• Tidak ada hasil yang ditemukan

MARDHATILLAH HIDAYAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MARDHATILLAH HIDAYAT"

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)

ii

RESPONSIVITAS PEGAWAI KANTOR UNIT PENYELENGGARA PELABUHAN KELAS III LAREA-REA DI KABUPATEN SINJAI

Oleh :

MARDHATILLAH HIDAYAT

Nomor Induk Mahasiswa : 105611101216

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(2)

iii

RESPONSIVITAS PEGAWAI KANTOR UNIT PENYELENGGARA PELABUHAN KELAS III LAREA-REA DI KABUPATEN SINJAI

Sebagai salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi dan

Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun dan Diajukan Oleh :

MARDHATILLAH HIDAYAT

Nomor Induk Mahasiswa : 105611101216

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(3)
(4)
(5)

iv

HALAMAN PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Mardhatillah Hidayat

Nomor Induk Mahasiswa : 10561 11012 16

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Menyatakan bahwa benar skripsi ini adalah karya saya sendiri dan bukan hasil plagiat dari sumber lain. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari pemyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai aturan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 24Juli 2020

Yang Menyatakan,

(6)

v ABSTRAK

Mardhatillah Hidayat, Mappamiring dan Samsir Rahim. Responsivitas Pegawai Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Larea-rea di Kabupaten Sinjai.

Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan merupakan Unit Pelaksana Teknis yang melaksanakan pelayanan pengaturan,pengendalian,dan pengawasan kegiatan kepelabuhanan,keselamatan dan keamanan. Mengingat lingkup tugasnya yang strategis,maka perlu memperkuat dan mendapatkan sumber daya manusia yang mempunyai kualitas daya respon yang tinggi. Hal tersebut peneliti terdorong untuk mengetahui Responsivitas Pegawai Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Larea-rea di Kabupaten Sinjai.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kemampuan merespon, ketepatan melayani, kecermatan melayani, dan kemampuan menanggapi keluhan yang dilakukan Pegawai Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Larea-rea di Kabupaten Sinjai. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskripsi Kualitatif. Adapun jumlah informan dalam penelitian ini berjumlah 11 orang. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu Observasi, Wawancara, dan Dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bagaimana proses pemberian pelayanan kepada pengguna jasa pelabuhan. Oleh karena itu dibutuhkan responsivitas pegawai agar pelayanan yang diberikan terhadap pengguna jasa pelabuhan lebih memuaskan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum Tingkat Responsivitas Pegawai Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Larea-rea di Kabupaten Sinjai yang diukur menggunakan indicator yang dikemukakan oleh Zeithaml yang terdiri dari kemampuan merespon,kecermatan melayani sudah baik. Namun dalam indicator pelayanan dengan tepat perlu diadakan disosialisasi agar pengguna jasa mengetahui apa yang sudah menjadi prosedur dari kantor, dan untuk kemampuan menanggapi keluhan masih rendah dikarenakan tidak tersedianya kotak saran yang menjadi sarana menjaring keluhan masyarakat.

(7)

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi berjudul “Responsivitas Pegawai Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Larea-rea di Kabupaten Sinjai”

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Administrasi Negara pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Bapak Dr. H. Mappamiring, M.Si selaku Pembimbing I dan Bapak Dr. H. Samsir Rahim, S.Sos., M.Si selaku Pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

2. Bapak Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE., M.M selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibunda Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

(8)

vii

4. Bapak Nasrul Haq, S.Sos., MPA selaku Ketua Prodi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Segenap Dosen dan seluruh Jajaran Staf Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah banyak memberikan pengetahuan dimulai dari semester awal hingga semester akhir ini.

6. Orang Tua tercinta, Ayahanda Muhammad Hidayat dan Ibunda Andi Hernawati yang rela berkorban tanpa pamrih dalam membesarkan, mendidik, serta mendoakan keberhasilan penulis, yang tiada hentinya member dukungan disertai segala pengorbanan yang tulus dan ikhlas.

7. Saudara-saudara seperjuangan dan teman-teman kelas ADN.A Tati, Fitri, Fatimah, Nita, Cinta, Kiki, Emhy, Asri, Sri, Diana, Vindy terimakasih banyak dan semangat untuk berjuang mencapai Toga.

8. Kak Reza yang selalu mendoakan, memberikan semangat dan membantu peneliti sehingga semua proses penyusunan skripsi dapat berjalan lancar. 9. Segenap keluarga Pung Sari dan Pung ifa yang telah memberikan motivasi

berkali-kali untuk penyelesaian skripsi ini.

10. Teman-teman seperjuangan sedari SMA Indry, Syidar, Deva, Gadis, Alif, Aje yang selalu memberikan dukungan serta doa.

11. Teman-teman KKP Angkatan XIX Kab. Pangkep Kel.Bonto Perak Pian, Manni, Juli, May, Ike, Depi, Mila terimakasih atas kebersamaan dan pengalaman serta pelajaran yang sangat berarti dalam pengabdian diri di Kelurahan Bonto Perak selama kurang lebih 2 bulan.

(9)

viii

12. Teman- teman Seangkatan Sospol yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu terimakasih telah berbagi pengalaman canda dan tawa selama di bangku perkuliahan.

13. Pihak Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kabupaten Sinjai yang telah memberikan izin dan bantuan untuk melakukan penelitian, para Staf Pegawai Kantor UPP Sinjai yang telah membantu memberikan informasi dan juga data-data dan juga waktu luang yang telah diberikan kepada penulis, penulis sangat terbantu atas bantuan dalam proses penelitian, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Makassar, 28 Juli 2020

(10)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN PENGAJUAN SKRIPSI ... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PENERIMAAN TIM ... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C. Tujuan penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu... 11

B. Konsep dan Teori ... 13

1. Teori pelayanan publik ... 13

2. Konsep Kualitas Pelayanan Publik... 17

3. Konsep Responsivitas Pelayanan Publik ... 20

4. Konsep Pelayanan Pelabuhan ... 23

C. Kerangka Pikir ... 29

D. Focus Penelitian ... 30

(11)

x

D. Teknik Pengumpulan Data ... 35 E. Teknik Pengabsahan Data ... 36 F. Teknik Analisis Data ... 37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian... 39 B. Hasil Penelitian ... 58 C. Pembahasan Penelitian ... 73 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 89 B. Saran ... 90 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(12)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir... 30

Gambar 4.2 Peta Wilayah Kabupaten Sinjai ... 40

Gambar 4.3 Struktur Organisasi ... 43

Gambar 5.4 Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan ... 94

Gambar 5.5 Wawancara Bersama Syahbandar ... 94

Gambar 5.6 Pemberian pelayanan... 95

Gambar 5.7 Wawancara bersama nelayan ... 95

Gambar 5.8 Beberapa produk pelayanan ... 96

Gambar 5.9 Masjid Unit Penyelenggara Pelabuhan ... 96

Gambar 5.10 Pegawai sedang melaksanakan tugas ... 97

Gambar 5. 11 Pelabuhan Cappa Ujung ... 98

Gambar 5.12 Staf Kepegawaian ... 98

(13)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Informan Penelitian... 34

Tabel 4.2 Daftar nama dan pemangku jabatan ... 47

Tabel 4.3 Daftar jumlah SDM kepegawaian ... 48

Tabel 4.4 Daftar SDM per Golongan ... 49

Tabel 4.5 Daftar SDM berdasarkan Jabatan ... 49

Tabel 4.6 Daftar SDM berdasarkan Pendidikan ... 50

Tabel 4.7 Daftar rician anggaran belanja ... 51

Tabel 4.8 Fasilitas Pokok dan penunjang ... 54

(14)
(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pelayanan publik sebagai suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik merupakan upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan, dalam pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Peningkatan pelayanan publik yang efesien dan efektif akan mendukung tercapainya efesiensi dan efektif akan mendukung tercapainya efisiensi pembiayaan, artinya ketika pelayanan umum yang diberikan oleh penyelenggara pelayanan kepada pihak yang dilayani berjalan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya atau mekanisme atau prosedurnya tidak berbelit-belit, akan mengurangi biaya atau beban bagi pihak pemberi pelayanan dan juga penerima pelayanan.

Pelayanan publik diartikan pemberian pelayanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Dengan demikian, pelayanan publik adalah pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh penyelenggara negara. Negara didirikan oleh public (masyarakat) tentu saja dengan tujuan agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pada hakikatnya negara dalam hal ini pemerintah (birokrat) haruslah dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Kebutuhan dalam hal ini bukanlah kebutuhan secara individual akan tetapi berbagai kebutuhan yang sesungguhnya diharapkan oleh masyarakat.

(16)

2

Dalam Undang-Undang No. 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik masyarakat berhak medapatkan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan asas dan tujuan pelayanan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 96 Tahun 2012 Pelayanan Publik yang dimaksud adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk, atas barang, jasa, dan atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara penyedia pelayanan publik.

Pada dasarnya penyelenggara pelayanan publik merupakan salah satu fungsi negara dalam rangka menciptakan kesejahteraan rakyat. Namun disisi lain pelayanan publik yang diberikan terkadang masih belum maksimal karena masih adanya keluhan dari masyarakat. Adanya keluhan yang disampaikan oleh masyarakat terhadap lembaga, menunjukkan bahwa pelayanan yang diberikan belum dapat memenuhi keinginan masyarakat selaku pengguna jasa. Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pemenuhan kebutuhan pelayanan yang berkualitas, tentunya harus diimbangi daya tanggap aparat. Setiap pelayanan publik harus memiliki standar pelayanan dan dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima pelayanan merupakan ukuran yang harus dimiliki dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang wajib ditaati pemberi dan penerima pelayanan. Salah satu fungsi utama pemerintah adalah menyelenggarakan kegiatan pembangunan dan pelayanan sebagai bentuk dari tugas umum pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

(17)

3

Berdasarkan peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 62 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata kerja Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan, dalam pasal 1 menjelaskan yang di maksud Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan adalah Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementrian Perhubungan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Perhubungan melalui Direktur Jendral Perhubungan Laut.

Di dalam suatu organisasi sangat penting adanya perubahan dalam mencapai tujuannya, dapat diketahui bahwa untuk mewujudkan pencapaian suatu tujuan pada organisasi pastinya sangat penting untuk membuat perencanaan dan tindakan nyata. Seperti yang diketahui kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan sendiri mempunyai Visi yaitu terwujudnya pelayanan transportasi laut dan penyelenggaraan kepelabuhanan di wilayah kerja kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan yang aman, nyaman, dan selamat. Sedangkan misinya yaitu meningkatkan pelaksanaan pengamanan dan pengawasan di daerah lingkungan kerja dan daerah lingkungan kepentingan pelabuhan, meningkatkan pengawasan terhadap keselamatan kapal dan lalu lintas angkutan laut pada DLKP dan DLKR pelabuhan, menjamin kelancaran arus penumpang dan barang, menciptakan disiplin Pegawai melalui sistem evaluasi dan pengawasan secara berjenjang, menciptakan sistem pelayanan terpadu dan transparan, meningkatkan koordinasi dan konsolidasi dengan instansi terkait, serta mendorong terpenuhinya fasilitas pelabuhan dan fasilitas keselamatan pelayaran.

(18)

4

Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Larea-rea adalah salah satu fasilitas yang di andalkan untuk masa depan Kabupaten Sinjai,sebab merupakan gerbang ekonomi masyarakat dan perdagangan antar pulau di seluruh nusantara yang berfungsi sebagai penyediaan dan pelayanan jasa kepelabuhanan, penjaminan keamanan dan ketertiban dipelabuhan yang merupakan suatu tanggung jawab moral yang terus di upayakan. Untuk itulah dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan jasa kepelabuhanan perlu menyusun strategi dengan kebijakan-kebijakan yang di tuangkan dalam program dan berbagai rencana kegiatan salah satunya yaitu dengan meningkatkan responsivitas pegawai dalam memberikan pelayanan jasa, hal ini untuk memberikan kepuasan bagi pengguna jasa di pelabuhan.

Menurut Dwiyanto (2006:148) Responsivitas atau yang biasa disebut dengan daya tanggap merupakan kemampuan dari suatu organisasi untuk mengidentifikasi kebutuhan dari masyarakat,menyusun prioritas kebutuhan dan mengembangkan ke dalam berbagai program pelayanan.Responsivitas mengukur daya tanggap organisasi terhadap harapan,keinginan,dan aspirasi warga pengguna layanan. Sedangkan menurut Tangkilisan (2005:177) Responsivitas dimasukkan dalam salah satu indicator kinerja karna responsivitas secara langsung menggambarkan tentang bagaimana kemampuan organisasi public dalam menjalankan misi dan tujuannya terutama untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.Dari kedua pendapat yang dikemukakan dapat di simpulkan bahwa responsivitas berkaitan dengan kecepatan tanggapan yang di lakukan oleh aparatur pelayanan dalam

(19)

5

memenuhi kebutuhan di masyarakat sebagai pengguna jasa yang membutuhkan.

Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Larea-rea merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis yang mempunyai tugas melaksanakan pengaturan, pengendalian, dan pengawasan kegiatan kepelabuhanan,keselamatan dan keamanan pelayanan pada pelabuhan, serta penyediaan dan atau pelayanan jasa kepelabuhanan yang belum di usahakan secara komersial. Mengingat lingkup tugasnya yang strategis, yaitu memberikan kontribusi kepada negara dalam hal moda transportasi laut sehingga memperlancar perputaran roda perekonomian, maka perlu memperkuat dan mendapatkan sumber daya manusia yang mempunyai kualitas yang tinggi dengan mengupayakan perbaikan dan peningkatan kinerja aparatur untuk dapat mewujudkan pelayanan yang cepat, mudah, berkeadilan, berkepastian hukum, transparan, dan dapat di pertanggungjawabkan sesuai dengan perkembangan dinamika masyarakat.

Menurut Soedaryono (2000:6) pegawai adalah seseorang yang melakukan penghidupannya dalam bekerja dalam kesatuan organisasi, baik kesatuan kerja pemerintah maupun kesatuan kerja swasta. Sedangkan menurut Robbins ( Perilaku Organisasi, Edisi 10 :2006) pegawai adalah orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja, baik sebagai pegawai tetap atau tidak, berdasarkan kesepakatan kerja baik tertulis maupun tidak tertulis untuk melaksanakan suatu pekerjaan dalam jabatan atau kegiatan tertentu yang ditetapkan oleh pemberi kerja. Berdasarkan pengertian diatas dapat diambil

(20)

6

suatu kesimpulan bahwa pegawai adalah seseorang yang bekerja pada suatu kesatuan organisasi, baik sebagai pegawai tetap maupun tidak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Salah satu sumber daya yang dimiliki organisasi untuk mendukung hal tersebut adalah pegawai atau karyawan. Oleh sebab itu pegawai atau karyawan tersebut harus dipekerjakan secara efektif, efisien, dan manusiawi, agar kondisi tersebut dapat tercipta, maka organisasi perlu mewujudkan pegawai yang profesional, yang memiliki kemampuan, keterampilan dan perilaku kerja produktif dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dalam melayani. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1999 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 1974 tentang pokok-pokok kepegawaian, dalam pasal 3 menjelaskan Pegawai Negeri Berkedudukan sebagai unsur aparatur Negara yang bertugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara professional, jujur, adil, dan merata dalam penyelenggaraan tugas Negara, pemerintah dan pembangunan.

Jurnal Muhammad Ihsan tahun 2016, penelitian ini dilatarbelakangi oleh masalah yang menarik untuk diteliti yaitu Responsivitas Pelayanan Publik (Studi Kasus Pelayanan Pasien BPJS Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Barru) hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum tingkat Responsivitas Pelayanan Publik Pasien BPJS Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Barru yang di ukur menggunakan indicator yang di kemukakan oleh Zeithaml yang terdiri dari kemampuan merespon, kecepatan melayani, ketepatan melayani, kecermatan melayani ketepatan waktu melayani, dan

(21)

7

kemampuan menanggapi keluhan sudah baik. Namun dalam indicator kemampuan menanggapi keluhan ada beberapa yang perlu menjadi perhatian dari pihak Rumah Sakit Umum Kabupaten Barru, seperti kenyamanan pasien dan kebersihan lingkungan rumah sakit.

Jurnal Zulkarnaen M tahun 2017, penelitian ini dilatar belakangi oleh masalah yang menarik untuk diteliti yaitu Responsivitas Pelayanan Publik (Studi Kasus Pelayanan Narapidana Di Rumah Tahanan Negara Kelas 1 Makassar) hasil penelitian menunjukkan bahwa responsivitas pelayanan yang berfokus pada pelayanan hak Narapidana di rumah tahanan negara kecamatan rappocini kota makassar yang diukur dengan variable kemampuan merespon, kemampuan menanggapi keluhan, kecepatan, ketepatan, kecermatan melayani dan ketepatan waktu melayani sudah berjalan dengan baik. Hal ini berdasarkan observasi bahwa pelaksanaan pelayanan narapidana telah sesuai dengan prosedur yang ditentukan. Namun dari hasil wawancara adanya keluhan di akibatkan oleh kesalahpahaman antara petugas pelayanan dan narapidana di rumah tahanan negara kelas 1 makassar. Kedua jurnal di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa Responsivitas adalah kemampuan organisasi penyedia layanan untuk lebih tanggap terhadap pengaduan masyarakat serta mampu menyelesaikannya dengan baik dan tepat waktu, baik pengaduan dalam bentuk lisan maupun tertulis yang terkait dengan pelayanan yang telah disediakan.

Adapun kualitas pelayanan dalam dimensi responsiviness ( respon/ketanggapan), terdiri atas indicator :

(22)

8 1. Kemampuan merespon pelanggan 2. Ketepatan melayani

3. Kecermatan melayani

4. Kemampuan menanggapi keluhan

Responsivitas yang rendah yang ditunjukkan karena adanya ketidaklarasan antara pelayanan yang ada dan kebutuhan masyarakat. Hal ini menunjukkan kegagalan suatu organisasi dalam mewujudkan tujuan dan misi organisasi. Dengan demikian para pegawai dapat dikatakan bertanggungjawab jika mereka dinilai memiliki responsivitas yang tinggi terhadap apa yang menjadi permasalahan, kebutuhan, keluhan dan aspirasi para pengguna jasa di pelabuhan.

Dalam mewujudkan pelayanan jasa kepelabuhanan yang baik kepada masyarakat ataupun pengguna jasa yang membutuhkan, perlu proses yang teratur dan terarah dengan pedoman standar pelayanan.Seperti yang terjadi di Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Larea-rea Sinjai, terkait kurangnya sosialisasi langsung dari pihak syahbandar kepada para pengguna jasa mengenai SOP yang ada misalnya sosialisasi masalah biaya kunjungan kapal, serta tidak tersedianya fasilitas kotak saran sehingga membuat pengguna jasa susah dalam menyampaikan keluhannya.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa prosedur pelayanan perlu diperhatikan dengan seksama hal ini ditandai dengan kurangnya sosialisasi terhadap pengguna jasa, serta

(23)

9

keterbatasan fasilitas berupa kotak saran. Untuk itu tepat kiranya jika peneliti mengangkat usulan penelitian dengan judul : Responsivitas Pegawai Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Larea-rea di Kabupaten Sinjai.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kemampuan Pegawai dalam merespon dan menanggapi keluhan pengguna jasa Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Larea-rea di Kabupaten Sinjai ?

2. Bagaimana ketepatan dan kecermatan Pegawai dalam melayani pengguna jasa Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Larea-rea di Kabupaten Sinjai?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui kemampuan Pegawai dalam merespon dan menanggapi keluhan pengguna jasa Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Larea-rea di Kabupaten Sinjai.

2. Untuk mengetahui ketepatan dan kecermatan pegawai dalam melayani pengguna jasa kantor unit penyelenggara pelabuhan kelas III larea-rea di Kabupaten sinjai.

(24)

10

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah di kemukakan,maka manfaat penelitian ini adalah :

1. Manfaat teoritis

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu dan menjadi bahan masukan untuk pihak lain yang ingin melakukan penelitian ulang dengan menggunakan cara penelitian yang berbeda dan informan penelitian yang lebih baik dari sebelumnya.

2. Manfaat praktis

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan bagi stakeholders yang berkepentingan dalam melihat mutu pelayanan kantor unit penyelenggara pelabuhan kelas IIIlarea-rea di kabupaten sinjai.

(25)

11 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan penelitian sehingga penuulis dapat memperkaya teori yang di gunakan dalam mengkaji penelitian yang di lakukan. Dari penelitian terdahulu, penulis tidak menemukan penelitian dengan judul yang sama seperti judul penelitian penulis. Namun penulis mengangkat beberapa penelitian sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajian pada penelitian penulis. Berikut merupakan penelitian terdahulu berupa beberapa jurnal terkait dengan penelitian yang di lakukan penulis.

1. Hendra Dinata 2014

Penelitian ini berjudul Efektifitas Pelaksanaan Tugas Pos Kerja Tanjung Berlian Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Tanjung Berlian Kundur Utara Kabupaten Karimun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektifitas pelaksanaan tugas pos kerja tanjung berlian berjalan dengan kurang baik, dimana dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya sebagai pemegang kekuasaan tertinggi atas segala bentuk kegiatan yang terjadi dipelabuhan, syahbandar dan petugas pos kerja lainnya masih banyak terdapat kekurangan hal ini dapat dilihat dari indicator melakukan pemeriksaan kelengkapan dokumen kapal dan awak kapal dan juga indikator proses penerbitan surat persetujuan berlayar yang berada pada kategori kurang baik.

(26)

12 2. Andi Erwina Matovani 2015

Penelitian ini berjudul Kualitas Pelayanan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas II Kijang Terhadap Agen Pelayaran Swasta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan di kantor tersebut masih rendah, hal ini dikarenakan masih ada banyak hal yang harus diperbaiki, seperti yang diketahui bahwa dalam memberikan pelayanan, kantor kesyahbandaran dan otoritas pelabuhan kelas II kijang masih ada beberapa kendala, seperti tidak adanya publikasi kepada agen swasta tentang peraturan biaya yang sesuai dengan aturan yang berlaku, sehingga masih adanya biaya atau disebut dengan tips yang harus dikeluarkan demi kelancaran dalam melayani, seperti dalam setiap pengurusan harus memberikan tips pegawai-pegawai mengetik surat izin berlayar kapal, apabila pada jam piket pegawai,agen juga harus membayar iuaran yang lebih kepada pegawai yang sedang piket, serta harus membayar iuran bulanan berupa tips untuk kepala kantor dan kepala seksi agar setiap pengurusan di kantor kesyahbandaran dan otoritas kelas II kijang lancar. Selain itu harus juga membayar biaya cek fisik kapal, agen tidak turun kekapal melakukan cek fisik.

3. Sitti Raoda 2018

Penelitian ini berjudul Kompetensi Pegawai Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Sungai Nyamuk. Hasil penelitian menunjukan bahwa kompetensi pegawai kantor unit penyelenggara pelabuhan sungai nyamuk yang masih belum optimal. Hal ini dapat dilihat pada standar dan kompetensi pegawai yang tidak sesuai dengan jabatan yang di pegang. Hasil penelitian juga

(27)

13

menjelaskan tentang kompetensi pegawai kantor unit penyelenggara pelabuhan sungai nyamuk berdasarkan pendidikan formal, pelatihan penjenjangan, pelatihan teknis, dan pelatihan administrasi. Dilihat dari factor yang menghambat kompetensi pegawai, antara lain adalah terbatasnya anggaran untuk pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, kurangnya kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan yang diberikan oleh kepala kantor, adanya persyaratan yang harus di penuhi oleh pegawai untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan serta kurangnya motivasi pegawai untuk pengembangan kompetensi,dengan demikian dapat di simpulkan bahwa kompetensi pegawai sangat berperan penting dalam pelaksanaan pelayanan. Semakin baik kompetensi yang dimiliki pegawai maka semakin baik pula pelayanan yang diberikan.

B. Konsep dan Teori

1. Teori Pelayanan Publik

Penyelenggaraan pelayanan public merupakan suatu upaya negara dalam hal memenuhi kebutuhan dasar dan hak-hak sipil setiap warga Negara atas barang, jasa, serta pelayanan administrasi yang di sediakan oleh para penyelenggara pelayanan public. Indonesia sendiri,Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan kepada Negara agar memenuhi kebutuhan dasar setiap warganya demi kesejahteraannya, sehingga efektivitas dalam system pemerintahan sangat di tentukan oleh baik buruknya penyelenggaraan pelayanan public itu sendiri. Penyelenggara pelayanan public di Indonesia meliputi semua organ Negara seperti pemerintah pusat, pemerintah daerah

(28)

14

(Provinsi,Kabupaten,Kota). Dalam hal ini, Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 secara tegas menyatakan bahwa salah satu tujuan didirikannya Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah untuk memajukan kesejahteraan public dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Menurut Sinambela (1992:198) pelayanan adalah kunci dari keberhasilan dalam berbagai usaha maupun kegiatan jasa. Peranannya juga akan lebih besar dan bersifat menentukan apabila kegiatan-kegiatan jasa di masyarakat itu terdapat kompetisi dalam usaha merebut pasar langganan. Demikian juga di bidang pemerintahan dimana peranan pelayanan umum yang di selenggarakan oleh pemerintah, belum dapat memenuhi harapan semua pihak sehingga diperlukan system manajemen untuk penyelenggaraan pelayanan umum, karena pada dasarnya setiap manusia membutuhkan pelayanan bahkan secara ekstrim pelayanan dikatakan tidak dapat di pisahkan dengan kehidupan manusia.

a. Pengertian Pelayanan Publik

Pelayanan berasal dari kata layanan yang artinya kegiatan yang memberikan manfaat kepada orang lain. Layanan adalah setiap kegiatan atau manfaat yang di tawarkan suatu pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun (Simamora,2001:172).

Pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata dan tidak dapat pula diraba yang terjadi karena adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang di sediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang di maksudkan untuk

(29)

15

memecahkan permasalahan konsumen/pelanggan (Gronross, dalam Ratminto dan Winarsih,2005:2).

Menurut Kotler dalam Sampara Lukman (Lijan Poltak Sinambela 2006:4) menjelaskan pelayanan adalah setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kesatuan atau kumpulan, dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara fisik,berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa pada dasarnya pelayanan merupakan sesuatu yang tidak berwujud tetapi dapat di rasakan sehingga bisa memenuhi kebutuhan dan member kepuasan kepada masyarakat. Selanjutnya sampara berpendapat bahwa pelayanan adalah suatu kegiatan atau suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antar seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik,dan menyediakan kepuasan pelanggan. b. Jenis Pelayanan Publik

Kewajiban dari pemerintah adalah memberikan pelayanan public yang menjadi hak setiap warga negaranya ataupun memberikan pelayanan kepada warga Negara yang memenuhi kewajibannya terhadap negara. Bentuk pelayanan public yang di berikan kepada masyarakat dapat di bedakan dalam beberapa jenis pelayanan yaitu :

1) Pelayanan pemerintah merupakan jenis pelayanan masyarakat yang terkait tugas-tugas umum pemerintah seperti pelayanan KTP,Pajak,SIM, dan keimigrasian.

2) Pelayanan pembangunan merupakan suatu jenis pelayanan kepada masyarakat yang berkaitan dengan penyediaan sarana dan prasarana

(30)

16

untuk memberikan fasilitasi kepada masyarakat dalam melakukan aktifitasnya sebagai warga negara.

3) Pelayanan utilitas, merupakan jenis pelayanan yang terkait utilitas bagi masyarakat.

4) Pelayanan sandang,pangan,dan papan, merupakan jenis pelayanan yang menyediakan bahan kebutuhan pokok masyarakat sehari-hari dan kebutuhan perumahan.

5) Pelayanan kemasyarakatan, merupakan jenis pelayanan masyarakat yang dilihat dari sifat dan kepentingannya lebih ditekankan pada kegiatan-kegiatan social kemasyarakatan.

c. Unsur-unsur Pelayanan Publik

Menurut Bharata dalam paparan Kajian Pustaka.com (2013) ada empat unsur penting dalam proses pelayanan public yaitu :

1) Penyedia layanan merupakan pihak yang dapat memberikan suatu pelayanan tertentu pada konsumen, baik berupa layanan dalam bentuk penyediaan dan penyerahan barang (goods) atau jasa-jasa (services). 2) Penerima layanan merupakan mereka yang disebut sebagai konsumen

(costomer) atau customer yang menerima berbagai layanan dari penyedia layanan.

3) Jenis layanan merupakan jasa yang dapat diberikan oleh penyedia layanan kepada pihak yang membutuhkan layanan.

4) Kepuasan pelanggan yaitu dalam memberikan layanan penyedia layanan harus mengacu pada tujuan utama pelayanan yaitu kepuasan

(31)

17

dari pelanggan. Hal ini sangat penting karena tingkat kepuasan yang diperoleh para penerima jasa itu biasanya sangat berkaitan erat dengan standar kualitas barang atau jasa yang mereka nikmati.

2. Konsep Kualitas Pelayanan Publik a. Pengertian Kualitas

Kualitas adalah sebuah kata yang bagi penyedia jasa merupakan sesuatu yang harus dikerjakan secara baik. Aplikasi kualitas sebagai karakter daripada penampilan produk atau kinerja tersebut merupakan bagian yang utama dalam strategi perusahaan untuk meraih keunggulan yang berkesinambungan, baik sebagai pemimpin pasar ataupun sebagai strategi untuk terus tumbuh.

Menurut Amin Ibrahim (2008:22) mengungkapkan bahwa “kualitas pelayanan public merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk,jasa,manusia,proses dan lingkungan dimana penilaian kualitasnya ditentukan pada saat terjadinya pelayanan public tersebut”.

Menurut Gasperz dalam Sampara Lukman (2000:7) mengungkapkan bahwa “Pada dasarnya kualitas pelayanan mengacu pada beberapa pengertian pokok. Adapun pengertian pokok dari kualitas pelayanan yaitu :

1) Kualitas terdiri dari sejumlah keistimewaan produk, baik keistimewaan langsung maupun keistimewaan atraktif yang memenuhi keinginan pelanggan dan dengan demikian hal itu dapat memberikan kepuasan atas penggunaan produk itu.

2) Kualitas terdiri dari segala sesuatu yang bebas dari segala kekurangan atau kerusakan.

(32)

18

Pengertian pokok kualitas pelayanan tersebut menunjukkan bahwa, kualitas pelayanan adalah kualitas yang tertdiri atas keistimewaan dari berbagai pelayanan yang bertujuan untuk memenuhi kepuasan atas pelayanan yang diterima.

Kemudian Sedarmayanti (2004:207) mengemukakan bahwa pada dasarnya Kualitas pelayanan umum meliputi :

1) Aspek kemampuan sumber daya manusia yang terdiri dari keterampilan, pengetahuan,dan sikap di upayakan untuk di tingkatkan,maka hal itu akan mempengaruhi pelaksanaan tugasnya,dan jika pelaksanaan tugas dilakukan secara lebih professional,maka akan menghasilkan kualitas pelayanan yang lebih baik.

2) Apabila sarana dan prasarana di kelola secara tepat,cepat dan lengkap sesuai dengan kebutuhan atau tuntutan masyarakat, maka hal tersebut akan menghasilkan kualitas pelayanan yang lebih baik.

3) Prosedur yang dilaksanakan harus memperhatikan dan menerapkan ketepatan prosedur, kecepatan prosedur, serta kemudahan prosedur,sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan yang lebih baik dari sebelumnya.

4) Bentuk jasa yang diberikan kepada masyarakat dapat berupa kemudahan dalam memperoleh informasi,ketepatan,kecepatan pelayanan,sehingga kualitas pelayanan yang lebih baik akan dapat diwujudkan.

(33)

19 b. Dimensi Kualitas Pelayanan

Berbagai pelayanan akan menghasilkan beragam penilaian yang datangnya dari pihak yang dilayani atau pelanggan. Tentunya pelayanan yang baik akan memberikan penilaian yang baik pula dari para pelanggan,namun sebaliknya apabila dalam pelayanan yang di berikan tidak memberikan kepuasan maka akan menimbulkan kekecewaan pada pelanggan dan bisa merusak citra instansi dari pemberi layanan. Menurut Fandy Tjiptono (2008:25) ciri-ciri atau atribut yang ikut menentukan kualitas pelayanan public yaitu :

1) Ketepatan waktu pelayanan 2) Akurasi pelayanan

3) Kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan 4) Kemudahan mendapatkan pelayanan

5) Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan 6) Atribut pendukung pelayanan

Untuk dapat mengukur sejauh mana kualitas pelayanan public yang diberikan oleh aparatur pemerintah, perlu ada criteria yang menunjukkan apakah suatu pelayanan public yang diberikan dapat dilakukan dengan baik atau buruk. Menurut Zeithaml dkk dalam Hardiyansyah (2011:46) Kualitas pelayanan dapat diukur menggunakan 5 dimensi, yaitu :

1) Berwujud (Tangible) 2) Kehandalan (Reliability) 3) Ketanggapan (Responsiveness)

(34)

20 4) Jaminan (Assurance)

5) Empati (Empathy)

3. Konsep Responsivitas pelayanan public a. Pengertian Responsivitas

Responsivitas adalah kemampuan provider untuk mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan, serta mengembangkan program-program pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Secara singkat dapat dikatakan bahwa responsivitas ini mengukur daya tanggap provider terhadap harapan, keinginan dan aspirasi serta tuntutan custumers (Ratminto & Atik Septi Winarsih, 2005 : 180-181).

Sedangkan menurut Fitzsimmons dalam Sedarmayanti (2004:90), salah satu dimensi untuk menentukan kualitas pelayanan adalah responsivitas. Responsivitas adalah kesadaran atau keinginan untuk membantu konsumen dan memberikan pelayanan yang cepat.

Responsivitas sebagai salah satu indicator pelayanan berkaitan dengan daya tanggap aparatur terhadap kebutuhan masyarakat yang membutuhkan pelayanan sebagaimana diatur didalam perundang-undangan. Sementara itu, Siagian (2000) dalam pembahasannya mengenai teori pengembangan organisasi mengidentifikasikan bahwa responsivitas menyangkut kemampuan aparatur dalam menghadapi dan mengantisipasi aspirasi baru, perkembangan baru, tuntutan baru, dan pengetahuan baru. Birokrasi harus merespon secara cepat agar tidak tertinggal dalam menjalankan tugas dan fungsinya (Sugandi, 2011:124).

(35)

21

Responsivitas dimasukkan sebagai salah satu indicator kinerja karena responsivitas secara langsung menggambarkan kemampuan organisasi public dalam menjalankan misi dan tujuannya terutama untuk memenuhi kebutuhan masyarakat (Tangkilisan, 2005:177).Responsivitas adalah kemampuan birokrasi untuk mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan, serta mengembangkan program-program pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.Responsivitas mengukur daya tanggap organisasi terhadap harapan, keinginan, dan aspirasi, serta tuntutan warga pengguna layanan (Dwiyanto, 2006: 148). Secara singkat responsivitas disini menunjuk pada keselarasan antara program dan kegiatan pelayanan dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.

Beberapa pendapat mengenai responsivitas dapat disimpulkan bahwa responsivitas merupakan bentuk tanggapan dan kerelaan penyedia layanan dalam membantu memberikan pertolongan kepada masyarakat dalam bentuk pelayanan. Birokrasi dalam mendekatkan layanan terhadap masyarakat perlu upaya untuk mengenali apa saja kebutuhan masyarakat. Kemudian pengenalan kebutuhan masyarakat tersebut menjadi agenda penting bagi pemerintah untuk mengembangkan pemberian layanan, sehingga masyarakat dapat merasa puas.

Responsivitas adalah kemampuan organisasi untuk mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan serta mengembangkan program-program pelayanan public sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Dalam konteks ini, responsivitas mengacu pada

(36)

22

keselarasan antara program dan kegiatan pelayanan dengan kebutuhan dan aspirasi mansyarakat.

Agus Dwiyanto (2006:62) menyatakan responsivitas birokrasi yang rendah dilihat dari rendahnya kemampuan aparatur merespon masyarakat. Rendahnya responsivitas birokrasi disebabkan oleh belum adanya pengembangan komunikasi eksternal secara nyata oleh jajaran birokrasi pelayanan. Belum maksimalnya tugas-tugas pelaksanaan pelayanan, dan adanya ketidaklarasan antara pelayanan yang ada dengan kebutuhan masyarakat yang secara otomatis kinerja organisasi tersebut jelek. Hal tersebut jelas menunjukkan rendahnya kinerja birokrasi pemerintah kegagalan organisasi dalam mewujudkan misi dan tujuan organisasi.

Diuliio dalam Dwiyanto (2002) Responsivitas sangat diperlukan didalam pelayanan public karena hal tersebut merupakan buti kemampuan organisasi untu mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan serta mengembangkan program-program pelayanan public sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.

b. Indikator Responsivitas

Menurut Zeithaml dkk dalam Hardyansyah (2011:146), Responsivitas dijabarkan menjadi beberapa indicator yakni :

1. Merespon setiap pelanggan / pemohon yang ingin mendapatkan pelayanan pada indicator ini mencakup sikap dan komunikasi yang baik dari para penyedia layanan.

(37)

23

2. Petugas/aparatur melakukan pelayanan dengan cepat, pelayanan dengan cepat ini berkaitan dengan kesigapan dan ketulusan penyedia layanan dalam menjawab pertanyaan dan memenuhi permintaan pelanggan. 3. Petugas / aparatur melakukan pelayanan dengan tepat yaitu tidak terjadi

kesalahan dalam melayani, artinya pelayanan yang diberikan sesuai dengan keinginan masyarakat sehingga tidak ada yang merasa dirugikan atas pelayanan yang didapatnya.

4. Petugas / aparatur melakukan pelayanan dengan cermat, berarti penyedia layanan harus selalu focus dan sungguh-sungguh dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

5. Petugas / aparatur melakukan pelayanan dengan waktu yang tepat, waktu yang tepat berarti pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan sehingga dapat memberikan kepastian pelayanan kepada masyarakat.

6. Semua keluhan pelanggan direspon oleh petugas bahwa setiap penyedia layanan harus menyediakan akses kepada masyarakat untuk dapat menyampaikan keluhannya dan dapat dicarikan solusi terbaik.

4. Konsep Pelayanan Pelabuhan

a. Gambaran Umum Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan

Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan kelas III Larea-rea Sinjai adalah Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementerian Perhubungan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Perhubungan melalui Direktur Jenderal Perhubungan Laut, sesuai Surat Keputusan Menteri

(38)

24

Perhubungan Nomor: KM 62 Tahun 2010 tanggal 05 November 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pelabuhan.Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan kelas III Pelabuhan larea-rea atau biasa dikenal dengan istilah Kantor UPP terletak di Kabupaten Sinjai,Kecamatan Sinjai Utara, Sulawesi Selatan. Berada dipesisir sebelah timur Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang memiliki tugas yaitu melaksanakan pengawasan, pengaturan, dan pengendalian kegiatan kepelabuhanan, keselamatan serta keamanan pelayaran pada pelabuhan, serta penyediaan dan atau pelayanan jasa kepelabuhanan yang belum di usahakan secara komersial.

Menurut peraturan pemerintah No. 69 Tahun 2001 Pasal 1 ayat 1, tentang Kepelabuhanan, pelabuhan merupakan tempat yang terdiri dari daratan dan perairan yang di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan-kegiatan ekonomi yang di pergunakan sebagai tempat kapal bersandar,berlabuh,naik turun penumpang dan bongkar muat barang yang di lengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi. Sejak tahun 2003 hingga tahun 2014 pelabuhan Larea-rea mengalami perkembangan tidak hanya berfungsi sebagai pelabuhan penyeberangan akan tetapi juga sebagai pelabuhan niaga yang membawa barang ke Nusa Tenggara Timur.

Perkembangan bongkar muat barang di pelabuhan Larea-rea Sinjai menunjukkan peningkatan yang yang cukup pesat, hal ini tidak terlepas dari potensi wilayahnya yang cukup strategis dan berada dekat kota Sinjai,

(39)

25

sehingga terjadi peningkatan arus penumpang dan bongkar muat barang,selain itu tingkat kebutuhan ekonomi masyarakat yang semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk yang pesat. Dampak keberadaan pelabuhan penyeberangan Larea-rea terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat dimana pelabuhan tidak hanya digunakan sebagai tempat bongkar muat barang dan penumpang, tetapi juga sebagai tempat berlangsungnya kegiatan perekonomian yang menunjang kehidupan masyarakat kota Sinjai dan sekitarnya.

Dalam Peraturan Menteri Perhubungan No KM 62 Tahun 2010 mengenai Organisasi dan Tata Kerja Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan, kantor unit penyelenggara pelabuhan merupakan sebuah Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementrian Perhubungan yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Menteri Perhubungan Melalui Direktur Jendral Perhubungan Laut yang kemudian di pimpin oleh seorang Kepala.

b. Fungsi Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan

Dalam melaksanakan tugasnya, kantor unit penyelenggara pelabuhan memiliki fungsi sebagai berikut :

1. Penyiapan bahan penyusunan rencana induk pelabuhan serta daerah lingkungan kerja (DLKr) dan daerah lingkungan kepentingan (DLKp) pelabuhan.

2. Penyediaan juga pemeliharaan penahan gelombang, kolam pelabuhan, alur pelayaran, dan sarana bantu navigasi pelayaran.

(40)

26

3. Penjaminan kelancaran arus barang, penumpang, dan hewan. 4. Penyediaan dan pelayanan jasa kepelabuhanan.

5. Pengaturan, pengendalian, serta pengawasan usaha jasa terkait dengan kepelabuhanan dan angkutan di perairan.

6. Penyediaan fasilitas pelabuhan serta jasa pemanduan dan penundaan. 7. Penjaminan keamanan dan ketertiban di lingkungan pelabuhan. 8. Pemeliharaan kelestarian lingkungan di pelabuhan.

9. Penyiapan bahan keselamatan,pengawasan, dan keamanan pelayaran. 10. Pengelolaan urusan tata usaha, keuangan, kepegawaian, hukuman, dan

hubungan masyarakat.

Adapun wewenang dari Kantor UPP yaitu :

1. Mengkoordinasikan kegiatan instansi pemerintah terkait dan kegiatan pelayanan jasa pelabuhan guna menjamin kelancaran tugas operasional di lingkup pelabuhan.

2. Menyelesaikan masalah-masalah yang dapat mengganggu kelancaran kegiatan operasional pelabuhan dengan instansi pemerintah dan unit kerja lainnya.

c. Standar Pelayanan

Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan kelas III dalam mewujudkan pelayanan jasa kepelabuhanan pada masyarakat atau pengguna jasa yang berkualitas diperlukan proses yang teratur dan terarah dengan pedoman

(41)

27

standar pelayanan yang disusun meliputi beberapa indikator untuk menciptakan kelancaran pelayanan kapal, penumpang dan barang meliputi :

1. Ketersediaan alur pelayaran yang memadai.

2. Ketersediaan Pemanduan Kapal.

3. Ketersediaan fasilitas pelabuhan.

4. Kecepatan bongkar muat.

5. Ketepatan waktu keluar masuk kapal ke pelabuhan.

6. Biaya terjangkau.

7. Tersedianya pelayanan dan kepuasan tanpa meninggalkan aspek legalitas dalam pelaksanaannya, dan Mengedepankan pelayanan yang baik kepada pelanggan.

Ruang lingkup standar pelayanan pada pelaksanaan pelayanan kapal di Pelabuhan terdiri atas :

1. Jasa Labuh

2. Jasa Tambat

3. Jasa Pemanduan

Ruang Lingkup Pelayanan Barang terdiri atas :

1. Jasa Dermaga

(42)

28 3. Ship To Ship

Ruang Lingkup Pelayanan Jasa Kepelabuhan Lainnya :

1. Pelayanan Air

2. Sewa Perairan

3. Pas Pelabuhan (Pas Orang , Kendaraan dll)

Ruang Lingkup Pelayanan Jasa Kenavigasian terdiri atas :

1. Jasa penggunaan SBNP/Uang Rambu

2. Jasa Salvage dan Pekerjaan Bawah Air

Ruang Lingkup Pelayanan Jasa Perkapalan dan Kepelautan

1. Penerbitan Dokumen Pengawakan/Kepelautan

2. Pengawasan Barang Berbahaya

3. Surat Ukur

Surat Tanda Kebangsaan Kapal terdiri dari :

1. Pas Kecil

2. Pas Besar

3. Sertifikat Surat Kecakapan Ketrampilan

(43)

29

5. Endoresement Surat Tanda Kebangsaan Kapal yang terdiri dari Standar Pelayanan dan Tarif.

C. Kerangka Pikir

Penelitian ini dilakukan di Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Larea-rea Kabupaten Sinjai untuk mengetahui Responsivitas Pegawai yang ada dalam kantor tersebut, seperti yang diketahui pelabuhan sinjai merupakan salah satu fasilitas yang diandalkan untuk masa depan kabupaten sinjai, sebab merupakan gerbang ekonomi masyarakat perdagangan antar pulau yang berfungsi sebagai penyediaan pelayanan jasa kepelabuhanan, mengingat lingkup tugasnya yang strategis maka perlu memperkuat dan mendapatkan Sumber Daya Manusia yang mempunyai kualitas daya respon yang tinggi. Untuk mengukur responsivitas pelayanan di kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan kelas III Sinjai ini akan di analisis berdasarkan indicator :

1. merespon setiap pelanggan/pemohon yang ingin mendapatkan pelayanan.

2. petugas/aparatur melakukan pelayanan dengan tepat 3. petugas/aparatur melakukan pelayanan dengan cermat. 4. kemampuan menanggapi keluhan.

Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi rekomendasi bagi Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Larea-rea Sinjai agar mutu pelayanan di kantor tersebut dapat lebih meningkat. Uraian yang telah dikemukakan mendasari lahirnya kerangka pikir penelitian seperti pada gambar berikut ini :

(44)

30

Bagan Kerangka Pikir

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

D. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah Responsivitas Pegawai Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Larea-rea di Kabupaten Sinjai. Responsivitas dalam penelitian ini sangat telah diperlukan karena sebagai bukti kemampuan pegawai di kantor tersebut dalam menyediakan apa yang menjadi tuntutan para pengguna jasa di pelabuhan dengan menggunakan

Responsivitas Pegawai Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Larea-rea

di Kabupaten Sinjai 1. Kemampuan merespon 2. Ketepatan melayani 3. Kecermatan melayani 4. Kemampuan menanggapi keluhan

Pelayanan yang Responsif di Kantor Unit Penyelenggara

(45)

31

pengukuran responsivitas yang di kemukakan oleh (Zeithaml dkk,dalam Hardiyansyah, 2011 :46 ) dimana terdapat empat indikator sebagai berikut :

1. Kemampuan merespon pelanggan 2. Ketepatan melayani

3. Kecermatan melayani

4. kemampuan menanggapi keluhan

E. Deskripsi Fokus Penelitian

Adapun sub-sub focus dari focus penelitian Responsivitas Ppegawai di Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan kelas III Llarea-rea di Kabupaten Sinjai adalah :

1. Kemampuan merespon pelanggan

Setiap pegawai/aparatur harus merespon setiap pengguna jasa pelabuhan yang ingin mendapatkan pelayanan,indicator ini mencakup :

a. Sikap yang ditunjukkan harus baik dari para penyedia layanan b. Komunikasi yang ditunjukkan harus baik dari para penyedia layanan 2. Ketepatan melayani

Setiap pegawai/aparatur melakukan pelayanan dengan tepat mencakup tidak terjadinya kesalahan dalam melayani,artinya pelayanan yang di berikan harus sesuai dengan keinganan para pengguna jasa pelabuhan sehingga tidak ada yang merasa di rugikan atas pelayanan yang mereka dapat.

(46)

32 3. Kecermatan melayani

Pegawai/aparatur melakukan pelayanan dengan cermat, indicator ini mencakup bahwa mereka harus selalu focus dan sungguh-sungguh dalam memberikan pelayanan kepada setiap pengguna jasa pelabuhan.

4. Kemampuan menanggapi

Semua keluhan pengguna jasa pelabuhan direspon oleh pegawai / aparatur, pada indicator ini mencakup

a. Penyedia layanan harus menyediakan akses kepada pengguna jasa agar mereka dapat menyampaikan keluhannya.

b. Penyedia layanan dapat mencarikan solusi yang terbaik atas keluhan para pengguna jasa pelabuhan.

(47)

33 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu penelitian yang dibutuhkan pada penelitian ini kurang lebih selama 2 (dua) bulan. Lokasi penelitian berada di Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan kelas III Larea-rea di Kabupaten Sinjai. Adapun pertimbangan memilih lokasi penelitian adalah untuk mendeskripsikan dan menganalis tingkat Responsivitas Pegawai Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Larea-rea Sinjai kepada seluruh pengguna jasa di pelabuhan.

B. Jenis dan Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Kualitatif, dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara jelas mengenai masalah yang sedang di teliti,mengidentifikasi serta menjelaskan data yang ada secara sistematis. Adapun tipe penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau mengetahui apa-apa saja yang saat ini berlaku, didalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, dan menganalisis serta menginterprestasikan kondisi-kondisi yang saat ini terjadi.

C. Informan Penelitian

Informan yang di maksud adalah subjek penelitian yang akan memberikan informasi selama penelitian ini berlangsung, berdasarkan uraian tersebut maka peneliti menentukan informan dengan menggunakan purposive sampling yaitu menentukan informan tidak di dasarkan atas strata, kedudukan,

(48)

34

pedoman atau wilayah tetapi didasarkan atas tujuan tertentu yang berhubungan dengan permasalahan penelitian. Penulis mencoba menggali data melalui informan sebagai narasumber yaitu Kepala Unit Penyelenggara Pelabuhan, pegawai kantor serta siapa saja pengguna jasa Pelabuhan. Adapun informan dalam penelitian tersebut yang berkompetensi memberikan informasi di Kabupaten Sinjai.

Tabel 3.1. Informan Penelitian

No Nama Inisial Jabatan Jumlah

1 Darwis, SH DW

Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas

III Larea-rea Sinjai

1

2 Muh. Ichwan Arifin MI Pengelola Kepegawaian 1 3 Tarmadi S.Sos TM Petugas kesyahbandaran 1

4 Baharuddin MK

Pengawas Fasilitas dan

Peralatan Pelabuhan 1

5 Jafaruddin JF Agen Pelayaran 1

6 Irwan IR Agen Pelayaran 1

7 Ayu Juliana AJ Agen Pelayaran 1

8 Andar Nurafif AN Nelayan 1

9 Herman HR Nelayan 1

10 Arham Rahim AR Nelayan 1

11 Abdullah AB Nelayan 1

(49)

35 D. Teknik pengumpulan data

Dalam memperolah data atau informasi yang dibutuhkan dilokasi penelitian, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Teknik observasi

Teknik observasi adalah peneliti melakukan pengumpulan data dengan mengunjungi secara langsung dilapangan dan melakukan Tanya jawab singkat berhubungan dengan variabel. Dalam pelaksanaan observasi diharapkan dapat memperoleh data yang tidak dapat di peroleh melalui wawancara. Sasaran observasi dalam penelitian ini adalah Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Larea-rea di Kabupaten Sinjai.

2. Teknik Wawancara

Teknik wawancara adalah teknik pengumpulan data yang di lakukan peneliti dengan cara melakukan wawancara kepada beberapa informan yang di ambil sebagai sampel dari Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data-data yang akurat yang terkait mengenai Responsivitas Pegawai Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Larea-rea di Kabupaten Sinjai.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan objek penelitian yang di ambil dari beberapa sumber seperti buku, arsip, table, maupun data yang tersimpan di website.

(50)

36 E. Teknik Pengabsahan Data

Pengabsahan data bentuk batasan berkaitan suatu kepastian, bahwa yang berukur benar-benar merupakan variabel yang ingin di ukur. Keabsahan ini juga dapat di capai dengan proses pengumpulan data yang cepat. Salah satu caranya adalah dengan proses triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.

1. Triangulasi sumber

Triangulasi sumber adalah membandingkan dengan cara mengecek ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang di peroleh melalui sumber yang berbeda sehingga data yang diperoleh dilapangan dapat akan lebih akurat untuk penelitian. Dimana data yang di kumpulkan peneliti berupa dokumen dari Lembaga Unit Penyelenggara Pelabuhan Sinjai yang bersifat tertulis dibandingkan dengan data yang diperoleh dari informan melalui wawancara secara langsung. Maka dari itu peneliti dapat melihat sejauh mana persamaan dan perbedaan data yang berasal dari sumber yang berbeda.

2. Triangulasi Teknik

Teknik data untuk memperoleh data informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka untuk menguji kredibitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data yang diperoleh dengan wawancara, lalu dicetak dengan observasi, dokumentasi, atau kuesioner. Teknik yang diigunakan peneliti yaitu yang pertama peneliti mengajukan wawancara kepada informan dengan

(51)

37

menggunakan pertanyaan yang sudah di atur, kemudian peneliti mengajak berdiskusi bebas tetapi tetap menyinggung inti masalahnya sehingga peneliti mampu melihat sejauhmana kesamaan data yang telah disampaikan oleh informan.

3. Triangulasi Waktu

Triangulasi waktu digunakan untuk validitas data yang berkaitan dengan pengecekan data berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Perubahan suatu proses dan perilaku manusia mengalami perubahan dari waktu kewaktu. Untuk mendapatkan data yang sah melalui observasi penelitian perlu diadakan pengamatan tidak hanya satu kali pengamatan saja. Peneliti melakukan wawancara kepada informan-informan tidak hanya sekali tetapi berulang-ulang dengan cara mengacak pertanyaan yang diajukan diwaktu yang berbeda. Waktu yang di gunakan peneliti yaitu pada pagi hari dan sore hari pada keesokannya.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data di dalam penelitian kualitatif, dilakukan saat pengumpulan data berlangsung, setelah selesai mengumpulkan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis atas jawaban yang di wawancarai. Apabila jawaban yang sudah didapat dari informan setelah di analisis kembali dan belum memuaskan maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan kembali sampai tahap tertentu hingga diperoleh data yang dianggap ideal. Adapun langkah-langkah analisis data setelah di lakukannya pengumpulan yaitu :

(52)

38 1. Reduksi data (Data Reduction)

Mereduksi data artinya merangkum,memilih hal-hal yang pokok,lebih focus pada hal-hal yang penting,serta mencari tema dan polanya. Dalam hal ini, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas. Dalam hal ini gambaran mengenai bagaimana Responsivitas Pegawai Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan sehingga mempermudah peneliti dalam melakukan pengumpulan data selanjutnya, kemudian mencarinya bila diperlukan.

2. Penyajian data (Data Display)

Dalam penelitian kualitatif , penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antara ketegori dan sejenisnya. Dalam hal ini peneliti berusaha untuk menguraikan secara singkat tentang Responsivitas Pegawai Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan.

3. Penarikan kesimpulan/verifikasi (Conclusion Drawing/verification)

Dalam awal pengumpulan data, peneliti sudah harus mulai mengerti apa arti dari hal-hal yang peneliti temui dengan melakukan pendataan atau mencatat peraturan-peraturan sebab dan akibat, serta berbagai proporsi sehingga proses penarikan kesimpulan dapat di pertanggungjawabkan.

(53)

39 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 1. Gambaran Umum Kabupaten Sinjai

Kabupaten Sinjai adalah salah satu daerah tingkat II di Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibukota dari Kabupaten Sinjai berada di Balangnipa (±220 km dari Kota Makassar). Kabupaten Sinjai memiliki luas wilayah 819,96 km² dan berpenduduk sebanyak kurang lebih 236.497 jiwa. Kabupaten sinjai terdiri 9 Kecamatan, 13 Kelurahan dan 67 Desa dan secara geografis Kabupaten Sinjai terletak pada titik 5º2‟56” - 5º21‟16” Lintang Selatan dan 119º56‟30” - 120º25‟33” Bujur Timur serta terletak di bagian

Pantai Timur Provinsi Sulawesi Selatan. Kabupaten Sinjai memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Bone

b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Jeneponto dan Bantaeng c. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Gowa

d. Sebelah timur berbatasan dengan Teluk Bone

Kabupaten Sinjai secara geografis terdiri atas wilayah pesisir, dataran rendah dan dataran tinggi dengan ketinggian antara 0 – 2.871 meter di atas permukaan air laut (mdpl). Wilayahnya termasuk 9 pulau-pulau kecil di teluk Bone yang masuk ke wilayah Kecamatan Pulau Sembilan. Kabupaten Sinjai merupakan daerah yang beriklim subtropics, dengan 2 musim yaitu musim penghujan pada periode April-Oktober dan musim kemarau pada periode

(54)

40

Oktober-April. Namun di Kabupaten Sinjai juga berlangsung 4 tipe iklim yaitu iklim tipe B2,C2,D2 dan D3 (menurut Schmidt & Fergussion).

Gambar 4.2 Peta Kabupaten Sinjai Sumber : www.petasinjai.com

Pembagian administrative Kabupaten Sinjai meliputi : Bulupoddo, Pulau Sembilan, Sinjai Barat, Sinjai Borong, Sinjai Selatan, Sinjai Utara, Sinjai Tengah, Sinjai Timur dan Tellu Limpoe. Di balik itu Kabupaten Sinjai merupakan wilayah yang memiliki laju pertumbuhan yang cukup pesat, dalam hasil sensus pada tahun 2010 jumlah penduduk Kabupaten Sinjai sebanyak 228.879 jiwa kemudian pada tahun 2014 jumlah penduduk bertambah sebanyak 236.479 jiwa dari beberapa tahun sebelumnya. Kecamatan Sinjai Utara merupakan daerah terpadat dengan jumlah penduduk 1.471 jiwa dan Kecamatan Bulupoddo daerah terkurang dengan jumlah penduduk 158 jiwa.

(55)

41

2. Gambaran Umum Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Larea-rea di Kabupaten Sinjai

Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Larea-rea Sinjai adalah unit pelaksana teknis di lingkungan Kementerian Perhubungan yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Perhubungan melalui Direktur Jenderal Perhubungan Laut yang mempunyai tugas melaksanakan pengaturan, pengendalian dan pengawasan kegiatan kepelabuhanan, keselamatan dan keamanan pelayaran pada pelabuhan serta penyediaan dan pelayanan jasa kepelabuhanan yang belum diusahakan secara komersial yang berlokasi JL. Perdana Halim Kusuma, Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, kode pos 92614, Indonesia.

Pelabuhan Sinjai terletak dibagian selatan Provinsi Sulaesi Selatan atau padau pada posisi 5 – 07„ – 26“ LS dan antara 120 – 17„ – 47” BT,

Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai yang keadaan iklimnya dipengaruhi oleh musim timur. Pelabuhan Sinjai merupakan salah satu fasilitas transportasi andalan masa depan Kabupaten Sinjai sebab merupakan gerbang ekonomi masyarakat, perdagangan antara pulau di seluruh Nusantara. Pelabuhan Sinjai menurut PM. 130 tahun 2015 memiliki 4 Wilker (Wilayah Kerja) yaitu Wilker Tuju-Tuju berada disebelah selatan Kabupaten Bone Wilker Kambuno dan Burungloe berada di Kecamatan Pulau Sembilan, serta Wilker Salomekko berada di Kabupaten Bone. Disamping letak dan posisinya yang strategis, Pelabuhan Sinjai juga berada di kawasan selatan bagian timur Sulawesi Selatan yang alur pelayarannya sangat ramai dilewati Kapal-kapal Pelayaran Rakyat

(56)

42

(Pelra) dan Kapal-kapal perikanan yang beroperasi di Kawasan Timur Indonesia.

Berdasarkan kondisi diatas, Kabupaten Sinjai sebagai daerah terbuka membutuhkan mobilitasi manuasia dan distribusi barang yang relativ tinggi serta adanya peningkatan kebutuhan terhadap pelayanan transportasi laut yang memadai seiring dengan meningkatnya intensitas pembangunan sisekitar kabupaten sinjai dan sekitarnya meliputi kabupaten Bone dan Kabupaten Bulukumba Bahkan sekitarnya dalam jalur lintas pelayaran Internasional, serta dalam rangka mendukung program pemerintah di bidang Tol laut maka sarana dan prasarana transportasi laut menjadi perlu dan penting untuk dikembangkan bagi wilayah Sulawesi Selatan dan sekitarnya.

(57)

43

3. Struktur Organisasi Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Larea-rea Sinjai

Gambar 4.3. Struktur Organisasi Kantor UPP Kelas III Sinjai Sumber: Laporan Tahunan Kantor UPP Kelas III Sinjai

KEPALA KANTOR KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL PKP PENYELIA PETUGAS TATA USAHA PENGELOLA KEUANGAN BENDAHARAPENGELUARAN BENDAHARA PENERIMAAN BENDAHARA MATERIL PENGELOLA KEPEGAWAIAN

PETUGAS LALU LINTAS DAN ANGKUTAN LAUT DAN

PELAYANAN JASA

PEMROSES DATA BINA USAHA ANGKUTAN LAUT PETUGAS FASILITAS PELABUHAN DAN KETERTIBAN PENGAWAS FASILITAS DAN PERALATAN PELABUHAN KAPAL KELAS V NAHKODA KKM KELAS I

(58)

44

4. Visi dan Misi Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Larea rea Kabupaten Sinjai

a. Visi

Terwujudnya penyelenggaraan transportasi laut nasional yang efektif, efisien dan berdaya saing serta memberikan nilai tambah sebagai infrastruktur dan tulang punggung kehidupan berbangsa dan bernegara.

b. Misi

1) Menyelenggarakan kegiatan angkutan di perairan dalam rangka memperlancar arus perpindahan orang dan/ atau barang melalui perairan dengan selamat, aman, cepat, lancer, tertib, dan teratur.

2) Menyelenggarakan kegiatan kepelabuhanan yang handal dan berkemajuan tinggi menjamin efesiensi dan mempunyai daya saing global untuk menunjang pembangunan nasional dan daerah yang berwawasan nusantara.

3) Menyelenggarakan keselamatan dan keamanan angkutan perairan dan pelabuhan.

4) Menyelenggarakan perlindungan lingkungan maritime di perairan nusantara.

5) Melaksanakan konsolidasi peran masyarakat dunia usaha dan pemerintah melalui restrukturisasi dan reformasi peraturan.

(59)

45

5. Tugas pokok, fungsi dan wewenang Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Larea-rea Sinjai

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam KM. 62 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kepelabuhanan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 44 Tahun 2011 dan diubah dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 130 Tahun 2016 Tentang organisasi dan Tata Kerja Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan, Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Sinjai mempunyai tugas pokok dan fungsi serta wewenang sebagai berikut :

a. Tugas Pokok

Sebagai tugas pokok pelaksanaan melakukan pelaksanaan pengaturan, pengendalian, dan pengawasan kegiatan kepelabuhanan, keselamatan dan keamanan pelayaran pada pelabuhan serta penyediaan dan/atau pelayanan jasa kepelabuhanan yang belum diusahakan secara komersial.

b. Fungsi

1) Menyiapkan bahan penyusunan rencana induk pelabuhan serta DLKr danDLKp Pelabuhan.

2) Menyediakan serta memelihara kolam pelabuhan, penahan gelombang, alur pelayaran dan saranabantu navigasi pelayaran.

3) Menjamin kelancaran arus barang, penumpang, juga hewan. 4) Menyediakan pelayanan jasa pelabuhan.

5) Mengatur, mengendalikan dan melakukan pengawasan usaha jasa terkait dengan kepelabuhandan angkutan perairan.

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Tabel 3.1. Informan Penelitian
Gambar 4.2 Peta Kabupaten Sinjai  Sumber : www.petasinjai.com
Gambar 4.3. Struktur Organisasi Kantor UPP Kelas III Sinjai  Sumber: Laporan Tahunan Kantor UPP Kelas III Sinjai
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jika dikaitkan dengan teori dari Whetten & Cameron (1991, dalam David S. Cameron, 1992), ketiga faktor lingkungan tersebut mempengaruhi pengalaman anak dalam memecahkan

Reksa Dana NISP Dana Siaga merupakan alternatif produk investasi bagi nasabah yang bertujuan untuk memberikan tingkat likuiditas tinggi kepada investor dengan

Makalah ini bertujuan untuk mengkaji proses koreksi terrain dan contoh penerapannya pada citra Landsat TM; Kemudian artikel tentang “Perbandingan Teknik Orthorektifikasi Citra

The results of the second case study LCA: Health effects imply that the total cost of health issues is lower when import of EVs is from the nearby countries, which

(2) ditandatangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen pada Satuan Kerja Pengelolaan Kawasan Deputi Bidang Pengembangan Kawasan Kementerian Perumahan Rakyat dengan pimpinan

Hasil analisa menunjukkan bahwa produk, kualitas layanan, dan word of mouth mempunyai pengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian di de Boliva

Dengan mengusung tema yang ditujukan untuk memberi informasi bagi pelajar atau mahasiswa maupun masyarakat umum, dengan bangga kami mempersembahkan sebuah acara

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas, kebijakan hutang, free cash flow (studi empiris pada perusahaan