• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-TALK-WRITE PADA POKOK BAHASAN SPLDV DI KELAS VIII SMP ST. YOSEPH MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-TALK-WRITE PADA POKOK BAHASAN SPLDV DI KELAS VIII SMP ST. YOSEPH MEDAN."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE THINK-TALK-WRITEPADA POKOK BAHASAN SPLDV DI KELAS VIII SMP

St. YOSEPH MEDAN T.A 2012/2013

Oleh :

Hernita Safria Malau NIM 408111059

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan penyertaanNya skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “” yang disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada Bapak Rektor UNIMED Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Pimpinan UNIMED beserta seluruh Pembantu Rektor, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku Dekan FMIPA UNIMED beserta Pembantu Dekan I, II, dan III di lingkungan UNIMED, Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku Ketua Program Studi Jurusan Matematika, dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Matematika. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dr. Izwita Dewi, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah membimbing dan banyak memberikan saran positif kepada penulis dari awal pemilihan judul penelitian hingga selesainya penyusunan skripsi ini, Bapak Mulyono, S.Si, M.Si, Bapak Drs. M. Panjaitan, M.Pd dan Bapak Dr. Hasratuddin, M.Pd selaku Dosen Penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun dari rencana penelitian sampai penyusunan skripsi ini, Bapak Prof. Dr. Asmin, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik, dan seluruh Bapak/Ibu Dosen serta Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah banyak membantu penulis.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Drs. N. Pasaribu selaku Kepala Sekolah SMP St. Yoseph Medan, Bapak R. Simare-mare, S.Si selaku Guru Matematika SMP St. Yoseph Medan, Guru/Staf Pegawai SMP St. Yoseph Medan yang telah banyak membantu dan mengarahkan penulis selama penelitian.

(4)
(5)
(6)
(7)

iii

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPETHINK-TALK-WRITEPADA POKOK BAHASAN SPLDV DI KELAS VIII

SMP St. YOSEPH MEDAN Hernita Safria Malau (NIM 408111059)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan : (1) Untuk mengetahui bagaimana model pembelajaran kooperatif tipe think-talk-write dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi SPLDV di kelas VIII SMP St. Yoseph Medan (2) Untuk mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi SPLDV di kelas VIII SMP St. Yoseph Medan melalui model pembelajaran kooperatif tipethink-talk-write (3) Untuk mengetahui bagaimana efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe think-talk-write dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi SPLDV di kelas VIII SMP St. Yoseph Medan (4) Untuk mengetahui bagaimana respon siswa kelas VIII SMP St. Yoseph Medan terhadap model pembelajaran kooperatif tipe

think-talk-writedalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas VIII SMP St. Yoseph Medan tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 38 siswa. Objek dari penelitian ini adalah kemampuan komunikasi matematis siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Think-Talk-Write pada materi SPLDV di kelas VIII SMP St. Yoseph Medan. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri atas dua siklus. Instrumen pengumpulan data yaitu tes kemampuan komunikasi matematis siswa, lembar observasi.

Sebelum pemberian tindakan terlebih dahulu diadakan tes kemampuan komunikasi awal. Dari 38 orang siswa yang mengikuti tes kemampuan komunikasi matematika awal, nilai explanation tertinggi 10, nilai representasi

tertinggi 10 dan nilai drawing tertinggi 15 sehingga nilai maksimal siswa hanya 35 dengan kata lain tidak ada siswa yang mencapai nilai 65 ke atas atau tuntas dan nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah 10,6. Pada akhir siklus I, diperoleh nilai

explanationtertinggi 15, nilairepresentasitertinggi 30 dan nilaidrawingtertinggi 30 sehingga nilai maksimal siswa hanya 75. Sebanyak 2 orang (5,3 %) yang mencapai nilai 65 ke atas atau tuntas, sedangkan sebanyak 36 orang (94,7 %) memperoleh nilai kurang dari 65 atau tidak tuntas dengan nilai rata-rata kelas 29,9. Pada akhir siklus II, diperoleh nilai explanation tertinggi 40, nilai

(8)

iv

(9)
(10)
(11)
(12)

xi

DAFTAR TABEL

(13)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Jawaban Siswa No 1 3

Gambar 1.2 Jawaban Siswa No 2 3

(14)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Rencana Pembelajaran I 62 Lampiran 2 Rencana Pembelajaran II 74 Lampiran 3 Lembar Aktifitas Siswa I 79 Lampiran 4 Lembar Aktifitas Siswa II 80

Lampiran 5 Kisi-kisi Tes Awal 85

Lampiran 6 Lembar Validasi Tes Awal 86

Lampiran 7 Tes Awal 88

Lampiran 8 Alternatif Jawaban Tes Awal 89 Lampiran 9 Kisi-kisi Tes Kemampuan Komunikasi Matematis I 90 Lampiran 10 Lembar Validasi Tes Siklus I 94

Lampiran 11 Tes Siklus I 95

Lampiran 12 Alternatif Penyelesaian Tes Siklus I 96 Lampiran 13 Kisi-kisi Tes Kemampuan Komunikasi Matematis II 101 Lampiran 14 Lembar Validasi Tes Siklus II 103

Lampiran 15 Tes Siklus II 104

Lampiran 16 Alternatif Penyelesaian Tes Siklus II 106

Lampiran 17 Pedoman Penskoran 111

Lampiran 18 Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus I 113 Lampiran 19 Analisis Hasil Observasi Siklus I 117 Lampiran 20 Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus II 119 Lampiran 21 Analisis Hasil Observasi Siklus II 121 Lampiran 22 Tabel Analisis Kemampuan Awal 123 Lampiran 23 Tes Kemampuan Komunikasi I 126 Lampiran 24 Tabel Analisis Kemampuan Komunikasi I 127 Lampiran 25 Tes Kemampuan Komunikasi II 130 Lampiran 26 Tabel Analisis Kemampuan Komunikasi II 131

Lampiran 27 Hasil Wawancara 134

(15)

xiii

(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan dan kemajuan teknologi dewasa ini tidak terlepas dari perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan. Seiring dengan kemajuan IPTEK yang bergerak secara dinamis, tentu mengakibatkan perlunya suatu tuntutan kepada matematika untuk mengikuti gerak dinamis tersebut. Hal ini dikarenakan ilmu matematika adalah salah satu ilmu mendasar yang dapat menumbuhkan kemampuan penalaran siswa dan sangat diperlukan perkembangan teknologi pada saat ini. Peran matematika sangat penting bagi kehidupan. Besarnya peran matematika tersebut menuntut siswa harus mampu menguasai pelajaran matematika.

Untuk itu matematika sebagai disiplin ilmu perlu dikuasai dan dipahami oleh siswa sekolah agar dapat memudahkan siswa untuk mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi. Namun pada kenyataannya mutu pendidikan di Indonesia khususnya matematika masih rendah. Beberapa ahli matematika seperti Russefendi (dalam Hutagalung, 2009) mensinyalir kelemahan matematika pada siswa Indonesia karena pelajaran matematika disekolah ditakuti bahkan dibenci siswa. Menurut Sriyanto (dalam Bambang R, 2008) sikap negatif ini muncul karena adanya persepsi bahwa pelajarn matematika sulit. Menurut Soedjono (dalam Hutagalung, 2009):

“Kesulitan belajar siswa dapat disebabkan beberapa faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal seperti fisiologi, faktor sosial dan faktor pedagogik. Selain itu terdapat pula kesulitan khusus dalam belajar matematika seperti: 1) kesulitan dalam menerapkan konsep, 2) kesulitan dalam belajar dan menggunakan prinsip, 3) kesulitan dalam memecahkan soal berbentuk verbal”.

Hal senada juga diungkapkan oleh Bambang R (2008) bahwa :

(17)

2

Di dalam penerapannya, seringkali matematika yang diajarkan kepada siswa dilakukan dengan pemberitahuan, tidak dengan cara ekplorasi matematika ( Rusffendi, dalam Ansari: 2009). Oleh karena itu kondisi pembelajaran di dalam kelas membuat siswa menjadi pasif. Salah satu cara yang sering dipakai seorang guru dalam menyampaikan pembelajaran adalah metode ekspositori. Dimana proses pembelajaran berlangsung satu arah yaitu penyampaian informasi dari guru ke siswa. Metode inilah yang dapat membuat siswa menjadi kurang aktif dalam proses belajar karena siswa belajar dengan cara menonton guru dalam menjelaskan dan memecahkan masalahnya sendiri, Brooks & Brooks (dalam Ansari, 2009) menamakan pembelajaran seperti pola ini sebagai konvensional, karena suasana kelas masih didominasi guru dan menitikberatkan pembelajaran pada keterampilan tingkat rendah.

Pembelajaran konvensional atau mekanistik ini menekankan pada latihan mengerjakan soal atau drill dengan mengulang prosedur serta lebih banyak menggunakan rumus atau algoritma tertentu. Paling tidak ada dua akibat dari pembelajaran ini. Pertama, siswa kurang aktif pada pola pembelajaran ini karena kurang menanamkan pemahaman konsep sehingga kurang mengundang sikap kritis. Kedua, jika siswa diberi soal yang berbeda dengan latihan soal, mereka kebingungan karena tidak tahu harus mulai dari mana mereka bekerja.

(18)

Kurangnya si SMP St. Yoseph M menemukan beberapa ditemukan peneliti di bentuk baru sebagai h matematika secara tep

Soal: Harga 3 harga 2 buku buku tulis dan

(2) Siswa tidak dapat Soal : Tentuka dengan mengg

siswa memahami konsep dan penguasaan g tepat dan kurangnya kemampuan komunik

yang mempengaruhi hasil belajar siswa. a tidak banyak siswa yang mau dan suka b ngatasi kesulitannya, apalagi kepada gur u. asi yang dilakukan p eneliti pada pokok baha

Medan pada kelas VIII tahun ajaran 2011 pa fakta, terdapat masalah komunikasi matema di kelas yaitu (1) Siswa tidak dapat melakuk i hasil translasi dari suatu masalah atau ide k tepat.

3 buku tulis dan 2 buku gambar adalah Rp 11 u tulis dan 5 buku gambar adalah Rp 15.000. an 5 buku gambar adalah...

Gambar 1.1 Jawaban siswa No 1

t menggambarkan grafik secara lengkap dan b kan Himpunan Penyelesaian dari 2x + 2y = 4 ggunakan metode grafik !

Gambar 1.2 Jawaban Siswa No 2

(19)

4

Dari 38 siswa yang diberi tes terdapat 63,8 % siswa tidak mampu merepresentasikan suatu gambar ke dalam simbol matematika, 86,1 % siswa tidak mampu mentranslasikan suatu masalah atau ide ke dalam simbol atau kata-kata matematika dan 75 % siswa belum bisa menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel secara lengkap dan benar.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 23 April 2012 terhadap siswa SMP St. Yoseph Medan diperoleh bahwa kemampuan siswa untuk mengemukakan ide atau memberi tanggapan masih kurang baik dimana sebahagian siswa hanya bersifat pasif saja. Kurangnya siswa memahami konsep dan penguasaan materi, strategi belajar yang kurang tepat dan kurangnya kemampuan komunikasi matematika merupakan faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Kenyataannya menunjukkan bahwa tidak banyak siswa yang mau dan suka bertanya kepada temannya untuk mengatasi kesulitannya, apalagi kepada guru.

Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa salah satu kesulitan untuk mempelajari matematika adalah rendahnya kemampuan komunikasi matematika siswa. Rendahnya kemampuan komunikasi matematika, tidak lepas dari proses pembelajaran matematika. Kegiatan pembelajaran dipengaruhi oleh pandangan guru terhadap makna belajar. Makna dan hakekat belajar seringkali diartikan sebagai penerimaan informasi dari sumber informasi. Artinya masih ada sebagian guru memaknai kegiatan mengajar sebagai kegiatan memindahkan informasi dari guru atau buku kepada siswa.

(20)

5

pelatihan berpikir kritis dan kreatif. Sulvivan (dalam Ansari:2009) mengatakan bahwa peran dan tugas guru sekarang adalah memberi kesempatan belajar maksimal pada siswa dengan jalan (1) melibatkan secara aktif dalam eksplorasi matematika; (2) mengkonstruksikan pengetahuan berdasarkan pengalaman yang telah ada pada mereka; (3) mendorong agar mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai strategi; (4) mendorong agar berani mengambil resiko dalam menyelesaikan soal; (5) memberi kebebasan berkomunikasi untuk menjelaskan idenya dengan mendengarkan ide temannya.

Hal ini juga didukung oleh Ansari (2009:5) dalam buku komunikasi matematiknya dengan mengatakan bahwa:

“Suatu aktivitas yang diharapkan dengan diterapkan untuk menumbuhkembangkan kemampuan pemahaman dan komunikasi matematik siswa antara lain adalah dengan menerapkan strategi pembelajaran think-talk-write (TTW) dan pemberian tugas yang bersifat open-ended. Esensi strategi think-talk-write (TTW) adalah mengedepankan perlunya siswa mengkomunikasikan/menjelaskan hasil pemikiran matematikanya terhadap open-ended task yang diberikan guru, sedangkan esensi dari open-ended taskadalah mengedepankan proses dari pada hasil dan menjelaskan alasan pengerjaannya”.

Untuk merealisasikan peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa, guru harus memiliki suatu strategi yang berupa aktivitas yang mampu membuat siswa tertarik untuk melaksanakan proses belajar. Silver dan Smith (dalam Ansari:2009) mengutarakan pula tugas guru adalah: (1) melibatkan siswa dalam setiap tugas matematika, (2) Mengatur aktivitas intelektual siswa dalam kelas seperti diskusi dan komunikasi, (3) membantu siswa memahami ide matematika dan memonitor pemahaman mereka.

(21)

6

diberikan oleh guru serta model pembelajaran ini lebih mengedepankan proses daripada hasil dan menjelaskan alasan pengerjaannya.

Model pembelajaran TTW ini dimulai dengan bagaimana siswa memikirkan penyelesaian suatu masalah, kemudian diikuti dengan mengkomunikasikan hasil pemikirannya, dan akhirnya melalui diskusi siswa dapat menuliskan hasil pemikirannya. Sementara tugas yang diberikan bertujuan untuk mendorong siswa berpikir kreatif, bekerja- sama dengan temannya dalam menjawab tugas, dan menyadari bahwa soal dapat dijawab dengan beberapa cara. Pemilihan model pembelajaran ini didasari oleh beberapa alasan yaitu kegiatanthink, siswa dihadapkan dengan sebuah teks berupa materi serta masalah yang memuat petunjuk dan prosedur pelaksanaannya yang memungkinkan mereka untuk berpikir, kegiatan talk, siswa dikelompokkan menjadi grup-grup yang bersifat heterogen dan kemudian siswa menjelaskan, mendengarkan dan membagi ide bersama temannya dan kegiatan write, siswa mengungkapkan isi pikirannya menjadi tulisan dengan cara mengkonstruksikan pengetahuan yang mereka diskusikan.

Keuntungan melakukan model pembelajaran kooperatif tipethink- talk- write

(TTW) dalam pembelajaran antara lain:

1. Mempercepat kemahiran dalam menggunakan strategi pengerjaan soal. 2. Membantu siswa dalam mempercepat pemahaman soal.

3. Memberi kesempatan pada siswa untuk mendiskusikan suatu strategi pemecahan masalah.

Dengan tiga komponen dasar think, talk dan write ini, diharapkan kemampuan komunikasi siswa dan hasil belajar dapat meningkat.

(22)

7

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas dapat diidentifikasi masalah dalam kegiatan belajar mengajar sebagai berikut:

1. Masih rendahnya kemampuan komunikasi matematika siswa sehingga membuat siswa kurang bisa memahami permasalahan matematika.

2. Penguasaan konsep dasar matematika masih rendah.

3. Proses pembelajaran yang kurang mendukung siswa untuk mengekspresikan kemampuan komunikasi matematis yang dimiliki siswa tersebut.

1.3 Batasan Masalah

Dari masalah diatas, maka peneliti membatasi masalah ini pada :

1. Kemampuan komunikasi matematis yang di ukur adalah kemampuan komunikasi tulisan.

2. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipethink-talk-write.

3. Materi pelajaran yang digunakan yaitu pada pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana model pembelajaran kooperatif tipe think-talk-write dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi SPLDV di kelas VIII SMP St. Yoseph Medan?

2. Bagaimana peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi SPLDV di kelas VIII SMP St. Yoseph Medan melalui model pembelajaran kooperatif tipethink-talk-write?

3. Bagaimana efektivitas model pembelajaran kooperatif tipethink-talk-write

(23)

8

4. Bagaimana respon siswa kelas VIII SMP St. Yoseph Medan terhadap model pembelajaran kooperatif tipe think-talk-write dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematis?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana model pembelajaran kooperatif tipe

think-talk-write dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa

pada materi SPLDV di kelas VIII SMP St. Yoseph Medan.

2. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi SPLDV di kelas VIII SMP St. Yoseph Medan melalui model pembelajaran kooperatif tipethink-talk-write.

3. Untuk mengetahui bagaimana efektivitas model pembelajaran kooperatif

tipe think-talk-write dalam meningkatkan kemampuan komunikasi

matematis siswa pada materi SPLDV di kelas VIII SMP St. Yoseph Medan.

4. Untuk mengetahui bagaimana respon siswa kelas VIII SMP St. Yoseph Medan terhadap model pembelajaran kooperatif tipe think-talk-write

dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa.

1.6 Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan pendidikan maka manfaat yang diharapkan adalah:

1.Bagi siswa:

a. Menumbuhkembangkan kemampuan kerjasama, komunikasi dan keterampilan berpikir siswa.

(24)

9

2.Bagi Guru

a. Memperoleh pengetahuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think- talk- write

(TTW).

b. Guru termotivasi melakukan penelitian sederhana yang bermanfaat bagi perbaikan dalam proses pembelajaran dan meningkatkan kemampuan guru itu sendiri.

3. Bagi Peneliti

a. Akan diperoleh pemecahan masalah dalam penelitian sehingga akan diperoleh strategi belajar yang baru yang dapat meningkatkan kemampuan komunikasi siswa dalam pemecahan masalah secara matematika.

b. Mendapat pengalaman dan pengetahuan dalam melakukan penelitian dan melatih diri dalam menerapkan ilmu pengetahuan khusus tentang konsep matematika.

(25)

57

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada BAB IV dapat diambil kesimpulan :

1. Model pembelajaran kooperatif tipe think-talk-write dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa khususnya dalam menyelesaikan soal-soal sistem persamaan linier dua variabel di kelas VIII SMP St. Yoseph Medan dari siklus I ke siklus II dengan peningkatan tertinggi pada aspek tahapan menulis (write). Pada pembelajaran siklus II guru telah mampu mempertahankan dan meningkatkan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Talk-Write, yakni dengan menerapkan kerangka pembelajaran yang terdapat pada model pembelajaran kooperatif tipe

Think-Talk-Write dan memperbaiki kegagalan yang ditemui pada

pembelajaran siklus I. Pada tahapan berpikir (think), guru menyuruh siswa mencari kemungkinan jawaban dari permasalahan yang diberikan melalui lembar aktifitas siswa. Pada tahapan ini siswa mampu mencari kemungkinan penyelesaian dari permasalahan yang ada secara individu. Pada tahapan berbicara (talk), guru menyuruh siswa untuk mendiskusikan kembali jawaban masing siswa di dalam kelompoknya masing-masing. Pada tahapan ini siswa mampu memberikan argumentasinya masing-masing di dalam diskusi kelompok dan kemudian menemukan solusi yang tepat terhadap permasalahan yang ada. Pada tahapan menulis

(write), guru menyuruh siswa untuk menuliskan kembali jawaban yang

telah didiskusikan dalam kelompok secara individu. Pada tahapan ini siswa sudah mampu menyampaikan kemampuan komunikasi matematikanya secara tertulis.

(26)

58

matematika siswa I diperoleh sebesar 29,9 dan pada tes kemampuan komunikasi matematika siswa II diperoleh sebesar 72,23. Jadi diperoleh peningkatan rata-rata kelas sebesar 42,33. Pada tes kemampuan komunikasi matematika siswa I, jumlah siswa yang memperoleh nilai tuntas (tingkat kemampuan komunikasi matematika≥65) ada sebanyak 2 orang siswa (5,3 %) dan jumlah siswa yang memeperoleh nilai tuntas pada tes kemampuan komunikasi matematika siswa II ada sebanyak 35 orang siswa (92,1 %). Sehingga diperoleh peningkatan kemampuan komunikasi matematika siswa dengan nilai tuntas sebanyak 33 orang siswa (86,8 %). 3. Efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe think-talk-write dalam

menigkatkan kemampuan komunikasi matematika pada materi sistem persamaan linier dua variabel di kelas VIII SMP St. Yoseph Medan dapat dilihat dari pembelajaran matematika terlaksana dengan efektif dan tercapainya ketuntasan klasikal. Berdasarkan deskripsi hasil observasi guru pada siklus I diperoleh bahwa pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru tergolong kurang maksimal dengan hasil nilai observasi sebesar 2,95 sedangkan pelaksanaan yang dilaksanakan guru pada siklus II sudah maksimal dengan nilai yang diperoleh termasuk dalam kategori baik sebesar 3,3. Ini berarti diperoleh peningkatan nilai observasi sebesar 0,35. Pada siklus II diperoleh jumlah siswa yang memiliki nilai tuntas (tingkat kemampuan komunikasi matematika≥65) yaitu 92,1 %≥ 85 %. Ini berarti ketuntasan klasikal sudah tercapai.

(27)

59

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diambil dari hasil penelitian ini yaitu:

1. Kepada guru matematika dalam mengajarkan materi sistem persamaan linier dua variabel hendaknya guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think-talk-write sebagai salah satu upaya meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa.

2. Kepada siswa khususnya SMP St. Yoseph Medan hendaknya selalu giat belajar matematika. Dan disarankan lebih berani dalam menyampaikan pendapat atau ide-ide dan dapat menggunakan seluruh perangkat pembelajaran sebagai acuan, dan siswa akan lebih efektif karena guru lebih melibatkan siswa dalam pembelajaran.

(28)

60

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono., (2003), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Adinawan, Cholik., (2007).Matematika untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: Erlangga.

Andriani, Melly.,(2008).Komunikasi Matematika.

http://mellyirizal.blogspot.com/2008/12/komunikasi-matematia.html. (diaksess pada tanggal 06 maret 2012)

Ansari, Bansu I., (2009), Komunikasi Matematik (konsep dan Aplikasi), Penerbit Pena, Banda Aceh.

Arikunto, Suharsimi., (2003), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi., dkk, (2008), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.

Bambang, R., (2008), Membangun Ketrampilan Komunikasi Matematika,

http://rbayans.wordpress.com/2008/10/28/membangun-ketrampilan -komunikasi-matematika.html (diakses pada tanggal 06 maret 2012)

Djumanta, Wahyudin., (2006), Matematika untuk SMP Kelas VIII, Grafindo,Jakarta.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam_Universitas Negeri Medan., (2007), Buku Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa dan Standart

Oprasional (SOP) ke pembimbing Skripsi Program Studi Pendidikan,

FMIPA Unimed, Medan.

Hudojo,H., (1988), Mengajar Belajar Matematika, Depdikbud Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek pengembangan Lembaga Pengembangan Pendidikan Tenaga Kependidikan, Jakarta.

Hutagalung, Elfrida., (2008), Pengaruh Pembelajaran Open-Ended Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Kelas VIII SMP N 1 Pahae Jae

T.A 2008/2009, Skripsi,FMIPA,UNIMED,Medan.

Imelda., (2008),Penerapan Model Pembelajaran TPS Dengan Berbantuan Media Autografh Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Komunikasi

(29)

61

Nuharini, Dewi., (2008), Matematika dan Aplikasinya Untuk SMP Kelas VIII,

Pusat Perbukuan, Jakarta.

Simanjuntak, Elfrida., (2010), Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Melalui Strategi Pembelajaran TTW pada Pokok Bahasan

Kubus dan Balok di Kelas VIII SMP N 2 Kuala T.A 2009/2010, Skripsi,

FMIPA, UNIMED, Medan.

Slameto., (2003), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Soejono., (1988),Pengajaran Matematika, Depdikbud, Jakarta.

Soedjadi., (2006),Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Jakarta.

(30)

ii

Riwayat Hidup

Hernita Safria Malau dilahirkan di Pematangsiantar pada tanggal 31 Juli 1990. Ayah bernama A.Malau S.H dan Ibu bernama M. Saragih dan merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Pada tahun 1996, penulis masuk SD RK NO 6 Pematangsiantar dan lulus pada tahun 2002. Pada tahun 2002, penulis melanjutkan sekolah ke SMP RK NO 1

Pematangsiantar dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005, penulis melanjutkan ke SMA RK Budi Mulia Pematangsiantar dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2008 penulis

Gambar

Tabel 2.1 Rubrik penskoran komunikasi matematis siswa
Gambar 1.1 Jawaban Siswa No 1
Gambar 1.1 Jawaban siswa No 1

Referensi

Dokumen terkait

Kendatipun sebagian di antara mereka menyimpulkan bahwa dana zakat tidak berdampak signifikan terhadap penurunan kemiskinan, namun penyaluran zakat berarti adanya

persaingan hotel dan resort di wilayah ciwidey kurang baik antara warga lokal dan hotel resort milik swasta, masing-masing saling bersaing baik dari segi

Didalam scene pada foto tersebut anggota komunitas dakwah jalanan sedang ngopi bersama di salah satu tempat yang biasa mereka gunakan untuk nongkrong bersama dalam

Rupa-rupanya justru yang garis bawah ini jadi masalah lagi. Setelah kami mendengar dari FPP kemudian justru dari FPDI juga ini naluri saya, melihat

(200 M x 106 M) dan 1 (satu) pintu rumah papan yang terletak di atas tanah tersebut dengan ukuran 4 x 3 M sama dengan luas 12 M, yang terletak di kampung Pilar Jaya, Kecamatan

Pada Gambar 2 dapat dilihat bahwa semakin lama waktu ekstraksi maka konsentrasi flavonoid yang diperoleh semakin meningkat dan dalam waktu tertentu konsentrasi

Lembar Tugas Siswa (LTS) berisikan indikator dan kegiatan yang berisikan langkah-langkah kegiatan atau petunjuk tugas siswa yang harus dikerjakan oleh masing-masing

Bisa juga diartikan sebagai sistem ajaran (doktrin) dan praktek yang didasarkan pada sistem ke- percayaan seperti itu, atau sebagai kepercayaan akan keberadaan dan pengaruh