RISALAH RAP AT PEMBAHASAN
RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENT ANG
PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK
PERTAHANAN KEAMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAN
RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG
PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA Tahun Sidang Masa Persidangan Rapat ke-1987 - 1988 III
25
Jenis Rapat DenganRapat Panitia Kerja Panitia Khusus ke-13
Pemerintah/Sekretaris Jenderal Departemen Pertahan-an KeamPertahan-anPertahan-an beserta JajarPertahan-annya.
Sifat Rapat Hari/Tanggal Puk ul Tempat Ketua Rapat Sekretaris Rapat Ac a ra Had i r Tertutup Kamis, 18 Februari 1988 09.00 - 13.00 WIB.
Ruang Rapat Wacanasabha II Gedung DPR-RI. DR. A. Baramuli, S.H.
Drs. Noer Fata
Laporan Tim Perumus dan Tim Kecil kepada Panitia Kerja
22 dari 26 anggota Panitia Kerja DPR-RI.
Pemerintah/Sekretaris Jenderal Departemen Per-tananan Keamanan dan Jajarannya.
ANGGOTA PANITIA KERJA PANITIA KHUSUS DPR-RI. 1.
Dr.
A. Baramuli, S.H.2. Ors. Sabar Koembino 3. Joni Herlaut Sumardjono
4. H. Imron Rosyadi, S.H. 5. H. lpik Asmasoebrata
6. Soesanto Bangoennagoro, S.H. 7. A.A. Oka Mahendra, S.H. 8. Prof. H.Z. Anshori Ahmad, S.H. 9. H.A. Poerwosasmito
10. Ors. Gatot Soewagio 11. Budi Hardjono, S.H. 12. Ors. H.M.L. Patrewijaya 13. Ors. Soewardi Poespojo I 4. A.Harton o
15. So ear di 16. Ors. Soetaryo 17. D.P. Soenardi, S.H.
18. H. Ismail Hasan Metareum, S.H. 19. H. Ali Tamin, S.H.
20. Sukardi Effendi, S.H.
21. H. Soetardjo Soeryo G. B.Sc. 22. Djupri, S.H.
PEMERINTAH:
I. Letjen TNI LB. Sudjana 2. Letjen TNI Soegiarto
3. Letjen TNI Harsudijono Hartas 4. Brigjen TNI Muhartono
5. Brigjen TNI Amir Singgih 6. Brigjen TNI Kandar
7. Brigjen Ir. Ibrahim Marzuki 8. Laksma TNI Dalem Udayana, S.H. 9. Kol. Laut (KH) R. Soesanto, S.H. I 0. Kol. CHK A. Sihombing
11. Kol. INF Hadi Sutrisno 12. Moelyono, A.B. 13. M. Zulkamaen, S.H. 14. Suardi Saibi, S.H. 1 5. Ors. Sudjadi 16. R.B. lskandar K. 1 7. Imam Soepardi Sekjen Dephankam Kassospol ABRI
Kapus Diklat Dephankam Pati Mabes AD
Karo Organisasi Setjen Dephan-kam
Karo Hukum Setjen Dephankam Kabag Undang-undang Rokum Setjen Dephankam
Kasubag Rancang Rokum Setjen Hankam
KETUA RAPAT: (DR. A. BARAMULI, S.H.):
Saudara-saudara telah mendapat surat yang memberitahukan mengenai rapat hari ini ialah rapat Panitia Kerja, dan ini merupakan rapat terakhir sesuai de-ngan jadwal acara yang telah kita tetapkan bersama dan dede-ngan demikian saya sampaikan :
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh ! Merdeka!
Dengan ini rapat saya buka.
Rapat ini masih dinyatakan tertutup, tidak ada surat yang masuk sampai sekarang ini, hanya yang ada dibagikan kepada Saudara-saudara adalah catatan rapat yang lalu, yang sekarang ada di tangan Saudara-saudara, yaitu hari Kamis tanggal 11 Pebruari. Dan selanjutnya telah dikirimkan, apakah sudah diterima saya tidak yakin betul dari Sekretariat mengenai rekomendasi untuk dibaca tentang Rancangan Undang-undang Nomor . . . mengenai Perubahan atas Undang-undang Nomor 20. Ini sudah lengkap sama sekali dan sudah difiat oleh yang bersangkutan dan juga telah dilampirkan Rancangan Undang-un-dang tentang Prajurit Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, dan sudah di-berikan fiat oleh Panitia Khusus dan Panitia Kecil.
Belum diterima?
(RAPAT BELUM DITERIMA)
Mungkin akan dibagikan setelah ini, begitu rencananya. Jadi mungkin setelah dilaporkan dahulu oleh Ketua dari Tim Perumus dan Ketua dari Tim Kecil. Jadi kalau memang dapat dibagikan sekarang lebih baik lagi, kalau ada. Walaupun demikian saya tidak ingin untuk menunda rapat kita, tetapi saya ingin mempersilakan Saudara Ketua Tim Perumus untuk melaporkan hasil ker-janya selama ini sambil kita menunggu hasil kerja keseluruhan. Dan kalau
Saudara Imron Rosyadi sudah siap saya persilakan. Saya persilakan Pak Imron Rosadi.
(RAPAT: Apa tidak sebaiknya dari Tim Kecil dahulu)
Kalau begitu urutannya betul, Tim Kecil itu mengenai Konsiderans dan Penjelasan umum. Jadi saya persilakan dahulu Ketua Tim Kecil Saudara Sabar Koembino.
Saya silakan.
KETUA TIM KECIL (DRS. SABAR KOEMBINO) : Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Saudara Ketua, Saudara-saudara se Panitia Kerja Panitia Khusus yang kami hormati.
Pada kesempatan ini dari Tim Kecil, saya selaku Ketua hanya melapor-kan, bahwa pembahasan tentang konsiderans, penjelasan umum dan ketentu-an-ketentuan formal dari pada Rancangan Undang-undang ini telah dilakukan
pada tanggal 15, akhirnya disetujui tanggal 15 sore.
Dari hasil-hasil tersebut memang sudah diparaf oleh wakil dari Fraksi-fraksi, namun pada tanggal 16 itu diadakan sesuatu konsultasi bersama dengan Tim Perumus untuk mensinkronisasikan istilah-istilah yang mungkin akan di-pergunakan dalam Tim Kecil maupun dalam Tim Perumus. Maka dengan de-mikian, pada waktu diadakan suatu konsultasi terdapat beberapa perubahan-perubahan kecil, antara lain pada halaman l mengenai soal pasal-pasal yang dicantumkan dalam c di situ dicantumkan "cadangan nasional Indonesia se-bagaimana dimaksud Pasal 21 dan Pasal 22 itu dilengkapi ditulis dengan "di-maksud Pasal 21 dan Pasal 22 Undang-undang Nomor 20 tahun 1982" Demi-kian pula penulisan-penulisan selanjutnya pun akan diatur demiDemi-kian.
Ada perubahan sekarang di dalam penjelasan umum alinea yang kedua "Dalam perlawanan bersenjata rakyat inilah", jadi ini dianggap kurang pas, maka pada keputusan rapat saat itu istilah "rakyat"nya itu dihapuskan, se-hingga berbunyi "Dalam perlawanan bersenjata inilah dibentuk tentara rak-yat ... "
Selanjutnya pada halaman ke-2 alinea yang ke-2 dituliskan "sosial poli-tik dengan berdaya guna dan berhasil guna" ini masih kita pendingkan karena belum mendapatkan persetujuan bersama antara Tim Kecil dan Tim Perumus, karena ada istilah-istilah lain yang diusahakan, yang semula mempergunakan dari Tim Perumus mempergunakan istilah ini "efektif dan efisien" dari Tim Kecil mempergunakan "berdaya guna dan berhasil guna" dan masih ada istilah yang lain ialah "mangkus" dan "sangkil" ini kita kesampingkan. Jadi pada kesempatan ini nanti masih memerlukan suatu keputusan istilah mana yang akan dipergunakan.
Jadi selanjutnya mengenai soal pasalnya seperti alinea yang terakhir "dengan demikian rakyat terlatih menurut Pasal 21 dan Pasal 22", jadi ditam-bah istilah "pasal".
Sekarang halaman yang ke-3 alinea yang pertama dari baris ke-3 di situ ditulis ''hal ini dikarenakan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia" itu di-usahakan untuk menjadi "oleh karena itu Angkatan Bersenjata ... ", jadi tidak ada suatu perubahan yang substansional tetapi secara gramatikal.
Lalu masih dalam halaman 3 baris ke-5 sesudah mengenai "pengaturan mengenai rakyat terlatih" itu koma {,), karena koma maka dimulai dengan huruf kecil. Pasal dengan sendirinya keseluruhannya di.rubah dengan tambah "pasal".
Jadi demikianlah Bapak Ketua mengenai hasil Tim Kecil yang menyang-kut perubahan dari pada Undang-undang Nomor 20 tahun 1982.
Jadi apakah kami teruskan mengenai soal perumusan bagi yang lain-lain? KETUA RAPAT:
KETUA TIM KECIL (DRS. SABAR KOEMBINO) :
Jadi pada kesempatan sekarang ini saya akan menguraikan mengenai kon-siderans dari pada Rancangan Undang-undang tentang Prajurit Angkatan Ber-senjata Republik Indonesia.
KETUA RAPAT:
ltu kita tunda dahulu sedikit, ini dahulu kita selesaikan. KETUA TIM KECIL (DRS. SABAR KOEMBINO) : Yang lain sudah selesai, tidak ada perubahan apa-apa. KETUA RAPAT:
Jadi saya sampaikan terima kasih kepada Ketua Tim Kecil untuk rumus-an tentrumus-ang Konsiderrumus-ans drumus-an Penjelasrumus-an Umum dari Rrumus-ancrumus-angrumus-an Undrumus-ang-undrumus-ang tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 20 tahun 1982 yang dimaksud Pasal 21 dan Pasal 22 Undang-undang Nomor 20 tahun 1982.
Sekarang saya persilakan dari Saudara Fraksi-fraksi untuk menyampikan pendapatnya. Saya mulai dari FPDI.
Saya persilakan. FPDI (DJUPRI, SH) :
Saudara Ketua dan sidang yang terhorma t, dari yang dilaporkan tadi masih ada satu yang ketinggalan, jadi halaman ke- 3 alinea yang pertama baris ke- 5 dari bawah, hanya tambahan 22 tiu ditambah "pasal" tadi belum disebut.
KETUA TIM KECIL (DRS. SABAR KOEMBINO) :
Tadi telah saya utarakan semua yang menyangkut Undang-undang Nomor 20 yang ditulis dengan "Pasal 21 dan 22" ditambah dengan pasal.
FPDI (DJUPRI, S.H.): Itu saja. terima kasih. · KETUA RAPAT: Baiklah. dari yang lain?
Pertanyaan dari Pimpinan, kalimat yang terakhir "Jelaslah bahwa per-syaratan anggota rakyat terlatih akan merupakan perper-syaratan khusus bagj penerimaan anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia apabila penga-turannya sudah ada" Memang pengapenga-turannya demi kian?
Pemerintah: Memang demikian
Baik kalau demikian, tidak ada masalah lagi.
Jadi boleh ini dinyatakan diterima Saudara-saudara? (RAPAT SETUJU)
Sekarang saya silakan untuk Konsiderans dari Rancangan Undang-Undang tentang Prajurit Angkatan B, rsenjata Republik Indonesia.
Silakan.
KETUA TIM KECIL (DRS. SABAR KOEMBINO) : Terima kasih Saudara Ketua
Jadi inipun demikian keadaannya. Meskipun sudah diparaf namun pada rapat konsultasi masih tetap ada perubahan-perubahan, karena mengharapkan adanya sinkronisasi. Dan pada akhir pembicaraan tadi mungkin juga masih ada saran-saran untuk menyempurnakan mengenai rnasalah ini.
Pada perubahan-perubahan pada waktu itu tidak banyak, hanya yang sifatnya redaksional atau ketentuan-ketentuan yang menempatkan dari pada titik dan komanya.
Pada halaman yang kedua, dalam hal konsultasi, huruf c itu diadakan satu perubahan; perubahan dari pada istilah "bahwa dalam melak-sanakan amanat Undang-undang Nomor 20 tahun 1982" itu diganti "amanat" nya dengan dengan istilah "ketentuan'', karena memang yang tertulis di dalam undang-undang adalah ketentuan-ketentuan mengenai hal itu diatur dengan undang-undang.
Perubahan berikutnya hanya perubahan kecil, dalam halaman 3 untuk butir 7 "Undang-undang Nomor 55 tahun 1958 tentang Kedudukan anggota .... " "a·nggota" itu hams ditulis dengan huruf besar, karena itu adalah nama. Untuk selanjutnya tidak ada masalah, maka saya sampai kepada Ran-cangan tentang penjelasan atas RanRan-cangan Undang-Undang Prajurit Angktan Bersenjata Republik Indonesia. Perubahan setelah diadakan konsultasi, pada halaman yang pertama alinea 2 dari butir l. Penulisannya Ayat (1)
"Ayat ( 1) terse but dengan jelas menunjukkan bahwasanya bahwasanya sistem ini diadakan sesuatu perubahan" hanya ditulis "bahwa", jadi bukan "bahwasanya".
Perlu dkemukakan di sini, bahwa pada baris yang keempat dari butir 1 itu memang masih dituliskan "diamanatkan untuk diatur", jadi karena is-tilah "amanat" di sni Jain tentu saja dengan "amanat" yang ada pada huruf yang di atas tadi.
Pada huruf c ini tadi "amanat" diganti dengan "ketentuan", halaman 2 Konsiderans Menimbang. yang paling atas. Namun pada halaman penjelasan
umum, halaman 1, mula-mula dinyatakan kok masih ada "amanat" itu tetap berjalan "amanat" karena isinya lain, baris ke- 4 dari bawah, jadi istilah "amanat" itu masih tetap hidup.
Sekarang yang butir 2, baris yang ke- 3, saya ulangi dari atas "Dengan semangat juang, patriotisme, dan cinta tanah air serta cinta kemerdekaan rakyat Indonesia ... " Jadi ada tambahan kata "cinta kemerdekaan".
Selanjutnya kami pada kesempatan ini kami melaporkan saja untuk halaman 2 bahwa di situ dicantumkan adanya masalah perjuangan dari pada rakyat Indonesia, sesuai dengan keputusan yang lama bahwa apa yang ada pada kondsiderans pada perubahan Undang-undang Nomor 20 akan kami alih-kan ke sini. Namun dari Tim Kecil itu mengalami kesulitan kalau menulisalih-kan secara nominatif dari pada badan-badan perjuangan dan lasykar itu secara terinci. Maka dengan demikian kita hanya mencantumkan di samping itu masih terdapat pula badan-badan perjuangan dan laskar-laskar rakyat yang tetap meneruskan perjuangannya.
Di samping itu masih ada tambahan di sini di dalam merumuskan itu "Dalam rangkaian perjuangan bersenjata rakyat Indonesia di atas unsur Kepolisian termasuk di dalamnya".
Ini memang agak lama pada waktu kita bicarakan, karena di dalam rangka ini kepolisian memang termasuk sebagai rakyat yang berjuang. Kalau umpamanya saja dia ikut dalam BKR maka pada waktu TKR-nya 'kan tidak masuk.
Maka dengan demikian supaya memberikan sesuatu ketentuan bahwa kepoli-sian ikut dalam perjuangan sebagai rakyat yang bersenjata dicantumkan "ikut serta di dalamnya" di dalam arti sebagai rakyat yang berjuang.
Selanjutnya bagian akhir dari pada halarnan ini baris yang ke- 3 di muka 1 istilah "menegakkan, melindungi, dan .. " karena ini adalah tata bahas, tidak
1
ada masalah. Halaman 2 nomor 3 dari bawah, hanya menambah komanya saja. I
Ini karena konsultasi dengan ahli bahasa nyuruh begitu. Jadi sama saja dengan alinea yang ke- 2 setelah "Tentara Keamanan Rakyat (TKR), dan . . . " di di belakang "dan" harus ada koma, ini dari ahli bahasa '' . . . . , dan Tentara Republik Indonesia".
Ada perubahan sedikit setelah konsultasi dengan Tim Perumus, bagian akhir daripada halaman 3, itu dicantumkan "dengan demikian Angkatan Ber-senjata ... " untuk memberikan suatu tekanan kepada keterangan yang di atas, maka disarankan ini menjadi suatu alinea tersendiri, alinea baru, karena memberikan tekanan.
Dan selanjutnya dari Pemerintah mengusulkan tambahan dari pada perumusan ini, bagian akhir halaman 3, jadi setelah "Kepolisian Negara Repu-blik Indonesia" ditambah "dan kemudian dikukuhkan dengan Undang-undang Nomor 20 tahun 1982." Ini mana yang baik, saya rasa lebih "yang kemu-dian ... "
KETUA RAPAT:
Bagaimana kalau "yang kemudian diatur . . . ", karena undang-undang tidak mengukuhkan tetapi mengatur, norm.
KETUA TIM KECIL (DRS. SABAR KOEMBINO) : Kalau begitu ditetapkan.
KETUA RAPAT:
"Ditetapkan" atau "diatur'', salah satu.
FPP (H ISMAIL HASAN MET ARE UM, S H.) :
Kalau mau dibahas "sebagaimana" lebih baik barangkali. KETUA RAPAT:
" . . . sebagaimana ditetapkan dengan Undang-undang Nomor 20 tahun 1982 ... "
KETUA TIM KECIL (DRS. SABAR KOEMBINO) :
Selanjutnya saya sampai pada halaman 4. Pada halaman 4 ada saran yang pada waktu Tim Kecil maupun Tim Perumus memang belum dibicarakan, pada alinea terakhir baris ke- 4 dari bawah "yakni prajurit puma waktu dan prajurit penggal waktu", yang kami sarankan ini ditulis bukan"yakni" tetapi "baik prajurit puma waktu maupun prajurit penggal waktu."
Jadi untuk selanjutnya ini hanya untuk bisa kita bicarakan, yaitu ada aran tambahan yang terakhir dari Pemerintah untuk halaman 2, karena ini I baru tadi pagi dikonsultasikan dengn saya dan ini perlu saya lemparkan 1 karena belum ada pembicaraan.Jadi yang berada pada butir 3.
Alinea yang pertama bagian yang terakhir.
"Perjuangan bersenjata rakyat Indonesia adalah sejalan dengan Pasal 30 Bab XII UUD 1945".
Sekarang saran dari Pemerintah, meskipun sama dengan saya tadi, dimuka dari pada istilah "adalah" Perjuangan Bersenjata rakyat Indonesia adalah, ditambah dengan kalimat "ujud nyata dari semangat juang itu dalam upaya pembelaan negara seperti yang tercantum atau terkandung dalam Pasal 30 Bab XII UUD 1945.
Sejalan dengan itu hilang, nah sekarang ada pilihan itu, "sejalan dengan itu" sudah termasuk itu ataukah ini?.
Seluruh kalimat lalu berbunyi : "Perjuangan Bersenjata Rakyat Indonesia adalah ujud nyata dari semangat juang itu dalam upaya pembelaan negara seperti yang tercantum dalam Pasal 30 Bab XII UUD 1945".
Tidak Pak, hanya sejalan paling oawah butir 3, jadi dengan demikian yang hilang itu hanya "sejalan dengan" itu lalu diganti dengan pernmusan tam-bahan ini tadi, kalau ini nanti dapat disetujui.
Jadi kalau ini sudah maka hanya tinggal satu di halaman 5 dari pada itu, tanda petik (") bagian akhir (alinea akhir) ada tanda petik "Hukum" itu tanda petiknya dihilangkan.
Demikianlah Saudara Ketua mengenai hasil dari pada Tim Kecil maka keseluruhan dari pada perumusan sudah kita sajikan, namun kalau nanti ada perubahan menurut formalitas kita harus menanda tangani kembali itu supaya didalam hal ini tidak akan susah.
KETUA RAPAT:
Jadi di halaman 2 itu hanya untuk memberikan ketegasan saja, itu garis tebal di bawah, dalam rangkaian perjuangan itu tidak usah ada, diulangi : Dalam rangka perjuangan bersenjata rakyat Indonesia, hilangkan garis tebal itu.
KETUA TIM KECIL :
Memang akan dihilangkan, ini hanya sekedar karena itu ada tambahan-tambahan dari pada perumusn yang pada saatnya itu belum ada.
KETUA RAPAT:
Dari Ketua Tim Kecil masih ada?
KETUA TIM KECIL (DRS. SABAR KOEMBINO):
Ya hanya perubahan-perubahan kecil saja. Jadi halaman ketiga di muka "wajib" itu harus ada (,) baris ketiga. Halarnan 1 (b) ini "Menimbang" baris yang ketiga. "Indoneia wajib, dan . . . . ". Jadi untuk selanjutnya nanti penu-lisan kalau koma (,) dan . . . . itu maka hams ada kornanya di muka "dan" itu.
Lalu ada lagi dalam "Penjelasan Umum" halaman satu istilah "Kusuma" menjadi "Kesuma" itu bagian akhir baris ketiga dari bawah.
Demikianlah kami kira Pak, sudah lengkap semua yang ditanda tangani. KETUA RAPAT:
Demikian, terima kasih kepada Ketua Tim Kecil dan Anggota -anggota-nya, sekarang kami persilakan dari Fraksi-fraksi tadi, FPP menyatakan ingin menyampaikan sesuatu silakan.
FPP (H. ISMAIL HASAN METAREUM, S.H.):
dalam rangkaian yang dibuang garis bawah tadi, kami melihat sambungannya itu kok, mengenai penjelasan mengenai Kepolisian tadi, yang lain sudah di-sebut kesatuan-kesatuannya kok di sini tidak ada dan baru sesudah itu laskar-laskar. Dalam hubungan dengan pembentukan Tentara Nasional Indonesia kami lihat ada kesatuan-kesatuan yang dibentuk, jadi ini kurang jelas.
Terima kasih. KETUA RAPAT:
Kalimatnya itu bagaimana?
FPP (H. ISMAIL HASAN METARE UM, S.H.):
Dalam pembentukan Tentara Nasional Indonesia ini, yang dibentuk itu kesatuan-kesatuan dijadikan satu menjadi Tentara Nasional Indonesia kem udian dalam masalah ini yang digaris bawah tadinya i tu, itu tidak ada masalah kesatuannya, ini kami kurang jelas maka kami ingin menanyakan.
KETUA RAPAT.
Jadi dalam rangkaian perjuangan persatuan rakyat Indonesia bersenjata, kesatuannya apa? Unsur Kepolisian termasuk di dalamnya, kesatuannya apa, pertanyaannya demikian.
Bagaimana Saudara Ketua Tim Kecil, silakan.
KE TUA TIM KECIL (DRS. SABAR KOEMBINO):
Jadi ini titik berat daripada rangkaian ini dititikberatkan kepada per-juangan bersenjata rakyat Indonesia, itu yang pokok. Lalu kalau unsur tentara ini sudah ada lalu lembaga-lembaganya yang sudah dianukan dari Badan Keamanan Rakyat, Tentara Keamanan Rakyat dan sebagainya. Kepolisian ini pada waktu itu memang ada kesatuannya tapi lebih dititikberatkan untuk memberikan untuk memberikan suatu juswifikasi bahwa Kepolisian itu memang tidak seluruhnya. Kalau dinyatakan nanti kita akan membuat salah satu unsur Polisi istimewa umpamanya sekarang itu, maka kita akan mengalami kesulitan, kesulitan itu bagaimana? Teqtunya yang lain-lain juga ikut akan minta disebutkan. Maka dengan pemisahan unsur Kepolisian ter-masuk di dalamnya ini juga akan memberikan sesuatu motivasi bahwa Ke-polisian pada waktu itu juga akan lain, kita sebagai · rakyat yang berjuang tidak hanya mengikuti suatu Pemerintahan yang berkuasa pada saat itu. Ini kira-kira motivasi daripada itu kita menitik beratkan kepada rakyat pejuangnya itu.
Sekian.
KETUA RAPAT: Ada pertanyaan?
FPP (H. ISMAIL HASAN METAREUM, S.H.):
Mengapa kami pertanyakan, oleh karena itu pada tanggal 3 Juli di-bentuklah Tentara Nasional Indonesia, mengubahnya Tentara Nasional Indonesia kami ingat itu kita cerita soal itu sekarang, ini maka kami tanyakan.
Terima kasih. KETUA RAPAT:
Pada tanggal 3 Juli dibentuklah Tentara Nasional Indonesia, ini yang dipertanyakan saya teruskan saja pada Ketua Tim Kecil.
Silakan dari FABRI. FABRI (SOEARDI):
Dalam hal ini saya mohon izin, bukan berbicara sebagai F ABRI, tetapi berbicara sebagai Anggota Tim Kecil pada waktu itu.
Jadi Tim Kecil pada waktu itu khusus untuk butir 3 memformulasikan suatu rangkaian perjuangan rakyat Indonesia sejak mula jadinya, kemudian bertingkat dan bertahap sampai kepada Tentara Nasional Indonesia dan seterusnya sampai di halaman 3. Jadi rangkaian perjuangan bersenjata ini yang ingin ditonjolkan adalah hal-hal yang mempunyai nilai-nilai luhur yang patut diketengahkan di dalam suatu penjelasan ini, itu pertama. Kemudian pada alinea kedua yang semula dicantumkan berbagai contoh misal dari Badan Perjuangan dan kelaskaran, Tim Kecil bersepakat untuk menghapuskannya karena kami pada waktu itu mencapai konsensus tidak
1 mempunyai keyakinan yang dapat didukung validitasnya tentang semua
nama-nama yang dicantumkan semula itu, juga kami berpendirian dengan pencantuman itu sudah jelas dan pasti bahwa untuk daerah lain terutama-nya di luar Jawa akan baterutama-nyak lagi nama-nama yang tercantum, jadi save is save kami hanya mencantumkan badan-badan perjuangan dan laskar-laskar rakyat.
Kalau dilihat kalimatnya di tengah-tengah itu Pak, di samping itu masih terdapat pula badan-badan perjuangan dan laskar-laskar rakyat yang tetap meneruskan perjuangannya. Di sini bahasanya kami (Tim Kecil) haluskan, sebenarnya realita sejarah ini agak ada lain yang berbau sleks, jadi misalnya yang tetap meneruskan perjuangannya itu sebetulnya masih ada koma ( , ) umpamanya secara sendiri-sendiri tidak terkoordinasikan dengan baik, tidak dipimpin oleh satu pin1pinan yang tunggal dan seterusnya, kami hapuskan ekornya itu untuk memuliakannya, itu hal yang kedua.
Kemudian hal yang ketiga pada waktu itu fokus sebenamya belum mencapai kesepakatan bulat tentang dimasukkannya satu kalimat pendek yang digarisbawahi yaitu mengenai "Dalam rangkaian perjuangan bersenjata rakyat Indonesia" di atas unsur Kepolisian terrnasuk di <;ialamnya. Kalimat
ini dibawa ke forum Panitia Kerja untuk dikonsensuskan dan untuk dic;ari kesepakatan pendirian apakah tetap dicantumkan dan untuk dicari ksepakat-an pendiriksepakat-an apakah tetap dicksepakat-antumkksepakat-an atau akksepakat-an f:h.,nus. Hal ini dicksepakat-antum- dicantum-kan mengingat bahwa unsur Kepolisian, unsur Kepi 1 kami ulangi, bukan
Kepolisian secara lembaga yang menyeluruh itu cukup tinggi peran serta-nya di dalam pembentukan Badan Keamanan Rakyat. Walaupun pada periode satu langkah berikutnya di dalam Tentara Keamanan Rakyat, Tentara Ke-selamatan Rakyat dan Tentara Republik Indonesia menjadi kurang jelas, itu hal yang ketiga barangkali dapat membantu sedikit kepada apa yang ditanyakan oleh Pak Ismail Hasan dari FPP.
Terima kasih. KETUA RAPAT:
Sebelum itu saya ingin memberi tugas kepada Saudara Joni Herlaut menghadiri rapat Badan Musyawarah pukul 10.00 isinya itu Iaporan Panitia Khusus 2 Rancangan Undang-Undang bidang Pertahanan Keamanan, dus pendek saja sampaikan bahwa ini sudah taraf terakhir dan hari ini diselesai-kan mengenai Panitia Kerja dan besok diselesaidiselesai-kan Panitia Khususnya. Dan menurut perhitungan kita semuanya akan berjalan Iancar, itu saja, silakan mewakili.
Dan kita ternskan yang lain. Masih ada pertanyaan mengenai ini atau sud ah selesai, dari FPP dahulu, sudah selesai dari FPP.
Silakan FKP.
FKP (DRS. SA.BAR KOEMBINO):
Jadi dalam hal ini untuk menghilangkan sesuatu concuition dalam hal itu, daripada rangkaian kata ini kita pecah menjadi dua. Jadi sampai perjuangan, masih terdapat pula badan-badan perjuangan dan laskar-Iaskar rakyat yang tetap menernskan perjuangannya.
Lalu garis baru, maka dengan demikian ini merupakan sesuatu periode tersendiri, keadaan itu kurang menguntungkan dalam perjuangan bangsa secara keseluruhannya oleh karena itu pada tanggal 3 Juni 194 7 dibentuk-lah Tentara Nasional Indonesia yang mernpakan wadah tunggal guna mempersatukan seluruh kekuatan perjuangan bersenjata rakyat Indonesia. Makanya supaya nanti untuk mendengarkan ada keSan seolah-olah nanti keseluruhan daripadanya itu dimasukkan Tentara Nasional Indonesia, maka kalau dengan garis baru maka ini adalah suatu masalah, ini kelanjutan dari-pada pengelompokan Tentara Nasional Indonesia ini sarannya.
KETUA RAPAT.
Jadi garis baru itu "keadaan'', keadaan ini . . . itu alinea baru. Baik saya kira itu sistemnya, urutannya. Tadi saya lihat dari FPDI ingin
me-nyampaikan sesuatu. Silakan Pak Budi.
FPDI (BUDI HARDJONO, S.H. ):
Dari FPDI hanya ada sedikit komentar yaitu dalam kalimat tadi yang telah dibicarakan bersama, izinkan akan kami baca: "Dalam rangkaian per-juangan bersenjata raky at Indonesia di atas, unsur Kepolisian termasuk
di dalamnya'', kalau kita baca alinea kedua dari angka 3 ini kemudian ada garis di bawah kalimat itu. Ini kurang memberi satu kejelasan barangkali atau menimbulkan satu pertanyaan kena apa dari sekian banyak itu diberi garis di bawahnya, sudah dihapus? Kalau sudah dihapus, terima kasih. Hauya barangkali kalimatnya ini kurang tepat barangkali, jadi barangkali Iebih bisa diluweskan dengan tidak mengurangi arti yang ada di dalamnya. Menurut pendapat sementara kami "Perjuangan bersenjata rakyat Indonesia terns berlanjut dengan dibentuknya berturut-turut tentara kebangsaan yang teratur dimulai dari Badan Keamanan Rakyat (BKR), Tentara Keamanan Rakyat (TKR), Tentara Keselamatan Rakyat (TKR) dan Tentara Republik Indonesia yang telah termasuk di dalamnya unsur Kepolisian, ini pendapat saya. Supaya kalimatnya menjadi lebih singkat , dan jalan.
Jadi dalam hal ini dikemukakan dalam rangkaian "Perjuangan ber-senjata rakyat Indonesia di atas unsur Kepolisian termasuk di dalamnya'', tidak salah cuma menimbulkan pertanyaan kenapa ini demikian eksplisit dirumuskan tersendiri. Jadi Iebih tepat menurut pendapat kami dilanjut-kan kalima t itu termasuk unsur Kepolisian di dalamnya.
Terima kasih. KETUA RAPAT; Silakan Ketua Tim Kecil.
KETUA TIM KECIL (DRS. SABAR KOEMBINO) :
Jadi kalau itu kita rangkaikan maka seolah-olah unsur Kepolisian itu juga termasuk Tentara Keamanan Rakyat, Tentara Rakyat Indonesia kalau dirangkaikan, padahal yang rnenjadi inti permasalahannya di sini adalah perjuangan bersenjata rakyat Indonesia. Kepolisian pada waktu itu sudah rnerupakan Lernbaga, sejak begitu diproklarnasikannya pada tanggal 17 Agustus ini sudah rnenjadi Lernbaga Kepolisian, namun dalarn perjuangan bersenjata itu bertindak sebagai rakyat Indonesia yang rnengangkat senjata, ini permasalahannya rnaka dalam rangkaian itu tem1asuk unsur Kepolisian. Unsur Kepolisian ini tem1asuk rakyat Indonesia yang berjuang itu, bukan masuk Tentara Nasional Indonesia dan Tentara Keamanan Rakyat itu. Dan itu adalah kesatuan yang formal.
Demikian kira-kira pola itu, maka rangkaian ini memang diadakan sesuatu garis, karena yang mula-mula tidak ada lalu ini perlu kita cantum-kan sehingga untuk masalah, nanti tentu dalam perumusannya acantum-kan hilang garis bawah itu.
Demikian Saudara Ketua. KETUA RAPAT:
Kalau begini juga tidak apa-apa, apa hukumnya kalau menurut FPP? Jais dan menurut FPDI juga tidak apa-apa sama, ya biarkan begini juga tidak apa-apa (jais). Tidak ada lagi pertanyaan?
Silakan FPDI.
FPDI (BUOi HARDJONO, S.H.):
Sebenamya memang tidak ada masalah, jadi kalau di-jais-kan ya kita jadi jais, hanya memang sebenamya yang kami inginkan itu perumusan yang lurus dan licik tidak nyengkleng, jadi nyengkleng itu turun ke bawah terus belok tajam kira-kira begitu, ini bahasa dari Jawa Tengah.
Isinya/esensinya melalui Saudara Ketua kepada Pak Sabar kami setuju sepenuhnya dan memang mengakui hanya barangkali kalau pertanyaan saya tadi agak kurang tepat atau agak naif ya mohon dimaafkan karena sempitnya pengetahuan kami mengenai Kepolisian dan ke-ABRI-an pada waktu itu. Tapi dari segi isi dan rangkaian kalimat saja yang sebenamya ingin kami pertanyakan tadi.
Kalau onder stripnya itu sudah dihilangkan saya pikir kenyengklengan itu tidak menjadi nyengkleng, artinya menjadi terhilangkan. Jadi menurut komentar atau statemen dari Saudara Pimpinan ya karena sudah jais jadilah Saudara Budi jais, baik saya akan jais artinya menerima dan tidak ada masalah, , begitu saja.
Terima kasih. KETUA RAPAT:
Jadi usul FPDI diterima onder stripnya itu. hilang, kemudian tetap seperti sekarang, asal artinya memang itu dalam rangkaian perjuangan itu, tidak ada lagi dari Pemerintah.
Silakan.
PEMERINTAH (SEKRETARIS JENDERAL DEPARTEMEN PER-TAHANAN KEAMANAN/LETJEN TNI I.B. SUDJANA) :
Rupa-rupanya justru yang garis bawah ini jadi masalah lagi. Setelah kami mendengar dari FPP kemudian justru dari FPDI juga ini naluri saya, melihat kalimat-kalimat ini kok aneh begitulah, ini orang awam ini bahwa
Pak Rudi kan orang awam tidak mendalami di sini. Jadi oleh karenanya kemungkinan kalau kita masukkan, orang lain-lainpun akan bertanya kok begini, justru unsur ini kok ditonjolkan di sini.
Tentu kita harus melihat sekarang dari segi sejarahnya, apakah di dalam kaitan ini terbentuknya unsur-unsur Kepolisian ini belum termasuk di dalam-nya. Kalau kita lihat sejarah berdirinya Tentara Nasional Indonesia memang tidak ada di sini, jadi semua laskar-laskar itu dimasukkan tetapi memang unsur-unsur tidak ada dalam pembentukan Tentara Nasional Indonesia ini. Barangkali dari Pak Gatot ini bisa menjelaskan di sini, sejauh mana sebenar-nya unsur-unsur Kepolisian ini di dalam Tentara Keamanan Rakyat sampai jadi Tentara Rakyat Indonesia ini yang akhirnya pada tanggal 3 Juni di-bentuk menjadi Tentara Nasional Indonesia ini, terdapat di dalamnya se-hingga kalimat ini seakan-akan memang harus ada di sini. Jadi kalau memang harus ada barangkali formulasi kalimatnya itu perlu ada penghalusan begitu sehingga tidak seperti kata FPDI kok nyengkleng begitu, beloknya kok tajam banget ini sehingga menimbulkan pertanyaan, jadi mesinnya yang di:. pakai mesin apa itu kok bisa begitu, mercinya begitu tajam kok bisa. Kami mohon barangkali informasi dari Pak Gatot Suwagio Pak? Terima kasih.
KETUA RAPAT.
Saya silakan memang ada polisi pelopor aleh yakin <lulu di Jawa Timur. Silakan Pak Gatot.
FKP (DRS. GATOT SOEWAGIO):
Saya terima kasih diberikan kepercayaan untuk mengungkapkan kembali sejarah dari waktu-waktu kita menghadapi satuan-satuan daripada penjajah yang akan kembali ke Indonesia.
Dari Polisi Negara yang waktu itu sudah ada memang, jadi Instansi Lembaga Palisi ada, dari Palisi itu sendiri baik perorangan apakah daripada pangkat yang terendah sampai dengan yang tinggi ikut serta dalam Dewan Pertahanan Daerah. Di sini kita simpulkan ikut serta Kepalisian Negara dalam pertahanan-pertahanan di daerah maupun di pusat waktu itu.
Keduanya individu-individu pun ada yang langsung masuk jadi Pimpinan Tentara Keamanan Rakyat maupun Tentara Nasional Indonesia karena mungkin panggilannya begitu langsung.
Yang ketiga ada satuan-satuan bukan perorangan-perarangan bukan individu, satuan-satuan Polisi seperti pasukan Palisi istimewa, pasukan Brigade-brigade Mobil di Jawa Tengah, Jawa Timur dan beberapa daerah
kenyataan ada dan mereka pun bersama-sama dengan pasukan-pasukan yang termasuk Tentara Keamanan Rakyat, Tentara Nasional Indonesia bersama-sama ikut dalan-i ikut dalam perjuangan bersenjata sampai dengan tahun
1950, disimpulkan di sini bahasanya Kepolisian Negara pada tahun 1945 memang ada. Baik secara pribadi, baik secara fungsional maupun secara pasukan-pasukan tempur karena memang tugasnya ada tempur pada waktu itu, ikut serta dalam perjuangan bersenjata.
Demikian secara singkat apa yang telah diikuti pada waktu itu. Terima kasih.
KETUA RAPAT.
Jadi bagaimana rumusannya yang baik, jadi kelihatannya dari Pak Budi tadi barangkali lebih cocok ya kalau memang diartikan demikian. Tapi yang ini juga tidak apa-apa, jais tadi tetapi kalau Pemerintah memandang lain. Jadi pertanyaannya kenapa disebut unsur Kepolisian begitulah, lalu jawabannya adalah Polisi perorangan maupun kesatuan dalam pakaian Polisi itu masuk dalam laskar-laskar itu, contohnya Yasin Cs (Kesatuan), lalu kalau perorangan dari Sulawesi itu misalnya Rivai, Lamo (Bekas Gubemur) itu polisi.
Silakan dari Pemerintah.
PEMERINTAH (SEKRETARIS JENUERAL DEPARTEMEN PER-TAHANAN KEAMANAN/LETJEN TNI I.B. SUDJANA):
Mungkin dalam kaitan untuk menghaluskan, barangkali kalimat ini secara seluruhnya itu ditaruh di sini, jadi klop nanti konteksnya. Jadi setelah 1 " . . . penjajah'' baru dicantumkan "dalam rangkaian perjuangan bersenjata rakyat Indonesia di atas baik unsur ini-ini-ini dan kepolisian secara terpad u termasuk di dalamnya".
KETUA RAPAT : Silakan baca kalimatnya.
PEMERINTAH (SEKRETARIS JENDERAI.; DEPARTEMEN PER-TAHANAN KEAMANAN/LETJEN TNI LB. SUDJANA) :
Jadi dipindah ke bawah Pak. Jadi setelah, "Oleh karena itu pada tanggal 3 Juni 1947 dibentuklah Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang merupakan wadah tunggal guna mempersatukan seluruh kekuatan perjuangan bersenjata rakyat Indonesia berazaskan Pancasila untuk menghadapi penjajah.
Dalam rangkaian perjuangan bersenjata rakyat Indonesia di atas . " FKP (DRS. SABAR KOEMBINO) :
bahwa kepolisian ini merupakan unsur daripada perjuangan bersenjata rakyat Indonesia, itu yang mewadahi seluruhnya di situ sebetulnya. Tidak masuk di dalam struktur, ya dalam BKR ikut dengan badan koordinasi ikut, tetapi sesudah TKR, TRI itu sudah tidak masuk di situ lagi. BKR karena itu badan ' koordinasi ikut serta memang, bersama-sama, malah ikut aktif pada waktu itu membentuknya. Tetapi untuk TKR sampai TRI, itu lain, tidak masuk 1 karena pada tahun 1946 sudah dibentuk suatu jawatan kepolisian. Jadi
pem-bentukan tanggal 3 Juni 194 7 itu, Kepolisian Negara sudah merupakan jawatan yang lengkap itu mulai 1 Juli 1946. Jadi kalau penempatannya di bawah, nanti justru nggak trep ini. Ini kita wadahkan supaya unsur kepolisian merupakan sesuatu unsur daripada perjuangan bersenjata rakyat Indonesia. Makanya tadi saya sarankan kalau ini sekarang juga apa tidak sebaiknya mulai " . . . perjuangan" itu titik (.) "Keadaan ini kurang menguntungkan" menjadi garris barn, sehingga ia permasalahan tersendiri begitu, karena di situ memasalahkan mengenai soal pem bentukan daripada TNI mulai tanggal 1 Juni.
KETUA RAPAT:
Jadi sebelum 47 itu memang ada Kepolisian, tetapi terpecah-pecah, belum terorganisir, 46 baru terorganisir, 45 dia terpecah-pecah, masing-masing jalan sendiri. Adalah polisi kolonial, polisi istimewa, macam-macam, lalu bergabung mereka satu-satu, ada yang kesatuan, ada yang perorangan, cerita-nya begitu. Urn ini yang mau ditegaskan, nah itulah mereka tentara rakyat. memang masuk, kalau begitu masuk seperti Pak Ga tot jelaskan tadi, setelah 46 sudah bukan tentara rakyat, sudah kesatuan. Begitu sejarahnya. Memang kalau dibaca begitu saja tidak mengerti, ini tidak lihat ini persis, memang jadi pertanyaan kena apa khusus disebut, apa unsur lain tidak ada, itu. Dulu ada
1 kepolisian pangrehpraja, namanya polisi pangreh praja. Mereka juga masuk
itu.
Silakan Pemerintah.
PEMERINTAH (SEKRETARIS JENDERAL DEPARTEMEN PER-TAHANAN KEAMANAN/LETJEN TNI I.B. SUDJANA):
Kalau kita dalami kalimat ini, lalu kalimat di atasnya ini, kalimat di atas ini kan merupakan suatu pola, ''Perjuangan bersenjata rakyat Indonesia terus berlanjut sehingga terbentuklah ... dan seterusnya".
Tetapi kok kalimat ini, "Dalam rangkaian perjuangan .... dan seterus-nya" ini kan mestinya kalau memang unsur polisi itu masuk di dalam, sudah dengan ini saja sudah cukup. Tetapi kalau memang ke luar, lebih baik kita sebutkan kalimat, "Dalam rangkaian ... " ini malah justru kepolisian ke luar dari Badan Keamanan Rakyat dan lain-lain, sehingga membentuk, lha ini kalimat keterangan yang bisa menjelaskan di mana duduknya kepolisian di
sini. Sebab kalau "Dalam rangkaian perjuangan . . . " ada di atas, ini sudah menjelaskan di iini, "Perjuangan bersenjata rakyat Indonesia terus berlanju t sehingga terben t1:1k ini-ini-ini dan sebagainya.
KETUA TIM KECIL (DRS. SABAR KOEMBINO) :
Jadi kalau kita lihat sepotong demikian, mungkin penafsirannya juga sama. Kalau itu yang dimksudkan oleh Pemerintah dengan sendirinya di samping itu juga merupakan suatu, nggak nyangkut itu nan ti, karena memang ada 3 komponen. Komponen yang sekarang itu merupakan embrional dari-pada tentara mulai BKR menjadi TKR, menjadi TRI, di sarnping itu nanti ada unsur kepolisian yang menjadi jawatan, yang ketiga adalah unsur badan perjuangan dan laskar-laskar rakya t itu. Ini sem uanya adalah "perjuangan
bersenjata rakyat Indonesia".
Demikian Pak Djana kira-kira. Jadi jangan dianukan berturut-turut itu adalah hanya komponen yang pertama yang nanti di dalam langkah ini akan merupakan suatu masalah.
KETUA RAPAT:
Pak Gatot dulu dari polisi apa bukan? FKP (DRS. GATOT SOEWAGIO):
Saya ini dari rakyat biasa, tentara Jepang, masuk. Mungkin saya bisa bantu dalam hal ini Pak.
Bagaimana kalau di sana ditulis "Termasuk Kepolisian Negara" baik dalam secara fungsional, individu/perorangan maupun satuannya, dinyatakan. i Itu mungkin lebih jelas Pak, sampai tahun 1946, sebab 1946 seterusnya mereka sudah merupakan suatu lembaga sendiri. Arti lembaga sendiri dalam fungsinya, tetapi dalam pasukan tempur mereka tetap ikut.
Begitu.
KETUA RAPAT : Silakan dari F ABRI.
F ABRI (A. HARTONO) : Terima kasih Bapak Ketua. · Si.dang yang saya muliakan.
Kami menangkap sedikit, dus kami kira masalahnya sekarang ini semua benar, hanya rumusannya yang masih dapat menimbulkan tafsiran yang ber-beda. lni masalahnya kalau saya tangkap.
Kami kira dalam penjelasan umum ini kita tidak terikat, hams terlalu singkat, kalau perlu juga dipanjangkan. Namun justru memberikan kejelasan, tetapi tersirat. Bahwa sejak tahun 1945 perjuangan ini kalau dapat dikategori-kan ada 3 kelompok. Sebab perjuangan rakyat ini di dalamnya unsur kalau 1
kita urut yang memang mulai PET A, BKR dan sebabnya yang inilah sampai ke TNI. Kemudian ada kelompok laskar-laskar yang juga akhirnya sampai ke TNI, meskipun pada waktu pembentukan BKR, TKR dan TRI mereka masih berada di luar, namun tahun 1947 akhirnya menjadi TNI. Pada kelompok perjuangan rakyat ini di dalamnya termasuk unsur polisi, namun yang setelah tahun 1946/194 7 mereka menjadi Badan Jawatan Kepolisian Negara.
Saya kira kalau ini saja kita uraikan, mungkin akan lebih jelas supaya tidak menumbuhkan, memang kalau orang-orang yang negarawan saja kita baca saja masih agak bingung, saya khawatir juga masyarakat luas mestinya lebih bingung. Artinya jangan sampai tafsiran sejarah ini demikian, pada ha.J. semua benar. Jadi beberapa jauh, keterlibatan unsur kepolisian ini di dalam perkuangan ini memang benar. Namun ternyata setelah tahun 1946 menjadi Jawatan Kepolisian Negara tersendiri. Lha pada hal di sini, urut-urutan lain kita akan sampai ke TNI pada tahun 194 7.
Jadi kalau demikian, kami sarankan mungkin rumusan pada alinea ke-2 secara keseluruhan ini kami sarankan untuk kita tata kembali supaya lebih jelas dan kita tidak usah terikat hams singkat. Saya kira kalau doubel saja, dua kali ini, asal memang tidak ngombro-ombro, namun benar-benar jelas. Namun tidak terlalu singkat, sehingga menimbulkan ketidakjelasan.
Demikian Bapak Pimpinan, sehingga mungkin kita berbicara perjuangan bersenjata dulu secara keseluruhannya, mungkin kita batasi sampai nanti sampai tahun 1946, kemudian perjuangan terus sampai terbentuknya TNI. ! Karena tujuan utama di sini Pak, tujuan dalam penjelasan umum ini adalah dua sebenarnya, yakni dari tahun 1945 berkorbamya spontanitas rakyat seluruhnya berjuang melawan penjajah, setelah merdeka tetap mempertahan-kan kemerdekaannya. Kemudian langsung mau kita tajammempertahan-kan pembentumempertahan-kan TNI, penataan organisatoris.
Nah, karena ini berbicara Rancangan Undang-Undang Prajurit, kami menyadari di dalamnya ada termasuk prajurit kepolisian, tentunya seberapa jauh unsur kepolisian ini memang sejak tahun 1945, kita menyadari Pak. Jadi dengan demikian, mungkin kita uraikan dalam kelompok perjuangan rakyat <lulu, barn tahap berikutnya ternyata kita tata TKR dan sebagainya, namun ternyata masih ada laskar-laskar yang berjuang, nah bagaimana kepolisian.
Tahap ke-3, laskar TKR, TRI menjadi TNI. Kepolisian menjadi Jawatan Kepolisian.
Jadi kami kira dengan demikian keseluruhan materi tercakup dan kita tidak membuang sejarah dan mungkin penafsirannya dapat lebih jelas.
Terima kasih. KETUA RAPAT:
Memang itu baik, tetapi kalau mau singkat bisa. Misalnya TKR, TRI lalu kembali ke Budi itu, dan unsur kepolisian yang termasuk di dalamnya. Itu sudah masuk, jadi tidak tersendiri, tetapi dia merupakan bagian-bagian dari macam-macam itu. Ada yang masuk TKR, ada yang masuk BKR, ada yang masuk TRI, begitu kira-kira. Jadi kalimatnya, " .... dan unsur kepolisi-an termasuk di dalamnya", itu saja dari Budi, memkepolisi-ang Budi tajam ini tetapi tidak seperti pisau.
Silakan dari Ketua Tim.
KETUA TIM KECIL (DRS. SABAR KOEMBINO) :
Kalau kira-kira rumusannya ini tempatnya di sini itu mengganggu, apa-kah dapat ditempatkan pada tempat yang ada di atas di tempat alinea per-tama, "Rakyat Indonesia mengangkat senjata dengan semangat juang ber-kobar-kobar disertai kerelaan berkorban jiwa dan raga dengan tekad tidak mengenal menyerah'', Iha di sini dicantumkan. "Dalam rangkaian perjuangan bersenjata rakyat Indonesia di atas, unsur kepolisian termasuk di dalamnya".
Ini saran.
KETUA RAPAT:
Bagaimana kalau dibentuk Tim, ya diulangi lagi. Dus Tim Kecil ber-sidang lagi setengah jam, nanti dibantu oleh Pimpinan dan dibantu
Saudara Budi di dalamnya, apa sudah masuk Tim Kecil, oh Saudara Soetardjo. Lha sekarang dibantu oleh Saudara Budi dan seorang dari Pemerintah.
Jadi saya minta Tim Kecil bersidang lagi, dibantu oleh dua anggota yang ditetapkan oleh Rapat Panitia Kerja ini yaitu seorang dari unsur Pemerintah dan seorang dari FPDI Saudara Budi.
Bagaimana kalau begitu, 30 menit?
(RAPAT SETUJU) Dengan demikian rapat ini saya tunda dulu.
(Rapat diskors pukul 10.25) (Dibuka kembali pukul 11.30)
KETUARAPAT:
Saudara-saudara sekalian.
Kami buka kembali Rapat Panja ini.
Sebelum. itu saya minta Saudara Joni Herlaut melaporkan secara sing-kat hasil daripada Badan Musyawarah supaya untuk Saudara-saudara lebih jelas, karena ini mungkin besok kita sudah akan menghadapi Badan Musya-warah.
Silakan Saudara Joni.
FABRIQONIHERLAUTSUMARDJONO:
Terima kasih Pimpinan Sidang yang terhormat.
Hasil Badan Musyawarah sementara yang berkaitan dengan kegiatan Pa-nitia Khusus dapat saya laporkan sebagai berikut : ·
Khususnya untuk rencana tanggal 22 Pebruari 1988 yaitu Pembicaraan Tingkat IV dalam Sidang Paripuma DPR RI. Hal ini sebetulnya masih akan di-carikan konfirmasi karena dengan menggunakan data oleh Pimpinan Sidang yang dipimpin oleh Bapak Saiful Sulun, bahwa tanggal 22 Pebruari 1988 itu ada kegiatan pelantikan Kepala Staf Angkatan Darat di Istana yang dimulai pukul 09.00 di mana tentunya Menteri Pertahanan dan Keamanan dan Pang-lima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia serta para Pejabat Pertahanan dan Keamanan atau pun ABRI akan hadir di situ. Sehingga sementara di-putuskan untuk memulai Sidang Paripurna secepat-cepatnya pukul 10.30 dan mungkin juga melihat situasi barangkali barn pukul 11.00 dapat dimulai dengan catatan seandainya pada pukul 14.00 belum dapat terselesaikan, namun tinggal sebentar akan selesai, sidang itu akan diperpanjang. Kalau tidak, ditunda pada malam harinya.
Jadi ini hasil sementara dari Sidang Badan Musyawarah yang sempat ka-mi ikuti dan selanjutnya masih akan dikonfirmasikan.
Tadi Bapak Saiful Sulun juga ingin secepatnya mengadakan konsultasi dengan Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, paling tidak nanti malam akan mencoba menemui di gedung DPR ini.
Demikian Bapak Ketua yang dapat kami laporkan hasil sementara pada Sidang Badan Musyawarah yang kami ikuti tadi.
Terima kasih. KETUA RAPAT:
Terima kasih kepada Saudara Wakil Ketua Panitia Khusus.
Untuk masing-masing Fraksi, hanya ini bahan supaya juga disampaikan kepada Pimpinan Fraksinya, karena biasanya kita dapat waktu 45 menit
untuk memberikan kata akhir, barangkali cukup 30 menit, begitu. Barang~ali, terserah, tetapi haknya 45 menit. Ini supaya bisa dirundingkan.
Kedua, hams diselesaikan siapa jadi juru bicara, saya kira masing-masing Fraksi sudah mengetahuinya. Dan nanti oleh Ketua Panitia Khusus hanya diantarkan paling banyak I 0 menit, dus hanya 5 at?11 6 halaman.
Demikian apa yang bisa sa"'Ya tambahkan.
Sekarang saya persilakan dari Ketua Tim Kecil untuk menyampaikan laporannya.
KETUA TIM KECIL (DRS. SABAR KOEMBINO) :
Saudara Ketua, setelah diadakan suatu pembicaraan, ·. maka perumusan daripada alinea ini diadakan sesuatu perubahan baik kata-kata maupun susun-an daripada permasalahsusun-annya, sehingga berbunyi ;
Perjuangan bersenjata rakyat Indonesia sejak awal proklamasi kemerde-kaan dilakukan secara serentak dan spontan yang secara garis besar ter-diri atas unsur rakyat yang telah mendapat latihan ketentaraan sebelum-nya, unsur rakyat yang tergabung dalam badan-badan perjuangan dan las-kar-laskar rakyat serta rakyat yang tergabung dalam unsur kepolisian. Dalam proses selanjutnya dibentuklah secara berturut-turut tentara ke-bangsaan yang teratur dimulai dari Badan Keamanan Rakyat (BKR), Tentara Keamanan Rakyat (TKR), Tentara Keselamatan Rakyat (TKR), dan Tentara Republik Indonesia (TRI).
Namun demikian sebagian unsur rakyat yang tergabung dalam badan-badan perjuangan dan laskar-laskar rakyat masih tetap meneruskan per-juangannya di luar wadah tentara kebangsaan tersebut di atas, sedangkan unsur kepolisian mengorganisir diri di dalam wadah Jawatan Kepolisian
I
Negara Republik Indonesia.Keamanan ini kurang menguntungkan dalam perjuangan bangsa secara keseluruhan. Oleh karena itu pada tanggal 3 J uni 194 7 dibentuklah Ten-tara Nasional Indonesia (TNI) yang merupakan wadah tunggal guna mempersatukan seluruh kekuatan perjuangan bersenjata rakyat Indone-sia berasaskan Pancasila untuk menghadapi penjajah.
Demikianlah rumusan yang baru daripada halaman 2 alinea kedua dari-pada penjelasan butir 3 itu.
mat.
KETUA RAPAT:
Dari Saudara-saudara ada tanggapan ? Silakan Pak Sunardi.
FABRI (D.P. SOENARDI, S.H.):
terhor-Ini barangkali untuk koreksi, sebab menurut pendapat saya, dibentuk-nya Badan Keamanan Rakyat atau Badan Keamanan Rakyat itu bukan me-rupakan embrio daripada tentara kebangsaan. Sebab Badan Keamanan Rakyat itu anjoran Pemerintah dibentuk untuk mempersatukan seluruh angkatan ber-senja ta dari rakyat. Setelah dibentuk Badan Keamanan Rakyat ternyata ada badan-badan perjuangan atau kelaskaran yang masuk menjadi anggota Badan Keamanan Rakyat, Badan Keamanari. Rakyat itu masih dalam lingkungan apa yang disebut BPKKP. Karena masih juga terdapat badan-badan perjuangan maupun kelaskaran yang mau bergabung ataupun tidak dan juga dengan me-ningkatnya perjuangan serta ancaman bahaya terhadap eksistensi negara Re-publik Indonesia setelah proklamasi dan antara lain kata-kata Pak Oerip kok aneh ada negara tanpa tentara.
Oleh karena itu pada tanggal 5 Oktober 1945 dibentuklah Tentara Ke-amanan Rakyat. Dibentuknya Tentara KeKe-amanan Rakyat ini berarti sesudah tentara kebangsaan, sebab anjuran Pemerintah supaya semua badan-badan per-juangan maupun laskar itu masuk menjadi Tentara Keamanan Rakyat, yang
kemudian ini berubah menjadi Tentara Keselamatan Rakyat dan Tentara Republik Indonesia (TRI).
Meskipun Pemerintah sudah berusaha demikian, tetap badan-badan per-juangan dan laskar-laskar rakyat itu tetap berjuang masing-masing seakan-akan tidak terkoordinasi.
Oleh karena itu dengan motivasi, sekali lagi mempersatukan ini semua-nya, tanggal 3 Juni 194 7 Pemerintah membentuk Tentara Nasional Indonesia dan sekaligus menglikwidir pasukan-pasukan bersenjata dari kelaskaran itu, termasuk Bung Torno sendiri dijadikan Jenderal Mayor dan sebagainya dan sebagainya.
Dan di sinilah, apakah pendapat saya benar atau tidak. Terima kasih.
KETUA RAPAT:
Barangkali Pemerintah ini yang bisa menjelaskan ini, karena ini hampir sama dengan apa yang dimajukan oleh Pemerintah, sama persis dengan penje-lasan dari Pemerintah. Kemudian Pak Nardi ini menyampaikan hal yang baru.
Jadi bagaimana kita sekarang? Silakan dari F ABRI.
FABRI (A. HARTONO): Terima kasih Bapak Ketua.
Saya tadi dipinjami bukunya Pak Nardi yang sama yang dibaca, namun mungkin kami mengartikan agak berbeda karena kami tidak ikut mengalami yaitu Buku Undang-undang Nomor 20 dari Pengantar halaman 9, kami baca mulai butir 25 halaman 8 paling bawah :
Pengelolaan organisasi pertahanan keamanan negara terselenggara se~agai berikut:
a. Pertama-tama pengorganisasian kelompok pejuang bersenjata secara resmi diwawahi dalam Badan Keamanan Rakyat (BKR) sebagian dari BPKKP sejak tanggal 22 Agustus 1945.
b. Pada tanggal 5 Oktober l 945 dikeluarkan maklumat Pemerintah No-mor 2/X/1945 untuk membentuk Tentara Keamanan Rakyat. Para pejuang bersenjata baik yang sudah tergabung di dalam Badan Ke-amanan Rakyat maupun yang belum tergabung diserukan untuk ma-suk Tentara Keamanan Rakyat. Dengan Penetapan Pemerintah No-mor 2 Tahun 1946 tanggal 7 Januari l 946, Tentera Keamanan Rak-yat dalam artian Tentara Keamanan RakRak-yat diubah menjadi Tentara Keselamatan Rakyat.
Dengan Penetapan Pemerintah Nomor 4/SD/1946 tanggal 25 Januari 1946, sebutan Tentara Keselamatan Rakyat diubah menjadi Tentara Republik Indonesia yang terdiri dari komponen darat, laut dan uda-ra.
Kalau kami yang secara langsung tidak ikut membaca ini sebenamya ka-limat yang ada dalam naskah rumusan tadi sebenamya sudah atau masih
va-lid, mungkin dapat dikatakan sebagai wadah ketentaraan itu memang benar, ·a mun di sini istilahnya sebagai pengorganisasian pertama dan tunggal kelom-pok peiuang bersenjata secara resmi.
Jadi mungkin konotasi ini yang dimaksudkan oleh Pak Sunardi tadi, na-mun kami berpendapat, dalam kaitan historis penulisan ini kami menganggap sudah berwama, mungkin kalau kita mau mendalami lagi sejarah memang kita bisa memilah-milah kembali.
Demikian Bapak Ketua terima kasih. KETUARAPAT.
Jadi saya kira kita letakkan saja Pak Nardi, Perjuangan bersenjata rakyat Indonesia sejak awal Proklamasi. Nah itu masuk dan semua masuk, jadi semua terkumpul di dalamnya, jadi tidak ada interpretasi ,lain. Jadi historis interpre-tasi, masuk dia, dan jangan dipilah-pilahkan.
Barangkali Pak Gatot silakan. FKP (DRS. GATOT SOEWAGIO):
Saya bisa mengerti Pak dan saya setuju yang tadi yang dibacakan oleh Pak Hartono dan itulah sebetulnya. Kalau kita akan membicarakan masalah sejarah perjuangan bangsa, saya kira kita perlu pembicaraan tersendiri. Dus kita ambil ini positifnya saja untuk dengan demikian kita masukkan di dalam Rancangan Undang-undang ten tang Prajurit ini.
KETUA RAPAT:
Saya kira jelas ini, kalau tidak ada lagi dan silakan dari FPP. FPP (H. ISMAIL HASAN METAREUM, S.H.):
Terima kasih Saudara Pimpinan.
Di sini kami tergelitik oleh suatu kata-kata yaitu Laskar-laskar Rakyat, apakah ini tidak lebih baik apabila kita ganti saja dengan Kelaskaran, karena kalau kita sebut Laskar Rakyat di dini bisa konotasi lain. Ini kami hanya mo-hon perhatian dari kita semua.
Kedua istilah mengorganisir diri, mungkin lebih baik yang biasa dipakai sekarang mengorganisasikan diri. Barang kali begitu, ini kalau memang dapat kita terima.
Terima kasih. KETUA RAPAT:
Jadi ada dua Saudara Ketua Tim, Laskar-laskar Rakyat diganti kelaskar-an. Dan kelaskaran masih tetap meneruskan perjuangannya. Jadi laskar-laskar rakyat diganti kelaskaran usul dari FPP.
Lalu kedua, Kepolisian mengorganisir diganti mengorganisasikan. Kalau itu yang kedua, saya bisa katakan bisa saja mengorganisasikan. Jadi dari FKP ada usul?
FKP (DRS. GATOT SOEWAGIO):
Kami memang menggaris bawahi yang diajukan oleh FPP Pak, jadi jangan disamakan laskar rakyat, itu kurang baik Pak. Konotasinya sangat kurang
da-pat diteirma, dus kelaskaran kami setuju sekali Pak. Terima kasih.
KETUA RAPAT:
Baiklah kalau begitu, ini laskar-laskar rakyat ini juga reasoningnya dari Pemerintah.
Silakan dari Pak Soeardi
FKP (DRS. SOEARDI POESPOYO) :
Mau menanyakan Pak, apakah tidak lebih tepat mengorganisasikan diri itu diganti dengan diorganisasikan. Dus diorganisir, bukan mengorganisir diri, kalau mengorganisir diri artinya mereka lalu membentuk sendiri.
KETUA RAPAT:
Jadi Pak Ardi itu mengusulkan unsur Kepolisian diorganisir kedalam. Begitu Pak Nardi. Jadi ini memang lebih, jadi diatur/dibentuk, sama dengan usu) dari FPP diorganisir kedalam maksudnya begitu.
Sekarang mengenai soal laskar-laskar ini bagaimana Saudara-saudara? Diganti dengan kelaskaran atau bagaimana? Jadi perjuangan dan kelaskaran begitu?
Dalam penjelasan Rancangan Undang-undang saya tadi katakan itu istilah ada laskar rakyat, kelaskaran sebenamya satu kata yang berarti laskar-laskar rakyat. Mau ditambah kelaskar-laskaran rakyat, atau laskar-laskar-laskar-laskar rakyat sama saja. Sekarang terserah Pemerintah Pak Budi.
Silakan Pemerintah.
PEMERINTAH (SEKRETARIS JENDERAL DEPARTEMEN PER-TAHANAN KEAMANAN/LETJEN TNI I.B. SUDJANA):
Pemerintah setuju ini Pak.
FABRI UONI HERLAUT SUMARDJONO) 1 INTERUPSI
Kelaskaran tetapi kelaskaran itu kan suatu organisasi, tapi yang diorga-nisasikan itu apa? Rakyatnya itu hilang nanti kelaskaran itu mengambang lalu. Ini soal bahasa lo Pak ya.
KETUA RAPAT ~
Dan kelaskaran rakyat begitu ?
FABRI QONI HERLAUT SUMARDJONO):
Ap!l kira-kira istilah yang paling tepat, laskar-laskar rakyat. FABRI (A. HARTONO):
Kalau dari Undang-undang Nomor 20 istilahnya itu segenap Anggota Las-kar Perjuangan.
KETUARAPAT:
Sebagaimana dalam badan-badan dan kelaskaran perjuangan begitu? Jadi yang tergabung dalam badan-b.adan dan kelaskaran perjuangan, masih tetap meneruskan perjuangannya. Sudah masuk ini, jadi saya ulangi, "Namun de-mikian sebagian unsur rakyat yang tergabung dalam badan-badan dan kelas-karan perjuangan masih tetap meneruskan perjuangannya, di luar wadah ten-tara kebangsaan tersebut di atas, sedangkan unsur Kepolisian diorganisir ke dalam wadah Jawatan Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Sudah beres Saudara-saudara? apa masih ada? Silakan FPP.
FPP (H. ISMAIL HASAN METAREUM, S.H.) :
Mengingatkan saja bahwa laskar-laskar itu di dua tempat tadi. Terima kasih.
KETUA RAPAT:
Di baris 5 di atas masih ada? Jadi di sesuaikan ini. Dan badan-badan perjuangan kelaskaran. Begitu?
FKP (DRS. SABAR KOEMBINO) :
Kira-kira rumusannya menjadi demikian jadinya, unsur rakyat yang tergabung dalam kelaskaran dan badan-badan perjuangan serta rakyat yang tergabung dalan unsur kepolisian. Yang bawah jadinya, namun demikian, sebagian unsur rakyat yang tergabung dalam kelaskaran dan badan-badan perjuangan masih tetap meneruskan perjuangannya di luar wadah tentara kebangsaan tersebut di atas, sedang unsur kepolisian diorganisir ke dalam wadah Jawaban Kepolisian Negara Republik Indonesia.
KETUA RAPAT:
Tidak ada lagi masalah Saudara-saudara? Baik ini disetuj ui.
(RAPAT SETUJU) Sekarang halaman tiga silakan.
Jadi dalam halaman tiga ini tambahannya adalah sebagaimana ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 1982.
Tadi sudah disetujui, Saudara-saudara sudah setuju? (RAP AT SETUJU)
Sekarang sudah tidak ada masalah lain? Halaman empat cuma diganti baik yakni diganti baik, saya kira sudhh jalan kalimatnya. Silakan Pemerintah. PEMERINTAH (SEKRETARIS JENDERAL DEPARTEMEN PER-TAHANAN KEAMANAN/LETJEN TNI LB. SUDJANA):
Jni barangkali kalau kalimatnya biar lebih halus lagi, halaman 4 alinea terakhir, marl kita baca yang alinea terakhimya. Untuk mendukung pengawakan bala siap dan bala cadangan yang dapat diperbesar atau diper-kecil sesuai dengan kebutuhan, diperlukan sistim prajurit yang tepat, baiknya
i tu dicoret Pak yang menjalani dinas keprajuritan berdasarkan kesukarelaan, maupunnya itu dicoret menjadi dan yang diwajibkan, lalu yakni prajurit- itu dicoret menjadi baik secara puma waktu maupun secara pengaruh waktu, dan prajuritnya: itu dicoret supaya kena kalimatnya. Jadi berdasarkan kesuka-relaan dan yang diwajibkan, baik secara sempuma waktu maupun secara pengaruh waktu yang terdiri atas prajurit karier, prajurit suka rela, dinas pendek, prajurit cadangan suka rela, prajurit wajib dan prajurit cadangan wajib.
Jadi supaya konteksnya sama di sini. Perlu saya ulangi supaya lebih jelas. Untuk mendukung pengawakan bala siap dan bala cadangan yang dapat diperbesar atau diperkecil sesuai dengan kebutuhan, diperlukan sistim prajurit yang tepat, yang menjalani dinas keprajuritan berdasarkan kesuka-relaan dan yang diwajibkan, baik secara puma waktu maupun secara pengaruh waktu yang terdiri atas prajurit karier, prajurit suka-rela dinas pendek, prajurit cadangan sukarela, prajurit wajib dan prajurit cadangan wajib.
KETUA RAPAT:
Jadi lebih bagus, lebih halus, tidak perlu ditata lagi sudah jelas. Masih boleh baca sebentar malam di rumah, lalu besok kita ketemu di Pansus, kalau masih ada perubahan masih bisa, tapi setelah besok tidak ada lagi perubahan.
(RAPAT SETUJU)
Jadi dari halaman lima masih ada? Silakan dari Pemerintah.
PEMERINTAH (SEKRETARIS JENDERAL DEPARTEMEN PER-TAHANAN KEAMANAN/LETJEN TNI I.B. SUDJANA):
Mohon di lihat halaman 5 alinea ke-2 pada baris nomer 2 dari bawah. 1
Jadi setelah titik mulai dari tugas penegakan hukum, mohon dapat dilihat di sini alinea dua, habis titiknya ini, tugas penegakan hukum tidak pernah berhenti. Dan prajurit kepolisian harus menjalankan kewajibannya setiap waktu dan tempat, sehingga seluruh prajurit Kepolisian Negara Republik Indonesia harus, nah ini terdiri atas Prajurit Sukar~la itu dicoret Pak, hams berdasarkan kesukarelaan secara puma waktu, yakni Prajurit Karya dan Prajurit Sukarela Dinas Pendek.
Jadi harusnya itu ya Pak, sesudah itu terdiri atas Prajurit Sukarela itu dicoret diganti dengan berdasa~kan kesukarelaan secara puma waktu, yakni Prajurit Karya dan Prajurit Sukarela Dinas Pendek.
Saya ulangi membacanya Pak, mulai dari tugas penegakan hukum. "Tugas penegakan hukum tidak pernah berhenti dan Prajurit Kepolisian harus menjalankan kewajibannya setiap waktu dan tempat, sehingga seluruh Prajurit Kepolisian Negara Republik lndonesi harus berdasarkan kesukarelaan secara puma waktu, yakni Prajurit Karier dan Prajurit Sukarela Dinas Pendek".
KETUA RAPAT:
Tidak ada masalah Saudara-saudara? Silakan. F ABRI (JONI HERLAUT SUMARDJONO) :
Sebentar, sepertinya ada yang perlu disispkan lagi kata-kata, sehingga lebih menjelaskan Sukarela secara puma waktu itu sebagai apa? Meskipun di belakangnya ya ini ... ini ... ini.
Jadi kalau kita ulangi dari koma sehingga seluruh Prajurit Kepolisian Negara Republik Indonesia harus menjadi apa? Kalau di sini harus berdasar-kan kesukarelaan secara puma waktu, kalau yakninya diganti dengan sebagai bunyi, sebagai apa ya ini . . . ini . . . ini. Kalau yakninya diganti dengan sebagai atau melaksanakan sebagai Prajurit karier dan Prajurit Sukarela Dinas Pendek sepertinya bunyi, begitu ya?
KETUARAPAT:
Sehingga seluruh Prajurit Kepolisian Republik Indonesia harus menjadi Prajurit Karier dan Prajurit Sukarela Dinas Pendek berdasarkan kesukarelaan secara puma waktu. Itu sudah dibalik, mau dibalik lagi silakan.
FPP (H. ISMAIL HASAN MEfAREUM, S.H.):
Harus berdasarkan kesukarelaan secara puma waktu baik sebagai prajurit Karier maupun sebagai Prajurit Sukarela Dinas Pendek.
KETUA RAPAT:
Berdasarkan kesukarelaan secara puma waktu baik sebagai Prajurit Karier maupun sebagai Prajurit Sukarela Dinas Pendek. Dus dannya diganti maupun. Yah sama saja, katakan yang baik saja. Usul dari Wakil Ketua PPP dirombak oleh Wakil FPP sendiri setuju. Indonesia harus berdasarkan kesuka-relaan secara puma waktu baik sebagai prajurit Karier maupun sebagai Prajurit
Sukarela Dinas Pendek. Begitu? Diketok, ini dari Pemerintah. (RAPAT SETUJU)
Apa lagi Saudara-saudara? Sudah habis ini tidak ada lagi masalah. Ten tang parafnya, sekarang sudah tidak diparaf, karena sudah menjadi putus-an Paitia Kerja. Jadi Pak Budi ini sudah menjadi putusputus-an Pputus-anitia Kerja.
Setuju?
(RAPAT SETUJU)
Setuju Pak Budi?, okey kalau setuju tidak ada masalah. Seluruh rumusan dari Tim Kecil ... masih ada? Silakan.
KETUA TIM KECIL (DRS. SABARKOMBINO): Jadi mengenai istilah berdayaguna dan berhasilguna. KETUA RAPAT:
Tadi sudah disetujui begitu? Di dalamnya ya Pak Imron semuanya diganti dengan berdayaguna dan berhasilguna. Di halaman 24 Pak, kalau halaman 23 yang baru Rancangan Undang-Undang dalam penjelasan.
KETUA TIM KECIL (DRS. SABAR KOEMBINO) : Dari Tim Kecil sudah selesai Pak.
KETUA RAPAT:
Ya, dari Tim Kecil sudah selesai Saudara-saudara? Jadi seluruhnya di-terima dari Tim Kecil.
(RAPAT SETUJU)
Sekarang kami persilakan dari Tim Khusus Perumusan atau Tim Perumus untuk melaporkan hasil-hasilnya.
Silakan.
KETUA TIM PERUMUS (H. IMRON ROSY ADI, S.H.) : Assalamu'alaikum Warahrnatullahi Wabarakatuh.
Saudara Ketua Panitia Kerja yang terhormat,
Rekan-rekan Anggota Panitia Kerja yang terhormat, dan Wakil Pemerintah yang kami hormati.
Sesuai dengan acara dan sesuai pula dengan apa yang telah dinyatakan oleh Saudara Ketua Panitia Kerja tadi, bahwa pada hari ini Panitia Perumus harus melaporkan hasil kerjanya kepada Rapat Panitia Kerja yang sekarang ini, maka akan saya bacakan apa yang saya jelaskan di sini karena ada angka-angka tidak mungkin untuk begitu saja secara lisan ..
Tim Perumus yang dibentuk oleh Panitia Khusus pada tanggal 20 Januari 1988 terdiri dari 16 Anggota mewakili Fraksi Karya. Pembangunan, Fraksi Angkatan Bersenjata, Fraksi Persatuan Pembangunan, Fraksi Partai Demokrasi Indonesia dan Pemerintah C.Q. Departemen Pertahanan Keamanan. Ter-lampir Anggota-anggota Tim Perumus tersebut Tim Perumus ditugasi untuk merumus pasal-pasal dan penjelasannya dari hasil karya Panitia Kerja dalam Bahasa Indonesia yang baik dan benar, oleh karena itu diperbantukan kepada-nya seorang ahli bahasa Indonesia yaitu Saudara Drs. Faris Hadi, maka kepada ahli bahasa Indonesia dipesankan secara khusus oleh Pimpinan Tim Perumus agar tidak merubah arti dan tujuan dari tiap pasal dan penjelasannya. Kepada
Tim Perumus dialokasikan 3 hari untuk menyelesaikan tugasnya, Jum'at 12 Pebruari, Sabtu, 13 Pebruari dan Senin, 15 Pebruari 1988. Pada hari Selasa 16 Pebruari 1988 hasil karya Tim Perumus sudah hams disampaikan kepada Fraksi masing-masing untuk dipelajari dan dikoreksi lebih lanjut, karena kemungkinan di sana-sini masih terdapat kekurangan.
Pada hari Kamis, 18 Pebruari 1988, yaitu hari ini dalam Rapat Panitia Kerja terakhir Ketua Tim Perumus melaporkan resmi hasil Karyanya kepada Rapat Panitia Kerja. Adapun hasil karya Tim Perumus, dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Pasal-pasal dari diktum dengan penjelasannya sudah tersusun demikian baiknya oleh Panitia Kerja, sehingga tidak ban yak memerlukan pekerjaan lebih lanjut oleh Tim Perumus. Perubahan dan penyempumaan ke-banyakan mengenai titik-titik koma, titik koma, huruf besar diganti dengan huruf kecil, penggeseran tempat kalimat dan sebagainya
2. Pasal-pasal yang tidak mengalami perubahan adalah: Pasal 1. Pasal 3, Pasal 5 , Pasal 1 1, Pasal 13 , Pasal 15 , Pasal 16, Pasal 19, Pasal 2 7 , Pasal 30, Pasal 33, Pasal 34, Pasal 35, Pasal 40, Pasal 44, Pasal 45. Pasal-pasal yang mengalami perbaikan redaksional, maupun penggantian kata-kata adalah, Pasal 2, Pasal 4, Pasal 6, Pasal 7, Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 12, Pasal 14, Pasal 16, Pasal 17, Pasal 18, Pasal 20, Pasal 21, Pasal 22, Pasal 23, Pasal 24, Pasal 25, Pasal 26, Pasal 28, Pasal 29, Pasal 21, Pasal 3 2, Pasal 3 6, Pasal 3 7, Pasal 3 8, Pasal 3 9, Pasal 41, Pasal 4 2, dan Pasal 43.
Perlu dicatat di sini bahwa beberapa pasal harus direkomendasikan kepada Panitia Kerja, karena memerlukan perubahan substansi, yaitu Pasal 7 penjelasan Ayat (1) huruf (c), kalimat misalnya dan seterusnya apakah di-hapus a tau tidak. Pasal 28 penjelasan Ayat (1) kalimat "bagi Perwira dan seterusnya sampai dengan suri tauladan" apa dihapus apa tidak. Pasal 38 Ayat (1) kata tindakan-tindakan lain diganti dengan hal-hal lain. Penjelasan Ayat (1) kata tabiat diusulkan dihapus, kalau tidak dihapus harus ada pen-jelasannya.
Perubahan Undang-undang Nomor 20 tahun 1982 penjelasan umum ada kata berdayaguna dan berhasilguna, apakah akan diganti dengan efektif dan efisien a tau tidak? Ini sudah disetujui tadi.
4. Pengelompokkan pasal-pasal di dalam Bab.
Bab I Ketentuan Umum yaitu Pasal 1 sampai dengan 9 Bab II Pengangkatan Pasal 10 sampai dengan 17 Bab III Pembinaan Pasal 18 sampai dengan 30
Bab IV Pengakhiran Dinas Keprajuritan Pasal 31 sampai dengan 38 Bab V Ketentuan Pidana Pasal 39 sampai dengna 42
Bab VI Ketentuan Peralihan Pasal 43 sampai dengan 44 Bab VII Ketentuan Penutup Pasal 45.
Demikianlah laporan secara ringkas dari Tim Perumus dan tidak lupa kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Fraksi-fraksi dan Pemerintah beserta Staf atas kerja yang telah terbina yang sebaik-baiknya. ·
Maka dengan ini kami sampaikan hasil kerja itu kepada Ketua Panitia Kerja. Selanjutnya adalah hak daripada Panitia Kerja, karena kami telah menyelesaikan tugas ini.
\Vassalamu 'alaikum \farahma tullahi Wabarakatuh.
KETUA RAPAT:
Kepada Saudara Ketua 11m Perumus, Saudara H. Imron Rosyadi, S.H. kami sampaikan terima kasih atas nama Panitia Kerja atas laporan dan hasil pekerjaan yang telah dilakukan dengan baik. Tentunya hal ini ditujukan kepada semua Anggota Tim Perumus termasuk Wakil Ketua (Saudara Joni Herlaut Sumardjono) dan Saudara-saudara sekalian.
Dengan demikian kami melihat ada 4 masalah yang belum diselesaikan. Pertama : Penjelasan Pasal 7 Ayat (1) huruf c, yaitu mengenai misalnya.
Penjelasan Pasal 28 Ayat (1 ). Kedua
Ketiga Pasal 38 Ayat (1) dan penjelasannya.
Jadi ada 3 masalah, yang lain sudah selesai. Begitu Saudara-saudara? (RAPA T SETUJU)
Baik kalau begitu. Dari Pemerintah masih ada masalah? Pemerintah ada.
Silakan.
PEMERINTAH (SEKRETARIS JENDERAL DEPARTEMEN PER-TAHANAN KEAMANAN/LETJEN TNI l.B. SUDJANA):
Sebenarnya dari Tim Perumus mungkin nanti setelah pembicaraan ini saja kami akan haluskan sedikit di sini, seperti istilah ''berdiri di antara sem ua golongan".
KETUA RAPAT.
Penghalusan, nanti terakhir. Dus, kita terima penghalusan yang dari Pemerintah setelah kita selesaikan 3 masalah tadi.
Baik Saudara-saudara sudah setuju?