Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan
(BAPPEDA DAN LITBANG)
Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
BAPPEDA DAN LITBANG KABUPATEN OKU TIMUR
3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN BAPPEDA DAN LITBANG
Dalam tata bahasa, perencanaan maupun pembangunan mempunyai arti yang berbeda. Perencanaan adalah suatu proses mempersiapkan secara sistimatis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu, sedangkan Pembangunan adalah suatu proses perubahan dari kondisi yang kurang baik menjadi lebih baik dan atau dari yang belum ada menjadi ada. Dengan demikian Perencanaan pembangunan adalah suatu proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan pembangunan secara sistimatis dimana pilihan-pilihan tersebut dilakukan secara skala prioritas dan bermanfaat bagi masyarakat baik secara efisien dan efektif berdasarkan ukuran atau ketentuan yang dipilih sebelumnya.
Sistem perencanaan pembangunan Nasional dan perencanaan tata ruang sama-sama menekankan suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat melalui urutan pilihan (prioritas) secara berhirarki dengan memperhitungkan sumberdaya yang tersedia. Namun, perencanaan tata ruang memiliki fokus kepada aspek fisik spasial yang mencakup perencanaan struktur ruang
Secara umum tugas bappeda dan litbang Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur adalah membantu Bupati dalam penyelenggaraan pemerintahan kabupaten dalam lingkup perencanaan, pengendalian pembangunan dan litbang sesuai Peraturan Bupati Ogan Komering Ulu Timur Nomor 33 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah, Badan-Badan Daerah, Kecamatan serta Kelurahan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur.
Dalam menjalankan tugas tersebut, Bappeda dan Litbang Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur memiliki beberapa fungsi yang dapat dikelompokkan menjadi beberapa fungsi, yaitu:
1. Perumusan kebijakan teknis dalam lingkup perencanaan pembangunan daerah
2. Penyusunan evaluasi, pelaporan program dan kegiatan pembangunan daerah
3. Pengkajian penyusunan rencana strategis pembangunan daerah jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek.
4. Menyusun program-program pembangunan tahunan (propeda) sebagai pelaksanaan rencana-rencana tersebut pada huruf (a) /, yang dibiayai oleh daerah sendiri ataupun yang diusulkan kepada pemerintah untuk dimasukkan ke dalam program tahunan nasional (propenas).
5. Pelaksanaan koordinator perencanaan pembangunan yang dilaksanakan oleh kantor-kantor, satuan organisasi lainnya dalam lingkungan pemerintah kabupaten, instansi-instansi vertikal dan bagan-bagan lainnya yang berada dalam wilayah kabupaten.
Rencana Strategis Bappeda dan Litbang
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan
(BAPPEDA DAN LITBANG)
Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur
6. Penyusunan anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten bersama-sama dengan badan pengelolaan keuangan daerah.
7. Pengoordinasian pelaksanaan musrenbang RPJPD, RPJMD dan RKPD.
8. Pengkoordinasian kerjasama dengan pihak luar negeri, antar daerah dan antar lembaga non pemerintah dalam rangka perencanaan pembangunan daerah.
9. Penyusunan laporan pertanggungjawaban bupati di bidang pembangunan.
10. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya..
Tabel 3.1.
Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Bappeda Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur
No Tugas dan Fungsi Permasalahan
1. Perumusan kebijakan teknis dalam lingkup
perencanaan pembangunan daerah 1. Kurang optimalnya peran Bappeda danLitbang dalam penyusunan kebijakan teknis lingkup perencanaan pembangunan daerah.
2. kurang optimalnya data pendukung yang berkualitas dalam perumusan kebijakan teknis lingkup perencanaan pembangunan daerah.
3. Belum tersedianya pemanfaatan standar operasional perencanaan untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi bappeda dan litbang
4. Belum adanya rencana induk litbang sebagai dasar pelaksanaan litbang di kabupaten OKU TIMUR
5. Perubahan peraturan perundangan dan pedoman yang mengatur koordinasi penataan ruang.
6. Belum adanya peraturan perundangan daerah tentang detail tata ruang 2. Penyusunan evaluasi, pelaporan program dan
kegiatan pembangunan daerah 1. Sinergitas antara perencanaan,penganggaran dan pelaksanaan pembangunan belum optimal
2. Belum optimalnya pelaksanaan monitoring dan evaluasi pembangunan yang dikaitkan dengan dokumen-dokumen perencanaan
3. Belum optimalnya penilaian Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)
3. Pengkajian penyusunan rencana strategis pembangunan daerah jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek
1. Perubahan peraturan perundangan dan pedoman yang mengatur mekanisme perencanaan.
2. Sinergitas antar dokumen perencanaan jangka panjang, menengah, dan tahunan belum optimal.
4. Menyusun program-program pembangunan tahunan 1. Dokumen perencanaan belum Rencana Strategis Bappeda dan Litbang
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan
(BAPPEDA DAN LITBANG)
Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur
No Tugas dan Fungsi Permasalahan
(propeda) sebagai pelaksanaan rencana-rencana pembangunan yang dibiayai oleh daerah sendiri ataupun yang diusulkan kepada pemerintah untuk dimasukkan ke dalam program tahunan nasional (propenas)
sepenuhnya menjadi pedoman dalam penyusunan perencanaan pembangunan tahunan.
2. Belum tersosialisasinya sistem usulan program pembangunan yang bersifat e-planning dan e-proposal.
5. Pelaksanaan koordinator perencanaan pembangunan yang dilaksanakan oleh kantor-kantor, satuan organisasi lainnya dalam lingkungan pemerintah kabupaten, instansi-instansi vertikal dan bagan-bagan lainnya yang berada dalam wilayah kabupaten
1. Masih lemahnya koordinasi perencanaan pembangunan daerah antar SKPD.
2. Peran Bappeda dan Litbang dalam koordinasi, sinkronisasi dan sinergitas pembangunan antar sektor, antar fungsi dan antar SKPD belum optimal. 3. Persepsi dan kemampuan
perencanaan belum sama dalam setiap SKPD.
7. Pengoordinasian pelaksanaan musrenbang RPJPD,
RPJMD dan RKPD 1. Belum optimalnya Musrenbang sebagaisalah satu mekanisme dalam menyerap aspirasi dalam perencanaan pembangunan.
8. Pengkoordinasian kerjasama dengan pihak luar negeri, antar daerah dan antar lembaga non pemerintah dalam rangka perencanaan pembangunan daerah
1. Belum terdatanya kerjasama antar daerah yang telah dilaksanakan. 2. Belum terdatanya program CSR dari
perusahaan/pengusaha 9. Penyusunan laporan pertanggungjawaban bupati di
bidang pembangunan 1. Masih lemahnya koordinasi denganSKPD dalam penyusunan laporan pertanggungjawaban Bupati sehingga terjadi keterlambatan data dari instansi terkait.
10. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati
sesuai dengan tugas dan fungsinya. 1. Adanya berbagai kepentingan yangbersifat politis yang harus di akomodasi dalam perencanaan dan pengaanggaran
Sumber : Pengolahan dan Analisa Tim Penyusun Renstra Bappeda OKU TIMUR, 2016
Tabel 3.2.
Identifikasi Permasalahan Pelayanan Bappeda Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur
Rencana Strategis Bappeda dan Litbang
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan
(BAPPEDA DAN LITBANG)
Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur
Aspek Kajian Kondisi Saat iniCapaian/ Standar yang Digunakan
Faktor yang Mempengaruhi
pembangunan Setiap tahun di susun Laporan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Setiap tahun secara kontiniu melakukan monitoraing, evaluasi terhadap pelaksanaan pembangunan.
Penyusunan LAKIP Bappeda dan Litbang Penyusunan Penetapan Kinerja (TAPKIN) Bappeda dan Litbang.
1. Intruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
2. PP Nomor 8 Tahun 2008
3. Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 4. Permenpan dan RB nomor 53 tahun
2014 tentang petunjuk teknis perjanjian kinerja, pelaporan kinerja dan tata cara reviu atas laporan kinerja instansi
Koordinasi penataan ruang Telah tersusun RTRW Kabupaten OKU TIMUR
Telah tersusun materi teknis Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Strategis Martapura dan Gumawang
UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang Penyusunan materi teknis dan draf Perda
Data dan Informasi Daerah Dalam Angka (DDA) Indeks pembangunan Manusia (IPM) Produc Domestik Regional Bruto (PDRB) Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD)
Geografic Information System (GIS)
Standar Statistik BPS
Standar Badan Informasi Geospasial (BIG)
Pengumpulan data perencanaan (RPJMD, Renstra, Renja dll)
Kebutuhan personil Bappeda dan Litbang (Subbag Kepegawain dan Umum)
Penyiapan pegawai
Telah ada bidang Penelitian pengembangan
(Litbang) UU Nomor 18 tahun 2002 tentang SistemNasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK
Permendagri Nomor 17 Tahun 2016 tentang Pedoman Penelitian dan Pengembangan di Lingkungan Kemendagri dan Pemda
Penyusunan rencana induk litbang
Sumber : Pengolahan dan Analisa Tim Penyusun Renstra Bappeda OKU TIMUR, 2016
Rencana Strategis Bappeda dan Litbang
3.2. TELAAHAN VISI, MISI, DAN PROGRAM BUPATI DAN WAKIL BUPATI OGAN KOMERING ULU TIMUR TAHUN 2016-2021
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Tahun 2016-2021 merupakan tahapan ketiga dari RPJPD Kabupaten OKU TIMUR Tahun 2005-2025.
Dalam tahapan pembangunan Daerah Kabupaten OKU TIMUR Tahun 2005-2025 tercantum bahwa periode ketiga dari tahapan RPJPD Kabupaten OKU TIMUR adalah RPJMD Kabupaten OKU TIMUR Tahun 2016-2021. Dalam tahapan ini skala prioritas yang akan dicapai adalah meningkatnya kualitas dan relevansi pendidikan termasuk yang berbasis keunggulan lokal dan didukung oleh manajemen pendidikan yang efektif dan efisien, meningkatnya derajat kesehatan dan gizi masyarakat, meningkatnya kesetaraan gender, meningkatnya kesejahteraan dan perlindungan anak serta tercapainya kondisi penduduk tumbuh seimbang dan meningkatnya ketersediaan infrastruktur yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) serta berkembangnya infrastruktur perdesaan terutama yang mendukung pembangunan pertanian yang sejalan dengan pemenuhan kebutuhan tempat tinggal.
Dalam mengantisipasi tantangan ke depan menuju kondisi yang diinginkan, Pemerintah Kabupaten OKU TIMUR menetapkan visi Kabupaten OKU TIMUR 2016-2021 sebagai berikut ;
“YAKIN OKU TIMUR LEBIH BAIK, AMAN, NYAMAN TANPA JALAN BERLUBANG”
Misi yang ditetapkan diharapkan mampu menggerakkan seluruh komponen organisasi dan dapat memicu tindakan dan peran serta masyarakat untuk melakukan tindakan-tindakan positif yang mengarah pada pencapaian misi dan visi yang telah ditetapkan. Untuk mencapai VISI Kabupaten OKU TIMUR seperti tersebut diperlukan MISI yang dipergunakan sebagai pedoman dalam menyusun tujuan, sasaran dan strategi dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki, adapun misi Kabupaten OKU TIMUR tahun 2016-2021 adalah sebagai berikut:
1. Mewujudkan infrastruktur yang layak
2. Memberikan rasa aman dan nyaman dengan peningkatan sinergitas antara masyarakat, pemerintah dan aparat keamanan
3. Mewujudkan kualitas SDM yang profesianal, berbudaya dan berakhlak mulia yang berorientase pada pelayanan public.
4. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses dan pemerataan pembangunan. 5. Meningkatkan kesejahteraan , kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakat. 6. Mengembangkan ekonomi kerakyatan berbasis pada pembangunan pertanian
Tabel 3.3
Telaahan Visi, Misi dan Program Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur
NO MISI DAN PROGRAM BUPATI DAN WAKIL BUPATI TERPILIH PERMASALAHAN PELAYANAN BAPPEDA FAKTOR
PENGHAMBAT PENDORONG
Misi 1 :
Mewujudkan Infrastruktur Yang Layak
Program :
1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan dan transportasi. 2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur pengelolaan Sumber
Daya Air.
3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana prasarana pemerintah dan fasilitas umum.
4. Meningkatkan kualitas dan kuantitas komunikasi dan informasi.
Misi 2 :
Memberikan Rasa Aman dan Nyaman Dengan Peningkatan Sinergitas Antara Masyarakat, Pemerintah dan Aparat Keamanan
Program
1. Meningkatkan stabilitas sosial masyarakat. 2. Menciptakan keamanan dan ketertiban.
3. Mewujudkan kehidupan masyarakat yang demokratis
Misi 3 :
Mewujudkan Kualitas SDM Yang Profesional, Berbudaya dan Beraklak Mulia Yang Berorientasi Pada Pelayanan Publik
Program :
1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM aparatur daerah 2. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan pegawai dan masyarakat 3. Meningkatkan kapasitas administrasi pemerintahan daerah 4. Meningkatkan pengelolaan arsip daerah
5. Meningkatkan pelayanan administrasi kependudukan 6. Meningkatkan pelayanan administrasi pertanahan 7. Meningkatkan peran serta pemuda dalam pembangunan 8. Meningkatkan Mutu dan Produktivitas Tenaga Kerja
Misi 4 :
Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Proses dan Pemerataan Pembangunan
A. ASPEK PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
1. Besarnya tuntutan masyarakat terhadap infrastruktur utamanya infrastruktur jalan yang layak menyebabkan permasalahan kerangka pendanaan yang cukup tinggi. 2. Prioritas pembangunan yang lebih
cenderung mengutamakan sektor infrastruktur menyebabkan semakin minimnya penganggaran untuk sektor lainnya.
3. Kerangka pendanaan lebih banyak bersumber dari dana perimbangan sehingga anggaran pendapatan sangat tergantung pada besaran dana transfer dari pemerintah pusat.
B. ASPEK KOORDINASI DAN SINKRONISASI
1. Peran Bappeda dan Litbang dalam fungsi koordinasi belum optimal terutama dalam penyusunan anggaran.
2. seringkali terjadi ketidaksinkronnya perencanaan antar tahapan perencanaan penyusunan anggaran tidak mengacu pada perencanaan yang telah disusun di Bappeda dan Litbang.
2. Organisasi perangkat daerah dalam mengajukan usulan pendanaan ke Pemerintah Provinsi dan Pusat seringkali tidak berkoordinasi dengan Bappeda dan Litbang.
1. Perubahan Nomenklatur organisasi perangkat daerah menimbulkan semangat baru untuk mengembalikan tugas dan fungsi Bappeda dan Litbang sesuai dengan yang diamanatkan oleh peraturan perundangan.
2. Bappeda dan Litbang telah memaksimalkan fungsi koordinasi selama ini. 3. Dukungan dari Bappenas dan
NO MISI DAN PROGRAM BUPATI DAN WAKIL BUPATI TERPILIH PERMASALAHAN PELAYANAN BAPPEDA FAKTOR
PENGHAMBAT PENDORONG
Program :
1. Meningkatkan kinerja perencanaan pembangunan daerah 2. Meningkatkan pengawasan pembangunan daerah 3. Meningkatkan pemerataan pembangunan antar wilayah 4. Meningkatkan Peran masyarakat desa dalam pembangunan 5. Meningkatkan upaya penyelenggaran penataan ruang 6. Meningkatkan pengelolaan SDA dan LH yang lestari 7. Meningkatkan pengelolaan mitigasi bencana
Misi 5 :
Meningkatkan Kesejahteraan, Kualitas Pendidikan dan Kesehatan Masyarakat
Program :
1. Meningkatkan derajat pendidikan masyarakat 2. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat 3. Mengembangkan minat baca bagi masyarakat
4. Meningkatkan perlindungan terhadap perempuan dan anak 5. Meningkatkan Pemberdayaan Masyarakat
6. Meningkatkan usaha pengembangan keluarga berencana dan keluarga sejahtera
Misi 6 :
Mengembangkan Ekonomi Kerakyatan Berbasis Pada Pembangunan Pertanian
Program :
1. Mengembangkan Sektor pembangunan pertanian berkelanjutan 2. Mengembangkan sektor pariwisata
3. Meningkatkan stabilitas pangan 4. Mengembangkan perusahaan daerah
5. Meningkatkan produktivitas nilai tambah dan pendapatan sektor koperasi UMKM
6. Meningkatkan Investasi Daerah
7. Mengembangkan Sektor perindustrian dan Perdagangan
3.3. TELAAHAN RENSTRA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS) DAN RENSTRA PROVINSI SUMATERA SELATAN
mana tugas-tugas tersebut dimanfaatkanoleh Presiden/Pemerintah. Apabila keseluruhan hal tersebut dapat terpenuhi, maka berarti KementerianPPN/Bappenas telah mampu berperan dalam mendukung pencapaian, target,sasaran, misi dan visi RPJMN 2015-2019, dan selanjutnya mendukung pencapaian tujuan berbangsa dan bernegara sesuai amanat UUD 1945, yaitu mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. Oleh karena itu, Visi KementerianPPN/Bappenas 2015-2019 adalah: Mewujudkan Kementerian PPN/Bappenas yangandal, kredibel dan proaktif untuk mendukung pencapaian tujuan berbangsa danbernegara” Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, diperlukan tindakan nyata dalambentuk 3 (tiga) misi sesuai dengan peran-peran Kementerian PPN/Bappenas, adalah sebagai berikut: 1. Menyusun rencana pembangunan nasional yang berkualitas dalam rangka: a. mengintegrasikan, memadukan (sinkronisasi), dan mensinergikan baik\ antardaerah, antarruang, antarwaktu, dan antarfungsi pemerintah, maupun antara pusat dengan daerah; b. mewujudkan keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan; c. mengoptimalkan partisipasi masyarakat; d. menggunakan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan. 2. Melakukan pemantauan dan evaluasi kinerja pelaksanaan rencanapembangunan nasional, kajian dan evaluasi kebijakan yang berkualitasterhadap permasalahan pembangunan, sebagai masukan bagi prosesperencanaan berikutnya dan atau untuk perumusan kebijakan pembangunandi berbagai bidang. 3. Melakukan koordinasi yang efektif dalam pelaksanaan tugas-tugasKementerian PPN/Bappenas.
Dari penjelasan diatas, keterkaitan Bappeda dan Litbang Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur dan Bappenas sama-sama berperan dalam mengawal konsistensi antara perencanaan,penganggaran, pelaksanaan dan pengendalian; serta mengintegrasikan (keterkaitan)dan konsistensi antara pencapaian tujuan pembangunan nasional (RPJMN danRKP) dengan tujuan pembangunan yang dilaksanakan oleh masing-masing fungsipemerintahan baik di tingkat pusat (Renstra/Renja Kementerian/Lembaga) maupun daerah (RPJMD/RKPD/ Renstra SKPD)
Berikut ini Tabel Permasalahan pelayanan Bappeda dan Litbang berdasarkan Renstra Kementerian Bappenas dan Renstra Bappeda Provinsi Sumatera Selatan disajikan pada Tabel 3.4 dan
Tabel 3.4
Permasalahan Pelayanan Bappeda dan Litbang Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur berdasarkan Sasaran Renstra Kementerian Bappenas RI
beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya
NO SASARAN JANGKA MENENGAH RENSTRA BAPPENASRI PELAYANAN BAPPEDA OKU TIMURPERMASALAHAN
SEBAGAI FAKTOR
PENGHAMBAT PENDORONG
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Tingkat kepercayaan pemangku kepentingan (stakeholder s) terhadap RPJMN 2015-2019
RPJMD Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur belum sepenuhnya menjadi pedoman bagi seluruh stakeholder dalam penyusunan perencanaan pembangunan.
Kecenderungan Organisasi Perangkat Daerah berpendapat bahwa yang menyusun RPJMD adalah Bappeda dan Litbang serta bukan SKPD
Kemampuan dan kesepahaman antar perencana pembangunan belum sama.
Mekanisme dan tata cara penyusunan dokumen-dokumen perencanaan telah sesuai dengan peraturan perundangan yang mengaturnya.
2 Tingkat kepercayaan pemangku kepentingan (stakeholders) terhadap RKP
Perencanaan pembangunan tahunan belum sepenuhnya mengacu pada perencanaan pembangunan lima tahunan.
Usulan masyarakat yang disampaikan pada Musrenbang desa dan kecamatan masih banyak yang belum terakomodir dalam program pembangunan
Belum maksimalnya konsistensi perencanaan pembangunan daerah
Keterbatasan pendanaan pembangunan daerah
3 Tercapainya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antardaerah, antar ruang, antarwaktu, dan antarfungsi pemerintah, maupun antara perencanaan
Sinkronisasi pembangunan antar fungsi dan antar ruang masih kurang maksimal
Rencana Tata Ruang Wilayah belum sepenuhnya dijadikan landasan/acuan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan
Ego sektoral
Ego daerah yang menghambat kerjasama antar wilayah/daerah baik antar desa, antar kecamatan dan antar kabupaten.
Belum ada rencana detail tata ruang wilayah yang disyahkan menjadi Perda.
Perubahan dalam struktur dan pola ruang wilayah yang membutuhkan revisi tata ruang belum dapat dilaksanakan.
fungsi koordinator yang selama ini dilaksanakan oleh Bappeda dan litbang.
Sudah pejabat setingkat esselon IV yang mengurusi kerjasama pembangunan.
Telah ada Perda Nomor 13 Tahun 2012 tentang RTRW Kab. OKU TIMUR tahun 2012-2032.
Tabel 3.5
Permasalahan Pelayanan Bappeda OKU TIMUR berdasarkan
Sasaran Renstra Bappeda Sumatera Selatan beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya
NO SASARAN JANGKA MENENGAH RENSTRA PROV.SUMSEL PELAYANAN BAPPEDA OKU TIMURPERMASALAHAN
SEBAGAI FAKTOR
PENGHAMBAT PENDORONG
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Terwujudnya penyusunan dokumen perencanaan yang berkualitas.
RPJMD Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur belum sepenuhnya menjadi pedoman bagi seluruh stakeholder dalam penyusunan perencanaan pembangunan.
Kecenderungan Organisasi Perangkat Daerah berpendapat bahwa yang menyusun RPJMD adalah Bappeda dan Litbang serta bukan SKPD
Perubahan regulasi dalam mekanisme dan tata cara penyusunan dokumen perencanaan.
Kemampuan dan kesepahaman antar perencana pembangunan belum sama.
Mekanisme dan tata cara penyusunan dokumen-dokumen perencanaan telah sesuai dengan peraturan perundangan yang mengaturnya.
2 Terwujudnya konsistensi antara perencanaan, penganggaran dan pelaksanaan
Dokumen perencanaan dalam penyusunanya tidak mengacu pada perundangan dan dokumen perencanaan diatasnya
Penyusunan dokumen SKPD tidak mengacu pada RPJMD, RPJPD atau RTRW
Bappeda kurang dilibatkan dalam penyusunan APBD
Bappeda secara kontiniu melaksanakan evaluasi terhadap perencanaan, pelaksanaan dan pengganggaran
3 Meningkatnya kualitas usulan program dan Kegiatan
4 Meningkatnya kualitas dan profesionalisme SDM perencana SDM bidang perencanaan masih minim Kurangnya pelatihan dan bintek tenaga perencana
Banyak tawaran bintek dari lembaga pelatihan
5 Meningkatnya fasilitas pendukung perencanaan pembangunan. Fasiltas sarana prasarana kantor belum mendukung
Penambahan bidang sesuai dengan Nomenklatur organisasi perangkat daerah belum di imbangi dengan penambahan jumlah ruangan sesuai dengan kebutuhan.
Sarana prasarana kantor kurang mendukung
Telah menempati kantor sendiri
Telah ada sarana prasarana pendukung
3.4. TELAAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) DAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS
Penyusunan RPJMD Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Tahun 2016-2021 sangat mempertimbangkan pola dan struktur ruang yang telah ditetapkan dalam RTRW Nasional, RTRW Provinsi Sumatera Selatan dan RTRW Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Tahun 2012-2032 sebagai dasar untuk menetapkan lokasi program dan kegiatan pembangunan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur. Dalam RPJMD Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, penyusunan program dan kegiatan prioritas di sesuaikan dengan pola ruang, struktur ruang serta kawasan startegis yang telah ditetapkan dalam RTRW Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur.
Pengembangan tata ruang wilayah didasarkan pada faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kawasan secara makro (bersifat eksternal) maupun mikro wilayah (bersifat internal). Faktor-faktor determinan yang mempengaruhi perumusan tujuan penataan ruang Kabupaten OKU TIMUR dalam konteks eksternal diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Visi Kabupaten OKU TIMUR yang termuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten OKU TIMUR 2005-2025 yaitu “OKU TIMUR AMAN, MAJU DAN BERDAYA SAING”. 2. Penetapan Martapura sebagai Pusat Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp) dalam konteks perkotaan di
Provinsi Sumatera Selatan, dengan pertimbangan potensi yang dimiliki untuk maju dan berkembang sebagai pusat pelayanan wilayah di masa yang akan datang.
3. Kabupaten OKU TIMUR merupakan bagian dari pengembangan sistem transportasi nasional, dengan jalur lintas regional (jalan nasional) yang melalui Kabupaten OKU TIMUR, yaitu jalur lintas tengah Sumatera yang menghubungkan arah barat ke timur yaitu Provinsi Bengkulu, Provinsi Jambi, Palembang, Baturaja, Bandar Lampung dan Pulau Jawa.
Sementara, faktor-faktor internal yang mempengaruhi perumusan tujuan penataan ruang Kabupaten OKU TIMUR adalah sebagai berikut:
1. Memiliki potensi wilayah di sektor pertanian (agro), dengan ditandai oleh ketersediaan lahan yang cukup luas dengan komoditas pertanian bahan pangan (padi) dan lainnya, sebagai sektor unggulan dan penggerak utama perekonomian kabupaten OKU TIMUR;
2. Sebagian besar wilayah Kabupaten OKU TIMUR atau ± 65% dari total luas wilayah merupakan kawasan dataran rendah yang berpotensi untuk dijadikan kawasan budidaya;
3. Membutuhkan dukungan pengembangan aksesibilitas wilayah yaitu dilalui Jalur Lintas Tengah (Jalur regional Sumatera, jalan nasional) dan didukung oleh jaringan jalan provinsi dan kabupaten.
Tabel 3.6
Permasalahan Pelayanan Bappeda berdasarkan Telaahan RTRW beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya
NO RENCANA TATA RUANG WILAYAH TERKAIT TUGASDAN FUNGSI SKPD PERMASALAHAN BAPPEDA
FAKTOR
PENGHAMBAT PENDORONG
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Mengembangkan dua pusat pelayanan primer, yaitu Kota Martapura dengan fungsi utama sebagai pusat
pemerintahan, dan Kota Gumawang dengan fungsi utama sebagai pusat kegiatan ekonomi
Belum ada regulasi dalam bentuk Perda yang mengatur pengembangan kawasan Kota Martapura dan Kota Gumawang
Mekanisme pembahasan Materi Teknis dan Persetujuan Subtansi dari Kementarian terkait membutuhkan waktu dan mekanisme
Mekanisme pembahasan Perda yang membutuhkan hal-hal non teknis
Telah disusun Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan Martapura dan Kawasan Perkotaan Gumawang.
Telah disusun Materi Teknis Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di kedua kawasan.
2 Kabupaten OKU Timur dibagi dalam empat wilayah pengembangan, dengan pusat kegiatan utama berada di Kota Martapura Persetujuan Subtansi dari Kementarian terkait membutuhkan waktu dan mekanisme
Mekanisme pembahasan Perda yang membutuhkan hal-hal non teknis
Telah disusun materi teknis Rencana Detail Tata Ruang Kawasan KTM
Telah disusun materi teknis Masterplan Kawasan Agropolitan
Telah disusun RPIJM Kawasan Minapolitan 3 Pemantapan keterkaitan antar wilayah dengan kota-kota
yang lainnya melalui peningkatan sarana / prasarana perhubungan
Belum ada masterplan yang mengatur masalah transportasi/perhubungan
Belum ada kesepahaman/program prioritas untuk membenahi masalah perhubungan/transportasi
Telah disusun Tatanan Transportasi Lokal (Tatralok) oleh Dinas Perhubungan
4 Penyediaan prasarana perkotaan sesuai dengan fungsi kota dengan pendekatan program pembangunan prasarana kota terpadu
Fasilitas yang dibutuhkan dalam memperkuat fungsi kota belum optimal
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan yang telah di susun belum di regulasikan dalam bentuk Perkada
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) belum sepenuhnya dilaksanakan.
Pelaksanaan penataan perkotaan belum sepenuhnya mengacu pada RTBL.
Telah disusun Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Kotabaru dan Kawasan Perkantoran
5 Penataan ruang kota melalui perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian tata ruang kota
Pengendalian pemanfaatan ruang belum optimal
Pelaksanaan pembangunan belum sepenuhnya mengacu pada RTRW
Telah ada Perda tentang RTRW Kabupaten
6 Peningkatan aksesibilitas ke wilayah belakang yang dilayani melalui pengembangan jaringan jalan
Belum ada masterplan untuk menataan/peningkatan jaringan jalan dan transportasi
Skala prioritas pada saat ini adalah rehabilitasi jalan dan jembatan sehingga aspek peningkatan kualitas jaringan jalan belum optimal
Telah ada Peta Jaringan Jalan
3.5. PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Nomor 6 Tahun 2016, kedudukan Bappeda dan Litbang adalah sebagai unsur pendukung tugas Kepala Daerah dibidang perencanaan pembangunan dan penelitian pengembangan. Berdasarkan telaahan terhadap tugas dan fungsi Bappeda dan Litbang, terhadap Renstra Kementerian Bappenas dan Bappeda Sumatera Selatan serta terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) maka langkah selanjutnya adalah penilaian faktor internal dan eksternal Bappeda. dan Litbang
Adapun faktor internal dan eksternal Bappeda dan Litbang Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur adalah:
1. Kekuatan (Strength)
Kekuatan (strength) yaitu situasi dan kemampuan internal bersifat positif yang memungkinkan Bappeda dan Litbang Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur memenuhi keuntungan strategis dalam mencapai visi dan misi yang meliputi:
Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah serta peraturan perundangan turunannya memberikan kewenangan bagi Bappeda dan Litbang untuk menjalankan tugas dan fungsinya.
Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah dan Peraturan Bupati Nomor 33 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah, Badan-Badan Daerah, Kecamatan serta Kelurahan
Pola kerja di Bappeda dan Litbang yang telah sistematik serta nilai-nilai organisasi seperti kebersamaan, inovasi dan responsive yang memberikan hasil yang optimal, efisien, dan efektif Hubungan koordinasi yang baik antara unsur pimpinan dan staf Bappeda sehingga tercipta
suasana kerja yang kondusif.
Adanya sumber daya aparatur yang sebagian berpendidikan tinggi sehingga menjadi visi jauh kedepan dan berdedikasi tinggi dalam menyelesaikan pekerjaan yang diinginkan.
Adanya dukungan dari Kepala Daerah untuk pembangunan jauh ke depan terhadap suatu perencanaan pembangunan dalam mendukung visi/misi Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur. Dokumen-dokumen perencanaan yang disusun oleh Bappeda sebagai acuan dalam
perencanaan pembangunan daerah.
2. Kelemahan (Weaknes)
Kelemahan yaitu situasi ketidakmampuan internal yang mengakibatkan Bappeda dan Litbang Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur tidak dapat mencapai visi/misi.
Masih kurangnya sarana prasarana pendukung untuk perencanaan pembangunan serta penelitian dan pengembangan.
Belum tersedianya data-data pembangunan yang tersusun secara sistematis dan akurat sehingga menimbulkan kendala dalam perencanaan pembangunan yang komprehensif dan berkelanjutan.
Dalam pelaksanaannya, perencanaan pembangunan sering tidak tepat waktu/tidak sesuai jadwal yang ditetapkan. Hal ini dikarenakan proses dan mekanismenya yang membutuhkan siklus waktu yang panjang dalam rangkaian kegiatan yang berurutan
Koordinasi perencanaan masih sangat lemah baik koordinasi interen antar bidang maupun koordinasi perencanaan antar SKPD.
Kurangnya partisipasi PTN maupun swasta dalam dalam proses perencanaan khususnya dalam bidang penelitian belum cukup berarti memberikan masukan bagi Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur.
3. Peluang (Opportunity)
Peluang merupakan faktor eksternal Bappeda yang dianggap mampu mendukung upaya pencapaian visi dan misi Bappeda antara lain:
Adanya political will dari pemerintah pusat untuk memberdayakan Bappeda Kabupaten antara lain dalam bentuk kesempatan pengembangan SDM (pendidikan dan pelatihan) serta dukungan dari pemerintah provinsi dalam memaksimalkan fungsi bappeda dan litbang kabupaten/kota.
Kepemimpinan Kepala Daerah yang berkomitmen dalam menciptakan pembangunan yang pro rakyat.
Adanya otonomi daerah sehingga memberi peran lebih pada pemerintah daerah khususnya Bappeda.
Tuntutan masyarakat yang menghendaki sistem perencanaan pembangunan yang akuntabel dan aspiratif serta dukungan dari DPRD, LSM serta komponen masyarakat lainnya dalam proses perencanaan pembangunan yang lebih aspiratif.
Kondisi geografis dan letak strategis sangat mendukung untuk dijadikan objek perencanaan kedepan dalam membangun Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur sebagai kabupaten terencana.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat mendukung dalam penyusunan perencanaan pembangunan daerah.
Hubungan yang harmonis antara eksekutif dan legislatif yang dapat mempercepat proses perencanaan pembangunan.
4. Hambatan (Threat)
Faktor eksternal Bappeda yang dipandang berpotensi menghambat pencapaian visi dan misi Bappeda antara lain:
berbagai kebijakan nasional yang berdampak pada perubahan kebijakan daerah secara mendadak sehingga menyebabkan inkonsistensi perencanaan pembangunan di daerah. Pengajuan usulan kegiatan pembangunan dari dinas/instansi belum sepenuhnya mengacu
pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten OKU TIMUR. Terdapatnya pertentangan/ketidaksesuaian antara peraturan perundangan yang mengatur
sistem perencanaan pembangunan dengan peraturan perundangan lainnya yang berkaitan sehingga berdampak terhadap mekanisme perencanaan pembangunan daerah.
Masih lemahnya koordinasi dan masih adanya ego sektoral antar SKPD di Kabupaten dan antara SKPD Provinsi dengan SKPD Kabupaten.
Masih sangat rendahnya kapasitas dan komitmen SKPD pada proses perencanaan. Birokrasi yang belum baik dalam menyerap aspirasi masyarakat.
Masih adanya tumpang tindih tugas dan fungsi Bappeda Litbang dengan instansi lainnya sehingga tugas dan fungsi Bappeda dan Litbang belum maksimal.
Perencanaan pembangunan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur pada saat ini menjadi urusan daerah yang strategis dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, hal ini mengingat perencanaan merupakan awal penyelenggaraan pemerintahan secara umum maupun pembangunan daerah khususnya.Kondisi perencanaan pembangunan daerah dapat dilihat dari kinerja aspek-aspek perencanaan daerah sebagai berikut :
1. Koordinasi Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, berdampak pada dokumen perencanaan pembangunan daerah, seperti dokumen perencanaanpembangunan jangka panjang Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur tahun 2005-2025 yang harus di revisi. Demikian juga halnya dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 maka Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur tahun 2016-2021 juga harus disesuaikan dengan Organisasi Perangkat Daerah yang beru serta dokumen perencanaan pembangunan lainnya yang harus segera disesuaikan dengan peraturan perundangan yang mengaturnya.\
2. Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah
Hasil Penilaian Sistem Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (SAKIP) Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur yang masih rendah perlu ditindaklanjuti segera. Monitoring dan evaluasi pembangunan daerah saat ini masih dilakukan secara manual,dengan mengandalkan laporan-laporan dari SKPD, sehingga perencanaanpembangunan yang berjalan belum dapat dikendalikan dan dinilai secara utuh,begitupun dengan pembangunan yang berasal dari dana APBD Propinsi, maupunAPBN, belum dapat dipantau karena keterbatasan data dan pelaporan yang diberikan SKPD.
3. Koordinasi Penataan ruang
penataan ruang. Demikian halnya juga kawasan-kawasan strategis kabupaten pada saat ini belum ada rencana detailnya.
4. Data dan Informasi
Data pendukung dalam penyusunan dokumen perencanaan baik tingkat kabupaten maupun instansi lainnya masih sangat minim dan kurang variatif. Demikian halnya data-data yang bersifat data elektronik dan spasial masih sangat kurang.
5. Pelayanan Ketatausahaan Bappeda
Fungsi rutin yang dilakukan untuk mendukung penyelenggaraan urusan perencanaan pembangunan daerah berupa, ketatausahaan, kepegawaian, sarana kerja dan keuangan selama ini berjalan sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh pemerintah daerah.Namun aspek kepegawaian masih dipandang belum optimal, mengingat sumber dayamanusia di Bappeda sebagai pelaksana urusan perencanaan daerah kurang didukungdengan tenaga yang profesional baik dari faktor pendidikan umum, maupunkemampuan keterampilan dari diklat teknis perencana maupun peneliti.
6. Penelitian dan Pengembangan