• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN METODE TA 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EVALUASI KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN METODE TA 2017"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN METODE TA 2017

Puncak evaluasi kegiatan pengembangan metode dilaksanakan melalui pemaparan seminar hasil pengembangan dan validasi metode TA 2017 yang diselenggarakan pada 23 Nopember 2017 di gedung IPB Convention Hall, Bogor. Dihadiri oleh narasumber dari IPB (Dr. Abdul Kodir, Dr. Eni Widajati, Dr. Supramana), Balit Biogen (Dr. Reflinur), dan Balai Besar Mekanisasi Pertanian (Dony Anggit Sasmito, S.TP); serta peserta seminar dari Direktorat Perkebunan, BPSB Jawa Barat, BPSB Banten, DKI Jakarta, Balai Uji Terap Karantina Pertanian, Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Balai Besar POPT Jatisari, Direktorat Serealia, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Direktorat Aneka Kacang dan Umbi, dan Balai Besar PPMB-TPH.

Gambar 1. Pelaksanaan Seminar Hasil Pengembangan Metode TA 2017

Kegiatan pengembangan metode merupakan satu output utama Balai Besar PPMB-TPH. Tujuan dari pengembangan metode untuk memfasilitasi BPSB dalam rangka pengembangan/validasi metode. Kegiatan ini di awali dengan telah diselenggarakannya seminar proposal Pengembangan Metode TA 2017 pada 28 Januari 2017. Harapan dengan terselenggaranya Seminar hasil pengembangan metode TA 2017 ini dapat menjadi salah satu rekomendasi dalam penyusunan

(2)

Kepmentan terkait pengujian dan standar mutu benih. Selain itu, peserta tamu dapat memberikan masukan untuk kesempurnaan kegiatan pengembangan metode TA 2017 maupun 2018.

Sepuluh judul pengembangan dan validasi metode TA 2017 yang dipaparkan yaitu (1) Validasi trier untuk pengambilan contoh benih, (2) Pengkajian penggunaan combine harvester terhadap mutu benih padi, (3) Verifikasi metode penetapan kadar air suhu rendah selama 17 jam pada benih padi, jagung dan kedelai, (4) Validasi cara pemotongan benih kacang tanah untuk keseragaman pemotongan, (5) Validasi uji tetrazolium dalam rangka percepatan pengujian mutu benih padi, (6) Penentuan batas maksimal nematoda parasite Aphelenchoides besseyi untuk standar uji mutu kesehatan benih, (7) Verifikasi pengujian nematoda Aphelenchoides besseyi terbawa benih padi, (8) Pengujian kemurnian genetik padi hibrida secara molekuler menggunakan penanda mikrosatelit, (9) Deteksi/identifikasi cendawan Pyricularia oryzae pada benih padi, dan (10) Kajian keberadaan bakteri Burkholderia Glumae dalam proses sertifikasi benih padi.

Pemaparan pertama mengenai validasi trier. Menurut Kepmentan 635/HK.150/C/07/2015 bahwa pengambilan contoh primer (selama proses pengambilan contoh benih) dapat dilakukan menggunakan stick trier dan nobbe trier. Balai Besar PPMB-TPH mengkaji lebih dalam dengan melakukan validasi beberapa macam trier menggunakan sampel benih jagung. Dapat ditarik kesimpulan dari kegiatan ini bahwa trier yang direkomendasikan untuk pengambilan contoh (Gambar 2A) adalah tipe nobbe trier sesuai spesifikasi ISTA. Jenis dan ukuran benih, perusakan terhadap benih dan kemasan benih, pemenuhan pengambilan titik tertentu pada kemasan benih, kepraktisan, ukuran dan berat trier menjadi pertimbangan.

(3)

Gambar 2. A) Trier sesuai ISTA, B) Combine harvester, C) alat pemotong benih kacang tanah APTK 2017

Penggunaan combine harvester yang telah dikaji untuk combine harvester tipe A berukuran besar (Gambar 2B) dengan kapasitas pemanenan yang besar. Ternyata mampu menjadi solusi dalam teknik pemanenan benih padi. Penggunaan combine harvester tipe A memberikan hasil uji kemurnian benih padi yang mendekati dengan kontrol (pemanenan menggunakan arit dan trasher) dengan syarat kebersihan combine harvester sebelum dan setelah pemanenan harus dijaga,.

Verifikasi metode penetapan kadar air suhu rendah selama 17 jam pada benih padi, jagung dan kedelai dilatarbelakangi oleh sampel pengujian kadar air padi, jagung dan kedelai yang masuk jumlahnya banyak secara bersamaan di laboratorium penguji benih. Namun hal ini perlu dilakukan kajian mendalam karena belum ditemukan hasil yang menunjukkan bahwa ketiga komoditas tersebut dapat secara bersamaan diuji kadar air menggunakan metode oven suhu rendah 17 jam.

Validasi selanjutnya mengenai penggunaan alat pemotong kacang tanah (APTK 2017) berjudul validasi cara pemotongan benih kacang tanah untuk keseragaman pemotongan. Ukuran potongan kacang tanah dapat mempengaruhi hasil uji kadar air. Oleh karena itu dirancanglah sebuah alat pemotong kacang tanah untuk menyeragamkan ukuran pemotongan (prototipe 2014) dan telah divalidasi. Namun masih terdapat beberapa kekurangan dari segi desain maupun kepraktisan

2A

(4)

fungsinya. Untuk itu dilakukan perbaikan dan validasi terhadap alat pemotong yang baru (APTK 2017). Hasilnya alat pemotong yang baru (Gambar 2C) dapat digunakan dengan nilai kadar air yang mendekati alat pemotong lama (prototipe 2014) namun dengan beberapa nilai tambah seperti tersedianya wadah penampung, pisau yang dapat dipasang ulang serta pemakaian yang lebih praktis.

Validasi lainnya terkait uji tetrazolium dalam rangka percepatan pengujian mutu benih padi. Dari hasil kajian, diperoleh bahwa uji tetrazolium berpotensi untuk dikembangkan dan digunakan untuk uji cepat pengujian daya berkecambah benih dengan syarat kondisi akomodasi, lingkungan dan kemampuan analis sama baiknya. Maka disarankan perlu dilakukan pelatihan yang lebih intensif terhadap analis.

Kajian selanjutnya terkait kesehatan benih. Penentuan batas maksimal nematoda parasit Aphelenchoides besseyi untuk standar uji mutu kesehatan benih yang telah memasuki tahun ke-3. Dari hasil pengamatan lapang, level banyaknya nematoda dalam benih padi dan jenis varietas padi tidak berpengaruh banyak terhadap variabel pertumbuhan tanaman padi. Perlu data hasil panen untuk mendapatkan besarnya gejala serangan nematoda di lapang, karena nematoda Aphelenchoides besseyi akan menyerang dan berkembang pada masa generatif ketika muncul malai padi.

Masih terkait nematoda Aphelenchoides besseyi, pada TA 2017 ini dilakukan verifikasi pengujian nematoda Aphelenchoides besseyi terbawa benih padi pada beberapa BPSB di Indonesia. Rata-rata hasil menunjukkan bahwa dari 32 laboratorium, 25 diantaranya sudah mampu menguji, sedangkan laboratorium yang mampu mendeteksi nematoda diatas 75% sebanyak 10 BPSB. Disarankan untuk dilakukan pendampingan pengujian terhadap BPSB lainnya yang belum mengikuti validasi tersebut serta BPSB yang belum mampu menguji dan mendeteksi nematoda.

Dari sisi molekuler, pengujian kemurnian genetik padi hibrida secara molekuler menggunakan penanda mikrosatelit telah dilaksanakan. Pengujian memakai penanda mikrosatelit (SSR) dengan menggunakan 5 primer, dan suhu annealing 55°C. Marka SSR dapat mengidentifikasi tetua hibrida yang telah disiapkan. Terdapat 3 laboratorium partisipan yang bersedia ikut. Berdasarkan pemantauan, hasil pada partisipan ke-2 menujukkan hasil yang lebih terang karena menggunakan gel akrilamid, sedangkan partisipan lainnya kurang karena yang menggunakan gel agarose. Dari 5 primer yang disediakan, 4 diantara mampu mendeteksi tetua hibrida yaitu RM 206, RM 276, RM 263, dan RM 335.

(5)

Beralih ke kajian kesehatan benih cendawan dengan judul deteksi/identifikasi cendawan Pyricularia oryzae pada benih padi. Hasil kajian ini mengarah pada metode uji deteksi cendawan yang mudah dan sederhana sehingga aplikatif untuk dilaksanakan di BPSB. Metode blotter test dengan variasi kertas saring suhu 22°±2°C menggunakan cahaya alami (488 lux) hasilnya mendekati dengan metode acuan yaitu metode blotter test menggunakan kertas filter, penyinaran gelap terang 12 jam dengan NUV, dan perlakuan suhu dingin -20°C pada hari kedua.

Kajian keberadaan bakteri Burkholderia Glumae (BG) dalam proses sertifikasi benih padi dilaksanakan terkait maraknya pemberitaan di media massa terkait BG pada 2016 meskipun BG sudah terdeteksi di Jawa Barat tahun 1987. Jenis media yang digunakan untuk mendeteksi dan menumbuhkan bakteri Burkholderia Glumae yaitu media spesifik SP-G. Selain itu, dilakukan pula pengujian secara molekuler menggunakan PCR. Hasilnya, berdasarkan pengujian melalui liquid assay media spesifik, ditemukan bakteri meskipun dalam jumlah yang sangat sedikit. Begitu pula dengan pengujian menggunakan PCR, terdeteksi adanya Burkholderia Glumae pada seluruh sampel yang diuji. Saran dari Balai Uji Terap Karantina Pertanian, bakteri BG dapat ditekan melalui perlakuan benih. Bakteri ini dapat ditekan dengan perlakuan air panas suhu 36°, dilanjutkan perlakuan pencelupan ke larutan tembaga hidroperoksida 2.000 ppm selama 60 menit, kemudian dikeringkan pada suhu 60°C selama 24 jam. Uji terap tersebut dapat mengeliminasi BG hingga level 0, dengan uji daya berkecambah masih diatas 90%.

(6)

Secara keseluruhan, narasumber banyak memberikan masukan mengenai format penulisan, perlu penguatan metode pengujian, justifikasi yang kuat terhadap rekomendasi hasil, teknik pengumpulan data dalam abstrak perlu diperkuat, konsistensi terhadap kode dan pembacaan, serta kehati-hatian dalam menyusun kesimpulan.

Harapan dari hasil pengembangan metode TA 2017 dapat dimanfaatkan dan bersifat aplikatif di laboratorium maupun di lapangan.

Penulis,

Gambar

Gambar 1. Pelaksanaan Seminar Hasil Pengembangan Metode TA 2017
Gambar 2. A) Trier sesuai ISTA, B) Combine harvester, C) alat pemotong benih  kacang tanah APTK 2017
Gambar 3. Peserta Seminar Hasil Pengembangan dan Validasi Metode TA 2017

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini adalah: City Branding “The Soul of Madura” dan motivasi wisatawan berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan berkunjung ke Kabupaten Sumenep; City

(2) hasil observasi selama proses pembelajaran, perbaikan dalam pembelajaran, dan hasil pre test post test menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Problem

mula-mula yang dilakukan dalam penelitian terhadap data sekunder, yang. kemudian dilanjutkan dengan penelitian lapangan untuk memperoleh

Berikut ini adalah contoh Penyusunan Laporan Modal Kerja PT.Indirasari..

Romawi adalah sebuah kota yang selalu di sandingkan dengan Yunani, yang mempunyai hubungan erat antara kedua kota ini. Romawi ialah peradaban dunia yang letaknya terpusat di

Sementara itu kelompok bukan angkatan kerja terdiri dari golongan yang bersekolah, mengurus rumahtangga dan golongan lain penerima pendapatan (Simanjuntak, 1985). Dalam

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang pengelompokkan penyandang disabilitas dengan algoritma k-means clustering dapat disimpulkan bahwa Cluster

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, huruf f, huruf g, huruf h, huruf i, dan huruf j, perlu menetapkan