berbasis subjek Tanaman pisang Berbasis minat Tepung pisang t t t s s s t s s s s s s Tahun Penerbit Pengarang
memanfaatkan prototipe yang menggunakan aplikasi Macromedia Dreamweaver. Dengan memasukkan kata kunci, pengguna juga dapat membuka menu-menu yang terdapat disamping kiri untuk dihubungkan dengan dokumen yang sesuai dengan konteks yang diinginkan.
Link Dokumen Berbasis Subjek (Subject-Base)
Sistem temu kembali berbasis subjek ini terdiri atas dua cara penelusuran dengan menggunakan:
(1) kata kunci terkendali, yang tersusun dalam bagan tajuk subjek, thesaurus atau klasifikasi. Thesaurus yang banyak digunakan untuk bidang ilmu pertanian adalah AGROVOC dan CAB Thesaurus, sedangkan bagan klasifikasinya Dewey Decimal Classification
(DDC) atau Universal Decimal Classification (UDC). Pengguna yang menggunakan kata kunci (deskrip-tor) cukup menentukan kata-kata atau kalimat yang telah diberi hyperlink dan kemudian membuka kolom
subject base, maka segera akan dihubungkan dengan tesaurus sehingga pengguna tidak akan keluar dari konteks informasi yang dicarinya.
(2) kata kunci bebas, pengguna bebas memilih dan mengetikkan kata kunci apa saja yang dikehendaki, tetapi tetap terkendali, sehingga informasi yang didapatkan tidak keluar dari konteks. Sistem hanya akan menampilkan informasi berdasarkan kata-kata yang telah diindeks, tetapi sekaligus juga menyimpan kata-kata kunci baru ketika melakukan penelusuran informasi yang kemudian akan didaftar dalam indeks.
Link Dokumen Berbasis Minat (Interest-Base)
Sistem temu kembali ini menyediakan link ke dokumen berdasarkan ketertarikan pengguna pada topik-topik tertentu, pada informasi yang menjadi trend, atau topik-topik yang sedang popular saat itu. Pengguna tidak harus mengetikkan kata kunci baru tetapi cukup dengan membuka kata-kata ataupun kalimat yang telah diberi
hyperlink. Dengan membuka menu interest base yang terdapat di sebelah kiri layar, sistem akan menghubungan dengan judul-judul dokumen yang berkaitan dengan topik yang sedang trend.
Link Dokumen Berbasis Sebab-Akibat (Causal-Base)
Pada sistem temu kembali informasi ini pengguna tidak perlu memasukkan kata kunci baru terkait dengan
dokumen yang dicari, tetapi cukup membuka menu
causal-base yang terdapat disebelah kiri layar. Judul-judul dokumen yang ditampilkan telah diidentifikasi dengan memperhatikan kata-kata dan konteks kata dalam dokumen yang berkaitan dengan sebab akibat seperti kata sebab, akibat, efek, pengaruh dan dampak.
Link Dokumen Berbasis Kasus (Case-Base)
Link ini menghubungkan pengguna berkaitan dengan informasi tentang kasus-kasus yang ditimbulkan, bagai-mana metoda penelitiannya, studi-studi kasus yang pernah dilakukan dan berkaitan, bagaimana menyikapi dan mengelolanya, apakah ada studi kelayakan sebe-lumnya. Kata-kata yang dapat diidentifikasi sebagai kasus atau berkaitan sebagai kasus harus didefinisikan dahulu. Karenanya dibuatkan menu yang masing-masing dapat dibuka berkaitan dengan kata studi kasus, metode, studi kelayakan, manajemen dan analisis.
Link dokumen berbasis tempat (location-base)
Link ini menghubungkan pengguna pada informasi tentang topik-topik yang berkaitan dengan nama tempat, wilayah atau daerah, misalnya tempat penelitian, daerah atau zona yang baik untuk penelitian dan seterusnya. Pengguna cukup membuka location base, kemudian akan muncul menu kota dan zona yang berkaitan dengan dokumen.
Link Dokumen Berbasis Waktu (Time-Base)
Pengguna dapat menentukan batas waktu temuan ber-dasarkan tahun publikasi, usia, periode atau durasi waktu dibutuhkan. Jika pengguna hanya ingin mengetahui dokumen-dokumen yang berkaitan dengan "pisang" yang terbit pada tahun 1991 maka akan muncul daftar dokumen terbitan tahun 1991 tentang pisang.
Link Dokumen Perpustakaan Berbasis Permasalahan (Problem-Base)
Pengguna disediakan link yang berkaitan dengan subs-tansi dan materi yang menjadi permasalahan berkaitan dengan kata kunci atau topik yang dimaksud. Pengguna cukup membuka menu problem-base, kemudian akan muncul sub menu substansi dan materi.
Implikasi dan Implementasi bagi Perpustakaan
Dalam era informasi yang serba cepat, perpustakaan sebagai sumber informasi dan pengetahuan harus mampu menguasai dan memanfaatkan segala macam sistem temu kembali informasi. Untuk itu perpustakaan dituntut untuk tanggap terhadap perubahan paradigma tentang konsep layanan informasi. Perpustakaan harus siap dengan implikasinya dan dapat mengimplemen-tasikan segala kegiatan bisnisnya kepada tujuan yang hendak dicapai, yaitu kepuasan pengguna.
Arsitektur Informasi
Suatu sistem temu kembali informasi yang representatif, mudah digunakan, dan dapat bekerja dengan baik mem-butuhkan sebuah arsitektur informasi yakni suatu informasi klasifikasi dan pelabelan pencarian agar mudah diatur dan ditemukan. Agar arsitektur informasi ini dapat diaplikasikan dengan baik diperlukan komponen-komponen sebagai berikut:
1. Organisasi informasi, yaitu mengelompokkan dan menyusun informasi secara praktis atau sistematis sesuai kaidah-kaidah yang lazim digunakan seperti alfabetis, kronologis, dan sistematis (subjek), antara lain dengan cara mengklasifikasikan baik menurut bagan numerik seperti Dewey Decimal Classification
(DDC) atau Universal Decimal Classification (UDC) atau bahan verbal seperti AGROVOC, CAB, The-saurus, atau kombinasi keduanya seperti FAO classifications scheme. Semua dokumen dikelom-pokkan berdasarkan isi dan subjeknya. Pendekatan yang digunakan dapat bermacam-macam seperti hirarki, model basis data, hypertext. Perlu diperhati-kan bahwa skema dan struktur itu harus dapat saling mendukung dan dapat berintegrasi dengan baik. 2. Sistem pelabelan, yaitu pengkodean atau
pendes-kripsian isi dokumen ke dalam suatu konsep dengan tepat dan mewakili satu kelompok informasi. Empat jenis label yang umum digunakan adalah: (1) link
kontekstual, yaitu hyperlink ke informasi lain baik pada halaman yang sama atau halaman yang berbeda; (2) Tajuk (heading) istilah atau label yang secara tepat mendeskripsikan isi (content) yang dimaksud; (3) Sistem navigasi yang digunakan ketika melakukan pencarian, dan (4) Istilah-istilah dalam pengindeksan, yaitu kata-kata kunci dan atau tajuk subjek yang merepresentasikan isi untuk keperluan penelusuran. 3. Sistem navigasi membimbing pengguna untuk dapat
berpindah dari satu informasi ke informasi lain tanpa kehilangan orientasi. Sistem navigasi yang dapat digunakan meliputi navigasi global, navigasi lokal dan navigasi kontekstual. Navigasi global membim-bing pengguna untuk merepresentasikan kata-kata kunci yang dimasukkan pengguna dalam istilah-istilah yang lebih luas, navigasi lokal mengarahkan pengguna pada istilah-istilah yang telah tersedia pada mesin pencari, dan navigasi kontekstual mem-bimbing pengguna berdasarkan konteks dokumen-nya. Pengguna dapat mencari informasi yang ber-kaitan dengan kata kunci yang diinginkan sesuai dengan konteksnya, pengguna dapat memilih informasi-informasi yang tepat atau relevan seperti berdasarkan trend yang sedang berkembang. 4. Sistem pencarian yang dilakukan oleh mesin pencari,
yaitu desain antarmuka, penggunaan kueri, bahasa, algoritma temu kembali, sistem penelusuran rele-vansi dokumen yang ditemukan, tingkat presisi dan perangkingan hasil pencarian.
5. Metadata dan thesaurus untuk memperlihatkan hubungan semantik antar konsep. Metadata yang digunakan INDOMARC, sedangkan tag (tengara) yang digunakan adalah 900-an. Tag ini dibolehkan diisi keterangan-keterangan yang dianggap perlu tetapi tidak terakomodasi dalam tag-tag lain, se-hingga ketika terjadi pertukaran data antarperpus-takaan tidak akan terjadi kerancuan.
6. Pendefinisian kata-kata kunci atau frase yang dapat menjadi acuan sehingga sistem dapat mengenalinya ketika pengguna melakukan penelusuran, misalnya pendefinisian kata kunci didasarkan atau berbasis; a. subjek: menggunakan thesaurus dan tajuk subjek b. minat: informasi yang sedang popular atau
sedang trend.
c. sebab-akibat: pengaruh, akibat, efek.
d. kasus: metoda, studi kasus, manajemen, studi kelayakan.
e. tempat: nama tempat, kota, zona tertentu, negara. f. permasalahan: substansi, materi.
Manajemen Perpustakaan
Perpustakaan sebagai sumber informasi dan pengetahuan yang dapat diakses secara sistematis, terstruktur dan terorganisasi perlu didukung manajemen yang kuat dalam melaksanakan kegiatan bisnisnya agar dapat bergerak cepat mengikuti perkembangan ilmu penge-tahuan. Proses bisnis perpustakaan harus diarahkan dan
4. Kasus, berkaitan dengan metoda, studi kasus, manajemen, studi kelayakan dan analisis yang dikembangkan.
5. Tempat, berkaitan dengan nama lokasi, kota, zona, daerah, atau wilayah.
6. Waktu, berkaitan dengan masa penerbitan publikasi/ dokumen, kurun waktu tertentu penelitian.
7. Permasalahan, bagaimana substansi permasalahan dan materi yang berkaitan dengan dokumen. Pembuatan prototipe dengan menggunakan aplikasi Macromedia Dreamweaver yang menyediakan fasilitas
hyperlink adalah sebagai simulasi dan contoh desain agar desain yang diinginkan dapat dengan mudah dimengerti.
Berdasarkan penelusuran ke berbagai situs perpus-takaan dan sumber informasi lain, hingga saat ini masih sangat sedikit sekali situs yang menyediakan dan menggunakan penelusuran informasi berbasis konteks-tual. Pada umumnya mereka dan penggunanya sendiri lebih memahami dan menguasai sistem penelusuran informasi melalui judul, pengarang, kata kunci walaupun ada pula beberapa perpustakaan yang menyediakan fasilitas penelusuran berbasis subjek.
Hasil penelitian ini baru merefleksikan cara peng-guna mendapatkan keleluasaan ketika melakukan pene-lusuran informasi dengan menggunakan jaringan seman-tik Cara ini kedepan diharapkan dapat digunakan juga untuk penelusuran berbasis; multimedia, gambar (image), audio, dan non-teks.
DAFTAR PUSTAKA
Chowdhury, G.G. 1999. Introduction to information retrieval.
London : Library Association Publishing.
Febrian, J. dan F. Andayani.2002. Kamus komputer dan istilah teknologi informasi. Bandung : Informatika Hasibuan, Z.A. dan Y. Andri. 2003. Penerapan berbagai
teknik sistem sistem temu kembali informasi berbasis hiperteks. http://www.cs.ui.ac.id/WebKuliah/TKS/MIK/ retrieval%20techniques.doc. [12 Agustus 2008].
Kim Park, T. 1993. The Nature of relevance in information
retrieval: an empirical study. Library Quaterly 63(3): 318-351.
Muddamalle, M.R. 1998. “Natural Language versus
Controlled Vocabulary in information retrieval: a case studi in soil mechanics”. Journal of The American Society for Information Science, 49 (10), 881-887.
Noruzi, A. 2005. Hyperlinks and their roles in web
information retrieval. http://www.webology.ir/2005/ v2n3/editorial5.html. [28 Mei 2007].
Seminar, K.B. 2003. Manajemen layanan perpustakaan dengan dokumen multi media. Jurnal Pustakawan Indonesia 4(1): 12-21.
disesuaikan dengan perkembangan perangkat teknologi informasi. Sistem temu kembali informasi berbasis kontekstual akan berjalan dengan baik dan sangat berguna dalam mening-katkan pelayanan informasi apabila pihak-pihak terkait terutama pengelola perpus-takaan memahami dengan baik dan mampu mengapli-kasikannya dalam sistem layanan informasi. Teknologi mesin pencari (search engine) memungkinkan pencarian informasi melewati ruang dan waktu, namun untuk itu diperlukan:
1. SDM pustakawan yang andal dan memiliki kompe-tensi keilmuan yang sesuai merupakan syarat utama. Pustakawan bertanggung jawab atas ketersediaan dan kemudahan memperoleh informasi.
2. Kemampuan untuk memahami dan mengeluarkan sebanyak mungkin kata kunci, untuk di indeks dan disiagakan agar terbaca oleh mesin pencari. 3. Subject specialist yang memahami dan menguasai
bidang ilmunya untuk lebih memperkuat analisis subjek, sehingga pengolahan bahan pustaka dapat menjadi lebih akurat.
4. Pustakawan juga harus mampu membaca dan mengi-kuti perkembangan trend ilmu pengetahuan agar dapat dengan tepat mengarahkan atau memberikan informasi yang akurat kepada pengguna.
5. Peningkatan pengetahuan pustakawan mengenai pemanfaatan perangkat teknologi informasi dan penguasaan informasi yang dimiliki perpustakaannya
KESIMPULAN DAN SARAN
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan beberapa jenis link yang digunakan dalam sistem hyperlink yang dapat membantu memberi keleluasaan kepada pengguna perpustakaan mendapatkan informasi spesifik dan akurat tanpa perlu memasukkan kata kunci baru tetapi dengan bantuan hyperlink pada judul, pengarang, subjek, dan informasi lain yang dianggap berhubungan.
Dengan memanfaatkan jaringan semantik, kata kunci akan dihubungkan secara logis dengan informasi-informasi atau dokumen-dokumen yang berkaitan dengan topik yang diinginkan yang berbasiskan: 1. Klasifikasi keilmuan, thesaurus, tajuk subjek 2. Minat pengguna seperti, trend yang berkembang,
atau yang sedang populer.
3. Sebab dan akibat, meliputi penyebab, akibat, dampak, efek, dan pengaruh yang ditimbulkan.