• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERTIF TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS, SIKAP ILMIAH DAN KEMAMPUAN MENGKOMUNIKASIKAN HASIL KARYA SAINS PADA MATA KULIAH EKOLOGI HEWAN MAHASISWA UNIVERSITAS SIMALUNGUN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERTIF TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS, SIKAP ILMIAH DAN KEMAMPUAN MENGKOMUNIKASIKAN HASIL KARYA SAINS PADA MATA KULIAH EKOLOGI HEWAN MAHASISWA UNIVERSITAS SIMALUNGUN."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS, SIKAP ILMIAH DAN KEMAMPUAN MENGKOMUNIKASIKAN

HASIL KARYA SAINS PADA MATA KULIAH EKOLOGI HEWAN MAHASISWA UNIVERSITAS SIMALUNGUN

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada Program studi Pendidikan Biologi

Oleh:

RISJUNARDI DAMANIK NIM: 8146174037

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ii ABSTRAK

Risjunardi Damanik: Pengaruh Model Pembelajaran Koopertif terhadap kemampuan berpikir kritis, sikap ilmiah dan kemampuan mengkomunikasikan hasil karya sains pada mata kuliah Ekologi Hewan Mahasiswa Universitas Simalungun. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universita Negeri Medan (UNIMED). Medan, 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh model Pembelajaran Think Talk Write, Group Investigation, dan pembelajaran konvensional terhadap; (1) kemampuan Berpikir Kritis; (2) Sikap Ilmiah; dan (3) Kemampuan mengkomunikasikan hasil karya sains Mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Simalungun Pematangsiantar. Sampel diambil secara total sampling yaitu seluruh mahasiswa Semester VI. Jumlah sampel sebanyak 60 orang yang dikelompokkan ke dalam 3 kelompok model pembelajaran yaitu: model Think Talk Write (Eksperimen A), Group Investigation (Eksperimen B), dan pembelajaran konvensional. Instrumen menggunakan angket sebanyak 20 soal untuk mengukur kemampuan berpikir kritis; Untuk mengukur Sikap Ilmiah sebanyak 20 soal; dan mengukur kemampuan mengkomunikasikan hasil karya sains di nilai dari hasil Observasi serta tes lisan. Soal instrumen telah diuji validitas, reliabilitas, daya beda, dan tingkat kesukaran dengan menggunakan rumus product moment. Metode penelitian ini bersifat kuasi eksperimen dengan tehnik analisi data menggunakan uji ANAKOVA Pada taraf signifikan α = 5% dengan bantuan program SPSS 21.0. Hasil penelitian menunjukan: (1) Kemampuan berpikir kritis mahasiswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Group Investigation 88,00 ± 3,70 secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan Model pembelajaran Think Talk Write 78,25 ± 5,20, dan model pembelajaran konvensional 66,50 ± 5,87 dengan (Fhitung = 2,349 ; P = 0,10); (2) Sikap Ilmiah Mahasiswa yang dibelajarkan dengan Model Pembelajaran Group Investigation 94,45 ± 1,50 secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan Model pembelajaran Think Talk Write 81,35 ± 2,30, dan model pembelajaran konvensional 68,00 ± 2,81 dengan (Fhitung= 679,362; P= 0,000); (3) Kemampuan Mengkomunikasihan Hasil Karya Sains Mahasiswa yang dibelajarkan dengan Model Pembelajaran Group Investigation 91,35 ± 1,73 secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan Model pembelajaran Think Talk Write 82,50 ± 1,46 dan model pembelajaran konvensional 72,45 ± 2,25 dengan (Fhitung = 529,567; P = 0,000). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model pembelajarn Think Talk Write dan Group Investigation berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis, sikap ilmiah dan kemampuan mengkomunikasikan hasil karya sains mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Simalungun pematangsiantar. Kemampuan berpikir kritis, sikap ilmiah dan kemampuan mengkomunikasikan hasil karya sains mahasiswa pada model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan Model pembelajaran Think Talk Write dan Konvensional.

Kata Kunci: Model Pembelajaran Kooperatif, Kemampuan Berpikir Kritis, Sikap Ilmiah, Kemampuan Mengkomunikasikan hasil karya sains.

(6)

ii ABSTRACT

RisjunardiDamanik: The effect of cooperative learning model on critical thinking ability, scientific attitude, and communicating ability of students in Animal Ecology course of Biology Education program, Universitas Simalungun. Medan: Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED). Medan, 2016.

This study aims to investigate the effect of Think Talk Write learning model, Group Investigation, and conventional learning model, toward (1) critical thinking ability; (2) scientific attitude; and (3) ability to communicate the result of scientific work, of students of Biology Education program, Universitas Simalungun, Pematangsiantar. Sample used were the total of 60 students in the sixth semester. Students were divided into 3 groups of learning models; Think Talk Write (experiment A), Group Investigation (experiment B), and conventional learning. Instruments used were 20 questions of questionnaire for critical learning ability and 20 questions for scientific attitude testing. Meanwhile, communicating ability was assessed from observation and verbal tests. Instrumental questions have been tested for validity, reliability, distinguish power, and level of difficulty using formula of product moment. This study is a quasi-experimental based using ANAKOVA testing at significance level of α = 5% using SPSS 21.0. Results show that (1) students taking Group Investigation learning model have critical thinking ability about 88.00 ± 3.70 which was significantly higher compare to those taking Think Talk Write or conventional learning model; 78.25 ± 5.20 and 66.50 ± 5.87 respectively. (2) Scientific attitude of student taking group investigation learning model was also higher compare to those taking Think Talk Write or conventional learning model. The score were 94.45 ± 1.50, 81.35 ± 2.30, and 68.00 ± 2.81 respectively. Moreover, (3) student taking Group Investigation learning model has communicating ability about 91.35 ± 1.73 which was significantly higher compare to those taking Think Talk Write (82.50 ± 1.46) or conventional model (72.45 ± 2.25). In summary, learning models of Think Talk Write and Group Investigation may affect the critical thinking ability, scientific attitude, and communicating ability of students of biology education program of Universitas Simalungun, Pematangsiantar. Critical thinking ability, scientific attitude, ability to communicate the result of scientific works was significantly higher in Group Investigation model than Think Talk Write model and conventional model.

(7)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Koopertif terhadap kemampuan berpikir kritis, sikap ilmiah dan kemampuan mengkomunikasikan hasil karya sains pada mata kuliah Ekologi Hewan Mahasiswa Universitas Simalungun.” dengan baik dan sesuai waktu yang direncanakan. Tesis ini disusun guna memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini tidak akan dapat diselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis dengan kerendahan hati mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tesis ini. Ucapan terimakasih secara khusus penulis sampaikan kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Medan, Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd.

2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd.

3. Prof. Dr. rer.nat. Binari Manurung, M. Si selaku Dosen Pembimbing I dan Dr. Hasruddin, M.Pd, selaku dosen pembimbing II sekaligus Ketua Program Studi Pendidikan Biologi, yang telah banyak memberikan motivasi, arahan dan bimbingan kepada penulis sejak awal penulisan hingga selesainya tesis ini.

4. Penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. Mufti Sudibyo, M.Si, Dr. Syahmi Edi, M.Si, Dr. Fauziyah Harahap, M.Si selaku tim penguji yang telah memberikan kritik, saran dan masukan untuk kesempurnaan penulisan tesis ini.

5. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Rektor Universitas Simalungun Prof. Dr. Marihot Manullang, Dekan Universitas Simalungun Dra. Ika Rosenta Purba, M.Si, Ka. Prodi Pendidikan Biologi Universitas Simalungun Dian Perayanti sinaga, M.Si dan Sumarni Tridelpina Purba,S.Si, M.Pd, Lihardo Hulu, M.Pd dan Komarul Huda,M.Pd yang membantu peneliti

(8)

iv

sebagai Observer, atas bantuan dan kerjasamanya selama penelitian berlangsung.

6. Teristimewa kepada ayahanda Marnes Damanik, Ibunda Niurlina Saragih yang saya banggakan dan sayangi yang telah mendukung dari segi material, moril, dan doa. Kakak serta adik saya Julianna Damanik, S.Pd, Elvi Junita damanik, Rioma Dameklara damanik, dan Yemima damanik yang selalu memberi dukungan kepada saya. Begitu juga kepada seluruh keluarga yang telah memberi semangat kepada penulis.

7. Dan lebih khusus kepada teman-teman Pascarajana Biologi Angkatan XXIV Kelas B_2, Kiranya Seluruh perhatian, kebaikan dan bantuan yang telah diberikan pada penulisan mendapat Berkat dari Tuhan.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian tesis ini, namun penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, karena itu penulis sangat berterimakasih untuk setiap kritik dan saran yang telah diberikan demi kesempurnaan tesis ini. Kiranya tesis ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah berpikir bagi pembaca dan secara khusus bagi dunia pendidikan.

Medan, Maret 2016 Penulis,

(9)

v

2.1.2.1. Tahap- tahap pembelajaran dengan menggunakan Model Think Talk Write(TTW) ... 14

2.1.3. Model Pembelajaran Group Investigasi (GI).… ... 15

2.1.3.1. Tujuan Model Pembelajaran Group Investigasi (GI).… ... 15

2.1.3.2. Tahap- tahap Pembelajaran Group Investigasi (GI).… ... 16

2.1.4. Model Pembelajaran Konvensional.… ... 17

2.1.4.1. Metode Ceramah.… ... 17

2.1.4.2. Metode Tanya Jawab.… ... 18

2.1.4.3. Ciri- ciri Pembelajaran Konvensional.… ... 18

2.1.5. Hakikat Berpikir Kritis ... 19

2.1.6. Pengertian Sikap Ilmiah ... 22

2.1.7. Pengertian Kemampuan Mengkomunikasikan hasil karya sains ... 24

2.1.7.1. Hakikat Sains.… ... 24

2.1.7.2. Pengertian keterampilan mengkomunikasikan sains.… ... 25

(10)

v

3.2.2. Sampel ... 33

3.3. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 33

3.4. Variabel Penelitian ... 34

3.5. Definisi Operasional ... 34

3.6. Prosedur dan Pelaksanaan Penelitian ... 36

3.7. Pengontrolan Perlakuan ... 39

3.7.1. Validitas internal ... 39

3.7.2. Validitas Eksternal ... 39

3.8. Teknik Istrumen dan Pengumpulan Data ... 40

3.8.1. Test Kemampuan Berpikir Kritis ... 40

3.8.2. Test Kuesioner sikap ilmiah……… ... 41

3.8.3. Test Kemampuan Mengkomunikasikan hasil karya sains ... 41

3.9. Uji Coba Instrumen ... 43

4.1.1. Deskripsi data kemampuan berpikir kritis mahasiswa ... 48

4.1.2. Deskripsi sikap ilmiah mahasiswa ... 49

4.1.3. Deskripsi data mengkomunikasikanhasilkarya sain mahasiswa ... 50

4.2. Pengujian Hipotesis ... 50

4.2.1. Pengaruh Model Pembelajaran Koopertif Tipe Think Talk Write (TTW), Group Investigation (GI) dan konvensional, Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Simalungun ... 51

4.2.2. Pengaruh Model Pembelajaran Koopertif Tipe Think Talk Write (TTW), Group Investigation (GI) dan konvensional, Terhadap Sikap Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Simalungun... 52

4.2.3. Pengaruh Model Pembelajaran Koopertif Tipe Think Talk Write (TTW), Group Investigation (GI) dan konvensional, Terhadap Kemampuan Mengkomunikasikan Hasil Karya Sains Mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Simalungun ... 53

4.3. Pembahasan ... 54

4.3.1. Pengaruh Model Pembelajaran Koopertif Tipe Think Talk Write (TTW), Group Investigation (GI) dan konvensional, Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Simalungun ... 54

(11)

v

4.3.2. Pengaruh Model Pembelajaran Koopertif Tipe Think Talk Write

(TTW), Group Investigation (GI) dan konvensional, Terhadap

Sikap Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas

Simalungun... 56

4.3.3. Pengaruh Model Pembelajaran Koopertif Tipe Think Talk Write (TTW), Group Investigation (GI) dan konvensional, Terhadap Kemampuan Mengkomunikasikan Hasil Karya Sains Mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Simalungun ... 58

4.4. Keterbatasan penelitian ... 58

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1. Simpulan ... 60

5.2. Implikasi ... 61

5.3. Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 63

(12)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 2.1. Aspek kemampuan Berpikir Kritis ... 21

Tabel 2.2.Indikator dan kemampuan mengkomunikasikan hasil karya sains mahasiswa ... 26

Tabel 3.1. Pretes- Postes control group design ... 34

Tabel 3.2. Kisi- kisi tes Kemampuan berpikir Kritis ... 40

Tabel 3.3. Kisi- kisi tes sikap Ilmiah... 41

Tabel 3.4. Kisi- kisi Instrumen mengkomunikasikan hasil karya sains ... 42

Tabel 3.5 Kategori Relibilitas Tes ... 44

Tabel 3.6. Kategori Kesukaran Tes ... 45

Tabel 3.7. Kategori Daya Beda ... 46

Tabel 4.1. Hasil Pretes dan Postes Berpikir Kritis Mahasiswa. ... 49

Tabel 4.2. Hasil Angket Sikap Ilmiah Mahasiswa. ... 49

Tabel4.3. Hasil observasi Mengkomunikasikan hasil karya Sains Mahasiswa. ... 50

Tabel 4.4. Besar pengaruh berpikir kritis mahasiswa ... 54

Tabel 4.5. Besar pengaruh Sikap ilmiah mahasiswa ... 56

Tabel 4.6. Besar pengaruh kemampuan Mengkomunikasikan hasil karya Sains mahasiswa ... 58

(13)

viii DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1. Model Group Investigation (GI)...………. 16 Gambar 3.1. Bagan Alur Penelitian………... 38 Gambar 4.1. Pengaruh Model Pembelajaran Koopertif Tipe Think

Talk Write (TTW), Group Investigation (GI)dan

konvensional, Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas

Simalungun...……...………. 51 Gambar 4.2. Pengaruh Model Pembelajaran Koopertif Tipe Think

Talk Write (TTW), Group Investigation (GI)dan

konvensional, Terhadap Sikap Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas

Simalungun...……...………. 52 Gambar 4.3. Pengaruh Model Pembelajaran Koopertif Tipe Think

Talk Write (TTW), Group Investigation (GI)dan

konvensional, Terhadap Kemampuan

Mengkomunikasikan hasil karya sains Mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas

Simalungun...……...………. 53

(14)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus ... 68

Lampiran 2. SAP Pembelajaran kelas Think Talk Write (TTW) … ... 77

Lampiran 3. SAP Pembelajaran Kelas Group Investigation (GI) ... 86

Lampiran 4. SAP Pembelajaran Kelas Konvensional ... 95

Lampiran 5. Tes Kemampuan berpikir kritis……….. ... 101

Lampiran 6. Angket Sikap Ilmiah……… ... 107

Lampiran 7.Penilaian tes kemampuan mengkomunikasikan hasil karya sains 109 Lampiran 8. Uji validitas kemampuan berpikir kritis ... 110

Lampiran 9. Uji validitas instrumen sikap ilmiah … ... 111

Lampiran 10. Daya beda kemampuan berpikir kritis ... 112

Lampiran 11. Daya beda instrumen sikap ilmiah ... 113

Lampiran 12.Tingkat kesukaran kemampuan berpikir kritis……….. . 114

Lampiran 13. Tingkat kesukaran Sikap Ilmiah……… ... 115

Lampiran 14. Data pretes dan postes kemampuan berpikir kritis ... 116

Lampiran 15. Data hasil sikap ilmiah pada pembelajaran Think Talk Write ... 117

Lampiran 16. Data hasil sikap ilmiah pada pembelajaran Group Investigation 118 Lampiran 17 Data hasil sikap ilmiah pada pembelajaran konvensional ... 119

Lampiran 18. Data hasil observasi dan hasil tes lisan pada pembelajaran Think Talk Write ... 120

Lampiran 19. Data hasil observasi dan hasil tes lisan pada pembelajaran Group Investigation ……….. ... 121

Lampiran 20. Data hasil observasi dan hasil tes lisan pada pembelajaran konvensional ……… ... 122

Lampiran 21.Hasil Analisis SPSS 21.0 ... 123

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah proses perubahan tingkah laku seseorang atau sekelompok orang sebagai hasil dari sebuah pengalaman melalui kegiatan pengajaran dan pelatihan. Pendidikan merupakan aspek penting dalam suatu peradaban bangsa terlebih dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Pendidikan juga merupakan suatu kebutuhan manusia guna menggali sumber daya manusia. Salah satu kemampuan yang perlu dimiliki oleh mahasiswa ialah menyampaikan gagasan atau pikirannya melalui tulisan secara runtut, logis, dan dapat dipahami dengan baik. Oleh karena itu sejak memasuki perguruan tinggi, mereka dilatih cara memperoleh informasi dari berbagai sumber untuk diolah melalui penalaran kritis sehingga memiliki bahan untuk disampaikan kepada orang lain secara tertulis. Latihan yang demikian diwujudkan dalam melaksanakan tugas yang diberikan dosen melalui pengamatan, membaca, melaksanakan wawancara atau melakukan percobaan yang hasilnya dilaporkan secara tertulis. Evaluasi hasil belajar secara tertulis juga merupakan latihan bagi mahasiswa untuk menyampaikan hasil olah pikirnya dalam bentuk tulisan.

(16)

2

kebenaran yang sesungguhnya; (4) Sikap Kritis: Kebiasaan mencari informasi sebanyak mungkin berkaitan dengan bidangnya untuk dibanding-banding kelebihan-kekurangannya, kecocokan-tidaknya, kebenaran-tidaknya, dan sebagainya; (5) Sikap Objektif: Tidak memandang remeh salah satu disiplin ilmu yang ada. Karena, untuk membuat sesuatu yang berguna bagi masyarakat banyak diperlukan keterampilan dari ilmu lain agar sesuai dengan apa yang diperlukan; Dan (6) Ketelitian: Teliti dalam melakukan berbagai macam hal, agar hasil yang didapatkan maksimal dan tidak menyesal dikemudian hari.

Hasil Survei Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2012 memposisikan Indonesia urutan ke 64 dari 65. Dari hasil Survei tersebut terlihat bahwa Dosen harus mengurangi metode ceramah dalam mengajar. Karena arahan dari PISA sebaiknya Dosen mempertajam metode kontekstual dan mengarahkan Mahaiswa untuk berpikir tingkat tinggi (konsep

High Order Thinking and Contekstual Test). Salah satu penyebab rendahnya

peringkat Indonesia dalam PISA adalah penggunaan strategi konvensional. Dalam pembelajaran sains, Dosen menjadi pusat pembelajaran yang menjadikan mahasiswa pasif selama kegiatan pembelajaran. Seperti yang dikatakan dari Puspendik mewakili PISA Dr.Rahmawati, M.Ed. bahwa mahasiswa akan diarahkan untuk memiliki tingkata berpikir yaitu berpikir kristis, kemudian aplikasi dalam kehidupan sehari-hari atau Mahasiswa diarahkan untuk mampu memecahkan masalah dalam kehidupannya.

(17)

3

dimanfaatkan secara maksimal berakibat kepada minimnya hasil karya ilmiah mahasiswa. Selain itu, ketika mahasiswa diberikan soal yang dapat mengukur kemampuan berpikir kritis hanya satu mahasiswa yang mampu mencapai nilai 75 dan rata-rata nilai dari satu kelas tersebut adalah 38,26 sehingga dapat ditemukan bahwa kemampuan berpikir kritis mahasiswa di Universitas Simalungun rendah.

Salah satu materi yang sulit untuk dipahami oleh mahasiswa adalah materi Habitat dan Relung Ekologi pada semester VI. Pada pokok bahasan ini membahas mengenai perbedaan Mikrohabitat dan Habitat, pembagian Habitat menurut ruang dan waktu, serta menjelaskan pengertian relung ekologi multidimensi. Dalam proses pembelajaran mahasiswa masih hanya bergantung pada materi yang diajarkan dosen. Sikap Ilmiah dari mahasiswa juga kurang berkembang, disebabkan terbatasnya fasilitas laboratorium di Universitas tersebut. Kemampuan dalam mengkomunikasikan hasil karya sains mahasiswa juga belum berkembang, diakibatkan karena model pembelajaran konvensional yang diajarkan oleh Dosen. Mahasiswa jarang ditugaskan untuk menulis serta mempresentasikan hasil karya di depan kelas, akibatnya kemampuan mahasiswa dalam menulis serta mengkomunukasikan hasil karya terlihat rendah.

(18)

4

Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang sering diterapkan dalam meningkatkan kemampuan pemahaman dan kecerdasan mahasiswa serta membangun kemampuan berpikir kritis, sikap ilmiah, kemampuan mengkomunikasikan hasil karya sains mahasiswa. Ada berbagai macam model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif tipe Think

Talk Write (TTW) diperkenalkan oleh Huinker dan Laughlin (1996). Pada

dasarnya pembelajaran ini dibangun melalui proses berpikir, berbicara dan menulis. Strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW) dapat menumbuh kembangkan kemampuan pemecahan masalah menurut Yamin dan Ansari (2012). Alur kemajuan pembelajaran TTW dimulai dari keterlibatan mahasiswa dalam berpikir atau berdialog dengan dirinya sendiri setelah proses membaca, selanjutnya berbicara dan membagi ide dengan temannya sebelum menulis.

Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI). Slavin (2005) mengemukakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation terdiri dari enam tahap meliputi: grouping, planning, investigation, organizing,

presenting, dan evaluating. Pada tahap investigation mahasiswa dapat

meningkatkan kemampuan mengatur strategi dan taktik meliputi menentukan solusi dari permasalahan dan menuliskan jawaban dari solusi permasalahan. Selain itu, pada tahap investigation mahasiswa dapat meningkatkan keterampilan memberikan penjelasan lanjut meliputi kegiatan analisis dan sintesis. Pada tahap

presenting dan evaluating, mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan menarik

kesimpulan dari penyelesaian suatu masalah dan menentukan alternatif dalam menyelesaikan masalah.

(19)

5

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka masalah penelitian diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Salah satu yang diduga menjadi penyebab rendahnya peringkat Indonesia dalam PISA adalah penggunaan strategi konvensional, karena Dosen masih jarang menerapkan metode pembelajaran yang mengaktifkan mahasiswa. 2. Pembelajaran didalam kelas bersifat teacher centered; Dosen lebih banyak

member informasi dengan metode ceramah, hal ini menyebabkan sikap ilmiah serta berpikir kritis diri mahasiswa tidak berkembang secara baik. 3. Sarana dan prasarana di kampus belum mendukung pelaksanaan pendidikan

kecakapan hidup (life skill).

4. Mahasiswa kurang mampu mengkomunikasikan hasil karya sains dengan baik dan benar, karena jarang diberi penugasan oleh dosen.

1.3. Batasan Masala

Untuk memberikan ruang lingkup yang jelas pada penelitian ini dan agar lebih efisien dan lebih efektif, maka masalah dalam penelitian ini diberi batasan sebagai berikut:

1. Kemampuan berpikir kritis dalam penelitin dibatasi pada kemampuan mahasiswa dalam memeriksa dan memecahkan masalah dengan cara berpikir kritis.Berpikir Kritis diukur dengan tes berpikir kritis yang diadaptasi dari Cornell, (1964).

2. Sikap ilmiah yang diamati adalah (1) sikap ingin tahu; (2) sikap respek terhadap data/fakta; (3) sikap penemuan dan kreativitas; (4) sikap berpikir kritis; (5) sikap berpikir terbuka dan kerjasama; (6) sikap ketekunan; dan (7) sikap peka terhadap lingkungan sekitar.

(20)

langkah-6

langkah praktikum; dan (9) Mahasiswa mengkomunikasikan hasil praktikum percobaan dengan jelas.

4. pada Materi Habitat dan Relung Ekologi.

5. Model pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan model Think Talk

write (TTW), Group Investigation (GI), dan pembelajaran konvensional.

6. Materi yang diajarkan dalam mata kuliah Ekologi Hewan ini hanya dibatasi pada materi Habitat dan Relung Ekologi.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatsan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat pengaruh model Pembelajaran Think Talk Write (TTW),

Group Investigation (GI), dan pembelajaran konvensional terhadap

kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Simalungun Pematangsiantar?

2. Apakah terdapat pengaruh model Pembelajaran Think Talk Write (TTW),

Group Investigation (GI), dan pembelajaran konvensional terhadap Sikap

Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Simalungun Pematangsiantar?

3. Apakah terdapat pengaruh penggunaan model Pembelajaran Think Talk Write (TTW), Group Investigation (GI), dan pembelajaran konvensional terhadap kemampuan mengkomunikasikan hasil karya sains Mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Simalungun Pematangsiantar?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan Penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan model Pembelajaran Think Talk

Write (TTW), Group Investigation (GI), dan pembelajaran konvensional

(21)

7

2. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan model Pembelajaran Think Talk

Write (TTW), Group Investigation (GI), dan pembelajaran konvensional

terhadap sikap ilmiah mahasiswa semester VI pada mata kuliah Ekologi Hewan Universitas Simalungun Pematangsiantar.

3. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan model Pembelajaran Think Talk

Write (TTW), Group Investigation (GI), dan pembelajaran konvensional

terhadap kemampuan mengkomunikasikan hasil karya Sains mahasiswa semester VI pada mata kuliah Ekologi Hewan Universitas Simalungun Pematangsiantar.

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberi manfaat sebagai berikut:

1.6.1.Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharakan dapat berguna sebagai bahan literatur atau referensi yang dapat digunakan untuk memperoleh gambaran mengenail penggunaan model pembelajaran kooperatif Think talk Write (TTW) dan Group

Investigation (GI) terhadap kemampuan berpikir kritis, sikap ilmiah dan

kemampuan mengkomunikasikan hasil karya ilmiah Mahasiswa. Di samping itu sebagai bahan informasi dalam mengambil kebijaksanaan peningkatan mutu lulusan, serta sebagai sumbangan pemikiran bagi Dosen, guru, pengelola, pengembangan lembaga pendidikan dan penelitian selanjutnya.

1.6.2.Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan dosen mengenai model pembelajaran Think Talk Write (TTW), dan Group investigation (GI) pada materi Habitat dan Relung Ekologi dalam mata kuliah Ekologi Hewan. Selain itu penelitian ini juga memberikan gambaran bagi dosen tentang efektifitas dan efisiensi aplikasi model pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan Group

Investigation (GI) terhadap peningkatan Berpikir Kritis, sikap ilmiah dan

(22)

60

60 BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1. Simpulan

Hasil-hasil temuan penelitian dan analisis yang telah dilakukan, diperoleh beberapa simpulan, antara lain :

1. Ada pengaruh kemampuan berpikir kritis Mahasiswa yang signifikan dengan menggunakan Model Pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW), Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation (GI) dibandingkan dengan pembelajaran Konvensional pada materi Habitat dan Relung Ekologi hewan Semester VI Pendidikan Biologi Universitas Simalungun. Kemampuan berpikir kritis mahasiswa dengan model pembelajaran Group

Investigation (GI) lebih tinggi dibandingkan dengan Model Pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan konvensional.

2. Ada pengaruh sikap ilmiah Mahasiswa yang signifikan dengan menggunakan Model Pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW), Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation (GI) dibandingkan dengan pembelajaran Konvensional pada materi Habitat dan Relung Ekologi hewan Semester VI Pendidikan Biologi Universitas Simalungun. Sikap ilmiah mahasiswa dengan model pembelajaran Group Investigation (GI) lebih tinggi dibandingkan dengan Model Pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan konvensional.

3. Ada pengaruh kemampuan mengkomunkasikan hasil karya sains mahasiswa yang signifikan dengan menggunakan Model Pembelajaran kooperatif tipe

Think Talk Write (TTW), Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation (GI) dibandingkan dengan pembelajaran Konvensional pada

(23)

6261

5.2. Impikasi

Tujuan yang ingin dicapai dari pembelajaran biologi adalah Mahasiswa dapat memahami dan mengerti materi yang diajarkan, aktif, mampu berpikir kritis, meningkatkan sikap ilmiah mahasiswa dan dapat menyimpulkan materi pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Untuk dapat melibatkatkan mahasiswa aktif dalam belajar hendaknya Dosen tidak hanya menggunakan metode pembelajaran yang bersifat Konvensional (ceramah) yang hanya berpusat pada Dosen (teacher

centered), tetapi diharapkan dapat menggunakan stratetgi pembelajaran

Kooperatif yang melibatkan siswa secara aktif diantaranya model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW) dan Group Investigation (GI).

Penggunaan model pembelajaran Think Talk write (TTW) mengaharapkan (1) Mahasiswa dapat berpartisipasi aktif dalam belajar; (2) Mahasiswa mampu berpikir kritis dalam memecahkan masalah dan; (3) Mahasiswa mampu mengkomunikasikan hasil karya Sains kepada anggota kelompoknya dan penggunaan model kooperatif Group Investigation (GI) Diharapkan (1) Membantu mahasiswa untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik secara sistematis dan analitik; (2) Pemahaman secara mendalam terhadap suatu topik yang dilakukan melaui investigasi; dan (3) Melatih mahasiswa untuk bekaerja secara kooperatif dalam memecahkan suatu masalah. Dengan adanya kegiatan tersebut, mahasiswa dibekali keterampilan hidup (life skill) yang berharga dalam kehidupan bermasyarakat.

(24)

6261

Lingkungan yang kondusif sangat penting dan sangat menunjang pembelajaran, dan keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan.

5.3. Saran

Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan, maka sebagai tindak lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut :

1. Dalam mengajarkan Mata Kuliah Ekologi Hewan pada Materi Habitat dan Relung Ekologi hendaknya Dosen tidak hanya mengajarkan konsep-konsep Habitat dan Relung, namun bagaimana supaya mahasiswa mampu mempelajari secara mandiri konsep habitat dan Relung Ekologi dalam kehidupan nyata.

2. Sebagai upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan sikap ilmiah, serta meningkatkan kemampuan mengkomunikasikan hasil karya sains mahasiswa, hendaknya para dosen dapat merancang suatu model pembelajaran seperti model pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan

Group Investigation (GI).

3. Sebelum menerapkan model pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan

Group Investigation (GI) sebaiknya dapat merencanakan dengan baik

langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan sehingga proses pembelajaran, tujuan maupun kompetensi yang diharapkan dapat tercapai. 4. Kepada peneliti dan pemerhati pendidikan khususnya bidang pendidikan

ditingkat Universitas, Peneliti menyarankan kiranya perlu ada penelitian lanjutan mengenai pembelajaran kooperatif model Think Talk Write (TTW) dan Group Investigation (GI), sehingga Dosen dapat mengetahui sejauh mana pemahaman Mahasiswa mengenai materi pada saat diawal pelajaran dan diakhir pembelajaran.

(25)

63

DAFTAR PUSTAKA

Afacarino, M. 2008. Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Siswa Pada Mata Pelajaran Biologi.

Jurnal Pendidikan Inovatif. 3(2): 65-68.

Ali Nugraha. 2005. Pengembangan Pembelajaran Sains pada Anak Usia Dini.

Jakarta: Depdiknas Dikjen Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan Dan Ketenagaan Perguruan.

Amin, M. 1995. Ortopedagogik Anak Tunagrahita. Bandung: Depdikbud.

Anita Chandra Dewi. 2011. “Meningkatkan Kemampuan Sains Anak Usia Dini

Melalui Pembelajaran Berbasis Ketrampilan Proses”. Jurnal PG PAUD

FIP IKIP PGRI Semarang. 1(2): 11-19.

Ansari, B. 2005. Menumbuh kembangan Kemampuan Pemahaman dan

Komunikasi Matematik Siswa Sekolah Menengah Umum (SMU) melalui Strategi Think Talk Write. Disertasi. Bandung: UPI.

Arikunto, S. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi

Akasara.

Astleitner. H. 2002. Teaching critical thinking online. Journal International Psychol, 29(2): 53-77.

Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Budimansyah. 2004. Belajar Kooperatif Model Penyelidikan Kelompok dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Siswa Kelas V SD. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Program studi pendidikan Bahasa dan Sastra SD, Pascasarjana Universitas Negeri Malang.

Bruner. 1973. The Act Of Discovery. Harvard Educational Review 31:31-32

Bradford, M. Porciello, N. Balkon, D.Backus. 2007. The Blackboard learning

system: Thebe all and end all in educational instruction. Journal of

Educational Technology Systems. 35 (3): 301-314.

Chaniago, 2012. Meningkatkatkan Aktivitas Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Think Talk Write Pada Materi Pokok Hortatory Exposition

Dikelas XI IPA SMA Negeri 1 Kabanjahe. Jurnal Pendidikan 30(2):

33-38.

(26)

64

Chia, S.,Goh, K.,Tsoi, F., 2003. Using Group Investigation for Chemistry in

Teacher Education. Journal Asia-Pasific Forum on science Learning and

Teaching. 5(6): 1-12.

Deswani. 2009. Proses Keperawatan dan Berpikir Kritis. Jakarta: Salemba

Medika

Dimyati & Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, S.B. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Doantara, Y. 2008. Metode Pembelajaran Kooperatif:

http://ipotes.wordpress.com/2008/05/10metode-pembelajaran-kooperatif. Diakses 12 mei 2016.

Duron, R. 2006. Critical Thinking Framework For Any Discipline. Journal of

Teaching and Learningin Higer Education. 17(2): 160-166.

Eko Budi Prasetya. 2000. Media Sederhana dan Grafis. Yogyakarta: Depdikbud

UNY.

Erika. 2012. Pengaruh model Pembelajaran Kooperatif. Palembang: NoerFikri

Ofset.

Ennis, R.H., W.L Gardiner, R, Morrow, D. Paulus, and L. Ringel. 1964. The

Coenell Class-Reasoning Test, Form X. Champaign : Illinois Critical Thinking Project, Departement of Educational Policy Sudies, University of Illinois At Urbana-Champaign.

Featherstone, W.E. 1996. Thesis Requirements for Honors, Masters and Doctoral

Students. Perth: Curtin University.

Fisher, A. 2009. Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga.

Garvey, G. T., Milbourn, T. T., 2006, Asymmetric benchmarking in compensation: Executives are rewarded for good luck but not penalized for

bad. Journal of Financial Economics. 82(1): 197-225.

Gagne & Briggs. 1997. Conditioning of Learning. Third Edition. New York: Holt

Rinehort and Winston.

Gillies, R.M. 2006. Teachers' and students' verbal behaviors during cooperative

and small-group learning. British Journal of Educational Psychology, 76

(27)

65

Gokhale. 2002. Collaborative Learning Enhances Critical Thinking. Journal of

Technology Education, 7(1): 1-5.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: pustaka Setia.

Harahap. 1997. Teknik Hasil Belajar. Bandung: Mandar Jaya.

Hudojo. 2002. Peta Konsep. Jakarta : Makalah Disajikan Dalam Forum Diskusi

Pusat Perbukuan Depdiknas.

Huinkler, D. & Laughlin, C. 1996 Talk Your Way Into writing. Dalam

Communication in Matematics K-12 adn Beyond, 1996 Year Book. The National Counsil of Teacher of Matematic.

Hopkins, David. 1993. A teacher’s guide to classroom research-2nd edition.

Great Britain: Edmund Press.

Jhonson, D, W & R, Y Jhonson. 1988. Critical Thinking Through Structured

Controversy. Association For Supervision And Curicculum Development.

Karim. (2002). Panduan Kesehatan Olahraga Bagi Petugas Kesehatan. Diakses

dari http://pbprimaciptautama.blogspot. 15 Oktober 2009.

Kurnia, L.,Adripen., Yulita, E. 2014. Pengaruh model Pembelajaran Kooperatif

tipe Think Talk Wwrite terhadap kemampuan Komunikasi Matematika.

Jurnal Pendidikan MIPA. 1(1): 81-82.

Maimunah. 2005. Pembelajaran Volume Bola dengan Belajar Kooperatif Model

GI pada Siswa Kelas X SMA Laboratorium UM. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Pascasarjana Universitas Negeri Malang.

Manurung, B. 2012. Ekologi Hewan. Medan: Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan AlamUniversitas Negeri Medan (UNIMED).

Mulyasa. 2007. Menjadi Guru Professional Menciptakan Pelbelajaran Kreatif

Dan Menyenangkan. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Nasution, S. 1998. Berbagai Strategi Pembelajaran Dalam Proses Belajar

Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.

Lai, E. 2011. Critical Thinking, A Literature Review. Research Report : 1-49,

Diakses 11 Maret 2014.

Listiana, L. 2013. Pemberdayaan Keterampilan Berpikir Dalam Pembelajaran

(28)

66

Think Talk Write (TTW).Jurnal Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah surabaya,10(1): 37-49.

Luh. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Think Talk Write Berbantuan Media

Gambar Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV. Jurnal Pendidikan.

Paul, R. & Nosich. 2004. Consequently Validity: Using Asessment ti Drive

Instruction, Foundation For Critical Thinking.

Riastini, N. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Think Talk Write Untuk

Meningkatkan Sikap Ilmiah Siswa pada Mata Pelajaran IPA kelas v SD.

e-journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha. 3(1):26-38.

Risdianawati. 2012. Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Talk-Write

(Ttw) Menggunakan Mind Map Terhadap Kreativitas Berpikir Dan Kemampuan Komunikasi Siswa Smp Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Tamansiswa ).Fakultas Sains dan teknologi UIN Sunan Kalijaga.

Rohani, & Ahmadi . 1995 Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Setiawan, I.G.A.N. 2008 Penerapan Pengajaran Kontekstual Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMA

Laboratorium Singaraja. Jurnal Penelitian dan Pengembangan

Pendidikan, Lembaga Penelitian Undiksha, 2 (1) :42-59.

Siddiqui. H.M. 2013. Group Investigation Model Of Teaching: Enhanching

Learning Model. Indian Journal Of Reseach. 3(4): 78-80.

Shinta Dewi. 2008. Keterampilan Proses Sains. Bandung: Tinta Emas Publishing.

Slavin & Robert E. 1995. Cooperatif Learning Theori, Reseach, and Practise

Massauchestt, USA: Allymand & Bacon.

Sudjana. N. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiarto. 2004. Mengoptimalkan Daya Kerja Otak Dengan Berpikir Holistic dan

Kreatif. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.

Suhaenah. S. 2001. Membangun Kompetensi Belajar. Direktorat Jendral

Pendidikan Tinggi: Departemen Pendidikan Nasional.

Suryosubroto B. 2009.Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta

Trianto. 2010. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, jakarta: PT

(29)

67

Tsui, L. 2002. Fostering Critical Thingking Through Effective Pedagogy :

Evidence From Four Institutional Case Studies. The Journal Of Higher

Education. 23 (6): 740-763.

Walgito, Bimo, 2004. Pengantar Psikologi Umum, Andi, Yogyakarta.

Winataputra, Udin, S. 2001. Model-model Pembelajaran Inovatif. Jakarta Pusat:

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Winkel. (1983). Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia

Yamin & Ansari. B.I. 2008. Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual

Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press.

Zulkarnaini. 2011. Model Kooperatif Tipe TTW Untuk meningkatkan

Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Dan Berpikir Kritis. Jurnal

Gambar

Gambar 3.1. Bagan Alur Penelitian………………………....................  Think

Referensi

Dokumen terkait

Untuk penelitian selanjutnya diharapkan mengembangkan aplikasi perhitungan tunjangan kerja kinerja pegawai di Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjar ini dapat

Berita Acara Evaluasi Dokumen Kualifikasi nomor: BA/07/XII/2013/PBJ-Res Mura tanggal 19 Desember 2015 tentang hasil evaluasi calon penyedia jasa konsultansi perencanaan

Pada tumbuhan tingkat tinggi organ tumbuhan terdiri dari akar, batang, daun, bunga, biji, dan buah.. Seperti halnya sebuah sistem, struktur organ pada tumbuhanpun saling

REHAB BERAT KANTORPRAMUKA KECAMATAN SEKAYU KECAMATAN SEKAYU. Rp

Kita akan membahas tentang penanganan exception pada bab selanjutnya dari pembahasan ini, tetapi untuk sekarang, Anda cukup mencatat bahwa Anda perlu menambahkan kode ini

Tulisan ini memperlihatkan suatu usulan model yang dapat dipergunakan untuk mengukur tingkat kematangan tersebut, dengan harapan dapat dipergunakan oleh setiap institusi

Ginseng jenis ini umur panennya lebih cepat yaitu hanya 5 – 6 bulan dibanding ginseng dari Korea atau China (jenis Panax spp ) yang dipanen setelah umur 3 - 4 tahun. Kandungan

The direct method approach based on the direct multiple shooting is used to solve the trajectory of missile with terminal bunt manoeuvre with state and control